makalah tbc kelompok 5 oleh ardianto

52
Kata pengantar Puji syukur kita panjatkan khadirat tuhan yang maha kuasa yang telah menganugrahkan nikmatnya berupa akal, kesehatan, kesempatan, dan segala sesuatunya yang dapat mengsukseskan dalam pembuatan makalah yang berjudul “Tuberkulosis (TBC)“ ini tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis dan disusun berdasarkan ilmu ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis dan adanya referensi dari dari buku ataupun internet, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyusun makalah selanjutnya. Amin… Penulis mengharapkan makalah ini berguna dan memiliki banyak manfaat, terutama bagi penulis. Tuberculosis (TBC) Page 1

Upload: ardian-rookie

Post on 31-Jul-2015

161 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Kata pengantar

Puji syukur kita panjatkan khadirat tuhan yang maha kuasa yang telah menganugrahkan

nikmatnya berupa akal, kesehatan, kesempatan, dan segala sesuatunya yang dapat

mengsukseskan dalam pembuatan makalah yang berjudul “Tuberkulosis (TBC)“ ini tepat pada

waktunya.

Makalah ini ditulis dan disusun berdasarkan ilmu ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh

penulis dan adanya referensi dari dari buku ataupun internet, penulis menyadari bahwa makalah

ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk

menyusun makalah selanjutnya. Amin…

Penulis mengharapkan makalah ini berguna dan memiliki banyak manfaat,

terutama bagi penulis.

Pare-Pare, 26 April 2012

Penulis

Kelompok 5

Tuberculosis (TBC) Page 1

Page 2: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Daftar isi

Daftar isi............................................................................................................................................................................

Kata pengantar..................................................................................................................................................................

Bab I pendahuluan

A .latar belakang.................................................................................................................................................

Masalah dunia.....................................................................................................................................

Masalah indonesia.............................................................................................................................

B .rumusan masalah.........................................................................................................................................

C .tujuan penulisan...........................................................................................................................................

Bab II pembahasan

A .Tinjauan teori

1. Pengertian.......................................................................................................................................

2. Etiologi............................................................................................................................................

3. Patogenesis.....................................................................................................................................

4. Manisfestasi klinis...........................................................................................................................

5. Tesdiagnostik..................................................................................................................................

6. Pencegahan......................................................................................................................................

7. Pengobatan......................................................................................................................................

B .Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian........................................................................................................................................

2. Diagnosa keperawatan....................................................................................................................

3. Intervensi..........................................................................................................................................

4. Implementasi.....................................................................................................................................

5. Evaluasi...............................................................................................................................................

Tuberculosis (TBC) Page 2

Page 3: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Bab III penutup

Kesimpulan........................................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan salah satu segi

kualitas kehidupan manusia yang paling bermakna. Tanpa tubuh yang sehat maka kebutuhan

dan aktivitas yang lain akan terganggu, setiap individu memiliki hak yang sama untuk

memperoleh derajat kesehatan yang berkualitas.

tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi penduduk agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum

dari tujuan nasional

Kita ketahui salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh seluruh dunia adalah

penyakit Tuberkulosis yang telah diupayakan pemberantasanya diberbagai negara termasuk

Indonesia. Jadi perlu diketahui bahwa Penyakit TBC ( Tuberkulosis ) itu adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya ditularkan

dari orang ke orang melalui nuclei droplet lewat udara, penyakit ini biasanya penderita akan

mengalami keadaan seperti batuk, demam, nyeri dada, sesak nafas, malaise.

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan,

miskin, atau kaya) dan dimana saja karena penyakit TBC merupakan penyakit menular yang

ditularkan dari orang ke orang melalui sistem pernafasan. Setiap tahunnya, Indonesia

bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi

setiap tahunnya disebabkan oleh TBC.

Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat

ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu

penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang

meninggal akibat TBC di Indonesia.

Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di

seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah

kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas),

maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang,

Tuberculosis (TBC) Page 3

Page 4: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Indonesiamenempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di

antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.(http://www.kompas.com)

Masalah Dunia

mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi 1/3 penduduk dunia

pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TBC, pada

sebagian besar negara dunia penyakit TBC tidak terkendali, ini disebabkan banyaknya

penderita yang tidak berhasil disembuhkan (BTA positif) munculnya epidemi HIV/AIDS

di dunia lebih banyak diperkirakan penderita TBC

kematian wanita karena TBC lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan,

persalinan dan nifas (WHO).

Masalah Indonesia

Pada tahun 1995, hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT), menunjukkan bahwa

penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit cardiovasskular dan

saluran pernapasan pada semua kelompok usia dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi.

B. Rumusan masalah

1). Apakah yang dimaksud dengan TBC ?

2). Apa etiologi terjadinya TBC ?

3). Bagaimana proses terjadinya penyakit TBC?

4). Apa tanda dan gejala terjadinya TBC?

5). Tes diagnostik apa yang dilakukan pada penderita TBC?

6). Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan TBC?

Tuberculosis (TBC) Page 4

Page 5: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

7). Bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan pada pasien TBC?

C. Tujuan

A. Mengetahui apa yang dimaksud dengan TBC!

B. Mengetahua etiologi TBC!

C. Mengetahui proses terjadinya TBC!

D. Mengetahui tanda dan gejala TBC!

E. Mengetahui tes diagnostik yang dilakukan pada penderita TBC!

F. Mengetahui cara pencegahan dan pengobtan TBC!

G. Mengetahui cara melakukan asuhan keperawatan pada pasien TBC!

Tuberculosis (TBC) Page 5

Page 6: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengertian.

a. Tuberkulosisadalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium

tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan

waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru

dibandingkan bagian lain tubuh manusia.

(http://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm).

b. TuberkolosisatauTBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang

dapat merusak paru-paru tapi dapat juga mengenai sistem saraf sentral (meningitis,

sistem lymphatic, sistem sirkulasi (miliary TB), sistem genitourinary, tulang dan sendi.

(http://www. google.co.id/search?

hl=id&q=defenisi+penyakit+TBC&btnG=Telusuri&meta=)

c. Tuberkulosis adalah contoh lain infeksi saluran nafas bawah , penyakit ini disebabkan

oleh mikroorganisme mikobakterium tuberculosis, yang biasanya ditularkan melalui

inhalasi percikan ludah ( droplet ), orang ke orang dan mengkolonisasi bronkiolus atau

alveolus. ( Elisabeth J. Corwin, hal 414 ).

d. TBC adalah  penyakit akibat kuman Mycobakterium  tuberkculosis sistemis sehingga

dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang

biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).

e. Tuberkulosis  paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim

paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningen,

ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001).

2. Etiologi.

Tuberculosis (TBC) Page 6

Page 7: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Penyebab tuberkulosis adalah mycobacterium Tuberculosis, sejenis / kuman berbentuk

batang dengan ukuran panjang 1 – 4 / Um dan tebal 0,3 – 0,6 /Um.

Yang tergolong dalam kuman mycobacterium tuberculosis complexadalah :

a. M. Tuberculosae.

b. Varian asian.

c. Varian african I

d. Varian african II

e. M. Bovis.

Pembagian tersebut adalah berdasarkan perbedaan secara epidemiologi. Kelompok

kuman M. Tuberculosis dan mycobacterium Other Than Tb ( MOTT, atypical adalah :

a. M. Kansasi.

b. M. Avium

c. M. Intra cellulare

d. M. Scrofulaceum.

e. M. Malmacerse

f. M. Xenopi

\

Gambar.2 BakteriMikobakterium

( tuberkulosahttp://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm )

Tuberculosis (TBC) Page 7

Page 8: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak lipid, kemudian peptidoglikan dan

arabinomanan. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam ( asam

alkohol )sehingga disebut bakteri asam ( BTA ) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan

kimia dan fisis. Kuman dapat tahanHidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin

( dapat tahan bertahun – tahun dalam lemari es ). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam

sifat Dormant. Dari sifat dormant ini kuman bisa bangkit kembali dan menjadikan

tuberkulosis aktif lagi.Didalam jaringan. Kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni

dalam sitoplasma makrofag. Makrofaq yang semua memfagositasi malah kemudian

disenanginya karena banyak mengandung lipid.

Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih

menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan oksigen pada

bagian apikal paru - paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian apikal ini merupakan

tempat predileksi penyakit tuberkulosis.

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant

sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang

kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah

banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang

inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum(dahak). Seseorang yang telah

memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel

berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan

dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum

optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang

tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya

tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang

memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

Tuberculosis (TBC) Page 8

Page 9: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

3. Patogenesis.

Gambar 3. Penyebaran Penyakit TBC

Sumber:http://i524.photobucket.com/albums/cc325/undun_06/organ%20tubuh/

PenyakitTBC.jpg

Tempat masuk kuman M. Tuberkulosis adalah saluran pernapasan, saluran

pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis terjadi melalui

udara ( airborne ), yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman – kuman basil

tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat

Tuberculosis (TBC) Page 9

Page 10: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi,

tuberkulosis bovin ini jarang terjadi.

Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel.

Sel efektornya adalah makrofaq, sedangkan imfosit ( biasanya sel T ) adalah sel

imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini biasanya lokal, melibatkan makropaq yang

diaktifkan di tempat infeksi oleh limfosit dan limfokinya. Respon ini disebut sebagai rekasi

hipersensitivitas.

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai suatu

unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil ; gumpalan basil yang lebih besar cenderung

bertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit

( Dannenberg, 1981 ), setelah berada di ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas

paru – paru atau dibagian atas lobus bawah – basil tuberkel ini mengbangkitkan reaksi

peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada tempat tersebut dan mengfagosit

bakteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari – hari pertama maka

leukosit diganti oleh makrofaq.

Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala peneumonia

akut. Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada yang sisa

yang tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau

berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjer

getah bening regional. Makrofaq yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan

sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit/

reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.

Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju,

lesi nekrosis ini disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa, daerah

yang mengalami nekrosis nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi di sekitarnya yang terdiri

dari sel epiteloid dan fibroblas, menimbulkan menjadi lebih fibrosa, membentuk jaringan

parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang menggelilingi tuberkel.

Lesi primer paru – paru dinamakan fokus ghon dan gabungan terserangnya kelenjer

getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Kompleks ghon yang

mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan menjalani

Tuberculosis (TBC) Page 10

Page 11: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

pemeriksaan radio gram rutin.Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah

pencarian, dimana bahan cair limpa ke dalam bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi

tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk ke dalam percabangan

trakeobronkil. Proses ini dapat akan berulang kembali dibagian lain di paru – paru, atau basil

dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah dan usus.

Kavitas kecil yang dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan

jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereka lumen bronkus dapat menyempit dan tertutup

oleh jaringan parut yang terdapat dengan perbatasan bronkus rongga. Bahan perkijuan dapat

mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung, sehingga kavitas

penuh dengan bahan pengkijauan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas.

Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi

hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif.

Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang

lolos dari kelenjer getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang kadang

– kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal

sebagai penyebaran limfohematogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen

merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberkulosis millier. Ini terjadi

apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk ke dalam

sistem vaskuler dan tersebar ke organ – organ tubuh.

4. Manifestasi klinis

Keluhan yang dirasakan oleh penderita tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah

banyak pasien ditemukan TBC paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan.

Adapun keluhan yang terbanyak adalah :

a. Batuk

Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terus menerus lebih dari 3 minggu dianjurkan untuk

memeriksakan sputum terhadap tuberkulosis. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada

bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) setelah timbul peradangan

menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan lebih lanjut adalah berupa batuk

Tuberculosis (TBC) Page 11

Page 12: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah, kebanyakan batuk darah pada

tuberkulosis terjadi pada kavitas tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.

b. Demam

Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan

dapat mencapai 40 – 41 0c. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi

kemudian dapat timbul kembali.

c. Nyeri dada

Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai

ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien

menarik / melepaskan nafasnya.

d. Sesak nafas

Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan

ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yanginfiltrasinya sudah meliputi setengah

bagian paru-paru.

e. Malaise

Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala,

meriang lebih dari sebulan, badan lemas, berkeringat pada malam hari walaupun tidak

melakukan kegiatan. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul

secara tidak teratur.(Ilmu Penyakit Dalam, Slamet Suyono, 2001 ; 823-824)

5. Test Diagnostik

a. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan radiologist dada merupakan cara yang praktis untuk menemukan

lesi tuberkulosis. Lokasi lesi tuberkulosis umumnya di daerah apeks paru tetapi dapat

juga mengenai lobus inferior atau di daerah hilus menyerupai tumor paru. Pada awal

penyakit saat lesimasih merupakan sarang-sarang pneumonia, gambaran radiologist

berupa bercak-bercak seperti awan dan dengan batas-batas yang tidak tegas, bila lesi

Tuberculosis (TBC) Page 12

Page 13: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

sudah Diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa balutan dengan katas yang

tegas. Lesi ini dikenal sebagai tuberkuloma. Gambaran tuberkulosis mellier terlihat

berupa bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapang paru.

Pemeriksaan khusus yang kadang juga diperlukan oleh Bronkography, magnetic

resonance imaging (MRI) dan Ct Scan (Computed Tomography Scanning).

b. Pemeriksaan laboraturium

1). Sputum.

Pemeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena hasilnya kadang – kadang

meragukan. Pada saat tuberkulosis paru mulai aktifakan didapatkan jumlah leukosit

yang sedikit meninggi, jumlah

Limfosit masih dibawah normal, laju endap darah ( LED ) mulai

meningkat. Pemeriksaan serologis yang banyak juga dipakai yakni peroksidase anti

peroksidase ( PAP – T6 ). Prinsip dasar uji PAP – T6 ini adalah menentukan adanya

antibody IgG ( Imunoglobulin G ) yang spesifik terhadap antigen Mycobakterium

tuberkulosae. Uji serologis lain terhadap TBC adalah uji mycodot yang memakai

antigen LAM ( Lipoara – binomonnan ) yang diletakkan pada suatu alat berbentuk

sisir plastik.

2). Tes tuberkulin.

Pemeriksaan ini banyak dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis

tuberkulosis terutama pada anak – anak (balita). Tes tuberkulin hanya mengatakan

apakah seseorang individu sedang atau pernah mengalami infeksi mycobakterium

bovis, vaksinasi BCG dan mycobakterium pathogen lainnya. Tes tuberculin terbagi.

6. Pencegahan

Cara terbaik untuk mencegah tuberkulosis adalah :

a. Menjalankan pola hidup sehat, dengan cara :

1). Meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain dengan makan makanan bergizi.

2). Tidur dan istirahat yang cukup

3). Tidak merokok dan tidak minum-minuman yang mengandung alkohol

4). Bayi agar diberi imunisasi BCG

Tuberculosis (TBC) Page 13

Page 14: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

5). Membuka jendela dan mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang tidur dan

ruang-ruangan lain.

b. Segera memeriksakan diri bila timbul batuk dari 3 minggu

Bagi penderita TBC agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain maka

diharuskan :

1). Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin dengan sapu tangan atau tissue

2). Tidur terpisah dari keluarga terutama pada 2 minggu pertama pengobatan.

3). Tidak meludah di sembarangan tempat tetapi di wadah yang diberi air sabun atau

lysol kemudian dibuang dalam lubang dan ditimbun dengan tanah.

4). Menjemur alat tidur secara teratur pada pagi hari

5). Membuka jendela pada pagi hari agar rumah mendapat udara bersih cahaya

matahari yang cukup sehingga kuman TBC yang tertinggal di rumah mati.

7. Pengobatan

Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agens kemoterapi (agens antituberkulosis)

selama periode 6 sampai 12 bulan. Lima indikasi yang digunakan adalah : isoniasid (INH),

rifampisin (RIF), etambutol (EMB) dan pirazinamide (PZA). Pengobatan yang

direkomendasikan bagi kasus tuberkulosis paru yang baru didiagnosa adalah regimen

pengobatan beragam, termasuk INH, RIF dan PZA selama 4 bulan, dengan INH dan RIF

dilanjutkan untuk tambahan 2 bulan (totalnya 6 bulan). Pada awalnya, EMB dan SM mungkin

disertakan dalam terapi awal sampai pemeriksaan resisten obat didapatkan. Resimen

pengobatan, bagaimanapun tetap di lanjutkan selama 12 bulan.

Isoniasid (INH) mungkin digunakan sebagai tindakan preventif bagi mereka yang

diketahui beresiko terhadap penyakit signifikan. Untuk meminimalkan efek samping, dapat

diberikan pirodoksin (vitamin B6). Hasil pemeriksaan sputum dipantau terhadap basil tahan

asam (BTA) untuk mengevaluasi efektifitas pengobatan dan kepatuhan pasien terhadap terapi.

Tuberculosis (TBC) Page 14

Page 15: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

B. Konsep Dsasar Keperawatan

Proses keperawatan merupakan suatu modalitas pemecahan

masalah yang didasari oleh metode ilmiah, yang memerlukan

pemeriksaan secara sistematis serta identifikasi masalah dengan

pengembangan strategi untuk memberikan hasil yang diinginkan. Proses

keperawatan mengandung unsur – unsur yang bermanfaat bagi perawat

dan klien karena melalui dokumentasi pengkajian, perawat dapat

mengidentifikasi dengan jelas kekuatan dan kelemahan klien melalui

dokumentasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana yang

holistik melalui dokumentasi rencana keperawatan, melaksanakan

rencana asuhan keperawatan melalui dokumentasi intervensi

keperawatan, dan menilai keefektifan rencana asuhan keperawatan

melalui dokumentasi evaluasi (A.Aziz Alimul Hidayat,2002).

a. Langkah – langkah dalam proses keperawatan yaitu :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dalam tahapan proses

keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis yang

dilaksanakan untuk mengumpulkan infomasi dari pasien. Membuat data

dasar tentang klien dan membuat catatan tentang respons kesehatan

klien dilakukan secara komprehensif (A.Aziz Alimul Hidayat,2002), dimana

dalam tahapan pengkajian ini terdiri dari tiga bagian, yakni :

Pengumpulan data, Pengelompokan data, Analisa data.

Tuberculosis (TBC) Page 15

Page 16: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Uraian pengkajian yang dilakukan sesuai dengan kasus klien adalah :

a. Pengumpulan data.

Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data – data atau informasi

dari klien yang meliputi Bio, Psiko, Sosial, Spritual yang komprehensif dengan

wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik yang meliputi data – data sebagai berikut :

1). Biodata

a ). Identitas klien meliputi :

Nama : harlianty

umur, : 20 tahun

jenis kelamin : perempuan

kawin / belum kawin, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.

b ). Identitas penanggung : Nama penanggung, umur, jenis kelamin,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, agama, hubungan dengan klien, dan

alamat.

2). Riwayat kesehatan.

a ). Keluhan utama.

Alasan atau masalah – masalah yang dialami klien yang merupakan faktor pencetus

klien masuk rumah sakit

b ). Riwayat keluhan utama.

Alasan klien masuk Rumah sakit dan keadaan keluhan yang dirasakan dapat dinilai

dengan PQRST ( P; provokatif, Q; Qualitatif, R; Radiasi / regin, S : skala, T : time).

(1). Provokatif : - Apa yang menyebabkan masalah?

- Apa saja yang dapat mengurangi atau memperberatnya?

(2). Qualitas : - Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar ?

- Sejauh mana dirasakan ?

(3). Regional : - Dimana gejala dirasakan ?

- Apakah menyebar ?

(4). Skala : - Seberapakah keparahan dirasa kan ?

Tuberculosis (TBC) Page 16

Page 17: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

(5). Time : - Kapan gejala mulai timbul ?

- Seberapa sering gejala terasa ?

- Apakah tiba–tiba atau bertahap ?

c ). Riwayat kesehatan masa lalu.

Untuk mengetahui keadaan klien masa lalu apakah pernah dirawat di Rumah sakit, dan

dioperasi dan apakah pernah menderitapenyakit yang sama sebelumnya dan kejadian

berulang.

d ). Riwayat kesehatan keluarga.

Memberikan informasi ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit yang

sama dengan klien.

3). Riwayat psikososial.

a ). Pola konsep diri : Pandangan klien terhadap keadaannya.

b ). Pola kognitif : Pengetahuan klien dengan penyakit yang dideritanya.

c ). Pola koping : Meyangkut hal – hal yang dilakukan klien atau

keluarga dalam mengatasi masalahnya.

d ). Pola interaksi : Mengambarkan hubungan klien dengan keluarga,

orang lain, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

4).Riwayat spritual

Mengambarkan bagaimana ketaatan klien dalam menjalankan ibadah sesuai

dengan keyakinannya, bagaimana dukungan keluarga, ritual atau acara keagamaan yang

biasa dijalankan klien.

5). Pemeriksaan fisik.

Pendekatan pengkajian pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu Headto Toedengan teknis

yang dipergunakan dalam pemeriksaan fisik ada 4 yaitu:

a ). Inspeksi, merupakan proses observasi dengan menggunakan mata,

inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang

berhubungan status fisik.

b ). Palpasi, dilakukan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini

dikerjakan untuk mendeterminasi jaringan atau organ.

Tuberculosis (TBC) Page 17

Page 18: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

c ). Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk, tujuan

perkusi adalah untuk menentukan batas – batas organ atau bagian

tubuh.

d ). Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan

stetoskop untuk menjelaskan pendengaran terhadap bunyi jantung,

paru – paru, bunyi usus.

Pendekatan pengkajian fisik yang dilakukan yaitu Head to Toeyang terdiri dari :

a ). Keadaan umum klien, diantaranya :

(1). Keadaan klien : Apakah keadaan klien lemah atausedang.

(2). Kesadaran :Apakah keadaan klien dalam keadaan compos mentis, apatis, sopor

atau coma.

(3). Tanda–tanda vital :Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan

b ). Keadaan kulit.

(1). Bagaimana keadaan turgor kulit, warna kulit.

(2). Apakah ada nyeri tekan atau teraba ada massa.

(3). Bagaimana keadaan tekstur kulit.

(4). Apakah teraba adanya lesi

c ). Kepala

Inspeksi

(1).Apakah penyebaran rambut merata.

(2).Bagaimana kebersihan rambut.

Palpasi.

(1).Apakah ada nyeri tekan atau teraba ada massa.

d ). Wajah / muka

inspeksi

(1).Apakah bentuk wajah simetris.

(2).Bagaimana keadaan ekspresi wajah.

(3).Apakah ada tanda – tanda peradangan atau pergerakan abnormal.

Palpasi

(1).Apakah teraba benjolan atau nyeri tekan.

e ). Mata

Tuberculosis (TBC) Page 18

Page 19: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Inspeksi

(2).Apakah bentuk mata simetris kiri dan kanan.

(3).Bagaimana keadaan sklera, konjungtiva.

(4).Bagaimana keadaan pupil.

Palpasi

(1).Apakah ada nyeri tekan.

(2).Bagaimana pergerakan mata

(3).Bagaimana ketajaman penglihatan

f ). Hidung

inspeksi

(4).Apakah hidung simetris kiri dan kanan.

(5).Apakah ada tanda – tanda peradangan.

Palpasi

(1).Apakah ada nyeri tekan atau teraba ada massa.

g ). Telinga

Inspeksi

(1).Bagaimana keadaan hidung.

(2).Apakah ada tanda – tanda peradangan.

Palpasi

(1).Apakah ada nyeri tekan atau teraba ada massa.

h ). Mulut

Inspeksi

(1).Bagaimana keadaan mulut, gigi, bibir dan lidah.

(2).Apakah ada tanda – tanda peradangan.

Palpasi

(1).Apakah ada nyeri tekan.

i ). Leher.

Inspeksi

(1).Apakah ada pembesaran pada kelenjer limfe dan vena jugularis.

Palpasi

(1).Apakah teraba pembesaran pada kelenjar limfe dan vena jugularis

Tuberculosis (TBC) Page 19

Page 20: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

j ). Thorax

Inspeksi

(1).Bagaimana bentuk, irama, frekuensi pernapasan.

Palpasi

(1).Apakah ada nyeri tekan atau teraba ada massa.

Auskultasi

(1).Apakah terdengar bunyi nafas tambahan.

k ). Jantung

Inspeksi

(1).Bagaimana keadaan ictuscordis.

Palpasi

(1).Apakah ada nyeri tekan.

Auskultasi

(1).Apakah ada bunyi jantung tambahan.

Perkusi

(1).Apakah jantung pada batas – batas normal.

l ). Abdomen

inspeksi

(1).Apakah ada pembesaran abdomen.

Palpasi

(1).Apakah ada nyeri tekan atau teraba ada massa.

Auskultasi

(1).Bagaimana bunyi peristaltik.

m ). Genetalia dan anus.

Inspeksi

(1).Bagaimana keadaan genetalia dan anus.

Palpasi

(1).Apakah ada nyeri tekan atau teraba ada massa.

n ). Ekstremitas

Inspeksi

(1).Bagaimana kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah.

Tuberculosis (TBC) Page 20

Page 21: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

(2).Bagaimana ROM (Range of Motion) ekstremitas atas dan bawah.

Palpasi

(1).Apakah ada nyeri tekan.

o ). Status neurologis

(1).Bagaimana fungsi saraf – saraf cranial.

(2).Bagaimana keadaan mentasi klien.

(3).Bagaimana refleks – refleks klien.

(4).Bagaimana keadaan sensasi klien.

6). Aktivitas sehari – hari.

Menyangkut perubahan pola yang berhubungan dengan penyimpangan atau

terganggunya kebutuhan dasar klien yang meliputi.Menyangkut perubahan pola yang

berhubungan dengan penyimpangan atau terganggunya kebutuhan dasar klien yang meliputi

a. Kebutuhan nutrisi meliputi , nafsu makan, frekuensi makan, menu makan, dan

kesulitan yang dialami klien sebelum sakit dan selama sakit.

b. Kebutuhan cairan meliputi frekuensi minum, kebutuhan cairan, jenis minuman

sebelum dan selama sakit.

c. Kebutuhan eliminasi diantaranya keadaan buang air besar ( frekuensi, warna,

konsistensi, kesulitan ) dan buang air kecil ( frekuensi, warna, jumlah, bau )

sebelum dan selama sakit.

d. Kebutuhan istirahat tidur meliputi jumlah tidur waktu siang dan malam, dan

kesulitan yang dialami klien sebelum dan selama sakit.

e. Kebutuhan personal hygiene meliputi, mandi, gosok gigi, cuci rambut, ganti

pakaian sebelum dan selama sakit.

f. Kebutuhan mobilitas fisik meliputi kegiatan yang dijalani klien sebelum dan selama

sakit.

g. Olah raga meliputi kebiasaan olah raga sebelum dan selama sakit.

h. Rekreasi meliputi kebiasaan rekreasi yang dilakukan klien sebelum sakit.

i. Rokok, alkohol, dan obat – obatan meliputi kebiasaan klien menggunakan obat –

obat terlarang dan rokokPemeriksaan laboratorium digunakan untuk

mendiagnosa penyakit, sementara yang lainnya sangat berguna

Tuberculosis (TBC) Page 21

Page 22: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

dalam mengikuti perjalanan atau penyesuaian terapi (Marilyn E.

Doengoes,2000).

b. Pengelompokan data

Setelah mengkaji status kesehatan klien, maka data dikumpulkan secara akurat dan

sistimatis yang diklasifikasikan menjadi 2 macam :

1). Data subjektif

Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien dan keluarga yang

menunjukkan laporan terhadap kondisi atau kejadian yang dialami klien ( Marilyn

E. Doenges,2000)

2). Data objektif

Data objektif adalah data yang menunjukkan kondisi pasien dan

kemendesakan situasi melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi Melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

(Marilyn E. Doenges,2000)

c. Analisa data

Setelah data dikelompokkan menurut subjektifitas dan objektifitas maka

dilakukan pengidentifikasian masalah klien dan merumuskannya dalam analisa data.

Umumnya sejumlah masalah klien saling berhubungan dan dapat digambarkan dengan

jelas melalui analisa data yang terdiri dari 3 kelompok yaitu :

1). Data meliputi data subjektif dan data objektif.

2). Etiologi penyebab meliputi perjalanan penyakit sampai menimbulkan

penyimpanan kebutuhan dasar klien.

3). Masalah ( Problem ) meliputi masalah – masalah keperawatan yang muncul dan

mempengaruhi keadaan klien.

Tuberculosis (TBC) Page 22

Page 23: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

2. Diagnosa keperawatan.

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon

seseorang akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan

intervensi yang menjadi tanggung gugat perawat (A. Aziz Alimul

Hidayat,2001)

Adapun diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada kasus

Tuberkulosis(Marylin E. Doenges,2000) adalah sebagai berikut:

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi

sekret.

b. Risiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi sekret dijalan

nafas.

c. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake in adekuat.

d. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi paru – paru.

e. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan batuk.

f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

g. Anxietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses

penyakitnya.

3. Perencanaan keperawatan (Intervensi) .

Adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam mencapai kriteria hasil.

Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosa keperawatan,

oleh karena itu rencana mendefinisikan suatu aktifitas yang diperlukan untuk membatasi

Tuberculosis (TBC) Page 23

Page 24: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasahan.(Proses dan Dokumentasi Keperawata,

Nursalam, 2001 : 57

Dalam perencanaan terdiri dari tujuan ,intervensi, dan rasional

a.Tujuan

Tujuan harus berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan yang telah

dirumuskan, yang merupakan hasil intervensi keperawatan dan respon-respon pasien

yang dapat dicapai,diinginkan oleh pasien dan atau pemberi asuhan,dan dapat dicapai

dalam periode waktu yang telah ditentukan,situasi dan sumber-sumber tertentu yang ada.

Dalam tujuan memiliki beberapa sistematika pelaksanaan,yaitu:

a) Spesifik

b) Realistik

c) Dapat diukur

d) Menunjukkan kerangka waktu pencapaian yang pasti

e) Mempertimbangkan keinginan dan sumber pasien

b. Rencana tindakan /intervensi

Rencana tindakan / intervensi adalah preskripsi atau perilaku spesifik yang

diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.Intervensi

keperawatan dipilih untuk membantu

Pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan dan tujuan pemulangan.Harapannya

adalah bahwa perilaku yang dipreskripsikan akan menguntungkan pasien dan keluarga

dalam cara yang dapat diprediksi,yang berhubungan dengan masalah yang diidentifikasi

dantujuan yang telah dipilih. Yang perlu diperhatikan dalam menuliskan rencana tindakan

yaitu :

1). Harus berupa kalimat instruksi

2). Berfungsi untuk menjelaskan asuhan keperawatan yang dilakukan

3). Kalimatnya dibuat secara singkat dan jelas

4). Rencana keperawatan disusun sacara singkat dan jelas

5). Rencana keperawatan disusun secara sistematika dimulai dari tindakan mandiri

(independen),tindakan terapeutik, penyuluhan, dan kolaboratif (interdependen).

c. Rasional

Tuberculosis (TBC) Page 24

Page 25: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Rasional ini disertakan untuk membantu peserta didik dan perawatpelaksana dalam

menghubungkan prinsip patofisiologi dan atau psikologi dengan intervensi keperawatan

yang dipilih.

Pada masalah Tuberkulosis perencanaan disusun sesuai dengan beberapa diagnosa

keperawatan yang diuraikan sebelumnya (MarylinEdoenges,2000).

Adapun rencana tindakan keperawatan pada pasien tuberkulosis adalah :

a. Diagnosa I

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.

Tujuan : Klien akan menunjukkan bersihan jalan nafas kembali efektif

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji fungsi pernafasan seperti bunyi

nafas dan kecepatan pernafasan.

2. Catat kemampuan untuk

mengeluarkan mukosa / batuk

efektif seperti karak.

3. Berikan posisi semi powler dan

ajarkan teknik batuk efektif.

4. Bersihkan sekret dari mulut dan

1. Mengetahui adanya kelainan

pernafasan, ronchi menunjukkan

adanya akumulasi sekret /

ketidakmampuan untuk

membersihkan jalan nafas yang

dapat menimbulkan peningkatan

kerja pernafasan.

2. Pengeluaran sulit bila sekret sangat

tebal (misal : efek infeksi dan / atau

tidak adekuat hidrasi). Sputum

berdarah kental diakibatkan oleh

kerusakan (kavitas) paru atau luka

brongkhial dan memerlukan

intervensi lanjut.

3. Posisi semi powler membantu

memaksimalkan ekspansi paru dan

menurunkan upaya pernafasan

4. Mencegah

Tuberculosis (TBC) Page 25

Page 26: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

trakea : penghisapan dilakukan

sesuai keperluan.

5. Anjurkan kepada klien untuk

pertahankan masukan cairan hangat.

6. Kolaborasi pemberian agen

mukolitik.

obstruksi/aspirasi.Pengisapan dapat

diperlukan bila pasien tak mampu

mengeluarkan sekret

5. Pemasukan cairan hangat membantu

untuk mengencerkan sekret sehingga

mudah dikeluarkan.

6.Agen mukolitik

menurunkakekentalan dan perlengketan

sekret sehingga mudah dikeluarkan.

b. Diagnosa II

Risiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi secret di jalan nafas.

Tujuan : Gangguan pertukaran gas tidak terjadi.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji dispnea, takipnea tak normal /

menurun bunyi napas,peningkatan

upaya pernapasan terbatasnya

ekspansi dinding dada, dan

kelemahan.

2. Evaluasi perubahan pada tingkat

kesadaran. Catat cianosis dan atau

perubahan warna kulit, termasuk

membran mukosa / kuku.

3. Tingkatkan tirah baring / batasi

aktifitas perawatan diri sesuai

dengan kebutuhan.

1. Tuberkulosis paru menyebabkan

efek luas pada paru dari bagian

kecil broncopneumonia sampai

inflamasi difus luas, nekrosis, effuse

pleura dan fibrosis luas. Efek

pernafasan dapat dari ringan sampai

dispnea berat sampai sistem

pernafasan.

2. Akumulasi sekret/pengaruh jalan

nafas dapat mengganggu oksigenasi

organ vital dan jaringan.

3. Menurunkan konsumsi oksigen /

kebutuhan selama periode

penurunan pernafasan dapat

menurungkan beratnya gejala.

Tuberculosis (TBC) Page 26

Page 27: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

4. Kolaborasi pemberian oksigen

tambahan sesuai dengan kebutuhan.

4. Pemberian oksigen tambahan

membantu mengurangi gangguan

pertukaran gas / hipoksia.

Diagnosa III

Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake in

adekuat.

Tujuan : Klien akan menunjukkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji status nutrisi klien, turgor

kulit, riwayat mual dan muntah.

2. Pastikan pola diet biasa klien yang

disukai / tidak disukai.

3. Anjurkan klien untuk makan

dalam porsi sedikir tapi sering.

4. Anjurkan kepada klien untuk

melakukan perawatan mulut

sebelum dan sesudah tindakan

1. Memberikan gambaran mengenai

status nutrisi klien sehingga

membantu dalam menentukan

intervensi selanjutnya.

2. Membantu dalam mengidentifikasi

kebutuhan khusus. Pertimbangan

keinginan individu dapat

memperbaiki masukan diet.

3. Memaksimalkan masukan nutrisi

tanpa kelemahan yang tidak perlu /

kebutuhan energi dari makan

makanan banyak dan menurunkan

iritasi gaster.

4. Menurunkan rasa tidak enak pada

mulut karena sisa sputum atau obat

untuk pengobatan respirasi yang

Tuberculosis (TBC) Page 27

Page 28: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Diagnosa IV.

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi paru-paru.

Tujuan : Klien akan menunjukkan suhu tubuh kembali normal.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji peningkatan suhu tubuh klien.

2. Beri kompres air hangat.

3. Observasi tanda – tanda vital.

4. Anjurkan kepada klien untuk

minum yang banyak.

5. Kolaborasi pemberian obat anti

infeksi.

1. Peningkatan suhu tubuh berbagai

respon fisiologi tubuh terhadap

infeksi dan merupakan indikator

untuk menentukan intervensi

selanjutnya.

2. Menyebabkan vasodilatasi pembuluh

darah sehingga mempercepat

penguapan.

3. Perubahan tanda-tanda vital

memberikan gambaran tentang respon

tubuh terhadap proses penyakit.

4. Menganti pengeluaran cairan melalui

evaporasi karena peningkatan suhu

tubuh.

5. Agen anti infeki membantu

menurunkan respon inflamasi.

c. Diagnosa V.

Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan batuk.

Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan istirahat tidur teratasi.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji kebiasaan tidur klien sebelum

dan setelah sakit.

2. Diskusikan kemungkinan

1. Untuk mengetahi kebiasaan tidur klien

serta gangguan yang dirasakan dan

membantu dalam menentukan

intervensi selanjutnya.

2. Mengetahui penyebab gangguan tidur

Tuberculosis (TBC) Page 28

Page 29: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

penyebab gangguan tidur.

3. Beri posisi yang nyaman.

4. Anjurkan kepada klien untuk

mengkonsumsi makanan /

minuman tinggi protein sebelum

waktu tidur, misalnya susu atau

keju.

5. Anjrukan kepada keluarga klien

untuk menciptakan lingkungan

yang tenang dan nyaman.

sehingga mempermudah intervensi.

3. Posisi yang nyaman dapat

meningkatkan relaksasi sehingga

menstimulasi untuk tidur.

4. Protein menghasilkan triptofan yang

mempunyai efek sedatif.

5. Lingkungan yang tenang dapat

memberikan rasa nyaman sehingga

menstimulasi klien untuk tidur.

d. Diagnosa VI.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik,

Tujuan : Klien akan menunjukkan kemampuan aktifitas gerak secara optimal.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji kemampuan klien dalam

beraktifitas.

2. Evaluasi respon klien terhadap

aktifitas : catat adanya ispnue,

perubahan vital sign sebelum dan

sesudah beraktivitas.

3. Bantu klien dalam memenuhi

kebutuhannya.

4. HE tentang penyebab kelemahan

dan manfaat tindakan.

1. Untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan klien dalam beraktivitas.

2. Menetapkan kemampuan dan

kebutuhan klien serta memudahkan

pilihan intervensi.

3. Meminimalisasikan terjadinya

kelemahan fisik yang lebih lanjut.

4. Meningkatkan pengetahuan klien dan

diharapkan dapat bekerjasama dengan

perawat dalam melakukan tindakan.

Tuberculosis (TBC) Page 29

Page 30: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

e. Diagnosa VII

Anxietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya.

Tujuan : Kecemasan klien akan teratasi.

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji tingkat kecemasan klien.

2. Bina hubungan yang baik antara

perawat dengan klien.

3. Beri kesepatan kepada klien untuk

mengungkapkan perasaannya.

4. Beri dorongan spritual.

5. HE tentang penyakit yang diderita..

1. Mengetahui sejauh mana

kekhawatiran / kecemasan klien dan

pemahaman klien mengenai

penyakitnya.

2. Hubungan yang baik dapat

mempermudah proses keperawatan.

3. Mengurangi beban perasaan klien dan

meningkatkan hubungan therapeutik

antara perawat dan pasien.

4. Membantu klien lebih mendekatkan

diri kepada Allah SWT dan menerima

penyakitnya sebagai cobaan dari allah

SWT.

5. dengan informasi yang baik dapat

menurunkan kecemasan.

5. Pelaksanaan tindakan keperawatan ( implementasi ).

a. Pengertian

Adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. ( Proses dan

dokumentasi keperawatan Nursalam, 2001 : 63 ).

b. Fokus tahap tindakan keperawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari

perencanaan yang meliputi :

a. Independen (tindakan mandiri)

b. Tindakan teraupetik

c. Penyuluhan

d. Interdependen (kolaboratif)

e. Dependen (rujukan)

Tuberculosis (TBC) Page 30

Page 31: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Pada klien dengan kasus Tuberkulosis, rencana tindakan pada tahap palaksanaan

mencakup :

a. Melakukan anamnese dan pemeriksaan fisik

b. Mengobservasi tanda-tanda vital

c. Mengobservasi tanda-tanda infeksi

d. Mengkaji faktor yang memperberat dan meringankan masalah yang dihadapi pasien

e. Membantu memenuhi kebutuhan klien

f. Mengkaji kemampuan aktivitas klien

g. Memberikan informasi tentang proses penyakit, penularan, dan prosedur tindakan

yang diberikan

h. Melaksanakan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi pengobatan

6. Evaluasi

a. Evalusi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan, dan

berasal dari hasil yang ditetapkan dalam rencana perawatan

(Patricia W.Lyer,2005).

b. Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang

telah direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang

diamati dengan kriteria hasil yang telahdibuat pada tahap

perencanaan. Pernyataan evaluasi terdiri dari dua komponen yaitu

data yang tercatat yang menyatakan status kesehatan seseorang

dan pernyataan konklusi yang menyatakan efek dari tindakan yang

diberikan pada pasien (A. Aziz Alimul Hidayat 2001).

Tuberculosis (TBC) Page 31

Page 32: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Bab III

penutup

kesimpulan

Tuberculosis (TBC) Page 32

Page 33: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

DAFTAR PUSTAKA

http://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm

http://www. google.co.id/search?hl=id&q=defenisi+penyakit+TBC&btnG=Telusuri&meta=

http://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm

http://i524.photobucket.com/albums/cc325/undun_06/organ%20tubuh/PenyakitTBC.jpg

Arif M, Mansjoer, 1999. Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta : Media

Aesculapius.

Tuberculosis (TBC) Page 33

Page 34: MAKALAH TBC KELOMPOK 5 oleh ardianto

Penyimpangan KDM

Mycobakterium tuberculosis

Inhalasi droplet

Infeksi paru-paru

Kerja silia

menurun

Produksi sekret

meningkat

Jumlah sekret

Meningkat

Kemampuan batuk efetif

menurun

akumulasi secret dijalan nafas

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Tuberculosis (TBC) Page 81

Reaksi antigen / anti bodi

↓Leukosit / LED

meningkat↓

Metabolisme meningkat

↓Peningkatan suhu tubuh

Kurang informasi tentang

penyakitnya↓

stressot meningkat

↓Kecemasan

Stimulasi batuk↓

mengaktivasi pusat muntah

↓anoreksia

↓intake in adekuat

↓Pemenuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Batuk ↓

Simulasi RAS↓

REM menurun↓

Klien terjaga↓

Gangguan istirahat tidur