mitigasi konflik manusia-gajah oleh elephant …digilib.unila.ac.id/21477/3/skripsi tanpa bab...

71
MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT RESPONSE UNIT DI RESORT TOTO PROJO TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (Studi Kasus di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso) (Skripsi) Oleh MUHAMMAD ZAZULI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: vanthu

Post on 21-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEHELEPHANT RESPONSE UNIT DI RESORT TOTO PROJO

TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS(Studi Kasus di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso)

(Skripsi)

Oleh

MUHAMMAD ZAZULI

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

Muhammad Zazuli

ABSTRACT

HUMAN-ELEPHANT CONFLICT MITIGATION BYELEPHANT RESPONSE UNIT IN TOTO PROJO RESORT

WAY KAMBAS NATIONAL PARK(A Studi Cases in Tanjung Tirto Village and Tegal Yoso Village)

By

Muhammad Zazuli

Way Kambas National Park is the natural habitat of sumatran elephant. Human

activities cause degradation of elephants habitat. Conservation efforts as controlling

human-elephant conflict (HEC) is needs to be done. The purposes of this study are

(1) to determine the mitigation process by ERU and the internal resource of ERU, (2)

HEC in TanjungTirto village and Tega lYoso village, and (3) to determine user and

receiver perception about achieved results of ERUs benefit. The study was conducted

in November-December 2014 with the participation of moderate observation method,

in-depht interview, literature study and triangulation. Results of the research showed

resources ERU had achieved the minimum requirement of SOP, except the number of

elephants (four individuals and male only). Mitigation efforts conducted by ERU

were useful in finding the latest information about the existence of elephants. In 43

Page 3: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

Muhammad Zazuli

cases of human-elephant conflict, 37 cases occurred in TegalYoso village and six

cases in Tanjung Tirto village. Total of 98% elephant came in group and 2% solitary

elephant. the most frequently damaged species in crop raiding are cassava (Manihot

utilissima) 40 cases, 27 cases of corn (Zea mays) and rice (Oryza sativa) 13 cases.

Arrival elephant relatively evenly throughout the year, and the elephants came prefer

at night between 18:00 to 00:00 WIB. Achieve of ERU in controlling and reducing

human-elephant conflicts had rated 100% positively by the users of the ERU

program. As buffer zone communites had given explanation a positive assessment of

93% and 7% negative assessment.

Keywords: Elephant Response Unit, human-elephant conflict, mitigation, WayKambas.

Page 4: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

Muhammad Zazuli

ABSTRAK

MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEHELEPHANT RESPONSE UNIT DI RESORT TOTO PROJO

TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS(Studi Kasus di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso)

Oleh

Muhammad Zazuli

Taman Nasional Way Kambas merupakan habitat gajah sumatera. Aktivitas manusia

mengakibatkan daerah jelajah gajah menjadi sempit karena habitat berkurang.

Pengendalian konflik manusia-gajah (KMG) merupakan upaya konservasi yang perlu

dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) proses mitigasi KMG oleh

ERU dan sumberdaya internal ERU, (2) KMG di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal

Yoso dan (3) persepsi pengguna dan penerima manfaat program ERU. Penelitian

dilakukan pada bulan November-Desember 2014 dengan metode observasi partisipasi

moderat, in-depht interview, studi pustaka dan triangulasi. Hasil dari penelitian

menunjukkan sumberdaya ERU telah memenuh isyarat minimal SOP, kecuali pada

jumlah gajah yaitu empat ekor dan semuanya jantan. Upaya mitigasi berguna untuk

mengetahui informasi terbaru tentang keberadaan gajah. KMG sebanyak 43 kasus

Page 5: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

Muhammad Zazuli

terdiri dari 37 kasus terjadi di Desa Tegal Yoso dan enam kasus di Desa Tanjung

Tirto. Kasus KMG 98% gajah datang berkelompok dan 2% gajah datang soliter. Tiga

jenis tanaman yang sering dirusak adalah singkong (Manihot utilissima) 40 kasus,

jagung (Zea mays) 27 kasus dan padi (Oryza sativa) 13 kasus serta 98% gajah datang

pada pukul 18.00-00.00 WIB. Pencapaian ERU dalam mengendalikan KMG dinilai

100% positif oleh pengguna program sesuai dengan tujuan pembentukannya.

Masyarakat desa penyangga memberikan penilaian positif sebesar 93% dan 7%

menilai negatif terhadap ERU.

Kata kunci: Elephant Response Unit, konflik manusia-gajah, mitigasi, Way Kambas.

Page 6: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEHELEPHANT RESPONSE UNIT DI RESORT TOTO PROJO

TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS(Studi Kasus di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso)

Oleh

MUHAMMAD ZAZULI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan KehutananFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 7: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva
Page 8: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva
Page 9: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

RIWAYAT HIDUP

Dengan rahmat Allah SWT penulis dilahirkan di Bandar

Lampung pada tanggal 26 Mei 1992. Penulis merupakan

anak keduadari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

Zakaria dan Ibu Sulastri. Jenjang pendidikan penulis

dimulai pada tahun 1998 di Sekolah Dasar Negeri 1

Langkapura, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar

Lampung pada tahun 2004 hingga tamat pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas

Negeri 7 Bandar Lampung dan menyelesaikannya pada tahun 2010. Pada tahun 2010

penulis terdaftar sebagi mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas

Lampung melalui jalur SNMPTN.

Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kuliah Lapangan Kehutanan) di

Puslitbanghut Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Hutan Pendidikan

Gunung Walat IPB dan Kebun Raya Bogor. Kemudian pada tahun 2013, penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Tegal Ombo

Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur. KKN bertujuan untuk

Page 10: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

mengaplikasikan ilmu yang dimiliki selama masa perkuliahan untuk dapat membantu

masyarakat menghadapi permasalahan yang ada pada masyarakat. Tahun 2013

penulis melakukan Praktek Umum selama satu bulan di KPH Banten BKPH Gunung

Kencana. Penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Ilmu Kayu tahun

2013 dan Metode Pengamatan dan Inventarisasi Satwa Liar tahun 2013.

Penulis juga aktif dalam mengikuti kuliah umum, seminar dan diklat baik tingkat

daerah dan nasional. Kegiatan yang pernah diikuti antara lain Latihan Kepemimpinan

Sylva Indonesia oleh Pengurus Pusat Sylva Indonesia di UGM Yogyakarta tahun

2011, Seminar Kukang oleh Himasylva dan YIARI tahun 2012, Pendidikan dan

Latihan Pembentukan Kader Konservasi Tingkat Pemula oleh BKSDA Lampung

tahun 2013, Kuliah Umum Kehutanan oleh Kepala BP2SDMK RI tahun 2014,

Seminar Ekologi oleh Kepala Puslitbanghut KLHK RI tahun 2015 dan Seminar Sains

dan Teknologi VI oleh LPPM Unila tahun 2015.

Dalam organisasi, penulis pernah menjadi pengurus Himasylva (Himpunan

Mahasiswa Kehutanan) Unila di Bidang III (Penelitian dan Pengembangan) periode

tahun 2011-2012, Sekretaris Umum Himasylva (Himpunan Mahasiswa Kehutanan)

padatahun 2012-2013, Ketua Umum Himasylva (Himpunan Mahasiswa Kehutanan)

pada tahun 2013-2014, Kader Konservasi BKSDA Lampung sejak 2013 hingga

sekarang serta anggota Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia wilayah

Lampung sejak 2015 hingga sekarang.

Page 11: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

i

Dengan kerendahan hati, Kupersembahkan karya kecil ini

untuk Ayah Zakaria, Ibu Sulastri tercinta serta saudaraku

Bustanil Arifin dan Ridwan Ferdiyansyah

terima kasih atas doa, motivasi, dukungan dan kasih sayang

yang tak pernah putus serta tak pernah lelah menanti

keberhasilanku

Page 12: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

ii

SANWACANA

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena penulis dapat

menyelesaikan skripsi berjudul “Mitigasi Konflik Manusia-Gajah oleh Elephant

Response Unit di Resort Toto Projo Taman Nasional Way Kambas (Studi Kasus

di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso)” skripsi ini sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada

junjungan Rasulullah Muhammad SAW, dengan harapan di hari akhir akan

mendapatkan syafaatnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan

oleh keterbatasan yang ada pada penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan guna langkah penulis berikutnya yang lebih baik.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran berbagai pihak,

untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

Page 13: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

iii

2. Ibu. Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Hj. Bainah Sari Dewi, S.Hut, M.P. sebagai pembimbing utama saya

atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang telah diberikan hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku dosen penguji utama skripsi atas

saran dan motivasi yang telah diberikan hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas

Lampung atas ilmu yang telah diberikan.

6. Bapak. Ir. Dulhadi selaku Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas.

7. Bapak. Muhammad Wahyu selaku Project Manager (Veterinarry Society for

Sumatran Wildlife Conservation) Vesswic.

8. Bapak. Nazzaruddin selaku Kordinator Lapangan Elephant Response Unit dan

para mahout (Pak Masrukhin, Pak Alfian, Pak Edi, Pak Adi dan Pak Hanafi).

9. Teman-teman angkatan 2010 (Sylvaten) atas kebersamaannya mulai dari

langkah awal di kehutanan hingga sekarang, penulis sangat menyayangi kalian

serta terima kasih atas canda dan tawa yang akan selalu terkenang manis oleh

penulis.

10. Saudara dan sahabat Himasylva Kehutanan FP Unila yang tidak dapat penulis

sebutkan namanya satu persatu atas kebersamaannya yang selama ini terbina,

semoga akan tetap selalu bersama.

11. Adik-adik tingkat penulis, yang selalu memberikan motivasi.

Page 14: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

iv

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka semua yang telah

diberikan kepada penulis. Penulis berharap kritik dan saran yang membangun

untuk kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandar Lampung, Februari 2016

Muhammad Zazuli

Page 15: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5E. Kerangka Pemikiran................................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8

A. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus).................................... 81. Taksonomi gajah sumatera.................................................................. 82. Distribusi dan populasi gajah sumatera .............................................. 93. Habitat gajah sumatera........................................................................ 104. Perilaku gajah sumatera ...................................................................... 12

B. Konflik Manusia-Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) ....... 151. Definisi konflik manusia-gajah ........................................................... 152. Mitigasi konflik manusia-gajah .......................................................... 153. Karakteristik konflik ........................................................................... 18

C. Metode Penelitian Kualitatif..................................................................... 181. Definisi metode kualitatif ................................................................... 182. Populasi dan sampel ........................................................................... 193. Teknik pengumpulan data .................................................................. 204. Analisis data di lapangan model Miles dan Huberman ...................... 205. Uji validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif................................ 21

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 23

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 23B. Alat dan Bahan........................................................................................ 24C. Survei Pendahuluan................................................................................. 24D. Definisi Operasional................................................................................ 24

Page 16: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

vi

E. Metode Pengambilan Sample.................................................................. 25F. Jenis Data ................................................................................................ 26G. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 27H. Analisis Data ........................................................................................... 30

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ......................................... 31

A. Sejarah Taman Nasional Way Kambas................................................... 31B. Hidrologi ................................................................................................. 33C. Topografi................................................................................................. 34D. Iklim, Suhu dan Kelembaban.................................................................. 35E. Daerah Penyangga................................................................................... 36F. Sosial Ekonomi ....................................................................................... 37G. Mitra Kerja .............................................................................................. 39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 43

A. Proses Mitigasi Konflik Manusia-Gajah oleh Elephant Response Unit danSumberdaya Internal yang dimiliki Elephant Response Unit ................. 431. Proses mitigasi konflik manusia-gajah oleh ERU............................. 432. Sumberdaya internal yang dimiliki Elephant Response Unit ........... 58

B. Konflik Manusia-Gajah di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso... 691. Lokasi gangguan ............................................................................... 692. Waktu gangguan................................................................................ 723. Populasi gajah yang terlibat konflik.................................................. 744. Jenis tanaman yang dirusak............................................................... 77

C. Persepsi Pengguna dan Penerima Manfaat Program ERU (ERU) .......... 851. Persepsi pengguna program .............................................................. 852. Persepsi penerima manfaat program ................................................. 88

VI. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 92

A. Simpulan ................................................................................................. 92B. Saran........................................................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 94

LAMPIRAN

Tabel 8-14....... ............................................................................................. 99-112Gambar 36-46.... .......................................................................................... 113-117

Page 17: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Proporsi sebaran populasi gajah sumatera di beberapa status kawasanhutan pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto ProjoTNWK bulan November-Desember 2014 ...................................................

2. Definisi operasional penelitian pada penelitian mitigasi KMG oleh ERUdi Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014 ..................

3. Pelatihan dan peningkatan kapasitas Elephant Response Unit padapenelitian upaya mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWKbulan November-Desember 2014.................................................................

4. Alokasi pendanaan Elephant Response Unit pada penelitian mitigasiKMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember2014..............................................................................................................

5. Lokasi gangguan gajah liar di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yosopada peneliian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWKdengan data tahun 2014.................................................................................

.6. Titik keluar gajah di Resort Toto Projo TNWK pada penelitian mitigasi

KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK dengan data tahun 2014.......

7. Titik koordinat gangguan gajah liar di Desa Tanjung Tirto dan DesaTegal Yoso pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto ProjoTNWK dengan data bulan Desember 2014..................................................

8. Patroli dan monitoring ERU Bungur pada penelitian mitigasi KMG olehERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014..........

9. Patroli dan monitoring ERU Tegal Yoso pada penelitian mitigasiKMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember2014...............................................................................................................

10. Patroli dan penggiringan ERU Bungur dan ERU Tegal Yoso padapenelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK dengan

9

24

64

67

70

71

80

99

101

Page 18: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

viii

data bulan Desember 2014............................................................................

11. Kegiatan penjagaan pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di ResortToto Projo TNWK bulan November-Desember 2014..................................

12. Kegiatan penghaluan oleh ERU pada penelitian mitigasi KMG oleh ERUdi Resort Toto Projo TNWK dengan data bulan Desember 2014.................

13. Kegiatan penggiringan oleh ERU pada penelitian mitigasi KMG olehERU di Resort Toto Projo TNWK dengan data bulan Desember 2014........

14. Kondisi sumberdaya manusia Elephant Response Unit TNWK padapenelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulanNovember-Desember 2014...........................................................................

103

104

106

107

108

Page 19: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka penelitian mitigasi konflik manusia dan gajah oleh ElephantResponse Unit di Resort Toto Projo Taman Nasional Way Kambas (studikasus di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso) bulan November-Desember 2014................................................................................................

2. Ilustrasi; Reduksi data, display data dan verifikasi (Sugiyono, 2013) padapenelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulanNovember-Desember 2014..............................................................................

3. Peta lokasi penelitian mitigasi konflik manusia-gajah oleh ElephantResponse Unit di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember2014 Skala 1:50.000 (Sumber: Setiawan, 2015).............................................

4. Upaya mitigasi KMG oleh ERU pada penelitian mitigasi KMG oleh ERUdi Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014.....................

5. Waktu mitigasi KMG pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di ResortToto Projo TNWK bulan November-Desember 2014.....................................

6. Keterlibatan personel ERU dan masyarakat pada penelitian mitigasi KMGoleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014....

7. Patroli berdasarkan waktu mitigasi KMG pada penelitian mitigasiKMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK dengan data bulanDesember 2014 ...............................................................................................

8. Alur kegiatan patroli pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di ResortToto Projo TNWK bulan November-Desember 2014 ....................................

9. Patroli monitoring dan penggiringan ERU pada penelitian mitigasi KMGoleh ERU di Resort Toto Projo TNWK dengan data bulan Desember 2010-Desember 2014................................................................................................

10. Patroli monitoring dan penggiringan ERU pada penelitian mitigasi KMGoleh ERU di Resort Toto Projo TNWK dengan data tahun 2014 ..................

7

21

23

43

44

45

46

47

48

48

Page 20: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

x

11. Pos penjagaan pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort TotoProjo TNWK bula November-Desember 2014...............................................

12. Alur kegiatan penjagaan pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di ResortToto Projo TNWK bulan November-Desember 2014.....................................

13. Alur kegiatan penghalauan pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU diResort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014.........................

14. Alur kegiatan penggiringan pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU diResort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014........................

15. Kondisi batas kawasan TNWK dengan desa penyangga, (a) Tanggul yangberada di Desa Tanjung Tirto (b) Tidak adanya pengahalang buatan padaDesa Tegal Yoso pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU Resort TotoProjo TNWK bulan November-Desember 2014.............................................

16. Alat yang digunakan untuk mengusir gajah liar, (a) Petasan yang digunakandalam mengusir gajah liar, (b) Meriam karbit yang dianjurkan SOP padapenelitian mitigasi KMG oleh ERU Resort Toto Projo TNWK bulanNovember-Desember 2014..............................................................................

17. Struktur organisasi ERU pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di ResortToto Projo TNWK bulan November-Desember 2014....................................

18. Struktur organiasi Elephant Flying Squad di Desa Lubuk Kembang BungaTaman Nasional Tesso Nilo (TNTS) pada penelitian mitigasi KMG olehERU Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014................

19. Tingkat pendidikan personil ERU pada penelitian mitigasi KMG oleh ERUResort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014.........................

20. Pengalaman yang dimiliki Personil ERU berkaitan dengan penanganankonflik pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto ProjoTNWK bulan November-Desember 2014.......................................................

21. Gajah yang digunakan untuk mitigasi KMG pada penelitian mitigasi KMGoleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014(BTNWK, 2014)..............................................................................................

22. Gangguan gajah di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso padapenelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK dengandata tahun 2014................................................................................................

23. Koordinat GPS pada titik keluar gajah pada penelitian mitigasi KMG olehERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014(Setiawan, 2015)..............................................................................................

50

51

53

55

56

57

59

60

62

63

66

69

72

Page 21: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

xi

24. Jumlah kedatangan gajah berdasarkan waktu perjumpaan di Desa TanjungTirto dan Desa Tegal Yoso pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU ResortToto Projo TNWK dengan data tahun 2014....................................................

25. Intensitas konflik manusia-gajah per bulan pada penelitian mitigasi KMGoleh ERU di Resort Toto Projo TNWK dengan data tahun 2014...................

26. Ukuran kelompok gajah yang datang di Desa Tanjung Tirto dan TegalYoso pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto ProjoTNWK dengan data tahun 2014......................................................................

27. Estimasi jumlah individu per kelompok dalam 43 kasus KMG di DesaTanjung Tirto dan Tegal Yoso pada penelitian mitigasi KMG oleh ERUResort Toto Projo TNWK dengan data tahun 2014........................................

28. Jenis tanaman yang dirusak dalam 43 kasus konflik di Desa Tanjung Tirtodan Desa Tegal Yoso pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di ResortToto Projo TNWK dengan data tahun 2014....................................................

29. Gangguan gajah sumatera di Resort Toto Projo TNWK pada penelitianmitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014................................................................................................

30. Upaya ERU mencegah gajah keluar pada penelitian mitigasi KMG olehERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014............

31. Jumlah kejadian konflik gajah dan manusia di Desa Tanjung Tirto danDesa Tegal Yoso pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort TotoProjo TNWK tahun 2011-2014.......................................................................

32. Kerusakan buah semangka akibat serangan gajah liar di Desa TanjungTirto pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWKdengan data 3 Desember 2014.........................................................................

33. Narasumber berdasarkan tingkat pendidikan pada penelitian mitigasi KMGoleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014....

34. Patroli dan monitoring oleh Tim ERU Bungur di Resort Toto Projo TNWKpada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWKbulan November-Desember 2014....................................................................

35. Penggiringan oleh ERU dan masyarakat dengan menggunakan kembangapi pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWKbulan November-Desember 2014....................................................................

36. Penjagaan oleh masyarakat di lahan pertanian di Desa Tegal Yoso pada

73

74

75

76

78

80

81

82

83

88

113

113

Page 22: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

xii

penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulanNovember-Desember 2014..............................................................................

37. Wawancara bersama masyarakat mengenai persepsi manfaat program ERUpada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWKbulan November-Desember 2014....................................................................

38. Wawancara dengan Kepala STPN II Bungur Taman Nasional Way Kambaspada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWKbulan November-Desember 2014....................................................................

39. Wawancara dengan Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas padapenelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulanNovember-Desember 2014..............................................................................

40. Elephant Response Unit menjadi tujuan wisata bagi masyarakat setempatmitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014................................................................................................

41. Penggunaan blor dan mercon oleh masyarakat untuk menggiring gajah liarpada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWKbulan November-Desember 2014....................................................................

42. Vegetasi di Taman Nasional Way Kambas pada penelitian mitigasi KMGoleh ERU di Resort Toto Projo TNWK bulan November-Desember 2014....

43. Patroli dan monitoring oleh Tim ERU Tegal Yoso di Resort Toto ProjoTNWK pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto ProjoTNWK bulan November-Desember 2014 ......................................................

114

114

115

115

116

116

117

117

Page 23: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan kawasan pelestarian alam

yang ditetapkan untuk melindungi kawasan yang kaya akan berbagai satwa liar.

Kawasan TNWK mengalami kerusakan habitat yang cukup berat dikarenakan

pembukaan kawasan untuk hak pengusahaan hutan pada tahun 1968-1974.

Kawasan TNWK beserta segala isinya termasuk satwa, banyak mengalami

kerusakan. Jenis satwa yang sampai saat ini keberadaanya masih dapat ditemukan

di TNWK antara lain yang dikenal dengan The Big Five Mammals yaitu gajah

sumatra (Elephas maximus sumatranus), badak sumatra (Dicerorhinus

sumatranus), harimau sumatra (Panthera tigris), beruang madu (Helarctos

malayanus) dan tapir (Tapirus indicus) (Balai Taman Nasional Way Kambas,

2012).

Taman Nasional Way Kambas adalah habitat bagi hampir 200 gajah sumatera

(Elephas maximus sumatranus) atau 10% dari total populasi yang diperkirakan

tidak lebih dari 2.000 ekor (Vesswic, 2013). Spesies ini terdaftar dalam red list

book IUCN dengan status terancam punah, sementara itu CITES (Convention on

International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) telah

mengkategorikan gajah Asia dalam kelompok Appendix I (Departemen

Page 24: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

2

Kehutanan, 2007). Habitat mempunyai peran penting untuk mendukung

kehidupan satwa liar. Kuantitas dan kualitasnya perlu dijaga kelestariannya,

sehingga tetap berfungsi sebagai tempat mencari makan, minum, tidur, berlindung

dan berkembang biak. Pertumbuhan dan perkembangan populasi manusia

seringkali mendesak habitat satwaliar, yang pada akhirnya memberikan dampak

negatif bagi kehidupan mereka (Alikodra, 2010).

Sukatmoko (2006) menyatakan bahwa konflik mulai terjadi sejak Way Kambas

disahkan menjadi kawasan hutan dan daerah sekitarnya dibuka menjadi

pemukiman dan lahan pertanian bagi transmigran. Masyarakat dan gajah

sumatera sering memasuki kawasan di luar wilayah teritorinya dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Way Kambas juga menjadi semakin padat

sejak gajah-gajah dari Lampung Selatan dan Gunung Madu di “translokasi”kan ke

Way Kambas pada tahun 1980. Populasi yang semakin padat tentunya

mengakibatkan semakin sempitnya daerah jelajahnya untuk mencari makan

(Sukatmoko, 2006).

Sedikitnya 15 orang dilaporkan meninggal dan sembilan orang terluka di 11 desa

dekat TNWK antara tahun 1984 dan 1996. Responden juga menggambarkan lima

kasus kematian gajah di dekat Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung.

Satu dari kejadian tersebut dengan memasukkan gajah ke dalam lubang kemudian

warga desa membakarnya, dan empat kasus lainnya dengan diracun (Nyhus dkk.,

2000). Konflik manusia-gajah (KMG) menyebabkan 337 insiden kerusakan

tanaman antara juni 2000-September 2002. Salah satu gajah ditembak mati oleh

Page 25: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

3

BTNWK dikarenakan mengancam keselamatan masyarakat desa penyangga

antara 1 Januari 2000-1 November 2002 (Hedges dkk., 2005).

Upaya penanganan konflik manusia-gajah telah dilakukan oleh stakeholders di

TNWK yaitu pembuatan kanal, pagar cabe, pemasangan pagar listrik, patroli dan

penjagaan lahan, pembentukan Pam Swakarsa, patroli gajah, pembangunan gubuk

jagahingga bantuan peningkatan ekonomi masyarakat (Balai Taman Nasional

Way Kambas, 2013). Upaya mitigasi mengacu pada Peraturan Menteri

Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2008 tentang Pedoman Penanggulangan

Konflik Antara Manusia Dengan Satwa Liar.

Awal tahun 2008, Vesswic (Veterinary Society for Sumatran Wildlife

Conservastion) memiliki inisiatif untuk mendayagunakan gajah di Pusat

Konservasi Gajah (PKG) dan mahoutnya untuk melakukan patroli kawasan dan

miitgasi dan manajemen konflik manusia-gajah (Vesswic, 2013). Monitoring

upaya mitigasi sangat penting karena upaya-upaya mitigasi konflik manusia-gajah

harus selalu dimonitor dan di perbaiki (evaluasi). Konflik manusia-gajah tidak

memiliki solusi tunggal dan solusi yang mudah. Kejadian-kejadian konflik

manusia-gajah harus dipantau. Evaluasi harus tetap dilakukan untuk perbaikan

meski tidak banyak. Manajemen yang baik penting dilakukan untuk memastikan

efektivitasnya (Chong dan Norwana, 2005).

B. Rumusan Masalah

Elephants Response Unit sudah berjalan kurang lebih empat tahun, oleh karena itu

diperlukan penelitian sebagai monitoring dari berjalannya program. Penelitian ini

Page 26: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

4

mengenai mitigasi konflik manusia-gajah oleh Elephant Response Unit, sehingga

proses mitigasi konflik manusia-gajah serta sumberdaya internal organisasi

penting untuk dilihat sebagai langkah awal. Konflik manusia-gajah yang terjadi

juga berpengaruh terhadap bagaimana Elephant Response Unit akan bekerja.

Persepsi pengguna dan penerima manfaat program Elephant Response Unit

merupakan bentuk dukungan dan penghargaan yang mempengaruhi pencapaian

Elephant Response Unit.

Berdasarkan paparan diatas maka pertanyaan utama yang perlu dijawab adalah

bagaimana mitigasi konflik manusia-gajah oleh Elephant Response Unit di Resort

Toto Projo Taman Nasional Way Kambas (Studi kasus di Desa Tanjung Tirto dan

Desa Tegal Yoso)?. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjawab beberapa

pertanyaan berikut.

1. Bagaimana proses mitigasi konflik manusia-gajah oleh Elephant Response

Unit dan sumberdaya internal yang dimiliki Elephant Response Unit?

2. Bagaimana konflik manusia-gajah di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal

Yoso?

3. Bagaimana persepsi pengguna dan penerima manfaat program Elephant

Response Unit?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah.

1. Mengetahui proses mitigasi konflik manusia-gajah oleh Elephant Response

Unit dan sumberdaya internal yang dimiliki Elephant Response Unit.

2. Mengetahui konflik manusia-gajah di Desa Tanjung Tirto dan Tegal Yoso.

Page 27: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

5

3. Mengetahui persepsi pengguna dan penerima manfaat program Elephant

Response Unit.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah.

1. Sebagai sumber informasi tentang mitigasi konflik manusia-gajah oleh

Elephant Response Unit di Resort Toto Projo Taman Nasional Way Kambas

(Studi kasus di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso).

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran bagi Balai Taman

Nasional Way Kambas dalam menentukan upaya konservasi satwa gajah

sumatera (Elephas maximus sumatranus).

E. Kerangka Penelitian

Resort Toto Projo berbatasan dengan 12 desa penyangga dari dua Kecamatan

yaitu Kecamatan Purbolinggo dan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur.

Desa Tanjung Tirto berada di Kecamatan Way Bungur dan Tegal Yoso berada di

Kecamatan Purbolinggo. KMG yang terjadi di desa penyangga yang berbatasan

dengan Resort Toto Projo pada tahun 2012-2014 adalah sebanyak 382 konflik.

Konflik tertinggi terjadi di Desa Tegal Yoso sebanyak 136 konflik (36%) dan

Desa Tanjung Tirto sebanyak 60 konflik (16%) (Balai Taman Nasional Way

Kambas, 2014).

Konflik manusia-gajah yang terjadi di Resort Toto Projo TNWK menjadi dasar

penelitian ini perlu dilakukan guna mengetahui proses mitigasi KMG dan

sumberdaya internal yang dimiliki Elephant Response Unit, KMG yang di Desa

Page 28: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

6

Tanjung Tirto dan Tegal Yoso serta persepsi pengguna dan penerima manfaat

program Elephant Response Unit. Pengumpulan data melalui observasi

partisipasi moderat, wawancara mendalam, studi pustaka serta triangulasi.

Page 29: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

7

Gambar 1. Kerangka penelitian mitigasi konflik manusia-gajah oleh ElephantResponse Unit di Resort Toto Projo Taman Nasional Way Kambas(Studi kasus di Desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso) bulanNovember-Desember 2014.

KMG Resort Toto Projo TNWK

Pengendalian KMG

Elephant Response Unit

Proses mitigasiKMG danSumberdayainternal ERU

TeknikMitigasi(1) Titik

Koordinat(2) Upaya(3) Waktu

mitigasi(4) Personel(5) Alat

Sumberdaya Internal(1) Struktur Organisasi(2) Jumlah dan

kemampuanpersonil

(3) Alokasi pendanaan(4) Kondisi gajah latih

(1) Lokasi(2) Waktu(3) Gajah yang

terlibat konflik(4) JenisTanaman

Observasi partisipasi moderat,wawancara mendalam dan studipustaka

KMGDi Desa T.Tirtodan T.Yoso

Persepsi PenerimaManfaat ProgramERU

Persepsi PenggunaProgram ERU

MasyarakatDesa TanjungTirto danTegal Yoso

-KepalaBalaiTNWK

-Kepala STPNII Bungur

-Vesswic- ERU

Purposive Sampling Technique &Snowball Sampling Technique

(1) PerkembanganKMG

(2) Langkah mitigasi(3) Program ERU(4) Penilaiannya ERU(5) Saran dan masukan

atas pelaksanaanprogram ERU.

(1) Pandangannarasumber

(2) Pengetahuannarasumber

(3) Peranan dan teknikmitigasi olehnarasumber

(4) Penilaiannarasumber

(5) Kondisi sebelumdan setelah adanyaERU

Mitigasi konflik manusia-gajah oleh Elephant Response Unit

Page 30: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)

1. Taksonomi gajah sumatera

Gajah asia (Elephas maximus) terbagi dalam tiga subspecies, yaitu Elephas

maximus maximus di Srilangka, Elephas maximus indicus di benua India dan asia

tenggara termasuk Kalimantan dan Elephas maximus sumatranus di Indonesia

hanya ditemukan di Sumatera dan Kalimantan bagian timur. Gajah sumatera

merupakan sub species dari gajah asia ( Elephas maximus) yang diperkenalkan

Temmnick dengan nama ilmiah Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847

(Sari, 2010). Taksonomi Gajah Sumatera, yaitu.

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Class : Mammalia

Order : Proboscidea

Family : Elephantidae

Genus : Elephas

Species : Elephas maximus

Sub species : Elephas maximus sumatranus Temminck, 1847

Page 31: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

9

2. Distribusi dan populasi gajah sumatera

Estimasi total populasi gajah liar di Asia sekitar 41.410 - 52.345 ekor dengan area

gajah seluas 486,800 km2 (Sukumar, 2003). Gajah tersebar di tujuh provinsi,

yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu,

Sumatera Selatan dan Lampung. Survei tentang gajah di seluruh Sumatera dengan

metode penaksiran secara cepat (rapid assessment survey) dilakukan pada tahun

1980. Estimasi sementara populasi gajah sumatera adalah 2.400 - 4.800 ekor dan

jumlah populasi gajah Kalimantan berkisar antara 60-100 individu (Dephut,

2007). Estimasi jumlah populasi gajah di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

sebanyak 498 individu (95% CI=[373,666]) dan Taman Nasional Way Kambas

Lampung 180 individu (95% CI=[144,225]) (Hedges dkk, 2005). Populasi gajah

sumatera diperkirakan telah mengalami penuruan sekitar 35% dari tahun 1992,

dan nilai ini merupakan penurunan yang sangat besar dalam waktu yang relatif

pendek (Dephut, 2007). Proporsi sebaran populasi Gajah Sumatera di beberapa

status kawasan hutan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Proporsi sebaran populasi Gajah Sumatera di beberapa status kawasanhutan pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto ProjoTNWK bulan November-Desember 2014

Status Kawasan Luas Kawasan (hektar) Persentase (%)

Hutan konversi 386.829 9,39Hutan produksi terbatas 1.648.654 40,03Hutan konservasi 619.988 15,05Hutan produksi 709.145 17,22Hutan lindung 494.088 12,00Hutan negara tidak terbatas 15.916 0,39Perairan 2.108 0,05Daerah lain 234.460 5,69Tidak ada data 7.678 0,19

Sumber: Dephut (2007)

Page 32: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

10

3. Habitat gajah sumatera

Habitat adalah kawasan yang terdiri dari komponen fisik dan biotik sebagai satu

kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembangbiaknya

satwaliar (Alikodra, 1990). Lingkungan di mana satwa liar hidup disebut habitat.

Sama seperti manusia, Habitat satwa liar harus memliki empat komponen habitat

yaitu pelindung (cover) dari cuaca dan predator, pakan (food) dan air (water)

untuk nutrisi, dan ruang (space) untuk mencari makanan, air dan untuk kawin

(Yarrow, 2009). Beberapa komponen habitat adalah sebagai berikut.

a. Makanan

Gajah adalah satwa megaherbivor yang membutuhkan jumlah makanan harian

(daily intake) yang banyak dan habitat yang luas. Satwa ini bergerak mencari

makanan di daerah lain di sekitar habitatnya jika ketersediaan makanan dalam

habitat tidak mencukupi kebutuhan hariannya (Abdullah, 2008). Gajah jantan dan

betina membutuhkan sekitar 51.000 kcal and 48.000 kcal per hari dengan asumsi

berat badan maksimal gajah jantan dan gajah betina masing-masing 2.610 kg dan

2.400 kg sumatera. Jumlah konsumsi harian gajah adalah 18 kg untuk jantan

dewasa dan 17 kg untuk betina dewasa (berat kering tumbuhan pakan) atau 120

kg dan 113 kg berat basah tumbuhan pakan (Sitompul, 2011).

b. Air

Gajah termasuk satwa yang sangat bergantung pada air, sehingga pada sore hari

biasanya mencari sumber air untuk minum, mandi dan berkubang. Seekor gajah

Sumatera membutuhkan air minum sebanyak 20-50 liter/hari. Ketika sumber-

Page 33: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

11

sumber air mengalami kekeringan, gajah dapat melakukan penggalian air sedalam

50-100 cm di dasar-dasar sungai yang kering dengan menggunakan kaki depan

dan belalainya.

c. Garam mineral

Gajah memiliki kebiasaan memakan gumpalan tanah yang mengandung garam-

garam mineral seperti Kalium, Kalsium dan Magnesium. Kebiasaan ini dikenal

dengan sebutan salt licking (mengasin). Tempat mengasin gajah dapat berupa

tebing sungai besar atau sungai kecil dengan kelerengan bervariasi dari sangat

landai sampai sangat curam, dasar dan tepi rawa-rawa kecil atau rawa-rawa lebar

dan lantai hutan.

d. Naungan

Gajah termasuk binatang berdarah panas. Gajah akan bergerak mencari naungan

(thermal cover) untuk menstabilkan suhu tubuhnya agar sesuai dengan

lingkungannya ketika cuaca panas. Tempat yang sering digunakan sebagai

naungan pada siang hari yaitu vegetasi hutan yang lebat.

e. Ruang atau wilayah jelajah (home range)

Gajah merupakan mamalia darat paling besar hidup pada zaman ini, sehingga

membutuhkan wilayah jelajah yang sangat luas. Ukuran wilayah jelajah gajah

asia bevariasi antara 32,4-166,9 km². Wilayah jelajah unit-unit kelompok gajah

di hutan-hutan primer mempunyai ukuran dua kali lebih besar dibanding dengan

wilayah jelajah di hutan-hutan sekunder (Meytasari, 2014).

Page 34: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

12

f. Keamanan dan kenyamanan

Gajah membutuhkan suasana yang aman dan nyaman agar perilaku kawin

(breeding) tidak terganggu dan proses reproduksinya dapat berjalan dengan baik.

Gajah termasuk satwa yang sangat peka terhadap bunyi-bunyian sehingga

aktivitas pengusahaan yang tinggi dan penggunaan alat-alat berat dalam

penebangan hutan yang dilakukan oleh perusahaan HPH (Hak Pengusahaan

Hutan) dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan gajah (Sari, 2010).

4. Perilaku gajah sumatera

a. Perilaku sosial

1) Hidup berkelompok

Gajah hidup berkelompok di habitat alamnya. Perilaku ini merupakan salah satu

perilaku yang sangat penting bagi keamanan dalam anggota kelompok. Besarnya

anggota kelompok sangat bervariasi tergantung pada musim dan kondisi sumber

daya habitatnya terutama makanan dan luas wilayah jelajah yang tersedia. Jumlah

anggota satu kelompok gajah sumatera berkisar 20-35 ekor atau berkisar 3-23

ekor. Setiap kelompok dipimpin oleh induk betina yang paling besar, sementara

yang jantan dewasa hanya tinggal pada periode tertentu untuk kawin dengan

beberapa betina pada kelompok tersebut. Gajah yang sudah tua akan hidup

menyendiri karena tidak mampu lagi mengikuti kelompoknya. Gajah jantan muda

dan sudah beranjak dewasa dipaksa meninggalkan kelompoknya atau pergi

dengan suka rela untuk bergabung dengan kelompok jantan lain. Sementara itu,

gajah betina muda tetap menjadi anggota kelompok dan bertindak sebagai bibi

Page 35: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

13

pengasuh pada kelompok ‘taman kanak-kanak’ atau kindergartens (Shoshani dan

Eisenberg, 1982; Meytasari, 2014).

2) Menjelajah

Gajah melakukan penjelajahan secara berkelompok mengikuti jalur yang tetap

dalam satu tahun penjelajahan. Jarak jelajah gajah mencapai 7 km per hari dan

mampu mencapai 15 km per hari ketika musim kering atau musim buah-buahan.

Kecepatan gajah berjalan dan berlari di hutan (untuk jarak pendek) dan di rawa

melebihi kecepatan manusia di medan yang sama. Gajah juga mampu berenang

menyeberangi sungai yang dalam dengan menggunakan belalainya sebagai

"snorkel" atau pipa pernapasan (Syamsuardi, 2005).

3) Kawin

Gajah tidak mempunyai musim kawin yang tetap dan bisa melakukan kawin

sepanjang tahun, namun biasanya frekuensinya mencapai puncak bersamaan

dengan masa puncak musim hujan di daerah tersebut. Gajah jantan sering

berperilaku mengamuk atau kegilaan yang sering disebut musht dengan tanda

adanya sekresi kelenjar temporal yang meleleh di pipi, antara mata dan telinga,

dengan warna hitam dan berbau merangsang. Perilaku ini terjadi 3-5 bulan sekali

selama 1-4 minggu. Perilaku ini sering dihubungkan dengan musim birahi,

walaupun belum ada bukti penunjang yang kuat (Syamsuardi, 2005).

Page 36: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

14

b. Perilaku individu

1) Makan

Gajah bukan satwa yang hemat terhadap pakan sehingga cenderung meninggalkan

banyak sisa pakan apabila terdapat pakan yang lebih baik. Bagian pakan banyak

yang direnggut oleh belalainya dan dimasukkan ke mulut, tapi hanya ditebarkan

ke tempat lain atau ditaburkan ke punggungnya sendiri. Perilaku pakan seperti ini

mengakibatkan kerusakan pada habitat di sekitarnya (Sari, 2010).

2) Minum

Pada waktu berendam di sungai, gajah minum dengan mulutnya. Sementara, pada

waktu di sungai yang dangkal atau di rawa gajah menghisap dengan belalainya.

Gajah mampu menghisap mencapai 9 liter air dalam satu kali hisap (Syamsuardi,

2005).

3) Berkubang

Gajah sering berkubang di lumpur pada waktu siang atau sore hari di saat sambil

mencari minum. Perilaku berkubang juga penting untuk melindungi kulit gajah

dari gigitan serangga ektoparasit, selain untuk mendinginkan tubuhnya

(Syamsuardi, 2005).

4) Menggaram

Gajah Sumatera (Elephas masimus sumatranus) mencari garam dengan menjilat-

jilat benda atau apapun yang mengandung garam menggunakan belalainya. Satwa

ini juga serring melukai bagian tubuhnya untuk menjilat darah yang mengandung

Page 37: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

15

garam. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) membutuhkan garam

untuk menjaga daya tahan tubuhnya (Ribai dkk., 2012).

B. Konflik Manusia-Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)

1. Definisi konflik manusia-gajah

Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48 /Menhut – II/2008, konflik

manusia-satwa liar yang didalamnya termasuk gajah adalah segala interaksi antara

manusia dan satwa liar yang mengakibatkan efek negatif kepada kehidupan sosial

manusia, ekonomi, kebudayaan dan pada konservasi gajah dan atau pada

lingkungannya (Departemen Kehutanan, 2008). Konflik manusia-gajah

berdampak langsung bagi manusia yaitu kerugian yang diakibatkan oleh rusaknya

tanaman budidaya, perampasan hasil tanaman, rusaknya infra struktur dan sumber

air, gangguan dan matinya hewan ternak, dan korban luka dan meninggal bagi

manusia. Terluka dan matinya gajah oleh manusia akibat dari konflik manusia-

gajah merupakan dampak langsung pada gajah. Peningkatan populasi manusia

secara langsung atau tidak langsung menyebabkan konflik manusia-gajah di suatu

wilayah. Beberapa ancaman utama seperti fragmentasi habitat, perambahan,

perburuan, korban manusia.

2. Mitigasi konflik manusia-gajah

Teknik melakukan mitigasi dibagi menjadi dua bagian yaitu teknik mitigasi

tradisional dan modern. Teknik mitigasi tradisional adalah teknik mitigasi hasil

karya lokal yang diwariskan turun temurun misalnya dalam penggunaan api

unggun atau obor dalam mengusir gajah. Teknik ini telah lama diperkenalkan

Page 38: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

16

masyarakat Sumatera dan Jawa (waktu masih terdapat populasi gajah) dalam

mengusir satwa terutama gajah waktu itu. Teknik lain adalah dengan

menggunakan kentongan atau bunyi-bunyian. Teknik modern seringkali

mengikuti cara-cara tradisional misalnya dalam pengembangan meriam karbit

untuk mengusir gajah, atau yang lebih modern lagi menggunakan pengeras suara

dengan bunyi dentuman atau hentakan yang fungsinya untuk pengusiran gajah.

Penggunaan api sampai saat ini masih dilakukan terutama dari masyarakat lokal

sebagai bentuk kearifan tradisional, tetapi di beberapa tempat, lampu sorot

menjadi bagian dari mitigasi menggantikan api unggun atau obor (Syamsuardi dan

Sukmantoro, 2013).

Teknik lain adalah pengembangan parit gajah, elektric fencing (pagar listrik

tegangan rendah) dan penggunaan gajah dalam pengusiran dan penggiringan gajah

liar. Kanal atau parit gajah adalah salah satu upaya mitigasi konflik antara gajah

dengan manusia dimana teknik ini telah lama diperkenalkan orang terutama di

wilayah Sumatera sejak tahun 1980an (Sukmantoro dkk., 2011).

3. Karakteristik konflik

Identifikasi konflik oleh SATGAS dilakukan untuk menilai karakteristik konflik

di suatu wilayah sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan

penyelesaian konflik antara manusia dan gajah lebih lanjut secara komprehensif

(Dephut, 2008). Penilaian karakteristik konflik meliputi hal-hal sebagai berikut.

a) Kondisi konflik

1) Frekuensi/ intensitas konflik yang terjadi

2) Besaran kerusakan yang ditimbulkan

Page 39: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

17

3) Upaya yang sudah dilakukan dalam penanganan konflik

b) Penilaian populasi gajah yang terlibat konflik

1) Identifikasi individu gajah (gajah soliter atau gajah kelompok)

2) Estimasi jumlah kelompok dan individu per kelompok

3) Informasi struktur populasi dan sex-ratio

c) Penilaian habitat

1) Kondisi habitat gajah di sekitar lokasi konflik

2) Status lahan di areal konflik dan sekitarnya

3) Luasan hutan kompak yang belum dikonversi

4) Ketersambungan dengan habitat lain dan keberadaan koridor

5) Prediksi jalur jelajah dan jalur keluar-masuk populasi gajah dari habitat

ke kawasan budidaya.

6) Keberadaan dan formasi penghalang alami yang efektif antara habitat dan

kawasan budidaya. Formasi penghalang alami ini meliputi tebing sungai,

jurang, topografi terjal, rawa dalam, laut, danau, bebatuan karang, dan

lainnya.

Tingkat resiko konflik dibedakan atas pertimbangan ancaman terhadap

keselamatan manusia, dan respon yang harus dilakukan, yaitu.

a) Resiko rendah adalah kejadian konflik yang tidak mempunyai potensi terhadap

keselamatan manusia maupun gajah, namun dapat menimbulkan rasa tidak

aman dan ketakutan. Tindakan langsung di lapangan tidak terlalu mendesak

untuk dilakukan.

b) Resiko sedang adalah kejadian konflik yang mempunyai potensi mengancam

keselamatan manusia dan gajah apabila tidak dilakukan langkah-langkah

Page 40: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

18

penanganan. Pada tahap ini perlu dilakukan pengiriman tim penangulangan

konflik ke lokasi kejadian.

c) Resiko tinggi adalah kejadian konflik yang mempunyai potensi sangat

mengancam keselamatan manusia apabila tidak dilakukan langkah-langkah

penanganan. Mengingat potensi dan resikonya, SATGAS segera menurunkan

tim penanggulangan konflik ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

C. Metode Penelitian Kualitatif

1. Definisi metode kualitatif

Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kulaitatif selalu berangkat

dari masalah. Masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara,

tentatif dan akan berkembang dan berganti setelah peneliti berada di lapangan.

Instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri.

Fungsi peneliti kualitatif adalah menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis

data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview

(wawancara), kuesioner (angket), dikumentasi dan gabungan keempatnya

(Sugiyono, 2013).

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada

saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum

Page 41: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

19

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman (1984)

dalam Sugiyono (2013), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

2. Populasi dan sampel

Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley

dinamakan “social condition”, atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen,

yaitu tempat, pelaku dan aktivitas yang saling berinteraksi secara sinergis. Obyek

penelitian kualitatif juga bukan semata-mata pada situasi sosial yang terdiri atas

tiga elemen tersebut, tetapi bisa juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan,

binatang dan sejenisnya. Penelitian kualitatif juga tidak menggunakan populasi,

karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi

sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi

ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan situasi

sosial pada kasus yang dipelajari.

Sampel pada penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai

narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel

dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel

teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

Peneliti di dalam penelitian kualitatif memasuki situasi sosial tertentu, melakukan

observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi

Page 42: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

20

sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan

secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

3. Teknik pengumpulan data

Secara umum terdapat empat macam tekni pengumpulan data, yaitu observasi,

wawancara, dokumentasi dan gabungan/triangulasi. Observasi terdiri dari.

a. Observasi partisipatif : Partisipasi pasif, partisipasi moderat, partisipasi aktif,

partisipasi lengkap

b. Observasi terus terang dan tersamar

c. Observasi tak terstruktur

Macam-macam wawancara : Wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur,

wawancara tak berstruktur.

4. Analisis data di lapangan model Miles dan Huberman

Analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dan setelah

selesai pengumpulan data. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013),

mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan

conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada

Gambar 2.

Page 43: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

21

Gambar 2. Ilustrasi; Reduksi data, display data dan verifikasi (Sugiyono, 2013)pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di Resort Toto Projo TNWKbulan November-Desember 2014.

5. Uji validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility,

transferability, dependability dan confirmability. Triangulasi dalam pengujian

kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara

dan berbagai waktu, dapat dijelaskan yaitu.

a. Triangulasi sumber adalah pengujian kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Catatan Lapangan

Reduksi Data :Memilih yang penting, membuat katagori (huruf besar, huruf

kecil, angka), membuang yang tidak dipakai.

Data Display : menyajikan ke dalam pola

Conclusion / Verification

Page 44: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

22

b. Triangulasi teknik adalah pengujian kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama namun teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu adalah pengujian kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama namun teknik dan waktu yang

berbeda.

Page 45: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

23

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2014 di Resort Toto

Projo STPN II Bungur Taman Nasional Way Kambas Provinsi Lampung yang

yang merupakan pos ERU. Peta lokasi penelitian mitigasi konflik manusia-gajah

oleh ERU di Resort Toto Projo TNWK dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 . Peta lokasi penelitian mitigasi konflik manusia-gajah olehElephant Response Unit di Resort Toto Projo TNWK bulanNovember-Desember 2014 Skala 1:50.000 (Sumber: Setiawan, 2015).

Page 46: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

24

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, GPS, panduan

wawancara, perekam suara, komputer dan perangkat lunak ArcGIS 10. Bahan

penelitian adalah situasi KMG dan aktivitas mitigasinya serta orang-orang yang

terlibat, diantaranya ERU dan masyarakat berkonflik di Desa Tanjung Tirto dan

Desa Tegal Yoso.

C. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan dilakukan untuk mengetahui lokasi yang sering terjadi

konflik manusia-gajah berdasarkan laporan kegiatan ERU dan Masyarakat Mitra

Polhut (MMP). Survei pendahuluan juga sebagai pengenalan awal peneliti pada

ERU dan wawancara awal dengan pengelola TNWK dan personil tim guna

menetapkan fokus (batasan masalah) penelitian pada aspek-aspek tertentu.

D. Definisi Operasional

Istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maksud dan definisinya dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Definisi operasional pada penelitian mitigasi KMG oleh ERU di ResortToto Projo TNWK bulan November-Desember 2014

No. Istilah Maksud/Definisi1 Konflik manusia-

gajahInteraksi antara manusia-gajah yang mengakibatkan efeknegatif kepada kehidupan sosial manusia, ekonomi,kebudayaan dan pada konservasi gajah atau padalingkungannya.

2 Masyarakatberkonflik

Masyarakat yang mengalami kerugian materil, moril dankerusakan fisik tubuh akibat konflik manusia-gajah.

3 Mitigasi Upaya meminimalisir terjadinya sesuatu dimanadidalamnya ada upaya monitoring dan pencegahan.

Page 47: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

25

Tabel 2 (Lanjutan)

No. Istilah Maksud/Definisi4 Mitigasi KMG Kegiatan yang dilakukan untuk meminimalisir konflik

manusia-gajah baik dari segi kejadian maupaundampak negatif yang ditimbulkan

5 Sumberdaya InternalElephant ResponseUnit

Sumberdaya yang dimiliki ERU dan mempengaruhikesuksesan ERU, antara lain struktur organisasi,kemampuan personil Tim, alokasi pendanaan dankondisi fisik gajah captive

6 Gajah captive Gajah liar yang ditangkap dan dikelola di luar habitataslinya (konservasi exsitu)

7 ERU (ElephantResponse Unit)

Satu tim yang terdiri dari beberapa ekor gajah danmahout (perawat) yang telah dilatih dan dilengkapidengan peralatan yang dibutuhkan untuk mengusirgajah liar kembali ke habitatnya

8 SOP flying squad Standar operasional prosedur bagi satuan tugasmitigasi KMG dengan mendayagunakan mahout dangajah latih

9 Mahout Pawang/perawat yang bertugas untuk merawat danmelatih gajah, serta melakukan mitigasi KMG

10 Mahout Assistant Personel ERU yang membantu tugas mahout11 Foot patrol Personel ERU yang bertugas melakukan mitigasi

KMG di luar kawasan TNWK namun tidakmenggunakan gajah.

12 Penghalauan Upaya menolak gajah keluar kawasan TNWK denganmenembakkan petasan

13 Penggiringan Upaya mengatur arah pergerakan gajah liar ke wilayahyang dikehendaki

14 Titik keluar gajah Jalan yang dapat digunakan gajah liar untuk keluar darikawasan TNWK

15 Patroli Kegiatan pemantauan pergerakan gajah liar di jalur-jalur yang sudah teridentifikasi

16 Pos Penjagaan Bangunan semi permanen yang terbuat darikayu/bambu untuk dibangun di dekat batas kawasanTaman Nasional dengan lahan pertanian gunapengamanan dari gangguan gajah liar bagi ERU danmasyarakat.

E. Metode Pengambilan Sampel

Pemilihan narasumber secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan

tujuan tertentu. Narasumber dipilih berdasarkan pertimbangan antara lain.

1. Warga masyarakat desa yang memahami proses konflik manusia-gajah, serta

program ERU dalam mitigasi konflik.

Page 48: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

26

2. Warga masyarakat yang terlibat pada kejadian konflik manusia-gajah serta

mengetahui keberadaan program ERU.

Sampel purposive selanjutnya ditentukan dengan berdasarkan informasi dari

sampel sebelumnya (snowball sampling technique). Besarnya sampel purposive

yang diambil (jumlah narasumber) ditentukan dengan pertimbangan informasi.

Penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila sudah mencapai pada

taraf “redundancy” (datanya telah jenuh, apabila ditambah sampel lagi tidak

memberikan informasi yang baru), artinya bahwa dengan menggunakan

narasumber selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi

baru yang berarti (Sugiyono, 2013).

F. Jenis Data

1. Data primer

Data primer meliputi informasi tentang poreses mitigiasi KMG oleh ERU dan

sumberdaya internal ERU, konflik manusia-gajah di desa Tanjung Tirto dan

Desa Tegal Yoso, dan persepsi pengguna ERU dan penerima manfaat

program ERU.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka meliputi data-data pendukung

penelitian, seperti tinjauan umum tentang gajah sumatera, kondisi umum

Taman Nasional Way Kambas, Laporan konflik manusia-gajah tahun 2011-

2014 (kedatangan gajah liar, kerusakan akibat serangan gajah liar, dan upaya

penanganan).

Page 49: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

27

G. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi

partisipasi moderat, wawancara semi terstruktur (in-depth interview/wawancara

mendalam) dan studi pustaka (pengumpulan data dan dokumen). Gabungan

metode dipergunakan untuk mendapatkan data yang lengkap, akurat dan

konsisten. Triangulasi sumber, teknik dan waktu digunakan untuk menguji

kredibilitas data (verifikasi data) (Sugiyono, 2013).

1. Data primer

a. Proses mitigasi konflik manusia-gajah oleh Elephant Response Unit dan

sumberdaya internal yang dimiliki Elephant Response Unit

Pencatatan data yang berkaitan dengan proses mitigasi KMG oleh ERU dan

sumberdaya internal yang dimiliki ERU antara lain.

1) Teknik mitigasi Elephant Response Unit

Data yang dicatat yaitu titik kordinat terjadinya konflik, upaya mitigasi yang

dilakukan (patroli, penjagaan, penghalauan atau penggiringan), waktu

mitigasi konflik, alat yang digunakan dan personil yang terlibat dalam proses

mitigasi. Data-data tersebut diperoleh dengan observasi partisipasi moderat

pada proses mitigasi dan wawancara dengan orang-orang yang terlibat dalam

kejadian konflik.

2) Sumberdaya internal yang dimiliki Elephant Response Unit

Data yang dicatat berkaitan dengan struktur organisasi ERU, alokasi

pendanaan dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah personil dan kemampuan

Page 50: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

28

personil dalam menunjang profesionalisme dalam menjalankan tugas, kondisi

gajah captive secara fisik. Data ini diperoleh dari wawancara secara

mendalam (wawancara semi terstruktur) dengan personil Elephant Response

Unit.

b. Konflik manusia-gajah di desa Tanjung Tirto dan Desa Tegal Yoso

Data yang dicatat adalah data meliputi jumlah kejadian konflik di Desa Tanjung

Tirto dan Tegal Yoso tahun 2010-2014, lokasi terjadinya konflik, waktu

kedatangannya dan jenis tanaman yang dirusak. Kemudian data-data populasi

gajah yang terlibat konflik meliputi individu gajah (gajah

soliter/berpasangan/kelompok) dan estimasi jumlah individu per kelompok. Data-

data mengenai konflik manusia-gajah diperoleh dengan observasi partisipasi

moderat pada proses mitigasi konflik yang ditangani ERU dan wawancara dengan

orang-orang yang terlibat dalam konflik manusia-gajah.

c. Persepsi pengguna dan penerima manfaat program Elephant Response Unit

terhadap hasil yang dicapai

Pengguna program adalah pihak Balai TNWK dan Vesswic. Wawancara

mendalam (semi terstruktur) dilakukan kepada Kepala Balai TNWK, Kepala

SPTN II Bungur, Project Leader Vesswic dan Kordinator Lapangan untuk

mengetahui persepsi terhadap hasil yang dicapai. Oleh karena itu, dalam

wawancara ini kesuksesan ERU menjadi fokus pembicaraan. informasi yang

dibutuhkan antara lain mengenai.

1) Perkembangan konflik manusia-gajah yang ada di TNWK.

Page 51: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

29

2) Langkah-langkah mitigasi konflik yang telah ditempuh dalam mitigasi

konflik manusia-gajah.

3) Hal-hal mengenai program ERU, meliputi perkembangan kegiatan saat ini,

hasil yang telah dicapai, tujuan yang diharapkan pada program ERU di masa

mendatang.

4) Penilaian terhadap hasil yang dicapai (keberhasilan) ERU dalam mitigasi

konflik manusia-gajah.

5) Saran dan masukan atas pelaksanaan program ERU.

Penerima manfaat program adalah masyarakat desa yang terjadi konflik manusia-

gajah. Wawancara dilakukan kepada masyarakat berkonflik di Desa Tanjung

Tirto dan Desa Tegal Yoso. Informasi yang dibutuhkan antara lain mengenai.

1) Latar belakang narasumber.

2) Pandangan narasumber terhadap keberadaan hutan dan konservasi flora dan

fauna di dalamnya.

3) Sejauh mana narasumber mengetahui tentang ERU dan konflik manusia-

gajah yang terjadi di lingkungannya.

4) Peranan narasumber dan teknik mitigasi yang dilakukan dalam konflik

manusia-gajah.

5) Penilaian narasumber mengenai hasil yang dicapai ERU.

6) Kondisi sebelum adanya ERU dan setelah adanya ERU.

Page 52: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

30

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku laporan dari pihak

Balai Taman Nasional Way Kambas, Masyarakat Mitra Polhut, Laporan kegiatan

VESSWIC dan WCS yang berkaitan tentang konflik manusia-gajah.

H. Analisis Data

Analisis data dengan cara deskriptif dan proses analisis data di lapangan

menggunakan Model Miles and Huberman yang bersifat induktif berdasarkan

fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikontruksikan menjadi

hipotesis dan teori (Sugiyono, 2013). Data-data direduksi, dipaparkan dalam

bentuk tabel ataupun gambar dan dilihat kaitan antar kejadian, pola dan

hubungannya.

Page 53: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

31

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Taman Nasional Way Kambas

Taman Nasional Way Kambas adalah satu dari dua kawasan konservasi yang

berbentuk taman nasional di Propinsi Lampung selain Taman Nasional Bukit

Barisan Selatan (TNBBS). TNWK ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor 670/Kpts-II/1999 tanggal 26 Agustus 1999, kawasan TNWK

mempunyai luas lebih kurang 125,631.31 ha. Secara geografis Taman Nasional

Way Kambas terletak antara 40°37’ – 50°16’ Lintang Selatan dan antara 105°33’

– 105°54’ Bujur Timur. Berada di bagian tenggara Pulau Sumatera di wilayah

Propinsi Lampung (BTNWK, 2012).

Kawasan hutan Way Kambas pada tahun 1924 disisihkan sebagai daerah hutan

lindung, bersama dengan beberapa daerah hutan yang tergabung didalamnya.

Pendirian kawasan pelestarian alam Way Kambas dimulai sejak tahun 1936 oleh

Resident Lampung, Mr. Rookmaker, dan disusul dengan Surat Keputusan

Gubernur Belanda tanggal 26 Januari 1937 Stbl 1937 Nomor 38.

Suaka Margasatwa Way Kambas pada tahun 1978 diubah menjadi Kawasan

Pelestarian Alam (KPA) oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 429/Kpts-7/1978 tanggal 10 Juli 1978 dan dikelola oleh Sub

Balai Kawasan Pelestarian Alam (SBKPA). Kawasan Pelestarian Alam diubah

menjadi Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) yang dikelola oleh

Page 54: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

32

SBKSDA dengan luas 130,000 ha dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor 177/Kpts-II/1985 tanggal 12 Oktober 1985. Pekan Konservasi Nasional di

Kaliurang Yogyakarta, dideklarasikan sebagai Kawasan Taman Nasional Way

Kambas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 444/Menhut-

II/1989 tanggal 1 April 1989 dengan luas 130,000 ha. Kemudian pada tahun 1991

atas dasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 144/Kpts/II/1991 tanggal

13 Maret 1991 dinyatakan sebagai Taman Nasional Way Kambas, dimana

pengelolaannya oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Way Kambas

yang bertanggungjawab langsung kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam II

Tanjung Karang. Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Way Kambas

dinyatakan sebagai Balai Taman Nasional Way Kambas dengan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor 185/Kpts-II/1997 tanggal 13 maret 1997 (BTNWK,

2012).

Kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan pelestarian alam, adalah untuk

melindungi kawasan yang kaya akan berbagai satwa liar, diantaranya adalah tapir

(Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), enam jenis

primata, rusa sambar (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), harimau

sumatera (Panthera tigris sumtrae), dan beruang madu (Helacrtos malayanus).

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatranus) pada saat itu belum ditemukan

sehingga bukan sebagai salah satu pertimbangan yang dipergunakan sebagai dasar

penetapannya. Way Kambas yang statusnya pada saat itu sebagai Kawasan suaka

margasatwa mengalami kerusakan habitat cukup berat akibat dibuka untuk Hak

Pengusahaan Hutan hampir selama dua puluh tahun, terutama pada periode 1968

– 1974. Kawasan ini beserta segala isinya termasuk satwa, banyak mengalami

Page 55: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

33

kerusakan. Jenis satwa tersebut, sampai dengan saat ini keberadaannya masih

terjaga dengan baik, antara lain yang dikenal dengan The Big Five mammals yaitu

tapir (Tapirus indicus), gajah sumatera (Elephant maximus sumatranus), harimau

sumatera (Panthera tigris sumatrae), badak sumatera (Dicerorhinus sumatranus)

dan beruang madu (Helarctos malayanus).

B. Hidrologi

Kawasan Taman Nasional Way Kambas dalam sistem hidrologi termasuk

kedalam sub DAS Kambas-Jepara. Sungai-sungai yang terdapat di dalam kawasan

dan sekitarnya umumnya beraliran lambat, hal tersebut dimungkinkan karena

adanya perbedaan ketinggian antara muka laut dengan daratan yang cukup rendah.

Sebagaimana daerah-daerah lain di wilayah sepanjang pantai timur pulau

Sumatera, kawasan ini juga banyak terdapat rawa-rawa. Berdasarkan perhitungan

dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pusat melalui perhitungan citra landsat,

diketahui bahwa badan air (sungai, rawa-rawa yang secara rutin tergenang air)

yang berada di TN Way Kambas ± 4500 ha.

Taman Nasional Way Kambas mempunyai tiga sub kelompok sungai besar yang

semua alirannya bermuara di pantai laut Jawa yang berada di bagian timur

kawasan. Sebelah selatan, terdapat kelompok sungai atau anak sungai dalam

kawasan yang arah aliran airnya bergabung dengan sungai Penet. Sungai tersebut

juga menjadi muara bagi sungai kecil yang berasal dari luar kawasan sehingga

secara umum kondisi airnya keruh. Sungai Way Penet merupakan batas alam

sebelah selatan. Way Kanan dan Wako adalah adalah sungai utamanya. Sungai

Way Kanan juga memliki cabang sungai antara lain Way Negara Batin, Way

Page 56: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

34

Areng. Kondisi airnya cukup jernih, hal tersebut dimungkinkan karena sebagian

besar hulunya berasal dari kawasan hutan yang rendah erosi dan relatif tidak

tercemar. Bagian utara serta kelompok sungai yang alirannya bergabung dengan

sungai Pegadungan yang berada disebelah utara kawasan. Sungai Pegadungan

adalah sungai terpanjang yang berbatasan dengan wilayah TNWK. Kondisi

aliran sungai ini cukup keruh karena airnya sebagian berasal dari daerah luar yang

mempunyai tingkat erosi relatif lebih tinggi.

C. Topografi

Kondisi topografi TNWK relatif datar sampai dengan sedikit bergelombang

dibagian barat kawasan, dengan ketinggian 0-50 m dpl. Lokasi yang mempunyai

ketinggian 50 meter diatas permukaan laut adalah sekitar kecamatan Purbolinggo.

Pada bagian timur kawasan merupakan daerah lembah yang terpotong oleh

sungai-sungai yang menyebabkan terbentuknya topografi bergelombang.

Berdasarkan Peta Satuan Lahan dan Tanah Lembar Tanjungkarang, terdapat

hampir 10 Satuan Peta Tanah. Tanah-tanah tersebut berkembang dari endapan

aluvium dan endapan tufa masam. Jenis tanah paling luas adalah Podsolik,

sedangkan jenis-jenis lainnya dijumpai dalam areal sempit, yaitu pada fisiografi

aluvial dan marin. Tanah jenis Podsolik mempunyai kandungan liat yang tinggi

(lebih dari 30%). Tanah jenis ini mempunyai reaksi tanah masam, dengan

kandungan Al (alumunium) yang tinggi, unsur hara rendah, sehingga diperlukan

pengapuran dan pemupukan serta pengelolahan tanah secara intensif dan hati-hati.

Jenis tanah podzolik mudah sekali menangkap air tapi relatif sulit untuk

dimanfaatkan karena kandungan liat yang cukup tinggi, selain itu daya ikat tanah

Page 57: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

35

jenis tersebut cukup tinggi. Berdasarkan umur pembentukkannya semakin

ketimur mendekati wilayah pantai, rata-rata usia tanahnya relatif muda, sebagai

hasil dari sedimentasi. Jenis tanah tersebut mudah terkena erosi.

D. Iklim, Suhu dan Kelembaban

1. Iklim

Besarnya curah hujan di musim kemarau dari April/Mei - Oktober/Nopember

sangat bervariasi, sedangkan di musim penghujan hanya sedikit variasinya.

Selama musim kemarau, seluruh kawasan menerima curah hujan rata-rata sekitar

2,000 mm per tahun, yang berarti sedikit di bawah rata-rata curah hujan di

kawasan pegunungan Sumatera yang berkisar antara 4.500 – 5.000 mm per tahun.

Pada periode sepuluh tahunan, antara 1975 – 1984 menunjukan rata-rata curah

hujan adalah 2.496 mm per tahun. Curah hujan maksimum adalah 3.448 mm dan

minimum adalah 1,548 mm pada tahun 1977 (BTNWK, 2012).

Rata-rata dalam satu periode, musim kemarau dalam satu tahun adalah tiga bulan,

sedangkan musim penghujan adalah delapan bulan. Bulan Agustus dan

September adalah musim kemarau relatif panas dibanding bulan lainnya.

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kawasan Taman Nasional Way

Kambas dan sekitarnya termasuk dalam tipe iklim B, dengan musim kemarau

secara umum berlangsung selama dua bulan (dapat berlangsung sampai enam

bulan, yang terjadi sekali dalam dua puluh tahun).

Page 58: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

36

2. Suhu dan kelembaban

Suhu dan kelembaban berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain,

tergantung pada tipe vegetasi. Daerah hutan primer, hanya terdapat sedikit variasi

baik pada musim kemarau maupun musim penghujan. Variasi yang cukup tinggi

terjadi pada kawasan terbuka seperti alang-alang dan hutan sekunder. Siang hari

suhu relatif lebih tinggi dibandingkan di malam hari. Suhu yang tinggi ini

menyebabkan vegetasi alang-alang cepat berkurang kandungan airnya sehingga

mudah sekali terbakar. Suhu yang tinggi menyebabkan tanah mudah sekali

kehilangan air akibat evaporasi langsung

E. Daerah Penyangga

Taman Nasional Way Kambas, secara administrasi berada di Kabupaten Lampung

Timur dan Lampung Tengah, yang berbatasan langsung dengan 36 desa, pada 10

Kecamatan dan berada dalam tiga Kabupaten, yaitu Lampung Timur, Lampung

Tengah dan Tulang Bawang. Desa penyangga membentang dari wilayah selatan

sampai ke utara yang terletak dibagian barat kawasan dan pada bagian timur

dibatasi oleh pantai timur laut Jawa.

1. Demografi

a. Struktur penduduk

Keadaan penduduk daerah penyangga disekitar Taman Nasional Way Kambas,

berdasarkan struktur seks ratio atau jenis kelamin, terdapat kecenderungan bahwa,

kuantitas penduduk perempuan dewasa lebih besar daripada penduduk laki-laki

dewasa. Struktur tersebut berbeda dengan kecenderungannya dengan penduduk

Page 59: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

37

pada usia anak-anak. Rata-rata pada anak laki-laki lebih besar daripada penduduk

anak-anak perempuan.

b. Kepadatan penduduk

Tingkat kepadatan penduduk di daerah sekitar Taman Nasional relatif rendah.

Desa yang mengelilingi kawasan TNWK sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) dengan

rata-rata tingkat kepadatan penduduknya berada pada kisaran 200-300 orang/km².

Jumlah penduduk terbesar berada di desa Rantau Jaya Udik II dan jumlah

penduduk paling sedikit ada di Labuhan ratu IX, dengan pertumbuhan penduduk

0.9 %.

F. Sosial Ekonomi

1. Sosial budaya

Penduduk yang tersebar di 11 (sebelas) kecamatan yang berada disekitar Taman

Nasional Way kambas secara garis besar dapat di bagi menjadi dua kelompok

berdasarkan sifat keberadaannya, yaitu: penduduk asli dan penduduk pendatang.

Penduduk asli sebagian besar berada di Kecamatan Sukadana dan Way Jepara.

sedangkan, penduduk pendatang dari Jawa dan Bali menyebar hampir diseluruh

Kecamatan yang ada di sekitar kawasan. Penduduk pendatang lainnya seperti

Melayu, Bugis, Serang, dan Batak banyak bermukim di daerah Pesisir. Sebagian

besar penduduk tersebut ± 95% memeluk agama Islam, sedangkan sisanya

beragama Katholik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Aliran Kepercayaan.

Sedangkan secara proporsional penduduk yang tinggal di desa-desa penyangga,

sampai saat ini masih didominasi oleh para pendatang terutama dari pulau Jawa,

antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta sebagian kecil Bali.

Kedatangan pendatang tersebut diawali dengan adanya program kolonilasasi oleh

Page 60: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

38

Pemerintah Hindia Belanda, dan dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia pasca

kemerdekaan yang dikenal dengan Transmigrasi. Sebagian besar desa yang

berbatasan dengan kawasan merupakan hasil pengembangan desa induknya yang

bukan daerah transmigrasi.

2. Ekonomi

a. Pola penggunaan lahan

Daerah penyangga yang berada disekitar TN. Way Kambas, hampir secara

keseluruhan peruntukannya digunakan untuk lahan pertanian baik oleh

masyarakat atupun oleh perusahaan yang bergerak bidang pertanian/perkebunan.

Sesuai dengan keadaan penduduk yang ada pola penggunaan lahan secara garis

besar terbagi menjadi dua. Penduduk asli pada umumnya menggunakan lahannya

melalui pola pertanian lahan kering. Pola pertanian lahan kering ini berupa kebun

lada, kelapa, durian, karet, kelapa sawit dan singkong. Pola penggunaan lahan

basah berupa pesawahan banyak di lakukan oleh penduduk pendatang, khususnya

penduduk yang berasal dari Jawa. Lahan pemukiman selain sebagai tempat

tinggal, juga diusahakan sebagai pekarangan dengan tanaman kebutuhan sehari-

hari. Khusus untuk daerah penyangga pemanfaatan lahan kering terbagi menjadi

dua kelompok besar yaitu singkong dan tanaman perkebunan seperti karet dan

sawit. Daerah yang mengalami gangguan gajah dengan frekwensi cukup tinggi

jenis tanaman di pilih untuk jenis yang tidak disukai gajah.

b. Struktur perekonomian

Struktur perekonomian ditentukan oleh peranan sektor-sektor ekonomi yang ada

dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dan nilai tambah

Page 61: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

39

yang dicapai oleh setiap sektor ekonomi memberi gambaran besarnya

ketergantungan suatu daerah terhadap produk produk tersebut.

Peran sektor pertanian masih mendominasi dalam struktur perekonomian di

daerah sekitar Taman Nasional Way kambas, sedangkan sektor industri dan jasa

masih belum memberikan peranan yang penting. Sektor perdagangan masih

berkisar kepada usaha perdagangan kecil. Dominasi terbesar berasal dari sektor

pertanian yang diperoleh dari lahan marginal, hal ini membawa permasalahan

tersendiri yaitu hasil produksi yang rendah, sehingga tingkat kesejahteraan

masyarakat sebagian besar belum mengalami perbaikan yang diharapkan.

G. Mitra Kerja

Konservasi tidak hanya menjadi bagian kewajiban dari pemerintah saja, namun

juga menjadi tanggungjawab semua pihak. Berbagai tantangan dan kendala

dalam mengelola flora, fauna dan ekosistemnya perlu dilakukan secara bersama-

sama melalui kerjasama dengan para pihak. Para pihak yang peduli dan terlibat

dalam pengelolaan kawasan TN Way Kambas, yaitu:

1. Yayasan Badak Indonesia/YABI, adalah lembaga swadaya masyarakat yang

mendukung tugas TNWK dalam rangka menangani konservasi badak

Sumatera. Penangkaran badak secara semi-insitu dilaksanakan oleh SRS,

sedangkan tugas pengamanan habitat dan populasi di alam dilakukan oleh

Rhino Protection Unit/RPU. SRS dan RPU telah beroperasi sejak tahun 1997

sampai dengan sekarang.

Page 62: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

40

2. Program Konservasi Harimau Sumatera/PHKS, adalah lembaga yang

mempunyai program untuk mendukung TNWK yang bergerak dalam rangka

konservasi harimau Sumatera. Kegiatan yang dilakukan antara lain,

pemantauan populasi melalui pemasangan jebakan foto “camera trap” untuk

pengamanan habitat dan populasi. PHKS membentuk unti pengamanan

harimau/TPU yang dipimpin oleh Polhut TNWK. Mitra ini telah

melaksanakan kerja sama dengan TNWK sejak tahun 1995.

3. Wildlife Conservation Society/WCS, Lembaga swadaya ini sejak tahun 2000

telah terlibat aktif dalam mendukung pengelolaan satwa liar gajah Sumatera.

Kegiatan yang dilakukan antara lain survey populasi gajah liar di alam,

melaksanakan penanggulanggan konflik gajah dengan manusia. Fokus

kegiatan adalah mencari metode penanggulangan biaya rendah. Masyarakat

telah membentuk kelompok swadaya masyarakat/KSM dan Forum Kepala

Desa Penyangga yang terdapat konflik untuk menyatukan dan menyamakan

persepsi dalam rangka penguatan kelmbagaan tingkat desa.

4. Veterinary Society for Wildlife Sumatran Conservation/Vesswic, telah

melaksanakan kegiatan penanganan kesehatan gajah di Pusat Konservasi

gajah, upaya yang telah dilakukan antara lain melakukan pengobatan terhadap

gajah yang sakit, pemberian multivitamin dan makanan tambahan atau

suplemen. Selain itu, dengan TNWK telah membentuk unti tanggap cepat

untuk membantu penanganan gangguan gajah. Elephant Response Unit

dibangun pada desember 2010 dan mulai aktif melakukan kegiatan sejak

April 2011, berdasarkan Surat Kesepakatan Kerjasama antara Balai Taman

Page 63: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

41

Nasional Way Kambas (BTNWK) dan Veterinary Society for Sumatran

Wildlife Conservation (Vesswic). Surat Kesepakatan Kerjasama tertanggal 16

Juli 2009 nomor s. 925/BTNWK-1/2009; 045/Vesswic/3/VII/2009, tentang

penanganan kesehatan satwa liar di Pusat Konservasi Gajah Way Kambas

Lampung.

Tujuan dan sasaran program Elephant Response Unit antara lain.

a. Pengamanan habitat gajah liar di dalam kawasan Taman Nasional Way

Kambas

b. Berkontribusi pada kerukunan yang berkelanjutan antara gajah di dalam

kawasan TNWK dan komunitas di sekitarnya.

c. Mendemonstrasikan konsep konservasi dengan mengintegrasikan gajah

liar dan gajah tangkapan dalam strategi konservasi yang berkelanjutan.

d. Mengendalikan dan mengurangi konflik manusia-gajah dan dampaknya

kepada komunitas di sekitar Taman Nasional Way Kambas.

5. Satwa Sumatran Ecolodge, adalah institusi swasta yang bergerak dalam

bidang penyediaan fasilitas jasa penginapan bagi wisatawan baik manca

negara maupun domestik. Perusahaan ini telah banyak membantu TN Way

Kambas khususnya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar

karena tenaga yang direkrut berasal dari masyarakat lokal. Kegiatan lain

yang dilakukan memberikan pelatihan pemandu wisata kepada personil

TNWK, seperti polhut/Ranger, PEH dan Pawang.

6. Lembaga Perkumpulan Aliansi lestari rimba terpadu/Alert, yang di dalamnya

termasuk SIES (Save Indonesian Endangered of Species) telah berkontribusi

Page 64: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

42

riil dalam rangka mendukung pelestarian satwa liar dan habitatnya dengan

melakukan pendataan populasi satwa liar (itik liar), satwa lain dengan

menggunakan “jebakan video”, restorasi habitat di SPTN Bungur dengan

melibatkan masyarakat sekitar.

7. Kelompok Swadaya Masyarakat/KSM, Forum Desa Penyangga, Pemerintah

Daerah.

Page 65: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

93

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Sumberdaya internal yang dimiliki ERU telah memenuhi syarat minimal

standar operasional prosedur Elephant Flying Squad, kecuali pada jumlah

gajah yang harus dimiliki ERU yang hanya empat ekor dan semuanya jantan.

Upaya mitigasi yang dilakukan ERU berguna dalam mengetahui informasi

terbaru tentang keberadaan gajah di Resort Toto Projo.

2. Konflik manusia-gajah pada tahun 2014 terjadi sebanyak 43 kasus yang

terdiri dari 37 kasus terjadi di Desa Tegal Yoso dan enam kasus di Desa

Tanjung Tirto. Kasus KMG 98% gajah datang secara berkelompok dan 2%

gajah datang soliter. Tiga jenis tanaman yang paling sering dirusak adalah

singkong (Manihot utilissima) 40 kasus, jagung (Zea mays) 27 kasus dan padi

(Oryza sativa) 13 kasus serta 98% gajah datang pada pukul 18.00-00.00 WIB.

3. Pencapaian ERU dalam mengendalikan dan mengurangi konflik manusia-

gajah dinilai 100% positif oleh pengguna program sesuai dengan tujuan

pembentukannya. Masyarakat desa penyangga memberikan penilaian positif

sebesar 93% dan sebesar 7% menilai negatif terhadap ERU.

Page 66: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

93

B. Saran

1. Pemasangan GPS Collar pada kelompok gajah agar pergerakan gajah dapat

terpantau.

2. Taman Nasional Way Kambas dan stakeholders melakukan pembinaan

kepada masyarakat berkonflik guna meningkatkan pemahaman masyarakat

akan pentingnya hutan dan konservasi flora-fauna serta kemampuan

penanganan konflik.

3. Melaksanakan peningkatan kapasitas sumberdaya Elephant Response Unit.

4. Penelitian lanjutan disarankan meneliti tentang daya dukung Taman Nasional

Way Kambas terhadap populasi gajah liar.

5. Penelitian lanjutan disarankan meneliti tentang kandungan hara pada feses

gajah yang telah digunakan petani sebagai pupuk organik.

Page 67: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

93

DAFTAR PUSTAKA

Page 68: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

94

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Buku. Institut PertanianBogor. Bogor. 303 p.

Alikodra, H.S. 2010. Teknik Pengelolaan Satwa Liar. Buku. Institut PertanianBogor. Bogor. 296 p.

Balai Taman Nasional Way Kambas. 2012. Sekilas Informasi Taman NasionalWay Kambas Kab. Lampung Timur, Provinsi Lampung. Buku. Balai TamanNasional Way Kambas. Lampung Timur. 32 p.

Balai Taman Nasional Way Kambas. 2013. Evaluasi Kegiatan Pam SwakarsaPenanggulangan Tahun 2013 dan Pemantapan Pam Swakarsa Tahun 2014.Laporan Kegiatan. Balai Taman Nasional Way Kambas. Lampung Timur.Tidak dipublikasikan.

Balai Taman Nasional Way Kambas. 2014. Sebaran Gangguan Gajah SetiapBulan Terjadi di Desa-Desa Taman Nasional Way Kambas Tahun 2014.Laporan Kegiatan. Balai Taman Nasional Way Kambas. Lampung Timur.Tidak dipublikasikan.

Barua, M., Bhagwat, S.A., dan Jadhav, S. 2013. The hidden dimension ofhuman-wildlife conflict: health impact, opportunity and transaction costs.Journal of Biological Conservation. 157:309—316.

Chong, D. K. F. dan Norwana, D. 2005. Guidelines on the BetterManagement Practices for the Mitigation and Management of Human-Elephant Conflict in and Around Oil-Palm Plantations in Indonesia andMalaysia, Version 1. Buku. WWF-Malaysia. Petaling Jaya. 36 p.

Departemen Kehutanan. 2007. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi GajahSumatera dan Gajah Kalimantan 2007-2017. Buku. Direktorat JendralPerlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan RI.Jakarta. 31 p.

Departemen Kehutanan. 2008. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 48 TentangPedoman Peanggulangan Konflik Manusia dan Satwa Liar. DepartemenKehutanan RI. Jakarta. 82 p.

Page 69: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

95

Di Fonzo, M.M.I. 2007. Determining Correlates of Human-Elephant ConflictReport Within Fringe Vilage of Kaziranga National Park, Assam. TesisUniversity of London and the Diploma Imperial College. London. 47 p.

Gubby.S. 2012. Pattern and correlates of human – elephant conflict around aSouth Indian reserve. Jounal of Biological Conservation. 148:88—95.

Hedges, S dan Gunariyadi, D. 2009. Reducing human-elephant conflict: dochillies help deter elephants from enetring crop fields?. Journal of Oryx.4(1):139—146.

Hedges, S., Tyson, M.T., Sitompul, A.F., Kinnaird, M.F., Gunariyadi, D danAslan. 2005. Distribution, status, and conservation needs of Asian elephants(Elephas maximus) in Lampung Province, Sumatra, Indonesia. Journal ofBiological Conservation .124:35—48.

Maroba, D. 2013. Faktor-Faktor yang Memegaruhi Kesuksesan Tim PatroliGajah dalam Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah di Taman Nasional BukitBarisan Selatan. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 123 p.

Meytasari, P. 2014. Penyusunan Kriteria Domestikasi dan EvaluasiPraktek Pengasuhan gajah: Studi di Taman nasional Way KambasKabupaten Lampung Timur. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung.88 p.

Meytasari, P., Bakrie, S., dan Herwanti, S. 2014. Penyusunan kriteriadomestikasi dan evaluasi praktek pengasuhan gajah: studi di TamanNasional Way Kambas Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Sylva Lestari2(2):79—88.

Miles, M.B. dan Huberman, M. 1984. Qualitative Data Analysis: Sourcebook ofNew Methods. Buku. Sage Publication, Inc. London. 263 p.

Nyhus, P.J., Tilson, R dan Sumianto. 2000. Crop-raiding elephants andconservation implication at Way Kambas National Park, Sumatra, Indonesia.Journal of Oryx. 34:262—274.

Pratama, M.D.P dan Dewi, B.S. 2012. Mitigasi konflik manusia dan gajahsumatera (Elephas maximus sumatranus temminck, 1847) menggunakangajah patroli di Resort Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.Jurnal Sains Mipa. 18(3):91—100.

Ribai., Setiawan, A. dan Dharmawan, A. 2012. Perilaku Menggaram GajahSumatera (Elephas maximus sumatranus) di Pusat Konservasi Gajah TamanNasional Way Kambas . Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. 95 p.

Riddle, H.S dan Stremme, C. 2011. Captive elephants-an overview. Journal ofThreatened Taxa. 3(6):1826—1836.

Page 70: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

96

Sari, R.R.A.P. 2010. Nilai Ekonomi Konflik Manusia dan Gajah (Elephasmaximus sumatranus Temminck, 1847) di Desa Lunuk Kembang Bunga,Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Skripsi. InstitutPertanian Bogor. Bogor. 78 p.

Setiawan, T. 2015. Peta Lokasi pada Penelitian Upaya Mitigasi Konflik Manusiadan Gajah oleh Elephant Respon Unit di Resort Toto Projo Taman NasionalWay Kambas. Tidak dipublikasikan.

Shosani, J dan Eisenberg, F. 1982. Elephas maximus. Journal of MammalianSpecies.182:1—8.

Sitompul, A.F. 2011. Ecology and Conservation of Sumatran Elephants (Elephasmaximus sumatranus) in Sumatra, Indonesia. Disertasi. University ofMassachusetts. Amherst. 105 p.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Buku.Alfabeta. Bandung. 456 p.

Sukatmoko. 2006. Sampai Kapankah Gajah Jadi “Musuh”Petani?: WartaKonservasi Edisi IV. Buletin. Balai Taman Nasional Way Kambas. LampungTimur. 32 p.

Sukumar, R. 2003. The Living Elephants. Evolutionary Ecology, Behavior, andConservation. Buku. Oxford University Press. 478 p.

Sukmantoro W., Syamsuardi., Sudibyo., dan Adan Suprahman. H. 2011.Desain Kanal atau Parit Gajah sebagai bagian dari teknik mitigasi konflikGajah-Manusia di Tesso Nilo Propinsi Riau. 15 Juni 2011.//www.academia.edu/3125669/Desain_Kanal_atau_Parit_Gajah_sebagai_bagian_dari_teknik_mitigasi_konflik_Gajah_Manusia_di_Tesso_Nilo_Propinsi_Riau. Diakses pada 17 Maret 2016.

Sukumar, R. 1989. The Asian Elephants: Ecology and management. Buku.Cambridge University Press. Cambridge. 255 p.

Sukumar, R. 1991. The management of large mammals in relation to makestrategies and conflict with people. Journal of Biological Conservation.55:93—102.

Steers, R.M. 1985. Efektivitas Organisasi. Buku. Erlangga. Jakarta. 232 p.

Syamsuardi dan Sukmantoro, W. 2013. Kajian Elephant Flying Squad (PasukanGajah Reaksi Cepat) Tahun 2012 untuk Mitigasi Konflik Gajah-Manusia diDesa Lubuk Kembang Bunga dan Sekitarnya. Laporan. WWF-IndonesiaProgram Riau. Pekanbaru. 20 p.

Syamsuardi., Sukmantoro, W., Muslino., Nukman., Fadhli, N., Purwoko, A.,

Page 71: MITIGASI KONFLIK MANUSIA-GAJAH OLEH ELEPHANT …digilib.unila.ac.id/21477/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Pada tahun 2012, penulis melakukan KLK (Kul ... Ketua Umum Himasylva

97

Riyadin., Heri, E dan Prawoto, J. 2010. Prosedur Operasional Standar untukElephant Flying Squad (Pasukan Gajah Reaksi Cepat) dalam MitigasiKonflik Manusia dan Gajah. Buku. Tim Flying Squad. Pekanbaru. 58 p.

Syamsuardi. 2005. Mengenal Gajah Sumatera. 3 Maret 2005. http://www.wwf.or.id/program/wilayah_kerja_kami/jawa_sumatera/tessonilobukittigapuluh/focal_species /elephants/aboutsum_elephants/. Diakses pada 5 Agustus 2015.

Vesswic. 2013. Sumatran Elephants and Mahouts Working for ConservationElephant through Conservation Response Unit of Way Kambas, Lampung,Sumatra. Laporan. Vesswic. Lampung Timur. 14 p.

Wildlife Conservation Society. 2014. Laporan Studi Terapan AnalisisPenanganan Konflik Satwa Liar Manusia-Gajah Di Desa-Desa SekitarTaman Nasional Way Kambas Kabupaten Lampung Timur. Laporan. WildlifeConservation Society-Indonesia Program. Way Jepara. 20 p.

Wilson, S., Davies, T.E., Hazarika, D.N., dan Zimmermann, A. 2013.Understanding spatial and temporal patterns of human-elephant conflict inAssam, India. Journal of Fauna & Flora International, Oryx.49(1):140—149 p.

Yarrow, G. 2009. Habitat Requirements of Wildlife: Food, Water, Cover andSpace. May 2009. http://www.clemson.edu/extension /natural_resources /wildlife/publications/fs14_habitat_requirements. Diakses pada 17 Maret2016.