modul auditing ii[tm 5]
DESCRIPTION
testTRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Auditing 2
Audit Siklus Perolehan dan Pembayaran: Pengujian Pengendalian, Pengujian Substantif atas Transaksi dan Utang Usaha (2)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi & Bisnis S-1 Akuntansi
0584062 Indraguna Kusumabrata, MM,CA,CPSAK
Abstract KompetensiAudit Siklus Perolehan dan Pengeluaran Kas
Memahami Siklus Perolehan dan Pengeluaran Kas
Audit Siklus Perolehan & Pengeluaran Kas Pengertian
A. Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisisi Dan Pembayaran
Tujuan Audit ini adalah untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh
akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akusisi tersebut disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.
Terdapat tiga kelas transaksi yang dimasukkan ke dalam siklus:
a. Akuisisi barang dan jasa
b. Pengeluaran kas
c. Retur dan pengurangan pembelian serta diskon pembelian
B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen Dan Catatan Terkait
Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk
memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut
umumnya dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang
berwenang yang memerlukan barang dan jasa, dan berakhir dengan pembayaran utang
usaha.
1. Memproses Pesanan Pembelian
Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus ini.
Dokumen yang umum digunakan meliputi:
a. Permintaan pembelian (purchase requisition),
b. Pesanan pembelian (purchase order),
c. Faktur vendor (vendor invoice),
d. Memo debet (debit memo),
e. Voucher,
f. File transaksi perolehan
g. Jurnal perolehan atau listing,
h. File induk utang usaha (accounts payable master file),
i. Neraca saldo utang usaha (accounts payable trial balance),
‘13 2
Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning
Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
j. Laporan vendor (vendor’s statement).
a) Permintaan pembelian
Permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang
berwenang.
b) Pesanan pembelian
Pesanan pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari
vendor.
c) Faktur vendor
Faktur vendor adalah dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang
terutang atas suatu akuisisi
d) Memo debet
Memo debet merupakan dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan
pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur barang atau pengurangan
yang diberikan.
e) Voucher
Voucher sering digunakan oleh organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk
mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap transaksi
akuisisi diberi nomer urut.
f) File transaksi akuisisi
File transaksi akuisisi adalah file yang dibuat computer yang meliputi semua transaksi
akuisisi yang diproses oleh system akuntansi selama satu periode.
g) Jurnal akuisisi atau listing
Listing atau laporan ini dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama
vendor, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun atau klasifikasi setiap transaksi, seperti
perbaikan dan pemeliharaan, persediaan atau utilitas.
h) File induk utang usaha
‘13 3
Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning
Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
Mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran kas, serta retur dan pengurangan akuisisi untuk
setiap vendor. File induk ini diperbaharui dari file transaksi akuisisi, retur dan pengurangan,
serta pengeluaran kas yang terkomputerisasi.
i) Neraca saldo utang usaha
Mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau
voucher pada suatu titik waktu. Neraca tersebut dibuat langsung dari file induk utang usaha.
j) Laporan vendor
Dokumen yang disiapkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo awal, akuisisi,
retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor dan menunjukkan saldo awal, akuisisi,
retur, dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir.
2. Memproses dan Mencatat Pengeluaran Kas
Pembayaran atas pembelian barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan bagi
semua entitas. Aktivitas tersebut secara langsung akan mengurangi saldo akun kewajiban,
terutama utang usaha. Dokumen yang terkait dengan proses pengeluaran kas yang
diperiksa auditor termasuk:
a. Cek,
b. File transaksi pengeluaran kas (cash disbursement transaction file),
c. Jurnal atau listing pengeluaran kas (cash disbursement Journal or Listing).
a) Cek
Dokumen ini umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran sudah jatuh
tempo.
b) File transaksi pengeluaran kas
File yang dibuat dengan computer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas
yang diproses oleh system akuntansi selama suatu periode.
c) Jurnal atau listing pengeluaran kas
Listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencantumkan
semua transaksi selama setiap periode waktu.
3. Akuisisi Telah Dicatat Secara Akurat (keakuratan)
‘13 4
Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning
Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
Luas pengujian yang terinci atas akun neraca dan beban tergantung pada evaluasi auditor
mengenai keefektifan pengendalian internal, keakuratan transaksi akuisisi yang dicatat.
Pengujian yang terinci atas persediaan dapat dikurangi secara signifikan apabila auditor
yakin bahwa catatan perpetual memang akurat dan biasanya diuji sebagai bagian dari
pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi akuisisi.
4. Akuisisi Telah Diklasifikasikan dengan Benar (klasifikasi)
Pengujian yang terinci dapat dikurangi jika auditor yakin bahwa pengendalian internal sudah
memadai untuk memberikan kepastian yang layak menyangkut klasifikasi yang benar dalam
jurnal akuisisi. Karena relative mengabiskan waktu bagi auditor untuk mendokumentasikan
pengujian atas akuisisi aktiva tetap demi tujuan keakuratan dan klasifikasi.
C. Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Untuk Pengeluaran Kas
D. Sampling Atribut untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi.
Terdapat tiga perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran dibandingkan
dengan siklus lainnya.
1. Terdapat sejumlah besar akun yang terlibat termasuk akun laporan laba rugi dan
neraca. Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi yang mungkin akan
mempengaruhi laba. Contoh: misklasifikasi antara beban reparasi dan pemeliharaan
aktiva tetap akibatnya auditor sering mengurangi tingkat pengecualian yang dapat
ditoleransi terutama untuk atribut klasifikasi.
2. Sudah umum bagi transaksi dalam siklus ini untuk menuntut pertimbangan yang
signifikan seperti biaya lease dan kontruksi. Pertimbangan tersebut mengakibatkan
meningkatnya kemungkinan salah saji. Akibatnya auditor sering mengurangi tingkat
pengecualian yang dapat ditoleransi untuk atribut keakuratan.
3. Jumlah nilai uang setiap transaksi dalam siklus mencakup rentang yang luar.
Akibatnya auditor sering memisahkan item-item yang bernilai besar dan tidak biasa
serta mengujinya atas dasar 100 persen.
E. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS RINCIAN SALDO UTANG
USAHA.
Karena semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran umumnya mengalir melalui
utang usaha, akun ini penting bagi audit atas siklus akuisisi dan pembayaran. Utang usaha
‘13 5
Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning
Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
adalah kewajiban yang belum dibayar atas barang dan jasa yang diterima dalam peristiwa
bisnis yang biasa.
Utang usaha harus dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga. Kewajiban
akan dianggap utang usaha hanya jika total kewajiban itu diketahui dan terhutang pada
tanggal neraca. Jika kewajiban mencakup pembayaran bunga, hal tersebut harus dicatat
sebagai wesel bayar, utang kontrak, utang hipotik, atau utang obligasi.
Jika pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi terkait menunjukkan
bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif, dan jika hasil prosedur analitis
memuaskan, auditor mungkin akan mengurangi pengujian atas rincian saldo utang usaha.
Akan tetapi, karena utang usaha cenderung material bagi sebagaian besar perusahaan,
auditor hampir selalu melaksanakan sejumlah pengujian atas rincian saldo.
1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Utang Usaha (Tahap I)
Focus yang diberikan banyak perusahaan pada perbaikan aktivitas manajemen mata rantai
suplainya telah menimbulkan banyak perubahan dalam rancangan system yang digunakan
untuk mengawali serta mencatat aktifitas akuisisi dan pembayaran. Usaha untuk
merampingkan proses pembelian barang dan jasa telah mengubah semua aspek siklus
akuntansi dan pembayaran bagi banyak perusahaan. Pengaturan system tersebut dapat
menjadi kompleks. Auditor harus memahami sifat perubahan system tersebut utuk
mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen yang terkait
mempengaruhi kemungkinan salah saji yang material dalam utang usaha.
2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi dan Menilai Risiko Inheren (Tahap I)
Seperti halnya Piutang usaha, utang usaha seringkali saldonya berjumlah besar dan terdiri
dari sejumlah besar saldo vendor serta relative mahal untuk mengaudit akun tersebut.
Karena alasan itu auditor umumnya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi yang
relative tinggi untuk utang usaha. Auditor sering menilai risiko inheren sebagai sedang atau
tinggi. Mereka peduli dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo pisah batas dan
kelengkapan karena berpotensi menimbulkan kurang saji saldo akun.
3. Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang serta Melaksanakan Pengujian
pengendalian dan pengujian Substantif atas Transaksi (tahap I dan II)
Setelah menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko inheren , auditor menilai
risiko pengendalian berdasarkan pemahaman terhadap pengendalian internal. Pengujian
sustantif bergantung pada keefektifan relative pengendalian internal yang berhubungan
‘13 6
Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning
Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
dengan utang usaha. Setelah menilai risiko pengendalian, auditor merancang dan
melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substrantif atas transaksi akuisisis
dan pengeluaran kas.
4. Merancang dan Melaksanakan Prosedur analitis (tahap III)
Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah saldo
utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secaraa layak. Nilai realisasi
tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Penekanan yang penting dalam audit atas kewajiban
dan aktiva. ketika memverifikasi aktiva auditor menekankan lebih saji melalui verifikasi
dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung.auditor tidak
boleh mengabaikan kemungkinan aktiva mengalami kurang saji tetapi lebih memperhatikan
lebih saji. Karena lebih saji ekuitas pemilik dapat terjadi baik dari lebih saji aktiva atau
kurang saji kewajiban, merupakan hal yang alami bagi akuntan public untuk menekankan
kedua salah saji tersebut.
Penggunaan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sama dengan yang diterapkan untuk
memverifikasi piutang usaha, karena tujuan itu juga dapat diterapkan pada kewajiban
dengan tiga modifikasi kecil:
1. Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya dapat
diterapkan pada aktiva.
2. Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterpkan pada kewajiban. Untuk
aktiva auditor menggunakan hak klien atas penggunaan dan pelepasan aktiva. untuk
kewajiban auditor memperhatikan kewajiban klien atas pembayaran kewajiban.
3. Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.
Pengujian Kewajiban Setelah Periode
Karena menekankan pada kurang saji dalam akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah
periode (out-of-period liabilities test) merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Luas
pengujian untuk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat, sering disebut
pencarian utang usaha yang belum tercatat, sangat tergantung pada penilaian risiko
pengendalian dan materialitas saldo akun yang potensial. Prosedur audit yang sama
digunakan untuk mengungkapkan utang yang belum tercatat dapat diterpkan pada tujuan
keakuratan.
Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas selanjutnya, auditor memeriksa
dokumen pendukung menyangkut pengeluaran kas setelah tanggal neraca guna
‘13 7
Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning
Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
menentukan apakah pengeluaran kas dilakukan untuk kewajiban periode berjalan. Jika
memang untuk kewajiban periode berjalan, auditor harus menelusurinya ke neraca saldo
utang usaha untuk memastikan bahwa pembayaran tersebut telah dilakukan.
Memeriksa dokumentasi yang mendasari untuk tagihan yang belum dibayar beberapa
minggu setelah akhir tahun, auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama
seperti sebelumnya dan untuk tujuan yang sama.prosedur ini berbeda karena dilakukan
untuk kewajiban yang belum dibayar mendekati akhir pekerjaan lapangan audit bukan untuk
kewajiban yang telah dibayar.
Menelusuri laporan penerimaan yang dikeluarkan sebelum akhir taun ke vaktur vendor
terkait, semua barang dagang yang diterima sebelum akhir taun periode akuntansi harus
dicantumkan sebagai utang usaha.
Menelusuri laporan vendor yang menunjukan saldo yang jatuh tempo ke neraca saldo utang
usaha, jika klien menyimpan file laporan vendor, auditor dapat menelusuri setiap laporan
yang memiliki saldo yang jatuh tempo pada tanggal neraca ke listing untuk memastikan
bahwa hal itu telah dicantumkan sebagai utang usaha.
Mengirim konfirmasi ke vendor dengan siapa klien melakukan bisnis, walaupun penggunaan
konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum ketimbang untuk piutang usaha, auditor
kadang-kadang menggunakannya untuk menguji vendor yang dihapus dari daftar utang
usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun yang salah saji.
Pengujian pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah
transaksi yang dicatat bebrapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada
periode yang benar. Lima pengujian audit kewajiban setelah periode yang baru saja kita
bahas semuanya ,merupakan pengujian pisah batas untuk akuisisi tapi menekankan pada
kurang saji.
Hubungan pisah batas dengan observasi fisik persediaan, dalam ,menentukan apakah pisah
batas utang usaha sudah benar, sangatlah penting jika pengujian pisah batas
dikoordinasikan dengan observasi fisik persediaan.
Perbedaa dalam perjalanan, menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara
akuisisi persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB
destination, hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya
‘13 8
Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning
Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id
persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukan dalam
persediaan dan utang usaha pada akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB
origin,perusahaan harus mencatat persediaan dan utang yang terkait pada periode berjalan
jika pengiriman dilakukan pada atau setelah tanggal neraca.
Perbedaan antara faktur vendor dan laporan vendor, auditor harus membedakan antara
faktur vendor dengan laporan keuangan ketika memverivikasi jumlah yang terutang kepada
vendor. Auditor akan memperoleh bukti yang sangat handal mengenai setiap transaksi
ketika mereka memeriksa faktur faktur vendor dan dokumen pendukung terkait setiap
laporan penerimaan dan pesanan pembelian.
Perbedaan antara laporan vendor dan konfirmasi perbedaan yang paling penting terletak
pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang
independen) tetapi berada ditangan klien pada saat auditor memeriksanya. Hal ini
memberikan klien kesempatan untuk mengubah laporan vendor untuk menyimpan laporan
tertentu dari auditor.
---
Daftar Pustaka- Auditing dan Jasa Assuransce – Pendekatan Terintegrasi, Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Mark S. Beasley, Editisi 12.
‘13 9
Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning
Indraguana Kusumabrata http://www.mercubuana.ac.id