mineral alterasi
DESCRIPTION
geologiTRANSCRIPT
MINERAL – MINERAL ALTERASI DAN MINERALISASI
1. Belerang
Kilap : Non logam (kaca)
Pecahan : Even
Berat Jenis : 2,0
Sifat Kemagnetan : Diamagnetik
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : S
Sistem Kristal : Orthorombik
Golongan Mineral : Native Element
Asosiasi Mineral : Gipsum, Kalsit, Kelestit, Gipsum dan Aragonit
Belerang terbentuk pada lapisan sedimen tipe evaporasi dan pada lapisan yang
mengandung minyak bumi. Belerang merupakan produk rombakan sulfat (khususnya
Gipsum) yang terjadi karena aksi bakteri tertentu. Juga terbentuk sebagai produk
alterasi pada beberapa mineral sulfida, seperti Galena, Stibnit, dan Pirit. Belerang
terbentuk dari proses sublimasi dari hidrogen sulfida yang berasal dari proses
vulkanik. Belerang terdapat pada batuan metamorf seperti Gneiss, Sekis, Amphibolit
dan Serpentin serta pada batuan beku seperti Riolit, Granit, Garnet dan Peridotit serta
pada batuan sedimen seperti Breksi vulkanik. Mineral ini biasa digunakan sebagai
material untuk memproduksi asam sulfat. Selain itu, Belerang juga digunakan dalam
proses vulkanisasi produk karet serta digunakan industri bahan peledak, fungisida,
dan pupuk.
2. Galena
Kilap : Logam
Berat Jenis : 7,2 – 7,6
Sifat Kemagnetan : Diamagnetik
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : PbS
Sistem Kristal : Isometrik
Golongan Mineral : Sulfida
Asosiasi Mineral : Pirit, Dolomit, Sphalerit, Kalsit, Kerusit dan
Anglesit
Galena terbentuk pada urat biji hidrotermal bertemperatur sedang antara 900ºC-
600ºC, terdapat pula pada batuan sedimen dan metamorf yang dihasilkan dari
konsentrasi karst yang tersebar luas. Mineral ini merupakan mineral utama
pembentuk batuan beku intrusif seperti Pegmatite, juga terdapat pada batuan sedimen
seperti Konglomerat dan batuan beku lainnya seperti Basalt. Galena merupakan bijih
utama dari timbal, yang terkadang juga terdapat perak di dalamnya.
3. Kalkopirit
Kilap : Logam
Berat Jenis : 4,2 – 4,3
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : CuFeS2
Sistem Kristal : Tetragonal
Golongan Mineral : Sulfida
Asosiasi Mineral : Dolomit, Kuarsa, Fluorit, Barit, Pirit, Sphalerit,
Galena dan Pentlandit
Kalkopirit terbentuk pada urat bijih hidrotermal pada temperatur sedang sampai
tinggi sekitar 800ºC-550ºC. Juga terbentuk pada batuan vulkanik bersifat asam yang
juga mengalami proses metamorfisme, yaitu pada lapisan batuan metamorf kontak
dan pada endapan placer yang dihasilkan dari proses pembongkaran dari batuan-
batuan tersebut. Kalkopirit juga terbentuk dari penggantian fragmen organik seperti
kayu atau organisme hidup lainnya. Kalkopirit terdapat pada batuan beku seperti
Granit, Granodiorit, Riolit, Tonalit dan Pegmatit serta batuan metamorf seperti Skarn
dan Kuarsit. Kegunaan kalkopirit dimanfaatkan sekitar 80 persen tembaga di dunia
merupakan hasil olahan dari kalkopirit.
4. Lazurit
Kilap : Non logam (tanah)
Belahan : Sempurna
Pecahan : Konkoidal
Cerat : Putih, Biru
Berat Jenis : 2,38-2,42
Sifat Kemagnetan : Diamagnetik
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : (Na,Ca)8(Al,Si)12O24(S,SO4)
Sistem Kristal : Orthorombik
Golongan Mineral : Tectosolicates, Sodalite Group
Asosiasi Mineral : Andalusit, Rutil, Kuarsa, Pirit, Kalsit dan
Vanadinit.
Lazurit terbentuk pada lingkungan metamorfosis kontak dan juga terbentuk dalam
urat bijih hidrotermal yang bertemperatur tinggi sekitar 1200ºC-900ºC. Mineral ini
terdapat pada batuan beku seperti Pegmatit, dan batuan metamorf kontak dari
Limestone. Ditemukan pula sebagai penyusun batuan sedimen yang berasal dari
proses pengendapan marine. Kegunaan Mineral ini adalah sebagai perhiasan dan
ornamen – ornamen pada lantai dan dinding yang bernilai tinggi. Selain itu, juga
digunakan sebagai pigmen biru ultramarin.
5. Pirit
Kilap : Logam
Belahan : Tidak jelas
Pecahan : Konkoidal
Berat Jenis : 5,2
Sifat Kemagnetan : Paramagnetik
Tenacity : Brittle
Komposisi Kimia : FeS2
Sistem Kristal : Isometrik
Golongan Mineral : Sulfida
Asosiasi Mineral : Kuarsa, Sphalerit, Kalsit, Emas, Galena, dan Fluorit
Pirit ini terbentuk pada batuan beku plutonik, vulkanik, sedimen dan metamorf.
Terbentuk dalam bentuk gumpalan pada daerah perbatasan magma dalam batuan
beku basa. Juga terdapat pada urat bijih hidrotermal. Konsentrasi Pirit terbentuk dari
endapan kimia di bawah air serta sebagai mineral diagenetik pada fosil. Pirit terdapat
pada batuan metamorf regional atau kontak seperti lapisan Batubara, Gneiss, Marmer,
Kuarsit, Sekis, Batugamping kristalin serta terdapat pada urat-urat hidrotermal seperti
Pegmatite dan Basalt serta terdapat pada batuan sedimen seperti konglomerat. Pirit
digunakan untuk memproduksi asam belerang dengan menggunakan metode ruang
timbal. Debunya kemudian digunakan dalam produksi Besi, Emas, Tembaga, Nikel,
Kobalt, dan lain-lain.
Referensi
Bishop, A.C.etc. 2004. Rocks and Fossils. Great Britain, London: The Natural History Museum and Phillips.
Koesoemadinata, RP. 1980. Pengantar Mineralogi. Edisi Kedua. Bandung: Penerbit ITB.
Kraus, E.H. et all. 1951. Mineralogy An Introduction to the Study of Minerals and Crystals. New York: McGraw-Hill Book Company inc.
Mottana, Anibale, 1997. Guide Rocks and Minerals. NewYork: A Fireside Book Published by Simon & Schuster Inc.
Purbo-Hadiwijoyo, M.M. 1996. Mineral dan Batuan. Yogyakarta: Penerbit Teknik Geologi FT UGM.