makna deklarasi yesus di dalam lukas 4:18-19 (studi...

43
i MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi Hermeneutik Sosio-politik Terhadap Lukas 4:18-19 Dan Relevansinya Bagi Transformasi Masyarakat Indonesia) Oleh, JOZEPH KRISTIANY PETRA MANUHUTU 712013702 TUGAS AKHIR Diajuhkan kepada Program Studi: Ilmu Teologi, Fakultas: Teologi guna memenuhui sebagian dari prasyarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.S-Teol) Program Studi Ilmu Teologi Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2017

Upload: duongtuong

Post on 02-Mar-2019

406 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

i

MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19

(Studi Hermeneutik Sosio-politik Terhadap Lukas 4:18-19 Dan Relevansinya

Bagi Transformasi Masyarakat Indonesia)

Oleh,

JOZEPH KRISTIANY PETRA MANUHUTU

712013702

TUGAS AKHIR

Diajuhkan kepada Program Studi: Ilmu Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhui sebagian dari prasyarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Teologi (S.S-Teol)

Program Studi Ilmu Teologi

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 2: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

ii

LEMBARAN PENGESAHAN

MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19

(Studi Hermeneutik Sosio-politik Terhadap Lukas 4:18-19 Dan Relevansinya

Bagi Transformasi Masyarakat Indonesia)

Oleh,

Jozeph Kristiany Petra Manuhutu

712013702

Diajukan kepada Program Studi: Ilmu Teologi, Fakultas: Teologi

guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Teologi (S.S-Teol)

Disetujui oleh,

Pembimbing Utama,

Pdt. Yusak B. Setyawan, S.Si, MATS, Ph.D

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Pdt. Izak Yohan Matriks Lattu, Ph.D Pdt. Dr. Retnowati, M.Si

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2017

Page 3: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai
Page 4: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai
Page 5: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

iii

LAMPIRAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Jozeph Kristiany Petra Manuhutu

Nim : 712013702

Program Studi : Ilmu Teologi

Fakultas : Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:

MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19

(Studi Hermeneutik Sosio-politik Terhadap Lukas 4:18-19 Dan Relevansinya

Bagi Trasformasi Masyarakat Indonesia)

Yang dibimbing oleh:

1. Pdt. Yusak B. Setyawan, S.Si, MATS, Ph.D

adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan

atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam

bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya aku seolah-olah

sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada tulisan atau sumber

aslinya.

Salatiga, 09 Februari 2017

Jozeph Kristiany Petra Manuhutu

Page 6: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jozeph Kristiany Petra Manuhutu

Nim : 712013702

Program Studi : Ilmu Teologi

Fakultas : Teologi

Jenis Karya : Tugas Akhir

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetuji memberikan kepada UKSW

Hak bebas royalty non-uksklusif (non-exclusive royalty free right) atas karya

ilmiah saya berjudul:

MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19

(Studi Hermeneutik Sosio-politik Terhadap Lukas 4:18-19 Dan Relevansinya

Bagi Transformasi Masyarakat Indonesia)

beserta perangkat yang ada (jika perlu).

Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan,

mangalihmedia/mengalihformatkan, mengelolah dalam bentuk pangkalan data,

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 09 Februari 2017

Yang menyatakan,

Jozeph Kristiany Petra Manuhutu

Mengetahui,

Pembimbing Utama

Pdt. Yusak B. Setyawan, S.Si, MATS, Ph.D

Page 7: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

v

MOTTO

“KERAMAHTAMAHAN DALAM PERKATAAN MENCIPTAKAN

KEYAKINAN, KERAMAHTAMAHAN DALAM PEMIKIRAN

MENCIPTAKAN KEDAMAIAN, KERAMAHTAMAHAN DALAM

MEMBERI MENCIPTAKAN KASIH”

(Lao Tse)

Page 8: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini adalah respon dan minat saya terhadap Studi Hermeneutik

Perjanjian Baru.

Ucapan ini saya tujukan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih, Kuasa,dan Berkat-Nya, sehingga saya

dapat menyelesaikan studi di Fakultas Teologi UKSW dan mendapat gelar

Sarjana Sains Teologi. Segala Pujian, Hormat, dan Kemulian saya

kembalikan kepada-Mu.

2. Fakultas Teologi UKSW, yang telah memberikan kesempatan dan

pengalaman kepada saya selama berstudi.

3. Pdt. Yusak Budi Setyawan, S.Si, MATS, Ph.D, yang telah

memperkenalkan saya dengan Studi Hermeneutik Perjanjian Baru serta

membimbing saya untuk menyelesaikan pekerjaan ini, Yesus yang adalah

Tuhan dan Kristus selalu memberkati Pdt. Yusak Budi Setyawan beserta

keluarga.

4. Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo dan Pdt. Agus Supratiko, M.Th, terima

kasih untuk mereview tulisan saya. Kiranya Yesus yang adalah Tuhan dan

Kristus selalu memberkati.

5. Mama tercinta Ibu Johana Kainama, yang selalu ada buat saya dalam suka

maupun duka selama saya berkuliah di Salatiga. “Mother is a neverending

song in my heart of comfort, happines, and being. I may sometime forget

the word but I always remember the tunes.” (Graycie Harmon). Tak lupa

juga Bapak Abner Manuhutu, yang memberi nasehat-nasehat untuk

menjadi anak yang berbakti bagi orang tuanya, Terima kasih.

6. Kedua adik saya. Nariay dan Rianty Manuhutu, yang selalu menopang

dalam doa dan materi yang diberikan. Saya banga memiliki adik-adik

seperti kalian, yang sangat pengertian kepada kakaknya serta keluarga dan

orang-orang, yang selalu memberkati saya dalam menempuh masa

perkuliahaan di Salatiga, terima kasih.

7. Para pegawai TU Teologi. Terima kasih buat bantua-bantuannya selama

ini. Khususnya buat Ibu Budi, terima kasih telah membantu saya selama

berada di Fakultas Teologi.

8. Teman-teman terbaik yang pernah TUHAN hadirkan dalam kehidupanku.

Kalian adalah sahabat bahkan sebagai saudara sendiri. Buat Dhavid Dira

Tome dan teman-teman...Semangat!!! Untuk segera menyusul.

Salatiga, 09 Februari 2017

Jozeph Karistiany Petra Manuhutu

Page 9: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

vii

DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL i

LEMBARAN PENGESAHAN ii

LEMBARAN PERNYATAAN KEASILIAN iii

LEMBARAN PERNYATAAN BEBAS ROYAL DAN PUBLIKASI iv

MOTTO v

UCAPAN TERIMA KASIH vi

DAFTAR ISI vii

ABSTRAK viii

1. PENDAHULUAN 1

2. LATAR BELAKANG INJIL LUKAS DAN KONTEKS

SOSIO-POLITIK JEMAAT LUKAS

2.1.Latar Belakang Injil Lukas 5

2.2.Konteks Sosio-politik Jemaat Lukas 11

3. MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19

(STUDI HERMENEUTIK LUKAS 4:18-19)

3.1.Persoalan Teks 15

3.2.Makna Deklarasi Yesus Di Dalam Lukas 4:18-19 16

4. RELEVANSI BAGI TRANSFORMASI MASYARAKAT

INDONESIA

4.1.Konteks Sosio-politik Indonesia Saat Ini 24

4.2.Sumbangsi Tafsiran Lukas 4:18-19 Bagi Transformasi

Masyarakat Indonesia 26

5. PENUTUP

5.1.Kesimpulan 28

5.2.Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

Page 10: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

viii

ABSTRAK

Untuk mencapai tujuan pemabangunan masayarakat Indonesia adil dan

makmur baik material maupun spiritual berdasarkan Pancasila. Maka tujuan

pembangunan ditetapkan di dalam pembukaan UUD 1945, alinea ke-empat. Akan

tetapi, masyarakat Indonesia saat ini masih terjadi masalah-masalah sosial

sehingga masyarakat Indonesia dianggap belum mencapai tujuan pembangunan

yang berdasarkan pembukaan UUD 1945, alinea ke-empat tersebut. Penyebab itu

karena adanya diskriminiasi, penindasan, dan ketidakadilan. Oleh karena itu

masayarakat perlu transformasi. Makna pernyataan Yesus di dalam Lukas 4:18-19

memberikan gambaran terhadap transformasi masyarakat yang di dalamnya

memuat masyarakat etis, spiritual dan bermoral. Ini terjadi karena adanya relasi

Tuhan dengan ciptaan-Nya dan relasi sesama ciptaan. Makna deklarasi Yesus di

dalam Lukas 4:18-19 bagi transformasi masyarakat Indonesia adalah masyarakat

yang hidup berdasarkan nilai-nilai belas kasih, nilai-nilai mengampuni, mengasihi

dan kesetaraan bagi sesama ciptaan.

Kata kunci: Injil Lukas 4:18-19, deklarasi, sosi-politik, transformasi, masyarakat

Page 11: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

1

1. Pendahuluan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan masyarakat di Indonesia dapat terlihat setelah Indonesia

mendapat kemerdekaan dan lepas dari masa kolonial sehingga bangsa ini pun

dengan bebas mampu sedikit demi sedikit membangun bangsanya yang telah

berabad-abad ditindas. Untuk mencapai tujuan pemabangunan masayarakat

Indonesia adil dan makmur baik material maupun spiritual berdasarkan

Pancasila.1 Maka tujuan pembangunan ditetapkan di dalam pembukaan UUD

1945, alinea ke-empat yang berbunyi: melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mecerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melasanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Akan tetapi tujuan pembangunan di Indonesia yang ada di dalam

pembukaan UUD 1945, alinea ke-empat, tidak berbanding lurus dengan kenyataan

masyarakat Indonesia sampai saat ini karena masalah agama, ekonomi dan politik.

Konflik agama di Ambon, Poso dan di Kupang, tahun 1998; permasalahan GKI

Yasmin di Bogor, tahun 2012; pembakaran Mesjid di Tolikara, Papua, tahun

2015, merusak kerukunan antar umat beragama. Dalam bidang ekonomi,

kurangnya lahan pekerjaan menimbulkan pengangguran, kebutuhan sembako

semakin naik di pasaran mengakibatkan kemiskinan dimana-mana. Hal ini juga

berdampak pada masalah kesehatan dan pendidikan. Gizi buruk masih dialami

oleh masyarakat di Indonesia. Banyak anak-anak di Indonesia meninggal karena

gizi buruk. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jaya Rini Sekartini dan

Direktur Jenderal Kesehatan Masyaraka Kementrian kesehatan, Anung

Sugihantono mengatakan prevalenesi angka gizi buruk masih tinggi, yakni

mencapai 5,7% dan gizi kurang 13,9% di Indonesia.2 Sebalikan, pendidikan yang

kurang merata, mahalnya biaya pendidikan. Menyebabkan banyak fenomena

putus sekolah di kalangan anak-anak Indonesia. Sedangkan dalam bidang politik,

seperti yang dibritahukan media sosial maupun media cetak dan elektronik banyak

1 H. Sunoto, Filsafat Sosial dan Politik Indonesia (Yogyakarta: Penerbit Andi, 1989), 42.

2 “News Read,” Mediaindonesia Kasus gizi buruk anak Indonesia masih tinggi, diunduh

January 23, 2017, http://mediaindonesia.com/new/read/48684/kasus-gizi-buruk-anak-indonesia-

masih-tinggi/2016-06-03#

Page 12: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

2

terjadi korupsi ditingkat elit politik mengakibatkan rakyat kurang percaya kepada

pejabat-pejabat pemerintah. Menurut data LSI (Lembaga Survei Indonesia) dalam

temuannya menjelaskan, fungi partai sebagai saluran aspirasi rakyat dinilai

negatif. Sebagian besar publik menilai partai politik saat ini lebih banyak

memperjuangkan kepentingan sendiri untuk mendapatkan jabatan atau kekuasaan

ketimbang memperjuangkan kepentingan rakyat.3 Semuanya ini adalah sedikit

gambaran permasalahan dari sekian banyak permasalahan- permasalahan agama,

ekonomi dan politik yang terjadi di Indonesia menyebabkan ketidakadilan,

diskriminasi dan penindasan.

Jikalau persoalan diskriminasi, ketidakadilan, penindasan meliputi

agama, ekonomi dan politik tidak diperhatikan maka terjadi krisis kehidupan

dalam bermasyarakat di Indonesia semakin luas dan berkepanjangan. Persoalan

ini bukan persoalan individu, kelompok atau golongan tertentu. Tetapi persoalan

ini adalah persoalan kita bersama untuk mewujudkan masyarakat Indonesia damai

dan sejahtera. Eka Darmaputera mengatakan, bahwa yang sudah berlangsung

sampai sekarang ini bukannya pembangunan masyarakat bangsa melainkan

pembangunan masyarakat umat-umat. Bahkan Eka Darmaputera menyatakan,

bahawa sampai saat ini yang dinamakan masayarakat Indonesia berdasarkan

Pancasila itu belum terwujud.4 Oleh karena itu kita perlu peka dan mengambil

langkah yang lebih baik untuk transformasi masyarakat di Indonesia. Kita

hendaknya paham bahwa aspek agama, ekonomi dan politik merupakan bagian

tak terpisahkan.

Jika dilihat dari sudut pandang agama maka dapat dikatakan bahwa

agama banyak menyinggung ketidakadilan, diskriminasi, penindasan dalam aspek

ekonomi dan politik. Menurut Talcot Parsons yang menggunakan pendekatan

fungsional dalam melihat masyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan juga

prosesnya bahwa agama memiliki fungsi transformatif, agama dapat mengubah

3 Lembaga Survei Indonesia. “Paratai Politik di Mata Publik: Evaluasi atas kinerja partai

dan regenarasi politik”, (Rilis Surnas LSI : Temuan Survei 10-18 January 2015), 59. 4 Eka Darmaputera, “Agama dan Negara: Aspek Spiritual, Moral, dan Etika dalam GBHN

1993, Suatu Telaah Kritis Hubungan Agama-Negara dalam Prespektif Pancasila”, dalam Majalah

PENUNTUN, Vol. 3, no. 11 (April 1997): 327.

Page 13: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

3

hakikat sesuatu menjadi sesuatu yang baru.5 Fungsi transformatif disini diartikan

dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan

menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat. Dengan demikian masa

depan agama akan ditentukan sejauh mana ia bermanfaat bagi kehidupan manusia

di bumi.

Di dalam Lukas 4:18-19 merupakan suatu peristiwa pernyataan Tuhan

yang paling penting terjadi dalam Yesus. Maka dalam melihatnya hubungan

dengan seluruh Kitab Injil Lukas mengenai khotbah permulaan Yesus di Nazaret,

kita akan temukan bahwa bagian itu tidak disajikan hanya sebagai salah satu

peristiwa biasa saja dalam pelayanan Yesus. Di dalam perikop ini, injil Matius

dan Markus tidak banyak memberikan kesaksian tentang kepedulian Yesus

terhadap sesama manusia. Kepedulian terhadap sesama manusia di dalam Injil

Lukas melampawi apa yang dipikirkan orang-orang Yahudi dan para tokoh dalam

peristiwa ini. Oleh karena itu tidaklah mudah bagi para pembaca untuk memahami

dengan jelas dan benar ajaran Alkitab. Apa yang di lakukan Gereja yang adalah

institusi dari agama Kristen harus selalu selaras dengan ajaran Alkitab, kebutuhan

gereja maupun masyarakat, situasi dan perkembangan zaman. Memang konteks

penulis dan pengajaran Alkitab berbeda dengan konteks gerejanya. Apa yang

diajarkan dan tertulis di dalam Alkitab tidak selalu dapat memenuhi segala

kebutuhan gereja dalam menghadapi tantangan. Sehingga apa yang diajarkan dan

tertulis di dalam Alkitab tidak selalu dapat diterapkan secara langsung di dalam

kehidupan gereja. Namun apa yang diajarkan dan tertulis di dalam Alkitab selalu

ada dasarnya dan inti pengajarannya yang dapat dan harus diimplikasikan dan

direlevansikan dengan konteks gerejanya. Untuk itu pertama kali diperlukan

pemahaman yang benar tentang apa yang hendak diimplikasikan, yakni ajaran

Alkitab tersebut. Oleh karena itu, penafsiran akan makna deklarasi Yesus menjadi

dasar yang merubah paradigma Gereja terhadap transformasi masyarakat

Indonesia saat ini.

5 Safirda vivina, “Agama dan masalah makna Talcot Parsons,” blog.unnes.ac.id, November

28, 2015, diakses Oktober 10, 2016, http://blog.unnes.ac.id/vivinasafirda/2015/11/28/agama-dan-

masalah-makna-talcot-parsons/.

Page 14: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

4

Berdasarkan pemaparan di atas, teks Lukas 4:18-19 sangat pontensial

dalam memberikan pandangan tentang perubahan masyarakat etis, moral dan

berspiritual bagi perdamaian dan kesejahteraan masyarakat. Latar belakang inilah

yang mendorong penulis untuk meneliti dengan judul penelitian yang diusulkan

adalah Makna Deklarasi Yesus di dalam Lukas 4:18-19, Studi Hermeneutik

Sosio-politik Terhadap Lukas 4:18-19 Dan Relevansinya Bagi Transformasi

Masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah

yaitu, apa makna deklarasi Yesus di dalam Lukas 4:18-19 dilihat dari konteks

sosio-politik dan apa relevansi makna deklarasi Yesus bagi transformasi

masyarakat Indonesia saat ini?

Dari rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu,

untuk menyelidiki makna deklarasi Yesus di dalam Lukas 4:18-19 dilihat dari

konteks sosio-politik dan mendeskripsikan relevansinya dari makna tersebut di

atas (butir 1) bagi transformasi masyarakat Indonesia saat ini.

1.3 Metode dan Teknik Pengumpulan data

Untuk mencapai tujuan penulisan, maka metode yang digunakan adalah

metode hermeneutik dengan pendekatan sosio-politik terhadap Injil Lukas 4:18-

19. Oleh karena itu, soal pemahaman terhadap suatu teks bukan sekedar masalah

eksegese, yakni mengeluarkan makna dari teks, tetapi mempertemukan makna

teks pada konteks masa lalu dengan pemahaman akan teks sebagaimana yang kita

sekarang ini pahami.6 Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penilitian ini adalah studi pustaka, yaitu mengumpulkan informasi dengan

literatur-literatur berupa Alkitab bahasa Indonesia maupun Yunani, buku-buku,

dokumen, jurnal atau pun sumber bacaan lain yang dapat menjadi acuan

penulisan.

1.4 Signifikansi Penelitian

Tulisan ini tentunya bukan hanya sekedar menjadi “pemuasan”

keingintahuan dan kepentingan pribadi penulis. Tulisan ini harus mampu

6 Yusak B. Setyawan. Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan. (Salatiga: Fakultas

Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Press, 2015), 6-18

Page 15: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

5

memberikan signifikansinya (nilai guna) bagi sebanyak mungkin orang, di

sebanyak mugkin bidang pembahasan permasalahan. Bagi penulis, ada dua hal

besar dari kegunaan penelitian ini. Pertama, secara Teoritis, di bidang biblika

kontekstual. Tulisan ini di harapkan mampu memberikan pembahasan mengenai

bagaimana kita berteologi sesuai dengan keadaan konteks kita dimana kita

bertempat tinggal atau berada. Kedua, secara Praktis, manfaat penelitian penulis

memberikan masukan bagi Gereja-gereja di Indonesia dan bangsa kita akan

kesadaran terhadap situasi kehidupan masyarakat Indonesia yang belum merdeka

secara agama, ekonomi dan politik seperti halnya dalam Injil Lukas.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan penilitian ini dideskripsikan dalam lima bagian. Pada bagian

satu, penulis menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian, signifikansi penelitian dan sistematika penulisan

yang menjadi kerangka umum penulisan penilitian ini. Bagian dua, penulis

menjelaskan latar belakang Injil Lukas dan konteks sosial-politik jemaat Lukas.

Bagian tiga, penulis akan menganalisis secara kritis perikop Lukas 4: 18-19 untuk

memahami makna deklarasi Yesus dalam konteks sosio-politik. Bagian empat,

memuat relevansi bagi transformasi masyarakat di Indonesia dan bagian lima,

berisi kesimpulan serta saran-saran membangun yang dapat dipergunakan oleh

berbagai pihak berkaitan dengan penilitian ini.

2. Latar Belakang Injil Lukas dan Konteks Sosio-Politik Jemaat Lukas

Pada bagian ini penulis akan mendeskripsikan dua hal, yakni Pertama,

menjelaskan latar belakang Injil Lukas yang meliputi penulis, waktu penulisan,

tujuan penulisan dan tempat Injil Lukas di tulis. Kedua, menjelaskan konteks

sosio-politik jemaat Lukas agar dapat membantu penulis untuk menempatkan

situasi jemaat Lukas dalam konteksnya.

2.1 Latar Belakang Injil Lukas

Menurut pendapat para ahli Perjanjian Baru bahwa penulis Injil Lukas

tidak diketahui dengan pasti. Sebagian ahli mengklaim Injil Lukas bukan ditulis

oleh Lukas atau ditulis kemudian oleh seseorang yang merupakan murid Lukas

dan sebagian ahli lainnya berpendapat bahwa Injil Lukas ditulis oleh Lukas

sendiri. Meskipun demikian, penulis berpendapat bahwa Injil Lukas ditulis oleh

Page 16: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

6

Lukas sendiri dengan argumen sebagai berikut: Pertama, menurut C.Groenen,

sejak pertengahan abad kedua (Irenus) tradisi berkata bahwa penulis Injil Lukas

memang bernama Lukas.7 Nama “Lukas” (Latin: Lucius) atau “Loukaios (Latin:

Lucianus) cukup lazim di zaman itu. Nama itu tiga kali tampil dalam Perjanjian

Baru (Kol 4:14; Flm 24; 2Tim 4:11). Dalam Kol 4:14 ia disebut “tabib” dan

sahabat Paulus, sedangkan dalam Flm dikatakan “teman sekerja” Paulus. Dari Kol

4:10-14 jelas Lukas itu bukan seorang Yahudi.8 Lebih lanjut ia mengatakan, tetapi

apakah Lukas, teman Paulus, penulis Lukas (dan Kisah para Rasul)? Boleh jadi

penulis benar-benar bernama Lukas. sama seperti halnya dengan Markus,

demikian sehubungan dengan Lukas sukar dipikirkan mengapa tradisi memberi

nama itu, kalau tidak ada dasarnya. Tetapi ini belum berarti bahwa penulis itu

sama dengan Lukas, teman Paulus. Tradisi memang berkata demikian, tetapi

tradisi itu agaknya berdasarkan dugaan belaka.9 Dari penjelasan tersebut, ia

mengatakan, kita tidak tahu banyak tentang penulis Lukas (dan Kisah para

Rasul).10

Ia agaknya benar bernama Lukas, tidak berkebangsaan Yahudi dan

mendapatkan pendidikan Yahudi cukup tinggi. Ia seorang Kristen, generasi kedua,

yang mahir dalam Alkitab Perjanjian Lama dan mempunyai minat besar terhadap

tradisi Kristen dari masa yang lampau.11

Kedua, menurut Willi Marxsen, acuan

yang paling tua ditemukan dalam Irenaeus yang menyatakan bahwa Lukas,

pendamping Paulus, menulis Injil yang diberitakan Paulus itu dalam sebuah

buku.12

Pernyataan kanon Muratorion pun sama. Di sini Lukas disebut dengan

jelas sebagai seorang dokter (bnd. Flm 24; Kol 4:14; 2Tim 4:11). Bagi Willi

Marxsen, bahwa Paulus sama sekali tak dapat dianggap sebagai penjamin bagi

karya ini.13

Alasan penulis berpendapat demikian: Pertama, adanya kesaksian-

kesakisan dari tradisi gereja yang mendukung bahwa Injil Lukas di tulis oleh

7 C. Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius, 1984), 124.

8 Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru,124.

9 Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, 124.

10 Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, 125

11 Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, 125

12 Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kritis terhadap masalah-

masalahnya (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 194. 13

Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, 194.

Page 17: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

7

Lukas sendiri. Kedua, adanya tulisan-tulisan dalam kitab Perjanjian Baru yang

mendukung bahwa Injil Lukas di tulis oleh Lukas sendiri dan bukan Paulus.

2.1.1 Waktu Penulisan

Tidaklah mungkin memastikan waktu yang tepat kapan Lukas

menyelesaikan kitab Injilnya. Waktu penulisan Injil Lukas berkaitan erat dengan

penulisan Kisah Para Rasul, sebagai kitab kedua dari penulisan Injil Lukas, dan

Injil Markus, sebagai sumber penulisan dari Injil Lukas. Setidaknya ia harus

ditulis sebelum Kisah Para Rasul dan setelah Markus.

Ada dua pemikiran para ahli tentang waktu penulisan Injil Lukas, yaitu

sekitar tahun 60 ZB. Menurut Tenney, John Drane, Carroll Sthulmuelier, Louis

Berkhof, argumennya ialah: Pertama, Mengacu pada keruntuhan Yerusalem

sekitar tahun 70 ZB, Kisa Para Rasul tidak memuat peristiwa bersejarah tersebut.

Bahkan peristiwa kematian Paulus dan Petrus dalam rentang waktu sekitar 65-70

ZB tidak tercatat. Kedua, Penulisan Kisah Para Rasul berakhir pada penahanan

Paulus di Roma selama 2 tahun, sekitar tahun 61-70 ZB. Ketiga, Selama di dalam

penjara Roma, Paulus menulis beberapa suratnya, namun surat-surat yang

berharga ini tidak dicatat, atau setidaknya disebut, dalam Kisah Para Rasul.

Keempat, Kisah Para Rasul tidak menggambarkan suasana kota Roma setelah

penganiyaan Nero, sebelum tahun 68 ZB.14

Sedangkan argument di atas tahun 70

ZB. Menurut Boland, C. Groenen, Willi Marxsen, Bruce Chilton, Carson & Moo,

dengan argumennya ialah: Pertama, Lukas menetap di Roma bersama-sama

dengan Paulus dan di situlah ia menyelesaikan bukunya, tidak lama setelah

kematian Paulus sekitar tahun 70 ZB. Kedua, Apabila Lukas menggunakan

Markus sebagai refrensi Injilnya, maka Injil Lukas ditulis tidak kurang dari tahun

70 ZB. Bila Markus ditulis sekitar pertengahan tahun 60an maka diperlukan

waktu bagi Lukas untuk melakukan penyelidikan dan mengkobinasikannya

dengan Markus. Ketiga, Mengacu pada pernyataan Lukas (1:1), “banyak orang

telah menyusun…”. Kisah kehidupan Yesus berakhir sekitar tahun 30 ZB,

14

Untuk pendapat sekitar tahun 60 dapat melihat: Tenney, Survey Perjanjian Baru, 220-

221; Ensiklopedia Alkitab...Jilid 1, 651-652; John Drane, Memahami Perjanjian Baru:Pengantar

Historis – Teologis (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2009), 213; Carroll Sthulmuelier, New

Testament Reading Guide, The Gospel of st. Luke (Minnesota: The Liturgical Press) yang disadur

oleh Lembaga Biblika Indonesia, Tafsir Perjanjian Baru 3 Injil Lukas (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 1986), 11-12; Louis Berkhof, New Testament Introduction (Grand Rapids, Michigan,

1915), 51.

Page 18: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

8

sehingga diperlukan waktu yang cukup panjang bagi sejumlah tulisan tentang

Yesus dari „banyak orang‟. Keempat, Prediksi Yesus mengenai kejatuhan

Yerusalem dalam Injil Lukas merupakan peristiwa aktual. Dalam Markus (sebagai

sumber Lukas), perkataan Yesus masih sama-samar, “… melihat Pembinasaan

keji… ” (Mar 13:14); namun dalam Injil Lukas nampak sangat jelas, “ …

Yerusalem dikepung tentara-tentara… ” (Luk. 21:20). Kuat dugaan bahwa hal itu

ditulis bukan sebagai prediksi melainkan fakta.15

Dari asumsi-asumsi ini, penulis berpendapat bahwa Injil Lukas ditulis

pada tahun 70 ZB. Ada dua alasan penulis berpendapat demikian: Pertama,

dalam Injil Matius dan Markus tentang pemusnahan Yerusalem ialah kata-kata

yang diucapkan oleh Yesus tentang apa yang akan terjadi. Sebaliknya apa yang

dicatat oleh Lukas ialah bukan apa yang akan terjadi tetapi apa yang telah terjadi.

Maksud Lukas dengan kesaksian itu ialah hendak mengatakan bahwa apa yang

orang-orang alami waktu Yerusalem dimusnahkan pada tahun 70 ZB, itulah yang

dimaksudkan oleh Yesus dalam khotbah-Nya tentang apa yang akan terjadi

dengan Yerusalem. Kedua, waktu Injil ditulis ialah waktu dari generasi kedua atau

ketiga. Yaitu waktu dimana makin terasa perlunya cerita-cerita lisan (tradisi)

tentang hidup dan pekerjaan Yesus ditulis dan dibukukan sehingga berita Injil

dapat digunakan oleh Jemaat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi pekerjaan

missionernya. Apabila Lukas menulis Injilnya memakai Injil Markus sebagai

bahan reverensinnya maka waktu yang dibutuhkan Lukas cukup panjang dalam

menyelesaikan penulisan Injilnya.

2.1.2 Tujuan Penulisan

Setiap Injil ditulis dengan maksud tertentu dan ditujukan kepada orang-

orang tertentu. Tidak berbeda dengan Injil Lukas yang ditujukan kepada orang

tertentu. Dari pendahuluan Injilnya jelas bahwa Injil Lukas ditujukan kepada

15 Untuk pendapat sekitar tahun 70 ke atas dapat melihat: Boland, Tafsiran Alkitab, Injil

Lukas, Edisi 8 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), 7; C. Groenen, Pengantar ke Dalam

Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius, 1993), 120-121; Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian

Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-masalahnya (Jakrta: BPK. Gunung Mulia, 1999),

194; Bruce Chilton, Studi Perjanjian Baru Bagi Pemula (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1999), 46.

Bandingkan juga dengan Carson & Moo, An Introduction to The New Testament, 201-210, dalam

bukunya mereka memaparkan kedua pendapat tersebut dengan argument yang tidak jauh berbeda,

meski pada akhirnya lebih bersikap pada pendapat pertama.

Page 19: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

9

Theofilus, seorang yang ada di kelas atas.16

Hal ini tampak dengan pengunaan

kata tambahan kratistos, artinya “yang mulia”. Gelar ini secara umum hanya

diperuntukan bagi orang-orang berkuasa atau anggota kerajaan. Dari sini nyata

bahwa Theofilus adalah seorang bangsawan yang bukan berasal dari Yahudi.

Karena gelar itu hanya dipakai untuk menunjukan bangsawan Romawi atau

Yunani.

Adapun pendapat para ahli secara umum yang mengatakan, dengan

menunjukan Theofilus sebagai orang berkuasa atau anggota kerajaan yang berasal

dari bangsa Romawi atau Yunani. Menurut Tom Jacobs tujuan karangan Lukas,

baik Injil maupun Kisah, harus dilihat sebagai satu karya litere, sudah lama

menyibukan para ahli.17

Dan sampai sekarang para ahli tidak sepaham dengan

tujuan Injil Lukas di tulis. Pandangan begitu beda-beda.18

Ada yang berpendapat

berikut ini: pertama, karangan Lukas dimaksud sebagai pembelaan (apologi)

agama Kristiani, khususnya terhadap pemerintahan Roma. Lukas mau

memperlihatkan bahwa seharusnya “status” agama Kristen tidak berbeda dengan

agama Yahudi. agama Kristen adalah “sah” dan seharusnya diakui pemerintah.

kedua, karena Paulus ternyata tidak setuju bahwa agama Kristiani sama dengan

agama Yahudi, maka menurut para ahli yang lain Lukas menulis karyanya unuk

membela Paulus dan karya misionernya. Ketiga, menurut para ahli lain lagi,

Lukas mau menunjukan hubungan Kristiani-Yahudi, khususnya berhubungan

dengan pemahaman diri orang Kristiani sendiri. Masalah pokok adalah

penerimaan orang kafir ke dalam Gereja, yang pertama-tama berasal dari kalangan

Yahudi. Lukas mau menerangkan perahlian dari Yahudi ke Kristiani (yang

terbuka untuk semua). Ketegangan antara Kristiani-Yahudi dan Kristiani-kafir

sangat kuat pada zaman Lukas. keempat, karya Lukas memang disetujui sebagai

pembelaan, tetapi pembelaan itu, menurut para ahli yang lain berupa pembelaan

terhadap bidaah-bidaah, khususnya “gnostik”, yang waktu itu mulai muncul di

kalangan jemaat. Juga kedudukan para rasul sebagai pemimpin Gereja dan

16

Bandingkan dengan Burce, Studi Perjanjian Baru, 78; Boland, Tafsiran Alkitab, Injil

Lukas, 10; Berkhof, New Testament Introduction, 50; Carson & Moo, An Introduction to, 210. 17

Tom Jacobs, Lukas Pelukis Hidup Yesus,(Yogyakarta: Kanisius, 2006), 16. 18

Jacobs, Lukas Pelukis Hidup Yesus, 17. Bandingkan pula dengan Peter Walker, In The

Steps Of Sains Paul, (Yogyakarta: Kanisius, 2009), 168; Stefan Leks, Tafsiran Injil Lukas,

(Yogyakarta: Kanisius, 2003), 24; B.J. Boland, Tafsiran Alkitab: Injil Lukas, Cet. 8 (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2008), 11.

Page 20: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

10

pengajaran iman yang benar, ditonjolkan oleh Lukas. kelima, karena kedatangan

parusia ditunda terus, maka Lukas menulis injil dan Kisah sebagai satu sejarah

keselamatan. Itu pandangan H. Conzelmann, yang walaupun mendapat banyak

kritik tetap mempunyai pengaruh yang kuat. Menurut pendapat itu tertundanya

parusia menimbulkan krisis besar di kalangan Gereja dan seolah-olah “memaksa”

Lukas untuk mengemukakan suatu visi baru.

Berhubungan dengan ini, kebanyakan pandangan di atas bersifat history,

maka ahli teolog lain mencari pemecahan soal yang lebih teologis, khususnya

berhubungan dengan keselamatan. Lukas menulis karyanya dengan tujuan

memperlihatkan karya gereja sebagai lanjutan karya Kristus.19

Melalui Gereja

keselamatan Yesus sampai ke ujung bumi. Lukas ingin memperlihatkan bahwa

keselamatan adalah universal. Dan memang tidak dapat disangkal tujuan

evangelis karya Lukas. Lebih lanjut, menurut Tom jacobs dengan mengutip

pandangan H. Douglas Buckwalter merumuskan sebagai berikut:20

“Lukas

menulis untuk memperlihatkan kepada para pembacanya, bagaimana hidup Yesus

merupakan teladan etis bagi kehidupan Kristiani dan bagaimana Gereja perdana

menampilkan kesamaan dengan-Nya dalam hidup dan kesaksian sendiri. Menurut

Lukas konsekuensi pengabdian Tuhan Yesus adalah kemuridan Kristiani”. Atas

dasar gambaran hidup Yesus, Lukas mengajak para pembaca untuk hidup seperti

itu.21

Itulah hidup kristiani sejati. Dengan demikian, soal tujuan belum

terselesaikan.

2.1.3 Tempat Penulisan

Mengenai tempat penulisan Injil Lukas, sebagian ahli teolog mengatakan

bahwa tempat penulisan Injil Lukas adalah akhaya, tetapi ada sebagaian ahli

teolog yang mengatakan tempat penulisan belum pasti di akhaya. Namun Para ahli

pada umumnya sepakat bahwa Lukas menulis bagi sebuah jemaat di salah satu

kota dalam kekaisaran Romawi di provinsi Timur. Dengan demikian saya

berpendapat bahwa tempat penulisan Injil Lukas belum tahu dengan pasti.

19

Jacobs, Lukas Pelukis Hidup Yesus, 17. 20

Jacobs, Lukas Pelukis Hidup Yesus,, 17. 21

Jacobs, Lukas Pelukis Hidup Yesus,, 18.

Page 21: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

11

2.2 Konteks Sosio-politik Jemaat Lukas

Para ahli pada umumnya sepakat bahwa Lukas menulis bagi sebuah

jemaat di salah satu kota dalam kekaisaran Romawi di provinsi Timur. Menurut

John Stambaugh dan David Balch, pada permulaan masa kekristenan orang-orang

Yahudi ada di mana-mana di Kekaisaran Romawi dan bahkan di luar batas-

batasnya di sebelah timur, dikota dan dipedesaan.22

Mereka mewakili hampir

setiap kelas sosial.23

Tentara-tentara Yahudi mengabdi di pasukan raja-raja

Helenis, dan sebagaian dari mereka menduduki peringkat-peringkat tertinggi.

Orang Yahudi juga melayani sebagai pejabat-pejabat pemerintah, khususnya di

Mesir; naskah-naskah papirus bercerita tentang polisi, hakim, pegawai negeri,

pengumpulan pajak dan penjaga lumbung. Ada pula pemilik-pemilik tanah dan

petani-petani serta pekerjaan pertanian Yahudi, baik orang-orang bebas maupun

budak, dan para tukang, pedagang, tukang kapal dan peminjam uang.

Dalam struktur sosial masyarakat perkotaan Kekaisaran Romawi.

Menurut A.Sizoo, disana tidak ada golongan pertengahan atau yang kita sebut

golongan menengah.24

Dapat dipahami secara sosial, kehidupan di kota

Kekaisaran Romawi pada zaman Perjanjian Baru hanya terdiri dari dua golongan

yakni golongan atas dan golongan bawah. Menurut Hortensius Mandaru, Secara

umum, masyarakat dalam kekaisaran Romawi terdiri atas dua golongan yaitu:

kaum honestiores dan kaum humiliore.25

Kaum honestiores adalah kaum

bangsawan/aristokrat yang menjadi lapisan atas dalam masyarakat Romawi.

Mereka umum menjadi pejabat-pejabat pemerintah yang berdomisili di kota-kota.

Setiap kota dalam kekaisaran Romawi biasanya memiliki para hakim, sebuah

dewan (kuria) yang para anggotanya disebut dekurio dan majelis rakyat. Para

hakim dan dekurio inilah yang menjadi golongan bangsawan dalam setiap kota di

provinsi-provinsi dalam kekaisaran Romawi, sedangkan di Roma sendiri kaum

bangsawan terdiri atas para senator dan equestri. Jelas bahwa golongan ningrat ini

22

Jhon Stambaugh dan Dhavid Balch, Dunia Sosial Kekristenan Mula-mula, (jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1997), 44. 23

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula, 44. 24

A.Sizzo, Dari Dunia Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1972), 158. 25

Hortensius. Mandaru, Solidaritas Kaya-Miskin Menurut Lukas (Yogyakarta: Kanisius,

1992), 55. Bandingkan pula dengan Jhon Stambaugh dan Dhavid Balch, Dunia, 131-133; Philip F.

Esler, The First Christians in their Social World: social-scientific approaches to New Testament

Interpretation,( London: Routledge, 1994), 1-18.

Page 22: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

12

hanya segelintir kecil dari masyarakat, tetapi mereka amat kaya dan terhormat.

Mereka lebih menonjol karena mereka mengendalikan kekayaan dan kekuasaan

politik pemerintahan.26

Sedangkan Kaum humiliores adalah mereka yang berasal

dari keturunan dan status rendahan. Siapakah mereka?. Pertama, para pedagang

dan saudagar yang kaya. Mereka ini bisa hidup normal walaupun terhalang untuk

menjadi anggota dewan provinsi karena dianggap tidak layak. Kedua, para pekerja

tidak terpelajar atau tidak trampil. Mereka bergantung pada lapangan-lapangan

pekerjaan di kota-kota, sering sebagai buruh harian. Kontruksi-kontruksi

bangunan di kota-kota memang menyedot banyak tenaga kerja, tetapi

bagaimanapun juga kesempatan-kesempatan seperti itu sifatnya tidak tetap.

Lapangan-lapangan pekerjaan yang lain mencakup: portir, kurir, sais dan

penggali-penggali parit. Ketiga, orang miskin bebas yang tidak dapat bekerja

seperti: orang buta, pincang atau cacat mental. Sarana penunjang kehidupan satu-

satunya adalah: mengemis atau dukungan dari kerabat mereka. Keempat, “Orang-

orang jaminan hutang” yaitu: mereka yang dicabut (sementara) kebebasan mereka

oleh para kreditor karena tidak mampu melunaskan hutang mereka. Mereka

menjadi semacam budak atau “jaminan” selama hutang mereka belum terbayar.

Kelima, para budak. Status mereka paling rendah dalam masyarakat. Tetapi dari

segi jaminan nafkah hidup, para budak ini tampaknya lebih baik dari pada orang-

orang miskin bebas, sebab mereka mempunyai pemilik yang menjamin makanan

dan perumahan bagi mereka. Ada jurang pemisah yang cukup lebar dalam hal

tingkat status sosial, antara kaum bangsawan tersebut di atas dengan rakyat jelata.

Secara sosial, masayarakat perkotaan Kekaisaran Romawi menggambarkan

sebuah susunan yang hirarkis dan saling berhubungan mulai dari beberapa

keluarga kaya sampai pada orang miskin dan budak. selain menjadi hirarkis dan

saling berhubungan, struktur sosial ditandai dengan permusuhan. Golongan kaya

membenci golongan miskin begitu juga sebaliknya. Selain permusuhan anatar

orang kaya dan miskin, terjadi pula permusuhan yang hebat antar etnik.27

Hubungan sosial dalam masyarakat perkoataan Kekaisaran Romawi

sangat menekankan status seseorang. Status seseorang, martabat seseorang

26

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula, 133. 27

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula, 55.

Page 23: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

13

bertumpuk pada keturunan (termasuk tempat asal), kekayaan dan jabatan poltik

atau kekuasaan. Pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin (perempuan yang

didominasi laki-laki), etnis dan usia juga merupakan sesuatu yang sangat penting

dalam hubungan sosial. Status ini harus ditunjukkan melalui prestasi, perumahan,

cara berpakaian, dan hubungan sosial dan interaksi, terutama tempat seseorang

dalam pranata clientela.28

Bahkan para golongan bangsawan dalam menampilkan

dan mempertahankan status dan kekuasaan mereka atas orang lain, mereka

melakukan pelayanan umum dan jasa, pelayanan umum berupa pendanaan sebuah

patung, festival, bangunan umum atau hiburan, ketaatan agama atau sedekah bagi

orang miskin, melalui dukungan dari asosiasi sukarela atau organisasi dan dengan

hati-hati menentukan sosial yang dapat saling mempengaruhi dan

menguntungkan. Jhon Stambaugh dan Dhavid Balch mengatakan, gejala pararel

yang penting adalah “amal” dalam dunia Kekaisaran Romawi.29

bila seseorang

politikus memberi bantuan berupa gandum atau minyak, atau uang, seperti yang

seringkali dilakukan, ia melakukannya dengan harapan bahwa para penerima akan

memperlihatkan rasa terima kasihnya dengan cara-cara yang dapat diukur dunia

dan yang darinya ia sendiri akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk dekrit-

dekrit penghormatan yang disetujui dukungan politik yang dihasilkan, atau

bantuan militer yang diberikan. Amal bagai yang miskin dan papah, yang tidak

dapat memberikan balasan apapun, pada dasarnya tidak dikenal. Bila yang paling

miskin menerima sesuatu, tampaknya itu hanyalah sesuatu yang kebetulan terjadi

dengan maksud utama sumbangan tersebut.30

Diantara orang Yahudi memang ada

sebuah tradisi untuk memberikan bantuan dan belas kasihan kepada orang miskin.

Kendatipun demikian, hal ini tidak berbeda jauh dengan masyarakat Romawi

yakni akan tindakan berbalasan, memberikan kepada yang miskin menyebabkan

penebusan kepada si pemberi, dan ganjaran sorgawi dapat dilihat sebagai sesuatu

yang riil dalam pembalasan jangka panjang.31

28

Kata clientela artinya “perlindungan” yang berpengaruh memberikan perlindungan dan

dukungan kepada “klien-klien” yang tergantung. 29

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula,, 67. 30

A.R. Hands, Charities and Social in Greece and Rome (Cornell University Press, 1986), 31

L. William Countryman, The Rich Christians in the Church of the Earli Empire:

Contradiction and Accomodation (Edwin Mellen Press, 1980), Bab 3.

Page 24: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

14

3. Makna Deklarasi Yesus di dalam Lukas 4:18-19 (Studi hermeneutik Lukas

4:18-19)

Pada bagian ini, penulis akan melakukan studi hermeneutik terhadap

Lukas 4:18-19 dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan kritis terhadap teks

maupun bentuknya. Kritik teks bertujuan mengingat bahwa teks-teks Perjanjian

Baru mengalami proses transmisi atau penurunan ahlian maka diperlukan suatu

studi untuk menentukan teks-teks mana yang lebih mendekati keaslian teks serta

menentukan bentuk atau susunan kalimat dalam teks mula-mula. Kritik bahasa

bertujuan untuk menciptakan kembali gagasan atau pemikiran asli teks. Kritik

bentuk bertujuan mengidentifikasi atau menggolongkan teks ke dalam salah satu

jenis sastra serta menentukan kedudukan dalam kehidupan jemaat mula-mula.

Studi hermeneutik ini merupakan hasil analisis terhadap teks dan data-data yang

telah dibahas dalam bagian dua.

3.1 Persoalan Teks

Teks-teks Alkitab merupakan hasil dari proses transmisi atau penurunan

ahlian sehingga ada begitu banyak varian-varian dalam teks. Persoalan inilah yang

membuat penafsir perlu mengkaji setiap teks yang akan di tafsir. Kajian yang akan

dilakukan penulis terhadap Lukas 4:18-19 adalah kritik teks, kritik kebahasaan

dan kritik bentuk.

Pendekatan kritis dengan kritik aparatus terhadap teks Lukas 4:18-19

menghasilkan satu persoalan tekstual dalam teks tersebut. Persoalan teks terdapat

dalam Lukas 4:18, 18 pneu/ma kuri,ou evpV evme. ou- ei[neken e;crise,n me

euvaggeli,sasqai ptwcoi/j( avpe,stalke,n me( khru,xai aivcmalw,toij a;fesin kai.

tufloi/j avna,bleyin( avpostei/lai teqrausme,nouj evn avfe,sei( 19 khru,xai evniauto.n

kuri,ou dekto,nÅ Dalam ayat ini terdapat persoalan tekstual pada kata me,

berdasarkan aparatus tekstual kata tersebut diberi tanda kurung [...].32

Persoalan

ini dinilai A dan terdapat dalam naska unsial a (abad IV), B (abad IV), D (abad

V/VI), L (abad VIII), W (abad V), X (abad VIII).33

Berdasarkan apratus tekstual

32

Tanda kurung [...], mengapit kata-kata yang kehadiran atau kedudukannya dalam teks

masih dalam perdebatan. 33

Setiap huruf yang ada pada permulaan tiap perangkat varian-varian teks, berusaha untuk

menunjukan seberapa jauh kira-kira tingkat keaslian suatu teks. Kesimpulan diambil atas dasar

pertimbangan-pertimbangan terhadap bukti-bukti internal maupun eksternal sehingga bacaan

tersebut diterima sebagai teks. Huruf A menandakan bahwa teks itu secara yakin dapat dikatakan

Page 25: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

15

Kata me juga diberi tanda baca (see Is 61.1), yakni me iva,sasqai tou.j

suntetrimme,nouj th/| kardi,a|, ada dalam naska unsial A (abad V), D (abad IX), Q

(abad IX), Y (abad VIII/IX).34

Kata ini menunjukan adanya keaslian maka kata me

berarti Aku, dapat ditentukan bahwa naska unsial a atau London: Sinaiticus

dapat dipakai sebagai dasar penafsiran.

Cerita pekerjaan Yesus di Galelia dalam Injil Lukas 4: 16-30 dengan

pemberitaan yang sama dalam Injil Matius 13:53-58 dan Injil Markus 6:1-6

nyata, bahwa antara pemberitaan Lukas pada satu pihak dan pemberitaan Matius

dan Markus pada pihak lain, terdapat perbedaan yang menyolok. Pertama,

Sebagai permulaan pekerjaan Yesus di Galelia Lukas menempatkan khotbah

Yesus dalam rumah ibadah di Nazaret pada permulaan Injil Lukas. Menurut Injil

Matius dan Injil Markus khotbah Yesus dalam rumah ibadah di Nazaret tidak

diucapkan pada permulaan pekerjaan-Nya. Hal itu baru Yesus lakukan kemudian.

Kedua, jumlah dan bunyi ayat menurut Injil Matius dan injil Markus nyata

mempunyai persamaan, sedangkan menurut Injil Lukas jumlah dan dan bunyi ayat

mengalami perbedaan yang menyolok. Persamaan antara Injil Matius, Markus dan

Lukas hanya pada ayat pendahulu. Menjelaskan, bahwa Yesus kembali ke tempat

asalanya dan pada hari sabat Ia mengajar dalam sinagoge. Menurut John

Stambaugh dan David Balch, Sinagoge-sinagoge yang mula-mula di Palestina

sangatlah sederhana, tanpa hiasan-hiasan dinding atau mosaik. Tidak ada

panggung untuk membacakan Tora, tidak ada tempat suci untuk meyimpan Tora,

tidak ada barang-barang apa pun misalnya menorah (kendil). Yang penting adalah

manfaat ruangan itu, tanpa ada suatu pun yang dapat mengganggu perhatian umat.

Adapun bentuk ibadah di dalam Sinagoge mula-mula. Pertama, doa yang disebut

syemone sere (“delapa belas berkat”) memperoleh bentuknya yang tetap di

Yamnia, pusat pendidikan rabinik sebelum tahun 70 ZB. Kedua, pembacaan dan

penafsiran Kitab Suci sebagai peristiwa terpenting dalam ibadah-ibadah di

asli. a merujuk pada Injil, Kisah Rasu-rasul, Surat-surat Rasul Paulus dan Wahyu. B merujuk

pada Injil, Kisah Rasu-rasul dan Surat-surat Rasul Paulus. D merujuk pada Injil dan Kisah Rasul-

rasul. L merujuk pada Injil. W merujuk pada Injil. X merujuk pada Injil. 34

Tanda kurung (...), menunjukan perdebatan-perdebatan kecil dan rincian tanda baca,

sementara tanda-tanda baca itu menunjukan bahwa secara umum sumbernya mendukung kutipan

yang ditunjukan oleh tanda baca tersebut. A merujuk pada Injil, Kisah Rasu-rasul, Surat-surat

Rasul Paulus dan Wahyu. D merujuk pada Injil. Q merujuk pada Injil. Y merujuk pada Injil.

Page 26: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

16

Sinagoge. Tampaknya tidak ada urutan yang pasti untuk pembacaan Tora maupun

kitab Nabi-nabi. Selain itu fungsi dari Sinogoge juga sebagai balai desa untuk

masalah-masalah komunitas.35

Adapun dalam perkembangannya, Sinagoge-

sinagoge di kota-kota Yunani-Romawi mengalami perubahan secara arsitektur

dan fungsinya. Menurut Wismoady Wahono, selain fungsi utama dari sinagoge

adalah tempat ibadah, tetapi juga keperluan lain, misalnya untuk pusat kegiatan

sosial sekuler, tempat menyelesaikan soal-soal hukum politik dan keagamaan.

Bahkan ada ahli yang berpendapat, bahwa sinagoge dipakai juga untuk tempat

persinggahan dan penginapan para musafir. Tentu saja sinagoge merupakan pusat

pendidikan, baik untuk anak-anak, pemuda, maupun orang dewasa. Di situ mereka

bukan hanya menerima pelajaran umum, tetapi juga pelajaran mengenai kitab

suci. Bagi Yahudi perantauan, sinagoge jelas menjadi faktor pemersatu bagi diri

mereka sendiri.36

Dengan demikian dapat dianalisis, cerita pekerjaan Yesus di

Galelia merupakan cerita perkataan Yesus di dalam sinagoge dengan struktur

penulisan sebagai berikut: ayat 17-19, pembacaan Kitab Suci; 20-21, penafsiran

Kitab Suci; 22-30, gambaran orang-orang yang mendengar penafsiran Kitab Suci

oleh Yesus. Setelah dibandingkan dengan cerita tentang sinagoge pada

masyarakat Palestina tempo dulu, ternyata cerita ini merupakan bentuk khas cerita

perkataan Yesus di dalam sinagoge kuno yang memiliki struktur seperti di atas.

Namun di dalam Lukas 4: 16-30, komposisi cerita diperluas.

3.2 Makna Deklarasi Yesus di dalam Lukas 4:18-19

3.2.1 Sikap terhadap belas kasih

Deklarasi Yesus di dalam Lukas 4:18-19 memuat ide tentang belas kasih

Tuhan pada ciptaan-Nya dan sikap terhadap belas kasih tersebut demi

kelangsungan hidup sesama ciptaan. Frase Dia dulu (pernah) mengurapi Aku.

Penulis Injil Lukas menggunakan kata e;crise,n merupakan bentuk dari kata kerja

indikatif aorits aktif orang ke-3 tunggal artinya Dia dulu pernah megurapi,

mengindikasikan tentang Yesus pada waktu belum ada di dunia. Diskripsi tentang

masa lalu Yesus adalah Kristus. Menurut Tom Jacobs, dengan kedatangan Roh

Tuhan,Yesus menjadi “Yang Terurapi” atau dalam bahasa Yunani: Kristus, dalam

35

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula, 95. 36

Wismoady Wahono, Di sini kutemukan: petunjuk mempelajari dan mengajar Alkitab, Cet

10 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 332.

Page 27: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

17

bahasa Ibrani: Mesias.37

Saya setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Tom

Jackob. Yesus diangkat menjadi Kristus. Teks ini menjelaskan bahwa Yesus

adalah Kristus melalui Roh Tuhan, Ia sudah ada sebelum dunia dijadikan dan Ia

bersama-sama dengan Tuhan pencipta alam semesta. Secara implisit teks ingin

menjelaskan siapakah Yesus bagi para pembaca. C.Groenen mengatakan analisis

kisah Injil Lukas menyikapkan Yesus yang bagaimana mau diwartakan penulis.38

Saya sepedapat dengan C.Groenen bahwa Yesus tidak begitu saja disebut Tuhan.

Namun demikian antara Yesus dan Tuhan ada hubungan yang begitu istimewa,

sehingga Yesus nampak sebagai tokoh ilahi dan terus digerakan oleh Roh Tuhan.

Bagi C.Groenen, gambaran Tuhan yang dengan tampilanya Yesus secara definitif

melawat ciptaan-Nya adalah Tuhan yang berbelas kasih dan kasih melulu.39

Hal

ini jelas terlihat dalam frase memberitakan kabar baik kepada orang-orang

miskin. Kata kabar baik, penulis Injil Lukas memakai kata euvaggeli,sasqai dari

kata euvaggeli,zw merupakan bentuk dari kata kerja infinitif aorits midel. Dalam

Perjanjian Baru, kata ini mempunyai bermacam-macam arti tetapi dalam Lukas

arti yang sangat mungkin adalah berita yang baik, bisa juga kabar sukacita.

Morfologi kata tersebut hanya digunakan untuk menjelaskan swthri,a yang berarti

keselamatan. Kata orang-orang miskin, penulis mengunakan kata ptwcoi/j,

merupakan bentuk dari kata sifat normal datif maskulin jamak no degre. Dalam

bahasa Yunani, kata ini menunjuk pada satu pemahaman yakni orang-orang yang

membutuhkan pertolongan orang lain (menyedihkan atau rendah) bisa diartikan

orang-orang lumpuh, buta, orang-orang yang kerasukan, orang-orang yang kenal

penyakit (kusta, sampar, pendarah dan lain-lain) adalah orang-orang yang

dimaksud. Dalam hukum sosial orang-orang Yahudi. Mereka adalah kaum

proletar marginal yang tidak terintegrasi dalam kegiatan ekonomi, yang terdiri

dari orang-orang yang dikucilkan oleh masyarakat karena suatu sebab yang bukan

ekonomi. Sedangkan dalam hukum sosial Romawi. Mereka adalah orang-orang

miskin bebas yang tidak dapat bekerja. Sarana penunjang kehidupan satu-satunya

adalah mengemis atau dukungan dari kerabat mereka. Dihubungkan dengan Yesus

Kristus, dapat dipahami keselamatan adalah satu kawasan yang lain. Kawasan

37

Tom Jacobs, Lukas Pelukis Hidup Yesus, 49. 38

Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, 140. 39

Groenen, Pengantar ke dalam Perjanjian Baru, 141.

Page 28: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

18

yang tidak terhampiri yaitu kawasan “dunia sorgawi”.40

Dunia yang memiliki

kehidupan kekal dan abadi. Suatu dunia dimana Kristus dan Tuhan pencipta alam

semesta berdiam. Jadi kata euvaggeli,sasqai dimaknai bahwa Yesus Kristus

memiliki kuasa memberikan kehidupan bagi orang-orang miskin yang dimaksud.

Teks ini menjelasakan bahwa orang-orang miskin seperti itu, layak mendapatkan

kehidupan dan kepada merekalah kehidupan itu diberikan secara cuma-cuma.

Teks ini juga ingin menjelaskan bahwa gambaran penulis Injil Lukas terhadap

Yesus Kristus adalah tindakan belas kasih yang berpusat pada belas kasih Tuhan

pencipta alam semesta pada ciptaan-Nya.

Penekanan hidup berdasarkan belas kasih merupakan suatu gaya hidup

yang bertentangan dengan kebiasaan gaya hidup jemaat Lukas pada umumnya,

khusunya masyarakat yang kaya. Dalam hal memberikan “amal,” kalangan

golongan kaya baik orang Yahudi maupun non-Yahudi, kebiasaan mereka

memberikan amal berkaitan dengan maksud tindakan berbalasan dari sumbangan

tersebut. Bagi orang-orang Yunani-Romawi yang kaya, tindakan memberikan

amal berkaitan dengan kepentingan mereka dengan harapan bahwa para penerima

akan memperlihatkan rasa terima kasihnya dengan cara-cara yang dapat diukur

dunia dan yang darinya ia sendiri akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk

dekrit-dekrit penghormatan yang disetujui dukungan politik yang dihasilkan, atau

bantuan militer yang diberikan. Amal bagai yang miskin dan papah, yang tidak

dapat memberikan balasan apapun, pada dasarnya tidak dikenal. Bila yang paling

miskin menerima sesuatu, tampaknya itu hanyalah sesuatu yang kebetulan terjadi

dengan maksud utama sumbangan tersebut. Sedangkan bagi orang-orang Yahudi

yang kaya tindakan memberi amal kepada yang miskin menyebabkan penebusan

kepada si pemberi, dan ganjaran sorgawi dapat dilihat sebagai sesuatu yang riil

dalam pembalasan jangka panjang. Tentunya orang miskin yang dimaksud dalam

teks ini adalah orang-orang yang didiskriminasikan dari kehidupan sosial jemaat

Lukas. Pemberitaan kabar baik kepada orang-orang miskin merupakan suatu

pengakuan bahwa terdapat perlakuan diskriminasi dalam kehidupan sesama

ciptaan.

40

Pandangan ini adalah hasil dari tafsiran saya untuk mempertemukan kesinambungan

antar kedua frase tersebut.

Page 29: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

19

3.2.2 Sikap Terhadap Pengampunan dan Mengasihi

Pernyataan Yesus di dalam Lukas 4:18-19 memuat ide tentang relasi

antar ciptaan. Relasi antar ciptaan berkaitan erat dengan hubungan Tuhan dengan

cipataan-Nya dan sikap terhadap relasi tersebut demi kelangsungan hidup sesama

ciptaan. Frase Dia (sedang) mengutus Aku. Penulis Injil Lukas menggunakan kata

avpe,stalke,n merupakan bentuk dari kata kerja indikatif perfect aktif orang ke-3

tunggal artinya Dia sedang mengutus, mengindikasikan tentang Yesus pada waktu

di dunia. Diskripsi tentang masa sekarang Yesus adalah Kristus yang dijanjikan

Tuhan. Berdasarkan teks maka arti yang lebih tepat mengungkapkan hubungan

antara Yesus dengan Tuhan. Teks ini menjelaskan bahwa Yesus adalah Kristus

melalui Roh Tuhan, Ia ada di dunia untuk melaksanakan rencana keselamatan

Tuhan. C.Groenen mengatakan, memang dengan tampilnya Yesus dalam sejarah,

maka “keselamatan” sudah tampil juga. Saya sependapat dengan C.Groenen

bahwa Yesus dalam permulaan pelayan-Nya sudah menampilkan keselamatan dan

keselamatan itu adalah mengembalikan hubungan harmonis antara Tuhan dan

ciptaan-Nya.

Pertama, frase memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan

dan pemulihan penglihatan kepada (orang-orang) yang buta. Kata pembebasan,

penulis mengunakan kata a;fesin merupakan bentuk dari kata benda akusatif

femenim tunggal common. Dalam Perjanjian Baru, morfologi kata tersebut hanya

digunakan untuk menjelaskan swthri,a yang berarti keselamatan. Selanjutnya kata

orang-orang tawanan, penulis mengunakan kata aivcmalw,toij merupakan bentuk

dari kata sifat normal datif maskulin jamak no degree. Dalam Perjanjian Baru,

morfologi kata tersebut hanya digunakan untuk menjelaskan dou,loij artinya

hamba-hamba, budak-budak. Dengan demikian makna dari frase ini secara

harafiah adalah keselamatan kepada budak-budak. Dalam kehidup sosial

masyarakat Yahudi maupun kekaisar Romawi. Budak-budak berada pada lapisan

bawah. Jhon Stambaugh dan David Balch mengatakan hukum Romawi

menganggap budak sebagai sebuah harta milik dan ribuan budak bekerja sebagai

kelompok-kelompok berpindah-pindah di kapal-kapal, ladang-ladang, proyek-

proyek pembangunan jalan atau tambang diperlakukan tidak lebih daripada

Page 30: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

20

sebuah barang dagangan.41

Para filsuf Yunani menganggap budak lebih rendah

dari pada manusia.42

Dari penjelasan ini, hemat saya budak-budak yang dimaksud

yakni budak-budak yang jarang dimerdekakan dalam artian dibebaskan. Mereka

ini yang bekerja di ladang dan perkebunan karena hutang yang tidak dapat

dilunasi.43

Selain itu pada frase pemulihan penglihatan pada (orang-orang) yang

buta. Kata pemulihan pengelihatan, penulis menggunakan kata avna,bleyin

merupakan bentuk dari kata benda akusatif femenim tunggal common. Morfologi

kata tersebut paling dekat untuk menjelaskan swthri,a artinya keselamatan. Kata

(orang-orang) yang buta, penulis mengunakan kata tufloi/j, morfologi kata

tersebut paling dekat untuk menjelaskan kuri,oij artinya tuan-tuan. Dengan

demikian makna dari frase ini secara harfiah adalah keselamatan kepada tuan-

tuan. Dalam struktur sosial Yahudi, tuan adalah orang-orang kaya yang memiliki

ladang dan perkebunan. Sedangkan dalam Kekaisaran Romawi mereka adalah

golongan rendahan tetapi mereka amat kaya. Menurut John Stambaugh dan David

Balch: orang kaya yang digambarkan Yesus (Luk. 12:16-21) sebagai orang yang

terobsesi dengan keinginan untuk meningkatkan kekayaannya menemukan

pandannya pada tingkat tertinggi di masyarakat Yunani-Romawi.44

Jika kedua

frase ini dibaca dengan seksama maka dapat diartikan sebagai hubungan sebab-

akibat antara budak dan tuan. Menurut Segundo tentang pemahamanya akan

Kerjaan Allah: Yesus bukan saja memberitakan Kerajaan Allah, Ia juga

menempatkan “prinsip atau hubungan sebab-akibat dunia insani di dalam

pelayanan bagi Kerajaan Allah.”45

Saya setuju apa yang dikemukakan Segundo.

Perbudakan yang terjadi berkaitan dengan pelangaran atas perbuatan mereka yang

kurang bekerja untuk melunasi utang mereka. Sedangkan yang memperbudak

(orang-orang kaya), pelangarannya adalah cara meperlakukan budaknya karena

tidak memberikan pengampunan untuk membebaskan mereka dari utang.

41

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula,, 135. 42

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula,, 135. 43

Wiki, “Romawi Kuno/Sosial/Perbudakan,” Id.m.wikibooks.org, diakses Desember 27,

2015, http://id.m.wikibooks.org/wiki/Romawi_Kuno/sosial/perbudakan 44

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula, 71. 45

Juan Luis Segundo, The Historical Jesus of the Synoptic adalah bagian dari suatu kajian

yang terdiri atas lima jilid, yang diberi judul Jesus of Nazaret Yesterday and Today. Disajikan

ulang oleh A. Roy Eckardt, Menggali Ulang Yesus Sejarah: kristologi masa kini, Cet 1 (Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 1996), 175.

Page 31: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

21

Dihubungan dengan Yesus adalah Jalan Keselamatan, dapat dipahami

keselamatan adalah satu kawasan yang lain. Kawasan yang dimaksudkan adalah

kawasan “dunia insani”.46

Dunia yang tidak memiliki kehidupan kekal dan abadi.

Suatu dunia dimana iblis berdiam. Sifat-sifat manusiawi inilah yang

mengakibatkan mereka jatuh ke dalam dosa di hadapan Tuhan pencipta alam

semesta. Teks ini menjelaskan bahwa budak-budak dan orang-orang kaya

mendapatkan pengampunan dan kepada merekalah keselamatan diberikan untuk

berpaling dari dunia insani mereka. Teks ini juga sekaligus memberikan kritikan

kepada komunitas lukas kepada budak-budak dan orang-orang kaya untuk saling

mengampuni dan mengasihi.

Kedua, frase untuk membebaskan orang-orang tertindas. Saya kurang

setuju dengan terjemahan TB-LAI terhadap teks ini dikarena ada kata yang hilang

dan ada kata yang artinya melenceng dari arti sebenarnya. Menurut hemat saya,

Pertama, kata avpostei/lai merupakan bentuk dari kata kerja infinitiv aorits aktif,

artinya mengutus. Mengandung arti munujukkan kepada satu perbuatan saja.

Kedua, kata teqrausme,nouj merupakan bentuk dari kata kerja partisif perfect pasif

akusatif maskulin jamak artinya menindas-nindas. Apabila kata avpostei/lai

menerangkan kata teqrausme,nouj, morfologi kata tersebut paling dekat untuk

menjelaskan presbute,rouj, artinya ketua-ketua atau pemimpin-pemimpin. Secara

struktur sosio-politik masyarakat Yahudi dan Kekaisaran Romawi. Imam-imam

merupakan pemegang kekuasaan soisal-politik tertinggi di bawah wali negeri.

Sanherdin, yang diketuai imam besar, merupakan mahkama agama tertinggi.

Namun pengaruhnya luar biasa besarnya sampai di luar Palestina. Selain itu dalam

kehidupan kekaisaran Romawi, wali negeri (prokurator) memiliki kekuasaan

sosial-politik tertinggi di bawah kaisar. Menurut R. T France, mereka yang

bekerja sama dengan penjajah pada zaman kekaisaran Romawi termasuk orang-

orang yang mempergunakan penduduk Roma sebagai suatu cara memperoleh

uang dengan mudah dan juga orang-orang memperoleh jabatan di bidang politis

dan agama oleh karena sokongan.47

Menurut hemat saya teks ini menjelaskan

46

Pandangan ini adalah hasil dari tafsiran saya untuk mempertemukan kesinambungan

kedua frase tersebut. 47

France, Yesus sang radikal: potret manusia yang disalibkan, Cet 4 (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2002), 20.

Page 32: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

22

bahwa ketua-ketua atau pemimpin-pemimpin adalah pelaku utama kehancuran

ciptaan Tuhan atas perbuatan menindas-nindas itu. Dihubungkan dengan Yesus

adalah jalan keselamatan. Dapat dipahami kata avfe,sei, menjelaskan Yesus diutus

oleh Tuhan sebagai jalan keselamatan untuk memberikan keselamatan itu kepada

ketua-ketua atau pemimpin-pemimpin. Tetapi keselamatan yang diberikan Yesus

bersifat teguran atau nasehat dan dilakukan satu kali. Teguran atau nasehat

memiliki dua hal: Pertama, mereka menerima akan mendatangkan pengampunan.

Kedua, mereka menolak akan mendatangkan hukuman dari Tuhan. Sesuai dengan

tujuan penulisan kemungkinan Lukas menegur atau menasehati Theofilus.

Secara sosial, masayarakat perkotaan Kekaisaran Romawi

menggambarkan sebuah susunan yang hirarkis dan saling berhubungan mulai dari

beberapa keluarga kaya sampai pada orang miskin dan budak. Dalam hubungan

seperti ini, permasalahan yang dihadapai adalah peminjaman uang. John

Stambaugh & David Balch mengatakan, di antara kelas atas, bila seseorang

membutuhkan uang, ia meminjamnya dari teman-temannya; pada kesempatan

yang lain ia meminjamkannya kepada teman-teman yang membutuhkannya.48

Para anggota kelas atas sering pula diminta pinjaman oleh orang-orang yang

tergantung kepadanya dan para kliennya, sebagai bagian dari hubungan

berbalasan. Dibawa hukum Romawi, para kreditur tampaknya dapat

memperbudak secara parmanen atau penahanan sementara para dibitur bila tidak

atau tidak dapat membayar pinjamannya.49

Sistem saling meminjam ini mungkin

juga dianut oleh jemaat Lukas mengingat jemaat Lukas adalah jemaat yang terdiri

dari semua lapisan.

Dengan demikian, keselamatan kepada budak-budak, orang-orang kaya

dan pemimpin-pemimpin masyarakat adalah sikap mengampuni dan mengasihi.

Dengan sikap mengampuni dan mengasihi maka seseorang dapat terhindar dari

perbudakaan yang dapat menjadikannya tertindas. Dengan sekiap mengampuni

dan mengasihi maka seseorang sudah memberikan keselamatan bagi sesamanya,

tidak ada lagi penindasan dan menindas. Penekanan terhadap sikap mengampuni

48

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula, 78-79 49

John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula, 79.

Page 33: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

23

dan mengasihi mengidentifikasikan bahwa Tuhan pencipta alam semesta adalah

Tuhan yang mengampuni dan mengasihi seluruh ciptaan-Nya.

3.2.3 Kesetaraan

Deklarasi Yesus di dalam Lukas 4:18-19 juga memuat kesetaraan. Semua

ciptaan Tuhan setara, semua memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan.

Frase memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Pada frase ini, saya tidak

setuju dengan terjemahan TB-LAI. Menurut hemat saya, kata tahun rahmat

Tuhan, penulis mengunakan evniauto.n kuri,ou, artinya tahun dari Tuhan tetapi Arti

yang mendekati pemakainnya dalam Lukas barangkali adalah tahun Sabat atau

bisa juga tahun Yobel. Keduanya dimaknai sebagai tahun peristirahatan bagi

Tuhan. Kata telah datang, penulis mengunakan kata dekto,n, artinya diharagai;

yang berkenan. Apabila diterjemahkan secara harafia mempunyai arti tahun

Tuhan dihargai. Kraybill menjelaskan pola tahun sabat muncul dari kisah

penciptaan ketika Tuhan berhenti pada hari ketujuh.50

Menurutnya ada empat

guncangan yang diharapkan pada tahun Sabat dalam masyarakat Yahudi:

Pertama, tanah diistirahatkan pada tahun ketujuh. Tanaman tidak boleh ditanam

atau dipanen. Tanaman sukarela harus dibiarkan untuk orang-orang miskin.

Kedua, hamba-hamba dibebaskan pada tahun ketujuh. Ada orang yang menjadi

hamba, karena utang yang membengkak. Ketiga, utang dihapuskan pada tahun

Sabat. Ke-empat, pada tahun ke-50 atau tahun Yobel, terjadi guncangan-

guncangan yang lebih besar. Hak milik tanah dikembalikan kepada pemilik

semula pada awal periode 50 tahun itu. Dihubungakan dengan Yesus adalah

Kristus dan Jalan Keselamatan. Teks ini ingin menyampaikan bahwa Yesus

adalah Kristus mempunyai kuasa atas tahun sabat. Kata dihargai

mengidentifikasikan bahwa Ia mempunyai wewenag penuh untuk

mengembalikan atau menerapkan tahun sabat tersebut. Ia adalah Jalan

Keselamatan dan keselamatan yang dimaksudkan adalah keselamatan yang

mencakup seluruh ciptaan Tuhan. Hemat saya, kemungkinan frase ini adalah visi

dan misi Yesus dalam tugas dan pelayanNya. Penulis Injil Lukas agaknya

menjelaskan Yesus dalam tugas dan pelayananNya dari hal yang lebih umum

50

Donal B. Kraybill, Kerajaan yang sungsang, Cet 4 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005),

80.

Page 34: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

24

menuju kepada hal yang lebih khusus. Hubungan frase demi frase menjadi jelas

dan puncaknya adalah memberitkan tahun Tuhan.

Penakanan terhadap kesetaraan menentang satu ketidakadilan sosial atas

kepemilikan tanah dan budak yang berlebihan. Sumber pendapatan terpenting

bagi kebanyakan kota di Kekaisaran Romawi adalah tanah dan bangunan. Tanah

masyarakat, meskipun milik dari kuil-kuil, disewakan untuk ladang. Kota-kota

biasanya membangun pasar umum memungut biaya dari para pedagang untuk

kios-kios yang mereka tempati.

4. Relevansi Bagi Transformasi Masyarakat Indonesia

Penulis telah menafsir dan membahas teks Lukas 4:18-19. Hasil

penafsiran dan pembahasan tersebut menghasilakan pemikiran mengenai makna

dekelarasi Yesus di dalam Lukas 4:18-19 dibuktikan melalui keutaman Roh

Tuhan yakni Yesus adalah Kristus dan Jalan Keselamatan.

Pemahaman-pemahaman yang berdasar pada Lukas 4:18-19 akan

digunakan untuk relevansi bagi transformasi masyarakat di Indonesia. Guna

melahirkan pemikiran baru yang berdampak pada perubahan prilaku dan cara

pandang. Penulis akan mendeskripsikan konteks sosio-politik Indonesia saat ini

dan sumbangsinya makna deklarasi Yesus bagi transformasi masyarakat di

Indonesia.

4.1 Konteks Sosio-politik Indonesia Saat Ini

Penulis telah menjelaskan bahwa tujuan pembangunan masyarakat

Indonesia telah ditetapkan dalam pembukaan UUD 1945, alinea ke-4: melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mecerdaskan kehidupan bangsa, ikut melasanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan

sosial.

Secara singkat penulis menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia saat ini,

konflik agama antara mayoritas dan minoritas masih terjadi di Indonesia.

Mengakibatkan toleransi antar umat beragama menjadi rusak. Menurut wakil

ketua Koordinator Kaukus Pancasila Eva Kusuma Suandri mengatakan,

kebebasan agama di Indonesia terburuk di seluruh dunia. Hal ini dikatakan Eva

mengacu pada hasil penelitian dari PEW Research Center’s Forum on Relegion

Page 35: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

25

“Trends in Relegious Restrictions and Hostilities 2015 untuk tingkat kebebasan

beragama di 25 negara berpenduduk terbesar di dunia.51

Ada dua hal yang jadi

fokus, yaitu penindasan kebebasan beragama oleh pemerintah, dan penindasan

oleh kelompok-kelompok sosial, termasuk kelompok militan dan keleompok

teror. Dalam bidang perekonomian, kurangnya lahan pekerjaan menimbulkan

pengangguran, kebutuhan sembako semakin naik di pasaran menunjukan kurs

mata uang indonesia lemah di pasar Internasional dan mengakibatkan kemiskinan

dimana-mana. Hal ini berdampak pada kehidupan sosial, kaya tetap kaya yang

miskin tetap miskin. Sedangkan dalam bidang politik, seperti yang dibritahukan

media sosial maupun media cetak dan elektronik banyak terjadi korupsi ditingkat

elit politik mengakibatkan rakyat kurang percaya kepada pejabat-pejabat

pemerintah. Menurut data LSI (Lembaga Survei Indonesia) dalam temuannya

menjelaskan, fungi partai sebagai saluran aspirasi rakyat dinilai negatif. Sebagian

besar publik menilai partai politik saat ini lebih banyak memperjuangkan

kepentingan sendiri untuk mendapatkan jabatan atau kekuasaan ketimbang

memperjuangkan kepentingan rakyat.52

Permasalahan-permasalah di atas adalah

sedikit permasalahan dari sekian banyak permasalahan yang mengakibatkan

diskriminasi, penindasan, ketidakadilan dalam aspek agama, ekonomi, dan politik

di Indonesia.

Kita hendaknya paham bahwa aspek agama, ekonomi dan politik

merupakan bagian tak terpisahkan. Oleh karena itu kita perlu peka dan mengambil

langkah yang lebih baik untuk transformasi masyarakat di Indonesia saat ini. Dari

ketiga aspek ini, menurut hemat penulis, agama adalah aspek yang paling utama.

Agama sangat menyentuh dunia sosial masyarakat dan paling mendasar adalah

membentuk prilaku dan cara pandang setiap individu yang percaya kepada Tuhan

bagi seluruh ciptaan. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman teologis yang tepat

bagi permasalahan-permasalahan Indonesia saat ini.

51

Eva Kusuma Sundari, “Kebebasan beragama di Indonesia terburuk di dunia,” Agustus

12, 2016, diakses January 01, 2017, http://nusantaranews.co/eva-sundari-kebebasan-beragama-di-

indonesia-terburuk-di-dunia/ 52

Lembaga Survei Indonesia. “Paratai Politik di Mata Publik: Evaluasi atas kinerja partai

dan regenarasi politik”, (Rilis Surnas LSI : Temuan Survei 10-18 January 2015), 59.

Page 36: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

26

4.2 Sumbangsi Tafsiran Lukas 4:18-19 Bagi Transformasi Masyarakat

Indonesia

4.2.1 Kristologi Belas Kasih bukan Kristologi Pembebasan

Kritologi pembebasan menekankan bahwa kehadiran Kristus bagi umat

Kristen diyakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia terkait dengan setiap

persoalan hidup. Pemahaman tersebut dapat berkembang karena teks dipahami

hanya diperuntungkan bagi orang-orang miskin atau orang-orang tertindas

terhadap penindasan, penjajahan dan lain-lain. Pemahaman kristologi pembebasan

tidak beda jauh dengan pemahaman kedatangan seorang mesias menurut orang-

orang Yahudi. Dapat dikatakan kristologi semacam ini bisa berkembang ke arah

pembalasan yang menimbulkan kekerasan sesama ciptaan Tuhan.

Pemikiran ini menurut penulis kurang tepat walaupun Yesus Kristus yang

menjadi pokok pembahasan teks, teks menekankan tentang belas kasih Yesus

Kristus akan masa depan ciptaan yang berimplikasikan pada hubungan ciptaan

dengan Tuhan pencipta alam semesta. Teks Lukas 4:18-19 lebih tepat dipahami

sebagai kristologi belas kasih karena teks menekankan belas kasih Yesus Kristus

terpusat terutama pada belas kasih Tuhan pencipta alam semesta pada masa

sekarang.53

Kristologi belas kasih jelas tergambar dalam perbuatan Yesus Kristus

memberi kuasa kehidupan bagi orang-orang miskin (orang-orang lumpuh, buta,

orang-orang yang kerasukan, orang-orang yang kenal penyakit kusta, sampar,

pendarah dan lain-lain) menekankan Yesus Kristus kepada orang-orang miskin

yang dimaksud dengan memberian kehidupan secara cuma-cuma. Makna dari

perbuatan Yesus Kristus terhadap orang miskin menujukan bahwa manusia

sepatunya dan selayaknya memberikan kehidupan bagi sesama manusia dan

ciptaan lain yang membutuhkan pertolongan sesama ciptaan dengan tindakan

belas kasih bukan dengan tindakan berbalasan.

Untuk menuju kepada transformasi masyarakat indonesia saat ini. Hemat

penulis, Kristologi belas kasih tepat diterapkan dalam konteks Indonesia.

Kristologi belas kasih memberikan makna bahwa perbuatan belas kasih tidak

memamandang agama, suku, etnis, kepada sesama yang membutuhkan bantuan.

53

Lihat bagian tiga.

Page 37: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

27

Kristologi belas kasih juga memberikan makna bahwa perbuatan belas kasih

terhadap ciptaan lain dengan memlihara dan menjaga alam ini. Pemahaman

teologis seperti ini menunjukan solidaritas umat Kristen di Indonesia dalam

membangun masyarakat Indonesia yang damai dan sejahtera ke arah masyarakat

yang berdasarkan pembukaan UUD 1945, alinea ke-empat.

4.2.2 Soteorologi Universal bukan Soteorologi Esklusif

Soteorologi esklusif menekankan di luar kekristenan, di luar Kristus tidak

ada keselematan. Pemahaman ini menjadi nyata dalam kehidupan kekristenan

tradisional. Kepercayaan tradisional menekankan Yesus Kristus adalah jalan satu-

satunya untuk mendaptkan keselamatan dari Tuhan.

Pemikiran ini menurut penulis, tdak tepat, teks menekankan bahwa

Tuhan yang dalam Dunia Sorgawi telah berencana sejak awal untuk

menyelamatkan serta memulihkan keutuhan ciptaan. Inilah tujuan dari pengutusan

dan pemberitaan Yesus mengenai keselamatan dari Tuhan pencipta alam semesta.

Hubungan tersebut dijelasakan dalam topik Sikap terhadap Mengampuni dan

Mengasihi.54

Teks Lukas 4:18-19 menekankan soteorologi ke-universal-an bukan

soteorologi esklusif. Ke-universal-an sotereologi dalam teks ini memberikan cara

padang kita terhadap keutuhan ciptaan yang berpusat kepada belas kasih Tuhan

terhadap ciptaanNya bukan pilih kasih yang dapat menyebabkan perpecahan.

Dalam konteks transformasi masyarakat Indonesia saat ini. Soterologi

dari Yesus Kristus memberikan pemahaman cara berpikir bahwa Yesus Kristus

adalah jalan keselamatan bukan satu-satunya jalan keselamatan. Untuk itu bagi

setiap orang yang melakukan belas kasih terhadap sesama ciptaan seperti apa

Yesus Kristus lakukan tanpa dan melalui agama kekristenan ia layak untuk

mendapatkan keselamatan itu dan kepadanya keselamatan di karuniakan.

Pemahan teologis seperti ini merubah paradigma berpikir umat Kristen di

Indonesia terhadap relasi manusia dengan manusia, manusia dengan ciptaan lain

yang berimplikasikan hubungan haromonis dengan Tuhan pencipta alam semesta

dalam konteks Indonesia saat ini.

54

Lihat bagian tiga.

Page 38: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

28

5. Penutup

Penulis telah mengkaji dan menemukan makna deklarasi Yesus di dalam

Lukas 4:18-19 dan relevansi bagi transformasi masyarakat di Indonesia. Pada

bagian ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran.Kesimpulan dan saran

yang akan dideskripsikan penulis berdasarkan pada pembahasan yang telah

dilakukan pada bagian-bagian sebelumnya. Saran dianggap penting dan baik

untuk membangun perubahan prilaku dan cara berfikir dan dapat

memberlakukannya dalam tindakan nyata.

5.1 Kesimpulan

Krisis pembangunan masyarakat di Indonesia, disebabkan oleh

penindasan, ketidakadilan dan diskriminasi atas mayaoritas terhadap minoritas,

yang kuat terhadap yang lemah dalam berbagai aspek yakni agama, ekonomi dan

pokitik. Dari ketiga aspek ini agamalah membawa sumbangan terbanyak

penyebab krisis tersebut. Kurangnya pemahaman teologis yang tepat terhadap

Yesus adalah Kristus dan Jalan Keselamatan, mengakibatkan banyak umat Kristen

yang menganggap benar Yesus bagi umat Kristen dan Jalan satu-satunya

keselamatan bagi umat Kristen.

Teks Lukas 4:18-19 memberikan makna deklarasi Yesus bahwa Yesus

adalah Kristus dan Jalan Keselamatan bagi seluruh ciptaan. Gambaran tentang

Yesus adalah Kristus adalah memberi kehidupan secara cuma-cuma bagi cipataan

dan gambaran keselamatan dari Yesus adalah keselamatan pada keutuhan ciptaan.

Kedua-duanya dimaknai dalam satu gambaran yakni Tuhan penicpta alam semesta

adalah Tuhan yang berbelas kasih kepada ciptaanNya.

Masa depan ciptaan yang berdasarkan belas kasih Yesus Kristus

menggambarkan bahwa Tuhan adalah belas kasih, tidak ada lagi perbuatan

penindasan, ketidakadikan dan diskrimansi antar manusia dengan manusia

maupun manusia dengan ciptaan lain.

Masa depan ciptaan yang berdasarkan keselamatan Yesus Kristus

menggambarkan keselamatan universal, idealnya keselamatan universal adalah

menciptakan kehidupan relasi manusia dengan manusia dan manuisa terhadap

alam penuh dengan keharmonisan, kesejahteraan, perdamaian dan keadilan sosial.

Page 39: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

29

Maka dari itu perlu pertobatan, pertobatan dari prilaku dan cara berpikir.

Keduanya-duanya adalah satu kesatuan dan tak terpisahkan. Dengan demikian

terciptalah transformasi masyarakat, maksudnya adalah masyarakat Indonesia

kaya akan nilai-nalai belas kasih, nilai-nilai pegampunan, mengasihi serta

kesetaraan berdasarkan Pembukaan UUD 1945, alinea ke-empat.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Diri sendiri

Yang dilakukan adalah paradigma berpikir berdasarkan bahwa Yesus

adalah Kristus dan jalan keselamatan bagi seluruh ciptaan yang berpusat pada

belas kasih Tuhan. Paradigma berpikir seperti ini memperlihatkan relasi antara

manusia dan ciptaan lain.

5.2.2 Bagi Keluarga

Keluarga sebagai pranata sosial pertama dan utama, mempunyai arti yang

paling strategis dalam mengisi dan membekali nilai-nilai keagamaan yang

dibutuhkan anggotanya dalam mencari makna hidup. Dari sini peranan orang tua

sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai mulia, kesetiaan dan juga kasih

sayang bagi anak.

5.2.3 Bagi Gereja

Dalam hal menyikapi penindasan, ketidakadilan dan diskriminasi. Gereja

perlu membekali jemaat dengan pandangan teologis yang tepat dalam konteks

keberagaman. Gereja harus mendemonstrasikan kebenaran firman Tuhan melalui

tindakan nyata dalam masyarakat untuk mewujudkan kepedulian terhadap

sesama, melindungi ciptaan lain serta membangun relasi yang terbuka antar

ciptaan.

5.2.4 Bagi Pemerintah

Pemerintah telah merumuskan pembangunan masyarakat Indonesia

dalam pembukaan UUD 1945, alenia ke-empat. Pokok pikiran alenia keempat

yang terkadung dalam pembukaan ialah Negara berdasarkan atas ke-Tuhanan

Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena

itu UUD harus mengadung isi mewajibkan pemerintah dan lain-lain

penyelengaraan Negara untuk memelihara budi pekerti kamanusiaan yang luhur.

Pokok pikiran ini menjadi sumber dari cinta akan kerohaniaan, cinta akan moral,

Page 40: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

30

cinta akan hukum, dan cinta akan keadilan sosial yang harus ditegakan dalam

nilai-nilai belas kasih, nilai-nilai pengampunan, mengasihi serta kesetaraan untuk

pembangunan masyarakat Indonesia.

Page 41: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

31

Daftar Pusataka

Abineno. J.L.Ch. Yesus Juru Selamat: ciri khas Injil Lukas. Jakarta. BPK

Gunung Mulia, 1984.

Banawiratma. J. B, SJ. Gereja Indonesia, Quo Vadis? Hidup menggereja

kontekstual. Yogyakarta. Kanisius , 2000.

Boland. B. J. Tafsiran Alkitab: Injil Lukas. Jakarta. BPK Gunung Mulia,

2008.

Bruce. F. F. Dokumen-dokumen Perjanjian Baru. Jakarta. BPK Gunung

Mulia, 1959.

Collin, Michael, dan Price. A Matthew. The Story of Christianity. London.

Dorling Kindersley Limited, 2003.

Eckardt. A, Roy. Reclaiming the Jesus of History: Christologi Today.

Minneapolis. Augsburg Fortress, 1992.

Esler. F. Philip, The First Christians in their Social World: social-

scientific approaches to New Testament Interpretation. London. Routledge, 1994.

Fletcher. H, Verner. Lihatlah sang manusia!: suatu pendekatan pada etika

Kristen dasar. Jakarta. BPK Gunung Mulia, 2007.

France. R. T. Yesus sang radikal: potret manusia disalibkan. Jakarta. BPK

Gunung Mulia, 2004.

Harjawiyata, Frans. Yesus dan Situasi Zaman-Nya. Yogyakarta. Kanisius,

1998.

Harun, Martin, OFM. Tahun Rahmat Tuhan. Yogyakarta. Kanisius,2001.

Hinson. F, David. Sejarah Israel pada zaman Alkitab. Jakarta. BPK

Gunung Mulia, 2004.

Jacobs, Tom, SJ. Lukas: Pelukis hidup Yesus. Yogyakarta. Kanisius, 2006.

Keene, Michael. Seri Acces Guides Yesus. Yogyakarta. Kanisius, 2007.

Kraybill. B Donal, Kerajaan yang sungsang. Jakarta. BPK Gunung Mulia,

2005.

Leks, Stefan. Tafsiran Injil Lukas. Yogyakarta. Kanisius, 2003.

Ratzinger, Joseph. Jesus Von Nazareth. Milano. Liberia Vaticana, Citta del

Vaticano, 2007.

Page 42: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

32

Setyawan. B, Yusak. Hermeneutik Perjanjian Baru: suatu perkenalan.

Salatiga. Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Perss, 2015.

Setyawan. B, Yusak. KRISTOLOGI: Perkenalan, Pendalaman dan

Pergumulan. Salatiga. Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Press,

2015.

Silaen, Victor. Gereja dan Reformasi: Pembaharuan gereja menuju

Indonesia baru. Jakarta. Yakoma-PGI, 1991.

Stambaugh, John, dan David Black. Dunia sosial kekristenan mula-mula.

Jakarta. BPK Gunung Mulia, 2008.

Suharyo.I. Dunia Perjanjian Baru. Yogyakarta. Kanisius, 1991.

Tabor, James. The Jesus Dynasty. Jakarta. Gramedia, 2007.

Tenny, Merril. C. Survei Perjanjian Baru. Malang. Gandum Mas, 2013.

Wahono, Wismoady. Di sini kutemukan: petunjuk mempelajari dan

mengajarkan Alkitab. Jakarta. BPK Gunung Mulia, 2009.

Wenma. J.W. Bahasa Yunan Koine (The Elements of New Testament

Greek). Malang. Lynne Nawell, 1997.

Wessels, Anton. Memandang Yesus: gambaran Yesus dalam berbagai

budaya. Jakarta. BPK Gunung Mulia, 2001.

Website:

Lembaga Survei Indonesia. “Paratai Politik di Mata Publik: Evaluasi atas

kinerja partai dan regenarasi politik”. Rilis Surnas LSI : Temuan Survei 10-18

January, 2015.

Suandri Kusuma Eva, “Kebebasan beragama di Indonesia terburuk di

dunia,” dalam http://nusantaranews.co/eva-sundari-kebebasan-beragama-di-

indonesia-terburuk-di-dunia/, diunduh pada tanggal 01 january 2017.

Vivina Safrida, “Agama dan masalah makna Talcot Parsons,” dalam

http://blog.unnes.ac.id/vivinasafirda/2015/11/28/agama-dan-masalah-makna-

talcot-parsons/, diunduh pada tanggal 10 oktober 2016.

Page 43: MAKNA DEKLARASI YESUS DI DALAM LUKAS 4:18-19 (Studi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13467/1/T1_712013702_Full... · guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai

33

Kamus:

Browning, W.R.F. Kamus Alkitab: a dictionary of the bible. Jakarta. BPK

Gunung Mulia, 2010.

Katalog Dalam Terbitan (KDT). Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid

1dan 2. Jakarta. Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011.

Nenman, Barclay. J. Yunani-Indonesia untuk Perjanjian Baru. Jakarta.

BPK Gunung Mulia, 2012.

Walker, D.F. Konkordansi Alkitab: register kata-kata dan istilah dari

Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian baru dalam terjemahan Baru. Jakarta.

BPK Gunung Mulia, 2013.