manzil (tanda yg terlupakan

8
Manzil (Tanda yang Tuesday, 27 July 2010 16:18 Penulis : Gus AA Pembagian dalam Al-Qur’an yan berarti bangunan/rumah. Tentu sa rumah mewah atau bangunan lain memiliki sebuah pondasi dan kon ataupun roboh. Dalam Al-Qur’an literatur, pembagian manzil ini b jadi manzil tidak membahas poko pembagian manzil dibagi tujuh? Mazil terdiri dari tujuh. Bisa dibi tujuh lapis, tujuh hari dalam satu adalah mengkorelasikan angka te surah, maka surah ke-7 adalah A Tak diragukan lagi bahwa Al-Qu yang pernah ada. Al-‘Araaf adala dijumlahkan dengan total ayat, m Sebelum menjawab pertanyaan in yang memiliki nilai tujuh. Setelah variabel surah, ada variab adalah surah Al-Fatihah dan Al-M Surah Al Fatihah memiliki banya diterangkan tentang keistimewaa Diriwayatkan oleh Imam Muslim Fatihah Fii Kulli Rak’atin”, juz oleh Ishaq bin Ibrahim Al Hanzh dari ayahnya, dari Abu Hurairah “Barang siapa mengerjakan s shalatnya kurang, tidak semp kali. Lalu Abu Hurairah ditan dibelakang imam.” Abu Hurai sendiri! Karena sesungguhnya Jalla berfirman ; ”Aku telah Terlupakan) ng paling besar adalah Manzil. Menurut bahasa A aja bangunan atau rumah ini berbeda gedung be nnya. Sebagaimana layaknya sebuah bangunan t nstruksi yang kuat, sehingga bangunan itu tidak n, manzil dibagi menjadi tujuh bagian. Menurut bertujuan agar pembacaan Al-Qur’an selesai dala ok permasalahan tertentu. Lantas, apa makna at ilang, angka tujuh memiliki keistimewaan. Mula u minggu, sampai thawaf tujuh putaran. Langkah ersebut kepada variabel Al-Qur’an. Jika dikorela Al-‘Araaf, artinya tempat tertinggi. ur’an merupakan kitab tertinggi dan penyempurn ah surah ke-7 dengan jumlah ayatnya 206. Apab maka hasilnya adalah 7 + 206 = 213. Apakah ma ni, akan kita kaji terlebih dahulu variabel lain da bel lain Al-Qur’an yaitu ayat. Surah yang memil Ma’uun. Kita akan membahas kedua surah terse ak keutamaan, terutama dalam shalat. Dalam had an Al-Fatihah. m dalam kitab shahihnya pada bab “Wjujubu Qir III hal 12 pada catatan pinggir kitab Al Qasthala hali, dari Sufyan bin Uyainah, dari Al Ala’ bin A ra, dari Nabi Saw., beliau bersabda ; shalat tanpa membaca Ummul Quran (Al-F purna.” (beliau mengucapkan kalimat ini) se nya,”Sesungguhnya kami (mengerjakan sha irah menjawab,” Bacalah Ummul Quran di a kami mendengar Nabi Saw. bersabda,”A membagi Al-Qur’an separuh-separuh anta Arab, Manzil ertingkat atau tentu saja mudah rusak berbagai am tujuh hari, tau filosofi ai dari langit h selanjutnya asikan dengan na kitab-kitab bila urutan surah akna angka 213? alam Al-Qur’an liki tujuh ayat ebut satu per satu. dits qudsi raa’ati Al ani. Dikabarkan Abdurrahman, Fatihah), maka ebanyak tiga alat) berada dalam hatimu Allah Azza wa ara Aku dan

Upload: muhammad-alif-hudanurrachman

Post on 01-Jul-2015

592 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manzil (Tanda Yg Terlupakan

Manzil (Tanda yang Terlupakan)

Tuesday, 27 July 2010 16:18

Penulis : Gus AA

Pembagian dalam Al-Qur’an yang paling besar adalah Manzil. Menurut bahasa Arab, Manzil

berarti bangunan/rumah. Tentu saja bangunan atau rumah ini berbeda gedung bertingkat atau

rumah mewah atau bangunan lainnya. Sebagaimana layaknya sebuah

memiliki sebuah pondasi dan konstruksi yang kuat, sehingga bangunan itu tidak mudah rusak

ataupun roboh. Dalam Al-Qur’an, manzil dibagi menjadi tujuh bagian. Menurut berbagai

literatur, pembagian manzil ini bertujuan agar pembacaan Al

jadi manzil tidak membahas pokok permasalahan tertentu.

pembagian manzil dibagi tujuh?

Mazil terdiri dari tujuh. Bisa dibilang, angka tujuh memiliki keistimewaan. Mulai dari langit

tujuh lapis, tujuh hari dalam satu minggu, sampai thawaf tujuh putaran.

adalah mengkorelasikan angka tersebut kepada variabel Al

surah, maka surah ke-7 adalah Al

Tak diragukan lagi bahwa Al-Qur’an merupakan kitab tertinggi dan penyempurna kitab

yang pernah ada. Al-‘Araaf adalah surah ke

dijumlahkan dengan total ayat, maka hasilnya adalah 7 + 206 = 213. Apakah makna angka 21

Sebelum menjawab pertanyaan ini, akan kita kaji terlebih dahulu variabel lain dalam Al

yang memiliki nilai tujuh.

Setelah variabel surah, ada variabel lain Al

adalah surah Al-Fatihah dan Al-Ma’uun

Surah Al Fatihah memiliki banyak keutamaan, terutama dalam shalat. Dalam hadits qudsi

diterangkan tentang keistimewaan Al

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya pada bab

Fatihah Fii Kulli Rak’atin”, juz III hal 12 pada catatan pinggir kitab Al Qasthalani. Dikabarkan

oleh Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali, dari Sufyan bin Uyainah, dari Al Ala’ bin Abdurrahman,

dari ayahnya, dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Saw., b

“Barang siapa mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Quran (Al

shalatnya kurang, tidak sempurna.” (beliau mengucapkan kalimat ini) sebanyak tiga

kali. Lalu Abu Hurairah ditanya,”Sesungguhnya kami (mengerjakan shalat) berada

dibelakang imam.” Abu Hurairah menjawab,” Bacalah Ummul Quran di dalam hatimu

sendiri! Karena sesungguhnya kami mendengar Nabi Saw. bersabda,”Allah Azza wa

Jalla berfirman ; ”Aku telah membagi Al

Manzil (Tanda yang Terlupakan)

Qur’an yang paling besar adalah Manzil. Menurut bahasa Arab, Manzil

berarti bangunan/rumah. Tentu saja bangunan atau rumah ini berbeda gedung bertingkat atau

rumah mewah atau bangunan lainnya. Sebagaimana layaknya sebuah bangunan tentu saja

memiliki sebuah pondasi dan konstruksi yang kuat, sehingga bangunan itu tidak mudah rusak

Qur’an, manzil dibagi menjadi tujuh bagian. Menurut berbagai

literatur, pembagian manzil ini bertujuan agar pembacaan Al-Qur’an selesai dalam tujuh hari,

jadi manzil tidak membahas pokok permasalahan tertentu. Lantas, apa makna atau filosofi

Mazil terdiri dari tujuh. Bisa dibilang, angka tujuh memiliki keistimewaan. Mulai dari langit

is, tujuh hari dalam satu minggu, sampai thawaf tujuh putaran. Langkah selanjutnya

adalah mengkorelasikan angka tersebut kepada variabel Al-Qur’an. Jika dikorelasikan dengan

7 adalah Al-‘Araaf, artinya tempat tertinggi.

Qur’an merupakan kitab tertinggi dan penyempurna kitab

‘Araaf adalah surah ke-7 dengan jumlah ayatnya 206. Apabila urutan surah

dijumlahkan dengan total ayat, maka hasilnya adalah 7 + 206 = 213. Apakah makna angka 21

Sebelum menjawab pertanyaan ini, akan kita kaji terlebih dahulu variabel lain dalam Al

Setelah variabel surah, ada variabel lain Al-Qur’an yaitu ayat. Surah yang memiliki tujuh ayat

Ma’uun. Kita akan membahas kedua surah tersebut satu per satu.

Surah Al Fatihah memiliki banyak keutamaan, terutama dalam shalat. Dalam hadits qudsi

diterangkan tentang keistimewaan Al-Fatihah.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya pada bab “Wjujubu Qiraa’ati Al

, juz III hal 12 pada catatan pinggir kitab Al Qasthalani. Dikabarkan

oleh Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali, dari Sufyan bin Uyainah, dari Al Ala’ bin Abdurrahman,

dari ayahnya, dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Saw., beliau bersabda ;

“Barang siapa mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Quran (Al-Fatihah), maka

shalatnya kurang, tidak sempurna.” (beliau mengucapkan kalimat ini) sebanyak tiga

kali. Lalu Abu Hurairah ditanya,”Sesungguhnya kami (mengerjakan shalat) berada

dibelakang imam.” Abu Hurairah menjawab,” Bacalah Ummul Quran di dalam hatimu

sendiri! Karena sesungguhnya kami mendengar Nabi Saw. bersabda,”Allah Azza wa

Jalla berfirman ; ”Aku telah membagi Al-Qur’an separuh-separuh antara Aku dan

Qur’an yang paling besar adalah Manzil. Menurut bahasa Arab, Manzil

berarti bangunan/rumah. Tentu saja bangunan atau rumah ini berbeda gedung bertingkat atau

bangunan tentu saja

memiliki sebuah pondasi dan konstruksi yang kuat, sehingga bangunan itu tidak mudah rusak

Qur’an, manzil dibagi menjadi tujuh bagian. Menurut berbagai

Qur’an selesai dalam tujuh hari,

Lantas, apa makna atau filosofi

Mazil terdiri dari tujuh. Bisa dibilang, angka tujuh memiliki keistimewaan. Mulai dari langit

Langkah selanjutnya

Qur’an. Jika dikorelasikan dengan

Qur’an merupakan kitab tertinggi dan penyempurna kitab-kitab

7 dengan jumlah ayatnya 206. Apabila urutan surah

dijumlahkan dengan total ayat, maka hasilnya adalah 7 + 206 = 213. Apakah makna angka 213?

Sebelum menjawab pertanyaan ini, akan kita kaji terlebih dahulu variabel lain dalam Al-Qur’an

Qur’an yaitu ayat. Surah yang memiliki tujuh ayat

. Kita akan membahas kedua surah tersebut satu per satu.

Surah Al Fatihah memiliki banyak keutamaan, terutama dalam shalat. Dalam hadits qudsi

u Qiraa’ati Al

, juz III hal 12 pada catatan pinggir kitab Al Qasthalani. Dikabarkan

oleh Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali, dari Sufyan bin Uyainah, dari Al Ala’ bin Abdurrahman,

Fatihah), maka

shalatnya kurang, tidak sempurna.” (beliau mengucapkan kalimat ini) sebanyak tiga

kali. Lalu Abu Hurairah ditanya,”Sesungguhnya kami (mengerjakan shalat) berada

dibelakang imam.” Abu Hurairah menjawab,” Bacalah Ummul Quran di dalam hatimu

sendiri! Karena sesungguhnya kami mendengar Nabi Saw. bersabda,”Allah Azza wa

separuh antara Aku dan

Page 2: Manzil (Tanda Yg Terlupakan

hamba-Ku. Dan hamba-Ku berhak mendapatkan apa yang dia minta. Jika ada seorang

hamba berkata, Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin (artinya segala puji bagi Allah, semesta alam) , maka Allah Azza wa Jalla, berfirman, Hamba-Ku telah memuji-Ku,

jika dia berkata, Arrahmaanir rahiim (artinya : Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang), maka Allah Azza wa Jalla berfirman, Hamba-Ku telah menyanjung-Ku.

Jika dia berkata, Maliki yaumid-din‘Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin (artinya : hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami

memohon pertolongan). Maka Dia berfirman, (ayat) ini merupakan (bukti adanya

hubungan) antara Aku dan hamba-Ku. Dan hamba-Ku berhak mendapatkan apa yang

dia minta.Jika dia berkata, Ihdinash-shiraathal mustaqim,. Siraathal-ladzinaa an’amta ‘alaihim gahiril maghdhuubi ‘alaihimm waladh-dhaaliin (artinya : Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau

anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan

(pula jalan) mereka yang sesat), (artinya : mengusai hari pembalasan), maka Allah

berfirman, Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Allah kembali berfirman, Hamba-Ku

telah menggantungkan urusannya kepada-Ku. Jika seorang hamba berkata, maka

Allah berfirman, (apa yang telah disebutkan) ini semuanya untuk hamba-Ku berhak

mendapatkan apa yang dia minta.”

Dari hadits qudsi ini akan dikorasikan dengan makna dari angka 213 (hasil penjumlahan surah

ke-7 dengan jumlah ayatnya (7 + 206 = 213)), baris dan surah Al-Fatihah. Lihat Ilustrasi 1

Ilustrasi 1

Page 3: Manzil (Tanda Yg Terlupakan

Keterangan : Halaman 2 Al-Qur’an berisi surah Al-Fatihah dan menempati enam baris.

Pembagian 2, 1 dan 3 baris ini sesuai dengan hadits qudsi tentang pembagian Al-Fatihah. Dua

baris pertama berisi tiga ayat (ayat 1 sampai dengan 3). Tiga ayat inilah yang difirmankan dalam

hadits qudsi ayat untuk Allah. Baris ketiga berisi satu ayat (ayat ke-4). Ayat inilah yang

menyatakan adanya hubungan antara Allah dan manusia atau dengan kata lain ayat ini untuk

Allah dan manusia. Baris terakir berisi ayat 5 sampai dengan 7, difrimankan bahwa ayat ini

untuk manusia.

Bila kita mengkaji lebih jauh, betapa akuratnya Al-Qur’an dengan korelasi yang sangat

menakjubkan. Seandainya Al-‘Araaf tidak ditempatkan pada urutan surah ke-7, sangat mustahil

kita mendapatkan penjelasan ini. Begitu juga dengan jumlah ayatnya. Disisi lain, juga

menguatkan bukti bahwa format dalam Al-Qur’an tidak hanya sebagai pelengkap atau sebatas

memperindah tampilan Al-Qur’an.

Bagaimana tidak, bila ayat dan barisnya tidak ditempatkan sedemikian rupa, mustahil kita bisa

mendapatkan keakurasian tentang hubungan hadits qudsi dengan format halaman dan baris pada

surah Al-Fatihah. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, perhatikan ilustrasi halaman 2

Al-Qur’an dengan menggunakan format Al-Qur’an standar departemen agama.

Ilustrasi 2

Page 4: Manzil (Tanda Yg Terlupakan

Keterangan : Halaman 2 Al-Qur’an format standar Depag sangat berbeda dengan Al-Qur’an

format Taj Company. Pada halaman ini berisi tujuh ayat surah Al Fatihah yang menempati tujuh

baris. Sedangkan ayat satu adalah Basmalah dan menyatu dalam format barisnya (bandingkan

dengan ilustrasi 1). Dengan format seperti ini tentu kita akan kesulitan untuk menterjemahkan

hadits qudsi tentang pembagian Al-Fatihah dan kaitannya dengan format Al-Qur’an.

Dalam hal ini kita tidak mencari sebuah pembenaran atau menyalahkan format selain yang

dijadikan sebagai dasar kajian FSQ, namun hanya memberikan sebuah gambaran bahwa format

Al-Qur’an bisa memberikan pesan penting. Tidak menutup kemungkin dengan format yang lain

(selain Al-Qur’an format 18 baris terbitan Taj Company), bisa memberikan pesan yang tak kalah

pentingnya. Paling tidak, penjelasan ini bisa memberikan sumbangan pemikiran akan pentingnya

sebuah cetak format Al-Qur’an. Wallahu’alam bi shawwab

Selain Al-Fatihah, surah dalam Al-Qur’an yang meiliki tujuh ayat adalah Al-Ma’uun, artinya

barang-barang yang berguna. Pendefinisan tentang arti dari Al-Ma’uun sudah dimulai pada era

sahabat. Hal ini terbukti dari tafsir Ibnu Katsir, menerangkan bahwa Ali bin Abi Thalib,

sebagaimana yang diriwayatkan dari Mujahid dan Abu Shalih, berpendapat bahwa makna Al-

Ma’uun ialah Zakat.

Sedangkan Al-Ma’un menurut Abdullah bin Mas’ud ra. ialah harta benda yang sering diberikan

orang berupa kampak, ember, gayung dan lain sebagainya. Sedangkan Ibnu Abbas ra.

mengatakan arti Ma’uun ialah perhiasan rumah. Imam Ibrahim An Nakha’i, Said bin Jabir, Abu

Malik berpendapat, makna Ma’uun disini ialah perhiasan yang masih polos, belum ada yang

memilikinya.

Page 5: Manzil (Tanda Yg Terlupakan

Ikrimah mengatakan inti dari dari Ma’uun ialah zakat mal, kemudian yang batas tafsiran yang

paling rendah ialah sabit, ember, jarum. Kemudian beliau mengambil jalan tengah, bahwasanya

sejumlah tafsiran yang ada kembali ke satu kesimpulan yaitu, makna Ma’un tak lain ialah

mengekang bantuan harta atau suata jasa.

Menarik untuk disimak adalah pendefinisian Ma’uun menurut Ibnu Abbas. Ma’uun didefinisan

sebagai perhiasan rumah. Menilik arti manzil, definisi ini dirasa tepat, sebab manzil memiliki arti

rumah. Secara tidak langsung, manzil juga turut “menghiasi” Al-Qur’an. Lantas dengan apakah

kita “menghiasi” rumah (manzil)?.

Ada sebuah hadits yang berkaitan dengan rumah dan bagaimana menghiasinya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata : " Rasulullah SAW bersabda : " janganlah kamu

menjadikan rumahmu layaknya kuburan" (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra berkata : " Rasulullah Saw. bersabda : " hendaknya

kalian melaksanakan shalat sunah di rumah kalian dan jangan kamu jadikan rumah kalian

layaknya kuburan".

Dari hadits ini dapat dipahami bahwa menghiasi rumah kita dalam arti sesungguhnya bukan

berarti menempelkan lukisan atau kaligrafi ayat-ayat suci Al-Qur’an, melainkan membaca Al-

Qur’an. Entah itu tadarus, membaca juz atau membaca surah-surah dalam Al-Qur’an bahkan

dengan shalat, baik fardlu maupun yang sunah.

Pencantuman atau pembagian manzil juga memberikan pengertian bahwa kita juga dituntut

untuk mengiasi rumah (manzil) dengan jalan membaca dan mempelajarinya. Inilah salah satu

pentingnya sebuah variabel Al-Qur’an. Sayangnya, variabel ini sering kali dihilangkan (lihat

ilustrasi 3).

Ilustrasi 3

Page 6: Manzil (Tanda Yg Terlupakan

Keterangan : Halaman 2 Al-Qur’an format standar Depag (kiri) berbeda dengan Al-Qur’an

format Taj Company (kanan). Al-Qur’an standar Depag menghilangkan tata Al Manzil dan

penulisan manzil 1. Al-Qur’an yang menjadi dasar kajian masih mencantumkan kata (lingkaran

1) dan memberikan keterangan bahwa Al Fatihah merupakan surah yang menandakan

dimulainya manzil 1 (lingkaran 2).

Berdasarkan Al-Qur’an terbitan Taj Company, Pakistan, Al-Qur’an dibagi atas tujuh Manzil,

dengan pembagian sebagai berikut ;

1. Manzil I : QS Al-Fatihah (1) s/d QS An-Nisaa (4)

2. Manzil II : QS Al-Maidah (5) s/d QS At-Taubah (9)

3. Manzil III : QS Yuunus (10) s/d QS An-Nahl (16)

4. Manzil IV : QS Al-Isra’ (17) s/d QS Al-Furqan (25)

5. Manzil V : QS Asy-Syu’araa (26) s/d QS Yasin (36)

6. Manzil VI : QS Ash-Shaffat (37) s/d QS Al-Hujurat (49)

7. Manzil VII : QS Qaaf (50) s/d An-Naas (114)

Menurut data surah-surah di atas, jelaslah bahwa pembagian atau perpindahan manzil ini bukan

berdasarkan surah ataupun juz. Sunguh disayangkan, sejarah tentang pembagian Al-Qur’an

dibagi kedalam tujuh Manzil ini belum jelas, siapa dan apa yang menjadi alasan pembagian

tersebut. Tentulah seseorang yang membagi menjadi tujuh manzil ini mempunyai alasan

tersendiri.

Bila dikaitkan bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam “tujuh huruf”, sepertinya manzil ini juga

memiliki relevansi karena membagi Al-Qur’an menjadi tujuh manzil (banyak sekali penafsiran

Page 7: Manzil (Tanda Yg Terlupakan

tentang tujuh huruf). Menarik untuk diamati adalah manzil ke-7 (lihat di atas), manzil ketujuh

dimulai dari surah Qaaf sampai dengan An-Naas.

Sekarang lihat kembali jawaban para sahabat ketika ditanya oleh Rasul Saw, ketika ditanya

bagaimana mereka membagi Al-Qur’an, yaitu ” Tiga, lima, tujuh, sembilan, sebelas, tiga belas

dan kelompok mufashal dari Qaaf hingga tamat. Pada manzil terakhir (manzi ke-7)

pembagiannya sama, yaitu dari Qaaf sampai dengan An-Naas. Ini juga merupakan bukti bahwa

pembagian manzil memiliki alasan bukan secara sembarangan.

Ilustrasi 4

Mengacu pada ilustrasi 3.12, manzil terbagi menjadi dua bagian (bagian I dan II). Pembagian ini

didasari atas pertalian antar juz, dimana juz sebelumnya bertalian dengan juz setelahnya.

Artinya, satu juz tidak terbagi dalam dua manzil. Misalnya, juz enam terbagi menjadi dua manzil

(manzil satu dan dua), juz 11 terbagi oleh manzil 2 dan 3 dan seterusnya, dan berhenti pada juz

14 , karena juz 14 tidak terbagi atas dua manzil (juz 14 sepenuhnya berada pada manzil 3). Inilah

yang disebut Manzil bagian pertama.

Bagian pertama terdiri dari 3 manzil yang berisi 16 surah, yaitu dari surah Al-Fatihah sampai

dengan An-Nahl. Pada manzil bagian I (manzil 1, manzil 2 dan manzil 3) terdapat 16 surah. Pada

manzil Bagian Dua, dimulai dari surah Al-Isra’ sampai dengan An-Naas. Manzil bagian dua ini

terdiri dari manzil 4, manzil 5, manzil 6 dan manzil 7, keseluruhannya terdiri dari 98 surah.

Seperti diketahui bahwa manzil bagian pertama terdiri dari 16 surah dan bagian dua 98 surah.

Untuk selanjutnya, subsitusikan 16 surah tersebut menjadi surah ke-16. Surah ke-16 adalah An-

Nahl. Sedangkan angka ke-98 (jumlah surah pada manzil bagian dua) dikonversi menjadi ayat

Page 8: Manzil (Tanda Yg Terlupakan

ke-98 dari surah ke-16 (An-Nahl). Maka hasilnya adalah QS. An-Nahl (surah ke-16) ayat 98.

Simak Qs. An-Nahl (16) : 98

“Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari

setan yang terkutuk”

Ayat 98 pada surah An-Nahl sudah tidak asing bagi umat islam yang sering membaca Al-Qur’an.

Pada ayat itu terdapat kata “ista’idz” yang berarti perintah untuk berlindung kepada Allah Swt.

dari godaan setan yang terkutuk. Sehingga jika perintah berlindung tersebut diwujudkankan

dalam kalimat bahasa arab menjadi “A’uudzu billaahi minas syaitaanir rajiimi” yang artinya:

“aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk”. Selanjutnya, ungkapan itu

dikenal dengan istilah ta’awwudz atau isti’adzah.

Kata ‘Audzu pada kalimat tersebut bisa berubah sesuai dengan subjek yang melafalkannya,

misalnya Na’uudzu, bila subjek atau orang yang berlindung banyak (lebih dari tiga orang).

Berbicara hukum, para ulama berbeda pendapat dalam memahami perintah berlindung pada ayat

di atas. Jumhur (mayoritas) ulama mengatakan bahwa perintah berlindung tersebut tidak wajib.

Artinya seseorang tidak harus mengucapkan ta’awwudz ketika hendak membaca Al-Qur’an.

Sebagian kecil menyatakan wajib. Bahkan sebagian yang lain cukup membaca ta’awwudz sekali

seumur hidup (untuk lengkapnya baca ta’awudz dan basmalah).

Dari uraian di atas sangat jelas sekali bahwa penentuan manzil memiliki perhitungan tersendiri.

Andai saja jumlah surah dalam satu manzil tidak dibagi sedemikian rupa, mustahil kita akan

mendapatkan nilai di atas. Selain itu, penjabaran tentang manzil ini juga mengingatkan kita

bahwa ucapan “berlindung dari godaan setan yang terkutuk” ketika memulai membaca Al-

Qur’an tidak sekedar melafadzkan saja, melainkan upaya mengenal mengenal Al-Qur’an secara

keseluruhan.

Selain itu, dengan Al-Qur’an lah kita berlindung dari “godaan setan”. Secara otamatis pula,

ketika kita membaca Al-Qur’an kita sudah mendapatkan perlindungan dari Allah Swt. Sekarang

ini terpulang kepada pribadi kita masing-masing bagaimana mensikapi perintah Allah pada surah

An-Nahl ayat 98, apakah meminta perlindungan Allah Swt. dari godaan setan ketika membaca

Al-Qur’an saja?. Sementara itu, justru di saat kita tidak membaca Al-Qur’an, godaan setan

sangat kuat merasuk dalam pikiran dan tindakan kita.