makalah.doc

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar lembaran sejarah Psikolog mengungkapkan bahwa kondisioning merupakan bentuk belajar yang paling sederhana dan dapat dipahami secara keseluruhan. Sebab menurut ahli bahwa implementasinya ke arah pembentukan organisasi kelas bersifat lebih rendah menguasainya dibanding proses-proses belajar konsep, berpikir, dan menyelesaikan masalah. Salah satu tokoh dalam menciptakan belajar classical conditioning ialah Ivan Pavlov, ia dikenal sebagai tokoh behaviorisme. Teori Classical Conditioning yang merupakan bagian dari teori Behaviorisme mengatakan bahwa peniruan sangat penting dalam mempelajari bahasa. Teori ini juga mengatakan bahwa mempelajari bahasa berhubungan dengan pembentukan hubungan antara kegiatan stimulus-respon dengan proses penguatannya. Proses penguatan ini diperkuat oleh suatu situasi yang dikondisikan, yang dilakukan secara berulang-ulang. Sementara itu, karena rangsangan dari dalam dan luar mempengaruhi proses pembelajaran, anak-anak akan merespon dengan mengatakan sesuatu. Ketika responnya benar, maka 1

Upload: rahmat-nokias-gic

Post on 17-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagian besar lembaran sejarah Psikolog mengungkapkan bahwa kondisioning

merupakan bentuk belajar yang paling sederhana dan dapat dipahami secara keseluruhan. Sebab

menurut ahli bahwa implementasinya ke arah pembentukan organisasi kelas bersifat lebih rendah

menguasainya dibanding proses-proses belajar konsep, berpikir, dan menyelesaikan masalah.

Salah satu tokoh dalam menciptakan belajar classical conditioning ialah Ivan Pavlov, ia dikenal

sebagai tokoh behaviorisme.

Teori Classical Conditioning yang merupakan bagian dari teori Behaviorisme

mengatakan bahwa peniruan sangat penting dalam mempelajari bahasa. Teori ini juga

mengatakan bahwa mempelajari bahasa berhubungan dengan pembentukan hubungan antara

kegiatan stimulus-respon dengan proses penguatannya. Proses penguatan ini diperkuat oleh suatu

situasi yang dikondisikan, yang dilakukan secara berulang-ulang. Sementara itu, karena

rangsangan dari dalam dan luar mempengaruhi proses pembelajaran, anak-anak akan merespon

dengan mengatakan sesuatu. Ketika responnya benar, maka anak tersebut akan mendapat

penguatan dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Saat proses ini terjadi berulang-ulang, lama

kelamaan anak akan menguasai percakapan.

Kalimat bijak mengungkapkan sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat untuk

manusia, mungkin demikianlah ungkapan penulis bila tidak berlebihan terhadap diri Ivan Pavlov

yang demikian gemilang, telah mengiringi pemerhati teori belajar untuk senantiasa tidak jenuh

mengulasnya, menurut Ivan Pavlov bahwa teori ini “klasik”. Sehingga kesimpulan teori yang ia

tangkap”respon” dikontrol oleh pihak luar, ia menentukan kapan dan apa yang akan diberikan

sebagai “stimulus”. Demikianlah kejeniusan Ivan Pavlov mengenai teori classical conditioning

sebagai dasar hasil eksperimennya. Akibatnya, Ivan Pavlov telah melahirkan model belajar teori 1

Page 2: makalah.doc

classical conditioning bermanfaat, maka merupakan keharusan penulis untuk menyampaikan

kembali, guna mewujudkan dinamika teori Ivan Pavlov sebagai dasar pengembangan dalam

praktek belajar mengajar, sehingga dapat berjalan dengan baik dan tercapai tujuan yang

diharapkan

B. Tujuan

Adapun tujuan yang kami lakukan dalam pembuatan makalah selain sebagai tugas dan tanggung

jawab kami dalam mata kuliah kami juga memiliki tujuan lain antara lain :

1. Untuk mengetahui lebih mendalam lagi siapa tokoh yang terkenal dalam kepribadian

Behavioristik dan apa saja karya-karya beliau

2. Untuk mengetahui struktural dan dinamika apa saja yang ada dalam teori belajar

3. Untuk mengatahui secara mendalam apa saja eksperimen yang dilakukan

4. Untuk mengatahui apa saja yang dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari

5. Dan apa kelemahan dari teori belajar

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori belajar yang dikemukakan oleh Ivan P. Pavlov ?

2. Bagaimana tanggapan Ivan P.Pavlov terhadap belajar dan pendidikan ?

3. Bagaimana hokum yang dianut Ivan P.Pavlov ?

4. Bagaimana tanggapan Tokoh lain terhadap Teori yang dicetuskan oleh Ivan P. Pavlov?

2

Page 3: makalah.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI

Ivan Petrovich Pavlop lahir di Rusia pada tanggal 14 September tahun 1849 dan

meninggal di Leningrad pada tanggal 27 februari 1936. dan beliau meninggal pada tahun 1936 di

Rusia. Sebenarnya ia bukan seorang sarjana psikologi dan ia pun tidak mau disebut sebagai ahli

psikologi, karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Cara berfikirnya adalah

sepenuhnya cara berfikir ahli ilmu faal, bahkan ia sangat anti terhadap psikologi karena

dianggapnya kurang ilmiah. Dalam penelitian-penelitiannya ia selalu berusaha menghindari

konsep-konsep maupun istilah-istilah psikologi. Kendatipun demikian, peranan Pavlov dalam

psikologi sangat penting, karena studinya mengenai refleks-refleks akan merupakan dasar bagi

perkembangan aliran psikologi behaviorisme. Pandangannya yang paling penting adalah bahwa

aktivitas psikis sebenarnya tidak lain merupakan rangkaian refleks-refleks belaka. Karena itu,

untuk mempelajari aktivitas psikis (psikologi) kita cukup mempelajari refleks-refleks saja.

Pandangan yang sebenarnya bermula dari seorang tokoh Rusia lain bernama I.M. Sechenov yang

banyak mempengaruhi Pavlov ini, kemudian dijadikan dasar pandangan pula oleh J.B Watson di

Amerika Serikat dalam aliran Behaviorisme nya setelah mendapat perubahan-perubahan

seperlunya.

Dasar pendidikan Pavlov memang ilmu faal. Mula-mula ia belajar ilmu faal hewan dan

kemudian ilmu kedokteran di Universitas St. Petersburg. Pada tahun 1883 ia mendapat gelar

Ph.D setelah mempertahankan thesisnya mengenai fungsi otot-otot jantung. Kemudian selama

dua tahun ia belajar di Leipzig dan Breslau. Pada tahun 1890 ia menjadi profesor dalam

farmakologi di Akademi Kedokteran Militer di St. Petersburg dan direktur Departemen Ilmu

Faal di Institute of Experimental medicine di St. Petersburg. Antara1895-1924 ia menjadi

3

Page 4: makalah.doc

Professor ilmu Faal di Akademi Kedokteran Militer tersebut, 1924-1936 menjadi direktur

Lembaga ilmu Faal di Akademi Rusia Leningrad. Pada 1904 ia mendapat hadiah Nobel untuk

penelitiannya tentang pencernaan.

Penemuan Pavlov yang sangat menentukan dalam sejarah psikologi adalah hasil

penyelidikannya tentang refleks berkondisi (‘conditioned reflex). Dengan penemuannya ini

Pavlov meletakkan dasar-dasar Behaviorisme, sekaligus meletakkan dsar-dasar bagi penelitian-

penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar. Bahkan

American Psychological Association (APA) mengakui bahwa Pavlov adalah orang yang terbesar

pengaruhnya dalam psikologi modern disamping Freud.

Pavlov memiliki beberapa buah karyanya yang penting, sebagaimana dikutip dari Filsafat

Islam karangan Ismail Asy-Syarafa beliau menerangkan diantaranya:

a. Dua Puluh Tahun Studi Objektiv tentang Aktivitas Saraf (perilaku) pada Binatang (Isyuruuna

‘Aamman mi Ad-Dirasah Al-hayawaanat, 1923.

b. Kuliah tentang Cara Kerja Dua Lingkaran Besar Otak (Muhadharat fi ‘Amali An-Nishfain Al-

Kurawiyyaain Al-Kabirainn li Al-Mukh),1927.

B. TEORI BELAJAR

Teori belajar gagasan Ivan Pavlov disebut dengan Teori pembiasaan klasik (classical

conditioning) . Kata classical yang mengawali nama teori ini semata-mata dipakai untuk

menghargai karya Pavlov yang dianggap paling dahulu di bidang conditioning (upaya

pembiasaan) dan untuk membedakannya dari teori conditioning lainnya (Gleitmen,1986).

Selanjutnya, mungkin karena fungsinya, teori pavlov ini juga dapat disebut respondent

conditioning (pembiasaan yang dituntut). Teori ini sering disebut juga contemporary behaviorist

atau juga disebut S-R psychologists yang berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu

dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Jadi,

tingkah laku belajar mendapat jalinan yang erat antara reaksi behavioral dengan stimulasinya.

Guru yang menganut pandangan ini bahwa masa lalu dan masa sekarang dan segenap tingkah

laku merupakan reaksi terhadap lingkungan mereka merupakan hasil belajar. Teori ini

4

Page 5: makalah.doc

menganalisis kejadian tingkah laku dengan mempelajari latar belakang penguatan

(reinforcement) terhadap tingkah laku tersebut.

Konsep Teori

Dalam merumuskan teori belajar, Ivan Pavlov mengelompokkan konsep teori ke dalam 4

(empat) teori :

1. Eksitasi (Kegairahan ) dan Inhibition (Hambatan)

Menurut Ivan Pavlov dua proses dasar yang mengatur semua aktivitas sistem saraf sentra

adalah Exitation (Eksitasi/kegairahan) dan Inhibition (Hambatan). Ivan Pavlov bersepkulasi

bahwa setiap kejadian lingkungan berhubungan dengan beberapa titik tolak dan saat kejadian itu

dialami, ia cenderung menggairahkan atau mengahambat aktivitas otak. Jadi otak terus menerus

dirangsang atau dihambat, tergantung pada apa yang dialami organisme. Pola eksitasi dan

hambatan yang menjadi karakteristik otak ini oleh Pavlov disebut corcical mozaik (mozaik

corcical). Mosaik kortikal pada satu momen akan menentukan bagaimana organisme merespon

lingkungan. Setelah lingkungan eksternal atau internal berubah, mosaik kortikal akan berubah

dan perilaku juga akan berubah. Mozaik kortikal dapat menjadi konfigurasi yang relatif stabil,

sebab menurut Pavlov pusat otak yang berkali-kali aktif bersama akan membentuk koneksi

temporer dan kebangkitan satu poin akan membangkitkan poin lainnya. Jadi, jika satu nada terus

menerus diperdengarkan kepada seekor anjing sebelum ia diberikan makan, area di otak yang

merespon ke makanan. Ketika koneksi-koneksi ini terbentuk, presentase nada akan menyebabkan

hewan bertindak seolah-olah makanan akan disajikan. Pada poin ini kita mengatakan refleks

yang dikondisikan sudah terjadi.

2. Streotip Dinamis

Secara garis besar streotip dinamis adalah mosaik kortikal yang menjadi stabil karena

organisme berada dalam lingkungan yang dapat diprediksi selama periode waktu tertentu yang

lumayan panjang. Selama pemetaan kritikal ini dengan akurat merefleksikan lingkungan dan

menghasilkan respons yang tetap, maka segala sesuatu akan baik-baik saja. Tetapi, jika

lingkungan berubah secara radikal, organisme mungkin kesulitan untuk mengubah stereotif

dinamis. Ung diikuti oleh kejadian lingkungan lainnya, dan selama hubungan ini terus terjadi,

asosiasi antara keduanya pada level neural akan menguat. (perhatikan kemiripan dengan 5

Page 6: makalah.doc

pemikiran Thorndike tentang efek dari latihan terhadap ikatan neural). Jadi, lingkungan berubah

cepat, jalur neural baru harus dibentuk, dan itu bukan tugas yang mudah.

3. Iradiasi dan Konsenterasi

Pada awalnya terjadi iradiasi akan melebur ke arah otak lain di dekatnya. Iradiasi adalah

proses yang dipakai Ivan Pavlov untuk menjelaskan generalisasi, yaitu: ketika hewan

dikondisikan untuk merespon nada itu, tapi juga merespon nada yang lain yang terkait

dengannya. Ivan Pavlov mengasumsikan bahwa nada yang paling dekat dengan nada yang

dipresentasekan dalam daerah otak yang dekat dengan area yang menerima nada. Saat nada

menjadi makin berbeda, daerah otak yang mempresentasekannya akan semakin jauh dari area

yang menerima. Selain itu, pavlov mengasumsikan bahwa eksitasi akan hilang karena jarak.

Pavlov juga menemukan bahwa konsenterasi sebuah proses yang berlawanan dengan iradiasi.

4. Pengkondisian Eksitateris dan Inhibitoris

Ivan Pavlov mengidentifikasi dua tipe umum dari pengkondisian , yaitu pertama: eksitori

kondisioning akan tampak ketika pasangan CS-US menimbulkan suatu respon (sebuah bell (CS)

yang dipasangkan berulang kali dengan makanan (US) sehingga penyajian CS akan menerbitkan

air liur (CR), satu nada (CS) dipasangkan berulang kali dengan tiupan angin (US) langsung ke

mata yang menyebabkan mata secara refleks berkedip (UR) sehingga penyajian CS saja akan

menyebabkan mata berkedip.

Conditioned inhibition tampak training CS atau menekan suatu respon misalnya, Pavlov

berspekulasi bahwa pelenyapan mungkin disebabkan oleh munculnya hambatan setelah CS

menimbulkan respon itu diulang tanpa suatu penguat.

C. EKSPERIMEN

Eksperimennya Pavlov di laboratorium pada seekor anjing

Beliau melakukan operasi kecil pada pipi anjing itu sehingga bagian dari kelenjar liur

dapat dilihat dari kulit luarnya.Sebuah saluran kecil di pasang pada pipinya untuk mengukur

aliran air liurnya. Kondisi anjing itu terpisah dari penglihatan dan suara luar, atau diletakkan

pada panel gelas. Dengan kondisi bell dinyalakan, Anjing dapat bergerak sedikit, tetapi tidak

6

Page 7: makalah.doc

mengeluarkan liur. Setelah beberapa detik, bubuk daging diberikan,anjing tersebut lapar dan

memakannya. Alat perekam mencatat pengeluaran air liur yang banyak. Prosedur ini dilakukan

beberapa kali. Kemudian bell dinyalakan tetapi bubuk daging tidak diberikan, namun anjing

tetap mengeluarkan air liur. Binatang itu telah belajar mengasosiasikan dinyalakan bell dengan

makanan. Peristiwa ini menurut Pavlov merupakan refleks bersyarat dari adanya masalah fungsi

otak, sehingga masalah yang ingin dipecahkan oleh Pavlov dengan eksperimen itu ialah

bagaimanakah refleks bersyarat itu terbentuk.

Dari eksperimen Pavlov, menurutnya respon dikontrol oleh pihak luar,pihak inilah yang

menentukan kapan dan apa yang akan diberikan sebagai stimulus, sebagaimana dijelaskan Agus

Suryanto tentang teori Pavlov tersebut, beliau mengatakan semua harus berobjekkan kepada

segala yang tampak oleh indera, dari luar. Peranan orang yang belajar bersifat pasif karena untuk

mengadakan respon perlu adanya suatu stimulus tertentu. Sedangkan mengenai penguat menurut

Pavlov bahwa stimulus yang tidak terkontrol (unconditioned stimulus) mempunyai hubungan

dengan penguatan. Stimulus itu sendirilah yang menyebabkan adanya pengulangan tingkah laku

dan berfungsi sebagai penguat.

Setelah respon berkondisi tercapai, apakah yang akan terjadi bila stimulus berkondisi

diulang atau diberikan kembali tanpa diikuti oleh stimulus tidak berkondisi? Dalam hal ini akan

terjadi pelenyapan atau padam. Dengan kata lain pelenyapan adalah tidak terjadinya respon atau

menurunnya kekuatan respon pada saat diberikan kembali stimulus berkondisi tanpa diikuti

stimulus tak berkondisi setelah terjadinya respon. Sedangkan penyembuhan spontan adalah

tindakan atau usaha nyata untuk menghalangi terjadinya pelenyapan. Satu diantaranya ialah

melalui rekondisioning atau mengkondisikan kembali melalui pemberian kedua stimulus

berkondisi secara berpasangan.

Dari peristiwa pengkondisian klasik ini , merupakan dasar bentuk belajar yang sangat

sederhana, sehingga banyak ahli kejiwaan menganggap Pavlov sebagai titik permulaan tepat

untuk penyelidikan belajar. Lalu peristiwa kondisioning juga banyak terdapat pada diri manusia,

misalnya anda dapat menjadi terkondisi terhadap gambar makanan dalam berbagai iklan yang

menampilkan makanan malam dengan steak yang lezat dapat memicu respon air liur meskipun

anda mungkin tidak lapar.

7

Page 8: makalah.doc

Skema percobaan Pavlov

Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Ivan Pavlov maka terlihat bahwa pentingnya

mengkondisi stimulus agar terjadi respon. Dengan demikian pengontrolan stimulus jauh lebih

penting daripada pengontrolan respon. Konsep ini mengisyaratkan bahwa proses belajar lebih

mengutamakan faktor lingkungan (eksternal) daripada motivasi (internal).

Dalam eksperimennya yang lain, Pavlov menggunakan anjing untuk mengetahui hubungan

antara conditional stimulus (CS), unconditioned stimulus (UCS), conditioned response (CR), dan

unconditioned response (UCS). CS adalah rangsangan yang mampu mendatangkan respons yang

dipelajari, sedangkan respons yang dipelajari itu sendiri disebut CR. Adapun UCS berarti

rangsangan yang menimbulkan respons yang tidak dipelajari, dan respons yang tidak dipelajari

itu disebut UCR.

Anjing percobaan itu mula-mula diikat sedemikian rupa dan pada salah satu kelenjar air

liurnya diberi alat penampung cairan yang dihubungkan dengan pipa kecil (tube). Perlu diketahui

bahwa sebelum dilatih (dikenal eksperimen), secara alami anjing itu selalu mengeluarkan air liur

setiap kali mulutnya berisi makanan. Ketika, bel dibunyikan secara alami pula anjing itu

menunjukkan reaksinya yang relevan, yakni tidak mengeluarkan air liur.

Kemudian, dilakukan eksperimen berupa latihan pembiasaan mendengarkan bel (CS)

bersama-sama dengan pemberian makanan berupa serbuk daging (UCS). Setelah latihan yang

berulang-ulang ini selesai, suara bel tadi (CS) diperdengarkan lagi tanpa disertai makanan

(UCS). Apa yang terjadi? Ternyata anjing percobaan tadi mengeluarkan air liur juga (CR),

8

Page 9: makalah.doc

meskipun hanya mendengar suara bel (CS). Jadi, CS akan menghasilkan CR apabia CS dan UCS

telah berkali-kali dihadirkan bersama-sama.

Berdasarkan eksperimen di atas, semakin jelaslah bahwa belajar adalah perubahan yang ditandai

dengan adanya hubungan antara stimulus dan respons. Jadi, prinsipnya hasil eksperimen E.L

Thorndike di muka kurang lebih sama dengan hasil eksperimen Pavlov yang memang dianggap

sebagai pendahulu dan anutan Thorndike yang behavioristik itu. Kesimpulan yang dapat kita

tarik dari hasil eksperimen pavlov ialah apabila stimulus yang diadakan (CS) selalu disertai

dengan stimulus penguat (UCS), stimulus tadi (CS) cepat atau lambat akhirnya akan

menimbulkan respons atau perubahan yang kita kehendaki yang dalam hal ini CR.

D. Dinamika dan Perkembangan Kepribadian

Pavlov yakin bahwa kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan tingkah

laku dalam hubungan yang terus menerus dengan lingkungan nya. Cara yang efektif untuk

mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah penguatan, maksudnya dengan diberikan

penguatan-penguatan yang positif, maka tingkah laku seseorang akan bisa berubah dan terkontrol

dengan baik. Strategi untuk mengubah tingkah laku menurut pandangan Pavlov itu pada

dasarnya ada dua yaitu :

1. Conditioning Clasik, disebut juga dengan conditioning responden karena tingkah laku

dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus respon yang bersifat reflek.

2. Conditioning Operan, conditioning operan tidak tergantung kepada tingkah laku otomatis

atau refleks sehingga jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan conditioning clasik.

E. Pendapat Pavlov tentang Belajar dan Pendidikan

9

Page 10: makalah.doc

Dalam penjelasan terdahulu telah dijelaskan bahwa Pavlov adalah seorang ilmuwan yang

membaktikan dirinya untuk penelitian. Ia memandang ilmu pengetahuan sebagai sarana belajar

tentang berbagai masalah dunia dan masalah dan masalah manusia. Peranan ilmuwan

menurutnya antara lain membuka rahasia alam sehingga dapat memahami hukum-hukum yang

ada pada alam. Di samping itu ilmuwan juga harus mencoba bagaimana manusia itu belajar dan

tidak bertanya bagaimana mestinya manusia belajar.

Teori belajar classical conditioning mengaplikasikan pentingnya mengkondisi stimulasi

agar terjadi respon. Dengan demikian, pengontrolan dan perlakuan stimulus jauh lebih penting

daripada pengontrolan respon. Konsep ini mengisyaratkan bahwa proses belajar lebih

mengutamakan faktor lingkungan daripada motivasi internal.

Pandangan Pavlov tentang belajar, ia mengutamakan perilaku dan perubahan tingkah

laku organisme melalui hubungan stimulus respon (S-R). Dengan demikian, belajar hendaknya

mengkondisi stimulus agar bisa menimbulkan respon. Belajar adalah suatu perubahan tingkah

laku yang terus-menerus yang timbul sebagai akibat dari persyaratan kondisi.

Dalam pendidikan, prinsip Pavlov sulit untuk diaplikasikan dalam pendidikan di kelas. Sebab

yang menjadi pertanyaannya adalah apakah percobaannya terhadap hewan akan terjadi pula pada

manusia? Pertanyaan inilah yang sering dilontarkan terhadap teori classical conditioning. Oleh

sebab itu, walaupun paradigma classical conditioning dari Pavlov telah diperluas berdasarkan

penelitian-penelitian psikologi, namun persoalan penerapannya dalam praktek masih

menimbulkan pertanyaan. Banyak latihan-latihan. Pendidikan berdasarkan teori Pavlov baik

pada masa lampau maupun masa sekarang tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Dalam

praktek pendidikan mungkin bisa kita temukan seperti lonceng berbunyi mengisyaratkan belajar

dimulai atau pelajaran berakhir.

Pertanyaan guru diikuti angkatan tangan siswa, suatu pertanda siswa dapat menjawabnya.

Kondisi-kondisi tersebut diciptakan untuk memanggil suatu respon atau tanggapan. Ahli

pendidikan lain juga menyarankan bahwa panduan belajar dengan mengkombinasikan gambar

dan kata-kata dalam mempelajari bahasa, akan sangat berguna dalam mengajar perbendaharaan

kata-kata. Memasangkan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan kata-kata bahasa lainnya akan

membantu para siswa dalam membuat perbendaharaan kata dalam bahasa asing. Dalam

10

Page 11: makalah.doc

pengertian yang lebih luas misalnya memasangkan makna suatu konsep dengan pengalaman

siswa sehari-harinya akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep lainnya. Walaupun

classical conditioning terms menjadi bidang yang aktif dalam psikologi saat ini. Sebagian para

ahli telah mulai meninggalkan teori psikologi ini.

F. Aplikasi Teori Belajar Pavlov dalam Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar menurut Pavlov adalah

ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:

1. Mementingkan pengaruh lingkungan

2. Mementingkan bagian-bagian

3. Mementingkan peranan reaksi

4. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon

5. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya

6. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan

7. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma Pavlov akan

menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang

harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah,

tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui

simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana sampai pada yang

kompleks. Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian

suatu keterampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.

Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang

diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori belajar Pavlov

ini adalah tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan.Perilaku yang diinginkan mendapat

penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau 11

Page 12: makalah.doc

penilaian didasari perilaku yang tampak. Kritik terhadap teori belajar Pavlov adalah

pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, bersifaat mekanistik dan hanya berorientasi pada

hasil yang dapat diamati dan diukur. Kritik ini sangat tidak berdasar karena penggunaan teori

Pavlov mempunyai persyaratan tertentu sesuai dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap

mata pelajaran bisa memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan

kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi behavioristic.

Metode Pavlov ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan

praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas,

kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik,

menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok

diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa,

suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk

penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.

Penerapan teori belajar Pavlov yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga

mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa

yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan

menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar,

dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan

tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar

yang efektif.

G. Kelemahan

Adapun kelemahan dari teori conditioning ini ialah, teori ini menganggap bahwa belajar

itu hanyalah terjadi secara otomatis, keaktifan dan penentuan pribadi dalam tidak dihiraukannya.

Peranan latihan/kebiasaan terlalu ditonjolkan. Sedangkan kita tahu bahwa dalam bertindak dan

berbuat sesuatu, manusia tidak semata-mata tergantung kepada pengaruh dari luar. Aku atau 12

Page 13: makalah.doc

pribadinya sendiri memegang peranan dalam memilih dan menentukan perbuatan dan reaksi apa

yang akan dilakukannya. Teori Conditioning ini memang tepat kalau kita hubungkan dengan

kehidupan binatang. Pada manusia, teori ini hanya dapat kita terima dalam hal-hal belajar

tertentu saja. Umpamanya dalam belajar yang mengenai skills (kecekatan-kecekatan) tertentu

dan mengenai pembiasaan pada anak-anak kecil.

H. . Hukum-Hukum Yang Digunakan Pavlov

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi

fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme

tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.

Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi

kebiasaan yang dikuasai individu. Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan

behaviorisme ini, diantaranya : Ivan Pavlov “classical conditioning”.

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum

belajar, diantaranya :

a. Law of Respondent Conditioning, berarti hukum pembiasaan pembiasaan yang dituntut.

Menurut Hintzman (1978), yang dimaksud dengan law of respondent conditioning ialah, jika dua

macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer)

maka refleks ketiga yang terbentuk dari respons atas penguatan refleks dan stimulus lainnya akan

meningkat. Yang dimaksud dengan dua stimulus tadi adalah CS dan CR.

b. Law of Respondent Extinction, berarti hokum pemusnahan yang dituntut. Yaitu jika refleks

yang sudah diperkuat melalui respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa

menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

BAB III13

Page 14: makalah.doc

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pemaparan kami yang diatas maka kami menemukan beberapa kesimpulan yang dapat kita

gunakan sebagai acuan kita kedepannya, yang antara lain :

1. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori

pengkondisian asosiatif stimulus-respons. Dengan berbagai potensial yang dimilikinya Pavlov

mampu mengeluarkan banyak karya, yang diantaranya :

o Puluh Tahun Studi Objektiv tentang Aktivitas Saraf (perilaku) pada Binatang (Isyuruuna

‘Aamman mi Ad-Dirasah Al-hayawaanat, 1923.

o Kuliah tentang Cara Kerja Dua Lingkaran Besar Otak (Muhadharat fi ‘Amali An-

Nishfain Al-Kurawiyyaain Al-Kabirainn li Al-Mukh),1927

2. Menurut teori conditioning Pavlov, belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena

adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response).

3. Eksperimen Pavlov: Anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom anjing

akan mengeluarkan air liur (UCR).Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau

mengeluarkan air liur.Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS)

setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur

(UCR) akibat pemberian makanan. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka

ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan

memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).

4. Aplikasi teori Pavlov dalam pembelajaran adalah dengan guru tidak banyak memberi ceramah,

tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui

simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana sampai pada yang

kompleks.

5. Dan walaupun banyak yang menggunakan teori Pavlov namun Pavlov juga mengatakan bahwa

teorinya pun memiliki banyak kekurangan atau kelemahan yang dimana Pavlov berharap agar

setiap orang yang mengacu pada teorinya harus tetap teliti.

14

Page 15: makalah.doc

B. Saran

Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan

details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak dan

tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Dan bagi para pembaca apabila terdapat penjelasan yang kurang

dimengerti maka kamijuga sudah menyediakan situs-situs yang bagi kami akan berguna untuk kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: makalah.doc

Bell, Margareth E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Brennan, James F. 2006.Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Davies, Ivon K. 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori-Teori Belajar. (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/, diakses

tanggal 13 November 2011).

Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

16