naskah drama - melawan kutukan (harapan 2)
TRANSCRIPT
![Page 1: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/1.jpg)
1
Naskah teater remaja.
Judul naskah “ MELAWAN KUTUKAN.”
Penulis naskah : Harwes.
SINOPSIS : Sejarah negeri ini selalu ribut dengan adanya pertumpahan
darah. Dari pemimpin satu ke pemimpin ke dua atau ke
berikutnya, dan selalu rakyat serta anak muda yang jadi korban.
Salah satu penyebabnya mungkin masyarakat masih banyak
yang mempercayai bahwa ini semua karena atau akibat
kepercayaan tentang kisah keris Empu Gandring atau sumpah
dan kutukan Sang Empu Gandring. Tampaknya ini yang
membuat anak muda yang kritis si Gendon berpikir keras untuk
mencoba melakukan dialog-dialog, sehingga suatu malam
benar-benar ia bisa dialog imaginer dengan seorang pelaku
tokoh sejarah ini yaitu Ken Arok.
Dari dialog imaginer inilah akhirnya Gendon bersama teman
temannya yang mewakili generasi sekarang ini untuk
melakukan perlawanan dan tidak percaya atas “kesaktian
kutukan ini.” Ini semua dengan harapan agar kutukan itu tidak
dipercaya terus oleh generasi berikutnya. Negeri ini rindu
damai, karena hakekatnya Tuhan itu sendiri Maha Damai. Dan
dari persoalan ini naskah teater ini saya angkat.
![Page 2: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/2.jpg)
2
Tokoh-tokohnya:
1. Anak muda (si Gendon)
2. Ken Arok
3. Pemain pembantu antara lain: Empu Gandring, Tunggul
Ametung, Ken Dedes, Kebo Ijo, Anusapati dan Toh Jaya
4. Beberapa remaja sebagai teman Gendon
LAYAR DIBUKA, TAMPAK KAIN PUTIH DAN DI BELAKANGNYA ADA
ADEGAN EMPU GANDRING DENGAN MEMEGANG PERUTNYA
SEMENTARA TAMPAK JUGA KEN AROK DENGAN GAGAHNYA
MEMEGANG KERIS EMPU GANDRING. ADEGAN ITU DIIRINGI
TEMBANG.
DIALOG :
Dhuh dewaning jagat ray ambo tan kuwat nandang gunging
rudatin.
Paringo dasih pitulung mbirat kehing cintraka.
Datan pegat hayuning sun pudyo astute sirnaning kang rubedo
paduko ingkang angesti.
Anak muda yang sedang lupa diri, benarkah yang kaulakukan
itu. Aku tak rela semua ini terjadi. Ingat, ingatlah anak muda
kematian pasti datang kepada setiap waktu. Dewa yang maha
agung dengarkan sumpahku ini. Aku bersama keris itu akan
menyatukan diri dan tidak terima dengan cara-cara kematianku.
Aku akan terus mengejar sebelum tujuh jiwa bahkan kalau
![Page 3: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/3.jpg)
3
mungkin tujuh turunan melayang jiwanya bersimbah darah.
Dengarkan Dewa dengarkan sumpahku ini.
LANSUNG DITIMPALI DENGAN SUARA-SUARA.
Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan
kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam
kutukan kejam.
DI SELA-SELA UCAPAN ITU ADA TEMBANG KEMATIAN.
Layon-layon wedi mati Gedongana kuncenana wong mati nora
wurungo.
Ripada pada-pada sayung mboke lara.
Ripada pada-pada sayung wedi mati.
Gedongana kuncenana wong mati nora wurungo……
KAIN PUTIH ITU LENYAP BEGITU JUGA KEN AROK DAN EMPU
GANDRING. KEMUDIAN TAMPAK HANYA LAYAR HITAM SAJA DAN
TAMPAK KEN AROK SEDANG DUDUK TEPEKUR DENGAN PAKAIAN
SEDERHANA. SEBENTAR LAGI KELUARLAH SEORANG ANAK MUDA
(GENDON) DENGAN MEMBAWA HP NYA.
GENDON : Ya, aku sekarang sedang ada di lapangan. Ya ya sebentar lagi.
Ya ya memang malam ini. Dingin. Ya aku tahu. Aku bisa
menjaga diri .Oh ya angin malam ini berhembus dingin. Sama
di tempat ini. Oh ya sebentar, ya ini ada seorang teman laki-laki
sedang susah. Ya ya ya boleh boleh. Ya selamat malam.
ANAK MUDA ATAU GENDON INI MELIHAT SESEORANG ITU ATAU
KEN AROK DAN TAMPAKNYA SEDIKIT KENAL.
![Page 4: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/4.jpg)
4
GENDON : Selamat malam.
KEN AROK MASIH DIAM TAK MENYAHUT.
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
Oh selamat malam. Tampaknya aku pernah merasa kenal tetapi
lupa. Di mana kita pernah bertemu?
Oh mungkin dalam sejarah.
Sejarah? Sejarah siapa? Sejarah orang tua kita?
Bukan, tetapi sejarah negeri kita sendiri. Sejarah yang telah
menulis kisah-kisah yang ada di negeri ini.
Sejarah negeri kita sendiri Indonesia?
Ya.
GENDON MENGINGAT INGAT WAJAH KEN AROK TETAPI TETAP TAK
DIKETAHUI. TIBA-TIBA HP NYA BERBUNYI. KEN AROK MELIHAT
DENGAN ANEH TETAPI TAK TERKEJUT, KEMBALI TERPEKUR. ANAK
MUDA MEMEGANG HP.
GENDON : Sebentar, tampaknya aku kenal dengan seorang teman lama. Ya
laki-laki gagah, tetapi belum kukenal dengan jelas nama dan
alamatnya. Apa? Oh ya, don’t worry sayang aku bisa jaga diri.
KEN AROK MELIHAT DENGAN HERAN.
GENDON :
KEN AROK :
Kenalkan namaku Gendon, dan kau?
Oh tidak penting nama itu, tetapi kau pasti kenal dengan aku
sekaligus dengan sejarah hidupku. What is name? Kata William
Shekaspeare. Ya to? Yang penting apa yang ada dalam benak
itu. Nama itu sendiri tak penting. Bagaimana setuju?
GENDON TAK MENGERTI APA YANG DIKATAKAN KEN AROK.
![Page 5: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/5.jpg)
5
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
Sudahlah, kau pasti tahu sendiri siapa saya ini. Belum waktunya
kau tanya aku ini siapa. Kau sedang apa di sini? Kenapa kau
malam-malam berada di lapangan yang sepi ini apalagi angin
dingin berhembus kencang malam ini. Yang perlu kau ketahui
aku adalah seorang pembunuh. Pembunuh besar tetapi akhirnya
aku malah ditulis dalam sejarah besar di negeri ini.
Pembunuh besar?
Ya akulah pembunuh tetapi itu sejarahku masa lalu. Semua itu
kulakukan dengan keberanianku sendiri tidak melibatkan orang
lain, apalagi atas nama rakyat seperti sekarang ini. Atas nama
rakyat. Rakyat yang mana? Semua itu kulakukan atas namaku
sendiri.
Tak pernah dihukum?
Sama sekali belum pernah aku dihukum. Kau sendiri siapa anak
muda?
Nggak usah tahu.
Kenapa?
Nggak apa apa.
Kau takut ketemu aku karena aku seorang pembunuh?
Ya.
Kenapa aku harus kau takuti meski aku nggak pernah dihukum.
Aku menyesal dan itu aku tak ingin lagi menjadi pembunuh
kepada siapa saja termasuk kepadamu anak muda. Aku
menyesal sekali sampai aku merasa berdosa dan terhukum kalau
![Page 6: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/6.jpg)
6
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
ingat apa yang telah aku lakukan. Aku ingin bertobat dan benar-
benar menyesali apa yang telah aku lakukan. Sayang masih
banyak orang yang menganggap aku, aku pahlawan karena aku
dinggap laki-laki sejati, laki-laki perkasa, padahal itu amat
salah.
Kenapa itu kau lakukan?
Karena cinta dan dicintai akhirnya kami berdua sepakat untuk
membunuh pasangan perempuan itu, dan aku mendapatkan
perempuan-perempuan itu dan menjadi istriku yang syah sampai
mendapatkan anak seorang.
Jadi kau bunuh pasangan perempuan itu?
Ya kenapa?
Bangsat bajingan kamu jahat. Sampai hati kau lakukan itu
semua. Betapa terhinanya pikiran dan perbuatanmu. Nista dan
busuk!
Oh sabar anak muda jangan gampang emosi dan marah
semacam itu. Dengarkan dulu alasanku kenapa aku harus
lakukan itu semua.
Jangan banyak alasan. Alasan apapun membunuh orang itu
salah hukumnya, apalagi yang dibunuh tak jelas benar salahnya.
SI GENDON ITU TIBA-TIBA TERMENUNG KEMUDIAN MENUJU
SEBUAH TEMPAT DAN MENANGIS TERSEDU SEDU MENANGIS MAKIN
LAMA MAKIN KERAS.
![Page 7: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/7.jpg)
7
KEN AROK : Anak muda, kenapa kau menangis? Tak pantas anak laki-laki
menangis semacam itu.
GENDON TETAP SESENGGUKAN TETAPI MUKANYA DITUTUPI KEUA
TELAPAK TANGANNYA.
KEN AROK : Hei anak muda hentikan tangismu itu. Tak selayaknya kau
menangis. Kenapa menangis?
GENDON MENERAWANG JAUH ENTAH APA YANG DIPERHATIKAN.
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
Kakekku mati dibunuh. Banyak orang yang terbunuh di negeri
ini.
Kenapa?
Kenapa?
Teman saling membunuh, saudara saling membunuh, sesama
rakyat saling membunuh dan sekarang aku bertemu sendiri
dengan seorang pembunuh yang tak dihukum. Setiap terjadi
pembunuhan selalu hanya dihentikan dengan kata yang sama
dari waktu ke waktu dari jaman ke jaman dan selalu minta
sebuah kebenaran: ”Dengar dulu alasanku mengapa aku harus
membunuh?”
Jaman mestinya sudah berubah bukan lagi jaman homo homini
lupus siapa yang kuat dialah yang menang dan hukum rimba
terus ditegakkan. Kenapa kau tidak dihukum bapak?
Tidak ada yang berani menghukumku. Aku penguasa, tetapi
akhirnya aku dihukum oleh diriku sendiri.
Anak muda tampaknya kau punya beban berat dalam hidup ini.
![Page 8: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/8.jpg)
8
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
Coba ceritakan!
Tidak! Kalau aku sendiri tidak punya beban berat, tetapi kalau
melihat masa depan bangsa dan negara ini aku wajib punya,
punya beban berat. Aku kan pengganti orangtua. Bayangkan
betapa enaknya orang-orang tua mengatakan anak muda dan
remaja Indonesia adalah penerus bangsa, tetapi apa yang
ditinggalkan buat kami anak-anak muda dan remaja ini. Apa?
Stop stop jangan terlalu serius anak muda nanti hidupmu makin
berat. Santai sajalah anak muda.
Apa santai? Santai yang bagaimana? Anak muda sekarang
remaja santai. Omong apa ini. Nggak bisa masa depan dihadapi
dengan santai. Harus jelas. Ini tanggung jawab sampeyan orang
tua supaya saya juga menghadapi masa depan ini dengan jelas.
Ini akibatnya kalau warisan yang diberikan kepada kami tidak
jelas. Salin curiga, saling membunuh. Warisan macam apa ini?!
Jawablah pak tua jawablah dan jangan hanya berkata dengarkan
dulu alasan saya mengapa saya harus membunuh. Akhirnya
minta pembenaran dan dibenarkan! Ijinkanlah saya berkata ini
atas nama remaja dan anak-anak muda. Kami adalah anak-anak
bapak sendiri.
Stop berhenti, hentikan suaramu itu anak muda kalau tidak kau
akan jadi korban berikutnya.
GENDON TAKUT MESKI ITU HANYA PURA-PURA MENGANCAM SAJA
KEN AROK TAK BERANJAK DARI TEMPAT DUDUKNYA. TIBA-TIBA IA
![Page 9: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/9.jpg)
9
MENANGIS SAMBIL MENUTUP MUKANYA DENGAN KEDUA TELAPAK
TANGANNYA. GENDON MELIHAT SEBENTAR TETAPI HPNYA
BERBUNYI.
GENDON : Hallo ada apa? Oh ya, ya aku segera pulang, tetapi sekarang
masih berbicara dengan pak tua pembunuh ini apa? Ya dia
seorang pembunuh menurut pengakuannya. Nggak aku bisa jaga
diri sayang. Pembunuh tapi sabar. Tampaknya ia menyesali apa
yang telah dilakukan. Oh nggak, nggak usah nanti saja kalau
aku perlu tak bel lagi. Okey? Ya selamat malam. Hati-hati ya
sayang.
GENDON MELIHAT KEN AROK DENGAN PERASAAN ANEH
KEMUDIAN MENDEKAT.
GENDON : Pak kenapa menangis menyesal ya? Sesal dahulu pendapatan
sesal kemudian tak berguna.
KEN AROK DIAM.
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
Pak, kenapa diam, saya minta maaf kalau apa yang kukatakan
ini amat kasar dan menyinggung perasaanmu. Menangis dan
diam saja itu tak menyelesaikan persoalan apalagi mengurangi
dosa-dosa bapak sebagai seorang pembunuh. Jangan terlalu
serius pak nanti makin berat pikiran bapak. Santai saja pak!
Sekarang aku sudah tidak bisa berpikir serius juga tidak bisa
santai.
Terus berpikir cara apa?
Biasa saja berjalan tinggal mengalir seperti air mengalir.
![Page 10: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/10.jpg)
10
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
Tetapi enak kan, bapak tidak dihukum karena bapak seorang
penguasa. Sekarang kan banyak penguasa yang tidak bisa
dihukum karena nggak berani. Kebal hukum karena hukum
hanya berlaku untuk orang-orang kecil dan mereka yang tidak
kebal hukum. Buktinya sampeyan membunuh orang juga tidak
dihukum. Ya kan?
Jangan omong begitu kamu masih remaja dan muda. Belajar
saja yang pinter dan menjadi anak baik.
Lho yok apa se rek bapak ini. Katanya aku ini pengganti
generasi bapak harus kritis dan tak boleh santai. Omong begitu
saja dilarang dan nggak boleh, bagaimana to bapak ini? Repote
rek rek. Mangkane….
Kenapa bicara mangkane?
Mangkane, pelajaran di sekolah dan di kehidupan tidak pernah
sama. Yang dipercaya pelajaran di sekolah atau di kehidupan
kita ini pak? Terus diamalkan atau dihafalkan?
Sudah, sudah jangan terus ngelantur omongmu.
Lho bagaimana to? Ini kan dialog interaktif.
KEDUANYA DIAM SAMBIL MERENUNG.
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
Terus bapak sampai sekarang kok tidak pernah dihukum atau
diadili?
Lho siapa yang berani mengadili? Siapa yang berani
menghukum. Saya ini penguasa!
Enak ya pak jadi penguasa?
![Page 11: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/11.jpg)
11
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
Jadilah penguasa jangan jadi yang dikuasai.
Jancuk, jancuk. (BUKAN MENGUMPAT TETAPI SEKEDAR
SADAR DIRI DAN MENGGERUTU.)
Maaf pak, Suroboyoku keluar. Hanya sebagai tanda
persahabatan.
Oh nggak apa-apa aku kan mengerti manfaatnya berekspresi.
Terus kenapa bapak merenung dan berpikir berat tadi?
Jangan dipikir penguasa itu tidak bisa dihukum. Aku juga
akhirnya dihukum mesti tidak lewat pengadilan dihukum oleh
diriku sendiri. Mati dalam hidup.
Jadi bapak adalah…
(CEPAT) Stop! Jangan tergesa gesa menuduh nanti tak gebuk
kau.
(CEPAT) Maaf pak maaf aku harus tutup mulut.
Terima kasih. Dihukum oleh anakku sendiri dan bukan anak
kandung.
(CEPAT) Jadi kalau nggak salah bapak adalah….
(CEPAT) Stop sekali lagi jangan cepat-cepat menuduh tidak
baik anak muda yang sok tahu.
Ya ya pak aku minta maaf aku harus tutup mulut dulu.
Bukankah aku ingin kenal dengan bapak.
Baikkah kau nanti pasti kenal dan tahu siapa sebenarnya aku ini.
Hukuman itu kurasakan sampai sekarang ini. Dan ini yang
membuat aku makin terpojok menjadi seorang yang menjadikan
![Page 12: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/12.jpg)
12
anak cucuku saling berbunuhan untuk meraih harapannya dan
hanya persoalan dendam. Hukuman inilah yang membuatku
makin merasa menjadi orang berdosa sepanjang hari, sepanjang
bulan, sepanjang tahun, sepanjang abad dan sepanjang sejarah
negeri ini anak muda.
BERHENTI SEBENTAR MENGHELA NAFAS PANJANG SEMENTARA
GENDON MENDENGARKAN DENGAN SEGALA KETIDAK
MENGERTIANNYA. TIBA-TIBA TERDENGAR HP BERDERING SEGERA
DITERIMANYA. LIMA ANAK MUDA CEWEK DAN COWOK SUDAH
BERADA DI BAWAH PANGGUNG DEKAT PENONTON. SALAH
SEORANG CEWEK PEGANG HP NYA.
CEWEK :
GENDON :
CEWEK :
GENDON :
KEN AROK :
Hallo, ya kami sudah dekat Mall Matahari…..hallo kok lama
sekali. Temen-temen sudah nunggu lho.
Ya, sebentar lagi pembunuh ini menarik sekali, ya bersahabat
nggak usah takut dia baik hati. Tampaknya ia menyesal sekali
sampai menangis segala. Ya lucu. Pembunuh apa bisa nangis.
Cepat lho ya. Mallnya segera tutup.
Ya sabar sedikit sayang, aku belum puas kalau nggak tahu
siapakah pembunuh ini. Oh nggak usah, nggak. Nanti tambah
ramai. Ya ya tunggu di Mall saja atau boleh ke sini tapi jangan
ramai-ramai dan ribut. Di lapangan bola dekat sekolahan kita itu
lho. Pegang ikannya jangan keruh air nya sayang. Okey, ya
selamat malam.
Siapa itu?
![Page 13: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/13.jpg)
13
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
Biasa teman-teman. Rekreasi ke Mall setelah ujian selesai.
Enak kamu jaman global. Ada HP ya kan? Nama barang yang
kamu pegang itu namanya HP kan. Ada Mall tempat pusat
perbelanjaan. Jamanku dulu tidak ada semua itu.
Jaman itu?
Jaman dahulu kala, jaman kalabendu.
Oh ya.
Anak muda…
Ya.
Malam ini aku merasa berbahagia sekali bisa ketemu denganmu.
Aku yakin engkau dan teman-temanmu semua yang bisa
meringankan beban dosaku ini. Sepanjang zaman aku selalu
dikutuk orang meskipun banyak orang membenarkan
tindakanku sehingga membuat mereka menganggap aku patut
menjadi panutan padahal aku tak bisa menipu diri, aku adalah
penjahat besar termasuk perempuan yang akhirnya menjadi
istriku itu. Tolonglah anak muda, permintaan maafku kepada
mereka apa yang menjadi beban hidupku sekaligus beban
matiku yang amat berarti itu.
Pak siapakah kau ini sebenarnya?
Jangan tanya dulu namaku tetapi dengarkan seluruh kisah
hidupku yang tak layak menjadi panutan dan contoh untuk
generasimu kalau ingin negerimu besar dan lebih besar daripada
negeriku sendiri yang lebih besar. Mau kan? Mau kau
![Page 14: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/14.jpg)
14
mendengar seluruh kisahku?
MUNCULLAH LAYAR PUTIH LAGI KE PANGGUNG TERSERAH
BAGAIMANA PROSES KELUAR MASUKNYA NANTI BERSAMA LIMA
PEMAIN SEAKAN MEREKA ADALAH KEN AROK, TUNGGUL AMETUNG
ANUSAPATI, TOHJAYA DAN EMPU GANDRING. EMPAT ORANG
DIBUAT SEDEMIAN RUPA KOMPOSISINYA SALING MEMBELAKANGI
(DUA ORANG DAN DUA ORANG) BERDIRI SEAKAN DI POJOKAN
EMPAT BUJUR SANGKAR DAN AKHIRNYA SALING MENDEKAT
DENGAN JALAN MUNDUR. SETELAH DEKAT MEREKA SALING
MENGHUNUS KERIS MEREKA MASING-MASING DAN SEMUA ITU
DILIHAT EMPU GANDRING.
ADEGAN BERIKUTNYA KEN AROK MENUSUK TUNGGUL AMETUNG,
ANUSAPATI MENUSUK KEN AROK, TOHJAYA MENUSUK ANUSAPATI
DAN EMPU GANDRING MENGHUNUS KERISNYA. SEMUANYA
TERKAPAR MENINGGAL DAN EMPU GANDRING BERUCAP DENGAN
SUMPAHNYA TERDENGAR LAMAT-LAMAT BACKSOUND.
Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan
kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam
kutukan kejam.
MELIHAT ADEGAN ITU DAN SUARA-SUARA ITU ANAK-ANAK MUDA
(CEWEK DAN COWOK) LANGSUNG HISTERI DAN BERLARI-LARI
KELILING PANGGUNG SAMBIL BERTERIAK-TERIAK.
Hentikan peristiwa itu hentikan! Tak pantas adegan semacam
itu untuk kami pewaris bangsa. Bangsa kami bukan bangsa
![Page 15: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/15.jpg)
15
biadap, bangsa kami bangsa beradap. Hentikan hentikan segera!
Masa depan kita adalah masa depan cinta kasih. Masa depan
kita adalah masa cinta damai. Hentikan hentikan segera!
PELAN-PELAN LAYAR PUTIH ITU MASUK BERSAMA LIMA PEMAIN
TERSEBUT. KEN AROK MASIH DUDUK DI TEMPATNYA SEMULA,
SEMENTARA GENDON MASIH TERENGAH ENGAH KEMBALI
KETEMPATNYA SAMBIL MENUTUP MUKANYA DENGAN KEDUA
TELAPAK TANGANNYA SESEKALI MENGHENTAKKAN KAKI DI
LANTAI PANGGUNG.
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
Anak muda betapa berat beban yang harus kuterima selama ini
meskipun aku sendiri telah dibunuh anak tiriku sendiri. Aku rela
telah mati tetapi sumpah itu terus menerus akan hidup dalam
kehidupan sepanjang jaman.
Tidak bisa, aku muak dengan peristiwa itu. Hanya untuk
kepentingan diri sendiri mengorbankan banyak orang sampai
anak cucunya. Ini tidak adil dan ini tidak benar. Generasi ke
depan adalah generasi cinta damai dan merindukan cinta kasih.
Itu menurut siapa anak muda?
Itu menurutku, menurut generasiku. Tak butuh perang tak butuh
saling membunuh. Jaman ini sudah berlalu, bapak. Jaman itu
sudah lewat.
Anak muda jangan menjadi generasai napak tilas. Generasi
menjilati telapak kaki para orang tua dulu. Tidak benar. Kita
harus berpikir. Kita punya akal mana yang benar dan mana yang
![Page 16: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/16.jpg)
16
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
GENDON :
KEN AROK :
salah.
Jadi siapa yang salah?
Jangan omong salah dan benar. Semua orang berebut benar dan
semua orang menunjuk semua orang salah.
Aku senang sekali dan bahagia bertemu dengan anak muda
seperti kamu. Anak muda yang kritis berani berpendapat untuk
perdamaian. Oh Sang Pembuat Hidup terima kasih telah kau
pertemukan aku dengan generasi dan pewaris bangsa yang
masih berpikir dan berakal sehat untuk keselamatan negeri ini.
Jangan terlalu menyanjung paktua aku makin bingung nantinya
mau berbuat kalau mendapat sanjungan semacam itu. Biasa
sajalah pak tua.
Tolonglah anak muda. Setelah melihat kisah hidupku tadi
siapakah yang sebenarnya salah?
Bapak sendiri yang salah dan yang lebih salah adalah sumpah
serapahnya orang tua yang membawa keris tadi.
Empu Gandring?
Empu Gandring? (PENUH HERAN)
Ya empu Gandring kan?!
Jadi bapak Ken Arok?
Benar, akulah Ken Arok itu anak muda. Sekarang apa yang
akan kaulakukan terhadapku kalau sudah ketemu ini? Akan
mengumpatku? Umpatlah. Mau menghukumku? Hukumlah atau
mau membunuhku bunuhlah Aku telah siap karena aku telah
![Page 17: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/17.jpg)
17
GENDON :
KEN AROK :
siap menerima itu semua. Yang penting aku merasa bahagia
karena telah bertemu denganmu dan langsung bisa bercerita
denganmu anak muda.
Tetapi kenapa kau masih di sini Ken Arok? Bukankah kau
hidup pada jaman Singosari beberapa ratus tahun yang lalu?
Ya mungkin malam ini aku baru bisa ketempat abadiku setelah
ratusan tahun mencari generasi yang berani menyalahkan aku
apalagi tidak membenarkan Sumpah Empu Gandring dan
menjalankan keinginannya hanya karena membenarkan sumpah
itu. Terima kasih anak muda terima kasih. Pasti negerimu akan
menjadi lebih besar karena tidak selalu napak tilas barang yang
tidak benar dari pendahulunya. Terima kasih aku benar-benar
puas dan bahagia bertemu denganmu di tempat sepi ini. Selamat
malam.
BERDIRILAH KEN AROK DAN LANGSUNG MUNDUR SELANGKAH
DEMI SELANGKAH. GENDON LANGSUNG MENDEKATI:
Ken Arok, Ken Arok ke mana kau pergi Ken Arok maafkan
aku, tetapi aku wajib untuk berkata tidak benar kepadamu dan
kepada Empu Gandring demi kejayaan negeri ini. Ken Arok
selamat jalan ke tempat abadimu.
TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA COWOK DAN CEWEK ITU.
Gendon… di mana kamu. Udara malam amat dingin. Ayo
segera ke mall.
![Page 18: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/18.jpg)
18
GENDON MELIHAT SEBENTAR KEMUDIAN LANGSUNG BERLARI
MENUBRUK TEMAN TEMANNYA YANG LAIN. DENGAN PANDANGAN
BENGONG TAK MEMBAYANGKAN TELAH BERTEMU DENGAN KEN
AROK TOKOH JAMAN DAHULU KALA YANG TELAH MENOREHKAN
KISAH YANG KONTRAVERSIAL DI NEGERI INI. TIBA TIBA GENDON
LEPAS DARI PELUKAN COWOK CEWEK ITU BERDIRI GAGAH DI
TENGAH PANGGUNG SEMENTARA COWOK CEWEK MELIHAT
DENGAN HERAN.
GENDON :
COWOK :
CEWEK
Hei Ken Arok dengarkan sumpahku ini. Kami anak-anak muda
negeri ini tak percaya sama sekali dengan sumpah empu
Gandring dan sama sekali tak ingin melanjutkan perjalanan
keris Empu Gandring yang membuat negeri kami masih terus
saling berbunuhan perang dan sengketa. Inilah sumpah kami.
Kami rindu damai kami rindu cinta kasih tidak rindu akan
dendam dan berakhir saling berbunuhan. Empu Gandring dan
Ken Arok adalah masa lalu, jaman sekarang adalah jaman rindu
damai dan cinta kasih sayang sesama. Ken Arok, Empu
Gandring dengarkan sumpahku ini demi kejayaan negeri kami.
Gendon Gendon ayo kembali ke rumah kita kagi. Aku
mendukung sumpahmu Gendon. Kami sudah muak dengan
sumpah atau yang tertulis dalam kitab-kitab tentang peperangan
dan pembunuhan yang tak pernah selesai. Jangan percaya itu
semua. Tuhan Maha Damai dan Tuhan Maha Kasih. Tuhan
Maha Cinta. Ia pasti cinta pada negeri ini.
![Page 19: NASKAH DRAMA - Melawan Kutukan (Harapan 2)](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100214/5571f3a049795947648e5652/html5/thumbnails/19.jpg)
19
LANGSUNG GENDON DIUSUNG OLEH COWOK CEWEK SAMBIL
BERGUMAM:
Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan
kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam
kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan
dendam kutukan kejam…….
TERUS MASUK DAN LAYARPUN TUTUPLAH.
SELESAI