modul anemia-blok hematologi fk uho
DESCRIPTION
Ini mengenai modul Anemia skenario 2 blok Hematologi FK UHO 2012TRANSCRIPT
-
Eka Dewi Yuliani (K1A1 12 036)
Riris mayasari (K1A1 10 049)
Irma Apriani (K1A1 12 002)
Fitriani (K1A1 12 011)
Chici Endah Purnamasari (K1A1 12 018)
Widyanty Hamdany (K1A1 12 030)
Nurul Aisyah Manshur (K1A1 12 047)
Umi Kalsum (K1A1 12 061)
Ashabur (K1A1 12 077)
Mirawati Aho (K1A1 12 087)
Sri Rejeki (K1A1 12 097)
Ainun Mardiah Dwi Putri (K1A1 12 111)
Darwin Ch. Kareth (K1A1 12 126)
TUTOR: dr. NAJAT RANI
-
SKENARIO 2Seorang laki-laki umur 25 tahun,
diantar oleh keluarganya ke puskesmas karena tadi pagi tiba-tiba matanya kuning dan merasa
lemah. Pada anamnesis didapat keterangan bahwa gejala tersebut tidak disertai demam. Menurut
keluarganya satu hari sebelumnya penderita disengat oleh serangga.
-
Seorang laki-laki, umur 25 tahun
Tadi pagi tiba-tiba matanya kuning
Merasa lemah
Tidak disertai demam
Satu hari sebelumnya disengat serangga
KATA KUNCI
-
1. Bagaimana proses hematopoiesis?2. Bagaimana terjadinya proses metabolisme darah?3. Pengertian anemia & jelaskan klasifikasi anemia.4. Jelaskan patomekanisme dari gejala-gejala pada
skenario.5. Apa DD dan DS dari skenario?6. Bagaimana etiologi dari DD?
7. Bagaimana patofisiologi dari DS?8. Bagaimana penegakkan diagnosis dari kasus?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari DS?10. Bagaimana komplikasi dari DS?11. Bagaimana prognosis dari DS?
12. Bagaimana tindakan preventif dari DS?13. Bagaimana cara pengendalian jenis-jenis anemia
berdasarkan DD?
-
Stem cell pluripoten
Stem Cell Myeloid (CFU-
GEMM)
Stem Cell Limfoid
SEL PLURIPOTEN
-
Sel Pluripoten
CFU-GEMM
BFU-E
CFU-E
CFU-GMEoCFU-Meg
CFU-GM
CFU-G
CFU-Baso
CFU-MCFU-Eo
Pronormoblast
Basofilik Normoblast
Polychromatofilik normoblast
Orthochromatofilik normoblast
Retikulocyte
SDM
Megakaryoblast
Promegakaryosit
Megakaryosit
Trombosit
Myeloblast
Promyelosit
N. Myelosit
N. Metamyelosit
N. BandNeutrofil
Monoblast
Promonosit
Monocit
MyeloblastPromyelosit E. Myelosit
E. Metamyelosit
E. Band
Eosinofil
MyeloblastPromyelosit
B. Myelosit
B. Metamyelosit
B. Band
Basofil
Sel Progenitor Sel Prekursor Sel Matur
-
Sel Pluripoten
Stem Cell Limfoid
Pro- T cell
Pre- T cell
Pro- NK cell Pro- B cell
T cell
Pre- NK cell
NK cell
Pre B cell
B cell
Sel Progenitor Sel Prekursor Sel Matur
-
Metabolisme eritrosit
-
Aspek-aspek penting metabolisme sel darah merah (1) Eritrosit memiliki ketergatungan yang tinggi pada
glukosa sebagai sumber energinya. Membran eritrosit memiliki transporter yang berafinitas yang tinggi terhadap glukosa
Glikosis menghasilkan laktat sbagai produk samping dari ATP
Karena tidak memiliki mitokondria, eritrosit tidak memproduksi ATP melakui fosforilasi oksidatif
Produksi 2,3-bifosfogliserat, oleh reaksi yang terkait glikolisis, penting dalam meregulasi kemampuan Hb dalam mentrasport oksigen
-
Jalur pentosa fosfat (jal. heksosa monofosfat=HMP) brpran didlm eritrosit &mmprduksi NADPH
Glutation treduksi (GSH) pnting pd met.eritrosit,khsusnya dlm mngatasi potensi toksik dr peroksida.Eritrosit dpt mnsintesis GSH & mmbutuhkn NADPH u/ mngmbalikan glutation teroksidasi pd keadaan treduksi.
Besi didlm Hb hrs diprthankan pd keadaan Fe2+ (ferrous state)
Aspek-aspek penting metabolisme sel darah merah (2)
-
Kekurangan Hb/1 Satuan
Volume
Kekurangan SDM/1 Satuan Volume
Kekurangan HT/1 Satuan Volume
ANEMIA
Pengertian Anemia
-
1. Perdarahan2. Hemolitik
3. Pembentukan eritrosit yang
kurang
ETIOLOGI ANEMIA SECARA UMUM
-
Klasifikasi Anemia berdasarkan Morfologi & Etiologi
A. Hipokromik Mikrositer
a. Def. besi
Thalassemia major
A. Akibat Penyakit kronik
A. Sideroblastik
A. Normokromik Normositer
A. Pasca perdarahan akut
A. Aplastik
A. Hemolitik didapat
A. Akibat pnyakit kronik
A. Pada gagal ginjal kronik
A. Pd sindrom mielodiplastik
A. Pd keganasan hematologik
A. Normokromik Makrositik
Bentuk megaloblastik1. A. Defisiensi asam folat2. A. Def. B12, termasuk anemia pernisiosa
Bentuk Non Megaloblastik1. A. Pd penyakit hati kronik2. A. Pd hipotiroidisme3. A. Pd sindrom mielodiplastik
-
Hubungan serangga dengan gejala
Serangga merupakan makhluk yg mempunyai racun dalam tubuhnya
Racun itu, dapat masuk dalam tubuh manusia
Racun itu, dapat menyebabkan:
luka sakitKematian organisme
-
Metabolisme bilirubin normal
80%-85% bilirubin
terbentuk
Dari pemecahan eritrosit tua o/ monosit-
makrofag
Setiap hari 50 ml darah dihancurkan
Menghasilkan 250-350 mg
bilirubin
-
PROSES PEMECAHAN HB
Hemoglobin
Heme globin
Biliverdin
Bilirubin tdk terkonjugasi
Zat besiPurfirin
1. Hati menyerap bilirubin
Ke hati, mengalami 3 proses:
2. Konjugasi bilirubin o/ enzim glukoronil transferasi
3. Sekresi ke dalam empedu
Asam amino
disimpan di makrofag
-
Bilirubin yang berlebihan
Hemolisis
Pemecahan HB yg berlebihan
Bilirubin tak terkonjugasi
Pengangkutan ke sel hati terhambat
Bilirubin banyak bertumpuk di plasma & cairan ekstraselular
-
Patomekanisme mata kuning
Kelebihan kadar bilirubin di Plasma & cairan ekstraseluler
Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh
Warna kuning pada jaringan
Dideteksi pada
-
Ikterus pada sklera
Ikterus yang ringan
Konsentrasi bilirubin berkisar 2-2,5 mg/dl
-
Terjadinya lemah
Hb kurang
O2 Kurang ke jaringan
Metabolisme sel
Kompensasi jaringan tubuh berupa metabolisme anaerob
Pembentukan ATP yg terjadi dalam tubuh -> energi yg terbentuk sedikit
LEMAH
-
KELUHAN PASIEN
ANEMIA APLASTIK
ANEMIA MEGALOBLASTI
K
ANEMIA HEMOLITIK
DIDAPAT NON IMUN
Umur & jenis kelamin
usia 15-25 tahun
JK bervariasiIbu hamil
Semua umu/gender
Ikterus -+
Ringan+
40% pasien
Tidak demam (Afebris)
-Demam 33%
+ +
Lemah (Fatigue)+
30%+ +
Riwayat digigit serangga
? ? +
DD
-
Pasien datang dengan gejala ikterus & lemah
A. Hemolitik
A. Megaloblastik
Hapusan darah tepi & indeks eritrosit (MCV, MCH & MCHC)
Anemia makrositerAnemia normokromik
normositer
A. Megaloblastik A. Hemolitik
DIAGNOSIS
Retikulosit N/ Retikulosit
-
Riwayat digigit serangga satu hari sebelumnya
A. Hemolitik causa infeksi
A. Hemolitik causa infeksi
Malaria Bisa Ular
O/ gigitan serangga
Clostridium
Bukan gigitan serangga
Bukan gigitan serangga
-
Malaria P. Falciparum , P. Vivax, P. Malariae, & P. Ovale
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan tetes darah
Tetesan preparat drah tebal/tipis
Belum demam, jadi kemungkinan besar tdk
terlihat parasit
Tes antigen: P-F test
Membedakan jenis
Plasmodium
Khusus P. Falciparum
-
Berdasarkan epidemiologi,
Malaria di Indonesia
disebabkan oleh:
P. Falciparum , P. Vivax,
Berdasarkan gejala klinik, yg menyebabkan
anemia hemolisis
P. Falciparum
Perlu ditunjang o/ pemeriksaan lab
-
TAPI
Pemeriksaan & temuan umum
bilirubin indirek
Memendeknya usia SDM
Reticulositosis
Hemoglobinemia
Haptoglobin plasma berkurang
Pemeriksaan & temuan khusus
Elektroforesis HB (mis. HbS)
Enzim SDM (mis. Def G6PD)
Fragilitas osmotik (mis. Sferosis
Herediter)
Tes Coombs
Aglutinin dingin
Pemeriksaan laboratorium yg membantu dalam diagnosis anemia hemolitik
-
PATOMEKANISME
Nyamuk anopheles gigit manusia
Lepaskan sporozoit ke PD manusia
45 menit ke hati, sebagian mati di
darah
Di parenkim hati, perkembangan
aseksualSel hati terinfeksi
Terbentuk sizont hati
Pecah, keluarkan merozoit di sirkulasi
darah
-
Merozoid menyerang
eritrosit Parasit tumbuh dengan
memakan HB
Membentuk hemozoin
Eritrosit berparasit
36 jam di eritrosit
Parasit berubah menjadi
sizont
Sizont pecah
keluarkan 6-36
merozoid baru
Terjadi proses antibodi terhadap eritrosit
berparasit, terbentuk hemolisis SDM
-
Perkembangan aseksual P. Falciparum, P. Ovale dan P. Vivax
Perkembangan aseksual P. Malariae
48 JAM
72 JAM
-
TIDAK DEMAM
DEMAM ad/ tanda adanya inflamasi yang terjadi dan tanda adanya perlawanan
terhadap antibody terhadap toksin yang masuk ke dalam tubuh manusia
Inflamasi terjadi tergantung ketahanan antibodinya
Masa inkubasi1. Plasmodium falsiparum: 9-14 hari
2. Plasmodium vivax: 12-17 hari3. Plasmodium ovale: 16-18 hari
4. Plasmodium Malariae: 18-40 hari
-
A. Hemolitik non imun causa malaria
1. Obati malaria dengan: obat gol. Artemisinin, klorokuin, sulfadoksin
2. Hemolisis berat-> transfusi darah (PRC)
PENGOBATAN
-
Jika benar anemia hemolisis disebabkan malaria, berarti prognosisnya baik, karena dapat didiagnosis
dengan cepat, belum menjadi malaria berat yang angka mortalitasnya tinggi.
PROGNOSIS