makalah zikir dan tafakur

31
MAKALAH KONSEP DZIKIR DAN TAFAKUR DALAM KEHIDUPAN SPIRITUAL DISUSUN OLEH: 1. LISA GUSTIA NORMA MUNGKARI (13513184) 2. ARSY ANASTASYA RAHMADANI (13513185) 3. IDA FARIDA FAUZIAH (13513186) 4. VELI NOVITA SARI (13513187) 5. WARDHATUNNISA S. MEGANANDA (13513188) 6. FADLUL LAILI (13513189) JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FALKUTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2013/2014 1

Upload: ika-bayu-kartika

Post on 27-Dec-2015

724 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

z

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Zikir Dan Tafakur

MAKALAH

KONSEP DZIKIR DAN TAFAKUR DALAM KEHIDUPAN SPIRITUAL

DISUSUN OLEH:

1. LISA GUSTIA NORMA MUNGKARI (13513184)

2. ARSY ANASTASYA RAHMADANI (13513185)

3. IDA FARIDA FAUZIAH (13513186)

4. VELI NOVITA SARI (13513187)

5. WARDHATUNNISA S. MEGANANDA (13513188)

6. FADLUL LAILI (13513189)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FALKUTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2013/2014

KATA PENGANTAR

1

Page 2: Makalah Zikir Dan Tafakur

Bismillahhirahmannirrahim,

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya

kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dzikir dan Tafakur dalam

Kehidupan Spiritual” dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari tidak sedikit hambatan yang kami

hadapi. Akan tetapi, berkat kerjasama kelompok yang baik kami bisa menyelesaikan makalah

ini sesuai yang kami harapkan.

Makalah ini bermaksud mengajak pembaca untuk lebih memahami dari konsep dzikir

dan tafakkur sebagai usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dimana dzikir itu

bisa menciptakan ketenangan bathin, menjauhkan musibah, mempererat hubungan

(silaturahmi) dan merasakan nikmatnya hidup.

Perlu dijelaskan pula, tenyata aktivitas berdzikir itu menjadi perangkat “Pembuka

pintu langit”atau dengan kata lain “Membuka pintu makrifat”. Insya Allah dengan berdzikir

kita akan mengalami, kemudian mendapatkan hal-hal positif yang diberikan oleh Allah Swt.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat, segala yang baik hadirnya makalah ini

adalah dari Allah Swt, sedangkan segala kekurangannya adalah dari kami. Hanya ridha Allah

semata yang kami harapkan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Penulis

DAFTAR ISI

2

Page 3: Makalah Zikir Dan Tafakur

Kata pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab 1 : Pendahuluan 4

A. Latar Belakang 4

B. Tujuan 5

Bab 2 : Pembahasan 6

A. ZIKIR 6

1. Pengertian Zikir 6

2. Macam-macam Zikir 8

3. Keutamaan Zikir 9

4. Manfaat Zikir 12

B. Tafakur 15

1. Pengertian Tafakur 15

2. Keutamaan Tafakur 16

3. Batasan Tafakur 17

4. Larangan Tafakur Mengenai Zat Allah 18

5. Macam-macam Tafakur 19

C. Kaitan Tafakur dengan Zikir 19

Bab III : Penutup 21

A. Kesimpulan 21

Daftar Pustaka 22

3

Page 4: Makalah Zikir Dan Tafakur

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdzikir kepada Allah merupakan salah satu usaha taqarrub dan juga suatu bentuk

amalan yang sangat dicintai Allah SWT. Dalam sejumlah ayat, Allah telah memerintahkan

para hamba-Nya agar senantiasa berdzikrullah sebagai upaya menghidupkan sanubari.

Sebagaimana firman Allah:

“Karena itu, ingatlah (berdzikirlah) kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula)

kepadamu. Dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) Ku.” (Q.S. Al-Baqarah :152)

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir

yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Q.S.

Al-Ahzab: 41-42)

Dzikir adalah cara mengingat Allah yang sebaik-baiknya. Allah akan ingat kepada

orang yang ingat kepada-Nya, mengingat Allah dalam keadaan apa saja, saat berdiri, duduk,

berjalan dan lain-lain. Apabila kita mengingat Allah ditengah kerumunan orang ramai, maka

Allah akan mengingat kita di dalam kerumunan yang lebih baik dari mereka.

Sebuah hadits menyebutkan bahwa tanda-tanda mencintai Allah SWT adalah mencintai

dzikrullah, Abu Darda ra. berkata, “Barang siapa lidahnya senantiasa basah karena dzikir

kepada Allah, ia akan masuk surga dengan tersenyum”.

Tafakur biasanya merupakan kelanjutan dari dzikir. Tafakur disebut juga dengan Dzikir

Qalby, artinya bukan lagi anggota badan atau fisik serta logika yang aktif, melainkan jiwa

atau kalbu. Bertafakur adalah pangkal dari segala kebaikan, bertafakur adalah pekerjaan hati

yang paling utama dan paling mulia. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya dalam

penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda

bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri

atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan

langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini

dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali-

Imran: 190-191).

4

Page 5: Makalah Zikir Dan Tafakur

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tafakkuruu fii khalqillahi wa laa tafakkaruu

fiillahi.” Artinya “Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir

tentang Dzat Allah.” (HR. Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas)

Hadits tersebut berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakannya

dengan makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan

kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan.

Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami kesesatan dan

kebinasaan akibat berpikir.

Karena itu, Rasulullah menghendaki kaum muslimin agar memiliki budaya tafakur

yang dapat mengantarkan pada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan, keimanan, dan

ketundukan kepada Allah SWT. Agar tujuan itu tercapai, Rasulullah memberi rambu-rambu

agar kita tidak salah dalam bertafakur. Rasulullah memerintahkan kita untuk bertafakur

mengenai makhluk ciptaan Allah. Beliau melarang kita berpikir tentang Dzat Allah karena

kita tidak akan mampu menjangkaunya, dan berpikir tentang Dzat Allah bisa mengantarkan

kita kepada kesesatan dan kebinasaan.

B. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami fadhilah atau keutamaan berdzikir serta berbagai faedah

atau manfaat yang dapat diperoleh dari mengingat Allah.

2. Mengetahui akan pentingnya bertafakur kepada Allah SWT serta memahami

keutamaan dan manfaat-manfaatnya.

3. Mengajak pembaca untuk lebih sering mengingat Allah dengan jalan berdzikir.

4. Mengajak pembaca untuk senantiasa berserah diri kepada Allah SWT.

5

Page 6: Makalah Zikir Dan Tafakur

BAB II

PEMBAHASAN

A. ZIKIR

1. Pengertian Zikir

Ditinjau dari segi bahasa (etimologis), kata adz-dzikr berasal dari kata

Dzakara-yadzkuru-dzikran yang berarti menyebut, mengingat, atau menghadirkan

sesuatu yang tersimpan dalam pikiran. Karena itu dzikir biasanya dilakukan dengan

lisan dengan menyebut asma (nama) Allah secara berulang-ulang sambil

mengingat-Nya didalam hati. Dan dzikir yang sesungguhnya mesti melibatkan

lidah dan hati. Di dalam Al-Quran, kata ad-dzikr disebutkan sebanyak 285 kali

dalam berbagai bentuknya. Delapan belas kata diantaranya berarti laki-laki

(dzukur). Disamping kata dzikir, dalam Al-Quran juga terdapat kata muddzakkir

(memakai huruf Dal), yang oleh Muhammad Fuad Al-Baqi, penyusun Al-Mu’jam

Al-Mufahras, dimasukkan dalam kelompok dzikir.

Didalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Nabi Musa a.s.

bermunajat, “Wahai Tuhan, apakah imbalan bagi seseorang yang berdzikir

kepada-Mu dengan lidah dan hatinya?” Tuhan menjawab : “Aku akan

menempatkannya dibawah lindungan ‘Arsy dan penjagaan-Ku di Hari Kiamat.”

Dzikir menurut para Ulama

Imam Khomeini q.s. (qaddasallahu sirruhu)mengatakan :” Berdzikir kepada

Allah atau mengingat-Nya adalah mengingat seluruh rahmat yang telah

dianugerahkan-Nya kepadamu. Engkau tahu bahwa rasa terimakasih atau syukur

itu bersifat alamiah dan fitrah manusia untuk berterimakasih kepada siapa pun yang

telah bermurah hati kepadanya.”

Sedangkan secara terminologis pengertian dzikir, beberapa ulama

memberikan batasan dzikir sebagai berikut:

Sayid Sabiq berpendapat bahwa, “dzikir adalah segala apa yang dilakukan

dengan hati dan lisan yang berupa Tasbih, menyucikan Allah dan menyifati Tuhan

dengan sifat-sifat yang sempurna, keagungan dan keindahan.”

6

Page 7: Makalah Zikir Dan Tafakur

Disamping itu, Hasby As- Shiediqy juga berpendapat, “dzikir ialah

menyebut Allah dengan membaca : Tasbih, Tahmid, Takbir, hauqalah basmalah,

membaca do’a atau mengingat akan Allah dan menyebut-Nya dengan mengerjakan

segala rupa taat berbakti kepada Allah dengan ketawadhuan.”

Abu Bakar Washiti memberikan batasan dzikir bahwa, dzikir adalah keluar

dari lapangan lupa dan masuk ke lapangan musyahadah.”

Berdasarkan pemahaman diatas maka mereka yang berbicara tentang

kebenaran Allah, atau yang merenungkan keagungan, kemuliaan, dan tanda-tanda

kekuasaan-Nya dilangit dan dibumi, atau yang mengerjakan perintah-Nya dan

menjauhi Larangan-Nya sesungguhnya dengan berbuat demikian mereka tengah

berdzikir.

Demikian dapat kita simpulkan bahwa dzikir adalah perbuatan mengingat

Allah dan keagungan-Nya, baik dengan lisan maupun dengan hati, yang meliputi

hampir semua bentuk ibadah dan perbuatan baik, seperti Tasbih, Tahmid, Shalat,

membaca Al-Quran,berdo’a,melakukan perbuatan yang baik dan menghindarkan

diri dari kejahatan yang di realisasikan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata

lain tiada hari tanpa dzikir (ingat) kepada Allah dimana saja kita berada yang

benar- benar merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya, dan bukan ciptaan atau

diada-adakan oleh manusia.

Dzikir menurut Al-Quran dan Al-Hadits

Dzikrullah berkali-kali disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai Syarat utama

untuk mencapai kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman hidup. Bahkan secara

khusus ditegaskan bahwa dzikrullah adalah peristiwa yang sangat besar. Firman

Allah SWT dalam (Q.S Al-Ahzab : 41-43):

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama)

Allah,dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu

pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya

(memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan

kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-

orang yang beriman.”

7

Page 8: Makalah Zikir Dan Tafakur

Rasulullah SAW selalu melakukan dzikir kepada Allah dalam keadaaan

apapun, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim

” Aisyah r.a berkata : Adalah Rasulullah SAW selalu berdzikir pada Allah

setiap masa.”

Dalam (Q.S Al-Baqarah : 152) Allah SWT berfirman:

“karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat pula

kepadamu…..”.

Sabda Nabi Muhammad SAW, dalam hadits Qudsi, Allah SWT berfirman :

Artinya : “ Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW, bersabda :

Allah SWT berfirman : “Aku selalu mengikuti sangkaan hamba-Ku. Jika ia ingat

(dzikir) pada-Ku dalam hatinya, Aku ingat padanya dalam diri-Ku, dan jika ia

dzikir kepada-Ku dalam majlis orang-orang, niscaya Aku ingati dia dalam

gerombolan yang lebih baik dari gerombolannya.”.(H.R. Bukhari-Muslim).

Selanjutnya Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Ankabut :45):

“…..Dan sesungguhnya mengingat Allah lebih besar (keutamaannya

daripada ibadah- ibadah lain). Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”

Demikianlah diantara hadits-hadits yang berkaitan dengan masalah dzikir

kepada Allah, yang sebenarnya masih banyak hadits yang berkaitan dengan dzikir.

2. Macam – Macam Dzikir

Jika ditinjau dari hakikatnya, dzikir itu ada tiga jenis, yaitu :

a) Dzikir sebagai salah satu bentuk ibadah

Dzikir sebagai ibadah adalah seperti dalam firman Allah :

“berdzikirlah dengan asma Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan

penuh ketekunan, “(Q.S Al-Muzammil [73] : 8).

8

Page 9: Makalah Zikir Dan Tafakur

Dzikir jenis ini memiliki dua macam bentuk : pertama, dzikir yang

formal, yaitu yang biasa dilakukan pada waktu-waktu tertentu, seperti dzikir

setelah shalat, dzikir didalam khalwat (menyendiri dengan bermeditasi ) dan

yang semacam itu. Kedua, dzikir yang informal, yaitu dzikir yang dilakukan

setiap saat tanpa mengenal waktu dan tempat tertentu.. Dalam hal ini Allah

SWT berfirman : “…..(yaitu) orang-orang yang berdzikir kepada Allah sambil

berdiri, atau duduk atau dalam keadaan berbaring.”(Q.S Ali Imran [3] :191).

b) Dzikir sebagai tujuan seluruh ibadah

Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah SWT : “Sesungguhnya

aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka beribadahlah kepada-

Ku dan dirikanlah shalat untuk berdzikir kepada-Ku.”(Q.S Tha-Ha [20]: 14).

Dzikir ini merupakan sebuah kesadaran manusia atas dirinya, ia

(manusia) menyadari penuh bahwa dirinya hanyalah seorang hamba dari

hamba-hamba-Nya yang ada di semesta ini.kesadaran inilah yang kemudian

disebut kesadaran ubudiah atau kesadaran penghambaan.

c) Dzikir Allah kepada hamba-Nya

Ini berkenaan dengan uraian mengenai bahwa berdzikir kepada Allah

secara lisan tidak sesulit berdzikir dengan kalbu yang berarti mengingat-Nya.

Karena adalah tidak mungkin kita mengingat Allah yang non materi (tidak

berbentuk) sementara ingatan manusia hanya mampu menangkap hal-hal yang

bersifat materi.

3. Keutamaan Zikir

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2]: 152 yang artinya :

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan

bersyukur kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

Zikir kepada Allah bukan hanya sekedar ingat kepada-Nya. Pernyataan ingat

dalam ayat tersebut adalah merupakan proses internalisasi sifat-sifat ketuhanan

dalam diri manusia, yang menjadi sebab bagi rasa kehadiran tanpa putus dari Allah

dalam sanubari serta kejiwaan seseorang. Oleh karenanyaterjadi proses timbal balik,

saling memberi dan menerima antara Allah dan hamba-Nya. Tentu kondisi tersebut

9

Page 10: Makalah Zikir Dan Tafakur

menyebabkan sang hamba selalu mengembalikan nilai-nilai kehidupan yang

diperoleh dari aplikasi sifat ketuhanan kepada Sang Pemilik Sifat, yakni Allah

melalui prosesi rasa syukur yang tiada putus. Oleh karenanya sang hamba

diingatkkan untuk tidak mengingkari nikmat pemberian-Nya.

Energi zikir sebagaimana tersirat dalam ayat tersebut adalah, adanya

ketenangan jiwa tiada putus yang disebabkan eksistensi nilai-nilai Ilahiah dalam diri

sang zakir. Selain itu bahwa apa yang menjadi kehendak dan keinginannya tidak lain

sudah berada dalam perkenan dan rida-Nya.

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa

takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan

janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al – A’araf [7]: 205)

Zikir yang menyebabkan “manusia berada dalam ingatan Allah” adalah zikir

keseluruhan jiwa, yang tidak menyisakan eksistensi lain kecuali eksistensi Ilahiah

dalam diri seseorang. Oleh karenanya ranah terpokok dalam zikir berada di

kedalaman hati, yang kemudian baru menyembul dalam aplikasi lahiriah. Di

hadapan Allah, orang tersebut hanya memiliki kerinduan dan keinginan untuk dapat

dipertemukan dengan Ilahi, yang memunculkan kondisi kejiwaan tadaruk ( rasa

rendah diri yang amat sangat ), dan keinginan kuat untuk memenuhi apa yang

menjadi kehendak dan tuntutan-Nya. Rasa inilah yang disebut sebagai “rasa

takut”dari seseorang manusia beriman. Bahkan zikir yang dilaksanakan pun lebih

mendominasi ranah jiwanya, di mana gema zikir hati lebih dahsyatgaungnya

disbanding dengan kerasnya zikir lisa, namun dalam hati sedikit melupakan

eksistensi Ilahi itu sendiri. Kalaupun kemudian muncul ungkapan-ungkapan zikir

melalui lisan, tidak lain ini sebagai akibat gema suara zikir yang berasal dari

kedalaman jiwa dan rohaninya.

Firman-Nya dalam QS. Ali Imran [3]: 191 :

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam

keadaan berbaring dam mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata) : “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-

sia, Maha suci Engkau, Maka perihalah Kami dari siksa neraka.”

10

Page 11: Makalah Zikir Dan Tafakur

Zikir yang dilaksanakan adalah bersifat menyeluruh. Segala aktivitas hidup

dan geraknya adalah manifestasi dari kedalaman zikir rohaninya. Bahkan

keseluruhan nilai hidupnya adalah dalam kerangka zikir terhadap Allah, di mana hal

ini menjadi jiwa seseorang sebagai bagian tidak terpisahkan dari kosmos alam

semesta yang berada dalam pemeliharaan dan liputan sang Ilahi Rabbi (wujud dari

kalimat al-hamdulillahi rabbil ’alamin). Jika Allah menjadikan alam tidak dengan

kesia-siaan, demikian pula keadaan dirinya sebagai bagian dari ciptaan Allah dalam

semesta ini juga tidaklah menjadi bagian dari kesia-siaan. Ia menjadikan diri sebagai

manifestasi wujud, sifat dan tindakan Ilahi.

Dengan berbagai keadaan dari manusia yang berzikir demikian, maka Allah

menjanjikan ampunan dan anugerah yang tiada tara keadaannya sejak dalam

kehidupan dunia, lebih-lebih lagi dalam kehidupan alam akhirat, sebagaimana

firman-Nya dalam QS. Al-Ahzab [33]: 35 :

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang Muslim, laki-laki dan perempuan

yang Mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan

perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan

perempuan yang khusuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan

perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara

kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,

Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Rasulullah mengabarkan tentang firman Allah dalam hadist Qudsi (redaksi hadist

dari Rasulullah SAW, namun substansinya dari Allah SAW):

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA katanya : Rasulullah SAW bersabda : Allah

SWT berfirman : Aku adalah berdasarkan kepada sangkaan hamba-Ku terhadap-

Ku. Akan bersamanya ketika dia mengingati-Ku. Apabila dia mengingati-Ku dalam

dirinya, niscaya Aku juga akan mengingatinya dalam diri-Ku. Apabila dia

mengingati-Ku dalam suatu kaum, niscaya Aku juga mengingatinya dalam suatu

kaum yang lebih baikdaripada mereka. Apabila dia mendekati-Ku dalam jarak

sejengkal, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia datang

kepada-Ku dalam keadaan berjalan seperti biasa, niscaya Aku akan datang

kepadanya dalam keadaan berlari-lari anak. (HR. Bukhari dan Ahmad)

11

Page 12: Makalah Zikir Dan Tafakur

Hadis ini tergolong hadis muttafaq ‘alaih, yang tercantum dalam CD-rom

Al-Bayan, Nomor 1562. Dalam kitab al-Ahadis al-Qudsiyyah tercantum dalam

nomor 231. Hadis ini merupakan salah satu hadis yang popular di kalangan para

sufi. Di kalangan ahli hadis pun juga memiliki kedudukan yang kuat, karena

banyaknya orang yang meriwayatkannya.

Dari berbagai ayat Allah dan hadis tersebut, tampak bahwa zikir kepada

Allah demikian juga doa merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang

terhadap Allah SWT. Dengan zikir dan doa yang menjadi jeritan rohaninya, maka ia

telah menjadikan dirinya tidak sia-sia sebagai ciptaan Allah yang dihadirkan di

dunia ini. Ialah wujud nyata jiwa khalifatullah yang terbungkus dalam diri zahir

sebagai sang ‘ibadullah, untuk mewujudkan pesan Ilahiah untuk mewujudkan

rahmatan lil ‘alamin.

4. Manfaat Zikir

Dzikir merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat mudah dan sangat

ringan untuk dilakukan. Orang yang berdzikir akan memperoleh pahala dan

keistemewaan yang sangat besar bahkan dapat melebihi pahala yang diperoleh saat

melakukan amalan-amalan selain dzikir. Selain memperoleh pahala dan

keistimewaan yang sangat besar, berdzikir juga mempunyai banyak manfaat, antara

lain:

A. Menurut Dr. Hamzah Ya’qub

1. Memantapkan iman

2. Perbaikan akhlak

3. Mendekatkan diri kepada Allah

4. Menentramkan jiwa

5. Mendapat maghfirah (ampunan)

6. Terlepas dari bahaya

7. Pahala yang bernilai tinggi

8. Mendatangkan rahmat

12

Page 13: Makalah Zikir Dan Tafakur

B. Menurut Hasbi Ash Shiddieqy

1. Mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah dengan amal shaleh ini

2. Mendapatkan rahmat dan inayah Allah

3. Memperoleh sebutan dari Allah di hadapan hamba-hamba yang pilihan

4. Membimbing hati dengan mengingat dan menyebut Allah

5. Melepaskan diri dari azab

6. Melepaskan diri dari was-was dan membentengi diri dari maksiat

7. Mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat

8. Menyampaikan kepada derajat yang tinggi di sisi Allah

9. Memberikan sinar kepada hati dan menghilangkan kekeruhan jiwa

10. Menghasilkan tegaknya suatu bangunan iman dan islam

11. Menghasilkan kemuliaan dan kehormatan di hari kiamat

12. Melepaskan diri dari kesesatan

13. Memperoleh penjagaan dan pengawalan dari para malaikat

14. Menyebabkan Allah bertanya kepada para malaikat yang menjadi

utusan Allah tentang keadaan orang-orang yang berdzikir

15. Menyebabkan berbahagia orang yang turut duduk beserta irang yang

berdzikir, walaupun orang yang ikut duduk itu bukan orang yang tidak

berbahagia

16. Menyebabkan dipandang orang yang ahli ihsan, dipandang orang yang

berbahagia dan pengumpul kebajikan

17. Menghasilkan ampunan dan ridho dari Allah SWT

18. Menyebabkan terlepas dari pintu fasik dan durhaka

19. Merupakan ukuran untuk mengetahui derajat yang diperoleh di sisi

Allah

20. Menyebabkan para nabi dan orang mujahidin menyukai dan mengasihi

C. Menurut Ibnu Mahalli Abdullah Umar

1. Dzikir dapat mengusir pengaruh dan mematahkan serta menundukkan

setan.

2. Menghilangkan kesedihan dan kesulitan dalam hati.

3. Memberikan ketentraman dan kebahagiaan serta keceriaan.

4. Menjadikan hati bercahaya dan terpantul pada wajah tampak berseri.

13

Page 14: Makalah Zikir Dan Tafakur

5. Memberikan kepada orang yang berdzikir pakaian kemuliaan

(kharisma).

6. Merasakan manis dan segarnya keimanan.

7. Mengantarkan pada rasa cinta kepada Allah.

8. Senantiasa bertaqwa dan bertaubat kepada-Nyat

9. Allah akan selalu menyebut serta mengingat dirinya.

10. Membebaskan hati dari belenggu kelalaian dan menghapuskan

kesalahan.

D. Menurut Sayyid Abdul Wahhab Asy-Sya’rani

1. Berdzikir merupakan ketetapan dan syarat kewalian. Artinya siapa

yang senantiasa berdzikir kepada Allah, maka ia akan dapat mencapai

derajat kekasih Allah dan itu menjadi salah satu cirri utamanya.

2. Dzikir merupakan kunci daari ibadah-ibadah lain. Dzikir merupakan

jalan yang paling cepat membuka rahasia-rahasia ibadah yang lain.

3. Berdzikir merupakan syarat atau perantara untuk dapat masuk dalam

hadirat Illahi. Seseorang yang senantiasa berdzikir, hatinya akan

menjadi bening dan bersih.

4. Dzikir akan membuka hijab dan menciptakan keikhlasan hati yang

sempurna.

5. Menurunkan rahmat.

6. Menghilangkan kesusahan hati.

7. Melunakkan hati dan meredakan berbagai macam penyakit hati.

8. Memutuskan ajakan setan.

9. Dzikir bisa menolak bencana.

Selain manfaat-manfaat yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi

manfaat yang dapat kita peroleh, antara lain sebagai obat bagi hati yang keras.

Dalam sebuah riwayat diterangkan, bahwa pada suatu ketika ada seseorang

yang datang mengajukan pertanyaan kepada Hasan Al-Bashri: “Ya Aba Sa’id, aku

ingin mengadu kepadamu, mengapa hatiku menjadi keras begini?”.

14

Page 15: Makalah Zikir Dan Tafakur

Jawab Hasan Al-Bashri: “Lunakkan hatimu dengan berdzikir.”

Riwayat lain menerangkan bahwa pada suatu ketika ada seorang lelaki yang datang

menghadap Rasulullah seraya bertanya:

“Ya Rasulullah, sungguh pintu-pintu kebaikan itu banyak sekali dan aku tidak dapat

melakukan seluruhnya. Karena itu katakanlah kepadaku suatu amalan yang dapat

aku jadikan pegangan dan jangan engkau perbanyak amalan atasa diriku agar aku

tidak lupa untuk mengamalkan.”

Rasulullah menjawab: “Hendaklah lisanmu selalu basah dengan berrdzikir kepada

Allah.” (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Bushr)

B. Tafakur

1. Pengertian Tafakur

Tafakur adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Dengan kata laim, tafakur adalah mencari (Yang Dicintai). Tafakur itu akan membuat manusia sedemikian ingat akan Yang Tercinta (Allah Swt).

Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah.” Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat hasan.

Hadits itu berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami kesesatan dan kebinasaan akibat berpikir.

Karena itu, Rasulullah saw. menghendaki kita, kaum muslimin, untuk punya budaya tafakur yang akan bisa mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan, keimanan, dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Agar tujuan itu tercapai, Rasulullah saw. memberi rambu-rambu agar kita tidak salah dalam bertafakur. Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk bertafakur mengenai makhluk ciptaan Allah swt. Beliau melarang kita berpikir tentang Dzat Allah karena kita tidak akan mampu menjangkaunya, dan berpikir tentang Dzat Alllah bisa mengantarkan kita kepada kesesatan dan kebinasaan.

15

Page 16: Makalah Zikir Dan Tafakur

2. Faadhaailut Tafakkuri (Kutamaan Tafakur)

Setidaknya ada empat keutamaan tafakur, yaitu:

ii. Allah memuji orang-orang yang senantiasa bertafakur dan berdzikir

Dalam setiap situasi dan kondisi dengan menceritakannya secara khusus dalam Al-Qur’an di surat Ali Imran ayat 190-191. Sa’id Hawa dalam Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil Anfus halaman 93 berkata, “Dari ayat ini kita memahami bahwa kemampuan akal tidak akan terwujud kecuali dengan perpaduan antara dzikir dan pikir pada diri manusia. Apabila kita mengetahui bahwa kesempurnaan akal berarti kesempurnaan seorang manusia, maka kita bisa memahami peran penting dzikir dan pikir dalam menyucikan jiwa manusia. Oleh karena itu, para ahli suluk yang berupaya mendekatkan diri kepada Allah senantiasa memadukan antara dzikir dan pikir di awal perjalanannya menuju Allah. Sebagai contoh, di saat bertafakur tentang berbagai hal, mereka mengiringinya dengan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.”

iii. Tafakur termasuk amal yang terbaik dan bisa mengungguli ibadah.

Ada atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban berbunyi, “Berpikir sesaat lebih utama daripada ibadah setahun.” Kenapa begitu? Karena, berpikir bisa memberi manfaat-manfaat yang tidak bisa dihasilkan oleh suatu ibadah yang dilakukan selama setahun. Abu Darda’ seorang sahabat yang terkenal sangat abid pernah ditanya tentang amalan yang paling utama, ia menjawab, “Tafakur.” Dengan tafakur seseorang bisa memahami sesuatu hingga hakikat, dan mengerti manfaat dari yang membahayakan. Dengan tafakur, kita bisa melihat potensi bahaya hawa nafsu yang tersembunyi di dalam diri kita, mengetahui tipu daya setan, dan menyadari bujuk rayu duniawi.

iv. Tafakur bisa mengantarkan kita kepada kemuliaan dunia dan akhirat.

Ka’ab bin Malik berkata, “Barangsiapa menghendaki kemuliaan akhirat, maka hendaknyalah ia memperbanyak tafakur.” Hatim menambahkan, “Dengan merenungi perumpamaan, bertambahlah ilmu pengetahuan; dengan mengingat-ingat nikmat Allah, bertambahlah kecintaan kepadaNya; dan dengan bertafakur, bertambahlah ketakwaan kepadaNya.” Imam Syafi’i menegaskan, “Milikilah kepandaian berbicara dengan banyak berdiam, dan milikilah kepandaian dalam mengambil keputusan dengan berpikir.” (lihat Mau’idhatul Mu’minin)

16

Page 17: Makalah Zikir Dan Tafakur

v. Tafakur adalah pangkal segala kebaikan.

Ibnul Qayyim berkata, “Berpikir akan membuahkan pengetahuan, pengetahuan akan melahirkan perubahan keadaan yang terjadi pada hati, perubahan keadaan hati akan melahirkan kehendak, kehendak akan melahirkan amal perbuatan. Jadi, berpikir adalah asas dan kunci semua kebaikan. Hal ini bisa menunjukkan kepadamu keutamaan dan kemuliaan tafakur, dan bahwasanya tafakur termasuk amalan hati yang paling utama dan bermanfaat sampai-sampai dikatakan, ‘Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah setahun’. Tafakur bisa mengubah dari kelalaian menuju kesadaran, dan dari hal-hal yang dibenci Allah menuju hal-hal yang dicintaiNya, dari ambisi dan keserakahan menuju zuhud dan qana’ah, dari penjara dunia menuju keluasan akhirat, dari kesempitan kejahilan menuju bentangan ilmu pengetahuan, dari penyakit syahwat dan cinta kepada dunia menuju kesembuhan ruhani dan pendekatan diri kepada Allah, dari bencana buta, tuli, dan bisu menuju nikmat penglihatan, pendengaran, dan pemahaman tentang Allah, dan dari berbagai penyakit syubhat menuju keyakinan yang menyejukkan hati dan keimanan yang menentramkan.” (Miftah Daris Sa’adah: 226).

3. Dhawabithut (Batasan Tafakur)

Imam Al-Ghazali berkata, “Ketahuilah bahwa semua yang ada di alam semesta, selain Allah, adalah ciptaan dan karya Allah Ta’ala. Setiap atom dan partikel, apapun memiliki keajaiban dan keunikan yang menunjukkan kebijaksanaan, kekuasaan, dan keagungan Allah Ta’ala. Mendata semuanya adalah sesuatu yang mustahil, karena seandainya lautan adalah tinta untuk menuliskan semua itu niscaya akan habis sebelum menuliskan sepersepuluhnya saja dari semua ciptaan dan karya-Nya.”

Jadi, tafakur adalah ibadah yang bebas dan terlepas dari ikatan segala sesuatu kecuali satu ikatan saja, yaitu tafakur mengenai Dzat Allah.

Saat bertafakur sebenarnya seorang muslim sedang berusaha meningkatkan ketaatan, menghentikan kemaksiatan, menghancurkan sifat-sifat destruktif dan menumbuhkembangkan sifat-sifat konstruktif yang ada dalam dirinya.

Berhasil tidaknya hal itu dicapai sangat dipengaruhi banyak faktor, di antaranya:

1. Kedalaman ilmu2. Konsentrasi pikiran3. Kondiri emosional dan rasional4. Faktor lingkungan5. Tingkat pengetahuan tentang objek tafakur6. Teladan dan pergaulan7. Esensi sesuatu8. Faktor kebiasaan

17

Page 18: Makalah Zikir Dan Tafakur

4. Larangan Tafakur Mengenai dzat Allah

Setidaknya ada dua alasan, yaitu:

1. Kita tidak akan sanggup menjangkau kadar keagunganNya.

Allah swt. tidak terikat ruang dan waktu. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Bagi Tuhanmu tidak ada malam, tidak pula siang. Cahaya seluruh langit dan bumi berasal dari cahaya wajah-Nya, dan Dia-lah cahaya langit dan bumi. Pada hari kiamat, ketika Allah datang untuk memberikan keputusan bumi akan tenang oleh cahayaNya. (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. (Asy-syuuraa: 11)

Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui. (Al-An’am: 103)

Ibnu Abbas berkata, “Dzat Allah terhalang oleh tirai sifat-sifat-Nya, dan sifat-sifat-Nya terhalang oleh tirai karya-karya-Nya. Bagaimana kamu bisa membayangkan keindahan Dzat yang ditutupi dengan sifat-sifat kesempurnaan dan diselimunti oleh sifat-sifat keagungan dan kebesaran.”

2. Kita akan terjerumus dalam kesesatan dan kebinasan.

Memberlakukan hukum Sang Khalik terhadap makhluk ini adalah sikap ghulluw (berlebihan). Itulah yang terjadi di kalangan kaum Rafidhah terhadap Ali r.a. Sebaliknya, memberlakukan hukum makhluk terhadap Sang Khalik ini sikap taqshir. Perbuatan ini dilakukan oleh aliran sesat musyabihhah yang mengatakan Allah memiliki wajah yang sama dengan makhluk, kaki yang sama dengan kaki makhluk, dan seterusnya. Semoga kita bisa terselamatkan dari kesesatan yang seperti ini. Amiin.

5. Macam-macam Tafakur

18

Page 19: Makalah Zikir Dan Tafakur

Menurut imam Al-Din Al-Amawi

a.   Tafakur terhadap ciptaan allah, dapat melahirkan makrifat

b.   Tafakur terhadap kekuasaan dan segala nikmat yang diperoleh dapat

melahirkan kecintaan hamba kepada-Nya

c.   Tafakur terhadap janji dan pahala dari allah dapat melahirkan dorongan

untuk memperoleh imbalan dari allah

d.   Tafakur terhadap ancaman dan azab allah, dapat melahirkan sikap untuk

menjauhi perbuatan buruk dan rasa takut terhadap siksaanya.

e.   Tafakur terhadap penyimpangan nafsu yang sering dilakukan manusia,

dapat melahirkan rasa malu terhadapnya.

Menurut imam Ghozali

a.   Tafakur terhadap sikap dan prilaku diri sendiri, yang dapat membedakan

perbuatan baik dan buruk sesama manusia, dan yang membedakan perbuatan

baik dan buruk terhadap allah

b.   Tafakur terhadap kebesaran, ketinggian dan keagungan Allah

C. Kaitan tafakur dan dzikir dengan kehidupan spiritual

Tafakur dalam bahasa tasawuf  berbeda dalam bahasa mantiq, dalam tasawuf tafakur

adalah kegiatan akal yang dituntun oleh perasaan hati terhadap suatu objek fikir untuk

mendorong sikap agar selalu melakukan dzikir kepada allah. Sedangkan dalam bahasa mantiq

adalah kegiatan akal dalam memikirkan sesuatu untuk membentuk suatu konsep baru

Untuk menambah dorongan batin dalam memperkuat sikap dan prilaku baik, maka

diharuskan pula bertafakur terhadap kebesaran allah, lewat renungan terhadap ciptaannya

maka inilah yang mendorong manusia untuk memperbanyak dzikir kepadanya, baik dzkir

lisan maupun dzikir hati, jai tafakur adalah kegiatan merenung untuk menimbulkan

keyakinan yang kuat tentang ke-mahakuasaan allah, sehingga timbul kesadaran yang kuat

pula untuk berdzikir kepadanya.

Melalui tafakkur, subjek mampu memahami makna di balik peristiwa. Pir Vilayat

(2002, hal. 41) menyebut kemampuan memahami makna di balik peristiwa lahiriah dengan

istilah “akal spiritual” yang merupakan realisasi tertinggi dari para penempuh jalan tasawuf.

Akal spiritual merupakan suatu tahapan dalam meditasi atau perenungan dimana menemukan

pemahaman mengenai makna dibalik fenomena fisik. Melalui berpikir (bertafakur), maka

19

Page 20: Makalah Zikir Dan Tafakur

manusia akan sanggup melampaui kedudukan binatang dan makhluk lainnya. Melalui

tafakur, manusia mencapai kedudukan tertinggi. Ketinggian kedudukan dan derajat manusia

tidak akan terwujud kecuali dengan memikirkan hal-hal yang paling abadi, yaitu akhirat

termasuk segala sesuatu yang mendukung keimanan.

Sedangkan dzikir membawa dampak relaksasi dan ketenangan bagi mereka yang

melakukannya (Bastaman, 2001, hal. 161). bahwa dengan berdzikir, banyak mengingat dosa

dan memohonkan ampunan Tuhan atas dosa, hal tersebut mampu membersihkan hati. Subjek

menyampaikan bahwa dengan kondisi hati yang bersih tersebut, maka subjek mengalami

pengalaman-pengalaman beragama disamping juga mendukung tafakur.

Menurut Bastaman menyatakan bahwa secara umum, membersihkan hati dapat

dilakukan dengan berdzikir untuk membuka pintu penghubung antara hati dengan alam

rohani. Bersamaan dengan berdzikir, diri individu senantiasa membiasakan diri bertafakur

untuk membuka pintu penghubung antara hati dengan alam duniawi (2001, hal. 94). Tasmara

menyatakan (2001, hal. 148) bahwa hidup manusia akan memiliki makna apabila manusia

mampu menyadari secara hakiki bahwa dunia adalah amanah Tuhan yang

dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Salah satu cara memunculkan kesadaran semacam

ini adalah dengan mendidik hati (qalb) melalui tafakur atau perenungan dengan

mendayagunakan aspek kognisi (fu’ad), supaya tidak menyimpangkan hakikat perenungan

dalam upaya mendapatkan gambaran hakiki dari dunia.

BAB III

PENUTUP

20

Page 21: Makalah Zikir Dan Tafakur

A. KESIMPULAN

1. Zikir ditinjau dari segi bahasa (etimologis), kata adz-dzikr berasal dari kata Dzakara-

yadzkuru-dzikran yang berarti menyebut, mengingat, atau menghadirkan sesuatu yang

tersimpan dalam pikiran.

2. Tafakkur adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara

pasti untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan

dengan Allah. Dengan kata laim, tafakur adalah mencari (Yang Dicintai). Tafakur itu

akan membuat manusia sedemikian ingat akan Yang Tercinta (Allah Swt).

3. Zikir dan tafakur merupakan salah satu jalan pengobat hati manusia dan

menghantarkan suasana sejuk dan damai, karena meyakini bahwa segala sesuatu yang

terjadi di langit dan di bumi termasuk pada diri manusia adalah kehendak dan takdir

Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: Makalah Zikir Dan Tafakur

Al-Halwani, Alba Firdaus dan Sriharini, S.Ag., M.Si. 2002. Manajemen Terapi Qalbu. Yogyakarta: Media Insani.

Busye, Motinggo dan Quito R. Motinggo. 2004. Zikir Menyingkap Kesadaran Ruhani. Jakarta: Hikmah

KH. Muhammad Sholikhin. 2011. The Miracle of Shalat. Jakarta. Erlangga

http://www.dakwatuna.com/2010/04/13/5974/tafakur/#ixzz2xy87DhPT

pematangteba.blogspot.com

suryoptm.wordpress.com

22