materi fisika kelas x semester 1

Upload: ferry7765

Post on 10-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

njh

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Materi Fisika Kelas x Semester 1

    1/5

    MATERI FISIKA KELAS X SEMESTER 1

    BAB 1

    BESARAN DAN SATUAN

    A.Besaran

    Besaran Pokok dan Besaran Turunan

    A. Besaran Pokok (Base Quantities)Besaran yang digunakan dalam fisika dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok (Base

    Quantities) dan besaran turunan (Derived Quantities). Besaran pokok adalah besaran adalah

    besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran

    lain. Besaran pokok (base Quantities) ada tujuh buah. Ketujuh besaran pokok tersebut dapat

    kamu lihat pada tabel berikut ini,

    panjang meter

    massa kilogram

    waktu sekon

    suhu kelvin

    kuat arus ampereintensitas cahaya kandela

    jumlah zat mol

    1. Standar dan Alat Ukur Panjang

    Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Menurut satuan SI, besaran panjang

    dinyatakan dalam meter. Satu meter sama dengan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam

    ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon. Besaran panjang diukur dengan menggunakan

    mistar , stikmeter (meteran gulung), jangka sorong, dan mikrometer skrup. Adapun ketelitian

    dari masing masing alat tersebut adalah sebagai berikut :

    Mistar (ruler) memiliki ketelitian 1 mm

    stikmeter (measuring tape) memiliki ketelitian 1 mmJangka sorong (Vernier Calipers) ketelitiannya 0,1 mm

    Mikrometer Skrup (micrometer screw gauge) ketelitiannya 0,01 mm

    2. Standar dan Alat Ukur Massa

    Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung benda tersebut. Menurut satuan SI,

    satuan massa adalah kilogram (kg). Dalam kehidupan sehari hari, kita sering menggunakan

    istilah berat. Misalnya, berat badan Budi 55 kg. Menurut fisika ungkapan tersebut tidak tepat,

    karena 55 kg adalah massa badan Budi. Berat dalam fisika memiliki pengertian yang berbeda

    dengan berat dalam kehidupan sehari hari. Menurut fisika, berat adalah gaya yang dialami oleh

    suatu benda yang mempunyai massa yang diakibatkan karena adanya gaya tarik bumi. Sesuai

    dengan pengertian ini, maka berat suatu benda di tempat tempat yang berlainan mungkinberbeda beda tergantung besarnya gaya grafitasi di tempat tersebut.

    Satu kilogram didefinisikan sebagai massa dari suatu silinder yang dibuat dari campuran platina-

    iridium yang disebut kiligram standar, yang disimpan di Lembaga berat dan ukuran

    Internasional di Paris, Perancis. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran massa

    adalah neraca. Terdapat beberapa jenis neraca, antara lain neraca duduk, neraca elektronik,

    dan neraca lengan.

    3. Standar dan Alat Ukur Waktu

  • 5/20/2018 Materi Fisika Kelas x Semester 1

    2/5

    Satuan standar untuk waktu adalah seko atau detik. Satu sekon didefinisikan sebagai selang

    waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak

    9.192.631.770 kali. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu antara lain arloji

    dan stopwatch.

    4. Standar dan Alat Ukur Suhu

    Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu benda. Satuan standar untuk suhu adalahKelvin. Satuan lain yang sering digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius, sedangkan di

    Amerika dan Inggris pada umumnya menggunakan derajat fahrenheit. Alat untuk mengukur

    suhu adalah termometer. Untuk mengetahui lebih jauh tentang suhu, akan dibahas lebih rinci

    pada artikel berikutnya.

    B. Besaran Turunan (Derived Quantities)

    Besaran turunan adalah besaran yang satuan satuannya diturunkan dari satuan-satuan besaran

    pokok. Jumlah besaran turunan sangat banyak, semakin berkembangnya ilmu fisika,

    dimungkinkan akan muncul lagi besaran turunan yang baru. Contoh besaran turunan yang

    sekarang dikenal dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.luas meter persegi

    volume meter kubik

    kecepatan meter per sekon

    gaya newton

    massa jenis kilogram per meter kubik

    daya watt

    usaha joule

    Alat Ukur Besaran Turunan

    Pada pembahasan alat ukur sebelumnya, seluruhnya termasuk alat ukur besaran pokok.

    Bagaimanakan mengukur besaran turunan? Saat ini banyak besaran turunan yang dapat diukur

    secara langsung, artinya sudah ada alat ukurnya. Misalnya, tekanan udara diukur dengan

    barometer, gaya diukur dengan dinanometer. dan volume air diukur dengan gelas ukur.

    Sementara itu untuk mengukur luas atau volume suatu benda yang bentuknya beraturan kita

    dapat menggunakan rumus matematika. Ayo buka lagi pelajaran Matematika SD yang sudah

    kamu pelajari. Lalu bagaimana jika benda yang akan kita ukur bentuknya tidak beraturan,

    misalnya saja batu? untuk mengukurnya kita dapat menggunakan gelas ukur. Oke deh sampai

    disini dulu ya pembahasannya, Selamat belajar, SUKSES !

    Pengertian Satuan

    Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran

    mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai

    satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama makabesaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton

    dan Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi

    sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya. Untuk melihat berbagai rumus

    dalam bab besaran dan satuan silakan klik Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi

    2 macam

  • 5/20/2018 Materi Fisika Kelas x Semester 1

    3/5

    Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran

    kecepatan, percepatan dan lain-lain.

    Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan

    dan lain-lain.

    VEKTOR

    BESARAN VEKTOR

    A. Menggabungkan atau Menjumlahkan Besaran vektor

    a. Secara Grafis

    1. Metode Poligon

    Penggabungan vektor secara poligon dilakukan dengan cara menggambar vektor-vektor yang

    digabungkan tersebut secara berurutan (diteruskan). Kemudian Vektor resultannya (R)

    digambar dengan menghubungkan titik awal sampai akhir.

    2. Metode Jajaran genjang

    Penggabungan vektor secara jajaran genjang dibuat dengan cara menggambar vektor-vektor

    yang akan digabungkan dari titik awal yang sama, kemudian buatlah garis sejajar vektor tadi

    (garis putus-putus) dari kedua ujung vektor yang digabungkan sehingga diperoleh titik

    potongnya. Terakhir gambarlah Vektor Resultannya dengan menghubungkan titik awal ke titik

    potong.

    b. Secara Analitis (Perhitungan)

    1. Jika arahnya sama

    Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan menjumlahkan besar dari kedua vektor

    yang digabungkan.

    R = V1 + V2

    2. Jika arahnya berlawanan

    Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan mengurangkan besar dari kedua vektor

    yang digabungkan (dihitung selisihnya).

    R = V1 - V2

    3. Jika saling mengapit sudut

    Resultan dari vektor yang arahnya tidak sama dan tidak berlawanan atau arahnya saling

    mengapit sudut dihitung dengan menggunakan rumus sbb :

    Contoh Soal :

    Vektor Fa dan Fb berturut-turut 30 N dan 50 N. Berapa resultan kedua vektor tersebut jika :

    a. kedua vektor searah !

    b. kedua vektor berlawanan arah !

    c. kedua vektor saling mengapit sudut 60 !

    Diketahui : Fa = 30 N

    Fb = 50 N

    Ditanyakan : a) R = ................. ? (searah)

    b) R = ................. ? (berlawanan arah)

    c) R = ................. ? = 60

  • 5/20/2018 Materi Fisika Kelas x Semester 1

    4/5

    a) R = Fa + Fb b) R = Fa - Fb

    R = 30 + 50 R = 30 - 50

    R = 80 N R = - 20 N

    (tandamenyatakan arah R sama dengan Fb)

    2. Vektor V = 400 N dengan arah 30 terhadap arah horizontal.

    Tentukan komponen vektor diatas pada sumbu X dan sumbu Y !

    Diketahui : V = 400 N

    Ditanyakan : Vx = .................. ?

    Vy = ................. ?

    Vx = V Cos Vy = V Sin

    Vx = 400 Cos 30 Vy = 400 Sin 30

    Vx = 400 0,87 Vy = 400 0,5

    Vx = 348 N Vy = 200 N

    B. Menguraikan Besaran Vektor

    Perhatikan vektor P pada gambar dibawah !

    Arah vektor P adalah ke kanan atas, vektor ini dapat diuraikan menjadi dua komponen yaitu

    (Px) ke kanan dan (Py) ke atas seperti pada gambar.

    Contoh 1

    Sebuah vektor P mempunyai besar 200 satuan dengan arah membentuk sudut 30 dengan

    sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor diatas pada sumbu X dan pada sumbu Y ?

    Diketahui : P = 200 satauan

    = 30

    Diatanya : Px ..... ?

    Py ..... ?

    a. Px = P Cos b. Py = P Sin Px = 200 Cos 30 Py = 200 Sin 30

    Px = 200 . 0,53 Py = 200 . 0,5

    Px = 100 3 satuan Py = 100 satuan

    Contoh 2

    Komponen dari vektor A pada sumbu X adalah 150 satuan. Bila vektor A mengapit sudut 60

    dengan sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor A pada sumbu Y dan berapa pula

    besar vektor A tersebut ?

    Diketahui : Ax = 150 satuan

    = 60

    Ditanya : Ay .......... ?A ............. ?

    a. Ax = A Cos b. A2 = (Ax)2 + (Ay)2

    150 = A Cos 60 3002 = 1502 + (Ay)2

    150 = A . 0,5 90000 = 22500 + (Ay)2

    A = 150 / 0,5 (Ay)2 = 90000 - 22500

    A = 300 satuan (Ay)2 = 67500

    Ay = 67500 satuan

  • 5/20/2018 Materi Fisika Kelas x Semester 1

    5/5

    C. Perkalian Besaran Vektor

    1. Dot Produck (Perkalian vektor dengan vektor hasilnya skalar)

    Misalnya F(vektor gaya) dan S (vektor perpindahan), Jika kedua vektor diatas dikalikan hasilnya

    akan berupa sebuah sekalar yaitu W (Usaha). Secara Matermatika Dot Produck dapat ditulis :

    V1 . V2 = V1.V2 Cos

    2. Kros Produck (perkalian vektor dengan vektor hasilnya vektor)

    Misalnya F (vektor gaya) dan R (vektor posisi), jika keuda vektor tersebut dikalikan hasilnya

    akan berupa sebuah vektor baru yaitu (Momen Gaya). Secara Matematika perkalian Kros

    Product dapat ditulis sbb :

    V1 x V2 = V1.V2 Sin

    Arah dari hasil perkalian vektor dengan cara kros product dapat ditentukan dengan aturan

    putaran skrup, yaitu putaran skrup sama dengan arah putaran vektor melalui sudut terkecil

    sedangkan arah gerakan skrup menyatakan arah vektor yang dihasilkan dari perkalian kros

    productl