mineral alterasi

6
MINERAL – MINERAL ALTERASI DAN MINERALISASI 1. Belerang Kilap : Non logam (kaca) Pecahan : Even Berat Jenis : 2,0 Sifat Kemagnetan : Diamagnetik Tenacity : Brittle Komposisi Kimia : S Sistem Kristal : Orthorombik Golongan Mineral : Native Element Asosiasi Mineral : Gipsum, Kalsit, Kelestit, Gipsum dan Aragonit Belerang terbentuk pada lapisan sedimen tipe evaporasi dan pada lapisan yang mengandung minyak bumi. Belerang merupakan produk rombakan sulfat (khususnya Gipsum) yang terjadi karena aksi bakteri tertentu. Juga terbentuk sebagai produk alterasi pada beberapa mineral sulfida, seperti Galena, Stibnit, dan Pirit. Belerang terbentuk dari proses sublimasi dari hidrogen sulfida yang berasal dari proses vulkanik. Belerang terdapat pada batuan metamorf seperti Gneiss, Sekis, Amphibolit dan Serpentin serta pada batuan beku seperti Riolit, Granit, Garnet dan Peridotit serta pada batuan sedimen seperti Breksi vulkanik. Mineral ini biasa digunakan sebagai material

Upload: safar-al-inse

Post on 05-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

geologi

TRANSCRIPT

Page 1: Mineral Alterasi

MINERAL – MINERAL ALTERASI DAN MINERALISASI

1. Belerang

Kilap : Non logam (kaca)

Pecahan : Even

Berat Jenis : 2,0

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : S

Sistem Kristal : Orthorombik

Golongan Mineral : Native Element

Asosiasi Mineral : Gipsum, Kalsit, Kelestit, Gipsum dan Aragonit

Belerang terbentuk pada lapisan sedimen tipe evaporasi dan pada lapisan yang

mengandung minyak bumi. Belerang merupakan produk rombakan sulfat (khususnya

Gipsum) yang terjadi karena aksi bakteri tertentu. Juga terbentuk sebagai produk

alterasi pada beberapa mineral sulfida, seperti Galena, Stibnit, dan Pirit. Belerang

terbentuk dari proses sublimasi dari hidrogen sulfida yang berasal dari proses

vulkanik. Belerang terdapat pada batuan metamorf seperti Gneiss, Sekis, Amphibolit

dan Serpentin serta pada batuan beku seperti Riolit, Granit, Garnet dan Peridotit serta

pada batuan sedimen seperti Breksi vulkanik. Mineral ini biasa digunakan sebagai

material untuk memproduksi asam sulfat. Selain itu, Belerang juga digunakan dalam

proses vulkanisasi produk karet serta digunakan industri bahan peledak, fungisida,

dan pupuk.

2. Galena

Kilap : Logam

Berat Jenis : 7,2 – 7,6

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Page 2: Mineral Alterasi

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : PbS

Sistem Kristal : Isometrik

Golongan Mineral : Sulfida

Asosiasi Mineral : Pirit, Dolomit, Sphalerit, Kalsit, Kerusit dan

Anglesit

Galena terbentuk pada urat biji hidrotermal bertemperatur sedang antara 900ºC-

600ºC, terdapat pula pada batuan sedimen dan metamorf yang dihasilkan dari

konsentrasi karst yang tersebar luas. Mineral ini merupakan mineral utama

pembentuk batuan beku intrusif seperti Pegmatite, juga terdapat pada batuan sedimen

seperti Konglomerat dan batuan beku lainnya seperti Basalt. Galena merupakan bijih

utama dari timbal, yang terkadang juga terdapat perak di dalamnya.

3. Kalkopirit

Kilap : Logam

Berat Jenis : 4,2 – 4,3

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : CuFeS2

Sistem Kristal : Tetragonal

Golongan Mineral : Sulfida

Asosiasi Mineral : Dolomit, Kuarsa, Fluorit, Barit, Pirit, Sphalerit,

Galena dan Pentlandit

Kalkopirit terbentuk pada urat bijih hidrotermal pada temperatur sedang sampai

tinggi sekitar 800ºC-550ºC. Juga terbentuk pada batuan vulkanik bersifat asam yang

juga mengalami proses metamorfisme, yaitu pada lapisan batuan metamorf kontak

dan pada endapan placer yang dihasilkan dari proses pembongkaran dari batuan-

batuan tersebut. Kalkopirit juga terbentuk dari penggantian fragmen organik seperti

kayu atau organisme hidup lainnya. Kalkopirit terdapat pada batuan beku seperti

Page 3: Mineral Alterasi

Granit, Granodiorit, Riolit, Tonalit dan Pegmatit serta batuan metamorf seperti Skarn

dan Kuarsit. Kegunaan kalkopirit dimanfaatkan sekitar 80 persen tembaga di dunia

merupakan hasil olahan dari kalkopirit.

4. Lazurit

Kilap : Non logam (tanah)

Belahan : Sempurna

Pecahan : Konkoidal

Cerat : Putih, Biru

Berat Jenis : 2,38-2,42

Sifat Kemagnetan : Diamagnetik

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : (Na,Ca)8(Al,Si)12O24(S,SO4)

Sistem Kristal : Orthorombik

Golongan Mineral : Tectosolicates, Sodalite Group

Asosiasi Mineral : Andalusit, Rutil, Kuarsa, Pirit, Kalsit dan

Vanadinit.

Lazurit terbentuk pada lingkungan metamorfosis kontak dan juga terbentuk dalam

urat bijih hidrotermal yang bertemperatur tinggi sekitar 1200ºC-900ºC. Mineral ini

terdapat pada batuan beku seperti Pegmatit, dan batuan metamorf kontak dari

Limestone. Ditemukan pula sebagai penyusun batuan sedimen yang berasal dari

proses pengendapan marine. Kegunaan Mineral ini adalah sebagai perhiasan dan

ornamen – ornamen pada lantai dan dinding yang bernilai tinggi. Selain itu, juga

digunakan sebagai pigmen biru ultramarin.

5. Pirit

Kilap : Logam

Belahan : Tidak jelas

Page 4: Mineral Alterasi

Pecahan : Konkoidal

Berat Jenis : 5,2

Sifat Kemagnetan : Paramagnetik

Tenacity : Brittle

Komposisi Kimia : FeS2

Sistem Kristal : Isometrik

Golongan Mineral : Sulfida

Asosiasi Mineral : Kuarsa, Sphalerit, Kalsit, Emas, Galena, dan Fluorit

Pirit ini terbentuk pada batuan beku plutonik, vulkanik, sedimen dan metamorf.

Terbentuk dalam bentuk gumpalan pada daerah perbatasan magma dalam batuan

beku basa. Juga terdapat pada urat bijih hidrotermal. Konsentrasi Pirit terbentuk dari

endapan kimia di bawah air serta sebagai mineral diagenetik pada fosil. Pirit terdapat

pada batuan metamorf regional atau kontak seperti lapisan Batubara, Gneiss, Marmer,

Kuarsit, Sekis, Batugamping kristalin serta terdapat pada urat-urat hidrotermal seperti

Pegmatite dan Basalt serta terdapat pada batuan sedimen seperti konglomerat. Pirit

digunakan untuk memproduksi asam belerang dengan menggunakan metode ruang

timbal. Debunya kemudian digunakan dalam produksi Besi, Emas, Tembaga, Nikel,

Kobalt, dan lain-lain.

Referensi

Bishop, A.C.etc. 2004. Rocks and Fossils. Great Britain, London: The Natural History Museum and Phillips.

Koesoemadinata, RP. 1980. Pengantar Mineralogi. Edisi Kedua. Bandung: Penerbit ITB.

Kraus, E.H. et all. 1951. Mineralogy An Introduction to the Study of Minerals and Crystals. New York: McGraw-Hill Book Company inc.

Mottana, Anibale, 1997. Guide Rocks and Minerals. NewYork: A Fireside Book Published by Simon & Schuster Inc.

Purbo-Hadiwijoyo, M.M. 1996. Mineral dan Batuan. Yogyakarta: Penerbit Teknik Geologi FT UGM.