mengenali motivasi untuk meningkatkan kinerja · berkinerja tinggi. akan halnya kesempatan,...

12
1 MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA Anies S. Basalamah Kepala Biro SDM Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Pendahuluan Pernahkan Anda memperhatikan ucapan Bang Napi yang selalu dikatakannya setiap tampil di salah satu stasiun televisi swasta? Begini kira-kira: “Kejahatan tidak akan terjadi apabila tidak ada niat pelakunya dan kesempatan bagi pelakunya untuk melakukannya.” Bagi Bang Napi, yang dalam setting tersebut berperan sebagai orang jahat (Napi biasanya merupakan singkatan dari narapidana yang berarti orang yang sedang dipenjara sesuai dengan gambaran dalam acara televisi tersebut bahwa Bang Napi ada di balik jeruji besi), hal-hal yang biasa dilakukannya adalah kejahatan. Pelajaran yang dapat kita ambil sebagai orang baik adalah bahwa kata “kejahatan” dapat kita ganti dengan kata “kinerja”, sehingga ucapan Bang Napi tersebut dapat kita ganti menjadi: “Kinerja dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu kemauan dan kesempatan.” Faktor lain yang tidak disebutkan oleh Bang Napi tetapi sangat signifikan mempengaruhi kinerja adalah kemampuan. Gambaran dari ketiga faktor tersebut adalah sebagaimana tampak pada Gambar 1. Sebagaimana tampak pada Gambar 1, kemauan disebut pula dengan istilah motivasi, dan faktor-faktor tersebut kemauan, kesempatan dan kemampuanketiganya saling mempengaruhi. Artinya, orang yang termotivasi sangat mungkin sekali untuk belajar, bahkan otodidak, untuk meningkatkan kemampuannya, dan orang yang termotivasi bukan hanya pandai memanfaatkan kesempatan, ia bahkan dapat menciptakan kesempatan bila dirasakan bahwa kesempatan yang dibutuhkannya belum tersedia atau belum muncul. Bagi Anda yang belum termotivasi, semoga dengan bertambahnya kemampuan Anda setelah membaca artikel ini akan semakin termotivasi untuk berkinerja baik sehingga terbuka kesempatan yang lebih besar, misalnya, untuk dipromosikan karena atasan melihat Anda sebagai pegawai yang berkemampuan dan berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan dan juga motivasi seseorang untuk menjadi juara angkatan atau memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) tertentu. Artikel ini akan memfokuskan pada masalah motivasi, dengan menjelaskan mengenai apa saja yang dapat memotivasi seseorang, dan pada bagian akhir diberikan kuis untuk menilai apa yang paling memotivasi Anda. Gambar 1 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Upload: ngodung

Post on 07-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

1

MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA Anies S. Basalamah

Kepala Biro SDM – Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan

Pendahuluan

Pernahkan Anda memperhatikan ucapan Bang Napi yang selalu dikatakannya setiap

tampil di salah satu stasiun televisi swasta? Begini kira-kira: “Kejahatan tidak akan terjadi

apabila tidak ada niat pelakunya dan kesempatan bagi pelakunya untuk melakukannya.” Bagi

Bang Napi, yang dalam setting tersebut berperan sebagai orang jahat (Napi biasanya

merupakan singkatan dari narapidana yang berarti orang yang sedang dipenjara sesuai dengan

gambaran dalam acara televisi tersebut bahwa Bang Napi ada di balik jeruji besi), hal-hal

yang biasa dilakukannya adalah kejahatan. Pelajaran yang dapat kita ambil sebagai orang

baik adalah bahwa kata “kejahatan” dapat kita ganti dengan kata “kinerja”, sehingga ucapan

Bang Napi tersebut dapat kita ganti menjadi: “Kinerja dapat ditentukan oleh beberapa faktor,

yaitu kemauan dan kesempatan.” Faktor lain yang tidak disebutkan oleh Bang Napi tetapi

sangat signifikan mempengaruhi kinerja adalah kemampuan. Gambaran dari ketiga faktor

tersebut adalah sebagaimana tampak pada Gambar 1. Sebagaimana tampak pada Gambar 1,

kemauan disebut pula dengan istilah motivasi, dan faktor-faktor tersebut –kemauan,

kesempatan dan kemampuan– ketiganya saling mempengaruhi. Artinya, orang yang

termotivasi sangat mungkin sekali untuk belajar, bahkan otodidak, untuk meningkatkan

kemampuannya, dan orang yang termotivasi bukan hanya pandai memanfaatkan kesempatan,

ia bahkan dapat menciptakan kesempatan bila dirasakan bahwa kesempatan yang

dibutuhkannya belum tersedia atau belum muncul. Bagi Anda yang belum termotivasi,

semoga dengan bertambahnya kemampuan Anda setelah membaca artikel ini akan semakin

termotivasi untuk berkinerja baik sehingga terbuka kesempatan yang lebih besar, misalnya,

untuk dipromosikan karena atasan melihat Anda sebagai pegawai yang berkemampuan dan

berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti

pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan dan juga motivasi seseorang

untuk menjadi juara angkatan atau memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) tertentu.

Artikel ini akan memfokuskan pada masalah motivasi, dengan menjelaskan mengenai apa

saja yang dapat memotivasi seseorang, dan pada bagian akhir diberikan kuis untuk menilai

apa yang paling memotivasi Anda.

Gambar 1

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Page 2: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

2

Pengertian

Dalam Basalamah (2004) diuraikan beberapa pengertian tentang motivasi dan

kemudian disimpulkan sebagai berikut: motivasi adalah “segala sesuatu yang menyebabkan

seseorang untuk melaksanakan sesuatu (dorongan) dan mengarahkan perilakunya ke arah

pencapaian sesuatu tersebut secara konsisten.” Dalam praktik, “segala sesuatu” ini bisa

berbentuk apa saja, baik yang bersifat spiritual maupun material, dan tindakan yang

dilakukan untuk mencapai sesuatu tersebut juga bisa luar biasa. Sebagai contoh, ikan paus

yang beratnya bisa berton-ton, mampu mengangkat dan bahkan membalikkan badannya. Para

perokok yang kelas berat sekalipun, saat berpuasa mereka mampu untuk menghentikan

perilaku mereka menghisap rokok, meskipun saat berbuka puasa mereka kembali ke perilaku

semula, menjadi perokok berat. Hal ini persis seperti ungkapan peribahasa: “dimana ada

kemauan, di situ ada jalan.” Karena itu sangatlah penting bagi seseorang untuk mengetahui

dan mengenali apa yang paling dominan untuk membuatnya tergerak untuk melakukan atau

tidak melakukan sesuatu. Dalam teori kepemimpinan (leadership theory) bahkan disebutkan

menjadi tugas pimpinanlah untuk memotivasi para pengikutnya agar tujuan organisasi dapat

tercapai.

Hal ini disebabkan karena pemimpin adalah orang yang berada di barisan paling

depan yang diharapkan para pengikut untuk mengarahkan mereka, sehingga tidaklah

mengherankan apabila pemimpin yang efektif atau “pemimpin yang baik” pada umumnya

sangat pandai untuk memotivasi diri sendiri (self motivated) dan memotivasi para

pengikutnya. Bagaimana Mahatma Gandhi dengan ajaran “ahimsa” atau “swadesi” telah

mampu menggerakkan rakyat India pada masa Pemerintahan Inggris untuk melakukan apa

yang diperjuangkan oleh Pemimpin Besar India tersebut. Apa yang membuat seorang

pemimpin tersebut termotivasi bisa saja berbeda antara satu pemimpin dengan pemimpin

yang lain. Sebagaimana dikemukakan oleh David McClelland, seseorang bisa saja termotivasi

untuk berkuasa karena mempunyai needs for power yang tinggi, sedangkan sebagian lain bisa

karena ingin memperjuangkan kesejahteraan rakyat yang membuatnya terpanggil untuk maju

menjadi Bupati, Walikota, Gubernur atau bahkan menjadi Presiden. Bagi politisi saingannya

bisa saja alasan kedua ini dinilai “klise” atau alasan yang dicari-cari saja untuk berkuasa.

Teori tentang Motivasi

Para ahli banyak yang mempelajari mengenai motivasi sehingga terdapat banyak

sekali teori mengenai motivasi ini. Basalamah (2009) meringkasnya menjadi enam kelompok

berikut ini, dimana seseorang dapat memotivasi atau termotivasi oleh satu atau lebih hal-hal

tersebut. Gambar 2 menjelaskan mengenai keenam kelompok teori tentang motivasi tersebut.

Gambar 2

Pengelompokan Teori tentang Motivasi

Page 3: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

3

1. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh kebutuhan.

Tiga teori yang dapat dikategorikan sebagai teori kebutuhan adalah hierarchy of needs

dari Abraham Maslow, ERG theory dari Clayton Alderfer, dan teori kebutuhan menurut

David McClelland. Ketiga teori kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Abraham Maslow adalah orang yang mengembangkan teori motivasi yang disebut

hierarki kebutuhan (hierarchy of needs). Menurut Maslow, manusia mempunyai lima

kebutuhan yang masing-masing akan dipenuhi apabila kebutuhan yang paling rendah

telah dipenuhi terlebih dahulu sebelum meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi.

Kelima kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan psikologis, yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologis

seperti makan, minum, bernapas, menjaga kesehatan, bertempat tinggal, seks dan

kebutuhan fisik lainnya.

2) Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan akan lingkungan yang aman, bebas

dari tekanan fisik ataupun psikis (emosional).

3) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan akan rasa cinta, rasa ingin memiliki, rasa

diterima dan persahabatan.

4) Kebutuhan untuk dihormati (esteem), yaitu kebutuhan untuk diakui oleh pihak lain

atau dianggap ada, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk mengurus diri

sendiri dan kebutuhan untuk mencapai cita-cita.

5) Kebutuhan akan pencapaian sesuatu (aktualisasi diri atau self actualization), yaitu

kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri, atau keinginan untuk menjadi

manusia yang sempurna.

b. Clayton Alderfer mengembangkan teori yang disebut Existence, Relatedness, and

Growth (ERG) theory (eksistensi, hubungan dan pertumbuhan), yang dapat dikatakan

sebagai rangkuman dari teori kebutuhan hierarkis dari Maslow, hanya saja menurut

Alderfer masing-masing kebutuhan tersebut dapat dipenuhi kapan saja tanpa harus

ada yang dipenuhi terlebih dahulu, atau ada kebutuhan yang lebih rendah

dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.

c. David McClelland juga mengembangkan teori yang menyatakan adanya tiga

kebutuhan, yaitu needs for achievement (kebutuhan untuk mencapai sesuatu), needs

for power (kebutuhan akan kekuasaan) dan needs for affiliation (kebutuhan akan

afiliasi). Menurut McClelland manusia tidaklah memiliki ketiga kebutuhan tersebut

sejak lahir, akan tetapi mempelajari ketiganya (Basalamah, 2004).

Berdasarkan ketiga teori kebutuhan tersebut, seseorang dapat memotivasi diri sendiri atau

orang lain dengan satu atau lebih kebutuhan yang diuraikan di atas. Artinya, apabila Anda

tahu bahwa diri Anda mempunyai kebutuhan akan kekuasaan yang rendah, maka jabatan

fungsional (Widyaiswara, Peneliti, Auditor atau jabatan fungsional lainnya) merupakan

pilihan yang sangat baik karena dalam jabatan ini “nyaris” tidak berurusan dengan

kekuasaan dan Anda dapat melakukan pekerjaan secara mandiri. Semakin produktif Anda

(apabila needs for achievement Anda tinggi) maka akan semakin cepat Anda naik pangkat

karena setiap dua tahun Anda bisa naik pangkat apabila Anda bisa mengumpulkan angka

kredit yang diperlukan. Demikian pula bagi seseorang yang mengenali dirinya begitu

“terikat” dengan keluarga, misalnya tidak bisa berpisah dengan istri (suami) dan/atau

anaknya, maka teori Abraham Maslow dapat “menahan” dirinya untuk tidak menerima

tawaran promosi di tempat lain apabila istri (suami) dan/atau anaknya enggan untuk

tinggal di tempat baru tersebut. Untuk mengetahui apa yang paling memotivasi diri, maka

pemahaman akan diri sendiri (self awareness) menjadi sangat penting sehingga apa yang

paling pas untuknya sebagai motivator dapat dengan mudah dipahami. Kuis atau asesmen

pada bagian akhir artikel ini merupakan titik awal yang baik untuk mengenali apa yang

paling memotivasi diri Anda.

Page 4: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

4

Sementara itu untuk memotivasi orang lain berdasar teori ini maka apabila seseorang

memahami apa yang paling diinginkan oleh orang yang ingin dimotivasi olehnya tersebut.

Apabila orang tersebut mengutamakan kebutuhan biologis, maka orang tersebut dapat

dengan mudah dipengaruhi apabila Anda menyediakan apa yang dibutuhkan olehnya

tersebut. Anda tidak usah heran apabila uang dan seks merupakan motivator yang sering

digunakan oleh seseorang untuk mempengaruhi atau bahkan menjebak orang lain, dan

tidak jarang orang dengan status sosial yang tinggi pun dapat terpengaruh. Beberapa

pejabat tinggi di Republik ini terekspos atau bahkan menjadi terhukum karena kasus

seperti ini. Hal ini menunjukkan kebenaran teori ERG bahwa kebutuhan tersebut tidak

harus berjenjang-jenjang tetapi bisa acak kemunculannya karena mereka yang berstatus

sosial tinggi juga bisa tetap melakukan hal yang dinilai paling rendah oleh Maslow, yaitu

memenuhi kebutuhan biologis. Jadi apabila Anda tidak ingin disebut rendah oleh

Maslow, jangan menggunakan kebutuhan biologis sebagai faktor yang dapat memotivasi

diri Anda. Atau seperti lirik lagu Shania Twain, “don‟t do something you may regret

someday.”

2. Memotivasi dengan menetapkan tujuan, atau termotivasi oleh adanya tujuan yang

hendak dicapai.

Teori penentuan tujuan (goal setting theory), yang dikembangkan oleh Edwin Locke,

menyatakan bahwa seseorang tidak akan termotivasi apabila ia tidak memiliki, dan tahu ia

tidak memiliki, keahlian yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Berbeda dengan

Gambar 1, dimana kemampuan dan motivasi saling mempengaruhi, menurut teori ini

kemampuanlah yang mempengaruhi motivasi. Menurut teori ini, untuk memotivasi diri

sendiri atau orang lain, pertama harus ditentukan tujuan yang ingin dicapai, misalnya pada

umur 25 sudah mengelilingi empat benua denngan biaya sendiri. Kemudian tentukan

pekerjaan-pekerjaan apa yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dengan

tetap memperhatikan bahwa keahlian yang diperlukan untuk mencapainya tersebut harus

dikuasai. Bila sekarang masih berumur 20, maka tidak perlu cemas karena dalam lima

tahun masih bisa dilakukan berbagai hal, termasuk mempelajari keahlian yang diperlukan

untuk dapat memperoleh uang dalam jumlah yang cukup untuk mengelilingi empat benua

tersebut. Inilah contoh sempurna dari peribahasa “dimana ada kemauan, di situ ada jalan.”

3. Memotivasi dengan menetapkan atau termotivasi oleh adanya harapan.

Cobalah Anda perhatikan undian-undian yang beredar di masyarakat kita: puting beliung,

tingkatkan transaksinya dan menangkan hadiahnya, semua itu memberikan harapan-harapan

yang oleh sebagian orang (menurut penelitian sebagian itu berarti masyarakat miskin karena

orang kaya yang berjudi punya motivasi yang berbeda dengan orang miskin yang berjudi).

Tindakan ini dilakukan semata-mata karena enggan atau malas bersusah payah untuk

menjadi kaya, melainkan menggunakan jalan pintas. Menurut teori penentuan harapan

(expectancy theory), seseorang akan termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu

apabila ia merasa mampu untuk mencapai tujuan tertentu yang mereka inginkan dari

pekerjaan tersebut. Artinya, dalam teori penentuan harapan suatu pekerjaan akan menjadi

penentu apakah tujuan bisa tercapai atau tidak. Berdasarkan teori ini, untuk memotivasi diri

sendiri atau orang lain, pertama evaluasi pekerjaan yang akan dilakukan tersebut dapat

digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Apabila dari hasil evaluasi tersebut

tidak mungkin, maka pekerjaan itu tidak akan dilakukan. Perhatikan di sini bahwa evaluasi

ini bisa sangat irrasional sesuai dengan harapan orang yang sering tidak rasional. Contoh

iklah dan judi tersebut menawarkan sesuatu yang seolah-olah sudah pasti dapat, padahal

masih harus diundi, dan probabilitas bagi seseorang untuk memperoleh undian tersebut

sangat kecil. Mengapa banyak orang yang tertarik dengan undian tersebut? Selain karena

Page 5: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

5

jalan pintas, menurut teori penentuan harapan adalah karena hal itu memberi harapan,

mempunyai nilai (berharga) dan imbalannya memadai. Alasan ketiga ini juga sering

digunakan untuk membedakan hadiah untuk juara pertama dengan juara kedua yang nilainya

sangat signifikan.

4. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh sikap yang adil.

Banyak orang yang merasa bersikap adil dapat untuk memotivasi dirinya atau orang lain.

Hal ini sejalan dengan teori persamaan (equity theory), dimana seseorang akan melihat apa

yang mereka peroleh (outcome) dalam kaitannya dengan upaya yang mereka berikan (input)

dan kemudian membandingkannya dengan rasio outcome dengan input dari orang lain yang

melakukan hal yang sama. Dari pembandingan tersebut, apabila tidak sama maka akan

menimbulkan masalah, baik apabila orang tersebut dirugikan (akan merasa dianaktirikan)

ataupun apabila orang tersebut diuntungkan (akan merasa dianakemaskan). Menurut teori

ini, apabila ia dirugikan ia akan merasa marah, sedangkan apabila diuntungkan ia akan

merasa bersalah. Keduanya dapat menyebabkan orang tersebut tidak termotivasi untuk

melakukan pekerjaan yang menimbulkan ketidakadilan tersebut.

Sebaliknya, apabila ia merasakan keadilan dalam perlakukan tersebut (yaitu rasio input

dengan outcome orang tersebut sama dengan rasio input dengan outcome orang lain yang

dibandingkannya, yang disebut dengan istilah referen atau referent), maka ia akan merasa

puas.

5. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh hadiah dan hukuman.

Barangkali inilah cara yang paling banyak digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain,

bahkan ada teori lain untuk mengubah perilaku yang disebut dengan OB Modification atau

biasa disingkat OB Mod. Para pengguna teori ini sering menyandarkan pada kenyataan

bahwa Tuhan juga menciptakan surga dan neraka sebagai bentuk penghargaan atau

pemberian hadiah dan hukuman. Banyak orang tua yang memberi imbalan kepada anak-

anak mereka untuk menyuruh agar anak-anak mereka tersebut mau melakukan sesuatu.

Karena cara ini oleh para pendidik dinilai buruk, mereka pun mengubah sedikit polanya,

yaitu hanya memberikan hadiah apabila anak-anak mereka berprestasi. Kedua cara ini

hakikatnya sama, membuat anak-anak mengejar hadiah, dan melakukan sesuatu atau

berprestasi menjadi „kendaraan‟ bagi mereka untuk mencapai hadiah.

Di sisi yang lain, hukuman juga dapat digunakan untuk “memaksa” agar orang tidak

melakukan sesuatu. Cara ini banyak pula digunakan oleh orang tua untuk mendidik anak-

anak mereka.

Memang hukuman dan hadiah dirancang untuk membuat orang menjadi takut atau senang

untuk berperilaku tertentu. Akan tetapi para ahli banyak yang mengatakan bahwa metode ini

kurang baik. Sebagai contoh, Quraish Shihab (1994) menyatakan bahwa orang yang

beribadat hanya karena ingin mencari surga, dan/atau orang yang tidak berbuat kejelekan

hanya karena takut akan neraka, tidaklah dapat dikatakan orang yang terbaik kualitasnya

karena berperilaku laksana pedagang yang cari untung atau laksana budak yang takut pada

majikannya. Terlepas dari kebaikan yang dilakukan tersebut adalah untuk dirinya sendiri,

manusia memang sudah sepantasnya untuk berbuat baik sebagai bentuk syukur manusia

kepada Sang Pencipta. Bukankah nikmat Tuhan sudah sedemikian banyak kepadanya?

6. Memotivasi dengan atau termotivasi oleh rancangan pekerjaan yang dibuat

sedemikian rupa sehingga menimbulkan motivasi bagi pelaksananya.

Job-person matched (JPM) yang diterapkan di Kementerian Keuangan menggunakan pola

yang menyerupai model ini karena dalam JPM seseorang dibandingkan antara kompetensi

yang dimilikinya dengan syarat kompetensi jabatan (SKJ) yang ditargetkan untuknya.

Page 6: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

6

Artinya, seseorang yang mempunyai JPM sebesar 100% berarti kompetensi A yang

dimilikinya sebesar 3 sama dengan SKJ yang juga besarnya 3.

Bagi Anda yang sulit untuk memotivasi diri menggunakan lima cara sebelumnya, maka cara

yang paling mudah adalah apabila yang bersangkutan senang dengan apa yang

dikerjakannya. Mengerjakan apa yang disenangi dapat membuat seseorang untuk lupa waktu

karena asyik melakukan pekerjaan tersebut. Hal ini sering terlihat pada anak-anak yang lupa

waktu saat bermain game, atau kutu buku yang kadang-kadang menghabiskan satu buku

penuh dalam satu malam sampai lupa kalau hari sudah menjelang pagi. Akan tetapi apabila

pekerjaan yang sekarang digelutinya bukanlah pekerjaan yang menjadi cita-citanya (atau

tidak dalam posisi mengerjakan apa yang disenanginya), maka cara yang dapat dilakukan

olehnya adalah menyenangi apa yang dikerjakannya. Artinya, apabila Anda tidak dapat

mengerjakan hal-hal yang disenangi, maka senangilah hal-hal yang Anda kerjakan.

Beberapa teori dikembangkan untuk mengaitkan antara rancangan pekerjaan dengan

kepuasan kerja dan hal-hal lain yang dapat menimbulkan motivasi. Salah satunya adalah

dengan menerapkan teori dua faktor (two-factor theory atau motivation-hygiene theory)

yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Menurut Herzberg, untuk memotivasi

pegawai maka pimpinan menciptakan pekerjaan yang mengandung faktor-faktor intrinsik

seperti pencapaian sesuatu (achievement), pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab,

pertumbuhan (growth) dan sebagainya yang akan menimbulkan kepuasan kerja, yang

disebut dengan istilah motivator, dan menghindari faktor-faktor ekstrinsik yang akan

menimbulkan ketidakpuasan kerja seperti kualitas pengawasan, gaji, kondisi kerja,

hubungan dengan sesama dan keamanan kerja serta kebijakan perusahaan, yang disebut

dengan istilah hygiene (Basalamah, 2004).

Cara lain yang biasa digunakan adalah dengan pengkayaan pekerjaan (job enrichment) dan

peningkatan pekerjaan (job enlargement). Pengkayaan pekerjaan (job enrichment) yaitu

proses perluasan tanggung jawab pegawai sehingga pekerjaan yang dilakukannya menjadi

lebih menantang dan memuaskan serta memperluas pengendalian terhadap pekerjaan yang

dilakukannya tersebut (Basalamah, ed., 1995). Hal ini berarti bahwa pegawai bukan hanya

diberikan pekerjaan yang lebih banyak, melainkan pula tingkatan pekerjaan, tanggung jawab

dan pengendalian terhadap pekerjaan tersebut semakin besar. Sementara itu peningkatan

pekerjaan (job enlargement) adalah proses penggabungan beberapa pekerjaan guna

menciptakan suatu pekerjaan baru dalam bentuk yang lebih luas meski dengan tingkat

kesulitan yang sama dan tanggung jawab yang kecil (Basalamah, 2009). Sebagai contoh,

sopir pejabat kantor yang diberi pekerjaan tambahan kerani (clerical) yang dapat dikerjakan

saat sedang tidak mengantar bosnya tersebut. Peningkatan pekerjaan di samping untuk

menambah wawasan pegawai yang bersangkutan dapat pula untuk menghilangkan

kebosanan karena mengerjakan pekerjaan yang monoton.

Cara lain lagi yang barangkali paling sering dilakukan adalah rotasi pekerjaan, khususnya

rotasi horisontal yaitu memindahkan seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam

posisi yang sejajar yang sering disebut mutasi.

Bagaimana Memotivasi Diri Sendiri dan Memotivasi Anak Buah

Untuk memotivasi diri sendiri sebenarnya tidak susah karena sekurang-kurangnya

cukup dengan melakukan dua langkah, bahkan menggunakan bahasa Mario Teguh, salah

seorang motivator Indonesia, cukup satu langkah yaitu langkah untuk menciptakan kemauan

adalah “ya mau saja.” Sementara itu dua langkah yang diperlukan adalah bahwa pertama Anda

harus mengenali diri sendiri apa yang paling memotivasi bagi diri Anda, atau menjawab

pertanyaa what motivates you most? Artinya, langkah pertama adalah mengenali motivator buat

diri Anda sendiri itu apa. Jika And belum tahu bagaimana mengenali hal-hal apa saja yang

paling memotivasi diri Anda, Lampiran artikel ini memuat kuis yang dapat digunakan untuk

Page 7: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

7

menentukannya. Setelah tahu apa yang paling memotivasi buat diri Anda, langkah kedua

adalah melakukan hal-hal yang dapat mengarah pada motivator tersebut. Sebagai contoh, jika

Anda mempunyai need for power yang tinggi (yang sering ditandai dengan keinginan untuk

memimpin organanisasi apa saja, senang ngatur, senang memberi bantuan kepada orang lain

yang menurut Anda memerlukan bantuan meskipun mereka bisa jadi sebenarnya tidak

memerlukannya, dan sebagainya), maka di Kementerian Keuangan hal yang harus Anda

lakukan hanyalah membaikkan kinerja dan meningkatkan kompetensi, baik hard skills yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi unit di Kementerian Keuangan yang menjadi

minat Anda, maupun soft skills yang dipersyaratkan dalam JPM. Sebagai contoh, hard skills

yang diperlukan untuk bisa bekerja di Ditjen Pajak adalah masalah perpajakan. Sementara itu

soft skills yang diperlukan di Kementerian Keuangan seluruhnya berjumlah 35 sesuai denngan

Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan (Persekjen) No. 55/SJ/ 2008 seperti

tampak pada Tabel 1 meskipun Anda tidak harus memiliki seluruhnya karena masing-masing

eselon 1 tempat Anda bekerja telah menentukan SKJ untuk tiap jabatan yang berarti

kompetensi apa saja yang diperlukan untuk menduduki jabatan tertentu.

Tabel 1

Pengelompokan Kompetensi menurut Kementerian Keuangan

Thinking Working Relating

Visioning

Innovation

In-Depth Problem Solving

and Analysis

Decisive Judgement

Championing Change

Adapting to Change

Courage of Convictions

Business Acumen

Planning and Organizing

Driving For Results

Delivering Results

Quality Focus

Continuous Improvement

Policies, Processes and Procedures

Safety

Stakeholder Focus

Stakeholder Service

Integrity

Resilience

Continuous Learning

Team Work and Collaboration

Influencing and Persuading

Managing Others

Team Leadership

Coaching and Developing Other

Motivating Others

Organizational Savvy

Relationship Management

Negotiation

Conflict Management

Interpersonal Communication

Written Communication

Presentation Skill

Meeting Leadership

Meeting Contribution

Sementara itu Suzanne Bates (2009) menyatakan bahwa meskipun seseorang tidak

dapat memotivasi setiap orang, akan tetapi semua orang dapat menginspirasi semua orang

untuk menemukan apa yang paling memotivasi mereka. Untuk itu Bates menyebutkan adanya

delapan prinsip sebagai berikut:

1. Dimulai dari diri Anda sendiri.

Menurut Bates, orang akan termotivasi oleh orang yang termotivasi. Karena itu menjadi

penting bagi pimpinan yang akan memotivasi anak buahnya untuk “menunjukkan” bahwa

dirinya juga termotivasi. Kalimat seperti: “Sudah, kamu saja. Saya kan sudah tua, sebentar

lagi pensiun” sering diartikan anak buah sebagai sudah tidak bergairah, sudah tidak

termotivasi. Dan ini menjadi contoh yang buruk. Karena itu sebaiknya tidak terucap dari

pemimpin yang akan memotivasi anak buah mereka. Tunjukkanlah semangat dan kecintaan

melakukan sesuatu yang diinginkan pemimpin untuk dilakukan oleh anak buahnya.

2. Komunikasikan dengan jelas.

Mengkomunikasikan kepada anak buah dapat membuat hubungan baik secara intelektual

maupun emosional, dan anak buah akan merasa lebih termotivasi apabila mereka mengerti

apa yang sebenarnya terjadi dan merasa ada hubungan dengan mereka. Seperti yang

dikatakan oleh Ken Leibler, mantan Presiden dan CEO Liberty Financial Companies, Inc.,

Page 8: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

8

“I always start from the premise that people want to feel something ... They want to know

why they are there and feel good about it. It is beyond financial success and the logic ....

Once you do that, you can get them excited about changing the industry, changing the

world.” Cara ini juga dikemukakan dalam www.themanagersguide.co.uk.

3. Pelajari apa yang paling memotivasi anak buah Anda.

Artinya, banyaknya teori motivasi sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan bahwa

orang mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Karenanya pemimpin haruslah menyadari

bahwa apa yang memotivasi bagi pemimpin tersebut belum tentu akan memotivasi anak

buahnya. Untuk itu menjadi sangat penting bagi pemimpin untuk mengetahui apa yang

paling memotivasi anak buahnya. Sebagai contoh, Bates mengutip pernyataan Rich

Krueger, CEO dari DynamicOps sebagai berikut:

“When you tell engineers that what you are doing is going to change how people do

things, it really motivates them. Engineers have to be working on new and

interesting things; they want to feel valued and that what they are doing is

significant. They are inventing; they want to create something, and you want to give

them an environment where they can express their creativity. They are the hardest

people to manage. You have to manage them one on one.”

“Salespeople want to make money, so you just say you‟re going to make money,

show them how, make your case, and if they believe that, it‟s very easy to motivate

them ...They will work hard if they believe they will make money.”

4. Buat hubungan yang bersifat personal dengan anak buah Anda.

Sebagaimana dikemukakan oleh Bates, hubungan yang sekecil apapun dapat mengubah

perilaku seseorang, dan hal ini bukan hanya menyenangkan anak buah, tetapi

menyenangkan diri Anda juga. Selain itu, anak buah juga akan lebih menghargai pimpinan

bila ia mau membuat hubungan yang bersifat personal. Apakah Anda memperhatikan

bagaimana orang Indonesia memberikan apresiasi kepada Barack Obama bukan karena

beliau adalah Presiden Amerika Serikat yang wajar apabila dihargai, tetapi lebih karena

beliau masih ingat bagaimana Abang Tukang Sate dan Abang Tukang Bakso menjajakan

dagangan mereka? Padahal dia sudah lama kembali ke Amerika dan ia hanya “singgah”

beberapa tahun saat kecil dulu.

5. Lakukan percakapan dengan anak buah Anda tentang diri mereka.

Selain berbicara secara personal, materi pembicaraan dengan anak buah juga jangan

berpusat pada diri Anda tetapi akan lebih berpengaruh secara emosional apabila topik

pembicaraannya adalah tentang diri dan (atau) masalah mereka.

6. Berikan pujian, akui hal baik yang anak buah lakukan, dan berikan penghargaan.

Pujian dan penghargaan dapat membentuk perilaku yang dikehendaki serta memberikan

nilai bagi keberhasilan organisasi, dan bagi orang yang dipuji, pujian itu akan dikenang

bertahun-tahun, bahkan apabila pelaksana yang sudah bekerja dengan baik kemudian dipuji

oleh Menteri secara tulus, mungkin tidak akan terlupakan seumur hidupnya. Hal serupa,

meski mungkin tidak seumur hidup, dirasakan oleh bawahan langsung yang mendapat

pujian dari atasan langsungnya. Dalam kaitannya dengan penghargaan, www.themanagers-

guide.co.uk menggunakan istilah penyediaan sumber daya yang diperlukan.

Apa dampaknya bagi bawahan selain kesenangan? Pujian dan penghargaan (apalagi yang

diberikan secara rutin dan bisa berkali-kali seperti employee of the month) dapat membuat

bawahan untuk terus berperilaku seperti yang mendapat pujian dan penghargaan tersebut.

Page 9: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

9

Bayangkan apabila pujian tersebut karena berprestasi kerja yang luar biasa, maka

pengulangan prestasi kerja yang luar biasa akan menguntungkan pula bagi organisasi.

7. Kerjakan apa yang Anda ucapkan, alias jangan hanya omong doang.

Kalau Anda melakukan apa yang Anda ucapkan, maka bawahan akan percaya pada Anda

dan organisasi, yang sekaligus akan membuat keberhasilan bagi atasan sebagai pemimpin.

Apabila tindakan pimpinan tersebut menunjukkan integritas, maka pemimpin akan dapat

melihat bagaimana organisasi secara keseluruhan akan terbentuk. Menurut Bates hal ini

bahkan menjadi prasyarat apabila pemimpin hendak melakukan transformasi. Hanya saja

memang hal ini perlu waktu, terlebih dalam organisasi yang pernah mengalami kesulitan,

saling tidak percaya, masing-masing bagian mengutamakan kepentingan bagiannya sendiri,

dan sebagainya. Dalam bahasa Kompas sebagaimana tampak pada Gambar 3, terdapat

banyak virus yang menyebabkan seseorang menjadi tidak termotivasi.

Gambar 3

20 Virus Penyebab Hilangnya Motivasi

8. Berikan kewenangan (empower) anak buah Anda.

Menurut Bates cara ini sangat bagus bahkan berdampak secara positif bagi organisasi

karena beberapa alasan sebagai berikut:

a. Orang akan sangat termotivasi apabila Anda memberi kepercayaan pada orang lain

untuk mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan karena belum tentu mereka akan

mengerjakan seperti cara Anda melakukannya.

b. Memberikan kebebasan dan fleksibilitas untuk menggunakan pertimbangan dan bakat

mereka akan sangat mempercepat progres pelaksanaan pekerjaan itu sendiri.

c. Pemimpin secara tersirat menunjukkan pesan penghargaan dan keinginan agar anak

buahnya bertindak kreatif serta menggunakan kemampuannya untuk mencapai tujuan

organisasi.

d. Micromanaging atau one man show yang berarti bos ngatur semuanya adalah sangat

tidak memotivasi. Hal ini berarti bahwa selain 20 virus penyebab hilangnya motivasi

sebagaimana tampak pada Gambar 3, micromanaging juga dapat menjadi virus. Secara

individu agar faktor-faktor tersebut dan micromanaging tidak menjadi virus, maka

setiap orang dapat membuat lingkaran seperti yang dibuat oleh Sri Rama dalam hikayat

Ramayana dan menempatkan diri yang bersangkutan dalam lingkaran tersebut.

Sebagaimana dalam hikayat Ramayana, Sri Rama mengatakan kepada istrinya, Dewi

Sinta, bahwa selama Dewi Sinta berada dalam lingkaran tersebut maka ia akan aman.

Tetapi karena godaan kijang kencana, Dewi Sinta mengulurkan tangannya keluar dari

lingkaran tersebut dan pada saat tangan tersebut keluar dari lingkaran itulah kijang

kencana berubah menjadi bentuk aslinya, Dasa Muka, yang menarik Dewi Sinta keluar

Page 10: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

10

dan membawanya pergi. Dalam kaitannya dengan lingkaran tersebut, sepanjang Anda

tetap berada dalam lingkaran maka Anda akan tetap termotivasi. Perhatikan Gambar 3,

khususnya tulisan “Kanan-kiri, atas-bawah munafik”. Kalau kanan dan kiri, atas dan

bawah semuanya munafik, bukankah yang ditengah, yaitu Anda, tidak ikut munafik?

Coba lagi perhatikan tulisan “Atasan pilih kasih”. Bukankah Anda bisa menjawab: “Itu

kan atasan, bukan saya.” Demikian seterusnya, sehingga Gambar 3 di atas dapat diubah

menjadi sebagaimana tampak pada Gambar 4.

Gambar 4

Cara Bertahan terhadap 20 Virus Penyebab Hilangnya Motivasi

Kesimpulan

Motivasi adalah “segala sesuatu yang menyebabkan seseorang untuk melaksanakan

sesuatu (dorongan) dan mengarahkan perilakunya ke arah pencapaian sesuatu tersebut secara

konsisten” (Basalamah, 2004), dan “segala sesuatu” ini dapat berbentuk apa saja, baik yang

bersifat material maupun tidak. Dalam teori, “segala sesuatu” ini dapat berupa kebutuhan,

tujuan yang hendak dicapai, harapan (baik harapan yang hanya isapan jempol belaka maupun

harapan yang dapat direalisasikan), sikap adil yang dirasakan, tersedianya atau disediakannya

hadiah dan hukuman, maupun dengan merancang pekerjaan sedemikian rupa. Akan tetapi

dalam kenyataan, seorang perokok “kelas berat” sekalipun (maksudnya yang dalam satu hari

bisa mengkonsumsi rokok dalam beberapa bungkus) dapat menghentikan kebiasaannya saat

yang bersangkutan berpuasa. Hal ini juga karena perokok tersebut “menciptakan” sesuatu

(yang dapat berupa ketakutan akan hukuman Tuhan seperti dalam teori hadiah dan hukuman,

maupun karena sebab lain seperti kesadaran diri bahwa pada bulan puasa ya harus puasa, dan

saat berpuasa ya harus tidak boleh makan, minum, merokok dan sebagainya hingga waktu

maghrib tiba) yang mengarahkan diri perokok tersebut untuk konsisten tidak merokok hingga

batas waktu yang ditentukan.

Dampak dari adanya “sesuatu” tersebut bisa sangat besar, baik yang bersifat destruktif

maupun konstruktif. Bagi Bang Napi, sesuatu itu dapat menimbulkan kejahatan, yang oleh

polisi sering disebut “motif.” Ikrar Nusa Bhakti (2009) juga menyatakan bahwa apabila

sesuatu itu berupa uang maka ia dapat mengakibatkan hal-hal yang bersifat “kolutif dan

koruptif.” Karena itu Bang Napi mengajarkan kepada kita untuk waspada, bukan hanya

karena hal itu merupakan tindak pidana, akan tetapi dapat pula berdampak pada keluarga

(istri/suami, anak-anak, orang tua dan sebagainya) dan mereka bisa merasakan sanksi

masyarakat berupa pengucilan, ejekan, dan sebagainya. Sisi konstruktifnya adalah bahwa kita

dapat meningkatkan kinerja diri sendiri maupun anak buah apabila dapat menemukan

“sesuatu” tersebut. Lampiran artikel ini menawarkan 15 pilihan terhadap “sesuatu” tersebut.

Page 11: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

11

Daftar Pustaka

Basalamah, Anies S., 2009. Modul Kepemimpinan. Kampus Bintaro: Sekolah Tinggi Akuntansi

Negara.

--------------, 2004. Perilaku Organisasi. Depok: Penerbit Usaha Kami.

--------------, ed., 1995. Manajemen: Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Tanpa nama dan tempat

penerbitan.

Bates, Suzanne, 2009. Motivate Like a CEO. New York: McGraw-Hill. Ikrar Nusa Bhakti, 2011. “Ketika Uang (Gayus) Jadi Panglima.” Kompas, 7 Januari 2011.

Shihab, M. Quraisy, 1994. Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan. Bandung: Penerbit

Mizan.

Test Cafe, Motivation Test, http://www.testcafe.com/mot/mot.html. Diakses 7 Januari 2011.

The manager‟s Guide, How to Motivate Individuals, http://www.themanagersguide.co.uk/how-

motivate-individuals.html. Diakses 7 Januari 2011.

LAMPIRAN

Kuis untuk Menentukan Apa yang Paling Memotivasi Anda

Sumber: Dikembangkan dari http://www.testcafe.com/mot/mot.html

Petunjuk: Pilih jawaban pada bagian kanan pertanyaan-pertanyaan berikut ini yang paling tepat menggambarkan mengenai diri Anda, kemudian lakukan evaluasi dengan menggunakan cara sebagaimana tampak pada

1 Jika dibuka open bidding di Depkeu, apakah Anda akan mendaftar? Selalu Sering Kadang2 Jarang

2 Apakah Anda pernah menang dalam pemilihan? (RT, RW, Ketua Kelompok tertentu, dsb.?)

Ya, bebe-rapa kali

Sekali-sekali

Tak pernah

menang

Tak per-nah ikut

3 Apakah Anda berharap suatu saat menjadi pejabat tinggi? Tentu saja

Paling2 Kabag

Mimpipun tidak

4 Apakah Anda senang memberi tahu orang lain tentang apa yang harus mereka lakukan?

Selalu Sering Kadang2 Jarang

5 Apakah Anda senang berganti-ganti mobil baru? Ya Tidak

6 Apakah Anda sering merencanakan untuk liburan besar setidak-tidaknya setahun sekali?

Selalu Saya maunya begitu, tapi kadang2 tak bisa

Mikirpun tidak

7 Apakah Anda berharap bisa sering2 makan di rumah makan yang mewah? Sekali seminggu Kadang2 Mikirpun tidak

8 Apakah Anda merasa paling bahagia jika telah menciptakan sesuatu yang baru? (menulis, memasak, dsb.)

Selalu Sering Kadang2 Jarang

9 Apakah Anda merasa bermasalah atau jadi bosan kalau diminta untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang sangat konvensional?

Selalu Sering Kadang2 Jarang

10 Apakah Anda pernah mempublikasikan tulisan, pameran lukisan / foto atau menyanyi dalam band?

Ya Waktu saya muda

Tidak pernah

11 Apakah Anda ingin bekerja di bidang artistik? Tentu saja Ya, tapi saya punya rencana cadangan

Sama sekali tidak

12 Seberapa penting posisi sosial Anda di masyarakat? Sangat Biasa Agak Tak perduli

13 Apakah Anda kecewa bila tidak diundang pesta oleh teman dekat Anda? Ya Tergantung situasinya

Biasa saja

14 Kalau memungkinkan, apa Anda akan memasang foto perkawinan Anda di koran?

Tentu saja

Boleh juga Sama sekali tidak

15 Apa Anda hanya menggunakan pakaian dari merk tertentu atau yang berkualitas tinggi saja?

Ya Maunya sih begitu, tapi tidak bisa

Mikirpun tidak

16 Apa Anda tersinggung bila orang menjelek-jelekkan profesi Anda sebagai PNS?

Tentu saja Kemungkinan besar

Bisa jadi Biasa saja

17 Apa Anda jengkel bila tidak diperlakukan seperti layaknya pejabat eselon tertentu?

Selalu Sering Kadang2 Jarang

18 Apa Anda lebih suka kelihatan terhormat dibandingkan menghasilkan banyak uang?

Ya Tidak

19 Apa Anda ingin punya rumah yang terbesar di lingkungan Anda? Ya Mikirpun tidak

20 Kalau boleh memilih, apakah Anda mau bekerja di organisasi internasional?

Tentu saja

Mungkin Tidak mau

21 Apakah Anda berharap bahwa orang akan memperhatikan Anda dan minta tolong pada Anda?

Selalu Sering Kadang2 Jarang

22 Apakah Anda pernah membayangkan menjadi terkenal? Selalu Sering Kadang2 Jarang

23 Apakah Anda ingin masuk menjadi berita koran-koran ternama, apapun Ya, tentu Kemungkinan Bisa Tentu saja

Page 12: MENGENALI MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA · berkinerja tinggi. Akan halnya kesempatan, misalnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan

12

caranya, baik secara positif maupun negatif? saja besar jadi tidak

24 Apakah Anda mau mengorbankan keyakinan Anda demi untuk bisa tampil sehari di TV?

Ya Mungkin saja Tentu saja tidak

25 Sejak berhenti sekolah, seberapa sering Anda pindah rumah atau tempat tinggal?

Lebih dari 5 kali

2 sampai 4 kali

Sekali Tidak pernah

26 Apa Anda senang menciptakan kebiasaan? Ya Tidak

27 Apakah Anda senang ber-ganti2 pekerjaan atau senang pindah dari satu kota ke kota lainnya?

Selalu Sering Kadang2 Jarang

28 Apa sahabat Anda sekarang adalah sahabat Anda sejak Anda mulai dewasa?

Ya, hampir semua 1 atau 2 masih sama

Tak punya sahabat

29 Apakah tujuan hidup Anda adalah jadi kaya? Tentu saja

Dianta-ranya

Cukup saja sudah senang

Saya ben-ci uang

30 Apa Anda berencana pensiun dini dengan jutaan rupiah dalam tabungan di bank ?

Ya Itulah mimpi saya Memikirpun tidak

31 Kalau harus memilih, apakah Anda lebih suka pekerjaan yang bergaji besar dibanding pekerjaan ang benar2 Anda sukai?

Tentu saja

Hanya untuk jangka pendek saja

Tidak juga

32 Jika tempat kerja cukup ditempuh dengan berjalan kaki, apa itu akan berarti besar bagi Anda?

Ya Sepertinya Iya Tidak juga

33 Apa Anda tidak keberatan menghabiskan banyak waktu berkendaraan (mobil/kereta) agar bisa pulang ke rumah setelah bekerja?

Ya, keberatan

Seringnya begitu

Kadang-kadang

Tidak juga

34 Apakah Anda bersedia pindah kota untuk pekerjaan yang Anda sukai? Ya Kemungkinan besar

Bisa jadi Mungkin tidak

35 Bila harus memutuskan untuk pindah kota, apakah cuaca menjadi pertimbangan Anda?

Selalu Seringnya begitu

Kadang2 Tidak juga

36 Apakah Anda seorang kutu buku? Selalu Sering Kadang2 Jarang

37 Apakah Anda senang tur ke musium? Selalu Sering Kadang2 Jarang

38 Apakah liburan Anda lebih bersifat pendidikan ketimbang hiburan (misalnya lebih suka melihat monumen dibanding pergi ke pantai?

Selalu Sering Kadang2 Jarang

39 Apakah Anda senang belajar selama masa karir Anda? Selalu Sering Kadang2 Jarang

40 Apakah Anda senang berderma? Selalu Sering Kadang2 Jarang

41 Seberapa sering Anda travel untuk liburan? > 5 kali Beberapa kali Sekali Tak pernah

42 Apakah Anda lebih menyukai perjalanan wisata yang avonturir? Selalu Sering Kadang2 Jarang

43 Apakah Anda bisa menghadapi kritik negatif? Sangat bisa Seringnya bisa Kadang2 Jarang

44 Apakah tujuan utama Anda menafkahi keluarga? Ya Ya, bersama penghasilan pasangan hidup saya

Tidak juga

45 Apakah Anda merencanakan untuk tinggal bersama keluarga seumur hidup Anda?

Tentu saja

Maunya sih begitu, tapi kadang2 tidak bisa seperti itu

Tidak juga

46 Apakah Anda merencanakan untuk atau sudah mengikuti jejak karir orang tua Anda?

Ya Mungkin juga Tidak juga

47 Apakah keberhasilan Anda untuk membuktikan kepada orang yang tidak mempercayai Anda bahwa dugaan mereka adalah salah?

Ya Ya tapi hanya untuk saya saja

Keberhasilan saya tak ada hubungannya dengan

orang lain

48 Apakah Anda senang menantang diri Anda sendiri (pekerjaan yang baru atau sulit, perjalanan yang mendebarkan)?

Selalu Sering Kadang2 Jarang

49 Apakah Anda bisa menerima perintah dari orang lain? Selalu Sering Kadang2 Jarang

50 Apakah Anda senang mengatur jadwal Anda sendiri? Selalu Sering Kadang2 Jarang

51 Apakah Anda bisa menerima kekalahan atau kesalahan? Selalu Sering Kadang2 Jarang

52 Apakah Anda mau menerima bantuan dari orang lain? Selalu Sering Kadang2 Jarang

Kategorikan jawaban-jawaban Anda pada 52 pertanyaan di atas ke dalam 14 hal berikut

ini. Anda tidak perlu cemas bila yang Anda cari kategorinya tidak tersedia di sini, karena kuis ini

hanya didasarkan pada satu sumber saja. Sumber lainnya dapat dicari di internet.

1. Kekuasaan Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 1 – 4, 21 dan 52

2. Gaya hidup Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 5 – 7

3. Kreativitas Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 8 – 11 dan 48

4. Status Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 12 – 20

5. Pengakuan dan/atau penghargaan Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 20 – 24

6. Stabilitas Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 25 – 28

7. Kemewahan dan/atau Kompensasi Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 20 dan 29 – 31

8. Lokasi Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 32 – 35

9. Intelektualisme Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 36 – 39

10. Sumbangan atau amal Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 40

11. Travel Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 41 – 42

12. Perbaikan diri Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 43 dan 51 – 52

13. Keluarga Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 44 – 46

14. Independensi Bila Anda menjawab sesuatu yang berarti ya pada pertanyaan 47 – 52