mari mengkaji program paud dan dikmas
TRANSCRIPT
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 1
MARI MENGKAJI PROGRAM PAUD DAN
DIKMAS ..!
Modul Sesi - 3
Kursus Pamong Belajar Kompeten melalui Moda Daring
Pengarah
Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos., M.Pd.
Penanggung Jawab:
Drs. Dadang Sudarman Trisutalaksana
Narasumber:
Dr. Iip Saripah, MPd.
Tim Penyusun l:
Dr. Kuswara, M.Pd.
Yuyun Nurfalah, S.Sos.
Agus Ramdani, S.Sos.,M.M.Pd
Apipudin, M.Pd.
Penulis:
Yuyun Nurfalah, S.Sos.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
2017
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 2
KATA PENGANTAR
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2010 secara tegas menjelaskan bahwa
salah satu tugas pokok pamong belajar selain melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dan pengembangan model, juga melaksanakan pengkajian
program pendidikan nonformal informal.
Untuk memenuhi tuntutan tugas tersebut, pamong belajar harus
meningkatkan kualitas dirinya sebagai pengkaji dengan berbagai kegiatan
belajar secara mandiri ataupun kolektif.
Mengingat pentingnya pembekalan dan peningkatan kompetensi
pamong belajar dalam bidang pengkajian sebagaimana tercantum dalam
makan dianggap perlu disusunnya bahan ajar ini.
Bahan ajar ini membahas tentang pengkajian program dan
pembelajaran, serta pelatihan dan pembimbingan secara konseptual,
prosedural dan praktis. Secara rinci modul ini membahas prinsip pengkajian
PAUD dan Dikmas, metode pengkajian, serta penyusunan laporan
pengkajian atau pengkajian. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas
program dan kegiatan belajar-mengajar.
Modul ini memang masih banyak kekurangannya, oleh karena itu
penulis memohon saran dan masukan yang bersifat konstruktif Modul ini
menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 3
Ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah membantu dalam
penyusunan Modul ini. Ahirul-kata semoga Modul ini dapat bermanfaat
bagi para penggunanya.
Lembang, Desember 2017
Kepala,
Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos., M.Md
NIP. 197306231993031001
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................. 4
A. PETUNJUK PENGGUNAAN ................................................................. 5
B. KI - KD .............................................................................................. 5
C. HASIL YANG DIHARAPKAN ................................................................ 6
D. SASARAN PEMBELAJARAN ................................................................ 6
KEGIATAN BELAJAR 1 ............................................................................... 7
PRINSIP PENGKAJIAN PROGRAM PAUD DAN DIKMAS .............................. 7
A. MATERI BELAJAR .................................................................................. 7
B. RANGKUMAN ..................................................................................... 21
C. LATIHAN ............................................................................................. 25
KEGIATAN BELAJAR 2 .............................................................................. 26
PERENCANAAN PENGKAJIAN PROGRAM PAUD DAN DIKMAS .................. 26
A. MATERI BELAJAR ................................................................................ 26
B. LATIHAN ............................................................................................. 66
KEGIATAN BELAJAR 3 .............................................................................. 67
PELAKSANAAN PENGKAJIAN ................................................................... 67
A. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PENGKAJIAN ........................................... 67
B. MACAM-MACAM METODE PENGKAJIAN ..................................................... 73
TES FORMATIF (QUIZ) ............................................................................. 88
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF (QUIZ) .................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 96
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 5
A. PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Baca dan pahami materi belajar yang terdapat modul ini secara
seksama, dan tuliskan hal yang kurang dipahami pada kertas lain.
2. Tanyakan atau lakukan konfirmasi kepada fasilitator/instruktur
perihal materi belajar yang kurang anda pahami tersebut.
3. Buatlah catatan kecil mengenai point-point penting mengenai
materi dalam modul ini dalam bahasa sendiri, berdasarkan hasil
baca dan konfirmasi pada fasilitator/instruktur.
4. Kerjakan latihan yang terdapat di akhir materi pada modul ini
dengan cermat dan teliti.
5. Untuk pengayaan, pelajari sumber belajar lain yang relevan.
6. Jika dipandang perlu, diskusikan dengan teman sejawat atau
narasumber terdekat.
7. Mintalah bantuan instruktur kursus pada saat jadwal video
conference jika anda menemukan kesulitan dalam mengerjakan
latihan materi ini.
B. KI - KD
1. Kompetensi Inti
Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pamong belajar
secara mandiri, berkelanjutan, dan tuntas dalam mengkaji program
PAUD DAN DIKMAS, sehingga dapat melaksanakan tugas pokok
pamong belajar sesuai dengan jabatan fungsionalnya.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 6
2. Kompetensi Dasar
Setelah memahami modul ini diharapkan Pamong Belajar dapat:
a. Memahami dan memiliki gagasan yang inovatif mengenai
perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan pengkajian
untuk meningkatkan kualitas pengkajian program PAUD DAN
DIKMAS sebagai bagian tugas pokok dan fungsi jabatan
fungsionalnya.
b. Mampu memberikan pertimbangan akademik kepada pimpinan
untuk meningkatkan kualitas pengkajian program dan kegiatan
belajar-mengajar,
c. Mampu melakukan pengkajian program PAUD DAN DIKMAS
untuk meningkatkan kualitas pengembangan program dan
kegiatan belajar-mengajar.
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
Peserta kursus dapat melaksanakan pengkajian dan menyusun Laporan
Pengkajian tentang dinamika penyelenggaraan PAUD dan Dikmas yang
terjadi di daerahnya masing-masing , yang dilampiri dengan
rancangan/desain, kisi-kisi,instrument dan hasil analisis pengkajiannya
D. SASARAN PEMBELAJARAN
1. Pamong Belajar yang telah terdaftar untuk mengikuti Kursus
Pamong Belajar Kompeten (Ku PB Paten) Melalui Moda Daring (on
line)
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 7
2. UPTD Sanggar kegiatan Belajar(SKB)/ Pusat satuann Belajar (PSB) di
kabupaten / kota yang memfasilitasi kegiatan Kursus Pamong Belajar
Kompeten (Ku PB Paten) Melalui Moda Daring
3. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang memfasilitasi Kursus
Pamong Belajar Kompeten (Ku PB Paten) melalui Moda Daring
4. Para pemangku kebijakan yang memfasilitasi kegiatan Kursus
Pamong Belajar Kompeten (Ku PB Paten) Melalui Moda Daring
Kegiatan Belajar 1
PRINSIP PENGKAJIAN PROGRAM PAUD DAN DIKMAS
A. MATERI BELAJAR
1. Pengkajian Pengkajian
Kegiatan pengkajian merupakan salah satu dari beberapa
besaran unsur kegiatan tugas pokok pamong belajar dalam
menunjang pekerjaannya. Seorang pamong belajar sangat dituntut
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 8
untuk melakukan kegiatan berpikir ilmiah dan bertindak aktif dalam
merefleksikan dan menuangkan pengalaman serta pengetahuan
yang telah dimilikinya ke dalam sebuah kegiatan penelaahan atau
pengkajian.
Kegiatan pengkajian pada dasarnya dilakukan karena ada
kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas keberdayaan program
PAUD DAN DIKMAS terutama berkaitan dengan komponen
pembelajaran, proses dan hasil yang berkualitas, efisiensi, efektif,
serta relevan dengan kebutuhan peserta didik. Kegiatan pengkajian
tidak ditujukan untuk mengembangkan ilmu, tetapi lebih difokuskan
untuk melakukan penelaahan, perbaikan, dan penyempurnaan
keseluruhan komponen pendidikan.
Kegiatan pengkajian program PAUD DAN DIKMAS menjadi
salah satu tugas pokok pamong belajar dalam melaksanakan
fungsinya sebagai pejabat fungsional tertentu. Menurut Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 15 Tahun 2010, pengkajian program PAUD DAN DIKMAS
adalah proses kegiatan mengumpulkan dan menelaah data yang
berkaitan dengan pelaksanaan program PAUD DAN DIKMAS yang
dilakukan secara berencana dan sistematis dengan menggunakan
alat dan metode ilmiah tertentu untuk menilai tingkat keberhasilan
atau pencapaian tujuan program.
Kegiatan pengkajian program PAUD DAN DIKMAS pada
dasarnya adalah kegiatan penelaahan atau pengkajian terapan yang
dilakukan di lapangan untuk memperoleh pengetahuan, informasi,
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 9
dan data lapangan yang baru berkenaan dengan program PAUD DAN
DIKMAS atau KBM. Kegiatan pengkajian ini berorientasi pada
keluaran yang berupa pengetahuan baru untuk mendapatkan
pemahaman dan penjelasan tentang suatu gejala, kaidah, dan
prinsip dalam praktek pendidikan nonformal dan informal yang ada
di masyarakat.
Hasil kajian program PAUD DAN DIKMAS ini ditujukan untuk
telaahan secara ilmiah yang berpotensi untuk ditindaklanjuti dengan
pengkajian terapan PAUD DAN DIKMAS, pengembangan model
PAUD DAN DIKMAS, pengembangan produksi media PAUD DAN
DIKMAS, serta pengambilan kebijakan PAUD DAN DIKMAS yang lebih
baik. Temuan kajian tersebut akan memberikan dan merumuskan
sebuah rekomendasi bagi upaya perbaikan pengambilan keputusan
dan praktik program PAUD DAN DIKMAS yang dilaksanakan di
lapangan.
Kegiatan pengkajian program PAUD DAN DIKMAS ini
dilakukan bukan hanya sekadar untuk memenuhi hasrat
keingintahuan pengkaji, melainkan juga dilakukan dengan kaidah
pengkajian terapan yang mampu memberikan rekomendasi bagi
perbaikan kebijakan dan sistem PAUD DAN DIKMAS. Selain itu,
pengkajian juga bermaksud untuk mengevaluasi keefektifan dan
efisiensi program PAUD DAN DIKMAS yang diselenggarakan di
masyarakat.
Secara singkat, kegiatan pengkajian program PAUD DAN
DIKMAS yang dilakukan oleh pamong belajar merupakan suatu
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 10
penelaahan kritis terhadap konsep dan implementasi kebijakan
program PAUD DAN DIKMAS. Kegiatan pengkajian ini menjadi bagian
dari kegiatan refleksi pamong belajar dalam berpikir dan bertindak
terhadap kebijakan, implementasi, hasil yang diperoleh, dan dampak
dari program yang dikelolanya sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Karakteristik Pengkajian
Ada beberapa karakteristik dalam kegiatan pengkajian, yaitu
a. adanya unsur pencarian jawaban/kebenaran atas
permasalahan/kondisi yang dihadapi;
b. adanya unsur kegiatan menelaah dan menganalisis suatu
kondisi/persoalan/peristiwa;
c. adanya unsur penerapan metodologi pengkajian dalam proses
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data; serta
d. adanya unsur pelaksanaan kegiatan yang terencana, sistematis,
dan berkesinambungan.
Di samping karakteristik di atas, terdapat ciri unsur yang
menonjol dari kegiatan pengkajian PAUD DAN DIKMAS ini, yakni :
a. Tema atau konten kajian sudah ditetapkan atau dibatasi,
b. Bersifat eksploratoris di lapangan
c. Menghasilkan pengetahuan baru tentang praktik PAUD DAN
DIKMAS di lapangan dengan kaidah dan prinsip yang
berkembang di lapangan,
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 11
d. Waktu pelaksanaan pengkajian yang terbatas, dalam arti tidak
bersifat multi tahun, karena dalam pengkajian yang dibutuhkan
adalah kecepatan untuk memberikan rekomendasi.
Substansi pengkajian program PAUD DAN DIKMAS dapat digali
melalui analisis kebutuhan (need assesment) sumber daya PAUD
DAN DIKMAS atau melalui pengalaman lapangan yang dianalisis
secara produktif melalui berbagai teori dasar PAUD DAN DIKMAS.
Kegiatan pengkajian PAUD DAN DIKMAS ini sebaiknya mencakup
variabel yang beragam agar dapat dianalisis secara produktif dengan
menggunakan pendekatan pengkajian yang multidesain.
Berdasarkan temuan dalam pengkajian, pengkaji menyusun
rekomendasi untuk perbaikan pengambilan kebijakan serta
perbaikan bahan media dan/atau model inovatif bagi
pengembangan program PAUD DAN DIKMAS.
3. Tujuan Pengkajian
Tujuan pengkajian program PAUD DAN DIKMAS dan kegiatan
pembelajaran secara khusus untuk memperoleh rekomendasi
berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh tentang
gambaran, keterkaitan/hubungan, penilaian, pengembangan
pengelolaan program PAUD DAN DIKMAS maupun KBM.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 12
Beberapa bentuk kegiatan pengkajian dapat dlakukan karena
ingin mengetahui beberapa hal, misalnya:
a. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pelaksanaan
program PAUD DAN DIKMAS yang telah dilaksanakan.
b. Untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan program
PAUD DAN DIKMAS yang telah dilaksanakan.
c. Untuk menemukan bagian-bagian dari kegiatan/program PAUD
DAN DIKMAS yang dianggap belum mencapai tujuan.
d. Untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan serta manfaat
kegiatan/program PAUD DAN DIKMAS yang telah dilaksanakan.
e. Untuk mengungkapkan faktor-faktor pendukung dan faktor-
faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan/program PAUD
DAN DIKMAS.
f. Untuk mengetahui dampak program PAUD DAN DIKMAS yang
telah dilaksanakan.
Dengan kata lain, kegiatan pengkajian dilakukan untuk menentukan
kegiatan/program PAUD DAN DIKMAS selanjutnya yang lebih efisien
dan efektif, meliputi :
a. kebijakan program PAUD DAN DIKMAS,
b. gambaran program PAUD DAN DIKMAS
c. ketercapaian tujuan program PAUD DAN DIKMAS
d. kekuatan dan kelemahan program PAUD DAN DIKMAS,
e. hasil program PAUD DAN DIKMAS,
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 13
f. dampak program PAUD DAN DIKMAS,
4. Fungsi Pengkajian
Penerapan kegiatan pengkajian dalam realitas implementasinya
akan memberikan fungsi yang berpengaruh positif dan implikatif
terhadap upaya motivasi dan pembinaan dalam pengelolaan dan
pelaksanaan program untuk mendukung peningkatan kompetensi
dan mutu pendidikan.
Beberapa fungsi penerapan pengkajian yang harus dipahami
seorang pamong belajar menurut E.Mulyana (2012) adalah sebagai
berikut.
a. Fungsi Pengembangan
Pengkajian dilakukan untuk tujuan kepentingan
pengembangan program PAUD DAN DIKMAS, termasuk
pembelajaran dan komponen-komponen di dalamnya, sehingga
penyelenggaraan pengkajian dan hasil yang diperoleh dari
program tersebut dapat meluas dan meningkat.
Fungsi pengkajian ini lebih mengarah pada identifikasi
keunggulan dan kelemahan program dan komponen yang
digunakan, kemudian analisis dan prediksi untuk pengembangan
lebih lanjut. Pengembangan dilakukan dalam usaha untuk
memperluas dan menguatkan eksistensi program PAUD DAN
DIKMAS sehingga program PAUD DAN DIKMASl lebih dikenal
luas dan bermanfaat.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 14
b. Fungsi Analisis dalam Pemecahan Masalah
Pengkajian berfungsi untuk menganalisis permasalahan dan
mencari solusi terhadap program PAUD DAN DIKMAS dapat
digulirkan secara berkelanjutan dan memperoleh hasil
sebagaimana yang telah dirancang.
Analisis dilakukan melalui pengkajian terhadap kondisi
objektif dari program PAUD DAN DIKMAS yang kemudian
dianalisis efektivitas dan efisiensinya dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Hasil analisis menunjukkan kemungkinan
program atau komponen program dapat dilanjutkan, diperbaiki,
diganti dengan program atau komponen yang betul-betul
mendukung terhadap pencapai tujuan program PAUD DAN
DIKMAS secara keseluruhan.
c. Fungsi Pengkajian Kebijakan Pendidikan
Fungsi ini lebih menekankan pada pengkajian, penelaahan,
dan analisis kebijakan program PAUD DAN DIKMAS. Pengkajian
yang dilakukan berkaitan dengan konstelasi secara menyeluruh
antarsistem sosial secara eksternal ataupun keterkaitan
komponen-komponen dalam program PAUD DAN DIKMAS.
Hubungan antarsistem itu dilakukan melalui pengkajian tentang
posisi program PAUD DAN DIKMAS di antara program-program
pendidikan lainnya atau dengan program-program yang ada di
dalam negeri. Pengkajian kebijakan dilakukan secara
komprehensif, tidak bersifat parsial pada program PAUD DAN
DIKMAS. Sebagai contoh, apakah program PAUD DAN DIKMAS
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 15
merupakan program prioritas, dukungan apakah yang dapat
diperoleh program PAUD DAN DIKMAS, dan sebagainya.
d. Fungsi Pengkajian Pendidikan yang Menunjang Pembangunan
Fungsi pengkajian ini lebih berkenaan dengan peranan,
posisi, tugas, dan tanggung jawab program PAUD DAN DIKMAS
dalam pembangunan nasional. Dalam fungsi ini kedudukan
pendidikan diposisikan sebagai langkah awal untuk mengubah
masyarakat kearah kemajuan. Pembangunan masyarakat tidak
akan berjalan selama mereka belum memiliki kesadaran,
perhatian, dan kemampuan atas perubahan yang harus terjdi.
Kondisi ini mutlak harus dilakukan melalui pengkajian terhadap
pendidikan yang dirancang secara sistematis. Untuk itu,
kebutuhan pengkajian pendidikan seperti apa yang paling tepat
untuk menunjang pembangunan, di samping pengkajian
pendidikan yang sangat potensial untuk menunjang
pembangunan yang diperlukan. Misalnya, pengkajian
berhubungan dengan sektor ketenagaan, produktivitas kerja,
lingkungan hidup, kependudukan, dan indeks pembangunan
manusia (IPM).
5. Sifat Pengkajian
Kegatan pengkajian secara umum memiliki prinsip sebagai beriku:
a. Bersifat ilmiah,
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 16
Pengkajian selalu mengikuti prosedur dan menggunakan bukti
yang meyakinkan dalam bentuk fakta yang diperoleh secara
objektif.
b. Bersifat Kontinyu
Pengkajian merupakan proses yang berjalan terus-menerus dan
berkesinambungan, karena hasil dari suatu pengkajian selalu
dapat disempurnakan.
c. Memberikan kontribusi,
Pengkajian harus memiliki unsur kontribusi atau nilai tambah.
Sehingga harus ada hal baru yang ditambahkan dalam sebuah
pengkajian ilmu pengetahuan yang ada.
d. Analitis,
Suatu pengkajian yang dilakukan harus dapat dibuktikan dan
diuraikan dengan menggunakan metode ilmiah dan
ada hubungan sebab akibat antar variabel-variabelnya.
6. Syarat Pengkajian
Ada tiga syarat terpenting dalam melakukan pengkajian, antara lain:
a. Sistematis, dilaksanakan berdasarkan pola tertentu, dari hal
yang paling sederhana hingga yang kompleks dengan tatanan
yang tepat hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
b. Terencana, dilaksanakan karena adanya unsur kesengajaan dan
sebelumnya sudah terkonsep langkah-langkah pelaksanaannya.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 17
c. Mengikuti konsep ilmiah, maksudnya yaitu mulai awal hingga
akhir kegiatan pengkajian mengikuti langkah-langkah tahapan
pengkajian yang sudah ditentukan atau ditetapkan yaitu dengan
prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
7. Sikap Seorang Pengkaji
Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pengkaji antara lain:
a. Objektif, yaitu seorang pengkaji harus mampu memisahkan
antara pendapat pribadi dengan kenyataan yang ada.
b. Kompeten, yaitu seorang pengkaji yang baik harus memiliki
kemampuan untuk mengadakan pengkajian dengan
menggunakan metode dan teknik pengkajian tertentu.
c. Faktual, yaitu pengkaji harus mengerjakan sebuah pengkajian
berdasarkan fakta yang diperoleh, bukan berdasakan
harapan, obsesi, atau angan-angan yang sifatnya abstrak.
8. Prinsip-prinsip Pengkajian
Dalam melakukan kegiatan pengkajian, pamong belajar terlebih
dahulu harus memahami prinsip-prinsip kegiatan pengkajian, yaitu
sebagai berikut.
a. Menemukan topik dan tema masalah/kondisi bahan yang akan
dikaji (berawal dari permasalahan/isu aktual yang ada) yang
relevan, actual dan kontekstual
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 18
b. Mengembangkan metode dan teknik analisis dalam proses
kegiatan pengkajian secara ilmiah, fleksibel, praktis, dan
kontinuitas
c. Menguji kebenaran hipotesis pemecahan masalah dengan
kaidah ilmiah dan konsisten
d. Melakukan pengkajian dengan cara/kegiatan mengumpulkan,
mencatat, dan uji lapangan sesuai prosedur dan metode ilmiah
serta berlanjut.
e. Mengembangkan kegiatan menganalisis data
(informasi/keterangan) dengan metode ilmiah dan pola yang
sistematis.
f. Mengerjakan pengkajian dengan sabar, hati-hati, sistematis, dan
berdasarkan ilmu pengetahuan.
9. Perbedaan Pengkajian dan Evaluasi
Pengkajian dapat dibedakan dengan penilaian atau evaluasi,
pengkajian, dan pengembangan. Penilaian atau evaluasi menurut
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program
pendidikan. Sedangkan Tayibnapis (2000) menyebutnya bahwa
pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 19
proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Sedangkan penilitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses
investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang
bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi
fakta-fakta. Secara harfiah pengkajian merupakan kegiatan
menyelidiki secara tuntas. Sedangkan pengembangan adalah usaha
penemuan, perbaikan atau pengembangan sesuatu yang baru
adaptif dan inovatif) menurut kaidah-kaidah dan metode ilmiah
tertentu sehingga melahirkan formulasi yang dikehendaki. Dari
pengertian diatas, dapat kita bedakan bahwa pengkajian merupakan
proses ilmiah yang diharapkan dapat membuat analisis berdasarkan
sumber-sumber data yang diperoleh dan hasil akhir yang diharapkan
adalah suatu rekomendasi bagi perubahan kebijakan atau masukan
untuk suatu pengembangan. Pengkajian lebih berorientasi pada
upaya untuk membuktikan atau menjawab hipotesis. Dan
Pengembangan, lebih pada bagaimana melakukan suatu perbaikan
atau perlakuan yang dapat menghasilkan produk atau model.
Pengkajian perlu menggunakan metode yang sistematis,
objektif, rasional, dan didasarkan atas fakta empiris. Untuk itu,
proses pengkajian mengandung unsur-unsur pendekatan ilmiah
sebagaimana digunakan dalam kegiatan pengkajian atau riset, yang
evaluatif, saling berhubungan, komparatif, dan prediktif.
Untuk menjabarkan makna pengkajian itu, kita dapat melihat
uraian beberapa pemahaman sebagai berikut.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 20
a. Pengkajian merupakan sebuah proses kegiatan menelaah dan
mengkaji secara lebih mendalam dengan mengadakan kegiatan
penggalian data (eskplorasi) terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan dan kondisi yang sebenarnya (kausalitas
dan kecenderungan) melalui tahapan penetapan masalah,
pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data sampai
ditemukan sebuah simpulan dan solusi apa yang dapat
direkomendasikan.
b. Pengkajian merupakan proses penelaahan dan penguraian
bagian serta hubungan antarbagian untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman makna yang tepat secara
keseluruhan dengan prosedur atau proses sistematis yang
melibatkan pertimbangan pakar dari berbagai bidang disiplin
ilmu sehingga diperoleh hasil yang sempurna dalam mencapai
tujuan.
c. Pengkajian merupakan kegiatan pengamatan terhadap suatu
kegiatan, metode, prosedur, atau teknik yang digunakan dalam
penerapan (implementasi) sebuah program untuk mencapai
tujuan dan menentukan manfaat dari kegiatan program
tersebut.
d. Pengkajian merupakan upaya mencari pemecahan persoalan
(solusi) yang tepat dan diawali dengan adanya dugaan/perkiraan
akan kebenarannya.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 21
e. Pengkajian merupakan kegiatan penelaahan dan proses
penguraian data hingga menghasilkan rangkaian simpulan yang
tepat.
f. Pengkajian secara deduktif merupakan rangkaian usaha
melakukan penetapan kebenaran terhadap suatu pernyataan
dengan menunjukkan bahwa pernyataan itu telah tercakup
dalam pernyataan lain yang telah ditetapkan kebenarannya.
g. Pengkajian secara induktif merupakan rangkaian usaha
melakukan penetapan kebenaran terhadap suatu hal atau
perumusan umum mengenai suatu fenomena dengan cara
mempelajari kasus atau kejadian khusus yang berhubungan
dengan hal tersebut.
h. Pengkajian merupakan pekerjaan/kegiatan menelaah dan
mengkaji secara sistematis dan terinci terhadap suatu pekerjaan
yang dapat memberikan keterangan tentang tugas, tanggung
jawab, dan sifat pekerjaan sebagai kegiatan orientasi untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
B. RANGKUMAN
1. Pengkajian program PAUD DAN DIKMAS, dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15
Tahun 2010, adalah proses kegiatan mengumpulkan dan menelaah
data yang berkaitan dengan pelaksanaan program PAUD DAN
DIKMAS yang dilakukan secara berencana dan sistematis dengan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 22
menggunakan alat dan metode ilmiah tertentu untuk menilai tingkat
keberhasilan atau pencapaian tujuan program.
2. Kegiatan pengkajian program PAUD DAN DIKMAS merupakan suatu
penelaahan kritis yang dilakukan oleh pamong belajar terhadap
konsep dan implementasi kebijakan program PAUD DAN DIKMAS.
3. Tujuan pengkajian adalah untuk berpikir kritis, menelaah, dan
mencari alternatif program serta kegiatan pembelajaran pendidikan
nonformal dan informal, termasuk dampaknya terhadap peningkatan
kualitas program dan kegiatan pembelajaran
4. Kegiatan pengkajian perlu dilakukan berdasarkan alasan berikut.
a. Kegiatan pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan pelaksanaan program PAUD DAN DIKMAS yang
telah dilaksanakan.
b. Kegiatan pengkajian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
ketercapaian tujuan program PAUD DAN DIKMAS yang telah
dilaksanakan.
c. Kegiatan pengkajian dilakukan untuk menemukan bagian-bagian
dari kegiatan/program PAUD DAN DIKMAS yang dianggap belum
mencapai tujuan.
d. Kegiatan pengkajian dilakukan untuk mengungkapkan kekuatan
dan kelemahan serta manfaat kegiatan/program PAUD DAN
DIKMAS yang telah dilaksanakan.
e. Kegiatan pengkajian dilakukan untuk mengungkapkan faktor-
faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan
kegiatan /program PAUD DAN DIKMAS.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 23
f. Kegiatan pengkajian dilakukan untuk mengetahui dampak dari
program PAUD DAN DIKMAS yang telah dilaksanakan.
g. Kegiatan pengkajian dilakukan untuk menentukan
kegiatan/program PAUD DAN DIKMAS selanjutnya yang lebih
efisien dan efektif.
5. Hakikat kegiatan pengkajian adalah sebuah kegiatan penelaahan
secara kritis terhadap kebijakan, pelaksanaan atau implementasi,
hasil, dan dampak program PAUD DAN DIKMAS.
6. Karakteristik pokok kegiatan pengkajian adalah sebagai berikut.
a. Ada unsur pencarian jawaban/kebenaran atas permasalahan
/kondisi yang dihadapi.
b. Ada unsur kegiatan menelaah dan menganalisis suatu kondisi/
persoalan/peristiwa.
c. Ada unsur penerapan metodologi pengkajian dalam proses
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data.
d. Ada unsur pelaksanaan kegiatan yang terencana, sistematis, dan
berkesinambungan.
7. Fungsi pengkajian dalam penerapannya, antara lain sebagai berikut.
a. Fungsi Pengembangan
b. Fungsi Analisis dalam Pemecahan Masalah
c. Fungsi Pengkajian Kebijaksanaan Pendidikan
d. Fungsi Pengkajian Pendidikan yang Menunjang Pembangunan
8. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengkajian adalah
sebagai berikut.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 24
a. Menemukan topik dan tema masalah/kondisi bahan yang akan
dikaji (berawal dari permasalahan/isu aktual)
b. Mengembangkan metode dan teknik analisis dalam proses
kegiatan pengkajian
c. Menguji kebenaran hipotesis pemecahan masalah
d. Mengkajidengan cara mengumpulkan, mencatat, dan uji lapangan
e. Mengembangkan kegiatan menganalisis data
(informasi/keterangan)
f. Mengkaji dengan sabar, hati-hati, sistematis, dan berdasarkan
ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah.
9. Substansi yang menjadi muatan tema kegiatan pengkajian adalah
sebagai berikut.
a. Implementasi dan implikasi program pendidikan nonformal dan
informal yang sedang berlangsung saat ini
b. Arah kebijakan untuk penguatan program pendidikan nonformal
dan informal sekarang dan nanti
c. Produk kebijakan pendidikan pada tiap tingkat, baik nasional,
provinsi, maupun kabupaten/kota (Renstra/Profil Pendidikan,
Pergub, Perbub, Perwal, dan lain-lain)
d. Penyelenggaraan program pendidikan nonformal pada satuan
pendidikan nonformal (program pendidikan kesetaraan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan dan pemberdayaan
perempuan, pendidikan anak usia dini, pendidikan kecakapan
hidup)
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 25
e. Program peningkatan kompetensi pendidikan dan tenaga
kependidikan pendidikan nonformal dan informal
C. LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan pengkajian ?
2. Jelaskan ciri-ciri dalam kegiatan pengkajian !
3. Jelaskan sifat-sifat pengkajian!
4. Jelaskan prisip-prinsip pengkajian!
5. Jelaskan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorag pengkaji
program Paud dan Dikmas!
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 26
Kegiatan Belajar 2
PERENCANAAN PENGKAJIAN PROGRAM PAUD DAN DIKMAS
A. MATERI BELAJAR
1. Pentingnya Perencanaan Pengkajian
Ketika seorang Pamong Belajar akan melakukan pengkajian,
sangat penting untuk menyusun perencanaan. Perencaaan
pengkajian berorientasi pada apa yang hendak dicapai dalam kurun
waktu tertentu sehubungan dengan kegiatan pengkajian yang akan
dilaksanakan dengan mempertimbangkan perkembangan
lingkungan strategik dan sarana yang harus dipersiapkan sebelum
melaksanakan kegiatan.
Perencanaan pengkajian sangat penting disiapkan oleh pengkaji
program PAUD dan Dikmas untuk menggambarkan semua unsur-
unsur yang relevan baik internal maupun eksternal, serta
memberikan tentang apa dan bagaimana seharusnya pengkaji
lakukan tentang program PAUD dan Dikmas.
2. Tujuan Perencanaan Pengkajian Program Paud Dan Dikmas
a. Memberikan petunjuk atau arah suatu kegiatan dalam
pengkajian program PAUD dan Dikmas.
b. Memberi pedoman tentang apa yang harus dilakukan,
bagaimana melakukannya, serta segala sesuatu yang diperlukan
untuk mencapai tujuan pengkajian.
c. Mengurangi ketidakpastian dan risiko atau hal-hal yang tidak
diharapkan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan
pengkajian program.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 27
d. Memudahkan pengawasan dan evaluasi, baik terhadap kegiatan
pengkajian maupun hasil yang dicapai.
3. Pentingnya Perencanaan Pengkajan Program Paud Dan Dikmas
a. Sebagai pedoman dalam kegiatan pengkajian, sehingga
pelaporannya dapat dipertanggungjawabkan
b. Sebagai alat kontrol untuk tindakan preventif, bilamana perlu
mengadakan perubahan-perubahan karena adanya
penyimpangan dalam kegatan pengkajian.
c. Menjamin efisiensi dan efektivitas kegiatan pengkajian karena
segala sesuatunya telah diperhitungkan berdasarkan data yang
objektif
d. Sebagai dasar untuk mengantisipasi terjadinya hambatan dalam
implementasi pengkajian program.
4. Prinsip-Prinsip Perencanaan Pengkajian Program Paud Dan
Dikmas
a. Focus pada tujuan
Penyusunan rencana pengkajian harus berdasarkan pada tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Fleksibel
Perencanaan yang disusun harus bersifat fleksibel dalam arti
dapat diubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi dan situasi
pada saat pengkajian.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 28
c. Pemanfaatan sumber daya
Penyusunan perencanaan harus memperhatikan sumberdaya
yang ada sehingga rencana yang disusun dapat memanfaatkan
sumberdaya secara maksimal.
d. Kolaboratif
Jika pengkajian dilakuakan oelh Tim, perencanaan sebaiknya
disusun bersama-sama diantara pengkaji.
e. Integratif
Berisi semua aspek yang diperlukan dalam perencanaan antara
lain tujuan, strategi, sarana prasarana, penanggung jawab,
anggaran penjadwalan.
f. Berkesinambungan
Berkelanjutan dan berdasar pada hasil evaluasi pengkajian
sebelumnya.
5. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengkajian atau alat pengumpul data utama
pengkajian ini adalah pengkaji sendiri, artinya pengkaji sendiri
sebagai alat untuk merekam informasi selama berlangsungnya
pengkajian. Sebagaimana di kemukakan S. Nasution (1992:9) bahwa
pengkaji adalah “key instrument” yaitu pengkaji sendiri yang
bertindak sebagai pengamat. Namun demikian, sebagai pedoman
dalam melakukan pengamatan, pengkaji membekali diri dengan
pedoman wawancara dan catatan lapangan (field notes) untuk
memperdalam dan memperluas dengan tema dan kondisi yang ada.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 29
6. Bagaimana Penyusunan Desain Pengkajian
Desain atau Rancangan usulan pengkajian adalah langkah yang
paling awal dalam proses penyusunan pengkajian. Usulan
pengkajian merupakan langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil
akhirnya.
Desain / Rancangan usulan pengkajian ini memberi gambaran
secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti,
teori dan konsep serta data yang dipakai untuk melakukan
pengkajian; cara pengkajian dilakukan dan hasil yang diharapkan
akan dicapai. Desain / Rancangan usulan pengkajian ini dipakai
untuk menilai apakah seorang itu bisa mulai melakukan pengkajian
secara mandiri.
7. Manfaat Desain / Rancangan usulan pengkajian
1. Sebagai kerangka operasional pengkajian (blue print),
2. Menegaskan kedalaman (intensitas) dan keleluasaan (ekstensitas)
pengkajian,
3. Memperkirakan pengkajian yang akan dihadapi dan Desain /
Rancangan alteratif penyelesaiannya,
4. Mengetahui kelemahan hasil pengkajian.
8. Prosedur Pengkajian
Bagi Pamong Belajar yang akan melakukan pengkajian, prosedur
yang dapat ditempuh sebagai berikut :
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 30
a. Koordinator pamong belajar mengusulkan pembentukan dan
pengorganisasian tim pengkajian yang terdiri atas ketua dan
anggota kepada pimpinan lembaga.
b. Pimpinan lembaga mengesahkan pembentukan tim pengkajian
melalui surat keputusan/surat penugasan.
c. Tim pengkajian merancang dan menyusun desain pengkajian.
d. Tim pengkajian mengajukan desain pengkajian kepada
pimpinan lembaga untuk ditelaah dan disahkan.
e. Pimpinan lembaga mengesahkan desain pengkajian untuk
ditindaklanjuti pada tahap selanjutnya.
f. Tim pengkajian merancang, menyusun, dan mengembangkan
instrumen pengkajian.
g. Tim pengkajian melakukan kegiatan validasi instrumen dengan
membentuk tim validasi instrumen, yang terdiri atas ketua dan
anggota yang ditetapkan dengan surat keputusan/surat
penugasan.
h. Tim validasi menetapkan dan menunjuk validator untuk
memvalidasi instrumen yang telah dibuat.
i. Tim validasi melakukan revisi instrumen apabila terdapat hal-
hal yang perlu direvisi.
j. Tim validasi menyusun laporan kegiatan validasi instrumen
yang disampaikan kepada tim pengkajian dan pimpinan
lembaga untuk mendapat pengesahan.
k. Tim pengkajian melaksanakan orientasi pengumpulan data
dengan membentuk tim pelaksana orientasi, yang terdiri atas
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 31
ketua dan anggota yang ditetapkan dengan surat
keputusan/surat penugasan.
l. Tim orientasi pengumpulkan data menyiapkan dan menyusun
laporan kegiatan orientasi.
m. Tim orientasi pengumpulkan data mengajukan laporan
kegiatan orientasi kepada pimpinan lembaga untuk
mendapatkan pengesahan.
n. Tim pengkajian membentuk tim pengumpulan, pengolahan,
dan analisis data dengan menetapkan ketua dan anggota yang
ditetapkan dengan surat keputusan/surat penugasan.
o. Petugas pengumpul data melakukan kegiatan pengumpulan
data di lapangan.
p. Tim pengumpulan, pengolahan, dan analisis data melakukan
pengolahan data.
q. Tim pengumpulan, pengolahan, dan analisis data melakukan
analisis data yang telah diperoleh.
r. Tim pengkajian mengkaji dan menelaah lebih lanjut hasil
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data.
s. Tim pengkajian menyusun laporan hasil pengkajian program
yang telah dilaksanakan.
t. Tim pengkajian mengajukan dan menyampaikan laporan hasil
pengkajian kepada pimpinan lembaga. Laporan ini ditelaah dan
dikaji sebelum disahkan.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 32
u. Apabila tidak terdapat revisi pada laporan hasil pengkajian,
maka pimpinan lembaga memberikan pengesahan sebagai
tanda persetujuan.
v. Laporan hasil pengkajian yang telah disahkan kemudian
digandakan untuk diarsipkan.
9. Tema Pengkajian
Untuk memfokuskan arah pengkajian yang dilakukan oleh
pamong belajar, beberapa tema atau konten dapat dilihat dibawah
ini.
a. Implementasi dan implikasi program pendidikan nonformal dan
informal yang sedang berlangsung saat ini
b. Arah kebijakan untuk penguatan program pendidikan nonformal
dan informal sekarang dan nanti
c. Produk kebijakan pendidikan pada tiap tingkat, baik nasional,
provinsi, maupun kabupaten/kota (Renstra/Profil Pendidikan,
Pergub, Perbub, Perwal, dll)
d. Penyelenggaraan program program pendidikan nonformal dan
informal pada satuan pendidikan nonformal (program
pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan, pendidikan dan
pemberdayaan perempuan, pendidikan anak usia dini,
pendidikan kecakapan hidup), teknologi informasi dan
komunikasi (information and communication technology/ ICT)
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 33
e. Peta Mutu kelembagaan, mutu programI, mutu tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan (PTK) , dan mutu pembelajaran PAUD
DAN DIKMAS.
f. Program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan nonformal dan informal
g. Isu-isu atau topik program PAUD DAN DIKMAS di lapangan yang
dapat dikembangkan dalam pengkajian PAUD DAN DIKMAS
adalah
1) tema-tema dalam hal kebutuhan dan masalah belajar
peserta didik, seperti kebutuhan belajar masyarakat,
masalah belajar dalam kelompok, kesalahan-kesalahan
dalam pembelajaran, dan peningkatan hasil belajar peserta
didik.
2) Tema-tema dalam hal desain strategi pembelajaran di
lembaga, satuan, dan kelompok belajar, seperti masalah
pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan
inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi kelompok
belajar, masyarakat, dan orangtua dalam pengelolaan
program dan proses belajar;
3) Tema-tema dalam hal alat bantu, media dan sumber
belajar, seperti masalah penggunaan media, perpustakaan,
dan sumber belajar di dalam/luar kelompok, pusat kegiatan
belajar masyarakat, peningkatan hubungan antar satuan
Paud dan Dikmas dengan satuan pada pendidikan formal
ataupun masyarakat;
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 34
4) Tema-tema dalam hal sistem assesment dan evaluasi proses
dan hasil pembelajaran, seperti evaluasi awal dan hasil
pembelajaran, pengembangan instrumen assessment,
strategi, metode, dan teknik assessment;
5) Tema-tema dalam hal pengembangan pribadi peserta didik,
pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya, seperti
peningkatan kemandirian dan tanggungjawab peserta didik,
peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik dengan
peserta didik dan masyarakat/orangtua dalam
pembelajaran, peningkatan konsep diri peserta didik; serta
6) Tema-tema dalam hal program dan kurikulum, seperti
implementasi kurikulum, urutan penyajian materi pokok,
interaksi pendidik dengan peserta didik, peserta didik
dengan kompetensi lulusan, peserta didik dengan
lingkungan belajar, dan lain-lain.
h. Tema-tema dalam Kegiatan Belajar Mengajar yang terjadi pada
pembelajaran, pelatihan, dan pembimbingan. Analisis
permasalahan pada komponen instrumental input, proses,
output, maupun outcome sebuah KBM.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dalam mengembangkan
substansi kegiatan pengkajian, pamong belajar diharapkan memiliki
wawasan yang luas mengenai pekerjaannya sehingga dapat
memperoleh kajian yang lebih fungsional dan mendukung unjuk
kerja sesuai dengan fungsi dan tugas pekerjaan yang dimilikinya.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 35
10. Fokus Pengkajian : Program Pendidikan Nonformal
a. Pengertian
Permasalahan yang bisa dijadikan tema sebuah kajian dapat
dilakukan pada berbagi hal seperti kebijakan-kebijakan yang
berada di tingkat satuan, lembaga, pemerintah daerah, ataupun
pemerintah pusat dan juga terhadap program PAUD DAN
DIKMAS. Pengertian kebijakan dan program menurut LAN RI
(2003) dikemukakan bahwa ‘Kebijakan’ pada dasarnya
merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh yang
berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk
dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan
guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan
sasaran, tujuan, serta visi dan misi instansi pemerintah.
Sedangkan ‘program’ adalah kumpulan kegiatan yang sistematis
dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh
satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka
kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu.
Kebijakan dan program PAUD DAN DIKMAS perlu
memperoleh sentuhan kajian terhadap sistem yang dilaksakan
baik dari sisi input, proses, output, maupun outcame bahkan
sampai benefit. Kajian tersebut dapat dilakukan setiap saat tahun
untuk memperoleh peta masalah yang akan mendapatkan sebuah
rekomendasi dan pertimbangan di tahun berikutnya. Untuk
sebuah kajian diharapkan sejauh mungkin diidentifikasi pula
berbagai program ataupun kegiatan yang merupakan peran serta
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 36
aktif masyarakat sebagai tanggapan atas kebijakan ataupun
program pemerintah, serta kinerjanya.
Keberhasilan program yang dilakukan sangat erat kaitannya
dengan kebijakan instansi. Dalam rangka itu perlu diidentifikasi
pula keterkaitan antara kebijakan yang telah ditetapkan dengan
program dan kegiatan sebelum diimplementasikan. Kebijakan
tersebut perlu dikaji terlebih dahulu untuk meyakinkan apakah
kebijakan yang telah ditetapkan benar-benar dapat dilaksanakan.
Istilah program PAUD DAN DIKMAS mengacu pada Sudjana
(2006:4) dapat diartikan sebagai kegiatan yang disusun secara
terencana dan memiliki tujuan, sasaran, isi dan jenis kegiatan,
pelaksana kegiatan, proses kegiatan, waktu, fasilitas, alat-alat,
biaya, dan sumber-sumber pendukung lainnya. Secara lebih luas
program PAUD DAN DIKMAS adalah kegiatan yang sistemik, yaitu
kegiatan yang memiliki komponen, proses, dan tujuan program.
Berdasarkan subsistem Pendidikan Nonformal terdiri atas
masukan lingkungan (enviromental input), masukan sarana
(instrumental input), masukan mentah (raw input), dan masukan
lain (other input). Proses (processes) yaitu interaksi edukasi
antara masukan sarana, terutama pendidik, untuk mencapai
tujuan program. Sedangkan tujuan program PAUD DAN DIKMAS
mencakup tujuan antara (intermediate goal) yaitu keluaaran
(output), dan tujuan akhir (final goal) yaitu pengaruh atau
dampak (outcome) program PAUD DAN DIKMAS.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 37
b. Bentuk-bentuk Program Pendidikan Nonformal
Program-program Pendidikan Nonformal dirancang
berdasarkan jalur, satuan, jenis dan lingkup pendidikan
nonformal. Yang dimaksud dengan pendidikan nonformal adalah
pendidikan yang mencakup dan mengkaji pendidikan nonformal
dan informal. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal
(PAUD DAN DIKMAS) adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang. Dan, pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan.
Selanjutnya D.Sudjana (2004) menjelaskan tentang satuan
PAUD DAN DIKMAS sebagai berikut.
1) Satuan
Berdasarkan kedua jalur tersebut maka satuan-satuan
pendidikan nonformal terdiri atas keluarga, kelompok
belajar, lembaga kursus dan pelatihan, majelis taklim, pusat
kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan lembaga-lembaga
yang menyelenggarakan pendidikan yang sejenis. Selanjutnya
disebutkan yang dimaksud dengan Satuan Pendidikan
Nonformal menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas, Pasal 26 ayat (4), tercantum bahwa satuan
pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga
pelatihan, kelompok belajar, Pusat Kegiatan Belajar
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 38
Masyarakat, majlis taklim, serta satuan pendidikan yang
sejenis. Secara lebih rinci yang dimaksud dengan satuan
PAUD DAN DIKMAS tersebut menurut Hatimah,dkk (2008)
dalam Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan adalah
sebagai berikut.
a) Kursus
Istilah kursus merupakan terjemahan dari “course”
dalam bahaasa Inggris yang secara harfiah berarti “mata
pelajaran atau rangkaian mata pelajaran”. Dalam PP No.
73 tahun 1991 dijelaskan bahwa kursus adalah satuan
pendidikan nonformal yang terdiri atas sekumpulan
warga masyarakat yang memberikan pengetahuan
keterampilan dan sikap mental tertentu bagi warga
belajar.
Menurut Artasasmita (1985), kursus adalah sebagai
mata kegiatan pendidikan yang berlangsung di dalam
masyarakat yang dilakukan secara sengaja, terorganisir,
dan sistematik untuk memberikan materi pelajaran
tertentu kepada orang dewasa atau remaja dalam waktu
yang relatif singkat agar mereka memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan dari dan
masyarakat.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 39
Contoh: kursus menjahit, kursus komputer, kursus
tata kecantikan (rambut,pengantin, dll), kursus montir,
kursus tata boga (memasak, membuat kue, dll)
b) Pelatihan
Pelatihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih
untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan, pelatihan
berkaitan dengan pekerjaan. Adapun program pelatihan
yang terencana dengan baik dan sistematis merupakan
cara utama untuk membiasakan atau memberikan
kecakapan kepada individu agar dia terampil
mengerjakan pekerjaannya.
Menurut Artasasmita (1985), pelatihan adalah
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dengan sengaja,
teroragnisir dan sistematis di luar sistem persekolahan
untuk memberikan dan meningkatkan suatu
pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada
kelompok tenaga kerja tertentu dalam waktu yang relatif
singkat dengan mengutamakan praktek daripada teori,
agar mereka memperoleh pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu
pekerjaan tertentu dengan cara yang efisisen dan efektif.
Contoh: pelatihan keepemimpinan, pelatihan tutor,
pelatihan metode pembelajaran, pelatihan keuangan,
pelatihan tenaga lapangan dikmas, pelatihan angka
kredit, pelatihan penilik, dll.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 40
c) Kelompok Belajar
Kelompok belajar yaitu salah satu wadahdalam
rangka membelajarkan masyaraka. Menurut Zaenudin
(1985), kelompok belajar adalah upaya yang dilakukan
secara sadar dan berencana melalui bekerja dan belajar
dalam kelompok belajar untuk mencapai suatu kondisi
yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sekarang.
Contoh: kelompok belajar Paket A, kelompok Belajar
Paket B, kelompok Belajar Paket C, kelompok Belajar
Usaha, dll.
d) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Dengan mengacu kepada pendapat Sihombing
(2001), PKBM merupakan tempat belajar yang dibentuk
dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam rangka usaha
untuk meningkatkan pengetahuan,keterampilan, sikap,
hobi, dan bakat warga masyarakat.
PKBM bertitik tolak dari kebermaknaan dan
kebermafaatan program bagi warga belajar dengan
menggali dan memanfaatkan potensi sumber daya
manusia dan sumber daya alam yang ada dalam
lingkungannya. Melalui PKBM diharpkan akan terjadi
kegiatan pembelajaran dalam masyarakat dengan
memanfaatkan sarana, prasarana, dan potensi yang ada
di sekitar lingkungan masyarakat,agar masyarakat
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 41
memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Program pembelajaran yang dapat dilaksanakan di
PKBM, diantaranya kelompok belajar (Kejar) Paket A,
Kejar Paket B,Kejar Paket C, Kelompok Belajar Usaha
(KBU), PAUD, Kelompok Pemuda Produktif (KPP), Kursus,
dll.
e) Majelis Taklim
Majelis taklim adalah suatu lembaga pendidikan
yang dibentuk atas dasar pendekatan dari kebutuhan
masyarakat (bottom up approach),dengan kegiatannya
lebih berorientasi pada keagamaan,khususnya agama
Islam. Melalui majelis taklim dibahas berbagai aspek
yang ditinjau dari sudut pandang agama Islam.
f) Satuan Pendidikan yang sejenis
Satuan pendidikan yang sejenis adalah satuan yang
tidak termasuk pada/TPA/ luar satuan yang sudah
dijelaskan terdahulu. Satuan lainnya di antaranya
pesantren, sanggar seni, sanggar senam, padepokan,
TKA/TPA, dll.
Pesantren adalah lembaga pendidikan nonformal
yang menyelenggarakan program pendidikan
keagamaan. Pondok pesantren adalah suatu lembaga
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 42
keagamaan yang mengembangkan dan menyebarkan
ilmu agama Islam.
Sanggar seni lebih ditujukan pada tempat kegiatan
khusus dalam beraneka seni yang diikuti oleh anak-anak,
remaja, dan orang dewasa.
Sementara itu, TKA/TPA yaitu lembaga pendidikan
khusus diperuntukkan bagi anak usia dini dalam bidang
keagamaan, khususnya agama Islam.
(1) Jenis
Jenis Pendidikan Nonformal, menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 73 1991 Tentang Pendidikan
Luar Seklah, mencakup pendidikan umum,
pendidikan keagamaan, pendidikan jabatan kerja,
pendidikan kedinasan, dan pendidikan kejuruan.
(a) Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikaan yang
mengutamakan perluasan pengetahuan,
peningkatan keterampilan, dan sikap warga
belajar/peserta didik dalam bidang jenis
tertentu. Jenis pendidikan ini dilakukan pada
program kelompok belajar Paket A, B, dan C,
kursus bahasa, bimbingan belajar, dan
sebagainya.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 43
(b) Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan mempersipakan warga
belajar/peserta didik untuk dapat menjalankan
peranan yang menuntut penguasaan khusus
tentang ajaran agama yang bersangkutan. Jenis
pendiidikan ini dilakukan di majelis taklim,
pesantren salafiah, taman pendidikan al-Qur’an,
seminari, dan sebagainya.
(c) Pendidikan Jabatan Kerja
Pendidikan jabatan kerja merupakan pendidikan
yang berusaha meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan sikap warga belajar/peserta
didik untuk memenuhi persyaratan pekerjaan
tertentu pada satuan kerja yang bersangkutan.
Jenis pendiidikan ini dilakukan oleh pelatihan
kerja, magang, sanggar, padepokan, dan
sebagainya.
(d) Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan
yang berusaha meningkatkan kemampuan
dalam pelaksanaan tugas kedinasan untuk
pegawai atau calon pegawai suatu Departemen
atau Lembaga Nondepartemen. Jenis ini pada
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 44
umumnya dilakukan melalui program pelatihan
(prajabatan dan dalam jabatan).
(e) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
yaang mempersiapkan waarga belajar/peserta
didik dapat bekerja dalam bidang tertentu. Jenis
ini dilaksanakan melalui program kursus-kursus,
pelatihan, kelompok belajar, magang, dan
sebagainya.
(2) Lingkup/Program PAUD dan DIKMAS
Lingkup pendidikan nonformal meliputi
pertama, pendidikan anak usia dini (PAUD) yang
dilakukan melalui taman kanak-kanak, kelompok
bermain, taman penitipan anak, dan satuan paud
sejenis lainnya. Kedua, pendidikan keaksaraan yang
merupakan garapan utama program keaksaraan
fungsional. Ketiga, pendidikan kesetaraan yang
dilakukan melalui program Paket A setara SD , paket
B setara SLTP, dan paket C setara SMU. Keempat,
pendidikan kecakapan hidup yang menjadi bidang
garapan kelompok belajar usaha (KBU), kursus-
kursus, pelatihan keterampilan, magang, sanggar,
padepokan, dan sebagainya. Kelima, pendidikan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 45
kepemudaan. Keenam, pendidikan/pemberdayaan
perempuan. Ketujuh, pendidikan orang usia lanjut.
Pada pasal 26 ayat (3) dalam Undang-Undang
Sisdiknas, yang termasuk dalam program pendidikan
nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan
kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain
yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik. Selanjutnya Hatimah, dkk (2008)
menjelaskan pengertian secara operasional tentang
program PAUD DAN DIKMAS sebagai berikut.
(a) Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup adalah
kemampuan yang mencakup penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
saling berinteraksi diyakini sebagai unsur
penting untuk lebih mandiri. Pendidikan
kecakapan hidup berpegang pada prinsip belajar
untuk memperoleh pengetahuan (learning to
know), belajar untuk dapat berbuat/bekerja
(learning to do), belajar untuk menjadi orang
yang berguna (learning to be), dan belajar untuk
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 46
hidup bersama dengan orang lain (learning to
liive together).
Berdasarkan prinsip di atas,pada dasarnya
pendidikan kecakapan hidup bermaksud
memberi bekal kepada seseorang tentang
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
fungsional praktis serta perubahan sikap untuk
bekerja dan berusaha mandiri, membuka
lapangan kerja dan lapangan usaha serta
memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga
dapat meningkatkan kualitas kesejahteraannya.
(b) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
pendidikan yang ditujukan bagi anak usia dini (0-
6) tahun yang dilakukan pemberian berbagai
rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rokhani agar
memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang
pendidikan berikutnya.
Secara umum tujuan dari program PAUD
adalah memberikan dukungan bagi
kelangsungan hidup dan tumbuh kembangnya
anak usia dini serta meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kesadaran orang tua dan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 47
masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi
anak usia dini.
(c) Pendidikan Kepemudaan
Pendidikan kepemudaan adalah program
pendidikan yang sasarannya khusus pemuda.
Program kepemudaan yang dikembangkan di
Indonesia ini contohnya adalah dengan
dibentuknya Kelompok Usia Pemuda Produktif
(KUPP). Melalui program KUPP diharapkan para
pemuda melalui kemampuan tertentu dalam
bidang usaha sehingga dapat meningkatkan
taraf hidupnya.
Pembinaan pemuda pada saat ini dapat
dilakukan oleh berbagai pihak, baik oleh instansi
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
maupun organisasi masyarakat (ormas) dengan
berbagai program. Instansi pemerintah yang
melakukan pembinaan terhadap pemuda antara
lain: subdin PLS, subdi Pemuda dan Olahraga,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi,Dinas
Sosial, dan badan Bina Kesatuan Bangsa dan
Masyarakat.
Program pembinaan pemuda digerakkan
untuk meningkatkan peran dan partisipasi
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 48
pemuda dalam pembangunan, memiliki
keterampilan yang memadai, dapat berperan
dalam pembangunan sosial-politik-ekonomi-
budaya-agama,memiliki potensi dalam
kewiarusahaan, kepeloporan dan
kepemimpinan, dan terlindungi darai bahaya
penyalahgunaan obat-minuman keras-
penebaran HIV/AIDS-penyakit menular.
(d) Pendidikan Pemberdayaan Perempuan
Pendidikan pemberdayaan perempuan
diperuntukkan khusus untuk perempuan. Hal ini
di dasarkan bahwa masih banyak perempuan
yang belum berdaya, padahal mereka memiliki
potensi yang perlu dikembangkan.
(e) Pendidikan Keaksaraan
Keaksaraan merupakan hal atau keadaan
mengenai aksara yang meliputi membaca,
menulis, berhitung, dan berkomunikasi secara
fungsoonal yang memungkinkan seseorang
untuk secara terus menerus mengembangkan
kompetensinya sehingga dapat meningkatkan
mutu dan taraf kehidupannya. Sementara itu,
yang dimaksud dengan maksud dengan
pendidikan keaksaraan adalah usaha untuk
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 49
membimbing dan membelajarkan pengetahuan
mengenai keaksaaraan agar bermanfaat bagi
dirinya. Permasalahan yang saat ini terjadi di
Idonesia adalah tingginya tingkat warga buta
aksara yang disebabkan oleh kurangnya
kesempatan belajar yang dapat diperoleh
karena tingkat kemiskinan yang cukup tinggi
sehingga warga tidak mampu memfasilitasi
dirinya untuk belajar.
Pendidikan keaksaraan yang dikembangkan
saat ini adalah program keaksaraan fungsional
yang pada dasarnya merupakan suatu
pengembangan dari program keaksaraan
sebelumnya.
Program keaksaraan fungsional adalah pada
dasarnya memiliki tujuan:
meningatkan keterampilan membaca,
menulis, berhitung dan juga keterampilan
berbicara, berpikir , mendengar dan
berbuat.,berhitung dan berbuat
Memecahkan masalah kehidupan warga
belajar melalui kebiasaannya dalam
membaca, menulis, berhitung, dan berbuat.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 50
Menemukan jalan untuk mendapatkan
sumber-sumber kehidupan sehari-hari warga
belajar
Mendapatkan keberanian warga masyarakat
untuk berhubungan dengan lembaga yang
berkaitan dengan kebutuhan belajarnya.
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap pembaharuan agar dapat
berpartipasi dalam perubahan
sosial,ekonomi dan kebudayaan di
masyarakat
Meningkatkan kesejaahteraan keluarga melalui
keterampilan dan kebudayaan di masyarakat.
11. Fokus Pengkajian : Program Pendidikan Informal
a. Pengertian
Pengertian Pendidikan Informal berdasarkan berbagai
sumber dikemukakan sebagai berikut. Pendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri. (Undang-Undang Sisdiknas
Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 27 ayat (1)). Pendidikan informal
merupakan pendidikan untuk semua dan berlangsung
sepanjang hayat. Dalam hal ini, anak-anak, remaja dan orang-
orang dewasa dituntut untuk memiliki nilai-nilai, pengetahuan,
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 51
dan keterampilan dalam mengatasi tantangan hari ini dan
masa depan (kesepakatan Jomtien-Thailand,2000).
Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung
sepanjang hayat, tiap-tiap orang memiliki nilai, sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman
hidup sehari-hari dan dari pengaruh-pengaruh dan sumber-
sumber pendidikan dalam lingkungan hidupnya dari keluarga,
tetangga, pekerjaan, permainan, pasar, perpustakaan, dan
media massa (Sudjana, 2004:22).
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh
seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sengaja atau
tidak sengaja, sejak seseorang lahir sampai mati, di dalam
keluarga, dalam pekerjaan atau pengalaman sehari-hari
(Soelaiman Joesoef 1994;73).
Pendidikan Informal yaitu bentuk pendidikan yang terjadi
ketika orang belajar secara informal dari lingkungan mereka
(Davis and A.L.Wilson, 2005:100)
Berdasarkan atas beberapa pengertian di atas maka dapat
dirumuskan bahwa pendidikan informal adalah jalur
pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat dalam
kehidupan keluarga dan lingkungan yang membuat seseorang
memperoleh pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan
sehingga dapat melaksanakan tugas hidup sebagai individu,
anggota keluarga dan masyarakat.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 52
Pendidikan informal merupakan pendidikan pertama,
sebelum melangkah kepada pendidikan formal. Berhasil atau
tidaknya pendidikan formal atau pendidikan sekolah
bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam
keluarga. Pendidikan informal adalah fundamental atau dasar
bagi pendidikan selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang
diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak
selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam masyarakat. Hal
yang dikemukan tadi menunjukkan betapa pentingnya
pendidikan informal baik dalam keluarga maupun lingkungan
bagi perkembangan anak-anak menjadi manusia yang
berkepribadian dan berguna bagi masyarakat. Tentang
pentingnya pendidikan dalam lingkungan keluarga itu telah
dinyatakan oleh banyak ahli didik dari zaman lampau.
b. Jalur Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang
berlangsung sepanjang hayat dalam kehidupan keluarga dan
lingkungan yang membuat seseorang memperoleh
pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan sehingga dapat
melaksanakan tugas hidup sebagai individu, anggota keluarga
dan masyarakat.
Pendidikan informal pada hakikatnya berlangsung dan
menyatu dalam kehidupan sehari-hari pada setiap orang, di
mana pun dan kapan pun. Hal tersebut dimungkinkan oleh
adanya kapasitas belajar (inner excellence) dan tujuan yang
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 53
melekat (inner purpose), yaitu hidup bahagia dan sejahtera
dalam diri setiap jiwa manusia. Kapasitas belajar itulah yang
menyebabkan setiap orang dapat memetik pelajaran dari
interaksi dengan lingkungannya. Kapasitas dan hasil belajar
yang memiliki tujuan hidup yang tinggi akan menghasilkan
budaya dan peradaban yang tinggi.
Hal tersebut mengisyaratkan bahwa jantung pendidikan
pada hakekatnya adalah belajar (learning is the heart of
education). Maju atau mundurnya suatu bangsa sesungguhnya
mencerminkan banyak atau sedikitnya mereka terlibat dalam
aktifitas belajar. Sekaligus mencerminkan tinggi atau
rendahnya tujuan hidup yang mereka cita-citakan. Didasakan
atas kondisi tersebut, setiap lingkungan kehidupan yang
menawarkan tujuan hidup yang tinggi dan kesempatan belajar
yang optimal mempunyai implikasi terhadap aktifitas
pendidikan informal yang menjanjikan untuk pembangunan
karakter dan kemampuan bangsa.
Pendidikan informal pada hakikatnya menyertai
kehidupan manusia setiap saat melalui interaksi antara
dirinya dengan lingkungan sosial dan alam. Melalui interaksi
dan kapasitas belajar yang dimilikinya, setiap orang
memperoleh pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan.
Kondisi ini menunjukkan terjadinya “proses belajar”.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 54
c. Pendidikan Informal di Keluarga
Pendidikan informal di keluarga yaitu kegiatan yang
berlangsung dalam kehidupan keluarga dimana terjadi
interaksi antar orangtua dengan anak, dan antara anak dengan
anak meliputi pola-pola transmisi pengetahuan, keterampilan,
sikap, nilai dan kebiasaan yang dilakukan orangtua terhadap
anaknya pada umumnya terjadi melalui asuhan, ajakan,
suruhan, larangan, dan bimbingan. (Sudjana, 2004: 63).
Pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan informal
memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan
keterampilan. Ini berarti bahwa pendidikan keluarga adalah
terutama pendidikan nilai, sehingga tugas pendidikan ibu-
bapak atau orangtua tidaklah ringan. Oleh karena itu sering
dikemukakan bahwa pendidikan keluarga adalah pendidikan
pertama dan utama (Napitupulu,2000:4). Berhasil atau
tidaknya pendidikan formal atau pendidikan sekolah
bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam
keluarga.
Konsep Tri Pusat Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
menunjukkan bahwa pusat pendidikan untuk anak adalah di
dalam keluarga, yang berlangsung melalui hubungan dengan
orangtua sebagai pendidik.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 55
Proses pendidikan informal dalam keluarga tidak berhenti
ketika anak sudah beranjak remaja ataupun dewasa,
melainkan terus berlangsung, bahkan sampai menjelang akhir
hayat. Peran serta dan tanggung jawab kepala keluarga
dituntut untuk bisa menjadi orangtua yang efektif.
d. Pendidikan Informal di Lingkungan
Pendidikan informal dalam lingkungan adalah merupakan
perluasan dari pendidikan dalam keluarga. Dalam
perkembangan selanjutnya keluarga dengan keluarga lainnya
membentuk kelompok berdasarkan wilayah tempat tinggal
atau keturunan. Kelompok-kelompok itu mengadopsi pola-
pola transmisi yang dilakukan dalam keluarga ke dalam
kehidupan kelompok lainnya melalui magang tentang berbagai
aspek kehidupan seperti: pewarisan tradisi, adat, nilai-nilai,
agama, budaya, dan keterampilan
Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk melestarikan dan
mewariskan kebudayaan secara turun temurun. Pelestarian
dan pewarisan kebudayaan ini dilangsungkan baik secara
sederhana oleh seseorang kepada orang lain maupun melalui
kegiatan yang lebih kompleks seperti upacara tradisional atau
upacara adat yang dilakukan secara berkala. Tujuan kegiatan
tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan praktis di
masyarakat dan untuk meneruskan warisan budaya yang
meliputi kemampuan, cara kerja, dan teknologi yang dimiliki
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 56
oleh masyarakat dari satu generasi kepada generasi
berikutnya. Kegiatan pembelajaran yang asli (indigenous) inilah
yang termasuk ke dalam pendidikan tradisional dan pendidikan
informal di lingkungan masyarakat.
Selain itu, pendidikan informal di masyarakat terbentuk
karena kepentingan mengembangkan pendidikan agama.
Belajar membaca kitab suci, kaidah-kaidah agama, tata cara
sembahyang, yang ada pada umumnya dilakukan di tempat-
tempat peribadatan. Dalam perkembangan selanjutnya, agama
memberikan motivasi kepada masyarakat bahwa belajar
merupakan kewajiban setiap pemeluk agama, dan kegiatan
belajar dilakukan dalam dan terhadap lingkungan
kehidupannya.
Dalam mengembangkan kemampuan berpikir, peranan
ilmu sangat penting agar manusia mampu menginterpretasi
lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
Jenis-jenis pendidikan informal dilihat dari sumber-sumber
pendidikan yang berada di lingkungan fisik dan sosial
diantaranya menurut Abdilah Hanafi, dkk (2011) dalam naskah
akademik Pendidikan Informal yaitu:
a) Lembaga Ketetanggaan
Tetangga berarti lingkungan sosial yang terdekat.
Pengertian tetangga adalah 'kerabat' tanpa pertalian
darah.Kedekatan secara fisik dan sosial sedemikian rupa,
membutuhkan etika sosial. Dengan etika sosial, hubungan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 57
bisa dijaga dan dibina. Oleh karena lingkungan
ketetanggaan sarat dengan hubungan kerjasama yang
harus terjaga, maka peran pendidikan informal menjadi
hal penting untuk menjadi sebuah medium transformasi
budaya dan karakter.
Lembaga ketetanggaan yang dapat dijadikan sebagai
media pendidikan informal adalah organisasi lingkungan
ketetanggaan, seperti: Rukun Tetangga (RT) dan Rukun
Warga (RW). Lingkungan tetangga yang ada di masyarakat
memiliki unsur-unsur pokok sebagai perekatnya yaitu:
sekelompok manusia yang tinggal di daerah tertentu,
mempunyai tujuan yang sama, mempunyai nilai-nilai dan
aturan yang ditaati bersama, mempunyai organisasi yang
ditaati, memiliki kegiatan pembelajaran di lembaga
keagamaan (pengajian rutin), kegiatan pembelajaran di
komunitas tertentu (seperti komunitas fotografi,
kelompok tani/nelayan, kelompok seni), dan program
tayangan untuk televisi dan siaran radio.
Kerjasama yang terjalin dalam kehidupan keseharian
dengan tetangga membentuk rangsangan dan pendidikan
terbesar bagi anggota keluarga khususnya anak yang akan
terbawa dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan kembali ke keluarga. Hal ini tidak bisa ditentang lagi,
kesemuanya itu anak memerlukan pendidikan informal
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 58
yang ekstra bagi kelancaran dalam hidupnya yang
berangsur-angsur dan berjangka panjang.
b) Perpustakaan/Taman Bacaan Masyarakat
Pengertian perpustakaan secara tradisional adalah
sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat
diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun
perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi
besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah lembaga
atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang
rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas
biaya sendiri.
Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan
informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan,
rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki
manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah
didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses
informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu
disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.
Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku
tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam
perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses
lewat jaringan komputer).
Perpustakaan dan bahan bacaan adalah dua kata yang
saling bertautan. Karena di perpustakaanlah bahan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 59
pustaka dikumpulkan, diproses, dan disebarluaskan
kepada para pembaca/pengguna perpustakaan. Adapun
koleksi perpustakaan di negara kita sebagian besar berupa
buku atau book material dan masih jarang perpustakaan
yang memiliki koleksi berupa non-book materials seperti
film, kaset film strip, slides, piringan hitam, peta, globe,
dan sebagainya.
Di lingkungan perpustakaan atau taman bacaan
masyarakat akan menghadirkan pendidikan informal
sebagai proses dan produk. Mengapa demikian? Karena
perpustakaan memiliki tujuan untuk membantu
masyarakat dalam segala umur dengan memberikan
kesempatan dan dorongan melalui jasa pelayanan
perpustakaan agar mereka: (1) dapat mendidik dirinya
sendiri secara berkesinambungan; (2) dapat tanggap
dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu
pengetahuan, kehidupan sosial dan politik; (3) dapat
memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif
untuk menjadi anggota keluarga dan masyarakat yang
lebih baik; (4) dapat mengembangkan kemampuan berfikir
kreatif, membina rohani dan dapat menggunakan
kemampuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan
budaya manusia; (5) dapat meningkatkan taraf kehidupan
sehari-hari dan lapangan pekerjaannya; (6) dapat menjadi
warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 60
aktif dalam pembangunan nasional dan dalam membina
saling pengertian antar bangsa; (6) dapat menggunakan
waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi
kehidupan pribadi dan sosial.
Dengan demikian lingkungan perpustakaan dapat
menghadirkan berlangsungnya pendidikan informal
karena adanya interaksi antar manusia dengan manusia
atau manusia dengan sumber bacaan tentang nilai-nilai
yang ditransmisikan dalam lingkungan tersebut.
c) Media Massa
Media massa secara perlahan-lahan efektif menjadi
medium pendidikan informal karena melalui media dapat
membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana
seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang
seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.
Media massa dapat membentuk budaya pemirsanya
secara perorangan maupun kelompok. Hal ini sesuai
dengan fungsi media menurut Laswell sebagai fungsi
pengawasan, penghubung, pewarisan budaya, dan
hiburan yang positif maupun negatif. Pewarisan budaya
melalui fungsi media menjadi sangat strategis untuk
dioptimalkan sebagai program pendidikan informal
karena beberapa alasan berikut.
Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya
bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 61
sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah
layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu dan
gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang pemirsa
lihat dari media.
Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh
media bisa jadi memengaruhi apa yang diinginkan
pemirsanya, sebagai contoh media mengilustrasikan
kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai
membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga
tersebut, dimana ilustrasi kehidupan keluarga itu terlihat
begitu sempurna sehingga kesalahan mereka menjadi
menu pembicaraan sehari-hari, atau mereka mulai
menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil
yang terjadi pada tokoh tersebut.
Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan
pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar,
cantik/ tampan, dan kuat.
Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak
hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka
juga menjadi "penentu", dimana mereka menentukan
arah media populer saat mereka berekspresi dan
mengemukakan pendapatnya.
Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi
mendukung pemirsanya menjadi lebih baik atau
mengurangi kepercayaan dirinya. Media bisa membuat
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 62
pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa
cukup, atau merasa rendah dari yang lain .
Berdasarkan pandangan di atas, media massa dapat
berperan sebagai instrumen pendidikan informal atau
melalui media massa pendidikan informal dapat
berlangsung.
Jenis media massa yang dapat digunakan dalam
pendidikan informal ada yang bersifat tradisional dan
modern. Media massa yang tradisional memiliki otoritas
dan organisasi yang jelas sebagai media massa seperti
surat kabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar).
Sedangkan media massa modern seperti internet dan
telepon selular. Berdasarkan hal di atas, peran media
dapat dijadikan sebagai sebagai sarana atau sumber
belajar pendidikan informal yang dapat menumbuhkan
interaksi belajar antar penggunanya.
d) Tempat Kerja
Di lingkungan pekerjaan berlangsung interaksi antar
pekerja dengan rekan kerja, dan antar pekerja dengan
pimpinannya untuk mencapai tujuan bersama. Interaksi
yang terjadi dalam lingkungan pekerjaan tersebut dapat
berkembang nilai-nilai yang positif atau negatif tergantung
iklim kerja yang dibangun oleh komunitasnya. Interaksi
yang memiliki nilai positif dapat melahirkan semangat
untuk meraih prestasi dan budaya kerja yang sesuai
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 63
dengan visi misi lembaganya. Sebaliknya interaksi yang
negatif akan menimbulkan sikap keluh kesah dan apatis
sehingga menghambat pada pencapaian tujuan bersama.
Untuk menciptakan situasi yang kondusif dan
menghadirkan nilai-nilai positif itulah, dalam lingkungan
pekerjaanpun diperlukan suatu intervensi pendidikan
informal.
e) Layanan Publik
(1) Pasar
Apa yang akan dijumpai di pasar? Kegiatan apa
saja yang dilakukan pedagang di sana? Pertanyaan-
pertanyaan tersebut akan muncul dalam pikiran kita
setiap kali akan mengunjungi suatu pasar. Di pasar,
kita akan menjumpai banyak penjual yang
menawarkan berbagai macam barang, baik hasil
pertanian, maupun hasil industri. Selain itu, kita akan
banyak menjumpai orang dengan tujuan berbelanja
yang berbeda pula. Dari hanya untuk memenuhi
kebutuhannya, untuk dijual kembali, sampai untuk
diolah kembali kemudian dijual. Selanjutnya, diantar
pembeli dan penjual tersebut sering terjadi tawar
menawar yang diakhiri dengan transaksi jual beli.
Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi
oleh anggapan yang menyatakan antara pembeli dan
pejual harus bertemu secara langsung untuk
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 64
mengadakan interaksi jual beli. Namun, pengertian
tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring
kemajuan teknologi, internet, atau malah hanya
dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu
secara langsung, mereka dapat saja berada di tempat
yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses
pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya
penjual, pembeli, dan barang yang diperjual-belikan
serta adanya kesepakatan antara penjual dan
pembeli. Pasar tradisional, pasar modern, bursa kerja,
bursa efek adalah contoh pasar.
Interaksi antara penjual dan pembeli yang ada di
lingkungan pasar dapat dijadikan sebagi medium
pendidikan informal. Nilai-nilai yang dikembangkan
adalah kearifan-kearifan suatu transaksi yang
manusiawi dan bermanfaat serta menguntungkan
bagi individu penjual maupun pembeli.
(2) Tempat Pelayanan Publik
Lembaga pelayanan publik yang ada di lingkungan
masyarakat, antara lain: posyandu, puskesmas,
rumah sakit, stasiun, terminal, dan lain sebaginya. Di
lingkungan publik seperti ini dapat dilangsungkan
pendidikan informal yang sesuai dengan konteks
lingkungannya. Pewarisan nilai-nilai positif pada
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 65
komunitas ini dapat terjadi dengan menciptakan
kondisi pendidikan secara informal tentang nilai-nilai
luhur yang relevan. Misalnya, di lingkungan posyandu
menumbuhkan budaya cermat merawat anak, di
lingkungan puskesmas budaya bersih, di terminal
budaya antri, dan sebagainya. Bentuk pendidikan
informal di lingkungan publik ini dapat difasilitasi
melalui orang atau media.
GAMBAR: 2.1. Medium Pendidikan Informal di Lingkungan
RUANG PUBLIK
PERPUSTAAKAAN/TBM
MEDIA MASSA
TEMPAT KERJA
RT/RW
PENDIDIKA INFORMAL DI LINGKUNGAN
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 66
B. LATIHAN
Buatlah PROPOSAL PENGKAJIAN dengan tema berkaitan PAUD
DAN DIKMAS yang terjadi di lapangan dan atau dinamika sedang
terjadi pada saat ini:
Sistematika sebagai berikut:
A. Latar Belakang
B. Fokus Permasalahan
C. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Pengkajian
D. Tujuan Pengkajian
1. Kegunaan Pengkajian
E. Kajian Pustaka
2. Metode Pengkajian
1. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
2. Teknik Analisis Data
F. Lokasi Pengkajian
G. Jadwal Pengkajian
H. Daftar Pustaka
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 67
Kegiatan Belajar 3
PELAKSANAAN PENGKAJIAN
A. Langkah-langkah Pelaksanaan Pengkajian
Pengkajian program PAUD DAN DIKMAS yang dilakukan oleh
pamong belajar dapat dilakukan dengan beberapa tahap sesuai
dengan Permendikbud No.39 Tahun 2013, sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
a. Menyusun desain/proposal pengkajian
Desain/proposal pengkajian adalah rancangan yang
menggambarkan atau menjelaskan apa yang hendak dikaji
dan bagaimana pengkajian dilaksanakan. Penyusunan desain
atau proposal pengkajian adalah kegiatan merancang
pelaksanaan pengkajian kebijakan dan/atau program PAUD
DAN DIKMAS.
Perancangan desain/proposal pengkajian dijadikan acuan
dan pedoman dalam pelaksanaan pengkajian program, dan
acuan untuk menerangkan apa yang akan dipergunakan dan
apa yang akan diperlukan. Disain/proposal pengkajian
minimal memuat latar belakang, batasan masalah, tujuan,
sasaran, metode dan teknik pengumpulan data, lokasi,
waktu, petugas, jadwal kegiatan, dan rencana biaya.
Pada awal tahap perencanaan ini, pamong belajar sudah
harus menentukan metode dan teknik pengumpulan data
agar dapat menyusun instrumen sesuai dengan metode yang
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 68
ditentukan. Dalam penyusunan desain pengkajian, pamong
belajar harus memperhatikan kesesuaian desain pengkajian
yang dibuat dengan permasalahan program PAUD DAN
DIKMAS yang dikaji.
Penyusunan disain/proposal pengkajian program PAUD
DAN DIKMAS merupakan gambaran rancangan rangkaian
kegiatan yang meliputi:
1) kerangka kerja terperinci,
2) prosedur yang diperlukan untuk memperoleh data atau
informasi, dan
3) data untuk menjawab permasalahan atau menyediakan
informasi yang akan digunakan untuk pengambilan
keputusan.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 69
Pamong belajar dapat menyusun rancangan proposal
pengkajian dengan sistematika berikut.
Contoh Format Sistematika Desain/Proposal Pengkajian 1) Judul Pengkajian 2) Latar Belakang 3) Perumusan Masalah 4) Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran 5) Tujuan Pengkajian 6) Manfaat Pengkajian 7) Metodologi Pengkajian
Berikut ini beberapa hal yang harus ditentukan dan ditetapkan dalam kegiatan pengkajian a) Metode pengkajian yang digunakan, metode kuantitatif
ataukah metode kualitatif. b) Jenis pengkajian yang digunakan c) Populasi dan sampel yang akan dikaji d) Variabel, indikator, dan cara pengukurannya e) Metode pengumpulan data (wawancara, tes, kuesioner, atau
angket) b) Teknik analisis data yang akan digunakan
8) Jadwal Waktu Pengkajian 9) Organisasi Tim Pengkaji 10) Pembiayaan Kegiatan Pengkajian 11) Lampiran Penunjang
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 70
b. Menetapkan Fokus Pengkajian
Penetapan fokus pengkajian adalah hal yang penting
dilakukan agar kegiatan pengkajian dan analisis hasil
pengkajiannya lebih terarah. Pengkajian yang baik memiliki
rumusan fokus tujuannya jelas dan terarah. Penetapan fokus
pengkajian kegiatan membatasi masalah yang akan dikaji.
Dengan menetapkan fokus masalah, pengkaji telah
melakukan pembatasan bidang kajian.
Sejumlah masalah yang diidentifikasi untuk dikaji lalu
dipertimbangkan kepentingan dan keperluannya, misalnya
dapat direduksi atau tidak. Penetapan fokus kajian dilakukan
agar pengkaji menentukan dan menetapkan kriteria data
pengkajian yang akan dibuatnya. Dengan mendasarkan pada
fokus masalah, seorang pengkaji dapat menetapkan data
yang harus dicari. Data yang dikumpulkan hanyalah data yang
relevan dengan fokus pengkajian. Jadi, pengkaji dapat
mereduksi data yang tidak relevan dengan fokus kajiannya.
Pertimbangan lain dalam penetapan fokus/pembatasan
masalah kajian adalah dari segi keluasan lingkup pengkajian.
Lingkup pengkajian yang terlalu luas memungkinkan adanya
hambatan dan tantangan yang lebih banyak. Namun, terlalu
spesifik, pengkajian akan memerlukan kemampuan khusus
agar dapat melakukan pengkajian secara mendalam.
Penetapan fokus atau pembatasan masalah merupakan
langkah penting dalam menentukan kegiatan pengkajian.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 71
Penetapan fokus pengkajian dapat dilakukan dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan berikut.
1) Apakah masalah yang dikaji dapat dikembangkan?
2) Apakah masalah yang diangkat dalam fokus kajian bersifat
baru dan aktual?
3) Apakah permasalahan yang diangkat dan cara
pemecahannya cukup bermanfaat?
c. Menetapkan Metode
Metode pengkajian adalah suatu teknik atau cara
memperoleh, mencari, mengumpulkan, mencatat data, baik
berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan
untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah, kemudian
menganalisa pokok permasalahan sehingga akan terdapat
suatu kebenaran data yang akan diperoleh.
Sedangkan teknik pengkajian adalah cara untuk
melaksanakan metode pengkajian. Metode pengkajian
biasanya mengacu pada bentuk-bentuk pengkajian.
Penggunaan dan kegunaan metode dalam sebuah
pengkajian sangat penting. Dengan menentukan dan
menggunakan metode ilmiah yang andal (reliable) terhadap
objek yang akan dikaji setidaknya faktor subjektivitas dalam
sebuah pengkajian dapat dihindari. Penentuan metode ilmiah
dalam pengkajian sering disebut sebagai strategi pemecahan
masalah karena, pada tahap ini, harus sudah ditentukan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 72
bagaimana masalah-masalah kajian tersebut hendak
dipecahkan atau ditemukan jawabannya. Dengan kata lain,
apakah masalah yang akan dikaji dapat ditemukan
jawabannya dengan menggunakan metode pengkajian itu.
Pada tahap ini yang perlu ditentukan adalah hal-hal
berikut.
1) Jenis kajian yang akan digunakan
2) Jenis kajian pada dasarnya menunjuk pada tipe
pendekatan pengkajian yang akan digunakan.
Contoh:
Apakah sebuah pengkajian menggunakan studi kasus
ataukah bertujuan eksplanasi?
Apakah unit pengkajian berupa individu ataukah
kelompok?
3) Menentukan metode pengumpulan data, sumber data,
dan alat pengumpulan data.
Contoh:
Apakah metode pengumpulan data menggunakan
bentuk wawancara, angket, tes, atau observasi?
Bagaimanakah keterkaitan sumber datanya? Siapa
sumber datanya? Data apa yang ingin diperoleh?
(contoh: data dokumen)
Apa yang menjadi alat pengumpulan data? (pedoman
wawancara, panduan observasi, form isian
dokumentasi, angket, atau soal-soal tes?)
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 73
B. Macam-Macam Metode Pengkajian
Mengacu pada bentuk pengkajian, tujuan, sifat masalah
dan pendekatannya, ada empat macam metode pengkajian:
a. Metode Eksperimen (Mengujicobakan) , adalah
pengkajian untuk menguji apakah variabel-variabel
eksperimen efektif atau tidak. Untuk menguji efektif
tidaknya harus digunakan variabel kontrol. Pengkajian
eksperimenadalah untuk menguji hipotesis yang
dirumuskan secara ketat. Pengkajian eksperimen
biasanya dilakukan untuk bidang yang bersifat eksak.
Sedangkan untuk bidang sosaial bisanya digunakan
metode survey eksplanatory, metode deskriptif, dan
historis.
b. Metode Verifikasi (Pengujian), yaitu untuk menguji
seberapa jauh tujuan yang sudaah digariskan itu tercapai
atau sesuaai atau cocok ddengan harapan atau teori yang
sudah baku. Tujuan daari pengkajian verifikasi adalah
untuk menguji teori-teori yang sudah ada guna
menyususn teori baru dan menciptakan pengetahuan-
pengetahuan baru. Lebih mutaakhirnya, metode verifikasi
berkembang menjadi grounded research, yaitu metode
yang menyajikan suatu pendekatan baru, dengan data
sebagai sumber teori (teori berdasarkan data).
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 74
c. Metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu metode yang
digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat
suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan
mengumpulkan data, mengaanalisis data dan
menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam
pelaksanaannya dilakukan melalui: teknik survey, studi
kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi komparatif,
studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan
analisis dokumenter.
d. Metode Historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode
pengkajian yang meneliti sesuatu yang terjadi di masa
lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat dilakkan
dengan suatu bentuk studi yang bersifat komparatif-
historis, yuridis, dan bibliografik. Pengkajian historis
bertujuan untuk menemukan generalisasi dan membuat
rekontruksi masa lampau, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-
bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna
memperoleh kesimpulan yang kuat.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 75
Dalam metode pengkajian memuat hal-hal sebagai
berikut:
a. Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk
meneliti.
b. Penjelasan tentang populasi serta Desain / Rancangan
teknik pengambilan sampel yang akan digunakan
dalam pengkajian.
c. Metode pengumpulan data dan alat pengambil data
yang akan digunakan.
d. Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e. Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f. Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
g. Desain / Rancangan aturan-aturan untuk menerima
atau menolak hipotesis.
d. Penentuan strategi analisis data
Pada dasarnya, tahap ini lebih cenderung menunjuk pada
pengolahan, analisis, dan interpresentasi data untuk
menjawab setiap masalah dan hipotesis.
1) Mengembangkan Instrumen Pengkajian
Menyusun instrumen pengkajian adalah kegiatan
membuat alat pengumpul data untuk pengkajian
program PAUD DAN DIKMAS yang dapat berbentuk
pedoman wawancara, angket, studi dokumentasi, dan
pedoman observasi.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 76
Dalam kegiatan pengkajian, instrumen sangat penting
untuk menentukan mutu kajian. Pengukuran validitas
atau kesahihan data yang diperoleh ditentukan juga oleh
kualitas atau validitas instrumen pengkajian yang
digunakan dan pelaksanaan prosedur pengumpulan data
yang ditempuh.
Instrumen pengkajian yang dikembangkan ini
berfungsi mengungkapkan fakta menjadi datasehingga
harus mempunyai kualitas yang memadai, dalam arti
sahih dan andal, sesuai dengan fakta atau keadaan
sesungguhnya di lapangan. Berikut langkah-langkah
penyusunan instrumen.
a) Mengindentifikasi variabel-variabel dalam rumusan
judul pengkajian
b) Menjabarkan variabel tersebut menjadi
subvariabel/dimensi
c) Mencari indikator/aspek setiap subvariabel
d) Menderetkan deskriptor dari setiap indikator
e) Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir
instrumen
f) Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian
dan kata pengantar
Validasi instrumen adalah proses pengujian terhadap
kesahihan instrumen yang telah disusun. Kegiatan
validasi instrumen merupakan pengujian kesahihan dan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 77
keandalan terhadap kegiatan penelaahan dan pengkajian
alat pengumpul data dalam pelaksanaan pengkajian
program pendidikan nonformal dan informal.
2) Menyusun Rancangan Analisis
Tahap terakhir dalam perencanaan pengkajian adalah
menyusun rancangan analisis pengkajian. Rancangan
analisis berarti proses memilih alat analisis data yang
tepat agar rumusan masalah yang telah ditetapkan dapat
ditemukan jawabannya melalui analisis pembuktian
hipotesis.
Yang perlu diperhatikan dalam merancang analisis ini
adalah jenis data yang dikaji karena jenis data
merupakan faktor yang dominan dalam memilih alat
analisis. Di sini pengkaji harus memilih alat analisis data
yang sesuai dengan data yang akan diperoleh dalam
pengumpulan data di lapangan.
2. Pelaksanaan Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Melaksanakan orientasi pemahaman cara pengumpulan
data
Orientasi adalah suatu proses pemberian pemahaman
kepada petugas pengumpul data tentang segala sesuatu
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 78
yang berkaitan dengan kegiatan pengkajian khususnya
pengumpulan data yang akan dilaksanakan. Kegiatan
orientasi ini merupakan tahap awal persiapan untuk
kegiatan pengumpulan data di lapangan guna
mengumpulkan data pengkajian yang dibutuhkan sesuai
dengan instrumen pangkajian.
Tahap persiapan dapat dilakukan melalui beberapa langkah,
antara lain
1) penyiapan administrasi perizinan kegiatan,
2) konfirmasi pelaksanaan,
3) skenario kerja lapangan,
4) penyiapan penggandaan instrumen pengumpulan
data, dan
5) penyiapan kelengkapan sarana, alat, dan bahan
kegiatan pengumpulan data.
Untuk melakukan orientasi, dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Membentuk tim pelaksana orientasi yang terdiri atas
ketua dan anggota
2) Menetapkan petugas pengumpul data lapangan
3) Menetapkan waktu dan tempat
4) Menyiapkan instrumen pengumpulan data
5) Melaksanakan kegiatan orientasi pengumpulan data
dengan memperhatikan aspek kesesuaian materi
orientasi yang meliputi penjelasan instrumen yang
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 79
digunakan, teknik pengumpulan data, dan sumber data
dengan tujuan pengkajian program di lapangan
6) Menyusun laporan kegiatan orientasi dengan format
sistematika yang sekurang-kurangnya memuat judul
kegiatan, tujuan, cara, sasaran, waktu dan tempat, hasil
orientasi, kesimpulan, dan rekomendasi
7) Mengajukan laporan kegiatan orientasi kepada
pimpinan lembaga untuk disahkan
b. Melakukan pengumpulan data
Dalam pelaksanaan pengkajian, kegiatan pengumpulan
data merupakan langkah yang sangat penting dilakukan. Hal
yang harus dihindari dalam pengumpulan data adalah
kesalahan atau kekeliruan pengumpulan data karena
kesalahan data mengakibatkan kesalahan dalam analisis
data. Kegiatan pengumpulan data dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan pengkaji untuk mendapatkan
sejumlah informasi yang berkaitan dengan masalah
pengkajian dengan menggunakan metode dan alat
pengumpulan data yang telah disusun dan ditetapkan.
Dalam pengumpulan data, pengkaji atau pamong belajar
harus memahami beberapa langkah-langkah pengumpulan
data berikut.
1) Menjabarkan dan mendefinisikan sasaran kajian yang
ingin dicapai melalui pengkajian yang akan dilakukan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 80
2) Mengidentifikasikan variabel-variabel sentral yang
terdapat dalam situasi yang dihadapi (permasalahan),
seperti perpindahan pegawai, kinerja yang kurang
memuaskan dan lain-lain
3) Melaksanakan panduan instrumen dan memperhatikan
norma kerja lapangan
4) Pengondisian sumber data, jenis, dan mutu informasi
yang diperlukan
5) Pengumpulan data di lapangan dari sumber data dan
pencatatan di luar instrumen yang sudah disiapkan
6) Mengumpulkan semua perangkat hasil kerja lapangan
untuk diolah
Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data
ini pamong belajar harus memperhatikan
1) kesesuaian data dengan tujuan pengkajian progam, dan
2) ketepatan metode pengumpulan data.
Langkah-Langkah Pengumpulan Data
Pengkajian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap
yaitu tahap penjajagan atau orientasi, tahap pelaksanaan
atau penelusuran data dan tahap akhir atau member
check Nasution (1992 : 33-34). Untuk memperoleh
gambaran tentang tahapan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) Tahap Penjajagan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 81
Tahap ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran yang jelas dan lengkap tentang masalah
yang akan diteliti sekaligus untuk memantapkan
disain dan fokus pengkajian berikut nara sumbernya.
2) Tahap Penelusuran Data
Pada tahap ini merupakan pengkajian yang
sesungguhnya yaitu pengumpulan data sesuai fokus
dan tujuan pengkajian. Tahap ini dilakukan setelah
pengkaji memperoleh rekomendasi dari instansi yang
berwewenang.
Pengumpulan data dalam pengkajian ini melalui
wawancara dengan sumber data yang representatif
berdasarkan pada pedoman wawancara. Pedoman
wawancara disusun agar dalam wawancara dapat
lebih terarah dan tetap dalam konteks fokus
pengkajian.
3) Tahap Akhir (member check)
Informasi yang telah dikumpulkan selanjutnya dicek
tingkat kebenarannya, sehingga hasil pengkajian
lebih dapat dipercaya . Proses ini dinamakan member
check. Pengecekan informasi dilakukan setiap kali
pengkaji selesai melakukan wawancara dengan
sumber data dengan cara mengkonfirmasikan
kembali catatan hasil wawancara tersebut dan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 82
setelah hasil wawancara diketik kemudian
didiskusikan kembali dengan sumber data yang
bersangkutan. Untuk memantapkan pengkajian ini,
dilakukan observasi dan triangulasi dengan sumber
data dan pihal lain yang lebih kompeten. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi kesalah fahaman
dalam menafsirkan informasi yang disampaikan.
Tahap eksplorasi dan member check merupakan
siklus artinya informasi atau data pengkajian yang
telah dikumpulkan selalu diperbaiki, disempurnakan
dan dimantapkan sehingga kebenarannya dapat
ditingkatkan.
c. Pengolahan Data
Pengolahan data, secara sederhana, adalah proses
mengartikan data-data mentah dari lapangan sesuai dengan
tujuan, rancangan, dan sifat pengkajian yang dilakukan.
Pengolahan data ini merupakan bagian yang amat penting
dalam metode ilmiah, khususnya pengkajian, karena
dengan pengolahan data tersebut, dalam penyajian analisis
data, data lapangan akan dapat diberikan arti dan makna.
Data mentah yang terkumpul dari lapangan perlu
dipecah dalam kelompok-kelompok, diklasifikasi, lalu diolah
sedemikian rupa sehingga akhirnya data bermakna untuk
menjawab masalah dan bermanfaat dalam pengujian
hipotesis atau pertanyaan pengkajian.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 83
Dalam kegiatan pengkajian secara kualitatif, pengolahan
data menggunakan teknik nonstatitistik karena data-data
lapangan diperoleh dalam bentuk narasi atau kata-kata,
bukan angka-angka. Masukan (input) data lapangan yang
berbentuk narasi tidak bisa dikuantifikasikan. Pada tahap
ini, pamong belajar perlu memahami masukan data
lapangan yang diperoleh dan akan diolah sehingga
penyajian data dan analisis kesimpulan pengkajian akan
relevan dengan sifat atau jenis data dan prosedur
pengolahan data yang akan digunakan.
Hal yang perlu diperhatikan pamong belajar dalam
melakukan kegiatan pengolahan data adalah aspek
kesesuaian data dengan tujuan pengkajian progam dan
ketepatan metode pengolahan data yang telah ditetapkan
sebelumnya.
d. Analisis dan Interpretasi Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diintepretasikan.
Kegiatan analisis data ini sering menggunakan alat bantu.
Alat bantu penghitungan analisis data memiliki fungsi untuk
menyederhanakan data hasil pengkajian yang jumlahnya
sangat besar menjadi suatu informasi yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh pengkaji. Setelah analisis data
selesai dan informasi telah diperoleh, hasilnya harus
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 84
diinterpretasikan untuk mencari makna dan implikasi hasil
pengkajian. Menurut Singarimbun dan Sofyan Efendi (dalam
Suyanto Bagong dan Sutinah, 2005).
Dalam kegiatan analisis data ini, pamong belajar yang
akan menganalisis data harus memperhatikan aspek
kesesuaian data dengan tujuan pengkajian program dan
ketepatan metode analisis data yang telah ditetapkan
sebelumnya.
e. Menyusun laporan pengkajian
Pamong belajar yang akan menyusun laporan hasil
pengkajian harus memperhatikan aspek kesesuaian data
dengan tujuan pengkajian program dan ketepatan metode
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang telah
dilakukan dan ditetapkan sebelumnya. Laporan hasil
pengkajian sekurang-kurangnya berisi, antara lain:
1) Judul Laporan Pengkajian
2) Halaman Pengesahan
3) Kata Pengantar
4) Daftar Isi
5) Daftar Tabel
6) Daftar Gambar
7) Bab I : Pendahuluan
a. Perumusan Masalah
b. Tujuan
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 85
c. Manfaat
8) Bab II : Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran
9) Bab III: Metode Pengkajian
Berikut ini beberapa hal yang harus ditentukan dan
ditetapkan dalam kegiatan pengkajian
a) Pendekatan pengkajian yang digunakan (kuantitatif
atau kualitatif) dan metodenya (SWOT, Analisis
Sistem, atau SMART).
b) Jenis pengkajian yang digunakan (program kajian
PAUD, Dikmas, Kursus dan Latihan, dan KBM)
c) Populasi dan sampel yang akan dikaji
d) Variabel, indikator, dan cara pengukurannya
e) Metode pengumpulan data (wawancara, tes,
kuesioner, atau angket)
f) Keabsahan data
g) Teknik analisis data yang akan digunakan
10) Bab IV: Hasil Pengkajian dan Pembahasan
a) Hasil
b} Pembahasan
11) Bab V: Penutup
a) Kesimpulan
b) Rekomendasi
12) Lampiran
a) Orgnisasi tim pengkaji
b) Jadwal Waktu Pengkajian
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 86
c) Pembiayaan Kegiatan Pengkajian
d) Penunjang
Laporan pengkajian yang telah disusun sebaiknya
ditelaah dan ditinjau. Apabila terdapat hal-hal yang perlu
direvisi dan disempurnakan, dilakukan kegiatan revisi untuk
penyempurnaan laporan.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 87
LATIHAN
KEGIATAN BELAJAR 3
PELAKSANAAN PENGKAJIAN PROGRAM
Tagihan 1: Menyusun membuat kisi-kisi dan instrumen pengumpulan
data pengkajian program PAUD DAN DIKMAS
(Batas waktu pengumpulan tanggal6 bulan Nopember 2017)
Tagihan 2: Menyusun Kisi-Kisi Dan Instrumen Pengumpulan Data
Penyelenggaraan Program PAUD DAN DIKMAS
Buatlah kisi-kisi dan instrumen pengumpulan data berdasarkan
topik proposal yang telah dibuat.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 88
TES FORMATIF (QUIZ)
MARI MENGKAJI PROGRAM PAUD DAN DIKMAS MODEL KURSUS PAMONG BELAJAR KOMPETEN (KU PB PATEN) MELALUI
MODA DARING PP-PAUD DAN DIKMAS JAWA BARAT 2017
1. Dalam melakukan suatu pengkajian, seorang pengkaji harus merumuskan
strategi pengkajian terlebih dahulu. Daftar berikut menunjukkan beberapa
alasan seorang pengkaji menggunakan desain pengkajian survey, kecuali:
a. Pengumpulan data dilakukan dengan biaya murah
b. Penyimpulan memiliki basis yang sangat kuat
c. Tersedianya sarana yang dapat digunakan untuk menilai teori
d. Waku yang tersedia dalam pengkajian sangat terbatas, sehingga sulit
untuk memperoleh keterangan yang mendalam dari responden
2. Tipologi desain pengkajian yang dikenal dalam metdologi pengkajian ilmu-
ilmu sosial terdiri dari tiga macam. Diantara berikut yang bukan
merupakan tipologi desain pengkajian ilmu-ilmu sosial, yaitu
a. Survey design
b. Eksploratoris design
c. Ekperimental design
d. Case study design
3. Dalam melakukan pengkajian, siakp kepribadian seorang pengkaji sangat
penting . Berikut adalah unsur-unsur kepribadian seseorang , kecuali:
a. Penguasaan lapangan yang cukup
b. Bersedia membaca karya pengkajian penelii lain
c. Bersedia mendengarkan komentar ataupun tanggapan dari rekan
sejawat,
d. Bersikap kritis terhadap masalah yang dihadapi
e.
4. Dalam merumuskan judul pengkajian, seorang pengkaji harus merumuskan
judul pengkajian dengan baik. Berikut adalah persyaratan judul pengkajian
yang baik, kecuali: ..
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 89
a. Judul pengkajian harus menunjukkan ojek pengkajian dengan jelas dan
kongkrit
b. Judul pengkajian bukan merupakan suatu kalimat, oleh karena itu
tidak perlu mempehatikan kadah struktur kalimat’
c. Judul penelitain mengacu pada referensi teoritical
d. Judul pengkajian harus menunjukkan permasalahan yang hendak
diteliti
5. Salah satu manfaat penting suatu usulan desain / proposal pengkajian
a. Sebagai dokumen otentik perjanjian kerja antara pemberi perintah
pengkajian dengan para pengkaji
b. Sebagai dokumen arsip pemilik proyek
c. Sebagai pedoman kerja antara pemilik proyek pengkajian dengan para
pengkaji.
d. Sebagai dokumen lelang tender pengkajian
6. Susunan proposal / desain peneliian dibagi dalam beberapa bagian. Salah
satu bagian dari proposal/desain pengkajian memuat uraian argumentatif
kenapa suatu rancangan pengkajian perlu dilakukan serta arah yang akan
dicapai oleh pengkajian tersebut dimuat dalam :
a. Latar Belakang masalah
b. Perumusan masalah
c. Pembatasan masalah
d. Tujuan pengkajian
7. Instrumen pengkajian adalah
a. Segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengolah dan
menginterpretasikan informasi dari responden dengan pola
pengukuran yang sama
b. Peralatann pendukung yang digunakan dari suatu proses pengkajian
c. Semua bentuk peralatan pengukuran responden
d. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
8. Alasan pengguna design survey dalam suatu pengkajian sosial antara lain
sebagai berikut, kecuali:
a. Informasi yang diteliti dapat diperoleh dengan wawancara
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 90
b. Pengkajian dilakukan meliputi daerah yang amat luas dengan struktur
populasi yang sangat bervariasi
c. Populasi sangat besar sehingga sulit mengumpulkan responden yang
demikian banyak serta membutuhkan biaya yang sangat besar pula
d. Staff pengkaji sangat terbatas sehingga sulit mengumpulkan fakta yang
ditemukan
9. Dalam suatu wawancara keberhasilannya sangat tergantung oleh
beberapa persyaratan dibawah ini, kecuali:
a. Ketersediaan informasi dari diri responden
b. Pemahaman responden terhadap peran dirinya
c. Motivasi para responden untuk menerima perannya tersebut.
d. Interrelasi responden satu dengan yang lainnya
10. Langkah terahir dalam penyusunan daftar pertanyaan adalah:
a. Penyusunan instrumen pengkajian
b. Evaluasi komponen pertanyaan
c. Identifikasi informasi yang belum ditanyakan
d. Instrumen testing
11. Pertanyaan dengan jawaban berganda mempunyai banyak kelemahan,
sehingga pengkaji sering mengalami banyak kesulitan. Kelemahan ini
adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Beberapa jawaban yang telah direncanakan ternyata tidak dapat
memenuhi persepsi responden
b. Alternatif jawaban yang tersedia dalam bentuk angka-angka ternyata
sulit diukur kepastiannya
c. Responden cenderung ingin menjawab dengan alternatif jawab lain
yang tidak tersedia
d. Struktur pertanyaan yang direncanakan memudahkan pengukuran
variabel yang diukur
12. Dalam suatu pengkajian banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merancang suatu sample, salah satu diantaranya adalah apakah sampel
relevan dengan populasinya? Pertanyaan ini mengandung maksud:
a. Bahwa suatu sampel harus dapat diperkirakan sebelumnya
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 91
b. Bahwa setiap sampel harus dapat mewakili populasi
c. Kualitas dan kuantiatas suatu sample harus dapat mewakil pupulasi
d. Tidak adanya perbedaan mengambil sample dengan pendekatan
apapun
13. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
puposive sampling , maksudnya
a. Dalam satu strata populasi akan diambil satu sample
b. Dalam satu strata populasi akan diberi jatah sampe yang sama
c. Dalam satu strata populasi akan memperoleh jatah sample sesuai
dengan proporsi populasi
d. Dalam satu strata populasi diberikan jatah sample yang berbeda
tergantung kepaada rata-rata populasi
14. Nonprobability sampling adalah :
a. Metode pengambilan sample yang didasarkan pada kebijakan pengkaji
b. Metode pengambilan sample yang dilakukan secara bebas
c. Metode pengambilan sample yang tidak diberikan kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi sample
d. Metode pengambilan sample yang tidak bebas
15. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mengambil sample
secara sistematik yang tidak termasuk dalam langkah-langkah tersebut
adalah:
a. Buatlah kartu berurut pada semua anggota populasi
b. Tentukan standar deviasi pada keseluruhan populasi
c. Tentukan ratio sample yang akan digunakan
d. Tentukan secara random nomor sample pertama yang akan dipilih
16. Hipotesa adalah:
a. Pernyataan sementara dalil merupakan bersifat tentatif
b. Dalil merupakan repoisisi
c. Suatu statemen yang bersifat tentatif dan berbentuk conjectural
d. Dalil yang belum dianggap menjadi dalil karena msih perlu dibuktikan
kebenarannya
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 92
17. Perumusan hipotesa dalam suatu pengkajian mempunyai menfaat yang
bermacam-macam, kecuali:
a. Menjadi pedoman (arah) dalam suatu pengkajian dan sekaligus
pemecahan suatu masalah
b. Membantu penentuan anggaran suatu pengkajian
c. Menguangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengumpulan
informasi
d. Sebagai pedoman dalam menggali informasi sehingga dapat menyusun
instrumen pengkajian yang memadai
18. Tujuan pengkajian perlu dirumuskan oleh pengkajian, alasannya:
a. Tujuan pengkajian mencerminkan arah yang dapat dicapai dalam suatu
pengkajian
b. Membantu dalam merumuskan judul pengkajian
c. Sebagai alat review instrumen pengkajian
d. Sebagai alat bantu untuk menyusun latar belakang pengkajian
19. Metode pengambilan sample yang dilakukan dengan tidak memperhatikan
kesempatan pada masing-masing anggota populasi untuk menjadi sample,
disebut :
a. Sistematic random sampling
b. Stratifikasi random sampling
c. Cluster random samplin
d. Convinience random sampling
20. Pengkajian kepustakaan adalah :
a. Pengkajian yang menggunakan bahan kajian buku sebagai referensi
utama serta memperhatikan bacaan referensi lainnya
b. Penelitan dengan ruang lingkup buku, terutama buku teks
c. Pengkajian yang dilakukan dengan mempelajari gagasan para pakar
terdahulu yang dikemukan secara tertulis
d. Kajian yang tidak menggunakan yang pendekatan ilmiah
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 93
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF (QUIZ)
“MARI MENGKAJI PROGRAM PAUD DAN DIKMAS” MODEL KURSUS PAMONG BELAJAR KOMPETEN (KU PB PATEN) MELALUI
MODA DARING PP-PAUD DAN DIKMAS JAWA BARAT 2017
NO JAWABAN NO JAWABAN
1 D 11 D
2 B 12 D
3 B 13 D
4 B 14 C
5 C 15 D
6 D 16 D
7 A 17 B
8 B 18 A
9 C 19 D
10 B 20 C
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 94
PENUTUP
Modul tentang pengkajian ini bertujuan untuk
mengembangkan sikap dan tindakan ilmiah pamong belajar yang
mampu yaitu berpikir kritis, teliti, tekun, dan kreatif mencari
alternatif atau solusi terhadap permasalahan program pendidikan
nonformal dan informal termasuk dampaknya terhadap peningkatan
kualitas program, khususnya peserta didik.
Selain itu juga bahan ajar ini diharapkan dapat melatih
kemampuan Pamong Belajar mengimplementasikan fungsi-fungsi
kelimuan yaitu: pertama, menggambarkan (describe) terhadap
pengelolaan sebuah program atau KBM PAUD DAN DIKMAS secara
menyeluruh. Kedua, menjelaskan (explain) terhadap pelaksanaan
program secara sistemik dan sistematis. Ketiga, menanyakan
(question) terhadap keberhasilan/kekuatan dan kelemahan
program yang terjadi sehingga mampu menganalisisnya. Keempat,
menghubungkan (corelation) antara komponen-komponen sistem
pengelolaan program atau KBM yakni antar raw input dengan
instrumental input serta proses dengan hasil yang diperoleh bahkan
dengan dampak atau benefitnya. Kelima, meramalkan (predict)
terhadap keberhasilan atau kelemahan sebuah program yang dapat
direkomendasikan untuk mengembangkan kualitas program yang
diharapkan atau memberi masukan pada penegmbangan kebijakan.
Keenam, mengevaluasi (evaluation) program yang dapat dijadikan
sebagai masukan untuk pengembangan atau pertimbangan
kebijakan selanjutnya. Ketujuh, mengembangkan (develop) program
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 95
atau KBM yang lebh inovatif untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada saat ini dan ke depan.
Harapannya melalui kegiatan pengkajian ini pamong belajar
sebagai pendidik dapat memberikan dan membuka kesempatan
pamong belajar untuk menambah ilmu pengetahuan dan mencoba
melakukan kajian/pengkajian secara reflektif dengan melakukan
analisis kritis terhadap kekuatan dan kelemahan program PAUD DAN
DIKMAS dalam upaya perbaikan program pendidikan.
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 96
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pengkajian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta
Moleong, Lexy. J. 2000. Metode Pengkajian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2001. Metodologi Pengkajian. Jakarta:
Sinar Grafika Arief Furchan, Pengantar Pengkajian Dalam Pendidikan (terjema-han dari
buku: Introduction to Research in Education oleh Donald Ary, dkk.),
Usaha Nasional Surabaya Indonesia.
Arjatmo Tjokronegoro (Editor). 1979, Metodologi Pengkajian Bidang
Kedokteran. Komisi Pengembangan Riset dan Perpustakaan, FKUI,
Jakarta.
Sanapiah Faisal, 1982, Metodologi Pengkajian Pendidikan (terjemahan dari
buku: Research in Education, Third Edition oleh John W. Best), Usaha
Nasional, Surabaya.
Suharsimi Arikunto, 1987, Prosedcar Pengkajian Suatu Pendekatan
Praktik, Bina Aksara, Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 1989, Managemen Pengkajian, Depdikbud Dirjen Dikti
P2LPTK, Jakarta.
Sumadi Suryabrata, 1981, Metodologi Pengkajian Jakarta, Rajawaii.
Yatim Riyanto,2001, Metodologi Pengkajian Pendidikan, Penerbit SIC,
Surabaya
Modul Seri – 3 Mari Mengkaji Program PAUD dan DIKMAS
Kursus Pamong Belajar kompeten Melalui Moda Daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017
Page 97
Yin, R.K. 1987. Case Study Research: Design and Methods. Beverly Hills, CA:
Sage Publications.
Lilik Aslichati, Bambang Prasetyo, Prasetya Irawan, 2011, metode
Pengkajian Sosial, Jakarta, Universitas Terbuka
http://www.papanputih.com/2012/02/judul-tulisan-ilmiah.html
http://indonesiadalamtulisan.blogspot.com/2012/06/pengertian-
video.html
http://diyarblablablap.blogspot.com/2012/06/pengertian-video.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_game_info2144.html
http://bagasranggas.blogspot.com/2012/07/10-manfaat-positif-bermain-
game.html
http://dupenet.blogspot.com/2012/03/contoh-laporan-pengkajian.html