modul nu 2012

37
1 Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Buku panduan praktikum anatomi Blok nephro urinary Copyright © 2014 Laboratorium Anatomi FKIK UNSOED Tim Penyusun Asisten Anatomi 2007 Melan Mulyana - Agus Hariyanto - Muhammad Ikbal - Supak Silawani - Nessyah Fatahan - Manggala Sariputri - Aprianti Nur Hasanah - Elok Nurfaiqoh - Qonita Wachidah - Aristi Intan Soraya Asisten Anatomi 2010 Sofia Kusumadewi - Himatun Istijabah - Naelin Nikmah - Keyko Lampita Ms - Gretta Ayudha - Nahiyah Isnanda - Arya Yusti Kusuma - Khoirur Rijal A Asisten Anatomi 2011 Editor Asisten Yolanda Shinta P Rizka Khairiza Halimah Chairunnisa Editor dr. Yudha Ftrian Prasetyo Dilarang Mengutip, Memperbanyak, Dan Menerjemahkan Sebagian Atau Seluruh Isi Buku Ini Tanpa Izin Tertulis Dari Penyusun.

Upload: hanifandanu

Post on 02-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

modul neurologi

TRANSCRIPT

  • 1

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Buku panduan praktikum anatomi

    Blok nephro urinary

    Copyright 2014

    Laboratorium Anatomi FKIK UNSOED

    Tim Penyusun

    Asisten Anatomi 2007

    Melan Mulyana - Agus Hariyanto - Muhammad Ikbal - Supak Silawani -

    Nessyah Fatahan - Manggala Sariputri - Aprianti Nur Hasanah - Elok Nurfaiqoh

    - Qonita Wachidah - Aristi Intan Soraya

    Asisten Anatomi 2010

    Sofia Kusumadewi - Himatun Istijabah - Naelin Nikmah - Keyko Lampita Ms -

    Gretta Ayudha - Nahiyah Isnanda - Arya Yusti Kusuma - Khoirur Rijal A

    Asisten Anatomi 2011

    Editor Asisten

    Yolanda Shinta P

    Rizka Khairiza

    Halimah Chairunnisa

    Editor

    dr. Yudha Ftrian Prasetyo

    Dilarang Mengutip, Memperbanyak, Dan Menerjemahkan Sebagian Atau

    Seluruh Isi Buku Ini Tanpa Izin Tertulis Dari Penyusun.

  • 2

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Pendahuluan

    Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan

    hubungannya dengan bagian tubuh lain manusia secara makroskopis. Ilmu

    anatomi akan menunjang ilmu kesehatan lainnya hubungannya dengan manusia

    sebagai subjek kegiatan ilmu kesehatan. Dalam menjalankan kegiatan rutinnya

    yang berkaitan dengan tindakan terhadap pasien, seorang dokter, perawat, dan

    2paramedis lainnya butuh penguasaan dan pengetahuan dalam identifikasi

    struktur tubuh manusia.sehingga demikian, kesalahan dalam pelaksanaan

    kegiatan kemedisan saat melaksanakan tindakan dapat diminimalisasi bahkan

    dihindari.

    Anatomi merupakan ilmu kedokteran yang memiliki karakteristik

    penggunaan bahasa latin dalam istilah-istilah organ dan struktur organ baik

    istilah posisi maupun nama organnya. Tujuan penggunaan bahasa latin ini untuk

    menyamakan persepsi anggota tim medis dalam mengidentifikasi struktur tubuh

    yang dimaksud sehingga setiap anggota tim medis dapat mengerti dan

    menghindari kesalahan persepsi terutama saat pencatatan dan dokumentasi

    tindakan medis. Selain itu, tim medis lain dapat mengerti persepsi yang sama jika

    catatan harus dipindah tangankan ke anggota tim medis lainnya dalam rujukan.

    Peranan anatomi yang penting dalam kegiatan medis inilah yang

    melatarbelakangi pembuatan modul anatomi oleh laboratorium anatomi.modul ini

    diharapkan dapat mempermudah kegiatan pembelajaran anatomi di laboratorium

    sehingga praktikan dapat mengefisiensikan waktu praktikum.selain memudahkan

    praktikan, hal ini juga mempermudah asisten laboratorium anatomi.

  • 3

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Tata tertib praktikum

    A. Ketentuan umum bagi seluruh peserta praktikum adalah sebagai

    berikut:

    1. Praktikan wajib hadir di laboratorium anatomi 5 menit sebelum waktu

    praktikum. Terlambat lebih dari 10 menit dilarang mengikuti praktikum,

    kecuali dengan izin khusus.

    2. Praktikan wajib memakai jas praktikum, dilengkapi dengan tanda

    pengenal. Memakai dan melepaskan jas praktikum harus diluar ruangan.

    3. Praktikan wajib memakai sepatu selama praktikum, berpakaian rapi dan

    sopan.

    4. Praktikan dilarang memakai kaos oblong.

    5. Praktikan dilarang memakai rok atau celana berbahan jeans. Khusus

    untuk perempuan yang tidak mengenakan jilbab, dilarang menggunakan

    rok mini atau rok panjang dengan belahan hingga diatas lutut.

    6. Praktikan membawa masker, goggle, sarung tangan dan pinset serta

    atlas setiap kali praktikum.

    7. Praktikan dilarang berkuku panjang.

    8. Rambut untuk praktikan pria pendek dan disisir rapi, untuk praktikan

    wanita yang tidak mengenakan jilbab, apabila berambut panjang diikat

    rapi kebelakang.

    9. Praktikan harus sudah mengerti tentang rencana yang akan dikerjakan

    selama praktikum dan telah siap dengan teori dan gambar yang

    diperlukan selama praktikum.

    B. Ketentuan selama praktikum:

    1. Praktikan wajib menjaga attitude, ketertiban, ketenangan, dan

    kebersihan di laboratorium.

    2. Praktikan wajib berperilaku sopan, santun dan saling menghargai

    antara praktikan dan praktikan, praktikan dan asisten, praktikan dan

    dosen, praktikan dan guru diam.

    3. Praktikan dilarang merokok, makan dan minum selama melaksanakan

    kegiatan di arena praktikum.

    4. Tiap kelompok menghadapi 1 meja preparat (cadaver atau preparat lepas

    atau manekuin)

  • 4

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    5. Tiap kelompok bergiliran mempelajari preparat dari satu meja kemeja lain

    secara bersama-sama dengan alokasi waktu yang telah disepakati.

    6. Praktikan mendapat bimbingan dari asisten dosen yang bertugas pada

    meja preparat yang bersangkutan.

    7. Kadaver sebagai guru diam mahasiswa, harus diperlakukan selayaknya.

    8. Praktikan tidak boleh memotret atau merekam cadaver ataupun preparat

    lepas.

    9. Praktikan tidak diperkenankan mengambil sendiri atau meminjam alat/

    bahan/ sarana praktikum kecuali atas seijin asisten dosen dan dosen

    pengampu.

    10. Praktikan wajib menjaga keutuhan kondisi baik manekuin, preparat lepas

    dan cadaver sesuai dengan kondisi awal sebelum praktikum. Coretan

    pada manekuin, kerusakan manekuin, kerusakan atau kehilangan

    jaringan berlebihan pada cadaver atau preparat lepas tidak dapat

    ditoleransi. Praktikan bertanggung jawab penuh apabila terjadi hal

    tersebut dengan membayar penggantian sesuai taksiran pihak

    laboratorium anatomi.

    C. Ketentuan lain

    1. Peserta praktikum wajib mematuhi peraturan yang berlaku yang dibuat

    laboratorium anatomi fkik unsoed

    2. Peserta praktikum yang melanggar ketentuan tersebut tidak

    diperbolehkan mengikuti praktikum

  • 5

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Daftar Isi

    Halaman Judul ........................................................................................................... 1

    Pendahuluan ............................................................................................................. 2

    Tata Tertib Praktikum ................................................................................................ 3

    Daftar Isi .................................................................................................................... 5

    A. Sistema Urinarium Superior

    1. Ren ................................................................................................................. 6

    2. Ureter ............................................................................................................. 13

    B. Sistema Digestorium Inferior

    1. Vesica Urinaria ................................................................................................ 16

    2. Urethra ............................................................................................................ 21

    C. Referensi .............................................................................................................. 25

    D. Latihan Soal .......................................................................................................... 26

    E. Lampiran ............................................................................................................... 33

  • 6

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    A. Sistema Urinarium Superior

    1. Ren 2. Ureter

    1. Ren

    a. Letak

    Kedua ren terletak retro-peritoneal pada dinding posterior abdomen

    Masing-masing terletak di sisi kanan dan kiri columna vertebralis

    Ren sinistra : t12 l3 , ren dextra : l2 l4

    Ginjal pada orang dewasa panjangnya sekitar 10 cm (4 in.), lebarnya

    5.5 cm (2.2 in.), dan tebalnya sekitar 3 cm (1.2 in)

    Setiap ginjal memiliki berat 150 g (5.25 oz)

    Ren dextra lebih inferior karena terdesak hepar

    Sebagian besar tertutup arcus costalis

    Saat inspirasi diafragma berkontraksi, bergerak turun mendorong

    organ di bawahnya-termasuk hepar, sehingga kedua ren akan

    turun sejauh 1 inchi (2,5 cm)

    b. Batas-batas (sintopi)

    Tabel 1. Sintopi ren anterior

    Ren dextra Ren sinistra

    Hepar

    Flexura coli dextra

    Pars descenden

    duodenum

    Glandula supra renalis

    dextra(dipisahkan oleh

    lemak perirenal)

    Colon ascendens

    Gaster

    Lien

    Glandula supra renalis

    sinistra

    Flexura coli sinistra

    Colon descendens

    Pancreas

    Jejenum

  • 7

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Table 2. Sintopi ren posterior

    Ren dextra Ren sinistra

    Diaphragma

    Costa xii

    M.psoas major

    M. Quadratus lumborum

    M. Tranversus abdominis

    N iliohypogastricus, n. Subcostalis

    (t12), n.ilioingunailis (l1) menyilang

    kaudolateral

    Diaphragma

    Costa xi dan xii

    M. Psoas major

    M. Quadratus lumborum

    M. Tranversus abdominis

    N iliohypogastricus, n.

    Subcostalis, n.ilioingunailis

    menyilang kaudolateral

    Gambar 1. Batas anterior dan posterior ren dextra dan sinistra

    Table 3. Letak ren anterior

    Ren dextra Ren sinistra

    1. Mendekati extremitas superior dan

    margo lateralis menghadap pars

    affixa hepatis (dipisah fascia

    renalis)

    2. Mendekati margo medialis,

    menghadap pars descendens

    duodeni (dipisah oleh fascia

    renalis)

    3. Mendekati extremitas inferior

    menghadap colon

    ascenden/flexura coli dextra

    1. Cranio lateral facies anterior

    menghadap facies

    posteroinferiorgaster (dipisah

    peritoneum)

    2. Facies anterior dan margo

    medialis, menghadap cauda

    pancreatic (dipisah

    peritoneum)

    3. Facies anterior dan margo

    medialis menghadap jejunum

    4. Diantara facies gastric dan

  • 8

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    (dipisah fascia renalis)

    4. Sebagian besar fascies anterior

    dan margo lateralis (dipisah

    peritoneum)

    5. Extremitas inferior menghadap

    lengkung ileum (dipisah

    peritoneum)

    facies renalis ditempati oleh

    refleksi lig.lienorenale

    5. Facies anterior, margo

    medialis dan cranial facies

    jejunalis; menghadap corpus

    pancreatic dan v.lienalis

    (dipisah fascia renalis)

    6. diantara facies renalis dan

    facies jejunalis mendekati

    extremitas inferior

    menghadap flexura coli

    sinistra (dipisah oleh fascia

    renalis)

    Table 4. Letak ren posterior

    Ren dextra Ren sinistra

    1. Lebih rendah dibanding sinistra sehingga

    bagian cranial berbatasan dengan costa

    xii

    2. Caudal facies diapragmatica sama

    dengan ren sinistra

    1. Cranial menghadap ke

    diaphragma dan costa xii

    serta sedikit costa xi.

    2. Medial menghadap crus

    diaphragmatica dan

    processus rtranversus vl1

    3. Caudal facies

    diapragmatica berturut-

    turut dari medial ke

    lateral:

    a. M.psoas major

    b. M. Qudratus

    lumborum

    c. M. Tranversus

    abdominis

  • 9

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Gambar 2. Skeletopi sistem urinarius manusia

    c. Morfologi

    Margo medialis (concave)

    Margo lateralis (convex)

    Extremitas/polus superior

    Extremitas/polus inferior

    Facies anterior

    Facies posterior

    d. Pembungkus ginjal (dari dalam ke luar)

    a. Capsula renalis (melekat pada ren yang terdiri dari jaringan ikat

    fibrosa),

    b. Capsula adiposa perirenal

    c. Fascia renalis yaitu jaringan ikat yang membagi capsula adiposa di

    sekitar ren menjadi capsula adipose perirenal dan capsula adipose

    pararenal

    d. Capsula adiposa pararenal: sering didapatkan dalam jumlah yang

    besar. Corpus adiposa pararenal membentuk sebagian lemak retro-

    peritoneal.

    * lamina anterior fascia : fascia toldt/ gerota

    * lamina posterior fascia : fascia zuckerkandl

    * corpus adiposum perirenale dan corpus adiposum pararenale

    menyelaraskan gerak ren pada saat pernapasan

  • 10

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    * corpus adiposum perirenale, fascia renalis, corpus adiposum

    pararenal, dan vasa renalis menyokong dan memfiksasi ren pada

    posisinya di dinding posterior abdomen

    * corpus adiposum akan semakin menipis pada orang yang kurus, hal ini

    dapat mengakibatkan terjadinya ren mobilis

    e. Struktur ren

    Terdiri dari cortex renal dan medulla renal

    1. Cortex ren

    Berwarna coklat tua. Terletak di bawah capsula renalis. Sebagian

    substansinya melanjut diantara pyramis renalis yang disebut columna

    renalis bertini.

    2. Medula renalis

    Berawarna coklat muda, apex menghadap ke sinus renalis yang

    disebut papilla renalis. Sedangkan basisnya menghadap ke cortex.

    f. Bagian bagian nephron

    Nephron merupakan satuan fungsional ginjal.

    Nephron terdiri dari:

    1. Capsula bowman,

    2. Glomerulus,

    3. Tubulus contortus proksimal, dan

    4. Tubulus contortus distal

    Tubulus contortus distal berakhir di tubulus arcuatus yang bersatu

    dengan tubulus collectivus rectusbeberapa tubuli recti bersatu dalam

    satu saluran besar yang disebut tubulus centralis sive ductus

    bellinibeberapa ductus bellini membentuk papilla renalis.

    g. Hillus renalis

    Masuk ke renal : a. Renalis dan n. Renalis

    Keluar dari renal : v. Renalis dan ureter

    Kenampakan (urutan) dari frontal ke dorsal : vena renalis, dua cabang

    arteri renalis, ureter, cabang ketiga arteri renalis (v.a.u.a).

  • 11

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    h. Sinus renalis (cavitas di dalam ren):

    1. Pelvis renalis. Pelvis renalis terbagi menjadi dua atau tiga calices

    renales majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua

    atau tiga calices renales minores.

    2. Pembuluh darah

    3. Syaraf

    4. Jaringan lemak

    i. Sectional anatomy:

    1. Papilla renalis puncak pyramida renalis yang menonjol masuk ke

    calyx minor

    2. Calyxes minores

    3. Calyxes majores (gabungan 2- 3 calyces minores)

    4. Pelvis renalis (gabungan 2-3 calixes majores)

    Gambar 3: sectional anatomy of ren

  • 12

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    j. Vascularisasi

    1. Arteria renalis berasal dari aorta setinggi vertebrae lumbalis ii.

    Arteria renalis 5 arteriae segmentales aa. Lobares

    a.interlobares a.arcuatae a.interlobulares arteriolae aferen

    2. Vena renalis selanjutnya bermuara ke vena cava inferior

    3. Pada vena renalis sinistra bermuara vena testicularis

    Aplikasi klinis:

    Auscultasi arteri renalis dilakukan pada dinding anterior abdomen, sekitar

    linea transpylorica, para aorta.

    Gambar 4: vaskularisasi ren

    k. Inervasi

    Innervasi ren berasal dari plexus renalis.

    Dibentuk oleh nn. Splanchnici (abdominopelvicus) :

    N. Splanchnicus mayor (t5-t9)

    N. Splanchnicus minor (t10 t11)

    N. Splanchnicus minimus (t12) (terutama)

    Nn. Splanchnici lumbales

    serabut parasimpatis dari cabang truncus vagalis anterior (sinistra)

    dan posterior (dextra) yang masuk & keluar dari ganglion coeliacus,

    mesentrica superior dan aorticorenal

  • 13

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    l. Aliran limfatik

    Bermuara ke noduli lymphatici para aorticus

    m. Aplikasi klinis

    1. Batu ginjal

    2. Gagal ginjal

    3. Hemodialysis

    4. Ruptur ginjal

    5. Abses perinefrik

    2. Ureter

    Merupakan tabung muskuler yang mengantarkan urin ke vesica urinarius.

    Terletak retroperitoneal dan mempunyai tiga area penyempitan lumen:

    a. Pada peralihan pelvis renalis menjadi ureter (pelvicoureteric junction/

    junctura pelvico-ureterica)

    b. Pada tempat menyilang di depan a.iliaca comunis/ permulaan a. Iliaca

    externa (menyilang ketika masuk ke dalam pelvis)

    c. Pada tempat dimana ureter terletak di dalam vesica urinary (intramural/

    uretero-vesical junction/ junctura uretero-vesica)

    Mempunyai gerakan peristaltic

    a. Batas batas ( sintopi )

    Anterior

    Tabel 5. Sintopi ureter anterior

    Ureter dextra Ureter sinistra

    1. Duodenum 1. Colon sigmoid

  • 14

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    2. Pars terminalis ileum

    3. A.v colica dextra

    4. A.v ileocolica dextra

    5. A.v testicularis/ ovarica dextra

    2. Mesocolon sigmoid

    3. A.v colica sinistra

    4. A.v testicularis/ovarica

    sinistra

    Posterior : m .psoas major dextra et sinistra

    b. Bagian-bagian ureter:

    1. Pars abdominalis

    Terbentang dari pelvis renalis sampai bagian ventral a. Iliaca

    comunis/pangkal a.iliaca externa. Terletak ventromedial m.psoas

    major dan disilang secara miring oleh vasa spermatica interna/vasa

    ovarica disebelah ventralnya.

    2. Pars pelvina

    Terbentang dari linea terminalis pelvis ke vesica urinarius. Ureter

    bermuara ke vesica urinarius secara miring dan keadaan ini membuat

    fungsinya seperti katup yang mencegah aliran balik urine ke ginjal

    pada waktu vesica urinari terisi.

    c. Vaskularisasi

    1. Ujung atas oleh arteria renalis (cabang aorta abdominalis)

    2. Bagian tengah oleh arteria testicularis atau arteria ovarica (cabang

    aorta abdominalis)

    3. Di dalam pelvis oleh arteria vesicalis superior (cabang arteri

    umbilicalis)

    Aliran vena sesuai dengan arteri

    d. Inervasi

    1. Pars abdominalis:

    a. Pleksus renalis

    b. Pleksus abdomino-aorticus

    c. Pleksus hipogastricus superior

    2. Pars pelvina

  • 15

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    i. Pleksus splanchnicus pelvicus

    Aplikasi klinis:

    1. Nyeri pinggang (flank pain) peregangan kapsul (t 11 t12)

    2. Nyeri kolik spasme & peregangan o.k obstruksi :

    i. Pinggang ke selangkangan (loin to groin colicky pain) spasme

    ureter abdominalis (1/3 proks./sup.) (t11 l2)

    ii. S.d anterior femur proksimal, scrotum, labia mayora spasme

    ureter abdominalis (1/3 med) n. Genitofemoralis (l1-l2)

    iii. S.d supra/retro pubic spasme ureter pelv (1/3 distal/ inf.) n.

    Splanchnicus pelvicus (s2-s4)

    e. Aliran limfatik ureter

    1. Bagian proksimal: sebagian ada yang bergabung dengan vasa

    lymphatica renalis dan sebagian langsung bergabung dengan noduli

    limfatici para-aorticus

    2. Proksimal ke ni. Aorticus

    3. Pars pelvina : sebagian bergabung dengan vasa lymphatica vesica

    urinarius dan sebagian ke nnll. Iliacus internus.

    f. Aplikasi klinis

    1. Ureterolithiasis

    2. Ureteritis

  • 16

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Gambar 5: ureter

    B. Sistema Urinarium Inferior

    1. Vesica Urinaria 2. Urethra Masculina Et Feminina

    i. Vesica urinarius

    a. Letak

    Merupakan kantong musculomembranosa yang berfungsi menampung

    urine. Terletak pada pelvis minor, tepat di belakang symphisis pubis.

    Batas-batasnya bervariasi mulai dari yang kosong pada orang dewasa

    seluruhnya didalam pelvis; bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya

    terangkat sampai masuk regio hypogastric.

    b. Bagian-bagian vesica urinarius:

  • 17

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    i. Apex/ vertex vesicae (bagian anterior, terletak di belakang symphisis

    pubica). Ujung apex vesica bersambungan dengan ligamentum

    umbilicalis mediana yang merupakan obliterasi sisa urachus pada

    masa embrional

    ii. Basis/ facies posterior menghadap ke posterior dan berbentuk

    segitiga. Sudut superolateral merupakan tempat bermuaranya kedua

    ureter dan sudut inferiornya merupakan tempat berawalnya uretra.

    Bagian atasnya diliputi peritoneum sehingga membentum excavatio

    recto-vesicalis pada pria dan excavatio recto-uterina pada wanita.

    Pada bagian bawahnya dipisahkan dengan rectum oleh jaringan ikat

    yang ditempati oleh ductus deferens, vesicula seminalis, dan fascia

    recto-vesicalis

    iii. Facies superior yang menghadap ke superior (pelvis major/ cavum

    abdomen)

    iv. Facies inferolateralis

    v. Cervix vesicae / collum vesicae di bagian inferior dan terletak di

    facies superior glandula prostat (pada pria). Collum vesicae

    dipertahankan ditempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada

    laki-laki dan ligamentum pubovesicalis pada wanita.

    c. Ligamentum

    i. Lig. Puboprostaticum (ligamentum pubovesicalis medialis)

    menghubungkan glandula prostatica/ cervix vesicae dengan dinding

    dorsal corpus ossis pubis

    ii. lig. Puboprostaticum lateralis sama seperti nomor 1) tapi lebih

    lateral

    iii. lig. Laterale (lig. Rectovesicalis) dari ujung cranial vesicula

    seminalis, pada wanita dari fundus vesicae ke laterodorsal untuk

    melanjut ke plica rectovesicalis.

    iv. lig. Umbilicalis mediana (sisa urachus saat pertumbuhan embrional),

    terbentang dari apex vesicae ke umbilicus.

    v. lig. Umbilicale medialis sepasang kanan kiri dan merupakan

    sisa/ obliterasi aa.umbilicales.

  • 18

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Gambar 6: vesica urinaria

    d. Susunan dinding vesica urinaria (luar ke dalam)

    i. Tunica serosa (peritoneum parietal)

    ii. Tela subserosa (jaringan ikat retro-peritoneal)

    iii. Tunica muscularis (m.detrusor vesicae). Pada collum vesicae,

    komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal dan memebentuk

    musculus sphincter- vesicae atau sphincter urethra interna.

    iv. Tela submucosa

    v. Tunica mucosa (epitel transisional)

    e. Vascularisasi

    i. Bag cranial : 2 / 3 a. Vesicalis superior cabang a. Umbilicalis

    ii. Bag cervix : a. Vesicalis inferior, pada wanita ditambah dengan a.

    Vaginalis

    iii. Bag fundus : pada pria oleh a.deferentialis, wanita oleh a.vesicalis

    inferior dan a.vaginalis

    iv. Aliran vena mengumpul pada plexus venosus prostaticus dan

    vesicalis untuk dialirkan ke v.hypogastrica

    f. Inervasi

    Persarafan vesica urinaria berasal dari plexus prostaticus dan plexus

    vesicalis yang berasal dari plexus hypogastricus inferior:

  • 19

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    i. Saraf simpatis : dari ganglion l1 dan l2 melalui plexus

    hypogastricus vesica urinaria

    Fungsi: menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dan

    merangsang penutupan sphincter vesicae

    ii. Saraf parasimpatis : dari segmen s2, s3, dan s4 melalui plexus

    hypogastricus inferior dinding verica urinaria

    Fungsi: merangsang kontraksi musculus detrusor vesicae

    &menghambat penutupan sphingter vesicae

    iii. Saraf aferen sensoris: reseptor regang pada m. Detrussor

    vesicae:

    1. Sebagian melalui nervi splanchnici pelvici untuk menuju

    system saraf pusat

    2. Sebagian lagi berjalan bersama saraf simpatis melalui

    plexus hypogastricus masuk ke medulla spinalis segmen l1

    dan l2

    Refleks miksi

    Miksi = refleks yang pada orang dewasa normal dikendalikan oleh pusat

    yang lebih tinggi di otak.

    1. Refleks dimulai saat vesica urinaria telah terisi volume urin mencapai

    300ml.

    2. Vesica urinaria memiliki reseptor regangan pada dindingnya

    Mekanisme miksi:

    1. Volume urin 300 ml regangan pada dinding vesica urinaria

    rangsang regang diterima reseptor regang susunan saraf pusat

    :impuls aferen tersebut akan masuk:

    a. Sebagian impuls ke n. Splanchnici pelvic medulla spinalis

    segmen s2, s3, s4 otak

    b. Sebagian impuls ke saraf simpatis membentuk plexus

    hypogastricus medulla spinalis segmen lumbalis 1 dan 2

    thalamus cortex cerebri

    2. Impuls eferen dari susunan saraf pusat otak kemudian diantarkan ke :

    3. Medulla spinalis segmen s2, s3, s4 saraf preganglion (n.

    Splanchnici pelvici) plexus hypogastricus inferior sinaps dengan

  • 20

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    neuron postganglion pada dinding vesica urinaria (m. Detrusor

    vesicae) kontraksi m. Detrusor vesicae dan relaksasi m. Sphincter

    vesicae.

    4. Medulla spinalis segmen s2, s3, s4 n. Pudendus (s2,3,4)

    relaksasi m. Sphincter urethra

    5. M. Sphincter urethra externa berelaksasi secara voluntar sehingga

    dapat terjadi miksi yang kekuatannya dapat ditambah dengan

    peningkatan tekanan intraabdominal dan intrapelvis .jika tidak

    berelaksasi, maka m. Sphincter interna akan menutup (kontraksi) dan

    dinding vesica urinaria akan relaksasi. Namun, refleks tersebut akan

    muncul kembali 1 jam kemudian.

    Gambar 7: mekanisme miksi

    g. Aliran lymphe

    Dialirkan ke nnll iliaca externi dan interni

  • 21

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    h. Otot polos penyusun

    M. Detrusor vesicae

    i. Ostium

    1. Ostium ureterica dextra et sinistra

    2. Ostium urethrae internum

    Ketiganya membentuk trigonum vesicae.

    Kekhususan trigonum vesicae:

    i. Mukosa menempel erat pada sub mucosa dan muscularis,

    sehingga tidak memungkinkan peregangan

    ii. Pada bagian posterior dibentuk oleh penyatuan otot longitudinal

    kedua ureter. Bagian posteriornya daerah ini lebih cekung

    sehingga terbentuk excavatio retroureterica tempat

    terkumpulnya urin residual.

    iii. Bagian inferior bersintopi dengan lobus medialis glandula

    prostatica. Pembesaran lobus... (pada benign prostatic

    hyperplasia (bph) ini mendorong area trigonum vesicae ke

    superior, memperdalam excavatio retroureterica dan menutup

    ostium ureterica. Akibat lanjutnya adalah terjadinya hidro-ureter

    dan hidro-nefrosis.

    j. Aplikasi klinis

    1. Kanker vesica urinaria

    2. Inkontinensia urin

    3. Ruptur vesica urinaria

    2 Urethra

    Memiliki 2 ostium yaitu ostium urethralis interna (oui) dan ostium urethralis

    eksterna (oue).

    Perbedaan urethra masculine et feminine

    Tabel 6. Perbedaan Urethra masculine et feminine

    Perbedaan Masculina Feminina

    Panjang 18 20 cm 3 5 cm

  • 22

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Fungsi Saluran urine dan reproduksi Saluran urine

    Pars Ada 5 Tidak ada

    a. Urethra masculina:

    Terdiri dari lima pars, yaitu :

    1. Pars intramural (urethra di dalam dinding vesica urinarius)

    2. Pars prostatika (berjalan melalui basis sampai apex glandula

    prostatica)

    3. Pars membranaceae(berada pada diaphragma urogenital). Sebagian

    otot diafragma urogenital (m. Transversus perinei profundus)

    membentuk sphincter urethra eksterna yang diinnvervasi saraf

    volunteer

    4. Pars bulbourethralis (dalam bulbus penis)

    5. Pars spongiosa (terdapat dalam corpus spongiosum corpus dan glans

    penis. Pada glans juga terdapat pembesaran yang disebut fossa

    navicularis urethrae)

    Struktur :

    1 Ostium urethra externa

    2 Sphincter urethra externa

    3 Ostium glandula bulbourethralis

    4 Ostium glandula urethralis

    Glandula Prostatica

    Glandula prostat merupakan glandula fibromuskular yang terletak

    diantara cervix vesica urinaria dan diafragma urogenital.

  • 23

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Gambar 8. Glandula Prostat (A. coronal section, B. horizontal section )

    Struktur :

    i. Lobus glandula prostatica

    - Lobus anterior

    - Lobus posterior

    - Lobus lateral ( dextra et sinistra )

    ii. Zona anatomy

    - Inferoposterior

    - Lateral / perifer

    - Trantitional

    iii. Coliculus seminalis

    iv. Ostium utriculus prostaticus

    v. Ostium ductus glandula prostaticus

    vi. Crista urethralis

    b. Urethra Feminina

    Uretra feminina memiliki panjang antara 3 5 cm. Saluran berfungsi

    untuk mengeluarkan urine.

    Struktur :

    - Sphincter urethra externa

  • 24

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    - Ostium urethralis

    - Ostium glandula para urethralis

    - Caruncula urethralis

    Inervasi Urethra

    - Truncus symphaticus

    - Ganglion pre vertebral

    - Ganglion paravertebral

    - Plexus intermesenterica

    - Plexus hypogastricus superior

    - Plexus hypogastricus inferior

    - N. spinalis T11 L2 dan S2, S3,S4

    vii. Aplikasi klinis

    i. Urethritis

    ii. Kanker uretra

    iii. Ruptur uretra

  • 25

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    REFERENSI

    Martini, Frederich H., Nath, Judi l., et al. 2009. Fundamentals of anatomy and physiology, 8th edition.san fransisco: pearson international education.

    Moore, Keith l. 2002. Anatomi klinis dasar. Jakarta: hipokrates Seeley, Rod., Stephens, Trent., Tate, Philip. Anatomy and phisiology.mc graw

    hill. Diakses di http://highered.mcgraw-hill.com/novella/quizprocessingservlet

    Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

  • 26

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    C. Latihan Soal

    1. Berikut salah tentang ginjal

    a. Urutan pembungkus ginjal dari profundal ke superfisial adalah: capsula

    renalis panniculus adiposus perirenal fascia renalis panniculus

    adiposus pararenal

    b. Capsula renalis sebenarnya merupakan peritoneum parietal

    c. Hilum renalis dilewati oleh penggantung ren

    d. Panniculus adiposus perirenal turut mengisi sinus renalis

    e. Fascia renalis turut membungkus adrenal

    2.

    3. Berikut benar tentang ginjal

    a. Abcess perinefric terlokalisir pada salah satu ginjal karena karakteristik

    anatomis capsula renalis

    b. Linea broedel terdapat pada margo medialis ren

    c. Abcess perinefric tidak dapat menyebar ke pelvis karena karakteristik

    anatomis fascia renalis dan panniculus adiposus perirenal

    d. Semua benar

    e. Semua salah

  • 27

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    4. Berikut benar tentang ureter

    a. Mempunyai 3 penyempitan: pelvico-ureterica; persilangan dengan a.

    Iliaca communis; intramural

    b. Invivo, dapat diidentifikasi dari struktur pipa yang menonjol pada

    mesocolon sigmoid

    c. Pada wanita: setinggi cervix uteri, bersilangan dengan a. Uterina

    d. Ureter intramural berjalan miring pada dinding vesica urinaria sehingga

    membentuk sistem katup

    e. Semua benar

    5.

    6. Berikut benar tentang vesica urinaria

    a. Plica interureterica terbentuk dari persambungan otot longitudinal urethra

    kiri dan kanan.

    b. Mukosa vesica urinaria tidak melekat erat pada dasarnya, khususnya

    pada trigonum vesicae

    c. Collum vesicae melanjut sebagai ligamentum umbilicalis (sisa urachus)

    d. Fundus vesicae tertutup peritoneum parietal

    e. Sphincter vesicae interna berkontraksi atas pengaruh saraf parasimpatis

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

  • 28

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    7. Berikut benar tentang urethra

    a. Bagian paling tidak fleksibel adalah urethra pars bulbaris

    b. Bagian urethra yang paling sering/mungkin ruptur pada pemasangan

    kateter adalah pars bulbaris

    c. Bagian urethra yang paling sering/mungkin ruptur pada straddle injury

    adalah pars prostatica

    d. Ruptur urethra superior sfingter urethra eksterna menyebabkan

    ekstravasasi urin ke scrotum

    e. Semua salah

    8.

    9. Berikut benar tentang urethra

    a. Fossa navicularis merupakan pelebaran ujung distal urethra pars

    pendularis/spongiosa

    b. Urethra pars membranosa berjalan melalui m. Transversus perinei

    c. Urethra pars bulbaris merupakan bagian yang terlebar

    d. Urethra pars prostatica merupakan muara ductus ejakulatorius

    e. Semua benar

  • 29

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    10.

    11. Berikut benar tentang innervasi organ sistem urinarius

    a. Kontraksi m. Detrussor vesicae berlangsung atas perintah saraf simpatis

    b. Kontraksi m. Sfingter vesicae eksternus berlangsung atas perintah saraf

    simpatis

    c. Kontraksi m. Sfingter vesicae internus berlangsung atas perintah saraf

    simpatis

    d. Semua benar

    e. Semua salah

    12. Berikut benar tentang inndervasi sistem organ sistem urinarius

    a. Rangsang distensi capsula renalis dibawa oleh serabut aferen visceral

    plexus renalis

    b. Ganglio aorticorenalis mendapat suplai saraf simpatis dari truncus

    sympaticus th.xii (n. Sphlancnicus minimus)

    c. Rangsang distensi vesica urinaria dibawa oleh saraf aferen somatik

    umum

    d. Serabut parasimpatis plexus nervosus vesicae berasal dari ramus

    anterior n. Spinalis sacral 2-4 (nn.erigentes)

    e. Plexus nervosus vesicae merupakan kelanjutan dari plexus

    hypogastricus inferior

  • 30

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    13.

    Tn y, 38 th., dibawa keluarganya ke igd dengan keluhan mendadak merasakan nyeri

    hebat yang menjalar dari pinggang kanan ke selangkangan kanan. Tn. Y tampak gelisah

    dan tidak dapat berbaring tenang di meja periksa.tidak ada riwayat trauma, tidak ada

    keluhan nyeri saat berkemih, tidak ada berkemih yang terlalu sering, tidak ada berkemih

    yang lebih sering di malam hari serta tidak ada demam.pemeriksaan abdomen, genitalia

    dan rectal dalam batas normal.ditemukan nyeri ketok kostovertebra kanan. Urinalisis

    menunjukkan adanya hematuri.

    14. Pada segmen medulla spinalis manakah terdapat badan sel nervus spinalis yang

    berperan dalam nyeri pinggang ke selangkangan yang dialami tn. Y?

    a. T11 l2

    b. L1- 2

    c. S 2-4

    d. T 12

    e. T 5-9

  • 31

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    15. Saraf apakah yang berperan dalam patofisiologi nyeri ketok kostovertebra?

    a. N. Spinalis th 11 12

    b. N. Splanchnicus pelvicus

    c. N. Ilioinguinalis

    d. N. Genitofemoralis

    e. N. Splanchnicus mayor

    16. Apakah diagnosis yang paling mungkin dari kasus tn y?

    a. Pielonefritis

    b. Batu saluran kemih

    c. Torsio testis

    d. Hernia strangulata

    e. Prostatitis akut

    17. Ny. T, 35 th., datang ke poli penyakit dalam untuk memeriksakan batuknya,

    karena ia takut menulari anak ke-3nya yang baru dilahirkan 2 minggu yang lalu.

    Namun demikian, ny. T mengatakan ia lebih merasa sangat terganggu dengan

    air seni yang mudah keluar setelah batuk, membuang ingus atau tertawa

    terpingkal-pingkal. Gangguan pada organ apakah yang menyebabkan keluhan

    utama ny t?

    a. M. Detrussor vesicae

    b. M. Spinchter vesicae

    c. M. Levator ani

    d. Mm. Transversus perinei

    e. M. Pubococcygea

  • 32

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    18. The __________ are specialized portions of the peritubular capillaries that extend

    deep into the medulla of the kidney.

    a. Interlobar arteries

    b. Arcuate arteries

    c. Efferent arterioles

    d. Afferent arterioles

    e. Vasa recta

    19. Pada diseksi vesica urinaria cadaver didapatkan vesica urinaria yang sangat

    besar, dinding tipis berugae dengan peninggian anyaman serat dan cekungan di

    antaranya, sehingga menyerupai keranjang. Kondisi manakah yang paling

    mungkin ditemukan pula pada cadaver tersebut?

    a. Daerah trigonum vesicae yang sangat menonjol ke atas (ke dalam lumen)

    b. Ostium ureterica yang konstriksi

    c. Ureter distal yang sempit/mengalami striktur

    d. Pelvis ren yang terisi penuh oleh batu

    e. Semua di atas dapat ditemukan

    20. Seorang pria, 45 tahun datang ke praktek dokter keluarga karena air seninya

    seolah-olah berpasir. Dari anamnesis didapatkan informasi bahwa pasien adalah

    seorang karyawan yang sering bekerja lembur, sering minum suplemen dan

    kurang minum air putih. Dokter mencurigai adanya batu saluran kemih. Pasien

    juga mengeluh sering nyeri pinggang. Pemeriksaan fisik tractus urinarius apa

    yang paling mendukung diagnosis kerja pasien ini?

    a. Memukul ringan daerah sulcus costae

    b. Meminta pasien melakukan inspirasi

    c. Memukul ringan daerah angulus costovertebrae

    d. Mempalpasi vesika urinaria

    e. Memeriksa glans penis

  • 33

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    10 Systema urinarium

    a) sistema urinarium superior feminina et masculina BSHB

    Ren; Nephros BSHB

    fascia renalis anterior/Told/Gerota Nephro-Urinary System (NU)

    fascia renalis posterior/Zuckerkandl Nephro-Urinary System (NU)

    capsula renalis para renal Nephro-Urinary System (NU)

    capsula renalis peri renal Nephro-Urinary System (NU)

    capsula renalis Nephro-Urinary System (NU)

    Cortex renalis BSHB

    Medulla renalis/lobus renalis BSHB

    Collumna renalis Bertini BSHB

    hillus renalis BSHB

    Sinus renalis BSHB

    pelvis renalis BSHB

    calyces major BSHB

    calyces minor BSHB

    papilla renalis (papilla renales) BSHB

    Linea Broedel Nephro-Urinary System (NU)

    a. renalis, v. renalis BSHB

    aa. segmentales Nephro-Urinary System (NU)

    aa. /vv. interlobares Nephro-Urinary System (NU)

    aa. / vv. arcuata Nephro-Urinary System (NU)

  • 34

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    aa. / vv. interlobulares Nephro-Urinary System (NU)

    Ureter BSHB

    Ureter pars abdominalis BSHB

    Ureter pars pelvica BSHB

    Junctura ureteropelvica/pelvicoureterica Nephro-Urinary System (NU)

    Persilangan ureter dgn. a. Iliaca communis/externa Nephro-Urinary System (NU)

    Ureter intramural/junctura ureterovesica Nephro-Urinary System (NU)

    b) sistema urinarium inferior feminina et masculina BSHB

    Vesica urinaria BSHB

    Apex BSHB

    Fundus BSHB

    Cervix BSHB

    Ostium ureterica (dextra et sinistra) BSHB

    Plica interureterica Nephro-Urinary System (NU)

    Fossa retroureterica Nephro-Urinary System (NU)

    Ostium urethra interna Nephro-Urinary System (NU)

    sphincter urethra interna BSHB

    Trigonum vesicae BSHB

    Ligamentum umbilicalis medialis Nephro-Urinary System (NU)

    rugae / plica vesicae Nephro-Urinary System (NU)

    m. detrussor vesicae BSHB

  • 35

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Urethra feminina BSHB

    diaphragma urogenitale BSHB

    Sphincter urethra externa BSHB

    Urethra feminina BSHB

    Ostium urethra externa BSHB

    Caruncula urethralis Nephro-Urinary System (NU)

    Ostium glandula para urethralis Nephro-Urinary System (NU)

    Urethra masculina BSHB

    Urethra pars intramural

    Urethra pars prostatica BSHB

    Urethra pars membranosa BSHB

    Urethra pars bulbaris BSHB

    Urethra pars spongiosa/pendularis BSHB

    Fossa navicularis BSHB

    Ostium urethra externa BSHB

    Sphincter urethra externa BSHB

    Ostium glandula bulbourethralis Nephro-Urinary System (NU)

    Ostium glandula urethralis Nephro-Urinary System (NU)

    Glandula prostatica BSHB

    Lobi glandula prostatica Nephro-Urinary System (NU)

    Isthmus (=anterior/commissura) Nephro-Urinary System (NU)

  • 36

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Inferoposterior Nephro-Urinary System (NU)

    Dextra et sinistra (=lateral) Nephro-Urinary System (NU)

    Zonal Anatomy (McNeal): Nephro-Urinary System (NU)

    Inferoposterior, lateral (perifer) Nephro-Urinary System (NU)

    Median (=medius; centralis) Nephro-Urinary System (NU)

    Transitional Nephro-Urinary System (NU)

    Colliculus seminalis (Verumontanum) Nephro-Urinary System (NU)

    Ostium utriculus prostaticus Nephro-Urinary System (NU)

    Ostium ductus ejaculatorius Nephro-Urinary System (NU)

    Sinus prostaticus Nephro-Urinary System (NU)

    Ostium ductus glandula prostaticus Nephro-Urinary System (NU)

    Cristra urethralis Nephro-Urinary System (NU)

    innervasi BSHB

    Plexus (nervosus) renalis BSHB

    Ganglion prevertebral (coeliacus, aorticorenalis, mesenterica superior) Nephro-Urinary System (NU)

    Truncus sympaticus Nephro-Urinary System (NU)

    Ganglion paravertebral Nephro-Urinary System (NU)

  • 37

    Departemen Anatomi Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

    Truncus vagalis dextra & sinistra BSHB

    Nn. Sphlancnici abdominopelvici ( nn. Sphlancnici major, minor, minimus, lumbalis)

    BSHB

    Plexus (nervosus) intermesenterica, ganglion mesenterica inferior, plexus (nervosus) hypogastricus superior, plexus (nervosus) hypogastricus inferior)

    Nephro-Urinary System (NU)

    Nn. Erigentes (nn. Sphlancnici pelvici) Nephro-Urinary System (NU)

    Dermatom r. cutaneus n. Spinalis T11-L2, S 2,3,4 Nephro-Urinary System (NU)

    lain-lain Diafragma urogenitalis (m. Transversus perinei superficialis & profundus)

    Nephro-Urinary System (NU)

    Cavum retzius BSHB

    Fascia Denonvilier Nephro-Urinary System (NU)

    Plexus venosus & nervosus vesicalis/vesicoprostatica Nephro-Urinary System (NU)

    Fascia endopelvina Nephro-Urinary System (NU)