mte oklusi vena retina sentral.docx

Upload: siti-dwiaulia-risnomarta

Post on 04-Jun-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    1/11

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Oklusi vena retina penyumbatan vena retina yang mengakibatkan

    gangguan perdarahan di dalam bola mata. Penyumbatan ini dapat terjadi di mana

    saja pada retina, dapat pada cabang kecil ataupun pada pembuluh darah sentral.

    Penyumbatan vena retinal sentral sering terjadi pada pasien dengan

    glaukoma, diabetes melitus, hipertensi, kelainan darah, arteriosklerosis,

    papiledema, retinopati radiasi, dan penyakit pembuluh darah

    Oklusi vena retina sentral dapat diakibatkan oleh beberapa sebab, seperti

    kompresi dari luar terhadap vena, akibat penyakit pada pembuluh darah vena

    sendiri, dan akibat sumbatan aliran darah dalam vena tersebut.

    Secara epidemiologi penyakit ini umumnya mengenai usia pertengahan.

    Biasanya pasien datang dengan keluhan penurunan penglihatan yang sangat buruk

    tanpa disertai rasa sakit, dan Cuma mengenai 1 mata saja.

    Diagnosis segera harus dilakukan untuk mencegah kerusakan ataupun

    komplikasi lebih lanjut. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan funduskopi ataupun

    angiografi fluoresein.

    Pengobatan lebih ditujukan kepada mencari penyebab dan mengobatinya.

    Akibat penyumbatan, mungkin dipertimbangkan untuk dilakukannya

    fotokoagulasi. Penyulit dalam oklusi vena retinal sentral adalah perdarahan masif

    ke dalam retina terutama pada lapis serabut saraf retina dan tanda iskemia retina,

    dapat juga terjadi glaukoma hemoragik atau neovaskular

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    2/11

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2. 1 Definisi Oklusi Vena Retina Sentral

    Oklusi vena retina penyumbatan vena retina yang mengakibatkan

    gangguan perdarahan di dalam bola mata. Penyumbatan ini dapat terjadi di mana

    saja pada retina, dapat pada cabang kecil ataupun pada pembuluh darah sentral.

    2. 2 Epidemiologi Melanoma Maligna

    Dari segi usia, oklusi vena retinal sentral lebih sering mengenai usia

    pertengahan. Sumbatannya dapat terjadi di mana saja, namun letaknya paling

    sering di depan lamina kribrosa, dei daerah temporal atas atau temporal bawah.

    Mereka dengan penyakit sistemik atau mata dan usia lebih tua cenderung

    memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kondisi ini.

    2. 3. Anatomi Sistem Vaskularisasi Retina

    Segmen belakang mata terdiri dari retina, koroid, nervus optikus dan

    vitreous humour.

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    3/11

    3

    Arteri yang masuk ke dalam mata merupakan percabangan dari arteri oftalmikus,

    yang merupakan percabangan dari arteri karotis interna. Cabang ini termasuk

    arteri retina sentralis dan arteri siliaris anterior. Aliran vena dari mata terutama

    melalui vena vortex dan vena retina sentral, yang bergabung dengan vena

    oftalmikus superior dan inferior yang membawa darah ke sinus cavernous, vena

    plexus pterigoid dan vena fasialis.

    Arteri (kiri) dan vena (right) dan hubungannya dengan aliran darah lainnya

    Retina disuplai oleh arteri retinal sentral dan arteri siliaris posterior. Arteri

    retinal sentral berjalan berbarengan atau di samping nervus optikus dan masuk ke

    sklera. Darah dari arteri-arteri di mata akan masuk ke venula lalu bergabung ke

    vena yang lebih besar, masuk ke vena vortex atau vena retina sentral.

    Zona laminar disuplai oleh percabangan arteri siliaris posterior, dan

    drainase nya oleh vena retina sentral.

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    4/11

    4

    2.4. Etiologi

    Oklusi vena retina sentral (CRVO) dikaitkan dengan berbagai kelainan sistemik,

    walaupun penyebab pasti dan hubungan pengaruh nya belum dibuktikan.

    Beberapa kondisi dibawah ini yang dikaitkan dengan oklusi vena retina sentral:

    1. Penyakit vaskular sistemik: hipertensi, diabetes melitus, penyakit

    kardiovaskuler.

    2. Diskrasias darah: polisitemia vera, limfoma, leukemia.

    3.Gangguan pembekuan darah: resisten pengaktivan protein C, antikoagulan

    lupus, antibodi antikardiolipin, protein C, protein S, antitrombin III.

    4. paraproteinemia dan disproteinemia: multiple mieloma, cryoglobulinemia.

    5. vaskulitis: sifilis, sarkoidosis

    6. penyakit autoimun: sistemik lupus eritematosus.

    7. kontrasepsi oral

    8. obstructive sleep apnea: ini lebih banyak mempengaruhi lebih banyak

    pasien dengan oklusi vena retina dibanding penyakit lain, pengobatan dari

    sleep apnea dapat mencegah terjadinya oklusi vena sentral.

    9. kelainan lain yang jarang: trauma kepala tertutup, optic disc drusen,

    malformasi arteriovenous retina.

    2.5. Patogenesis

    Arteri dan vena retina sentral mempunya lamina adventitia yang sama saat

    keluar dari nervus optikus dan menembus lamina kribrosa yang sempit. Karena

    tempat masuk yang sempit di lamina kribrosa ini, pembuluh-pembuluh darah

    tersebut berada dalam kompartemen yang sempit dengan ruang yang terbatas

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    5/11

    5

    untuk terjadinya pergeseran. Posisi anatomi ini menjadi predisposisi untuk

    pembentukan trombus pada vena retina sentral dengan berbagai faktor termasuk

    aliran darah yang lambat, perubahan pada dinding pembuluh darah, dan

    perubahan pada darah.

    Patogenesis dari oklusi vena retina dipercaya mengikuti prinsip dari trias

    trombogenesis Virchow, yakni adanya kerusakan pembuluh darah, stasis, dan

    hiperkoagulabilitas. Arteriosklerosis mengubah arteri retina sentral menjadi

    struktur yang kaku dan mendesak vena retina sentral sehingga menyebabkan

    gangguan hemodinamik, kerusakan endotelial dan pembentukan trombus.

    Mekanisme ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara gangguan arteri dan

    oklusi vena retina.

    Tombus pada vena retina sentral dapat disebabkan oleh berbagai faktor

    termasuk disini kompresi vena yaitu tekanan mekanik karena perubahan struktur

    di lamina kribrosa seperti pada glaucomatous cupping, edema nervus optik dan

    kelainan orbita. Gangguan hemodinamik yang berhubungan dengan hiperdinamik

    atau sirkulasi yang lamban. Perubahan dinding pembuluh darah seperti vaskulitis.

    Perubahan dalam darah seperti defisiensi faktor trombolitik, peningkatan faktor

    pembekuan.

    Oklusi vena retina sentral akan menyebabkan penumpukan darah pada

    sistem vena retina dan meningkatkan resistensi aliran darah vena. Resistensi yang

    meningkat akan menyebabkan stagnansi darah dan iskemik pada retina. Iskemik

    pada retina akan menstimulasi peningkatan produksi vascular endothelial growth

    factor (VGEF) dalam kavum vitreus. peningkatan produksi VGEF menstimulasi

    neovaskularisasi di segmen posterior dan anterior. Juga telah ditunjukkan bahwa

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    6/11

    6

    VGEF menyebabkan kebocoran kapiler yang akan menyebabkan macular edema

    yang akan menyebabkan kehilangan penglihatan.

    2.6. Diagnosis

    Pasien datang dengan penuruna penglihatan yang mendadak tanpa nyeri.

    Gambaran klinisnya bervariasi dari perdarahan retina kecil-kecil yang tersebar dan

    bercak cotton-wool sampai gambaran perdarahan hebat dengan perdarahan retina

    superfisial dan dalam, yang kadang-kadang dapat pecah ke dalam rongga vitreus.

    Pasien biasanya berusia lebih dari 50 tahun dan lebih dari separuhnya mengidap

    penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskuler. Glaukoma sudut

    terbuka kronik harus selalu disingkirkan. Dua komplikasi utama yang berkaitan

    dengan oklusi vena retina adalah penuruna penglihatan akibat edema makula dan

    glaukoma neovaskular akibat neovaskularisasi iris.

    CRVO ringan (non iskemia) dicirikan dengan baiknya ketajaman

    penglihatan penderita, afferent pupillary defect ringan dan penurunan lapang

    pandang ringan. Funduskopi menunjukkan adanya dilatasi ringan dan adanya

    gambaran cabang-cabang vena retina yang berliku-liku dan terdapat perdarahan

    dot dan flame pada seluruh kuadran retina. Edema makula dengan adanya

    penurunan tajam penglihatan dan pembengkakan discus optikus bisa saja muncul.

    Jika edema discus terlihat jelas pada pasien yang lebih muda, kemungkinan

    terdapat kombinasi inflamasi dan mekanisme oklusi yang disebut juga

    papilloflebitis. Flourescein angiography biasanya menunjukkan adanya

    perpanjangan dari waktu sirkulasi retina dengan kerusakan dari permeabilitas

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    7/11

    7

    kapiler namun dengan area nonperfusi yang minimal. Neovaskularisasi segmen

    anterior jarang terjadi pada CRVO ringan. 6

    CRVO berat (iskemik) biasanya dihubungkan dengan penglihatan yang

    buruk, afferent pupillary defect dan sentral skotoma yang tebal. Dilatasi vena yang

    menyolok, perdarahan 4 kuadran yang lebih ekstensif, edema retina dan sejumlah

    cotton-wool spot dapat ditemukan pada kasus ini. Perdarahan dapat saja terjadi

    pada rongga vitreus. Ablasio retina juga dapat terjadi pada kasus iskemia berat.

    Flourescein angiography secara khas menunjukkan adanya nonperfusi kapiler

    yang tersebar luas.

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    8/11

    8

    2.7. Penatalaksanaan

    Belum diketahui pengobatan yang efektif unutk mengobati dan mencegah

    terjadinya CRVO. Mengetahui dan mengobati penyakit yang mendasari terjadinya

    CRVO adalah penting untuk mencegah komplikasi lanjut dari CRVO. Karena

    patogenesis pasti belum diketahui, berbagai modalitas terapi dapat diberikan,

    dimana berbagai modalitas terapi tersebut telah dilakukan oleh banyak peneliti

    dengan bermacam-macam keberhasilan dalam mencegah komplikasi dan

    mempertahankan tajam penglihatan. Manajemen diabetes melitus, tekanan darah

    tinggi dan kadar kolesterol yang tinggi perlu dilakukan. Beberapa pasien boleh

    diberikan aspirin maupun obat pengencer darah lainnya. Terapi lain yang dapat

    diberikan berupa agen anti-inflamasi, hemodilusi isovolemik, plasmaferesis,

    antikoagulan sistemik, agen fibrinolitik, kortikosteroid sistemik, antikoagulan

    lokal dengan injeksi alteplase intravitreal. Injeksi anti VGEF intravitreal seperti

    ranibizumab dan bevacizumab.

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    9/11

    9

    Ranibizumab adalah anti-VGEF yang bekerja dengan berikatan dan

    menetralisir seluruh isoform VGEF. Sedangkan bevacizumab belum diketahui

    pasti mekanisme kerjanya, kemungkinan adalah dengan menurunkan konsentrasi

    VGEF pada kavum vitreus. Dimana VGEF menyebabkan peningkatan

    permeabilitas vaskular pada makula dan menyebabkan edema pada makula. Selain

    itu dapat juga diberikan injeksi kortikosteroid intravitreal seperti traimcinolone.

    Laser fotokoagulasi dikenal sebagai terapi pilihan unutk berbagai

    komplikasi yang berhubungan dengan penyakit vaskular retina. Panretinal

    photocoagulaiton (PRP) telah lama digunakan sebagai pengobatan untuk

    komplikasi neovaskular dari CRVO. Pada PRP digunakan Argon green laser.

    Ukuran parameter laser adalah sekitar 500 m, dengan durasi 0,1-0,2 detik dan

    kekuatannya cukup untuk memberikan medium white burn. titik laser dilakukan

    pada sekitar polus posterior, hingga ke anterior dan equator. Jaraknya kira-kira

    harus satu titik bakar dan totalnya 1200-2500 titik. Jika media refraksi keruh atau

    kabur untuk dilakukan laser, maka cryoablation fundus perifer dapat dilakukan.

    Sekitar 16-32 titik cryo transcleral dari posterior ora serata.

    Tatalaksana lain yang dapat dilakukan adalah dengan anastomosis venous

    korioretinal, radial optik neurotomy dan victerctomy

    2.8 komplikasi

    Neovaskularisasi segmen anterior dapat meyebabkan glaukoma

    neovaskular. Neovaskularisasi segmen posterior dapat menyebabkan perdarahan

    vitreus. Edema makula juga merupakan komplikasi yang potensial yang paling

    sering menyebabkan penurunan tajam penglihatan pada CRVO

    2.9 Prognosis

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    10/11

    10

    Morbiditas penglihatan dan kebutaan pada oklusi vena retina berhubungan

    dengan edema makula, iskemia makula, dan glaukoma neovaskuler. Untuk CRVO

    non-iskemik sembuh total dengan tajam penglihatan yang baik terjadi hanya pada

    10% kasus. 50% pasien akan memiliki visus 20/200 atau lebih buruk. Sekitar

    sepertiga pasien berkembang menjadi CRVO iskemik dalam 3 tahun dan 15%

    pasien dalam 4 bulan

    . untuk CRVO iskemik, lebih dari 90% pasien akan memiliki visus 20/200

    atau lebih buruk. Sekitar 60% pasien akan berkembang menjadi neovaskularisasi

    ocular yang akan berhubungan dengan komplikasi.

  • 8/13/2019 MTE oklusi vena retina sentral.docx

    11/11

    11

    DAFTAR PUSTAKA

    Ilyas, Sidarta.2009.Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga.Jakarta : FKUI press.

    Kiel, J. W. 2010.The Ocular Circulation..San Rafael: Morgan & Claypool Life

    Sciences

    Central Vein Occlusion Study Group. 1997. Natural History and Clinical

    Management of central retinal vein occlusion. Arch ophthalmol.

    115(4):458-74

    Hayreh SS. 1994. Retinal vein occlusion. Indian J ophthalmol. 42(3):109-32

    Williamson TH. 1997. central retinal vein occlusion: whats the story?. Br J

    Ophthalmol. 81(8):698-704

    Glacet-Bernard A, les Jardins GL, Lasry S, Coscas G, Soubrane G, Souied E, et

    al. 2010. Obstructive sleep apnea among patient with retinal vein occlusion.

    Arch Ophthalmol. 128(12):1533-8

    Moschos MM, Moschos M. 2008. Intraocular bevacizumab for macular edema

    due to CRVO. A multifocal-ERG and OCT study. Doc ophthalmol.

    116(2):147-52

    Bashshur ZF, Malul RN, Allam S, et al. 2004. Intravitreal triamcinolone

    treatment for the management of macular edema due to nonischemic central

    retinal vein occlusion. 122(8):1137-40

    Central Vein Occlusion Study Group. 1995. A randomized clinical trial of early

    panretinal photocagulation for ischemic central vein occlusion. The Central

    Vein Occlusion Study Group N report. Ophthalmology. 102(10):1434-44

    Arevalo JR, Garcia RA, Wu L, et al.2008. radial optic neurotomy for Central

    retinal Vein Occlusion: result of the Pan-American collaborative retina

    study group (PACORES). Retina. 28(8):1044-52