materi lingkungan tambang

105
66 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Analisis Studi Kelayakan Bisnis 4.1.1 Analisis Aspek Manajemen dan Sumber Daya Dalam analisis aspek ini penulis akan menjabarkan hal-hal penting dalam segi manajemen perusahaan dan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan dalam pembukaan lahan pertambangan Mangaan seluass 1.304 Ha ini. Antara lain: 4.1.1.1 Bagan Organisasi Dalam kegiatan penambangan mineral mangaan di Desa Benus ini, PT.Tiara Utfar Mandiri telah menyusun struktur organisasi pelaksanaan kegiatan penambangan akan dirancang secara sederhana, namun setiap pihak memiliki wewenang untuk menjamin kelancaran kegiatan penambangan, bagan organisasi nya sebagai berikut : Gambar 4.1 Bagan Organisasi Pertambangan Direktur Utama Manajer Keuangan Manajer Pengembangan, SDM dan Produksi Bagian Pemberi Royalti Kep.Divisi (lokasi 300 H) Kep.Divisi (lokasi 500 H) Kep.Divisi (lokasi 500 H) Bagian Keuangan Operasional Bagian Keuangan Produksi Bagian Dokumen dan SKAB Pengangkutan Kapal Pengumpul Produksi (Kepala Dusun) Truck Loading (Kepala Pemuda) Pengumpul Batu Kepala Stock Pile dan Loading Sumber : Data dari perusahaan

Upload: denisa-diviana

Post on 27-Sep-2015

133 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

teknik lingkungan dan pertambangan

TRANSCRIPT

  • 66

    BAB 4

    HASIL dan PEMBAHASAN

    4.1 Analisis Studi Kelayakan Bisnis

    4.1.1 Analisis Aspek Manajemen dan Sumber Daya

    Dalam analisis aspek ini penulis akan menjabarkan hal-hal penting dalam segi

    manajemen perusahaan dan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan dalam pembukaan

    lahan pertambangan Mangaan seluass 1.304 Ha ini. Antara lain:

    4.1.1.1 Bagan Organisasi

    Dalam kegiatan penambangan mineral mangaan di Desa Benus ini, PT.Tiara Utfar

    Mandiri telah menyusun struktur organisasi pelaksanaan kegiatan penambangan akan

    dirancang secara sederhana, namun setiap pihak memiliki wewenang untuk menjamin

    kelancaran kegiatan penambangan, bagan organisasi nya sebagai berikut :

    Gambar 4.1 Bagan Organisasi Pertambangan

    Direktur Utama

    Manajer Keuangan Manajer Pengembangan, SDM dan Produksi

    Bagian Pemberi Royalti

    Kep.Divisi

    (lokasi 300 H) Kep.Divisi

    (lokasi 500 H) Kep.Divisi

    (lokasi 500 H)

    Bagian Keuangan Operasional

    Bagian Keuangan Produksi

    Bagian Dokumen dan SKAB

    Pengangkutan Kapal

    Pengumpul Produksi (Kepala Dusun)

    Truck Loading (Kepala Pemuda)

    Pengumpul Batu Kepala Stock Pile dan Loading

    Sumber : Data dari perusahaan

  • 67

    Bagan organisasi diatas diambil penulis berdasarkan sumber langsung yaitu PT.Tiara

    Utfar Mandiri. Bagan organisasi diatas adalah pihak-pihak yang mengurus lahan

    pertambangan seluas 1304 Ha ini. Setiap pihak atau jabatan diatas memiliki tanggung jawab

    dan tugas yang berbeda-beda berdasarkan tugas yang diemban jabatannya. Bagan

    organisasi diatas dibuat dari posisi top manager yang dalam perusahaan ini merupakan

    owner 80% saham dari perusahaan ini sampai ke middle manager yang dalam perusahaan

    ini manajer pengembangan, SDM, dan produksi mempunyai hak kepemilikan saham 20%

    dari perusahaan dan manajer keuangan merupakan middle manager terakhir dalam

    perusahaan ini sampai ke low manager yaitu para kepala divisi dan kaki-kaki nya yang tidak

    termasuk dalam manager.

    Perusahaan ini dimiliki oleh Nyonya Sonya S Kembuan yang dimana dalam

    perusahaan ini memiliki kuasa kepemilikan saham sebanyak 80%. Nyonya Sonya S Kembuan

    menjabat sebagai direktur utama perusahaan Tiara Uftar Mandiri. Sebelumnya PT.Tiara Utfar

    Mandiri didirikan oleh Bpk.Syamsul Bachtiar yang dimana telah diakusisi total oleh Ny.Sonya

    S Kembuan dan Bpk.Bimo Koeshartanto. Direktur utama dalam perusahaan ini menjabat

    sebagai komando atau pimpinan tertinggi dalam perusahaan. Tugas dari direktur utama

    dalam perusahaan ini adalah merevisi dan mengontrol produksi perusahaan, investasi , serta

    penjualan dan profit perusahaan. Direktur utama lebih bersifat mengontrol dan mengawasi

    kondisi perusahaan saja serta negoisasi antara pembeli dan penjual tetapi jarang terjun

    langsung dalam melakukan proses produksi di lapangan.

    Masuk ke posisi middle manajer dimana dalam perusahaan ini dijabat oleh 2 posisi

    yaitu manajer keuangan dan Manajer pengembangan, produksi, dan sumber daya manusia

    yang di jabat oleh 1 orang yaitu Bpk.Bimo Koeshartanto. Mulai dari produksi batu Mangaan

    meliputi crushing batu, pengepakan batu mangaan, pengiriman FOB port, FOB vessel, hingga

    pengurusan tenaga kerja mulai dari kepala suku di Kupang sampai pengembangan kualitas

    Mn dan penjualan hampir seluruhnya di control oleh satu orang. Sehingga kekurangan dari

  • 68

    perusahaan ini adalah tingkat ketergantungan terhadap nya cukup tinggi. Pada posisi ini

    Bpk.Bimo Koeshartanto memegang kuasa saham perusahaan sebesar 20%. Dibawah

    kepemimpinannya terdapat posisi-posisi inti dalam memproduksi Mineral Mangaan. Tetapi

    tidak hanya bagian produksi dan pengembangan saja yang terdapat dibawah kepemimpinan

    Bpk.Bimo Koeshartanto, terdapat posisi pemberi royalti yang akan diberikan sejumlah uang

    ketika perusahaan telah dapat menjual hasil produksinya atau dimaksud dengan fee untuk

    diberikan dan dibagikan kepada kepala suku masyarakat dan kepada masyarakat langsung

    yang dimana namanya telah tercantum dalam perjanjian wilayah yang akan ditambang

    perusahaan pada tahap rencana usaha penambangan.

    Pemberi royalti bertugas mengatur jatah royalti setiap pihak sehingga terhindar dari

    adanya perselisihan dan pertengkaran dalam penerimaan royalti. Masuk kedalam posisi atau

    jabatan yang berhubungan dengan proses produksi dibawah kepemimpinan Bpk.Bimo

    Koeshartanto terdapat 3 supervisor atau kepala divisi yang setiap divisi nya memimpin setiap

    wilayah yang diberikan perusahan. Dalam lahan pertambangan seluas 1304 Ha ini ada 2

    kepala divisi yang memimpin 2 wilayah penambangan/produksi seluas 500 Ha dan 1 kepala

    divisi memimpin lahan seluas 300 Ha sehingga terdapat 1300 Ha. Yang dikontrol oleh 3

    orang kepala divisi. Lahan pertambangan ini terdaftar di Tanda Daftar Perusahaan seluas

    1900 Ha. Terdapat 1300 Ha untuk lokasi penambangan yang terdapat cadangan mineral

    Mangaan, 4 hektar untuk lokasi stock pile dan sisanya terdapat 596 Ha untuk lokasi hutan

    lindung yang tidak dapat di tambang. Sehingga terdapat 1300 Ha lahan yang berpotensi

    terdapat cadangan Mineral Mangaan. Setiap kepala divisi bertugas mengawasi hasil produksi

    setiap lahannya.

    Dibawah kepala divisi terdapat posisi pengumpul produksi, truck loading, pengumpul

    batu dan kepala stock pile dan loading. Untuk keempat posisi diatas tenaga kerja didapat

    langsung dari daerah Nusa Tenggara Timur atau lokasi dekat penambangan. Untuk

    pengumpul produksi dijabat oleh kepala dusun dimana kepala dusun merupakan pemimpin

  • 69

    dari desa yang ditambang oleh perusahaan. Tugas pengumpul produksi adalah

    mengumpulkan setiap ton Mangaan yang dihasilkan oleh perusahaan dalam proses produksi

    yang siap untuk dikirim ke lokasi stock pile. Selain itu pengumpul produksi juga menentukan

    Mangaan yang baik untuk dijual dan Mangaan yang reject atau tidak sesuai dengan standart

    perusahaan untuk dijual terpisah.

    Untuk posisi truck loading dikomandoi oleh kepala pemuda yaitu merupakan

    pemimpin para pemuda-pemuda yang bekerja dalam lahan tambang PT. Tiara Uftar Mandiri.

    Tugas dari pemimpin truck loading adalah memastikan pengangkutan mineral Mangaan

    kedalam truck untuk dikirim ke lokasi penimbunan atau stock pile. Para pemuda yang

    dikomandoi oleh kepala pemuda akan bertugas sebagai tenaga kerja yang mengangkut

    batuan Mangaan kedalam truck. Posisi selanjutnya dibawah kepemimpinan kepala divisi

    bekerja di lokasi penimbunan Mangaan perusahaan yaitu daerah stock pile dan sekitarnya

    yaitu adalah lokasi pengepakan atau packaging Mangaan. Posisi pertama terdapat para

    pengumpul batu yang bertugas mengumpulkan dan melakukan packaging mineral Mangaan

    ke dalam karung yang dapat menampung seberat 51kg. Alasan menggunakan karung

    bermuatan 51kg, dikarenakan kompensasi perusahaan apabila dalam 50kg yang terdapat

    karung tersebut didapati Mangaan yang berkualitas rendah atau tidak sesuai dengan klausul

    kontrak penjualan Mangaan, masih terdapat sisa 1kg untuk cadangan kepada pihak pembeli.

    Didapati atau tidak didapati Mangaan dengan kualitas rendah dalam karung tersebut

    perusahaan harus tetap mengisi karung tersebut dengan berat 51kg dikarenakan sudah

    termasuk perjanjian antara pembeli dan penjual. Posisi terakhir yang bertugas dilokasi stock

    pile adalah kepala stock pile dan loading. Bertugas sebagai pengawas sewaktu mineral

    Mangaan hasil produksi perusahaan masuk ke lokasi penimbunan dan keluar lokasi

    penimbunan untuk di loading dan siap dijual.

    Untuk posisi middle manager kedua dijabat oleh Bpk.Ebi Lepian yang menjabat

    sebagai manajer keuangan yang bertugas mengatur dan mencatat pengeluaran dan

  • 70

    pemasukan perusahaan. Dibawah kepemimpinan Bpk.Ebi Lepian terdapat 2 bagian keuangan

    yang mengatur dan mencatat proses keuangan perusahaan. Yang pertama adalah bagian

    keuangan operasional bertugas sebagai pencatat operasionalisasi perusahaan meliputi

    transportasi, sewa dan beli alat berat, sewa stock pile, jumlah gaji karyawan dan biaya

    operasional pejabat perusahaan. Yang kedua adalah bagian keuangan produksi yang

    mempunyai tanggung jawab serupa seperti bagian keuangan operasional perusahaan

    meliputi biaya produksi mineral Mangaan dan penambangan antara lain pembelian diesel,

    bahan bakar alat berat dan alat transportasi, biaya crushing batuan Mangaan, pengeboran

    lahan, pembuatan titik test pit, biaya-biaya lainnya yag menyangkut proses produksi dan

    penambangan Mangaan.

    Dibawah posisi tersebut terdapat 2 posisi berbeda. Yang pertama adalah bagian

    dokumen dan SKAB yang bertugas melakukan dan mengurus perijinan dan dokumen-

    dokumen serta izin penambangan mineral Mangaan. Yang terakhir adalah posisi yang

    bertugas sebagai pencatat pengeluaran perusahaan sewaktu melakukan pengangkutan

    mineral Mangaan kedalam kapal untuk dijual.

    Posisi-posisi tersebut adalah jabatan yang telah dibuat oleh PT. Tiara Uftar Mandiri

    dalam rencana kegiatan penambangan mineral Mangaan Desa Benus, Kecamatan Naibenu,

    Desa Fatumtasa dan Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timur Tengah

    Utara.

    4.1.1.2 Kriteria Tenaga Kerja

    Dalam pelaksanaan penambangan mineral mangaan di daerah ini akan

    membutuhkan tenaga kerja dari berbagai keterampilan. Tenaga kerja yang berkeahlian

    rendah banyak didapatkan dari masyarakat setempat (lokal), sedangkan tenaga kerja yang

    berkeahlian menengah dan tinggi didatangkan dari luar daerah.

  • 71

    Penentuan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing pola kerja didasarkan pada

    pertimbangan :

    a) Alokasi personil manajemen dan supervisor untuk menangani jadwal kerja di tiap

    bidang tugas.

    b) Operator yang diperlukan untuk mengoperasikan tiap bagian dari peralatan sesuai

    dengan jadwal.

    c) Personil pemeliharaan atau perawatan untuk merawat peralatan tambang.

    Memperbaiki peralatan sesuai dengan perkiraan perawatan tahunan,

    d) Personil layanan antara lain sebagai pengelolaan gudang, petugas kebersihan dan

    buruh yang dialokasikan sesuai dengan pekerjaan.

    4.1.1.3 Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang diperlukan adalah sebagian tenaga kerja skill untuk

    pengoperasian alat berat dan elektrikal. Sebagian lainnya adalah tenaga kerja non-skill untuk

    penggalian, pengecilan batuan Mangaan dengan crusher, pemisahan batuan Mangaan, dan

    pengepakan Mangaan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tahap kontruksi ini

    direkrut oleh kontraktor pekerjaan. Struktur tenaga kerja yang dibutuhkan dalam, ditunjukan

    pada tabel dibawah ini:

  • 72

    Tabel 4.1 Rencana Penerimaan Tenaga Kerja dan Besar Gaji per Bulan

    Spesifikasi

    Jumlah

    Personil

    Gaji/Bulan

    per orang Kumulatif gaji/Bulan

    tenaga ahli 1 7,500,000.00 7,500,000.00

    tenaga administrasi kantor 3 2,000,000.00 6,000,000.00

    pengawas lapangan 3 1,500,000.00 7,500,000.00

    tenaga kerja 50 1,000,000.00 50,000,000.00

    office boy 1 750,000.00 750,000.00

    chip security 1 1,500,000.00 1,500,000.00

    security 3 1,250,000.00 3,750,000.00

    driver 1 750,000.00 750,000.00

    driver dump truck 4 1,500,000.00 6,750,000.00

    operator alat berat 2 3,000,000.00 6,750,000.00

    tukang masak 3 750,000.00 2,250,000.00

    total 72 Total Gaji 1 Bulan= 89,000,000.00

    Total Gaji 1 Tahun= 1,068,000,000.00

    Sumber : Laporan Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomis (2009), PT. Tiara Uftar Mandiri

    Total jumlah tenaga kerja diatas mencapai 72 orang, jumlah itu merupakan jumlah

    awal tenaga kerja yang harus di pekerjakan dalam tahun awal penambangan. Dikarenakan

    total produksi yang ditargetkan oleh perusahaan minimum sewaktu awal penambangan

    sebesar 18.000 ton/tahun.

    Tenaga kerja yang akan direkrut atau diperkerjakan perusahaan meliputi tenaga

    kerja non-skil dan skill, dimana tenaga kerja non-skill merupakan tenaga kerja kasar yang

    langsung berhubungan dengan proses penambangan di lapangan atau tenaga kerja dengan

    prestasi akademis yang tidak terlalu tinggi (SMP dan SMA).

  • 73

    Tenaga kerja skill antara lain adalah tenaga ahli yang bertugas sebagai penanggung

    jawab produksi setiap titik wilayah yang ditambang. Dimana tenaga ahli tersebut yang

    menentukan berapa besar jumlah ton yang diproduksi yang mampu di kerjakan perusahaan

    dalam sekali penambangan, menentukan batu Mangaan yang seperti apa yang sudah layak

    dijual atau yang masih harus diproses dan dikecilkan serta yang menentukan cara

    penambangan dan alat-alat penambangan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam

    penambangan batuan Mineral Mangaan. Tenaga ahli yang dimaksud dibutuhkan sebanya 1

    pekerja dengan gaji per bulan Rp 7,5 juta.

    Tenaga kerja skill yang berikutnya adalah tenaga administrasi kantor yang dimana

    dalam lahan penambangan seluas 1304 Ha ini jumlah tenaga kerja administrasi kantor

    sebanyak 3 orang. Tenaga kerja administrasi kantor tidak bertugas langsung di lapangan

    atau di areal pertambangan melainkan bertugas di kantor PT.Tiara Utfar Mandiri yang

    terletak di jalan Sonbay (depan SMU Negeri 1), kelurahan Kefamenanu Selatan Kabupaten

    Timur Tengah Utara-Nusa Tenggara Timur, yang bertugas sebagai pengurus berkas-berkas

    perusahaan yang meliputi data perizinan mulai pengajuan IUP (izin usaha penambangan),

    pemberian IUP Eksplorasi sampai Eksploitasi, iuaran per tahun ke pemerintah Kabupaten

    Kolaka hingga pengurusan f (Analisis Dampak Lingkungan), sampai pengurusan berkas-

    berkas penambangan seperti data-data kredit peralatan berat perusahaan, reklamasi lahan

    setelah penambangan, pembebasan serta pembagian lahan penambangan kepada rakyat

    sebelum dan sesudah penambangan hingga data-data penjualan Mangaan perusahaan.

    Tenaga administarasi kantor dibutuhkan 3 orang pekerja dengan kumulatif gaji Rp 6 juta.

    Pengawas lapangan merupakan tenaga kerja skill yang bertugas sebagai supervisor

    tenaga kerja di lahan penambangan. Tugas utama supervisor adalah menentukan tenaga

    kerja yang layak atau tidak layak untuk bekerja serta sebagai pengawas lapangan sehingga

    tenaga kerja yang menambang langsung Mangaan di lahan penambangan dapat bekerja

    sesuai kemauan dan standar perusahaan sehingga jumlah produksi mangaan setiap 2

  • 74

    bulannya dapat memenuhi target produksi perusahaan. Dalam lahan 1304 Ha ini jumlah

    pengawas lapangan yang dibutuhkan ada 3 orang dikarenakan titik penambangan dalam

    lahan Mangaan PT.Tiara Utfar Mandiri terdapat 3 titik penambangan. Tenaga kerja skill yang

    terakhir merupakan operator alat berat yang bertugas sebagai pengawas dan instruktur alat-

    alat berat yang digunakan perusahaan meliputi Crusher yaitu alat berat yang digunakan

    perusahaan untuk pengecilan batuan Mangaan sehingga dapat dengan mudah di packaging

    dengan menggunakan karungdan layak untuk dijual, Excavator sebagai alat berat yang

    bertujuan untuk mengeruk atau menggali lahan yang digunakan untuk menambang batuan

    Mangaan, Dump Truck yang digunakan oleh perusahaan untuk mengangkut Mangaan yang

    telah ditambang untuk dibawa ke lokasi penimbunan Mangaan atau Stock Pile, sampai

    dengan alat produksi perusahaan seperti Air Washing Unit yang digunakan untuk

    membersihkan Mangaan dari kerikil dan unsur-unsur yang tidak termasuk dalam batuan

    Mangaan itu sendiri dan Belt Conveyor sebagai alat berat yang berfungsi sebagai pengantar

    Mangaan yang sudah di kecilkan oleh crusher. Dalam lahan pertambangan ini jumlah

    operator alat berat yang akan dipekerjakan berjumlah 2 orang dengan gaji tiap pekerja Rp 2

    juta.

    Selanjutnya tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja non-skill meliputi

    tenaga kerja langsung yang bertugas sebagai tenaga kasar dalam menambang batuan

    Mangaan baik menggunakan mesin maupun linggis, pengumpul batuan mangaan yang sudah

    ditambang dan digali oleh excavator, pengangkutan batuan Mangaan kedalam truck untuk di

    loading/dibawa ke stock pile. Dalam lahan penambangan Mangaan seluas 1304 Ha jumlah

    tenaga kerja kasar yang dibutuhkan sejumlah 50 orang tenaga kerja dengan jumlah gaji

    setiap orangnya sebesar Rp.1.000.000.

    Tenaga kerja kasar juga akan di support oleh driver dump truck yang bertugas

    sebagai supir dump truck yang akan membawa Mangaan yang telah ditambang dan telah di

    kecilkan dengan crusher ke lokasi penimbunan atau penyimpanan Mangaan yang kita kenal

  • 75

    sebagai stock pile dan ke pelabuhan. Driver dumb truck yang dibutuhkan dalam lahan

    penambangan PT.Tiara Utfar Mandiri sebanyak 4 orang dengan upah kerja setiap bulannya

    sebesar Rp.1,5 juta.

    Selain itu ada tenaga kerja non-skill lainnya yang dibutuhkan untuk mengendarai

    alat transportasi yaitu driver perusahaan yang bertugas untuk mengantar dan menjemput

    pimpinan-pimpinan dan buyer Pt.Tiara Utfar Mandiri ke lokasi tambang maupun ke lokasi

    yang diluar tambang sekalipun selama masih di Nusa Tenggara Timur, jumlah tenaga kerja

    supir yang dibutuhkan hanya sejumlah 1 orang tenaga kerja saja dengan jumlah gaji setiap

    bulannya sebesar Rp.750 ribu.

    Tenaga kerja dilapangan akan didukung oleh tukang masak yang berjumlah 3 orang

    tenaga kerja yang bertugas untuk membuat dan menyiapkan konsumsi yang dibutuhkan oleh

    para tenaga kerja di lahan pertambangan dengan upah kerja setiap bulannya sebesar Rp.750

    ribu setiap personel nya. Untuk kebersihan di kantor hanya akan ditangani oleh 1 orang

    office boy yang digaji sebesar Rp.750 ribu setiap bulannya sebagai penjaga kebersihan

    kantor demi menunjang kenyamanan tenaga administrasi yang bekerja di kantor sehingga

    tidak menghambat pekerjaan. Untuk keamanan di di lahan pertambangan akan dijaga oleh 3

    orang security yang mendapat gaji Rp 1.250.000 per bulannya dan akan dikomandoi atau

    dikepalai oleh 1 orang chip security dengan upah sebesar Rp 1.500.000 perbulannya

    sehingga keamanan dalam kantor maupun dilahan pertambangan terjaga dan tidak

    menggangu pekerjaan dan produkssi perusahaan. Jadi prakiraan total penerimaan tenaga

    kerja baik tenaga kerja skill maupun non-skill yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam

    rencana usaha penambangan Mineral Mangaan di Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Desa

    Fatumtasa dan Humusu Sainiup, Kecamatan Insana Utara berjumlah 72 orang tenaga kerja

    dengan total gaji setiap bulannya sebesar Rp.89.000.000 sehingga membuat PT.Tiara Utfar

    Mandiri berkewajiban membayar upah setiap tahun nya untuk semua tenaga kerja yang

    dibutuhkan sebesar Rp 1.068.000.000. Selanjutnya Data diatas akan diperhitungkan dalam

  • 76

    pembuatan arus kas dalam rencana atau kegiatan usaha penambangan Mangaan

    perusahaan.

    4.1.1.4 Hubungan Tenaga Kerja

    Untuk mengatur hubungan antar perusahaan dengan karyawan dibuat Kesepakatan

    Kerja Bersama (KKB) atau Serikat pekerja Indonesia (SPI) yang disetujui oleh kedua belah

    pihak dan disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kesempatan Kerja

    Bersama atau Serikat Pekerja ini mengatur mengenai hak dan kewajiban masing-masing

    pihak.

    Hal-hal yang diatur dalam kesempatan kerja bersama tersebut meliputi :

    a) Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan.

    b) Pembayaran gaji atau upah dan pajak.

    c) Penginapan dan makan.

    d) Jam kerja dana lembur.

    e) Honor dan tunjangan.

    f) Ketentuan perawatan kesehatan.

    g) Asuransi.

    h) Kompensasi kecelakaan dan kematian.

    i) Ketentuan cuti dan hari libur umum.

    j) Perintah kerja dan prosedur kedisiplinan.

    k) Keselamatan dan kesehatann kerja.

    l) Dana pensiun.

    m) Pemecahan masalah karyawan.

  • 77

    Perusahaan telah menunjuk PT. Jamsostek (persero) untuk mengalihkan tanggung jawab

    perusahaan atas kewajiban memberi perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam masalah

    jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua serta jaminan

    pemeliharaan kesehatan. Program Jamsostek diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang

    No.3 Tahun 2003 yang pelaksanaannya diatur oleh PP No. 14 Tahun 1993, Kepres No.22

    Tahun 1993 dan Peraturan Menteri 05/MEN/1993.

    4.1.2 Analisis Aspek Operasional

    Analisis aspek operasional dalam penelitian ini penulis akan meneliti operasionalisasi

    yang harus diperhatikan perusahaan dalam menjalankan proses produksi Mangaan nya serta

    lokasi pertambangan dengan tempat-tempat yang berhubungan seperti pelabuhan dan stock

    pile. hal-hal tersebut antara lain:

    4.1.2.1 Lokasi dan Luas Wilayah

    Lokasi rencana usaha, secara administratif termasuk dalam wilayah Desa Benus,

    Kecamatan Naibenu, Desa Fatumtasa dan Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara,

    Kabupaten Timur Tengah Utara. Secara geografi/astronomi, lokasi rencana usaha dapat

    dilihat pada tabel 4.

    Tabel 4.2 Koordinat Batas Wilayah Luas Perizinan (IUP) Eksplorasi Pertambangan

    Titik

    Patok

    Bujur

    Timur

    Lintang

    Selatan

    1 124 30 12,00 9 18 30,00

    2 124 32 12,00 9 18 30,00

    3 124 32 12,00 9 18 30,00

    4 124 31 59,17 9 18 30,00

  • 78

    5 124 31 59,17 9 18 30,00

    6 124 30 30,00 9 18 30,00

    7 124 30 30,00 9 18 30,00

    8 124 30 12,00 9 18 30,00

    Sumber: Laporan Eksplorasi (2009). PT.Tiara Utfar Mandiri

    Pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan pertambangan mangan di Desa

    Benus, Kecamatan Naibenu, Desa Fatumtasa dan Humusu Sainup, kecamatan Insana utara,

    Kabupaten Timor Tengah Utara akan dilaksanakan di atas lahan seluas 1.304ha yang

    sebagian lahannya ditutupi dengan pepohonan hau timo (Timonius timon), ajaob ( Casuarina

    junghuhniana), usapi (Schleicera oleosa), kom/bidara (Zyziphus mauritiana), kiu/asam

    (Tamarindus indica), lamtoro (Leucaena glauca), gamal (Grylicidia sepium), hue/kayu putih

    (Eucalyptus alba), oel/bambu duri (Bambusa spinosa), laru (Pithocelobium junghuniana) dan

    semak belukar seperti suf muti (Chromolaena odorata), lantana (Lantana camara), dan

    dammar merah/pakue (Jatropah gossipifolia). Sebagian lahan lainnya ditutupi dengan

    berbagai jenis tetanaman perladangan seperti jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos

    nucifera), pisang (Musa paradisiacal) dan mangga (Mangifera indica). Area pertambangan

    Mangan PT Tiara Uftar Mandiri ini berada di luar kawasan lindung. Hal ini berarti bahwa

    lokasi pertambangan adalah sesuai dengan tata ruang menurut Peraturan Daerah Provinsi

    Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang dan Peraturan

    Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 5 Tahun 1994 tentang kawasan lindung. Jadi,

    areal pertambangan Mangan di Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Desa Fatumtasa dan

    Humusu Sainup, kecamatan Insana utara, Kabupaten Timor Tengah Utara adalah sesuai

    dengan peruntukannya sebagai areal penggalian bahan tambang Mangan.

    Lebih dari itu, bahwa kesesuaian lokasi rencana usaha ini adalah didasari pada

    Keputusan Bupati No. 650 Tahun 2010 tentang persetujuan Izin Usaha Pertambangan

    Eksplorasi Mineral Logam Mangaan kepada PT.Tiara Utfar Mandiri di Desa Benus, Kecamatan

  • 79

    Naibenu, Desa Fatumtasa dan Desa Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara Kabupaten

    Timor Tengah Utara. Jadi, sejauh ini diketahui bahwa lokasi rencana usaha adalah sesuai

    dengan peruntukan sebagai areal pertambangan Mangan dan berada di luar kawasan

    lindung.

    Namun demikian, apabila diketahui bahwa lokasi rencana usaha adalah tidak sesuai

    dengan peruntukan sebagai areal pertambangan Mangaan berdasarkan Rencana Tata Ruang

    Wilayah Kabupaten TTU, ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah Kabupaten TTU

    terhadap PT.Tiara Utfar Mandiri untuk tetap menanamkan modal di Kabupaten TTU. Atau

    apabila diketahui bahwa lokasi rencana usaha adalah berada di dalam kawasan hutan

    lindung, yang kewenangan perizinan lokasi dipegang oleh Direktorat Jenderal Perlindungan

    Hutan dan Pelestarian Alam, Departemen Kehutan, maka pemerintah Kabupaten TTU

    selayaknya merekomendasikan kepada PT.Tiara Utfar Mandiri untuk memperoleh Izin

    Operasi Produksi Pertambangan ke Departemen Kehutanan Republik Indonesia

    4.1.2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah

    Daerah penelitian terletak di desa Banuan, Kecamatan Insana Fafinisu dan Humusu

    Sainup Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara

    Timur. Dapat dicapai melalui perjalanan darat menggunakan roda empat atau roda dua dari

    Kota Kefamenanu, Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara yang berjarak kurang lebih 40 km

    dan dapat ditempuh dalam waktu satu jam dengan jalan berupa aspal dan bebatuan.

    4.1.2.3 Kegiatan Kontruksi Sipil

    Pembangunan rumah kerja (base camp) untuk menampung pekerja tetap dengan

    ukuran 100 m dan terbuat dari bahan bangunan yang tersedia secara lokal. Pembangunan

    gudang penimbunan (stock yard) untuk menampung 5000 ton Mangaan dan juga dibuat

    dari bahan bangunan yang tersedia secara lokal.

  • 80

    4.1.2.4 Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material Bangunan

    Peralatan yang dimobilisasi meliputi peralatan kontruksi, mekanikal, dan elektrikal.

    Semua peralatan tersebut akan diangkut melalui jalan darat ke lokasi proyek yaitu melalui

    rute pelabuhan Wini-Insana Utara dengan menggunakan dump truck dan trontoon. Material

    kontruksi antara lain pasir, semen, batu belah, beton, tanah galian, dan lain-lain. Peralatan

    angkut material yang digunakan adalah dump truck.

    4.1.2.5 Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi

    Sebelum melakukan penambangan perusahaan perlu mengetahui seberapa besar

    cadangan Mangaan yang terkandung dalam lahan tersebut. Perusahaan yang mempunyai

    izin eksplorasi dapat melakukan penelitian di lahan yang telah disetujui oleh Dinas

    Pertambangan dan diperbolehkan melakukan penambangan dengan produksi maksimum

    10.000 ton, apabila perusahaan sudah mampu memproduksi maka perusahaan diwajibkan

    menaikan tingkat IUP Eksplorasi nya ke tahap IUP Operasi

    Produksi/Eksploitasi.

    IUP eksplorasi memiliki jangka waktu maksimum 8 tahun dengan kontrak setiap tahun

    nya. Apabila perusahaan sudah mampu memproduksi di tahun pertama maka perusahaan

    wajib melanjutkan ke tahap IUP Eksploitasi apabila tidak Dinas Pertambangan berhak

    mencabut Kuasa Pertambangan perusahaan tersebut. PT.Tiara Utfar Mandiri pada tahap

    eksploitasi tahun 2009 mampu memproduksi 10.000 ton. Eksplorasi biasanya dilakukan

    dalam waktu 1 tahun dimana 6 bulan digunakan untuk penelitian dan 6 bulan sisanya untuk

    percobaan produksi.

  • 81

    1) Metodologi Penelitian

    Dalam penelitian ini metodologi yang dilakukan adalah melakukan lintasan

    pengamatan pada lokasi pengamatan dan dilakukan di titik-titik test pit yang didasarkan

    pada estimasi penyebaran yang dilihat atau diintrepretasikan dari batuan asalnya. Selain

    menggunakan lubang-lubang tambang lokal masyarakat sebagai titik-titik test pit,

    perusahaan membuat titik-titik test pit sepanjang lintasan pengamatan yang didasarkan pada

    estimasi penyebaran endapan mangaan di daerah lokasi pengamatan. PT.Tiara Utfar Mandiri

    telah mendapatkan Surat Keputusan Bupati Timor Tengah Utara Nomor 2027 Tahun 2008

    tanggal 4 November 2008 tentang izin kuasa Pertambangan Eksplorasi Mangaan dengan luas

    1900 hektar yang terletak di desa Banuan, Kecamatan Insana Fafinisu dan Humusu Sainup

    Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara Timur.

    Metode eksplorasi yang digunakan adalah:

    Metode Penyelidikan geologi permukaan dengan menggunakan GPS dan kompas geologi.

    Pembuatan test pit. Pembuatan parit uji dan. Pemboran eksplorasi.

    2) Pembuatan Trenching

    Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi

    singkapan atau dalam pencarian sumber batu/endapan. Pada pengamatan (observasi)

    singkapan, parit uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak

    lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara

    lain jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik pelapisan

  • 82

    serta dapat sebagai lokasi sampling. Pembuatan trenching ini dilakukan dengan kondisi

    umum sebagai berikut :

    Terbatas pada overburden yang tipis. Kedalaman penggalian pada umumnya 4-6 meter, dapat dengan tenaga manusia

    atau dengan menggunakan excavator.

    Pada kondisi lereng dapat dibuat mulai dari bagian rendah, sehingga dapat terjadi mekanisme self drainage (pengeringan langsung).

    3) Biaya Eksplorasi

    Biaya untuk rencana eksplorasi Mineral Mangaan sebesar Rp. 919.000.000,-/tahun.

    Tabel dibawah ini nantinya akan digunakan untuk penghitungan arus kas terhadap rencana

    atau kegiatan penambangan ini. Rinciannya adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.3 Anggaran Biaya Eksplorasi (Sub Total dihitung

    dalam Jutaan/Rp)

    Kategori Bulan 1 Bulan 2 Bulan3 Bulan4 Bulan 5 Bulan 6 Total

    Sub

    Total

    Gaji/Honor Pegawai

    Administrasi Kantor 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 54,000

    Akuntan 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 45,000

    Manager Proyek 10,750 10,750 10,750 10,750 10,750 10,750 64,500

    Senior Geologi 8,600 8,600 8,600 8,600 8,600 8,600 51,600

    Yunior Geologi 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 36,000

    Konsultan 12,000 12,000 24,000

    Pegawai Logistik 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 30,000

    Juru Gambar 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 21,000

    Asisten Lapangan 1,050 1,050 1,050 1,050 1,050 1,050 6,300

  • 83

    Supir 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 27,000

    Buruh Lokal 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 9,000 368,400

    Belanja Pegawai

    Perjalanan 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 45,000

    Asuransi 1,800 1,800 1,800 1,800 1,800 1,800 10,800

    Perizinan 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 6,000

    Kesehatan 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 36,000

    Lain-Lain 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 6,000 103,800

    Pendukung Lapangan

    Akomodasi dan

    Makanan 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 24,000

    Pasokan Lapangan 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 9,000

    Biaya Kantor 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 15,000 48,000

    Pemetaan

    Interpretasi Citra Satelit 50,000 50,000

    Pemetaan Lapangan 45,000 45,000

    Pembuatan Peta Dasar 20,000 20,000 115,000

    Survey Geofisika

    Ground Magnetik danSR 80,000 80,000

    Biaya Pindah Tempat 10,000 10,000 90,000

    Pengujian

    Laboratorium

    Analisa Kimia Minerallogi 20,000 10,000 30,000

    Analisa XRD 20,000 10,000 30,000 60,000

    Komputasi/Reporting

    Pemrosesan Data 15,000 15,000 15,000 15,000 60,000

    Percetakan 2,500 2,500 2,500 2,500 10,000 70,000

    Keperluan Kantor

    Telpon. Listrik, Air 750 750 750 750 750 750 4,500 4,500

    Biaya Laporan

    Pembuatan laporan 50,000

  • 84

    Pembuatan Peta Dasar 10,000 60,000

    Jumlah Pengeluaran

    (Ribu RP) 83,450 83,450 162,950 275,950 100,950 152,950 919,700 919,700

    Tabel 4.3 diatas adalah tabel yang menjelaskan biaya yang dibutuhkan perusahaan

    dalam melakukan eksplorasi lahan pertambangannya. eksplorasi merupakan tahap awal

    penam,banganm sebelum perusahaaan menambang atau mengeksploitasi tambang yang

    telah dieksplorasi. Eksplorasi dilakukan perusahaan dalam kurun waktu 1 tahun, dalam 1

    tahun tahap eksplorasi tersebut proyek eksplorasi dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan.

    Sisa 6 bulan nya akan dipakai perusahaan dalam pengurusan izin-izin yang

    bersangkutan dalam tahap eksplorasi tersebut seperti pengajuan sampling, pengajuan izin

    penjualan sementara, sampai ke tahap pengajuan peningkatan IUP menjadi operasi dan

    produksi. Tidak hanya dalam pengajuanm kepada pemerintah, perusahaan juga memakai

    sisa waktu 6 bulan itu untuk instalasi alat, penambangan uji coba yang dimana sebelumnya

    perusahaan di lahan sebelumnya dapat memproduksi lebih dari 6000 ton, maka dari itu

    dalam tahap eksplorasi ini penulis akan menggunakan asumsi bahwa perusahaan hanya

    mampu memproduksi 6000 ton dalam setahun di tahap perhitungan arus kas penjualan

    perusahaan.

    Tenaga kerja yang dipakai tidak termasuk tenaga kerja tetap perusahaan. Tenaga

    kerja tersebut hanya disewa atau dipekerjakan selama masa eksplorasi 1 tahun yang dimana

    dalam 1 tahun tersebut eksplorasi dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan. Tenaga kerja

    dalam tahap ini lebih beragam daripada teenaga kerja yang akan dipakai perusahaan

    sewaktu penerimaan tenaga kerja pada tahap penambangan. Dalam tahap eksplorasi ini

    tenaga kerja yang dipakai lebih mengutamakan tenaga kerja skill. Dikarenakan pada tahap

    eksplorasi merupakan tahap yang terpenting dalam penambangan.

  • 85

    Pada tahap eksplorasi ini merupakan tahap kritis pada seluruh penambangan

    dikarenakan dalam tahap ini perusahaan harus mampu mengetahui secara pasti deposit

    mineral Mangaan yang terkandung dalam lahan yang akan ditambang, selain itu pada tahap

    eksplorasi ini perusahaan juga harus mampu menganalisis kadar mangaan yang terkandung

    dalam lahan pertambangan tersebut, karena apabila perusahaan tidak mengetahui secara

    pasti kadar Mangaan yang terkandung dan jumlah deposit dalam lahan tersebut maka pada

    tahap operasi dan produksi Mangaan yang akan ditambang tidak akan sesuai dengan

    standard yang ditetapkan oleh perusahaan dan pasar. Selain itu pada tahap ini perusahaan

    akan merencanakan besar dana yang akan dibutuhkan pada tahap produksi.

    Karena alasan tersebut perusahaan diwajibkan untuk mempekerjakan tenaga kerja

    yang sesuai dengan kebutuhan pada tahap eksplorasi ini (jumlah tenaga kerja yang

    dibutuhkan tidak diketahui dikarenakan keterbatasan data). Tenaga kerja yang dibutuhkan

    antara lain sebagai berikut:

    Pegawai dan jumlah gaji o Administrasi kantor, bertugas sebagai pengurus bagian administrasi di kantor

    yang mengerjakan kebutuhan perusahaan dalam hal berkas pertambangan.

    Administrasi kantor akan dipekerjakan selama 6 bulan penuh dengan

    akumulasi gaji perbulan sebesar Rp 9 juta dan total gaji selama 6 bulan

    sebesar Rp 64 juta.

    o Akuntan, bertugas sebagai pengurus pembukuan perusahaan dan melakukan

    perhitungan biaya yang dibutuhkan pada tahap produksi. Dengan total gaji

    setiap bulannya sebesar Rp 7.5 juta dan total gaji selama 6bulan bekerja

    sebesar Rp 45 juta.

    o Manajer proyek, bertugas sebagai supervisor di lapangan pertambangan

    dengan tanggung jawab mengontrol proses eksplorasi di lapangan mulai dari

  • 86

    pemetaan, survei geofisika, pengujian lab, sampai pengeboran. Manajer

    proyek akan digaji setiap bulan sebesar Rp 10.750 juta dengan total gaji

    selama 6 bulan sebesar Rp 64 juta.

    o Senior geologi, mempunyai tugas yang sangat penting pada tahap eksplorasi

    ini dikarenakan geologist bertugas sebagai tenaga kerja yang mempredisikan

    jumlah deposit Mangaan, titik pengeboran yang mempunyai kandungan

    Mangaan dan kadar Mangaan yang terkandung pada lahan tersebut. Senior

    geologi akan digaji sebesar Rp 8.6 juta dengan kummulatif gaji Rp 51.6 juta

    selama 6 bulan.

    o Yunior geologi, mempunyai tugas yang penting dan serupa seperti seniior

    geologi hanya saja yunior geologi mempunyai jam terbang yang lebih sedikit

    dari senior geologi dan bertugas sebagai asisten senior geologi. Yuunir

    geologi akan digaji Rp 6 juta perbulan dengan total gaji selama 6 bulan

    sebesar Rp 36 juta.

    o Konsultan, perusahaan membutuhkan jasa konsultan selama 2 bulan dari 6

    bulan umur proyek sebagai penasihat proyek perusahaan, mulai dari

    keuangan, investasi, dan langkah-lanngkah perusahaan dalam menjalani

    proyek ini. Jasa konsultan akan dipakai pada bulan 3 dan 6. Dengan tarif Rp

    12 juta perbulan dan total Rp 24 juta dalam 2 bulan.

    o Pegawai logistik, menurut survei penulis pegawai logistik dibutuhkan

    sebanyak 5 orang dengan total gaji Rp 5juta perbulan dan akumulasi gaji Rp

    30 juta selama 6 bulan.

    o Juru gambar, mempunyai tugas untuk melakukan penggambaran pada lahan

    yang akan dieksplorasi serta titik-titik yang akan dilakukan pengeboran.

    Jumlah gaji perbulan sebesar Rp 3.5 juta dengan total gaji selama 6 bulan

    sebesar Rp 21 juta.

  • 87

    o Asisten lapangan, bertugas sebagai tenaga kerja yang menyediakan

    kebutuhan-kebutuhan manajer proyek dan biologis pemilik yang bekerja di

    lapangan dengan gaji Rp 1.050 jt perbulan dan total gaji sebesar Rp 6.3 juta

    selama 6 bulan.

    o Supir, bertugas sebagai pengantar tenaga kerja dari tempat peristirahatan ke

    lokasi penambangan. Dengan gaji perbulan sebesar Rp 4.5 juta dan total

    gaji selama 6 bulan sebesar Rp 27 juta.

    o Buruh lokal, merupakan tenaga kerja terakhir yang akan disewa oleh

    perusahaan. Dengan total gaji Rp 1.5 juta perbulan dan total gaji sebesar Rp

    9 juta selama 6 bulan

    Tenaga kerja tersebut merupakan tenaga kerja sementara yang akan disewa perusahaan

    selama tahap eksplorasi dengan total gaji/honor pegawai sebesar Rp 368.400 juta selama 6

    bulan umur proyek.

    Belanja Pegawai o Perjalan, dalam proyek ini perusahaan juga akan membiayai perjalanan atau

    ongkos transportasi pegawai-pegawainya. Perusahaan telah menetapkan

    bahwa tiap 1 bulan perusahaan akan menyediakan sebesar Rp 7,5 juta

    untuk transportasi dan perjalanan tenaga kerja dengan total selama 6 bulan

    sebesar 45 juta.

    o Asuransi, akan dipakai perusahaan untukl pengalihan resiko dengan

    pembayaran premi Rp 1,8 juta perbulan sehingga menjadikan total asuransi

    selama 6 bulan sebesar 10,8 juta.

    o Perizinanan, perizinan dalam maksud ini bukanlah perizinan pertambangan

    seperti yang akan dijelaskan di aspek hukum nanti, melainkan biaya iuran

  • 88

    yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Rp 1 juta yang harus dibayarkan

    tiap bulannya dengan total sebesar Rp 6 juta selama 6 bulan.

    o Kesehatan, merupakan biaya yang disiapkan perusahaan apabila ada tenaga

    kerja yang mengalami sakit atau kecelakaan kerja dengan biaya yang

    disiapkan sebesar Rp 6 juta setiap bulan sehingga total selama 6 bulan umur

    proyek sebesar Rp 36 juta.

    o Lain-lain, merupakan biaya yang disediakan perusahaan apabila ada

    pengeluaran yang tidak terduga sebesar 1 juta setiap bulan dan total selama

    6 bulan sebesar Rp 6 juta

    Biaya diatas merupakan biaya yang disiapkan perusahaan untuk kebutuhan pegawai dengan

    total selam proyek eksplorasi sebesar Rp 103.800.000.

    Pendukung Lapangan o Akomodasi dan makanan, merupakan biaya yang di keluarkan untuk

    pendukung kerja tenaga kerja di lapangan dengan kebutuhan sebesar Rp 4

    juta per bulan dan total selama umur proyek sebesar Rp 24 juta.

    o Pasokan lapangan, dibutuhkan sebesar Rp 1,5 juta setiap bulan menjadikan

    total pasokan sebesar Rp 9 juta selama 6 bulan.

    o Biaya Kantor, adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menyediakan

    kebutuhan kantor seperti alat tulis, komputer, printer dan kebutuhan lainya

    denga total sebesar Rp 15 juta dan Rp 2,5 juta per bulannya.

    Total biaya pendukung lapangan yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 48 juta

    dalam 6 bulan tahap proyek eksplorasi.

  • 89

    Pemetaan o Intrepretasi Citra satelit, Rp 50 juta dilakukan sewaktu bulan ke 3 proyek

    eksplorasi untuk melihat apakah di lahan tersebut mempunyai npotensi yang

    bagus untuk ditambang. Dilakukan setelah tahap dasar eksplorasi selesai

    dilakukan.

    o Pemetaan lapangan, merupakan tahap yang akan di lakukan setelah hasil

    dari intrepretasi satelit keluar hasilnya, untuk menetapkan dan

    merencanakan titik-titik pengeboran. Dilakukan di bulan ke 4 dengan biaya

    Rp 45 juta

    o Pembuatan peta dasar, merupakan tahap akhir yang akan dilakukan

    perusahaan pada tahap eksplorasi sebelum masuk ke proses produksi.

    Bertujuan untuk merencanakan secara keseluruhan lahan yang akan

    ditambung dalam tahap IUP operasi produksi. Dilakukan di bulan ke 6 atau

    bulan terakhir tahap eksplorasi dengan biaya Rp 20 juta

    Pemetaan adalah penentuan titik-titik drilling serta untuk mengetahui deposit yang

    terkandung dalam lahan tersebut. Dibutuhkan dana sebesar Rp 115 juta pada

    pemetaan lahan.

    Survey Geofisika o Ground Magnetik dan SR, bertujuan untuk mengetahui panas dan unsur

    magnetik dalam lahan serta batas penambangan lahan. Sehingga

    perusahaan dapat mengetahui daya tahan lahan yang akan ditambang dan

    kapan harus berhenti meproduksi di titik tersebut sehingga tidak terjadi

    kerusakan lahan atau longsor yang membahayakan tenaga kerja. Di lakukan

  • 90

    di bulan ke 4 seblelum penambangan untuk penjualanj sampling. Dana yang

    dibutuhkan sebesar Rp 80 juta.

    o Biaya pindah tempat, merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk

    pemindahan tempat pengeboran. Dana yang dibutuhkan sebesar Rp 10 juta

    dan dilakukan pada bulan ke 4

    Survey geofisika dilakukan perusahaan untuk mengetahui keadaaan geografis lahan yang

    akan ditambang. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 90 juta

    Pengujian Lab o Analisa Kimia dan Minerallogi, dilakukan untuk mengukur Mangaan yang

    akan diproduksi untuk mengetahu kadar yang terkandung dalam Mangaan

    tersebut apakah sesuai dengan kebutuhanm perusahaan. Analisa tersebut

    dilakukan di titik-titik berbeda dilakukian pada bulan ke 4 dengan biaya Rp

    20 juat dan bulan ke 6 dengan biaya Rp 10 juta. Total Bbiaya tersebut

    sebesar Rp 30 juta.

    o Analisa XRD, dilakukan di bulan ke 4 dengan biaya 20 juta dan bulan ke 6 Rp

    10 juta dengan total Rp 30 jut. Xrd = x Ray Diffraction adalah salah satu

    teknik analisa yang akan dilakukan perusahaan untuk struktur suatu mineral,

    garam, logam untuk mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam

    suatu bahan tambang dan asosiasinya. Analisa ini dilakukan karena cukup

    tepat memberikan informasi mengenai bentuk molekul dan berapa sudut

    kristalnya.

    Total biaya pengujian lab yang dikeluarkan sebesar Rp 60 juta.

    Komputasi atau Reporting

  • 91

    o Pemrosesan data, dilakukan apabila data yang sudah terkumpul pada

    pertengahan dan akhir proyek untuk mengetahui kelanjutan proyek dan hasil

    yang diproses. Dilakukan di bulan ke 3 dan 6 dengan total biaya Rp 60 juta

    o Percetakan, akan dilakukan pada bulan ke 3 dan 6 apabila hasil pemrosesan

    data telah selesai dengan total biaya sebesar Rp 10 juta

    Biaya untuk komputansi dan reporting akan membutuhkan biaya sebesar Rp 70 juta

    Keperluan Kantor o Biaya Telpon, Listrik, dan air sebesar Rp 750 ribu per bulan dengan total

    selaqma 6 bualn sebesar Rp 4,5 juta

    Biaya Laporan o Pembuatan laporan, akan dibuat dan akan diserahkan kepada pimpinan

    perusahaan dalam pertimbangan untuk melanjutkan proyek atau tidak.

    Dilakukan pada bulan terakhir proyek dan membutuhkan sebesar Rp 50 juta.

    o Pembuatan peta dasar, merupakan pembuatan terakhir untuk diserakan

    kepada pimpinan perusahaan sebagai pegangan dan untuk

    mempresentasikannya kepada pihak yang akan di presentasikan. Dilakukan

    juga pada bulan terakhir proyek dengan biaya sebesar Rp 10 juta.

    Biaya laporan akan meembutuhkan dana sebesar Rp 60 Juta

    Biaya diatas akan dikeluarkan perusahaan pada tahap eksplorasi selam 6 bulan.

    jumlah biaya p[rbulan adalah sebagai berikut:

    1. Bulan 1 = Rp 83.450.000

    2. Bulan 2 = Rp 83.450.000

    3. Bulan 3 = Rp 162.950.000

    4. Bulan 4 = Rp 275.950.000

  • 92

    5. Bulan 5 = Rp 100.950.000

    6. Bulan 6= Rp 152.950.000

    Total = Rp 919.700.000

    4.1.2.6 Kegiatan Pertambangan

    Dalam penentuan sistem dan tata cara penambangan serta penentuan jenis

    peralatan yang akan dipakai, dipertimbangkan beberapa faktor penentu, antara lain:

    Sasaran produksi pertambangan bahan galian mangaan sebesar 60.000 ton/tahun dengan ukuran 10-70 mm.

    Jumlah deposit. Bentuk, jenis, kedudukan, dan penyebaran deposit Kondisi topografi

    Faktor lain seperti modal, kelestarian lingkungan dan penyerapan tenaga kerja lokal.

    Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka sistem penambangan

    Mangaan yang digunakan adalah pertambangan terbuka dengan metode pertambangan

    terpilih. Pada prinsipnya metode pertambangan ini adalah tata cara melepaskan atau

    membuang Mangaan dari batuan induknya dan memilih Mangaan dengan kandungan yang

    sesuai kebutuhan. Selanjutnya untuk menghasilkan ukuran Mangaan yang sesuai, dilakukan

    pengecilan ukuran (crushing) dan pemisahan ukuran (screening). Kegiatan pertambangan

    Mangaan akan dilakukan dalam tiga tahapan yakni persiapan pertambangan, pertambangan

    dan pengangkutan batuan mangaan ke gudang penimbunan (stock yard) atau tempat

    pengolahan

  • 93

    1) Persiapan Pertambangan

    Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan semua hal yang akan menunjang

    kelancaran kegiatan pertambangan dan pengolahan, yakni:

    A. Pembelian Peralatan Penambangan

    Pada tahap awal penambangan, perusahaan akan melakukan sejumlah investasi

    peralatan pertambangan yang akan digunakan. Perusahaan akan membeli sejumlah alat

    operasional secara tunai dan ada juga yang secara kredit. Peralatan yang dibeli secara kredit

    nantinya akan dihitung dengan penambahan biaya operasional per ton Mangaan. Tabel

    dibawah ini merupakan peralatan yang akan dibeli secara tunai oleh perusahaan yang pada

    akhirnya akan digunakan dalam perhitungan arus kas perusahaan:

    Tabel 4.4 Investasi Peralatan Perusahaan

    Alat harga unit jumlah

    colt diesel dump truck 285.000.000 6 1.710.000.000

    alat berat CAT.200 1.850.000.000 2 3.700.000.000

    toyota avanza 135.000.000 2 270.000.000

    truk langsir 85.000.000 2 170.000.000

    motor honda 17.000.000 3 51.000.000

    total 5.901.000.000

    Sumber : Perusahaan

  • 94

    Tabel diatas menunjukan ada 14 unit alat operasional pertambangan yang akan

    dibeli perusahaan pada tahap awal investasi. Antara lain terdapat 6 unit dump truck dengan

    harga 1 unit nya sebesar Rp 285.000.000. Dump truck akan digunakan perusahaan untuk

    pengangkutan batuan Mangaan ke lokasi penimbunan yang kemudian akan di loading. Untuk

    alat berat excavator perusahaan akan membutuhkan 2 unit, pada tahap investasi ini

    perusahaan akan membeli langsung 2 unit yang sisanya. Excavator yang akan dibeli adalah 2

    unit CAT 200 dengan harga per unitnya sebesar Rp 1.850.000.000, CAT 200 digunakan

    untuk melakukan penggalian atau pengerukan di sejumlah titik yang di tentukan oleh

    perusahaan. Untuk kendaraan dinas perusahaan akan membeli 2 unit Toyota Avanza dengan

    harga per unitnya Rp 135.000.000 dan truk langsir sejumlah 2 unit untuk pengangkutan

    pasir dan tanah bekas penambangan seharga Rp 85.000.000 per unitnya. Untuk kendaraan

    operasional staff lapangan perusahaan akan membeli 3 motor Honda dengan harga per

    unitnya Rp 17.000.000. Menjadikan total investasi peralatan untuk tahap awal penambangan

    sebesar Rp 4.051.000.000.

    B. Pembuatan Jalan Tambang

    Jalan tambang dibuat untuk melayani lalulintas angkutan hasil galian tambang ke

    gudang penimbunan. Jalan dibuat dengan cara mengupas lapisan tanah penutup dan

    meratakan lapisan keras di bawahnya dengan menggunakan gravel yang banyak didapati di

    areal sekitar tambang. Jalan tambang dibangun 30 cm, panjang 240 m, lebar 7 m dan

    pada ketinggian maksimum 15%.

    C. Pembuatan Penirisan Tambang

    Penirisan tambang pada kiri kanan badan jalan dibuat untuk mencegah areal kerja

    dari banjir akibat limpahan air hujan.

    D. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

  • 95

    Pembersihan lahan dilakukan dengan cara menebang tumbuhan (belukar) yang ada

    pada areal yang akan ditambang secara manual dengan menggunakan peralatan sederhana

    seperti parang, cangkul, ganco, atau lainnya. Alat berat (excavator atau bulldozer)

    digunakan jika ada pepohonan besar. Untuk tahap awal, luas areal yang dibersihkan adalah

    10 ha, dan pembersihan selanjutnya akan mengikuti blok atau area yang akan ditambang.

    E. Pengupasan Tanah Penutup

    Kegiatan ini dilakukan pada areal yang di atas batuan mangaan terdapat tanah

    penutup (overburden). Pengupasan tanah penutup menggunakan alat berat excavator dan

    memindahkan tanah kupasan tersebut ke suatu lokasi yang ditentukan dengan

    menggunakan. Tanah yang terkumpul tersebut akan digunakan kembali ketika kegiatan

    reklamasi lahan tambang.

    2) Penambangan Mangaan

    Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil atau memisahkan bahan galian mangaan

    dari batuan induknya untuk memperoleh ukuran sesuai kebutuhan.

    A. Untuk Mangaan Primer dan Deluvial ditetapkan setengah dari total produksi

    tambang. Yang dihasilkan dari endapan jenis ini adalah 33.350 ton/tahun atau 14

    ton/jam mangaan. Kegiatan ini mencakup:

    Pembuangan tanah penutup dengan menggunakan alat berat. Mekanisme peembuangan tanah penutup dilakukan dengan cara membuat jenjang

    setinggi 6 meter dan pengerjaannya dilakukan dengan menggunakan

    o 3 unit excavator PC 300 atau setara,

    o 13 unit dump truck, kapasitas 20 ton,

  • 96

    o 2 unit bulldozer D 65 atau setara.

    Ditentukan nisbah pengupasan (stripping ratio) untuk jenis endapan ini

    adalah 1:25, ultimate pit slope 45.

    Penggalian mangaan dengan menggunakan o 2 unit alat berat (excavator) PC 200 atau setara dengan yang telah

    dilengkapi dengan breaker untuk menghasilkan bijih mangaan

    berdiameter 30 cm.

    o 1 unit dump truck kapasitas 20 ton untuk mengangkut mangan ke

    Mine Stock Pile untuk dilakukan ke tahap selanjutnya. Pelaksanaan

    kegiatan ini direncanakan untuk diserahkan kepada pihak ketiga

    (kontraktor) dengan biaya Rp 100.000/ton

    Pemecahan atau pengecilan ukuran mangaan tahap pertama dilakukan di area tambang pada bijih mangaan berukuran besar (boulder) menjadi

    berdiameter 20 cm dengan menggunakan jack hammer yang dibantu

    dengan compressor.

    Pemilihan (hand picking) dilakukan secara manual oleh 9 orang yang cekatan dan berpengalaman dalam menentukan bahan galian Mangaan yang

    kandungannya sesuai dengan yang dibutuhkan.

    Pengangkutan ke gudang penimbunan dengan menggunakan dump truck direncanakan menggunakan pihak ketiga (kontraktor).

    B. Untuk Mangaan Meta-Sendimen, ditetapkan setengah produksi tambang. Yang

    dihasilkan dari endapan jenis ini adalah 33.350ton/tahun atau 14 ton/jam. Kegiatan

    ini mencakup:

  • 97

    Pembuangan tanah penutup dengan alat berat. Mekanisme pembuangan dilakukan dengan membuat jenjang setinggi 6 m. nisbah pengupasan

    untuk blok penambangan dintentukan 1:15, ultimate pit slope 45 dan

    peralatan berat yang digunakan adalah

    o 2 unit excavator PC 300 atau setara,

    o 8 dump truck , kapasitas 20 ton,

    o 1 bulldozer D 65 atau setara.

    Direncanakan kegiatan ini dilakukan oleh pihak ketiga (kontraktor)

    dengan biaya Rp.20.000/BCM.

    Penggalian mangaan dengan menggunakan tenaga manusia atau peralatan manual (ganco, linggis dan lain-lain) sebanyak 13 grup tenaga kerja dan

    membawanya ke areal hand sorting untuk dilakukan tahap selanjutnya.

    Pemisahan dan pemilihan (hand sorting) dari tanah penutup yang ikut tertambang pada proses penggalian.

    Pengangkutan mangaan ke gudang penimbunan.

    3) Kegiatan Pengolahan

    Dalam penentuan sistem dan tata cara pengolahan serta penentuan jenis peralatan

    yang dipakai, dipertimbangkan beberapa faktor penentu, antara lain:

    Sasaran produksi maksimum Mangaan adalah 60.000 ton/tahun dengan ukuran 10-70 mm.

    Infrastruktur yang tersedia, seperti listrik dan air. Bentuk dan jenis bahan galian Mangaan. Faktor lain seperti modal, kelestarian lingkungan, dan penyerapan tenaga kerja lokal.

  • 98

    Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka system pengolahan yang

    digunakan adalah pengolahan kering (dry processing plant). Pada prinsipnya, metode

    pengolahan ini adalah tata cara membersihkan atau menaikan kadar Mangaan dari hasil

    tambang dan memilih Mangaan dengan kadar dan ukuran yang sesuai kebutuhan, dilakukan

    pengecilan ukuran (crushing) dan pemisahan ukuran (screening). Tahap-tahap pengolahan

    Mangaan adalah sebagai berikut:

    A. Pengecilan Ukuran

    Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan ukuran Mangaan yang berukuran 70

    mm dengan menggunakan 1 unit Jaw Crusher. Dipilihnya Jaw Crusher karena hasil dari alat

    ini relatif homogen (seragam). Sebelum masuk ke alat pengecilan ukuran, mangaan hasil

    tambang di tampung di dalam hopper yang selanjutnya masuk ke vibrating grissly feeder

    sebagai pemisah awal dengan ukuran 70 mm akan turun ke air washing unit dan yang

    berukuran > 70 mm akan masuk sebagai umpan dari alat pengecilan ukuran.

    Selanjutnya, Mangaan yang berukuran > 70mm akan mengalami proses pengecilan

    ukuran dan hasilnya akan turun pada alat pemisah ukuran 1 (vibrating screen 1).

    Kemampuan produksi alat ini adalah 17-25 ton/jam dan tergantung pada beberapa faktor,

    yaitu ukuran maksimum umpan dan Jaw Setting (ukuran maksimum produk). Ukuran mulut

    Jaw Crusher 10 x 16 in dengan discharge setting 2 in dengan kebutuhan horse power

    sebesar 10-15 HP dan 350 rpm.

    B. Air Washing Unit

    Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan Mangaan bersih berukuran 70 mm

    dengan menggunakan 1 unit modifikasi double roll crusher dan compressor untuk

    menghasilkan udara bertekanan yang mampu meniup kotoran keluar dari alat. Diameter roll

  • 99

    adalah 18 in, lebar 30 in dengan 60 rpm, dan dibutuhkan 50-70 HP. Kemampuan produksi

    alat 30 ton/jam dengan discharge setting in.

    C. Belt Conveyor

    Alat ini bertujuan untuk menyalurkan dan memindahkan Mangaan dari satu alat ke

    alat yang lain dalam sistem pengolahan. Dalam sistem pengolahan diperlukan 5 belt

    conveyor, yaitu:

    Belt Conveyor 1 Memindahkan Mangaan ukuran 70 mm dari vibrating screen 1 kebelt conveyor 2.

    Kondisi belt conveyor 1 adalah

    o Lebar : 16in.

    o Panjang : 8 m

    o Kecepatan : 100 fpm

    o Jumlah idler : 15 dengan diameter 4 in

    o Tinggi : 2 m

    o HP : 5 HP

    Belt Conveyor 2 Memindahkan Mangan yang berukuran 70 mm dari belt conveyor 1 ke jaw

    crusher. Kondisi belt conveyor 2 adalah:

    o Lebar : 16in.

    o Panjang : 8 m

    o Kecepatan : 100 fpm

    o Jumlah idler : 15 dengan diameter 4 in

  • 100

    o Tinggi : 2 m

    o HP : 5 HP

    Belt Conveyor 3 Memindahkan Mangan yang berukuran 70 mm dari air washing unit ke vibrating

    screen 2. Kondisi belt conveyor 3 adalah:

    o Lebar : 16in.

    o Panjang : 10 m

    o Kecepatan : 100 fpm

    o Jumlah idler : 30 dengan diameter 4 in

    o Tinggi : 2 m

    o HP : 7HP

    Belt Conveyor 4 Memindahkan Mangan yang berukuran 10-70 mm (NMD lumpy) dari vibrating screen

    2 ke stock pile. Kondisi belt conveyor 4 adalah:

    o Lebar : 16in.

    o Panjang : 15 m

    o Kecepatan : 100 fpm

    o Jumlah idler : 15 dengan diameter 4 in

    o Tinggi : 2 m

    o HP : 8 HP

    Belt Conveyor 5 Memindahkan Mangaan yang berukuran 10mm (NMD fines) dari vibrating screen 2

    ke stock pile. Kondisi belt conveyor 5 adalah:

    o Lebar : 16in.

  • 101

    o Panjang : 8 m

    o Kecepatan : 100 fpm

    o Jumlah idler : 15 dengan diameter 4 in

    o Tinggi : 2 m

    o HP : 5 HP

    4.1.2.7 Pemisahan (Hand Sorting)

    Tujuannya adalah memilih Mangaan yang berkadar sesuai kebutuhan. Kegiatan ini

    dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia cekatan dan berpengalaman pada

    belt conveyor 5 dan 6. Diharapkan Mangaan yang diperoleh merupakan Mangaan bersih dan

    terpilih sebelum ditempatkan pada areal stock pile. Kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan

    Mangaan hasil pengecilan ukuran yang berukuran 10-70 mm dan untuk menghasilkannya

    terdiri dari dua tahap, yaitu:

    Pemisahan ukuran pertama (single deck vibrating screen I) Alat ini terdiri dari 1 (satu) deck dengan dimensi 4 x 8 ft serta ukuran lubang deck 70

    mm. kebutuhan listrik alat ini adalah 15 HP pada 1200 rpm. Umpan dari alat ini adalah

    hasil dari jaw crusher dengan mekanisme pemisahan, sebagai berikut:

    o Tidak lolos deck 1 (ukuran > 70 mm) dikembalikan ke pengecilan ukuran

    dengan menggunakan belt conveyor 1 dan 2

    o Lolos deck 1 (ukuran 70 mm) masuk sebagai umpan alat pembersih (air

    washing unit).

    Pemisahan ukuran kedua (single deck vibrating screen II)

  • 102

    Alat ini terdiri dari 1 (satu) deck dengan dimensi 4 x 8 ft serta ukuran lubang deck 10

    mm. kebutuhan listrik alat ini adalah 15 HP pada 1200 rpm. Umpan dari alat ini adalah

    Manggan bersih hasil air washing unit dengan mekanisme pemisahan, sebagai berikut:

    o Tidak lolos deck 1 dengan ukuran 10-70 mm ditempatkan pada areal stock

    pile NMD lumpy (natural Mangaan dioxide) sebagai produk akhir pengolahan

    dengan menggunakan belt conveyor 6.

    o Lolos deck 1 dengan ukuran 10 mm ditempatkan pada areal stock pile NMD

    fines (natural Mangaan dioxide) sebagai produk samping penggolahan.

    4.1.2.8 Stock Pile (Lokasi Penimbunan)

    Direncanakan area stock pile ini dapat menampung produk akhir sebanyak 5000 ton.

    Area yang dibutuhkan dihitung dengan cara:

    = + ................ (1)

    =

    .. (2) Volume kerucut

    =

    .... (3) Volume prisma terpancung

    = angle of response Mangaan; 30-40, diambil 30

    h = diperhitungkan 3 meter

    R =

    = ,

    = 6m

    SG = 4,5

    Keterangan: R=radius, D=diameter, H=tinggi, P=panjang. Maka:

  • 103

    =

    , = 1.111,1 m dibulatkan 1.111 m

    = ,

    = 113,04 m dibulatkan 113 m

    = 1.111-113 = 998 m

    998 =

    P =

    = 55,4 m

    Dengan demikian areal yang diperlukan untuk menampung 5.600 ton adalah 12

    (55,4 + 12) = 808,8 m atau dibulatkan 800 m

    4.1.2.9 Kegiatan Reklamasi atau Rehabilitasi Lahan

    Kegiatan pertambangan Mangaan di Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Desa

    Fatumtasa dan Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara diperkirakan akan menimbulkan

    dampak negatif antara lain:

    Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Peningkatan potensi erosi dan sendimentasi. Kehilangannya lapisan tanah atas. Perubahan stabilitas dan kesuburan tanah. Kehilangan flora dan fauna. Gangguan terhadap penduduk berupa polusi udara, kebisingan, transportasi,

    kesehatan pernapasan (ISPA), kualitas air, dan lain-lain.

  • 104

    Upaya untuk mengurangi dampak negatif dari kegiatan pertambangan dan

    pengolahan Mangaan dilakukan dengan cara:

    Menginventarisasi jenis tumbuhan atau tanaman yang bermanfaat ganda dan dapat tumbuh cepat di areal bekas pertambangan dan pengolahan.

    Menimbun kemabali tanah atas pada areal bekas tambang. Menanam anakan pohon dengan jarak 3 x 3 m pada areal bekas tambang dan areal

    batas cadangan untuk mengurangi polusi udara.

    4.1.2.10 Analisis Kandungan Mangaan

    Berikut ini adalah kandungan Mangaan dari sampel kerikil mangaan, mangaan

    lempengan, mangaan coarse dan mangaan bongkahan yang diberikan oleh perusahaan di

    lahan seluas 1304 Ha. Penelitian tidak dapat menguraikan secara rinci asal sampel karena

    keterbatasan data (rahasia perusahaan).

    Tabel 4.5 Analisis Kandungan Mangaan

    No.Sampel Mn (%) No.Sampel Mn (%)

    1 56.66 13 59.92

    2 48.72 14 56.08

    3 54.20 15 46.18

    4 47.60 16 55.85

    5 62.28 17 52.52

    6 64.46 18 57.15

    7 57.68 19 48.21

    8 58.89 20 57.18

  • 105

    9 56.69 21 63.77

    10 47.37 22 59.42

    11 56.55 23 62.34

    12 55.21 24 61.63

    Minimum 46.18

    Maksimum 64.46

    rata-rata 56.11

    deviasi standar 5.23

    Sumber : Hasil olahan data (2011)

    Tabel di atas terdiri dari 24 sampel yang disurvei oleh perusahaan di beberapa titik

    survei dalam area yang akan dieksploitasi, dengan hasil kandungan berkisar 46,18% sampai

    64,46%, rata-rata kandungan Mangaan 56,11 data sampel kandungan mangaan berfluktuasi

    sebesar 5,23%. Data-data ini akan dihubungkan dengan apakah kandungan minimum

    Mangaan dapat memenuhi permintaan pembeli.

    Berdasarkan data dari perusahaan permintaan rata-rata Mangan adalah 2000 ton

    untuk kadar 50% up dan 1000 ton untuk 45% up. Tetapi dalam kenyataannya semakin

    tinggi mineral Mn yang terkandung dalam Mangaan semakin bagus untuk perusahaan,

    dikarenakan permintaan Mangaan yang sangat tinggi terutama untuk Mangaan berkualitas

    tinggi dikarenakan semakin tinggi kadar Mangaan yang terkandung semakin tinggi pula

    harganya dalam ton. Tetapi tidak semua ton yang diproduksi mempunyai kadar Mangaan

    yang sama melainkan berbeda-beda. Menurut perusahaan dalam 2 bulan perusahaan

    mampu memproduksi minimum 3000 ton dengan kadar Mangaan untuk 2000 ton nya dapat

    mencapai 55% up. Jadi berdasarkan data yang telah diolah di atas, kadar Mangaan dalam

    lahan penambangan yang sedang diteliti dapat memenuhi permintaan pembeli berdasarkan

  • 106

    surat kontrak pembelian terakhir adalah 45.00% up. Proyek penambangan lahan baru akan

    dijalankan bila hasil survey lahan baru juga dapat memenuhi seperti permintaan lahan yang

    terakhir tersebut (sebagai pedoman sementara). Data-data survey akan dianalisis dengan

    metode Statistic Control, dengan tingkat keyakinan 95%, sebagai berikut :

    Tabel 4.6 Upper Bound dan Lower Bound Mangaan

    Probabilitas = 95%

    Zprob = 1.64

    lower bound = 47.51%

    upper bound = 64.71%

    Kesimpulan dari metode diatas adalah rata-rata kandungan Mn Minimum untuk

    pembelian Mangaan adalah 45% sedangkan tabel diatas menunjukan bahwa lower bound

    lebih besar dari kandungan Mn minimum dari pemesanan Mangaan. Dimana hasil terendah

    (lower bound) dalam lahan ini sebesar 47,51% dan terbesar (upper bound) adalah 64,71%

    maka hasil survey diatas menyatakan untuk kandungan Mn dalam Mangaan untuk proyek ini

    memenuhi syarat permintaan dan dinyatakan lolos survey.

  • 107

    4.1.3 Aspek Hukum

    Dalam melakukan suatu usaha dan membnagun suatu perusahaan pastinya

    dibutuhkan berbagai macam izin-izin usaha yang harus diajukan ke pemerintah yang

    bersangkutan. Dalam aspek ini penulis akan menjelaskan dan menguraikan langkah-langkah

    yang harus ditempuh perusahaan dalam pengajuan izin usaha di bidang hukum.

    4.1.3.1 Tanda Daftar Perusahaan

    Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia, haruslah membuat Surat

    Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya masing-masing.

    Departemen teknis yang mengeluarkan surat tanda daftar perusahaan adalah Pemerintah

    Kabupaten Kolaka. Tanda Daftar Perusahaan adalah surat tanda pengesahan yang diberikan

    oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah melakukan pendaftaran

    perusahaan.

    TANDA DAFTAR PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS, BERDASARKAN UNDANG-

    UNDANG NO.3 TAHUN 1982 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DAN

    PERATURAN DAERAH NO.14 TAHUN 2001

    Tabel 4.5 Tanda Daftar Perusahaan PT.Tiara Utfar Mandiri

    Nama Pendaftaran Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

    Nomor TDP 210.314.500.034

    Berlaku Sampai 12/1/2014

    Nomor 18

    Tanggal 12/5/2009

    Status Kantor Tunggal

    Alamat Jl. Pendidikan NO.119. Kec.Kolaka Kab.Kolaka

  • 108

    Kegiatan Usaha Pokok Perindustrian dan Perdagangan

    Pengesahan Menteri Kehakiman AHU.56353.01.01 Tahun 2008,Tanggal 29 Agustus

    PT.Tiara Utfar Mandiri terdaftar dalam Tanda Daftar Perusahaan dengan nomor TDP

    yaitu 210.314.500.034 dengan pendaftaran nomor 18 tanggal 12 bulan Mei tahun 2009.

    Berkedudukan di Jl. Pendidikan NO.119. Kec.Kolaka Kab.Kolaka (kantor utama) dan pada

    saat pendaftaran hanya memiliki 1 kantor atau kantor tunggal dengan kegiatan usaha pokok

    perindustrian dan perdaganan yang telah disahkan oleh menteri kehakiman dengan tanda

    daftar AHU.56353.01.01 Tahun 2008,Tanggal 29 Agustus yang berlaku sampai tanggal 12

    bulan Mei tahun 2009.

    4.1.3.2 Kewajiban Hukum

    PT.Tiara Utfar Mandiri telah menyelesaikan tanggung jawabnya di dalam hukum

    terhadap pemerintah dalam melakukan kegiatan usahanya, antara lain:

    Surat Keterangan Domisili Perusahaan Disahkan oleh Lurah Baladente, Pemerintah Kabupaten Kolaka dengan Nomor:

    500/55/20010

    Nomor Pokok Wajib Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia, memberikan NPWP 02.866.512.3-

    815.000 disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 8

    Agustus 2008

    RUPS Perubahan Nama Perseroan Terbatas,Nomor 36, 10 Maret 2010 Menyatakan bahwa PT.Tiara Putfar Mandiri merubah nama menjadi PT.Tiara Utfar

    Mandiri berdasarkan S.K Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

  • 109

    No. C-105. HT.03.01-Th.2005 Tanggal 14 Juli 2005 dan S.K Kepala Badann

    Pertahanan Nasional Republik Indonesia No.609-XVII-2006 Tanggal 18 Desember

    2006, disahkan oleh Notaris Zainuddin Tahir, SH.,M.Kn

    Rups Mengenai Perubahan Susunan Direksi dan Persetujuan Jual Beli Saham, Nomor 57, 22 Februari 2010

    Menyatakan bahwa perusahaan mengganti seluruh susunan direksi serta persetujuan

    jual beli saham dan unit kerja menjadi pertambangan mineral berdasarkan S.K

    Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-105. HT.03.01-

    Th.2005 Tanggal 14 Juli 2005 dan S.K Kepala Badann Pertahanan Nasional Republik

    Indonesia No.609-XVII-2006 Tanggal 18 Desember 2006, disahkan oleh Notaris

    Zainuddin Tahir, SH.,M.Kn

    4.1.3.3 Izin Usaha Pertambangan

    IUP Eksplorasi PT.Tiara Utfar Mandiri No.2027 Tahun 2008 tanggal 4 November 20008 untuk bahan galian Mangaan ddengan Luas 1900 Ha berlaku sampai dengan

    tanggal 4 November 2009 disahkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya

    Mineral Republik Indonesia, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral dan

    Batubara. Nomor: 1019/30/DBM/2008

    IUP Operasi Produksi/Eksploitasi telah didapat oleh PT.Tiara Utfar Mandiri di lahan seluas 1304 Ha dan karena keterbatasan data nomor surat dan pengesahan nya

    tidak dapat penulis tampilkan dalam penelitian di aspek hukum ini.

  • 110

    4.1.3.4 Biaya Perizinan Pertambangan

    Sejak beridirinya perusahaan sampai pengajuan permohonan Kuasa Pertambangan

    (KP) Eksplorasi atau yang sekarang dinamakan IUP Eksplorasi sampai ke tingkat IUP Operasi

    Produksi/Eksploitasi terdapat beberapa langkah. Dibawah ini adalah langkah pengajuan

    permohonan tersebut beserta biayanya, antara lain:

    Tabel 4.7 Permohonan Izin Tambang Beserta Biaya

    Keterangan Biaya (Rp)

    Surat pengajuan permohonan ijin tambang 25,000,000

    pembebasan lahan atas persetujuan rakyat** 30,000,000

    IUP Penyesuaian/eksplorasi** 500,000,000

    UPL dan UKL 25,000,000

    Amdal 600,000,000

    IUP Produksi/eksploitasi* 800,000,000

    biaya tak terduga 500,000,000

    total 2,480,000,000

    Sumber: Perusahaan *Masa berlaku 3 tahun, **Masa berlaku 8 tahun

    Angka tersebut menunjukan bahwa perizinan yang dilakukan oleh PT.Tiara Utfar

    Mandiri sebesar hampir 2,5 miliar atau tepatnya sebesar 2,48 miliar. Angka tersebut akan

    diperhitungkan dalam perhitungan arus kas kelayakan bisnis.

    Tabel diatas menjelaskan langkah-langkah dalam pelengkapan izin pertambangan

    yang telah dilakukan perusahaan dari tahap awal pengajuan izin pertambangan sampai ke

    tahap akhir yaitu IUP Produksi atau Eksploitasi. Sehingga membuat PT.Tiara Utfar Mandiri

    telah melakukan semua kewajibannya di bidang hukum dalam sektor perdagangan dan

    perindustrian. Dalam pengesahannya ada beberapa departemen yang mengizinkan terbitnya

    surat-surat kuasa diatas antara lain Dinas Pertambangan yang dalam kasus ini telah

  • 111

    memberikan kuasa IUP Eksplorasi dan IUP Eksploitasi kepada PT.Tiara Utfar Mandiri.

    Sebelum mengajukan permohonan izin pertambangan perusahaan harus mengajukan

    permohonan ke Dinas Perdagangan Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka terhadap lahan

    yang akan dieksplorasi. Pada PT.Tiara Utfar Mandiri semua perizinan yang diperlukan dari

    tahap awal sampai ke tahap akhir IUP Operasi dan Produksi telah lengkap dilakukan oleh

    perusahaan. Jumlah investasi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam perizinan

    mencapai Rp.2.480.000.000.

    Dalam pertambangan memang memakan biaya dan waktu dalam perizinan nya

    dikarenakan supaya hanya perusahaan yang qualified saja yang dapat masuk ke bidang ini.

    Ini membuktikan bahwa perusahaan ini sudah layak secara hukum untuk melakukan

    kegiatan usaha di bidang pertambangan. Jenis-jenis perizinan dilakukan dalam beberapa

    tahap. Pada tahap pertama perusahaan diwajibkan melakukan permohonan izin tambang ke

    Dinas Pertambangan sehingga apabila telah mendapatkan izin tersebut perusahaan

    diperbolehkan melakukan kegiatan uisaha di bidang pertambangan. Biaya yang dibutuhkan

    untuk proses tersebut sebesar Rp.25.000.000.

    Selanjutnya ketika perusahaan telah mendapatkan izin tersebut perusahaan harus

    melakukan pembebasan lahan rakyat dengan biaya Rp.30,000.000 untuk lahan seluas 1900

    Ha yang dimana harga lahan nya akan dibayarkan dengan royalti atau fee per ton Mangaan

    yang dijual. Untuk harga per ton Mangaan untuk royalti rakyat penulis tidak dapat

    menyebutkan karena keterbatasan data atau rahasia perusahaan. Apabila perusahaan telah

    menyelesaikan tahap pembebasan lahan, maka perusahaan melanjutkan dengan

    mengajukan izin IUP (Izin Usaha Pertambangan) Eksplorasi kepada Dinas Pertambangan atas

    lahan yang akan dilakukan eksplorasi. Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam tahap

    ini sebesar Rp.500.000.000. IUP Eksplorasi mempunyai batas kontrak izin selama 8 tahun.

    Dalam IUP Eksplorasi perusahaan dibatasi produksinya, perusahaan hanya diperbolehkan

    memproduksi maksimum 10.000 ton selama 8 tahun tersebut. Apabila perusahaan sudah

  • 112

    dapat memproduksi minimum 1000 dalam 1 tahun, perusahaan diwajibkan meningkatkan

    izinnya ke tahap IUP Operasi/ Produksi atau IUP Eksploitasi. Jadi 10.000 ton berlaku untuk

    eksplorasi selama 1 tahun tapi apabila dalam 1 tahun sudah dapat memproduksi minimum

    1000 ton perusahaan harus meningkatkan izin usaha pertambangannya.

    Sebelum pembukaan lahan penambangan Mangaan ini, perusahaan dilahan

    sebelumnya mampu memproduksi 3000 ton dalam 1 tahun pada tahap eksplorasi sehingga

    perusahaan menaikan izin usaha pertambangannya menjadi IUP Eksploitasi. Banyak

    perusahaan yang tidak menuruti peraturan hukum pertambangan Mangaan. Yaitu dengan

    memproduksi lebih dari 1000 ton per-tahunnya, tetapi tidak meningkatkan izin

    pertambangannya ke IUP Eksploitasi dikarenakan perusahaan tersebut tidak memiliki cukup

    dana untuk berinvestasi, tidak mampu meningkatkan produksi, dan tidak mampu membayar

    biaya dalam meningkatkan izin usaha pertambangannya.

    PT. Tiara Uftar Mandiri membuktikan bahwa perusahaan ini mampu meningkatkan

    izin usaha pertambangannya ke IUP Eksploitasi yang memakan biaya sebesar Rp

    800.000.000. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan ini mampu berkompetisi di industri

    mineral Mangaan dikarenakan hanya 3 perusahaan saja yang mempunyai IUP Eksploitasi

    mineral Mangaan di Nusa Tenggara Timur. IUP Eksploitasi memberikan kuasa penuh

    perusahaan untuk menambang lahan yang telah dieksplorasi sesuai dengan target produksi

    perusahaan. Izin ini mempunyai masa berlaku lebih sedikit dari IUP Eksplorasi, IUP

    Eksploitasi habis dalam jangka waktu 3 tahun dan harus membayarkan Rp 800.000.000

    kembali apabila ingin memperpanjang IUP Eksploitasi ini. Sebelum pengajuan IUP Eksploitasi

    ini perusahaan wajib melakukan studi analisis AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) yang

    memakan biaya Rp 600.000.000.

    AMDAL merupakan dokumen penting mengenai dampak yang ditimbulkan ketika

    kegiatan pertambangan ini dilakukan. Di dalam AMDAL akan dijelaskan dampak-dampak

    negatif dan positif yang terjadi sebelum dan sesudah kegiatan rencana ini dilakukan.

  • 113

    Penjelasan AMDAL akan dijelaskan lebih lanjut di aspek AMDAL (Analisis Dampak

    Lingkungan). Ketika AMDAL disetujui maka perusahaan dapat meningkatkan izin usaha

    pertambangannya ke tahap terakhir yaitu IUP Operasi Produksi/ Eksploitasi. Menurut

    perusahaan, terdapat biaya tidak terduga dalam pengajuan izin-izin pertambangan tersebut.

    Jumlah biaya tidak terduga tersebut sebesar Rp 500.000.000. Biaya tidak terduga

    maksudnya adalah biaya yang digunakan perusahaan dalam memperlancar dan

    mempercepat proses izin-izin tersebut sehingga perusahaan lebih cepat memulai

    produksinya. Total permohonan izin tambang dari tahap awal sampai dengan akhir memakan

    biaya sebesar Rp 2.480.000.000.

  • 114

    4.1.4 Aspek Ekonomi dan Sosial

    Pada tahap ini npenulis akan menjabarkan aspek-aspek yang terkandung dalam

    aspek ekonomi dan sosial seperti budaya, kependudukan dll. Jadi dalam aspek ekonomi dan

    sosial yang perlu ditelaah apakah jika usaha atau proyek dijalankan akan memberikan

    manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu,

    aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan, karena dampak yang akan ditimbulkan

    nantinya sangat luas apabila salah dalam melakukan penilaian (Kasmir dan Jakfar, 2010,

    P193-194).

    4.1.4.1 Kependudukan

    1) Kepadatan Penduduk

    Penelitian perusahaan menunjukan bahwa jumlah penduduk di Benus 1.003 jiwa, di

    Desa Fatumtasa 990 jiwa, di Desa Humusu Sainup 1.094 jiwa. Kepadatan penduduk di

    masing-masing desa adalah sebagai berikut di Desa Benus 40 jiwa/km, di Desa Fatumtasa

    141 jiwa/km, di Desa Humusu Sainup 122 jiwa/km.

    2) Pertumbuhan Penduduk

    Sedangkan untuk pertumbuhan penduduk menunjukan bahwa pertumbuhan

    penduduk Kecamatan Insana Utara sebagai kecamatan induk adalah : tahun 1980 sebesar

    2,46% dan tahun `1990 adalah sebesar 1,61% serta tahun 2000 adalah sebesar 1,54%.

    Dengan demikian, maka rata-rata pertumbuhan penduduk Kecamatan Insana Utara tahun

    1980-2000 sebesar 1,87%

  • 115

    3) Kesempatan Kerja

    Kesempatan kerja di Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2010, dapat

    digambarkan berikut ini:

    Tabel 4.8 Kesempatan Kerja Di Kabupaten Timor Tengah Utara

    No Kesempatan Kerja Jumlah %

    1 Bekerja 102.146 64,43

    2 Mencari pekerjaan/pengangguran 5.966 3,82

    3 Bukan angkatan kerja 48.010 30,75

    total 156.118 100

    Sumber : Perusahaan

    Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas perusahaan telah melakukan survey terhadap

    penduduk Kabupaten Timor Tengah Utara. Survei dilakukan pada tahun 2010 dimana survei

    tersebut masih merupakan survei terbaru yang terakhir dilakukan sehingga data yang

    dihasilkan akurat dan belum ada perubahan yang signifikan. Berdasarkan data yang didapat

    perusahaan telah dilakukan survei dengan jumlah responden 156.118 penduduk dimana

    didapati 102.146 atau 64,43% penduduk di Kabupaten Timur Tengah Utara yang

    mempunyai pekerjaan dan terhitung produktif.

    Sedangkan didapati 48.010 atau 30,75% yang bukan angkatan tenaga kerja. Warga

    yang tidak termasuk angkatan kerja mempunyai umur yang sudah tidak produktif dimana

    beberapa dari mereka merupakan pensiunan, bekerja sendiri, dan beberapa dari mereka

    merupakan tenaga kerja serabutan. Sisanya didapati sebanyak 5.966 penduduk atau

    sejumlah 3,82% yang merupakan pengangguran, beberapa dari mereka menjadi tenaga

    kerja serabutan atau berburu untuk bertahan hidup. Total penduduk yang dilakukan survei

    sejumlah 156.118 penduduk, data ini didapati dari perusahaan dimana perusahaan bekerja

  • 116

    sama dengan pemerintah yang bersangkutan. Dan didapati bahwa di Kabupaten Timur

    Tengah Utara terdapat kurang dari 10%.

    4) Jumlah Anggota Keluarga

    Jumlah penduduk di Kecamatan Lasiolat adalah 6.803 jiwa (laki-laki 3.347 jiwa dan

    perempuan 3.456 jiwa) dan jumlah rumah tangga adalah 1.498. Dengan demikian,

    kepadatan rumah tangga adalah 5 orang per rumah tangga.

    4.1.4.2 Sosial Ekonomi

    1) Sumber Matapencaharian

    Data tentang sumber matapencaharian untuk Kecamatan Lasiolat tidak tersaji dalam

    Kabupaten Belu dan yang ada hanya untuk seluruh Kabupaten Belu, sebagaimana disajikan

    berikut:

    Tabel 4.9 Matapencaharian Penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara

    No Mata Pencaharian Jumlah Persentase

    1 Pertanian 76.283 74,68

    2 Industri 8.075 7,91

    3 Perdagangan 2.568 2,51

    4 Jasa 8.121 7,95

    5 Transportasi 3.428 3,36

    6 lainnya 3.667 3,59

    Total 102.142 100.00

    Sumber : Perusahaan

  • 117

    Data pada tabel diatas merupakan hasil survei perusahaan terhadap

    matapencaharian penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara yang diambil dari 102.142

    penduduk. Hasil survey menggambarkan bahwa sebagian besar penduduk sebanyak 76.283

    (74,68%) di Kabupaten Timor Tengah Utara, bekerja di sektor pertanian. Gambaran tersebut

    diyakini tidak terlalu berbeda dengan kondisi Kecamatan Naibenu dan Insana Utara. Bahkan

    diyakini bahwa yang bekerja di sektor pertanian lebih tinggi presentasenya daripada dengan

    kondisi Kabupaten Timor Tengah Utara secara keseluruhan.

    Dikarenakan terdapat banyak lahan pertanian yang siap ditanam oleh penduduk,

    terutama di Kecamatan Naibenu dan Insana Utara. Para penduduk sudah lama bertahan

    hidup di sektor pertanian, tanah di Timor Tengah Utara telah terbukti tidak hanya kaya akan

    mineral melainkan kaya akan hasil pertaniannya, didapati berbagai macam bibit yang

    ditanam seperti padi, coklat dan tanaman lainnya.

    Untuk sektor industri sendiri telah didapati sebanyak 8.075 penduduk atau sebanyak

    (7,91%) yang mempunyai matapencaharian tersebut, kebanyakan dari mereka bekerja di

    sektor perdagangan seperti Mangaan, Timah, Galena, Tembaga. Tenaga kerja di sektor

    industri meningkat beberapa tahun terakhir dikarenakan peraturan pemerintah yang harus

    mengikut sertakan penduduk lokal sebagai tenaga kerja demi mengurangi tingkat

    pengangguran. Banyak dari mereka bekerja di perusahaan yang bergerak di pertambangan

    mineral Mangaan, sehingga pertambangan Mangaan 3 sampai 4 tahun belakangan ini

    terbukti dapat mengurangi sedikit tingkat pengangguran di Kabupaten Timor Tengah Utara.

    Kebanyakan dari tenaga kerja merupakan tenaga kerja non-skill atau tenaga kerja

    kasar yang langsung bekerja di lapangan pertambangan itu sendiri. Untuk sektor

    perdagangan sendiri para penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara kurang berkembang,

    kebanyakan dari mereka menjual hasil pertanian dari lahan pertanian yang diolah. Telah

    didapati sebanyak 2.568 (2,51%) penduduk yang bekerja di sektor tersebut. Sedangkan

    untuk sektor jasa terdapat 7,95% atau 8.121 penduduk yang bekerja di sektor tersebut.

  • 118

    Jumlah ini sedikit melebihi jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektoer industri,

    kebanyakan dari mereka merupakan tenaga kerja yang bekerja di pelabuhan Wini. Secara

    tidak langsung tenaga kerja di sektor industri dan jasa terdapat hubungan kerja, dikarenakan

    banyak dari hasil pertambangan yang dikirim keluar melalui pelabuhan, secara tidak

    langsung para pekerja yang bekerja di sektor jasa terutama di pelabuhan lah yang

    melakukan loading kedalam kapal untuk kemudian hasil pertambangan tersebut dikirim

    untuk di ekspor maupun untuk di jual di Indonesia sendiri.

    Seperti halnya perdagangan sektor transportasi dan sektor lainnya mempunya sedikit

    tenaga kerja. Untuk sektor transportasi hanya didapati sebanyak 3.428 (3,36%) penduduk

    yang mempunyai matapencaharian tersebut sedangkan di sektor lainnya yang tidak termasuk

    dalam matapencaharian diatas didapati sebanyak 3.667 (3,59%) penduduk yang tersebar

    dari berbagai macam jenis pekerjaan.

    2) Tingkat Pendapatan (penghasilan)

    Angka pendapatan perkapita merupakan indikator yang paling sering digunakan

    untuk menaikan tingkat kesejahteraan penduduk dalam suatu wilayah. Apalagi peningkatan

    produksi fisik barang dan jasa. Sekaligus diikuti dengan penigkatan indikator harga, maka

    secara nominal angka pendapatan perkapita akan bertambah dengan pesatnya.

    Pada tahun 2002, berdasarkan harga berlaku, maka pendapatan perkapita

    Kabupaten Timor Tengah Utara sebesar Rp 1.710.593 dan menigkat menjadi Rp 2.490.237.

    Pada tahun 2008 akan mengalami perubahan sebesar 45,6%. Lonjakan angka pendapatan

    perkapita yang cukup tinggi selama 6 (enam) tahun terakhir memperlihatkan bahwa secara

    umum telah terjadi peningkatan kesejahteraan bagi penduduk Kabupaten Timor Tengah

    Utara. Namun jika dihitung per bulan, khususnya untuk tahun 2008, maka diperoleh angka

    Rp 207.520/bulan. Maka dengan angka demikian dan sesuai dengan pendapatan yang

  • 119

    didapat bahwa penduduk mempunyai jumlah pendapatan yang sangat rendah setiap

    bulannya.

    3) Kesempatan Kerja Lokal

    Guna mengetahui gambaran tentang kesempatan kerja lokal, khususnya di Desa

    Benus Kecamatan Naibenu dan Desa Fatumtasa, Kecamata Insana Utara, Kabupaten Timor

    Tengah Utara, penulis telah mendapatkan data wawancara 100 orang yang dilakukan

    perusahaan, hasil wawancara ditunjukan pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.10 Kesempatan Kerja di Desa Benus, Fatumtasa dan Humusu

    no Jawaban Responden Frekuensi %

    1 Tenaga kerja lokal yang terserap kurang dari 5% 2 2

    2 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 5%-10% 9 9

    3 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 11%-20% 73 73

    4 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 21%-30% 11 11

    5 Tenaga kerja lokal yang terserap lebih dari 30% 5 5

    total 100 100

    Sumber: Hasil pengolahan tim studi perusahaan (2010)

    Dari data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (73%)

    memberikan keterangan bahwa tenaga kerja lokal di Desa Benus dan Desa Fatumtasa yang

    akan terserap dalam rencana usaha dan/atau kegiatan pertambangan Mangaan adalah

    antara 11-20%. Hal tersebut didapati cukup bagus dikarenakan 20% penduduk akan

    terserap dalam kegiatan penambangan, hal itu dapat memenuhi harapan masyarakat untuk

    mengikutsertakan penduduk atau tenaga kerja lokal dalam rencana usaha/kegiatan

    pertambangan ini.

  • 120

    4) Pertumbuhan Ekonomi

    Data dari perusahaan menunjukan bahwa pada tahun 2007, secara agregat

    perekonomian kabupaten Timor Tengah Utara bertumbuh sebesar 4,8% dan kemudian turun

    menjadi 4,15% pada tahun 2008. Kontribusi ini tidak terlepas dari kontribusi nilai tambah

    sektor-sektor vital. Seektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,57% pada

    tahun 2007 dan pada tahun 2008 mencapai pertumbuhan positif sebesar 1,07%.

    Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008 tercapai oleh sektor jasa yaitu sebesar 10,81%.

    Namun demikian, seluruh sektor PDRB menunjukan laju pertumbuhan yang meningkat,

    kecuali sektor pertanian, sektor keuangan, sektor persewaan, dan sektor perusahaan.

    Tabel 4.11 Nilai Asset Keluarga Di Desa Benus dan Desa Fatumtasa

    No Nilai Asset Frekuensi %

    1 < 5 juta 3 3

    2 5,1 juta sampai dengan 15 juta 66 66

    3 15,1 juta sampai dengan 25 juta 21 21

    4 25,1 juta sampai dengan 50 juta 10 10

    5 > 50 juta - -

    Total 100 100

    Sumber : Hasil pengolahan tim studi perusahaan 2010

    Apabila nilai pertumbuhan ekonomi ini dijabarkan ke jumlah asset yang dimiliki oleh

    warga didapat menurut survey yang dilakukan perusahaan dari 100 orang, terdapat 3

    responden yang memiliki kekayaan atau jumlah asset yang di bawah 3 juta. Kebanyakan dari

    mereka mempunyai jumlah asset antara 5.100.000 sampai dengan 15.000.000. hal ini

    diyakini tidak berbesda dengan jumlah asset seluruh penduduk di Desa Benus dan Desa

  • 121

    Fatumtasa tempat lahan pertambangan perusahaan yang akan dieksplorasi dan dieksploitasi.

    Jumlah asset ini sangatlah kecil untuk sebuagh keluarga yang rata-rata terdapat 5 orang

    dalam satu kepala keluarga. Karena itu perusahaan berharap tenaga kerja yang akan

    terserap dalam rencana/kegiatan usaha pertambangan ini dapt meningkatkan kesejahteraan

    nya. Terdapat 21 responden yang mengaku bahwa nilai asset nya antara 25.000.000 sampai

    dengan 50.000.000 kebanyakan dari mereka adalah para pedagang atau penduduk yang

    mempunyai usaha sendiri.

    Nilai ini didapati di Desa Benus dan Desa Fatumtasa sudah merupakan nilai asset

    yang dianggap sejahtera hidupnya, sedangkan hanya 10 responden yang didapati

    mempunyai jumlah asset antara 25.100.000 sampai dengan 50.000.000. Penduduk yang

    mempunyaio asset sebanyak itu merupakan penduduk yang biasanya merupakan juragan

    tanah di desa tersebut. Kebanyakan dari mereka menyewakan lahan pertaniannya dan lahan

    kosongnya yang didapati terdapat sumber daya alam yang dapat digali. Data diatas diyakini

    akurat sehingga