n dan bisnis - universitas serambi mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful...

56
ISSN: 2088-6217 N DAN BISNIS SAFUL AMRI STRATEGI PEIIJIASARAN PRODUK tuODAL NIIKRO UNIT LAYANAN Ivl0DAL MIKR0 (ULa[rlM)WILAYAH NAD DI KOTA BANDAACEH PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAI|'JAN PIPLN (PERSERo) WTLAYAH NAD Dr KoTA BANDA ACEH ANALISIS FAKTOR.FAKTOR YANG MEIIIIPENGARU H I KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN ACCES NETlIllORK OPERATION DI PROPINSIACEH HUBUNGAN GAYA KEPEIIIIIIPINAN DENGAN fuIOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAiIIIAT KUTA I4ALAKA KABUPATEN ACEH BESAR ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DAN PELUANG USAHA STUDI KASUS PADA BUDIDAYA IKAN KERAPU DI KABUPATEN SIIvIEULU M.BAKRI SARBOINI SYAIFUDDIN YANA DITERBITKAN OLEH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BADARUDDIN

Upload: others

Post on 10-Sep-2020

11 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

ISSN: 2088-6217

N DAN BISNIS

SAFUL AMRI STRATEGI PEIIJIASARAN PRODUK tuODAL NIIKRO UNIT LAYANAN

Ivl0DAL MIKR0 (ULa[rlM)WILAYAH NAD DI KOTA BANDAACEH

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAI|'JAN

PIPLN (PERSERo) WTLAYAH NAD Dr KoTA BANDA ACEH

ANALISIS FAKTOR.FAKTOR YANG MEIIIIPENGARU H I KEPUASAN

PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN ACCES NETlIllORK OPERATION

DI PROPINSIACEH

HUBUNGAN GAYA KEPEIIIIIIPINAN DENGAN fuIOTIVASI KERJA

PEGAWAI PADA KANTOR CAiIIIAT KUTA I4ALAKA KABUPATEN

ACEH BESAR

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DAN PELUANG USAHA STUDI

KASUS PADA BUDIDAYA IKAN KERAPU DI KABUPATEN SIIvIEULU

M.BAKRI

SARBOINI

SYAIFUDDIN YANA

DITERBITKAN OLEHFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BADARUDDIN

Page 2: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

STRATEGI PEMASARAN PRODUK MODAL MIKRO UNIT LAYANAN MODAL MIKRO (ULaMM)

SYARIAH

PT. PNM (Persero) CABANG BANDA ACEH

SAIFUL AMRI

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh Unit Layanan Modal

Mikro (ULaMM) PT PNM (persero) dalam mengelola pelayanan modal usaha bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

Banyaknya persaingan tidak menjadikan ULaMM PT. PNM (persero) kehilangan pangsa pasarnya, namun dengan strategi pemasaran yang diterapkan dan pelayanan yang maksimal banyak nasabah yang menjadi mitra kerja

sama dalam permodalan dengan ULaMM PT. PNM (persero).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan ULaMM PT. PNM (persero) dengan pelayanan

maksimal dan hubungan baik serta memberikan berbagai solusi yang dihadapi masyarakat dalam memperoleh modal

usaha di ULaMM PT. PNM (persero) sangat unik dan lain dari lembaga perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Pelayanan yang diberikan mulai dari mendatangi langsung calon nasabah hingga sampai pengurusan sertifikat hak milik

tanah sehingga kredit modal usaha untuk nasabah bisa dicairkan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan analisa bahwa pelayanan yang optimal serta

pemberian solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat yang ingin memperoleh pinjaman modal usaha di

ULaMM PT. PNM (persero) merupakn strategi yang sangat baik dan sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam

pengurusan kebutuhan modal usaha.

Kata Kunci: Strategi Pemasaran produk, modal mikro, dan unit layanan mikro menengah

PENDAHULUAN

Pada awalnya perkembangan perbankan di Indonesia tumbuh dengan pesat. Perkembangan ini dimulai sejak dikeluarkannya undang-undang perbankan No. 14/1967 tentang pokok-pokok perbankan, disusul dengan paket

kebijaksanaan dibidang moneter dan lembaga keuangan. Intinya memberikan keleluasaan lembaga perbankan

menjadi seimbang dan menjurus kepada persaingan yang sehat.

Berbagai kebijakan diregulasi dan debirokratisasi terus digulirkan demi penyempurnaan peraturan yang

telah ada, sehingga dikeluarkan paket Januari 1990 (Pakja) yang bertujuan untuk mendorong terciptanya iklim

persaingan secara sehat dalam mengumpulkan dana, menyalurkan dana serta dalam meningkatkan pelayanan kepada

nasabah.

Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan

swasta maupun perorangan untuk menyimpan dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang

diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme system pembayaran bagi semua

sector perekonomian. Lembaga keungan non bank merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang pemberian modal

bagi masyarakat untuk usaha produktif terutama usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan memberikan kredit

modal usaha, bank dan lembaga keuangan non bank melancarkan arus barang dan jasa dari produsen ke

konsumen. Bank dan Lembaga keuangan non bank merupakan pemasok (supplier) dari sebagian alat tukar

dan pembayaran.

Dalam kondisi sekarang ini, sektor perbankan dan lembaga keuangan non bank sangat dituntut untuk berperan aktif dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kehidupan masyarakat dengan menyalurkan

modal guna membangun usaha. Berbagai usaha dilakukan pihak lembaga keuangan dalam memasarkan produknya dan

dengan berbagai kemudahan-kemudahan yang ditawarkan untuk masyarakat guna menjadi nasabahnya. Persaingan

produk perbankan dewasa ini sangat ketat dengan tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan non bank yang menyalurkan

kredit terhadap usaha mikro makin banyak dan berkembang. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya produk-produk

perbankan yang berlomba-lomba merambah sector mikro.

Dengan adanya perkembangan ini semua, maka bermunculan bank-bank swarta baru dan lembaga keuangan

yang mengeluarkan produk untuk usaha mikro. Dengan persaingan yang makin ketat, produk yang ditawarkan untuk

usaha mikro juga sangat beragam, mulai dari pinjaman dengan proses yang sangat cepat dan mudah, kredit dengan

bunga yang rendah, hingga kepada kredit tanpa agunan.

Salah satu lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang pemberian modal usaha untuk usaha mikro adalah ULaMM syariah Unit Ulee Kareng (Unit Layanan Modal Mikro) syariah. ULaMM syariah Unit Ulee Kareng

merupakan unit perusahaan PT. PNM (Permodalan Nasional Madani) persero yang mengelola modal pemerintah dan

disalurkan dalam bentuk kredit baik bagi lembaga perbankan, koperasi, Baitul Qirad maupun langsung kepada

masyarakat pemilik usaha.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji fenomena ini dan menyajikannya dalam tulisan

ilmiah yang berjudul : “Strategi Pemasaran Produk Modal Mikro Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) syariah PT. PNM (persero) Cabang Banda Aceh”

Page 3: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Rumusan Masalah.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. strategi apa yang diterapkan ULaMM syariah Unit Ulee Kareng PT. PNM (persero).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui strategi dan kiat-kiat yang digunakan ULaMM syariah Unit Ulee Kareng dalam

pelayanan dan pemasaran produk modal mikro dengan banyaknya persaingan dengan lembaga

keuangan lainnya.

LANDASAN TEORITIS

Pengertian Strategi

Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung kepada seberapa baik perusahaan mampu

merumuskan strategi yang sesuai dengan situasi lingkungan yang sedang dihadapi oleh perusahaan dan juga

sesuai dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan serta memilih sasaran perusahaan sesuai dengan

peluang yang ada. Kotler (1995 : 92), menjelaskan tentang strategi pemasaran sebagai berikut :

“Strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk

mencapai tujuan bisnis dan pemasaran dalam sebuah pasar sasaran. Strategi pemasaran mengandung

keputusan tentang pengeluaran perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran”.

Gultinan dan Paul (1992: 23) mendefinisikan strategi perusahaan adalah “Rencana-rencana jangka panjang

yang dirancang untuk berbagai bisnis yang seharusnya dimasuki perusahaan. Strategi ini mendefinisikan pasar-pasar yang akan dilayani (mendefinisikan dalam bentuk kebutuhan pelanggan atau kedua-duanya) serta lini produk atau jasa

yang akan dihasilkan berdasarkan penilaian terhadap lingkungan sumber daya sasaran perusahaan”.

Suatu perusahaan selalu berusaha untuk mencapai hasil usaha yang maksimal dari aktifitas yang dijalankan

dan menekan biaya operasional se-efesien mungkin, sehingga akan mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan

profit. Strategi pemasaran merupakan salah satu sarana yang dapat menunjang keberhasilan suatu perusahaan dalam

meraih keuntungan yang lebih besar. Untuk mencapai tujuan pemasaran dalam suatu perusahaan, strategi yang digunakan adalah :

1. Strategi Produk.

Produk secara luas mencakup segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,

dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau ada keinginan pasar yang

bersangkutan, jadi perusahaan harus menyusun strategi sebaik mungkin agar produk tersebut diterima dengan baik dipasar.

2. Strategi Harga

Agar dapat sukses memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan

harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menberikan pemasukan

atau pendapatan bagi perusahaan, sedangan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi dan promosi)

menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Tingkat harga yang ditetapkan

mempengaruhi kualitas penjualan. Selain itu, harga secara tidak langsung harga juga mempengaruhi

biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan

efisiensi produk. Oleh karena itu penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.

Swastha dan sukotjo (1993:211) mendefinisikan harga adalah “sejumlah uang (ditambah

beberapa barang atau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanan”.

3. Strategi Distribusi

Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusah

memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga

penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan).

Dalam pelaksanaan aktifitas-aktifitas distribusi, perusahaan kerap kali harus bekerja sama dengan perantara dan saluran distribusi untuk menawarkan produknya ke pasar. Strategi distribusi berkenaan

dengan penentuan dan manajemen saluran distribusi yang dipergunakan oleh produsen untuk

memasarkan barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai ditangan konsumen sasaran

dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu yang diperlukan dan ditempat yang tepat.

4. Strategi Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun

berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu

akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakekatnya, promosi adalah

suatu bentuk komunikasi pemasaran, pelaksanaan dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan.

Strategi promosi ini biasanya untuk menentukan proporsi personal selling, iklan dan promosi penjualan.

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran dapat dikatakan dasar yang mempengaruhi suatu kegiatan atau usaha pemasaran dari suatu

perusahaan dalam berbagai konsidi persaingan dan lingkungan yang saling berubah. Pada perusahaan yang menjual

Page 4: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

produk maka strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan adalah strategi pemasaran produk, sedangkan untuk

perusahaan jasa, maka menggunakan strategi pemasaran jasa.

Assauri (1987: 154) menegaskan “Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh,

terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

dapat mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan”.

Marwan (1991: 30) menyatakan bahwa “strategi pemasaran adalah wujud rencana yang terarah dibidang pemasaran, untuk memperoleh hasil yang optimal”.

Kotler (1997 : 56) lebih menegaskan bahwa “strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilakukan

dengan harapan unit bisnis akan mencapai sasaran-sasaran pemasaran”.

Dalam mengembangkan strategi pemasaran seorang manejer atau pimpinan menghadapi sejumlah keputusan,

yaitu antara lain :

1. Memilih pasar yang dituju (target market).

Satu dari sejumlah faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam merumuskan strategi pemasaran adalah

peranan perusahaan dan besarnya perusahaan dalam industrinya. Strategi pemasaran apa saja yang sesuai untuk

perusahaan akan tergantung apakah perusahaan merupakan pemimpin, penantang, pengikut atau penggarap

peluang pasar.

Agar sukses dipasar yang penuh tantangan dewasa ini, perusahaan harus menetapkan nasabah ditengah, merebut nasabah dari tangan pesaing dengan menyerahkan nilai yang lebih besar. Tetapi sebelum dapat

memuaskan konsumen, sebuah perusahaan mula-mula harus dapat memahami kebutuhan dan keinginan mereka,

jadi pemasaran yang mantap memerlukan anaslisa konsumen secara hati-hati. Perusahaan mengetahui bahwa

mereka tidak dapat memuaskan konsumen dengan cara yang sama. Ada terlalu banyak konsumen dengan

kebutuhan yang berbeda dan perusahaan dalam posisi yang lebih baik melayani segmen pasar tertentu. Oleh

karena nya perusahaan harus mendesain strategi untuk melayani segmen yang dipilihnya lebih baik ketimbang para pesaingnya dengan tetap menghasilkan laba.

2. Penetapan produk di pasaran (Product Positioning).

Pada suatu perusahaan telah mengambil keputusan untuk memasuki segmen tertentu, maka perusahaan

tersebut harus mengetahui cara memasukinya, untuk itu harus mengetahui cara memasukinya, untuk itu harus

diketahui strategi penempatan produk.

Menurut Kotler (1997 : 59) menyatakan sebagai berikut: “ Penempatan produk (product Positioning) adalah suatu tindakan merencanakan produk dan bauran pemasaran agar tercipta suatu kesan tertentu didalam

ingatan konsumen”.

Dari penjelasan diatas, maka diketahui bahwa produk potensial harus mampu menciptakan daya tarik

terhadap konsumen agar konsumen mengingat terhadap produk tersebut dan harus mengembangkan semua

unsur 4P yang dilakukan secara benar dari awal sehingga ciri produk tersebut mampu mengingat dengan kuat terhadap target pasar tertentu.

Mengembangkan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam bauran pemasaran ada beberapa faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran yaitu produk, harga,

distribusi dan promosi. Faktor ini sering disebut dengan Marketing Mix yang sangat menentukan keberhasilan

perusahaan dalam bersaing mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Swastha dan Sukotjo (1993 : 193) mendefinisikan Imarketing MixI sebagai berikut: “Marketing mix

adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni produk,

struktur harga, kegiatan promosi dan distribusi”.

Sedangkan menurut Kotler (1997 : 62) menyatakan “bahwa pemasaran atau marketing mix mempunyai empat

unsur yaitu produk, price, place, promotion”.

Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa marketing mix atau pemasaran produk adalah sebagai suatu strategi pemasaran yang terdiri dari beberapa variabel:

1. Strategi Produk

Strategi produk yang meliputi banyak unsur yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan sejak dari desain,

warna, kemasan, bentuk yang ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan dan dikonsumsi.

Produk tersebut dapat berupa barang atau jasa atau sebuah ide. Keputusan-keputusan tentang variabel-variabel

produk atau aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengannya adalahsangat penting karena semua itu terlibat secara langsung dengan upaya menciptakan produk-produk yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan.

Menurut Ronald (1996 : 4) menyatakan sebagai berikut: “produk sebagai segala sesuatu yang dapat

ditawarkan pada pasar untuk perolehan, penggunaan atau konsumsi yang bisa memuaskan sesuatu keinginan

dan kebutuhan”.

Didalam mempertahankan kelompok produk yang baik dan membawa perusahaan dalam mencapai

tujuan-tujuannya, maka manejer perusahaan harus melakukan berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan

produk, antara lain:

a. Mengembangkan produk

b. Memodifikasikan produk-produk yang sudah ada

c. Menghapus produk yang tidak dibutuhkan

Produk ini mempunyai peranan sangat penting dalam melakukan keberhasilan perusahaan dalam memasarkan hasil produksinya. Selanjutnya setiap perusahaan juga harus mengetahui daur hidup

produknya karena hal ini mempunyai pengaruh terhadap laju perkembangan penjualan produk

perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Page 5: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

2. Strategi harga

Strategi harga yang perlu diperhatikan untuk menempatkan harga suatu produk, berbagai

pertanyaan harus dijawab, mulai dari penentuan harga produk baru sampai kepada penentuan kembali

harga produk lama. Menurut Kotler (1997 : 62) “harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah

beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan

yang menyertainya”. Dari definisi diatas jelaslah bahwa harga dari suatu produksi tidak hanya didasarkan pada fisik produksi

saja, tetapi juga termasuk servis atau pelayanan yang menyertainya.

Didalam menempatkan suatu produk sering dihubungkan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh

suatu perusahaan. Swastha dan Sukatjo (1993 : 195) menyebutkan bahwa ada beberapa tujuan yang ingin

dicapai perusahaan, antara lain:

a. Laba maksimum

b. Volume penjualan

c. Penguasaan pasar

d. Kembalinya modal yang tertanam

Dengan menetapkan harga jual, penentuan strategi harga merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan

perusahaan. Harus diakui bahwa jarang suatu perusahaan hanya mengejar suatu tujuan tunggal, pada umumnya sasaran-sasaran itu adalah suatu kombinasi.

Dalam strategi pemasaran harga bagi produknya haruslah mengacu pada unsur-unsur biaya yang

dikeluarkan untuk menciptakan produk sampai ke konsumen. Biaya ini terdiri dari biaya produksi dan biaya

pemasaran.

3. Strategi Distribusi

Dalam strategi pemasaran, ada suatu strategi yang digunakan yaitu strategi saluran distribusi yang sering juga disebut dengan saluran pemasaran. Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan

oleh produsen ke konsumen.

Kebijaksanaan distribusi harus mendapat perhatian agar perusahaan mendapat kepastian bahwa barang

dan jasa yang dihasilkan dapat sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik dan tepat waktu. Konsep

saluran distribusi berorientasi pada keputusan-keputusan tentang adanya suatu strategi. Strategi itu sendiri

mempunyai suatu rencana umum atau menyeluruh sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan dalam kegiatan saluran. Dalam hal ini strategi mempunyai hubungan yang erat untuk mengatur fisik maupun non-

fisik dari pada saluran.

Dalam mendistribusi hasil produksi suatu perusahaan ada kalanya dibutuhkan perantara pemasaran

diantaranya perantara pedagang dan perantara tenaga pemasaran. Istilah pedagang digunakan disini untuk

memberi gambaran bahwa usaha mempunyai hubungan yang erat dengan pemilik barang, sedangkan tenaga pemasaran yang menjembatani antara perusahaan dengan konsumen.

4. Strategi Promosi

Strategi promosi merupakan salah satu variabel didalam bauran pemasaran yang sangat penting

dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Kegiatan ini merupakan salah satu faktor yang

dapat dikendalikan oleh perusahaan. Kegiatan produksi dapat dilaksanakan melalui periklanan, personal

selling, sales promotion dan publisitas. Semua ini dikenal dengan promotian mix. Menurut Kotler (1997 : 70) menyebutkan bahwa “ promosi adalah arus informasi atau persuasi suatu

arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam kegiatan pemasaran”.

Sedangkan Sutojo (1989 : 12) memberikan pengertian promosi sebagai “kegiatan memperkenalkan

produk, meyakinkan dan mempertimbangkan kembali manfaat produk kepada pembeli”.

Dari definisi diatas dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa promosi merupakan usaha memberikan informasi dan memperkenalkan barang (produk) kepada konsumen juga dapat mempertimbangkan kembali

manfaat dari produk tersebut.

Pengertian Lembaga Keuangan dan Bank

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama berbentuk aset keuangan (financial

assets) atau tagihan (claims) seperti saham dan obligasi. “Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya adalah pinjam meminjam uang, sehingga berarti lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya berdagang

uang (Veithzal Rivai, et al.)”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa : Lembaga keuangan adalah suatu lembaga dalam operasi

sehari-harinya menjalankan jasa dibidang keuangan, yaitu berupa perantara (Intermediasi) dari pihak yang surplus

(kelebihan uang) dan pihak yang defisit (kekurangan uang) kepada sektor rumah tangga, sektor swasta, maupun sektor

pemerintah.

Suyatno (1994 : 1) mengutip pendapat Stuart yang mendifinisikan Bank sebagai berikut : “Bank adalah suatu

badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan

uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukaran baru berupa uang giral”.

Menurut Abdurrahman mengatakan bahwa “Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan

berbagai macam jasa memberi pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan dan lain-lain”.

Sedangkan undang-undang no. 10 tahun 1997 mengatakan bahwa “Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Page 6: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Pengertian jasa

Pada hakekatnya jasa merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan kepada

orang lain atau perusahaan lain, dimana untuk jasa yang diberikan tersebut seseorang atau orang lain atau perusahaan

lain yang menerima jasa mendapat kepuasan. Untuk lebih jelasnya diuraikan beberapa pendapat ahli: Kotler (1991 : 452) mendifinisikan jasa sebagai berikut: “ Jasa adalah setiap kegiatan atau menfaat yang

ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan sesuatu. Proses

produksinya mungkin atau mungkin juga tidak dikaitkan kepemilikan dengan suatu produk fisik”.

Menurut Stanton (1991 : 220) berpendapat bahwa: “jasa adalah kegiatan yang diidentifikasikan secara

tersendiri yang pada hakikatnya bersifat tak berlaba (intangible) yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak harus

terikat pada penjualan produk atau jasa lain”.

Untuk menghasilkan jasa, mungkin perlu atau mungkin juga tidak diperlukan benda nyata (tangible) akan

tetapi, sekalipun penggunaan benda itu perlu namun tidak terdapat adanya pemindahan hak milik atas benda tersebut.

Dari pengertian yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan :

1. Jasa merupakan suatu abstrak (intangible) tetapi hasilnya dapat dirasakan dalam bentuk kepuasan.

2. Dalam masalah jasa, peran perantara (midleman) kurang berarti karena tidak ada jarak antara si penjual jasa dengan sipemakai jasa.

Pengertian Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan kebutuhan.

Produk-produk yang dipasar meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat organisasi (Kotler : 1997 : 52).

Umar (1997 : 209) menyatakan : “sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi sesuatu keinginan atau kebutuhan. Disamping barang yang

berbentuk fisik, yang termasuk dalam produk adalah jasa atau layanan”.

Sejalan dengan dua definisi diatas, Kotler dan Amstrong (1997 : 274) mendefinisikan bahwa: “produk adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dan jika didefinisikan secara luar produk meliputi objek secara fisik,

pelayanan, orang, tempat, organisasi, gagasan atau bauran dari semua wujud diatas”. Dari tiga definisi diatas dijelaskan bahwa produk lebih dari sekedar sesuatu yang ditawarkan kepada

konsumen dalam pemasaran produk biasa didefinisikan sebagai sesuatu ide atau gagasan yang dapat mengkombinasikan

kepada konsumen bahwa yang ingin mereka beli bukan sesuatu produk akan tetapi adalah solusi untuk masalah yang

mereka hadapi.

Atribut Produk

Dalam mengembangkan suatu produk mencakup penetapan manfaat yang akan disampaikan produk. Manfaat

ini dikomunikasikan dan disampaikan oleh atribut produk.

Kotler dan Amstrong (1997 : 279) atribut produk terbagi:

1. Mutu produk

2. Sifat-sifat produk 3. Rancangan produk

Ad. 1. Mutu produk

Mutu produk ialah kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya termasuk keawetan, ketetapan,

kemudahan dipergunakan dan diperbaiki serta atribut bernilai yang lain. Mutu ialah salah satu alat penting bagi

pemasar untuk menentukan posisi. Mutu mempunyai dua dimensi yaitu tingkat konsisten ketika mengembangkan

suatu produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat mutu yang akan mendukung posisi dipasar. Walaupun beberapa atribut ini dapat diukur dari segi persepsi pembeli. Karena perusahaan memilih tingkat mutu yang sesuai

dengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat mutu produk pesaing.

Ad. 2. Sifat-sifat Produk

Sifat ialah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Suatu produk dapat

ditawarkan dengan berbagai sifat. Sebuah model “polos” produk tanpa tambahan apapun merupakan titik awal dan

perusahaan dapat menciptakan model dari tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa sifat.

Ad. 3. Rancangan Produk

Rancangan ialah proses merancang gaya dan fungsi produk menciptakan produk yang menarik, mudah,

aman dan tidak mahal untuk dipergunakan dan diservis serta sederhana dan ekonomis untuk dibuat dan

didistribusikan, sehingga rancangan dapat menjadi salah satu senjata yang amat ampuh dalam senjata pemasaran

perusahaan.

Analisa SWOT

Analisa SWOT dilakukan dalam rangka menentukan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh

kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut dapat dipertimbangkan dalam analisis SWOT (strengths, opportunities, weaknesses, threats).

Page 7: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Tabel 1. Diagram Matrik SWOT

IFAS

EFAS

Strengths (S)

Menentukan faktor-faktor

kekuatan internal

Weaknesses (W)

Menentukan faktor-faktor

kelemahan internal

Opportunities (O)

Menentukan faktor-faktor

peluang eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

Threats (T)

Menentukan ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber : Kotler dan Amstrong (1997 : 109)

Sedangkan alat yang akan digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik

SWOT. Matrik ini akan menghasilkan 4 (empat) set kemungkinan alternatif strategis.

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan

untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya dalam memasarkan produk-produk.

b. Strategi ST

Strategi ini adalah dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman

yang mungkin timbul dalam pemasaran.

c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang

ada dalam memasarkan produk dan saluran distribusi.

d. Strategi WT

Strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan perusahaan meminimalkan kelemahan

yang ada serta menghindari ancaman semaksimal mungkin.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data primer dan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini, penelitian dilakukan

secara langsung pada ULaMM syariah Unit Ulee Kareng PT. PNM (persero).

Tehnik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang penulis terapkan dalam menyusun skripsi ini menggunakan 2 (dua) metode

penelitian, yaitu:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan yaitu suatu penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan dengan cara membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang langsung kelapangan, yang dalam hal ini adalah pada

ULaMM PT. PNM (perssero) cabang Banda Aceh dengan cara mengadakan :

a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung ke tempat penelitian dengan cara

mengumpulkan dokumentasi perusahaan dan brosur-brosur serta jurnal-jurnal lainnya.

b. Interview, yaitu tehnik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung dalam bentuk

tanya jawabdengan pihak-pihak terkait yang berwenang dalam memberi data yang dibutuhkan sesuai

dengan arah dalam penulisan skripsi ini.

Metode Analisa Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh, maka penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu data yang diperoleh dikumpulkan dalan bab hasil penelitian. Kemudian dianalisis dengan pendapat para ahli dengan

menggunakan SWOT (Strengths, Opportunities, Weakness and Treat) untuk memperoleh kesimpulan dari

hasil pembahasan disertai dengan pendapat para ahli sebagai landasan teoritis, kemudian dalam penelitian

ini juga digunakan analisis MATRIK ANSOFF.

Tabel 2. Keputusan Strategi Produk (ANSOFF MATRIK) PRODUK

Pasar Sekarang Strategi Penetrasi Pasar Strategi Pengembangan

Produk

Pasar Baru Strategi Pengembangan Pasar Strategi Diversifikasi

Sumber : Kotler dan Amstrong (1997 : 167)

P

A

S

A

R

Page 8: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

HASIL PENELITIAN

Segmentasi Target Pasar ULaMM syariah Unit Ulee Kareng

Pasar potensial adalah sejumlah konsumen yang mempunyai minat tertentu terhadap tawaran suatu

produk yang mempunyai potensial melakukan pembelian. Dalam hal ini ULaMM syariah Unit Ulee Kareng

menetapkan beberapa target pasar sasaran yaitu :

a. Para pengusaha yang memiliki bisnis dibagian perdagangan, industri, jasa dan lain-lain dengan tingkat perputaran modal harian.

b. Para pengusaha baru yang belum memiliki akses ke perbankan.

c. Para pengusaha yang memiliki jaminan tanah tetapi belum mempunyai setifikat hak milik akan

dibantu dalam pengurusannya.

Didalam menjual produk, haruslah diperhatikan pasar potensial. Untuk menciptakan pasar potensial,

maka perusahaan harus melakukan survey pasar potensial. Perusahaan harus memberi rangsangan seperti

melakukan prospek pasar, menyebarkan brosur, membuat iklan di media cetak maupun elektronik serta

penyebaran informasi melalui kerabat tentang produk yang ditawarkan perusahaan dengan tujuan untuk mencari

nasabah yang akan berminat untuk meminjam modal.

Kiat Menarik Minat Nasabah

Kiat meningkatkan nasabah pada ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng PT. PNM cabang Banda Aceh

dapatlah dilihat dari penerapan kebijakan bauran pemasaran yaitu produk, harga, saluran distribusi promosi yang

digunakan sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai.

Strategi bauran pemasaran ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng terbukti telah mampu menarik minat

nasabah untuk menjadi nasabah kredit modal usaha. Strategi bauran pemasaran jasa keuangan ULaMM Syariah

Unit Ulee Kareng meliputi : 1. Produk

Fasilitas yang disediakan oleh ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng diantaranya memberi kredit modal

usaha bagi masyarakat, selain Jasa Manajemen dan penempatan modal pada lembaga keuangan seperti

koperasi, BPR dan Baitul Qirad oleh induk ULaMM sendiri yaitu PT. PNM (persero).

2. Harga

Dalam menerapkan kiat harga pada produk yang ditawarkan, ULaMM syariah Unit Ulee Kareng menerapkan tingkat margin yang kompetitif dimana dalam penerapannya tetap mengikuti tingkat suku

bunga BI dan tingkat bunga dari lembaga keuangan lain dan perbankan.

3. Distribusi

Kiat yang digunakan dalam distribusi suatu produk bertujuan untuk mempermudah para nasabah untuk

mendapatkan jasa pembiayaan modal usaha. Pelayanan langsung dan pemberian solusi bagi calon nasabah yang mengalami kendala dalam pemenuhan dokumen dan pembuatan sertifikat hak milik agar

dapat memenuhi persyaratan dalam pengurusan modal usaha. Dalam pemenuhan dokumen, ULaMM

Syariah Unit Ulee Kareng tidak sulit dan berusaha mencarikan solusi bagi yang mengalami kendala

dalam pengurusannya.

4. Promosi

Pelaksanaan program promosi ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng meliputi :

• Menyebarkan brosur dengan memberikan informasi yang singkat dan jelas dan mudah dimengerti oleh

para calon nasabah.

• Mengiklankan di media massa untuk pengenalan pasar yang lebih luas.

• Mencarikan solusi dan menjaga hubungan baik bagi calon nasabah dengan kendala-kendala yang

dihadapi dalam pengurusan modal usaha.

• Menjemput angsuran baik bulanan, mingguan bahkan harian bagi nasabah untuk memberikan

kemudahan dalam memaksimalkan pelayanan.

• Menginformasikan melalui nasabah yang sudah meminjam untuk direkomendasikan kawan atau rekan kerja untuk calon nasabah baru yang mempunyai usaha.

• Untuk menghadapi persaingan dengan perbankan dan lembaga keuangan lain dalam menjaring calon

nasabah.

Bentuk Pengembangan dan Pengenalan Produk

Untuk merealisasikan tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan promosi ini maka ULaMM Syariah

Unit Ulee Kareng dalam menerapkan strategi promosinya sedemikian rupa tidak lain untuk mengkomunikasikan

semua produk dan jasa kepada calon nasabah menjabarkan dalam berbagai sasaran promosi yang strategi yang

terdiri dari :

a. Penjualan Jasa Secara Langsung Strategi ini merupakan strategi yang sangat efektif diterapkan oleh ULaMM Syariah Unit Ulee

Kareng karena dengan komunikasi langsung antara karyawan ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng

dengan nasabah sehingga dapat membantu pemahaman nasabah tentang produk dan prosedur di

ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng untuk memperoleh pinjaman modal usaha, serta dapat mengetahui

secara langsung kendala dan kemampuan calon nasabah dalam hal mengangsur kembali.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, usaha-usaha yang dilakukan oleh marketing ULaMM

Syariah Unit Ulee Kareng adalah berusaha meyakinkan calon nasabah dan membina hubungan baik

Page 9: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

serta mencarikan solusi jika mengalami kendala dalam hal pemenuhan dokumen pengurusan modal

usaha.

b. Periklanan dan Brosur

ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng dalam usahanya menjangkau dan menguasai pasar khususnya

wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar menggunakan periklanan publik seperti koran lokal, spanduk,

brosur dan kartu nama. Pemberian informasi melalu kerabat dan rekomendasi dari lembaga keuangan lain dan perbankan juga merupakan usaha promosi ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng

dalam menjaring calon nasabah. Rekomendasi dari nasabah yang telah meminjam juga sangat

efektif dalam menjaring calon nasabah.

c. Strategi Publisitas

Strategi ini dilakukan oleh PNM dalam hal publisitas bagi PNM sendiri dan juga ULaMM Syariah

dengan menjadi sponsor pada acara-acara sosial seperti khitanan massal dan pengobatan massa

yang dilakukan secara berkala.

d. Strategi Promosi Melalui Nasabah Exiting

Strategi ini dilakukan oleh ULaMM Syariah untuk mendapatkan calon nasabah yang bagus dan

berkarakter yang baik dari nasabah yang telah meminjam dengan asumsi dari segi karakter dan kemampuan usaha sudah sedikit banyak mendapat rekomendasi bagus dari nasabah yang telah

meminjam.

Strategi Perluasan Pasar

ULaMM Syariah sebagai salah satu lembaga keuangan mikro yang mempunyai tujuan utama untuk

memberikan pinjaman modal usaha bagi masyarakat berusaha untuk menjangkau setiap lapisan masyarakat yang mempunyai usaha namun terkendala kecukupan modal untuk dapat mengembangkan usahanya, berusaha

memperluas pasar sasaran hingga ke pedesaan dengan radius jangkauan hingga 25 km dari kantor unit. Hal ini

dilakukan untuk dapat memperluas pasar sasaran dengan pertimbangan daerah pedesaan dan pasar tradisional

pada umumnya belum tersentuh oleh lembaga perbankan maupun lembaga keuangan lain. Pinjaman yang

diberikan ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng berfariasi diantaranya pinjaman dengan nilai Rp. 5.000.000, - Rp.

10.000.000 dengan maksimal jangka waktu 1 tahun, pinjaman dengan nilai Rp. 11.000.000, - Rp. 25.000.000, dengan jangka waktu maksimal 2 tahun, dan pinjaman dengan nilai Rp. 26.000.000, -Rp. 200.000.000, dengan

jangka waktu maksimal 3 tahun. Nilai margin yang ditetapkan berfariasi sesuai dengan suku bunga Bank

Indonesia dan keputusan komite Pembiayaan Usaha Mikro Pusat.

PEMBAHASAN

Analisa Kinerja Lembaga Keuangan ULaMM syariah Unit Ulee Kareng

Analisa kinerja ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng merupakan suatu tindakan awal untuk melakukan

atau menentukan kiat atau strategi ULaMM syariah dalam usaha menempatkan ULaMM Syariah pada posisi

yang mampu bersaing dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Secara umum analisa tenaga kerja dalam sebuah lembaga dapat dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang juga dipengaruhi oleh marketing mix yaitu produk, harga, distribusi dan promosi yang semuanya merupakan

faktor internal dari lembaga tersebut. Analisa kekuatan dan kelemahan ini dilakukan secara simultan sehingga

akan terbentuk suatu gambaran pemikiran atau evaluasi terperinci terhadap segala aspek operasional lembaga.

Analisa Kekuatan ULaMM syariah Unit Ulee Kareng

Analisa kekuatan ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng terletak pada kepemilikan lembaga yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan kepemilikan modal yang besar dan manajemen yang

selalu terkontrol baik oleh pusat, cabang maupun pengawasan internal dan external seperti KPK.

Bentuk pembiayaan yang menganut sistim syariah yang sesuai dengan karakteristik masyarakat Aceh.

Sistim kerja yang disiplin dan penggunaan teknologi internet yang langsung terhubung dengan kantor

pusat sehingga memudahkan dalam pengawasan baik secara sistem maupun kesalahan yang terjadi oleh tenaga

kerja sehingga dapat segera diperbaiki khususnya sistem akuntansi. Pelayanan terhadap masyarakat yang baik dan pemberian solusi bagi calon nasabah maupun nasabah

yang mengalami kendala dalam pengurusan administrasi dalam pengurusan untuk memperoleh modal usaha di

ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng serta pelayanan jemput angsuran bagi nasabah yang ingin angsurannya

dijemput di tempat usaha sehingga nasabah tidak terganggu dengan aktifitas usaha.

Menjalin hubungan baik dengan nasabah dan calon nasabah sehingga terbentuk suatu hubungan

emosional yang bersifat kekeluargaan sehingga nasabah merasa memiliki terhadap lembaga dan terbentuk suatu

loyalitas terhadap UlaMM Syariah Unit Ulee Kareng.

Promosi yang gencar dengan penyebaran brosur dan kartu nama serta periklanan di koran dan spanduk

hingga ke pelosok desa sehingga nasabah mengetahui produk yang kita miliki dan tawarkan kepada calon

nasabah.

Analisa Kelemahan ULaMM syariah Unit Ulee Kareng

Letak kantor ULaMM Syariah unit Ulee Kareng yang kurang strategis karena tidak berada pada jalan

utama sehingga menyulitkan bagi calon nasabah dan masyarakat umum untuk mencari dan mengetahui

Page 10: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

keberadaan ULaMM Syariah unit Ulee Kareng.

Tenaga pemasaran yang dimiliki sangat terbatas yaitu 1 (satu) orang sehingga proses penyebaran

informasi dan prospek pasar sasaran terbatas.

Perbedaan margin dengan kompetitor yang yang signifikan berupakan kendala paling besar dalam

penjualan produk bagi calon nasabah.

Bertambahnya kompetitor pembiayaan untuk usaha mikro dengan tingkat margin yang lebih kecil memerlukan suatu kebijakan dari pusat untuk dapat menyaingi kompetitor yang semakin banyak.

Analisa Peluang ULaMM syariah Unit Ulee Kareng

Dengan berjalannya waktu, ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng sudah banyak menyebarkan informasi

pembiayaan untuk usaha mikro hingga ke pelosok desa baik melalui brosur, koran, kerabat maupun nasabah

ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng yang sudah meminjam merupakan peluang yang sangat besar dalam upaya

memaksimalkan pencairan dan pencapaian target pembiayaan.

Kepercayaan masyarakat terhadap ULaMM Syariah Unit Ulee kareng meningkat pesat dengan tingkat

pembiayaan meningkat tajam dari perbandingan bulan sebelumnya. Pelayanan yang dilakukan tenaga kerja sangat

maksimal sehingga calon nasabah merasa nyaman untuk bekerja sama dalam pembiayaan modal usaha.

Analisa Ancaman ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng

Melihat perkembangan perekonomian di Aceh khususnya dan peluang usaha yang semakin besar serta

keinginan berusaha bagi masyarakat semakin meningkat, lembaga keuangan perbankan sudah lama melirik

pembiayaan untuk usaha mikro. Hal ini dapat kita lihat dari jumlah unit-unit perbankan yang semakin banyak dan

masuknya beberapa lembaga perbankan nasional yang melayani pembiayaan pada usaha mikro.

Hal ini merupakan ancaman paling besar bagi ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng dengan semakin banyaknya kompetitor yang bergerak dalam pembiayaan yang sama dengan tingkat suku bunga atau margin yang

berbeda.

Selain hal tersebut diatas, krisis ekonomi juga merupakan ancaman tersendiri bagi ULaMM Syariah

Unit Ulee Kareng.

Dari uraian diatas, untuk mempermudah penilaian dan evaluasi dari pada posisi ULaMM Syariah Unit

Ulee Kareng yang dimiliki saat ini antara lain dapat kita lihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Analisa SWOT pada UlaMM Syariah Unit Ulee Kareng

STRENGTH

KEKUATAN

WEEKNES

KELEMAHAN

OPPORTUNITY

PELUANG

THREATS

ANCAMA

1. Kepemilikan lembaga

yang merupakan Badan

Usaha Milik Negara.

2. Menganut sistim syariah 3. Disiplin dan

pengawasan yang

bagus.

4. Pelayanan yang baik dan

menjalin hubungan

emosional dengan

nasabah.

5. Promosi yang gencar

dan prospek langsung

ke pasar.

1. Letak kantor yang

kurang strategis.

2. Tenaga pemasaran

yang terbatas. 3. Perbedaan margin

atau suku bunga

dengan kompetitor.

4. semakin banyak

kompetitor yang

melakukan

pembiayaan usaha

mikro.

1. Masyarakat sudah

mengenal UlaMM

syariah Unit Ulee

Kareng secara luas.

2. Kepercayaan

masyarakat

terhadap UlaMM

syariah meningkat.

3. dengan pelayanan

maksimal dapat

memberikan

kenyamanan bagi

nasabah.

1.Persaingan yang

semakin ketat.

2. Krisis ekonomi.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng memiliki kekuatan, kelemahan

dan ancaman sehingga perlu memiliki kiat-kiat tertentu sehingga tujuan lembaga yaitu untuk meningkatkan

jumlah nasabah dan target penyaluran pembiayaan modal usaha dapat terealisasi.

Kekuatan-kekuatan lembaga seperti kepemilikan badan usaha, pelayanan dan hubungan emosional dengan

nasabah serta prospek pasar sasaran yang gencar harus secara terus menerus ditingkatkan dan dipertahankan guna meningkatkan jumlah nasabah dan mempertahankan nasabah yang sudah ada.

Peluang ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng sangat besar untuk meningkatkan jumalah nasabah dengan

prospek pasar yang masih sangat luas dan dengan pelayanan yang baik. Kepercayaan terhadap lembaga terus

tumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan pengenalan produk yang gencar.

Ancaman terhadap persaingan usaha semakin besar dengan masuknya beberapa lembaga perbankan

nasional dan semakin banyaknya perbankan yang mulai melirik usaha mikro sebagai target pembiayaan.

Persaingan produk yang sejenis dengan tingkat suku bunga yang berbeda merupakan ancaman terbesar dalam

menarik minat nasabah untuk meminjam. Untuk menghadapi ancaman tersebut, maka diperlukan strategi yang

baik agar dapat meminimalkan ancaman baik dengan kemudahan dalam memperoleh pinjaman maupun dengan

tingkat suku bunga yang kompetitif dan pelayanan yang baik.

Page 11: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini bahwa ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng dalam usaha

meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan dan pencapapaian target penyaluran modal usaha mikro melakukan

terobosan-terobosan pemasaran yang cukup agresif, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dalam upaya meningkatkan penyaluran pembiayaan bagi usaha mikro, ULaMM Syariah PT. PNM

(persero) melakukan terobosan-terobosan pemasaran semaksimal mungkin dengan cara melakukan prospek langsung ke pasar-pasar sasaran.

2. Peran marketing dalam melakukan pemasaran produk yang ditawarkan ULaMM Syariah Unit Ulee

Kareng yang merupakan ujung tombak bagi tercapainya target pembiayaan. Pendekatan emosional

dan penjelasan terhadap produk yang mudah dimengerti oleh calon nasabah merupakan cara

pemasaran yang baik dan efektif dalam menyaring calon nasabah.

3. Penyebaran brosur-brosur tentang produk yang ditawarkan yang menjelaskan tentang tata cara dan

syarat dalam memperoleh modal usaha merupakan rutinitas bagi marketing pembiayaan sebagai

usaha untuk memperoleh calon nasabah.

4. Upaya lain yang dilakukan ULaMM Syariah Unit Ulee kareng dengan mengiklankan produk di

media massa lokal untuk penyebaran informasi dan pengenalan lembaga bagi masyarakat seluas-

luasnya. 5. Membina hubungan dengan lembaga lain seperti koperasi, Baitul Qirad, BPR dalam hal pemberian

informasi calon nasabah sebagai upaya pemasaran antar lembaga.

6. Rekomendasi dari nasabah existing tentang produk modal usaha mikro dari ULaMM Syariah Unit

Ulee Kareng dalam penyebaran informasi produk.

SARAN-SARAN

Saran sebagai pertimbangan demi kemajuan ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng kedepan diantaranya:

1. Dalam melakukan pemasaran produk modal mikro ULaMM Syariah Unit Ulee Kareng hendaknya

menambah tenaga marketing untuk guna efisiensi dan efektif dalam pemasaran dan pencapaian

target.

2. Memilih lokasi kantor yang strategis dan mudah dilihat dan dicari calon nasabah guna memberitahukan keberadaan ULaMM Syariah Unit Ulee kareng yang lokasi sekarang terletak tidak

strategis.

3. Melakukan sosialisasi pada masyarakat baik secara media massa maupun media radio tentang

produk yang ditawarkan ULaMM Syariah Unit Ulee kareng guna pengenalan lembaga secara merata.

4. Prosedur persyaratan yang mudah sehingga tidak memunculkan kesan dipersulit dalam memperoleh modal usaha.

5. Penetapan margin atau harga jual yang lebih kecil atau sama dengan lembaga lain atau perbankan

mengingat calon nasabah akan memperhitungkan selisih margin dari lembaga lain atau pesaing.

6. Perluasan pasar dengan memperluas radius kilometer dari kantor ULaMM yang saat ini ditetapkan

25 km dan dengan jarak lokasi jaminan yang bisa lebih longgar supaya calon nasabah yang berlokasi

jaminan yang jauh juga bisa memperoleh modal usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler. Philip (1992-1994). Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan dan Pengendalian. Edisi Kelima Jilid II.

Erlangga, Jakarta

Gulitinan, J dan Gordon W. Paul (1992). Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa : Agus Maulana, Edisi Kedua,

Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip (1997). Dasar-Dasar Pemasaran. Prenhallindo, Jakarta.

Nangoi, Ronald (1996). Menentukan Strategi Pemasaran Dalam Menghadapi Persaingan. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Ronald, (1996). Strategi Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sinungan, Muchdarsyah (1994). Strategi Manajemen Bank. PT. Rineja, Jakarta.

Stanton, William J (1995). Prinsip Pemasaran. Edisi VII, Erlangga, Jakarta.

Suyatno, Thomas dkk (1994). Kelembagaan Perbankan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1997.

Page 12: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA

KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH NAD

DI KOTA BANDA ACEH

M. BAKRI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan PT. PLN

(PERSERO) Wilayah NAD di Kota Banda Aceh. Pengukuran indikator variabel – variabel dalam penelitian ini

menggunakan skala likert, yaitu dengan menyusun range skor dalam skala likert (dengan menggunakan 5 skala) yaitu

dimulai dari sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1 sampai dengan sangat setuju (SS) dengan skor 5. Dari hasil

penelitian diketahui bahwa Adjusted R Square 0,155 (15,5%). Sedangkan sisanya (100% - 15,5% = 84,5%) dipengaruhi

oleh faktor lain. Analisa of variance (anova mengidentifikasikan bahwa F hitung 12,774 > F table 3,99 dan probabilitas

0,000 < 0,05 dengan demikian model regresi layak digunakan mempredeksi disiplin kerja. Pengujian hipotesis

menunjukkan bahwa t hitung untuk pengawasan 3,574 dengan siqhifikan t = 0,000 dan t table adalah 1,99 karena t hitung > t

table (3,574 > 1,99) dan siqnifikan t < α (0,000 < 0,05), maka tolak Ho (terima H1) dan hasil uji hipotesis ternyata

menunjukkan ada pengaruh yang siqnifikan dari pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan PT. PLN (persero).

Kata Kunci: Pengaruh pengawasan, dan disiplin kerja karyawan

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi mempunyai peranan yang sangat penting, karena satu tujuan dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan berhasil atau tidak bergantung dari faktor manusia yang berperan

merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Untuk memperoleh kemajuan

mencapai tujuan yang telah di tetapkan, pimpinan perlu menggerakkan serta memantau pegawainya agar dapat

mengembangkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan diarahkan untuk

meningkatkan mutu kerja pegawai.

Perusahaan yang di kelola dengan baik akan memberi hasil yang baik, banyak pendapat mengatakan bila perusahaan dikelola dengan menerapkan disiplin yang tinggi, diyakini akan memberikan hasil yang maksimal (Yusri :

2008). Namun pada kenyataannya banyak perusahaan semakin lesu dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Seperti

yang terjadi pada industry perkayuan di Kalimantan timur dan samarinda, satu persatu perusahaan gulung tikar dan

akibatnya karyawan terpaksa di PHK (Putus Hubungan Kerja). Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pemkot

Samarinda permasalah yang dihadapi industri perkayuaan di Kalimantan Timur (KALTIM) sudah tidak bisa diandalkan lagi, hal tersebut dikarenakan terlalu banyak kendala yang dihadapi perusahaan. Antara lain, terjadinya pelanggaran

disiplin kerja, efesiensi tenaga kerja, dan masalah pengupahan.

Penyelesaian permasalahan yang terjadi di perusahaan bukanlah hal yang mudah, akibat PHK banyak

karyawan yang akan memunculkan aksi unjuk rasa terhadap perusahaan. Karyawan akan menuntut hak mereka pada

perusahaan sesuai dengan kewajiban yang telah mereka penuhi untuk perusahaan. Oleh karena itu, dalam menjalankan

kegiatan perusahaan perlu adanya komitmen yang kuat antara pengusaha dan pekerja mengenai hak dan kewajiban. Kewajiban karyawan adalah melaksanakan tugas yang ditetapkan oleh perusahaan yang harus dilaksanakan dengan

disiplin sesuai dengan kesepakatan baik tertulis maupun lisan.

Perusahaan harus memenuhi hak setiap karyawan, seperti gaji, jaminan kesehatan, penghargaan. Tidak hanya

itu, perusahaan harus memperhatikan sistem pengawasan, pengarahan dan perhatian atasan pada karyawan saat

karyawan melaksanakan pekerjaan (Yusri : 2008). Karena, salah satu kebutuhan karyawan dalam bekerja adalah

kebutuhan akan perhatian dari pimpinan. Dengan kata lain karyawan mengharapkan pimpinan melakukan pengawasan itu secara teratur dan sesuai dengan peraturan perusahaan/organisasi sehingga tujuan akan tercapai, selain itu karyawan

akan semangat dan bergairah dalam bekerja bila pimpinan yang dijadikan panutan memberikan contoh yang baik.

Perusahaan Listrik Negara Persero wilayah Nanggroe Aceh Darussalam perusahaan penyediaan energy listrik

bagi masyarakat (konsumen). Nanggroe Aceh Darussalam pada saat ini dimana propinsi NAD merupakan wilayah

penguasaan PT. PLN (persero) sebagai wilayah lainnya di Indonesia, karyawan PT. PLN (persero) NAD yang

professional dan bermotifasi tinggi akan dapat memberikan pelayanan dan melakukan manajemen perusahaan secara baik sehingga pelayanan PT. PLN (persero) NAD dapat berfungsi sebagai mana mestinya.

Alasan, mengapa penulis tertarik meneliti kepuasan kerja karyawan PT. PLN (persero) NAD dikarenakan

melihat kinerja yang dihasilkan oleh karyawan PT. PLN (persero) selama dua sampai tiga tahun terakhir dirasa sangat

tidak menunjukkan kepuasan bagi masyarakat. Pemadaman listrik yang rutin, pembayaran rekening listrik yang tidak

jelas, itu dapat ditunjukkan langsung dengan pengalaman penulis sendiri dalam pelayanan yang diberikan oleh

karyawan PT. PLN (persero). Yaitu pada saat pembayaran rekening listrik, iuran yang penulis bayar tidak sesuai dengan

penggunaan energi listrik kepuasan dari setiap individu didalam suatu organisasi agar membawa oragnissai mencapai

goal (tujuan) yang telah ditetapkan.

Hasil wawancara peneliti pada sebagian karyawan, jika dilihat dari absensi dapat dikatakan karyawan PT.

PLN (persero) sangat disiplin karena kehadiran karyawan diperusahaan tanpa keterangan sangat rendah. Namun, ada

karyawan yang lain mengatakan ada masalah yang dihadapi dimana masih banyak karyawan yang melalaikan jam kerja, khususnya setelah jam istirahat siang. Ketika pimpinan melakukan pengawasan, hanya beberapa karyawan yang telah

kembali ketempat kerja mereka masing-masing. Sedangkan setelah jam istirahat siang hanya terdapat sedikit waktu

Page 13: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, akibatnya hasil kerja karyawan harus diulang karena tidak

memenui standar harus dilanjutkan pada keesokan harinya.

Identifikasi Masalah

Permasalahan merupakan bagian dari suatu kegiatan yang berupa pertanyaan yang nantinya di peroleh

jawaban setelah penelitian selesai dilaksanakan. Berdasarkan latar belakang , maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh Pengawasan terhadap Didiplin Kerja Karyawan PT.PLN (persero) Wilayah NAD di Kota

Banda Aceh.

2. Berapa besar pengaruh Pengawsan terhadap Disisplin Kerja Karyawan PT. PLN (pesero) Wilayah NAD di Kota

Banda Aceh.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal pokok yang harus ada terlebih dahulu sebelum seseorang melaksanakan

kegiatan penelitian. Karena dengan merumuskan tujuan diharapkan dapat memberikan arah yang jelas bagi peneliti

dalam melangkah.

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan PT. PLN (persero) pada unit

kerja Wilayah NAD di kota Banda Aceh.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan PT. PLN (persero) pada unit

kerja Wilayah NAD di kota Banda Aceh.

LANDASAN TEORI

Pengertian Pengawasan

Berbagai fungsi manjemen dilaksanakan oleh para pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen diantaranya adalah fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi

pelaksanaan dan fungsi pengawasan.

Keempat fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan oleh seorang manajer secara berkesinambungan, sehingga akan mampu mewujudkan berbagai tujuan organisasi atau perusahaan. Pengawasan merupakan bagian dari

fungsi manajemen yang khususnya berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai sebagaimana mestinya.

Pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang

dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut

(Schermerhorn dalam Ernie, dkk 2005 : 317). Teori lain bahwa pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan

yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan (Masry 2004 : 61).

Defenisi ini tidak hanya terpaku pada apa yang direncanakan, tetapi mencakup dan melingkupi tujuan organisasi, hal

tersebut akan mempengaruhi sikap, cara, system, dan ruang lingkup pengawasan yang akan dilakukan oleh manajer.

Pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang dilaksanakan, menilainya dan bila

perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula (Manullang 2007 : 13).

Tujuan Pengawasan

Dalam rangka meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi sangat

perlu diadakan pengawasan, karena pengawasan mempunyai beberapa tujuan yang sangat berguna bagi pihak-pihak

yang melaksanakan.

Tujuan utama dari pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasikan tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan intruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan

serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat

diambil tindakn untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang (Manullang 2004 :

173).

Dapat disimpulkan bahwa tujuan pengawasan secara umum adalah menciptakan suatu efesiensi dan efektivitas dalam setiap kegiatan dan berusaha agar apa yang direncanakan dapat menjadi kenyataan.

Prinsip-prinsip Pengawasan

Agar fungsi pengawasan mencapai hasil yag diharapkan, maka pimpinan organisasi atau unit organisasi yang

melaksanakan fungsi pengawasan harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip pengawasan.

menurut Ulbert Silalahi (2002 : 178) prinsip-prinsip pengawasan adalah :

1) Pengawasan harus berlangsung terus menerus bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan.

2) Pengawasan harus menemukan, menilai dan menganalisis data tentang pelaksanaan pekerjaan secara objektif.

3) Pengawasan bukan semata-semata untuk mencari kesalahan tetapi juga mencari atau menemukan kelemahan

dalam peleksanaan pekerjaan.

4) Pengawasan harus memberi bimbingan dan mengarahkan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam pencapaian tujuan.

5) Pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi harus menciptakan efesiensi (hasil guna).

6) Pengawasan harus fleksibel.

Page 14: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

7) Pengawasan harus berorentasi pada rencana dan tujuan yang telah ditetapkan (Plan and Objektive Oriented).

8) Pengawasan dilakukan terutama di tempat-tempat strategis atau kegiatan yang sangat menentukan atau control by

exection.

9) Pengawasan harus membawa dan mempermudah melakukan tindakan perbaikan (Corrective Action).

Cara Pengawasan

Supaya pengawasan yang dilakukan seorang atasan efektif, maka haruslah terkumpul fakta-fakta ditangan

pimpinan yang bersangkutan. Guna maksud pengawasan seperti ini, ada beberapa cara untuk mengumpulkan fakta-fakta

menurut Manullang ( 2004 : 178-180 ) yaitu :

1. Pengawasan melalui peninjauan pribadi

Peninjauan pribadi ( personal inspection, personal observation ) adalah mengawasi dengan jalan meninjau

secara pribadi, Sehingga dapat dilihat pelaksanaa pekerjaan. Cara pengawasan ini mangandung segi kelemahan, bila

timbul wasangka dari bawahan. Cara seperti ini member kesan kepada bawahan bahwa mereka diamati secara keras dan

kuat sekai. Sebagai alas an karena dengan cara ini kontak langsung antara atasan dengan bawahan dapat dipererat.

2. Pengawasan melalui laporan lisan

Dengan cara ini, pengawasan dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan lisan yang

diberikan bawahan. Wawancara yang diberikan ditujukan kepada orang-orang atau segolongan orang tertentu yang dapat memberikan gambaran dari hal-hal yang ingin diketahui, terutama tentang dengan cara ini kedua belah pihak

aktif, bawahan memberikan laporan lisan tentang hasil pekerjaannya dan atasan dapat menanyakan lebih lanjut untuk

memperoleh fakta-fakta yang diperlukan.

3. Pengawasan melalui laporan tertulis

Laporan tertulis (written report) merupakan suatu pertanggung jawaban kepada atasan kepadanya. Dengan

laporan tertulis yang diberikan oleh bawahan, maka atasan dapat membaca apakah bawahan-bawahan tersebut melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan penggunaan hak-hak atau kekuasaan diselegasikan kepadanya.

4. Pengawasan melalui laporan kepada hal-hal yang bersifat khusus

Pengawasan yang berdasarkan kekecualian atau control by exception adalah suatu system pengawasan

dimana pengawasan itu di tunjukkan kepada soal-soal kekecualian. Jadi pengawasan hanya dilakukan bila diterima

laporan yang menunjukkan adanya peristiwa yang istimewa.

Standar Pengawasan

Sebelum kegiatan pengawasan itu dilakukan perlu ditentukan standar atau ukuran pengawasan. Manullang

(2004 : 186-187) menggolongkan jenis-jenis standar pengawasan ke dalam tiga golongan besar, yaitu :

1. Standar dalam bentuk fisik ( physical standar ), adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau

mengukur hasil pekerjaan bawahan dan bersifat nyata tidak dalam bentuk uang. 2. Standar dalam bentuk uang, adalah semua standar yang diperlukan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan

bawahan dalam jumlah uang.

3. Standar Intangible, adalah standar yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai kegiatan bawahan diukur

baik dengan bentuk fisik mauun dalam bentuk uang. Misalnya untuk mengukur kegiatan bagian atau kepala bagian

hubungan kemasyarakatan atau mengukur sikap pegawai terhadap perusahaan.

Langkah-langkah dalam Pengawasan

Langkah-langkah yang dilakukan selama proses pengawasan adalah sebagai berikut :

1) Penetapan Standar : Tujuan yang ingin dicapai organisasi bisnis atau perusahaan harus ditetapkan dengan jelas dan

lengkap pada saat perencanaan dibuat.

2) Penilaian kerja : Upaya untuk membandingkan kinerja yang dicapai dengan tujuan dalam standar yang telah

ditetapkan semula. 3) Tindakan koreksi : Tindakan yang dilakukan perusahaan apabila perusahaan mengalami masalah dan mencari

jawaban mengapa masalah tersebut terjadi.

Pengertian Disiplin

Kata disiplin berasal dari bahas latin “discipline” yang berarti “latihan atau pendidikan kesopanan dan

kerohanian serta pengenbangan tabiat”. Hal ini menekankan pada bantuan pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya dan merupakan cara pengawas dalam membuat peranannya dalam hubungannya dengan

disiplin.

Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar

mereka bersedia untuk merubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku (sinaruya 2007 : 15)

Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk

pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara koperatif dengan para

karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya (Sondang P. Siagian, 2003 : 305).

Sedangkan pendapat Siswanto Sastrohadiwiryo (2003 : 291) disiplin kerja dapat didefenisikan sebagai suatu

sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun

tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja pegawai merupakan

sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan

Page 15: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis sehingga diharapkan

pekerjaan yang dilakukan efektif dan efesien.

Adapun indikator disiplin kerja adalah sebagai berikut :

1. Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi

kemampuan pegawai, hal ini berarti bahwa tujuan yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai tersebut, agar dia bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

2. Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai karena pimpinan dijadikan

panutan dan teladan oleh para pegawainya. Pimpinan harus member contoh, berdisiplinan yang baik, jujur, adil, serta

sesuai kata dan perbuatannya.

3. Balas Jasa

Gaji dan kesejahteraan mempengaruhi disiplin pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan

kecintaan pegawai terhadap perusahaan atau pekerjaannya.

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan kerja pegawai, karena ego dan sifat manusia yang selalu

merasa minta diperlakukan sama dengan yang lain. 5. Waskat

Pengawasan melekat (waskat) adalah tindakan yang paling efektif untuk mencegah atau mengetahui

kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, mendapatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan

dan bawahan, menggali system kerja yang efektif untuk terwujudnya tujuan perusahaan.

6. Sanksi Hukuman

Dengan sanksi yang semakin berat, pegawai takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner pegawai akan berkurang serta menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam

perusahaan.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi disiplin pegawai. Pimpinan yang berani

bertindak tegas menerapkan hukuman bagi pegawai yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya.

Dengan kata lain ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap pegawai yang indisipliner akan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada perusahaan.

8. Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama pegawai akan menciptakan disiplin yang baik pada

suatu perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa “kedisiplinan” menjadi kunci terwujudnya tujuan perusahaan,

pegawai, dan masyarakat. Dengan disiplin yang baik berarti pegawai sadar dan bersedia mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

Tujuan Disiplin Kerja

Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi atau

perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok. Menurut

Siswanto Sastrohadiwiryo (2003 : 292) secara khusus tujuan disiplin kerja para pegawai, antara lain : 1) Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenaga kerjaan maupun peraturan dan kebijakan

organisasi yang belaku baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakn perintah manjemen dengan baik.

2) Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang

maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang

telah diberikan kepadanya.

3) Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa organisasi dengan sebaik-sebaiknya.

4) Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada organisasi.

5) Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang.

Jenis-jenis Disiplin Kerja

T. Hani Handoko dalam Susilo Martoyo (2002: 144) mengolongkan jenis-jenis disiplin antara lain :

1. Disiplin Preventif

Disiplin preventif merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk mendorong para karyawan

agar sadar mentaati berbagai standard dan aturan, sehingga dapat dicegah berbagai penyelewengan atau pelanggaran.

Yang utama dalam hal ini adalah di tumbuhkannya “self discipline” pada setiap karyawan tanpa kecuali.

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang terjadi terhadap

aturan-aturan, dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini berupa

suatu bentuk hukuman dan tindakan pendisiplinan (disciplinary action), yang wujudnya berupa “peringatan” atau pun

berupa “schorsing”. Semua sasaran pendisiplinan tersebut harus positif, bersifat mendidik dan mengoreksi kekeliruan

untuk tidak terulang kembali. Sedangkan menurut Keith Davis dan John W. Newstrom dalam Triguno (2003: 50-51), menyatakan bahwa

disiplin mempunyai 3 (tiga) macam bentuk, yaitu :

1. Disiplin Preventif

Page 16: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Disiplin preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk menaati standar atau peraturan. Tujuan

pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu

berat dengan pengawasan atau pemaksaan, yang dapat mematikan prakarsa dan kreativitas serta partisipasi SDM.

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. Tindakan itu biasanya berupa hukuman tertentu

yang biasa disebut sebagai tindakan dispiliner, antara lain peringatan, skors, dan pemecatan.

3. Disiplin Progesif

Disiplin progesif adalah tindakan dispilner berulangkali berupa hukuman yang makin berat, dengan maksud

agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan.

Pendekatan Disiplin Kerja

Ada tiga pendekatan disiplin menurut A. A Anwar Prabu Mangkunegara (2001 : 130) yaitu :

1. Pendekatan disiplin modern

Pendekatan disiplin modern yaitu menemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman.

Pendekatan ini berasumsi : a. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik.

b. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukuman yang berlaku.

c. Keputusan-keputusan yang semuanya terhadap kesalahan atau prasangka harus diperbaiki dengan

mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

d. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap kasus disiplin.

2. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi

Pendekatan disiplin dengan tardisi, yaitu pendekatan dengan cara memberi hukuman. Pendekatan ini

berasumsi :

a. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah

diputuskan.

b. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tingkat pelanggaran. c. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggaran maupun kepada pegawai lainnya.

d. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras.

e. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

3. Pendekatan Disiplin Bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi : a. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai.

b. Disipln bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembetulan perilaku.

c. Disiplin ditujukan untuk perbuatan perilaku yang lebih baik.

d. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap peraturannya.

Tingkat dan Sanksi Disiplin Kerja

Sasaran utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para pegawai yang melanggar norma-norma organisasi

adalah memperbaiki dan mendidik para karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin. Pada umumnya sebagai

pegangan pimpinan meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja yang dikemukakan oleh Siswanto

Sastrohadiwiryo (2003 : 293-294) terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, sanksi disiplin ringan.

1. Sanksi Disiplin Berat

Sanksi disiplin berat terdiri dari : a) Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan atau pekerjaan yang diberikan sebelumnya.

b) Pembebesan dari jabatan atau pekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga kerja biasa bagi yang memegang

jabatan.

c) Pemutusan Hubungan Pekerjaan (PHK) dengan hormat dengan permintaan sendiri tenaga kerja yang

bersangkutan.

d) Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan tidak hormat sebagai tenaga kerja di organisasi atau perusahaan. 2. Sanksi Disiplin sedang

a) Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancang sebagaimana tenaga kerja lainnya.

b) Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasa diberikan.

c) Penundaan program promosi tenaga kerja yang bersangkutan pada jabatan yang lebih tinggi.

3. Sanksi Disiplin Ringan

a) Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan.

b) Teguran tertulis.

c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.

Dalam penetapan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan kepada pegawai yang melanggar hendaknya

dipertimbangkan secara cermat, teliti, dan seksama bahwa sanksi disiplin yang akan dijatuhkan tersebut setimpal

dengan tindakan dan perilaku yang diperbuat. Dengan demikian, sanksi disiplin tersebut dapat diterima dengan rasa keadilan. Kepada pegawainya yang pernah diberikan sanksi disiplin dan mengulangi lagi pada kasus yang sama, perlu

dijatuhi sanksi disiplin yang lebih berat dengan tetap berpedoman pada kebijakan pemerintah yang berlaku.

Page 17: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja

Banyak hal yang dapat mempengaruhi sikap pegawai terutama sikap disiplin kerja pegawai dalam suatu

organisasi, untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab yang diberikan atasan kepada masing-masing

pegawai. Salah satu factor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja pegawai adalah bagaiman pengawasan yang

dilakukan atasan terhadap pegawai yang ada dalm organisasi.

Pimpinan yang menganalisa terlebih dahulu tentang kebutuhan pegawai, dan apa yang dapat meningkatkan disiplin dalam bekerja. Oleh karena itu, pengawasan harus filakukan secara efektif, karena dapat merangsang

kedisplinan kerja pegawai. Melalui pengawasan, pegawai merasa medapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan

dari atasannya, sehingga dengan sendirinya pegawai berusaha untuk memberikan yang terbaik kepad perusahaan

tempatnya bekerja (Reksohadiprojo dalam Yogi 2001 : 5).

Kerangka Pemikiran

Karyawan dapat menjalankan semua aktifitas perusahaan sesuai dengan apa yang direncanakan, untuk itu

diperlukan suatu sikap disiplin yang tinggi dari masing-masing induvidu. Karena karyawan merupakan manusia biasa

yang pasti pernah melakukan kekhilafan, kesalahan maupun penyimpangan dalam melaksanakan tugasnya, sehingga

pengawasan harus dilakukan secara efektif guna mencegah timbulnya berbagai jenis dan bentuk penyimpangan atau

penyelewengan baik disengaja maupun tidak disengaja yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Pengawasan mutlak diselenggarakan oleh semua yang menduduki jabatan manjerial mulai manajer tingkat

puncak hingga manajer tingkat rendah yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan tehnis yang

diselenggarakan oleh semua tugas operasional. Pengawasan yang baik sangat diperlukan dalam membentuk disiplin

kerja karyawan, melalui disiplin yang tinggi karyawan dapat bekerja maksimal dan pencapaian hasil kerja tepat pada

waktu yang telah ditentukan (Siagian, dkk 2001 : 3). Pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat

mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut ( Schmerhorn dalam

Ernie, dkk 2005 : 4).

Disiplin dalam suatu pekerjaan merupakan kehendak dan kesediaan karyawan untuk memenuhi dan mentaati

segala peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Disiplin kerja

yang dimaksud tidak akan terbentuk dengan sendirinya tanpa disertai upaya yang dilakukan oleh perusahaan atau pemimpin. Salah satu upaya untuk meningkatkan disiplin kerja adalah dengan melakukan pengawasan (Yogi, 2001 : 4).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja dapat terlaksana dengan pengawasan yang

baik dan kesediaan karyawan untuk dapat memenuhi dan mentaati segala ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan

yang berlaku pada perusahaan tersebut, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Secara skematis bahwa berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka model penelitian di buat sebagai berikut :

Hipotesa

Gambar 1. Model Penelitian

Dimana :

X = Pengawasan (Independent Variabel)

Y= Disiplin Kerja (Dependent Variabel)

Hipotesis

Hipotesis berasal dari bahas Yunani yang terdiri dari atas akar kata “hypo” (Kurang Dari) dan “thesis”

(Pendapat). Dengan demikian hipotesis dapat didefinisikan sebagai pendapat, jawaban atau dugaan yang bersifat

sementara dari suatu persoalan yang diajukan yang sebenarnya masih perlu dibuktikan lebih lanjut (Muhammad Teguh

2005 : 58).

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data dan keterangan - keterangan untuk menyelesaikan skripsi ini penulis meneliti

langsung pada lokasi penelitian yaitu Kantor PT. PLN (persero) Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam yang berpusat

dikota Banda Aceh.

Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objeknya yaitu karyawan-karyawan pada PT. PLN (pesero) Wilayah Nanggroe Aceh

Darussalam. Sedangkan data sekunder penulis peroleh melalui dokumentasi terutama pada perpustakaan Wilayah di

Lamnyong Banda Aceh dan Karya-karya ilmiah lain yang berhubungan dengan judul enelitian yang dilakukan.

X Y

Page 18: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Populasi

Populasi adalah keseuruhan subjek penelitian yang mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu dan

berfungsi sebagai subjek yang dikenai suatu penelitian. Dalam pengumpulan data primer dalam penulisan melalui

wawancara kepada responden. Dengan demikian responden dalam penelitian adalah seluruh karyawan beserta pimpinan

PT. PLN (persero) Banda Aceh. Adapun jumlah karyawan seluruhnya 65 orang.

Defenisi Operasional Variabel

Variable yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah variable yang terkandung dalam hipotesis. Maka

variable tersebut lebih dulu didefenisikan dan membuat indikator-indikatornya agar memudahkan dalam pembuatan

kuesioner penelitian sebagai berikut :

a. Pengawasan (Variabel Independent / X)

Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau

timbulnya variabel terikat (Sogiyono, 2004 : 33). variabel bebas ini adalah pengawasan. Karena pengawasan merupakan

salah satu dari empat fungsi manajemen, maka variable bebas dalam penelitian ini tidak dapat dipecah-pecah lagi

kedalam sub variable. Sehingga penelitian ini hanya menggunakan satu variable (tunggal). Pengawasan merupakan

sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil

yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah di tetapkan tersebut (Schrmerhorn dalam Ernie, dkk 2005 : 317). b. Disiplin Kerja (Variabel Dependent / Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2004 : 33). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat (Y) adalah disipin kerja pegawai.

Disiplin kerja sebagai sikap mental pegawai untuk mematuhi peraturan atau kebijaksanaan yang ditetapkan

perusahaan atau oranisasi yang bersangkutan (Anwar, 2000 : 224). Indicator-indikator dari disiplin kerja sebagai

berikut: a) Tujuan dan Kemampuan

b) Teladan pimpinan

c) Balas jasa

d) Keadilan

e) Waskat

f) Sanksi hukum g) Ketegasan

h) Hubungan manusia

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Angket / Kuesioner

Tehnik yang menggunakan angket atau kusioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan

dan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat member respon atas daftar

pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, responden diminta untuk menjawab beberapa hal yang berkaitan dengan

identitas diri, dan pertanyaan yang berkaitan dengan judul penelitian.

b. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan responden secara sitematis

sesuai dengan tujuan penelitian.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil data dari literature terkait dan sumber-sumber

lain yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini seperti majalah dan internet.

Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas

melalui pengumpulan data sehingga dapat diketahui gambaran umum kantor yang sedang diteliti.

b. Metode Analisis Kuantitatif

Didalam penelitian ini, penulis menganalisis data dengan memakai metode analisis statistik regresi sederhana. Dalam regresi, diteliti apakah dua variable itu berpengaruh. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y=a+bX+e

Dimana : Y = Disiplin Kerja

X = Pengawasan

a = Nilai intercept (konstanta)

b = Koefisien regresi

e = Jumlah Error

Pengukuran Variabel

Pengukuran indikator variabel – variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu dengan

menyusun range skor dalam skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2004 : 102).

Page 19: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Pengujian variabel – variabel yang diteliti, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2004 : 104).

Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban, yaitu :

a) Sangat Setuju (SS) : Skor 5

b) Setuju (S) : Skor 4

c) Kurang Setuju (KS) : Skor 3

d) Tidak Setuju (TS) : Skor 2 e) Sangat Tidak Setuju (STS) : Skor 1

Pengujian Hipotesis 1. Uji Signifikan Individual (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah : “Pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

disiplin kerja karyawan pada PT. PLN (PESERO) Wilayah NAD di Kota Banda Aceh”. Dengan tingkat kepercayaan

95% (confidence interval) dan 5% (Test Of Level).

Dua ketentuan pengujian hipotesis sebagai berikut:

• Ho : β = 0; Artinya tidak terdapat pengaruh yang siqnifikan antara pengawasan (Variabel Independent)

terhadap disiplin kerja karyawan (Variabel Dependent).

• Hi : β ≠ 0; Artinya terdapat pengaruh yang siqnifikan antara pengawasan (Variabel Independent) terhadap

disiplin kerja karyawan (Variabel Dependent).

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t (dua sisi) dan df (derajat kebebasan) = n-2 atau 65-2 = 63, dengan

kriteria koefisien pengembalian keputusan sebagai berikut :

• Terima Ho (tolak H1) bila t hitung < t table atau sig t > α

• Tolak Ho (terima H1) bila t hitung < t table atau sig t > α

2. Koefisien Determinan ( R2)

Determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dengan kata lain koefisien determinan digunakannya untuk mengukur besarnya kontribusi variabel bebas yang diteliti yaitu pengawasan (X) terhadap disiplin kerja (Y) sebagai variabel terikat. Semakin besar nilai koefesien determinasi,

semakin baik kemampuan variabel (X) menerangkan variabel (Y). untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis,

data diolah secara statistic

PEMBAHASAN

Penyajian Data

Untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan, penulis menggunakan angket

sebagai alat atau instrument kemudian diolah dan dianalisis. Untuk mempermudah penulisan dalam penganalisaan

tersebut, maka penulis membuat urutan-urutan pengolahan data sebagai berikut :

a. Mengumpulkan tentang pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan. Kuisoner yang disebarkan sesuai

dengan jumlah sampel yaitu sebanyak 65 orang yang ada pada PT. PLN (persero) Wilayah NAD di kota Banda

Aceh, yaitu :

• Bagian Perencanaan : 16

• Bagian Keuangan : 12

• Bagian SDM dan ADM : 25

• Bagian Niaga : 5

• Bagian Tehnik : 7

b. Penarikan sampel dilakukan secara acak, untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja

karyawan. Jumlah seluruh pernyataan adalah 20 item, yang terdiri dari 10 item Variabel Independent (

pengawasan ) dan 10 item Variabel Dependent ( disiplin kerja ). Tiap pertanyaan disediakan alternative jawaban

yang skornya sebagai berikut :

• Pilihan SS (Sangat Setuju) : 5 Skor

• Pilihan S (Setuju) : 4 Skor

• Pilihan KS (Kurang Setuju) : 3 Skor

• Pilihan TS (Tidak Setuju) : 2 Skor

• Pilihan STS (Sangat Tidak Setuju) : 1 Skor c. Mentabulasikan jawaban responden, kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi data.

d. Menghitung koefesien regresi antara pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan.

e. Mencari hubungan pengaruh pengawasan terhadap disiplin karyawan dengan menggunakan uji-t.

Setelah kuisioner disebarkan dan di isi oleh responden, maka penulis mentabulasikan data (terlampir) tiap

pertanyaan melalui langkah-langkah diatas.

Page 20: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Karakteristik Responden

Tabel 1. Karekteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja

Unit Kerja Jumlah Karyawan Pesentase

Perencanaan 16 24,6%

Keuangan 12 18,5%

SDM dan ADM 25 38,5%

Niaga 5 7,7%

Tehnik 7 10,8%

Total 65 100%

Tabel 1 menjelaskan bahwa karyawan pada bagian SDM dan ADM lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah karyawan pada bagian lainnya. Hal tersebut dikarenakan, pada bagian SDM dan ADM pekerjaan karyawan

adalah mendengar dan mendata apa masalah dan kendala dari masyarakat yang memakai listrik karena pekerjaan itu

tidak mudah. Diperlukan ketelitian mendata, kesabaran pada konsumen jika ada yang complain. Oleh karena itu PT.

PLN menempatkan karyawan lebih banyak pada bagian SDM dan ADM, agar semua rencana yang telah ditetapkan

berjalan sebagaimana mestinya.

Tabel 2. Karektiristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

20-29 Tahun 23 35,4%

30-39 Tahun 15 23,1%

40-49 Tahun 19 29,2%

> 50 Tahun 8 12,3%

Total 65 100%

Tabel 2 menjelaskan bahwa mayoritas karyawan PT. PLN (persero) berusia berkisar antara 20-29 tahun. Hal

tersebut menunjukkan bahwa PT. PLN (persero) lebih banyak mempekerjakan karyawan yang berusia muda.

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 39 60,0%

Wanita 26 40,0%

Total 65 100%

Tabel 3 menjelaskan bahwa karyawan yang berjenis laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan

karyawan yang berjenis kelamin wanita. Karena tenaga dan keahlian tenaga kerja laki-laki banyak dibutuhkan.

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah Persentase

0-2 Tahun 12 18,5%

3-4 Tahun 20 30,8%

5-6 Tahun 10 15,4%

> 7 Tahun 23 35,4%

Total 65 100%

Tabel 4 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan lamamya karyawan bekerja diperusahaan, dari table

diatas terlihat jumlah karyawan yang telah lama bekerja di perusahaan dengan persentase tertinggi adalah karyawan

yang masa kerja selama > 7 tahun. Semakin lama karyawan bekerja dalam suatu perusahaan, maka karyawan akan

semakin menguasai dan mengerti tentang pekerjaan maupun peraturan yang ada di perusahaan. Dengan demikian

kinerja karyawan semakin baik, hal tersebut dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan.

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

SLTA 9 13,8%

Diploma 12 18,5%

Sarjana 37 56,9%

Pasca Sarjana 7 10,8%

Total 65 100%

Tabel 5 menjelaskan mayoritas latar belakang pendidikan terakhir karyawan pada PT. PLN (persero) adalah

Sarjana (S1) sebanyak 37 orang sedangkan karyawan yang pendidikan terakhir Pasca Sarjana hanya sebanyak 7 orang. Dengan berdasarkan pada jawaban responden yang terdiri dari 65 (enam puluh lima) orang, maka didapat

skor pernyataan dari angketbyang disajikan baik variabel Independent (Pengawasan) maupun Variabel Dependent

(Disilin Kerja).

Page 21: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Tabel 6. Karakteristik Responden tentang Variabel Pengawasan (X)

F % F % F % F % F % F %

1 20 30,8 25 38,5 17 26,2 3 4,6 0 0 65 100

2 19 29,2 30 46,2 11 16,5 5 7,7 0 0 65 100

3 22 33,8 33 50,8 9 13,8 1 1.5 0 0 65 100

4 22 33,8 32 49,2 10 15,4 1 1,5 0 0 65 100

5 14 21,5 34 52,3 14 21,5 3 4.6 0 0 65 100

6 18 27,7 31 47,7 14 20,0 3 4,6 0 0 65 100

7 15 23,1 36 55,4 9 13,8 5 7,7 0 0 65 100

8 28 43,1 27 41,5 10 15,4 0 0 0 0 65 100

9 10 15,4 26 40,0 21 32,3 8 12,3 0 0 65 100

10 21 32,3 29 44,6 12 18,5 3 4,6 0 0 65 100

TotalSTSPertanyaan

SS S KS TS

Tabel 6 menunjukkan bahwa :

1. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, ketika sedang mengawas mandor sering mengingatkan bahwa

kinerja karyawan harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan, dengan alasan responden

pada saat karyawan sedang bekerja dan mandor melalukan pengawasan.

2. Dari 65 responden banyak yang menjawab setuju, bahwa kinerja karyawan di perusahan selalu sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan, namun masih ada karyawan yang menjawab kinerja mereka terkadang tidak

sesuai dengan standar yang ada.

3. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, karena mandor/pimpinan sering mengatkan bahwa kinerja

karywan sangat memuaskan. 4. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, apabila kinerja karyawan diperusahaan yang belum memenuhi

standar maka pekerjaan tersebut harus diulang kembali, hal tersebut menunjukkan pada bagian manpun

karyawan ditempatkan, maka setiap karyawan harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya

5. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, mandor/pimpinan rutin melakukan pengawasan sebanyak 2-3

kali dalam satu hari, hal tersebut menunjukkan pengawasan di perusahaan dilakukan dengan ketat, untuk

menghindari terjadinya kesalahan dan meninjau kinerja karyawan agar sesuai dengan apa yang diharapkan. 6. Dari 65 responden menjawab setuju, apabila mandor /pimpinan melakukan pengawasan lebih dari 3 kali

dalam sehari, dengan semakin seringnya mandor mengunjungi tempat kerja karyawan, maka akan

mempermudah karyawn untuk bertanya tentang kendala dan bagaimana seharusnya mereka dalam

menyelesaikan pekerjaan yang agak rumit.

7. Dari 65 responden menjawab setuju, karena responden mengatakan pada saat melakukan pengawasan

mandor/pimpinan sering bertanya masalah apa yang dihadapi karyawan ketika sedang bekerja, terutama pada karyawan yang kinerjanya tidak memenuhi standar yag telah ditetapkan.

8. Dari 65 responden mayoritas menjawab sangat setuju, responden beralasan bahwa ketika sedang melakukan

pengawasan dan pada saat karyawan mengalami masalah mandor/pimpinan berusaha membantu karyawan

memecahkan masalah dengan cara mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Terkadang

mandor/pimpinan hanya menyampaikan saja apa yang harus dilakukan tanpa praktek langsung untuk

membantu karyawan dalam menyelesaikan masalah tersebut, sehingga karyawan tetap mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan yang belum benar-benar mereka pahami.

9. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju apabila mandor sering memberikan pengarhan kepada

karyawan, karena dapat menjalin hubungan yang erat antara mandor/pimpinan dengan karyawan.

10. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju apabila karyawan ditegur oleh mandor/pimpinan. Hal ini

bertujuan agar tercapainya standar mutu perusahan.

Tabel 7. Jawaban Responden Tentang Variabel Disiplin Kerja

F % F % F % F % F % F %

1 10 15,4 31 47,7 21 32,3 3 4,6 0 0 65 100

2 15 23,1 27 41,5 17 26,2 6 9,2 0 0 65 100

3 14 21,5 35 53,8 12 18,5 4 6,2 0 0 65 100

4 17 26,2 27 41,5 18 27,7 3 4,6 0 0 65 100

5 18 27,7 27 41,5 18 27,7 2 3,1 0 0 65 100

6 20 30,8 26 40,0 16 24,6 3 4,6 0 0 65 100

7 9 13,8 33 50,8 14 21,5 9 13,8 0 0 65 100

8 21 32,2 27 41,5 15 23,1 2 3,1 0 0 65 100

9 25 38,5 22 33,8 17 26,2 1 1,5 0 0 65 100

11 17 26,2 33 50,8 15 23,1 0 0 0 0 65 100

PertanyaanSTSSS S KS TS Total

Tabel 7 menunjukkan bahwa :

1. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, karena dengan disiplin yang tinggi karyawan akan lebih serius

dalam menjalankan tugasnya masng-masing.

2. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, bahwa setia pimpinan harus memiliki ketegasan guna

mendapatkan hasil yang baik bagi terciptanya kedisiplinan karyawan.

Page 22: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

3. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, bahwa mereka patuh pada apa yang disampaikan oleh atasan.

Hal tersebut menunjukkan tingginya tingkat disiplin karyawan pada apa yang disampaikan oleh atasan,

terutama dalam memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahan.

4. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, bahwa mereka memahami peraturan kerja yang ada

diperusahaan. Karena pada saat masuk di perusahaan bahkan pada saat sedang bekerja atasan sering

memberitahukan pada karyawan hal-hal apa saja yang harus dilakukan selama bekerja di perusahaan tersebut. 5. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, bahwa karyawan menerima pada pengawasan yang berlaku

diperusahaan, apabila kinerja mereka tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan maka karyawan harus

mengulang kembali pekerjaan tersebut demi mencapai standar yang telah ditetapkan.

6. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, bahwa karyawan serius dalam menyelesaikan ekerjaan dan

mematuhi semua peraturan yang berlaku. Dari jawaban responden kita dapat melihat bahwa karyawan

mengharapkan perhatian khusus dari perusahaan.

7. Dari 65 responden menjawab setuju, bahwa karyawan menjalankan kewajiban dengan baik dikarenakan

pimpinan yang baik pula. Namun masih ada karyawan yang mengatakan bahwa mereka belum menjalankan

kewajiban dengan baik, karena kinerja mereka terkadang tidak sesuai dengan standar.

8. Dari 65 responden mayoritas menjawab setuju, karena karyawan perlu perlakuan yang adil agar tidak terjadi

kecemburuan social demi terciptanya kedisiplinan yang tinggi pada perusahaan tersebut. 9. Dari 65 responden mayoritas menjawab sangat setuju, dengan adanya pimpinan yang tegas berarti akan

memperkecil masalah karyawan yang sering melalaikan jam kerjanya.

10. Dari 65 responden menjawab setuju, dikarenakan dengan adanya kerja sama antar karyawan akan

terwujudnya hubungan kerja yang baik dalam perusahaan.

Uji Validitas dan Reabilitas

Intstrumen yang valid dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid

dan reliable. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuisioner layak digunakan sebagai instrument

penelitian atau tidak. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Reliable

artinya data yang diperoleh melalui kuesiner hasilnya konsisten bila digunakan untuk peneliti lain. Berdasarkan hasil

angket diatas, maka untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pernyataan dalam

mendifinisikan suatu variabel diperlukan validitas. Validitas suatu pernyataan dicari dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson terlihat pada table Item Total Statistic yang disajikan sebagai berikut :

R = �∑���∑�.∑�

��∑���∑��.�∑���∑��

Uji Validitas

Pengujian validitas instrument dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software.

Tabel 8. Pengawasan (Independent)

Tabel 9. Disiplin Kerja

Item-Total Statistics

34,5333 25,981 ,371 ,811

35,0000 23,571 ,525 ,795

34,6667 23,238 ,626 ,781

34,8000 26,457 ,377 ,809

34,5333 26,695 ,389 ,808

34,6000 25,114 ,557 ,791

34,8000 26,171 ,707 ,787

34,9333 23,210 ,619 ,782

34,8667 24,552 ,532 ,793

34,6667 27,524 ,342 ,811

A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

A9

A10

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item-Total Statistics

33,1333 26,838 ,728 ,866

33,7333 28,495 ,453 ,885

33,6000 26,543 ,600 ,875

32,9333 26,638 ,548 ,880

33,4000 26,686 ,658 ,870

33,2000 25,457 ,888 ,854

33,1333 27,552 ,627 ,873

33,3333 26,952 ,561 ,878

33,2667 28,352 ,471 ,884

33,2667 27,210 ,721 ,867

B1

B2

B3

B4

B5

B6

B7

B8

B9

B10

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Page 23: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Untuk melihat validitas maka kolom yang dilihat adalah Correted Item-Total Correlation. Apabila nilainya

melebihi 0,232, maka instrumen-instrumen dalam penelitian dinyatakan valid. dapat dilihat bahwa nilai pada Correted

Item-Total Correlation lebih besar (>) dari r table, sehingga dapat dinyatakan dua puluh butir instrument dalam

penelitian ini valid ataupun sah.

2. Uji Reabilitas (Kehandalan)

Setelah dilakukan ujivaliditas maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas instrument. Instrumen dapat dikatkan

reliabel ( kehandalan ) bila memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Situmoran, et.al, 2008 : 40).

Berdasarkan hasil angket diatas maka untuk mengetahui kestabilan dan konsisten responden dalam menjawab

butir-butir berkaitan dengan suatu daftar (konstruk) pertanyaan yang disusun dalam suatu bentuk kuisioner maka

diperlukan Uji Reliabilitas (Kehandalan). Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai

Cronbach’s alpha (>) dari 0,60.

Tabel 10. Reliability Pengawasan

Tabel 11. Reliability Disiplin Kerja

Pada Tabel 10 dan Tabel 11 diatas Cronbach Alpha sebesar 0,814 dan 0,885 > 0,60 sehingga hal ini

menyatakan bahwa semua pertanyaan yang telah disajikan pada responden teruji kehandalannya atau dapat dikatakan

reliabel.

Analisis dan Evaluasi

Dari hasil semua jawaban responden diatas untuk mengetahui besar hubungan atau seberapa jauh pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan. Adapun output yang dihasilkan sebagai berikut:

Tabel 12. Deskripsi Statistik

a. Pada Tabel 12 di atas, bahwa rata-rata pengawasan dengan jumlah data responden 65 orang adalah sebesar 4,5277

dengan standar deviasi 0,34889. b. Pada Tabel 12 di atas, bahwa rata-rata disiplin kerja dengan jumlah data responden 65 orang adalah 3,9985 dengan

standar deviasi 0,38426.

1. Determinan (R2)

Determinan (R2) pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu variabel

Pengawasan (X), terhadap variasi naik turunnya variabel terikat atau Disiplin Kerja (Y) secara bersama-sama, dimana

0≤R2≤1

Tabel 13. Determinan

a. Berdasarkan Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa angka Adjusted R Square 0,155. Adjusted R Square dapat

disebut koefesien determinasi yang dalam hal ini berarti 15,5% dari disiplin kerja karyawan dipengaruhi oleh

pengawasan. Sedangkan sisanya (100% - 15,5% = 84,5%) dipengaruhi oleh faktor lain. R Square berkisar 0

sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka R Square semakin lemah pengaruh kedua variabel.

b. Berdasarkan Tabel 13 diatas menunjukkan besar nilai Standart Error of Estimate adalah 0,32064 satuan yang

dipakai adalah variabel Dependent (Disiplin Kerja). Pada analisi sebelumnya (perhatikan table Descriptive

Reliability Statistics

,814 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Reliability Statistics

,885 10

Cronbach's

Alpha N of Items

Descriptive Statistics

4,5277 ,34889 65

3,9985 ,38426 65

Y

X

Mean Std. Deviation N

Model Summary

,411a ,169 ,155 ,32064

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Pengawasana.

Page 24: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Statistic/Tabel 12) bahwa standar deviasi 0,38426. Oleh karena lebih kecil dari standar deviasi Disiplin Kerja,

maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai predictor disiplin kerja dari pada rata-rata disiplin kerja

itu sendiri.

Tabel 14. (Uji F)

Berdasarkan Tabel 14 bahwa F hitung 12,774 sedangkan F table adalah 3,99 dengan signifikan 0,000. Oleh

karena 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 regresi layak dipakai untuk memprediksikan Disiplin Kerja Karyawan.

2. Uji “t”

Uji t dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat (Y) secara persial.

Tabel 15. Uji t

Berdasarkan Tabel 15 diatas menggambarkan persamaan regresi berikut :

Y = 3.037 + 0.373X

Y = Disiplin Kerja

X = Pengawasan

• Konstanta sebesar 3,3037 menyatakan bahwa jika ada Pengawasan maka Disiplin Kerja Karyawan 3,037.

• Koefesien regresi sebesar 0,373 menyatakan bahwa penambahan Pengawasan akan meningkatkan Disiplin Kerja

sebesar 0,373. Tetapi sebaliknya setiap pengurangan 1 pengawasan akan mengurangkan Disiplin Kerja Karyawan

sebesar 0,373. Oleh karena itu dinyatakan arah hubungan yang searah yaitu penurunan atau peningkatan terhadap

Disiplin Kerja Karyawan.

• Standardized Coefficients (Beta) sebesar 0,411 jika dibandingkan dengan Standard Deviation sebelumnya

0,34889.

Pengujian Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah : “ Pengawasan berpengaruh positif dan siqnifikan terhadap

Disiplin Kerja Karyawan pada PT. PLN (persero) Wilayah NAD di Kota Banda Aceh. Dengan tingkat kepercayaan

(Confidence interval) atau level pengujian hipotesis 5%.

Dua ketentuan pengujian hipotesis sebagai berikut :

• Ho : β = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh yang siqnifikan antara Pengawasan (Variabel Independent)

terhadap Disiplin Kerja Karyawan (Variabel Dependent).

• H1 : β ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang siqnifikan antara Pengawasan (Variabel Independent) terhadap

Disiplin Kerja Karyawan (Variabel Dependent).

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t (dau sisi) dan df (derajat kebebasan) = n-2 atau 65-2, dengan criteria

koefesien pengambilan keputusan sebagai berikut :

• Terima Ho (tolak H1) bila t hitung < t table atau sig t > α

• Terima Ho (terima H1) bila t hitung < t table atau sig t > α

Dengan melihat tabel 15 diatas menunjukkan bahwa t hitung untuk pengawasan 3,574 dengan siqnifikan t =

0,000 dan t table adalah 1,99 karena t hitung > t table (3,574 > 1,99) dan siqnifikan t < α (0,000 < 0,05), maka tolak Ho

(terima H1) dan hasil uji hipotesis ternyata menunjukkan ada pengaruh yang siqnifikan dari Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT. PLN (persero).

Dari hasil penelitian tersebut bahwa pengawasan terhadap disiplin kerja karyawan mutlak diselenggarakan

oleh semua yang menduduki jabatan manjerial tingkat puncak hingga pada manjerial tingkat bawah yang secara

langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis. Pengawasan yang baik sangat perlu dalam membentuk disiplin kerja

karyawan PT. PLN (persero) Wilayah NAD di Kota Banda Aceh.

ANOVAb

1,313 1 1,313 12,774 ,001a

6,477 63 ,103

7,790 64

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pengawasana.

Dependent Variable: Kedisiplinanb.

Coefficientsa

3,037 ,419 7,249 ,000

,373 ,104 ,411 3,574 ,001

(Constant)

Pengawasan

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kedisiplinana.

Page 25: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa yang telah dilakukan, maka penulis mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1) Diketahui bahwa Adjusted R Square 0,155 . Adjusted R Square dapat disebut koefesien determinasi yang dalam

hal ini berarti 15,5% dari disiplin kerja karyawan dipengaruhi oleh pengawasan. Sedangkan sisanya (100% -

15,5% = 84,5%) dipengaruhi oleh faktor lain. R square berkisar sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka R square semakin lemah pengaruh kedua variabel.

2) Analisa of variance (anova mengidentifikasikan bahwa F hitung 12,774 > F table 3,99 dan probabilitas 0,000 < 0,05

dengan demikian model regresi layak digunakan mempredeksi disiplin kerja.

3) Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa t hitung untuk pengawasan 3,574 dengan siqhifikan t = 0,000 dan t table

adalah 1,99 karena t hitung > t table (3,574 > 1,99) dan siqnifikan t < α (0,000 < 0,05), maka tolak Ho (terima H1)

dan hasil uji hipotesis ternyata menunjukkan ada pengaruh yang siqnifikan dari pengawasan terhadap disiplin

kerja karyawan PT. PLN (persero).

SARAN

Berdasarkan hasi penelitian ini, peulis memberikan sara atau masukan sebagai berikut : 1. Pengawasan yang dilakukan perusahaan sangat mempengaruhi disiplin karyawan dalam bekerja. Namun

pengawasan pada karyawan harus lebih ditingkatkan unutk mencegah terjadinya penyimpangan – penyimpangan

yang tidak diharapkan.

2. Pada karyawan PT. PLN (persero) yang kerjanya tidak memenuhi standar harus diberikan sanksi, yaitu mengulang

kembali pekerjaan mereka hingga memenuhi standar yang telah ditetapkan demi mencapai tujuan perusahaan.

3. Dari jawaban responden menyatakan setuju sikap loyalitas terhadap perusahaan sebanyak 78,33% dapat membantu tujuan perusahaan dan pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja sebesar 15,5%, perlu meningkatkan

kesejahteraan karyawan agar kinerja karyawan semakin baik dalam pencapaian tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Bumi Aksara.

Idris, Mahyudin 2007. Hubungan Pengawasan terhadap Efesiensi Kerja Karyawan pada CV. Asuransi Kredit

Indonesia (Askrido) Cabang Medan. Medan : Program Strata Jurusan Manajemen Universitas Sumatera

Utara.

Masry, S. Marigan 2004. Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta, Ghalia Indonesia.

Usman, Husnani 2001. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung, CV. Mandar Maju.

Sastro, Hadiwiryo dan Siswanto 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta, Bumi Aksara.

Sugiyono 2004. Metode Penelitian. Bandung, Cetakan Kedua, CV. Alfabeta.

Sinuriya, Julius 2007. Pengaruh Disiplin Kerja Pegawai pada Hukum Militer I/Bukit Barisan ( KUMDAM I/BB ).

Medan : Program Strata Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Supranto, Johanes 2001. Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global. Jakarta, Edisi pertama, Salemba Empat.

Sule, T. Ernie dan Saefullah K. 2005. Pengantar Manajemen. Kencana, Jakarta.

Yogi, S. Jefriandi 2001. Analisis Kontribusi Pengawasan terhadap Peningkatan Disiplin Kerja. http://one.indoskripsi.com.

Yusri 2008, Komitmen dan Disiplin Kuat, Kinerja akan Meningkat. www.google.com.

Page 26: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP

PELAYANAN ACCES NETWORK OPERATION

DI PROPINSI ACEH

SARBOINI

ABSTRAK

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan

Acces Network Operation, dan mengetahui pengaruh signifikan secara bersama-sama keandalan (reliability),

ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) terhadap kepuasan

pelanggan Acces Network Operation. Metode pengumpulan data adalah dengan wawancara, menyebarkan kuesioner

kepada responden dan menelaah dokumentasi pada objek penelitian tersebut. Sedangkan jawaban responden dengan

menggunakan Skala Likert dengan rentangan skor nilai 1 (satu) menunjukkan sangat tidak memuaskan/sangat tidak

setuju sampai dengan skor 5 (lima) sangat memuaskan/sangat setuju. Data yang diperoleh akan diolah dengan

menggunakan alat bantu statistik yaitu dengan software SPSS versi 15.0. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah

bahwaTingkat kepuasan pelanggan Acces Network Operation yang diukur berdasarkan layanan petugas mudah dan cepat,

kecepatan penanganan keluhan, dan biaya pemasangan terjangkau berada dalam kategori tingkat kepuasan sedang, sedangkan kemudahan pemasangan jaringan baru berada dalam kategori tingkat kepuasan rendah. Secara bersama-sama

atau simultan seluruh variabel, yaitu faktor keandalan (reliability) (X1), faktor ketanggapan (responsiveness) (X2), faktor

keyakinan (assurance) (X3), faktor empati (emphaty) (X4), dan faktor berwujud (tangible) (X5) berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan pelanggan Acces Network Operation. Secara parsial faktor ketanggapan (responsiveness) (X2), faktor

keyakinan (assurance) (X3), faktor empati (emphaty) (X4), dan faktor berwujud (tangible) (X5) berpengaruh nyata dan

positif terhadap kepuasan pelanggan Acces Network Operation.

Kata Kunci: Kepuasan pelanggan, pelayanan acces network operation,reliability, responsiveness, assurance, empathy,

dan tangible.

PENDAHULUAN

Pembangunan yang sedang dilaksanakan di Negara Republik Indonesia saat ini akan mengakibatkan tuntunan

tugas bagi semua pihak yang turut serta dalam proses pembangunan yang terus meningkat dan semakin berat.

Pembangunan yang meliputi segala bidang, menghendaki partisifasi aktif semua pihak untuk menunjang jalannya roda

pembangunan. Untuk meningkatkan pembangunan, banyak perusahaan swasta yang telah mengambil perannya didalam

pembangunan dewasa ini. Diantaranya perusahaan swasta yang telah mengembangkan diri dalam bidang pelayanan yaitu perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi.

Kegiatan pemasaran pada dasarnya mempunyai tujuan untuk memperbesar peran perusahaan dipasar. Tujuan

tersebut hanya dapat dicapai apabila suatu perusahaan dapat menarik pelanggannya. Penarikan pelanggan hanya mungkin

dilakukan apabila perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya melalui produk yang dihasilkan atau

dipasarkan (Sofyan Assauri, 2003:120). Dalam sebuah pasar jarang didapati suatu perusahaan yang tidak mempunyai

saingan, untuk itu setiap perusahaan perlu menggunakan dan meraih setiap kesempatan atau peluang yang ada, sehingga posisi perusahaan dipasar dapat dipertahankan dan sekaligis ditingkatkan. Untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada

maka perlu digunakan strategi pemasaran. Kepuasan pelangan sangat ditentukan oleh mutu barang atau jasa serta

pelayanan yang diberikan kepada pelanggan hingga jaminan mutu menjadi prioritas utama bagi setiap perusahaan yang

saat ini dijadikan sebagai tolak ukur keunggulan daya saing perusahaan.

Strategi pemasaran diperlukan sebagai pendekatan perusahaan dalam usaha menjamin produknya dapat

berperan sebagaimana diharapkan dengan mempertimbangkan pengaruh lingkungan pemasaran yang merupakan faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan. Strategi pemasaran akan memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa

yang akan dilakukan perusahan dalam menggunakan setiap peluang yang ada dalam pasar. Pemahaman terhadap prilaku

membeli (buying behavior) dari pasar yang dituju merupakan tugas penting dari manajemen pemasaran, apabila kita

melihat dari konsep pemasaran. Pasar potensial adalah sejumlah konsumen yang mempunyai minat tertentu terhadap

tawaran suatu produk atau jasa tetapi mereka belum melakukan tindakan pembelian.

Konsumen potensial perlu dipertimbangkan dan dipelajari karena konsumen potensial ini dapat membuat berkembangnya suatu perusahaan jika perusahaan dapat mengikuti pekembangannya atau kecenderungannya. Dalam

kenyataan jumlah permintaan baik keseluruhan tidaklah tetap sehingga peramalan terhadap pasar potensial merupakan

faktor dalam keberhasilan perusahaan. Perusahaan menyesuaikan bagaimana keinginan dan pendapatan konsumen agar

dapat membeli produk atau jasa perusahaan. Luasnya pasar biasanya mempunyai 3 (tiga) karakter, yaitu minat terhadap

barang (interest), pendapatan (income) dan jangkauan (accers). Apabila konsumen mempunyai minat terhadap tawaran

tertentu dan mempunyai jangkauan terhadap pasar tersebut maka mereka inilah yang dikategorikan konsumen potensial.

Acces Network Operation merupakan salah satu pilar bisnis dari PT. Telkom yang berada di Provinsi Aceh,

sedang berupaya meningkatkan daya saingnya dengan perusahaan lainnya dalam upaya merebut pangsa pasar sebesar-

besarnya. Persaingan didalam dunia telekomunikasi yang semakin ketat pada saat ini. Keluhan-keluhan terhadap

pelayanan Acces Network Operation, baik dari pelanggan maupun calon pelanggannya yang menyebabkan pelanggan

menjadi kurang puas, antara lain kecepatan penanganan keluhan pelanggan, costomer servise yang belum bisa melayani pelanggan dengan baik, lokasi pembayaran, serta pemasangan jaringan baru sehingga membutuhkan waktu lebih dari

yang diharapkan oleh pelanggan. Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan tidak

Page 27: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

puas menjadi pelanggan yang puas. Proses penanganan keluhan yang efektif mulai identifikasi disertai dengan penentuan

sumber yang menyebabkan pelanggan tidak puas dan mengeluh.

Menurut Tjiptono (1997:138) paling tidak ada empat aspek untuk menangani keluhan, yaitu (1) empati

terhadap pelanggan yang marah; (2) kecepatan dalam penanganan keluhan; (3) kewajaran atau keadilan dalam

memecahkan permasalahan atau keluhan; (4) kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan. Dalam upaya

mendukung pelayanannya, Acces Network Operation mempunyai beberapa cabang yang menyebar di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, Acces Network Operation juga semakin

meningkat. Oleh karena itu, Acces Network Operation harus mampu menjaga kualitas pelayanan dengan baik.

Dengan demikian, kualitas pelayanan Acces Network Operation yang menyangkut keandalan (reliability),

ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) (Supranto, 1997:231)

diharapkan secara bertahap dapat ditingkatkan sesuai dengan misi utamanya, yaitu untuk memenuhi keinginan serta

memberikan rasa kepuasan terhadap pelanggan.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Seberapa tinggi tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Acces Network Operation?

2. Adakah pengaruh signifikan secara bersama-sama keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes),keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) terhadap kepuasan pelanggan Acces Network Operation?

3. Bagaimanakah pengaruh keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance), empati

(emphaty), dan berwujud (tangible) secara parsial terhadap kepuasan pelanggan Acces Network Operation?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Acces Network Operation.

2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan secara bersama-sama keandalan (reliability), ketanggapan

(responsivenes), keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) terhadap kepuasan pelanggan

Acces Network Operation.

3. Untuk mengetahui pengaruh keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance), empati

(emphaty), dan berwujud (tangible) secara parsial terhadap kepuasan pelanggan Acces Network Operation.

STUDI KEPUSTAKAAN

Pengertian Kepuasan

Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Sedangkan Kotler ( 2003:61 ) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah

membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya.

Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan, yaitu adanya perbandingan antara harapan dan

kinerja/hasil yang dirasakan pelanggan. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor, di antaranya

pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman dan kerabat, serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para

pesaing.

Pengertian Pelanggan

Secara tradisional pelanggan diartikan orang yang membeli dan menggunakan produk. Dalam perusahaan yang

bergerak dibidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa pelayanan. Pandangan tradisional ini

menyimpulkan bahwa pelanggan adalah orang yang berinteraksi dengan perusahaan sebelum proses produksi selesai,

karena mereka adalah pengguna produk. Sedangkan orang yang berinteraksi dengan perusahaan sebelum proses produksi berlangsung adalah dianggap sebagai pemasok.

Pelanggan dan pemasok dalam konsep tradisional ini adalah orang yang berada di luar perusahaan atau disebut

pelanggan dan pemasok eksternal. Tepatkah pengertian pelanggan seperti ini dalam kaitannya dengan kualitas?. Apakah

perhatian terhadap yang diinginkan pelanggan da pemasok eksternal akan memberikan jaminan perusahaan akan

menghasilkan produk yang berkualitas?.

Konsep pelanggan dan pemasok sebenarnya tidak hanya dilihat dari luar perusahaan. Ada pelanggan dan pemasok yang selama ini terlupakan oleh pelaku bisnis, yaitu pelanggan dan pemasok yang berada didalam perusahaan

atau disebut pelanggan dan pemasok internal. Misalnya, terdapat proses tranformasi yang melalui proses 1, proses 2

hingga proses 3 yang masing-masing memiliki inputproses- output (I-P-O). Output proses 2 akan diserahkan dan menjadi

input proses 3 yang akan melakukan proses berikutnya.

Disamping pelanggan internal dan eksternal, masih terdapat pihak lain yang terlibat sebelum produk dikirim ke

pelanggan eksternal. Pihak lain tersebut adalah distributor atau disebut sebagai pelanggan perantara yang melakukan

kegiatan distribusi produk dari perusahaan ke pelanggan eksternal. Kepuasan pelanggan eksternal dipengaruhi pula oleh

kualitas pelayanan purna jual.

Uraian tersebut, menyimpulkan bahwa pemasok dan pelanggan adalah setiap orang atau badan yang datang dari

dalam perusahaan mauapun yang datang dari luar perusahaan. Selain itu, dapat pula disimpulkan bahwa terdapat tiga

jenis pelanggan yaitu: 1. Pelanggan internal (internal customer) adalah setiap orang yang ikut menangani proses pembuatan maupun

penyediaan produk didalam perusahaan atau organisasi.

Page 28: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

2. Pelanggan perantara (intermediate customer) adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagi perantara untuk

mendistribusikan produk kepada pihak konsumen atau pelanggan eksternal. Pelanggan perantara ini bukan sebagai

pemakai akhir.

3. Pelanggan eksternal (external customer) adalah pembeli atau pemakai akhir, yang disebut sebagai pelanggan yang

nyata (real customer ).

Pengertian Kepuasan Pelanggan

Apa sebenarnya kepuasan pelanggan itu? Untuk mendefinisikan kepuasan pelanggan sebenarnya tidaklah

mudah, karena pelanggan memiliki berbagai macam karakteristik, baik pengetahuan, kelas sosial, pengalaman,

pendapatan maupun harapan. Misalnya, seorang pelanggan baru ingin mencoba masakan tertentu dari sebuah restoran.

Sebelum melakukan pembelian, pelanggan baru tersebut pasti memiliki harapan bahwa dia akan dilayani secara baik,

pelayannya ramah, cepat tanggap, dan masakan yang ingin dicobanya enak. Jika harapan pelanggan ini sesuai dengan apa

yang dialami dan dirasakan melebihi harapannya sudah dapat dipastikan pelanggan tersebut akan merasa puas. Tetapi bila

yang dialami dan dirasakan pelanggan tidak sesuai dengan harapannya, missal pelayanannya tidak ramah, tidak tanggap

dan masakannya tidak enak, sudah dapat dipastikan pelanggan tidak merasa puas.

Dari contoh diatas, kepuasan pelanggan dapat diketahui setelah pelanggan menggunakan produk dan jasa

pelayanan. Dengan kata lain kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan

pelanggan adalah hasil (outcome) yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan (Zulian

Yamit, 2005:78).

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Pelanggan umumnya

mengharapkan produk berupa barang atau jasa yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmatinya dengan pelayanan yang

baik atau memuaskan. Kepuasan pelanggan dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan produk perusahaan di mata pelanggannya.

Mengukur Kepuasan Pelanggan

Bagaimana mengukur kepuasan pelanggan ?. Diatas tadi disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil

yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan. Bagaimana mengetahui

hasil yang dirasakan pelanggan melebihi atau kurang dari harapan yang dinginkan?. mengemukakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, metode tersebut antara lain:

a. Sistem pengaduan

Sistem ini memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memberikan saran, keluhan dan bentuk ketidak puasan

lainnya dengan cara menyediakan kotak saran. Setiap saran dan keluhan yang masuk harus menjadi perhatian bagi

perusahaan, sebab saran dan keluhan itu pada umumnya dilandasi oleh pengalaman mereka dan hal ini sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap perusahaan.

b. Survey pelanggan

Survey pelanggan merupakan cara yang umum digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan misalnya, melalui

surat pos, telepon, atau wawancara secara langsung.

c. Panel pelanggan

Perusahaan mengundang pelanggan yang setia terhadap produk dan mengundang pelanggan yang telah berhenti membeli atau telah pindah menjadi pelanggan perusahaan lain. Dari pelanggan yang setia akan diperoleh informasi

tingkat kepuasan yang mereka rasakan dan dari pelanggan yang telah berhenti membeli, perusahaan akan

memperoleh informasi mengapa hal itu dapat terjadi. Apabila pelanggan yang telah berhenti membeli (customer loss

rate) ini meningkat hal ini menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggan.

Implikasi dari pengukuran kepuasan pelanggan tersebut adalah pelanggan dilibatkan dalam pemgembangan

produk atau jasa dengan cara mengidentifikasi apa yang dibutuhkan pelanggan. Hal ini berbeda dengan pelanggan dalam konsep tradisional, dimana mereka tidak dalam pengembangan produk, karena mereka berada diluar sistem.

Tujuan untuk melibatkan pelanggan dalam pengembangan produk dan jasa adalah agar perusahaan dapat

memenuhi harapan pelanggan, bahkan jika mungkin melebihi harapan pelanggan. Persepsi yang akurat mengenai harapan

pelanggan merupakan hal yang perlu, namun tidak cukup untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Perusahaan

harus mewujudkan harapan pelanggan ke dalam desain dan standar kepuasan pelanggan. Desain dan standar kepuasan

pelanggan dikembangkan atas dasr harapan konsumen dan prioritasnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Dalam kaitannya dengan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan mengatakan bahwa

ketidakpuasan pelanggan disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang relatif dapat

dikendalikan perusahaan, misalnya karyawan yang kasar, jam karet, kesalahan pencatatan transaksi. Sebaliknya, faktor

eksternal yang di luar kendali perusahaan, seperti cuaca, gangguan pada infrastruktur umum, aktivitas kriminal, dan

masalah pribadi pelanggan. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam hal terjadi ketidakpuasan antara lain:

1. Ada beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan pelanggan, yaitu:

Tidak melakukan apa-apa, pelanggan yang tidak puas tidak melakukan komplain, tetapi mereka praktis tidak akan

membeli atau menggunakan jasa perusahaan yang bersangkutan lagi;

2. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seorang pelanggan yang tidak puas akan melakukan komplain atau tidak, yaitu:

a. Derajat kepentingan konsumsi yang dilakukan,

Page 29: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

b. Tingkat ketidakpuasan pelanggan,

c. Manfaat yang diperoleh,

d. Pengetahuan dan pengalaman,

e. Sikap pelanggan terhadap keluhan,

f. Tingkat kesulitan dalam mendapatkan ganti rugi,

g. Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kepuasan pelanggan juga sangat dipengaruhi oleh tingkat pelayanan.

Menurut Moenir (1998:197), agar layanan dapat memuaskan orang atau sekelompok orang yang dilayani, ada empat

persyaratan pokok, yaitu:

1. Tingkah laku yang sopan,

2. Cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan,

3. Waktu penyampaian yang tepat, dan

4. Keramahtamahan.

Faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dengan kepuasan di antaranya faktor kesadaran para pejabat

atau petugas yang berkecimpung dalam pelayanan umum, faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan, faktor

organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan, faktor

pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, faktor keterampilan petugas, dan faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka untuk kepentingan penelitian ini dapat

ditetapkan faktor-faktor yang ada relevansinya dengan penelitian ini dan disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti,

yaitu

1. Faktor keandalan (reliability),

2. Faktor ketanggapan (responsivenes),

3. Faktor keyakinan (assurance), 4. Faktor empati (emphaty), dan

5. Faktor berwujud (tangible).

Pengertian Kualitas

Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena kualitas

memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Banyak pakar dibidang kualitas yang mencoba untuk mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Beberapa diantaranya yang paling populer adalah

yang dikembangkan oleh tiga pakar kualitas tingkat internasional.

Deming mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Crosby mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. Juran

mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi, jika dilihat dari sudut pandang produsen. Sedangkan secara obyektif kualitas menurut Juran adalah suatu standar khusus dimana kemampuannya (availability), kinerja

(performanc), kendalannya (reliability), kemudahan pemeliharaan (maintainability) dan karakteristiknya dapat diukur.

membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya, yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan

yang digunakan Goetsch Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu

produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas.

kualitas totalitas dari karakteristik suatu produk (barang dan atau jasa) yang menunjang kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan. Kualitas seringkali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan

pelanggan atau kesesuaian terhadap persyaratan atau kebutuhan.

Perusahaan jasa dan pelayanan lebih menekankan pada kualitas proses, karena konsumen biasanya terlibat

langsung dalam proses tersebut. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan produk lebih menekankan pada hasil, karena konsumen umumnya tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya. Untuk itu diperlukan sistem manajemen kualitas

yang dapat memberikan jaminan kepada pihak konsumen bahwa produk tersebut dihasilkan oleh proses yang berkualitas.

lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :

1. Transcendental Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan

maupun diukur. Perspektif ini umumnya diterapkan dalam karya seni seperti musik, seni tari, seni drama dan seni rupa. Untuk produk dan jasa pelayanan, perusahaan dapat mempromosikan dengan menggunakan pernyataan-

pernyataan seperti kelembutan dan kehalusan kulit (sabun mandi), kecantikan wajah (kosmetik), pelayanan prima

(bank) dan tempat berbelanja yang nyaman (mall). Definisi seperti ini sangat sulit untuk dijadikan sebagai dasar

perencanaan dalam manajemen kualitas.

2. Product-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Perbedaan kualitas

mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk secara objektif, tetapi pendekatan ini dapat

menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi individual.

3. User-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang

memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Pandangan yang subjektif ini mengakibatkan konsumen

Page 30: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

yang berbeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah

kepuasan maksimum yang dapat dirasakannya.

4. Manufacturing-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang produsen yang

mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratannya (conformance quality) dan prosedur.

Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, dan bukan konsumen yang

menggunakannya.

5. Value-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas didefinisikan

sebagai ” affordableexcellence ”. Oleh karena itu kualitas dalam pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk

yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah

produk yang paling tepat dibeli.

Dimensi Kualitas

Kualitas produk harus dibedakan antara produk manufaktur atau barang (good) dengan produk layanan

(service) karena keduanya memilki banyak perbedaan. Menyediakan produk layanan (jasa) berbeda dengan menghasilkan produk manufaktur dalam beberapa cara. Perbedaan tersebut memiliki implikasi penting dalam manajemen kualitas.

Perbedaan antara produk manufaktur dengan produk layanan adalah :

1. Kebutuhan konsumen dan standar kinerja sering kali sulit diidentifikasi dan diukur, sebab masing-masing

konsumen mendefinisikan kualitas sesuai keinginan mereka dan berbeda satu sama lain.

2. Produksi layanan memerlukan tingkatan ”customization atau individual customer” yang lebih tinggi dibanding

manufaktur. Dalam manufaktur sasarannya adalah keseragaman. Dokter, ahli hukum, personal penjualan asuransi, dan pelayanan restoran, harus menyesuaikan layanan mereka terhadap konsumen individual.

3. Output sistem layanan tidak terwujud, sedangkan manufaktur berwujud. Kualitas produk manufaktur dapat diukur

berdasar spesifikasi desain, sedangkan kualitas layanan pengukurannya subyektif menurut pandangan konsumen,

dikaitkan dengan harapan dan pengalaman mereka. Produk manufaktur jika rusak dapat ditukar atau diganti,

sedangkan produk layanan harus diikuti dengan permohononan maaf dan reparasi.

4. Produk layanan diproduksi dan dikonsumsi secara bersama-sama, sedangkan produk manufaktur diproduksi sebelum dikonsumsi. Produk layanan tidak bisa disimpan atau diperiksa sebelum disampaikan kepada konsumen.

5. Konsumen seringkali terlibat dalam proses layanan dan hadir ketika layanan dibentuk, sedangkan produk

manufaktur dibentuk diluar keterlibatan langsung dari konsumen. Misalnya konsuman restoran layanan cepat

menempatkan ordernya sendiri atau mengambil makanan sendiri , membawa makanan sendiri kemeja, dan

diharapakan membersihkan meja ketika setelah makan. 6. Layanan secara umum padat tenaga kerja, sedangkan manufaktur lebih banyak padat modal. Kualitas interaksi

antara produsen dan konsumen merupakan faktor vital dalam penciptaan layanan. Misalnya kualitas layanan

kesehatan tergantung interaksi pasien, perawat, dokter, dan petugas kesehatan lain. Di sini perilaku dan moral

pekerja merupakan hal yang kritis dalam menyediakan kualitas layanan.

7. Banyak organisasi layanan harus menangani sangat banyak transaksi konsumen. Misalnya pada hari-hari tertentu,

sebuah bank mungkin harus memproses jutaan transaksi pelanggan pada berbagai kantor cabang dan mesin bank atau barangkali Perusahaan jasa kiriman harus menangani jutaan paket kiriman diseluruh dunia.

Lima dimensi karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan.

Kelima dimensi karakteristik kualitas pelayanan tersebut adalah :

1. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta

sesuai dengan telah yang dijanjikan. 2. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan

pelayanan dengan tanggap.

3. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf,

bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.

4. Empathy, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan

tulus terhadap kebutuhan pelanggan. 5. Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

Dimensi kualitas yang dikemukakan oleh Zeithaml, Berry dan Parasuraman tersebut berpengaruh pada harapan

pelanggan dan kenyataan yang mereka terima. Jika kenyataannya pelanggan menerima pelayanan melebihi harapannya,

maka pelanggan akan mengatakan pelayanannya berkualitas dan jika kenyataannya pelanggan menerima pelayanan

kurang atau sama dari harapannya, maka pelanggan akan mengatakan pelayanannya tidak berkualitas atau tidak

memuaskan.

Pengertian Jasa Pelayanan

Meskipun terjadi beberapa perbedaan terhadap pengertian jasa pelayanan dan secara terus menerus perbedaan

tersebut akan mengganggu, beberapa karakteristik jasa pelayanan berikut ini akan memberikan jawaban yang lebih mantap terhadap pengertian jasa pelayanan. Karakteristik jasa pelayanan tersebut adalah :

Page 31: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

1. Tidak dapat diraba (intangibility). Jasa adalah sesuatu yang sering kali tidak dapat disentuh atau tidak dapat

diraba. Jasa mungkin berhubungan dengan sesuatu secara fisik, seperti pesawat udara, kursi dan meja dan

peralatan makan direstoran, tempat tidur pasien di rumah sakit. Bagaimanapun juga pada kenyataannya konsumen

membeli dan memerlukan sesuatu yang tidak dapat diraba. Hal ini banyak terdapat pada biro perjalanan atau biro

travel dan tidak terdapat pada pesawat terbang maupun kursi, meja dan peralatan makan, bukan terletak pada

tempat tidur di rumah sakit, tetapi lebih pada nilai. Oleh karena itu, jasa atau pelayanan yang terbaik menjadi penyebab khusus yang secara alami disediakan.

2. Tidak dapat disimpan (inability to inventory). Salah satu cirri khusus dari jasa adalah tidak dapat disimpan.

Misalnya, ketika kita menginginkan jasa tukang potong rambut, maka apabila pemotongan rambut telah dilakukan

tidak dapat sebagiannya disimpan untuk besok. Ketika kita menginap di hotel tidak dapat dilakukan untuk

setengah malam dan setengahnya dilanjutkan lagi besok, jika hal ini dilakukan konsumen tetap dihitung menginap

dua hari.

3. Produksi dan Konsumsi secara bersama. Jasa adalah sesuatu yang dilakukan secara bersama dengan produksi.

Misalnya, tempat praktek dokter, restoran, pengurusan asuransi mobil dan lain sebagainya.

4. Memasukinya lebih mudah. Mendirikan usaha dibidang jasa membutuhkan investasi yang lebih sedikit, mencari

lokasi lebih mudah dan banyak tersedia, tidak membutuhkan teknologi tinggi. Untuk kebanyakan usaha jasa

hambatan untuk memasukinya lebih rendah. 5. Sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar. Jasa sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti: teknologi, peraturan

pemerintah dan kenaikan harga energi. Sektor jasa keuangan merupakan contoh yang paling banyak dipengaruhi

oleh peraturan dan perundangundangan pemerintah, dan teknologi komputer dengan kasus mellinium bug pada

abad dua satu.

Karakteristik jasa pelayanan tersebut di atas akan menentukan definisi kualitas jasa pelayanan dan model

kualitas jasa pelayanan. Mendefinisikan kualitas jasa pelayanan membutuhkan pengetahuan dari beberapa disiplin ilmu seperti: pemasaran, psikologi, dan strategi bisnis. Olsen dan Wiyckoff (2005 : 22 ) melakukan pengamatan atas jasa

pelayanan dan mendefinisikan jasa pelayanan adalah sekelompok manfaat yang berdaya guna baik secara eksplisit

maupun inplisit atas kemudahan untuk mendapatkan barang maupun jasa pelayanan.

Olsen dan Wyckoff juga memasukkan atribut yang dapat diraba (tangible) dan yang tidak dapat diraba

(intangible). Definisi secara umum dari kualitas jasa pelayanan ini adalah dapat dilihat dari perbandingan antara harapan

konsumen dengan kinerja kualitas jasa pelayanan.

Pengertian Kualitas Jasa Pelayanan

Kualitas jasa pelayanan sangat dipengaruhi oleh harapan konsumen. Harapan konsumen dapat bervariasi dari

konsumen satu dengan konsumen lain walaupun pelayanan yang diberikan konsisten. Kualitas mungkin dapat dilihat

sebagai suatu kelemahan kalau konsumen mempunyai harapan yang terlalu tinggi, walaupun dengan suatu pelayanan yang baik.

Kualitas layanan sebagai tingkat kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen, sedangkan

menurut Parasuraman, et al. Kaulitas layanan merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi)

konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Jika kualitas layanan yang dirasakan sama atau melebihi

kualitas layanan yang diharapkan , maka layanan dikatakan berkualitas dan memuaskan.

Kualitas layanan meliputi : 1. Kualitas fungsi, yang menekankan bagaimana layanan dilaksanakan, terdiri dari : dimensi kontak dengan konsumen,

sikap dan perilaku, hubungan internal, penampilan, kemudahan akses, dan service mindedness.

2. Kualitas teknis dengan kualitas output yang dirasakan konsumen, meliputi harga, ketepatan waktu, kecepatan

layanan, dan estetika output.

3. Reputasi perusahaan, yang dicerminkan oleh citra perusahaan dan reputasi di mata konsumen.

Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan pelayanan yang dapat memenuhi keinginan konsumen/pelanggan yang diberikan oleh suatu organisasi. Kualitas

pelayanan diukur dengan lima indikator pelayanan (keandalan, daya tanggap, kepastian, empati, dan bukti fisik).

Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dalam suatu penelitian, berdasarkan

phenomena diatas, maka diduga bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama faktor keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud

(tangible) terhadap kepuasan pelanggan Acces Network Operation.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Acces Network Operation berlokasi di Jl. Cut Nyak Dhien No. 493 Aceh Besar.

Objek Penelitian

Objek penelitian hanya dibatasi pada pelanggan atau pengguna Acces Network Operation yang menyangkut

kualitas pelayanan, seperti keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible).

Page 32: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Populasi dan Sampel

Meskipun populasi termasuk dalam populasi tak terhingga, dalam pelaksanaan penelitian tidak perlu untuk

melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik dan nonakademik, populasi dapat diwakili oleh sebagian

anggotanya yang disebut dengan sampel. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka untuk menentukan ukuran

sampel:

n = 21 eN

N

+ = 100

)1.0(502.521

502.522=

+ sampel

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Tingkat kesalahan yang ditoleransi, yaitu (10%)

Jumlah responden yang ditentukan sebanyak 100 responden. Penentuan sampel menggunakan nonprobability

sampling, yaitu dengan cara aksidental sampling, artinya penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui yang tergolong dalam desa/kelurahan terpilih akan dijadikan responden.

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam membahas permasalahan ini dilakukan pengumpulan data

melalui:

1. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan objek penelitian.

2. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang

menjadi sample penelitian ini.

3. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat semua arsip dan catatan penting lainnya yang

berhubungan denga objek penelitian.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data menurut sifatnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut .

1. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau numerik, yaitu data jumlah pelanggan, data

perkembangan pelanggan, dan data jumlah pegawai Acces Network Operation.

2. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kategori atau bukan angka, yaitu jawaban responden

sangat memuaskan. Jenis data menurut sumbernya ada dua jenis, yaitu sebagai berikut.

3. Data primer adalah data yang bersumber pada hasil wawancara terstruktur terhadap responden dengan menggunakan

kuesioner. Dalam penelitian ini menyangkut tentang tingkat kepuasan pelanggan, kecepatan pelayanan, sikap

petugas, dan kecepatan penangan keluhan.

4. Data sekunder adalah data yang berasal dari beberapa instansi yang berkedudukan sebagai penyebar informasi, yaitu

data jumlah penduduk Kota Banda Aceh, data jumlah pegawai, jumlah pelanggan, dan perkembangan pelanggan

Acces Network Operation.

Teknik Analisis Data

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Acces Network

Operation adalah:

Skor Rata-Rata dan Standar Deviasi

Skor rata-rata dan standar deviasi dengan rumus:

Skor rata-rata

__

X = n

1i

∑=

n

Xi

Keterangan: __

X = Skor rata-rata

iX = Skor tiap-tiap sampel

n = Jumlah sampel

Standar Deviasi S = 1

1

2__

−∑

=

n

XXn

i

i

Keterangan:

S = Standar deviasi

N = Jumlah sampel

Page 33: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

__

X = Nilai skor rata-rata

iX = Skor tiap-tiap sampel

Untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan akan digunakan (Kuncoro, 2003:182):

I ≥ X + SD = dikategorikan Tinggi

X ≤ I < X + SD = dikategorikan Sedang X – SD ≤ I < X = dikategorikan Rendah

I < X – SD = dikategorikan Sangat Rendah

Keterangan :

I = Nilai indikator

X = Rata-rata

SD = Standar Deviasi Berdasarkan Skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau

pernyataan (Sugiono 1999:86). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert dengan rentangan skor

nilai satu yang menunjukkan sangat tidak memuaskan atau sangat tidak setuju sampai dengan nilai 5 yang menunjukkan

tanggapan responden sangat memuaskan atau sangat setuju.

Regresi Linier Berganda

Untuk menganalisis pengaruh keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance),

empati (emphaty), dan berwujud (tangible) secara bersama-sama dan secara parsial terhadap kepuasan pelanggan Acces

Network Operation digunakan Model regresi linier berganda:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + E Keterangan:

Y : Kepuasan pelanggan

X1 : Reliability (kehandalan)

X2 : Responsiveness (ketanggapan)

X3 : Assurance (keyakinan)

X4 : Empathy (empati) X5 : Tangible (berwujud)

b0 : Konstanta (intersept)

b1,b2,b3,b4,b5 : Koefisien regresi (besarnya pengaruh)

E : Faktor pengganggu, yaitu variabel lain yang tidak masuk kedalam model, tetapi

ikut mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Uji Statistik

a. Uji F (F-test)

Untuk mengetahui makna nilai F-test tersebut akan dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi (sig.F)

dengan tingkat signifikansi (α= 5 %). Apabila sig. F ≤ 0.05 atau apabila Fhitung > Ftabel, maka hipotesis nol ditolak

artinya variabel independent secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.

b. Uji t (t-test)

Untuk mengetahui signifikan tidaknya variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Acces

Network Operation secara parsial (individu) digunakan uji t (t-test) .

Definisi Operasional Variabel

Semua variabel utama yang digunakan diukur dengan Skala Likert dan dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Kepuasan pelanggan diukur berdasarkan penilaian pelanggan (responden) terhadap kemampuan Acces Network

Operation yang berkaitan dengan layanan petugas mudah dan cepat, Kecepatan Penanganan Keluhan, dan

kemudahan pemasangan jaringan baru.

2. Keandalan (Reliability) diukur berdasarkan penilaian pelanggan (responden) terhadap kemampuan Acces Network

Operation yang berkaitan dengan keberadaan petugas mutu dan cara petugas memperlakukan anda cenderung baik,

pemasangann dilaksanakan dengan cepat dan tepat, dan pelayanan tidak membedakan pelanggan satu dengan

lainnya.

3. Ketanggapan (Responsivenes) diukur berdasarkan penilaian pelanggan (responden) terhadap kemampuan Acces

Network Operation yang berkaitan dengan pelayanan dilakukan ketika anda datang, petugas tanggap terhadap

masalah yang anda dihadapi, petugas cepat melayani permohonan jaringan baru. 4. Keyakinan (Assurance) diukur berdasarkan penilaian pelanggan (responden) terhadap kemampuan Acces Network

Operation yang berkaitan dengan petugas ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan, petugas dalam

memberikan pelayanan selalu melaksanakan secara tuntas dan menyeluruh, petugas mampu memberikan

penjelasan/berkomunikasi dengan baik.

5. Empati (Emphaty) diukur berdasarkan penilaian pelanggan (responden) terhadap kemampuan Acces Network

Operation yang berkaitan dengan petugas bersikap penuh perhatian dalam memberikan pelayanan, petugas memberikan rasa adil kepada setiap pelanggan, dan petugas berpenampilan baik dalam memberikan pelayanan.

Page 34: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

6. Berwujud (Tangible) diukur berdasarkan penilaian pelanggan (responden) terhadap kemampuan Acces Network

Operation yang berkaitan dengan ruang pelayanan memadai dan nyaman, Peralatan dan perlengkapan pelayanan

memadai dan baik, serta prosedur pelayanan sama bagi semua pihak.

Pengujian Hipotesis

Dari pokok permasalahan, dan kajian teori dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan faktor keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes),

keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) secara terhadap kepuasan pelanggan

Acces Network Operation.

Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan faktor keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan

(assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) secara terhadap kepuasan pelanggan Acces

Networrk Operation.

HASIL PENELITIAN

Uji Validitas

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan menggunakan uji Pearson product-momen coefisient of correlation dengan bantuan SPSS versi 15.0. berdasarkan output computer

(lampiran output SPSS) seluruh pertanyaan dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikan dibawah 5%. Sedangkan

jika dilakukan secara manual maka nilai korelasi yang diperoleh masing-masing pertanyaan harus dibandingkan dengan

nilai kritis korelasi product moment dimana hasilnya menunjukan bahwa semua pertanyaan mempunyai nilai korelasi

diatas nilai kritis 5% yaitu diatas 0,195 (lihat tabel nilai kritis korelasi r Product Moment untuk n = 100 pada lampiran

output SPSS), sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah signifikan dan memiliki validasi konstrak. Tabel 1. Hasil Uji Validitas Masing-Masing Variabel

No Kode pertanyaan Koefisien Korelasi Nilai Kritis 5%

(n = 100)

1 A1 0.334 0.195

2 A2 0.326 0.195

3 A3 0.300 0.195

4 A4 0.354 0.195

8 B1 0.518 0.195

9 B2 0.334 0.195

10 B3 0.326 0.195

14 C1 0.334 0.195

15 C2 0.326 0.195

16 C3 0.465 0.195

18 D1 0.437 0.195

19 D2 0.616 0.195

20 D3 0.508 0.195

22 E1 0.438 0.195

23 E2 0.334 0.195

24 E3 0.326 0.195

25 F1 0.353 0.195

26 F2 0.342 0.195

27 F3 0.580 0.195

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2009

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan Acces Network Operation

memperlihatkan bahwa dari 5 (lima) faktor yang menjadi variabel dalam penilaian kepuasan terlihat bahwa secara

keseluruhan tingkat kehandalan telah mumenuhi syarat baik menurut Nunnally (1976:67) maupun Malhotra (1996:305). Untuk lebih jelas besarnya nilai alpha pada masing-masing variabel diperlihatkan pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Pengujian Reliabilitas Tiap Variabel Penelitian

No Variabel Item Variabel Nilai Alpha Kehandalan

1 Reliability (X1) 3 0.667 Handal

2 Responsivenes (X2) 3 0.650 Handal

3 Assurance (X3) 3 0.618 Handal

4 Emphaty (X4) 3 0.632 Handal

5 Tangibel (X5) 3 0.665 Handal

6 Kepuasan Pelanggan (Y) 4 0.651 Handal

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2009

Dari hasil pengujian reliabilitas sebagaimana yang terangkum dalam tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa semua variabel yang diteliti mempunyai nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.6. Hal ini berarti instrumen

pertanyaan dari tiap-tiap varibel penelitian adalah reliabel (handal), sehingga butir-butir pertanyaan yang tersusun dalam

angket dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Page 35: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Hasil Pengujian Deskriptif

Deskriptif Profil Responden

Dalam penelitian ini karakteristik responden dibagi ke dalam beberapa kategori yaitu: jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir dan pekerjaan. Adapun jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 100 responden pengguna

Acces Network Operation. Mengenai karakteristik seluruh pelanggan Acces Network Operation dilihat pada tabel berikut

ini. Tabel 3. Distribusi Profil Responden

No U r a i a n Frekwensi

(orang)

Persentase

(%)

1 Jenis Kelamin

* Laki-laki

* Perempuan

44

56

44.0

56.0

2 Usia

* < 15 Tahun

* 15 - 20 Tahun

* 21 - 30 Tahun * 31 - 40 Tahun

* 41 - 50 Tahun

* > 50 Tahun

8

22

12 31

14

13

8.0

22.0

12.0 31.0

14.0

13.0

3 Pendidikan

* SLTP

* SLTA

* Diploma * Sarjana

* Lain-lain

8

41

18 28

5

8.0

41.0

18.0 28.0

5.0

4 Pekerjaan

* TNI/Polri

* PNS

* Guru * Swasta

* Buruh

* Pelajar

10

26

29 9

5

21

10.0

26.0

29.0 9.0

5.0

21.0

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2009

Berdasarkan table diatas, responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 44 orang dan perempuan berjumlah

56 orang, dan berdasarkan usia, responden yang berusia < 15 tahun berjumlah 8 orang, usia 15-20 tahun berjumlah 22

orang, usia 21-30 tahun berjumlah 12 orang, usia 31-40 tahun berjumlah 31 orang, usia 41-50 tahun berjumlah 14 orang

dan usia > 50 tahun berjumlah 13 orang.

Berdasarkan tingkat pendidikan responden dengan pendidikan SLTP berjumlah 8 orang, pendidikan SLTA

berjumlah 41 orang, pendidikan Diploma berjumlah 18 orang, pendidikan Sarjana berjumlah 28 orang, dan berpendidikan

lain-lain berjumlah 5 orang.

Berdasarkan pekerjaan, responden yang pekerjaannya TNI/Polri berjumlah 10 orang, pekerjaan PNS berjumlah

26 orang, pekerjaan guru berjumlah 29 orang, pekerjaan swasta berjumlah 9 orang, pekerjaan buruh berjumlah 5 orang,

dan pelajar berjumlah 5 orang.

Deskriptif Variabel Reliability (Keandalan)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Reliability (Keandalan) No Uraian % Jumlah Responden

STS TS N S SS Mean

1 Keberadaan petugas mutu dan cara petugas

memperlakukan anda cenderung baik.

0 5.0 13.0 63.0 19.0 3.96

2 Transaksi dilaksanakan dengan cepat dan tepat. 0 0 10.0 64.0 26.0 4.16

3 Pelayanan tidak membedakan pelanggan satu

dengan lainnya.

0 0 11.0 66.0 23.0 4.12

Rerata 4,08

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2009 Berdasarkan jawaban responden dapat diketahui gambaran tentang keberadaan petugas mutu dan cara petugas

memperlakukan anda cenderung baik. Dari jawaban responden dapat diketahui bahwa 5.0% responden menjawab tidak

setuju, 13.0% responden menyatakan netral, 63.0% responden menyatakan setuju, 19.0% responden menyatakan sangat

setuju. Ini berarti bahwa pelaksanaan kegiatan pelayanan sudah mencerminkan keinginan pelanggan.

Dilihat dari transaksi dilaksanakan dengan cepat dan tepat,10.0% responden menyatakan netral, 64.0%

responden menyatakan setuju, 26.0% responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti bahwa kegiatan pelayanan sudah dapat menepati waktu yang telah ditetapkan.

Pelayanan tidak membedakan pelanggan satu dengan lainnya, 11.0% responden atau pelanggan menunjukan

netral, 66.0% menunjukkan setuju, kemudian 23.0% responden menjawab sangat setuju. Ini menunjukan bahwa

perlakuan pelayanan sudah baik.

Dari hasil pernyataan responden terhadap variabel reliability (keandalan) diperoleh rerata sebesar 4.08 ini

menunjukan bahwa variabel keandalalan pelayanan Acces Network Operation sudah baik.

Page 36: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Deskripsi Variabel Responsivenes (Ketanggapan)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Responsivenes (Ketanggapan) No Uraian % Jumlah Responden

STS TS N S SS Mean

1 Pelayanan dilakukan ketika anda datang. 0 0 10.0 64.0 26.0 4.16

2 Pelayan tanggap terhadap masalah yang anda

dihadapi.

0 0 11.0 66.0 23.0 4.12

3 Petugas cepat melayani permohonan jaringan

baru.

0 2.0 21.0 59.0 18.0 3.93

Rerata 4,07

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2009 Berdasarkan jawaban responden dapat diketahui gambaran tentang pelayanan dilakukan ketika anda datang,

dari jawaban responden dapat diketahui bahwa 10.0% responden menjawab netral, 64.0% responden menyatakan setuju,

dan 26.0% responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti bahwa pelaksanaan kegiatan pelayanan sudah mencerminkan

keinginan pelanggan.

Dilihat dari pelayan tanggap terhadap masalah yang anda dihadapi, 11.0% responden menyatakan netral, 66.0% responden menyatakan setuju, 23.0% responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti bahwa pelayan sudah tanggap

terhadap masalah pelanggan. Petugas cepat melayani permohonan jaringan baru, 2.0% responden menunjukan kurang

setuju, 21.0% menunjukkan netral, 59.0% responden menjawab setuju, 18.0% responden menjawab sangat setuju. Ini

menunjukan bahwa kecepatan pelayanan pembuatan buku baru sudah baik. Dari hasil pernyataan responden terhadap

variabel responsivenes (ketanggapan) diperoleh rerata sebesar 4.07 ini menunjukan bahwa variabel responsivenes

pelayanan Acces Network Operation sudah baik.

Deskripsi Variabel Keyakinan (Assurance)

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Keyakinan (Assurance)

No Uraian % Jumlah Responden

STS TS N S SS Mean

1 Petugas ramah dan sopan dalam

memberikan pelayanan.

0 4.0 27.0 61.0 8.0 3.73

2 Petugas dalam memberikan pelayanan

selalu melaksanakan secara tuntas dan

menyeluruh.

0 6.0 16.0 56.0 22.0 3.94

3 Petugas mampu memberikan penjelasan

/berkomunikasi dengan baik.

0 4.0 16.0 61.0 19.0 3.95

Rerata 3.87

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2009

Berdasarkan jawaban responden dapat diketahui gambaran tentang petugas ramah dan sopan dalam

memberikan pelayanan, dari jawaban responden dapat diketahui bahwa 4.0% responden menjawab tidak setuju, 27.0%

responden menyatakan netral, 61.0% responden menyatakan setuju, dan 8.0% responden menyatakan sangat setuju. Ini

berarti bahwa dari jawaban responden petugas sudah maksimal melaksanakan penanganan yang berkaitan dengan keluhan.

Dilihat dari petugas dalam memberikan pelayanan selalu melaksanakan secara tuntas dan menyeluruh, 6.0%

responden menjawab tidak setuju, 16.0% responden menyatakan netral, 56.0% responden menyatakan setuju, dan 22.0%

responden menyatakan sangat setuju. Ini berati bahwa kecepat tanggapan petugas dalam melayani pelanggan sudah baik

sehingga akan berpengaruh terhadap kepuasan yang diterimanya. Petugas mampu memberikan penjelasan/berkomunikasi

dengan baik, 4.0% responden menunjukan tidak setuju, 16.0% menunjukkan netral, 61.0% responden menjawab setuju,

19.0% responden menjawab sangat setuju. Ini berati bahwa dalam berkomunikasi dengan pelanggan sudsah baik. Dari

hasil pernyataan responden terhadap variabel assurance (keyakinan) diperoleh rerata sebesar 3.87 ini menunjukan bahwa

variabel assurance dalam pelayanan Acces Network Operation sudah baik.

Deskripsi Variabel Emphaty (Empati)

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Emphaty (Empati)

No Uraian % Jumlah Responden

STS TS N S SS Mean

1 Petugas bersikap penuh perhatian dalam

memberikan pelayanan.

0 0 20.0 56.0 24.0 4.04

2 Petugas memberikan rasa adil kepada setiap pelanggan.

0 0 10.0 34.0 26.0 4.16

3 Petugas berpenampilan baik dalam

memberikan pelayanan.

0 0 11.0 66.0 23.0 4.12

Rerata 4,10

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2009

Berdasarkan jawaban responden terhadap petugas bersikap penuh perhatian dalam memberikan pelayanan,

20.0% responden menyatakan netral, 56.0% responden menyatakan setuju, dan 24.0% responden menyatakan sangat setuju. Ini membuktikan bahwa petugas bersikap penuh perhatian dalam pelayanan sudah baik.

Page 37: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Kemudian petugas memberikan rasa adil kepada setiap pelanggan, 10.0% responden menyatakan netral, 34.0%

responden menyatakan setuju, dan 26.0% responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti bahwa petugas sudah adil

dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Mengenai Petugas berpenampilan baik dalam memberikan pelayanan,

11.0% responden yang menyatakan netral, 66.0% responden menyatakan setuju, dan 23.0% responden menyatakan

sangat setuju. Ini membuktikan bahwa penanpilan petugas dalam pelayanan sudah baik. Dari hasil pernyataan responden

terhadap variabel emphaty (empati) diperoleh rerata sebesar 4.10 ini menunjukan bahwa variabel emphaty dalam pelayanan Acces Network Operation sudah baik.

Deskripsi Variabel Tangibel (Berwujud)

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Variabel Tangibel (Berwujud)

No Uraian % Jumlah Responden

STS TS N S SS Mean

1 Ruang pelayanan memadai dan nyaman. 0 0 12.0 63.0 25.0 4.13

2 Peralatan dan perlengkapan pelayanan

memadai dan baik.

0 0 13.0 65.0 22.0 4.09

3 Prosedur pelayanan sama bagi semua pihak.

0 5.0 13.0 57.0 25.0 4.02

Rerata 4,08

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2009

Berdasarkan jawaban responden terhadap ruang pelayanan memadai dan nyaman, 12.0% menyatakan netral,

63.0% responden menyatakan setuju, 25.0% responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti bahwa ruang tempat

pelayanan sudah sangat memadai sehingga memberikan rasa nyaman kepada pelanggan yang menggunakan jasa

pelayanan.

Berdasarkan peralatan dan perlengkapan pelayanan memadai dan baik, 13.0% responden menyatakan netral,

65.0% responden menyatakan setuju, dan 22.0% responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti bahwa peralatan yang

disediakan sudah memadai. Sementara jawaban responden terhadap prosedur pelayanan sama bagi semua pihak itu,

5,0% responden menunjukkan tidak setuju, 13.0% responden menyatakan netral, 57.0% responden menyatakan setuju,

dan 25.0% responden menyatakan sangat setuju. Ini berarti bahwa pelayanan sama bagi semua pihak. Dari hasil

pernyataan responden terhadap variabel tangibel diperoleh rerata sebesar 4.08 ini menunjukan bahwa variabel tangibel

dalam pelayanan Acces Network Operation sudah baik.

Deskripsi Variabel Kepuasan Pelanggan

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Pelanggan

No Uraian % Jumlah Responden

SP TP KP P SP Mean

1 Layanan petugas mudah dan cepat. 0 0 10.0 64.0 26.0 4.16

2 Kecepatan penanganan keluhan. 0 0 11.0 66.0 23.0 4.12

3 Kemudahan pemasangan jaringan baru. 0 0 16.0 70.0 14.0 3.98

4 Biaya pemasangan terjangkau. 0 0 10.0 61.0 29.0 4.19

Rerata 4,11

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2009

Berdasarkan jawaban responden dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan terhadap layanan petugas mudah dan cepat Acces Network Operation memperlihatkan adanya variasi. Hal ini tercermin dari hasil jawaban 100 responden

pelanggan yang diteliti, yaitu 64.0% responden menyatakan puas dengan pelayanan, 26.0% responden menyatakan

sangat puas. Ini berarti bahwa layanan petugas mudah dan cepat, sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan harapan

perusahaan.

Selanjutnya untuk melihat tingkat kepuasan terhadap kecepatan penanganan keluhan, 11.0% responden

menyatakan puas, 23.0% responden menyatakan sangat puas, sedangkan hanya 11.0% responden menyatakan tidak. Ini

berarti bahwa kecepatan penanganan keluhan sudah baik. Lebih lanjut untuk mengetahui tingkat kepuasan terhadap

pemasangan jaringan baru, 70.0 persen responden menyatakan puas, 14.0% responden menyatakan sangat puas,

sedangkan 10.0% responden menyatakan tidak puas. Ini berarti bahwa pemasangan jaringan baru sudah baik. Mengenai

tingkat kepuasan pelanggan terhadap biaya pemasangan terjangkau, 61.0% responden menyatakan puas, 29.0%

menyatakan sangat puas dengan biaya yang terjangkau, hanya 10.0% responden menyatakan kurang puas. Ini berarti biaya pemasangan sangat terjangkau oleh pelanggan. Dari hasil pernyataan responden terhadap tingkat kepuasan

pelanggan terhadap pelayanan Acces Network Operation sudah baik dengan rerata sebesar 4.11.

Tingkat Kepuasan Pelanggan Acces Network Operation

Berdasarkan jawaban responden diperoleh rata-rata tingkat kepuasan ( �̅) dari layanan petugas mudah dan

cepat, kecepatan penanganan keluhan, kemudahan pemasangan jaringan baru, dan biaya pemasangan terjangkau sebesar

4.11, standar deviasi (SD) sebesar 0.58, kemudian nilai indikator (I) dari tiap-tiap faktor, yaitu untuk layanan petugas

mudah dan cepat sebesar 4.16, kecepatan penanganan keluhan sebesar 4.12, kemudahan pemasangan jaringan baru 3.98,

dan biaya pemasangan terjangkau sebesar 4.19.

Berdasarkan kategori tingkat kepuasan pelanggan yang diukur dari layanan petugas mudah dan cepat diperoleh 4,11 ≤ 4,16 ≤ 4,11 + 0.58 atau X ≤ I ≤ X+ SD sehingga skor tersebut berada dalam kategori tingkat kepuasan sedang. Hal

Page 38: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan Acces Network Operation dari layanan petugas mudah dan cepat sudah baik.

Demikian juga halnya dengan tingkat kepuasan pelanggan Acces Network Operation yang diukur dari kecepatan

penanganan keluhan diperoleh 4,11 ≤ 4,12 ≤ 4,11 + 0.58 atau X ≤ I ≤ X+ SD. Skor tersebut berada dalam kategori tingkat

kepuasan sedang. Kemudian tingkat kepuasan pelanggan yang diukur dari kemudahan pemasangan jaringan baru

diperoleh 4,11-0,58 ≤ 3,98 ≤ 4,11 atau X - SD ≤ I ≤ X. Skor tersebut berada dalam kategori tingkat kepuasan rendah. Ini

berarti bahwa kualitas pelayanan dari kemudahan pemasangan jaringan baru dirasakan masih sulit. Tingkat kepuasan pelanggan yang diukur dari biaya pemasangan terjangkau diperoleh 4,11 ≤ 4,19 ≤ 4,11 + 0.58 atau X ≤ I ≤ X+ SD. Skor

tersebut berada dalam kategori tingkat kepuasan sedang. Ini berarti bahwa kualitas pelayanan Acces Network Operation

dari biaya pemasangan sudah terjangkau oleh pelanggan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan pelanggan Acces Network Operation

sudah cukup memuaskan pelanggan. Ini menunjukkan bahwa tingkat pelayanan yang diberikan oleh Acces Network

Operation yang menyangkut keempat aspek yang telah diuraikan sebelumnya sudah cukup memuaskan dan pelayanannya

terus ditingkatkan lagi sehingga tingkat kepuasan pelanggan yang diterima selanjutnya bisa lebih optimal.

PEMBAHASAN

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Acces Network Operation

Analisis terhadap faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Acces Network

Operation dilakukan dengan teknik analisis regresi berganda. Berdasarkan variabel yang telah diuraikan pada BAB IV,

maka dalam penelitian ini yang merupakan variable bebas adalah keandalan (reliability) (X1), ketanggapan

(responsiveness) (X2), keyakinan (assurance) (X3), empati (emphaty) (X4), dan berwujud (tangible) (X5). Sebaliknya

variabel terikatnya adalah kepuasan pelanggan (Y) Acces Network Operation.

Adapun hasil yang diolah dengan bantuan komputer (Program SPSS Ver. 15), seperti tabel berikut ini: Tabel 10. Hasil Pengujian Regresi

Dimensi Koef. Reg thitung ttabel P

Konstanta 2.272 2.412 1.986 0.018

X1- Reliability 0.262 2.253 1.986 0.027

X2- Responsivennes 0.302 2.347 1.986 0.021

X3- Assurance 0.165 3.076 1.986 0.003

X4- Emphaty 0.258 2.224 1.986 0.029

X5- Tangibels 0.180 2.112 1.986 0.037

Korelasi Ganda (R) 0.857

Koef. Determinasi (R2) 0.735

Ftest 52.104

Fhitung 2.311

Probabilitas 0.000

Sumber : Pengolahan data primer, 2009

Kemampuan variabel-variebel pelayanan mempengaruhi kepuasan pelanggan secara parsial dijelaskan melalui persamaan regresi yang diperoleh, dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresi yang diperoleh:

Y = 2.272 + 0.262x1 + 0.302x2 + 0.165x3 + 0.258x4 + 0.180x5 +E

Persamaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pengaruh Secara Parsial

a. Pengaruh Reliability

Variabel Reliability memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0.262, artinya jika

kualitas pelayanan dimensi Reliability meningkat 1 skor menyebabkan kepuasan pelanggan meningkat sebesar 0.262

skor. Evaluasi terhadap pengaruh variabel Reliability dilakukan melalui thitung, nilai thitung dimensi Reliability sebesar

2.253 lebih besar dari ttabel sebesar 1.986. Evaluasi siginifikansi juga dapat dilakukan berdasarkan probablilitas (p), nilai

p_value sebesar 0.027 lebih kecil dari 0.05, berarti pengaruhnya signifikan.

b. Pengaruh Responsiveness

Variabel Responsiveness memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0.302, berarti jika

peningkatan pelayanan dalam variabel Responsiveness sebesar 1 skor maka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan

sebesar 0.302 skor. Evaluasi terhadap signifikansinya dilakukan melalui thitung, nilai thitung variabel Responsiveness sebesar

2.347 lebih besar dari ttabel sebesar 1.986. Evaluasi siginifikansi juga dapat dilakukan berdasarkan probablilitas (p), nilai p_value sebesar 0.021 lebih kecil dari 0.05, berarti pengaruhnya signifikan.

c. Pengaruh Assurance

Variabel Assurance memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0.165, berarti jika

peningkatan pelayanan dalam variabel Assurance sebesar 1 skor maka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar

0.165 skor. Evaluasi terhadap signifikasinya dilakukan melalui thitung, nilai thitung variabel Assurance sebesar 3.076 lebih

besar dari ttabel sebesar 1.986. Evaluasi siginifikansi juga dapat dilakukan melalui nilai probablilitasnya, nilai p_value

sebesar 0.003 lebih kecil dari 0.05, berarti pengaruhnya signifikan.

Page 39: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

d. Pengaruh Empathy

Variabel Empathy memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0.258, berarti jika

peningkatan pelayanan dalam variabel Empathy sebesar 1 skor maka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar

0.258 skor. Evaluasi terhadap signifikansinya dilakukan melalui thitung, nilai thitung variabel Empathy sebesar 2.224 lebih

besar dari ttabel sebesar 1.986. Evaluasi siginifikansi juga dapat dilakukan melalui nilai probablilitasnya, nilai p_value

sebesar 0.029 lebih kecil dari 0.05, berarti pengaruhnya signifikan.

e. Pengaruh Tangible

Variabel Tangible memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0.180 berarti jika

peningkatan pelayanan dalam variabel Tangible sebesar 1 skor maka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar

0.180 skor. Evaluasi terhadap signifikansinya dilakukan melalui thitung, nilai thitung variabel Tangible sebesar 2.112 lebih

besar dari ttabel sebesar 1.986. Evaluasi siginifikansi juga dapat dilakukan melalui nilai probablilitasnya, nilai p_value

sebesar 0.037 lebih kecil dari 0.05, berarti pengaruhnya signifikan.

Pengaruh Secara Simultan

Pengaruh bersama pelayanan variabel Reliability (X1), Responsiveness (X2), Assurance (X3), Empathy (X4)

dan Tangible (X5) terhadap kepuasan pelanggan (Y) dijelaskan oleh R² atau Determinasi. Dalam tabel 11 diketahui sebesar 0.735 atau 73.5 % ( R² x 100% ), sisanya sebesar 26.5% ( 100%-73.5% ) dipengaruhi oleh variabel selain variabel

tersebut. Evaluasi terhadap signifikansinya dilakukan melalui nilai Fhitung, bila nilainya sama atau melebihi Ftabel

dinyatakan signifikan, dan sebaliknya bila lebih kecil berarti tidak signifikan besarnya Fhitung = 52.104 > F tabel= 2.311.

Evaluasi siginifikansi juga dapat dilakukan melalui nilai probablilitas, terlihat dalam tabel memiliki probabilitas Fhitung

lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000, nilai dibawah 0.05 menunjukan pengaruhnya signifikan.

Pembuktian Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian secara parsial maupun secara simultan ternyata semua faktor pelayanan

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Acces Network Operation. Hal ini berarti bahwa semua variabel pelayanan

yang ditawarkan pada model analisis regresi linier berganda ini yaitu: keandalan (reliability), ketanggapan

(responsiveness), keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan Acces Network Operation karena diperoleh Fhitung > Ftabel dan thitung > ttabel. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau menerima Ha dan menolak Ho.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah: 1. Tingkat kepuasan pelanggan Acces Network Operation yang diukur berdasarkan layanan petugas mudah dan cepat,

kecepatan penanganan keluhan, dan biaya pemasangan terjangkau berada dalam kategori tingkat kepuasan sedang,

sedangkan kemudahan pemasangan jaringan baru berada dalam kategori tingkat kepuasan rendah.

2. Secara bersama-sama atau simultan seluruh variabel, yaitu faktor keandalan (reliability) (X1), faktor ketanggapan

(responsiveness) (X2), faktor keyakinan (assurance) (X3), faktor empati (emphaty) (X4), dan faktor berwujud

(tangible) (X5) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan Acces Network Operation. 3. Secara parsial faktor ketanggapan (responsiveness) (X2), faktor keyakinan (assurance) (X3), faktor empati

(emphaty) (X4), dan faktor berwujud (tangible) (X5) berpengaruh nyata dan positif terhadap kepuasan pelanggan

Acces Network Operation.

SARAN-SARAN

Saran-saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu:

1. Acces Network Operation dalam operasinya perlu terus untuk meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai

tingkat kepuasan pelanggan yang lebih optimal.

2. Acces Network Operation perlu mencermati upaya pemenuhan pelayanan dari kemudahan pemasangan jaringan

baru sehingga pelanggan bisa mudah untuk mendapatkan jaringan baru.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Consuelo G. Sevilla, Iesus A. Ochave, Twila G.Punsalan, Bella P Regala, Gabriel G. Uriarte. 1993. Pengantar Metode

Penelitian. Terjemahan Alimuddin Tuwu.Jakarta : Universitas Indonesia.

Darwin Mahadjar. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Djumara, Noorsyamsa. 1994. Menuju Format Baru Pelayanan Umum. Bandung : LAN

Endar Sugiarto. 1999. Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 40: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Gasvers, Vincent. 1977. Manajemen Kualitas :Penerapan Konsep-Konsep Kualitas Dalam Manajemen Bisnis Total.

Jakarta : Yayasan Indonesia Emas Gramedia Pustaka Utama.

Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar.Cetakan Keenam. Jakarta : Erlangga.

Jadgish dan Milind. 1995. Pelanggan Kunci Keberhasilan. Jakarta : Mitra Utama.

Juran J.M. dan Griya, F.M. 1993. Quality Planning and Analysis. 3 ED. Singapore: Mic-Graw Hill.Inc.

J. Supranto M.A. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta : PT

Renika Cipta.

Mudrajad Kuncoro. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Santoso, Singgih 2004, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik,Edisi ke empat, Jakarta, Elex Media Komputindo

Page 41: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT

KUTA MALAKA KABUPATEN ACEH BESAR

BADARUDDIN

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mencari hubungan antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai pada Kantor

Camat Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar. Pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data studi literatur dan

penelitian langsung ke lapangan melalui wawancara, penyebaran kuesioner dan peninjauan secara langsung

terhadap aktivitas organisasi. Untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai,

digunakan uji korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau signifikan

maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya variabel gaya kepemimpinan

berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka secara signifikan dengan probabilitas F hitung lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Nilai dibawah 0,05 menunjukkan pengaruhnya signifikan. Dengan demikian hipotesis

“gaya kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka

Kabupaten Aceh Besar” dapat diterima.

Kata Kunci: Gaya kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai.

PENDAHULUAN

Dalam rangka peningkatan kerja dalam hal ini yaitu kinerja instansi pemerintah menuju ke arah yang lebih

profesionalisme, dan disamping itu untuk menunjang terciptanya pemerintahan yang baik (good governance), perlu

adanya penyatuan arah dan pandangan bagi segenap jajaran pegawai Pemerintah yang dapat dipergunakan sebagai

pedoman atau acuan dalam melaksanakan tugas baik manajerial maupun operasional diseluruh bidang unit organisasi

instansi pemerintah secara terpadu.

Berkaitan dengan hal tersebut perlu untuk dirumuskannya suatu visi, misi, strategi dan nilai acuan pemerintah

yang menjadi pedoman mengenai arah yang dituju, beban tanggung jawab, strategi pencapaiannya serta nilai nilai sikap

dan perilaku aparat. Manajemen sumber daya manusia strategik mutlak diperlukan untuk mempersiapkan aparatur

pemerintahan yang memahami visi dan misi organisasi. Arus globalisasi semakin hari semakin meluas, zaman semakin waktu semakin canggih dan cepat berubah, serta masyarakat semakin kritis. Perubahan yang sedang dan terus terjadi

bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan harus dihadapi dan diantisipasi.

Pemerintah kecamatan sebagai institusi pelayanan publik dituntut untuk memperbaiki dan senantiasa

melakukan reformasi serta mengantisipasi perkembangan zaman yang terjadi. Oleh karena itu, komitmen untuk

menciptakan good governance melalui pegawai yang profesional, terlatih dan berperilaku positif disadari sepenuhnya

oleh institusi pemerintah. Komitmen tersebut akan terus dipegang oleh seluruh jajaran institusi pemerintah dalam

rangka mendapatkan keyakinan dan kepercayaan serta menjadi kebanggaan masyarakat sehingga diperlukan beberapa

nilai acuan yang harus dimiliki aparatur pemerintah karena dalam suatu manajemen sumber daya manusia yang

strategik mutlak diperlukan kegiatan yang mencakup penyampaian (delivery) informasi yang akurat untuk mendukung

kegiatan manajemen sumber daya manusia tekhnis guna implementasi langsung instansi pemerintah kecamatan.

Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh adalah lembaga pemerintahan yang

mempunyai tugas sebagai unsur pelaksana daerah bidang pemerintahan di tingkat Kabupaten Aceh Besar terutama yang berhubungan dengan usaha peningkatan pelayanan masyarakat. Kabupaten Aceh Besar mempunyai kedudukan dan

peranan yang strategis sebagai kabupaten yang sangat dekat dengan ibukota Provinsi Aceh, yaitu Banda Aceh.

Didalam perjalanannya, Kecamatan Kuta Malaka telah menunjukkan kemandiriannya dengan kemajuan dan

peningkatan pembangunan seiring dengan agenda pembangunan nasional, baik dalam pertumbuhan ekonomi, sosial

kemasyarakatan maupun dalam pelayanan kehidupan masyarakat. Disisi lain penerapan pembangunan tersebut juga

mengandung risiko yang memerlukan perhatian, antara lain penurunan produktifitas pelayanan masyarakat, sebagai

akibat cara kerja aparatur atau pegawai Pemerintah Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar dalam melayani

masyarakat.

Dengan kata lain pelayanan masyarakat perlu ditingkatkan bukan saja melalui perbaikan sistem prosedur yang

digunakan, tetapi juga yang lebih penting lagi adalah dengan meningkatkan motivasi kerja pegawai instansi Pemerintah

Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar itu sendiri. Oleh sebab itu setiap pimpinan harus mampu

memanfaatkan sumber daya manusia, dalam hal ini adalah para pegawai dalam meningkatkan pelayanan masyarakat.

Agar pegawai dapat lebih efektif dalam melakukan tugasnya, maka pimpinan harus memahami situasi dalam organisasi

atau instansi Pemerintah Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar khususnya. Dengan demikian setiap pimpinan

perlu mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Salah satu faktor yang yang mempengaruhi

motivasi kerja pegawai adalah faktor pimpinan yang dalam hal ini menyangkut gaya kepemimpinan.

Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya kepemimpinan pada Kantor Camat Kuta Malaka?

2. Bagaimana motivasi pegawai pada Kantor Camat Kuta Malaka?

Page 42: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

3. Seberapa besar pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai pada Kantor Camat Kuta

Malaka?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan pada Kantor Camat Kuta Malaka. 2. Untuk mengetahui motivasi kerja pegawai pada Kantor Camat Kuta Malaka.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai pada instansi

Pemerintah Kecamatan Kuta Malaka.

LANDASAN TEORI

Pengertian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan

diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi manajemen merupakan suatu proses untuk

mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Sikula (1996:2) menyatakan bahwa “Manajement in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to

coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service.”

Dengan arti sebagai “Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas perencanaan, pengorganisasian,

pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh organisasi sehingga

akan menghasilkan suatu produk atau jasa secara efisien”. Menurut Herujito (2004:2), Manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang orang lain untuk bekerja. Hasibuan

(2000:2) mengatakan Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber

sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Manullang (1996:15),

Manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan

sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan

peranan manusia dalam organisasi publik atau perusahaan. Dengan demikian, fokus yang dipelajari manajemen sumber

daya manusia mengkaji karakterisitik dan segala seluk beluk tenaga kerja manusia. Menurut Hasibuan (2001:10), “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan organisasi, pegawai, dan masyarakat.”

Menurut Edwin B Flippo (1995: 4), Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu organisasi

dan masyarakat.

Fungsi Manajemen Sumber Daya manusia

Menurut Hasibuan (2001:21), fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi :

1. Fungsi Manajerial

• Perencanaan

Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar

sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam membantu terwujudnya tujuan.

• Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua pegawai dengan menetapkan pembagian

kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasinya dalam bagan organisasi.

• Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua pegawai agar mau bekerjasama dan bekerja efektif serta

efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi, pegawai, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan oleh

pemimpin dengan menugaskan bawahan agar melakukan semua tugasnya dengan baik.

• Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua pegawai agar mentaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai rencana.

2. Fungsi Operasional

• Pengadaan Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk

mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya

tujuan.

• Pengembangan

Page 43: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Pengembangan (Development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral

pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa mendatang.

• Kompensasi

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada pegawai

sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada organisasi.

• Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan pegawai agar tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.

• Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan

loyalitas pegawai agar mereka tetap mau bekerjasama sampai pension. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar pegawai serta berpedoman kepada

internal dan eksternal konsistensi.

• Pemberhentian

Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu organisasi/perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan pegawai, keinginan organisasi, kontrak kerja berakhir, pension,

dan seba-sebab lainnya.

Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia diakui sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan

organisasi yang telah ditetapkan maupun tujuan individu dalam sebuah organisasi.

Kepemimpinan

Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996; 5) mengatakan pemimpin merupakan agen perubahan, orang yang

perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka. Sedangkan

kepemimpinan menurut Gitosudarmo dan Mulyono (1990;12) dilakukan oleh seorang pemimpin untuk dapat

mengarahkan, mengkoordinasikan dan mempengaruhi bawahan agar bekerja dengan penuh kesadaran untuk mencapai tujuan organisasi.

Selanjutnya Gitosudarmo dan Mulyono (1990; 30) mengatakan bahwa seorang pemimpin yang profesional

adalah pemimpin yang mampu menciptakan atau membuat kedua belah pihak menjadi senang, bahagia dan bangga.

Untuk merealisasikan hal tersebut, maka seorang pemimpin harus mempunyai gaya kepemimpinan yang tepat, agar

dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif.

Berikut ini beberapa definisi kepemimpinan menurut para ahli: 1. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai

tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984 : 46).

2. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan

dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990 : 281).

3. Hasibuan mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan

organisasi. Sedangkan kepemimpinan adalah cara atau gaya seorang pemimpin mempengaruhi perilaku

bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. (Hasibuan,

2000 : 167).

4. Kepemimpinan adalah merupakan seni kemampuan mempengaruhi seperti yang di kemukakan oleh Yayat M.

Herujito: Kepemimpinan adalah seni kemampuan mempengaruhi perilaku manusia dan kemampuan untuk mengendalikan orang orang dalam organisasi agar perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang di inginkan

oleh pimpinan. (Yayat M. Herujito, 2004 : 179 ).

Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan menurut Yayat M. Herujito (2004 : 188) adalah leadership styles. Maksudnya, cara yang

diambil seseorang dalam rangka mempraktekkan kepemimpinanannya. Gaya kepemimpinan bukan bakat. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan dapat dipelajari dan dipraktekkan dan dalam penerapannya harus disesuaikan dengan situasi

yang dihadapi.

Gaya kepemimpinan yang terdapat dalam setiap organisasi dipandang sebagai suatu proses kunci bagi

keberhasilan organisasi yang bersangkutan. “Gaya kepemimpinan merupakan perilaku pimpinan terhadap pengikutnya,

atau cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya.”(Trimo, 1995; vii). Sedangkan Hersey

(1992 : 150) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku konsisten yang diterapkan dalam bekerja.

Terdapat perbedaan pola perilaku yang diterapkan oleh seorang manajer dengan manajer lain dalam

mempengaruhi perilaku anggotanya. Mintogoro mengatakan bahwa secara umum gaya kepemimpinan yang dimiliki

oleh seorang manajer adalah gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otokratis dan, gaya kepemimpinan

laissez faire. Masing-masing gaya kepemimpinan tersebut mempunyai ciri tertentu. Tiga gaya dasar para pemimpin White dan Lippit (1993:298), adalah sebagai berikut :

Gaya Kepemimpinan Otokratis

Yaitu pemimpin menentukan sendiri kebijakan dan perencanaan untuk bawahannya, membuat keputusan

sendiri, namun mengharapkan tanggung jawab yang penuh. Bawahan harus mematuhi dan mengikuti perintahnya. Jadi

Page 44: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

pemimpin tersebut menentukan aktivitas bawahannya. Kepemimpinan otokratis itu mendasarkan diri pada kekuatan dan

paksaan yang mutlak harus dipenuhi.

Dalam kepemimpinan otokratis sering terjadi adanya pengawasan yang ketat, sangat sukar untuk bawahan

dalam memuaskan kebutuhan egoistiknya yang tinggi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi

pada bawahannya.

Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis, yaitu : a Pemimpin selalu memberikan perintah yang dipaksakan dan harus dipatuhi.

b Pemimpin selalu menentukan kebijakan untuk semua pihak.

c Pemimpin selalu melakukan pengawasan yang ketat agar semua pekerjaan berlangsung secara efisien.

d Pemimpin selalu memberikan pujian atau kritik pribadi terhadap setiap bawahan dengan inisiatif sendiri.

Gaya Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada

pengikutnya. Pemimpin sering mengadakan diskusi dengan bawahan dalam menentukan perencanaan kerja maupun

kebijakan yang berhubungan dengan organisasi. Jadi, kepemimpinan demokrasi ini bersifat terbuka dengan tujuan

memberi kesempatan pada bawahan untuk mengeluarkan ide atau gagasan serta mendorong bawahan untuk

meningkatkan produktivitas dan motivasi kerja. Pemimpin demokrasi ini dalam penyusunan proses pelaksanaan kerja, strategi-strategi yang diambil selalu melibatkan bawahan. Dengan kata lain, pengambilan keputusan berasal dari kedua

belah pihak, baik atasan maupun bawahan. Komunikasi berjalan dua arah dari atas kebawah.

Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokrasi, yaitu :

a Kebijakan yang dilaksanakan berdasarkan keikutsertaan para bawahan yang dikoordinir oleh pimpinan.

b Para bawahan bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka inginkan dan pembagian tugas diserahkan kepada

kelompok. c Komunikasi yang bersifat dua arah, baik pimpinan maupun bawahan.

Gaya Kepemimpinan Bebas

Pada gaya kepemimpinan laissez faire ini seorang pemimpin praktis tidak memimpin, pemimpin membiarkan

bawahannya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan

bawahannya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri, sehingga pemimpin hanya merupakan lambang organisasi dan pelaksana dari keputusan para bawahan, atau dengan kata lain kepemimpinan

bersifat pasif, pemimpin seolah-olah tidak mampu memberikan pengarahan pada bawahan.

Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan bebas, yaitu :

a Pemimpin selalu menyerahkan tanggung jawab serta pekerjaan kepada bawahannya atau kepada semua

anggotanya. b Pemimpin kurang berpartisipasi, sedangkan mayoritas suara bawahan bebas menentukan langkah.

c Pemimpin tidak mampu mengkoordinasikan semua jenis pekerjaan dan tidak berdaya menciptakan suasana

yang kooperatif.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam gaya kepemimpinan biasanya berlangsung mengikuti situasi dan

kondisi yang sesuai dengan tujuan organisasi. Apabila situasi dan kondisinya memerlukan pemikiran bersama antara pemimpin dan pelaksana, maka gaya kepemimpinan akan menuju pada demokrasi. Sebaliknya bila situasi dan

kondisinya memerlukan langkah-langkah darurat yang cepat maka gaya kepemimpinan akan mengarah pada gaya

otokratis.

Jadi, gaya kepemimpinan pada suatu organisasi tidak dapat berupa satu gaya saja tetapi dapat dilakukan

dengan penggabungan dari gaya-gaya kepemimpinan yang ada. Oleh karena itu, tidak ada gaya kepemimpinan yang

lebih baik, semua tergantung pada situasi, kondisi, atau lingkungannya.

Pengertian Motivasi

Beberapa ahli mengemukakan pengertian mengenai motivasi kerja, diantaranya adalah :

Menurut Marihot T.E Hariandja dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2002:321) berpendapat bahwa

“motivasi diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah”. Sedangkan menurut Hasibuan dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2003:143) yaitu “motivasi

adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan pendorong yang

ada dalam diri individu yang memberikan daya penggerak untuk melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin. Apabila

individu tersebut memiliki motivasi yang tinggi maka dia akan mencapai kepuasan dalam melakukan pekerjaannya,

karena tujuan yang akan dicapai dan yang diinginkan oleh organisasi dapat terwujud.

Teori Teori Motivasi

Pendapat dan teori tentang motivasi cukup banyak, namun yang menonjol adala teori motivasi yang

dikemukakan pakar, antara lain: 1. Teori Abraham H. Maslow

Page 45: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Maslow berpendapat bahwa tindakan atau tingkah laku suatu organisme pada suatu saat tertentu

biasanya dipengaruhi oleh kebutuhannya yang paling mendesak. Setiap pemimpim perlu memiliki

pemahaman mendalam tentang kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

Maslow menyatakan bahwa ada suatu hierarki kebutuhan pada setiap manusia. Setiap orang

memberi prioritas pada suatu kebutuhan sampai kebutuhan tersebut terpenuhi. Jika kebutuhan pertama telah

terpenuhi maka kebutuhan kedua akan memegang peranan, demikian seterusnya. 2. Teori Douglas Mc Gregor

Mc Gregor menyatakan ada dua pendekatan atau filsafat mana manajemen yang mungkin

diterapkan dalam perusahaan. Tiap tiap pendekatan mendasarkan diri pada serangkaian asumsi atau anggapan

mengenai sifat manusia yang diberi nama teori X dan toeri Y.

3. Teori Frederich Herzberg

Teori ini berhubungan dengan kepuasan kerja. Berdasarkan penelitiannya ada dua rangkaian kondisi

yang mempengaruhi seseorang dalam pekerjaannya. Rangkaian kondisi pertama disebut faktor motivator dan

rangkaian kedua disebut faktor hygieni. Disebut juga dengan konsep faktor motivator hygieni dari Herzberg,

dan ada juga yang mentebutnya teori dua faktor dari kepuasan kerja.

4. Teori David Mc Clelland

Mc Clelland mempelajari persoalan yang menyangkut keberhasilan dan berhasil memformulasikan konsep kebutuhan untuk keberhasilan, maka teorinya disebut dengan Achievement Motivation Theory.

Menurut Mc Clelland, orang yang mempunyai kebutuhan untuk keberhasilan yaitu orang yang mempunyai

keinginan yang kuat untuk mencapai sesuatu, dengan ciri ciri sebagai berikut:

Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Pegawai

Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan sendiri, seorang pemimpin yang baik, sangat bergantung pada kemampuan pemimpin tersebut dalam menyesuaikan gaya kepemimpinannya pada situasi kerja yang dihadapinya.

Tannanbaum dan Schimdt yang dikutip Gibson (2001:285), mengatakan bahwa “Manajer yang baik adalah orang yang

dapat memelihara keseimbangan yang tinggi dalam menilai secara tepat kekuatan yang menentukan perilakunya paling

cocok bagi waktu tertentu dan benar-benar mampu bertindak demikian”.

Timple (1999:31) mengatakan bahwa “Pemimpin merupakan orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang

memastikan motivasi, disiplin, dan produktivitas jika bekerja sama dengan orang, tugas, dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan”.

Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang yang diajukan maka hipotesis penelitian ini adalah: diduga bahwa gaya

kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar.

METODE PENELITIAN

Lokasi Objek Penelitian

Untuk mendapatkan data dan keterangan-keterangan untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis melakukan penelitian langsung pada objek penelitian yaitu Kantor Camat Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Camat Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar yang

berjumlah 16 orang, sementara sampelnya juga 16 orang.

Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu teknik dalam mendapatkan data untuk keperluan penelitian dan

hal ini penting untuk pengujian hipotesis karena pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Untuk memperoleh data yang lengkap, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

Studi Literatur (Library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku literatur, catatan-catatan kuliah, dan

sebagainya yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.

Studi Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan langsung terhadap objek yang diteliti dengan menggunakan teknik wawancara,

observasi, kuesioner, dan pengisian angket yang diarahkan pada masalah yang berhubungan dengan penulis teliti.

Operasional Variabel

Untuk menjawab permasalahan penelitian ini, variabel yang akan dianalisis terdiri atas : Variabel Bebas (X)

yaitu gaya kepemimpinan dan Variabel terikat (Y) yaitu motivasi kerja.

a. Gaya Kepemimpinan (X) dengan indicator sebagai berikut : 1. Sikap tegas dalam menetapkan target kerja.

2. Sanksi terhadap hasil kerja yang buruk.

3. Penerapan peraturan kerja yang ketat.

Page 46: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

4. Pengambilan keputusan melibatkan bawahan.

5. Menjaga hubungan baik.

6. Pengurangan beban kerja yang berat.

7. Toleransi terhadap penundaan pekerjaan.

8. Kesejahteraan bawahan berprestasi.

9. Mendukung bawahan berprestasi. b. Motivasi Kerja (Y) dengan indicator sebagai berikut :

1. Dapat memenuhi kebutuhan fisik.

2. Mendapat gaji.

3. Bonus akan memperbaiki prestasi.

4. Keselamatan terjamin.

5. Pemimpin mampu mengkondisikan suasana yang harmonis.

6. Rekreasi diperlukan.

7. Pengawasan yang ketat dapat mengganggu pekerjaan.

8. Mengerahkan segenap kemampuan untuk pekerjaan.

9. Pimpinan menghargai ide bawahan.

Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Dengan teori sebagai berikut :

Tabel 1. Skala Likert

Alternatif Bobot

Sangat Setuju

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

3

2

1

Peralatan Analisis Data

Hasil penelitian yang telah di komposisi/skor kemudian diolah dengan bantuan computer melalui program

SPSS. Adapun alat ukur yang digunakan adalah Metode Regresi Linear Sederhana. Secara matematis bentuk formulasi

regresi linear sederhana adalah :

Y = a + bX + e

Keterangan :

Y : Motivasi Kerja

a : Konstanta

b : Koefisien gaya kepemimpinan X : Gaya Kepemimpinan

e : error

Untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta

Malaka Kabupaten Aceh Besar digunakan alat ukur korelasi. Nilai koefisien korelasi (r) berkisar antara -1 sampai

dengan +1 yang kriteria pemanfaatannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Jika nilai r > 0, artinya terjadi hubungan antara yang linear positif. Semakin besar nilai variabel independen, semakin

besar pula nilai variable dependennya. Begitu juga sebaliknya.

Jika r < 0, artinya telah terjadi hubungan antara linear negatif. Semakin kecil nilai variabel independen maka

semakin besar nilai variabel dependennya. Semakin besar nilai variabel independen maka semakin kecil nilai variabel

dependennya.

Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel independen dengan variabel dependen.

Apabila nilai r mendekati +1 maka hubungan positif variabel independen dengan dependennya besar/tinggi.

Sebaliknya, apabila nilai r mendekati -1 maka hubungan negatif dari variabel independen dengan dependennya tinggi.

Pengujian Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar.

Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap

motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Camat Kuta Malaka sebanyak 16 orang.

tabel berikut ini memaparkan hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menurut umur, jenis kelamin, status,

pendidikan, dan masa kerja.

Page 47: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Tabel 2.Karakteristik Responden

NO KETERANGAN FREKUENSI PERSENTASE (%)

1 Usia

20-25 Tahun 2 12.5

26-30 Tahun 3 18.75

31-40 Tahun 3 18.75

> 41 Tahun 8 50

2 Jenis Kelamin

Pria 12 75

Wanita 4 25

3 Status Perkawinan

Kawin 14 87.5

Belum Kawin 2 12.5

4 Pendidikan Terakhir

SLTP 0 0

SLTA 10 62.5

Sarjana 5 31.25

Pasca Sarjana 1 6.25

5 Masa Kerja

< 5Tahun 3 18.75

6-10 Tahun 5 31.25

11-15 Tahun 8 50

Dari segi usia, persentase terbesar ditunjukkan oleh responden yang berusia ≥ 41 Tahun yaitu sebesar 50%.

Dan sisanya menunjukkan usia antara berkisar 26-30 dan 31-40 (18,75%) serta 20-25 Tahun (12,5%). Kesimpulan yang

diperoleh berdasarkan usia ini menunjukkan bahwa Kantor Camat Kuta Malaka telah memiliki tenaga kerja usia produktif dan adanya pegawai senior dapat berfungsi sebagai pengawas dan semacam guru untuk mengajarkan teknik

bekerja kepada para pegawai.

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah pria, yaitu sebesar 75% dan sisanya

sebesar 25% adalah wanita. Kesimpulan dari pengelompokan profil responden berdasarkan jenis kelamin ini adalah

bahwa tenaga kerja yang ada di Kantor Camat Kuta Malaka mayoritas adalah pria.

Dilihat dari tingkat pendidikan, yang memiliki persentase responden terbesar adalah jenjang pendidikan SLTA, yaitu sebesar 62,5%. Berikutnya adalah responden yang memiliki jenjang pendidikan Sarjana sebesar 37,5%.

Kesimpulan yang penulis peroleh dari pengelompokan responden berdasarkan tingkat pendidikan, bahwa bagi Kantor

Camat Kuta Malaka, pendidikan dalam bidang perkantoran lebih ditekankan untuk diterima bekerja.

Dilihat dari lamanya bekerja, persentase yang dihasilkan, mulai kurang dari 5 tahun hingga 15 tahun dengan

perolehan persentase seperti yang tertera pada tabel 4.4. maka kesimpulan yang diperoleh dari pengelompokan

responden berdasarkan masa kerja yaitu Kantor Camat Kuta Malaka lebih menitikberatkan pada penerimaan pegawai baru karena dianggap lebih baik dalam hal kejujuran. Di dalam menciptakan suatu keseimbangan diantara pegawai baru

dengan pegawai yang telah lebih dahulu atau lebih lama bekerja di Kantor Camat Kuta Malaka, ataupun menciptakan

suatu kondisi yang seimbang antara pegawai yang masuk dan yang keluar.

Uji Reabilitas

Dalam penelitian apabila suatu pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur

reability dari alat ukur. Reabilitas adalah yang menunjukkan konsisten dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama

di lain kesempatan. Pengukuran reability dilakukan dengan metode cronbach alpha dimana quisioner dikatakan realibel

jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60.

Tabel 3. Uji Reabilitas

NO VARIABEL MEAN JUMLAH ITEM

PERTANYAAN CRONBACH

1 Gaya Kepemimpinan 4,04 9 0,913

2 Motivasi Kerja 3,99 9 0,923

Sumber : Data primer (diolah), 2010.

Page 48: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai korelasi untuk setiap item jawaban terlihat bahwa nilai

korelasinya signifikan. Untuk nilai alpha dalam setiap nomor pertanyaan bisa dilihat bahwa kedua variabel nilai

alphanya lebih besar dari 0,60. Untuk variabel gaya kepemimpinan nilai cronbach alpha 0,913 dengan jumlah item

pertanyaan 9 dan nilai rata-ratanya 4,04. Ini menunjukkan bahwa masing-masing item pertanyaan adalah realibel.

Sedangkan untuk variabel motivasi kerja nilai cronbach alpha 0,923 dengan jumlah item pertanyaan 9 dan nilai rata-rata

3,99. Ini menunjukkan bahwa masing-masing item pertanyaan juga realibel.

PEMBAHASAN

Analisis Hubungan Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kantor Camat Kuta Malaka

Untuk mengetahui variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan (X) terhadap motivasi kerja (Y) pegawai Kantor

Camat Kuta Malaka, pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Pengaruh Variabel bebas terhadap Motivasi Kerja

Variabel Nama Variabel β Standar

Error

t hitung t tabel sig

a Konstanta 0,072 0,206 0,349 2,1314 0,000

x Gaya

Kepemimpinan

0,970 0,050 19,234 2,1314 0,000

Koefisien korelasi (R) = 0,982

Koefisien Determinasi (R2) = 0,964

Adjusted R2 = 0,961

F hitung = 369, 947

F tabel = 4,6001 Sig F = 0,000

Predictor : (constant), Gaya Kepemimpinan

Dependent Variabel : Motivasi Kerja

Sumber : Pengolahan data primer, 2010.

Dari hasil analisis regresi sebagaimana yang terangkum dalam tabel diatas, maka hubungan variabel independen yaitu Gaya Kepemimpinan (X) terhadap Motivasi Kerja (Y) pegawai Kantor Camat Kuta Malaka dapat

disusun sebuah model regresi linier sederhana :

Y = 0,072 + 0,970 X + e

Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut :

Koefisien Regresi (β)

Konstanta sebesar 0,072 artinya jika Gaya Kepemimpinan (X) dianggap konstan, maka besarnya motivasi

kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka adalah sebesar 0,072.

Koefisien regresi pengaruh Gaya Kepemimpinan (X) sebesar 0,970 artinya bahwa setiap 100% perubahan (perbaikan,

karena tanda +) dalam variabel Gaya Kepemimpinan, maka secara relatif akan mempengaruhi besarnya motivasi kerja

pegawai Kantor Camat Kuta Malaka sebesar 97%. Dengan demikian semakin tinggi pengaruh gaya kepemimpinan akan

mempengaruhi besarnya motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka.

Koefisien Korelasi dan Determinasi

Untuk melihat hubungan gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka

berdasarkan korelasi dan determinasi seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Tabel Model Summary

R R2 Adjusted R2 Standar Error

of the estimate

Keterangan

0,982 0,964 0,961 0,110 Korelasi Positif

Sumber : Data primer, (diolah) 2010.

Koefisien korelasi (R) = 0,982 yang menunjukan bahwa derajat hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat sebesar 98,2%. Artinya motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan faktor gaya kepemimpinan.

Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,964. Artinya 96,4% perubahan-perubahan dalam variabel terikat

(motivasi kerja) dipengaruhi oleh faktor gaya kepemimpinan. Sedangkan selebihnya (3,6%) dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain diluar penelitian ini.

Hasil Uji F

Untuk pengujian hipotesis mengenai variabel independen dalam hubungannya dengan motivasi kerja pegawai Kantor

Camat Kuta Malaka, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Analisis Of Variance (Anova)

Model Sum of

square

df Mean square F hitung F tabel sig

Regresi 4,436 1 4,436 369,947 4,6001 0,000

Residual 0,168 14 0,012

Total 4,604 15

Page 49: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Sumber : Data primer, (diolah) 2010.

Hasil pengujian secara simultan diperoleh F hitung sebesar 369,947 sedangkan F tabel sebesar 4,6001. Hal ini

memperhatikan F hitung > F tabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian hasil perhitungan ini dapat

diambil suatu keputusan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol. Artinya gaya kepemimpinan

(X) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka (Y).

Hasil Uji-t

Untuk menguji besarnya pengaruh secara parsial dapat dilihat dari hasil uji – t, hasil perhitungan yang

diperlihatkan pada tabel diatas, diketahui besarnya t hitung untuk variabel gaya kepemimpinan dengan tingkat

kepercayaan atau signifikan sebesar ∞ = 5%.

Hasil pengujian terhadap variabel gaya kepemimpinan diperoleh t hitung sebesar 19,234 dan t tabel sebesar 2,1314.

Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel dengan signifikansi sebesar 0,000 atau probabilitas jauh

dibawah ∞ = 5%.

Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel gaya kepemimpinan

berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar.

Pembuktian Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau signifikan maka hipotesis nol (H0)

ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi

kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka secara signifikan dengan probabilitas F hitung lebih kecil dari 0,05 yaitu

0,000. Nilai dibawah 0,05 menunjukkan pengaruhnya signifikan.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah:

1. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan di Kantor Camat Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar

berpengaruh terhadap kinerja organisasi dan kelangsungan hidup pegawai di dalamnya. Sesuai dengan persentase

responden bahwa gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pimpinan, menekankan pada initiating structure yang tinggi dan consideration yang tinggi pula.

2. Motivasi kerja pegawai pada Kantor Camat Kuta Malaka tinggi, dapat dilihat pada hasil perhitungan kuesioner

yang dibagikan kepada para pegawai.

3. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja pegawai, ini terbukti dari Hasil pengujian

terhadap variabel gaya kepemimpinan diperoleh t hitung sebesar 19,234 dan t tabel sebesar 2,1314. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel dengan signifikansi sebesar 0,000 atau probabilitas jauh

dibawah ∞ = 5%. Berdasarkan hasil penelitian nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau signifikan maka hipotesis

nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap

motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka secara signifikan dengan probabilitas F hitung lebih kecil dari

0,05 yaitu 0,000. Nilai dibawah 0,05 menunjukkan pengaruhnya signifikan. Dengan demikian hipotesis “gaya

kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai Kantor Camat Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar” dapat diterima.

SARAN

Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah:

1. Sebaiknya pimpinan organisasi dalam menerapkan gaya kepemimpinannya tetap berusaha mempertahankan sikapnya dan memotivasi kerja pegawai dengan baik. Pencapaian target kerja tidak akan terwujud apabila

kesejahteraan pegawai tidak terpenuhi.

2. Kuat atau tidaknya pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai menjadi titik acuan bagi

seorang pimpinan untuk terus mengembangkan gaya kepemimpinannya mengingat situasi dan kondisi organisasi

yang terus berubah-ubah maka dituntut kreativitas seorang pimpinan untuk mengatasi hal tersebut. Tetapi bawahan

tidak harus selalu diberi perintah oleh atasannya, bawahan harus memiliki inisiatif untuk bekerja agar tujuan dari organisasi dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Teori Regresi : Teori Kasus dan Solusi. Yogyakarta : BPFE.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Champion, Dean J. 2003. Basic Statistic for Social Research Second Edition. New York : Mac Millan Publishing Co

Inc.

Effendy, Onong S. 2001. Ilmu Komunikasi. Bandung : Rosdakarya.

Page 50: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

Gibson, James Et.Al. 1994. Organisasi Dan Manajemen : Perilaku Struktur Proses. Jakarta : Erlangga.

Hadi, Sutrisno. 1998. Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset.

Heidjrachman, H. Suad. 2002. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE.

Hersey, Paul. 1994. Kunci Sukses Pemimpin Situasional. Jakarta : Delaprasata.

Kartono, Kartini. 1994. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : Rajawali.

Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Ramdhan, Muhammad. 2005. ”Memimpin Sesuai Keadaan”. Makalah, Jakarta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Tarsito.

Thoha, Miftah. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Tjiptono, Fandy. 2001. Total Quality Manajement. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Page 51: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

1

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DAN PELUANG USAHA

STUDI KASUS PADA BUDIDAYA IKAN KERAPU DI KABUPATEN SIMEULUE

Syaifuddin Yana

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis investasi budidaya ikan krapu dengan menggunakan pendekatan

analisis ekonomi yaitu BEP, ROI dan IRR. Disamping itu juga, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

peluang usaha budidaya tersebut dengan pendekatan SWOT. Dari hasil analisis finansial menunjukkan bahwa

investasi di bidang usaha budidaya ikan kerapu di Kabupaten Simeulue sangat fisibel untuk dijadikan usaha

investasi bagi para investor. Usaha budidaya ikan kerapu dengan tingkat suku bunga (DF) 18% mendapat nilai

sebesar 73.611.833.-, dengan BCR 1,19%, untuk Payback Periode atau pengembalian kembali modal berkisar

pada produksi 1,93 kali produksi, berarti tidak penuh dua kali putaran produksi modal usaha sudah kembali.

Untuk BEP atau siklus produksi tidak mengalami untung maupun rugi terjadi pada saat BEP unit 2.533 Kg,

sedangkan untuk BEP harga terjadi pada saat harga 585.794 Rupiah.

Kata Kunci: Analisis Ekonomi, SWOT, BCR, BEP, ROI, IRR.

PENDAHULUAN Dalam berbagai kegiatan investasi dan peningkatan ekonomi daerah, saat ini kegiatan investasi swasta

di Kabupaten Simeulue masih tergolong sangat minim dan sangat terbatas. Kegiatan investasi merupakan salah satu kegiatan yang dapat dengan cepat mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Rendah

dan terbatasnya kegiatan investasi di daerah ini, diduga karena kurang/terbatasnya promosi atas berbagai potensi

dan peluang investasi terutama sektor dan komoditas-komoditas yang unggul di daerah ini, di samping iklim

usaha dan berbagai kebijakan yang ada belum kondusif yang mampu mendorong untuk tumbuh dan

berkembangnya berbagai kegiatan investasi di daerah ini.

Saat ini, kegiatan khususnya pada subsektor perikanan adalah salah satu subsektor yang menjadi andalan bagi Kabupaten Simeulue karena Kabupaten ini merupakan kabupaten kepulauan yang dikelilingi laut.

Disamping itu Kabupaten Simeulu, dikelilingi oleh cukup banyak pulau-pulau kecil yaitu sebanyak kurang lebih

62 buah pulau (beberapa di antaranya telah berpenghuni) dengan luas wilayah laut ± 47,780 km2 di luar Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Dengan wilayah perairan yang begitu luas itu, terkandung pula sumberdaya

ikan dan hasil laut lainnya yang besar, potensial dan prospektif. Namun hingga kini, pemanfaatan sumberdaya ini baru sebagian kecil.

Beberapa hal yang menjadi titik perhatian dimana pada saat ini, upaya yang memanfaatkan sumber

daya perikanan di Simeulue secara optimal ternyata masih menghadapi berbagai kendala, beberapa diantaranya

yaitu seperti masalah pendanaan (permodalan); teknologi penangkapan; budidaya (teknologi dan keterampilan);

teknologi pengolahan; serta penyediaan armada kapal penangkapan ikan.

Sebagai gambaran potensi budidaya ikan air laut di Kabupaten Simeulu, dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Potensi dan Lokasi Pengembangan Budidaya Laut Menurut Jenis

Komoditi di Kabupaten Simeulue (Ha)

No. Kecamatan Jenis Komoditi

Budidaya Potensi (Ha) Keterangan

1 Simeulue Timur

Kerapu 138.00 Teluk Sinabang

Kakap 159.96 Teluk Sinabang

Lobster 101.06 Teluk Sinabang

Rumput Laut 1605.62 Teluk Sinabang

2 Teupah Selatan

Kerapu 41.03 Labuhan Bajau

Kakap 58.34 Labuhan Bajau

Lobster 742.53 Labuhan Bajau

Rumput Laut 37.66 Labuhan Bajau

3 Alafan

Kerapu 394.69 Tl. Lewak & Tl. Alafan

Kakap 201.29 Tl. Lewak & Tl. Alafan

Lobster 67.5 Tl. Lewak & Tl. Alafan

Rumput Laut 312.63 Tl. Lewak & Tl. Alafan

Teripang 128.14 Tl. Lewak & Tl. Alafan

4 Simeulue Barat

Kerapu 42.70 Teluk Sibigo

Kakap 361.6 Teluk Sibigo

Lobster 38.1 Teluk Sibigo

Rumput Laut 12.53 Teluk Sibigo

Teripang 6.83 Teluk Sibigo

Page 52: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

2

5 Teluk Dalam

Kerapu 184.31 Teluk Dalam

Kakap 245.21 Teluk Dalam

Lobster 120.6 Teluk Dalam

Rumput Laut 58.77 Teluk Dalam

Teripang 28.45 Teluk Dalam

Sumber: Data Publikasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Simeulue, 2010

Salah satu jenis ikan yang mempunyai potensi untuk dibudidayakan adalah jenis ikan kerapu tikus

(Cromileptes altivalis) karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan harga Rp.100.000,- sampai Rp.150.000,- per kilogram bagi ikan kerapu tikus hidup di perairan dangkal sekitar 5-30 meter. (Suara Karya 25

Mei 2011, hal.7).

Sebagaimana penjelasan pada tabel 1 di atas, budidaya ikan khususnya ikan kerapu di lima kecamatan,

memperlihatkan potensi yang besar untuk dapat dikelola, ditambah lagi bahwa potensi harga jual ikan kerapu jika

dibanding ikan lainnya memiliki harga jual yang relatif baik. Oleh karena itu, budidaya ikan kerapu dapat dijadikan salah satu sumber usaha budidaya ikan laut.

Disamping itu, terdapat beberapa kendala lainnya yaitu seperti keterbatasan sarana dan prasarana

penangkapan, khususnya kemampuan armada penangkapan ikan (yang sebagian besar masih menggunakan

perahu tanpa motor atau dengan motor-motor kecil) sehingga wilayah operasional penangkapan ikan terbatas

sekitar pantai. Oleh karena itu, di beberapa daerah banyak mengalami padat tangkap namun areal penangkapan

terbatas, sedangkan di areal lepas pantai (belum termasuk ZEE) kapasitas penangkapan masih terlalu longgar,

sehingga produksi perikanan menjadi rendah. Sebagai contoh adalah kawasan Simeulue Timur (Sinabang) yang

memiliki perairan sangat luas namun hanya memberikan kontribusi sekitar 2.163.60 ton terhadap produksi

perikanan Simeulue tahun 2010, dan jumlah keseluruhan produksi ikan pada tahun 2010 sebesar 8.420,40 Ton

(Statistik Perikanan Kabupaten Simeulue. 2011).

Namun demikian, masih terbuka suatu peluang untuk mengembangkan agribisnis perikanan khususnya

di Kabupaten Simeulu, yaitu melalui upaya pengembangan budidaya perikanan. Budidaya perikanan yang telah berkembangsaat ini, yaitu budidaya tambak mujair dan lele. Khusus untuk budidaya perikanan laut memang

belum begitu populer, mengingat teknologi ini baru diperkenalkan pada awal tahun 1990-an. Di beberapa daerah,

seperti di Pulau Simeulue usaha pengembangan budidaya perikanan laut (terutama dengan karamba jaring apung)

masih kurang diminati, dari beberapa tahun belakangan ini yang sudah beroperasi misalnya budidaya udang

barong/lobster, yang sudah berkembang dibeberapa daerah di Simeulue.

Namun untuk ikan-ikan kerapu, meskipun jumlah yang ditangkap di alam hasilnya sangat terbatas,

tetapi karena harga jual ikan kerapu (ukuran tertentu) sangat tinggi, maka hasil produksi yang sedikit itu tetap

menguntungkan. Sedangkan ikan-ikan kerapu yang ukurannya kecil (belum memenuhi syarat) dapat

dibudidayakan di karamba, yang beberapa bulan kemudian dapat dijual dalam keadaan hidup dengan harga

mahal.

Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peluang usaha budidaya ikan kerapu ditinjau dari analisis SWOT?

2. Bagaimana peluang usaha, profil investasi budidaya ikan kerapu di Kabupaten Simeulue?

Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peluang budidaya ikan kerapu dianalisis dengan menggunakan matrik SWOT.

2. Untuk mengkaji dan menganalisis peluang usaha, profil investasi budidaya ikan kerapu di Kabupaten

Simeulue.

METODE PENELITIAN

Analisis SWOT

Analisis SWOT yang digunakan untuk mengetahui kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses)

sekaligus menentukan peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dari usaha budidaya ikan kerapu.

Analisis Investasi

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis perkiraan

modal/biaya investasi dan biaya produksi. Menurut Sutojo, (2002:68) analisis ini dilakukan untuk melihat

kelayakan dari usaha budidaya ikan kerapu, yang meliputi: analisis proyeksi rugi laba, analisis cash flow dan

kelayakan investasi, analisis Payback Periode, analisis Net Present Value/NPV, analisis Internal Rate of

Return/IRR, analisis Rate of Return on Investment/ROI dan analisis Break Event Point/BEP.

Page 53: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

3

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis SWOT Terhadap Usaha Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Simeulue.

1) Analisis faktor intenal (kekuatan) terhadap faktor eksternal (peluang)

Tabel 2. Analisis internal dan eksternal antara kekuatan terhadap peluang

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Peluang (Opportunity)

Permintaan

Pasar Tinggi

Daya saing

masih rendah

Meningkatnya

daya beli

masyarakat.

Teknologi yang

mempermudah

jaringan

pemasaran

Permintaan

produksi dari

luar daerah

Kekuatan (Streng) O1 O2 O3 O4 O5

Lahan budidaya

tersedia S1

1. Dengan adanya lahan budidaya yang tersedia, dan modal usaha yang mudah didapat, sehingga dapat memajukan produksi, serta bisa mendapat peluang terhadap permintaan pasar yang tinggi serta daya saing yang masih rendah. (S1,S2: O1,O2)

2. Dengan adanya lahan budidaya ikan kerapu dapat menjamin permintaan pasar yang tinggi dan peluang terhadap daya beli masyarakat yang meningkat. (S1: O1,O3)

3. Dukungan pemerintah dalam usaha budidaya, mempermudah dalam hal pemasaran, mengingat peluang dalam hal permintaan pasar yang tinggi baik yang datang dari dalam

dan luar daerah. (S4:O1,05)

4. Ketersediaan benih yang masih cukup memudahkan untuk melakukan usaha dikarenakan

daya saing yang rendah dapat meningkatkan produksi ikan budidaya serta dapat

menjawab permintaan pasar yang tinggi. (S3:O1,O2).

5. Jaringan distribusi yang luas dapat memanfaatkan peluang permintaan produksi yang

datang dari luar daerah, serta dapat memanfaatkan peluang teknologi yang

mempermudah jaringan pemasaran agar lebih efisien. (S5:05,04)

Modal Usaha

Terjangkau S2

Benih Ikan kerapu

tersedia S3

Dukungan kebijakan

Pemerintah S4

Jaringan distribusi

yang luas S5

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

2) Analisis faktor intenal (kekuatan) terhadap faktor eksternal (ancaman)

Tabel 3. Analisis internal dan eksternal antara kekuatan terhadap ancaman

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Ancaman (Threat)

Perubahan

musim yang

tidak menentu

Pesaing yang

semakin

gencar

Tak ada

jaminan

pasar

Terbatasnya

dukungan

sumber modal

Munculnya

produk

subtitusi

Kekuatan (Streng) T1 T2 T3 T4 T5

Lahan budidaya tersedia S1 1. Dengan dukungan kebijakan dari pemerintah serta modal usaha yang terjangkau dapat

memperkecil ancaman terhadap munculnya produk subtitusi dengan mengelola hasil

produksi yang lebih baik (S4:T5)

2. Dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah diharapkan dapat meminimalisir

ancaman terhadap dukungan sumber modal yang masih rendah, (S4:T4)

3. Dengan tersedianya lahan budidaya, benih ikan kerapu yang juga tersedia, diharapkan

dapat meminimalisir jaminan pasar yang belum ada, serta meminimalisir terjadinya

persaingan yang dilakukan pengusaha lain. (S1,S3:T3,T2)

4. Dengan jaringan distribusi yang luas memperkecil ancaman terhadap pesaing yang semakin banyak, serta munculnya produk subtitusi/pengganti. (S5:T2,T5)

Modal Usaha Terjangkau S2

Benih Ikan kerapu

tersedia S3

Dukungan kebijakan Pemerintah

S4

Jaringan distribusi yang

luas S5

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Page 54: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

4

3) Analisis faktor intenal (kelemahan) terhadap faktor eksternal (peluang)

Tabel 4. Analisis internal dan eksternal antara kelemahan terhadap peluang

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Peluang (Opportunity)

Permintaan

Pasar Tinggi

daya saing

masih rendah

Meningkatnya

daya beli masyarakat.

Teknologi

yang mempermudah

jaringan

pemasaran

Permintaan

produksi dari luar

daerah

Kelemahan (Wekkeness) O1 O2 O3 O4 O5

Pakan Alami dan buatan terbatas

W1 1. Meningkatkan pembuatan pakan buatan dan perencanaan pembiakan bibit ikan

kerapu untuk mendukung jumlah produksi sehingga dapat menangkap peluang dalam hal memenuhi permintaan pasar yang tinggi setiap tahunnya.

(W1,W2:O1)

2. Menerapkan sistem manajemen budidaya ikan kerapu yang benar, guna meningkatkan jumlah produksi, sehingga berpeluang dalam memenuhi

permintaan pasar, dan memanfaatkan teknologi dalam hal pemasaran yang akan

dilakukan sehingga usaha budidaya ini lebih unggul dari pesaing lainnya. (W4:O1,O4)

3. Menekan jumlah penjualan produksi di daerah karena harga jual yang masih

rendah, sehingga lebih difokuskan pada peluang permintaan produksi dari luar

daerah dan bahkan ke luar negeri. (W3:O5)

Suplai Bibit terbatas W2

Harga penjualan ikan hidup

di daerah masih rendah W3

Belum menerapkan

manajemen budidaya yang

benar

W4

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

4) Analisis faktor intenal (kelemahan) terhadap faktor eksternal (ancaman)

Tabel 5. Analisis internal dan eksternal antara kelemahan terhadap ancaman

Eksternal

Faktor

Internal Faktor

Ancaman (Threat)

Perubahan

musim

yang tidak

menentu

Pesaing

yang

semakin

gencar

Tak ada

jaminan

pasar

Terbatasnya

dukungan

sumber

modal

Munculnya

produk

subtitusi

Kelemahan (Wekkeness) T

1

T

2

T

3

T

4

T

5

Pakan Alami dan buatan

terbatas W1

1. Meningkatkan jumlah pakan secara buatan, serta pembiakan bibit

ikan kerapu guna memperkecil ancaman yang diakibatkan iklim

yang tidak menentu sehingga berpengaruh buruk terhadap usaha

budidaya ikan kerapu. (W1,W2: T1)

2. Peningkatan sistem manajemen yang benar guna memperkecil ancaman terhadap mutu produksi yang belum memiliki standar,

serta terhadap ancaman tidak adanya jaminan pasar. (W4:T2,T3) 3. Menerapkan sistim manajemen budidaya yang benar dalam

meminimalisir ancaman terhadap persaingan antar usaha yang

senakin gencar. (W4:T2)

Suplai Bibit terbatas W2

Harga penjualan ikan hidup di

daerah murah W3

Belum menerapkan manajemen budidaya yang benar

W4

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Setelah menggunakan analsisis SWOT dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya ikan kerapu yang dilakukan di Kabupaten Simeulue bisa dan layak untuk dilakukan/dijalankan, karena sangat memiliki peluang

yang sangat besar. Lokasi usaha juga strategis, serta jaringan pemasaran/faktor pasar yang luas membuat usaha

ini akan cepat berkembang, dan dengan memanfaatkan peluang yang ada sehingga usaha tersebut dapat

meberikan nilai ekonomi yang maksimal.

Analisis Investasi

A. Analisis Proyeksi Rugi Laba

Perhitungan/analisis rugi laba dari usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA di Kabupaten

Simeulue ini didasarkan pada asumsi-asumsi seperti yang telah dikemukakan terdahulu. Hasil analisisnya seperti

ditunjukkan pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Analisis Rugi Laba Usaha Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Simeulue selama lima tahun produksi

No Uraian Total (Rp)

1 Total Biaya 497.032.650.-

2 Total Penerimaan 758.500.000.-

3 Pajak Penghasilan (15%) 113.775.000.-

Total Pendapatan Bersih setelah Pajak 644. 757.975.-

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Page 55: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

5

Dari Tabel 4.6, terlihat bahwa usaha budidaya ikan kerapu selama 5 tahun atau 5 kali siklus produksi

memberikan pendapatan bersih setelah pajak sebesar Rp. 644.757.975,- Rinciannya, dapat disimak pada

Lampiran 3.

Analisis Cash Flow dan Kelayakan Investasi

Analisis ini menggambarkan proyeksi arus penerimaan dan arus pengeluaran dari usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA selama 5 tahun usaha. Terlihat bahwa, investasi dibidang usaha budidaya ikan kerapu

di Kabupaten Simeulue dengan teknologi dan kapasitas produksi yang ada mampu memberikan surplus

pendapatan bagi pihak investor. Kriteria-kriteria kelayakan finansial dari usaha budidaya ikan kerapu dengan

sistem KJA di Kabupaten Simeulue sebagai berikut:

Tabel 7. Kriteria Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Simeulue

No. Keriteria Investasi Nilai Kriteria

1 Net Present Value/NPV pada DF 18% Rp 73.611.833

2 Net B/C Ratio pada DF 18% 1,19

3 Internal Rate of Return/IRR (%) 2,38

4 Payback Period/PP Tahun Ke-1 (0,93 kali proses Produksi)

5 Rate of Return On Investment/ROI (%) 23,9

6 Break Even Point/BEP:

Unit/ kg

Harga

2.533 kg

585.794 /kg

Sumber: Data Primer, 2013 (diolah)

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa analisis ekonomi terhadap usaha budidaya ikan kerapu di

Kabupaten Simeulue dimana nilai NPV pada diskon faktor 18% adalah 73.611.833.-, dengan BCR 1,19%, untuk

Payback Periode atau pengembalian kembali modal berkisar pada produksi 0,93 kali produksi, berarti tidak penuh

satu kali putaran produksi modal usaha sudah kembali. Untuk BEP atau siklus produksi tidak mengalami untung

maupun rugi terjadi pada saat BEP unit 2.533 Kg, sedangkan untuk BEP harga terjadi pada saat harga 585.794

Rupiah.

Analisis Payback Period

Dari Tabel 7, terlihat bahwa dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun atau tepatnya 0,93 kali proses

produksi dana yang diinvestasikan itu dapat diperoleh kembali.

Analisis Net Present Value/NPV

Dari Tabel 7, terlihat bahwa dari total dana yang diinvestasikan untuk usaha budidaya ikan kerapu dengan

sistem KJA di Kabupaten Simeulue, nilai uang yang diterima selama masa investasi (NPV) sebesar Rp.

73.611.833,- dengan Net B/C Ratio sebesar 1,19 pada tingkat diskonto (DF) 18%. Angka yang ada menunjukkan

bahwa kegiatan investasi di bidang usaha budidaya ikan kerapu di Kabupaten Simeulue secara finansial layak

atau memiliki daya keuntungan yang tinggi.

Analisis Internal Rate of Return/IRR

Hasil analisis diperoleh IRR sebesar 2,38% yang bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga

pinjaman 18% per tahun, karena pada tingkat suku bunga 2,38% nilai NPV adalah 0, berarti menunjukkan bahwa

investasi di bidang usaha budidaya ikan kerapu di Kabupaten Simeulue adalah layak untuk diusahakan.

Analisis Rate of Return On Investment/ROI

Hasil analisis diperoleh nilai ROI untuk investasi usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA di

Kabupaten Simeulue sebesar 23,9%. Dengan demikian analisa usaha budidaya ikan kerapu di Kabupaten

Simeulue selama lima tahun/lima kali siklus produksi dengan tingkat pengembalian modal sebesar 23,9%, dengan

kata lain, usaha budiday ikan krapu di Kabupaten Simeulue layak secara ekonomis.

Analisis Break Even Point/BEP

Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk mencapai BEP, maka jumlah hasil budidaya ikan kerapu ini

setiap tahunnya minimum sebanyak 585,794 kg atau dengan harga jual Rp. 2.533,- per kilogram. Hasil analisa ini

menunjukkan bahwa tingkat produksi yang tidak mengalami rugi atau untung terjadi pada saat jumlah produksi

sebanyak 585,794 kilogram, dan pada saat harga jual 2.533 rupiah.

Dengan dilakukannya analisis ekonomi terhadap usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem keramba jaring apung di Kabupaten Simeulue dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha budi daya ikan kerapu di Kabupaten

Simeulue bisa dilaksanakan dan memiliki nilai investasi yang relatif rendah serta dapat memberikan keuntungan

yang sangat besar.

Page 56: N DAN BISNIS - Universitas Serambi Mekkah · 2015. 2. 1. · issn: 2088-6217 n dan bisnis saful amri strategi peiijiasaran produk tuodal niikro unit layanan ivl0dal mikr0 (ula[rlm)wilayah

6

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah di bahas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simeulu, maka pengembangan bidang atau

komoditas potensial yang didukung oleh sumberdaya alam, sumberdaya manusia serta prasarana dan sarana

penunjang yang tersedia baik jumlah maupun kualitas yang memadai, mutlak menjadi bahan pertimbangan.

2) Budidaya ikan kerapu pada sektor perikanan merupakan salah satu peluang usaha yang mempunyai prospek ekonomi dan finansial yang baik dan layak untuk dikembangkan di Kabupaten Simeulue. Hal ini karena

Kabupaten Simeulue sebagian besar wilayahnya terdiri atas perairan laut yang memiliki potensi

sumberdaya laut yang tinggi, tersedianya prasarana dan sarana baik fisik kewilayahan maupun sumberdaya

perikanan yang cukup memadai, tersedianya pasar potensial, serta adanya dukungan dari masyarakat dan

pemerintah.

3) Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa peluang yang sangat dominan dalam usaha budidaya ikan kerapu

adalah pasar yang potensial, daya saing yang masih rendah, dan tersedianya lahan budidaya yang sangat

efisien.

4) Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa investasi di bidang usaha budidaya ikan kerapu di Kabupaten

Simeulue sangat fisibel untuk dijadikan usaha investasi bagi para investor. Dalam 1 (satu) tahun usaha

budidaya ikan kerapu dengan tingkat suku bunga (DF) 18% mendapat nilai keuntungan sebesar 73.611.833.-, dengan BCR 1,19%, untuk Payback Periode atau pengembalian kembali modal berkisar pada

produksi 0,93 kali produksi, berarti tidak penuh dua kali putaran produksi modal usaha sudah kembali.

Untuk BEP atau siklus produksi tidak mengalami untung maupun rugi terjadi pada saat BEP unit 2.533 Kg,

sedangkan untuk BEP harga terjadi pada saat harga 585.794 Rupiah.

SARAN

1. Kegiatan investasi di bidang usaha budidaya ikan kerapu di Kabupaten Simeulue sebaiknya mendapatkan

respon dan perhatian dari Pemerintah Daerah, bersama pihak-pihak terkait untuk siap membantu dan

memfasilitasi terhadap berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi investor atau nelayan di Kabupaten

Simeulue dalam melakukan usaha budidaya ikan kerapu.

2. Untuk meningkatkan peluang yang besar dalam usaha budidaya ikan kerapu, diharapkan kepada

nelayan/investor menerapkan sistem manajemen yang benar dan transparan, sehingga pengevaluasian usaha dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

3. Meskipun investasi di bidang budidaya ikan kerapu ini bersifat terbuka dan tidak harus bermitra, tetapi

disarankan untuk dikembangkan dengan berbagai kemitraan, apakah dengan pemerintah ataupun dengan

lembaga terkait untuk mensosialisi pembudidayaan ikan kerapu yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri Sofjan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Keempat, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta.

Buffa, Elwood S. 1994. Manajemen Produksi dan Operasi. Jilid Pertama. Penerbit gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Dinas Perikanan dan Kelautan Simeulue. Statistik Perikanan Kabupaten Simeulue Tahun 2011

Direktorat Jenderal Perikanan Indonesia. Statistik Perikanan Indonesia 2010.

Kordi, M.G. 2005. Budidaya Ikan Laut di Karamba Jaring Apung. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Mardiasmo. 2003. Perpajakan, Edisi kelima, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Rangkuti, F.1998. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan Ketiga, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. J.akarta

Reksohadiprojo Sukanto. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE-Yogyakarta,

Yogyakarta.

Rukmana, R. 1997. Ikan Kerapu Budidaya dan Prospek Agribisnis. Kanisius. Yogyakarta.

Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit

BPFE, Yogyakarta. Sukanto. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Penerbit Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sutojo, Siswanto. 2002. Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknik dan Proses. Penerbit PT. Damar Mulia Pustaka,

Jakarta.

Tabloid Suara Karya 25 Mei 2011,hal.7

Umar, Husein. 1999. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan Ketiga. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Republik Indonesia. Undang-Undang Tahun 2000 Tentang Perpajakan. Penerbit Citra Umbara, Bandung.