mulok internet
DESCRIPTION
Seminar Pembangunan KesehatanTRANSCRIPT
Muatan Lokal Internet sebagai Solusi Alternatif Masalah
Program Pengadaan Laboratorium Komputer dan Internet di
Kabupaten Jembrana
OLEH:
NAMA: I PUTU ADI SURYADI PUTRA
NIM: 0820025026
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2011
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
Abstrak..............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................3
1.3 Tujuan penulisan...................................................................................3
1.4 Manfaat penulisan.................................................................................3
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Pengertian dan konsep Internet.............................................................4
2.2 Pengertian dan ruang lingkup Muatan Lokal........................................5
2.3 Pengembangan mata pelajaran Muatan Lokal......................................6
2.4 Pihak yang Teribat dalam Pengembangan Muatan Lokal....................10
BAB III METODE PENULISAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan program pengadaan komputer dan internet di SMP
di Kabupaten Jembrana..........................................................................13
4.2 Gambaran pelaksanaan Muatan lokal Internet di SMP..........................14
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................16
5.2 Saran ....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
2
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang
dengan sangat pesat, sehingga hal ini mengubah paradigma masyarakat dalam
mencari dan mendapatkan informasi yang tidak lagi terbatas pada informasi surat
kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lain
diantaranya melalui jaringan internet. salah satu bidang yang mendapatkan dampak
yang cukup besar dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan.
Berbagai cara telah dikenalkan serta digunakan dalam proses pelajar mengajar (PBM)
dengan harapan pengajaran guru akan lebih berkesan dan pembelajaran bagi murid
akan lebih bermakna (Gafar, 2008). Salah satu Kabupaten yang sangat peduli dan
antusias dengan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi adalah
kabupaten Jembrana terbukti dengan dengan dilaksanakannya program pembuatan
laboratorium dan pemasangan internet di tingkat SMP ditahun 2007-2008, namun
banyak masalah yang muncul dalam program tersebut yaitu laboratorium tersebut
tidak berfungsi secara maksimal karena frekuensi penggunaannya yang masih rendah.
Pelajaran TIK yang diberikan di kelas 7 sampai 9 hanya memberikan teori-teori yang
membuat siswa jenuh dan kurang antusias belajar. Salah satu solusi alternatif
pemecahan masalah tersebut adalah dengan merancang sebuah muatan lokal baru
yang lebih mengutamakan aplikasi terhadap sarana multimedia dan internet yang
tersedia di SMP di Kabupaten Jembrana, dengan pelaksanaan muatan lokal ini
diharapkan siswa lebih mampu memahami dan mampu menggunakan
pengetahuannya terhadap IT untuk membantunya dalam proses pelajar mengajar.
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan
sangat pesat, sehingga hal ini mengubah paradigm msyarakat dalam mencari dan
mendapatkan informasi yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan
elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lain diantaranya melalui jaringan internet.
salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup besar dengan perkembangan
teknologi ini adalah bidang pendidikan. Berbagai cara telah dikenalkan serta digunakan
dalam proses pelajar mengajar (PBM) dengan harapan pengajaran guru akan lebih berkesan
dan pembelajaran bagi murid akan lebih bermakna (Gafar, 2008). Teknologi informasi dan
komunikasi telah banyak digunakan dlam proses belajar mengajar sehingga mutu pendidikan
dapat ditingkatkan seiring dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi
multimedia telah manjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar,
untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan lain-lain. Multimedia juga
menyediakan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal. demikian juga bagi pelajar, dengan multimedia
multimedia diharapkan mereka lebih mudah untuk mendapatkan informasi, karena tidak
terfokus pada teks dari buku. Kemampuan teknologi multimedia yang sudah terhubung
internet akan semakin menambah kemudahan salam mendapatkan informasi untuk
kepentingan proses pembelajaran(Budi Hartono, 2003). Gerakan reformasi yang sudah
berjalan hampir 10 tahun. Sementara itu pula dunia terus berubah dengan berbagai tantangan
dan peluang yang mengharuskan bangsa Indonesia untuk mengambil sikap yang tegas. Salah
satu upaya yang sangat strategis untuk membawa masyarakat dan bangsa Indonesia ke
tengah-tengah persaingan global ialah meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia. Salah
satu upaya ialah melalui program pengenalan komputer dan internet sejak dini kepada siswa
yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap alat-alat
multimedia dan koneksi internet guna membantu kegiatannya belajar. Tetapi permasalahan
klasik yang dihadapi saat ini adalah adanya kesenjangan serta tidak meratanya pengenalan
komputer serta internet ditingkat pendidikan menengah pertama atau SMP, siswa yang
bersekolah didaerah perkotaan seperti denpasar dan daerah-daerah ibu kota Provinsi lainnya
4
cenderung lebih mudah mendapatkan pengetahuan dan informasi yang memadai mengenai
penggunaan internet dan komputer baik itu melalui pendidikan disekolah maupun melalui
kursus yang sangat banyak terdapat dikota-kota besar. Namun seiring perkembangan dan
desentralisasi disegala bidang yang dimulai sejak awal tahun 2001, sebagian besar Dinas
Pendidikan Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten-kabupaten dibali sudah mulai
mencantumkan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai mata pejaran
yang wajib ada ditingkat SMA ini bertujuan agar siswa ditingkat SMA memiliki keahlian
dasar dalam menggunakan dan memahami alat-alat multimedia, bahkan sejak tahun 2008 di
beberapa SMP dibali sudah mencantumkan mata pelajaran TIK di kurikulum sekolah. Salah
satu Kabupaten yang sangat antusias adalah kabupaten Jembrana terbukti dengan dengan
dilaksanakannya program pembuatan laboratorium dan pemasangan internet di tingkat SMP
ditahun 2007-2008, (Jembrana, 2009) namun banyak masalah yang muncul dalam program
tersebut yaitu laboratorium tersebut tidak berfungsi secara maksimal karena frekuensi
penggunaannya yang masih rendah. Pelajaran TIK yang diberikan di kelas 7 sampai 9 hanya
memberikan teori-teori yang membuat siswa jenuh dan kurang antusias belajar. Oleh karena
itu penulis ingin membuat sebuah alternatif pemecahan masalah dengan merancang sebuah
metode pembelajaran baru yang lebih fokus pada pengaplikasian komputer dan internet guna
membantu siswa dalam memahami TIK khususnya multimedia dan internet untuk
membantu proses belajar.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apakah permasalahan program pengadaan laboratorium komputer dan di internet di
SMP Negeri di Kabupaten Jembrana?
1.2.2 Bagaimanakah pelaksanaan Muatan Lokal “Mulok” internet ditingkat SMP?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Mengetahui permasalahan program pengadaan laboratorium komputer dan di internet
di SMP di Kabupaten Jembrana.
1.3.2 Mengetahui metode pelaksanaan Muatan Lokal “Mulok” internet ditingkat SMP.
1.4 Manfaat penulisan
1.4.1 Sebagai metode baru pembelajaran TIK di tingkat SMP.
1.4.2 Menambah pengetahuan dan keahlian siswa dalam menggunakan internet secara
tepat dan bertanggung jawab.
5
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Konsep Internet
Internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan
komputer melalui sambungan telepon umum maupun pribadi. Secara individual, jaringan-
jaringan komponennya dikelola oleh agen-agen pemerintahan, universitas, organisasi
komersial, serta sukarelawan. Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-
networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian.
Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara
global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching
communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan internet. Cara
menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking. Selanjutnya
internet juga dapet diartikan sebgai komputer-komputer yang membentuk suatu jaringan yang
luas dan mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari satu Negara ke Negara lain
di seluruh dunia dimana didalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai
statis hingga yang dinamis dan interaktif. Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin
berkembang, telah mewujudkan budaya Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang
besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya menggunakan mesin pencari seperti
Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas bermacam-
macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan
penyebaran (decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrim.
Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi
jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat
kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet.
Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce. Terkait dengan
pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan
melalui e-government seperti di kabupaten Jembrana dan Sragen yang ternyata berhasil
memberikan peningkatan pemasukan daerah dengan memanfaatkan Internet untuk
transparansi pengelolaan dana masyarakat dan pemangkasan jalur birokrasi, sehingga warga
di daerah terebut sangat diuntungkan demikian juga para pegawai negeri sipil dapat pula di
tingkatkan kesejahterannya karena pemasukan daerah meningkat tajam. Penggunaan internet
dalam bidang pendidikan juga mengalami peningkatan yang sangat pesat terbukti dengan
6
banyak kabupaten-kabupaten di Indonesia yang sudah mengalokasikan dana APDnya guna
memenuhi keperluan pendidikanya di bidang informasi dan komunikasi.
2.2 Pengertian dan ruang lingkup Muatan lokal
a. Pengertian Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan,
tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan bagian
dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal
merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya
agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat
relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini
sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan
kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan
lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu
tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal
(Depdiknas, 2006).
b. Ruang Lingkup Muatan lokal
Ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut:
Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah. Keadaan daerah adalah segala sesuatu
yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan
alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan daerah
adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya
untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut,
7
yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang
bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk:
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai dengan
keadaan perekonomian daerah
c. Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari, dan
menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar
sepanjang hayat).
d. Meningkatkan kemampuan berwirausaha. Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat
berupa: bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan
daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam
sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
2.3 Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Pemberlakuan KTSP membawa implikasi bagi sekolah dalam melaksanakan
KBM sejumlah mata pelajaran, dimana hampir semua mata pelajaran sudah
memiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk masing-masing
pelajaran. Sedangkan untuk Mata Pelajaran Muatan Lokal yang merupakan
kegiatan kurikuler yang harus diajarkan di kelas tidak mempunyai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. Hal ini membuat kendala bagi sekolah
untuk menerapkan Mata Pelajaran Muatan Lokal. Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran Muatan Lokal bukanlah
pekerjaan yang mudah, karena harus dipersiapkan berbagai hal untuk dapat
mengembangkan Mata Pelajaran Muatan Lokal Ada dua pola pengembangan
Mata Pelajaran Muatan Lokal dalam rangka menghadapi pelaksanaan KTSP. Pola
tersebut adalah :
a. Pengembangan Muatan Lokal Sesuai Dengan Kondisi Sekolah Saat Ini
Langkah dalam pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal bagi sekolah
yang memang tidak mampu mengembangkannya, langkah tersebut adalah:
8
1. Analisis Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah. Apakah
masih layak dan relevan Mata Pelajaran Muatan Lokal diterapkan di
Sekolah
2. Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang diterapkan di sekolah tersebut
masih layak digunakan maka kegiatan berikutnya adalah merubah
Mata Pelajaran Muatan Lokal tersebut ke dalam SK dan KD.
3. Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada tidak layak lagi untuk
diterapkan, maka sekolah bisa menggunakan Mata Pelajaran Muatan
Lokal dari sekolah lain atau tetap menggunakan Mata Pelajaran
Muatan Lokal yang ditawarkan oleh Dinas atau mengembangkan
muatan lokal yang lebih sesuai.
b. Pengembangan Muatan Lokal Dalam KTSP
1. Proses Pengembangan
Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani oleh
sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara
profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya. Dengan
demikian di samping mendukung pembangunan daerah dan pembangunan
nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal
memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung jawab
pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite sekolah.
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite sekolah
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah.
b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal.
d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal.
e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP
Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
9
c. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan
kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari
berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan seperti
Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan dunia
usaha/industri. Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau
dari potensi daerahyang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi,
budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain
dari:
1) Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas
pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek, pembangunan
jangka panjang, maupun pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).
2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuankemampuan
dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan.
3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan
daerahnya, serta konservasi alam dan pemberdayaannya.
d. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat diperoleh
berbagai jenis kebutuhan.
Berbagai jenis kebutuhan ini dapat mencerminkan fungsi muatan lokal di
daerah, antara lain untuk :
1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah.
2) Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu.
3) Meningkatkan kemampuan berwiraswasta.
4) Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan
sehari-hari.
e. Menentukan bahan kajian muatan lokal
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai
kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai
dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan kajian
muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
10
1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan
3) Tersedianya sarana dan prasarana
4) Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa
5) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan
6) Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah
7) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan
situasi daerah.
f. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan kegiatan
pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya dirancang agar
bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki
wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan
mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek
pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Serangkaian
kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dan komite
sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk
dijadikan nama mata pelajaran muatan lokal. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan.
g. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.
1) Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah langkah
awal dalam membuat mata pelajaran muatan lokal agar dapat dilaksanakan di
sekolah. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
11
a) Pengembangan Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah
menentukan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis
pengetahuan.
b) Pengembangan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan
kompetensi yang harus dikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan
melibatkan guru, ahli bidang kajian, ahli dari instansi lain yang sesuai.
2) Pengembangan silabus secara umum mencakup:
a) Mengembangkan indikator
b) Mengidentifikasi materi pembelajaran
c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran
d) Pengalokasian waktu
e) Pengembangan penilaian
f) Menentukan Sumber Belajar
Langkah-langkah tersebut dapat mengacu pada penyusunan silabus mata
pelajaran (Depdiknas, 2006).
2.4 Pihak yang Teribat dalam Pengembangan Muatan Lokal
Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM
dalam mengembangkan sekolah dan komite sekolah dapat bekerjasama
dengan dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum
(TPK) di daerah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan
Tinggi dan instansi/lembaga di luar Depdiknas, misalnya pemerintah
Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain terkait, dunia usaha/industri, tokoh
masyarakat. Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing.
b. Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal.
c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan daerah masing-masing.
d. Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan;
e. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan
lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacu pada Standar Isi
yang ditetapkan oleh BSNP
12
Peran Perguruan Tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingan dan
bantuan teknis dalam:
a. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan kebutuhan
lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal.
b. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran.
c. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran
Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah:
a. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya manusia yang ada di
daerah yang bersangkutan, serta prioritas pembangunan daerah di berbagai
sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
b. Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan
keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu.
c. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga dalam
menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan norma
setempat (Depdiknas, 2006).
13
BAB III
METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah telaah pustaka yaitu
mencari jurnal-jurnal di bidang pendidikan, Tesis dibidang pendidikan, Laporan tahunan
Pemkab Jembrana dan artikel yang dapat menunjang pembuatan karya tulis ini.
14
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan Program Pengadaan komputer dan di internet di SMP Negeri di
Kabupaten Jembrana
Program pengadaan komputer dan internet di SMP di kabupaten jembrana dilaksanakan
pada awal tahun 2007-2008 dengan diluncurkannya J-Net di Kabupaten jembrana yang
bertujuan meningkatkan dan mempermudah akses internet bagi kalangan pemerintah dan
pendidikan guna memperlancar setiap kegiatannya. Dana yang dialokasikan oleh pemerintah
jembrana untuk pengadaan 30 komputer di masing-masing Sekolah Menengah Atas negeri
sejumlah Rp. 3,7 Milliar yang mencakup kurang lebih 30 SMP/Mts (Kemendiknas, 2009),
sedangkan untuk memasang instalasi internet sedikitnya membutuhkan dana Rp. 4.500.000,
bukan angka yang seditik terutama bagi kabupaten yang memiliki PAD tahun 2007 hanya 17
Milliar ( www.jembranakab.go.id). Tujuan dari program pengadaan komputer dan instalasi
internet pada awalnya adalah membuat siswa didik mampu mengaplikasikan segala
pengetahuan yang didapatkan di pelajaran TIK secara tepat dan terarah guna meningkatkan
pemahaman siswa terhadap informasi dan teknologi terkini melalui laboratorium komputer,
namun seiring berjalannya program kegiatan pratikum TIK menjadi sangat jauh menurun
bahkan penggunaan komputer dan internet disekolah hanya dibatasi digunakan oleh kelas IX
( kelas 3), guru-guru yang mengajarkan TIK beranggapan bahwa siswa kelas VII dan VIII
belum memiliki kompetensi yang mencukupi dalam menggunakan kompeter dan internet
sehingga tingkat penggunaan laboratorium kompeter menjadi sangat jarang. Secara garis
besar permasalahan yang muncul akibat pembatasan oleh guru ini berakibat pada :
1. Masih rendahnya pemahaman siswa terhadap fungsi internet untuk membantu proses
belajar mengajar.
2. Siswa menjadi kurang antusias belajar TIK.
3. Praktik secara langsung penggunaan komputer dan internet sangat kurang.
4. Siswa menjadi grogi dan takut menggunakan komputer.
5. Siswa kurang mengenal E-mail dan jejaring sosial sebagai media komunikasi
alternative lewat internet.
15
6. Siswa lebih memilih ke warnet dan mengakses konten-konten yang tidak ada
hubungannya dengan pendidikan.
7. Nilai TIK siswa menjadi menurun karena siswa tidak antusias belajar.
8. Orang tua siswa merasa perlu anaknya ikut Les komputer
Dengan melihat fakta-fakta tersebut maka terbukti bahwa pelajaran TIK belum mampu
memaksimalkan program pengadaan komputer dan internet di tingkat SMP di Kabupaten
Jembrana, oleh sebab itu perlu sebuah Muatan Lokal yang bertujuan meningkatkan
penguasaan dan pemahaman siswa terhadap fungsi Multimedia dan internet untuk membantu
proses belajar (Nadhifah, 2010).
4.2 Gambaran pelaksanaan Muatan Lokal Internet ditingkat SMP
a. Gambaran pelaksanaan Muatan lokal internet
Kegiatan Muatan Lokal Internet akan lebih mengutamakan pengaplikasian teori-teori
yang didapatkan dalam pelajaran TIK secara langsung, hal ini diharapkan agar siswa
mampu mengingat lebih lama materi yang sudah diterangkan didalam kelas.
Pelaksanaan muatan lokal internet akan diawasi dan dinilai oleh seorang guru yang
ahli dibidang TIK atau guru yang menguasai bidang multimedia dan sudah bisa
menggunakan internet. Waktu pelaksanaan Muatan Lokal adalah satu kali seminggu
dan mengambil waktu 2 x 45 menit dan mengambil tempat di laboratorium komputer
sekolah. Berikut contoh rancangan SK, KD dan Silabus Muatan Lokal Internet :
16
CONTOH RANCANGAN MODEL
MUATAN LOKAL INTERNET
SILABUS
Mata Pelajaran : Internet
Kelas : VIII
Semester : 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator Kegiatan Pembelajaran Metode Penilaian Sumber Belajar
1. Menggunakan E-mail
Membuat akun E-mail
Membuat akun E-mail di situs mailing tertentu dengan benar
A. Pembukaan1. Mengkondisikan Lab.
Komputer2. Mengabsen siswa3. Pengenalan
B. Kegiatan inti1. Siswa membuka web
browser2. Siswa mendengarkan
penjelasan tentang langkah-langkah pembuatan akun E-mail
3. Siswa mencoba sendiri membuat akun E-mail
C. Penutup1. Guru membimbing siswa
yang belum selesai membuat akun
2. Guru mengumpulkan semua akun E-mail siswa
Penjelasan DemonstrasiLatihanPengamatan
Praktik membuat akun E-mail baru dan mengirimkan E-mail yang didalamnya ada lampiran
Buku ajarKomputerInternet
Menulis E-mail
Menulis E-mail dengan benar di situs mailing
Melampirkan File pada E-mail
Menggunakan Layanan File attachment dengan benar
Mengirimkan E-mail ke lebih dari 1 akun
Menggunakan kontak E-mail dengan baik
1
Mengakses dan membuat akun E-mail adalah contoh awal dari salah satu standar
kompetensi Muatan lokal Internet, masih ada kompetensi-kompetensi lain yang sangat
penting bagi siswa contohnya Browsing materi pelajaran, Mengunggah dan
mengunduh file, dan tidak menutup kemungkinan salah satunya adalah membuat akun
di jejaring sosial.
b. Proses pengembangan Muatan lokal internet
Berdasarkan panduan pengembangan Muatan Lokal, maka Mata pelajaran muatan
lokal internet ini pengembangannya sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite
sekolah yang membutuhkan penanganan secara professional dalam merencanakan,
mengelola, dan melaksanakannya. Pengembangan muatan lokal internet oleh sekolah
dan komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah langkah awal
dalam membuat mata pelajaran muatan lokal agar dapat dilaksanakan di sekolah.
Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
a) Pengembangan Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah menentukan
kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan.
b) Pengembangan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan kompetensi
yang harus dikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan melibatkan guru, ahli
bidang kajian, ahli dari instansi lain yang sesuai.
2) Pengembangan silabus secara umum mencakup:
a) Mengembangkan indikator muatan lokal
b) Mengidentifikasi materi pembelajaran
c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran
d) Pengalokasian waktu
e) Pengembangan penilaian
f) Menentukan Sumber Belajar
1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Program pengadaan laboratorium komputer dan internet di SMP Negeri di
Kabupaten Jembrana belum berfungsi dengan maksimal kerena faktor ketakutan
dan kurang siapnya guru dalam memberikan keleluasaan bagi siswa untuk
menggunakan fasilitas tersebut.
b. Siswa SMP merasa kurang antusias dalam belajar TIK karena frekuensi pratikum
yang masih sangat jarang walaupun fasititasnya sudah tersedia.
c. Muatan lokal Internet menawarkan sebuah solusi dengan memberikan waktu yang
lebih banyak kepada siswa untuk mengaplikasikan pelajaran-pelajaran yang sudah
diterima dikelas secara langsung khususnya di pelajaran TIK.
d. Muatan lokal internet juga menawarkan keleluasaan bagi siswa untuk belajar
sendiri dan tidak hanya terbatas mempelajari materi khusus TIK saja, tapi juga
menggunakan internet secara lebih fleksibel dan bertanggung jawab.
5.2 Saran
a. Perlunya peran aktif dari orang tua untuk mengajak anaknya belajar menggunakan
alat-alat multimedia dan internet secara bertanggung jawab dan lebih menggiatkan
anak mengakses mata pelajaran.
b. Orang tua perlu mengawasi anak-anak dalam mengguanakan fasilitas internet
terutama internet yang ada dirumah.
c. Pemerintah kabupaten Jembrana ikut terjun mengawasi pelaksanaan program
pengadaan laboratorium komputer dan fasilitas internet, agar pihak sekolah
mendapatkan penjelasan yang lebih akurat tentang tujuan utama program tersebut.
d. Orang tua siswa aktif ikut serta dalam penyusunan dan penentuan SK dan KD
seandainya program Muatan lokal ini disetujui.
2
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 27 juni 2010. Sejarah internet, www. wikipedia.com, 20 februari 2011.
BUDI HARTONO, M. 2003. Materi Ajar Berbasis Teknologi Informasi. Teknologi
Pendidikan.
DEPDIKNAS 2006. Model Mata Pelajaran Muatan Lokal. In: DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL (ed.). Jakarta.
GAFAR, A. 2008. Penggunaan Internet Sebagai Media Baru dalam Pembelajaran.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 8, 36-43.
JEMBRANA, P. 2009. LAKIP Kabupaten jembrana tahun 2009/2010. In:
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA (ed.). Jembrana.
KEMENDIKNAS 2009. Daftar Tabel Data Pendidikan Menengah Pertama (SMP)
tahun 2008/2009. In: KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL (ed.). Jakarta.
NADHIFAH. 2010. IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Magister, IAIN Sunan Ampel.
3