mengenal logical framework

5
MENGENAL LOGICAL FRAMEWORK Hampir semua proyek yang didanai oleh lembaga funding membutuhkan logical framework (logframe) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proposal proyek. Logframe merupakan suatu pendekatan perencanaan program yang disusun secara logis dengan menggunakan indikator yang jelas. Selain itu, logframe juga digunakan sebagaimanagement tools untuk perencanaan, penilaian, monitoring dan evaluasi. Penyusunan logframe membutuhkan beberapa kegiatan analisis, seperti analisis stakeholder, analisis problem, analisis tujuan, dan analisis strategis. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dibangunlah matriks logframe yang merupakan rangkuman dari tujuan program, strategi mencapai tujuan, asumsi yang digunakan dan bagaimana output dan outcome dimonitor. Langkah-langkah penyusunan logframe adalah sebagai berikut:

Upload: dede-sutisna

Post on 10-Dec-2014

596 views

Category:

Technology


3 download

DESCRIPTION

LFA

TRANSCRIPT

Page 1: Mengenal logical framework

MENGENAL LOGICAL FRAMEWORK

Hampir semua proyek yang didanai oleh lembaga funding membutuhkan logical framework

(logframe) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proposal proyek.  Logframe merupakan suatu

pendekatan perencanaan program yang disusun secara logis dengan menggunakan indikator yang jelas. 

Selain itu, logframe juga digunakan sebagaimanagement tools untuk perencanaan, penilaian, monitoring

dan evaluasi.  Penyusunan logframe membutuhkan beberapa kegiatan analisis, seperti analisis

stakeholder, analisis problem, analisis tujuan, dan analisis strategis.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dibangunlah matriks logframe yang merupakan rangkuman dari

tujuan program, strategi mencapai tujuan, asumsi yang digunakan dan bagaimana output dan outcome

dimonitor. Langkah-langkah penyusunan logframe adalah sebagai berikut:

Analisis Stkaholders

Page 2: Mengenal logical framework

Analisis stakeholder perlu dilakukan mengingat semua program dipengaruhi oleh stakeholder yang

memiliki beragam kepentingan, potensial, kekurangan, dan karakteristik lainnya.  Mereka memiliki peran

yang sangat penting dalam proses perencanaan dan implementasi program.  Banyak pengalaman program

yang gagal karena tidak mempertimbangkan kelompok stakeholder yang berpengaruh di masyarakat. 

Karena itu, amatlah penting untuk melakukan analisis terhadap stakeholder sebagai bagian dalam proses

perencanaan.

Analisis stakeholder dalam konteks logframe mencakup analisis masalah, kekuatiran, kepentingan,

harapan, keterbatasan, dan potesi dari kelompok penting, organisasi, pelaksana program, program lain,

dan para individu.  Karena itu Analisis stakeholder mengidentifikasi karakteristik stakeholder, target group

penerima manfaat, dan menentukan program apa saja yang akan diselesaikan melalui program intervensi. 

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memahami stakeholder yang paling terkena dampak dari problem

yang sedang dihadapi dan memahami peran dan kepentingan berbagai stakeholder dalam menyelesaikan

problem.  Pertanyaan kunci dari analisis stakeholder adalah ‘problem siapakah ini?’ dan jika intervensi

program dilakukan pertanyaannya adalah ‘siapa yang diuntungkan?’.  Berdasarkan analisis stakeholder ini,

maka dapat dibedakan antara target group dan group stakeholder lainnya.

Analisis problem

Analisis problem dilakukan untuk mengidentifikasi problem kunci, tantangan dan kesempatan,

serta hubungan sebab-akibat.  Analisis problem ini sangat penting mengingat pengembangan program

umumnya dalam rangka mengatasi masalah pembangunan.    Karena itu analisis problem mencoba

mencari ‘akar masalah’ bukan sekedar gejala, sehingga desain program yang dibangun dapat

menyelesaikan masalah.  Salah satu alat yang sering digunakan dalam analisis ini adalah ‘pohon problem’

yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu: identifikasi daftar masalah utama, identifikasi inti masalah, identifikasi

hubungan sebab-akibat, melakukan pengecekan logika, dan menyusun diagram pohon problem.  Gambar

berikut adalah contoh sederhana diagram pohon problem

Analisis tujuan

Analisis tujuan dilakukan untuk mengembangkan tujuan program berdasarkan problem yang

sudah diidentifikasi serta menentukan cara untuk menyelesaikan problem tersebut.  Alat yang sering

digunakan untuk analisis tujuan adalah ‘pohon tujuan’ yang strukturnya sama persis dengan ‘pohon

masalah’, tinggal mengubah pernyataan problem (negatif) di pohon problem menjadi pernyataan tujuan

(positif) di pohon tujuan.  Contoh struktur pohon tujuan berdasarkan diagram pohon masalah sebelumnya

adalah sebagai berikut:

Analisis strategi

Analisis strategi adalah tahapan identifikasi pilihan-pilihan strategi untuk mencapai tujuan

program.  Dari pilihan yang ada kemudian ditentukan strategi yang paling tepat berdasarkan tujuan utama

pengembangan program.  Pilihan strategi mesti mempertimbangkan resiko yang mungkin muncul serta

membangun kriteria seperti target group penerima manfaat, keberlanjutan manfaat, kemampuan

memelihara aset setelah program selesai, jumlah biaya yang dibutuhkan, kelayakan teknis, kontribusi

terhadap penguatan institusi, dampak terhadap lingkungan, dan kesesuaian dengan prioritas program

pemerintah.   Contoh diagram analisis strategi adalah sebagai berikut:

Matriks Logframe

Matriks logframe merupakan hasil dari analisis logframe diatas yang menyajikan ringkasan apa

yang menjadi tujuan program dan bagaimana melakukannya, apa yang menjadi asumsi dasar, dan

Page 3: Mengenal logical framework

bagaimana output dan outcome dimonitor dan dievaluasi.  Struktur matriks logframe terdiri dari hirarki

tujuan (goal, purpose, outcome), kegiatan, indikator pengukuran, metode verifikasi, dan asumsi.  Tabel

berikut adalah contoh struktur matriks logframe:

Project Description Indicator

Means of Verification (MOVs) Assumption

Goal/Impact/ultimate obkective Indicator MOVs Assumption

Purpose/outcome/immediate objective Indicator MOVs Assumption

Component objective/Intermediate result Indicator MOVs Assumption

Outputs Indicator MOVs Assumption

Activities (optional)

Milestones specified in activitiy schedules and scope of services.  Works plan and managament reports on physical and financial progress

Umumnya matriks logframe tidak mencantumkan keseluruhan daftar kegiatan, melainkan hanya kegiatan

utama saja.  Hal ini dimaksudkan agar matriks logframe hanya berisi ringkasan apa yang menjadi tujuan

proyek ketimbang menggambarkan terlalu banyak detail tentang bagaimana mencapai tujuan tersebut. 

Deskripsi kegiatan lebih baik ditempatkan pada dokumen yang berbeda.

Beberapa matriks logframe lebih memilih menggunakan resiko daripada asumsi.  Perbedaan antara

keduanya adalah resiko menggunakan pernyataan negatif tentang apa yang mungkin bisa terjadi dan

menghalangi pencapaian tujuan, sementara asumsi menggunakan pernyataan positif tentang kondisi yang

dibutuhkan untuk menjamin kegiatan berjalan sesuai rencana.  Pemilihan penggunaan asumsi atau resiko

tidak jadi masalah sebab keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menilai faktor eksternal diluar

kontrol pengelola proyek yang bisa mempengaruhi proyek, seperti kenaikan harga, perubahan cuaca,

perubahan kebijakan pemerintah, dsb.

Konstruksi matriks logframe memerlukan logika sebab-akibat yang merupakan rasionalisasi dari setiap

hirarki tujuan, seperti gambaran berikt ini:

-          Jika input disediakan, maka rencana kerka akan dilaksanakan

-          Jika rencana kerja dilaksanakan, maka output akan dihasilkan.

-          Jika output dihasilkan, maka component objective akan tercapai

-          Jika component objective tercapai, maka purpose akan tertopang

Page 4: Mengenal logical framework

-          Jika purpose tertopang, maka akan berkontribusi pada ultimate goal

Prinsip dasar dari logika tersebut adalah pencapaian tujuan di hirarki yang lebih rendah mendukung

pencapaian hirarki yang lebih tinggi yang pada gilirannya berdampak pada capaian hirarki tujuan yang

paling tinggi (goal).  Kesalahan umum dalam membangun hirarki tujuan adalah menggunakan logika

kategori seperti contoh berikut:

Kesalahan lain yang juga sering muncul dalam membangun hirarki tujuan dari sebuah matriks logframe

adalah menggunakan logika definisi seperti contoh berikut:

Membangun hirarki tujuan dalam matriks logframe yang baik tidak hanya bersandarkan pada logika sebab-

akibat tapi juga berdasarkan hasil kajian, teori dasar menurut sektor teknis, dan keahlian pengelola proyek

yang berpengalaman.

Setiap lembaga funding memiliki terminologi yang berbeda terhadap level atau hirarki tujuan, karena itu

penyusunan logframe sebaiknya menggunakan terminologi yang digunakan oleh lembaga funding yang

bersangkutan.  Beberapa terminologi dasar yang perlu dipahami adalah sebagai berikut:

Goal/Impact/ultimate obkective                      Merupakan tujuan akhir dari pelaksanaan proyek yang

pencapaiannya tergantung pada interaksi antara kondisi eksternal dan purpose dari proyek itu sendiri.  

Pengelola proyek tidak, atau hanya sedikit, memiliki kontrol terhadap dampak akhir dari proyek.   Beberapa

contoh goal: peningkatan pendapatan, menurunnya tingkat kematian anak, terhentinya degradasi

lingkungan, status nutrisi yang lebih baik.

Purpose/outcome/immediate objective         Apa yang diharapkan dari proyek sebagai akibat dari output

yang dihasilkan.  Purpose adalah motivasi dibelakang output proyek yang sering dipersamakan dengan

status akhir proyek.  Sama seperti goal, pengelola proyek juga tidak memiliki kontrol terhadap purpose.

Beberapa contoh purpose: meningkatnya produktifitas pertanian, meningkatnya total produksi, kawasan

yang direhabilitasi.

Output                                                                   Produk atau servis yang dihasilkan melalui serangkaian

kegiatan dengan menggunakan input proyek.  Pengelola proyek memiliki kontrol langsung terhadap output

(selain input dan kegiatan). Beberapa contoh output: rancangan sistem irigasi skala kecil, training,

konstruksi, pemasaran.

Berikut ini adalah contoh matriks logframe

Referensi:

AusAID, 2005.  The logical framework approach

EPU, 2010.  Handbook for logical framework analysis

USAID, 2010.  Building a result framework