mega baru (repaired)
TRANSCRIPT
DETEKTOR & ALARM
1. BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kebakaran merupakan suatu ancaman bagi keselamatan manusia,harta
benda maupun lingkungan.Dengan adanya perkembangan dan kemajuan
pembangunan yang semakin pesat,resiko terjadinya kebakaran semakin
meningkat.Laboratorium merupakan suatu tempat mahasiswa,dosen,dan
peneliti melakukan percobaan.Percobaan yang dilakukan menggunakan
berbagai bahan,dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan
terjadinya kebakaran,apabila dilakukan dengan cara yang tidak
tepat.Kebakaran ini bias terjadi karena kelalaian atau kecerobohan
kerja,yang dapat membuat orang mati,bahkan bagi orang sekitarnya.
Sistem proteksi kebakaran tidak hanya penyediaan apar atau
hidran.Diperlukan sarana proteksi lainnya yakni detector dan sprinkler
untuk pendukung apar dan hidran.Oleh karena itu berbagai langkah dan
upaya penanggulangan bahaya kebakaran merupakan hal yang penting
diterapkan dan dilaksanakan guna mencegah terjadinya bahaya kebakaran.
Kemajuan teknologi yangb semakin pesat menghasilkan suatu rekayasa
system deteksi dan alarm kebakaran,yang secara otomatis akan bekerja dan
memberitahukan kepada operator dalam bentuk cahaya lampu ataupun
bel.Oleh karena itu awal kebakaran dapat diketahui dan segera dapat
diambil langkah penangganan secara cepat dan tepat.Dasar hukum yang
berhubungan dengan sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah “Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No.Per 02/Men/1983 tentang instalasi alarm
kebakaran otomatik”.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang diambil dalam tugas sppk ini adalah :
1. Bagaimana menentukan jumlah detector dan alarm yang sesuai
dengan karakteristik Lab.dopping di ITB.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 1
DETEKTOR & ALARM
2. Dimana tempat peletakan detector dan alarm yang sesuai pada
Lab.dopping di ITB.
3. Bagaimana menentukan banyaknya biaya pembelian yang
dibutuhkan untuk pemasangan detektor tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka dapat ditetapkan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah detektor dan alarm yang sesuai dengan
karakteristik Lab.dopping di ITB.
2. Menentukan dimana tempat peletakan detektor dan alarm yang
sesuai pada Lab.dopping di ITB.
3. Menentukan banyaknya biaya pembelian yang dibutuhkan untuk
pemasangan detektor tersebut.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulis mengharapkan bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi:
1. Penulis
Mendapatkan wawasan baru mengenai perancangan detektor pada
laboratorium
2. Pembaca
1) Hasil dari penentuan jumlah detektor dan alarm dapat dipergunakan
oleh laboratorium dopping di ITB sebagai pertimbangan untuk
merancang system pemadam.
2) Hasil dari penentuan biaya pembelian,pemasangan,dan perawatan
oleh laboratorium dopping di ITB sebagai pertimbangan untuk
merancang system pemadam.
1.5 Batasan Penilitan
Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Hanya merancang system deteksi,alarm dan estimasi biayanya di
Lab.dopping ITB.
2) Peneliti tidak membahas tentang prosedur pemeliharaan detektor.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 2
DETEKTOR & ALARM
2. BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Dasar Perancangan Sistem Pencegahan Kebakaran
2.1.1 Prinsip Terjadinya Kebakaran
Tiga komponen diperlukan bagi api agar dapat menyala dan
mengalami proses pembakaran. Pertama, harus tersedia bahan bakar
yang dapat terbakar. Selain itu, panas yang cukup, yang digunakan
untuk menaikkan temperatur bahan bakar hingga ke titik penyalaan.
Dan akhirnya, harus terdapat pula cukup udara untuk menyuplai
oksigen yang diperlukan. Oksigen diperlukan untuk menjaga proses
pembakaran agar tetap berjalan dan untuk mempertahankan suplai
panas yang cukup sehingga memungkinkan terjadinya penyalaan
bahan bakar yang sulit terbakar. Ketiga unsur itu, yaitu bahan bakar,
panas, dan oksigen, yang memungkinkan timbulnya api disebut
dengan segitiga api (fire triangle). Api tersebut hanya dapat terjadi
bila ketiga komponen berada pada saat yang bersamaan, jika tidak tak
akan ada api sama sekali. Untuk itu, prinsip dasar dalam usaha
pencegahan atau pengendalian terjadinya kebakaran dilakukan dengan
cara memutuskan salah satu dari ketiga komponen tersebut. Hal yang
umum dilakukan adalah dengan cara mengurangi peran komponen
bahan bakar dan panas.
Dalam proses terjadinya kebakaran tidak dapat terlepas dari
tersedianya ketiga unsur tersebut, tetapi penyebab terjadinya
kebakaran sangatlah kompleks yang dapat dispesifikasikan menjadi
dua, yaitu karena peritiwa alam dan karena kesengajaan maupun
kelalaian manusia.
Karakteristik pertumbuhan dan penyebaran api, sama seperti
penyalaan api, kecepatan penyebaran, dan pemancaran panas, asap
dan gas berbahaya, ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Kondisi geometris ruangan
2. Bahan yang ada
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 3
DETEKTOR & ALARM
3. Sumber isi
4. Jarak antara sumber api dengan material yang terbakar
5. Karakteristik dari material interior
6. Tipe dan volume material
7. Kondisi dan penataan ruangan
Api dengan cepat berkembang besar melalui konveksi, dan
kemudian menyebar secara lateral terus ke langit-langitbila ruangan
terbatas. Sesuatu yang terbakar, disamping menghasilkan gas, juga
asap dan pans. Panas gas yang timbul peristiwa kebakaran bisa
mencapai 650 ºC – 950 ºC. Salah satu fenomena khas terjadi peristiwa
kebakaran adalah terjadinya “flashover”, dimana api tiba-tiba
membesar dengan nyala yang besar pula. Ada dua jenis bahaya yang
ditimbulkan sebagai akibat dari terjadinya kebakaran yaitu kerugian
material dan keselamatan jiwa manusia.
2.1.2 Alat Pendeteksi Otomatis
Alat pendeteksi otomatis (Detector) adalah suatu alat yang
digunakan untuk mendeteksi terjadinya bahaya kebakaran dan
menyampaikan isyarat sedini mungkin hingga dapat dilakukan
penanggulanagan serta pemadaman secepatnya. Hal ini sangat
berguna untuk mencegah timbulnya kerugian yang lebih besar baik
jiwa, harta maupun lingkungan. Kondisi dimana detector dapat
mendeteksi terjadinya kebakaran yaitu karena dari adanya
perkembangan kondisi lebih lanjut sebagai akibat dari terjadinya
kebakaran.
Berdasarkan adanya perkembangan kondisi lebih lanjut sebagai
akibat dari terjadinya kebakaran tersebut maka, jenis detector dapat
dibedakan menjadi empat type, yaitu :Detektor panas, Detektor asap,
Detektor gas, dan Detektor nyala api. Secara umum cara kerja alat
pendeteksi kebakaran (Detector) ini biasanya selalu dihubungakan
dengan automatic fire alarm system.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 4
DETEKTOR & ALARM
2.1.3 Klasifikasi Detektor Kebakaran
1. Detektor Panas (Heat Detektor)
Detektor Panas (Heat Detector) adalah detektor yang bekerjanya
berdasarkan pengaruh panas (temperatur) tertentu.
Macam Heat detektor :
a. Detektor bertemperatur tetap yang bekerja pada suatu batas
panas tertentu (fixed temperature)
b. Detektor yang bekerjanya berdasarkan kecepatan naiknya
temperatur (Rate of Rise)
c. Detektor kombinasi yang bekerjanya berdasarkan kenaikan
temperatur dan batas temperatur maksimum yang ditetapkan.
2. Smoke Detector(Detektor Asap)
Alat ini berfungsi untuk pendeteksi adanya produk hasil
pembakaran yang berupa asap sebagai akibat terjadinya kebakaran.
Sesuai dengan cara kerjanya smoke detector dapatdibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
a. Ionisasi detector
Pendeteksian cara ionisasi lebih bereaksi terhadap partikel
yang tidak kelihatan (ukuran lebih kecil dari 1 mikron) yang
diproduksi oleh kebanyakan nyala kebakaran.
b. Optical detector
optical detector berfungsi untuk mendeteksi produk
pembakaran yang bisa dilihat, misalnya partikel-partikel
carbon dan bahan-bahan kimia yang apabila terbakar
menghasilkan asap.
3. Detektor Gas
Detektor gas adalah detektor yang bekerjanya berdasarkan
kenaikan konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun
gas-gas lain yang mudah trebakar.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 5
DETEKTOR & ALARM
4. Detektor Nyala Api
Detektor Nyala Api adalah detektor yang bekerjanya
berdasarkan radiasi nyala api. Ada dua tipe detektor nyal api, yaitu:
a. Detektor Nyala Api Ulatra Violet
b. Detektor Nyala Api Infra Merah
2.1.4 Ketentuan Pemasangan Detektor
1) Detektor Asap
1) Detektor Asap Optik dipergunakan untuk mendeteksi pada
kebakaran yang menghasilkan asap tebal seperti pada
kebakaran PVC.
2) Detektor Asap Ionisasi digunakan untuk mendeteksi asap
kebakaran yang terdiri dari partikel kecil yang biasa terjadi
pada kebakarn sempurna.
3) Penempatan detektor asap harus sesuai dengan fungsi ruangan.
4) Pada atap yang datar,detektor asap tidak boleh dipasang pada
jarak kurang dari 10 cm dari dinding dan tidak boleh lebih dari
30 cm dari langit-langit.
5) Balok-balok yang tebal pada langit-langit dan tingginya sama
atau kurang dari 20 cm dari langit-langit dapat dianggap
sebagai langit-langit rata.
6) Untuk atap berbentuk pelana deretan detektor asap dipasang di
daerah atap yang berjarak 90 cm dari puncak atap diukur
mendatar ,kemudian baru deretan-deretan detektor asap yang
lain dipasang sesuai dengan jarak yang diperbolehkan.
7) Untuk atap berbentuk gergaji,deretan detektor asap di pasang
di daerah atap dalam jarak 9 cm secara horizontal dari puncak
atap yang tertinggi.deretan-deratan detektor lainnyankemudian
mengikuti dengan perhitungan proyeksi atap pada dasar yang
datar.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 6
DETEKTOR & ALARM
8) Penempatan dan jarak pemasangan detektor asap harus
disesuaikan dengan:
a. Bentuk dan permukaan langit-langit
b. Tinggi langit-langit
c. Bentuk,wujud,susunan dan isi ruangan
d. Sistem ventilasi ruangan
9) Detektor asap sedapat mungkin harus dipasang dekat dengan
bahan yang akan diproteksi
10) Pada langit-langit datar,jarak pemasangan detektor asap harus
mengikuti ketentuan berikut,dalam hal ini tidak
direkomendasikan oleh pabrik pembuatannya maka jarak
pemasangan tergantung pada ketinggian langit-langit.
11) Dalam hal ini,adanya lubang udara masuk AC,maka detektor
asap harus dipasang pada daerah dekat lubang udara balikpada
jarak kurang dari 1,5m
12) Detektor asap tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari
1,5m dari lubang udara masuk AC
13) Detektor asap tidak boleh dipasang pada ruangan yang
mempunyai temperature ruang lebih besar dari 38 C atau
dibawah 0 C,kecuali untuk detektor asap yang mempunyai
spesifikasi temperature kerja tertentu khusus untukmaksud
tersebut.
14) Jarak detektor asap yang terjauh dari dinding pemisah adalah
6m dalam ruang efektif dan 12 m dalam ruang sirkulasi.
15) Pada setiap luas lantai 92 m2 dengan tinggi langit-langit
3m,harus dipasang sebuah alat detektor asap
16) Jarak antar detektor asap maksimum 12m didalam ruang
efektif dan 18m diruang sirkulasi
17) Setiap kelompok atau zona detektor harus dibatasi maksimum
20 buah detektor asap yang dapat melindungi ruangan 1000m2
luas lantai
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 7
DETEKTOR & ALARM
18) Penentuan zona dan jumlah zona untuk suatu bangunan
tertentu dipengaruhi oleh luas ruangan dan bentuk bangunan
19) Jika tinggi balok lebih besar dari 20cm,maka jarak antara
detektor yang tegak lurus pada balok tersebut harus 2/3 S
20) Bila disuatu tempat dekat langit-langit dimungkinkan timbul
suhu yang tinggi maka detektor perlu dipasang jauh di bawah
langit-langit atau atap agar detektor dapat bereaksi sedini
mungkin
21) Pemasangan detektor asap harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a) Berkas sinar yang membentuk bagian suatu sistem dari
detektor asap jenis optic harus dilindungi terhadap
kemungkinan timbulnya alarm palsu.
b) Elemen peka cahaya dari detektor asap jenis optik harus
ditempatkan sedemikian rupa atau diberi perisai sehingga
bila ada sinar dari manapun datangnya selain dari sumber
yang dikehendakinya tidak berpengaruh terhadap
bekerjanya detektor.
2) Detektor Panas
1) Detektor bertemperatur tetap (BT) tidak boleh digunakan
untuk ruangan yang suhunya rendah,karena bila terjadi
kebakaran,suhunya diperkirakan naik sangat lambat,sehingga
menyebabkan pendeteksi menjadi lambat. Detektor
berdasarkan kecepatan naiknya temperature (KTN) tidak
boleh dipasang untuk ruangan yang kenaikan temperaturnya
sangat cepat,karena akan menyebabkan pendeteksian palsu
2) Penempatan detektor panas harus sesuai fungsi ruangan
3) Pada atap atau langit-langit yang datar,penempatan detektor
tidak boleh kurang dari 30cm dari dinding dan tidak boleh
lebih dari 30mm dari langit-langit.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 8
DETEKTOR & ALARM
4) Jarak antara detektor harus sesuai dengan tinggi langit-langit
5) Detektor tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5m
dari lubang-lubang udara masuk(AC)
6) Untuk atap pelana,deretan awal detektor panas dipasang
didaerah yang berjarak maksimum 10cm dari puncak atap
diukur mendatar,kemudian baru deretan-deretan detektor
panas yang lain dipasang sesuai dengan jarak yang diperoleh
7) Untuk atap berbentuk gergaji detektor-detektor panas harus
dipasang di daerah atap dalam jarak 90cm secara horizontal
dari puncak atap yang tertinggi
8) Bila ada,balok-balok dengan ketinggian dari langit-langit
tidak boleh lebih dari 10cm dapat dianggap sebagai langit-
langit rata.
9) Bila tinggi balok lebih dari 10cm maka jarak antara detektor
panas yang tegak lurus dari balok beton tersebut harus 2/3 S
10) Bila ada balok yang tingginya lebih besar dari 46cm dan
letaknya lebih besar dari 2,5 m dari tengah-tengah ruangan
yang dibatasi oleh balok,harus dianggap sebagai ruang
terpisah
11) Untuk ketinggian langit-langit antara 3-9 m.jarak antara
detektor harus dikalikan dengan factor pengali.
12) Pemasangan detektor panas harus mengikuti persyaratan:
a) Pada satu kelompok detektor,tidak boleh dipasang lebih
dari 40 buah detektor panas
b) Untuk setiap ruangan dengan luas 46m2 dan tinggi
langit-langit 3m harus dipasang satu alat detektor panas
c) Jarak antara detektor panas tidak boleh lebih dari 7 meter
untuk ruangan efektif dan tidak boleh lebih dari 10 meter
untuk ruang sirkulasi
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 9
DETEKTOR & ALARM
d) Jarak detektor panas dengan dinding pembatas paling
jauh 3 meter pada ruang efektif dan 6 meter pada ruang
sirkulasi serta paling dekat 30 cm dari dinding pembatas.
e) Dipuncak lekukan langit-langit,pada ruangan
tersembunyi, harus dipasang sebuah detektor panas untuk
setiap jarak memanjang 9 meter.
3) Detektor Nyala Api
1) Penempatan detektor nyala api sesuai fungsi ruangan.
2) Setiap kelompok atau setiap zona detektor harus dibatasi
maksimum 20 buah detektor nyala api yang dapat melindungi
ruangan dengan luas maksimum 1000m2.
3) Pada pemasangan detektor diluar ruangan(udara terbuka)
maka spesifikasi detektor nyala api harus sesuai dengan
maksud diatas dan terbuat dari bahan tahan karat,tahan
pengaruh angin, lembab, cuaca dan getaran.
4) Pemasangan detektor nyala api untuk daerah yang sering
mengalami gangguan sambaran petir,detektor tersebut harus
dilindungi supaya tidak terjadi kemungkinan timbulnya alarm
palsu.
5) Untuk atap pelana,detektor nyala api harus dipasang di
daerah atap yang berjarak 90 cm dari puncak atap diukur
mendatar. Kemudian deretan-deretan detektor nyala api lain
dipasang sesuai dengan jarak yang diperbolehkan.
6) Untuk atap berbentuk gergaji,pemasangan awal dari detektor
nyala api harus dipasang didaerah atap dalam jarak 90cm
secara horizontal dari puncak atap yang tertinggi. Deretan-
deretan detektor nyala api lain kemudian mengikutinya
dengan perhitungan proyeksi atap pada dasar yang datar.
7) Untuk langit-langit yang terbagi-bagi oleh balok-
balok,pemasangannya harus pada bagian bawah balok
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 10
DETEKTOR & ALARM
8) Perkecualian diluar yang diizinkanpada peraturan ini,jarak
detektor bias diperkecil tergantung dari sifat bahan bakar
yang diproteksi
9) Detektor harus direncanakan dan dipasang cukup menjamin
dapat mendeteksi daerah kebakaran spesifik yang akan
diproteksi
10) Detektor tidak boleh dipasang terhalang oleh sesuatu pada
daerah yang akan diproteksi
11) Detektor harus dilindungi terhadap gangguan sinar yang tidak
dikehendaki
4) Detektor Gas
1) Detektor gas harus bias mendeteksi satu atau lebih gas-gas
yang dihasilkan oleh suatu kebakaran
2) Detektor gas harus mampu juga mendeteksi gas-gas yang
mudah terbakar
3) Penempatan detektor gas harus sesuai dengan fungsi ruangan
4) Penempatan dan jarak pemasangan detektor gas harus
disesuaikan dengan:
a. Bentuk dan permukaan langit-langit
b. Tinggi langit-langit
c. Sifat-sifat gas dan bahan yang akan diproteksi bila
terbakar
d. Sistem ventilasi ruangan
e. Bila diketahui kemungkinan adanya sumber
bahaya,maka detektor harus dipasang dekat sumber
bahaya tersebut
5) Penempatan pada atap yang datar detektor gas tidak boleh
dipasang kurang dari 10 cm terhadap dinding dan jarak dari
langit-langit tidak boleh lebih dari 50 cm
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 11
DETEKTOR & ALARM
6) Balok-balok yang tebal pada dinding-dinding yang tingginya
sama atau kurang dari 20 cm dari langit-langit dapat dianggap
sebagai langit-langit rata
7) Untuk atap yang berbentuk pelana pemasangan awal dari
deretan-deretan detektor gas harus dipasang diarah atap yang
berjarak 90 cm dari puncak atap diukur mendatar.
8) Untuk atap berbentuk gergaji,deretan-deratan detektor gas
harus dipasang didaerah atap dengan jarak 90cm,secara
horizontal dari puncak atap yang tertinggi.
9) Bila tinggi balok lebih dari 20 cm dari permukaan langit-
langit,maka jarak antara detektor yang tegak lurus pada balok
tersebut harus =2/3 S
10) Pada setiap luas 92 m2 dengan
11) Tinggi langit-langit 3 m2 harus dipasang sekurang-
kurangnya 1 buah detektor gas
12) Jarak antara detektor gas maksimum 12m
13) Jumlah detektor untuk tiap zona harus dibatasi maksimum 20
buah alat detektor gas
14) Dalam hal adanya saluran udara AC,maka detektor gas harus
dipasang pada dekat lubang udara kurang dari 1,5 m
15) Pemasangan detektor gas harus memperhatikan sifat-sifat
detektor dan tempat dimana detektor itu akan dipasang untuk
mencegah kemungkinan terjadinya alarm palsu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Detektor jangan dipasang pada tempat yang terdapat gas
akibat aktivitas manusia
b. Jangan dipasang pada tempat yang pada waktu kondisinya
tidak normal berada dibawah konsentrasi kerja detektor gas
c. Dalam garasi jangan dipasang detektor gas,sebab konsentrasi
dari CO akan dapat lebih besar dari pada konsentrasi kerja
detektor gas yang dapat menyebabkan terjadinya alarm palsu
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 12
DETEKTOR & ALARM
d. Detektor gas mempunyai element temperature tetap sebagai
bagian dari unit. (Disnaker)
TABEL 2.1 JARAK DETEKTOR
Jenis Detektor Ruang efektif Ruang Sirkulasi
Detektor Panas 7m 10m
Detektor Asap 12m 18m
Detektor Gas 12m 12m
Detektor Nyala Api - -
(Sumber : Buku Training Material K3 Bidang Penanggulagan Kebakaran)
TABEL 2.2 FAKTOR PENGALI
KETINGGIAN LANGIT-LANGIT FAKTOR PENGALI (%)
0.0 – 3.0 meter 100
3.0 – 3.6 meter 91
3.6 – 4.2 meter 84
4.2 – 4.8 meter 77
4.8 – 5.4 meter 71
5.4 – 6.0 meter 64
6.0 – 6.6 meter 58
6.6 – 7.2 meter 52
7.2 – 7.8 meter 46
7.8 – 8.4 meter 40
8.4 – 9.0 meter 34
(Sumber : SNI 03 – 3985 – 2000)
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 13
DETEKTOR & ALARM
TABEL 2.3 PEMILIHAN JENIS DETEKTOR SESUAI FUNGSI RUANGAN
BT-1 KNT-2/KOMBINASI
ASAP NYALA API GASFixedTemperature
ROR-3KOMBINASIFIXED TEMP& ROR
Dapur RuangPerjamuan
RuangPeralatanKontrolBangunan
Gudangmaterial yangmudahterbakar
RuangTransformator/ diesel
Garasi Mobil RuangResepsionis
Ruang controlInstalasiperalatan vital
Ruang yangberisi bahanyang mudahmenimbulkangas yangmudahterbakar
Restoran Ruang TamuRuang Sidang Ruang MesinKamar Tidur Ruang LiftRuang Generator & Transformator
Ruang Pompa
LaboratoriumKimia
Ruang AC
StudioTelevisi
Tangga
Koridor Lobby Aula Shaft Perpustakaan R. PABXGudang
Keterangan :
BT = Detektor Bertemperatur Tetap
KNT = Detektor Berdasarkan Kecepatan Naiknya Temperatur
ROR = Rate-of-Rise Detektor
(Sumber : Buku Training Material K3 Bidang Penanggulagan Kebakaran)
RUMUS DETEKTOR
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 14
DETEKTOR & ALARM
1. Mencari Jarak Antar Detektor
S=Jarak Detektor x Faktor Pengali
Keterangan:
S=Jarak Antar Detektor (m)
Jarak Detektor (m)
Faktor Pengali (%)
2. Mencari Jumlah Detektor Arah Memanjang =
Keterangan:
P=Panjang Arah Memanjang (m)
S=Jarak Antar Detektor (m)
3. Mencari Jarak Maksimum Antar Detektor Dari Dinding Pada Arah
Memanjang =
Keterangan:
S= Jarak Antar Detektor (m)
4. Mencari Jumlah Detektor Arah Melintang =
Keterangan:
l=Panjang Arah Melintang (m)
S=Jarak Antar Detektor (m)
5. Mencari Jarak Maksimum Antar Detektor Dari Dinding Pada Arah
Melintang =
Keterangan:
S= Jarak Antar Detektor (m)
2.1.5 Alarm Kebakaran
Alarm kebakaran adalah komponen dari sistem yang memberikan
isyarat atau tanda adanya suatu kebakaran yang dapat berupa:
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 15
DETEKTOR & ALARM
Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat berupa
bunyi khusus (Audible Alarm)
Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat yang
tertangkap oleh pandangan mata secara jelas(Visible Alarm).
TABEL 2.4 PENYEDIAAN SISTEM DETEKSI DAN ALARM MENURUT
FUNGSI, JUMLAH DAN LUAS LANTAI BANGUNAN.
KelompokFungsibangunan
NamaKelompok
Fungsi bangunan
Jumlah lantai
Jumlah luas lantaiMin/lantai
( )
Sistem deteksi dan alarm
1a Bangunanhunian/tunggal
RumahTinggal
1 -
1b BangunanHunian
Asrama/KosRumahtamu/Hotel.
1 300 -
2 BangunanHunian
Terdiri dari 2atau lebihunithunian (ruko).
1 T.A.B (M)2 ~ 3 T.A.B (M)
3 Bangunanhunian di luar
1 dan 2
Rumah,Asrama,Hotel, Pantilanjut usia,Panti orangcacat, dll.
1 T.A.B (M)2 ~ 4 T.A.B (M)
> 4 T.A.B (O)
4 BangunanHunianCampuran
Tempattinggal dalamsuatubangunankelas5,6,7,8, dan 9
1 T.A.B (M)2 ~ 4 T.A.B (O)
> 4 T.A.B (O)
5 BangunanPerdagangan
Usahaprofesional,komersial, dll
1 400 (M)2 ~ 4 200 (M)
> 4 T.A.B (O)6 Bangunan
perdaganganRumahmakan, toko,salon, pasar,dll
1 400 (M)2 ~ 4 200 (M)
> 4 T.A.B (O)
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 16
DETEKTOR & ALARM
(Sumber: SNI 03-3985-2000)
LANJUTAN TABEL 2.4 PENYEDIAAN SISTEM DETEKSI DAN ALARM
MENURUT FUNGSI, JUMLAH DAN LUAS LANTAI
BANGUNAN.
KelompokFungsibangunan
NamaKelompok
Fungsi bangunan
Jumlah lantai
Jumlah luas lantaiMin/lantai
( )
Sistem deteksi dan alarm
5 BangunanPerdagangan
Usahaprofesional,komersial, dll
1 400 (M)2 ~ 4 200 (M)
> 4 T.A.B (O)6 Bangunan
perdaganganRumahmakan, toko,salon, pasar,dll
1 400 (M)2 ~ 4 200 (M)
> 4 T.A.B (O)
7 Bangunanpenyimpanan/gudang
Tempatparkerumum, gudang.
1 2000 (M)2 ~ 4 1000 (M)
> 4 T.A.B (O)
8 Bangunanlaboratorium/industri/ pabrik
Produksi,perakitan,pengepakan,dll.
1 400 (M)2 ~ 4 200 (M)
> 4 T.A.B (O)
9a Bangunanumum
Perawatan,kesehatan,laboratorium.
1 400 (M)2 ~ 4 200 (M)
> 4 T.A.B (O)9b Bangunan
umumGarasi Pribadi
1 400 (M)2 ~ 4 200 (M)
> 4 T.A.B (O)10a Bangunan/
struktur bukanhunian.
Pagar, antena,kolam renang,dll
1 400 (M)2 ~ 4 200 (M)
> 4 T.A.B (O)10b Bangunan/
Strukturbukan hunian
(Sumber: SNI 03-3985-2000)
2.1.6 Titik Panggil Manual
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 17
DETEKTOR & ALARM
Titik panggil manual adalah suatu alat yang bekerjanya secara
manual untuk mengaktifkan isyarat adanya kebakaran yang berupa:
a. Titik panggil manual secara tuas (full down).
b. Titik panggil manual secara tombol tekan (push button).
c. Break Glass.
2.1.7 Panel Indikator Kebakaran
Panel indikator merupakan pusat kontrol dari seluruh peralatan fire
alarm system untuk mengendalikan bekerjanya sistem dan terletak di
ruang operator.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 18
DETEKTOR & ALARM
BAB 3
GAMBARAN UMUM DAN SISTEMATIKA PERANCANGAN
3.1 GAMBARAN UMUM
Gambar 3.1. Denah lantai dasar
Gedung Laboratorium Pengawasan Doping ITB pada lantai dasar
ini memiliki luasan 313,875 m2.
Gambar 3.2. Denah lantai 1
Gedung Laboratorium Pengawasan Doping ITB pada lantai 1
(satu) ini memiliki luasan 313,875 m2.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 19
DETEKTOR & ALARM
Gambar 3.3. Denah lantai 2
Gedung Laboratorium Pengawasan Doping ITB pada lantai 2 (dua)
ini memiliki luasan 313,875 m2.
Gambar 3.4. Denah lantai 3
Gedung Laboratorium Pengawasan Doping ITB pada lantai 3 (tiga)
ini memiliki luasan 128,35 m2.
Bangunan Laboratorium Pengawasan Doping ITB terdiri dari
ruangan utama dan ruangan tambahan.
a. Ruang utama meliputi:
1. Ruang penerimaan tamu
2. Ruang pengambilan sampel
3. Ruang penerimaan sampel
4. Ruang preparasi sampel
5. Ruang instrumentasi
6. Ruang pengolahan data
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 20
DETEKTOR & ALARM
7. Ruang pertemuan
b. Ruang tambahan terdiri dari:
1. Ruang penyimpanan gas dan pipa gas (Helium, Nitrogen,
Hidrogen). Dengan pertimbanagan keamanan di luar gedung,
tetapi dekat dengan ruang instrumentasi.
2. Gudan bahan kimia cair/pelarut mudah terbakar dilengkapi
dengan fasilitas grounding dan ventilasi udara yang baik.
3. Gudang bahan kimia padat.
4. Gudang transit limbah laboratorium.
Gedung ini memiliki 4 (empat) lantai dengan pemrograman ruang
seperti berikut:
a) Fungsi penerimaan
Fungsi ruang penerimaan seperti Lobby, Lounge untuk
menunggu proses pengujian. Ruang penerima di lantai dasar ini
berfungsi juga sebagai ruang display tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan diseminasi tentang doping dan hsail-hasil penelitian
LPPDI.
b) Fungsi pelayanan administrasi pengujian
Fungsi ini meliputi aktifitas penerimaan sampel, pengambilan
sampel, pendataan sampel dan pengelolaan hasil pengujian
laboratorium. Ruang ini ditempatkan di lantai dasar, meliputi ruang
sebagai berikut:
Ruang administrasi
Ruang pengambilan sampel urin dan darah
Ruang observasi sampel
c) Fungsi laboratorium pengujian
Fungsi laboratorium meliputi ruang laboratorium, ruang
analisis, ruang penunjang laboratorium serta ruang istirahat staf.
Kegiatan penelitian sebagai kegiatan rutin laboratorium akan
terintegerasi secara fleksibal dengan leboratorium pengujian. Fungsi
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 21
DETEKTOR & ALARM
laboratorium pengujian ditempatkan di lantai dasar, meliputi ruang-
ruang sebagai berikut:
Laboratorium pengujian yang terdiri dari 2 (dua) ruang instrumen
pengujian dan 1 (satu) ruang preparasi
Ruang penyimpanan sampel
Ruang penyelia
Gudang peralatan
Gudang bahan kimia (padat dan cair)
d) Fungsi laboratorium penelitian
Fungsi laboratorium penelitian merupakan service laboratory
untuk laboratorium pengujian sekaligus berfungsi sebagai
laboratorium penelitian. Fungsi ini ditempatkan di lantai 1 untuk
memudahkan pelayanan kepada masyarakat dan industri. Ruang
fungsi ini meliputi ruang-ruang sebagai berikut:
Laboratorium penelitian yang terdiri dari 4 (empat) ruang
laboratorium
Ruang penyelia
Perpustakaan
Ruang penunjang seperti ruang fotocopy, dll.
e) Fungsi manajemen laboratorium
Fungsi ini meliputi ruang-ruang pimpinan, ruang rapat, ruang-
ruang penerimaan tamu, ruang seminar. Ruang ini ditempatkan di
lantai 2 (dua), meliputi ruang-ruang sebagai berikut:
Ruang pimpinan
Ruang manajer
Ruang seminar
Ruang rapat
Ruang penunjang lainnya
Ruang pimpinan ditempatkan di daerah lebih yang lebih
pribadi dengan akses publik yang terbatas melalui protokoler atau
sekretariat. Ruang manajer disusun berdekatan agar koordinasi dapat
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 22
DETEKTOR & ALARM
lebih mudah dan hubungan kolegiat dapat lebih terbina. Di depan
ruang manajer disediakan ruang terbuka (open lay-out)
f) Fungsi diseminasi
Fungsi ini meliputi ruang-ruang seminar yang juga dapat
digunakan sebagai ruang penyuluh dan pelatihan. Fungsi ini
diletakkan di lantai teratas yaitu lantai 3 (tiga) untuk memudahkan
membuat ruang dengan bentang struktur yang lebar. Sungguhpun
demikian ruang diseminasi (ruang seminar besar) ini dibuat fleksibel,
sehingga dapat dipisahkan menjadi dua ruangan agar kegiatan
diseminasi/pelatihan yang berbeda dapat dilakukan secara peralel.
Fungsi diseminasi ini adalah fungsi yang dapat ditunda bila
diperlukan rasionalisasi biaya investasi awal. Fungsi ini masih bisa
dipenuhi oleh ruang seminar yang ada di lantai bawahnya.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 23
DETEKTOR & ALARM
3.2 Sistematika Penulisan
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 24
Rumusan Masalah
Pengolahan dataDenah Gedung
Studi Literatur Training Material Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di Bidang Penanggulangan kebakaran SNI 03-3985-2000 tentang Instalasi Detektor SNI 03-3986-2000 tentang Instalasi Alarm PERMENAKER RI No. Per. 02/MEN/1983
tentang Instalasi Alarm Kebakaran automatik
Perancangan Detektor dan Alarm1. Penentuan Jenis Klasifikasi Detektor2. Penentuan Jenis Detektor dan Alarm3. Pengukuran Luas Bangunan4. Pengukuran Ketinggian Langit - Langit
Kesimpulan dan Saran
Mulai
Selesai
Analisa dan Pembahasan
Perbandingan Hasil Perancangan Berdasarkan SNI 03-3985-2000 dan SNI 03-3986-2000
DETEKTOR & ALARM
BAB 4
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Uraian Perancangan
Berdasarkan identifikasi lapangan dan studi literatur yang telah dilakukan,
didapatkan hasil bahwa untuk peletakan detektor dilakukan pada ruangan
tertentu yang dispesifikasikan pada ruangan yang mempunyai resiko
kebakaran lebih besar dan menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar,
sehingga untuk toilet kamar mandi tidak perlu dilakukan pemasangan
detektor. Ruangan yang terpasang detektor ada yang menggunakan AC atau
tidak, maka detektor harus disesuaikan.
Detektor yang paling tepat pada Lab.dopping di ITB ini yaitu detektor
asap ruang efektif dan detector panas ruang efektif,serta detektor asap pada
ruang sirkulasi karena di dalam ruangan ada yg menggunakan AC dan tidak
menggunakan AC, yang menggunakan AC menggunakan detector asap
supaya cepat mendeteksinya dan yang tidak menggunakan AC menggunakan
detector panas. Dan menggunakan detektor asap dan panas ruang efektif
karena di dalam lab pasti banyak orang yang melakukan kegiatan sehingga
memakai detektor asap dan panas ruang efektif.
a. Perancangan Detektor
Untuk merancang sistem detektor, ada beberapa tahapan yang perlu
dilakukan, diantaranya:
1. Menentukan jenis detektor untuk setiap ruangan, sesuai dengan
fungsi ruangan dan bahan yang mudah terbakar di dalamnya.
2. Menentukan faktor pengali sesuai dengan tinggi langit-langit
ruangan.
3. Menghitung jarak antar detektor setiap ruangan.
4. Menghitung jarak penempatan detektor dari dinding.
5. Menghitung jumlah detektor disetiap ruangan.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 25
DETEKTOR & ALARM
4.2 Perhitungan Detektor
Perancangan dan pemasangan detektor dan alarm sangat penting dalam
sebuah gedung atau bangunan, untuk merancang dan memasang sebuah alarm
dan detektor maka harus melakukan perhitungan mengenai jarak antar
detektor, jarak detektor dengan dinding, dan jumlah detektor.
Tabel 4.1 Detektor Untuk Setiap Jenis Ruangan, Jenis atap, dan Faktor Pengali pada Lantai Dasar
No Nama Ruangan
JenisDetektor
(*)
Jarak Detektor(**)(m)
FaktorPengali(***)(%)
Jarak Antar Detektor(m)
Jarak Detektor dg Dinding(m)
1
Gedung Bahan Padat
Detektor Panas 7
84 5.88 2.94
2 PreparasiDetektor Panas 7
84 5.88 2.94
3
Storage sample+ observasi sample
Detektor Panas 7
84 5.88 2.94
4Administrasi
Detektor Panas 7
84 5.88 2.94
5Sample Urin
Detektor Panas 7
84 5.88 2.94
6Sample Darah
Detektor Panas 7
84 5.88 2.94
7 MEDetektor Panas 7
84 5.88 2.94
8 Lab.UjiDetektor Panas 7
84 5.88 2.94
9Gedung Alat
Detektor Asap 12
84 10.08 5.04
10 PenyeliaDetektor Asap 12
84 10.08 5.04
11Gedung bahan cair
Detektor Asap 12
84 10.08 5.04
12Waiting Room
Detektor Asap
18 84 15,12 7.56
13 LobbyDetektorAsap 18
84 15,12 7.56
14 PantryDetektor Panas 7
84 5.88 2.93
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 26
DETEKTOR & ALARM
Keterangan Tabel 4.1 pada Lantai Dasar:
(*) :Jenis Detektor(Dilihat dari jenis bahaya ruangan)
(**) :Jarak Detektor dari SNI-03-3985-2000
(Dilihat dari fungsi ruangan,misal detektor asap pada ruang sirkulasi
menggunakan 18 sedangkan detektor asap pada ruang efektif
menggunakan 7)
(***) :Faktor Pengali (Dilihat dari tinggi ruangan;misal 4m fp
menggunakan 84%)
Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan perhitungan sebagai berikut:
(untuk jarak Antar detektor):
Misal:Administrasi,
S=7 X 0.84
=5.88
Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan perhitungan sebagai berikut
(untuk jarak detektor dg dinding):
Misal:Administrasi
= =2.94
Tabel 4.2 Detektor Untuk Setiap Jenis Ruangan, Jenis atap, dan Faktor Pengali pada Lantai 1
No Nama Ruangan
JenisDetektor(*)
Jarak Detektor(**)(m)
FaktorPengali(***)(%)
Jarak Antar Detektor(m)
Jarak Detektor dg Dinding(m)
1Lab.Peneli-tian
Detektor Panas
7 84 5.88 2.94
2Fotocopy
Detektor Panas
7 84 5.88 2.94
3
Tim ExpertDetektor Panas
7 84 5.88 2.94
4Mushola
Detektor Panas
7 84 5.88 2.94
5Lounge/Cr-ib
Detektor Asap
12 84 10,08 5,04
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 27
DETEKTOR & ALARM
Lanjutan Tabel 4.2 Detektor Untuk Setiap Jenis Ruangan, Jenis atap, dan Faktor Pengali pada Lantai 1
No Nama Ruangan
JenisDetektor(*)
Jarak Detektor(**)(m)
FaktorPengali(***)(%)
Jarak Antar Detektor(m)
Jarak Detektor dg Dinding(m)
6Lobby
Detektor Asap
12 84 15,12 7.56
7Perpustak-aan
Detektor Asap
12 84 10,08 5.04
8Penyelia
Detektor Asap
12 84 10,08 5.04
9Staff lounge
Detektor Asap
12 84 10,08 5.04
10Pantry
Detektor Panas
7 84 5.88 2.94
11Me
Detektor Panas
7 84 5,88 2.94
Keterangan Tabel 4.2 pada Lantai Dasar:
(*) :Jenis Detektor(Dilihat dari jenis bahaya ruangan)
(**) :Jarak Detektor dari SNI-03-3985-2000
(Dilihat dari fungsi ruangan,misal detektor asap pada ruang sirkulasi
menggunakan 18 sedangkan detektor asap pada ruang efektif
menggunakan 7)
(***) :Faktor Pengali (Dilihat dari tinggi ruangan;misal 4m fp
menggunakan 84%)
Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan perhitungan sebagai berikut
(untuk jarak Antar detektor):
Misal:Fotocopy,
S=7 X 0.84
=5.88
Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan perhitungan sebagai berikut
(untuk jarak detektor dg dinding):
Misal:fotocopy
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 28
DETEKTOR & ALARM
= =2.94
Tabel 4.3 Detektor Untuk Setiap Jenis Ruangan, Jenis atap, dan FaktorPengali pada Lantai 2
No Nama Ruangan
JenisDetektor
(*)
Jarak Detektor(**)(m)
FaktorPengali(***)(%)
Jarak Antar Detektor(m)
Jarak Detektor dg Dinding(m)
1Tim Expert
Detektor Panas
7 84 5.88 2.94
2
Manajer mutu+LPAK+LPDI+ ADM
Detektor Panas
7 84 5.88 2.94
3
RapatDetektor Panas
7 84 5.88 2.94
4Seminar
Detektor Panas
7 84 5.88 2.94
5Me
Detektor Panas
7 84 5.88 2.94
6Pimpinan
Detektor Asap
12 84 10,08 5.04
7Lobby
Detektor Asap
12 84 15,12 7.56
8Lounge
Detektor Asap
12 84 10,08 5.04
9Pantry
Detektor Panas
7 84 5,88 2.94
Keterangan Tabel 4.3 pada Lantai Dasar:
(*) :Jenis Detektor(Dilihat dari jenis bahaya ruangan)
(**) :Jarak Detektor dari SNI-03-3985-2000
(Dilihat dari fungsi ruangan,misal detektor asap pada ruang sirkulasi
menggunakan 18 sedangkan detektor asap pada ruang efektif
menggunakan 7)
(***) :Faktor Pengali (Dilihat dari tinggi ruangan;misal 4m fp
menggunakan 84%)
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 29
DETEKTOR & ALARM
Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan perhitungan sebagai berikut
(untuk jarak Antar detektor):
Misal: Pantry,
S = 7 X 0.84
= 5.88
Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan perhitungan sebagai berikut
(untuk jarak detektor dg dinding):
Misal:Pantry
= = 2.94
Tabel 4.4Detektor Untuk Setiap Jenis Ruangan, Jenis atap, dan Faktor Pengali pada Lantai 3
No Nama Ruangan
JenisDetektor
(*)
Jarak Detektor(**)(m)
FaktorPengali(***)(%)
Jarak Antar Detektor(m)
JarakDetektor dg Dinding(m)
1Training
Detektor Panas
7 84 5.88 2.94
2Lounge
Detektor Asap
12 84 10,08 5.04
3
MEDetektor Panas
7 84 5,88 2.94
Keterangan Tabel 4.4pada Lantai Dasar:
(*) :Jenis Detektor(Dilihat dari jenis bahaya ruangan)
(**) :Jarak Detektor dari SNI-03-3985-2000
(Dilihat dari fungsi ruangan,misal detektor asap pada ruang sirkulasi
menggunakan 18 sedangkan detektor asap pada ruang efektif
menggunakan 7)
(***) :Faktor Pengali (Dilihat dari tinggi ruangan;misal 4m fp
menggunakan 84%)
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan perhitungan sebagai berikut
(untuk jarak Antar detektor):
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 30
DETEKTOR & ALARM
Misal:Training,
S = 7 X 0.84
= 5.88
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan perhitungan sebagai berikut
(untuk jarak detektor dg dinding):
Misal:Training
= = 2.94
Tabel 4.5 Jumlah detektor Arah Memanjang dan Melintang pada lantai Dasar No Nama
RuanganPanjang Ruangan(m)
Jumlah Detektor Memanjang
Lebar Ruangan(m)
Jumlah Detektor Melintang
JarakAntar Detektor
1
Gedung Bahan Padat
3 1 1.5 1 5.88
2 Preparasi 4.5 1 2,25 1 5.88
3
Storage sample+ observasi sample
4.5 1 3.15 1 5.88
4Administrasi
6.75 1 2.7 1 5.88
5Sample Urin
4.5 1 3.15 1 5.88
6Sample Darah
2.0 1 2.0 1 5.88
7 ME 3 1 2.5 1 5.888 Lab.Uji 4.5 1 4.5 1 5.88
9Gedung Alat
4.5 1 3.75 1 10.08
10 Penyelia 7.0 1 4.5 1 10.08
11Gedung bahan cair
3.0 1 1.5 1 10.08
12Waiting Room
13.5 1 4.5 1 15,12
13 Lobby 11.7 1 9.0 1 15,12
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 31
DETEKTOR & ALARM
14 Pantry 3.0 1 1.75 1 5.88
Keterangan: 1) Misal: Gedung Bahan Padat
Jumlah detektor arah memanjang =
=
= 0.51 1 Buah
2) Misal: Gedung Bahan Padat
Jumlah detektor arah melintang =
=
= 0.26 1 Buah
No Nama Ruangan
Panjang Ruangan(m)
Jumlah Detektor Memanjang
Lebar Ruangan(m)
Jumlah Detektor Melintang
JarakAntar Detektor
1Lab.Penelitian
4.5 1 4.5 1 5.88
2 fotocopy 4.5 1 2.25 1 5.88
3
Tim Expert
6.75 1 4.5 1 5.88
4 Mushola 3 1 2.25 1 5.88
5Lounge/Crib
3.5 1 3.0 1 10,08
6 Lobby 13.5 1 4.5 1 15.12
7Perpustakaan
4.5 1 2.7 1 10,08
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 32
DETEKTOR & ALARM
8 Penyelia 6.75 1 4.5 1 10,08
9Staff lounge
4.5 1 2.25 1 10,08
10 Pantry 3.0 1 1.75 1 5,8811 Me 3.0 1 2.5 1 5,88
Tabel 4.6 Jumlah detektor Arah Memanjang dan Melintang pada lantai 1
Keterangan: 1) Misal: ME
Jumlah detektor arah memanjang =
=
=0 .51 1 Buah
2) Misal: ME
Jumlah detektor arah melintang =
=
=0.43 1 Buah
Tabel 4.7 Jumlah detektor Arah Memanjang dan Melintang pada lantai 2No Nama
RuanganPanjang Ruangan(m)
Jumlah Detektor Memanjang
Lebar Ruangan(m)
Jumlah Detektor Melintang
JarakAntar Detektor
1Tim Expert
6.75 1 4.5 1 5.88
2
Manajer mutu+LPAK+LPDI+ ADM
2.95 1 2.5 1 5.88
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 33
DETEKTOR & ALARM
3
Rapat 4.5 1 3.0 1 5.88
4 Seminar 9.0 2 4.5 1 5.885 Me 3.0 1 2.5 1 5.886 Pimpinan 4.5 1 2.5 1 10,087 Lobby 13.5 1 4.5 1 10,088 Lounge 4.5 1 2.7 1 10,089 Pantry 3.0 1 1.75 1 5.88
Keterangan: 1) Misal:Seminar
Jumlah detektor arah memanjang =
=
= 1.53 2Buah
2) Misal :Seminar
Jumlah detektor arah melintang =
=
= 0.76 1 Buah
Tabel 4.8 Jumlah detektor Arah Memanjang dan Melintang pada lantai 3No Nama
RuanganPanjang Ruangan(m)
Jumlah Detektor Memanjang
Lebar Ruangan(m)
Jumlah Detektor Melintang
JarakAntar Detektor
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 34
DETEKTOR & ALARM
1 Training 9.0 2 4.7 1 5.882 Lounge 7.0 1 4.7 1 10,08
3
ME 3 1 2.5 1 5,88
Keterangan: 1) Misal: Training
Jumlah detektor arah memanjang =
=
= 1.53 2Buah
2) Misal: Training
Jumlah detektor arah melintang =
=
= 0.80 1 Buah
4.2 Perhitungan Alarm
Dalam SNI-03-3985-2000,Lab.dopping termasuk dalam kelompok
bangunan hunian dan jumlah lantainya 4, maka jumlah luas lantai min/lantai
yaitu 300 . Sistem deteksi dan alarmnya memakai manual atau TPM(Titik
Panggil Manual). Bagi bangunan bertingkat, TPM harus terpasang pada setiap
lantai, dimana untuk setiap TPM harus dapat melayani luas maksimum 900
. Dan jarak dari satu titik sembarang ke posisis TPM maksimum 30 m.
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 35
DETEKTOR & ALARM
a. Banyak TPM pada Lab.dopping
Lantai dasar
Panjang : 38.4 m
Lebar : 11.4 m
Luas = 38.4 m x 11.4 m
= 437.76
Banyak Alarm =
=
= 0.47 1 Buah
Lantai 1
Panjang : 38.4 m
Lebar : 11.4 m
Luas = 38.4 m x 11.4 m
= 437.76
Banyak Alarm =
=
= 0.47 1 Buah
Lantai 2
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 36
DETEKTOR & ALARM
Panjang : 38.4 m
Lebar : 11.4 m
Luas = 38.4 m x 11.4 m
= 437.76
Banyak Alarm =
=
= 0.47 1 Buah
Lantai 3
Panjang : 38.4 m
Lebar : 11.4 m
Luas = 38.4 m x 11.4 m
= 437.76
Banyak Alarm =
=
= 0.47 1 Buah
b. Banyak Alarm pada Lab.dopping
Lantai dasar
Panjang : 38.4 m
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 37
DETEKTOR & ALARM
Lebar : 11.4 m
Luas = 38.4 m x 11.4 m
= 437.76
Banyak Alarm =
=
= 2,1 2 Buah
Lantai 1
Panjang : 38.4 m
Lebar : 11.4 m
Luas = 38.4 m x 11.4 m
= 437.76
Banyak Alarm =
=
= 2,1 2 Buah
Lantai 2
Panjang : 38.4 m
Lebar : 11.4 m
Luas = 38.4 m x 11.4 m
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 38
DETEKTOR & ALARM
= 437.76
Banyak Alarm =
=
= 2,1 2 Buah
Lantai 3
Panjang : 38.4 m
Lebar : 11.4 m
Luas = 38.4 m x 11.4 m
= 437.76
Banyak Alarm =
=
= 2,1 2 Buah
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 39
DETEKTOR & ALARM
BAB VESTIMASI BIAYA
Pada table dibawah ini menunjukkan perhitungan biaya yang di keluarkan pada pemasangan Detektor & Alarm sebagai berikut:
Tabel 5.1 Estimasi Biaya Detektor & Alarm pada Lab.Dopping di ITBNo Material Kebutuhan
(Buah)Harga per
satuan(Rp)Total Biaya(Rp)
1. Detektor Asap 14 126.433 1.770.0622. Detektor Panas 25 112.331 2.808.2753. TPM 4 1.228.500 4.914.0004. Alarm visual 4 252.742 1.010.9685. Audible alarm 4 140.412 561.6486. Kontrol Panel 4 710.400 2.841.6007. Kabel Resistance 3 842.475 2.527.4258. Tenaga Pemasangan
(per Detektor)115 70.000 8.050.000
JUMLAH 24.483.978
Total biaya keseluruhan untuk pemasangan instalasi Detektor & Alarm pada
Lab.Dopping di ITB sebesar :
Detektor Asap+Detektor Panas+TPM+Alarm visual+Audible
alarm+Kontrol Panel+Kabel Resistance+Tenaga pemasangan= Rp
24.483.978
Sehingga pemasangan Detektor & Alarm pada Lab.Dopping di ITB
tersebut adalah Rp. 24.483.978
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 40
DETEKTOR & ALARM
BAB 6KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KesimpulanBerdasarkan hasil perancangan Detektor & Alarm pada Lab.Dopping di
ITB, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.Sesuai SNI 03-3985-2000,jumlah detektor ditentukan dengan cara mencari S
yang didapat dari tinggi ruangan lalu dihubungkan dalam table faktor
pengali dikali dengan jarak maximum yang efektif pada setiap
detektor.Jumlah detektor yang diperlukan untuk Lap.Dooping adalah 28
detektor
2.Cara perletakan Detektor & Alarm berdasarkan perhitungan rumus yang ada
dimana bangunan dengan luas 437.76 membutuhkan 2 buah alarm,28
detektor,& 1 TPM pada masing-masing bangunan.
3. Berdasarkan perhitungan barang yang dibutuhkan maka kebutuhan biaya
yang diperlukan untuk membeli sistem detektor,TPM(Titik Panggil
Manual),dan tenaga pemasangannya sekalian adalah Rp 24.483.978
6.2 SaranDalam pengerjaan tugas ini masih terdapat kekurangan yang mana
nantinya dapat dikembangkan lagi.Untuk itu saran yang perlu diperhatikan
adalah:
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 41
DETEKTOR & ALARM
1.Dalam perancangan sistem detektor dan alarm sebaiknya dirancang juga
sistem kelistrikan dan sistem elektroniknya.
2.Dalam perancangan sistem detektor dan alarm sebaiknya dianalisa terlebih
dahulu kemungkinan kebakaran dengan menggunakan metode teknik
identifikasi bahaya yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
SNI 03-3985-2000 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan Dan Pengujian
Sistem Deteksi Dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Gedung.
Per.02/Men/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
Buku Training Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran(Disnaker)
YUNIA MEGA LEXMANA - 6510040039TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bab III-Page 42