membangkitkan kejayaan nilam aceh -...
TRANSCRIPT
MEMBANGKITKANKEJAYAAN NILAM ACEH
w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d
EDISI 232 . FEBRUARI 2019IS
SN 0
215
-29
16
BENARKAH WANITA DILARANG MEMAKAI
PARFUM?
MENJAWAB KERAGUAN VAKSIN MR
NEELAM PARFUME,PERSEMBAHAN ACEH
UNTUK DUNIA
EDISI 230 . DESEMBER 2018 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
IFTITAH2 XXX 3
ACEH merupakan provinsi yang memiliki kekayaan alam melimpah. Kekayaan alam ini menjadi potensi besar jika dikelola dengan baik. Salah satunya adalah tanaman nilam yang banyak ditemui di kawasan Lamno, Aceh Jaya. Olahan tanaman ini menghasilkan minyak yang menjadi komoditas unggulan serta memiliki nilai jual tinggi. Minyak nilam sangat diminati oleh para pelaku usaha mancanegara, terutama dari Swiss, Perancis, hingga Amerika.
Jenis minyak atsiri yang dihasilkan dari penyulingan nilam telah menembus pasar internasional. Minyak ini juga banyak digunakan dalam dunia kesehatan, kecantikan, dan bidang lainnya.
Namun, keunggulan yang dimiliki dari tanaman nilam, tidak sebanding dengan kondisinya saat ini. Harum nilam di Aceh seakan mulai memudar. Minimnya perhatian serta pengelolaan yang tidak baik, membuat komoditas ini seakan dilupakan. Padahal, permintaan nilam di pasar internasional sangat tinggi.
Menyadari kondisi dan peluang ini, Universitas Syiah Kuala berusaha
membangkitkan kembali nilam Aceh. Usaha ini dilakukan agar nilam Aceh kembali mendapat tempat di pasar dunia. Langkah itu ditempuh dengan membentuk pusat studi Atsiri Research Center (ARC) yang fokus memperkuat dan mengembangkan nilam Aceh. ARC Unsyiah juga menjadi mitra pemerintah daerah, seperti pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, untuk melakukan pembinaan kepada petani nilam.
Selain itu, melalui pusat studi ini, Unsyiah berusaha mencari dukungan dari berbagai pihak demi penguatan, peningkatan, serta inovasi nilam di Aceh. Terlebih lagi, kualitas nilam Aceh merupakan yang terbaik di dunia dan dapat menjadi komoditas andalan ekspor nonmigas.
Segala keunggulan ini tentu tidak ada maknanya jika tidak didukung oleh seluruh elemen terkait. Unsyiah berharap, hadirnya pusat studi Atsiri Research Center menjadi langkah baru mengharumkan kembali nilam Aceh. Langkah ini juga bagian dari kontribusi nyata Unsyiah dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di Aceh. (Redaksi)
Langkah UnsyiahMengharumkan Nilam AcehChairil Munawir MT, S.E., M.M.Kepala Humas Unsyiah
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS
PEMBINA
PENASIHAT BIDANG REDAKSI
PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKSIEDITOR PEWARTA
FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGAN LOGISTIK SIRKULASIWEB MASTER
STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah YulianurBC. (Wakil Rektor III); Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)
Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)Abdul Rochim, S.Sos. M.PdChairil Munawir MT, S.E. M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Rika Marlia, S.E. M.M.Uswatun Nisa S.I.Kom. M.A.Ferhat, S.E. M.M.Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |Muksalmina, S.Sos.I.Syahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinNadia Ulfa, A.Md.Munawar, S.H. Saidi Muhammad Iqbal, S.I.Kom.
WARTA UNSYIAHEdisi 232 . Februari 2019
ISSN 0215-2916Tebal Isi 48 Halaman
DITERBITKAN OLEHHumas UniversitasSyiah Kuala
TWITTER@univ_syiahkuala
YOUTUBEUnsyiah TV
WEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.id
INSTAGRAM@univ_syiahkuala
Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke [email protected] (600-700 kata)
REDAKSI DAFTAR ISI
IFTITAH 3Langkah Unsyiah Mengharumkan Nilam Aceh
EDUKASI 6-7Mengharumkan Kembali Nilam Aceh
MAHASISWA 8-9Neelam Parfume, Persembahan Aceh untuk Dunia
PAKAR 16Kita Butuh Tenaga Terampil dari Kalangan Muda
PENGABDIAN 18-19Kuliah Kerja Nyatadi Negeri Tetangga
KREATIF 20-21Kumpulan PuisiNailur Rahmah
PROFIL 22-23Dr. Yuliani Aisyah, S.TP, M.SiMenjadi Berarti bersama Atsiri
SEHAT 28-29Menjawab KeraguanVaksin MR
PERSPEKTIF 30-31Saatnya Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
RISET 32-33Antibakteri dari Minyak Atsiri Bunga Kenanga
FAKULTAS 36-37Magister Ilmu Kebencanaan;Ajarkan Masyarakat Sadar Bencana
ENGLISH 38-39A Glance of Human Right
MUTU 42-43Peran Unsyiah dalamPenguatan PTS di Aceh
WartaMembangkitkan Kejayaan Nilam Aceh
Polem Nilam Aceh beujaya, tanyoe seujahtera
FOKUS 10-15Membangkitkan Kejayaan Nilam Aceh
Menjadi Klaster Inovasi Terbaik di Indonesia
RELIGIA 40-41Benarkah WanitaDilarang Memakai Parfum?
KABARUnsyiah dan PayTren Jalin Kerja Sama
Unsyiah Kukuhkan Tiga Profesor
SAGOE POLEM
Saya berbuat semampunya. Saya tidak ingin menciptakan produk yang tidak ada gunanya bagi orang lain. Dr. Yuliani Aisyah, S.TP, M.Si
Temuan ini kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Atsiri Research Center (ARC) Unsyiah. Akhir 2016, berdirilah pusat riset ini.Dr. Syaifullah Muhammad
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
EDUKASI6 EDUKASI 7
dari pasaran. Bisa jadi beberapa tahun ke depan akan hilang jika tidak segera dibudidayakan kembali.
Sadar akan permasalahan ini, Universitas Syiah Kuala mendirikan pusat riset Atsiri Reasearch Center (ARC). Kehadiran pusat riset yang diresmikan akhir tahun 2016 silam ini, diharapkan dapat memperkuat subsistem agroindustri di Aceh, terutama nilam. Agroindustri nilam dari hulu dan hilir membutuhkan dukungan seperti quality control, inovasi produk untuk peningkatan kualitas produk.
Menurut Kepala ARC Unsyiah, Dr. Syaifullah Muhammad, ST,.M.Eng, saat ini nilam Aceh bukan lagi primadona bagi petani, tetapi tidak bagi pecinta parfum. Aroma nilam Aceh yang tahan lama selalu dicari dunia. Nilam Aceh merupakan yang terbaik di dunia karena sudah memenuhi kualitas SNI dan ekspor. Nilai patchouli alkoholnya di atas 30 persen dan rendaman minyaknya di atas 3 persen. Aroma parfum biasa bertahan 2-3 jam, tetapi aroma parfum yang menggunakan nilam dapat bertahan 12-72 jam sesuai konsentrasinya.
Unsyiah melalui ARC berkomitmen membangkitkan kembali industri minyak nilam Aceh agar tetap mendapat kepercayaan pasar dunia, terutama industri parfum. Beberapa inovasi dilakukan, seperti inovasi ketel penyulingan nilam yang menghasilkan warna minyak sesuai permintaan industri parfum yaitu bening keemasan, bukan pekat kehitaman. Inovasi ini dirancang untuk meningkatkan nilai jual minyak nilam Aceh. Selama ini minyak nilam Aceh diolah oleh pengusaha di luar Aceh, sehingga nilai
tambah yang relatif besar didapatkan oleh pihak lain.
Kegigihan ARC Unsyiah membantu industri nilam Aceh, telah menjadikan pusat studi ini sebagai Pusat Unggulan Iptek Nasional oleh Direktorat Kelembagaan Kemenristek Dikti. Penunjukkan ini dilakukan pada bulan Maret 2019. Beberapa prestasi ARC dituangkan dalam competitive proposal secara nasional. Selanjutnya tim ARC mempresentasikan secara oral dan dievaluasi oleh juri yang berpengalaman. Kemudian terpilihlah ARC sebagai salah satu Pusat Unggulan Iptek Nasional untuk nilam (center of excellent nilam).
Penetapan ini menambah semangat ARC Unsyiah dalam memgembangkan atsiri nilam di Aceh. ARC terus memberi dukungan bagi petani dan pelaku nilam di Aceh. Melalui pengembangan produk berbasis minyak nilam dapat menjadi income generatif bagi Unsyiah dan masyarakat, sehingga masyarakat dapat hidup lebih baik dan sejahtera. (cds)
Minyak atsiri merupakan campuran senyawa berwujud cair yang mudah
menguap dan berasal dari bagian tanaman seperti kulit, akar, daun, batang, buah, biji serta bunga dengan metode penyulingan. Minyak atsiri sering juga disebut essential oil. Karena mudah menguap, minyak ini menimbulkan aroma yang khas. Dalam keadaan murni dan segar, minyak atsiri tidak berwarna. Atsiri sendiri adalah sebutan untuk jenis tumbuhan yang mampu menghasilkan minyak nabati yang mudah menguap seperti nilam, cengkeh, sirih, kayu putih, kayu manis, cendana, dan lain-lain.
Minyak atsiri memiliki titik uap rendah sehingga mudah menguap. Pembuatannya berasal dari campuran banyak senyawa. Tetapi mengeluarkan satu bau yang khas dari minyak atsiri tesebut. Senyawa dalam komponen minyak atsiri sangat kuat, sehingga mempengaruhi urat saraf manusia terutama hidung. Minyak ini sukar larut dalam air dan pelarut polar lainnya.
Banyak manfaat minyak atsiri dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya dapat digunakan saat relaksasi untuk mengurangi stres. Selain sebagai penyegar dan pengharum ruangan, minyak atsiri sering digunakan sebagai bahan produk kecantikan serta perawatan tubuh.
Tumbuhan yang dapat menghasilkan
dunia. Kekhasan minyak atsiri Aceh sudah mendapatkan penghargaan dari pemerintah Indonesia. Bahkan, negara Amerika dan Perancis turut mengincar nilam yang ada di Aceh. Nilam merupakan komoditas lokal yang bernilai ekonomis besar. Indonesia merupakan pemasok 90 persen kebutuhan minyak nilam di dunia.
Namun, sentra produksi nilam Aceh mulai lesu. Di beberapa kabupaten, petani beralih ke tanaman lain yang membutuhkan modal lebih kecil. Hal itu disebabkan harga jual nilam mulai rendah, sementara modal yang dibutuhkan untuk membudidayakan nilam lebih besar. Sudah dua tahun terakhir, nilam mulai berangsur hilang
MENGHARUMKAN KEMBALI NILAM ACEH
Aroma parfum yang menggunakan nilam dapat bertahan 12-72 jam.
“
minyak atsiri adalah satu komoditas tanaman yang mempunyai nilai jual sangat tinggi dan mudah dikembangkan. Proses pengolahannya tergolong mudah begitupun dengan alat-alat yang digunakan. Terdapat banyak jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai penghasil minyak atsiri. Harga minyak atsiri di pasaran Indonesia saat ini tergolong mahal.
Pembahasan atsiri tidak terlepas dari Aceh yang merupakan penghasil komoditas tanaman tersebut dengan mutu terbaik. Aceh memiliki beragam komoditas atsiri, salah satunya adalah nilam. Pemintaan minyak atsiri Aceh seperti nilam sangat tinggi. Kualitas nilam di Aceh merupakan terbaik di
MAHASISWA 9
Nilam telah lama dikenal sebagai
komoditas unggulan dari
Aceh. Bahkan, dikenal memiliki
kualitas terbaik di dunia. Kadar Patchouli
Alkohol (PA) dari nilam Aceh sangat
tinggi dibandingkan wilayah lain. Jika di
daerah lain kadar PA-nya di bawah 25
persen, nilam Aceh dapat mencapai 38
persen.
Kepala Atsiri Research Center (ARC)
Unsyiah yang juga dosen Fakultas Teknik
Unsyiah, Dr. Syaifullah Muhammad,
mengatakan banyak keistimewaan
dari atsiri yang dapat dikembangkan.
Jika ditekuni riset di bidang ini, dapat
membuka jalan kebaikan bagi banyak
orang.
Hal inilah yang memotivasi beberapa
mahasiswa dan alumni Fakultas Teknik
Unsyiah untuk mengolah atsiri di Aceh
menjadi produk yang memiliki nilai jual.
Salah satunya produk parfum, Neelam
digunakan sedikit saja, tetapi sangat
memengaruhi aroma sebuah parfum.
“Saat ini, Neelam Parfume sudah
memiliki dua varian aroma, coffee dan
cadenza atau green tea. Tapi, sampai
sekarang kami masih berupaya membuat
kadar nilam terbaik. Belum fokus untuk
menghasilkan inovasi wewangian lain
yang lebih variatif,” ujar Ismi.
Neelam Parfume telah beredar di pasaran
sejak beberapa bulan lalu. Selain penjualan
secara offline, Neelam Parfume juga dijual
Parfume. Produk ini diproduksi oleh
empat mahasiswa, yaitu Rosa Ardela,
Sabrina Khairunnisa, Mulia Irawan, dan
Khalid Mizar. Mereka juga dibantu oleh
dua alumni, yaitu Ismi Radhiallah Yaqut
dan Adinda Gusti Vonna, serta dibimbing
sejumlah dosen yang tergabung dalam
ARC Unsyiah.
Neelam Parfume digagas pada Agustus
2018 lalu dari hasil penelitian yang
dilakukan empat mahasiswa tersebut.
Sebagian mereka meneliti produk
parfum, dan sebagian lainnya melakukan
penelitian tentang minyak nilam. Dari
penelitian itu, mereka mencari korelasi
antara minyak nilam dan dunia parfum.
Mereka juga yakin, olahan minyak nilam
Aceh dapat menjadi produk unggulan.
Terlebih lagi kualitasnya telah diakui
dunia.
Ismi Radhiallah Yaqut, Manajer Bisnis
ARC Unsyiah, mengatakan jika ingin
memajukan agrobisnis di Aceh, harus
dimulai dari produk-produk unggulan
Aceh.
“Jangan memproduksi sesuatu yang
kita sendiri kekurangan bahan bakunya.
Tetapi kita harus mengolah sesuatu yang
kita sendiri kuat di sisi itu, nilam salah
satunya,” ujar Ismi saat ditemui Warta
Unsyiah di kantor ARC Unsyiah.
Bahan baku Neelam Parfume diperoleh
dari Aceh Jaya dan agen nilam di Banda
Aceh. Proses produksinya terbagi dalam
dua tahap, yaitu permurnian nilam
dan mem-blending berbagai aroma
dengan minyak nilam. Selama enam
bulan pertama, mereka mengalami trial
dan error hanya untuk mencari kadar
nilam terbaik. Untungnya alat produksi
yang mereka gunakan adalah hibah
dari Kemenristekdikti dan modal usaha
berasal dari ARC Unsyiah.
Ismi menjelaskan kadar nilam dalam
parfum sebenarnya tidak begitu besar,
hanya dibutuhkan sedikit saja. Contohnya
menyuling nilam sebanyak 640 ml selama
8,5 jam, hasilnya dapat digunakan untuk
474 botol parfum. Minyak nilam hanya
NEELAM PARFUME, PERSEMBAHAN ACEH UNTUK DUNIA
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
Saat ini, Neelam Parfume sudah memiliki dua varian aroma, coffee dan cadenza atau green tea.
“
8 MAHASISWA
secara online di beberapa aplikasi online
shop. Satu botol parfum ini dibanderol
dengan harga Rp120.000. Harga ini
terbilang ekonomis untuk sebuah parfum
yang aromanya bertahan lebih dari 12 jam.
Ke depannya, mahasiswa dan alumni
Unsyiah ini ingin memproduksi parfum
yang mencerminkan nilai dan ciri khas
suatu daerah. Seperti yang diketahui,
Indonesia sangat kaya dengan berbagai
tanaman dan rempah. Mereka berharap
dapat menyatukan semua kekayaan ini.
“Setelah berhasil mengembangkan
produk ciri khas Aceh, kami berharap
dapat menghasilkan produk yang
menceritakan Indonesia secara luas,”
pungkas Ismi. (un)
Informasi terkait Neelam Parfume
bisa didapatkan melalui:
Telp : 081398571923
Ig : @neelamparfume
Fb : Neelamessential
Email : [email protected]
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
XXX10 XXX 11
Atsiri Research Center (ARC) Unsyiah
Membangkitkan KejayaanNilam Aceh
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
FOKUS12 FOKUS 13
Ratusan tahun lalu, nilam
Aceh pernah berjaya di
pasar internasional. Para
eksportir di beberapa
negara seperti Amerika,
Perancis, Belanda termasuk pula Australia
telah mengakui, jika nilam Aceh tak sama
dengan nilam dari daerah lain. Kualitas
serta mutunya jauh berbeda.
Namun, semua fakta yang
membanggakan itu kemudian menjadi
ironi. Pesona nilam Aceh tak mampu
mengangkat kesejahteraan masyarakat
Aceh. Penyebabnya pun beragam, mulai
dari konflik Aceh yang berkepanjangan,
tata niaga yang buruk, serta fluktuasi
harga yang tak menentu.
Kegelisahan inilah yang kemudian
mendorong Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi
Aceh, meminta para peneliti Universitas
Syiah Kuala untuk memetakan kembali
persoalan industri nilam di Aceh. Langkah
ini diharapkan mampu membangkitkan
kembali pamor komoditi unggulan negeri
Serambi Mekkah ini.
Pada tahun 2015, para peneliti Unsyiah
pun mengunjungi seluruh sentra nilam
yang ada di Aceh. Kepala Atsiri Research
Center (ARC) Unsyiah, Dr. Syaifullah
Muhammad menceritakan, dari hasil
kunjungan tersebut mereka menemukan
fakta, bahwa permasalahan industri
nilam Aceh cukup banyak.
“Namun, semua permasalahan tersebut
terdistribusikan dalam empat sub sistem
yaitu upstream off farm, on farm,
down stream dan supporting,” ungkap
Syaifullah di ruang kerjanya saat ditemui
Warta Unsyiah.
Secara rinci Syaifullah menjelaskan, yang
dimaksud upstream off farm terkait bibit,
pupuk, biopestisida, mesin pendukung
pertanian. Lalu on farm terkait
penanaman, seperti tanah, perawatan
penyakit, metode panen, pengendalian
kesuburan, serta hama.
Kemudian down stream terkait
pascapanen dan pemrosesan seperti
ketersediaan bahan baku, penyulingan,
pengendalian mutu, dan pengemasan
produk. Sementara supporting adalah
hal-hal terkait pendukung akses
pemodalan, sumber daya manusia, riset,
serta regulasi pemerintah.
Berdasarkan pemetaan permasalahan
tersebut, akhirnya peneliti Unsyiah
menyimpulkan bahwa bagian yang
kosong ada pada supporting system
yaitu lembaga riset. Hasil temuan ini lalu
disampaikan kepada Rektor Unsyiah,
Prof. Dr. Ir. Samul Rizal, M.Eng. Sebuah
gagasan baru pun muncul. Unsyiah perlu
membentuk sebuah lembaga riset untuk
mendukung industri nilam di Aceh.
“Temuan ini kemudian menjadi cikal
bakal lahirnya Atsiri Research Center
(ARC) Unsyiah. Akhir 2016, berdirilah
pusat riset ini,” ungkap Syaifullah.
Melihat begitu complicated-nya
permasalahan industri nilam di Aceh,
maka struktur organisasi ARC Unsyiah
diisi oleh orang-orang berkompeten.
Mereka berasal dari berbagai disiplin
ilmu. Ada 7 profesor, 25 doktor, serta 15
master yang mengisi struktur organisasi
lembaga riset ini. Mereka ditempatkan
sesuai dengan bidang keahliannya.
“Jadi riset-riset kita terdistribusi di bidang
itu. Ada riset dari tata niaga dari sosial
ekonomi pertanian, peningkatan kualitas
dengan destilasi dan ketel inovasi, ada
riset tentang pembibitan, penyakit, dan
tanaman,” ujarnya.
ARC Unsyiah langsung bertindak. Mereka
menyusun master plan pengembangan
nilam Aceh dan berhasil meraih banyak
grant. Dalam rentang 2017-2018, ARC
Unsyiah berhasil mendapatkan grant
sebesar Rp2,44 miliar. Kepercayaan
terhadap lembaga riset ini juga berhasil
menarik sejumlah pihak untuk menjalin
kerja sama.
Inisiatif Unsyiah mendirikan lembaga
riset nilam ini adalah bagian dari realisasi
tridarma perguruan tinggi. Kolaborasi
dari para intelektual Unsyiah yang
tergabung dalam suatu wadah yaitu
ARC, diharapkan mampu mengangkat
kembali kejayaan industri nilam Aceh.
Syaifullah pun menyadari, bahwa untuk
mewujudkan cita-cita tersebut tidaklah
mudah. Butuh waktu yang panjang dan
perencanaan yang matang. Tapi sejauh
ini peran ARC dinilai cukup signifikan.
Sejumlah kerja sama baik dari berbagai
lembaga dalam dan luar negeri terhadap
lembaga riset ini, setidaknya cukup
menjelaskan bahwa semua itu adalah
kepercayaan. Sebab selama ini, ARC
Unsyiah perlahan telah mampu mengurai
satu per satu permasalahan industri nilam
di Aceh. (ib)
Inisiatif Unsyiah mendirikan lembaga riset nilam ini adalah bagian dari realisasi tridarma perguruan tinggi
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
FOKUS14 FOKUS 15
A roma nilam
menyerbak dari
ruang mini Rektor
Unsyiah, setelah
Sekjen Himpunan
Industri Mebel dan Kerajinan
Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur,
menyemprotkan Neelam Parfume
di lengannya. Eksportir yang telah
memiliki sebuah toko kemasan
parfum di Prancis itu, terlihat antusias
dengan aroma parfum tersebut.
“Ini adalah produk asli dari Unsyiah,
aromanya khas, kan?” ucap Rektor
Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,M.Eng
dengan bangganya.
Setiap kali ada tamu yang berkunjung
ke ruang kerjanya, Rektor Unsyiah
memang kerap mengenalkan produk
hasil binaan Atsiri Research Center
(ARC) Unsyiah itu. Beberapa varian
produk turunan nilam selalu tersedia di
ruang kerjanya.
Rektor bangga sebab produk tersebut
adalah inovasi anak-anak muda yang
merupakan mahasiswa Unsyiah. Mereka
berhasil meningkatkan nilai tambah
nilam Aceh setelah mendapatkan
pendampingan dari ARC Unsyiah.
“Saya bangga dengan anak-anak muda
Aceh sekarang ini. Sudah seharusnya
Aceh bangkit dengan produk lokal,”
lanjut Rektor Unsyiah.
Kepala ARC Unsyiah Unsyiah,
Dr. Syaifullah Muhammad
menjelaskan, inovasi dan
riset yang berkelanjutan
adalah kata kunci untuk
membangkitkan kembali
kejayaan nilam Aceh.
Sebab kedua hal ini mampu
meningkatkan produktivitas dan nilam
tambah.
“Salah satu basis inovasi adalah SDM.
Jadi kita berperan besar di situ, kita
menciptakan ekosistem market-nya
nilam. Karena selama ini, nilam Aceh
itu diekspor hanya minyak mentah
saja. Nilai tambah dinikmati oleh luar,”
ungkap Syaifullah.
Syaifullah mengakui bahwa saat ini
pasar nilam telah bergeser ke Sulawesi.
Tetapi fakta menariknya, nilam Aceh
tetap memiliki keistimewaan di
kalangan eskportir. Sebab nilam yang
berasal dari tanah Aceh memiliki
beberapa keunggulan yang
tak ada di daerah lain.
Misalnya, kandungan
patchouli alcohol dari nilam
Aceh bisa di atas 30 persen,
sementara di Sulawesi untuk
tahap awal hanya berkisar 28-
29 persen. Lalu jumlah minyak yang
dihasilkan dalam sekali penyulingan
atau rendemen dari nilam Aceh dapat
mencapai 3 persen. Begitu pula dengan
kadar PH-yang bisa diangka enam.
“Semua ini terkait dengan iklim dan
tanah. Makanya, nilam Aceh ini
mendapat sertifikat Indikasi Geografis
dari Kemenkumham sebagai tanda
keunikan,” ungkap Syaifullah.
Oleh sebab itu, di tahun ketiga ini salah
satu program ARC Unsyiah adalah
bagaimana meng-high grade minyak
nilam Aceh agar kadar patchouli
alkoholnya di atas 40 persen. Nantinya
dapat digunakan untuk fixative pada
bahan parfum. Sederhananya, ARC
terus melakukan inovasi dan riset untuk
meningkatkan nilai tambah nilam Aceh.
Selama tiga tahun ini, ARC secara
intens mengurai satu per satu
permasalahan industri nilam di
Aceh. Sepak terjang lembaga riset
ini kemudian berhasil mendapatkan
kepercayaan dari Kemenristekdikti.
ARC dinobatkan sebagai Pusat
Unggulan Iptek (PUI) untuk komoditi
nilam.
“Jadi untuk nilam hanya boleh ada di
Aceh, tidak boleh ada dua. Jadi secara
nasional rujukan nilam itu adalah ARC
Unsyiah,” ucap Syaifullah.
Saat ini, ada banyak kampus di
Indonesia yang melakukan riset
nilam. Tetapi, yang terintegrasi dari
hulu ke hilir dalam sebuah pusat
riset dengan pendekatan Quadrople
Helix−kolaborasi antara perguruan
tinggi, pemerintah, dunia usaha,
dan komunitas−hanya Unsyiah yang
melakukannya secara komprehensif.
Status baru ini semakin memotivasi
ARC Unsyiah untuk mengembalikan
kejayaan nilam Aceh. Apalagi
selama tiga tahun ke depan, ARC
mendapatkan suntikan dana dari
Kemenristekdikti. Sebab tujuan akhir
dari semua pengabdian ini adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyrakat.
“Kita berharap, inovasi ini berdampak
pada kesejahteraan. Menurunnya
angka kemisikinan, itu target kita.
Supaya masyarakat Aceh ini tidak lagi
miskin di Sumatra,” pungkas Syaifullah.
(ib)
MENJADI KLASTER INOVASI TERBAIK DI INDONESIASaya bangga dengan anak-anak muda Aceh sekarang ini.Sudah seharusnya Aceh bangkit dengan produk lokal. Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,M.Eng
“
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
PAKAR16 PAKAR 17
nilam banyak digunakan sebagai bahan campuran parfum. Sebagai pengikat aroma agar aromanya tahan lebih lama. Sehingga nilam ini menjadi salah satu komponen penentu harga produk agar produksi tidak terganggu.
Jadi potensi bisnisnya sangat menjanjikan?
Dari segi potensi bisnis masih sangat menjanjikan. Hanya saja kalau industri ini dikuasai oleh kartel, mungkin agak susah untuk berkembang. Jadi hanya seperti itu saja. Tumbuh, tapi tidak berkembang dengan baik.
Jadi apa yang harus dilakukan?Industrinya harus lebih dikembangkan agar memiliki nilai tambah (value added).
Langkah ini telah ditekuni mahasiswa di ARC. Ada yang menghasilkan parfum, body lotion, sabun, dan produk lainnya. Jadi ada tahapan value added yang tinggi agar tidak lagi orang membeli nilam sebagai bahan baku, tapi sudah hasil akhir yaitu sebuah produk.
Strategi apa yang cocok dilakukan untuk mempromosikan nilam Aceh?
Kita harus berani melakukan branding mulai di tingkat bahan baku. Orang semua tahu minyak nilam Aceh itu bagus kualitasnya. Tetapi ketika kita tidak mem-branding-nya, maka tidak semua orang tahu hal itu. Ketika minyak nilam itu milik kita dan orang lain yang melakukan branding, maka minyak nilam itu milik pihak lain, bukan kita.
Salah satu contohnya kopi. Dulu kopi yang diekspor ke Eropa dan Amerika itu pakai nama Mandailing, kopi Mandailing.
Jadi sampai hari ini orang tahu dan yang diterima di negara tersebut kopi Mandailing, bukan yang lain.
Nah, ini salah satu kesalahan kita. Tidak mudah untuk mengubah branding itu dan saat ini baru mulai dikenal kopi Gayo, tapi tetap harus dilakukan branding. Sama halnya dengan nilam ini. Kita harus branding nilam Aceh. Tidak hanya peningkatan di sisi petani seperti bibit yang bagus, proses yang baik dengan menghasilkan nilam terbaik, tapi harus melakukan proses branding mulai dari pohonnya, prosesnya, dan hasilnya bahwa ini adalah nilam Aceh.
Bagaimana peran Atsiri Research Center dalam mengembangkan nilam Aceh?
Peran ARC saat ini sudah giat sekali dalam mempopulerkan nilam. Baik di tingkat petani, bagaimana menjalankan program ini, bagaimana meningkatkan hasil produk, dan semua proses dikerjakan oleh mahasiswa di ARC. Akhirnya mahasiswa-mahasiswa ini menjadi pengusaha dan ada yang sudah mandiri dengan usahanya, serta menghasilkan produk beragam.
Kalau hal seperti ini terus diminati, maka serapan nilam kita tidak mudah dimainkan dari sisi harga. Ini salah satu harapan kita tidak ada permainan antara nilai permintaan dan nilai yang kita jual.
Menurut Anda bisnis nilam ini mampu tidak meningkatkan perekonomian Aceh?
Berkembangnya wirausaha ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tetapi ada kelemahan kita
Permintaan minyak atsiri Aceh, seperti nilam sangat tinggi. Kualitas nilam di Aceh
merupakan yang terbaik di dunia. Kekhasan minyak atsiri Aceh sudah mendapatkan penghargaan dari pemerintah Indonesia. Bahkan, Amerika dan Prancis turut mengincar nilam yang ada di Aceh. Untuk itu, perlu perhatian khusus dalam memperkuat subsistem agroindustri nilam. Termasuk di antaranya meningkatkan jumlah produksi dan membantu proses pemasaran yang ideal.
Berikut ini, wawancara Warta Unsyiah bersama Dr. Iskandarsyah, S.E, M.M., pengamat ekonomi Aceh yang juga dosen manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsyiah.
Bagaimana menurut Anda perkembangan nilam saat ini di Aceh?
Saat ini provinsi Aceh, Unsyiah khususnya Atsiri Research Center (ARC) tengah giat melakukan sosialisasi nilam. Nilam Aceh ini paling the best kualitasnya di dunia. Perlu dikembangkan kalau tidak peluangnya akan diambil oleh orang lain.
Untuk perkembangannya saat ini masih naik turun, karena adanya permainan kartel. Karena kita masih mengandalkan
KITA BUTUH TENAGA TERAMPILDARI KALANGAN MUDA
PENGAMAT EKONOMI ACEH,Dr. ISKANDARSYAH MADJID, S.E. M.M.
di sisi produktivitas yang artinya kita lebih banyak mengharapkan dana dari pemerintah dan suka sekali beli. Kita bukan membuat produk, tapi lebih banyak sebagai pelaku pembeli. Kalau beli kita hanya sifatnya sebagai trading saja bukan produksi. Padahal ada teman-teman yang sudah mulai memproduksikannya.
Ada banyak dampak jika kita meningkatkan produksi?
Kalau kita terlibat diproduksi imbasnya banyak, dari sisi tenaga kerja, sisi value added-nya, dan itu akan berada di Aceh. Jadi perputaran ekonominya ada di Aceh bukan di luar. Tetapi jika nilam yang dihasilkan Aceh, kemudian dikirim keluar untuk pembuatan parfum dan hasil produknya dikirim lagi ke Aceh, maka nilai tambahnya ada di luar. Jadi bayangkan jika proses itu semua ada di sini, maka nilai uangnya akan berputar dan ekonomi akan bergerak tumbuh. Kita berusaha menyeimbangkan perputaran tersebut. Kalau ada keseimbangan perekonomian di luar dan di dalam, maka Provinsi Aceh jadi lebih bisa produktif lagi. Ini salah satu terobosan ARC kedepannya.
Apa harapan Anda dari bisnis nilam ini?
Harapannya bagi wirausaha, dengan human resource kita cukup, bahkan lebih. Sumber daya alam kita sangat melimpah dan saat ini kita membutuhkan tenaga terampil dari kalangan anak muda untuk mengubahnya menjadi produk yang kreatif. Dengan langkah ini dapat menumbuhkan perekonomian lokal dan Indonesia. Jadi kita tunggu karya anak-anak muda. (syr)
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
hasil produk nilam itu sendiri. Sehingga ada oknum yang mempermainkan dari sisi harga. Kadang harga bisa sangat tinggi satu juta lebih, tetapi bisa jadi sangat rendah jadi dua ratus ribuan. Kalau harga nilam tinggi, petani semangat untuk menanam. Tiba-tiba harga bisa jatuh rendah jadi kasihan petani. Sangat
susah berkembang bagi petani jika hanya mengandalkan produksi nilam.
Apa permintaan nilam sesuai dengan nilai produksinya?
Dari segi kebutuhan dan permintaan nilam di luar negeri sangat tinggi. Minyak
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
PENGABDIAN 19
Pada tanggal 22 Januari lalu,
saya bersama tujuh mahasiswa
Unsyiah berangkat mengikuti
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke Malaysia
tepatnya di daerah Pulau Pinang,
Kampung Kota Aur. Program KKN
Internasional ini diselenggarakan oleh
Office of International Affairs (OIA).
Tujuannya agar mahasiswa dapat
beradaptasi secara global dan juga
sebagai bentuk kontribusi Unsyiah
terhadap masyarakat internasional.
Pemilihan Pulau Pinang sebagai lokasi
KKN Internasional karena Aceh dan
Malaysia memiliki kedekatan khusus
secara historis. Terlebih di Pulau Pinang
terdapat beberapa situs sejarah yang
berhubungan langsung dengan Aceh.
KKN ini dilaksanakan dengan
menerapkan beberapa program
yang sudah disiapkan oleh delapan
mahasiswa sebelum berangkat menuju
lokasi. Persiapan program ini dibimbing
Fakhrurrazi, SE., M.M sebagai Dosen
Pembimbing Lapangan serta Dr. Dra.
Sulastri, M.Si sebagai Koordinator Divisi
Pendidikan dan Pelatihan. Bimbingan
ini dilakukan agar program menjadi
matang dan siap untuk diterapkan
bagi masyarakat luar. Masing-
masing mahasiswa menyiapkan satu
jenis program utama sesuai bidang
pendidikan yang ditempuh. Selain
itu, juga menyiapkan satu program
penunjang yang sesuai keterampilan
(softskill) dan minat dari masing-masing
mahasiswa.
Selain program utama dan program
penunjang, kami juga membuat
beberapa program yang dilaksanakan
secara berkelompok. Setiap progam
yang dilakukan harus memiliki nilai
khas/esensi yang mencerminkan
Indonesia, Aceh, dan Unsyiah. Hal ini
bertujuan untuk membuat masyarakat
internasional merasakan nilai esensial
kearifan lokal dan mengingat kontribusi
Unsyiah.
Ada dua target utama sasaran program
kami, yaitu komunitas masyarakat dan
pendidikan. Komunitas masyarakat
yang kami targetkan adalah seluruh
anggota masyarakat baik itu kaum ibu,
remaja, anak-anak, hingga aparatur
desa. Hal ini bertujuan agar masyarakat
dapat produktif dalam memanfaatkan
sumber-sumber daya yang dapat
diberdayakan. Sedangkan untuk target di
ranah pendidikan, kami terjun ke dalam
sarana pendidikan desa, yaitu Tabika
Kemas (Taman Bimbingan Kanak-Kanak
Kemajuan Masyarakat) yang didirikan
oleh Kerajaan Malaysia dan Tabika Pasti
Al Falah (Taman Bimbingan Kanak-Kanak
Pusat Asuhan Tunas Islam) yang didirikan
oleh Partai Islam Semalaysia (PAS).
Masing-masing mahasiswa mencoba
menawarkan program terbaik.
Contohnya saya dan Farizky Wahyudi
dari Jurusan Teknik Kimia, kami membuat
pelatihan pembuatan lilin aroma terapi
dari kopi. Selain itu, juga mengedukasi
masyarakat tentang nilam Aceh yang
KULIAH KERJA NYATADI NEGERI TETANGGA
Untuk program penunjang kami fokus
di bidang pendidikan, seperti belajar
mengenai perintah Allah Swt dan sunah
Rasulullah Saw melalui film edukasi
Nussa, mengasah kreativitas dengan
merangkai stick ice cream, lomba
mewarnai hewan buas yang dilindungi,
bermain permainan tradisional bola katok
Aceh, mengajar tajwid, mengajar tilawah
Alquran, learning fun huruf hijaiyah,
memperkenalkan pakaian adat Aceh
uleebalang, lomba mewarnai baju adat
Aceh, senam pagi, dan kreasi origami.
Kami juga menerapkan program
kelompok dengan tujuan mengenalkan
budaya tarian Aceh Likok Pulo dan
memperkenalkan masakan khas Aceh
yaitu ayam tangkap, ikan keumamah,
dan plik ue. Program tambahan lain,
kami melakukan cat mural di Tabika
Kemas, repainting mushala kampung,
gotong royong bersama masyarakat,
hingga mengunjungi warga Aceh yang
menetap di Kampung Kota Aur.
Perbedaan antara KKN Internasional
dengan KKN reguler ini adalah pihak
masyarakat juga memiliki program
yang melibatkan kami. Program
yang diusungkan oleh masyarakat ini
bertujuan untuk melakukan culture
exchange (pertukaran budaya)
antara Aceh dan Malaysia. Beberapa
programnya yaitu mengunjungi tempat-
tempat bersejarah yang berhubungan
dengan Aceh, seperti di Pulau Pinang
dan Keudah. Masyarakat di sana
juga memperkenalkan kuliner, tarian,
permainan tradisional khas Malaysia,
hingga mengunjungi Universitas Sains
Malaysia (USM). (iqb)
dapat digunakan sebagai oil massage.
Windi Asnita Sari dari FKIP membuat
program pembuatan tapai nasi. Program
ini juga mengedukasi masyarakat untuk
dapat membuat produk rumahan yang
sederhana. Masyarakat sangat antusias
mengikuti kegiatan ini. Sebab dapat
memanfaatkan nilai fungsional lain dari
produksi padi di sawah yang berada di
desa.
Hanifa Zico dan Kal Kausar dari Fakultas
Kedokteran Hewan membuat sosialisasi
penyakit zoonosis (penyakit menular
dari hewan ke manusia) pada kucing
serta cara penanggulangannya. Mereka
juga mengadakan pelatihan pembuatan
antibiotik herbal untuk unggas.
Program selanjutnya yang diusung
adalah chemistry fun learning dari Ulul
Albab yang merupakan mahasiswa
FMIPA. Kemudian Sarah Natasya dari
Fakultas Kedokteran mengajarkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Sementara Lina Ratna dari FKIP
mendemonstrasikan alat peraga edukatif
bersama murid TK.
18 PENGABDIAN
Kami juga menerapkan program kelompok dengan tujuan mengenalkan budaya tarian Aceh Likok Pulo.
“
PRESHINTAMA PUTRAMahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Unsyiah
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
NAILUR RAHMAHMahasiswi Psikologi Unsyiah angkatan 2016Penerima ManfaatBeastudi Etos Indonesia
KREATIF20 KREATIF 21
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
NusantaraBerkataKibaran bendera mengangkasa rayaLagu merdeka lantang bersuaraTanah dan gunung gemetar haru mengurai ceritaPerihal Indonesia negeri merdeka nan berdarah sajak sejarah
Hijau biru elokkan negeriPribumi berseriRiak laut goncangkan jiwa yang hendak berhentiBara gunung api menjelma asa merah menyala
Dalam degup dada penduduk negeriHarap terucap pada bibir yang kadang menyerah pada ilusiAku Indonesia yang takkan lari dari bumi pertiwiMeski tubuhku dibawa berlari
Jasadku dibunuh matiNamun, aku Indonesia yang rindu juang di aliran darah setiap nadiAku Indonesia yang cinta pada setiap derap yang terpatriAku Indonesia yang cinta Indonesia
Indonesia dengan segenap darah dan peluhIndonesia dengan selaksa cerita penuh darahNusantara sarat kisahPun juang yang tak kenal kalah
Aku muda penuh geloraAku belia tak henti berdoaAku remaja dengan sebilah cinta didadaMemuja negara yang bersimbah sejarah
Banda Aceh, 10 November 2017
Pelangi KhatulistiwaMataku menatap nusantara hijau nan berkilauDedaunan dan lautan Damai, rukun, dan penuh cintaSiapa disini yang punya cerita?Indonesia!
Tak kau dapati hijau dan biru terbentang damaiSedamai bayu mengelus lembut rupa khatulistiwaNusantaraku tak pernah mengucap serapah, beradu perihal siapa yang lebih indahBak pelangi yang anggun menghimpun segala penjuru warnaBak pelangi yang gencar memancar segala cahayaIndonesia!
Bangsa yang jujur menghatur senyum pada semestaNegara yang bertutur akur dengan bahasaIndonesia yang tertawa bahagia karena berbeda Berbeda wajahBerbeda wadahBerbeda segalanya!
Rakyat Indonesia!Cucu-cucu yang sekarang terlena dalam buaian cerita berdarah dari buyutnyaLihatlah tidak hanya dengan sekedar mata yang kau lukis itu
Hutanmu!Lautmu!
Adakah mereka berbeda?Lalu adakah mereka berdarah-darah?Berlomba saling menyayat nadi?Tidak!
Kenapa bisa nusantaramu cantikkan setiap lekuk yang ada di khatulistiwa?Kenapa bisa nusantaramu taklukkan pandangan segenap penjuru dunia?Nusantaramu lapang menerima hijauNusantaramu lapang menerima biruNusantaramu cerah menampung segenap cahaya
Adakah yang kalah karenanya?Nusantara kian menjelma pelangi di kala hujan menyerah mengguyur bumiNusantara kian ayu dikala mentari menyengatnya hingga layuNusantara kian anggun dikala diri disengat racunKarena nusantara menerima segala cahayaLalu cahaya memberinya pelangiPenuh warna dan cintaLalu, Cucu-cucuku!
Tidakkah kau belajar dari isyarat bayu?Lembut berhembus ke seluruh penjuruMelambai-lambai kepada senjaMenyungging senyum pertanda salam dan sapa
Nusantara nan elok rupa Nusantara nan jelita hamparan pasir yang berceritaNusantara yang kilau birunya menyipitkan mataNusantara nan indah yang tak selesai dengan kata pasrah
Cucu-cucuku!Dengan penuh keringat berbau cintaAku menghimpun segala ceritaBerkisah akan segala perkara
Hitam atau putihKeriting atau lurusJuragan atau gelandanganTerhimpun menjadi satu kala itu17 Agustus 1945!
Kami memilih menyarungkan pedang yang dulu saling menyayat nadi saudara kami sendiriLalu kami bakar bara semangat dari seluruh penjuruMenghunuskan pedang kepada mereka yang mengira kami adalah batu!Kami satu!Kami mampu!
Renungkanlah, cucu-cucuku!Masih adakah puing asa dan sisa bara semangat itu?
Banda Aceh, 4 April 2018.
Seteguk SusuMelayang jauh ke negeri orangHilang dari jejak bayangYang tinggal hanya kenangTerlalu letih mencari sosok tak kunjung datang
Ibu memejam mataLalu si kecil tampak berlari ke pangkuanMenangis mengeluhkan lutut yang luka karena terjatuhIbu nan tenang mengecup ubun
Si kecil senyapHangat napasnya adalah damai tiada taraLayu sayu kelopak mataBibir gemetar menahan tangis
Teringat seutas senyum nan jauhYang seduhkan seteguk maduTerseret kepada kurun waktu berlaluKetika bibir gemetar menahan tangis
Disambut sapuan lembutNan tenang bak danau tak beriakBu! Aku pilu menahan sembiluMenusuk dalam ke hati yang piluBu! Aku rindu seteguk susumu
Tanah Luas, 22 Januari 2016
Puisi-puisi Nailur Rahmah
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
PROFIL 23
Nama Yuliani Aisyah disebut-
sebut dalam pertemuan
antara Universitas Syiah
Kuala dengan Bank
Indonesia di ruang mini
Rektor Unsyiah beberapa
pekan lalu. Dua institusi itu serius
membahas bagaimana mengembangkan
industri nilam di Aceh. Nama Yuliani
menarik perhatian, karena ia adalah satu-
satunya peneliti Unsyiah yang mampu
meningkatkan kadar Patchouli Alkohol
(PA) pada nilam hingga 95,5 persen.
Dalam industri nilam, kadar PA ini
merupakan salah satu parameter penting
untuk menentukan mutu minyak nilam. Jika
nilam terdapat banyak komponen
penyusun yang mempunyai titik didih
yang hampir sama, sehingga sangat sulit
untuk dilakukan pemisahan. Untuk itulah,
Yuliani membutuhkan PA murni untuk
digunakan sebagai standar risetnya.
Masalah pun muncul, Yuliani kesulitan
mendapatkan PA murni tersebut. Ia
sudah mencarinya di setiap toko-toko
kimia. Ternyata hambatan ini membuka
jalan baru. Ia kemudian menggunakan
metode destilasi fraksinasi. Pemisahan
komponen dengan cara ini terjadi
berdasarkan perbedaan titik didih
masing-masing komponen.
Dari hasil fraksinasi ini, ia berhasil
mendapatkan PA 86 persen yang
kemudian ia kristalisasi. Bentuknya mirip
gula pasir. Lalu ia kembali melakukan
analisis dan berhasil mendapatkan kadar
PA 96,5 persen.
“Ternyata tinggal dua komponen lagi,
yaitu 95,5 persen PA dan sisanya 0,05
persen komponen lain. Karena saya
bukan orang kimia murni, jadi gak tahu
metode apalagi untuk memisahkan
komponen ini,” katanya.
Meski demikian, hasil risetnya ini menarik
perhatian Pemerintah Daerah Bengkulu
yang saat itu berkunjung ke UGM.
Yuliani sempat ditawari kerja sama terkait
risetnya ini. Tetapi, ia menolak.
“Saya dulu pikirannya cuma sekolah agar
cepat selesai, ya. Enggak pikir lain. Cuma
ingat keluarga yang ditinggal. Jadi saya,
gak mau bisnis dulu,” kenangnya.
Yuliani mengaku, bahwa sebenarnya ada
banyak orang yang meneliti atsiri. Tetapi,
yang mampu meningkatkan kadar PA ini
pada tahun 1998 bisa dikatakan belum
ada. Karena berdasarkan publikasi, hasil
riset perempuan kelahiran Langsa, 15 Juli
1973 inilah yang paling tinggi.
Puluhan tahun meneliti nilam ternyata
sempat membuat Yuliani jenuh. Ia
sampai tidak tahu harus meneliti apa
lagi. Kejenuhan muncul karena ia
merasa berjuang sendiri. Selain itu,
latar belakang disiplin ilmunya adalah
Teknologi Hasil Pangan yang cenderung
pada produk pangan.
“Sementara sampai saat ini nilam, kan,
tidak digunakan atau jarang digunakan
untuk pangan,” ucapnya.
Untuk itulah, Yuliani merasa sangat
bersyukur atas hadirnya Atsiri Research
Center (ARC) Unsyiah. Ia akhirnya
Menjadi BerartiBersama Atsiri
bertemu dengan orang-orang yang satu
visi. Sebab dalam hati kecilnya, ia merasa
ada yang belum tuntas dalam risetnya.
Ada banyak keistimewaan pada atsiri
yang masih bisa dikembangkan. Jika
ditekuni, riset ini bisa membuka jalan
kebaikan bagi banyak orang. Hal-hal
seperti inilah yang membuatnya terus
bertahan untuk meneliti.
“Saya berbuat semampunya. Saya tidak
ingin menciptakan produk yang tidak ada
gunanya bagi orang lain. Sekecil apapun
itu, harus ada manfaatnya,” ujarnya.
Layaknya kadar Patchouli Alkohol yang
berhasil ditingkatkan. Kalimat tersebut
adalah pertanda bahwa Yuliani ingin
lebih berarti bersama atsiri. (ib)
Dr. Yuliani Aisyah, S.TP, M.SiPeneliti Atsiri Universitas Syiah KualaWakil Dekan I Fakultas Pertanian Unsyiah
merujuk standar internasional dari Essential
Oil Association of USA, minyak nilam
terbaik itu memiliki kadar PA minimal 38
persen. Maka, riset yang dilakukan Yuliani
ini sangat penting untuk pengembangan
industri nilam. Tapi hasil riset ini tidak
muncul begitu saja. Ada ketekunan dan
perjuangan panjang yang dilakukan oleh
doktor lulusan Universitas Gadjah Mada ini.
Yuliani bercerita, ia pertama kali
meneliti nilam pada tahun 1998 ketika
mengusulkan proposal riset untuk
program doktornya.
“Saya berpikir, apa komiditi unggulan
yang bisa diangkat? Terus saya melirik
nilam. Karena Aceh unggul pada nilam,”
ungkapnya.
Selain itu, Yuliani menilai bahwa
sebenarnya mutu minyak nilam masih
bisa ditingkatkan lagi, salah satunya
dengan meningkatkan kadar PA. Dalam
komposisi minyak nilam, PA adalah
komponen yang paling dominan.
“Malah kalau standar ekspor, harus di
atas 30 persen. Jadi saya ambil kadar
PA yang di bawah 30 persen. Dan
itu saya murnikan, tujuannya untuk
meningkatkan kadar PA,” ujarnya.
Hanya saja, dalam kandungan minyak
Saya berbuat semampunya. Saya tidak ingin menciptakan produk yang tidak ada gunanya bagi orang lain.
“
22 PROFIL
Sebanyak 1.488 orang mahasiswa Universitas Syiah Kuala mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Aceh Jaya, yang dilaksanakan mulai tanggal 9 Januari – 8 Februari 2019. Para mahasiswa ini dilepas oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng di gedung Kantor Pusat Administrasi (KPA) Unsyiah.
Sebanyak lima mahasiswa dari tiga universitas di Filipina mengunjungi Universitas Syiah Kuala dalam rangka mengikuti Sea Teacher Program. Kunjungan ini disambut langsung oleh Wakil Rektor IV Unsyiah Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Humas, Dr. Hizir, di Balai Senat.
Rektor Unsyiah Prof.Dr.Ir. Samsul Rizal, M.Eng menandatangangi zona integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Aula Serba Guna Gedung Keuangan Negara (GKN), Banda Aceh.
Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat (BPHM) Universitas Syiah Kuala mengadakan kegiatan sosialisasi aplikasi perencanaan dan anggaran kepada sejumlah pegawai Unsyiah di gedung UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Unsyiah.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., menerima kunjungan Direktur Utama PT. Pertamina Retail, Sofyan Yusuf di ruangannya. Kunjungan ini untuk membahas kerjasama Unsyiah dengan PT. Pertamina.
Sebanyak 437 orang peserta program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang berasal dari berbagai LPTK penyelenggara PPG seluruh Indonesia, mengikuti Uji Pengetahuan Uji Kompetensi Mahasiswa pendidikan profesi guru (UP UKMPPG) di Unsyiah.
Sebanyak delapan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional ke Malaysia. KKN Internasional ini akan berlangsung di Kampung Kota Aur, Pulau Penang, pada tanggal 28 Januari hingga 17 Februari 2019.
Sebanyak 133 profesor dari seluruh Indonesia berkumpul di Gedung AAC Dayan Dawood, Unsyiah untuk mengikuti Rapat Kerja Nasional II Forum Dewan Guru Besar Indonesia (Rakernas II FDGBI).
Universitas Syiah Kuala menjalin kerja sama dengan PT. Indonesia Comnets Plus (ICON +) terkait pengembangan sumber daya manusia. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Wakil Rektor IV Unsyiah Dr. Hizir dan Direktur Keuangan dan SDM PT. ICON + Kuswowo di Balai Senat Unsyiah.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menjalin kerja sama dengan PT Veritra Sentosa Internasional (PayTren). Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, dengan Direktur Utama PayTren, Hari Prabowo
Penyerahan piala kepada Tim Catur Unsyiah yang memperoleh runner up dalam turnamen international GACC Varsity-University, Malaysia.
Sebanyak 264 sekolah tingkat SMA, SMK, MA di Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang mengikuti sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 di Universitas Syiah Kuala.
Rektor Unsyiah Prof.Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng meresmikan gedung baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsyiah. Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan prasasti di halaman FISIP Unsyiah.
Sebanyak 19 orang mahasiswa dari Universitas Teknologi MARA (UiTM) Shah Alam melakukan kunjungan ke Universitas Syiah Kuala dalam program Dikir Zikir 2019
A
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
SEHAT28 SEHAT 29
contoh di Indonesia pada rentang tahun
2005-2006, terjadi wabah polio karena
banyak bayi yang tidak diimunisasi polio.
Hal ini menyebabkan 305 anak lumpuh
permanen. Setelah digencarkan imunisasi
polio, sampai saat ini tidak ada lagi kasus
polio baru.
Kasus lainnya pada rentang tahun
2009-2011, terjadi wabah difteri dari
Jawa Timur yang menyebar hingga ke
Kalimantan kawasan timur, selatan,
tengah, barat, dan DKI Jakarta. Kasus ini
menyebabkan 816 anak harus dirawat
di rumah sakit, 54 meninggal, terutama
yang imunisasinya belum lengkap atau
belum pernah mendapatkan imunisasi
DPT.
Wabah polio di beberapa provinsi
pada tahun 2005-2006, telah berhasil
dihentikan dengan imunisasi polio rutin
dan tambahan secara serentak pada
semua bayi dan balita melalui Pekan
Imunisasi Polio Nasional. Wabah difteri di
beberapa provinsi tahun 2009-2011 telah
berhasil dihentikan dengan imunisasi DPT
rutin dan tambahan pada semua bayi dan
balita di beberapa provinsi.
Anak yang tidak divaksinasi dapat
menularkan kuman-kuman tersebut ke
adik, kakak, dan teman lain di sekitarnya.
Ini dapat menimbulkan wabah, sehingga
menyebar luas dan menyebabkan cacat
atau kematian lebih banyak. Di sinilah
peran imunisasi untuk menghentikan
mata rantai penularan tersebut, sehingga
suatu penyakit tidak menyebar luas. Oleh
karena itu, bila orang tua tidak mau
anaknya divaksinasi berarti orang tua
tersebut mengizinkan anaknya untuk
tertular penyakit dan juga menularkan
lagi ke anak lainnya. Sudah pasti hal ini
akan menyebabkan tingginya angka
kesakitan, kecacatan atau kematian
serta mempersulit pemberantasan suatu
penyakit.
Sampai saat ini, belum ada laporan
atau hasil penelitian yang menyatakan
bahwa kekebalan akibat imunisasi dapat
digantikan oleh zat lain, termasuk ASI,
obat-obatan, vitamin, suplemen herbal
atau yang lainnya. Kekebalan yang
dibentuk oleh imunisasi sangat berbeda.
Imunisasi membentuk kekebalan spesifik
(khusus) untuk penyakit tertentu.
Sedangkan ASI, obat-obatan, vitamin,
suplemen herbal, dan sejenisnya
membentuk perlindungan secara umum
(tidak khusus untuk suatu penyakit
tertentu). Saat kuman (virus atau bakteri)
menyerang dalam jumlah banyak dan
kuat, maka perlindungan umum tidak
mampu mencegah anak untuk bertahan
terhadap penyakit. Maka, teknik inilah
yang digunakan oleh imunisasi dalam
mencegah suatu penularan penyakit
tertentu. Oleh karena itu, sangat penting
di suatu daerah agar mengikutsertakan
seluruh anak-anaknya dalam program
vaksinasi. Semakin luas area cakupan
vaksinasi, maka semakin rendah pula
angka kesakitan yang akan tejadi.
Sudah banyak contoh keberhasilan
vaksinasi atau imunisasi dalam
memberantas suatu wabah. Apakah kita
masih mau memberikan kesempatan
sekali lagi kepada penyakit measles dan
rubella untuk mengambil nyawa anak-
anak kita? Mengganti keceriaan mereka
dengan kecacatan seumur hidup? (Syr)
penyakit ini sangat menular dan wajib
bagi kita untuk berusaha mencegah
terjangkitnya serta terjadinya penularan.
Usaha itu dapat kita wujudkan dengan
melakukan vaksinasi MR.
Selain itu, masalah lain yang sampai saat
ini masih menyebabkan angka vaksinasi
di Aceh rendah, yaitu kurangnya
pengetahuan tentang manfaat vaksinasi
atau imunisasi. Sebagian orang tua yang
tidak mengikutsertakan anaknya dalam
program vaksinasi meyakini bahwa
program tersebut tidak memiliki dampak
apapun terhadap kesehatan anaknya. Hal
ini biasanya didasarkan pada kesimpulan
yang diambil secara asal-asalan, seperti
anak pertama atau anak tetangga yang
tidak pernah sakit padahal tidak pernah
divaksinasi.
Memang benar imunisasi tidak bisa 100
persen mencegah terjangkitnya suatu
penyakit. Tetapi, imunisasi memberikan
perlindungan hampir 100 persen, bahkan
dapat memusnahkan suatu penyakit bila
diberikan kepada populasi luas. Sebagai
AKHIR-akhir ini, permasalahan tentang
antivaksin menjadi isu hangat di kalangan
masyarakat. Masih banyak orang tua
yang menolak anaknya untuk divaksinasi,
karena alasan halal tidaknya komponen
vaksin atau kurangnya pengetahuan
orang tua terhadap manfaat vaksin.
Beberapa alasan tersebut membuat
angka vaksinasi di Aceh cukup rendah.
Salah satunya yang masih menjadi isu
hangat yaitu vaksinasi MR (Measles-
Rubella).
Angka vaksinasi MR di Aceh tahun
2018, memiliki angka cakupan
terendah di Indonesia, hanya 7 persen.
Vaksinasi MR merupakan imunisasi
untuk mencegah penyakit campak
(Measles) dan campak jerman (Rubella).
Measles dan rubella bukanlah penyakit
Menjawab Keraguan Vaksin MR
ringan yang hanya tampak sebagai
demam, batuk pilek, dan ruam
kemerahan di seluruh tubuh. Kedua
penyakit ini dapat berisiko kematian
atau kecacatan seumur hidup bila
terjadi komplikasi.
Vaksinasi adalah proses pemberian
vaksin melalui suntikan atau diteteskan
ke dalam mulut untuk meningkatkan
produksi antibodi agar dapat mecegah
penyakit tertentu. Sedangkan imunisasi
merupakan proses terbentuknya
kekebalan tubuh terhadap suatu
DR. IMAMI RUSLI PUTRIAlumni Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala
penyakit pada seseorang. Terdapat dua
manfaat penting vaksinasi/imunisasi,
yaitu mencegah penularan penyakit dan
mencegah risiko komplikasi.
Terkait halal tidaknya komponen vaksin
MR, Majelis Ulama Indonesia (MUI)
telah mengeluarkan fatwa bahwa
penggunaan vaksin MR tersebut
dibolehkan (mubah) karena ada kondisi
keterpaksaan (Darurat syar’iyyah).
Hukum ini dikeluarkan mengingat
banyaknya kasus kematian yang telah
terjadi akibat measles dan rubella. Kedua
“Anak yang tidak divaksinasi dapat menularkan kuman-kuman tersebut ke adik, kakak, dan teman lain di sekitarnya.
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
PERSPEKTIF30 PERSPEKTIF 31
SAATNYA MENJADI TUAN RUMAH DI NEGERI SENDIRI
Tentu yang paling dirasakan adalah
akses ketenagakerjaan. Jika produk
dalam negeri menjadi prioritas,
otomatis dunia kerja akan tercipta
dan pengangguran akan terpangkas.
Pastinya kesejahteraan masyarakat
dapat tercapai.
Selain itu, ketersediaan bahan baku
yang ramah lingkungan dan alami
masih sangat banyak kita jumpai di
berbagai daerah di tanah air. Sehingga
kekhawatiran terhadap hasil produk
yang mengandung unsur-unsur
berbahaya menjadi berkurang.
Ada beberapa strategi pemerintah
untuk mendongkrak penjualan barang
dalam negeri. Misalnya, beberapa
tahun lalu pemerintah melalui
Kementerian Keuangan menaikkan
tarif bea masuk untuk 1.151 jenis
barang konsumsi. Bahkan, kenaikan
tarif ada yang mencapai 300 persen
dibanding tarif sebelumnya.
Mantan Menteri Keuangan,
Bambang Brodjonegoro, sebagai
pejabat pembuat aturan bea masuk,
mengatakan kebijakan baru tersebut
untuk mendukung semangat menjaga
daya saing industri lokal. Sehingga
produk-produk impor tidak terlalu
merambah tanah air.
Lantas apa kita sebagai konsumen
kemudian menjadi cinta dan membeli
produk lokal? Ada beberapa alasan
kenapa masyarakat luas enggan
memakai produk lokal. Pertama,
harganya terkadang lebih mahal
dibandingkan produk luar. Alasan
kedua adalah rendahnya kualitas
barang yang diterima. Tentu dua hal
tersebut merupakan penilaian yang
sangat berpengaruh dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Pemerintah sebagai pengambil
kebijakan sudah semestinya
menerapkan aturan pasar terkait harga
jual produk dalam negeri. Tak hanya
itu, pelaku industri haruslah terus
didampingi dan dibina, sehingga hasil
produk olahan mereka punya kualitas
yang minimal sama dengan produk
luar. Dengan langkah ini masyarakat
sudah tidak punya alasan lagi untuk
tidak menggunakan produk dalam
negeri.
Jika hal ini tidak serius dilakukan,
maka tidak heran jika produk-produk
dalam negeri tidak diminati oleh
masyarakatnya sendiri. Slogan cintai
produk Indonesia harus tidak lagi
sebatas slogan. Produk kita harus
merajai pasar dalam negeri, menjadi
tuan rumah di negeri sendiri. Semoga!
(mks)
diutamakan. Menariknya di dalam iklan
tersebut, Alim Markus menggunakan
baju batik yang identik sebagai kostum
nasional.
Ada yang menarik dari iklan itu. Dari
rupa dan dialeg berbahasa Alim,
orang akan tahu jika Alim merupakan
warga keturunan Tionghoa. Ia
memilih menggunakan diksi yang
Jika Anda sering menonton
televisi, maka iklan produk
rumah tangga merek Maspion
barangkali tidak begitu asing. Iklan
yang dibintangi langsung oleh Presiden
Direktur Maspion, Alim Markus
bersama mantan Ketua DPD RI, Imran
Gusman, berhasil menggaungkan
slogan, Cintailah Produk-produk
Indonesia. Jauh sebelum itu, Alim
sudah berperan mempromosikan
produknya yang dibuat di Indonesia
bersama legenda Indonesia, Titiek
Puspa.
Alim Markus memang hendak
mempromosikan produk Maspion.
Tetapi, secara langsung ia tidak
menyampaikan kepada penonton
untuk membeli produknya. Penonton
diajak untuk mencintai produk hasil
karya anak negeri. Artinya Maspion
sebagai produk yang diolah dari
bahan baku dalam negeri, haruslah
MUHAJIRMahasiswa MagisterPendidikan Olahraga
mengajak masyarakat Indonesia
mencintai produk dalam negeri.
Tagline iklan serta kehadiran pejabat
pemerintah dalam gambar menjadi
legalitas dalam mengkonstruksi
bahwa etnis Tionghoa bagian dari
Indonesia.
Lantas, apa hubungannya tagline
tersebut dengan kehidupan saat ini?
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
Produk kita harus merajai pasar dalam negeri, menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Pengaruh globalisasi mengakibatkan
semakin hilangnya batas antarnegara
dunia. Hal itu membuat berjamurnya
produk luar yang menyerbu pasar
domestik. Khawatirnya produksi dalam
negeri semakin lemah karena kalah
saing dengan produk luar.
Padahal banyak manfaat dari
pemanfaatan produk dalam negeri.
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
RISET 33
Minyak atsiri merupakan
minyak yang dihasilkan
dari ekstrak tumbuhan
yang mengandung minyak atsiri.
Memiliki sifat yang mudah menguap
pada suhu kamar dan memiliki bau
yang khas sama dengan wangi
tanaman penghasilnya. Minyak
atsiri memiliki banyak manfaat,
seperti penggunaan di bidang
industri kosmetik, kesehatan, dan
parfum. Indonesia merupakan
salah satu negara penghasil minyak
atsiri. Minyak ini biasanya diekstrak
dengan cara penyulingan, maserasi,
enfluerasi, dan ekstraksi pelarut.
Salah satu tumbuhan penghasil
minyak atsiri yang ada di Indonesia
adalah bunga kenanga. Selain
dapat menghasilkan minyak atsiri,
bunga ini juga dimanfaatkan
sebagai bahan yang digunakan
dalam pembuatan parfum dan
aromaterapi. Minyak kenanga
juga dapat digunakan sebagai
antibakteri karena mengandung
gugus hidroksil (-OH) dan karbonil
(Anggria, 2014). Minyak atsiri bunga
kenanga memiliki sifat antibakteri
karena mengandung komponen aktif
berupa kariofilen. Senyawa kariofilen
merupakan senyawa golongan
seskuiterpen yang memiliki sifat
sebagai antiinflamasi, antibakteri,
dan pencegah kuman. Selain itu
juga dikenal mempunyai aktivitas
anastesik lokal (Erindyah, 2002).
Penelitian ini menguji kemampuan
minyak atsiri bunga kenanga
sebagai antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli. Minyak atsiri
bunga kenanga yang digunakan
untuk pengujian aktivitas antibakteri
diekstrak menggunakan metode
penyulingan uap dan air. Adapun
pengujian aktivitas antibakteri
menggunakan metode cakram (Kirby
bauer).
Rendemen merupakan persentase
jumlah minyak atsiri bunga kenanga
yang diperoleh dari hasil penyulingan
setelah dibagi dengan jumlah
bahan yang disuling. Rendemen
dihitung untuk mengetahui
perbandingan banyaknya minyak
atsiri yang diperoleh dari hasil
penyulingan bunga kenanga dengan
menggunakan metode destilasi uap
dan air. Dari hasil penelitian diperoleh
rendemen minyak atsiri bunga
kenanga berkisar antara 0,48 persen
sampai 0,73 persen dengan rata-rata
sebesar 0,58 persen. Minyak atsiri
yang diperoleh berwarna kuning
muda dan berbau khas menyengat.
Ini menunjukkan bahwa warna
minyak atsiri yang diperoleh sama
seperti minyak atsiri pada umumnya.
Untuk memperoleh minyak kenanga
dengan rendemen yang tinggi, perlu
diperhatikan faktor-fakor seperti
hari ini berdasarkan hasil terbaik
adalah hasil dengan uji antibakteri.
Minyak kenanga dari bunga
pohon besar yang dipetik pada
pagi hari menghasilkan daerah
hambat antibakteri yang lebih besar
dibandingkan minyak atsiri kenanga
yang dipetik pada sore hari.
Minyak kenanga yang telah
dianalisis selanjutnya dilakukan
pengujian aktivitas antibakterinya
RULITA MAULIDYA, S.PDMahasiswa Program Studi Magister
Teknologi Industri Pertanian Unsyiah
ANTIBAKTERI DARI MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA
waktu pemanenan, usia pemanenan,
perlakuan pendahuluan, dan metode
penyulingan yang digunakan.
Komposisi kimia minyak kenanga
dianalisis dengan menggunakan
Gas Chromatography-Mass Spectra
(GC-MS). Analisis komposisi kimia
dilakukan pada minyak atsiri
bunga kenanga besar dengan
waktu pemetikan pagi dan sore
hari. Pemilihan minyak atsiri
bunga kenanga besar dengan
waktu pemetikan pagi dan sore
terhadap bakteri Staphylococcus
aureus dan bakteri Escherichia
coli. Pengujian aktivitas antibakteri
yang dilakukan menggunakan
metode difusi cakram. Kemampuan
minyak kenanga sebagai antibakteri
ditunjukkan dengan terdapatnya
zona jernih yang terbentuk disekitar
kertas cakram yang terletak di
daerah inokulasi bakteri uji. Zona
jernih tersebut menunjukkan
besarnya diameter daya hambat
minyak atsiri bunga kenanga
sebagai antibakteri. (cds)
32 RISET
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 230 . DESEMBER 2018
XXX34 RISET 35
FAKULTAS 37
Menciptakan masyarakat sadar bencana
melalui manajemen pengurangan risiko
bencana berbasis riset.
Kalimat di atas merupakan visi
dari Program Studi Magister Ilmu
Kebencanaan (MIK), Universitas
Syiah Kuala. Sejak awal berdiri, program
studi ini fokus terhadap isu kebencanaan,
walaupun mahasiswanya hadir dari
berbagai disiplin ilmu. Dengan visi yang
jelas, diharapkan mampu melahirkan
alumni yang dapat memberikan edukasi
kepada masyarakat terkait kebencanaan.
Kehadiran program studi ini untuk
menjawab kebutuhan dari pemerintah
dan masyarakat Aceh yang mulai
menyadari pentingnya pendidikan
tanggap bencana. Ketua Prodi Magister
Ilmu Kebencanaan, Dr. Nazli, M.Si.,
mengatakan pendirian program studi
magister (S2) ilmu kebencanaan, dirasa
lebih penting daripada mendirikan
program studi sarjana (S1). Sebab
MIK merupakan salah satu ilmu
yang sangat strategis yang dapat
menghimpun mahasiswa dari latar
pendidikan dan profesi berbeda. Tetapi,
perbedaan ini bukanlah penghalang
untuk menyamakan persepsi dalam
memandang isu kebencanaan.
Diharapkan setelah lulus nanti, para
mahasiswa yang memiliki keahlian di
bidang masing-masing dapat memiliki
pemahaman baru tentang bencana.
Sehingga tidak tutup kemungkinan,
mereka dapat mengombinasikan dengan
ilmu yang telah mereka miliki.
Pendidikan kebencanaan mencakup
banyak aspek penting seputar
kebencanaan, seperti potensi bencana
di sekitar, histori bencana yang pernah
terjadi, bentuk antisipasi, meningkatkan
kesadaran masyarakat, dampak
bencana, cara penanganan, hingga cara
menyelamatkan diri saat bencana terjadi.
Diharapkan pendidikan bencana ini dapat
melahirkan generasi yang sadar bencana,
sehingga dapat meminimalisir risiko.
Menurut Nazli yang juga pakar geofisika
di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) Unsyiah,
penanganan bencana melibatkan
banyak disiplin ilmu. Masalah bencana
menurutnya, tidak dapat diselesaikan
hanya dari satu cabang ilmu saja.
Sebab bencana berhadapan dengan
banyak aspek, seperti lingkungan, alam,
Magister Ilmu Kebencanaan:
AJARKAN MASYARAKATSADAR BENCANA
masyarakat, pemerintah, ekonomi,
kesehatan, dan sebagainya.
Melahirkan masyarakat sadar bencana
bukanlah pekara mudah. Pendidikan
kebencanaan merupakan pondasi awal
untuk membangun masyarakat yang
sadar dan tanggap terhadap bencana.
Sejak tahun 2016, MIK telah menyusun
naskah akademik tentang pendidikan
kebencanaan untuk sekolah dasar dan
menengah. Lalu di tahun 2018, MIK
bersama Tsunami Disaster Mitigation
Research Center (TDMRC) berkolaborasi
dengan Badan Penanggulangan Bencana
Aceh (BPBA) menyusun draf qanun
pendidikan kebencanaan Aceh untuk
diterapkan di SD, SMP, SMA, serta
sekolah informal dan nonformal di
Aceh. Nazli berharap qanun ini dapat
segera ditandatangani dan diberlakukan,
sehingga Aceh menjadi provinsi pertama
yang menerapkan qanun kebencanaan.
“Draft qanun sudah selesai dan sudah
dilakukan sidang di DPRA. Insyallah ini
akan menjadi qanun prioritas di tahun
2019,” ungkap Nazli.
Pendidikan kebencanaan merupakan pondasi awal untuk membangun masyarakat yang sadar dan tanggap terhadap bencana.
“
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
36 FAKULTAS
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
Nazli juga menambahkan ia dan timnya
sempat memberikan draf qanun tersebut
ke Presiden Republik Indonesia, Joko
Widodo, saat berkunjung ke Aceh
beberapa waktu lalu. Tidak lama setelah
itu, wacana menghadirkan pendidikan
kebencanaan di sekolah-sekolah mulai
diwacanakan di tingkat nasional.
Selain itu, MIK juga aktif melakukan
berbagai program, seperti pertukaran
mahasiswa, kuliah bersama universitas
luar negeri, kuliah dosen tamu,
hingga penelitian kebencanaan. MIK
juga kerap menerima kunjungan dari
berbagai negara untuk membahas isu
penanggulangan bencana, recorvery, dan
rekonstruksi pascatsunami. Bahkan mulai
Maret nanti, MIK akan memulai program
double degree bersama Kobe University,
Jepang.
“Ini membuktikan kita sudah ke tahap
lanjut membawa MIK ke level yang lebih
tinggi, dikenal secara internasional,”
pungkas Nazli. (un)
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 230 . DESEMBER 2018
ENGLISH38 ENGLISH 39
is very hated by Allah SWT. This can be seen from one verse in Surah Al-Baqarah. “And whoever of you reverts from his religion (to disbelief) and dies while he is a disbeliever - for those, their deeds have become worthless in this world and the Hereafter, and those are the companions of the Fire, they will abide therein eternally” (Al-Baqarah: 217).
According to Indonesian state basic law, human rights can be seen in the Constitution of Indonesian Republic number 39 of 1999 Article 1 section 1. This Article states that human rights are a set of rights that are inherent in the nature and existence of human beings as the creatures of Almighty God which must be respected, enforced, and protected by the state, law and the government, and everyone for the sake of honor and the protection of human dignity. Based on the contents of the Constitution above, we can conclude that the existence of every people on the earth must be appreciated and respected. In addition, the government as the umbrella of the peaceful life in this state, is totally responsible to help and defend all of community members from human rights violations.
Furthermore, according to the Islamic perspective, the issue of human rights has been explained in number of verses in the Holy Qur’an. One of them is the right to life, which is also stated in Article 3 of the Universal Declaration of Human Rights. “Because of that, We ordained for Bani Israil that if anyone killed a person not in retaliation of murder, or (and) to spread mischief in the land – it would be as if he killed all mankind, and if anyone saved a life, it would be as if he saved the life of all mankind” (Surah Al-Maidah: 32). This verse clearly illustrates the anger of the Almighty God and the
EDISI 231 . JANUARI 2019
The issue of human rights essentially has existed since the time of our Prophet, when he
struggled for the life rights of baby girls. In the past, the birth of a baby girl was considered as a disgrace in a family. The human rights issue was getting warm and discussed when the United Nations legalized the International Human Rights Day since 1950. This commemoration aims to honor the Universal Declaration of Human Rights proclaimed on 10 December 1948. Indirectly, we can see that the issue of human rights is completely an important issue that must be observed.
Hence, how are the condition of people globally after this human rights policy was inaugurated 70 years ago? Why are there still many disputes and conflicts happening in various parts of the world? In fact, individual salvation is also a part of the Universal Declaration of Human Rights. It sounds bad to see the realities existing recently.
As we know that for Indonesian citizens, particularly Acehnese, human rights that have been declared universally by the United Nations, cannot be fully applied in our daily life. It is caused by several Articles that are not appropriate with our religion. One of the contradictory Articles is found in Article 18. “Everyone has the right to have the freedom of mind, conscience, and religion; in this case, including the freedom to change religion or belief, with the freedom to express the religion or belief by teaching it, doing it, worshiping and obeying it, both of alone and together with others, publicly or alone (Article 18, Universal Human Rights Declaration). While according to our holy Al-Quran, which is the main guidance to moslems, the conversion of Islam to other religions is something that
punishment given to a murderer who indirectly violates the basic human right to feel a life.
In addition, human rights that must be implemented do not fully refer to Universal Declaration of human rights, but the human rights that we must understand together are a set of basic human rights that have been established by Allah SWT and are also supported by the basic laws of the Indonesian state. In an article entitled “Human Rights According to the West, East and Indonesia,” it was concluded that the right definition of human rights is the definition given by Islam that human rights are inherent in every human being since they born. It will never contradictory with the responsibility of human rights outlined by Allah SWT and Rasulullah SAW (Academia.Edu).
Last year, we were shocked by the death of Mr. Budi who was a teacher. He died in the hands of his own students. Where was human value at that time? Did he realize that Mr.Budi was his teacher? Therefore, it has become an obligation in the family, school environment, and community, to teach human rights value. As long as there are still murder cases, disputes, acts of bullying, injustices value, and another crime in various parts of the region, the implementation of human rights will never run well. There are several basic implementation of human rights that can be implemented in the family, school, and communities around us. They can be the action of respect, appreciate, sharing, and helping each other. Then, we must be fair in any circumstances and do another kinds of action creating good and peaceful atmosphere around. Hopefully, the human right violation will be decreased by the time goes by. (un)
A Glance of Human Right
Name : NURHASANAHDate of Birth : November 22, 1991Interest : Education, literacy, broadcasting, and artOccupation : Teacher at SD Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School
EDUCATIONAL BACKGROUNDEnglish Department, Teacher Training and Education Faculty, University of Syiah Kuala
ORGANIZATIONMember of FLP Wilayah Aceh and Privat Library of Jambo Minda Foundation
ACHIEVEMENTS• 2012 Runner-up II for English Debate
Competition of Unsyiah Fair VII held by University of Syiah Kuala Banda Aceh
• 2014 The Winnner of Youth Competition for Disaster Education in JENESYS.2.0 Program (Japan East Network Exchange Student and Youths) held by Japan Ministry and The Japan Foundation Jakarta
• 2014 Selected Participant for BADYF program (Banda Aceh Development Youth Forum) held by IKAMBA (Ikatan Mahasiswa Kota Banda Aceh)
• 2014 Selected writer for anthology project of Tsunami story in memoriam for one decade of great earthquake and Tsunami disaster in Aceh, held by Public Relation Division of Syiah Kuala and TDMRC (Tsunami Disaster and Mitigation of Research Centre) Banda Aceh
• 2015 Top Ten for IMYEP (Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program) held by Department of Youth and Sport and PCMI (Purna Caraka Muda Indonesia) Aceh
• 2015 Selected contributor for Helloacehku.com website held by Ezy Tavel jakarta
PERSONAL INFORMATION
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
MUTU40 MUTU 41
Sejak dua tahun lalu, Program Hibah Asuh Perguruan Tinggi Unggul dari Kemenristekdikti
yang melibatkan Unsyiah telah mampu memberikan perubahan besar bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Aceh. Sebagai PT Asuh, Unsyiah berhasil meningkatkan mutu dan nilai akreditasi PTS tersebut. Prestasi ini telah menghantarkan Unsyiah meraih Penghargaan Apresiasi dari Direktorat Jenderal pembelajaran dan Kemahasiswaan
Unsyiah dianggap mampu memberikan motivasi dan bimbingan kepada PTS di Aceh untuk menumbuhkan budaya mutu melalui penerapan SPMI berkelanjutan guna meningkatkan kualitas lulusan
PT Asuhan. Progam ini sangat bermanfaat karena membantu PTS meraih nilai terbaik akreditasi institusi dan program studi dari BAN-PT sebagai bentuk pengakuan pemerintah terhadap mutu pendidikan.
Sejak tahun 2017, Unsyiah telah terlibat dalam Program Asuh PT Unggul dan telah membina dua PTS, yaitu Universitas Jabal Ghafur di Sigli dan Universitas Serambi Mekkah di Banda Aceh, serta 30 program studi. Dari sisi mutu, hasil yang diperoleh terlihat jelas kesadaran di dua PTS tersebut, terutama meningkatnya kesadaran pentingnya menjalankan SPMI. Hal ini terlihat dari kesadaran melengkapi dokumen mutu, mengimplementasikan PPEPP di setiap kegiatan akademik, menerapkan sistem audit internal, serta menjalankan program peningkatan mutu berkelanjutan baik di prodi, fakultas, hingga universitas.
Sementara dari sisi SPME, terlihat perkembangan signifikan di nilai akreditasi program studi. Tercatat enam prodi di Universitas Jabal Ghafur yang awalnya berakreditasi C meningkatkan menjadi nilai B. Sementara empat prodi di Universitas Serambi Mekkah meningkat menjadi nilai B di akhir kegiatan.
Di tahun 2018, Unsyiah masih memiliki tanggung jawab untuk terlibat langsung dalam pembinaan implementasi SPMI perguruan tinggi di tanah air, khususnya di Provinsi
Aceh. Pada tahun lalu, Unsyiah telah membimbing enam perguruan tinggi, yaitu Universitas Iskandar Muda di Banda Aceh, Universitas Gajah Putih di Aceh Tengah, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Nasional di Lhokseumawe, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nasional di Lhokseumawe, STKIP Bina Bangsa di Meulaboh, dan Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Indonesia (AMIKI) di Banda Aceh. Tercatat 20 program studi yang diasuh terkait SPMI dan akreditasi program studi. Hasil yang dicapai hingga Desember 2018, dari 20 prodi yang diasuh, 6 prodi memperoleh akreditasi B, dan sisanya sedang mengusulkan dan menunggu visitasi asesor BAN-PT.
Berdasarkan data Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah 13 (Desember 2018), di Aceh terdapat 109 PTS dengan nilai AIPT B sebanyak empat PTS dan nilai C sebanyak 13 PTS. Sementara
program studi aktif sebanyak 351 dengan komposisi akreditasi A sebanyak 1 prodi, B sebanyak 138 prodi, C sebanyak 184 prodi, serta 28 prodi belum terakreditasi. Berdasarkan data tersebut, PTS di Provinsi Aceh masih sangat membutuhkan pendampingan, terutama yang didukung oleh Program Hibah Asuh PT Unggul.
Untuk itu, pada tahun 2019 ini, Unsyiah kembali menyiapkan program dan strategi dalam Program Hibah Asuh PT Unggul untuk mendukung peningkatan mutu PTS melalui implementasi SPMI terstruktur, terukur, dan berkelanjutan. Selain itu, juga menjalankan program prioritas mutu untuk level universitas/sekolah tinggi dan program studi. Pada tahun ini, Unsyiah akan membimbing 12 PTS di wilayah Aceh sesuai dengan daftar PTS asuhan yang tercantum dalam panduan hibah asuh PT unggul tahun 2019 Kemenristekdikti. (rk)
Peran Unsyiah dalamPenguatan PTS di Aceh
(Belmawa) Kemenristekdikti. Penghargaan ini diterima Unsyiah selama dua tahun berturut-turut, yaitu 2017 dan 2018 sebagai pelaksana terbaik Program Hibah Asuh PT Unggul di Indonesia.
DR. IR. M. AMAN YAMAN, M.AGRIC.SCKepala Pusat Pengembangan Sistem Manajemen Mutu LP3M Unsyiah/ Ketua Pelaksana Hibah Asuh PT Unggul Unsyiah
RELIGIA42 RELIGIA 43
Saat ini, tampil wangi seakan
menjadi sebuah keharusan.
Islam sebagai agama yang
sempurna turut mengatur dengan baik
mengenai perkara ini. Banyak riwayat
yang menyebutkan bahwa Nabi
Muhammad Saw sangat menyukai
minyak misik atau kasturi. Minyak ini
beraroma lembut, tidak menyengat,
dan harumnya tidak mudah hilang.
Dalam hadis riwayat An Nasai,
Rasulullah Saw bersabda, “Yang terbaik
dari wewangian kalian adalah (minyak)
misik.”
Selain minyak misik, Rasulullah
Saw juga menyukai minyak ‘anbar
(‘ambar) yang aromanya lebih kuat.
Ketajaman aroma sesuai dengan
tingkat kualitasnya. Bahkan wanginya
dapat berubah jika bercampur
dengan keringat si pemakai.
Minyak wangi dapat berasal dari
banyak bahan, seperti kulit kayu,
dedaunan, bunga, akar, hingga
ambergris yang berasal dari muntahan
paus sperma. Bagi kaum pria, memakai
minyak wangi hukumnya sunnah,
terutama pada hari-hari besar Islam
dan saat beribadah. Sebagaimana
hadis Rasulullah Saw, “Hendaklah
setiap muslim mandi pada hari Jumat,
kemudian memakai pakaian terbaik,
dan jika memiliki wangi-wangian,
hendaklah ia memakainya.” (HR.
Ahmad bin Hanbal)
Di samping itu, para penjaga Masjidil
Haram juga menggunakan wewangian
untuk mengharumkan Kakbah dan
masjid. Hal ini sesuai dengan riwayat
Aisyah binti Abu Bakar, “Rasulullah
Saw pernah menyuruh mendirikan
masjid di kampung dan meminta
supaya dibersihkan dan diberi harum-
haruman.” (HR Al Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, dan Abu daud).
Lalu, bagaimana dengan kaum
perempuan yang menggunakan
minyak wangi?
Para ulama masih berbeda pandangan
mengenai persoalan ini. Sebagian
ulama memperbolehkan perempuan
menggunakan minyak wangi dengan
syarat tertentu, tetapi sebagian ulama
masih mengharamkannya.
Kalangan ulama yang menyatakan
perempuan boleh menggunakan
minyak wangi memberi syarat
hendaknya perempuan menggunakan
minyak wangi hanya saat bersama
suami. Selain itu, perempuan
dilarang menggunakan minyak
wangi berlebihan yang menimbulkan
harum semerbak, sehingga tercium
oleh lelaki yang bukan mahram.
Walaupun digunakan ketika pergi ke
masjid atau menghadiri majelis ilmu.
Meski demikian, masih diperbolehkan
menggunakan minyak wangi bagi
perempuan sekadar menghilangkan
bau badan saja. Malah dianjurkan bagi
seorang istri memakai wewangian
tatkala sedang bersama suami.
Ulama yang berpendapat demikian
menetapkan hukum secara rinci bagi
perempuan yang menggunakan
wewangian adalah makruh tanzih.
Di beberapa referensi, makruh tanzih
berarti perkara yang dituntut untuk
ditinggalkan, tetapi dengan perintah
yang tidak/kurang tegas. Arti lain
menyebutkan, perbuatan makruh
tanzih adalah perbuatan terlarang
tanpa dosa yang menyalahi adab.
Ketika seorang muslimah keluar dalam
keadaan memakai wewangian dan
menutup aurat, maka hukumnya
makruh tanzih. Tetapi hal ini berubah
haram jika ia bertujuan memamerkan
kecantikannya atau menarik perhatian
kaum lelaki, serta bertujuan membuat
fitnah.
Islam sangat tegas mengatur tentang
hal ini. Sebab mengingat begitu
besarnya fitnah wanita terhadap
laki-laki. Terlebih lagi setiap wanita
ingin tampil menarik. Tidak ingin
tercium bau tidak sedap karena dapat
menimbulkan ketidaknyamanan
dalam berinteraksi. Untuk itu, wanita
diharapkan dapat memosisikan
diri dengan baik, sekaligus
mengedepankan sikap kehati-hatian
saat menggunakan parfum.
Agar lebih aman dan nyaman, ada
beberapa hal yang patut diperhatikan,
seperti menggunakan parfum
yang wanginya tidak menyengat.
Memang kodrat wanita ingin selalu
tampil cantik, menarik, dan suka
berhias. Tetapi, jangan sampai hal ini
dilakukan secara berlebihan sehingga
mendatangkan fitnah. Demikian juga
dalam penggunaan parfum. Gunakan
dan pilih parfum yang memiliki aroma
lembut, tidak menyengat, sehingga
tidak menarik perhatian lawan jenis.
Kemudian perkara niat tentu
merupakan hal yang penting. Jangan
sampai menggunakan parfum, tetapi
berniat untuk merangsang atau
menggoda lawan jenis. Hal ini sangat
dilarang oleh ajaran agama.
Kendati demikian, larangan tersebut
bukan berarti seorang wanita tidak
boleh memakai wewangian sama
sekali atau dibiarkan berbau tak
sedap. Seperti hadis Rasulullah Saw,
“Wewangian seorang lelaki adalah
yang tidak jelas warnanya, tapi
tampak bau harumnya. Sedangkan
wewangian perempuan adalah yang
warnanya jelas, tetapi baunya tidak
begitu tampak.” (HR Baihaqi)
Dalam hadis di atas, seorang
muslimah senantiasa memakai
parfum yang aromanya tidak
menyengat. Jenis parfum ini dapat
diartikan sebagai parfum yang
tingkat wanginya sedikit atau samar
yang berfungsi sekadar menetralkan
bau badan. Jadi, larangan itu hanya
berlaku bagi perempuan berada di
luar rumah. Sebaliknya, apabila istri
sedang berada di rumah bersama
suami, maka ia bisa menggunakan
wewangian sekehendak hatinya.
Wallahu’alam. (fer)
Benarkah WanitaDilarang Memakai Parfum?
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 232 . FEBRUARI 2019
Wewangian perempuan adalah yang warnanya jelas, tetapi baunya tidak begitu tampak.
“
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 230 . DESEMBER 2018
XXX 4545ASPIRASI
EDISI 230 . DESEMBER 2018
Universitas Syiah Kuala@Unsyiah
ASPIRASIAspirasi
@univ_syiahkuala
@univ.syiahkuala.id
@univ_syiahkuala
Unsyiah TV
www.humas.unsyiah.ac.id
EDISI 232 . FEBRUARI 2019 EDISI 230 . DESEMBER 2018
XXX46 KABAR 47
UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) menjalin kerja sama dengan PT Veritra Sentosa Internasional (PayTren). Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, dengan Direktur Utama PayTren, Hari Prabowo.
Kegiatan ini turut disaksikan oleh founder dan owner PayTren, Ustaz Yusuf Mansur, di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, Banda Aceh, Rabu (6/2), yang bertepatan dengan wisuda 1.028 lulusan Unsyiah.
Rektor mengatakan, pihaknya bersama PayTren sepakat untuk bekerja sama di bidang pengembangan dan implementasi solusi pembayaran elektronik berbasis aplikasi cerdas. Penyelenggaraan sistem pembayaran elektronik berbasis aplikasi cerdas ini, meliputi mobile phone top up, game voucher, digital advertising, bill payment, offline market dan merchant, jasa pengiriman dan logistik, parkir, transportasi, kampus, penyaluran bantuan sosial, hingga zakat. Selain itu, Unsyiah dan PayTren juga sepakat untuk melakukan pendidikan dan pelatihan e-learning, penelitian dan pengembangan di bidang pembayaran elektronik, serta peningkatan SDM.
“Kita berharap kerja sama ini dapat memberikan dampak positif
UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) kembali mengukuhkan tiga profesor dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin Ketua Senat Unsyiah, Prof. Dr. Said Muhammad MA, Kamis (21/2) di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Banda Aceh. Mereka yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Hasan Basri, M.Com. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Prof. Dr. drh. Muslim Akmal, M.P (Fakultas Kedokteran Hewan), dan Prof. Dr. drg. Zaki Mubarak, MS (Fakultas Kedokteran Gigi).
Dalam sambutannya, Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, menyampaikan rasa bangganya dengan keberhasilan tiga profesor Unsyiah yang berhasil mencapai tingkat jabatan fungsional tertinggi di kepakaran masing-masing. Rektor menyebutkan Prof. Hasan Basri merupakan ahli di bidang akuntansi dan akuntabilitas pada organisasi nonprofit dan sektor publik yang saat ini sangat dibutuhkan.
Dia menyebutkan dalam dua dekade terakhir, isu akuntansi dan akuntabilitas pada lembaga pemerintahan menjelma menjadi isu strategis dan menarik perhatian banyak pihak, baik peneliti, akademisi, maupun masyarakat luas. Hal ini cukup beralasan, mengingat lembaga pemerintah dianggap sebagai wakil masyarakat memiliki tugas untuk memastikan organisasi pemerintah berfungsi dengan baik. Di Aceh sendiri, isu ini dianggap sangat penting, terlebih lagi Aceh telah menjalankan otonomi serta besarnya sumber daya finansial yang mengalir.
Namun, tambah Rektor, menurut beberapa hasil studi, lembaga pemerintah daerah di Aceh saat ini belum mampu mengelola dan menghabiskan sumber daya tersebut dengan efektif. Fakta lapangan menunjukkan Aceh tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia, yang korupsi menjadi masalah utama.
“Kepakaran dan keilmuan yang dimiliki Prof. Hasan Basri sangat dibutuhkan demi pelaksanaan akuntansi dan akuntabilitas pemerintah daerah yang lebih baik di masa depan.”Rektor Samsul Rizal juga mengapresiasi kepakaran Prof. Muslim
bagi kedua pihak, khususnya Unsyiah, sehingga kampus ini dapat melahirkan lulusan yang mampu bersaing di era revolusi industri,” ucap Samsul.
Sementara itu, Yusuf Mansur di hadapan ribuan wisudawan mengatakan PayTren adalah perusahaan yang dikelola anak negeri yang terus mengalami pertumbuhan signifikan setiap tahunnya. Perusahaan ini juga akan membuka cabang di Banda Aceh pada bulan Maret 2019. Ditargetkan 100 lulusan Unsyiah akan dilibatkan dalam pengembangan bisnis PayTren di Banda Aceh.
“Kami akan merekrut 100 lulusan Unsyiah untuk sama-sama membangun PayTren di Banda Aceh, sehingga bisnis digital ini diharapkan dapat berkembang luas ke seluruh Aceh,” ujarnya.
Yusuf bercerita awal mula berdirinya perusahaan PayTren di tahun 2013 untuk memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Ia menyebutkan kunci utama berkembangnya bisnis ini adalah doa dan sedekah. Selain itu, PayTren juga menerapkan strategi bisnis dengan pendekatan spiritual secara teori maupun praktik. Konsep inilah yang ia tawarkan kepada lulusan Unsyiah agar sukses membangun karier. Untuk itu, ia meminta kepada lulusan untuk rajin berdoa, shalat malam, dan beramal bagi orang yang membutuhkan. (fer)
UNSYIAH DAN PAYTREN JALIN KERJA SAMA
UNSYIAH KUKUHKAN TIGA PROFESORAkmal yang fokus pada makhluk hidup dan proses spermatogenesis. Penelitian yang dilakukan berpotensi menemukan molekul baru yang berperan penting pada spermatogenesis. Selain itu, juga berpotensi dikembangkan sebagai sistem kontrasepsi untuk menginduksi spermatogenesis pada pria atau hewan jantan.
Menurut Rektor, penelitian dan keilmuan yang dimiliki Prof. Muslim sangat penting, terlebih lagi saat ini jumlah penduduk dunia telah mencapai 7,5 miliar jiwa. Terlepas dari perdebatan penggunaan kontrasepsi dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk, tetapi penelitian ini tetap diperlukan karena sistem reproduksi sebenarnya dapat juga diaplikasikan pada makhluk hidup lain untuk menjaga kualitas lingkungan.
Rektor Unsyiah juga menyatakan kekagumannya terhadap kepakaran Prof. Zaki Mubarak. Menurutnya keahlian yang dimilikinya di bidang pengembangan riset mikorobiologi kedokteran gigi, serta pendidikan kedokteran gigi menjadi tumpuan harapan masyarakat. Terlebih di era hektik saat ini, orang-orang memiliki waktu terbatas untuk memperhatikan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini didasarkan fakta bahwa penyakit gigi dan mulut yang paling sering ditemukan adalah karies atau gigi berlubang. Umumnya penyakit ini disebabkan karena perilaku individu yang tidak menjaga kebersihan mulutnya.
Pada bagian lain, Rektor Unsyiah menambahkan, pengukuhan tersebut menambah total profesor aktif di Unsyiah menjadi 58 orang. Sedangkan keseluruhan profesor yang telah dikukuhkan semenjak Unsyiah berdiri sebanyak 101 orang. Jumlah terbanyak masih berada di Fakultas Teknik 12 orang dan Fakultas Pertanian 11 orang. Sementara Prof. Zaki Mubarak tercatat sebagai profesor pertama yang dikukuhkan dari Fakultas Kedokteran Gigi.Namun begitu, jumlah ini menurut Rektor belum memadai untuk institusi sebesar Unsyiah. Terlebih lagi, Unsyiah ingin memperkuat sisi riset demi menunjang tumbuhkembangnya kreasi dan inovasi. Tetapi, Rektor tetap optimis jumlah profesor di Unsyiah akan bertambah cepat di tahun mendatang. Apalagi saat ini, sebanyak 451 orang dosen sudah menjadi Lektor Kepala. (fer)
EDISI 232 . FEBRUARI 2019
48 XXX