menyusui bagi anak (page15)

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan ekstensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan Biologis yang besar dan terjadi pada saat bayi baru lahir, memungkinkan transisi dari lingkungan intra uterin ke ekstra uterin. Masa Neonatal yaitu masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Bayi adalah anak yang belum lama lahir. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan bearat lahir 2500-4000 grm (htt:/ridwanamiruddin.wordpress.com). Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari. Perawat memainkan peran yang vital selama periode transisi ini, mereka membantu bayi baru lahir dalam menjalankan transisi yang aman ke kehidupan ekstra uterin dan membantu ibu serta orang terdekat lain, melalui masa transisi untuk menjadi orang tua. Perawat melakukan pengkajian awal pada bayi baru lahir, mengupayakan kondisi lingkungan yang mendukung perubahan, dan memantau keadaan bayi selama fase dini perubahan. Pada masa bayi baru lair (neonatal) dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Periode Partunate, di mana masa ini di mulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit setelah kelahiran.

Upload: reisa-class

Post on 30-Jun-2015

1.072 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menyusui bagi anak (page15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk

memperoleh dan mempertahankan ekstensi fisik secara terpisah dari ibunya.

Perubahan Biologis yang besar dan terjadi pada saat bayi baru lahir,

memungkinkan transisi dari lingkungan intra uterin ke ekstra uterin. Masa

Neonatal yaitu masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah

kelahiran. Bayi adalah anak yang belum lama lahir. Bayi baru lahir adalah

bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan bearat lahir

2500-4000 grm (htt:/ridwanamiruddin.wordpress.com).

Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di

kemudian hari. Perawat memainkan peran yang vital selama periode transisi ini,

mereka membantu bayi baru lahir dalam menjalankan transisi yang aman ke

kehidupan ekstra uterin dan membantu ibu serta orang terdekat lain, melalui

masa transisi untuk menjadi orang tua. Perawat melakukan pengkajian awal pada

bayi baru lahir, mengupayakan kondisi lingkungan yang mendukung perubahan,

dan memantau keadaan bayi selama fase dini perubahan.

Pada masa bayi baru lair (neonatal) dibagi menjadi 2 bagian

yaitu :

1. Periode Partunate, di mana masa ini di mulai dari saat kelahiran sampai

15 dan 30 menit setelah kelahiran.

Page 2: Menyusui bagi anak (page15)

2. Periode Neonate, di mana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali

pusar sampai sekitar akhir minggu ke 2 dari kehidupan pasca matur.

Ciri-ciri bayi Neonatal yaitu :

1. Masa bayi Neonatal merupakan periode yang tersingkat dari semua

periode perkembangan. Masa ini hanya dimulai dari kelahiran sampai tali

pusar lepas dari pusarnya.

2. Masa bayi Neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal.

Masa ini di mana suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar.

3. Masa Neonatal Merupakan masa terhentinya perkembagan. Ketika

periode pranatal sedang berkembang terhenti pada kelahiran.

4. Masa bayi Neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan

selanjutnya. Perkemmbagan individu di masa depan akan tampak pada

waktu dilahirkan.

5. Masa bayi Neonatal merupakan periode yang berbahaya. Masa ini

berbahaya karena sulitnya menyesuaikan diri pada lingkunga yang

baru.

Penyesuaian pokok yang dilakukan bayi neonatal yaitu :

1. Perubahan suhu, dimana ketika di dalam rahim suhu berkisar 100°F namun

suhu di luar berkisar 60°-70° F.

2. Bernafas, jika tali pusar diputus maka bayi mulai harus bernafas sendiri.

3. Mengisap dan menelan, bayi sudah tidak lagi memndapat makanan melalui

tali pusar tetapi memperoleh makan dengan cara mengisap dan menelan.

Page 3: Menyusui bagi anak (page15)

4. Pembuangan, ketika bayi dilahirkan barulah alat-alat pembuangan itu

berfuungsi

(Hurloc, Elizabet B., Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga Edisi

lima)

1. Definisi

Pada kehamilan cukup bulan, berbagai sistem biologi dan anatom

mencapai tingkat perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin

memiliki eksistensi terpisah dari ibunya. Saat dilahirkan bayi baru lahir

memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Periode

neonatal yang berlangsung sejak bayi baru lahir sampai usianya 28 hari,

merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada

bayi baru lahir. (Bobak, Lowdermilk, et all, th 2005 ).

Page 4: Menyusui bagi anak (page15)

Gambar 2.1 : Pembentukan Dan Eksresi Bilirubin pada Bayi baru lahir

2. Sistem hepatika

Sel Darah Merah

Hemoglobin

Globin Hem

Besi Bilirubin

Plasma Protein

Hati Glukoronil Tranferase

Bilirubin tidak terkonjugasi + asam Glukoronat

Glukoronat bilirubin terkonjugasi

Diekskresi melalui feses atau urine

Sumber : Whaley, wong : Essentials of Pediatric Nursing, et 4, St Louis, 1993, mosby. Hal 370

Page 5: Menyusui bagi anak (page15)

Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat kehamilan

Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas kanan

iga, karena hati besar dan menempati sekitar 40 % rongga

B. Fisiologi Bilirubin

1. Konyungasi Bilirubin

Hati mengatur jumlah bilirubin tidak terikat dalam peredaran

darah. Bilirubin ialah pigmen kuning yang berasal dari hemaglobin yang

terlepas saat pemecahan sel darah merah dan mioglobin didalam sel otot. ,

hemaglobin difagositosis oleh sel retikuloendotelial, diubah menjadi

bilirubin dan dilepas dalam bentuk tidak terkonyungasi, ini disebut

bilirubin indirek, relatif tidak larut dalam air, dan hampir seluruhnya

terikat dengan albumin, suatu protein plasma didalam sirkulasi.

Bilirubin yang tidak terikat ini dapat meninggalkan sistem

peredaran darah dan memasuki jaringan ekstra vaskuler ( kulit, sklera, dan

membran mukosa mulut). Warna kuning yang timbul disebut icterus.

Didalam hati, bilirubin yang tidak terikat ini, dikonyungasi oleh

glukoronidase bila ada enzim glukoroniltrasferase.

Bilirubin dalam bentuk konyungasi ini kemudian dikeluarkan dari

sel-sel hati kedalam cairan empedu. Bilirubin ini diberi nama bilirubin

direk dan larut dalam air. Bersama komponen empedu lain bilirubin direk

ini diekskresikan kedalam sisterm traktus bilier (gal empedu )yang

membawanya ke duodenum. Bilirubin diubah menjadi urobilinogen dan

Page 6: Menyusui bagi anak (page15)

sterkobilin didalam duodenum, akibat kerja flora usus, urobilinogen di

ekskresikan ke dalam urine dan tinja, sedangkan sterkobilin hanya di

ekskresikan ke dalam tinja.

Bilirubin serum total ialah jumlah bilirubin terkonyungasi (direk )

dan bilirubin tidak terkonyungasi (indirek).

Tempat ikatan albumin (albumin binding ) serum yang adekuat

tersedia, kecuali jika bayi mengalami asfiksia neonatorum, cold stress

atau hipoglikemia, ibu yang menggunakan obat sebelum melahirkan

misalnya sulfa dan aspirin dapat mengalami penurunan jumlah tempat

ikatan albumin pada bayi baru lahir, walaupun bayi baru lahir memiliki

kapasitas fungsional untuk mengubah bilirubin, sehingga kebanyakan

bayi mengalami hiperbilirubinemia fisiologis.

Pemberian makanyang lebih awal cenderung mempertahankan

kadar bilirubin serum tetap rendah, akibat stimulasi aktivitas usus dan

pengeluaran mekonium dan tinja, pengeluaran isi usus, mencegah

terjadinya reabsorbsi dan penggunaan ulang bilirubin dari usus.

Icterik akibat asi yang diduga merupakan akibat enzim dalam susu

dan icterik ini berlangsung lebih lama dari pada ikterik akibat pemberian

asi, semakin banyak jumlah pemberian asi, semakin rendah kadar

bilirubin bayi (Lascari, 1986 , dalam Bobak ,2007 ).

Bayi baru lahir harus disusui 8 x atau lebih setiap hari. Ibu

dianjurkan untuk menyusui bayinya secara teratur dalam 24 jam,

kolostrum (prekursor air susu) ialah laksatif alami yang membantu

Page 7: Menyusui bagi anak (page15)

meningkatkan pengeluaran mekonium. Pemberian asi yang sering dan

dini akan mengakibatkan eskresi mekonium dan menurunkan kadar

bilirubin (Lawrence, 1999, dalam Bobak 2007 ). .

2. Hiperbilirubinmia

Hiperbilirubinemia fisiologis atau icrerik neonatal merupakan

kondisi yang normal pada 50 % bayi cukup bulan dan 80 % pada bayi

prematur. Korones 1986 mencatat bahwa icterik neonatus terjadi akibat

hal- hal dibawah ini :

a. Bayi baru lahir memiliki produksi bilirubin dengan kecepatan produksi

yang lebih tinggi jumlah sel darah merah janin perkilogram berat

badan lebih besar dari pada orang dewasa, umur sel darah merah janin

lebih pendek ( 40 – 90 hari )dibanding 120 hari pada orang dewasa.

b. Terdapat cukup banyak reabsorbsi bilirubin pada usus halus neonatus.

Walaupun icterik neonatus dianggap ringan, bilirubin dapat menumpuk

sampai mencapai kadar yang membahayakan dan menjadi patologi.

Linn dkk (1985) melaporkan bahwa perbedaan etnik

mempengaruhi tingkat hiperbilirubinemia. Mereka melaporkan bahwa 49,

2 % bayi Asia, 20 % bayi kulit putih dan 12, 1 % bayi Amerika Afrika

yang baru lahir memiliki kadar bilirubin 10 mg / dl atau lebih.

Bayi baru lahir Asia dan Amerika, asli tampaknya memiliki icterik

fisiologi yang lebih tinggi dan tidak tergantung pada metode pemberian

makan (Auerbach, Gartner, 1987),

Page 8: Menyusui bagi anak (page15)

Resiko hiperbilirubinemia meningkat, bila klem tali pusat

dilakukan lebih lambat.

Icterik fisiologi memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Bayi dalam keadaan baik

b. Pada bayi aterm, icterik pertama kali terlihat setelah 24 jam dan hilang

pada akhir hari ke 7.

c. Pada bayi prematur, icterik terlihat pertama kali setelah 48 jam dan

menghilang pada hari ke -9 atau ke -10.

d. Konsentrasi bilirubin tidak terkonyungasi dalam serum, tidak melebihi 12

mg /100 ml, baik pada bayi cukup bulan maupun pada bayi prematur.

e. Hiperbilirubinemia hampir secara eksklusif terjadi pada bilirubin tidak

terkonyungasi, dan nilai bilirubin direk atau terkonyungasi tidak boleh

melebihi 1- 1, 5 mg /100 ml.

f. Peningkatan konsentrasi bilirubin setiap hari tidak boleh melebihi 5

mg /100 ml, kadar bilirubin lebih dari 12 mg /100 ml dapat

menunjukan kegagalan fisiologis yang berat atau adanya suatu

penyakit.

3. Icterus Fisiologis

Adalah konsentrasi bilirubin serum yang meningkat pada bayi

normal. Mendekati tingkat konsentrasi bilirubin ibu, pada saat lahir sampai

usia 3 hari dengan rata –rata konsentrasi nya, 6, 5 – 7, 0 mg /dl dan

menurun secara bertahap sampai kurang dari 1, 5 mg/dl pada hari ke -10

Page 9: Menyusui bagi anak (page15)

kehidupan. Bayi yang diberi ASI normalnya memiliki rata-rata puncak

konsentrasi bilirubin serum 1 – 2 mg/dl lebih tinggi dari pada bayi yang

diberi susu formula.

Penyebab icterus fisiologis selama hidup neonatus adalah multiple

dan masih kontroversial, hampir setiap fase metabolisme bilirubin terlibat.

Produksi bilirubin bayi normal adalah 6, 8 mg/kg BB per 24 jam, .

kecepatan produksi bilirubin orang dewasa. Produksi bilirubin yang lebih

besar pada neonatus sebagian dijelaskan dengan rata-rata waktu hidup sel

darah merah, hanya 80 – 90 hari dibandingkan dengan 20 hari pada

eritoblas orang dewasa.

Akhirnya sirkulasi enterohepatik bilirubin akibat hidrolisis pigmen

terkonyungasi dalam usus menyebabkan icterus fisiologis, konsentrasi

biliruin dalam mekonium dapat lebih dari 50 kali dari pada dalam serum.

Reabsorbsi intestinal bilirubin pada bayi sehat berperan pada sebagai

penyebab icterus fisiologis (Richard E, Behrman, et all 1992).

4. Icterus Patologis

Adalah icterus yang terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran

dan disertai peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg atau lebihsetiap 24

jam, dan disertai berat lahir kurang dari 2500 gr. Icterus patologis juga

disebabkan oleh kelebihan bilirubin, karena klirens bilirubin yang lambat. .

Reabsorbsi bilirubin dari traktus intestinal dan metabolisme darah ekstra

vasasi katagorikan sebagai bentuk produksi, tetapi keduanya relatif

Page 10: Menyusui bagi anak (page15)

berproses secara berangsur–angsur, jarang menyebabkan icterus

neonatorum dini, biasanya disebabkan oleh penyakit hemolitik ( Richard

&Victor, 2000 ).

Faktor yang mempengaruhi terjadinya icteruc patologis, dengan

menggunakan kriteria patologis, maka 1/3 dari bayi yang menderita

penyakit hemolitik yang tidak mendapat pengobatan dan kadar bilirubin

serum yang lebih dari 20 mg/dl, akan mengalami kernik icterus, tanda –

tanda neurologik yang nyata mempunyai prognosis jelek, 75 % bayi

seperti ini atau lebih akan meninggal dunia, dan 80 % dari mereka yang

hidup akan memperlihatkan koreoatetosis bilateral disertai spasme otot

involunter, keterbelakangan mental, ketulian dan quadriplesgia spasti

lazim ditemukan. Bayi yang mempunyai resiko, sebaiknya dilakukan test

penyaringan pendengaran. (Richard &Victor, 2000 ).

CO2 yang rendah. Untuk kehidupan di luar, tidak diperlukan

sedemikian banyak eritrosit

a. Hati bayi belum ber faal baik sehingga tidak dapat mengubah bilirubin

satu menjadi bilirubin dua. Pada anak premature icterus biasanya lebih

hebat dan lebih lama lagi karena faal hati masih sangat kurang

(Obstetri Fisiologi, Unpad Bandung)

Intestinal dan metabolisme darah ekstra vasasi katagorikan sebagai

bentuk produksi, tetapi keduanya relatif berproses secara berangsur-

angsur, jarang menyebabkan icterus neonatorum dini biasanya

disebabkan oleh penyakit hemolitik. (Richard & Victor, 2000).

Page 11: Menyusui bagi anak (page15)

b. Penatalaksanaan Icterus.

Tujuan pengobatan adalah mencegah agar konsentrasi bilirubin indirek

dalam darah tidak mencapai kadar yang menimbulkan neurotoksisitas,

dianjurkan dilakukan transfusi tukar dan atau fototerapi. Resiko cidera

susunan saraf pusat akibat bilirubin harus diimbangi dengan resiko

pengobatan masing-masing bayi. Kriteria yang harus dipergunakan

untuk memulai fototerapi. Oleh karena fototerapi membutuhkan waktu

12 – 24 jam, sebelum memperlihatkan panjang yang dapat diukur, maka

tindakan ini harus dimulai pada kadar bilirubin, kurang dari kadar yang

diberikan. Penggunaan fototerapi sesuai anjuran dokter biasanya

diberikan pada neonatus dengan kadar bilirubin tidak lebih dari 10

mg%.

Penatalaksanaan Perawatan

Pengkajian

- Pemeriksaan fisik

- Inspeksi ; warna pada sklera , konjungtiva , membran mukosa

mulut, kulit , urine dan tinja

- Pemeriksaan bilirubin menunjukan adanya peningkatan

- Tanyakan berapa lama joundice muncul dan sejak kapan

- Apakah bayi ada demam

- Bagaimana kebutuhan pola minum

- Riwayat keluarga

(Supartini, 2002)

Page 12: Menyusui bagi anak (page15)

Penilaian icterus dan derajat icterus dengan cara kramer yaitu

membagi derajat icterus bayi baru lahir dalam 5 bagian yang dimulai

cara :

Derajat I apabila terdapat warna kuning dari kepala sampai leher.

Derajat II apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan sampai

dengan umbilikus.

Derajat III apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan, paha

sampai dengan lutut.

Derajat IV apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan, ekstremitas

sampai dengan pergelangan tangan dan kaki.

Derajat V apabila terdapat warna kuning dari kepala, badan, semua

ekstremitas sampai dengan ujung jari (Surasmi, et. all,

2001)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan sinar

atau foto terapi ialah :

1) Lampu yang dipakai sebaiknya tidak digunakan lebih dari 500 jam,

untuk menghindarkan turunnya energi yang dihasilkan oleh lampu

yang digunakan.

2) Pakaian bayi dibuka agar bagian tubuh dapat seluas mungkin

terkena sinar.

3) Kedua mata ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan

cahaya, untuk mencegah kerusakan retina. Penutup mata dilepas

saat pemberian minum dan kunjungan orang tua, dimana untuk

Page 13: Menyusui bagi anak (page15)

memberikan rangsang visual pada neonatus. Pemantauan iritasi

mata dilakukan tiap 6 jam dengan membuka penutup mata.

4) Daerah kemaluan ditutup dengan penutup yang dapat memantulkan

cahaya untuk melindungi daerah kemaluan dari cahaya foto terapi.

5) Posisi lampu diatur dengan jarak 20 - 30 cm diatas tubuh bayi untuk

mendapatkan energi yang optimal.

6) Posisi bayi diubah tiap 8 jam agar tubuh mendapatkan penyinaran

seluas mungkin.

7) suhu tubuh yang diukur 4 - 6 jam sekali atau sewaktu-waktu bila

perlu.

8) Pemasukan cairan dan minuman dan pengeluaran urine, faeces dan

muntah diukur, dicatat dan dilakukan pemantauan tanda dehidrasi.

9) Hidrasi bayi diperhatikan, bila perlu konsumsi cairan ditingkatkan.

c. Kelainan yang mungkin timbul pada neonatus yang mendapat terapi sinar

adalah :

1) Energi cahaya foto terapi dapat meningkatkan suhu lingkungan dan

menyebabkan peningkatkan penguapan melalui kulit terutama bayi

prematur, berat badan lahir rendah.

2) Meningkatkan bilirubin indirek pada usus akan menimbulkan

pembentukan enzim laktosa yang dapat meningkatkan peristaltik usus.

3) Timbul kelainan kulit ”Flea bite rush” didaerah muka, badan dan

ekstremitas. Kelainan ini akan segera hilang setelah terapi dihentikan.

4) Peningkatan suhu badan / tubJuh.

Page 14: Menyusui bagi anak (page15)

5) Kelainan gangguan minum, letargi dan iritabilitas.

6) Gangguan pada mata dan pertumbuhan.

Tabel 2.1 Hubungan kadar bilirubin dengan icterus

Perkiraan kadar bilirubin rata-rataDerajat

IkterusDerah Ikterus

Aterm(gr/dl)

Prematur(gr/dl)

1. Kepala sampai leher 5, 4 -

2. Kepala, badan sampai umbilikus 8, 9 9, 4

3. Kepala, badan, paha sampai dengan

lutut

11, 8 11, 4

4. Kepala, badan ekstremitas sampai

dengan pergelangan tangan dan kaki

15, 8 13, 3

5. Kepala, badan semua ekstremitas

sampai dengan ujung jari

Sumber : Rachmat F Boedjang, Penatalaksanaan Icterus Neonatal, Icterus pada Neonatus, FKUI, tahun 1984, Hlm 81-82

Tabel 2.2 Penanganan icterus berdasarkan kadar bilirubin serum

Terapi sinar TranfusBayi sehat Bayi resiko Bayi sehat Faktor resikoUsia

Mg/dl Mol/l Mg/dl Mol/l Mg/dl Mol/l Mg/dl Mol/lHari 1 Setiap Icterus Yang terlihat 15 250 13 220

Hari 2 15 260 13 220 19 330 15 260

Hari 3 18 310 16 270 30 510 20 340

Hari 4 dst 20 340 17 290 30 510 20 340

Sumber : Manajemen masalah bayi lahir, rujukan dasar tahun 2005 perinatalogi Depkes hal 43

Page 15: Menyusui bagi anak (page15)

C. Menyusui

Air susu ibu ialah makanan pilihan utama untuk bayi menyusui

memberi banyak keuntungan : Nutrisi, Imunologi dan Psikologis. Menurut

Worthnigton Robert (1993), menyusui memilki keuntungan berikut :

1. Bayi mendapat imunoglobin untuk melindunginya dari banyak penyakit

dan infeksi.

2. Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan atas

3. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lain

4. Resiko bayi mendapat diabetes juvenile menurun

5. Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita limfoma tipe

tertentu.

6. Jenis protein yang ditelan mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi

alergi

7. Bayi yang di susui memiliki lebih sedikit masalah dengan pemberian

makan yang berlebihan akibat ”harus menghabiskan susu di botol”

8. Insiden bayi untuk mengalami obesitas dan hipertensi pada masa dewasa

menurun.

9. Tidak perlu mencuci botol, menyiapkan formula dan menyimpannya

dilemari es.

10.Organ-organ ibu akan lebih cepat kembali kekeadaan sebelum hamil.

11.Menyusui meningkatkan kontak dekat ibu anak.

(Bobak, tahun 2002 )

Page 16: Menyusui bagi anak (page15)

1. Kebutuhan Nutrisi pada bayi

Bayi ( 0 sampai 12 bulan ) memerlukan jenis makanan air susu ibu

( ASI ), susu formula , dan makanan padat .Kebutuhan kalori bayi antara

100 -200 kkal/kg BB . Pada empat bulan pertama ,bayi lebih baik hanya

mendapatkan ASI saja (ASI ekslusif ) tanpa diberikan susu formula . Usia

lebih dari empat bulan baru dapat diberikan makanan pendamping ASI

atau susu formula, kecuali pada beberapa kasus tertentu ketika anak tidak

bisa mendapatkan ASI, seperti ibu dengan komplikasi postnatal, seperti

menderita penyakit menular, dan sedang dalam terapi steroid atau morfin.

Kandungan zat gizi ASI ( setiap 100 gram )

a. Kalori : 68 kalori

b. Protein : 1,4 gram

c. Lemak : 3,7 gram

d. Karbohidrat : 7,2 gram

e. Zat Kapur : 30 gram

f. Fosfor : 20 gram

g. Vitamin A : 60 gram

h. Tiamin : 30 gram

2. Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI

a. Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi

b. Lisozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri

c. Laktoperoksidase yang dapat membunuh steptococus

Page 17: Menyusui bagi anak (page15)

d. Laktoferin yang dapat membunuh beberapa jenis organisme

e. Sel darah putih yang dapat berfungsi sebagai fagositosis

f. Zat anti stafilococus yang dapat menghambat pertumbuhan

stafilococus.

3. Cara menilai kecukupan ASI dalam tubuh

Adalah dengan menilai komponen berikut :

a. Berat badan lahir telah tercapai kembali sekurang-kurangnya pada

akhir minggu kedua setelah lahir dan selama itu tidak terjadi

penurunan berat badan lebih 10 %

b. Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan dan menunjukan

kenaikan sebagai berikut :

Triwulan pertama : 150-250 gram / minggu

Triwulan kedua : 500-600 gram / bulan

Triwulan ketiga : 350-450 gram / bulan

Triwulan keempat : 250-350 gram / bulan

Atau usia 4-5 bulan : dua kali berat badan lahir

Pada usia 1 tahun : 3 kali berat badan lahir

c. Penilaian subjektif, yaitu bayi tampak puas dan tidur nyenyak setelah

menyusu dan ibu merasakam tegangan payudara sebelu dan sesudah

serta merasakan aliran ASI cukup deras.

Page 18: Menyusui bagi anak (page15)

Walaupun demikian, ada beberapa kendala dalam pemberian ASI

yaitu puting susu masuk kedalam dan perasaan nyeri yang hebat karena

puting susu terluka. (Supartini, 2002).

Bukti – bukti menunjukan bahwa bayi baru lahir memerlukan

unsur pernting untuk kekebalannyan yang berasal dari ASI. Selama

pematangan sistem kekebalanya sendiri sedang berlangsung, Air susu ibu

mengandung imunoglobin A (IgaA) yang kadarnya tinggi dan mampu

melindungi bayi terhadap serangan beberapa bakteri dan virus, terutama

disaluran nafas dan saluran cerna (Whaley, Wong 1995).

Imunoglobin diketahui dapat langsung berfungsi disaluran cerna

bayi dengan mengurangi kontak antigen dengan mukosa usus halus sampai

antibodi itu sendiri terbentuk Laktoferin yang disekresi ke dalam ASI.

IgA melindungi bayi dari perkembangan banyak alergi, selain itu

ASI mengandung berbagai faktor pertahanan lain seperti makrofag,

granulosit dan limfosit B dan T (Lewrence, 1994).

Beberapa peneliti mengatakan bahwa ada hubungan antara

hiperbilirubinemia dengan kurangnnya air susu, Menyusui secara dini dan

tanpa dibatasi merangsang produksi susu dan mempercepat eliminasi

mekonium okisat refleks gastro kolik dan pengaruh laksatif kolostrum (de,

Sterben, 1992).

Membersihkan payudara setiap hari dengan air cukup untuk

menjaga kebersihan adalah baik untuk membiarkan puting susu kering

terkena udara setiap kali habis menyusui. Mengeluarkan air susu dapat

Page 19: Menyusui bagi anak (page15)

dilakukan dengan memijat dengan lembut daerah sekitar puting jangan

memakai krem pelembut atau salep, karena dapat menghambat sekresi

minyak bakteriostatistik alami yang dilakukan oleh kelenjar montgomeri.

Beberapa bayi tidak mau menyusui bila merasa atau mencium bau

krem sehingga payudara harus dicuci terlebih dahulu. Apabila ibu

memerlukan Bra, ia akan merasa tidak nyaman bila tidak menggunakanya.

Bra harus dicari yang benar-benar pas.

4. Kontra indikasi pemberian ASI

Pada umumnya bayi yang cukup bulan dan sehat tidak ada efek jika

bisa mendapat ASI bila terjadi alergi pada bayi yang minum ASI, maka

alergen perlu di cari pada makan ibu dan kemudian meminta ibu untuk tidak

makan zat yang mengandung alergen tersebut. Pada pihak ibu sebenarnya

hampir tidak ada kontrak indikasi untuk menyusui bayinya. Puting susu yang

masuk kedalam akan menyukarkan bayinya menyusu. Puting susu yang lecet

tidak merupakan hambatan untuk menyusui bayi; dengan pemberian salep

dan pemaparan udara. Luka tersebut akan cepat menyembuh. Dulu mastitis

merupakan kontra indikasi menyusui bayi tetapi pendapat sekarang adalah

supaya pemberian ASI tetap diteruskan bahkan pemberian yang lebih sering

dapat mencegah bendungan ASI lebih lanjut. Disamping itu perlu diberi salep

anti biotika dan kompres hangat, infeksi akut pada ibu mungkin merupakan

kontra indiaksi pemberian ASI, kecuali bila bayi menderita penyakit yang

sama. Bila bayinya sehat dan keadaan ibu mengijinkan maka ASI dapat

Page 20: Menyusui bagi anak (page15)

diperas dan ditampung untuk kemudian diberikan pada bayi dengan sedot

atau pipet. Untuk tetap mempertahankan pemberian ASI setelah ibu sembuh

sekali-kali jangan memberikan ASI melalui dot atau botol (Buku kesehatan

anak jilid I, 1991).

5. Pelaksanaan menyusukan bayi

Rangsangan sekresi ASI yang paling utama adalah pengosongan

ASI secara teratur oleh isapan mulut bayi ,oleh karena itu perlu dilakukan

usaha menyusukan bayi sejak awal setelah bayi dilahirkan ,ketika ASI

masih berupa kolostrom.

Bayi harus diberi kesempatan menyusu ketika ia lapar meskipun

ASI belum keluar dari payudara ibu .Bila penyusuan tidak dilakukan

sesuka bayi maka menyusukan pada siang hari ,dilakukan setiap 3 jam dan

pada malam hari setiap 4 jam .Sebagian besar bayi merasa lapar dalam

waktu 2 jam . Setelah penyusuan yang cukup dan biasanya selain itu 75%

ASI dan dalam payudara ibu telah terbentuk kembali.Waktu pemberian

ASI ,pengisapan payudara hendaknya dilakukan secara bergantian antara

kiri dan kanan ,lama menyusui pada beberapa hari pertama pasca lahir

adalah 5-10 menit, tiap payudara kemudian selama 15-20 menit setelah

hari ke 5-7 .

Dalam pelaksanaan menyusukan bayi perlu diperhatikan beberapa faktor ;

a. Faktor Psikologis (kecemasan )

b. Faktor kelelahan ( dapat menghambat laktasi )

Page 21: Menyusui bagi anak (page15)

c. Faktor kebersihan payudara

d. Faktor makanan ibu

6. Pemberian susu formula/ Pasi

Pemberian susu formula merupakan alternatif pemberian susu yang

berhasil pada beberapa keadaan tertentu, termasuk keadaan-keadaan

berikut :

a. Keluarga memutuskan untuk tidak menyusui bayi atau ibutidak

mampu menyusui karena suatu penyakit atau anomali.

b. Jadwal ibu tidak memungkinkannya menyusui banyinya.

c. Formula khusus dibutuhkan karena bayi alergi, atau memerlukan suatu

makanan tertentu.

d. Memberi tambahan makanan bagi bayi yang ibunya kadang-kadang

tidak dapat menyusui

e. Melengkapi ASI, jika produksi susu ibu tidak mencukupi (Tsans,

Nichols, 1988)

7. Bayi Adopsi

Susu formula harus menjadi pilihan jika ibu mengidap infeksi aktif

seperti TBC, lesi sifilis pada payudara atau acquired immunodeticienty

syndrome (AIDS) atau alasan medis lain perlu dievaluasi.

Susu formula direkomendasikan berdasarkan kebutuhan nutrisi

bayi, preferensi orang tua, biaya, kebutuhan susu untuk dibekukan,

Page 22: Menyusui bagi anak (page15)

kenyamanan dan kemampuan orangtua untuk menyiapkan susu formula

dengan akurat dan aman.

C. Pengetahuan.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau kepandaian

yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh dari pengalaman latihan atau

melalui proses belajar.

Proses belajar seseorang tidak hanya dituntut memiliki kemampuan

membaca, menulis dan berhitung. Mereka juga dituntut memiliki

kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, kemampuan

beradaptasi, kreatif dan inovatif, kemampuan tersebut sangat diperlukan

untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pengetahuan merupakan

kemampuan kognitif yang paling rendah namun sangat penting, karena dapat

membentuk perilaku seseorang. (Noto Admojo, S 2007).

Menurut Bloom 1956 dalam Potter and Ferry 1957 kemampuan

kognitif mempunyai kognitif mempunyai 6 tingkatan :

1. Knowlodge adalah kemampuan mengingat kembali suatu materi atau

informasi yang baru diperoleh.

2. Komprehensive adalah kemampuan menjelaskan kembali tentang obyek

yang telah dipelajari dan mampu menginterpretasikannya.

3. Aplikasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan materi yang

dipelajari pada situasi yang sebenarnya.

Page 23: Menyusui bagi anak (page15)

4. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan materi kedalam

komponen-komponen didalam yang masih terkait.

5. Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dengan

menggunakan informasi yang ada.

6. Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi terhadap suatu

materi melalui kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada.

Ketika seseorang mendapatkan pengetahuan baru, orang tersebut

diharapkan mampu menyebutkan informasi itu kembali

menginterprestasikannya dengan benar dan dapat mengaplikasikannya pada

situasi yang sebenarnya, setelah mampu mengaplikasikannya, ia juga

diharapkan dapat melakukan analisa, sintesa dan evaluasi. Dengan demikian

diharapkan semakin tinggi kemampuan kognitif paru ibu terhadap terjadinya

icterus patologis maupun fisiologis pada bayi baru lahir, dianjurkan semakin

banyak pula perubahan perilaku positif dalam memberikan ASI sedini

mungkin.

D. Penelitian terkait

Sampai sekarang belum ditemukan penelitian terkait Hubungan antara

tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi dengan kejadian icterus.

Dimana angka kejadian warna kekuningan pada bayi baru lahir adakalanya

merupakan kejadian alamiah (fisiologis) adakalanya menggambarkan suatu

penyakit (patologis). Bayi berwarna kekuningan yang alamiah (fisiologis)

atau bukan karena penyakit tertentu dapat terjadi pada 25% hingga 50% bayi

Page 24: Menyusui bagi anak (page15)

baru lahir cukup bulan (masa kehamilan yang cykup), dan presentasinya lebih

tinggi pada bayi prematur. Disebut alamiah (fisiologis) jika warna

kekuningan muncul pada hari kedua atau keempat setelah kelahiran, dan

berangsur menghilang (paling lama) setelah 10 hingga 14 hari. Ini terjadi

karena fungsi hati belum sempurna (matang) dalam memproses sel darah

merah. Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium kadar bilirubin (pigmen

empedu) dalam darah tidak melebihi batas yang membahayakan

(ditetapkan).www.google.com

E. Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori

Pertumbuhan Intra Uterine

Sistem HepatikaBayi Baru Lahir

Perawatan Bayi oleh Ibu

Pengetahuan Ibu tentang cara perawatan bayi

baru lahir

Aterm

Preterm

Posterm

Fungsi Hepar

Hiperbilirubin

Bayi Baru Lahir