model keperwatan calista roy & orem
DESCRIPTION
PIKTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori keperawatan adalah usaha menguraikan dan menjelaskan
fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam
membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan
keperawatan yang dilakukan. Ada 5 karakteristik dasar teori keperawatan
yaitu bersifat sebagai hubungan spesifik dari konsep-konsep keperawatan,
bersifat ilmiah, sederhana, berperan sebagai body of knowledge serta menjadi
pedoman dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan.
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik
tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual. Model
keperawatan berfungsi untuk mengklarifikasi ide atau pola pikir tentang
keperawatan dan kaitannya dengan praktek keperawatan, meningkatkan pola
pikir kreatif perawat untuk membantu mengembangkan profesi, member
arahan pelayanan klien serta member warna pada pelayanan yang diberikan.
Pandangan model konsep dan teori merupakan gambaran dari bentuk
pelayanan keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan
dasar manusia berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang
jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam keperawatan terdapat beberapa
model konsep dan teori keperawatan berdasarkan pandangan ahli dalam
Callista Roy & Orem | 1
bidang keperawatan yang memiliki keyakinan dan nilai yang mendasari,
tujuan yang akan dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada.
Model konsep dan teori keperawatan tersebut antara lain menurut Calista Roy
dan Dorothea Orem.
Salah satu teori yang mendasari praktik keperawatan profesional
adalah memandang manusia secara holistik, yaitu meliputi dimensi fisiologis,
psikologis, sosiokultural dan spiritual sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya.
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik ini merupakan salah
satu konsep keperawatan yang harus di pahami oleh perawat agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Selain
konsep holistik salah satu teori model keperawatan yang menunjang
perkembangan keperawatan adalah teori model adaptasi Sister Callista Roy,
yang juga memandang manusia sebagai mahluk yang holistik. Teori adaptasi
ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien
untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.
Dalam proses adaptasi ini, Roy juga memandang manusia secara holistik
yang merupakan satu kesatuan.
Salah satu teori yang sedang dikembangkan adalah teori keperawatan
Dorothea E.Orem yaitu teori Self Care. Orem dalam teori sistem
keperawatannya menggarisbawahi tentang bagaimana kebutuhan self-care
klien dapat dipenuhi oleh perawat, klien atau kedua-duanya. Sistem
Callista Roy & Orem | 2
keperawatan dirancang oleh perawat berdasarkan kebutuhan self-care dan
kemampuan klien dalam menampilkan aktivitas self-care. Apabila ada self-
care deficit, yaitu defisit antara apa yang bisa dilakukan (selfcare agency) dan
apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care
demand), disinilah keperawatan diperlukan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami dan melaksanakan proses keperawatan dengan baik
melalui model konseptual teori Calista roy guna mempertahankan status
kesehatan klien selama proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami teori dan model keperawatan Calista Roy
b. Memahami teori dan model keperawatan Dorothea Orem
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Layanan Masyarakat
Meningkatkan mutu pelayanan instansi kesehatan serta menambah
informasi, pengetahuan kepada tenaga kesehatan tentang teori dan model
keperawatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan pembelajaran, tambahan informasi dalam bidang
Keperawatan.
Callista Roy & Orem | 3
3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Dapat dijadikan penelitian lebih lanjut, sebagai dasar untuk lebih
profesional dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
demam typhoid.
Callista Roy & Orem | 4
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian Konsep dan Teori Keperawatan
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang
abstrak dan dapat di organisir menjadi simbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Teori itu sendiri merupakan sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang du dasari oleh fakta-
fakta yang telah di observasi tapi kurang absolute atau bukti secara langsung.
Teori keperawatan menurut Barnum (1990) merupakan usaha-usaha
untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Melalui teori keperawatan dapat dibedakan apakah keperawatan termasuk
disiplin ilmu atau aktivitas lainnya.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan, mengingat dalam model keperawatan mengandung
komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang di dasari sebuah
model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan
Callista Roy & Orem | 5
pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta adanya pengetahuan dan
keterampilan alam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam mengembangkan
tujuannya.
Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model
yang berhubungan dengan konsep keperawatan, juga memiliki karakteristik
diantaranya:
1. Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus
yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keparawatan sehingga
teori keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di
alam
2. Teori keperawatan juga digunakan berdasarkan alasan-alasan yang sesuai
dengan kenyataan yang ada
3. Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model
konsep keperawatan.
4. Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum
sehingga dapat digunakan pada kondisi apapun dalam praktek
keperawatan
5. Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan
sehingga dapat digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.
B. Teori dan Model Keperawatan Callista Roy
Model konseptual merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem
atau skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang
Callista Roy & Orem | 6
keterlibatan individu, kelompok, situasi atau kejadian terhadap suatu ilmu dan
pengembangannya. Roy dengan fokus adaptasinya pada manusia terdapat 4
elemen esensial yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
1. konsep mayor Callista Roy:
a. Sistem adalah kesatuan dari beberapa komponen atau elemen yang
saling berhubungan sehingga membentuk suatu kesatuan yang meliputi
adanya input, control, proses, output dan umpan balik.
b. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus
fokal, konsektual dan residual.
c. Problem Adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan.
d. Stimulus Fokal adalah stimulus yang mengharuskan manusia berespon
adaptif.
e. Stimulus Kontekstual adalah seluruh stimulus yang memberikan
kontribusi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh stimulus
fokal.
f. Stimulus residual adalah seluruh faktor yang memberikan kontribusi
terhadap perubaha tingkah laku tetapi belum dapat di validasi.
g. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon
otomatik melalui neural, cemikal dan proses endokrin.
h. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon
melalui proses yang komplek dari persepsi informasi, mengambil
keputusan dan belajar.
Callista Roy & Orem | 7
i. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu fisiological, fungsi peran,
interdependensi dan konsep diri.
j. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan integritas manusia
dalam mencapai tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan.
k. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan
bagaimana proses adaptasi dilakukan.
l. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan
m. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran dalam hubungannya
di dalam hubungannya di lingkungan sosial.
n. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain sebagai
support sistem.
2. elemen esensial menurut Roy :
a. Manusia
Manusia sebagai penerima pelayanan asuhan keperawatan
mencakup individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Menurut
Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang adaptif
manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang
memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus
manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator
dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya
yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
Sebagai sistem yang adaptif manusia digambarkan dalam istilah
Callista Roy & Orem | 8
karakteristik, jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit secara keseluruhan atau beberapa unit untuk
beberapa tujuan.
b. Lingkungan
Menurut Roy lingkungan merupakan konsep utama dalam interaksi
manusia secara konstan. Lingkungan adalah semua kondisi, keadaan
dan kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku individu maupun kelompok.
c. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi
manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model
keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi.
Adaptasi adalah komponen pusat dalam model keperawatan, dalam hal
ini manusia digambarkan sebagai suatu sistem yang adaptif. Proses
adaptasi termasuk semua interaksi manusia dengan lingkungan yang
terdiri dari dua proses, proses yang pertama dimulai dengan perubahan
dalam lingkungan internal dan eksternal dan proses yang kedua adalah
mekanisme koping yang menghasilkan respon adaptif dan inefektif.
d. Keperawatan
Menurut Roy keperawatan didefinisikan sebagai disiplin ilmu dan
praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi,
mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh
terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan
Callista Roy & Orem | 9
pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang.
Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan
kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih
khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan.
Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan
aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi
manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan
melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran
dan interdependensi. Tujuan keperawatan diraih ketika stimulus fokal
berada dalam wilayah dengan tingkatan adaptasi manusia. Adaptasi
membebaskan energi dari upaya koping yang tidak efektif dan
memungkinkan individu untuk merespon stimulus yang lain, kondisi
seperti ini dapat meningkatkan penyembuhan dan kesehatan.
3. Teori Penegasan
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model
mekanisme yaitu:
a. Fungsi atau proses control yang terdiri dari :
1) Kognator
2) Regulator
Callista Roy & Orem | 10
b. Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu
1) Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan
fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar
fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan
integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi
fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi
fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian
yaitu :
a) Oksigenasi: Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan
prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas.
b) Nutrisi: Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan
untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan
dan mengganti jaringan yang injuri.
c) Eliminasi: Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari
instestinal dan ginjal.
d) Aktivitas dan istirahat: Kebutuhan keseimbangan aktivitas
fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan
fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan
semua komponen-komponen.
e) Proteksi/ perlindungan: Sebagai dasar defens tubuh
termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit,
Callista Roy & Orem | 11
rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi
proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.
f) The sense / perasaan: Penglihatan, pendengaran, perkataan,
rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan
lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam
pengkajian perasaan.
g) Cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler,
ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi
sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit.
h) Fungsi syaraf / neurologis: Hubungan-hubungan neurologis
merupakan bagian integral dari regulator koping
mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk
mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh,
kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk
mengatur aktivitas organ-organ tubuh.
i) Fungsi endokrin: Aksi endokrin adalah pengeluaran horman
sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan
mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin
mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan
merupakan dari regulator koping mekanisme
Callista Roy & Orem | 12
2) Konsep diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial
dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual
manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan
integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan
ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua
komponen yaitu the physical self dan the personal self.
a) The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang
dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan
gambaran tubuhnya.Kesulitan pada area ini sering terlihat
pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi,
amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
b) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri,
ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang
tersebut.Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut
merupakan hal yang berat dalam area ini.
3) Fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola–pola interaksi sosial
seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang
dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier.
Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan
dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.
Callista Roy & Orem | 13
4) Interpendensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode
yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk
saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian
dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara
ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu
untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan
untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh
kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi
dirinya.Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara
dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
Output dari manusia sebagai suatu sistem adaptif adalah
respon inefektif. Respon-respon yang adaptif itu
mempertahankan atau meningkatkan integritas, sedangkan
respon yang tidak efektif atau maladaptif itu mengganggu
integritas. Melalui proses umpan balik respon-respon
memberikan lebih lanjut masukan (input) pada manusia sebagai
suatu sisem. Subsistem regulator dan kognator adalah
mekanisme adaptasi atau koping dengan perubahan
lingkungan, dan diperlihatkan melalui perubahan biologis,
psikologis, dan social. Subsistem regulator adalah gambaran
respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistem saraf,
Callista Roy & Orem | 14
kimia tubuh dan organ endokrin serta subsistem kognator
adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan
kognitif dan emosi, termasuk didalamnya persepsi, proses
informasi, pembelajaran, dan membuat alasan dan emosional,
yang termasuk didalamnya mempertahankan untuk mencari
bantuan.
C. Teori Dan Model Keperawatan Dorothea Orem
Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi
kebutuhan perawatan dari klien untuk menerapkan kemandirian dan
kesehatan yang optimal, Orem mengembangkan teori yang saling
berhubungan yaitu teori “Self Care Deficit”, Teori “Self Care”, dan teori
“Nursing System”, ketiga teori tersebut berfokus pada manusia
menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya dengan
merawat diri mereka sendiri
1. Teori Self care Deficite
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan
secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada
saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat
tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus
menerus. Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima
perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keperawatan dirinya
dan memeliki berbagai keterbatasan-keterbatan dalam mencapai dalam
Callista Roy & Orem | 15
mencapai taraf kesehatannya, perawatn yang diberikan didasarkan
kepada tingkat ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial.
Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antar kemampuan
seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan
tentang perawatan diri, sehingga bila tuntutan lebih besar dari
kemampuan, maka ia akan memngalami penurunan defisit perawatan
diri.
2. Teori Self Care
Teori Self Care adalah tindakan yang matang dan mementingkan
orang lain yang mempunyai potensi untuk berkembang, serta
mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat menggunakan
secara tepat, nyata dan valid untuk mempertahankan fungsi dan
berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan, Self Care
digunakan untuk mengontrol atau faktor external dan internal yang
mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan
berperanan untuk mencapai kesejahteraannya. Teori self care meliputi :
a. Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.
b. Self Care Agency merupakan suatu kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia,
perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
Callista Roy & Orem | 16
c. Theurapetic Self Care Demand tuntutan atau permintaan dalam
perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang
dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
d. Self Care Requisites: Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan
yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang
bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan
manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care
Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care
Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan
dasar), Developmental Self Care Requisites (kebutuhan yang
berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation
Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
3. Teori Nursing Sistem
Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendisain, dan
menyediakan perawatan yang mengatur individu dan mencapai
pemenuhan kebutuhan perawatan diri. Orem memberikan identifikasi
dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya:
a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System ).
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan
secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien dalam
memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan
Callista Roy & Orem | 17
bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulansi serta
adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien
koma.
b. Sistem Bntuan Sebagian (Partially Compensatory System).
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri sendiri secara
sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan
bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post operasi
abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan perawatan luka.
c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang
diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan
dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara
mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan
tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh:
pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan
informasi pada pengaturan kelahiran.
Callista Roy & Orem | 18
BAB III
GAMBARAN KASUS
A. Asuhan Keperawatan Menurut Callista Roy
Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam
mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan
menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan,
intervensi, dan evaluasi. Langkah-langkah tersebut sama dengan proses
keperawatan secara umum.
1. Pengkajian
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian,
yaitu pengkajian tahap I dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama
meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu system
adaptif berhubungan dengan masing-masing mode adaptasi: fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian
pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu pengkajian klien
terhadap masing-masing mode adaptasi secara sistematik dan holistik.
Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan
perilaku klien tentang ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang
memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respon
(mal-adaptif), perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap
ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual dan
residual yang berdampak terhadap klien. Menurut Martinez, factor yang
Callista Roy & Orem | 19
mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetik; jenis kelamin, tahap
perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran,
ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme koping dan gaya, stres
fisik dan emosi; budaya;dan lingkungan fisik
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan :
a) Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan
berhubungan dengan 4 mode adaptif dalam mengaplikasikan
diagnosa ini, diagnosa pada kasus Tn. Smith adalah “hypoxia”.
b) Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari
perilaku yang tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan
menggunakan metode diagnosa ini maka diagnosanya adalah “nyeri
dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung
berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas”.
c) Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode
berhubungan dengan stimulus yang sama, yaitu berhubunga.
Misalnya jika seorang petani mengalami nyeri dada, dimana ia
bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini, diagnosa yang
sesuai adalah “kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan
fisik (myocardial) untuk bekerja di cuaca yang panas”
3. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan
merubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual.
Callista Roy & Orem | 20
Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam koping
secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien,
sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.
Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang
optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka
panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah adaptif dan
ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut
(mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi). Tujuan jangka pendek
mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus
fokal, kontekstual dan residual.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah
atau memanipulasi fokal, kontextual dan residual stimuli dan juga
memperluas kemampuan koping seseorang pada zona adaptasi sehinga
total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.
5. Evaluasi
Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan
keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan
keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang
ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.
Callista Roy & Orem | 21
B. Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea Orem
Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan
bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri
sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self care
(perawatan diri).
Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi,
lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self
care mereka. Orem mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu:
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal):
kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus
kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk
kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan
pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk
perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan
lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri
pengembangan): kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan
manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi
selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan
kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap
perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan
sepanjang siklus hidup.
Callista Roy & Orem | 22
3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik
atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau
penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran
dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta
pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan
seseorang untuk melakukan self care.
Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:
1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan
umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan
untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup,
pembentukan dan pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaan
dan peningkatan integritas fungsional.
2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga
pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan
kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di
setiap periode dalam daur hidup.
3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari
struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan
beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan pengaturan
untuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.
Callista Roy & Orem | 23
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat
ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu
ada 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu:
1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan
keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi
(sistem pengganti keseluruhan).
2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan
(sistem pengganti sebagian).
3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem
dukungan/pendidikan
Callista Roy & Orem | 24
BAB IV
ANALISA KASUS
A. Analisa Kasus Keperawatan Calista Roy
Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori
sehingga dapat mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini
masih menjadi pegangan bagi para perawat. Keeksistensiannya tentu
memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam penerapan konsepnya
dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model
konseptualnya adalah terletak pada teori praktek dan model adaptasi yang
dikemukakan oleh Roy perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien
terhadap stimulus yaitu mode fungsi fisiologis, konsep diri, mode fungsi
peran dan mode interdependensi. Selain itu perawat juga bisa mengkaji
stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan
residual, sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap
dan akurat.
Dengan penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan dapat mengetahui dan lebih memahami individu, tentang
hal-hal yang menyebabkan stress pada individu, proses mekanisme koping
dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi stress. Sedangkan
kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya.
Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan
bagaimana pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses
Callista Roy & Orem | 25
keperawatan dan tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara
merawat (caring) pada pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak
mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.
B. Analisa Kasus Keperawatan Dorothea Orem
Teori Orem sangat mungkin dikembangkan karena masalah
keperawatan semakin kompleks dan bantuan keperawatan sangat dibutuhkan,
sehingga klien diharapkan tidak selalu bergantung pada perawat dalam self
care. Terutama dalam proses keperawatan teori Orem sangat berperan penting
dalam membantu pasien untuk membawa pada pada perawatan mandiri untuk
diri pasien sehingga tidak selalu bergantung pada perawat. Selain itu proses
keperawatan yang berlandaskan pada teori Orem akan mempermudan pasien
untuk selanjunya mempertahankan kesehatannya karena mendapatkan
pendidikan pula dari perawat.
Model konsep self care mempunyai makna bahwa semua manusia
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
memperolehnya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat
mengakui potensi klien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada
tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan
yang akan diberikan dan untuk dapat menerapkan teori keperawatan ini
diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori
keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
terapeutik.
Callista Roy & Orem | 26
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, pembaca diharapkan mampu menelaah dan
mempelajari setiap konsep dan model keperawatan yang sudah berkembang
dan mampu membandingkan teori dan model praktik yang sesuai dengan
ilmu keperawatan itu sendiri sehingga tidak bertentangan dengan etika,
norma dan budaya.
Dengan mempelajari model konsep maka dapat disimpulkan bahwa
perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat
sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan
keperawatan dengan pemilihan model konsep yang sesuai dengan
karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan.
B. Saran
Penulis adalah mahasiswa yang masih aktif mohon dorongan dan
kritikan bagi pembaca untuk membangun kami agar lebih baik kedepannya
serta makalah ini mudah mudahan dapat menambah cakrawala ilmu bagi
pembaca.
Callista Roy & Orem | 27