motivasi sebagai faktor peningkatan kinerja …
TRANSCRIPT
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
167
MOTIVASI SEBAGAI FAKTOR PENINGKATAN KINERJA KEPOLISIAN
Sarida Sirait
Komputerisasi Akuntansi, Politeknik Bisnis Indonesia
Email : [email protected]
Abstract
The National Police of the Republic of Indonesia is a civil servant in the Indonesian National Police.
The National Police of the Republic of Indonesia aims to realize internal security which includes the
maintenance of public security and order; orderly and upholding the law; the implementation of
protection, protection and community service. This type of research is quantitative research with data
collection techniques is a questionnaire. The questionnaire was distributed to all research samples,
namely members of the Pematangsiantar police station. The results of this study are that there is a
positive and significant influence between the motivation towards the performance discipline of the
police in Pematangsiantar police station. With a significance level of 0.000, Motivation has a
relationship of 58.3% of police performance seen from the percentage coefficient of determination,
41.7% affect other factors not examined.
Keywords : Motivation, performance
I. LATAR BELAKANG
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
faktor yang penting untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Sumber Daya Manusia adalah
sumber yang berperan aktif terhadap jalannya
suatu organisasi dan proses pengambilan
keputusan. Tanpa adanya sumber daya manusia
organisasi tidak dapat berjalan. Semua
kemampuan yang dimiliki karyawan dapat
berpengaruh untuk perkembangan organisasi
tersebut. Pengelolaan sumber daya manusia
yang baik dapat memudahkan organisasi
tersebut untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Sumber daya manusia merupakan hal yang
penting dalam suatu organisasi, maka
diperlukan suatu usaha untuk mengolah dengan
baik agar terwujud suatu keseimbangan antara
kebutuhan karyawan dengan keinginan dan
kemampuan organisasi. Selain itu, Sumber
Daya Manusia (SDM) dalam organisasi perlu
pula diperlakukan secara manusiawi sehingga
dapat bekerja secara efektif, efisien dan
produktif.
Motivasi merupakan dorongan/hasrat yang
berasal dari dalam diri seseorang yang membuat
seseorang berupaya keras untuk memenuhi
keinginan maupun kebutuhannya tersebut.
Sehingga motivasi kerja merupakan dorongan
yang membuat seseorang semakin bersemangat
untuk melakukan aktivitas kerja/tugasnya.
Kinerja merupakan hasil yang di peroleh dari
fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan
pada pekerjaan tertentu selama periode waktu
tertentu. Hasil kerja tersebut merupakan hasil
dari kemampuan, keahlian, keinginan yang
dicapai. Faktor yang mempengaruhi pencapaian
kinerja adalah faktor kemampuan dan faktor
motivasi . Sekelompok orang dalam suatu
orgnanisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing- masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun
etika.
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah
pegawai negeri pada Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Kepolisian Negara
Republik Indonesia bertujuan untuk
mewujudkan keamanan dalam negeri yang
meliputi terpeliharanya keamanan dan
ketertiban masyarakat; tertib dan tegaknya
hukum; terselenggaranya perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan masyarakat
serta terbinanya ketentraman masyarakat
dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
(HAM), (UU RI No. 2 tahun 2002. Dalam
organisasi Polri, dibutuhkan polisi yang
memiliki keterampilan saat bekerja dan
profesional dalam mengemban tugas. Dalam
menjalankan kewajibannya Polri harus
memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas, berketerampilan tinggi dan
profesional agar dapat menjalankan kewajiban
dengan baik. Dalam kegiatannya setiap
anggota polisi juga harus memiliki motivasi
yang baik dalam menjalankan tugasnya karena
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
168
motivasi dapat menjadi penggerak semangat
yang mempengaruhi kinerja individu.
Berdasarkan pengamatan penulis di
Kepolisian Ressort Pematangsiantar masih
ditemukan beberapa fenomena, diantaranya ; 1.
Kasus Narkoba yang semakin meningkat, 2.
Meningkatnya tindakan kriminal di
Pematangsiantar.Selain hal tersebut, polisi
(penegak hukum) masih menunjukkan
kelemahan dalam memberikan kritikan
terhadap sesama dan pada pimpinan, sulit
menerima kritikan atau teguran dari penegak
hukum yang lain dan teguran pimpinan,
ketidakpercayaan yang diberikan tugas oleh
pimpinan, pimpinan kurang membangun
kebersamaan apabila ada permasalahan yang
membutuhkan pemecahan bersama, polisi
merasakan bahwa pekerjaan mereka adalah
milik bersama, motivasi untuk pengembangan
diri masih rendah.
II. KAJIAN TEORITIS
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia
karangan Prof. DR. H. Edy Sutrisno, M.Si, suatu
organisasi dalam bidang sumber daya manusia
tentunya menginginkan agar setiap saat
memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya manusia hanya di
peroleh dari karyawan atau anggota organisasi
yang memenuhi ciri- ciri sebagai berikut:
1. Memiliki pengetahuan penuh tentang tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya.
2. Memiliki pengetahuan (knowledge) yang
diperlukan, terkait, dengan pelaksanaan
tugasnya secara penuh.
3. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang
harus dilakukannya karena mempunyai
keahlian/ keterampilan (skill) yang di perlukan.
4. Bersikap produktif, inovatif, kreatif, mau
bekerja sama dengan orang lain, dapat
dipercaya, loyal.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber- sumber daya lain nya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen terdiri dari 6 unsur yaitu : men,
money, methode, materials, machines dan
market. Unsur manusia (men) berkembang
menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang
disebut Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) yang merupakan terjemahan man
power management. Manajemen yang mengatur
adalah manajemen personalia.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
merupakan bagian dari manajemen
keorganisasian yang memfokuskan diri pada
unsur Sumber Daya Manusia (SDM).
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
mempunyai tugas untuk mengelola unsur
manusia secara baik agar di peroleh tenaga kerja
yang puas akan pekerjaannya. Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mampu menciptakan
bukan saja nilai komparatif tetapi juga nilai
kompetitif, generatif, inovatif, dengan
menggunakan energi tertinggi seperti
intelligence, creavity, imagination.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
merupakan bagian dari manajemen
keorganisasian yang memfokuskan diri pada
unsur sumber daya manusia. Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM) mempunyai
tugas untuk mengelola unsur manusia secara
baik agar di peroleh tenaga kerja yang puas akan
pekerjannya.
Menurut Singodimedjo (Febrisma, 2016)
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
adalah proses persiapan individu-individu
untuk memikul tanggungjawab yang berbeda
atau lebih tinggi didalam organisasi,
biasanya berkaitan dengan peningkatan
kemampuan intelektual untuk melaksanakan
pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan
sumber daya manusia adalah suatu usaha
untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau
jabatan. Karyawan merupakan aset utama
perusahaan yang menjadi perancana dan pelaku
aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka
mempunyai pikiran, perasaan, keinginan dan
status, latar belakang pendidikan, usia dan jenis
kelamin yang beragam yang di bawa dalam
organisasi. Karyawan yang cakap, mampu dan
terampil belum menjamin produktivitas kerja
yang baik kalau moral kerja dan kedisplinannya
rendah. Karyawan dapat bermanfaat dan
mendukung terwujudnya tujuan perusahaan jika
mereka berkeinginan untuk berprestasi.
Karyawan yang kurang mampu, kurang cakap,
tidak terampil mengakibatkan pekerjaan tidak
selesai tepat waktu. Kualitas dan kuantitas
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
169
karyawan harus sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, supaya efektif dan efisien untu
menunjang tercapainya tujuan. Penempatan
tenaga kerja harus tepat sesuai dengan
keterampilan yang di miliki karyawan.
Fungsi Manajemen
1) Perencanaan Merupakan kegiatan yang
memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja
agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara
efektif dan efisien dalam membantu tercapai
nya tujuan.
2) Pengoragnisasian Merupakan kegiatan
untuk mengatur karyawan dengan menetapkan
pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, integrasi, koordinasi dalam bentuk
organisasi. Organisasi hanya alat untuk
mencapai tujuan. Organisasi yang baik akan
membantu terwujud nya tujuan secara efektif.
3) Pengarahan dan pengadaan Pengarahan
adalah kegiatan memberi petunjuk kepada
pegawai, agar mau kerja sama dan bekerja
efektif serta efisien dalam membantu
tercapainya tujuan organisasi. Pengarahan
dilakukan oleh pimpinan yang akan
memberikan arahan kepada karyawan agar
mrngerjakan semua tugas dengan baik.
4) Pengadaan Proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi dan induksi untuk
mendapatkan pegawai yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Pengadaan yang baik
akan membantu terwujud nya tujuan.
5) Pengendalian Merupakan kegiatan
mengendalikan pegawai agar menaati peraturan
organisasi dan bekerja sesuai dengan kebijakan
perusahaan. Pengendalian pegawai meliputi:
kehadiran, kedisplinan, perilaku kerja sama,
menjaga situasi lingkungan pekerjaan. Bila
terjadi penyimpangan diadakan tindakan
perbaikan atau penyempurnaan.
6) Pengembangan Merupakan proses
peningkatan keterampilan teknis, teoritis,
konseptual dan moral pegawai melalui
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan
pelatihan yang di berikan harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan masa kini maupun yang
akan datang.
7) Kompensasi Merupakan pemberian balas
jasa langsung yang berupa uang ataupun barang
kepada pegawai sebagai imbalan jasa yang di
berikan kepada organisasi. Kompensasi harus
diberikan secara adil dan layak sesuai dengan
prestasi kerja karyawan.
8) Pengintegrasian Kegiatan untuk
mempersatukan kepentingan organisasi dan
kebutuhan pegawai, agar tercipta kerja sama
yang baik.
9) Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan atau
meningkatkan kondisi fisik, mental dan
loyalitas agar dapat bekerja dengan baik.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan
program kesejahteraan pegawai.
10) Kedisplinan Salah satu fungsi manajemen
sumber daya manusia yang penting dan kunci
untuk terwujud nya tujuan organisasi, tanpa ada
nya kedisplinan maka sulit untuk mewujudkan
tujuan yang di inginkan organisasi.
Motivasi
Motivasi berasal dari kata Latin yang berati
dorongan atau menggerakkan. motivasi di
gunakan untuk mengarahkan daya dan potensi
bawahan, agar mau bekerja sama secara
produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah di tentukan.
Dalam organisasi untuk mencapai tujuan,
peranan manusia sangat dibutuhkan. Untuk
menggerakkan manusia dalam mencapai tujuan
yang diinginkan organisasi, maka motivasi
dibutukan kepada setiap karyawan agar setiap
karyawan menentukan perilaku yang baik untuk
bekerja.
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu, faktor pendorongnya yaitu kebutuhan
dan keinginan tiap individu.
Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi
Menurut Rachmawati (Rahmayanti: 2014)
Motivasi merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi diri dalam mengarahkan dan
menggerakkan individu untuk menciptakan
tujuan tertentu.
Yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang
sangat ditentukan pada apa yang akan dicapai
orang yang bersangkutan dapat melalui
harapan karyawan antara lain:
1. Gaji yang sesuai, Gaji merupakan imbalan
yang diberikan kepada seseorang setelah
melakukan pekerjaan. Upah umumnya
berupa uang atau materi lainnya. Pegawai
yang diberikan gaji sesuai kerja yang dilakukan
atau sesuai harapan, membuat pegawai
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
170
bekerja secara baik dan bersungguh-
sungguh. Dengan demikian tujuan organisasi
sesuai dengan di harapkan.
2. Keamanan kerja yang terjamin, Pegawai
dalam bekerja membutuhkan konsentrasi dan
ketenangan jiwa dan dapat diwujudkan dalam
bentuk keamanan kerja. Jaminan keselamatan
kerja dan asuransi apabila kecelakaan sehingga
membuat pegawai dapat bekerja dengan
sepenuh hati.
3. Kehormatan dan pengakuan, Kehormatan
dan pengakuan terhadap pegawai dapat
diberikan dengan penghargaan atas jasa dan
pengabdian pegawai. Kehormatan dapat
berupa bonus atau cinderamata bagi pegawai
yang berprestasi. Sedangkan pengakuan dapat
diberikan dengan melakukan promosi jabatan.
4. Perlakuan yang adil, Adil bukan berarti
diberikan dengan jumlah sama bagi seluruh
pegawai. Perlakuan adil diwujudkan dengan
pemberian gaji, penghargaan dan promosi
jabatan sesuai dengan prestasi kerja. Bagi
pegawai yang berprestasi dipromosikan
jabatan yang lebih tinggi, sedangkan
pegawai yang kurang berprestasi
diberimotivasi untuk berprestasi sehingga suatu
saat memperoleh promosi jabatan.
5. Pimpinan yang cakap, jujur dan berwibawa,
Pimpinan merupakan orang yang menjadi motor
penggerak bagi perjalanan roda sebuah
organisasi. Pimpinan yang memiliki
kemampuan memimpin membuat pegawai
segan dan hormat. Pimpinan juga dituntut jujur
sehingga pimpinan dijadikan contoh yang baik
bagi pegawainya.
6. Suasana kerja yang menarik, Hubungan
harmonis antara pimpinan dan pegawai atau
hubungan vertikal membuat suasana kerja
baik. Selain itu hubungan harmonis diharapkan
juga tercipta antar sesama pegawai,
sehingga suasana kerja tidak membosankan
yang tentunya ditunjang dengan fasilitas yang
memadai.
7. Jabatan yang menarik, Jabatan merupakan
salah satu kedudukan yang diharapkan pegawai.
Promosi jabatan yang berjenjang baik dengan
berpedoman pada prestasi kerja serta masa
kerja membuat pegawai menduduki jabatan
dengan jenjang teratur. Berdasarkan penjelasan
diatas penulis menyimpulkan motivasi kerja
dapat berasal dari upah gaji yang sesuai,
kehormatan dan pengakuan, perlakuan yang
adil dan suasana kerja yang menarik.
a. Faktor Internal
1) Keinginan Untuk Dapat Hidup, Keinginan
untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap
manusia yang hidup. Keinginan untuk dapat
hidup meliputi kebutuhan yaitu: Memperoleh
kompensasi yang memadai, pekerjaan yang
tetap walaupun penghasilan tidak begitu
memadai, Kondisi kerja yang aman dan
nyaman.
2) Keinginan untuk dapat memiliki, Keinginan
yang dapat mendorong seseorang untuk
melakukan pekerjaan. Keinginan untuk
memperoleh penghargaan Seseorang yang
bekerja disebabkan adanya keinginan untuk
diakui, dihormati oleh orang lain. Untuk
memperoleh status sosial, kehormatan, nama
baik, status diakui maka seseorang tersebut
harus bekerja lebih keras agar kemampuannya
diakui.
3) Keinginan untuk memperoleh pengakuan,
Keinginan untuk memperoleh pengakuan
meliputi hal-hal berikut:
a) Adanya penghargaan terhadap prestasi.
b) Adanya hubungan kerja yang harmonis
dan kompak. c) Pimpinan yang adil dan
bijaksana.
d) Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh
masyarakat.
4) Keinginan untuk berkuasa.
Keinginan untuk memiliki posisi yang penting
didalam sebuah organisasi. Karyawan akan
merasa puas apabila dalam pekerjaan
terdapat:
a) Hak otonomi.
b) Variasi dalam melakukan pekerjaan.
c) Kesempatan untuk memberikan
sumbangan pemikiran.
d) Kesempatan memperoleh umpan balik
tentang hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
b. Faktor Eksternal
1) Kondisi lingkungan kerja, Lingkungan
pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan
prasarana kerja yang ada disekitar karyawan
yang sedang melakukan pekerjaan yang
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
Lingkungan kerja meliputi tempat bekerja,
fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan,
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
171
pencahayaan, ketenangan, hubungan orang-
orang yang ada didalam organisasi.
2) Kompensasi yang memadai, Kompensasi
merupakan sumber penghasilan utama bagi para
karyawan atas usaha yang dia lakukan untuk
organisasi. Kompensasi yang memadai
merupakan alat motivasi yang paling ampuh
bagi perusahaan untuk mendorong para
karyawan bekerja dengan giat.
3) Supervisi yang baik, Fungsi supervisi adalah
memberikan penghargaan, membimbing kerja
para karyawan agar dapat melaksanakan kerja
dengan baik tanpa membuat kesalahan. Posisi
supervisi dengan karyawannya akan
menciptakan situasi kerja yang nyaman
dan dapat meningkatkan semangat kerja.
4) Adanya jaminan pekerjaan, Seseorang yang
bekerja untuk sebuah organisasi karena
karyawan tersebut mendapatkan jaminan
karier yang jelas dan mendapatkan jaminan
sampai mereka tua. Organisasi juga
memberikan jaminan karier masa depan
karyawan dengan memberikan promosi jabatan,
pangkat, jaminan pemberian kesempatan.
5) Status dan tanggung jawab, Setiap karyawan
menginginkan status dan jabatan yang
diinginkan, dipercaya oleh organisasi, diberi
tanggung jawab, wewenang dalam melakukan
kegiatan didalam organisasi.
6) Peraturan yang fleksibel, Suatu organsasi
akan menetapkan sistem dan prosedur kerja
yang harus dipatuhi oleh karyawan. Prosedur
bersifat mengatur dan melindungi para
karyawan.
Indikator Motivasi
Indikator motivasi adalah:
1. Penghargaan yang di berikan organisasi
2. Hubungan sosial dengan karyawan
3. Pengembangan dan peningkatan karier
yang diberikan perusahaan
4. Promosi jabatan.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan yang menggunakan statistik sebagai alat
pengolahan datanya. Penelitian ini menggunaka
data primer dan sekunder.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh kepolisian
yang ada di Polres Pematangsiantar yang
berjumlah 475 orang. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (dapat mewakili populasi).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik probability sampling yaitu
proportionate stratified random sampling
dengan menggunakan rumus Slovin
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang menjadi alat ukur
dalam penelitian ini adalah kuisioner.
Kuisioner disusun berdasarkan beberapa
indikator, yaitu: penghargaan, hubungan sosial
dengan karyawan, pengembangan dan
peningkatan karir, promosi jabatan, kemampuan
melaksanakan tugas tepat waktu, kualitas dan
kuantitas kerja, tanggung jawab. Dalam
instrumen penelitian, peneliti juga melakukan
uji validitas dan reliabilitas.
a. Validitas : Validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan
oleh peneliti. Valid tidaknya instrumen
ditentukan dengan cara mengkonsultasikan
hasil perhitungan korelasi dengan r pada taraf
kepercayaan 5%. Apabila rhitung lebih besar
dari rtabel, maka instrumen dinyatakan valid
dan layak digunakan.
b. Reliabilitas : Reliabilitas adalah
konsistensi skor, dan stabilitas data dari
instrument penelitian. Apabila koefisien
Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,6 maka dapat
dikatakan instrumen tersebut reliabel.
IV. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data adalah mengelompokkan data
berdasarkan variabel, mentabulasi data
berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan.
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik yang digunakan oleh penulis
adalah Uji Normalitas. Uji Normalitas
digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat distribusi normal antara
variabel bebas dan variabel terikat.
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
172
a) Uji Normalitas Data
Normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, dependen variabel dan
independent variabel keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Model regresi
yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal (Imam Ghozali,
2006).
Dalam uji normalitas peneliti menggunakan
kolmogorov-smirnov dengan nilai
signifikannya harus lebih besar dari 0,05 maka
data tersebut dapat dikatakan normal, apabila
nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05 maka
data tersebut tidak normal.
Uji Regresi Linear
Analisis regresi linier sederhana adalah
hubungan secara linear antara satu variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel
dependen apakah positif atau negatif.
Y’ = a + bX Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang
diprediksikan) X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan
ataupun penurunan)
Uji Hipotesis (t)
Untuk mengetahui pengaruh tingkat signifikan
secara parsial antara variabel bebas dengan
variabel terikat dengan menggunakan SPSS,
pada taraf signifikan sebesar α= 5 %.
Selanjutnya diambil keputusan, yaitu :
1) Jika nilai signifikansi pengujian > 0,05
(α=5%), tidak ada pengaruh secara parsial,
maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga
hipotesis yang dirumuskan tidak terbukti
kebenarannya
2) Jika nilai signifikansi pengujian < 0,05
(α=5%), ada pengaruh secara parsial, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis
yang dirumuskan terbukti kebenarannya.
Penjelasan:
a. Ha, ada pengaruh motivasi terhadap kinerja
kepolisian di Polres Pematangsiantar.
b. Ho, tidak ada pengaruh motivasi terhadap
kinerja kepolisian di Polres Pematangsiantar.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Kantor
Kepolisian Kota Pematangsiantar yang
keseluruhan populasinya berjumlah 83 orang.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui
penyebaran kuesioner penelitian secara
langsung kepada responden yang bekerja pada
Kota Pematangsiantar dan masih aktif sampai
sekarang. Kuesioner diberikan pada saat
karyawan hendak pulang (setelah bekerja) dan
pengembaliannya dilakukan pada hari
berikutnya. Kuisioner yang disebarkan
berjumlah 83 kuesioner dan jumlah kuesioner
yang kembali adalah sebanyak 83 kuesioner
atau 100%.
Deskripsi Responden
Adapun deskripsi responden dalam penelitian
ini kami dapatkan dari hasil kuesioner yang
kami sebarkan. Gambaran mengenai
responden yang akan kami jabarkan terbagi atas
dua bagian, yaitu deskripsi responden menurut
jenis kelamin, menurut usia.
Adapun deskripsi tersebut dapat kita lihat
pada table-tabel berikut ini :
a. Menurut Jenis Kelamin
Menurut kuisioner yang disebarkan peneliti
berikut adalah data jenis kelamin yang
diperoleh peneliti:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Sumber : Data primer
yang diolah sendiri
76% responden didominasi oleh jenis kelamin
laki-laki, dan sisanya sebesar 20 responden
atau 24% responden berjenis kelamin
perempuan. Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan dengan menggunakan perhitungan
manual menunjukkan bahwa mayoritas
responden didominasi oleh jenis laki-laki.
b. Responden Menurut Usia
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
Laki-Laki
Perempuan
63
20
76%
24%
Jumlah 83 100%
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
173
Usia seorang karyawan sangat menentukan
kinerja secara keseluruhan. Karyawan dengan
usia yang relatif masih muda akan mampunyai
kemampuan fisik yang lebih baik dari pada
karyawan yang lebih tua. Akan tetapi seorang
karyawan yang sudah berusia lebih tua akan
mempunyai pengalaman yang tidak dimiliki
oleh karyawan yang masih berusia muda.
Oleh karena itu akan lebih baik apabila instansi
menggabungkan atau memadukan karyawan
berusia tua dengan usia muda. Data
mengenai responden menurut umur dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.2
Usia Responden
Sumber : Data primer yang diolah sendiri
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian
besar polisi Kota Pematangsiantar yang menjadi
responden paling banyak dalam penelitian ini
adalah berusia berkisar 39-49 tahun yaitu
sebanyak 34 responden atau 41%, polisi yang
berusia berkisar 28-38 tahun sebanyak 25
responden atau 30%, polisi yang berusia
dibawah >50 tahun sebanyak 14 responden atau
17%, dan yang paling sedikit jumlahnya adalah
polisi yang berusia berkisar 17-27 tahun yaitu
sebanyak 10 responden atau 12%.
Uji Validitas Data
Validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada obyek penelitian dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Valid
tidaknya instrumen ditentukan dengan cara
mengkonsultasikan hasil perhitungan korelasi
dengan r pada taraf kepercayaan 5%. Apabila
rhitung lebih besar dari rtabel, maka instrumen
dinyatakan valid dan layak digunakan. Uji
validitas digunakan untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu kuisioner. Pengujian validitas
menggunakan bantuan software SPSS versi 22.
Tingkat kevalidan instrumen diketahui
melalui uji validitas dengan menggunakan
program SPSS yang dilakukan terhadap
kuesioner dengan 5 butir pertanyaan melalui
sampel uji coba validitas instrumen sebanyak 83
orang. Nilai r tabel dengan taraf kepercayaan
5% yaitu sebesar 0,213.
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Kerja
Sumber : Data primer yang diolah SPSS Versi
22
Berdasarkan hasil uji coba kuesioner pada 83
responden terhadap tiap instrumen variabel
diperoleh hasil dari penghitungan SPSS
menyatakan bahwa MT1 rhitung(0,611) >
rtabel(0,213) MT2 rhitung(0,714) >
rtabel(0,213) MT3 rhitung(0,702) >
rtabel(0,213) MT4 rhitung(0,636) >
rtabel(0,213) MT5 rhitung(0,579) >
rtabel(0,213) Sesuai dengan ketentuan uji
validitas data memilki ketentuan agar
instrument tersebut dikatakan valid. Valid
tidaknya suatu instrument ditentukan apabila
rhitung > dari rtabel. Untuk itu instrument yang
diteliti harus lebih besar dari rtabel. Dalam hal
ini peneliti meneliti instrument dengan
variabel X motivasi kerja. Validitas
yang didapat dari variabel motivasi
dikatakan valid karena rhitung>rtabel
sesuai dengan ketentuan validitas.
Validitas Motivasi kerja yang didapat
peneliti dari hasil penyebaran kuisioner
sebanyak 83 dan kuisioner tersebut
kembali 100% kepada peneliti.
Dalam hal ini semua intrument dapat dikatakan
valid.
No Rhitung Rtabel Keterangan
MT1 0,611 0,213 Valid
MT2 0,714 0,213 Valid
MT3 0,702 0,213 Valid
MT4 0,636 0,213 Valid
MT5 0,579 0,213 Valid Usia Jumlah Presentase
17-27 Tahun
28-38 Tahun
39-49 Tahun
>50tahun
10
25
34
14
12%
30%
41%
17%
Jumlah 83 100%
Pernyataan Cronbach’s
Alpha if Item
Deeleted
Cronbach
Alpha
Keterangan
Reliabel
MT1 0,731 0.6 Reliabel
MT2 0,717 0.6 Reliabel
MT3 0,712 0.6 Reliabel
MT4 0,726 0.6 Reliabel
MT5 0,740 0.6 Reliabel
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
174
Tabel
Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja
Kepolisian
No Rhitung Rtabel Keterangan
KP1 0,712 0,213 Valid
KP2 0,639 0,213 Valid
KP3 0,726 0,213 Valid
KP4 0,679 0,213 Valid
KP5 0,780 0,213 Valid
Sumber : Data primer yang diolah SPSS Versi
22
Berdasarkan hasil uji coba kuesioner pada 83
responden terhadap tiap instrumen variabel
diperoleh hasil dari penghitungan SPSS
menyatakan bahwa KP1 rhitung(0,712) >
rtabel(0,213) KP2 rhitung(0,639) >
rtabel(0,213) KP3 rhitung(0,726) >
rtabel(0,213) KP4 rhitung(0,679) >
rtabel(0,213) KP5 rhitung(0,780) >
rtabel(0,213). Sesuai dengan ketentuan uji
validitas data memilki ketentuan agar
instrument tersebut dikatakan valid. Valid
tidaknya suatu instrument ditentukan apabila
rhitung > dari rtabel. Untuk itu instrument yang
diteliti harus lebih besar dari rtabel. Dalam hal
ini peneliti meneliti instrument dengan variabel
Y Kinerja Polisi. Validitas yang didapat dari
variabel motivasi dikatakan valid karena
rhitung>rtabel sesuai dengan ketentuan
validitas. Untuk variabel Y Kinerja Polisi dapat
dikatakan valid. Dengan validnya instrument
tersebut maka penelitian ini bisa dilanjutkan.
Uji Reliabilitas
Tabel
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Kerja
Sumber : Data primer yang diolah SPSS Versi
22
Dalam tabel diatas menyatakan bahwa:
MT1(0,731) > Cronbach Alpha(0,6)
MT2(0,717) > Cronbach Alpha(0,6)
MT3(0,712) > Cronbach Alpha(0,6)
MT4(0,726) > Cronbach Alpha(0,6)
MT5(0,740) > Cronbach Alpha(0,6) Dalam
instrument tersebut dapat dikatakan reliabel
apabila koefisien Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,6
maka dapat dikatakan instrumen tersebut
reliabel.
Dalam tabel diatas menyatakan bahwa:
KP1(0,747) > Cronbach Alpha(0,6).
KP2(0,760) > Cronbach Alpha(0,6) KP3
(0,733) > Cronbach Alpha(0,6) KP4 (0,754) >
Cronbach Alpha(0,6) KP5 (0,732) > Cronbach
Alpha(0,6) Dalam instrument tersebut dapat
dikatakan reliabel apabila koefisien Cronbach
Alpha (r11) ≥ 0,6 maka dapat dikatakan
instrumen tersebut reliabel. Reliabilitas adalah
keakuratan dan ketepatan dari suatu alat ukur
dalam suatu prosedur pengukuran. Reliabilitas
berasal dari kata reliability yang terdiri dari kata
rely dan ability, artinya sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. reliabilitas adalah
suatu tes seberapa besar derajat tes mengukur
secara konsisten sasaran yang diukur.
Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka,
biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi
berarti reliabilitas tinggi. Suatu tes dapat
dikatakan reliabel jika tes tersebut menunjukkan
hasil yang dapat dipercaya. Penelitian yang
dilakukan peneliti menggunakan SPSS Versi 22
didapat hasil bahwa intrument penelitian baik
motivasi kerja (X) dan kinerja polisi (Y)
merupakan hasil yang reliabel karena telah
memenuhi ketentuan yaitu Cronbach Alpha
(r11) ≥ 0,6 untuk itu dalam hal ini reliabilitas
telah memenuhi ketentuan.
Uji Normalitas Data
Dalam uji normalitas yang menggunakan
kolmogorov-smirnov nilai signifikannya harus
lebih besar dari 0,05 maka data tersebut dapat
dikatakan normal, apabila nilai signifikannya
lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak
normal.
Dalam tabel diatas nilai signifikan data sebesar
0,20 maka data tersebut dapat dikatakan
berdistribusi normal karena nilainya
signifikannya lebih besar dari 0,05. Dalam uji
normalitas data peneliti menggunakan SPSS
Versi 22 dalam mendapatkan hasil uji
normalitas dengan menggunakan data kuisioner
yang telah disebar oleh peneliti ditempat
penelitian.
Deeleted
KP1 0,747 0.6 Reliabel
KP2 0,760 0.6 Reliabel
KP3 0,733 0.6 Reliabel
KP4 0,754 0.6 Reliabel
KP5 0,732 0.6 Reliabel
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
175
Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Koefisien determinasi mengukur seberapa besar
hubungan variabel Motivasi secara keseluruhan
terhadap nilai variabel Kinerja. Hubungan yang
diberikan sebesar 57,8% Hasil tabel Model
Summary menunjukkan bahwa R Square
sebesar 0,578 yang artinya Motivasi dapat
dijelaskan oleh variabel Kinerja sebesar 57,8%
dan selebihnya dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
Koefisien determinasi mengukur seberapa besar
hubungan variabel Motivasi secara keseluruhan
terhadap nilai variabel Kinerja. Hubungan yang
diberikan sebesar 57,8%. Hasil tabel Summary
menunjukkan bahwa R Square sebesar 0,578
yang artinya Kinerja dapat dijelaskan oleh
variabel Motivasi sebesar 57,8% dan 41,7%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Karyawan yang memiliki motivasi kerja yang
tinggi maka mereka akan memiliki keinginan
untuk meningkatkan kinerja mereka. Semakin
tinggi bentuk motivasi yang diberikan maka
semakin tinggi pula tingkat prestasi yang ada.
Uji Signifikan Hipotesis (t)
Untuk mengetahui pengaruh tingkat
signifikan secara parsial antara variabel bebas
dengan variabel terikat dengan menggunakan
SPSS, pada taraf signifikan sebesar α= 5 %.
Selanjutnya diambil keputusan, yaitu :
1. Jika nilai signifikansi pengujian > 0,05
(α=5%), tidak ada pengaruh secara parsial,
maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga
hipotesis yang dirumuskan tidak terbukti
kebenarannya
2. Jika nilai signifikansi pengujian < 0,05
(α=5%), ada pengaruh secara parsial, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis
yang dirumuskan terbukti kebenarannya.
Penjelasan:
a. Ha, ada pengaruh motivasi terhadap kinerja
kepolisian di Polres Pematangsiantar.
b. Ho, tidak ada pengaruh motivasi terhadap
kinerja kepolisian di Polres Pematangsiantar.
Dari Coefficients di atas nilai t hitung untuk
variabel Motivasi adalah 10,640 sementara
nilai t tabel (dilihat pada uji dua arah pada
kolom 0,05 atau tarap 5%) terdapat nilai 1,989
yang artinya nilai t hitung variabel Motivasi
lebih besar dari nilai t tabel 10,640 > 1,989 dan
nilai ‘Sig’ motivasi adalah 0,000 yang artinya
variabel motivasi memiliki nilai ‘Sig’ < 0,05,
maka disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang positif signifikan antara Motivasi (X)
terhadap Kinerja (Y), dengan demikian Ha
diterima.
Persamaan regresinya sebagai berikut:
Y’ = a + bX
Y’ = 5,514 + 0,802 X
Angka-angka ini dapat diartikan sebagai
berikut:
a. Konstanta sebesar 5,514; artinya jika
Motivasi kerja (X) nilainya adalah 0, maka
Kinerja Polisi (Y) nilainya positif yaitu sebesar
5,514.
b. Koefisien regresi variabel Motivasi Kerja
(X) sebesar 0,802; artinya jika motivasi kerja
mengalami penigkatan, maka Kinerja Polisi (Y)
akan mengalami peningkatan sebesar 0,802.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi
hubungan positif antara motivasi kerja dengan
kinerja polisi, semakin meningkat motivasi
kerja maka semakin meningkatkan kinerja
polisi. Untuk menggerakkan manusia dalam
mencapai tujuan yang diinginkan organisasi,
maka motivasi dibutukan kepada setiap
karyawan agar setiap karyawan menentukan
perilaku yang baik untuk bekerja. Karyawan
yang memiliki motivasi kerja yang tinggi maka
mereka akan memiliki keinginan untuk
meningkatkan kinerja mereka. Semakin tinggi
bentuk motivasi yang diberikan maka semakin
tinggi pula tingkat prestasi yang ada. Berikut
indikator motivasi yang digunakan peneliti
yaitu: Penghargaan yang di berikan organisasi,
Hubungan sosial antara karyawan,
Pengembangan dan peningkatan karir yang
ditawarkan perusahaan,Promosi jabatan.
Motivasi dapat dikatakan sebagai bentuk
dorongan, dorongan tersebut bertujuan untuk
memberikan semangat yang dapat
meningkatkan suatu kinerja seseorang, sehingga
untuk kedepannya dapat memiliki tingkat
kinerja yang tinggi dan dapat membawa
perusahaan atau organisasi pada suatu tujuan
yang baik. Organisasi dapat meningkatkan
kinerja kepolisian jika organisasi memberikan
pelatihan kerja untuk menunjang karir
anggota polisi dan mengembangkan
kemampuan dalam meningkatkan kinerja
kepolisian. Motivasi adalah suatu keahlian
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
176
dalam mengarahkan karyawan dan organisasi
agar mau bekerja secara hasil sehingga
keinginan para karyawan dan tujuan organisasi
sekaligus tercapai.
Anggota motivasi akan termotivasi apabila
anggota polisi mendapatkan penghargaan atau
reward atas hasil kerja yang diperoleh anggota
polisi. Keinginan untuk memperoleh
penghargaan. Seseorang yang bekerja
disebabkan adanya keinginan untuk diakui,
dihormati oleh orang lain, untuk memperoleh
status sosial, kehormatan, nama baik, status
diakui keinginan untuk dapat Memperoleh
kompensasi, kondisi kerja yang aman dan
nyaman.
Keinginan untuk memperoleh pengakuan
adalah Adanya penghargaan terhadap prestasi,
Adanya hubungan kerja yang harmonis dan
kompak. g) Pimpinan yang adil dan
bijaksana, Perusahaan tempat bekerja dihargai
oleh masyarakat. Kompensasi yang memadai
merupakan sumber penghasilan utama bagi para
karyawan atas usaha yang dia lakukan untuk
organisasi. Kompensasi yang memadai
merupakan alat motivasi yang paling ampuh
bagi perusahaan untuk mendorong para
karyawan bekerja dengan giat. Adanya jaminan
pekerjaan angggota polisi yang bekerja untuk
sebuah organisasi karena karyawan tersebut
mendapatkan jaminan karier yang jelas dan
mendapatkan jaminan sampai mereka tua.
Organisasi juga memberikan jaminan karier
masa depan karyawan dengan memberikan
promosi jabatan, pangkat, jaminan pemberian
kesempatan. Status dan tanggung jawab Setiap
karyawan menginginkan status dan jabatan
yang diinginkan, dipercaya oleh organisasi,
diberi tanggung jawab, wewenang dalam
melakukan kegiatan didalam organisasi. Untuk
itu semakin baik motivasi yang diberikan
pimpinan ataupun organisasi maka akan
semakin baik juga kinerja anggota kepolisian
dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan dan
jaminan kerja, kompensasi, insetif anggota
polisi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pada bab 4 sebelumnya maka dapat
disimpulkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positf dan signifikan
antara Motivasi terhadap Disiplin Kinerja
Polisi di Polres Pematangsiantar. Dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.000.
2. Motivasi memiliki hubungan sebesar 58,3%
terhadap kinerja kepolisian dilihat dari
persentasi nilai koefisien determinasi, 41,7%
berpengaruh terhadap faktor lain yang tidak
diteliti.
3. Dalam instrument validitas data pada bab
sebelumnya data yang dihasilkan valid karena
rhitung lebih besar dari rtabel.
4. Dalam instrument realibilitas pada bab
sebelumnya dapat dikatakan reliabel apabila
koefisien Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,6, dalam
instrument reliabilitas pada pembahasan
Cronbach Alpha (r11) ≥ 0,6 maka dapat
dikatakan instrumen tersebut reliabel.
Saran
Adapun saran yang diberikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Pimpinan perlu meningkatkan motivasi kerja
kepolisian agar dapat lebih meningkatkan
kinerjanya, agar lebih banyak mengurangi
kejahatan dan memberikan keamanan bagi
masyarakat.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Disarankan untuk penelitian berikutnya dapat
melakukan penelitian yang bersifat meluas dan
mendalam seperti mempertimbangkan variabel
lain yang turut menjadi penjelas kinerja kerja
karyawan seperti kepuasan kerja, kondisi kerja.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aisyah Merisa Fajar, Dkk. 2017. Kualitas
Sumber Daya Manusia, Profesionalisme
Kerja, Dan Komitmen Sebagai Faktor
Pendukung Peningkatan Kinerja
Karyawan Pdam Kabupaten Jember. E-
Journalekonomi Bisnis Dan Akuntans:
Jember.
[2] Astutu Hera Dzaki, Dkk. 2015. Pengaruh
Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan (Studi Kasus Pada Pt. Chitose
Internasional Tbk.) E- Proceeding Of
Management: Bandung.
[3] Dipang Ludfia. 2013. Pengembangan
Sumber Daya Manusia Dalam
Peningkatan Kinerja Karyawan Pada
Pt. Hasjrat Abadi Manado. Jurnal Emba:
Manado.
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443
177
[4] Findarti Febrisma. 2016. Pengaruh
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
Kalimantan Timur. Ejournal Ilmu
Administrasi Bisnis: Kalimantan Timur.
[5] Hanatoko Destu Aji. 2017. Analisis
Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Karyawan.
Diponegoro Journal Of Management:
Semarang.
[6] Hasibuan, H. Malayu. 2016. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Pt. Bumiksara:
Jakarta.
[7] Lutfhi Isya Ridwan, Dkk. 2014.
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis
(Jab): Malang.
[8] Prasetio Rizal Dwi, Dkk. 2016. Pengaruh
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt
Semen Padang Biro Pekerjaan Umum.
E-Proceeding Of Management: Bandung.
[9] Rahmawati. 2014. Pengaruh Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Cv. Putra Kaltim Samarinda. Ejournal
Ilmu Administrasi Bisnis: Samarinda.
[10] Sutrisno, H. Edy, 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Kencana:
Jakarta
E-ISSN: 2621-4695
Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 1 Juni 2019 ISSN: 2620-7443