mkalah khomar
TRANSCRIPT
TAFSIR AYAT-AYAT KHAMR DAN MAYSIR
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Tafsir Ahkam”
Dosen Pengampu: Drs. Muhammad Yusuf, M.A
Disusun Oleh:
Syahrul Mubarak
11530100
Rizky Dimas Pratama
11530127
JURUSAN TAFSIR DAN HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam al Qur’an dijelaskan bahwa segala jenis perbuatan keji tidak dibenarkan dalam
ajaran Islam. Apalagi yang dapat menyakiti atau melukai dan mencederai orang lain terlebih
lagi pada diri sendiri. Termasuklah di dalamnya seperti minum khamr dan maysir (judi) yang
mudlaratnya biasanya lebih cenderung kepada yang mengonsumsinya. Namun, juga tidak
menutup kemungkinan minum khamr yang membuat orang tidak berpikir normal juga dapat
menjadi pangkal dari perbuatan-perbuatan keji lainnya. Sudah banyak perbuatan yang
melanggar HAM seperti perzinaan, judi dan lainnya yang bermula dari minuman keras
(khamr).
Di sisi lain, khamr juga dapat difungsikan sebagai obat bagi sebagian penyakit tertentu.
Dan juga terdapat berbagai pendapat para ulama tentang khamr, di antaranya ada yang
mengemukakan bahwa khamr berasal dari perasan anggur yang memabukkan sehingga tidak
diperbolehkan untuk dikonsumsi. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa khamr terbentuk
dari anggur yang diperas dan belum tentu memabukkan. Dengan demikian penetapan hokum
tentang minum khamr harus dilihat dari berbagai sudut atau kaca mata yang berimplikasi
pada ruang kepentingannya.
Dengan berbagai pemaparan di atas, pemakalah mencoba untuk meletakkan posisi
tentang minum khamr ini dipandang dari berbagai sisi yang tentunya sesuai dengan
kebutuhan para pengguna hukum tersebut. Jika khamr dapat merusak daya ingat seseorang
sehingga ia dapat melakukan perbuatan keji seperti judi, membunuh dan berzina tentunya
khamr menjadi haram. Namun, jika diterawang dengan sudut pandang yang lain khamr (saat
ini dikenal dengan MIRAS) juga berperan positif dalam penyembuhan penyakit dan dapat
meningkatkan ekonomi rakyat bawah untuk bertahan hidup. Maka. Di sini pemakalah akan
mencoba untuk mengkontekstualisasikan pesan moral yang tersirat dari beberapa ayat
tentang khamr disesuaikan dengan kepentingan masyarakat.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penafsiran ayat-ayat tentang khamr dan maysir ?
2. Bagaimana kontekstualisasi ayat-ayat tentang khamr dan maysir ?
C. Tujuan
Makalah ini mencoba untuk menjelaskan ayat-ayat tentang khamr dan maysir (judi)
beserta penafsiran para mufasir tentang ayat-ayat tersebut. Begitu juga pemakalah
mencoba untuk mengkontekstualisasikan pesan moral yang tersirat dalam ayat-ayat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat-ayat al Qur’an Tentang Khamr dan Maysir
1. Surah Al- Ma’idah Ayat 90 – 91
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” “Sesungguhnya syaitan
itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran
(meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”1
a. Tafsir Mufradat
1 Al Qur’an in Word
2
= Secara harfiah berasal خ�م�ر� dari kata ,خ�م�ر yang semakna dengan satara atau
ghatha (menutup). Secara istilah, khamr dapat didefinisikan kepada “minuman yang dapat
menutup akal” atau memabukkan, baik orang yang meminumnya itu mabuk atau tidak. Jadi,
minuman yang memabukkan itu disebut dengan khamr karena ia dapat menutup akal manusia.
= Kata ini berasal dari yasara, yang berarti mudah. Dan al- Maisir diartikan judi
karena ia merupakan usaha yang mudah untuk mendapatkan harta. Secara istilah, al- Maysir
sama dengan qimar, yaitu suatu permainan atau taruhan yang membuat ketentuan bahwa yang
kalah harus memberikan sesuatu kepada yang menang, baik berupa uang ataupun lainnya.
= Istilah rijs berarti sesuatu yang kotor, baik secara konkret ataupun abstrak.
b. Asbabun Nuzul
Diriwayatkan dari Mash’ab bin Sa’ad bin Abi Waqash yang diterima dari ayahnya, dia
berkata : Aku datang kepada sekelompok orang Muhajirin. Mereka berkata, ke sinilah ! Kami
memberi Anda makanan dan minuman khamr (pada masa itu khamr belum diharamkan). Maka
aku datang kepada mereka, rupanya ditengah – tengah mereka telah tersedia kambing bakar dan
sebuah tempaya berisi khamr. Aku makan dan minum bersama mereka. Aku berbicara tentang
orang Anshar dan Muhajirin, aku berkata orang Muhajirin itu lebih baik dari orang Anshar.
Maka seseorang mengambil tulang dagu unta seraya memukulku dengan tulang itu sehingga
hidungku terluka. Kemudian aku datang kepada Rasulullah menceritakan kejadian itu, maka
turunlah ayat berikut :
Abu Maysarah mengatakan pula, ayat ini turun disebabkan oleh Umar bin Khattab ; dia
menyebutkan kepada Nabi SAW kejelekan khamr dan kejahatan – kejahatan yang disebabkan
olehnya. Umar bedo’a kepada Allah agar khamr itu diharamkan.
c. Tafsir Ayat
Ada empat hal yang dilarang Allah dalam ayat ini, yaitu meminum khamr, berjudi,
berkurban untuk berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah. Perbuatan ini tidak hanya
3
sebagai perbuatan dosa, yang berakibat buruk kepada pelakunya, terutama khamr dan judi.
Perbuatan ini juga sumber maksiat dan pangkal tindak kejahatan lainnya. Orang yang sudah
terbiasa minum khamr dan berjudi akan selalu melakukan perbuatan tersebut, dia tidak akan
segan mencuri, merampok, dan tindak kejahatan lainnya untuk melampiaskan ketagihannya.
Selain itu, minum khamr dapat pula menghilangkan perasaan kasih sayang dan penghargaan
terhadap orang lain sehingga manusia menjadi beringas buas dan jahat. Maka umat Islam
dilarang melakukan perbuatan itu, ia harus dianggap sebagai musuh yang dapat menghancurkan
keharmonisan dalam kehidupan ini.
Pada awalnya, khamr itu merupakan “minuman memabukkan yang diperas dari anggur”.
Akan tetapi, selanjutnya ia mencakup seluruh jenis minuman yang khusus diproduksi untuk
memabukkan. Oleh karena itu, termasuk dalam kategori khamr, semua jenis minuman
memabukkan yang terbuat dari benda apa pun, baik benda itu suci ataupun najis. Nabi bersabda :
Artinya : diterima dari Ibnu Umar, bahwa Nabi SAW bersabda : “Setiap benda yang
memabukkan itu adalah khamr dan setiap benda yang memabukkan itu haram.”2
Pada zaman jahiliah, minuman khamr adalah suatu hal yang sangat disenangi, karena itu
Al- Qur’an melarangnya tidak sekaligus. Ada beberapa tahap perbincangan Al- Qur’an mengenai
khamr, yaitu sebagai berikut :
Tahap pertama : Khamr digambarkan sebagai sesuatu yang menyenangkan yang disejajarkan
dengan rezeki lainnya. Ia disebut sebagai minuman memabukkan yang terbuat dari anggur.
Tahap kedua : Meminum khamr digambarkan sebagai suatu perbuatan dosa, tetapi mempunyai
manfaat yang banyak. Ayat itu menegaskan :
Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya.”
2 HR. Muslim. Al- Kahlani, Subul as- Salam, Jilid III. Hlm 33
4
Setelah turunnya ayat ini, sebagian sahabat meninggalkannya dan sebagian yang lain masih
meminumnya. Mereka yang masih meminumnya mengatakan, kita ambil manfaatnya dan kita
tinggalkan dosanya.
Tahap ketiga : Umat Islam dilarang shalat dalam keadaan mabuk. Al- Qur’an menegaskan :
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
Keadaan mabuk.”
Sebagian sahabat meninggalkan khamr dengan sebab turunnya ayat ini. Mereka
mengatakan, kita tidak butuh kepada sesuatu yang dapat melalaikan kita dari shalat. Dan
sebagian yang lain masih meminumnya selain waktu shalat. Artinya, mereka masih punya
kesempatan meminum khamr setelah Isya dan setelah Subuh. Sebab jarak antara Isya dan Subuh
serta Subuh dan Dzuhur sangat panjang, maka jika mereka minum antara kedua shalat tersebut,
mereka dapat sembuh dari mabuknya sebelum masuknya waktu shalat.
Tahap keempat : Umat Islam dilarang meminum khamr secara total, kapan dan dimana saja. Hal
itu dinyatakan dalam ayat 90 surah Al- Ma’idah diatas.
Firman Allah :
Artinya : “Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
Karena minuman khamr, judi, berhala, dan azlam merupakan dosa besar dan perbuatan
syaitan, maka orang – orang mukmin diperintahkan agar menjauhkan perbuatan tersebut.
Penggalan ayat ini menggambarkan bahwa keberuntungkan akan diperoeh dengan
menjauhkannya. Sebaliknya, melakukan perbuatan – perbuatan tersebut dapat mendatangkan
kecelakaan dan kesengsaraan. Apabila, suatu masyarakat ingin beroleh kebahagiaaan,
keberuntungan, dan ketenangan maka perbuatan tersebut harus diperangi. Selama masyarakat
tidak mau memerangi perbuatan – perbuatan yang dilarang dalam ayat diatas, maka selama itu
pula masyarakat tersebut tidak akan memperoleh kebahagiaan dan ketentraman.
5
Allah sangat murka kepada orang – oramg yang meminum khamr. Oleh sebab itu,
Rasulullah menghukum mereka dengan didera 40 kali. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Muslim ditegaskan bahwa Rasulullah dan Abu Bakar mencambuk peminum khamr 40 kali
bahkan Umar mencambuknya 80 kali.3
Khamr dan judi merupakan sarana bagi setan untuk menebarkan permusuhan dan
kebencian antar sesama manusia. Khamr dan judi sumber perpecahan. Sifat kasih sayang yang
dibawa sejak lahir akan hilang oleh khamr dan judi. Jadi, khamr dan judi sumber kekacuan pada
masyarakat. Selama khamr dilegalkan beredar ditengah masyarakat, maka selama itu pula
kedamaian yang sesungguhnya tidak akan pernah terwujud. Kedua perbuatan ini dapat menutup
hati atau akal manusia sehingga kebenaran yang merupakan sumber kedamaian dan
kesejahteraan akan sukar diterima oleh para peminum dan pejudi ini.
Selain dari sumber permusuhan, kebencian dan kekacauan, khamr dan judi juga menjadi
penghalang manusia dari mengingat Allah dan mendirikan shalat. Sebab, mengingat Allah dan
mendirikan shalat adalah suatu kebenaran, sedangkan hati para peminum khamr dan pejudi itu
tertutup dari kebenaran tersebut. Oleh karena itu, khamr dan judi harus ditinggalkan bahkan
harus dimusuhi dan diperangi sebagaimana memusuhi dan memerangi permusuhan dan
kebencian itu.
2. Surat al An’am ayat 151
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
3 HR. Muslim, Al- Kahlani, Subul As- Salam, Jilid III, hlm. 30
6
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
a. Tafsir Mufradat
�ت�ل�ق� ا أ ل� ت�ع�ال�و� : “Katakanlah, ‘Marilah aku bacaan”’ maksudnya adalah maju dan
bacalah dengan benar dan yakin, sebagaimana Tuhanku mewahyukan kepadaku
و�اح�ش� Seluruh jenis perbuatan keji : ال�ف�
ر� ا ظ�ه� م� : Perbuatan keji yang nampak, seperti maksiat.
ا ب�ط�ن� و�م� : Yang terdetik di dalam hati, berupa niat untuk melakukan perbuatan
yang melanggar syariat.4
b. Asbabun Nuzul
Kami belum menemukan literatur yang menerangkan asbabun nuzul ayat ini
c. Tafsir Ayat
Pada permulaan ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya Muhammad saw.
supaya mengatakan kepada kaum musyrikin, bahwa dia akan membacakan kepada mereka
wahyu yang diturunkan oleh Allah kepadanya tentang apa yang diharamkan-Nya kepada mereka.
Dia sendirilah yang mempunyai syariat yang berhak menentukan hukum dan aku adalah sebagai
rasul-Nya untuk menyampaikannya. Apa yang dikatakan oleh Rasulullah kepada mereka itu
yang terkandung dalam ayat 151, 152, dan 153 ini berintikan sepuluh pokok ajaran yang sangat
penting dalam Islam dan semua agama yang diturunkan Tuhan ke dunia ini.5
Sepuluh ajaran pokok itu para ulama tafsir menamakannya "Al-Washaya Al-Asyrah"
(sepuluh perintah) yang mana dalam ayat 151 ini disebutkan lima di antaranya, dan lima lainnya
disebutkan dalam dua ayat berikutnya (152 dan 153). Lima yang disebutkan pada ayat ini
adalah:
(1) Jangan mempersekutukan Allah. 4 Syaikh Imam al Qurthubi, Tafsir al Qurthubi, jilid 7 (Jakarta :Pustaka Azzam, 2008) hlm. 326.5 Imam asy- Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, (Jak-Sel : 2009) Pustaka Azzam. Hlm. 930 – 934.
7
(2) Berbuat baik terhadap dua orang ibu bapak.
(3) Jangan membunuh anak karena takut kemiskinan.
(4) Jangan mendekati (berbuat) kejahatan secara lahir maupun secara tersembunyi.
(5) Jangan membunuh jiwa yang diharamkan membunuhnya oleh Tuhan.6
Menurut Quraish Shihab, dalam ayat ini Allah Swt memerintahkan hamba-hamba Nya
untuk menyekutukan Allah dengan meminta pertolongan kepada selain Dia. Dan seruan untuk
berbuat baik kepada kedua orang tua dengan memberikan pembaktian hingga hembusan nafas
terakhir serta larangan membunuh anak karena dilanda kemiskinan atau kesusahan. Dan juga
yang terkait dengan makalah ini adalah tentang seruan untuk menjauhi segala jenis perbuatan
keji, baik yang nampak di antaranya minum minuman memabukkan yang dapat merusak daya
tahan tubuh serta pikiran. Begitu juga halnya dengan perbuatan keji lainnya yang
memberikanMudharat bagi pelakunya, seperti judi dan zina. Dan yang tersembunyi, di antaranya
memiliki “simpanan” tanpa diikat oleh akad nikah yang sah.7
3. Surat an Nahl ayat 67
ن� ات� و�م� ر� يل� ث�م� �ع�ن�اب� الن خ� األ� ذ�ون� و� ن�ه� ت�ت خ� ا م� ك�ر( ا س� ق( ر�ز� ن(ا و� س� إ�ن ح�
�ي�ة( ذ�ل�ك� ف�ي م7 آل� و� ل�ون� ل�ق� ي�ع�ق�
“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu membuat darinya minuman yang memabukkan
dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi
orang-orang yang berakal.”
a. Tafsir Mufradat
يل� الن خ� : Kurma yang basah
�ع�ن�اب� األ� و� : Anggur yang diperas
b. Asbabun Nuzul
Kami belum menemukan literatur yang menerangkan asbabun nuzul ayat ini.6 alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=8&SuratKe=6#Top7 Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al Misbah, volume 4 (Jakarta : Lentera Hati, 2005) hlm. 339.
8
c. Tafsir Ayat
Dalam Tafsir al Misbah dijelaskan bahwa buah-buahan yang dimaksud adalah yang dapat
dimakan sekaligus menghasilkan minuman. Hanya saja, minuman tersebut dapat beralih menjadi
sesuatu yang buruk karena memabukkan. Dari sisi lain, karena untuk wujudnya minuman
tersebut diperlukan upaya manusia, ayat ini menegaskan upaya manusia membuatnya dengan
menyatakan : Dan, di samping susu yang merupakan minuman lezat, dari buah kurma dan
anggur, kamu juga dapat membuat sesuatu yang darinya, yakni dari hasil perasannya, sejenis
minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik yang tidak memabukkan, seperti perasaan
anggur atau kurma yang segar atau cuka dan selai.
Kata sakaran diambil dari kata sakara-yaskuru, yakni menutup. Minuman keras dapat
menutup akal sehingga yang meminumnya tidak dapat berpikir secara normal, lagi tidak
menyadari apa yang dia ucapkan dan dilakukan. Di sini kata sakaran dipahami dalam arti
memabukkan. Ada juga yang berpendapat bahwa kata ini merupakan salah satu nama minuman
keras yang memabukkan. Ada lagi yang berpendapat bahwa kata tersebut memiliki arti cuka atau
perasan anggur sebelum sampai pada tahap memabukkan.
Para ulama yang bermazhab hanafi memahami kata sakaran menjadi apa yang tidak
memabukkan dari perasan anggur. Dengan kata lain, Ulama mazhab Hanafiyah menghalalkan
minum perasan anggur selama belum memabukkan. Dan pendapat ini tidak didukung oleh
banyak Ulama, karena menurut sebagian mereka ayat ini belum menjelaskan keharaman
minuman keras, namun mengisyaratkan melalui pemisahan dengan kata wa antara sakaran dan
rizqan hasanan/ rezeki yang baik. Kata dan berfungsi menggabungkan dua hal yang berbeda. Ini
berarti bahwa antara kata yang berada di antara dan, satunya dinyatakan baik dan satunya lagi
adalah sesuatu yang tidak baik.8
Ayat ini menjelaskan bahwa kurma dan anggur dapat menghasilkan dua hal yang
berbeda, yaitu minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Ayat ini adalah isyarat
pertama lagi sepintas tentang keburukan minuman keras yang kemudian mengundang umat islam
ketika itu menjauhi minuman keras, walaupun dalam ayat ini belum jelas diharamkan. Di dalam
surat al Baqarah dijelaskan tentang keharaman minuman keras yang merupakan jawaban dari
Allah kepada para sahabat yang bertanya kepada Nabi. Allah berfirman ,8 Ibid, hal. 642.
9
ع� ل�لن اس� ن�اف� �ث�م= ك�ب�ير= و�م� ا إ م� يه� ر� ق�ل� ف� ي�س� ال�م� ر� و� م� �ل�ون�ك� ع�ن� ال�خ� أ ي�س�
ا م� ع�ه� �ك�ب�ر� م�ن� ن�ف� ا أ م� �ث�م�ه� إ و�
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah! : Pada keduanya
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya.”
B. HUKUM KHAMR DAN MAYSIR
Al-qur’an tidak menegaskan hukuman apa bagi peminum khamr, namun sanksi dalam
kasus ini didasarkan pada hadits Rasulullah saw yakni sunah fi’liyahnya, bahwa hukuman
terhadap jarimah ini adalah didera sebanyak 40 kali. Abu Bakar as-Sidiq ra mengikuti jejak
ini, Umar bin Khatab ra 80 kali dera sedang Ali bin Abu Thalib ra 40 kali dera.9
Semua ulama fiqih sependapat bahwa hukuman bagi orang yang peminum khamar
ialah dicambuk atau disebat. Namun, mereka berbeda pendapat tentang kadarnya. Ada yang
mengatakan bahwa hukumannya ialah sebanyak delapan puluh kali cambuk menurut
pendapat Imam Malik, Abu Hanifah dan satu riwayat dari pada Imam Ahmad.
Tetapi Imam Syafi’i dan satu pendapat daripada Imam Ahmad mengatakan hukuman bagi
kesalahan tersebut ialah sebanyak empat puluh kali cambuk. Walaupun demikian, bisa juga
perkara itu dikenakan cambuk sebanyak delapan puluh kali jika pada pendapat pemerintah
perkara itu patut dicambuk sebanyak itu. Jadi hukuman hadnya ialah empat puluh kali,
manakala yang selebihnya adalah sebagai hukuman ta’zir.
Diriwayatkan dari Husain bin al-Munzir bahwa ketika Sayyidina Ali ditugaskan oleh
Sayyidina Utsman untuk menghukum cambuk al-Walid bin Uqbah, beliau berkata :
Rasulullah SAW telah menghukum sebanyak 40 kali cambuk, begitu juga Sayyidina Abu
Bakar tetapi Sayyidina Umar menghukum sebanyak delapan puluh kali semuanya adalah
sunnah, yang ini aku lebih sukai. (H.R Muslim )
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam at Thabrani, Ibnu Abbas r.a berkata : Saya
telah mendengar Rasulullah SAW bersabda :“ Siapa yang minum Khamr seteguk, maka
Allah SWT tidak menerima amal fardhu dan sunnatnya selama tiga hari. Dan siapa yang
9 Nasirudin al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim (Kitab Hukuman Minum Khamr), hlm. 503.
10
minum Khamr segelas maka Allah SWT tidak menerima sholatnya selama empat puluh hari.
Dan orang yang tetap minum Khamr maka selayaknya Allah SWT memberinya minum dari
Nahrul Khabaal. Ketika ditanya : Ya Rasulullah apakah Nahrul Khabaal itu?, jawabnya :
Darah bercampur nanah orang ahli neraka.
Dari Jabir ‘anhu katanya :“Seorang laki-laki dari Jaisyah, sebuah negeri di wilayah
Yaman, datang kepada Nabi SAW. lalu dia bertanya tentang jenis minuman yang dibuat
orang dinegerinya yang disebut “mizr” terbuat dari jagung. Tanya Nabi SAW “apakah
minuman itu memabukkan?” jawabnya, “ ya,memabukkan” sabda Nabi SAW., “setiap
minum yang memabukkan haram”. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa jalla telah menjanjikan
bagi orang yang meminum minuman memabukkan akan diberi-Nya (kelak di akhirat) sejenis
minuman terbuat dari “thinatil khabal”. Lalu para sahabat bertanya.”Ya Rasululah! Apa itu
thinatil khabal?” jawab beliau, “ keringat penduduk neraka”.( Shahih Muslim ).
Beberapa perbuatan haram yang berkaitan dengan khamr, dijelaskan oleh Nabi SAW dari
Anas ra.:
“Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat dalam khamr sepuluh personel, yaitu:
pemerasnya (pembuatnya), distributor, peminumnya, pembawanya, pengirimnya, penuangnya,
penjualnya, pemakan uang hasilnya, pembayarnya, dan pemesannya” (HR Ibnu Majah dan
Tirmidzy).
Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa semua pelaku yang terlibat dalam khamr
termasuk yang diharamkan. Hukum haram disimpulkan karena ada celaan yang bersifat jazim
dengan kata (melaknat). Berarti, itu merupakan sebuah sanksi yang diberikan kepada para pelaku
yang terlibat dalam khamr. Mereka itu adalah:10
1. produsen, 2. distributor, 3. peminum, 4. pembawa, 5. pengirim, 6. penuang minuman, 7.
penjual, 8. orang yang memetik hasil penjualan, 9. pembayar, 10. Pemesan.
C. KONTEKSTUALISASI
Selain khamr bisa menutup dan menghilang akal, khamr juga berpengaruh
terhadap banyak hal, seperti :10 Dikutip dari http://jamilkusuka.wordpress.com/2010/05/21/delik-mabuk-mabukan-khamr-dalam-islam/ diakses pada tanggal 4 April 2013
11
1. Khamr merusak kesehatan.
Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam Haditsnya yang bermaksud :
Bahwasanya khamr itu bukan obat tetapi adalah sebagai pembawa penyakit. Mengikut
kajian ilmiah bahwa khamr menjadi sebab datangnya bermacam-macam penyakit seperti
sakit perut, hilang selera makan, perjalanan darah tidak teratur, sakit paru-paru, lemah
syahwat, sesak nafas, kecacatan pada kandungan, mandul dan sebagainya.
2. Khamr adalah puncak kejahatan
Ada suatu hikayat yang bisa menjadi ibrah bagi kita, yakni :
“Dahulu ada seorang raja Bani Isra’il menangkap seorang, lalu orang itu disuruh
memilih, minum khamr, atau membunuh anak, atau berzina, atau makan daging babi,
atau di bunuh. Maka dia memilih minum khamr, kemudian setelah dia mabuk maka tanpa
disuruh semua perbuatan itu ia lakukan.
3. Khamr menyebabkan permusuhan
Ini dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya Surat Al –Maidah : 91 :
Yang artinya: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu
Apabila seorang itu mabuk maka akalnya tidak dapat menghalang dirinya dari
mengeluarkan kata-kata atau perbuatan yang menyakiti orang lain. Sehingga dapat
mangakibatkan pergaduhan, permusuhan, penganiayaaan, pertikaian, kekerasan dan
pembunuhan.
4. Khamr Menghabiskan harta.
Jika seorang itu asyik minum khamr yang menjadi puncak kejahatan maka sudah
tentu dia melakukan kejahatan-kejahatan yang lain seperti berjudi, berpoya-poya, pergi
ke tempat-tempat maksiat dengan menghabiskan uang dan harta.
Jadi, oleh karena begitu hebatnya bahaya daripada minuman khamr itu maka
memang tepat sekali Islam mengharamkan arak atau khamr serta menetapkan hukuman
yang berat kepada peminum-peminum khamr itu.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam melarang minum minuman keras (khamar) dan peraturan ini berlaku untuk seluruh
umat Islam serta tidak ada perkecualian untuk individu tertentu. Yang dilarang dalam Islam
adalah tindakan meminum khamar itu sendiri, terlepas apakah si peminum tersebut mabuk atau
tidak.
Minuman keras dan alcohol, keduanya identik. Namun sesungguhnya yang dimaksud
dengan khamar di dalam Islam itu tidak selalu merujuk pada alkohol. Yang
disebut khamar adalah segala sesuatu minuman dan makanan yang bisa menyebabkan mabuk.
Perlu diingat bahwa alkohol hanyalah salah satu bentuk zat kimia. Zat ini juga digunakan untuk
berbagai keperluan lain seperti dalam desinfektans, pembersih, pelarut, bahan bakar dan sebagai
campuran produk-produk kimia lainnya. Untuk contoh-contoh pemakaian tersebut, maka alkohol
tidak bisa dianggap sebagai khamar, oleh karenanya pemakaiannya tidak dilarang dalam Islam.
Khamar adalah bahan yang mengandung alkohol yang memabukkan. Meminum arak atau
apasaja yang memabukkan, maka wajib dihukum had berupa 40 kali cambuk. Hukuman ini
boleh ditambahsampai 80 kali cambuk dengan jalan di karenakan ta’zir. Hukum had dalam kasus
ini harus dilakukan karena dua hal, yaitu adanya saksi atau pengakuannya sendiri. Dan tidak
boleh had, hanya sebab muntah dan adanya bau arak dari mulut.
13
B. DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, M, Kadar , Tafsir Ayat Ahkam “Tafsir tematik ayat – ayat Hukum”, (Jakarta : Hamzah, 2011)
asy- Syaukani, Imam , Tafsir Fathul Qadir, (Jak-Sel : Pustaka Azzam, 2009)
al Qurthubi, Imam, Tafsir al Qurthubi, jilid 7 (Jakarta :Pustaka Azzam, 2008)
Shihab, Quraish, Muhammad, Tafsir al Misbah, volume 4 (Jakarta : Lentera Hati, 2005)
al-Albani , Muhammad Nasirudin, Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta: Gema Insani Press, 2005
Qardhawi , Syekh Muhammad Yusuf, Alih bahasa: H. Mu'ammal Hamidy, Halal dan Haram dalam Islam, PT. Bina Ilmu, 1993
Munajat , Makhrus, Hukum Pidana Islam di Indonesia. Yogyakarta: Sukses Offset, 2009
14