materi obesitas

19
Obesitas Osibesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan gula dan garam, tetapi terjadi kelebihan serat dan mikro-nutrien, yang kelak dapat merupakan factor resiko untuk, terjadinya berbagai jenis penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, reumatik, dan berbagai jenis penyakit keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain yang akan memerlukan biaya pengobatan yang sangat besar. Etiologi Faktor yang menentukan antara lain herediter, bangsa atau suku, gangguan emosi, gangguan hormone. Penyebab obesity adalah multifaktor, faktor berikut ini sedikitnya terlibat pada beberapa kasus obesitas: a. Genetik Atau Keturunan Obesitas pada manusia biasanya keturunan, tetapi memisahkan penyebab genetik dengan lingkungan adalah sukar, kemungkinan: a) Menempatkan senter makan di atas senter makan normal. b) Herediter abnormal pada faktor psikik c) Faktor genetik pada pemakaian energi dan penyimpanan energi b. Faktor Endokrin Hipotiroidei menjadi obesitas, kemungkinan karena hilangnya aktivitas katabolisme, juga karena kerja tiroksin untuk liposis, dapat dilihat pada miksudem

Upload: mario-baemamenteng

Post on 14-Jul-2016

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

obesity

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Obesitas

Obesitas

Osibesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan gula dan garam, tetapi terjadi kelebihan serat dan mikro-nutrien, yang kelak dapat merupakan factor resiko untuk, terjadinya berbagai jenis penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, reumatik, dan berbagai jenis penyakit keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain yang akan memerlukan biaya pengobatan yang sangat besar.

Etiologi

Faktor yang menentukan antara lain herediter, bangsa atau suku, gangguan emosi, gangguan hormone.

Penyebab obesity adalah multifaktor, faktor berikut ini sedikitnya terlibat pada beberapa kasus obesitas:

a. Genetik Atau Keturunan

Obesitas pada manusia biasanya keturunan, tetapi memisahkan penyebab genetik dengan lingkungan adalah sukar, kemungkinan:

a) Menempatkan senter makan di atas senter makan normal.

b) Herediter abnormal pada faktor psikik

c) Faktor genetik pada pemakaian energi dan penyimpanan energi

b. Faktor Endokrin

Hipotiroidei menjadi obesitas, kemungkinan karena hilangnya aktivitas katabolisme, juga karena kerja tiroksin untuk liposis, dapat dilihat pada miksudem

Resisten insulin pada diabetes tipe II sering merupakan akibat obesitas, menurunnya reseptor insulin terutama di otot skelet,  hati dan jaringan lemak.

c.  Faktor Sarafi (nerognik)

Pada manusia kerusakan fungsional atau strktural seperti tumor, trauma dan inflamasi sampai dengan memberikan obesitas.

Page 2: Materi Obesitas

d.   Pola Makan

Obesitas dapat terjadi karena salah satu faktor atau kombinasi faktor, antara lain (1) suatu asupan makanan yang berlebih, (2) rendahnya pengeluaran energi basal, dan (3) kurangnya aktivitas fisik. Terjadinya obesitas karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dan energi yang dikeluarkan atau digunakan untuk beraktivitas. Karena asupan terlalu banyak sementara pengeluaran kurang, maka terjadilah mula-mula overweight (kelebihan berat) dan selanjutnya menjadi obese (gemuk).

e.  Gaya Hidup

Seberapa sering anak-anak muda kita berjalan kaki, Ke mal atau ke kafe sewaktu weekend banyak yang mengendarai mobil, Banyak diantaranya yang malas ikut kegiatan ekstrakulikuler, dan mereka merasa lebih nyaman di kamar sambil main PS. Itulah yang menyebabkan tidak adanya output energi,

f.   Lingkungan

Pengaruh keluarga, biasanya dari keluarga mampu membelikan anak atau keluarganya makanan, atau uang saku yang berlebihan, pengaruh trend makanan junk fod seperti kentang goreng, pizza, burger, salad, ice cream,dll.

1) Kebiasaan

 

g. Psikologi

Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian, berduka depresi. Karena dapat di konotasikan waktu luang sebagi jam makan.

Stres atau depresi merupakan faktor pisikologis (emosional). Menurut Dr.Hilde Bruch, faktor tersebut berhubungan erat dengan rasa lapar dan nafsu makan.

Anatomi dan Fisiologi

1. Mulut, Tenggorokan & Kerongkongan

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan. Bagian dalamdari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Saluran dari kelenjar liur di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya ke dalam mulut. Di dasar mulut terdapat lidah, yangberfungsi untuk merasakan dan mencampur makanan. Di belakang dan dibawah mulut terdapat tenggorokan (faring). Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di

Page 3: Materi Obesitas

permukaan lidah. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.

Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Epiglotis akan tertutup agar makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.

2. Lambung

Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.

Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:

-         lender

-         asam klorida

-         prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri Helicobacter pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung. Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

Pelepasan asam dirangsang oleh:

Page 4: Materi Obesitas

-         saraf yang menuju ke lambung

-         gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)

-         histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).

Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein. Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan kandungan utama dari daging.Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.

3. Usus halus

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan. Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya. Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung.Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik.

4. Pankreas

Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:

-         Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

-         Pulau pankreas, menghasilkan hormon.

Page 5: Materi Obesitas

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke dalam duktus pankreatikus. Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana keduanya akan masuk ke dalam duodenum.

Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Tiga hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:

-         Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah

-         Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah

-         Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan glukagon).

5. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.

Darah diolah dalam 2 cara:

-         Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang

-         Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.

6. Kandung Empedu & Saluran Empedu

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.

Page 6: Materi Obesitas

Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum.Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.

Empedu memiliki 2 fungsi penting:

-        Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

-   Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut: 

Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan

Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya

Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan

Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh

Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.

7. Usus besar

Usus besar terdiri dari:

-         Kolon asendens (kanan)

-         Kolon transversum

-         Kolon desendens (kiri)

-         Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).

Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus. Usus besar

Page 7: Materi Obesitas

menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.

Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

8. Rektum & Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

Patofisiologi

Metabolisme glukosa berperan penting dalam mengatur penumpukan lemak, selama kelebihan kalori disimpan sebagai lemak dan kekurangan glukosa akan terjadi pelepasan lemak sebagai sumber energi. Individu yang obesitas mampu menyimpan lemaknya dengan mudah, namun tidak mampu melepas lemak ini atau membakarnya untuk  energi.

Faktor heredity  juga berperan penting dalam perkrmbangan obesity. Individu yang obes ditandai dengan kebiasaan makan pada malam hari dan sering kali tidak makan saat pagi hari.

Ada teori yang menjelaskan mengenai perkembangan obesitas yaitu pertama, teori sel adipose menjelaskan jumlah sel di jaringan adipose meningkat maka ukuran sel lemak juga meningkat. Kedua, teori point set bahwa individu yang mempunyai tingkat predetermine untuk berat badan relatif stabil selama usia dewasa, maka dengan meningkatnya intake kalori maka metabolic rate meningkat untuk membakar kelebihannya, bila intake dikuirangi maka metabolisme menurun untuk menyimpan energi.

Faktor sosial budaya juga berperan penting dalam peningkatan berat badan.pola makan tiap budaya dan sosial berbeda. Begitu juga denga faktor psikologis bisa memberikan suatu dasar untuk pola makan. Pada remaja juga kebiasaan makannya adalah mencoba berbagai makanan

Page 8: Materi Obesitas

dan senang makan dengan kawan bermainn dibandingkan dengan keluarga. Para remaja umumnya emosional mereka yang dipengaruhi adalah gangguan body image, harga diri rendah, isolasi sosial, depresi dan merasa ditolak.

 

Tanda dan Gejala Obesitas

Sulit Bernapas

Nyeri Pada Bagian Lutut

Asam Lambung Naik

Sakit Pada Punggung

Masalah Pada Kulit

Komplikasi 

Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:

Hipertensi.

Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang. Semuanya dapat menungkatkan tekanan darah.

Diabetes.

Obesitas merupakan penyebab utama DM t2. Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.

Dislipidemia.

Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.

Penyakit jantung koroner dan Stroke 

Apnea tidur. 

Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.

Asthma

Page 9: Materi Obesitas

Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.

 Kanker 

 Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.

 Penyakit perlemakan hati 

 Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis.

 Penyakit kandung empadu

 Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung empedu.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama. Terdapat banyak pilihan antara lain:

Gaya hidup

Perubahan perilaku dan pengaturan makan. Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku. Kata pepatah Cina kuno “makan malam sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan puluh sembilan tahun”. Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang sehat. Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah. Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.

Page 10: Materi Obesitas

Bedah bariatrik

Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%.

Obat-obat anti obesitas

Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin. Obat ini hanya dibolehkan untuk jangka pendek. Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan sedikit kalori yang diserap. Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan BB. Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda di Amerika Serikat. Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan orang. Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan banyak calon obat baru.

Balon Intragastrik

Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.

Pintasan Usus

Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum . jejunum proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.

Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan metabolik atau endorin

Page 11: Materi Obesitas

Dapat menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme, peningkatan pada insulin, hiperglikemi. Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.

2. Pemeriksaan antropometrik

Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.

Pencegahan primer, sekunder, Tersier

Pencegahan obesitas ada tiga tahapan. Pertama, pencegahan primer bertujuan mencegah terjadinya obesitas. Kedua, pencegahan sekunder bertujuan menurunkan prevalensi obesitas. Ketiga, pencegahan tertier bertujuan mengurangi dampak obesitas. Pencegahan primer dilakukan menggunakan dua strategi pendekatan yaitu pendekatan populasi untuk mempromosikan cara hidup sehat pada semua anak dan remaja beserta orang tuanya, serta pendekatan pada kelompok yang berisiko tinggi menjadi obesitas. Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan di pusat kesehatan masyarakat (Hidayati, dkk 2002).

Pencegahan sekunder dan tersier lebih dikenal sebagai tata laksana obesitas serta dampaknya. Prinsip dari tata laksana obesitas pada anak berbeda dengan dewasa karena harus mempertimbangkan faktor tumbuh-kembang. Caranya dengan pengaturan diet, bukan mengurangi jumlah asupan makanan tetapi dengan mengatur komposisi makanan menjadi menu sehat. Antara lain peningkatan aktivitas fisik, misalnya dengan membatasi aktivitas pasif, seperti menonton televisi atau bermain komputer dan play stations, mengubah pola hidup (modifikasi perilaku) menjadi pola hidup sehat, baik dalam mengkonsumsi makanan maupun dalam beraktivitas. Perubahan tersebut sebaiknya melibatkan seluruh keuarga, sehingga tidak dirasa sebagai hukuman atau pengucilan bagi si anak (Hidayati, dkk 2002).

 Perencanaan

            Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana tindakkan keperawatan.

 

Diagnosa 1

Page 12: Materi Obesitas

1.      Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang lebih

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi kembali normal

Kriteria hasil :

Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan

Menunjukan penurunan berat badan

Intervensi :

1.      Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien

2.      Timbang berat badan secara periodik

3.      Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet

4.      Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan berat badan

5.      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)

Rasional :

1.      Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi

2.      Memberikan informasi tentang keefektifan program

3.      Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana

4.      Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal

5.      Penurunan berat badan

 

 

 

Diagnosa 2

2.  Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri

Tujuan :

Menyatakan gambaran diri lebih nyata

Page 13: Materi Obesitas

Kriterian hasil :

Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme

Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri

Intervensi :

Beri privasi kepada px selama perawatan

Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya  bagi px trsebut

Waspadai mitos px / orang terdekat

Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik

Waspadai makan berlebih

Kolaborasi dengan kelompok terapi

Rasional :

Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri

Pasien mengungkapkan beban psikologisnya

Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan berat badan

Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya

Pola makan terjaga

Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi

 

Diagnosa 3

Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial

 

 

Tujuan :

Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk

Kriteria hasil :

Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal

Page 14: Materi Obesitas

Intervensi :

Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial

Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien

Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikas.

Rasional :

Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien

Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi

Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan

 

Diagnosa 4

4.  Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial

Tujuan :

Mengembalikan pola napas normal

Kriteria hasil :

Mempertahankan ventilasi yang adekuat

Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain

Intervensi :

Awasi , auskultasi bunyi napas

Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat

Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi

Ubah posisi secara periodik

Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain

Rasional :

Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial atelektasis, hipoksia

Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman

Page 15: Materi Obesitas

Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan  napas, resiko atelektasis minimal

Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas.