metodologi

3
METODOLOGI A. Alat : 1. Erlenmeyer 2. Tabung reaksi 3. Timbangan analitik 4. Corong 5. Labu takar 6. Gelas kimia 7. Gelas ukur 8. Pipet tetes 9. Pipet kapiler 10. Sendok tanduk 11. Batang pengaduk 12. Kertas saring (Whatmann No. 1) 13. Lempeng kromatografi lapis tipis 14. Benang wol 15. Hot plate 16. Oven 17. Spektrofotometer UV-Vis B. Bahan : 1. Aquades, 2. Larutan HCl (Merck), 3. Larutan amonia 4. n-butanol 5. Etil asetat 6. Asam asetat 7. Etanol 70% C. Cara Kerja 1. Pengambilan dan penyiapan sampel lipstick 2. Dilakukan ekstraksi dan pemurnian a. Sebanyak 1 gram sampel (lipstik) dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian direndam dalam 10 ml larutan amonia 2% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) selama semalaman.

Upload: elisa-cynthia-ardaricka

Post on 10-Apr-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

afk

TRANSCRIPT

Page 1: METODOLOGI

METODOLOGI

A. Alat : 1. Erlenmeyer2. Tabung reaksi3. Timbangan analitik4. Corong5. Labu takar6. Gelas kimia7. Gelas ukur8. Pipet tetes9. Pipet kapiler10. Sendok tanduk11. Batang pengaduk12. Kertas saring (Whatmann No. 1)13. Lempeng kromatografi lapis tipis14. Benang wol15. Hot plate16. Oven17. Spektrofotometer UV-Vis

B. Bahan :1. Aquades,2. Larutan HCl (Merck),3. Larutan amonia4. n-butanol 5. Etil asetat6. Asam asetat 7. Etanol 70%

C. Cara Kerja 1. Pengambilan dan penyiapan sampel lipstick

2. Dilakukan ekstraksi dan pemurnian

a. Sebanyak 1 gram sampel (lipstik) dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian direndam dalam 10 ml larutan amonia 2% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) selama semalaman.

b. Larutan disaring filtratnya dengan menggunakan kertas saring whatman no. 1. Larutan dipindahkan kedalam gelas kimia kemudian dipanaskan diatas hot plate. Residu dari penguapan dilarutkan dalam 10 ml air yang mengandung asam (larutan asam dibuat dengan mencampurkan 10 ml air dan 5 ml asam asetat 10%).

c. Benang wol dengan panjang 15 cm dimasukkan ke dalam larutan asam dan dididihkan hingga 10 menit, pewarna akan mewarnai benang wol, kemudian benang wol diangkat dan dicuci dengan aquades. Kemudian benang wol dimasukkan kedalam larutan basa yaitu 10 ml amonia 10% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) dan dididihkan.

Page 2: METODOLOGI

d. Benang wol akan melepaskan pewarna, pewarna akan masuk ke dalam larutan basa. Laruta basa yang didapat selanjutnya akan digunakan sebagai cuplikan sampel pada analisis kromatografi lapis tipis.

3. Pembuatan larutan baku untuk linearitas kurva kalibrasia. Larutan baku rhodamin B dibuat dengan konsentrasi 200 ppmb. Larutan baku dibuat dengan konsentrasi 0,5 ; 1 ; 1,5 ; 2 ; 5 ; 6 ; 7,5 ppmc. Pelarut yang digunakan larutan HCl 0,1 N.

4. Tahap Identifikasi sampela. Lempeng KLT berukuran 20x20 cm diaktifkan dengan cara dipanaskan dalam oven pada

suhu 100°C selama 30 menitb. Sampel ditotolkan pada lempeng KLT dengan menggunakan pipa kapiler pada jarak 2 cm

dari bagian bawah platc. Jarak antara noda adalah 1,5 cmd. Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga mongeringe. Lempeng KLT yang telah mengandung cuplikan dimasukkan ke dalam chamber yang lebih

terdahulu telah dijenuhkan dengan fase gerak berupa n-butanol : etil asetat : ammonia (10 : 4 : 5)

f. Diamkan hingga lempeng terelusi sempurna, kemudian lempeng KLT diangkat dan dikeringkan

g. Diamati warna secara visual dan dibawah sinar UVh. Dilakukan Penetapan kadar rhodamin B dengan spektrofotometri cahaya tampak

pada panjang gelombang 400-800 nm.i. Dihitung kadar rhodamin B