muhammad husain haekal - utsman bin affan (bag 01)
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
1/32
Umar terkena tikam dan penunjukan Majelis Syura
K etika mula-mula Nabi bangkit menyerukan Islam, SemenanjungArab terbagi-bagi di antara kabilah-kabilah yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, dengan tingkat perkotaan dan pedalaman yang
berbeda-beda, dengan penduduk yang selalu dalam konflik dan perten-
tangan teras-menerus. Sebagian besar daerah itu berada di bawah ke-
kuasaan Persia atau pengaruh Rumawi. Sesudah Rasulullah berpulang
ke rahmatullah — setelah dua puluh tiga tahun kerasulannya — pengaruh
Persia dan Rumawi di Semenanjung sudah menyusut. Kabilah-kabilah
Arab berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah. Kemudian
Abu Bakr terpilih sebagai pengganti dan ia memerangi orang-orang
Arab yang murtad dari Islam sampai mereka kembali kepada Islam.
Setelah itu kesatuan agama dan politik di Semenanjung kembali lagi
tertib. Ketika itulah Abu Bakr mulai merintis berdirinya Kedaulatan Islam dengan menyerbu Irak dan Syam;1 tetapi ajal tak dapat ditunda
untuk menyelesaikan rencana yang sudah dimulainya itu.
Setelah itu Abu Bakr digantikan oleh Umar dan ia meneruskan
kebijakan Abu Bakr. Pasukan Muslimin di Semenanjung itu menerobos
ke kawasan kedua imperium Persia dan Rumawi. Imperium Persia dapat
ditumpas dan daerah terpenting kekuasaan Rumawi telah pula berhasil
dibebaskan.
Kedaulatan Islam di masa Umar membentang luas ke Tiongkok ditimur sampai ke seberang Barqah (Cyrenaica) di barat, dari Laut Kaspia
di utara sampai ke Nubia di selatan, yang mencakup juga Persia, Irak,
1 Tindakan ini untuk membebaskan Irak dari penjajahan Persia dan Syam dari penjajahan
Rumawi. — Pnj.
1
eBook oleh Nurul Huda Kariem MR.
MR. Collection's
a
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
2/32
2 USMAN BIN AFFAN
Syam dan Mesir. Dengan demikian kedaulatan Arab itu telah merangkul
bangsa-bangsa dengan segala unsur budayanya yang sangat beragam,
karena setiap golongan, dari segi bahasa, ras, keyakinan, peradaban,lingkungan sosial dan ekonominya satu sama lain tidak sama. Tetapi
begitu Islam tersebar ke tengah-tengah mereka, agama baru ini telah
menjadi perekat yang mempersatukan mereka. Juga kabilah-kabilah
Arab itu telah berhasil dalam mewarnai negeri-negeri yang dibebaskan
itu dengan warna Arab.
Berdirinya Kedaulatan Islam di masa Umar itu selesai dengan ter-
bunuhnya Umar. Di masa hidupnya ada dua orang Persia berkompiot
dan seorang lagi dari Nasrani Hirah. Kedua orang Persia itu adalahHormuzan, dan seorang lagi Abu Lu'lu'ah budak Mugirah, sedang yang
dari Hirah orang Nasrani bernama Jufainah. Hormuzan adalah salah
seorang dari angkatan bersenjata Persia yang ikut dalam perang besar
Kadisiah yang mengalami kekalahan. Kemudian ia lari ke Ahwaz dan
dari sana ia menyerang angkatan bersenjata Muslimin di Irak-Arab yang
masih berdekatan.
Sementara dalam keadaan demikian Umar memerintahkan pasukan-
nya menyebar di wilayah Persia, dan pasukan Muslimin berhasil menge-
pung Hormuzan di Tustar dan ia dibawa ke Medinah sebagai tawanan.
Di sinilah terjadi dialog dia dengan Umar, yang kemudian pemimpin Per
sia itu yakin bahwa tak mungkin ia selamat kecuali jika masuk Islam.
Sesudah menjadi Muslim oleh Umar ia ditempatkan di Medinah dengan
mendapat tunjangan dua ribu dinar setahun.
Adapun Fairuz (Abu Lu'lu'ah), orang Persia yang berperang me-
lawan Muslimin dalam perang Nahawand, kemudian tertawan dan men jadi milik Mugirah bin Syu'bah. Pekerjaannya sebagai pemahat, tukang
kayu dan pandai besi. Barangkali mata pisau yang digunakan untuk
membunuh Umar dari hasil pekerjaannya sendiri. Mengingat pekerjaan
nya dalam pasukan Persia maka ia dipilih oleh komplotan itu untuk me-
laksanakan rencana tersebut.
Jufainah adalah seorang Nasrani dari Hirah, istrinya ibu susuan
Sa'd bin Abi Waqqas. Ia dibawa ke Medinah karena adanya pertalian
susuan tadi.1 Oleh karena itu Sa'd marah sekali ketika ia dibunuh olehUbaidillah bin Umar sesudah ayahnya terbunuh. Antara keduanya hampir
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.2
1 At-Tabari, 3/33 (al-Maktabah at-Tijariyah, 1939).2 Lebih lanjut lihat Umar bin Khattab, hal. 797-798. — Pnj.
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
3/32
Tanda-tanda adanya komplotan semacam ini meraang sudah ada,
yang kemudian diperkuat oleh beberapa peristiwa. Tanda-tanda itu ialah
bahwa beberapa kawasan yang sudah dibebaskan oleh Muslimin dimasa Umar ada yang tidak senang dengan kejadian tersebut, dan
karenanya ada penduduk yang marah. Indikasi itu lebih jelas lagi se-
telah orang-orang yang berkomplot terhadap Umar dan kemudian mem-
bunuhnya itu berada di bawah perlindungannya di Medinah. Pemimpin
mereka adalah Hormuzan, orang yang disenangi oleh Umar dan men-
dapat simpatinya, sehingga kadang ia dimintai pendapatnya; dan keber-
adaannya di Medinah disamakan dengan masyarakatnya sendiri. Kalau
mereka saja kini sudah berkomplot terhadap Umar, apalagi orang Persiayang tinggal di tanah air mereka sendiri. Mereka diperintah oleh Arab,
hati mereka bergolak, mereka berontak, kendati masih terpendam, karena
kuatnya kekuasaan asing yang menguasai negeri itu.
Setelah Umar terbunuh, di negeri Arab sendiri timbul suatu gejala,
yang agaknya tak akan terjadi kalau tidak karena berdirinya kedaulatan
Islam. Sejak Umar ditikam oleh Abu Lu'lu'ah kaum Muslimin dicekam
oleh rasa ketakutan, khawatir akan nasib mereka sendiri kelak. Terpikir
oleh mereka siapa yang akan menggantikannya jika dengan takdir Allahdia meninggal. Beberapa orang ada yang membicarakan masalah ini ke-
pada Umar. Mereka meminta Umar mencalonkan pengganti.
Pada mulanya Umar masih ragu, dan ia berkata: "Kalaupun saya
menunjuk seorang pengganti, karena dulu orang yang lebih baik dari saya
juga menunjuk pengganti, atau kalaupun saya biarkan, karena dulu orang
yang lebih baik dari saya juga membiarkan." Tetapi sesudah dipikirkan
matang-matang, bahwa kalau dibiarkan begitu saja ia khawatir keadaan
akan menjadi kacau. Dalam berperang dengan Persia dan Rumawi semua
orang Arab sudah ikut serta sehingga setiap kabilah mengaku dirinya
seperti kaum Muhajirin dan Ansar, berhak memilih khalifah. Malah di
antara mereka ada yang mengaku berhak mencalonkan pemimpinnya
sebagai khalifah. Jika Umar tidak memberikan pendapat, pengakuan se
perti itu akan sangat membahayakan kedaulatan yang baru tumbuh itu.
Karenanya, ia membentuk Majelis Syura yang terdiri dari enam orang
dengan tugas memilih di antara mereka seorang khalifah sesudahnya.Keenam orang itu Usman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Zubair bin
Awwam, Talhah bin Ubaidillah, Abdur-Rahman bin Auf dan Sa'd bin
Abi Waqqas. Setelah menyebutkan nama-nama mereka ia berkata:
"Tak ada orang yang lebih berhak dalam hal ini daripada mereka itu;
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam wafat sudah merasa puas ter
hadap mereka. Siapa pun yang terpilih dialah khalifah sesudah saya."
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 3
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
4/32
4 USMAN BIN AFFAN
Sikap Ansar terhadap Majelis Syura
Pilihan Umar atas keenam tokoh itu luar biasa. Tak seorang pun di
antara mereka terdapat orang Ansar dari Medinah atau dari kabilah-kabilah Arab yang lain. Semua mereka dari kaum Muhajirin dan dari
Kuraisy. Sungguhpun begitu, dari pihak Ansar atau orang-orang Arab
yang berdatangan ke Medinah sepulang menunaikan ibadah haji, tak
seorang pun ada yang marah, memprotes pilihan Umar itu. Keadaan
mereka tetap demikian sesudah Umar terbunuh, sampai khalifah peng-
gantinya dibaiat. Rasa puas pihak Ansar dan orang-orang Arab yang
lain dengan pilihan Umar atas keenam orang itu mengingatkan kita
pada peristiwa Saqifah Banu Sa'idah setelah Nabi wafat dan jasadnyamasih di rumah belum dikebumikan. Setelah Rasulullah, kaum Ansar-
lah yang ingin memegang pimpinan. Mereka yang paling moderat ber-
kata: "Dari pihak kami seorang amir dan dari pihak Kuraisy seorang
amir." Setelah Abu Bakr, Umar dan Abu Ubaidah pun datang ke
Saqifah, mereka berdiskusi dengan Ansar mengenai tuntutan mereka
itu. Abu Bakr antara lain mengatakan: "Kami kaum Muhajirin dan
kalian kaum Ansar, kita bersaudara dalam agama dan sama-sama dalam
pembagian rampasan perang serta pembela-pembela kami dalam meng-hadapi musuh. Apa yang kalian katakan bahwa segala yang baik ada
pada kalian, itu sudah pada tempatnya. Kalianlah di seluruh penghuni
bumi ini yang patut dipuji. Dalam hal ini kabilah-kabilah Arab itu
hanya mengenal lingkungan Kuraisy. Jadi, dari pihak kami para amir
dan pihak kalian para wazir ."1
Sejak diucapkan oleh Abu Bakr, kata-kata ini telah menjadi kon-
stitusi dan undang-undang'kekhalifahan bagi kaum Muslimin selama
berabad-abad. Oleh karena itu, tak ada pihak yang menentang perganti-
an Abu Bakr kepada Umar. Juga tak ada yang menentang pilihan Umar
membentuk Majelis Syura dalam lingkungan Kuraisy. Malah dengan
menyerahkan kepada keenam orang itu untuk memilih seorang khalifah
di antara mereka, pihak Ansar dan semua orang Arab merasa puas.
Mengapa Umar menyerahkan pemilihan khalifah kepada Majelis
Syura tanpa menunjuk nama tertentu dari keenam orang yang diangkat-
nya itu dengan mengambil teladan dari Abu Bakr saat menunjuknyasebagai penggantinya?
1 Wuzara' jamak wazir 'yang memberi dukungan' (N), yakni 'para menteri. 'Umara' jamak amir, harfiah 'yang memerintah, pemimpin, pangeran', dapat diartikan jugakepala negara. — Pnj.
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
5/32
Ada beberapa sumber menyebutkan bahwa Sa'id bin Zaid bin Amr
berkata kepada Umar: "Kalau Anda menunjuk seseorang dari kalangan
Muslimin, orang sudah percaya kepada Anda," — dijawab oleh Umar:"Saya sudah melihat sahabat-sahabat saya mempunyai ambisi yang
buruk!" Jawaban ini menunjukkan bahwa dia khawatir, kalau dia
menunjuk nama tertentu, hal ini akan mendorong ambisi yang lain
untuk bersaing. Jika terjadi demikian maka tak akan ada kesepakatan di
kalangan Muslimin, malah akan timbul pertentangan dengan akibat
yang tidak diharapkan.
Ada yang berpendapat bahwa Umar memang tidak melihat dari
keenam mereka itu yang seorang lebih baik dari yang lain. la tidakingin menanggung dosa musyawarah yang tidak benar-benar memuas-
kan hatinya di hadapan Tuhan. Ataukah ketika terkena tikam itu ia
khawatir akan cepat menemui ajalnya sebelum kaum Muslimin men-
capai kesepakatan memilih salah seorang dari mereka lalu penyelesai-
annya diserahkan kepada Majelis Syura karena sudah tak ada waktu
lagi buat dia menyelesaikan? Semua ini adalah soal yang tidak mudah
bagi seorang sejarawan untuk menentukan pilihannya, sekalipun harus
juga ditambahkan apa yang dikutip orang tentang Umar yang mengata-kan: "Sekiranya Abu Ubaidah masih hidup, tentu akan saya tunjuk dia
sebagai pengganti saya, dan kalau saya ditanya oleh Tuhan akan saya
jawab: Aku mendengar Nabi-Mu berkata bahwa dia 'kepercayaan
umat.' Sekiranya Salim bekas budak Abu Huzaifah masih hidup akan
saya tunjuk dia sebagai pengganti saya, dan kalau saya ditanya oleh
Tuhan akan saya katakan: Kudengar Nabi-Mu berkata bahwa Salim
sangat mencintai Allah Ta'ala." Adakah ungkapan itu berarti bahwa dia
lebih mengutamakan Abu Ubaidah dan Salim daripada keenam orang
anggota Majelis Syura itu, dan bahwa keenam orang itu baginya semua
sama...?
Tetapi kita masih mendapatkan penafsiran lain atas sikap Umar itu,
yakni ia tidak ingin memikulkan tanggung jawab kekhalifahan itu ke
atas pundak keenam orang tersebut, yang sudah dialaminya sendiri
begitu berat dan sangat melelahkan. Ada sumber yang menyebutkan
bahwa begitu sadar akibat penikaman itu ia berkata kepada Abdur-Rahman bin Auf: "Saya akan mempercayakan kepada Anda." Abdur-
Rahman menjawab: "Amirulmukminin, kalau saran Anda ditujukan ke
pada saya, akan saya terima." Lalu ia ditanya oleh Umar: "Apa maksud
Anda?"
"Amirulmukminin, demi Allah, benarkah Anda menyarankan itu
ditujukan kepada saya?" tanya Abdur-Rahman lagi.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 5
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
6/32
6 USMAN BIN AFFAN
"Sebenarnya tidak," jawab Umar.
Sesudah konsultasi itu Abdur-Rahman berkata: "Saya memang tidak
ingin memasuki soal ini samasekali.""Anggaplah saya diam," kata Umar, "sebelum saya percayakan
kepada orang-orang yang ketika Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam
wafat merasa senang terhadap mereka."
Apa pun yang mendorong Umar tidak mau menunjuk pengganti
dan ia membentuk Majelis Syura untuk memilih khalifah di antara mereka,
peristiwa-peristiwa yang terjadi sesudah itu memang menunjukkan bahwa
pendapatnya itu benar.
Pertemuan dan perdebatan sengit
Anggota-anggota Majelis Syura itu sudah mengadakan pertemuan
begitu mereka ditunjuk, tetapi ternyata mereka masih saling berbeda
pendapat. Abdullah bin Umar berkata kepada mereka: "Kalian akan
mengangkat seorang pemimpin sementara Amirulmukminin masih hidup?"
Kata-kata itu didengar oleh Umar, maka ia segera memanggil mereka:
"Berilah waktu," kata Umar. "Kalau terjadi sesuatu terhadap diri saya,
biarlah Suhaib1 yang mengimami salat kalian selama tiga malam ini.Setelah itu bersepakatlah kalian: barang siapa di antara kalian ada yang
mengangkat diri sebagai pemimpin tanpa kesepakatan kaum Muslimin,
penggallah lehernya." Selanjutnya ia memanggil Abu Talhah al-Ansari
— dari kalangan Ansar — orang yang terbilang pemberani yang tak
banyak jumlahnya, lalu katanya: "Abu Talhah, bergabunglah Anda
dengan lima puluh orang Ansar rekan-rekan Anda itu bersama beberapa
orang anggota Majelis Syura. Saya rasa mereka akan bertemu di rumah
salah seorang dari mereka. Berjaga-jagalah di pintu bersama teman-
temanmu itu. Jangan biarkan dari mereka ada yang masuk, juga mereka
jangan dibiarkan berlarut-larut sampai tiga hari belum ada yang ter-
pilih. Andalah yang menjadi wakil saya pada mereka!"
Sebab-sebab timbulnya perselisihan
Tatkala Umar wafat tiba saatnya Majelis Syura sudah akan ber-
sidang untuk memilih seorang khalifah di antara mereka. Sesudah berkumpul mereka meminta Abu Talhah al-Ansari menjaga mereka, dan
mereka tidak ingin dijaga oleh Mugirah bin Syu'bah dan Amr bin As.
1 Suhaib adalah seorang budak asal Rumawi yang oleh Rasulullah ditebus dengan uang-
nya sendiri.
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
7/32
Malah oleh Sa'd bin Abi Waqqas mereka dilempari kerikil dan disuruh
pergi sambil mengatakan: "Kalian akan mengaku: 'Kami telah ikut hadir
dan termasuk anggota Majelis Syura!"'Begitu musyawarah sudah dimulai, terjadi perdebatan sengit di
antara mereka, dan ada yang dengan suara keras demikian rupa, se-
hingga terkesan oleh Abu Talhah al-Ansari bahwa perselisihan mereka
sudah makin memuncak. la masuk dan berkata: "Saya lebih ngeri
melihat kalian saling dorong daripada saling bersaing. Saya tidak akan
memperpanjang lebih dari tiga hari yang sudah diperintahkan kepada
kalian. Setelah itu saya akan tinggal di rumah dan akan melihat apa
yang kalian kerjakan!"Bagaimana mereka sampai berselisih begitu sengit padahal mereka
sahabat-sahabat besar Rasulullah dan dari kalangan Muslimin yang
sudah beriman kepada Allah dan kepada Rasul-Nya begitu baik?
Kita sudah pernah menyaksikan perselisihan sengit antara kaum
Muhajirin dan Ansar di Saqifah Banu Sa'idah dan kaum Ansar pun
segera mengakui hak Kuraisy untuk memangku kekhalifahan. Ketika
Abu Bakr duduk di antara Umar dengan Abu Ubaidah, ia memegang
tangan keduanya dan berkata kepada orang-orang di sekitarnya: "IniUmar dan ini Abu Ubaidah, baiatlah siapa di antara keduanya yang
kalian kehendaki." Mendengar ucapan itu Umar berkata: "Abu Bakr,
bentangkan tangan Anda!" Abu Bakr membentangkan tangannya lalu
dibaiat oleh Umar, dibaiat oleh Abu Ubaidah dan yang hadir juga semua
membaiatnya, selain Sa'd bin Ubadah pemuka Ansar. Dengan demikian
Abu Bakr telah menjadi pengganti Rasulullah dalam pemerintahan Is
lam. Sampai ajal tiba ia tidak menemui kesulitan yang berarti untuk
memperoleh kesepakatan Muslimin dengan pergantian Umar.
Bukankah kedudukan Majelis Syura dalam kedua peristiwa ini me-
rupakan contoh yang akan melepaskan mereka dari perselisihan dan
mengajak bersepakat atas orang yang akan dibaiat oleh Muslimin men
jadi khalifah?
Sebenarnya situasi yang dialami Majelis Syura berbeda sekali de
ngan situasi yang dialami oleh Muhajirin dan Ansar di Saqifah, dan
yang dialami oleh Muslimin ketika Abu Bakr menunjuk Umar menjadi penggantinya. Ketika Rasulullah wafat persatuan di Semenanjung Arab
belum lagi terpadu. Berita-berita mereka yang mendakwakan diri nabi
dari Banu Asad, Banu Hanifah, begitu juga di Yaman sudah meluas dan
sudah diketahui oleh pihak Muhajirin dan Ansar. Kekhawatiran bahwa
kabilah-kabilah itu akan memberontak terhadap agama baru ini dan ter-
hadap kekuasaan Medinah sangat mengganggu pikiran.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 7
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
8/32
8 USMAN BIN AFFAN
Semua ini jelas sekali pengaruhnya dalam mempersatukan mereka
yang sedang berkumpul di Saqifah. Mereka lebih cepat lagi melangkah
mempersatukan diri mengingat Rasulullah sudah memerintahkan Usamah bin Zaid memimpin sebuah pasukan untuk menghadapi Rumawi. Lebih-
lebih mereka memahami situasi genting itu serta beratnya tanggung
jawab yang mesti dipikul oleh orang yang harus menggantikan Rasulullah.
Waktu itu, baik Muhajirin maupun Ansar belum mengenal adanya daya
tarik rampasan perang yang melimpah di Medinah dan yang akan mem-
buat mereka melihat kekhalifahan itu sebagai hal yang menguntungkan.
Oleh karenanya perdebatan mereka berkisar sekitar agama dan pem-
belaannya dan siapa yang harus menggantikan Rasulullah.Di luar itu, yang berhubungan dengan pemerintahan dan kekuasa-
annya hanya sepintas lalu saja terlintas dalam pikiran mereka. Pada
mulanya pihak Ansar hanya berpegang pada hak mereka sendiri dalam
kekhalifahan atau bersama-sama karena Medinah adalah kota mereka
dan kaum Muhajirin pendatang baru di tempat itu. Jadi merekalah yang
paling berhak memegang dan mengurus kepentingan umat. Sesudah
dalam diskusi Saqifah itu tampak bahwa soalnya bukan lagi soal Me
dinah saja melainkan sudah soal agama yang baru tumbuh ini, barulahmereka mengakui hak Muhajirin dalam kekhalifahan, mengingat mereka
adalah pelopor-pelopor yang pertama dalam agama dan dalam per-
sahabatan mereka dengan Rasulullah.
Ketika Abu Bakr menunjuk Umar sebagai penggantinya, dalam
menghadapi Persia dan Rumawi pasukan Muslimin di Irak dan di Syam
dalam posisi bertahan. Tak ada yang tahu bagaimana takdir kelak
menentukan. Malah pihak Muslimin masih berat hati akan berangkat ke
Irak membantu Musanna bin Harisah. Sampai selama tiga hari itu tak
ada orang yang memenuhi seruan Umar, sebab mereka masih takut
menghadapi Persia dan kehebatannya. Memikul tanggung jawab dalam
situasi yang begitu genting bukan hal yang layak diperselisihkan, satu
sama lain ingin memonopoli. Perhitungan Abu Bakr melihat situasi
yang begitu genting, itulah yang membuatnya menunjuk Umar, sebab di
antara sahabat-sahabatnya, dialah yang benar-benar tangguh dan paling
mampu mengikuti suatu politik yang harus sukses dengan ketangguhandan keteguhan hati, seperti yang ada pada Umar. Umat Muslimin dapat
menerima kekhalifahan Umar kendati mereka sudah tahu wataknya
yang begitu keras dan tegar, dan dalam hal ini tak ada orang yang mau
menyainginya. Cemas sekali mereka melihat perang Persia dan Rumawi
itu, mereka diliputi rasa khawatir jika pasukan Muslimin kalah dengan
segala akibat yang timbul karenanya.
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
9/32
Sesudah kemudian Umar memegang pimpinan temyata sukses meng-
adakan penyebaran dan pembebasan serta berhasil membangun sebuah
kedaulatan Islam dengan Medinah sebagai ibu kota yang disegani dunia.Di sisi itu, juga sebagai negeri Arab dengan kedaulatannya yang besar
dan menjadi pusat perhatian semua bangsa dari segenap penjuru. Karena
harta kekayaan yang melimpah berdatangan dari segenap penjuru ke
daulatannya itu, Umar sudah tidak tahu lagi jumlah harta itu harus dengan
dihitungkah atau dengan ditimbang? Keadaan sudah berubah dari yang
semula. Bukan hal yang mengherankan jika anggota-anggota Majelis
Syura kemudian terlibat ke dalam perselisihan yang makin memuncak,
masing-masing menginginkan pihaknya yang memegang kekhalifahan.Di samping itu ada faktor lain yang memicu perselisihan, yang
dampaknya kemudian begitu kuat dalam kehidupan negara, yaitu per-
saingan keras antara kabilah-kabilah Kuraisy sendiri dengan pengaruh
jahiliah yang begitu jelas. Setelah Nabi diutus dan menyerukan persama-
an, kebenaran dan keadilan, lepas dari segala hawa nafsu, persaingan
demikian ini di masa Rasulullah sudah tak terlihat lagi. Kemudian
setelah Rasulullah wafat mulai timbul lagi, tetapi masih malu-malu.
Sesudah kekhalifahan Abu Bakr dan Umar berlalu dan melihat Arablebih unggul dari Persia dan Rumawi, fanatisme kekabilahan mulai
timbul lagi. Orang mulai mengingat-ingat kembali persaingan dahulu
antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah, begitu juga dengan yang
Iain-lain di Mekah. Semua mereka terdorong untuk saling berseteru dan
bermusuhan.
Persaingan antara Banu Hasyim' dengan Banu Umayyah; sikap
orang-orang Arab terhadap kekhalifahan
Persaingan antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah itu sudah
berjalan lebih dari seratus tahun sebelum Nabi lahir. Jabatan-jabatan di
Rumah Suci semua bertumpu di tangan Qusai bin Kilab. Pada paruh
pertama abad kelima Masehi penduduk Mekah sudah mengakui ke-
pemimpinannya atas mereka. Ada tiga anak laki-laki Qusai, yakni Abdud-
Dar, Abdu-Manaf dan Abdul-Uzza. Sesudah Qusai berusia lanjut dan
sudah tidak kuat memikul tugas itu, semua urusan yang menyangkut pimpinan Mekah dan jabatan-jabatan di Rumah Suci diserahkan kepada
anak sulungnya, Abdud-Dar. Sementara Banu (keluarga besar) Abdu-
Manaf di tengah-tengah masyarakatnya itu paling terpandang dan punya
kedudukan paling penting. Anak-anak mereka adalah Abdu-Syams, Naufal,
Hasyim dan Muttalib. Kekuatan ini telah menggoda kesepakatan mereka
untuk merebut segala yang ada di tangan sepupu-sepupunya itu.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 9
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
10/32
10 USMAN BIN AFFAN
Sekarang Kuraisy terbagi menjadi dua persekutuan: Persekutuan
al-Mutayyabun yang mendukung Banu Abdu-Manaf, dan Persekutuan
al-Ahlaf yang mendukung Banu Abdud-Dar. Kemudian mereka meng-adakan kesepakatan bersama dalam soal logistik: Banu Abdu-Manaf
mendapat bagian siqayah dan rifadah,1 sedang bagian Banu Abdud-Dar
adalah hijabah, liwa' dan nadwah.2 Hasyim adalah saudara yang tertua
dan dia yang memegang urusan siqayah dan rifadah. Sesudah ia ber-
usia lanjut, terbayang oleh kemenakannya, Umayyah bin Abdu-Syams,
bahwa dia mampu menyainginya untuk memberi makan Kuraisy di
musim ziarah seperti yang dilakukan oleh Hasyim. Tetapi ternyata
kemudian ia tidak mampu, dan karenanya ia dikutuk orang. Ia pergi keSyam dan tinggal di sana selama 10 tahun. Al-Maqrizi berkata: "Inilah
permusuhan pertama antara Banu Hasyim dengan Banu Umayyah."3
Permusuhan ini berlanjut terus turun-temurun. Orang Arab sangat
menghormati persuakaan. Jika seorang orang Arab sudah memberi suaka
kepada seseorang, maka orang itu berada di bawah perlindungannya,
aman dari segala serangan pihak lain. Di kalangan mereka adat ini
sangat dihormati. Sungguhpun begitu, Harb bin Umayyah pernah meng-
ganggu Abdul-Muttalib bin Hasyim — kakek Nabi — karena orang Yahudi berada di bawah suaka Abdul-Muttalib. Harb bin Umayyah masih
juga terus mengganggunya sampai akhirnya Yahudi itu dibunuhnya dan
hartanya diambil.
Persaingan antara Banu Umayyah dengan Banu Hasyim ini tetap
berlanjut. Sesudah Nabi diutus, Banu Umayyah menjadi golongan yang
paling keras memusuhinya. Persaingan mereka terhadap Banu Hasyim
itu merupakan pendorong terbesar dalam hal ini.
Abu Sufyan bin Harb, Akhnas bin Syariq dan Abu al-Hakam bin
Hisyam mengintai Rasulullah selama tiga malam. Mereka mendengar
dari balik tabir Rasulullah sedang membaca Qur'an. Akhnas pergi me-
ngunjungi Abu Jahl di rumahnya dan menanyakan:
"Abu al-Hakam, bagaimana pendapat Anda tentang yang kita dengar
dari Muhammad?"
1 Siqayah, persediaan air, dan rifadah persediaan makanan untuk para peziarah di
Ka'bah.2 Masing-masing berarti: 'juru kunci,' 'pemegang panji (komandan)' dan 'pimpinan
rapat setiap tahun musim.' — Pnj.3 Lihat al-Maqrizi, an-Niza' wat-Takhasum baina Bani Umayyah wa Bani Hasyim, h.
22-23.
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
11/32
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 11
"Yang saya dengar?!" jawab Abu Jahl. "Kami sudah saling mem-
perebutkan kehormatan dengan Banu Abdu-Manaf. Mereka memberi
makan, kami pun memberi makan, mereka menanggung, kami pun be-gitu, mereka memberi, kami juga memberi, sehingga kami dapat sejajar
dan sama tangkas dalam perlombaan itu dan kami seperti dua ekor
kuda pacuan." Tetapi tiba-tiba kata mereka: "Di kalangan kami ada
seorang nabi yang menerima wahyu dari langit. Kapan kita akan meng-
alami yang semacam itu? Tidak! Kami samasekali tidak akan beriman
kepadanya dan tidak akan mempercayainya!"
Abu SufyanAbu Sufyan bin Harb bin Umayyah adalah pemuka mereka yang
memusuhi Muhammad. Sejak Muhammad masih di Mekah sampai kemu-
dian hijrah ke Medinah ia tetap selalu memusuhinya. Cukup kita ingat
bahwa dialah yang memimpin Kuraisy dalam Perang Uhud. Setelah
Kuraisy mendapat kemenangan dia yang berteriak: "Hari ini sebagai
pembalasan Perang Badr. Sampai jumpa lagi tahun depan!" Dia juga
lagi yang memimpin Ahzab dalam Perang Khandaq. Sebelum Uhud dan
sesudah Khandaq dia yang menghasut orang untuk memusuhi Muhammaddan berusaha membunuhnya. Sesudah Nabi berangkat hendak mem-
bebaskan Mekah dan Abu Sufyan juga keluar dan melihat bahwa tak
mungkin pihak Mekah dapat melawan Muslimin, dia meminta perlin-
dungan kepada Abbas bin Abdul-Muttalib, dan sesudah Abbas memberi
perlindungan dibawanya ia kepada kemenakannya itu. Ketika itu Ra-
sulullah menanya kepada Abu Sufyan: "Belum waktunyakah Anda me-
ngetahui bahwa saya Rasulullah?" Abu Sufyan menjawab: "Demi ibu-
bapaku! Sungguh bijaksana Anda, sungguh pemurah. Tetapi mengenaisoal ini, masih ada sesuatu dalam hati saya."
1
Sesudah jawaban itu ia melihat bahwa ia akan mati kalau tidak
masuk Islam. Karenanya ia masuk Islam untuk menyelamatkan diri dari
maut, bukan karena beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesudah
pembebasan itu penduduk Mekah semua menerima Islam, termasuk
Banu Umayyah, yang jumlah kabilah dan anggotanya terbanyak.
Memperebutkan pengaruhSetelah Abu Sufyan dan Banu Umayyah masuk Islam fanatisme
kesukuan masih tetap merasuk dalam hatinya walaupun untuk meng-
ungkap isi hatinya itu kekuatan Rasulullah dan kekuatan Islam sudah
1 At-Tabari, Tarikh, 2/221 (cetakan at-Tijariyah, 1939).
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
12/32
12 USMAN BIN AFFAN
membuatnya lumpuh. Setelah Rasulullah wafat dan Abu Bakr dibaiat,
ia menggunakan kesempatan untuk menyebarkan bibit-bibit fitnah. Di-
sebutkan bahwa setelah ada kesepakatan bersama mengenai pelantikanAbu Bakr ia datang dan mengatakan: "Sungguh, hanya darah yang akan
dapat memadamkan sampah ini." Kemudian ia memanggil-manggil
Keluarga Abdu-Manaf, mengapa mesti Abu Bakr yang memerintah
kamu... Mana kedua orang yang ditindas itu, mana orang yang dihina,
Ali dan Abbas...?"
Tak seorang pun akan sudi di bawah kezaliman
Yang terus-menerus disengajakan
Hanyalah yang dihina menjadi pasak kampung halaman.
Sumber-sumber yang mengutip cerita ini sependapat, bahwa Ali
menolak ajakan Abu Sufyan itu, dan ia berkata kepadanya: Anda me-
mang mau membuat fitnah dengan cara itu. Anda selalu mau membawa
Islam ke dalam malapetaka. Dan katanya lagi: "Anda selalu memusuhi
Islam dan pemeluknya, tetapi Anda tak akan berhasil. Saya berpendapat
Abu Bakr memang pantas untuk itu."
Mengenai sikap Abu Sufyan terhadap kaum Muslimin sesudah pelantikan Abu Bakr, sumber-sumber itu masih saling berbeda. Ada
yang berpendapat bahwa dia menjadi seorang Muslim yang baik, dan
dia yang mengerahkan Muslimin di Syam untuk menghadapi Rumawi.
Cerita ini diperkuat karena kedua anaknya, Yazid dan Mu'awiyah, yang
memimpin pasukan di Syam itu. Setelah Yazid meninggal, pimpinan
Syam oleh Umar bin Khattab diserahkan kepada Mu'awiyah. Yang lain
berpendapat bahwa Abu Sufyan berbeda kulit dari isi, dan bahwa dia
merupakan tempat perlindungan kaum munafik. Kalau dia melihat pihak
Rumawi muncul ia berkata: Ya Banu al-asfar!1 Kalau mereka dipergoki
kaum Muslimin ia membaca sajak Nu'man bin Imru'ul Qais bin Aus —
salah seorang raja Hirah:
Banu al-asfar, raja-raja, para raja Rumawi
Tiada lagi mereka yang dapat diingat
Setelah Allah memberikan kemenangan kepada Muslimin dan Zubair
bin Awwam diajak bicara tentang Abu Sufyan ia berkata: Terkutuk orang
itu. Yang datang hanya orang munafik? Bukankah kita lebih baik dari
bangsa Banu al-asfar?
1 Sebutan untuk orang-orang Rumawi di Asia Kecil, Konstantinopel dan sekitarnya,
kemudian menjadi sebutan bagi semua ras kulit putih. — Pnj.
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
13/32
Jelas, sumber terakhir ini dibuat-buat kemudian oleh pendukung-
pendukung Banu Abbas. Sangat tidak wajar Abu Sufyan akan lebih ber-
sikap fanatik terhadap pihak Rumawi daripada terhadap golongannyasendiri sementara anak-anaknya memimpin pasukan berperang melawan
Rumawi. Juga sumber yang dikatakan dari Hasan bahwa Abu Sufyan
menemui Usman bin Affan sesudah ia menjadi Khalifah dengan me-
ngatakan: "Sekarang sudah menjadi giliran Anda sesudah Banu Taim
dan Banu Adi. Gulirkanlah bola itu dan jadikanlah Banu Umayyah tali
busumya. Dijawab oleh Usman dengan suara keras: "Pergilah kau dari
sini!"
Persaingan Banu Hasyim dan Banu Umayyah
Tetapi kalaupun kita dapat menerima bahwa sumber pertama itu
palsu karena berlawanan dengan logika peristiwa, namun kita tak dapat
menerima kepalsuan sumber yang kedua karena memang, Abu Sufyan
orang yang sangat fanatik terhadap golongannya, Banu Umayyah.
Sungguhpun begitu persaingan antara Banu Hasyim dengan Banu
Umayyah ini tidak merintangi segolongan kerabat dekat Rasulullah untuk
menyatakan permusuhan secara terbuka, sebab dia mengecam agamamereka dan mencela segala yang disembah nenek moyang mereka. Abu
Lahab, pamannya, dan istrinya tukang fitnah1 selalu mengganggu Nabi
melebihi Banu Umayyah dan orang-orang Kuraisy lainnya. Pamannya Abu
Talib, kendati ia tetap bertahan dengan agamanya, ia melindungi Nabi
dengan segala kedudukan dan kemampuannya itu di Mekah. Sebaliknya
pamannya Hamzah, ia masuk Islam karena solider kepada kemenakannya
itu ketika dilihatnya Abu Jahl memaki dan mengganggu Muhammad,
sementara pamannya Abbas baru masuk Islam setelah pasukan Muslimin berangkat akan membebaskan Mekah.
Hak dan batil
Tidak heran jika paman-paman Rasulullah bersikap demikian ke-
padanya. Kekuasaan dan pengaruh kepercayaan itu memang besar sekali
dalam hati orang. Sebagian besar orang tidak mau memperdebatkan apa
yang sudah diwarisinya dari nenek moyangnya untuk mengetahui mana
yang hak dan mana yang batil, mana yang benar dan mana yang tidak.Dan yang sebagian kecil adalah mereka yang dengan hati nurani sudah
1 Harfiah, 'pembawa kayu bakar,' arti kiasan dalam Qur'an, yakni sering membawa kayu-
kayu berduri yang diikat lalu diletakkan di jalan yang biasa dilalui Nabi; atau tukang
memanas-manasi hati orang untuk memusuhi Nabi. — Pnj.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 13
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
14/32
14 USMAN BIN AFFAN
mendapat cahaya ilahi, mereka yang oleh Allah sudah diberi hidayah,
diberi petunjuk kepada kebenaran dengan bukti yang nyata. Mereka
tidak akan bersikap fanatik terhadap kebatilan bilamana kebenaran itusudah jelas dan sudah menerangi cita-citanya dengan cahaya-Nya.
Mereka ini tidak akan terpengaruh oleh fanatisme pada suatu kabilah,
ras atau kepercayaan untuk menerima kebenaran yang telah disampai-
kan kepada mereka. Kalau mereka yakin, mereka akan mempercayainya
dan akan menjadi orang-orang beriman dan akan menjadi penganjurnya
yang tangguh.
Itulah yang telah terjadi dengan Usman bin Affan, Abdur-Rahman
bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Sa'd bin Abi Waqqas dan Zubair binAwwam. Tak seorang pun dari sahabat-sahabat itu yang termasuk Banu
Hasyim. Usman dari Banu Umayyah, yakni Usman bin Affan bin Abi
al-As bin Umayyah bin Abdu-Syams. Abu Bakr laki-laki pertama yang
masuk Islam ketika diajak oleh Rasulullah setelah diutus membawa
risalah Islam. Secara terbuka dakwah kebenaran itu disampaikan oleh
Abu Bakr kepada sahabat-sahabatnya, lalu diikuti oleh kelima orang
itu, dengan dipelopori oleh Usman. Mereka masuk ke dalam agama Allah
serta beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Kelima orang itulah yangmula-mula masuk Islam dan berpegang teguh, dan demi agama itu pula
mereka berjuang mati-matian. Rasulullah wafat pun sudah merasa lega
terhadap mereka. Mereka itulah yang didudukkan dalam Majelis Syura
oleh Umar bin Khattab, termasuk Ali bin Abi Talib, sepupu dan me-
nantu Rasulullah dari pernikahannya dengan putrinya Fatimah. Soalnya
Ali adalah Muslim pertama dari Banu Hasyim dan dalam semua per-
tempuran ia bersama Rasulullah.
Ali bin Abi Talib
Karena kesertaan mereka yang mula-mula dalam Islam dan per-
sahabatan mereka dengan Rasulullah, mereka mendapat tempat di hati
kaum Muslimin. Di antara mereka ada yang masih dalam hubungan
kerabat dengan Rasulullah. Ini juga yang menambah kedekatan mereka
di hati orang, dan sudah tentu Ali bin Abi Talib adalah kerabat dan
hubungan keluarga terdekat dengan Rasulullah. Dia anak pamannyaAbu Talib bin Abdul-Muttalib, dan Abu Talib inilah yang mengasuh
Muhammad sejak mudanya setelah kakeknya Abdul-Muttalib mening-
gal, dan dia pula yang melindunginya dari gangguan Kuraisy setelah
kerasulannya, ketika Kuraisy selalu mengganggunya sampai berlebihan.
Dalam pada itu Rasulullah juga mengasuh Ali di masa mudanya. Dengan
demikian ia telah membalas budi pamannya Abu Talib dengan sebaik-
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
15/32
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 15
Silsilah
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
16/32
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
17/32
Abu Bakr dan Umar juga sangat mencintainya. Abu Bakr memberinya
sebidang tanah di Jauf dan Umar memberinya di Aqiq.
Usman bin Affan
Kekerabatan Usman bin Affan dengan Rasulullah tidak sedekat
mereka itu. Kakeknya, Abu al-As bin Umayyah bin Abdu-Syams bin
Abdu-Manaf bin Qusai kakek Rasulullah yang kelima. Tetapi dia juga
menantu Nabi yang menikah dengan putrinya Ruqayyah dan kemudian
dengan Um Kulsum. Sebelum kerasulannya Rasulullah sudah me-
nikahkan kedua putrinya dengan kedua anak pamannya, Abu Lahab.
Sesudah ia menjadi Rasul permusuhan Abu Lahab begitu sengit ke- padanya dan menyuruh kedua anaknya itu menceraikan kedua putri
Nabi. Lalu Usman menikah dengan Ruqayyah dan ikut bersama-sama
dalam dua kali hijrah ke Abisinia, dan tetap bersamanya sampai se
sudah hijrah ke Medinah. Sebelum terjadi Perang Badr Ruqayyah jatuh
sakit. Usman tidak ikut dalam perang itu dengan izin Rasulullah karena
akan merawat istrinya. Tetapi Ruqayyah menemui ajalnya juga. Oleh
Rasulullah ia dinikahkan kepada Um Kulsum, adik Ruqayyah, yang tetap
bersamanya sampai ia meninggal sebelum ayahnya. Rasulullah berkatamenghibur Usman: "Kalau kami punya tiga anak putri juga akan kami
nikahkan kepada Anda." Terjadi demikian ini karena Usman seorang
laki-laki yang saleh, lemah-lembut, mudah bergaul dan murah hati. Ra
sulullah sangat mencintainya, mengenal jasanya, otaknya yang tajam
dengan imannya yang sungguh-sungguh.
Bukan karena semenda Usman kepada Nabi itu saja yang membuat
Muhammad dekat kepadanya dan menanamkah rasa cinta dalam hati-
nya, tetapi karena dia juga termasuk orang yang sudah lebih dulu dalam
Islam. Ia tidak terpengaruh oleh persaingan golongannya Banu Umayyah
terhadap Banu Hasyim. Bergabungnya ia ke dalam Islam telah me-
nimbulkan kemarahan kabilahnya. Oleh pamannya, Hakam bin Abi al-As
bin Umayyah ia diikat dan katanya: "Kau meninggalkan agama nenek
moyangmu dan menganut agama baru? Tidak, aku samasekali tidak
akan melepaskanmu sebelum kau meninggalkan apa yang kaulakukan
sekarang!" Tetapi Usman menjawab: "Tidak, sekali-kali saya tidak akanmelepaskan Islam dan tidak akan meninggalkannya." Melihat kegigih-
annya mempertahankan kebenaran dan tetap berpegang teguh, tak ada
jalan lain oleh pamannya ia dilepaskan.
Sesudah itu gangguan golongannya itu makin menjadi-jadi. Ia ikut
dua kali hijrah ke Abisinia. Sesudah kemudian hijrah ke Medinah, tidak
segan-segan ia mengeluarkan hartanya yang tidak sedikit untuk mem-
171. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
18/32
18 USMAN BIN AFFAN
bantu Muslimin. Bahkan ia telah memberikan saham terbesar dalam
menyiapkan pasukan Usrah ke Tabuk. Dia yang membeli Bi'ir Rumah
dari orang Yahudi untuk tempat minum pasukan Muslimin dan orang dapatmenimbanya seperti yang lain. Dalam peristiwa Hudaibiyah Rasulullah
menugaskannya sebagai utusan kepada Kuraisy. Sesudah lama belum
kembali juga pihak Muslimin mengira ia sudah dibunuh. Rasulullah dan
sahabat-sahabat mengadakan Ikrar Ridwan sebagai Ikrar setia, yang
berarti siap memerangi Kuraisy.1 Kemudian Nabi menepukkan sebelah
tangannya pada yang sebelah lagi sebagai tanda ikrar kepada Usman
seolah ia hadir dalam peristiwa itu.2
Usman adalah juga salah seorang penulis wahyu. Sudah tentu, dengan begitu dekatnya kepada Rasulullah ia telah mendapat kehormatan dan
kedudukan yang sangat mulia dalam hati kaum Muslimin.
Sa 'd bin Abi Waqqas
Sa'd bin Abi Waqqas termasuk kabilah Banu Zuhrah — masih
pernah paman Nabi dari pihak ibu — Sa'd bin Malik bin Wuhaib bin
Abdu-Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Jadi dia orang Kuraisy dari Banu
Zuhrah. Ibunya putri Sufyan bin Umayyah, ada juga yang mengatakandia putri Abu Sufyan bin Umayyah.
Sa'd termasuk orang yang mula-mula dalam Islam, masuk Islam
ketika baru berumur 17 tahun, kaya dan hidup senang, berpakaian bahan
tenun sutera dan bercincin emas. Ia mengalami semua peristiwa ber-
sama Rasulullah, ia terus mendampinginya dan melindunginya dalam
Perang Uhud saat banyak orang yang melarikan diri. Ia memperlihatkan
kepahlawanannya dan begitu berani dalam berbagai pertempuran se-
hingga kaum Muslimin sepakat memilihnya sebagai pimpinan untuk meng-hadapi Persia di Kadisiah setelah kehancuran Abu Ubaid bin Mas'ud
as-Saqafi di Qirqis.3 Karena termasuk orang yang mula-mula dalam Is
lam, kecintaannya kepada Nabi serta kepahlawanan dan keberaniannya,
ia sangat dicintai oleh Rasulullah dan dekat sekali dalam hatinya.
Itu sebabnya ketika Umar bin Khattab menyerahkan kepadanya
pimpinan pasukan yang berangkat ke Kadisiah ia berkata: "Sa'd, Sa'd
Banu Wuhaib! Janganlah Anda tertipu dalam menaati perintah Allah
1 Sehubungan dengan ikrar ini Allah berfirman: "Allah telah meridai orang-orang beriman
ketika mereka memberikan ikrar setia kepadamu di bawah pohon..." (Qur'an 48:18).2 Lihat Sejarah Hidup Muhammad, h. 398. — Pnj.3 Lihat Umar bin Khattab, h. 213-9. — Pnj.
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
19/32
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 19
karena Anda dikatakan masih paman Rasulullah sallallahu 'alaihi wa-
sallam dan sahabatnya. Allah Yang Mahakuasa tidak akan menghapus
kejahatan dengan kejahatan, tetapi Ia menghapus kejahatan dengan ke- baikan! Antara Allah dengan siapa pun tak ada hubungan nasab selain
ketaatannya. Manusia yang tinggi dan yang rendah dalam pandangan
Allah sama. Allah adalah Tuhan mereka dan mereka hamba-hamba-
Nya, saling menghargai untuk keselamatan dan menjalankan kewajiban
dengan ketaatan kepada-Nya. Perhatikanlah apa yang biasa dilakukan
oleh Nabi sallallahu 'alaihi wasallam sejak diutus sampai ia me-
ninggalkan kita. Teruslah kerjakan, sebab itu adalah perintah."1
Abdur-Rahman bin Auf
Seperti Sa'd bin Abi Waqqas, Abdur-Rahman bin Auf juga orang
Kuraisy dari Banu Zuhrah dan termasuk paman Rasulullah dari pihak
ibu: Abdur-Rahman bin Auf bin Abdul-Haris bin Zuhrah bin Kilab.
Ibunya Syifa' binti Auf bin Abdul-Haris bin Zuhrah bin Kilab. Jadi dia
masih kerabat dekat dari pihak ayah. Selain Abdur-Rahman masih
semenda Usman bin Affan juga ia sepupu Sa'd bin Abi Waqqas. Sejak
semula ia memang seorang pedagang yang jujur, dan karena kejujurannyaitu ia makin beruntung dalam perdagangan dan menjadi kepercayaan
semua orang. Ia mendapat kepercayaan Rasulullah sejak masuk agama
Allah ini bersama dengan mereka yang mula-mula dalam Islam, se-
hingga kata Rasulullah: "Dia jujur di bumi dan jujur di langit."2
Setelah hijrah ke Medinah ia tinggal di rumah Sa'd bin Rabi' al-
Khazraji. "Ini harta saya," kata Sa'd, "dan akan saya bagi dua; saya
punya dua orang istri, salah seorang untuk Anda." Tetapi Abdur-Rahman
menjawab: "Terima kasih, semoga harta Anda dan istri Anda memberi
berkah kepada Anda. Tetapi tolong besok pagi tunjukkan kepada saya
di mana letak pasar."
Setelah ditunjukkan letak pasar dan kemudian ia berdagang di tempat
itu ia memperoleh keuntungan yang makin lama makin besar sehingga
waktu meninggal dia terbilang orang terkaya. Rasulullah senang ber-
sahabat dengan dia seperti yang diperlihatkan kepada Abu Bakr dan Umar.
Karena kejujurannya dan mudah bergaul ia mendapat kepercayaankalangan pemikir terkemuka, sehingga banyak yang mengusulkan untuk
dicalonkan sebagai khalifah sesudah Umar.
1 At-Tabari, 2/4.
2 Op. cit 2/29.
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
20/32
20 USMAN BIN AFFAN
Talhah bin Ubaidillah
Orang ini dari Banu Taim bin Murrah, satu kabilah dengan Abu Bakr
as-Siddiq. Dia anak Usman bin Umar bin Ka'b bin Taim bin Murrah.Ibunya Sa'abah binti Ubaidillah al-Hadrami, dan ibunda Sa'abah ini
Aisyah binti Wahab bin Abdud-Dar bin Qusai bin Kilab. Talhah se-
orang pedagang yang pada musim dingin dan musim panas pergi ke
Yaman dan ke Syam. Selain sebagai salah seorang pemikir Kuraisy, dia
juga pemberani dan di Mekah dikenal sangat pemurah. Sesudah Nabi
diutus dan Abu Bakr masuk Islam, Talhah orang yang pertama pula
datang kepada Abu Bakr dan ia diantarkan kepada Nabi menyatakan
keislamannya.Suatu hari sekembalinya dari perjalanan ke Syam ia mengatakan
kepada Nabi bahwa penduduk Medinah sedang menanti-nantikan hijrah-
nya ke kota mereka. Sesudah keadaan kaum Muslimin stabil di Me
dinah, dan ekspedisi kemudian dimulai, Talhah berada di barisan depan
bersama-sama yang lain. Sebelum pecah Perang Badr Rasulullah pernah
mengutusnya untuk mengumpulkan berita-berita tentang Abu Sufyan.
Ketika Nabi mendapat musibah dalam Perang Uhud Talhah berada di
sampingnya dan termasuk orang yang mati-matian membelanya sehinggadia sendiri mengalami luka-luka yang hampir saja merenggut nyawanya.
Selepas Perang Tabuk dengan perintah Rasulullah ia membakar rumah
Suwailim, orang Yahudi yang oleh orang-orang munafik dipakai markas
untuk menjerumuskan Muslimin. Setelah Rasulullah wafat ia bersama-
sama dengan Ali bin Abi Talib dan Zubair bin Awwam tinggal me-
nyendiri di rumah Fatimah dan tidak menghadiri pertemuan Abu Bakr,
Umar, Abu Ubaidah di Saqifah Banu Sa'idah. Setelah Abu Bakr dibaiat
sebagai Khalifah dan sedang menghadapi kaum murtad dan mereka
yang enggan membayar zakat, Talhah bersama Ali dan Zubair yang
menjaga Medinah. Di samping itu, oleh Khalifah ia dipertahankan untuk
mendampinginya bersama-sama dengan para penasihatnya yang lain,
seperti Umar, Usman, Ali, Abdur-Rahman bin Auf dan sahabat-sahabat
besar lainnya yang sudah mula-mula dalam Islam.
Talhah termasuk orang yang menentang Abu Bakr ketika dalam
sakitnya yang terakhir ia menunjuk Umar untuk menggantikannya.Bersama sekelompok Muslimin yang lain ia datang menemuinya dan
berkata: "Anda menunjuk Umar sebagai pengganti yang akan memim-
pin kami. Sudah Anda lihat bagaimana ia menghadapi orang padahal
Anda masih ada di sampingnya, bagaimana pula kalau dia hanya
dengan mereka dan Anda sudah bertemu Tuhan!?" Abu Bakr marah
dan berteriak kepada Talhah: "Untuk urusan Allah Anda mengancam
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
21/32
saya!? Kalau saya bertemu Tuhan dan saya ditanya akan saya katakan,
bahwa untuk memimpin hamba-hamba-Mu aku telah menunjuk seorang
hamba-Mu yang terbaik."
1
Pandangan Talhah tentang Umar tidak berubah dalam kedudukan-
nya mendampingi Umar sesudah ia menjadi Khalifah. la tetap tinggal
di Medinah dan sebagai penasihat Umar seperti terhadap Abu Bakr
sebelum itu. Sesudah Umar terkena tikam ia menunjuk Talhah menjadi
salah seorang anggota Majelis Syura kendati ia sedang tak ada di Medi
nah. Kepada anggota-anggota Majelis ia berpesan: "Tunggulah Sau-
daramu Talhah selama tiga hari sampai dia datang. Kalau belum datang
juga ambillah keputusan oleh kalian."
Pertimbangan Umar memilih anggota-anggota Majelis Syura
Orang-orang yang oleh Umar dipilih menjadi anggota Majelis Syura
mengingat hubungan mereka dan kedudukan mereka bersama Rasulullah.
Bagaimana sengitnya perselisihan mereka itu ketika mengadakan per-
temuan untuk memilih khalifah di antara mereka, sampai-sampai Abu
Talhah al-Ansari berkata: "Saya lebih ngeri melihat kalian saling men-
dorong daripada saling bersaing."Saya kemukakan pandangan ini untuk menunjukkan bahwa setelah
Kedaulatan Islam makin luas kekhalifahan itu telah menjadi ajang per-
saingan yang mau diperebutkan. Masih ada satu pandangan lagi yang
menjurus pada perselisihan yang begitu tajam, dan wajar saja kalau hal
ini sampai begitu keras. Ketika itu orang mau mencegah pencalonan
khalifah dari pihak Banu Hasyim karena dikhawatirkan kenabian dan
kekhalifahan hanya berada dalam keluarga mereka, yang dengan demi-
kian berarti juga kekuasaan rohani dan kekuasaan duniawi. Sesudah itu,tak boleh lagi ada kabilah yang berharap menempati kedudukan khalifah,
selain mereka. Kabilah-kabilah Arab itu juga khawatir kekhalifahan akan
berada di tangan Banu Umayyah, sebab mereka adalah suku Kuraisy
yang terbanyak.jumlahnya dan yang terkuat. Kalau kekhalifahan sudah
di tangan mereka tak akan mudah dilepaskan.
Banu Hasyim dan Banu Umayyah berpendapat, dari pihak mereka
posisi kabilah-kabilah Arab telah dirugikan tidak pada tempatnya. Kedua
Keluarga itu masing-masing berupaya menyingkirkan bahaya yang tidakadil itu dengan cara menempati kekhalifahan dan mencari jalan supaya
khalifah berada di antara para keturunannya. Keberadaan Usman dan
Ali di Majelis Syura merupakan suatu kesempatan untuk itu dan adalah
suatu keteledoran jika kesempatan ini sampai hilang.
1 Op.cit. 2/621. Ibn al-Asir, al-Kamil fit-Tarikh, 2/162.
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 21
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
22/32
22 USMAN BIN AFFAN
Tetapi persaingan lama Banu Hasyim dengan Banu Umayyah itu
sangat menghambat pengumuman secara terbuka apa yang tersimpan
dalam pikiran pemimpin-pemimpin mereka. Ikhtiar Umar membentukMajelis Syura ini membantu juga segala yang masih tersimpan dalam
hati mereka itu, kendati telah banyak juga perbedaan pendapat dalam
Majelis Syura yang terungkap dan apa yang akhirnya terjadi.
Abbas bersemangat, Ali tenang dan berpandangan jauh
Abbas bin Abdul-Muttalib, paman Nabi, memang tidak berhasrat
menduduki kekhalifahan untuk dirinya, sebab dia bukanlah dari kalangan
Islam yang mula-mula. Malah cenderung ia sebagai orang yang masukIslam karena Mekah sudah dikalahkan. Ia masuk Islam saat angkatan
bersenjata Rasulullah sudah siap membebaskan Mekah. Tetapi di ka
langan Banu Hasyim dia yang paling bijak dan menginginkan sekali
kekhalifahan berada di kalangan keluarga Nabi. Ada disebutkan bahwa
dia berkata kepada Ali bin Abi Talib ketika Umar membentuk Majelis
Syura: "Jangan ikut mereka!" Tetapi Ali menjawab: "Saya tidak meng-
hendaki ada perselisihan." Dijawab lagi oleh Abbas: "Jadi Anda berpen-
dapat apa yang tidak Anda sukai."Ketika itu Umar sudah berkata kepada Majelis Syura: "Jika yang
setuju tiga orang dan (yang tidak setuju) tiga orang, pilihlah Abdullah
bin Umar menjadi penengah. Dari pihak mana pun dari kedua pihak itu
yang diputuskan pilihlah seorang dari mereka. Kalau mereka tidak
menyetujui keputusan Abdullah bin Umar, maka ikutlah kalian bersama
mereka yang di dalamnya ada Abdur-Rahman bin Auf."
Sesudah mendengar suara' kedua pihak itu Ali keluar dan menemui
pamannya Abbas dan kata Ali: "Sudah meninggalkan kita." Ditanya oleh
Abbas: "Dari mana Anda tahu?" Kata Ali: "Usman mengajak saya de
ngan mengatakan, ikutlah suara terbanyak. Kalau dua orang menyetujui
satu orang dan dua orang lagi menyetujui satu orang, ikutlah mereka
yang di dalamnya ada Abdur-Rahman bin Auf. Sa'd tidak akan me-
nentang sepupunya, dan Abdur-Rahman adalah semenda Usman, mereka
tidak akan berbeda pendapat. Maka Abdur-Rahman akan mengangkat
Usman, atau Usman akan mengangkat Abdur-Rahman. Kalau yang dualainnya di pihak saya tak ada gunanya, lepas bahwa yang saya harap-
kan itu salah seorang dari mereka."
Mendengar kata-kata Ali itu Abbas menjawab dengan nada agak
keras: "Setiap saya mendorong Anda, Anda kembalikan kepada saya
sudah terlambat dengan membawa hal yang tidak saya kehendaki. Ketika
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam wafat saya katakan kepada
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
23/32
Anda supaya menanyakan siapa yang akan memegang pimpinan ini,
Anda menolak. Saya katakan kepada Anda setelah ia wafat agar cepat-
cepat bertindak, Anda menolak. Saya katakan kepada Anda ketikaUmar menunjuk Anda untuk Majelis Syura agar jangan ikut mereka,
Anda menolak. Berpeganglah pada yang satu ini: Setiap mereka me-
nawarkan apa pun kepada Anda jawablah: Tidak, kecuali kalau Anda
yang akan diangkat. Berhati-hatilah terhadap jemaah itu, mereka akah
selalu menjauhkan kita dari persoalan ini sebelum ada yang lain tampil
di luar kita. Ya, memang, kita tidak akan mendapat apa pun selain
bencana!"
Ambisi untuk kedudukan khalifah
Pihak Banu Umayyah tidak kurang ambisinya ingin agar ke-
khalifahan berada di tangan mereka. Setelah tiba saatnya Umar akan
dikebumikan dan jenazahnya dibawa ke Masjid1 Nabi untuk disalatkan,
Usman bin Affan dan Ali bin Abi Talib tampil masing-masing ingin ke
depan memimpin salat itu. Melihat yang demikian Abdur-Rahman bin
Auf berkata: "Inilah ambisi orang yang ingin memegang pimpinan.
Kalian tentu tahu bahwa dia sudah meminta yang lain di luar kalian.Suhaib, majulah dan salatkan!"2
Mendengar suara anggota-anggota Majelis Syura yang saling ber-
selisih pendapat dengan suara lantang itu Abu Talhah al-Ansari masuk
dan berkata: "Saya lebih ngeri melihat kalian saling dorong daripada
saling bersaing. Saya tidak akan memperpanjang lebih dari tiga hari
yang sudah diperintahkan kepada kalian. Setelah itu saya akan tinggal
di rumah dan akan melihat apa yang kalian lakukan!"
Sungguhpun begitu, perselisihan pendapat itu terus berlanjut sehari penuh menurut satu sumber, sumber yang lain mengatakan dua hari.
Abdur-Rahman bin Auf khawatir perselisihan itu akan makin me-
muncak dengan segala akibatnya yang tidak diharapkan, maka katanya
kepada kedua kelompok itu: "Siapa di antara kalian yang paling utama
akan ditampilkan untuk dikukuhkan memegang pimpinan?" Mereka
yang hadir terkejut keheranan sambil melihat kepadanya. Kata-kata apa
itu?! Mereka bertengkar begitu sengit mau memperebutkan kekhalifahan.
1 Semua kata 'Masjid' berarti Masjid Nabawi di Medinah. —Pnj.2 Ini menurut sumber Ibn Sa'd dalam at-Tabaqat. Menurut sumber at-Tabari, Abdur-
Rahman bin Auf berkata: Besar sekali ambisi kalian untuk memegang pimpinan. Tidak-
kah kalian tahu bahwa Amirulmukminin berkata: Suruh Suhaib memimpin salat. Maka
Suhaib maju dan memimpin salat dengan empat kali takbir (at-Tabari 3/295).
231. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
24/32
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
25/32
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
26/32
26 USMAN BIN AFFAN
hak Talhah diberikan kepada Usman. Tetapi karena Abdur-Rahman
sudah mengundurkan diri, maka pencalonan itu dibatasinya hanya pada
Ali dan Usman. Hak memilih salah seorang dari keduanya itu kini ber-ada di tangan Abdur-Rahman.
Adakah dia melakukan istikharah dan mengambil keputusan siapa
di antara dua calon itu yang lebih layak diangkat? Dia bebas bertindak
untuk menentukan ikrarnya sendiri dan meminta ikrar mereka. Tetapi
dia khawatir tidak disetujui oleh mayoritas Muslimin yang sedang ber-
kumpul di Medinah dari berbagai kawasan Kedaulatan Islam seusai
mereka menunaikan ibadah haji dan tertahan oleh terbunuhnya Umar
dalam menunggu apa yang akan disampaikan oleh Majelis Syura. Olehkarena itu ia berusaha menemui sahabat-sahabat Rasulullah dan para
perwira militer serta pemuka-pemuka masyarakat yang baru kembali ke
Medinah setelah menunaikan ibadah haji. Mereka semua ditanyai, baik
bersama-sama atau satu per satu, yang berkelompok atau yang terpencar,
dengan diam-diam dan dengan terbuka — sampai dapat menghasilkan
dua orang terbaik yang kemudian akan dilantik.
Kalangan sejarawan sependapat bahwa konsultasi-konsultasi Abdur-
Rahman telah memperlihatkan banyaknya semacam kesepakatan di barisan Usman, tetapi mereka berbeda pendapat mengenai alasan-alasan
yang menyebabkan banyaknya kesepakatan itu. Sebagian mereka me-
ngatakan bahwa orang cenderung kepada tokoh yang tidak sekeras
Umar, yang dalam hidupnya telah menjauhi kehidupan duniawi dan men-
jauhkan orang dari yang demikian. Dalam hal ini Usmanlah orangnya,
bukan Ali. Karenanya mereka tidak menghendaki Ali, karena khawatir
Ali' akan membuat beban kepada mereka seperti yang dilakukan Umar.
Sebagian lagi mereka berpendapat bahwa sudah dua hari dua malam
Abdur-Rahman berkonsultasi.
Sementara itu Banu Hasyim dan Banu Umayyah berkampanye untuk
pihaknya masing-masing. Karena Banu Umayyah lebih banyak jumlah
orangnya, lebih kaya dan lebih dermawan, propaganda mereka dapat
menekan propaganda Banu Hasyim, dan sebagian besar mereka con-
dong kepada Usman. Kalau ini benar, barangkali propaganda Banu
Umayyah itu dasarnya adalah bahwa jika kekuasaan di tangan mereka,orang akan lebih terbuka dan lebih bebas menikmati segala harta dan
kekayaan hasil rampasan perang, tidak akan merasakan tekanan seperti
pada masa Umar. Pendapat ketiga mengatakan, bahwa orang melihat
usia Usman sudah mendekati tujuh puluh enam tahun atau lebih sementara
Ali belum mencapai usia enam puluh tahun. Juga mereka mengatakan
tentang persahabatan Usman dengan Rasulullah serta posisinya. Selain
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
27/32
itu mereka berpendapat kekhalifahannya tidak tertutup buat Ali untuk
menggantikannya sebagai khalifah sesudahnya. Rasa kasihan mereka
melihat umurnya yang sudah lanjut, penghargaan mereka pada masalalunya, membuat mereka lebih cenderung kepada Usman dan mau me-
milihnya.
Mana pun yang benar dari semua alasan itu suara mayoritas yang
menyerupai konsensus itu jelas ada di pihak Usman. Kendatipun begitu,
Abdur-Rahman bin Auf masih khawatir pembela-pembela Ali akan men-
curigainya jika hasil ini sudah diumumkan. la pergi ke rumah keme-
nakannya, Miswar bin Makhramah dan dibangunkannya ia dari tidurnya
— yang ketika itu sudah larut malam — pada malam terakhir bataswaktu yang sudah ditentukan oleh Umar untuk memilih seorang amirul-
mukminin. Dimintanya ia memanggil Ali dan Usman. Setelah kemudian
keduanya datang ia berkata kepada mereka: "Saya sudah menanyakan
orang banyak, tetapi saya tidak melihat ada orang yang membeda-
bedakan kalian berdua." Kemudian ia meminta janji mereka masing-
masing: Yang terpilih agar berlaku adil, dan yang tidak terpilih supaya
tetap taat dan patuh.
Subuh itu ia mengajak kedua mereka setelah terdengar suara azanuntuk salat. Ketika Masjid sudah penuh sesak, ia naik ke mimbar dan
berdoa panjang sekali. Setelah itu katanya: "Saudara-saudara, orang-
orang dari daerah-daerah perbatasan menginginkan, begitu mereka pulang
ke daerah masing-masing sudah tahu siapa pemimpin mereka." Sa'id
bin Zaid menyela: "Kami lihat Andalah yang pantas untuk itu." Tetapi
dijawab oleh Abdur-Rahman: "Kalian sebutkan nama yang lain!" Ammar
bin Yasir dan Miqdad bin Amr menyebut nama Ali sementara Abdullah
bin Abi Sarh dan Abdullah bin Abi Rabi'ah menyebut nama Usman.
Perbedaan pendapat antara kedua golongan ini berlanjut dengan saling
mencerca antara Ammar dengan Ibn Abi Sarh.
Khawatir perselisihan itu akan berlarut-larut Sa'd bin Abi Waqqas
berteriak marah: Abdur-Rahman! Coba atasi ini sebelum orang banyak
terpancing dalam keributan!" Abdur-Rahman menjawab: "Sudah saya
pertimbangkan dan saya musyawarahkan. Janganlah kalian menjerumus-
kan diri!"Abdur-Rahman masih di tempat duduknya di mimbar dengan tanda-
tanda kesungguhan tampak di wajahnya, dan Muslimin yang menge-
lilinginya sudah memenuhi Masjid. Ia sudah bertekad agar Usman yang
menjadi khalifah dan akan mengajak orang membaiatnya. Tetapi adakah
hadirin mau segera memenuhi seruannya itu? Ataukah mereka masih
terpecah dan masih beradu argumen seperti yang terjadi tadi antara
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 27
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
28/32
28 USMAN BIN AFFAN
Ammar bin Yasir dengan Abdullah bin Abi Sarh? Kalau ini juga yang
terjadi dan mereka terpancing, maka akibatnya adalah bencana besar.
Kota Medinah akan menjadi ajang kerusuhan dengan bahaya yang lebih
meluas. Kebanyakan orang hanya menjadi budak nafsu dan mengejar
kepentingannya sendiri. Demi memperjuangkan semua itu mereka mau
mengorbankan keamanan dan keselamatan negara. Tetapi sikap ragu
dalam pengangkatan khalifah itu tidak akan dapat mencegah bahaya
dan tidak akan menghindarkan kaum Muslimin dari kekacauan, malah
akan makin memperkuat timbulnya fitnah itu. Oleh karena itu Abdur-
Rahman memanggil Ali dan memegang tangannya seraya berkata:
"Bersediakah Anda saya baiat untuk tetap berpegang pada Kitabullahdan sunah Rasulullah serta teladan kedua orang penggantinya?" Ali
menjawab: "Saya berharap dapat berbuat dan bekerja apa yang saya
ketahui dan menurut kemampuan saya." Tangan Ali dilepaskan lalu ia
memanggil Usman dan memegang tangannya seraya berkata:
"Bersediakah Anda saya baiat untuk tetap berpegang pada Kitabullah
dan sunah Rasulullah serta teladan kedua orang penggantinya?" Usman
menjawab: Ya, demi Allah! Abdur-Rahman mengangkat mukanya ke
langit-langit Masjid dan sambil memegang tangan Usman ia berkatatiga kali: "Dengarkanlah dan saksikanlah!" dilanjutkan dengan katanya:
"Saya sudah melepaskan beban yang dipikulkan di bahu saya dan saya
letakkan di bahu Usman!" Setelah itu ia membaiat Usman, orang-orang
di dalam Masjid pun beramai-ramai membaiat Usman.
Sumber-sumber itu tidak sama mengenai sikap Ali dan pelantikan
Usman ini. Tetapi semua sepakat bahwa orang beramai-ramai membaiat
khalifah tua itu, tak ada yang ketinggalan dan tak ada' yang menentang.
Adakah itu berarti karena kecintaan mereka kepada Usman, ataukah
karena gembira sudah lepas dari suatu bahaya yang mengancam ke-
hidupan negara yang harus segera diselesaikan? Keenam tokoh tersebut
adalah orang-orang yang sangat mereka hormati. Malah sesudah pe
lantikan Usman, ada sumber yang dikaitkan kepada Ali bahwa dia ber
kata: "Orang melihat Kuraisy dan Kuraisy melihat Keluarganya dengan
mengatakan: Kalau Banu Hasyim sudah diangkat untuk kalian, kalian
tidak akan pernah lepas dari mereka, juga Kuraisy yang lain tidak akandapat saling bergantian di antara kalian." Itu sebabnya, ketika Abdur-
Rahman bin Auf meninggalkan Ali bin Abi Talib, tak ada orang yang
marah, malah orang menerima Usman sebagai Khalifah dengan senang
hati dan rasa puas.
Sumber-sumber mengenai sikap Ali bin Abi Talib terhadap Usman
ini masih saling berbeda, yang sukar sekali untuk dapat mengukuhkan
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
29/32
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN
salah satunya. Ibn Sa'd dengan sanadnya menyebutkan, bahwa orang
pertama yang membaiat Usman adalah Abdur-Rahman bin Auf, kemu-
dian Ali bin Abi Talib. Dengan sanad lain ia menuturkan, bahwa Aliadalah orang yang pertama membaiat Usman, kemudian berturut-turut
yang lain juga membaiatnya. Ibn Kasir menuturkan bahwa Abdur-Rahman
bin Auf di mimbar duduk di tempat duduk Nabi, dan sesudah dibaiat
Usman didudukkan di tingkat kedua. "Orang datang beramai-ramai
membaiatnya. Yang pertama kali membaiat adalah Ali bin Abi Talib,
malah ada yang mengatakan justru dia yang terakhir."
Tetapi at-Tabari membawa dua sumber, salah satunya hampir sama
dengan sumber-sumber tersebut dan yang kedua sangat berbeda. Kedua-nya menunjukkan bahwa pemilihan Usman ini meninggalkan dampak
yang dalam sekali dalam hati Ali.
Sumber pertama berpendapat bahwa sesudah orang berdatangan
membaiat Usman — sesudah dibaiat oleh Abdur-Rahman — Ali masih
maju-mundur. Maka kata Abdur-Rahman:
"Barang siapa melanggar janji, sebenarnya ia telah melanggar
janjinya sendiri, dan barang siapa menepati janji yang dijanjikannya
kepada Allah, maka Ia akan memberinya pahala yang besar." (Qur'an,
48:10).
Kemudian Ali kembali dan setelah menyeruak di tengah orang
banyak ia membaiat seraya berkata: "Suatu tipu muslihat yang luar
biasa." Sumber kedua mengatakan bahwa setelah Abdur-Rahman mem
baiat Usman, Ali berkata kepadanya: "Anda merangkak untuk selama-
nya. Ini bukan yang pertama kali Anda memperlihatkan kekuatan Anda
kepada kami. Tabahkan dan sabarlah, itulah yang terbaik, dan memohon-
kan pertolongan hanya kepada Allah atas segala yang kalian lukiskan
itu! Sungguh, Anda mengangkat Usman itu hanya supaya kekuasaan
kembali kepada Anda! Dan setiap hari Allah memperlihatkan kekuasaan
baru."
Dalam hal ini Abdur-Rahman berkata: "Ali, janganlah menjerumus-
kan diri! Sudah saya pertimbangkan dan sudah saya musyawarahkan
dengan khalayak ramai, tetapi ternyata mereka tidak keberatan dengan
Usman." Ali keluar sambil berkata: "Akan tiba waktunya."
29
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
30/32
USMAN BIN AFFAN
Dengan mengacu pada kedua sumber at-Tabari ini Ibn Kasir me-
ngatakan: "Orang-orang yang sering disebutkan oleh para sejarawan
seperti Ibn Jarir (Tabari) dan yang lain tidak tahu bahwa Ali berkatakepada Abdur-Rahman: 'Anda telah menipu saya, dan Anda meng-
angkatnya hanya karena dia semenda Anda, agar dapat berunding de
ngan Anda setiap hari.' Tetapi karena dia masih maju mundur Abdur-
Rahman berkata kepadanya: Barang siapa melanggar janji, sebenarnya
ia telah melanggar janjinya sendiri.... sampai akhir ayat, dan berita-
berita lain yang bertentangan dengan yang terdapat dalam kitab-kitab
yang sahih, tertolak kembali kepada yang mengatakannya dan yang
melakukannya. Wallahualam."Untuk memastikan mana salah satu sumber ini yang lebih kuat
memang tidak mudah. Besar sekali dugaan kita bahwa semua ini di-
rekayasa sesudah adanya propaganda untuk tujuan-tujuan politik, di
antaranya apa yang ditafsirkan oleh Tabari kata-kata Ali bin Abi Talib:
Suatu tipu muslihat yang luar biasa, yakni ketika ia dipanggil oleh
Abdur-Rahman bin Auf untuk membaiat Usman supaya ia tidak me
langgar janjinya sendiri. Ibn Jarir juga menyebutkan bahwa Amr bin As
bertemu dengan Ali pada malam-malam selama berlangsung MajelisSyura dan mengatakan kepadanya: "Abdur-Rahman orang yang mau
berusaha dan suka bekerja keras dan bila dihadapkan pada tanggung
jawab, ia akan sangat berhati-hati. Tapi dia mampu dan lebih berhasrat
daripada Anda." Setelah itu ia menemui Usman dan berkata kepadanya:
"Abdur-Rahman orang yang mau berusaha dan suka bekerja keras, dan
akan membaiat Anda dengan penuh kepastian dan tanggung jawab,
maka terimalah." Saya yakin ini adalah cerita yang dikarang-karang se
telah terjadi perselisihan antara Ali dengan Amr mengenai Mu'awiyah.
Sebenarnya Amr bin As tidak menyimpan dendam kepada Usman
ketika Umar terbunuh. Beberapa sumber melangsir bahwa Usman me-
mecat Amr dari Mesir tak lama setelah pengangkatannya itu. Suara
mayoritas menyebutkan bahwa Usman meminta bantuan Amr saat Ru-
mawi menyerang Iskandariah. Sesudah Amr memperoleh kemenangan
Usman bermaksud akan mengangkat Amr sebagai komandan angkatan
bersenjata Mesir dengan membiarkan Abdullah bin Abi Sarh tetap se bagai wakilnya di Mesir dan kepala urusan pajak. Tetapi Amr menolak
dengan mengatakan: "Jadi saya seperti orang yang memegang kedua
tanduk sapi betina, orang lain yang memerah susunya!"
Setelah itu ia kembali ke Mekah dan bergabung dengan Mu'awiyah
dalam perselisihannya dengan Ali. Semua ini membuktikan bahwa ketika
dalam Majelis Syura itu Amr dan Usman sudah sepakat mendorong
30
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
31/32
Amr untuk menipu Ali. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa sumber
yang dikutip oleh Tabari sebagai pembenaran atas kata-kata Ali: "Suatu
tipu muslihat yang luar biasa" itu samasekali tak punya dasar.Juga saya yakin bahwa kata-kata yang dikutip dari Ali atau dari
Abdur-Rahman bin Auf ataupun dari yang lain lebih menyerupai pe-
malsuan yang dibuat untuk memuaskan sebagian orang bahwa seolah-
olah hal itu memang terjadi, dan yang sebagian lagi tujuannya propa
ganda politik semata. Saya tidak ingin menjelaskan secara panjang
lebar mengenai alasan saya berkeyakinan demikian. Cukup kalau saya
menunjuk saja pada para penghimpun hadis Rasulullah sallallahu 'alaihi
wasallam, bahwa menurut mereka, sepersepuluh dari yang diriwayatkanitu tidak sahih. Penyampaian beberapa ungkapan dengan kata-katanya
dari Ali bin Abi Talib atau dari Abdur-Rahman bin Auf, ataupun dari
yang lain masih perlu disaring. Para sejarawan itu mencatatnya sesudah
berlalu puluhan tahun dari peristiwa-peristiwa yang diceritakan itu dan
sesudah berbagai propaganda politik memegang peranan amat penting
dalam sejarah Kedaulatan Islam. Dalam keadaan semacam itu tidak
heran jika mereka mencatat kata-kata yang mengungkapkan perasaan
pihak-pihak yang bersangkutan, kendati kata-kata itu tidak bersumberdari mereka sendiri.
Tetapi masih ada dua masalah yang menurut hemat saya tidak
diragukan kebenarannya. Pertama, Ali dan Banu Hasyim tidak puas
atas pembaiatan Usman dengan alasan karena mereka masih keluarga
Nabi. Kalau sekali pimpinan kekhalifahan diserahkan kepada Banu
Umayyah, maka tidak akan pernah keluar lagi dari mereka.
Kedua, mayoritas Muslimin sudah merasa lega dengan pembaiatan
Usman dan mereka menerima dengan senang hati dan puas. Ketika
dibaiat, tak ada dari mereka yang menyebutkan bahwa Usman dari Banu
Umayyah, atau menyebut-nyebut adanya permusuhan Banu Umayyah
kepada Rasulullah atau adanya persaingan lama terhadap Banu Hasyim
dan mereka masuk Islam sudah ketinggalan, baru sesudah Mekah mem-
buka pintu karena sudah tidak mampu lagi mengadakan perlawanan
terhadap Muslimin. Tetapi semua mereka mengatakan, bahwa Khalifah
tua itu sudah lebih dulu masuk Islam, serta pembelaannya di sampingRasulullah dan hubungannya yang baik dengan kedua istrinya, Ruqay-
yah dan Um Kulsum. Kemudian hijrahnya ke Abisinia dan ke Medinah
dengan mengorbankan harta kekayaannya demi membela agama Allah
dan kaum Muslimin.
Sejarah menyebutkan bahwa Talhah bin Ubaidillah sampai di Me
dinah pagi hari saat pelantikan Usman itu. Ketika dia diundang untuk
1. MAJELIS SYURA DAN PELANTIKAN USMAN 31
-
8/16/2019 Muhammad Husain Haekal - Utsman Bin Affan (Bag 01)
32/32
32 USMAN BIN AFFAN
juga membaiatnya ia bertanya: Sudah semua Kuraisy menerima dengan
senang hati? Dijawab: Ya. Ia pergi menemui Usman dan menanyanya:
Semua orang sudah membaiat Anda? Dijawab oleh Usman: Ya. KataTalhah selanjutnya: Saya sudah puas. Saya juga bersama mereka. Lalu
ia pun membaiat. Usman selesai dibaiat dalam suasana optimistis dan
penuh harapan untuk masa depan. Sesudah semua acara itu usai, mereka
yang datang ke Medinah selesai menunaikan ibadah haji mulai bubar,
pulang kembali ke daerah mereka masing-masing — ke Irak, Persia,
Syam dan Mesir. Dan semua mereka mengharapkan, semoga Allah
dengan karunia-Nya melimpahkan segala kemudahan kepadanya.
Dengan demikian segalanya kembali seperti semula, dan orang punsudah dalam suasana kehidupan seperti biasa. Tiba saatnya sekarang
Usman untuk mulai memikul tanggung jawab pemerintahan, mengemudi-
kannya sesuai dengan bawaannya yang lemah-lembut, budi bahasanya
yang halus dengan keimanan yang sungguh-sungguh dan pengabdian
yang semata-mata untuk kebaikan. Ia akan menghadapi situasi yang
berbeda dengan situasi di masa Umar dan di masa Abu Bakr, saat
mereka masing-masing memikul tanggung jawab kekhalifahan. Dalam
menghadapi semua ini ia memerlukan warna kebijakan baru. Padamulanya Usman memang jelas sekali berhasil baik. Kemudian ia ter-
hambat oleh usianya yang sudah lanjut serta peristiwa-peristiwa yang
sudah tak mampu lagi ia kendalikan.