modul pengantar akuntansi ii kelompok 2

Upload: faiza

Post on 02-Mar-2018

286 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    1/63

    0

    MODUL

    PENGANTAR AKUNTANSI 2

    Disusun oleh

    Kelompok 2

    Faizaturruhaniah (1510421141)

    Della norita febriananda (1510421160)

    Adim firmansyah (1510421128)

    Yunita putri widiawati (1510421156)

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

    FAKULTAS EKONOMI

    2016

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    2/63

    1

    KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami

    dapat menyelesaikan modul pengantar akuntansi ini dengan tepat waktu. Untuk

    itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak

    yang telah membantu kami dalam pembuatan modul ini.

    Semoga modul pengantar akuntansi ini dapat memberikan wawasan yanglebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para

    mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember. Kami menyadari bahwa dalam

    penyusunan modul ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan,

    ataupun dalam segi penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan

    saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen pembimbing mata kuliah

    guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di

    masa yang akan datang.

    Jember, 24 April 2016

    Penulis

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    3/63

    2

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ................................................................................ 1

    DAFTAR ISI ............................................................................................. 2

    BAB 1 : PPE ............................................................................................ 3

    BAB 2 : Leasing ....................................................................................... 13

    BAB 3 : Kewajiban jangka panjang .......................................................... 23

    BAB 4 : Debt and equity investment......................................................... 33

    BAB 5 : Accounting and reporting ............................................................ 43

    BAB 6 : Retained earning ........................................................................ 53

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    4/63

    3

    BAB I

    PPE (PROPERTI,PLAN,EQUIPMENT)

    A. ASET TETAP BERWUJUD

    PPE / Aset tetap adalah sumber daya yang memiliki empat karakteristik

    yaitu : (1) berwujud atau memiliki wujud (bentuk atau ukuran tertentu), (2)

    digunakan dalam operasi perusahaan, (3) mempunyai masa manfaat jangka

    panjang, dan (4) tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan. Aset semacam ini

    biasanya memiliki masa pemakaian yang lama dan diharapkan dapat memberi

    manfaat pada perusahaan selama bertahun tahun. Manfaat yang diberikan

    aset tetap umumnya semakin lama semakin menurun, kecuali manfaat yang

    diberikan oleh tanah.

    PENGGOLONGAN ASET TETAP

    1. Tanah, meliputi tanah yang digunakan sebagai tempat berdirimya gedung

    gedung perusahaan dan fasilitas perusahaan lainnya.

    2. Perbaikan tanah, seperti jalan jalan diseputar lokasi perusahaan yang

    dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.

    3. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin mesin,

    kendaraan dan mebel.

    PENENTUAN BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP

    Biaya perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk

    mendapatkan aset dan pengeluaran pengeluaran lain hingga aset siap untuk

    dipakai.

    a. Tanah

    Biaya perolehan tanah meliputi (1) harga beli tunai tanah, (2) biaya balik

    nama, (3) komisi perantara, (4) pajak atau pungutan lain yang harus dibayar

    pembeli.

    b. Gedung

    Gedung adalah fasilitas bangunan yang digunakan dalam operasi

    perusahaan.

    c. Peralatan

    Peralatan meliputi semua peralatan yang digunakan dalam operasi

    perusahaan, seperti mesin pabrik, peralatan kantor, kendaraan dsb. Biaya

    perolehan peralatan terdiri dari harga beli tunai, biaya pengangkutan, dan

    biaya asuransi selama dalam pengangkutan yang dibayar oleh pembeli.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    5/63

    4

    MASALAH KHUSUS DALAM PENENTUAN BIAYA PEROLEHAN

    a. Pembelian dengan menggunakan wesel berbungaDalam pembelian aset tetap kadang kadang perusahaan membayaranya

    dengan menggunakan wesel berbunga. Biasanya pembeli diwajibkan

    membayar uang muka dan sisanya dibayar menggunakan wesel ditambah

    bunga.sebagai contoh, CV serayu membeli peralatan dengan harga Rp

    10.000.000, untuk itu CV serayu memberikan uang muka sebesar Rp

    2.000.000 dan sisanya dibayar dengan wesel sebesar Rp 8.000.000, jangka

    waktu 1 tahun dengan bunga 10%. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian

    ini sebagai berikut :

    Peralatan pabrik Rp10.000.000 -Kas - Rp2.000.000

    Utang wesel - Rp8.000.000

    Jurnal pada saat jatuh tempo wesel :

    Utang wesel Rp 8.000.000 -

    Beban bunga wesel Rp 800.000 -

    Kas - Rp 8.800.000

    b. Pembelian dalam satu paket

    Pembelian dalam satu paket terjadi bila beberapa jenis aktiva dibeli secara

    bersama dalam satu transaksi.

    c. Perolehan dengan membangun sendiri

    Perolehan dengan membangun sendiri terjadi apabila perusahaan

    membangun sendiri aset yang diperlukannya tanpa meminta bantuan pada

    pihak luar.

    DEPRESIASI

    Depresiasi adalah proses pengalokasian biaya perolehan aset tetap menjadi

    beban selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematik.

    Faktorfaktor dalam penghitungan depresiasi :

    1. Biaya perolehan, yaitu biaya yang dikeluarkan ketika membeli suatu aset.

    Sesuai dengan prinsip akuntansi, aset tetap dicatat sebesar biaya

    perolehannya.

    2. Masa manfaat, adalah jangka waktu pemakaian aset yang diharapkan oleh

    perusahaan.

    3. Nilai residu, yaitu taksiran nilai tunai aset pada akhir masa manfaataset

    tersebut.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    6/63

    5

    Metodametoda depresiasi:

    Agar metode metode depresiasi berikut dapat diperbandingkan, maka dalamuraian berikut dijelaskan menggunakan data sebuah truk yang dibeli oleh

    PT.Bromo pada tanggal 1 januari 2011 :

    Biaya perolehan truk Rp 130.000.000

    Taksiran nilai residu Rp 10.000.000

    Taksiran masa manfaat 5 tahun

    Taksiran satuan hasil 100.000 km

    a) Metoda garis lurus

    Dalam metoda garis lurus, beban depresiasi periodik sepanjang masa

    pemakaian aset adalah sama besarnya.

    Rumus perhitungan :

    Biaya perolehan Nilai residu = Biaya perolehan depresiasi

    Rp 130.000.000Rp 10.000.000 = Rp 120.000.000

    Biaya perolehan : masa manfaat = beban depresiasi per tahun

    Didepresiasi (dalam tahun)

    Rp 120.000.000 : 5 = Rp 24.000.000

    TABEL DEPRESIASI METODA GARIS LURUS

    Perhitungan Beban Akhir tahun

    Thn Biaya perolehan Tarif Depresiasi AkumulasiDidepresiasi x Depresiasi = per tahun Depresiasi Nilai buku

    2011

    2012

    2013

    2014

    2015

    120.000.000

    120.000.000

    120.000.000

    120.000.000

    120.000.000

    20%

    20%

    20%

    20%

    20%

    24.000.000

    24.000.000

    24.000.000

    24.000.000

    24.000.000

    24.000.000

    48.000.000

    72.000.000

    96.000.000

    120.000.000

    106.000.000

    82.000.000

    58.000.000

    34.000.000

    10.000.000Nilai buku : Biaya perolehanAkumulasi depresiasi

    Rp 130.000.000Rp 24.000.000 = Rp 106.000.000

    b) Metoda saldo menurun

    Pada metoda saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin

    menurun. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan

    pada nilai buku.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    7/63

    6

    Rumus metoda saldo menurun :

    Nilai buku awal tahun x tarif saldo menurun = beban depresiasi setahun

    Rp 130.000.000 x 40 % = Rp 52.000.000

    TABEL DEPRESIASI METODA GARIS LURUS

    Perhitungan Beban Akhir tahun

    Thn Biaya perolehan Tarif Depresiasi AkumulasiDidepresiasi x Depresiasi = per tahun Depresiasi Nilai buku

    2011

    2012

    2013

    2014

    2015

    130.000.000

    78.000.000

    46.800.000

    28.080.000

    16.850.000

    40%

    40%

    40%

    40%

    40%

    52.000.000

    31.200.000

    18.720.000

    11.230.000

    6.650.000

    52.000.000

    83.200.000

    101.920.000

    113.150.000

    120.000.000

    78.000.000

    46.000.000

    26.080.000

    16.850.000

    10.000.000

    Nilai buku akhir tahun = nilai buku akhir tahunakumulasi depresiasi

    Hasil perkalian 40% Rp16.850.000=Rp6.740.000 dibulatkan keatas menjadi

    Rp 6.850.000 supaya nilai buku menjadi sama dengan nilai residu (Rp 10.000.000)

    c) Metoda satuan hasil

    Dalam metoda satuan hasil, masa manfaat tidak dinyatakan dalam satuan waktu,melainkan dalam satuan hasil produksi atau pemakaian yang diharapkan dari

    asset.

    Rumus metoda satuan hasil :

    Beban perolehan : Tarif satuan = Beban depresiasi

    Di depresiasi hasil persatuan hasil

    Rp 120.000.000 : 100.000 km = Rp 1.200

    Beban depresiasi X Hasil depresiasi tahun = Beban depresiasi tahunpersatuan hasil yang bersangkutan yang bersangkutan

    Rp 1.200 X 15.000 = Rp 18.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    8/63

    7

    TABEL DEPRESIASI

    METODA SATUAN HASILPerhitungan Beban Akhir tahun

    Thn Satuan Depresiasi Depresiasi Akumulasi

    Hasil produksi x per tahun Per tahun Depresiasi Nilai buku

    2011

    2012

    2013

    2014

    2015

    15.000

    30.000

    20.000

    25.000

    10.000

    Rp 1.200

    Rp 1.200

    Rp 1.200

    Rp 1.200

    Rp 1.200

    Rp 18.000.000

    Rp 36.000.000

    Rp 24.000.000

    Rp 30.000.000

    Rp 12.000.000

    Rp 18.000.000

    Rp 54.000.000

    Rp 78.000.000

    Rp108.000.000

    Rp120.000.000

    Rp112.000.000

    Rp 76.000.000

    Rp 52.000.000

    Rp 22.000.000

    Rp 10.000.000

    Depresiasi per komponen

    Depresiasi per komponen mengandung arti bahwa setiap bagian yang

    signifikan dari aset tetap yang memiliki taksiran masa manfaat berbeda secara

    signifikan harus di depresiasi secara terpisah.

    Depresiasi dan pajak penghasilan

    Undang undang pajak penghasilan mengijinkan perusahaan untuk

    mengurangkan beban depresiasi dalam menghitung pajak yang harus

    dibayarnya. Banyak perusahaan menggunakan metoda depresiasi garis lurus

    dalam penyusunan laporan keuangan untuk memaksimumkan laba bersih

    pada saat yang sama, perusahaan menggunakan metode depresiasi

    dipercepat (metode saldo menurun ganda) dalam menghitung pajak

    penghasilan untuk meminimumkan pajak penghasilannya.

    Revisi depresiasi periodik

    Depresiasi adalah contoh penggunaan estimasi dalam proses akuntansi

    manajemen harus mengkaji ulang beban depresiasi tahunan secara periodik.

    Apabila kehausan akibat pemakaian dan kecepatan menjadi ketinggalan

    jaman menunjukkan bahwa taksiran beban depresiasi rendah atau terlalu

    tinggi, perusahaan harus mengubah jumlah beban depresiasinya.

    Apabila taksiran perlu diubah, maka perubahan harus dilakukan perusahaan

    untuk tahun ini dan tahun tahun mendatang, dan tidak mengubah beban

    depresiasi untuk tahuntahun yang telah lewat.

    Revaluasi aset tetap

    Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali aset tetap perusahaan,

    yang diakibatkan adanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau

    karena rendahnya nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan perusahaan

    yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai aktiva tetap

    dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    9/63

    8

    PENGELUARAN SELAMA MASA MANFAAT

    PENGHENTIAN PEMAKAIAN ASET TETAPUntuk memeberikan gambaran mengenai akuntansi atas Penghentian

    pemakaian aset tetap, misalkan PT.perdana memutuskan menghentikan

    pemakaian sejumlah komputer dengan biaya perolehan sebesar Rp 32.000.000,

    akumulasi depresiasi Rp 32.000.000, peralatan komputer tersebut telah

    didepresiasi penuh.jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian aset tetap

    tersebut adalah sebagai berikut :

    Akumulasi depresiasi komputer Rp 32.000.000 -

    Peralatan komputer - Rp 32.000.000

    Apabila perusahaan menghentikan pemakaian sebuah aset yang belum

    mencapai depresiasi penuh, dan tidak ada kas yang diterima untuk barang bekas

    atau tidak bernilai sisa maka perusahaan menderita kerugian. Sebagai contoh

    PT.nakula menghentikan pemakaian sebuah mesin yang memiliki biaya

    perolehan Rp 180.000.000 dan telah didepresiasi sebesar Rp 140.000.000.

    jurnal untuk mencatat penghentian pemakaian mesin tersebut adalah :

    Akumulasi depresiasi mesin Rp 140.000.000 -

    Kerugian penghentian pemakaian mesin Rp 40.000.000 -

    Mesin - Rp 180.000.000

    LABA DALAM PENJUALAN ASET TETAP

    Untuk menggambarkan laba dalam penjualan aset tetap, misalkan pada

    tanggal 1 juli 2011, PT.mulia menjual mebel mebel kanor yang memiliki biaya

    perolehan Rp 60.000.000. pada tanggal 1 januari 2011 akumulasi depresiasi

    mebel mebel tersebut berjumlah Rp 41.000.000. depresiasi untuk 6 bulan di

    tahun 2011 adalah Rp 8.000.000 PT.Mulia mencatat beban depresiasi

    memutahirkan akumulasi depresiasi 1 juli 2011 dengan jurnal sebagai berikut :

    Juli 1 Beban depresiasiBeban depresiasi mebel

    Rp 8.000.000-

    -Rp 8.000.000

    Setelah saldo akun akumulasi depresiasi dimutahirkan PT.Mulia menghitung laba

    atau rugi penjualan mebel sebagai berikut :

    Biaya perolehan mebel Rp 60.000.000

    Kurangi : akumulasi depresiasi mebel

    (Rp 41.000.000+Rp 8.000.000) Rp 49.000.000

    Nilai buku mebel pertanggal penjualan Rp 11.000.000

    Hasil penjualan mebel Rp 16.000.000

    Laba penjualan mebel Rp 5.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    10/63

    9

    Jurnal :

    Juli 1 Kas

    Akumulasi depresiasi mebelMebel kantor

    Laba penjualan aset tetap

    Rp 16.000.000

    Rp 49.000.000-

    -

    -

    -Rp 60.000.000

    Rp 5.000.000

    RUGI PENJUALAN ASET TETAP

    Seandainya PT.Mulia menjual mebel mebel bekas tersebut bukan dengan

    harga Rp 16.000.000 melainkan dengan harga Rp 9.000.000 maka PT.Mulia

    menderita rugi sebesar Rp 2.000.000 dengan perhitungan sebagai berikut :

    Biaya perolehan mebel Rp 60.000.000

    Kurangi : akumulasi depresiasi mebel(Rp 41.000.000+Rp 8.000.000) Rp 49.000.000

    Nilai buku mebel pertanggal penjualan Rp 11.000.000

    Hasil penjualan mebel Rp 9.000.000

    Rugi penjualan mebel Rp 2.000.000

    Juli 1 Kas

    Akumulasi depresiasi modal

    Rugi penjualan aset tetap

    Mebel kantor

    Rp 9.000.000

    Rp 49.000.000

    Rp 2.000.000

    -

    -

    -

    -

    Rp 60.000.000

    PERLAKUAN APABILA TERJADI KERUGIAN

    Untuk melukiskan kejadian perlakuan apabila terjadi kerugian, misalkan

    PT.Rajawali menderita kerugian dalam pertukaran ini sebesar Rp 160.000.000.

    hal ini terjadi karena nilai buku bekas lebih besar daripada nilai wajar truk

    tersebut pada saat pertukaran. Pertukarannya adalah sebagai berikut :

    Nilai buku truk bekas

    (Rp 640.000.000 - Rp 220.000.000) Rp 420.000.000

    Nilai wajar truk bekas Rp 260.000.000

    Kerugian pertukaran Rp 160.000.000

    Jurnal :

    Pick up Rp 430.000.000 -

    Akumulasi depresiasi truk Rp 220.000.000 -

    Kerugian pertukaran aset tetap Rp 160.000.000 -

    Truk - Rp 640.000.000

    Kas - Rp 170.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    11/63

    10

    PERLAKUAN APABILA TERJADI KEUNTUNGAN

    Untuk melukiskan kejadian perlakuan apabila terjadi kerugian, misalnyaPT.Kencana mendapat keuntungan sebesar Rp 70.000.000 dalam pertukaran ini

    yang dihitung dengan cara sebagai berikut :

    Nilai wajar mobil lama Rp 190.000.000

    Nilai buku mobil lama

    (Rp 400.000.000Rp 280.000.000) Rp 120.000.000

    Keuntungan pertukaran Rp 70.000.000

    Jurnal yang dibuat oleh PT.Kencana adalah sebagai berikut :

    Mobil (baru) Rp 220.000.000

    Akumulasi depresiasi mobil Rp 280.000.000Mobil (lama) Rp 400.000.000

    Keuntungan pertukaran Rp 70.000.000

    Kas Rp 30.000.000

    C. ASET TAK BERWUJUD

    Aset tak berwujud adalah hak hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang

    timbul dari pemilikan aset jangka panjang yang tidak memilih substansi fisik

    (tidak berwujud). Bukti aset berwujud bisa berupa kontrak atau lisensi. Aset takberwujud bisa timbul dari sumbersumber berikut :

    1. Diberi oleh pemerintah, seperti hak paten, hak cipta dan merk dagang

    2. Akuisisi perusahaan lain yang dalam harga belinya mencakup suatu

    pembayaran untuk keunggulan perusahaan yang di akuisisi (disebut goodwil)

    3. Hak memonopoli yang timbul dari perjanjian kontrak, seperti franchise dan

    sewa guna

    Akuntansi untuk aset tak berwujud

    Perusahaan harus mencatat aset tak berwujud sebesar biaya

    perolehannya. Aset tak berwujud dapat dikelompokkan menjadi aset takberwujud dengan umur terbatas dan tidak terbatas. Apabila aset tak berwujud

    memiliki umur terbatas, maka perusahaan harus mengalokasikan biaya

    perolehan aset tak berwujud ke periode periode selama umur aset tersebut

    dengan proses yang sama seperti halnya depresiasi. Proses untuk

    mengalokasikan biaya perolehan aset tak berwujud disebut amortisasi. Biaya

    perolehan aset tak berwujud yang memiliki umur terbatas tidak perlu di

    amortisasi. Untuk mencatat amortisasi suatu aset tak berwujud, perusahaan

    mendebet beban amortisasi dan mengkredit aset tak berwujud. Pada umumnya

    aset tak berwujud menggunakan metode garis lurus.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    12/63

    11

    Jenis jenis aset tak berwujud

    1. Hak paten, yaitu hak khusus yang diberikan oleh pemerintah kepadapenerimanya untuk menghasilkan, menjual, atau melakukan pengendalian

    lain atas suatu penemuan dalam jangka waku tertentu sejak hak tersebut

    diberkan.

    2. Hak cipta, pemerintah adalah pemberi hak cipta yang memberikan hak

    eksklusif kepada pemegangnya untuk mereproduksi dan menjual barang

    barang hasil karya artistik dan penerbitan. Hak cipta di berikan untuk masa

    tertentu berkisar antara 70 tahun.

    3. Hak merk dan nama dagang, adalah kata atau sebutan atau symbol yang

    mengidentifikasikan sebuah perusahaan atau produk tertentu.

    4. Franchise dan lisensi, adalah suatu perjanjian kontrak antara pemberi

    franchise dan penerima franchise.

    5. Goodwill, dari perspektif akuntansi goodwill hanya akan muncul pada buku

    apabila perusahaan membeli perusahaan lain, dimana perusahaan

    membayar lebih besar dari kekayaan bersih yang bisa diidentifikasi atas

    perusahaan yang dibelinya.

    6. Research dan pengembangan, adalah pengeluaran pengeluaran yang

    pada akhirnya bisa menghasilkan hak paten, hak cipta, proses produksi

    baru, dan produk baru.

    Pelaporan dalam laporan keuangan

    PT SEJAHTERA

    Neraca (sebagian)

    31 Desember 2012

    Aset tetap berwujud :

    Tanah

    Bangunan

    Mesin dan peralatan

    Akumulasi depresiasi

    Aset tetap berwujudneto

    Aset tak berwujud :

    Goodwill

    Hak merk dan aset tak berwujud lainnya (neto)

    Aset tak berwujud (neto)

    Rp 849.000.000

    Rp 6.380.000.000

    Rp 27.492.000.000

    Rp 34.721.000.000

    Rp(15.181.000.000)

    Rp 19.540.000.000

    Rp 4.000.000.000

    Rp 3.362.000.000

    Rp 7.362.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    13/63

    12

    Contoh soal :

    PT.Lancar memiliki sebuah truk yang memiliki biaya perolehan sebesar Rp300.000.000 dan akumulasi depresiasi sebesar Rp 160.000.000. PT.Lancar telah

    memutuskan untuk menjual truk tersebut.

    a. Bagaimanakah jurnal yang harus dibuat oleh PT.Lancar apabila truk tersebut

    dijual dengan harga RP 170.000.000

    b. Bagaimanakah jurnal yang harus dibuat oleh PT.Lancar apabila truk dijual

    dengan harga Rp 100.000.000.

    Penyelesaian :

    a) Penjualan truk secara tunai dan memperoleh laba

    Kas Rp 170.000.000

    Akumulasi depresiasi truk Rp 160.000.000

    Truk Rp 300.000.000

    Laba penjualan aset tetap Rp 30.000.000

    *Laba : Rp 170.000.000(Rp 300.000.000Rp 160.000.000)=Rp 30.000.000

    b) Penjualan truk secara tunai dan menderita rugi

    Kas Rp 100.000.000

    Akumulasi depresiasi truk Rp 160.000.000

    Rugi penjualan aset tetap Rp 40.000.000

    Truk Rp 300.000.000\

    *Rugi : Rp 100.000.000( Rp 30.000.000Rp 160.000.000)=Rp 40.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    14/63

    13

    BAB 2

    LEASING

    Leasing adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee yang

    memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan properti tertentu yang

    dimiliki oleh lessor selama periode waktu tertentu dengan membayar sejumlah

    uang (sewa) yang sudah ditentukan, yang pada umumnya dilakukan

    secara periodik. Unsur penting dari perjanjian leasing bahwa hak kepemilikan

    lessor atas propertinya yang di-lease menjadi berkurang.

    Oleh karena lease adalah suatu kontrak maka perjanjian yang disetujui

    oleh lessor dan lessee dapat sangat bervariasi dan hanya dibatasi oleh keinginan

    kedua pihak tersebut. Durasi (jangka waktu lease) dapat bervariasi dari periode

    waktu yang pendek hingga seluruh umur manfaat dari aktiva yang bersangkutan.

    Pembayaran sewa (rental payments) dapat dilakukan dari tahun ke tahun

    dalam jumlah yang meningkat atau menurun, sementara nilainya dapat

    ditetapkan terlebih dahulu atau dapat bervariasi dengan penjualan, suku bunga

    utama, indeks harga konsumen atau beberapa faktor lainnya.

    Akuntansi untuk lease dalam pengertian ini tidaklah rumit. Lease

    melakukan pembayaran periodik kepada lessor, yang dipertanggungjawabkan

    sebagai pos beban normal untuk lessee. Sementara itu, lessor mengkredit

    pembayaran itu pada akun pendapatan seperti pendapatan lease (pendapatan

    lainlain jika lease bukan merupakan salah satu kegiatan bisnis utama

    perusahaan). Jika seorang lesse menyewa ruangan sebesar Rp 1.000.000

    perbulan, maka jurnalnya sebagai berikut :

    Pembukuan lesseejurnal untuk mencatat pembayaran beban sewa bulanan :

    Beban sewa Rp 1.000.000

    Kas Rp 1.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    15/63

    14

    Pembukuan lessorjurnal untuk mencatat penerimaan pendapatan sewa

    bulanan sebagai pendapatan :

    Kas Rp 1.000.000

    Pendapatan lease Rp 1.000.000

    LEASE DARI SUDUT PANDANG LESSEE

    Lease modaladalah kontrak lease yang pada hakikatnya memindahkan

    semua resiko dan imbalan kepemilikan aktiva yang di lease dari lessor

    kepada lessee. Dalam hal ini lessee mencatat properti yang di lease ke

    dalam neraca.

    Lease operasiyaitu semua lease yang tidak memindahkan secara

    subtansial semua risiko dan manfaat kepemilikan dari lessor kepada lessee.

    Lessee tidak melaporkan properti itu di neraca. Lessee hanya menyewa

    properti dan pembayaran sewanya dibebankan sebagai pada beban pada

    saat jatuh tempo.

    LEASE DARI SUDUT PANDANG LESSOR

    Lease modal dengan pembiayaan langsung, lessor dalam lease pembiayaan

    langsung membeli aktiva untuk memenuhi kebutuhan transaksi leasing dan

    segera melease aktiva itu kepada lessee.

    Lease modal jenis penjualan, lease jenis penjualan yang digunakan oleh

    pabrikan dan distributor, serupa dengan lease pembiayaan langsung.

    Namun tidak seperti lease pembiayaan langsung, lease jenis penjualan tidakmelibatkan pembelian untuk segera di leasekan.

    Lease operasi, lessor dalam suatu lease operasi memperoleh aktiva dan

    kemudian meleaskan aktiva itu kepada lessee dalam dua transaksi yang

    terpisah.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    16/63

    15

    KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN LEASE

    Keunggulan Lease :

    1. Pembiayaan 100% dengan suku bunga tetap. Lease sering ditandatangani

    tanpa membutuhkan uang muka dari lessee, yang membantu menghemat

    dana kas yang terbatas, khususnya sangat diinginkan oleh perusahaan baru

    dan sedang berkembang. Selain itu, pembayaran lease juga sering bersifat

    tetap sehingga melindungi lessee dari inflasi dan meningkatnya cost uang

    (cost of money).

    2. Proteksi terhadap keusangan. Peralatan yang di-lease dapat mengurangirisiko keusangan bagi lessee, dan dalam banyak kasus, dapat memindahkan

    risiko nilai residu kepada lessor.

    3. Fleksibilitas. Perjanjian lease memiliki lebih sedikit batasan-batasan bila

    dibandingkan dengan perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif mampu

    membuat perjanjian lease disesuaikan dengan kebutuhan khusus lessee.

    Misalnya, pembayaran sewa dapat diatur untuk memenuhi waktu

    pendapatan kas yang dihasilkan oleh peralatan yang di-lease sehingga

    pembayaran dapat dilakukan pada saat peralatan tersebut mulai produktif.4. Pembiayaan yang lebih murah. Beberapa perusahaan menyadari

    bahwa pembiayaan dengan lease ternyata jauh lebih murah daripada jenis

    pembiayaan lainnya.

    5. Pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet financing). Beberapa lease

    tidak mengakibatkan bertambahnya kemampuan perusahaan untuk

    melakukan pinjaman. Pembiayaan di luar neraca semacam itu penting bagi

    perusahaan tertentu.

    Kelemahan lease :

    1. Pembiayaan 100 persen atas aktiva yang dilease juga berarti total

    pengeluaran jumlah uang yang lebih tinggi untuk bunga.

    2. Pembiayaan diluar neraca hanya menutupi fakta bahwa lapisan hutang baru

    sedang ditanggung (suatu kerugian menurut pemakai laporan keuangan)

    3. Leasing peralatan siap pakai mungkin menghasilkan produk yang mutunya

    kebih rendah dan pada akhirnya mengakibatkan hilangnya penjualan bagi

    lessee.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    17/63

    16

    4. Leasing musiman mengandung ketidakpastian bahwa peralatan akan

    tersedia saat dibutuhkan. Selain itu suku bunga leasing mungkin didasarkan

    atas situasi perdagangan saat itu.

    5. Lease jangka pendek dapat memberikan perlindungan dari keusangan

    produk, tetapi suku bunga leasing jangka pendek biasanya ditetapkan pada

    premi yang lebih tinggi dari suku bunga leasing jangka panjang.

    6. Keuntungan pajak mungkin bersifat sementara. Ketentuan pajak baru bisa

    diberlakukan kapan saja, dan bisa membatalkan ketentuan dalam peraturan

    lama. Ini merupakan bahaya bagi semua lease jangka panjang yang

    mengutamakan keuntungan pajak.

    7. Lease jangka panjang dengan suku bunga tetap akan membebankan lessor

    pemberi pinjaman atas risiko hilangnya kesempatan jika suku bunga naik.

    AKUNTANSI UNTUK LEASE OPERASI

    Sebuah contoh akan mengilustrasikan karakteristik lease operasi. Asumsikan

    bahwa PT. Grafix (lessee) melease sebuah komputer dari PT.Comfast (lessor)

    untuk masa 2 tahun dimulai tanggal 1 maret 1994. PT.Grafix sepakat untuk

    membayar PT.Comfast Rp 48.000.000 setahun, yang terhutang dimuka tanggal 1

    maret setiap tahunnya. Sementara itu comfast bertanggung jawab atas biaya

    kepemilikan, seperti pemeliharaan, pajak properti, dan asuransi. Lessee hanya

    menanggung satu risiko yaitu pembayaran sewa dan memperoleh satu manfaat,

    berupa penggunaan sementara atas aktiva. Karena risiko dan manfaat

    kepemilikan tidak berpindah, maka ini merupakan suatu lease operasi.

    Berikut ayat jurnal bagi lessor (PT.Comfast) guna mengakui penerimaan

    pembayaran lease :

    1 maret 1994 - Jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran pertama

    Kas Rp 48.000.000

    Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 48.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    18/63

    17

    31 desember 1994 untuk mengakui pendapatan yang diperoleh dan

    penyusutan aktiva :

    Pendapatan sewa diterima dimuka Rp 40.000.000

    Pendapatan sewa (48.000.000x10/12) Rp 40.000.000

    Beban penyusutan Rp 30.000.000

    Akumulasi penyusutan Rp 30.000.000

    Ayat jurnal untuk lessee (PT.Grafix) adalah sebagai berikut:

    1 maret 1994untuk mencatat pembayaran dimuka sewa pertama :

    Sewa dibayar dimuka Rp 48.000.000Kas Rp 48.000.000

    31 desember 1994untuk mengakui beban sewa selama 10 bulan :

    Beban sewa Rp 40.000.000

    Sewa dibayar dimuka Rp 40.000.000

    AKUNTANSI UNTUK LEASE MODAL

    Para pendukung kapitalisasi lease berpendapat bahwa pengakuan aktiva

    dan kewajiban dalam laporan keuangan lessee akan membuat laporan ini dapat

    dibandingkan dengan laporan perusahaan yang membeli aktiva dan membiayai

    pembelian melalui hutang jangka panjang. Perusahaan yang melease properti

    dengan lease jangka panjang dan perusahaan yang memiliki properti serupa

    yang dibiayai oleh hutang jangka panjang berada dalam ekonomi yang sama.

    AKUNTANSI UNTUK LEASE MODAL

    Kedua perusahaan itu terikat untuk melakukan serangkaian pembayaran

    reguler dalam jangka panjang ; lessee membayar sewa, dan pemilik membayar

    bunga serta pokok hutang. Selain itu, dalam banyak kontrak lease jangka

    panjang, lessee terikat untuk membayar reparasi dn pemeliharaan, pajak properti

    dan asuransi, serta biaya pelaksanaan serupa yang berkaitan dengan aktiva

    selama umur manfaatnya. Jika lessee dapat menghindari pengakuan aktiva dan

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    19/63

    18

    kewajiban sementara pemilik tidak, maka laporan keuangan lessee tidak dapat

    dibandingkan walaupun mereka berada dalam posisi ekonomi yang serupa.

    Akan tetapi, lessee menunjukkan bahwa kontrak jangka panjang lainnya

    tidak diakui dalam GAAP dan bahwa kontrak lease tidak boleh di kecualikan

    serta mendapat perlakuan berbeda. Mengharuskan pengakuan kewajiban lease

    jangka panjang yang jumlahnya besar, yang sebelumnya tidak dicatat, dapat

    menyebabkan sebagian lessee dianggap secara teknis melanggar ikatan hutang

    jangka panjang yang membatasi hutang mereka pada jumlah tertentu atau yang

    mewajibkan rasio hutangekuitas tertentu. Ikatan dalam pinjaman ini, yang

    menetapkan rasio keuangan tertentu, mungkin tidak memperhitungkan

    kemungkinan diakuinya kewajiban yang berhubungan dengan kontrak lease.

    GAAP tidak mengharuskan pengakuan semacam itu. FASB maju terus karena

    tidak menganggap argumentasi lessee itu persuasif, dan menerbitkan SFAS No.

    13 yang mewajibkan pengakuan banyak perjanjian lease.

    AKUNTANSI UNTUK LEASE MODAL : LESSEE

    Karena pentingnya perbedaan antara akuntansi untuk lease operasi dan

    lease modal, serta sulitnya menentukan kapan secara substansial semua resiko

    dan manfaat kepemilikkan telah berpindah, SFAS No. 13 menetapkan kriteria

    terinci yang menentukan suatu kontrak lease sebagai lease modal. Kriteria ini

    disebutkan secara garis besar dalam peraga 162. Empat kriteria berlaku bagi

    lessee ; jika salah satu ( yang mana saja ) dari keempat kriteria ini dipenuhi oleh

    lessee, maka lease itu memenuhi syarat sebagai lease modal bagi lessee.

    KRITERIA UNTUK MENGIDENTIFIKASI LEASE MODAL UNTUK LESSEE

    Jika lease memenuhi salah satu dari keempat kriteria berikut ini pada saat

    dimulainya lease, maka lease tersebut adalah lease modal bagi lesssee.

    1. Lease memindahkan kepemilikkan atas aktiva yang dileasekan kepada

    lessee pada akhir masa lease.

    2. Lease itu memuat suatu hak opsi pembelian

    3. Masa lease adalah sama dengan 75 persen atau lebih dari estimasi sisa

    umur ekonomis aktiva yang dilease pada saat dimulainya lease.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    20/63

    19

    4. Nilai sekarang pembayaran lease minimum pada saat dimulainya lease

    paling tidak 90 persen dari nilai pasar aktiva yang dilease pada saat itu.

    Kriteria 3 dan 4 tidak berlaku jika awal masa lease jatuh dalam bagian 25

    persen terakhir dari total umur ekonomis aktiva yang lease, tanah adalah satu

    satunya aktiva yang dilease, atau lease melibatkan baik tanah maupun

    bangunan.

    Pemindahaan kepemilikkan

    Jika lease secara eksplisit menyatakan bahwa kepemilikan atas aktiva

    berpindah kepada lessee pada akhir masa lease, tanpa pembayaran kompensasi

    tambahan kepada lessor, maka lease tersebut merupakan perjanjian

    pembiayaan pembelian modal, yang serupa dengan pembelian cicilan.

    Hak Opsi Pembelian

    Suatu hak opsi pembelian (bargain purchase option = BPO) adalah

    dorongan bagi lessee agar membeli aktiva menurut leasepada akhir jangka

    waktu lease. Hak opsi ini sering kali ditemukan dalam lease yang tidak secara

    eksplisit menstransfer kepemilikan.pada hakikatnya, hak opsi pembelian

    bertujuan sama. Jika nilai residu aktiva diharapkan sebesar $10.000, misalnya,

    maka harga opsi pembelian mungkin $5.000 atau bahkan kurang. Lessee

    diharapkan tidak melewatkan penghematan ini, dan probabilitasnya adalah tinggi

    bahwa lessee akan membeli aktiva itu pada tanggal opsi.

    Jangka Waktu Lease sama dengan 75 Persen atau Lebih atau Sisa Umur

    Manfaat Aktiva (kriteria 3)

    Jika sisa estimasi umur manfaat ekonomis aktiva adalah 30 tahun pada saat

    dimulainya lease, misalnya, dan jangka waktu lease adalah 25 tahun, lesssee

    akan memiliki dan bisa menggunakan aktiva tanpa dibatasi selama lima perenam

    (83 persen) dari sisa umur aktiva. Pengendalian ini dianggap ekuivalen dengan

    kepemilikan. Suatu hak opsi pembaharuan (bergain renewal option = BRO),

    Pembayaran Lease Minimum (pada nilai sekarang) Paling Tidak 90 Persen

    dari Nilai Pasar Aktiva (kriteria 4) Pembayaran lease minimum adalah jumlah

    dolar yang harus dibayarkan lessee kepada lessor selama berlangsungnya

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    21/63

    20

    lease,termasuk hak opsi pembelian, jika ada. Pembayaran lease minimum ini

    mengambil bentuk pembayaran uang sewa periodik, yang berarti jumlah yang

    harus dibayarkan setiap tahunnya atas penggunaan aktiva tersebut.

    Lessee mencatat suatu lease modal pada tanggal dimulainya lease sebesar nilai

    terendah antara nilai pasar wajar aktiva atau nilai sekarang pembayaran lease

    minimum. Lessee mencatat lease ini dengan mendebet akun aktiva, yang

    berjudul

    Pembayaran Lease Minimum

    Pembayaran lease minimum didefinisikan dalam SFAS No. 13 sebagai

    pembayaran yang harus dilakukan lessee sehubungan dengan properti yang

    dilease, termasuk hal hal berikut :

    Pembayaran uang sewa periodik ( pembayaran uang sewa minimum) :

    Pembayaran uang sewa periodik merupakan komponen dasar. Pembayaran ini

    adalah jumlah periodik yang dibayarkan kepada lessor atas penggunaan aktiva

    yang dilease. Dalam leasing bisnis, pembayaran uang sewa periodik biasanyadilakukan setahun sekali, di mana pembayaran selanjutnya pada tanggal hari jadi

    lease. Apabila pembayaran lease dilakukan pada akhir setiap periode lease,

    yang digunakan adalah tabel nilai sekarang anuitas awal (PVAD = present value

    annuity due) dan bukan tabel anuitas biasa, untuk menghitung nilai sekarang

    pembayaran tersebut.

    Hak Opsi Pembelian : Hak opsi pembelian merupakan dorongan yang ditawarkan

    untuk memastikan bahwa lessee akan membeli aktiva yang dilease pada akhir

    periode lease. Jika hak opsi pembelian ditawarkan, jumlah dolarnya dimasukkan

    dalam perhitungan pembayaran lease minimum. Karena hak opsi pembelian

    adalah pembayaran yang dilakukan hanya satu kali di akhir jangka waktu lease,

    maka nilai sekarangnya dihitung dengan menggunakan tabel nilai sekarang dari

    1 (PV1).

    Lease yang tidak menawarkan hak opsi pembelian (dan yang tidak menetapkan

    transfer kepemilikan sebagai ketentuan lease) mungkin memuat salah satu dari

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    22/63

    21

    dua ketentuan lease berikut ini masingmasingnya ditujukan untuk melindungi

    investasi lessor dalam nilai residu aktiva.

    Jaminan nilai residu : lessee mungkin diharuskan untuk menjamin kepada lessor

    nilai residu aktiva yang dilease pada akhir jangka waktu lease. Jika demikian,

    jumlah yang dijamin itu dimasukkan dalam pembayaran lease minimum.

    Penalti untuk tidak memperbaharui : beberapa lease menawarkan suatu jangka

    waktu lease dasar ditambah perpanjangan jangka waktu. Pada akhir jangka

    waktu dasar, lessee mempunyai pilihan (opsi) untuk memperbaharui atau

    mengakhiri lease. Dalam kasus tertentu, kelalaian untuk memperbaharui lease ini

    dapat menyebabkan jatuhnya penalti pada lessee, yang mengkompensasi lessor

    atas hilangnya pendapatan leasing serta setiap penurunan nilai residu aktiva.

    Jika lease mencakup suatu klausul penalti, penalti ini dimasukkan dalam

    pembayaran lease minimum jika diperkirakan lessee akan menolak opsi

    pembaharuan itu.

    Kontrak lease mungkin mengharuskan lessee membayar biaya pelaksanaan

    (asuransi, pemeliharaan, dan pajak) kepada lessor bersamaan dengan

    pembayaran uang sewa periodik. Setiap biaya pelaksanaan yang dibayarkankepada lessor di kurangkan dari pembayaran uang sewa periodik. Untuk

    menentukan pembayaran lease minimum karena pembayaran ini hanya untuk

    memelihara aktiva. Kecuali dinyatakan sebaliknya, jumlah pembayaran uang

    sewa periodik yang dicantumkan dalam semua contoh dan ilustrasi diasumsikan

    sudah dikurangi biaya pelaksanaan.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    23/63

    22

    Contoh soal :

    PT. SAMUDRA menyewa peralatan pabrik dari PT. SAKURA untuk masa sewa 5

    tahun dengan syarat sebagai berikut :

    1. Sewa dibayar dimuka tiap tgl 2 Januari. Untuk tahun pertama jatuh pada

    tanggal 2 Januari 2001.

    2.Jumlah sewa tahun pertama dan kedua masing-masing sebesar Rp.

    30.000.000,00. Sementara untuk tahun ketiga , keempat dan kelima masing-

    masing Rp. 20.000.000,00.

    Dari data contoh diatas, jumlah sewa untuk masa 5 tahun adalah 2 XRp.

    30.000.000,00 +3 XRp.20.000.000,00. Dengan menggunakan metode garis

    lurus, jumlah sewa tiap tahun adalah Rp.120.000.000,00.:5=Rp 24.000.000,00

    Pembayaran sewa untuk tahun 2001 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan

    jurnal sebagai berikut.

    Jan. 2 Beban Sewa Rp. 24.000.000

    Sewa Dibayar Dimuka Rp. 6.000.000

    Kas Rp. 30.000.00

    Pembayaran sewa untuk tahun 2002 sebesar Rp. 30.000.000,00. dicatat dengan

    jurnal sebagai berikut.

    Jan. 2 Beban sewa Rp. 24.000.000

    Sewa dibayar Dimuka Rp. 6.000.000

    Kas Rp. 30.000.000

    Pembayaran sewa untuk tahun 2003 (tahun ketiga) sebesar Rp. 20.000.000,00.

    dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

    Jan. 2 Beban sewa Rp. 24.000.000

    Sewa dibayar Dimuka Rp. 4.000.000

    Kas Rp. 20.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    24/63

    23

    BAB III

    KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

    A. Wesel jangka panjang

    Wesel jangka panjang adalah janji tertulis untuk membayar kepada pihak

    lain dalam jumlah waktu tertentu dan pada tanggal yang telah ditetapkan.

    Wesel jangka panjang berjangka waktu minimum 30 hari. Wesel jangka

    panjang mengijinkan peminjam untuk mengembalikan pinjaman dengan cara

    diangsur secara periodik. Penentuan besarnya angsuran dapat dilakukan

    dengan 2 cara berikut ini :1. Jumlah angsuran tidak sama besar

    Pada cara ini angsuran satu dengan angsuran lain tidak sama besar.

    Angsuran terdiri dari bunga yang sudah menjadi beban sampai dengan

    saat angsuran dilakukan, ditambah dengan angsuran atas pokok

    pinjaman. Jumlah angsuran atas pokok pinjaman sama besarnya tetapi

    beban bunga yang dibayar pada angsuran yang satu tidak sama dengan

    angsuran lainnya.

    2. Jumlah angsuran sama besarPada cara ini jumlah setiap angsuran sama besar, namun komposisi

    angsuran pokok pinjaman dan jumlah bunga yang dibayar berubah

    ubah. Penetapan angsuran dengan cara ini didasarkan pada konsep nilai

    sekarang (present value).

    Contoh :

    Pada taanggal 31 desember 2010, PT.Fujiyama meminjam uang sebesar

    Rp 60.000.000 dengan menarik promes dengan bunga 12%. Promes

    tersebut akan dilunasi dengan 6 kali angsuran tahunan. Jurnal yang dibuat

    adalah sebagai berikut :

    Des. 31 Kas

    Utang wesel

    Rp 60.000.000

    -

    -

    Rp 60.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    25/63

    24

    B. Utang obligasi

    Cara laain yang sering ditempuh perusahaan untuk mendapatkan pinjaman

    jangka panjang adalah dengan mengeluarkan obligasi. Seperti halnya wesel,

    obligasi juga disertai dengan surat janji tertulis untuk membayar bunga dan

    pokok pinjaman. Bunga obligasi per tahun dihitung dengan mengalikan

    persentase bunga dengan nilai nominal. Bunga obligasi biasanya dibayar

    secara setengah tahunan. Contoh sebuah surat obligasi adalah sbagai

    berikut :

    A. Perbedaan antara utang obligasi dan utang wesel

    Apabila perusahaan atau perorangan meminjam uang dengan menarik

    sebuah promes, biasanya pinjaman tersebut diperoleh dari satu kreditur,

    misal sebuah bank. Berbeda dengan utang wesel, pengeluaran obligasi

    biasanya meliputi jumlah lembar obligasi yang besar dan dijual kepada

    masyarakat bukan kepada per orang.

    B. Perbedaan antara obligasi dengan saham

    Saham dan obligasi adalah surat berharga yang diperdagangkan di pasar

    modal, namun keduanya mempunyai perbedaan sangat besar.saham

    adalah bukti pemilikan dalam penyetoran modal pada suatu perseroan.Sedangkan obligasi adalah bukti bahwa pemegang surat tersebut telah

    memberi pinjaman kepada perusahaan yang mengeluarkan.

    Mengapa perusahaan mengeluarkan obligasi ? karena hal itu akan

    meningkatkan laba perusahaan, sehingga bagian laba untuk pemegang

    saham juga akan meningkat.

    C. Jenis jenis obligasi

    1. Obligasi berseri, adalah obligasi yang terdiri dari beberapa seri dengan

    tanggal jatuh tempo yang berbedabeda.

    2. Obligasi sinking fund, adalah obligasi yang memiliki tanggal jatuh tempo

    yang sama.

    3. Obligasi atas nama, yaitu obligasi yang mencantumkan nama pemiliknya

    4. Obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan

    Obligasi dengan jaminan adalah obligasi yang dijamin dengan harta

    kekayaan perusahaan tertentu. Sedangkan obligasi tanpa jaminan tidak

    secara eksplisit menyebutkan jaminan kekayaan tertentu.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    26/63

    25

    D. Proses penerbitan dan perdagangan obligasi

    1. Penerbitan obligasi

    Penerbitan obligasi dilakukan dengan cara perusahaan mengeluarkan

    obligasi kemudian di jual kepada penjamin emisi. Dari penjamin emisi

    inilah kemudian obligasi dijual ke masyarakat. Apabila obligasi di jual

    kepada pembeli yang banyak jumlahnya maka boleh diwkili oleh trustee

    (orang yang bertugas memonitor tindakan perusahaan penerbit obligasi).

    2. Perdagangan obligasi

    Pemegang obligasi bisa mengubah obligasi yang dimilikinya menjadi

    uang dengan cara menjual obligasi tersebut sebesar harga pasar yang

    berlaku di pasar modal. Harga obligasi dinyatakan dalam kurs yang

    merupakan persentase dari nilai nominal obligasi.

    E. Akuntansi untuk penerbitan obligasi

    1. Nilai nominal obligasiyaitu nilai yang tercantum pada surat obligasi

    2. Tanggal jatuhadalah tanggal obligasi yang bersangkutan akan dilunasi

    3. Bunga obligasi adalah bunga per tahun yang akan di bayar kepada

    pemegang obligasi4. Tanggal bungaadalah tanggal pembayaran bunga obligasi

    Perusahaan biasanya melakukan pembayaran bunga obligasi setiap

    setengah tahun pada tanggal yang telah ditetapkan dalam kontrak

    obligasi. Apabila obligasi doterbitkan pada tanggal selain tanggal

    pembayaran bunga, maka pembeli obligasi tersebut akan membayar

    penjual bunga obligasi yang terhutang dari tanggal pembayaran bunga

    terakhir sampai dengan tanggal penerbitan. Kenyataannya, pembeli

    obligasi membayar di muka kepada penerbit obligasi untuk bagian dari

    pembayaran bunga enam bulan penuh yang bukan merupakan haknya,

    yaitu karena belum memiliki obligasi itu selama periode berjalan. Pembeli

    akan menerima pembayaran bunga enam bulan penuh pada tanggal

    pembayaran bunga setengah tahun berikutnya.

    Contoh :

    Disetujui untuk menerbitkan obligasi senilai Rp 8.000.000, bunga 9%, jangka

    waktu 20 tahun tertanggal 1 januari 2012 dengan pembayaran bunga setiap

    tanggal 1 juli dan 1 januari.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    27/63

    26

    Jurnal untuk menerbitkan obligasi :

    Jan 1 kasutang obligasi

    Rp 8.000.000-

    -Rp 8.000.000

    Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga 6 bulan :

    Juli 1 Beban bungaKas

    Rp 360.000.000-

    -Rp 360.000.000

    Jurnal untuk mencatat pelunasan obligasi pada tanggal jatuh tempo :

    Jan 1 Utang obligasiKas

    Rp 8.000.000-

    -Rp 8.000.000

    F. Tingkat bunga obligasi

    Tingkat bunga obligasi dinyatakan secara pasif dan tercantum dalam

    perjanjian obligasi maupun sertifikat obligasi. Tingkat bunga ini disebut tarif

    bunga kontrak. Meskipun bunga biasanya dibayar secara tengah tahunan

    (setiap 6 bulan) namun persentase bunga dinyatakan dalam persentase

    untuk satu tahun. Untuk menghitung beban bunga per tahun, tarif bunga

    tersebut dikalikan dengan nilai nominal obligasi.

    Contoh :

    Sebuah perusahaan mengeluarkan obligasi senilai Rp 1.000, bunga 8%, dan

    pembayaran bunga dilakukan setengah tahunan, maka jumlah bunga yang

    harus dibayar untuk satu tahun adalah Rp 80 (Rp 1.000x8%) dan tiap

    setengah tahun perusahaan akan membayar bunga sebesar Rp 40 (Rp 80 :

    2 atau Rp 1.000 x 8% x 6/12)

    G. Penjualan obligasi dengan diskonto

    Diskonto atas utang obligasi terjadi apabila perusahaan menerbitkan dan

    menjual obligasi yang tingkat bunga kontraknya lebih rendah daripda tingkat

    bunga pasar. Investor akan menanamkan uangnya pada investasi apa saja

    yang akan memberi hasil setidaknya sebesar tingkat bunga pasar yang

    berlaku.oleh karena itu, jika tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    28/63

    27

    tingkat bunga pasar, maka investor hanya akan bersedia untuk membeli

    obligasi tersebut dengan harga dibawah nilai nominalnya.

    Contoh :

    Pada tanggal 1 januari 2010 perusahaan mengeluarkan obligasi senilai Rp

    100.000.000, bunga 8%, jangka waktu 10 tahun. Pada saat obligsi

    diterbitkan tingkat bunga pasar yang berlaku adalah 9%.

    Jurnal penjualan obligasi :

    Kas Rp 93.492.000 -

    Diskonto obligasi Rp 6.508.000 -

    Utang obligasi - Rp 100.000.000

    Neraca (sebagian)

    Utang jangka panjang :Obligasi, 8%, tanggal jatuh

    1 januari 2010 Rp 100.000.000Diskonto obligasi, atas dasar tingkat

    Bunga pasar yang berlaku padaTanggal penerbitan obligasi 95 Rp 6.508.000

    Rp 93.492.000

    Amortisasi diskonto

    Amortisasi diskonto adalah proses pengalokasian diskonto selama jangka

    waktu obligasi. Dalam contoh diatas perusahaan menerima obligasi

    sebesar Rp 93.492.000.000, tetapi 10 tahun kemudian harus melunasi

    obligasi sebesar Rp 100.000.000.000. diskonto yang timbul sebesar Rp

    6.508.000.000 (Rp 100.000.000.000Rp 93.492.000.000).

    Pengalokasian bebanbeban ini dapat dilakukan dengan dua metode yang

    akan diuraikan dibawah ini :

    1) Metode garis lurus

    Metoda amortisasi yang sederhana adalah metode amortisasi diskonto

    garis lurus. Dalam metode ini, diskonto dialokasikan dalam jumlah

    yang sama untuk setiap periode. Pada contoh diatas obligasi sebesar

    Rp 6.508.000.000 dialokasikan selama 10 tahun. Oleh karena

    amortisasi dilakukan 2 kali selama setahun maka sebesar Rp

    325.000.000.000 (Rp 650.000.000 : 2).

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    29/63

    28

    Jurnal untuk mencatat amortisasi diskonto obligasi :

    Beban bunga Rp 325.000.000 -

    Diskonto obligasi - Rp 325.000.000

    Kas - Rp 4.000.000.000

    2) Metode tarif bunga efektif

    Apabila perusahaan menggunakan metode tarif bunga efektif, maka

    jumlah beban bunga yang dicatat pada setiap periode akan berubah

    ubah. Untuk menghitung jumlah beban bunga setiap periode, kita

    harus mengalikan nilai buku obligasi awal periode dengan suatu

    tingkat bunga konstan. Selanjutnya menghitung jumlah diskonto yang

    akan di amortisasi dengan mengurangkan jumlah bunga yang dibayar

    dari beban bunga periode yang bersangkutan.

    H. Penjualan obligasi dengan premi

    Apabila perusahaan menawarkan penjualan obligasi dengan tingkat bunga

    kontrak yang lebih tinggi dari tingkat bunga pasar pada tingkat risiko tertentu,

    maka obligasi tersebut akan di jual dengan premi. Hal ini berati bahwa bunga

    yang diberikan oleh obligasi lebih tinggi dari bunga yang berlaku dipasaran.Oleh karena itu obligasi dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai

    nominalnya.

    Contoh :

    Pada tanggal 1 mei perusahaan menjual obligasi yang seluruhnya bernilai

    Rp 100.000.000.000, bunga 11%, jangka waktu 10 tahun dengan tanggal

    bunga 1 mei dan 1 november. Pada saat obligasi diterbitkan tingkat bunga

    pasar adalah 10%, sehingga obligasi ditawarkan dengan harga Rp

    106.232.000.000. dengan demikian dalam transaksi penjualan obligasi ini

    timbul premi sebesar Rp 6.232.000.000 (Rp 106.232.000.000 Rp

    100.000.000.000). jurnal untuk mencatat transaksi penjualan sbb:

    Kas Rp 106.232.000.000 -

    Utang obligasi - Rp 100.000.000.000

    Premi obligasi - Rp 6.232.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    30/63

    29

    I. Utang bunga

    Periode bunga atau tanggaltanggal pembayaran bunga obligasi seringkali

    tidak bertepatan dengan periode akuntansi perusahaan penerbit obligasi.

    Oleh karena itu, pada akhir periode akuntansi diperlukan penyesuaian.

    Misalkan suatu obligasi diterbitkan pada tanggal 1 mei 2010 dan bunga

    pertama kali dibayar dan dicatat pada tanggal 1 november 2010. Pada

    tanggal 31 desember 2010, bunga selama 2 bulan (november dan

    desember) telah terutang. Oleh karena itu pada tanggal 31 desember 2010

    perlu dibuat penyesuaian untuk mencatat bunga yang telah terutang

    tersebut. Selain itu pencatatan amortisasi premi dan diskonto biasanya

    dilakukan bersamaan dengan pencatatan bunga.

    Jurnal untuk mencatat beban bunga selama 2 bulan :

    Beban bunga Rp 1.833.000 -

    Utang bunga - Rp 1.833.000

    Jurnal untuk mencatat amortisasi premi obligasi selama 2 bulan :

    Premi obligasi Rp 66.000.000 -

    Beban bunga - Rp 66.000.000

    Jurnal untuk mencatat penyesuaian beban bunga dan amortisasi premi

    obligasi selama 2 bulan :

    Beban bunga Rp 1.767.000.000 -

    Premi obligasi Rp 66.000.000 -

    Utang bunga - Rp 1.833.000.000

    Jurnal untuk mencatat amortisasi premi obligasi selama 2 bulan :

    Utang bunga Rp 1.833.000.000 -

    Beban bunga Rp 3.535.000.000 -

    Premi obligasi Rp 132.000.000 -

    Kas - Rp 5.500.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    31/63

    30

    J. Pelunasan sebelum tanggal jatuh tempo

    perjanjian obligasi kadang kadang memuat ketentuan bahwa

    perusahaan penerbit obligasi mempunyai hak untuk melunasi obligasi

    sebelum tanggal jatuhnya. Jika perusahaan penerbit obligasi melunasi

    obligasi sebelum tanggal jatuh, maka perusahaan harus membayar sebesar

    nilai nominal obligasi ditambah premi pelunasan.

    Salah satu alasan mengapa perusahaan mau melunasi sebelum tanggal

    jatuh adalah, turunnya tarif bunga dipasaran yang sangat tajam.dalam situasi

    seperti itulah lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk menarik

    (melunasi) obligasi dari peredaran, dan kemudian menerbitkan obligasi yang

    baru dengan tingkat kontrak bunga baru yang lebih rendah sesuai dengan

    tingkat bunga pasar yang berlaku saat itu. Dalam hal melunasi obligasi

    sebelum tanggal jatuh seringkali tidak sama dengan nilai buku yang

    tercantum dalam pembukuan perusahaan, leh karena itu selisih harga akan

    menimbulkan laba rugi.

    Contoh :

    Perusahaan menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp 100.000.000,

    premi yang belum diamortisasi sejumlah Rp 12.000.000. pada tanggaltersebut perusahaan membeli 1/10 dari obligasi yang beredar. Kurs obligasi

    98,5 (artinya 98,5% dari nilai nominal). Jurnal untuk mencatat penarikan

    obligasi adalah sebagai berikut :

    Apr. 1 Utang obligasiPremi obligasi

    Laba penghentian obligasiKas

    Rp 100.000.000Rp 1.200.000

    --

    --

    Rp 2.700.000Rp 98.500.000

    K. Obligasi sinking fund

    Salah satu bentuk keamanan yang seringkali ditawarkan oleh perusahaan

    penerbit obligasi adalah kesediaan penerbit obligasi untuk mencantumkan

    dalam perjanjian tentang keharusan membentuk sinking fund obligasi. Dana

    ini terdiri dari kekayaan perusahaan yang disisihkan dan digunakan untuk

    menyiapkan pelunasan obligasi pada tanggal jatuhnya.

    Apabila sinking fund dibentuk oleh perusahaan maka perusahaan penerbit

    harus menyetorkan kas secara periodik kepada trustee, dana tersebut

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    32/63

    31

    digunakan untuk melunasi tanggal jatuhnya tergantung tingkat bunga neto

    yang kemudian dikurangi dengan beban jasa untuk trustee.

    Contoh :

    Perusahaan menerbitkan obligasi berjumlah Rp 1.000.000.000 dengan

    jangka waktu 10 tahun. Perjanjian obligasi menentukan bahwa perusahaan

    harus melakukan penyetoran kas secara periodik kepada trustee yang

    ditugasi mengurus sinking fund pada setiap tahun selama jangka waktu

    obligasi. Dengan anggapan bahwa trustee akan dapat menginvestasikan

    sana tersebut dengan hasil bersih pertahun sebesar 8% (setelah dikurangi

    beban), maka perusahaan harus melakukan penyetoran sebesar Rp

    69.029.000 setiap tahun.

    Jurnal untuk mencatat sinking fund tahunan :

    Sinking fund obligasi Rp 69.029.000 -

    Kas - Rp 69.029.000

    Pada akhir tahun ke-1 perusahaan menyetor Rp 69.029.000 dan diperoleh

    bunga 8%. Perusahaan penerbit obligasi akan mencatat penerimaan

    pendapatan pada akhir ke-2 sebagai berikut :

    Sinking fund obligasi Rp 5.522.000 -Pendapatan sinking fund - Rp 5.522.000

    Contoh lain, apabila pencairan investasi sinking fund yang disediakan untuk

    melunasi utang obligasi senilai Rp 1.000.000.000 menghasilkan kas sebesar

    Rp 1.001.325.000, maka trustee akan menggunakan Rp 1.000.000.000

    untuk membayar pemegang obligasi dan selebihnya sebesar Rp 1.325.000

    dikembalikan kepada perusahaan. Selanjutnya perusahaan akan mencatat

    pelunasan obligasi dan penerimaan kelebihan kas sbb :

    Kas Rp 1.325.000 -

    Utang obligasi - Rp 1.000.000.000

    Sinking fund obligasi - Rp 1.001.325.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    33/63

    32

    L. Perubahan obligasi menjadi saham

    Perubahan obligasi menjadis saham terjadi apabila perusahaan beroperasi

    dengan menguntungkan selama beberapa periode dan saham perusahaan

    di bursa naik terus menerus. Apabila obligasi diubah menjadi saham, maka

    hal itu berarti bahwa perusahaan mengubah utang menjadi modal sendiri.

    Contoh :

    Perusahaan mengeluarkan obligasi berjumlah Rp 1.000.000.000 diskonto

    yang belum diamortisasi berjumlah Rp 8.000.000. obligasi diubah menjadi

    saham dengan ketentuan obligasi senilai (nominal Rp 1.000.000.000 akan

    menjadi 10 lembar saham @ Rp 10.000 (nilai nominal saham). Obligasi yang

    akan diubah menjadi nominal Rp 100.000.000. jurnal untuk mencatat

    perubahan obligasi menjadi saham adalah sebagai berikut :

    Mei 1 Utang obligasi

    Diskonto obligasi

    Modal saham biasa

    Agio saham

    Rp 100.000.000

    -

    -

    -

    -

    Rp 800.000

    Rp 90.000.000

    Rp 9.200.000

    PENYAJIAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

    PT. ANUGERAHNeraca (sebagian)

    Kewajiban jangka panjang

    Utang obligasi 10% jatuh tempo 2017

    Dikurangi : diskonto utang obligasi

    Utang wesel,11%,jatuh tempo 2023

    Dengan gedung dan peralatan pabrik

    Utang sewa guna

    Rp1.000.000.000

    Rp 80.000.000

    Rp 920.000.000

    Rp 500.000.000

    Rp 440.000.000

    Rp1.860.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    34/63

    33

    BAB 4

    DEBT AND EQUITY INVESTMENT

    MENGAPA PERUSAHAAN MELAKUKAN INVESTASI

    Apabila perusahaan memiliki dana yang melebihi kebutuhan operasinya,

    maka dana yang berlebih dapat diinvestasikan dalam berbagai bentuk, baik

    investasi dalam aset tetap maupun asset likuid (asset lancar). Salah satu bentuk

    investasi yang lazim dilakukan perusahaan adalah investasi dalam sekuritas atauefek, baik efek utang maupun efek ekuitas.Efek adalah surat berharga,yaitu surat

    pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi dan sebagainya.

    Istilah lain untuk efek adalah sekuritas.

    Perusahaan melakukan investasi dengan cara membeli sekuritas utang

    atau sekuritas saham karena adanya salah satu dari tiga alasan berikut.Pertama,

    perusahaan mungkin memiliki kelebihan kas yang tidak akan segera diperlukan

    untuk membiayai operasi. Kelebihan kas bisa juga timbul sebagai akibat

    perkembangan bisnis yang meningkat. Selain itu, perusahaan mungkinmemanfaatkan kelebihan kas dalam aset-aset lancar untuk berjaga-jaga apabila

    terjadi penurunan bisnis di kemudian hari.

    Alasan kedua, perusahaan membeli investasi dalam sekuritas adalah

    untuk memperoleh pendapatan dari hasil investasi.Alasan ketiga, perusahaan

    melakukan investasi karena alas an stratejik yang bentuknya bisa bervariasi,

    mulai dari hanya sekedar memiliki pengaruh atas perusahan lain dengan cara

    memiliki / menguasai saham-saham yang diterbitkan perusahaan lain tersebut.

    Pada saat perolehan, perusahaan harus mengklasifikasikan investasi dalam

    obligasi dan investasi dalam saham ke dalam salah satu dari tiga kelompok

    berikut ini:

    1. Diperdagangkan, yaitu sekuritas yan di beli dan dimiliki untuk dijual kembali

    dalam waktu dekat.

    2. Tersedia untuk dijual, yaitu sekuritas yang dibeli dan dimiliki dengan maksud

    untuk dijual kembali pada suatu waktu di masa datang (waktu belum

    ditentukan).

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    35/63

    34

    3. Dimiliki hingga jatuh tempo, yaitu sekuritas utang (obigasi) yang dibeli dengan

    maksud untuk dimiliki hingga jatuh tempo.

    INVESTASI DALAM OBLIGASI

    OBLIGASI DIMILIKI UNTUK DIPERDAGANGKAN

    Dalam akuntansi untuk investasi dalam obligasi yang dimiliki untuk

    diperdagangkan, perusahaan membuat jurnal untuk mencatat: (1) penbelian

    obligasi, (2) pendapatan bunga, dan (3) penjualan obligasi.

    PEMBELIAN OBLIGASI

    Misalkan pada tanggal 1 Oktober 2011, PT Merapi membeli 10 lembar obligasi

    PT Merbabu yang bernilai nominal Rp 1.000.000,00 perlembar, bunga 12 %,

    dengan tanggal bunga 1 Pebruari dan 1 Agustus. Obligasi dibeli dengan kurs 99,

    ditambah bunga berjalan 2 bulan, biaya komisi perantara dan pajak berjumlah Rp

    150.000, 00.

    Harga kurs obligasi : 99 % x Rp 10.000.000,00 . Rp 9.900.000,00Biaya komisi dan pajak ... 150.000.00

    Biaya perolehan obligasi .. Rp 10.050.000,00Bunga berjalan Rp 10.000.000,00 x 12 % x 2/12 ..... 200.000,00

    Jumlah yang harus dibayar Rp 10.250.000,00

    Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian obligasi di atas adalah :

    Okt 1 investasiobligasi

    Piutang bunga obligasiKas

    Rp 10.050.000

    200.000 Rp 10.250.000

    PENCACATAN PIUTANG BUNGA DAN PENDAPATAN BUNGA

    Pada akhir tahun buku, yaitu tanggal 31 Desember 2011, PT Merapi

    harus membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga 3 bulan yang telah

    menjadi haknya ( tetapi uangnya baru akan diterima pada tanggal 1 Pebruari

    yang akan datang yaitu sebesar Rp 300.000,00 ( Rp 10.000.000,00 x 12 % x

    3/2). Jurnalpenyesuaian tersebut adalah sebagai berkut.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    36/63

    35

    Piutang bunga obligasi Rp 300.000,00

    Pendapatan bunga obligasi Rp 300.000,00

    PENERIMAAN BUNGA

    Pada taggal 1 Pebruari 2012 PT Merapi menerima bunga 6 bulan sebagai

    hasil dari investasi dalam obligasi PT Merbabu, ( seperti telah diterangkan,

    perusahaan penerbit obligasi selalu membayar bunga pada tanggal bunga untuk

    satu periode bunga, dalam hal ini 6 bulan ). Dari jumlah penerimaan tersebut, Rp

    200.000,00 di antaranya merupakan pegembalian bunga berjalan yang telah

    dicatat pada tanggal 1 oktober 2011, dan Rp 300.000,00 merupakan pendapatan

    bunga tahun 2011 yang telah dicatat melalui jurnal penyesuaian pada tanggal 31

    desember 2011.

    Rp 600.000,00

    D

    1/8 1/9 1/10 1/11 1/12 31/12 1/2

    A B C

    Rp 200,000,00 Rp 300,000,00 Rp 100,000,00

    Catatan :A = Bunga berjalan 2 bulan ( Rp 10.000,000,00 x 12 % x 2/12 = Rp 200.000,00B = Bunga yang masih akan diterima 3 bulan ( Rp 10.000.000,00 x 12 x 3/12 =

    Rp 300.000,00C = Pendapatan bunga tahun 2012. 1 bulan ( 10.000.000,00 x 12 % x 1/12 ) =Rp 100.000,00

    D = Penerimaan bunga untuk 6 bulan ( Rp 10.000.000,00 x 12 % x 6/12 = Rp 600.000,00

    Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan bunga di atas adalah sbb :

    Aug 2 KasPiutang bunga obligasiPendapatan bunga obligasi

    Rp 600.000Rp 500.000Rp 100.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    37/63

    36

    Pada tanggal 1 Agustus 2012 PT Merapi menerima bunga untuk 6 bulan ( 1

    Pebruari1 Agustus 2012 ) sebesar Rp 600.000,00 ( Rp 10.000.000,00 x 12 %

    x 6/12 ) yang akan dicatat dengan jumlah sebagai berikut.

    Aug 1 KasPendapatan bunga obligasi

    Rp 600.000Rp 600.000

    PENJUALAN INVESTASI OBLIGASI

    Sesuai dengan tujuannya, obligasi yang di beli sebagai investasi

    sementara direncanakan akan di jual kembali dalam waktu relatif singkat setelah

    tanggal pembeliannya. Misalkan PT Merapi menjual obligasi PT Merbabu pada

    tanggal 2 Agustus 2012 dengan kurs 103. Dalam transaksi penjualan ini PT

    Merapi juga harus membayar komisi perantara sebesar Rp 70.000,00.

    Harga kurs obligasi (Rp 10.000.000,00 x 103/100) Rp 10.300.000,00Biaya komisi perantara Rp 70.000,00

    Hasil penjualan bersih Rp 10.230.000,00Biaya perolehan obligasi Rp 10.050.000,00

    Laba penjualan obligasi Rp 180.000,00

    Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan obligasi di atas adalah sbb :

    Aug 2 KasInvestasi-Obligasi

    Laba Penjualan Investasi-obligasipendapatan bunga obligasi

    Rp 10.330.000-

    --

    -Rp 10.050.000

    Rp 180.000Rp 100.000

    OBLIGASI DIMILIKI HINGA JATUH TEMPO

    PEMBELIAN OBLIGASI

    Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai investasi yang akan dimiliki

    hingga jatuh tempo, dicatat sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    38/63

    37

    meliputi harga beli obligasi ditambah komisi perantara, pajak, dan beban-beban

    lain yang berhubungan dengan pembelian obligasi.

    Sebagai contoh, misalkan pada tanggal 1 juni 2011, PT Merapi membeli 100

    lembar obligasi PT Lawu yang bernilai nominal Rp 1.000.000,00 per lembar

    dengan kurs 97 ditambah bunga berjalan, dan komisi perantara sebesar Rp

    800.000,00. Tingkat bnga obligasi adalah 9 % dengan tanggal bunga 30 Juni dan

    31 Desember. Tanggal jatuh obligasi adalah 31 Desember 2015.

    Jurnal untuk mencatat pembelian 100 lembar obligasi PT Lawu 9 %, kurs 97

    Juni 1 Investasi-Obligasi ............. Rp 97.800.000,00

    bunga obligasi Rp 3.750,000,00

    Kas.... Rp101.550.000,00

    PENERIMAAN BUNGA OBLIGASI

    Pada tanggal 30 juni 2011, PT.Merapi menerima pembayaran bunga untuk 6

    bulan dari PT.Lawu yaitu Rp 4.500.000 (Rp 100.000.000x9%x6/12). Biaya

    perolehannya Rp 97.800.000. pada tanggal jatuh obligasi, PT.Merapi akanmenerima pelunasan dari PT.Lawu sebesar Rp 100.000.000, diskonto Rp

    2.200.000 (Rp 100.000.000-Rp 97.800.000). perhitungan amortisasinya sbb :

    Jumlah diskonto (Rp100.000.000-Rp97.800.000)......................Rp 2.200.000Jangka waktu obligasi sejak tanggal pembelian sampai

    Tanggal jatuh (1 juni 2011 s/d 31 desember 2015).................55 bulanAmortisasi per bulan (Rp22.000.000:5)......................................Rp 40.000

    Harga kurs obligasi (Rp 1.000.000,00 x 97/100 .. Rp 97.000.000,00

    Biaya komisi perantara .. Rp 800.000,00

    Hasil perolehan obligasi .. Rp 97.800.000,00

    Bunga berjalan 5 bulan (Rp 100.000.000,00 x 9% x 5/12.Rp 3.750.000,00

    Jumlah yang harus dibayar ,,, Rp 101.550.000,00

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    39/63

    38

    jurnal untuk mencatat penerimaan bunga tengah tahungan dan diskonto selama

    1 bulan :

    juni 30 : Kas Rp 4.500.000 -

    investasi obligasi Rp 40.000 -

    Piutang bunga - Rp 3.750.000

    Pendapatan bunga - Rp 790.000

    Pada tanggal 31 DESEMBER 2011, PT.Merapi akan menerima bunga tengah

    tahunan berikutnya sebesar Rp 4.500.000. Pada saat yang sama PT.Merapi juga

    akan melakukan amortisasi diskonto untuk 6 bulan atau Rp 240.000 (Rp 240.000

    x 6). Jurnal untuk mencatat kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :

    Des 31 : Kas Rp 4.500.000 -

    Investasi obligasi Rp 450.000 -

    Pendapatan bunga - Rp 4.740.000

    PENERIMAAN PELUNASAN OBLIGASI PADA TANGGAL JATUH

    Seandainya PT.Lawu dimiliki oleh PT.Merapi sampai tanggal jatuhnya,

    maka PT.Merapi akan menerima pelunasan sebesar nilai nominal obligasi, yaitu

    Rp 100.000.000, jurnal untuk mencatat penerimaan pelunasan obligasi pada

    tanggal jatuhnya adalah sbb:

    Des 31 : Kas Rp 100.000.000 -

    Investasi obligasi - Rp 100.000.000

    PEMBELIAN OBLIGASI DENGAN PREMI

    Apabila obligasi dibeli dengan harga lebih tinggi daripada nilai

    nominalnya, maka timbul premi obligasi. Prosedur akuntansinya sebagian besar

    hampir sama dengan prosedur yang telah dibahas diatas, kecuali untuk

    pencatatan premi obligasi dan amortisasinya.

    Sebagai contoh misalkan pada tanggal 1 juni 2011, PT.Merapi membeli

    200 lembar obligasi PT.Semeru yang bernilai nominal Rp 1.000.000 per lembar

    dengan kurs 102 ditambah bunga berjalan komisi perantara dalam pembelian

    obligasi ini adalah Rp 1.160.000 tingkat bunga obligasi 15% yang

    pembayarannya dilakukan setiap 30 juni dan 31 desember. Tanggal jatuh

    obligasi adalah 31 desember 2014.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    40/63

    39

    Harga kurs obligasi (Rp 200.000.000x102%)...........................Rp 204.000.000

    Komisi perantara.......................................................................Rp 1.160.000

    Biaya perolehan obligasi...........................................................Rp 205.160.000Bunga berjalan 5 bulan

    (Rp 200.000.000x15%x5/12)............................................Rp 12.500.000

    Jumlah yang harus dibayar.......................................................Rp 217.660.000

    Jurnal untuk mencatat pembelian obligasi :

    Juni 1 : Investasi obligasi Rp 205.160.000 -

    Piutang bunga obligasi Rp 12.500.000 -

    Kas - Rp 217.660.000

    PENJUALAN OBLIGASI SEBELUM TANGGAL JATUH

    Obligasi yang semula dimiliki perusahaan dengan maksud untuk dimilki hingga

    jatuh tempo, mungkin dijual sebelum tanggal jatuh obligasi tersebut. Apabila

    penjualan terjadi, maka akun kas didebet sebesar jumlah kas yang diterima dan

    akun investasi obligasi dikredit sebesar nilai buku investasi pada saat penjualan

    terjadi. Misalnya PT.Merapi dalam obligasi PT.Semeru diatas. Misalkan pada

    tanggal 1 oktober 2013, PT.merapi menjual obligasi PT.Semeru dengan hargaRp 203.000.000 ditambah bunga berjalan selama 3 bulan atau Rp 7.500.000

    (Rp 200.000.000x15%x3/12). Sebelum perusahaan membuat jurnal, terlebih

    dahulu harus dicatat amortisasi untuk 3 bulan atau Rp 360.000 (Rp120.000x3).

    jurnal untuk mencatat amortisasi premi tersebut sbb :

    Okt 1 : Pendapatan bunga obligasi Rp 360.000 -

    Investasi obligasi - Rp 360.000

    Nilai buku obligasi pada tanggal 1 oktober 2013 sebagai berikut :

    Harga perolehan obligasi pada tanggal 1 juni 2011.................Rp 205.160.000Amortisasi premi sejak 1 juni 2011 s/d 30 juni 2013

    (25 bulanxRp 120.000) ......................................................Rp 3.000.000

    Nilai buku obligasi sampai dengan tanggal bunga

    Yang terakhir (30 juni2013) ...............................................Rp 202.160.000

    Amortisasi yang dibuat pada tanggal 1 oktober

    (1 juli s/d 1 oktober 2013)................................................ Rp 360.000

    Nilai buku obligasi tanggal 1 oktober 2013...............................Rp 201.800.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    41/63

    40

    Harga jual obligasi Rp 203.000.000

    Nilai buku obligasi pada tanggal penjualan Rp 201.800.000

    Laba penjualan obligasi Rp 1.200.000

    Jurnal untuk mencatat penjualan obligasi PT.Semeru :

    Okt 1 : Kas Rp 210.500.000 -

    Investasi obligasi - Rp 201.800.000

    Pendapatan bunga obligasi - Rp 7.500.000

    Laba penjualan obligasi - Rp 1.200.000

    PEMILIKAN SAHAM KURANG DARI 20%

    Dalam akuntansi untuk pemilikan saham kurang dari 20%, perusahaan

    menggunakan metode biaya perolehan.

    Pencatatan pembelian saham

    Contoh pada tanggal 1 april 2011, PT.Merapi membeli 3.000 lembar saham

    PT.Kerinci yang bernilai nominal Rp 3.500 per lembar (pemilikan 10%). Biaya

    komisi perantara dan pajak untuk transaksi pembelian tersebut adalah Rp

    250.000.

    Harga saham (3.000 x Rp 3.500) Rp 10.500.000

    Biaya komisi perantara Rp 250.000

    Biaya perolehan saham Rp 10.750.000

    Jurnal untuk mencatat pembelian 3.000 lembar saham PT.Kerinci

    Apr 1 investasi sahamkas

    Rp 10.750.000Rp 10.750.000

    PENCATATAN PENERIMAAN DIVIDEN

    Misalkan pada tanggal 30 juni 2011, PT.Merapi menerima dividen dari PT.Kerinci

    sebesar Rp 450.000 (satu lembar saham mendapat dividen Rp 150.000). jurnal

    untuk mencatat penerimaan dividen adalah :

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    42/63

    41

    Jun 30 KasPendapatan dividen

    Rp 450.000Rp 450.000

    PENJUALAN INVESTASI DALAM SAHAM

    Misalkan pada tanggal 15 september 2011 PT.Merapi menjual seluruh saham

    PT.Kerinci dengan harga Rp 4.000 per lembar. Dalam transaksi tersebut

    PT.Merapi harus membayar biaya komisi perantara dan pajak sebesar Rp

    280.000.

    Harga jual saham (3.000 x Rp 4.000) Rp 12.000.000

    Dikurangi : biaya komisi perantara dan pajak Rp 280.000

    Hasil penjualan saham Rp 11.720.000

    Biaya perolehan saham Rp 10.750.000

    Laba penjualan saham Rp 970.000

    Jurnal untuk mencatat penjualan 3.000 lembar saham PT.Kerinci

    Kas Rp 11.720.000 -

    Investasi saham - Rp 10.750.000

    Laba penjualan investasi saham - Rp 970.000

    PEMILIKAN SAHAM ANTARA 20% DAN 50%

    Apabila investor memiliki antara 20% dan 50% saham biasa dari suatu

    perusahaan, maka dapat diperkirakan bahwa investor memiliki pengaruh yang

    signifikan atas aktivitas operasi dan keuangan perusahaan investee. Investasi

    saham antara 20% dan 50% dicatat menggunakan metode ekuitas.

    PENCATATAN PEMBELIAN INVESTASI SAHAM

    Misalkan suatu perseroan memiliki 2000 lembar saham biasa yang beredar

    dengan nilai pari Rp 100.000 perlembar. Perseroan tersebut bermaksud membeli

    kembali 100 lembar sahamnya dengan harga Rp 120.000 per lembar. Jurnal

    untuk mencatat pembelian kembali saham tersebut adalah :

    Saham diperoleh kembali Rp 12.000.000 -

    kas - Rp 12.000.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    43/63

    42

    bila dikemudian hari perseroan bermaksud menjual kembali saham yang

    diperoleh kembali, maka perseroan bisa menentukan harga tertentu yang

    dikehendakinya. Tetapi jika penjualan kembali dilakukan dengan harga yanglebih tinggi dari harga belinya, maka selisih harga yang terjadi tidak boleh

    dipandang sebagai laba dan oleh karenanya tidak boleh ditambahkan pada laba

    ditahan. Misalnya 50 lembar saham dari saham yang diperoleh kembali dalam

    contoh diatas dijual dengan harga Rp 130.000 per lembar.

    maka jurnal untuk mencatat transaksi penjualan kembali saham tersebut adalah

    sebagai berikut :

    Kas Rp 6.500.000 -

    Saham diperoleh kembali - Rp 6.000.000

    Tambahan modal dari saham-

    Diperoleh kembali - Rp 500.000

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    44/63

    43

    BAB 5

    ACCOUNTING AND REPORTING

    DASAR DASAR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

    Analisis laporan keuangan meliputi evaluasi tentang tiga karakteristik

    perusahaan yaitu : likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Kreditur jangka

    pendek seperti misalnya bank sangat berkepentingan terhadap likuiditas, yaitu

    kemampuan peminjam untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.Kreditur jangka panjang seperti misalnya pemegang obligasi akan sangat

    memperhatikan tingkat likuiditas dan solvabilitas yang menunjukkan kemampuan

    perusahaan (penerbit obligasi) untuk bertahan dalam jangka waktu yang

    panjang.

    KEBUTUHAN AKAN ANALISIS KOMPARATIF

    Kebutuhan akan analisis komparatif dapat dilakukan dengan data dasar (data

    pembanding) yang berbedabeda sebagai berikut :

    1. Basis intra perusahaan, basis ini membandingkan suatu pos atau

    hubungan keuangan dalam suatu perusahaan pada suatu tahun dengan

    pos atau hubungan yang sama dari tahun atau tahun tahun

    sebelumnya.

    2. Ratarata industri, dasar ini membandingkan suatu pos atau hubungan

    keuangan dari suatu perusahaan dengan ratarata industri (atau standar

    industri) yang diterbitkan oleh organisasi pemeringkat keuangan .

    3. Basis antar perusahaan, basis ini membandingkan suatu pos atau

    hubungan keuangan suatu perusahaan dengan pos atau hubungan

    keuangan dari satu atau beberapa perusahaan pesaing.

    ALAT - ALAT ANALISIS

    Analisis horizontal, mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan

    selama suatu periode waktu tertentu.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    45/63

    44

    Analisis vertikal, mengevaluasi data laporan keuangan dengan

    menyatakan setiap pos dalam suatu laporan keuangan sebagai suatu

    persentase dari jumlah dasar tertentu.

    Analisis rasio, menyatakan hubungan antara pos pos tertentu dalam

    laporan keuangan.

    1. ANALISIS HORIZONTAL

    Analisis horizontal adalah suatu tekhnik untuk mengevaluasi serangkaian

    data dari laporan keuangan selama suatu periode waktu tertentu. Tujuannya

    adalah untuk menentukan kenaikan atau penurunan yang terjadi. Perubahan ini

    dapat dinyatakan dalam bentuk suatu jumlah tertentu atau suatu persentase.

    Sebagai contoh penjualan bersih PT.Merbabu selama 3 tahun terakhir adalah

    sbb :

    PT. MERBABU

    Penjualan bersih (dalam jutaan rupiah)

    2011 2010 2009Rp 19.860 Rp 19.903 Rp 18.781

    Dengan asumsi bahwa tahun 2009 adalah tahun dasar, kita dapat mengukur

    semua persentase kenaikan atau penurunan dari jumlah tahun dasar tersebut

    sebagai berikut :

    Jumlah tahun inijumlah tahun dasar

    Perubahan sejak tahun dasar =Jumlah tahun dasar

    Dari data diatas dapat menentukan bahwa penjualan bersih pada PT.

    Merbabu naik dari tahun 2009 ke tahun 2010 kirakira sebesar 6%.[(Rp 19.903

    Rp 18.781) : Rp 18.781] demikian pula kita bisa menentukan bahwa penjualan

    bersih telah naik dari tahun 2009 sampai tahun 2011 sebesar kira kira 5,7%

    [(Rp 19.860Rp 18.781) : Rp 18.781].

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    46/63

    45

    Sebagai alternatif kita dapat menyatakan penjualan tahun ini sehingga

    persentase dari tahun dasar. Kita melakukan hal tersebut dengan membagi

    jumlah tahun ini dengan jumlah pada tahun dasar, sebagai berikut :

    Jumlah tahun ini

    tahun ini berbanding tahun dasar =

    Jumlah tahun dasar

    Analisis untuk PT.Merbabu selama periode waktu 3 tahun dengan menggunakan

    tahun 2009 sebagai tahun dasar :

    PT. MERBABU

    Penjualan bersih (dalam jutaan rupiah)

    Perbandingan dengan tahun dasar 2009

    2011 2010 2009Rp 19.860 Rp 19.903 Rp 18.781

    NERACA

    Untuk memberi ilustrasi lebih lanjut tentang analisis horizontal, marilah kita lihat

    PRAMBANAN DEPARTEMENT STORENeraca (diringkas)

    (Dalam satuan rupiah)

    Kenaikan atau (penurunan)Selama tahun 2011

    2011 2010 Jumlah persentaseAset :Aset lancar

    Aset tetap (neto)Aset tak berwujud

    Total aset

    Kewajiban :Utang lancarUtang jangka panjang

    Total kewajiban

    Ekuitas pemegang saham:Saham biasa, pari Rp 1000Laba ditahan

    Total ekuitas

    1.020.000

    800.00015.000

    1.835.000

    344.500487.500832.000

    275.400727.600

    1.003.000

    945.000

    632.50017.500

    1.595.000

    303.000497.000800.000

    270.000525.000792.000

    75.000

    187.500(2.500)

    240.000

    41.500(9.500)32.000

    5.400202.600208.000

    7,9%

    26,5%(14,3%)15,0%

    13,7%(1,9%)4,0%

    2,0%38,6%26,2%

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    47/63

    46

    Total kewajiban dan ekuitasPemegang saham 1.835.000 1.595.000 240.000 15,0%

    Neraca komparatif diatas menunjukkan sejumlah perubahan signifikan telah

    terjadi dalam struktur keuangan perusahaan prambanan department store antara

    tahun 2010 dan 2011.

    Dalam kelompok aset, aset tetap (neto) telah naik sebesar Rp

    167.500.000 atau 26,5%

    Dalam kelompok kewajiban, utang lancar dan telah naik sebesar Rp41.500.000 atau 13,&%

    Dalam kelompok ekuitas, laba ditahan telah naik sebesar Rp 202.600.000

    atau 38,6%

    LAPORAN RUGI LABA

    Contoh analisis atas laporan laba rugi ini menunjukkan adanya perubahan

    perubahan berikut :

    Penjualan bersih naik Rp 260.000.000 atau 14,2% (Rp 260.000 : Rp

    1.837.000.000)

    Beban pokok penjualan naik Rp 141.000.000 atau 12,4% (Rp

    141.000.000 : Rp 1.140.000.000)

    Total beban operasi naik Rp 37.000.000 atau 11,6% (Rp 37.000.000 : Rp

    320.000.000)

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    48/63

    47

    PRAMBANAN DEPARTEMENT STORENeraca (diringkas)

    (Dalam satuan rupiah)

    Kenaikan atau(penurunan)

    Selama tahun 20112011(Rp)

    2010(Rp)

    Jumlah(Rp)

    persentase

    PenjualanRetur dan potongan penjualanPenjualan bersihBeban pokok penjualanLaba kotorBeban penjualanBeban administrasiTotal beban operasiLaba bersih operasiPendapatan dan laba lainlain

    Bunga dan dividenBeban dan rugi lainlain

    Beban bungaLaba sebelum pajakBeban pajak penghasilan

    Laba bersih

    2.195.00098.000

    2.097.0001.281.000

    816.000253.000104.000357.000459.000

    9.000

    36.000432.000168.200

    263.000

    1.960.000123.000

    1.837.0001.140.000

    697.000211.500108.500320.000377.000

    11.000

    40.500347.500139.000

    208.500

    235.000(25.000)260.000141.000119.00041.500(4.500)37.00082.000

    (2.000)

    (4.500)84.50029.200

    55.300

    12,0%(20,3%)14,2%12,4%17,1%19,8%(4,1%)11,6%21,8%

    (18,2%)

    (11,1%)24,3%21,0%

    26,5%

    LAPORAN LABA DITAHAN

    PRAMBANAN DEPARTEMENT STORENeraca (diringkas)

    (Dalam satuan rupiah) Kenaikan atau(penurunan)

    Selama tahun 20112011 2010 Jumlah persentase

    Laba ditahan,1 januariDitambah : laba bersih

    Dikurangi : bebanLaba ditahan 31 desember

    525.000263.800788.80061.200

    727.600

    376.500208.500585.000

    60.000525.000

    148.50055.300

    203.8001.200

    202.600

    39,4%26,5%

    2,0%38,6%

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    49/63

    48

    ANALISIS VERTIKAL

    Analisis vertikal adalah suatu tehnik yang menyatakan setiap pos laporan

    keuangan sebagai suatu persentase dari jumlah basis tertentu.

    NERACA

    Basis untuk pos pos aset adalah total aset basis untuk pos pos kewajiban

    dan ekuitas pemegang saham adalah total kewajiban dan ekuitas pemegang

    saham.

    PRAMBANAN DEPARTEMENT STORENeraca (diringkas)(Dalam satuan rupiah)

    Kenaikan atau (penurunan)Selama tahun 2011

    2011(Rp)

    2010 Jumlah\(Rp)

    persentase

    Aset :Aset lancarAset tetap (neto)Aset tak berwujud

    Total aset

    Kewajiban :Utang lancarUtang jangka panjang

    Total kewajiban

    Ekuitas pemegang saham:Saham biasa, pari Rp 1000Laba ditahan

    Total ekuitasTotal kewajiban dan ekuitas

    Pemegang saham

    1.020.000800.00015.000

    1.835.000

    344.500487.500832.000

    275.400727.600

    1.003.000

    1.835.000

    55,6%43,6%0,8%100%

    18,8%26,5%45,3%

    15,0%39,7%54,7%

    100%

    945.000632.50017.500

    1.595.000

    303.000497.000800.000

    270.000525.000792.000

    1.595.000

    59,2%39,7%1,1%100%

    19,0%31,2%50,2%

    16,9%32,9%49,8%

    100%

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    50/63

    49

    ANALISIS RASIO

    Analisis rasio menyatakan hubungan antara pospos tertentu dari data laporan

    keuangan. Suatu rasio menyatakan hubungan matematis antara suatu jumlah

    dengan jumlah lainnya.

    RASIO LIKUIDITAS

    Rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek suatu perusahaan untuk

    membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo untuk memenuhi kebutuhan kas

    yang tak terduga.

    1. Rasio lancar

    Rasio lancar adalah alat ukur yang sangat populer digunakan dalam menilai

    likuiditas dan kemampuan jangka pendek perusahaan untuk melunasi

    kewajibannya.

    2. Rasio acid test

    Rasio acid test adalah alat pengukur likuiditas perusahaan jangka pendek yang

    segera. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah kas, investasi jangka pendek

    dan piutang usaha.

    3. Perputaran piutang

    Kita dapat mengukur mengukur likuiditas dengan mengukur seberapa cepet

    suatu aset tertentu dapat diubah menjadi kas. Rasio yang digunakan untuk

    mengukur likuiditas piutang disebut perputaran piutang.

    4. Perputaran persediaan

    Peputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan dijual dalam suatu

    periode. Hal ini dilakukan untuk mengukur likuiditas persediaan. Perputaran

    persediaan dihitung dengan membagi beban pokok penjualan dengan rata rata

    persediaan.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    51/63

    50

    RASIO PROFITABILITAS

    Rasio profitabilitas mengukur laba dan keberhasilan operasi suatu

    perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Laba / rugi mempengaaruhi

    kemampuan perusahaan untuk mendapat pendanan utang atau ekuitas.

    1. Marjin laba

    Marjin laba adalah suatu ukuran tentang persentase setiap rupiah penjualan

    yang menghasilkan laba bersih. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi laba

    bersih dengan penjualan.

    2. Perputaran aset

    Perputaran aset mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya

    untuk menghasilkan penjualan. Hal itu dilakukan dengan membagi penjualan

    bersih dengan aset ratarata.

    3. Hasil (return) atas aset

    Pengukur profitabilitas yang menyeluruh disebut hasil atas aset. Kita dapat

    menghitung rasio ini dengan membagi laba bersih dengan aset rata rata.

    4. Hasil ekuitas pemegang saham

    Rasio profitabilitas lain yang juga banyak digunakan para analisis adalah hasil

    atas ekuitas pemegang saham. Kita menghitung rasio ini dengan membagi laba

    bersih dengan ratarata ekuitas pemegang saham.

    5. Laba per lembar saham

    Laba per lembar saham mengukur laba bersih yang diperoleh tiap lembar saham

    biasa. Ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa

    yang beredar sepanjang tahun.

    6. Rasio harga saham dengan laba

    Rasio harga saham dengan laba mengukur rasio harga pasar perlembar saham

    biasa dengan laba per lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi harga

    pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    52/63

    51

    7. Rasio dividen dibayar

    Rasio dividen dibayar mengukur persentase dari laba yang dibayarkan dalam

    bentuk dividen tunai. Kita menghitung rasio ini dengan membagi dividen tunai

    dengan laba bersih.

    RASIO SOLVABILITAS

    Rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan

    dalam kurun waktu yang panjang. Para kreditur jangka panjang dan para

    pemegang saham tertarik untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk

    membayar bunga pada tanggal yang telah ditentukan dan melunasi pinjaman

    pada tanggal jatuhnya.

    1. Rasio utang terhadap total aset

    Rasio utang terhadap total aset mengukur persentase dari total aset yang

    berasal dari kreditur. Rasio ini dihitung dengan membagi total utang ( utang

    lancar dan utang jangka panjang) dengan total aset.

    2. Perbandingan bunga terhadap labaPerbandingan bunga terhadap laba memberi indikasi tentang kemampuan

    perusahaan untuk membayar bunga pada waktu/tanggal yang telah ditentukan.

    Perbandingan ini dihitung dengan membagi laba sebelum dikurangi pajak

    penghasilan dan beban bunga dengan beban bunga.

  • 7/26/2019 Modul Pengantar Akuntansi II Kelompok 2

    53/63

    52

    BAB 6

    RETAINED EARNING

    Laba memegang peranan yang sangat penting didalam suatu perusahaan dan

    mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian. Laba perusahaan

    selalu menarik perhatian para pemiliknya maupun calon investor.Saldo akun laba

    ditahan menggambarkan bagian dari modal yang timbul dari menggunaan

    kekayaan perusahaan dalam operasi yang mendatangkan keuntungan.

    Pada akhir periode akuntansi, akun laba ditahan dikredit dengan laba bersih

    perseroan dan akun laba rugi di didebet. Sebaliknya apabila perseroan

    menderita rugi, maka akun laba ditahan di debet dan akun laba rugi di kredit.

    Apabila akun lab ditahan mempunyai saldo debet, hal itu menunjukkan bahwa

    perseroan mengalami devisit.

    Dalam hal tertentu akun laba di