makalah sistem pernapasan 11

17
i MAKALAH BIOLOGI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA D I S U S U N OLEH: SARI ANI Kelas: XI IPA 1 SMA NEGERI REBANG TANGKAS KECAMATAN REBANG TANGKAS KABUPATEN WAY KANAN

Upload: sahrul-aza-hati

Post on 19-Jul-2015

165 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah sistem pernapasan 11

i

MAKALAH BIOLOGI

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

D

I

S

U

S

U

N

OLEH:

SARI ANI

Kelas: XI IPA1

SMA NEGERI REBANG TANGKAS

KECAMATAN REBANG TANGKAS

KABUPATEN WAY KANAN

Page 2: Makalah sistem pernapasan 11

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan piji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat

dan hidayah – Nya kepada kita sekalian, sehingga dalam kehidupan kita dapat berkarya serta

melaksanakan tugas dan kewajiban di bidang masing – masing. Semoga kita semua selalu

mendapat petunjuk dan perlindungan – Nya sepanjang masa. Dan dalam pada itu dengan izin –

Nya, Alhamdulillah niat dan tekad penyusun untuk menyelesaikan penyusunan “Makalah

Tentang Sistem Pernapasan Manusia” dapat tersusun dengan baik.

Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai literatur tertentu

dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di bahas. Kendati

demikian, tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan senang hati menerima

kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan penyempurnaan

makalah ini.

Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Rebang Tangkas, 26 Januari 2015

Penyusun

Page 3: Makalah sistem pernapasan 11

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Tujuan ......................................................................................................................... 1

1.3 Manfaat ....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

2.1 Saluran Pernapasan ...................................................................................................... 2

2.2 Masalah-masalah Sistem Pernapasan .......................................................................... 3

2.3 Penyakit Saluran Pernapasan ....................................................................................... 4

2.4 Obat Saluran Pernapasan ............................................................................................. 6

2.5 Penggolongan Obat Sistem Pernapasan ....................................................................... 9

2.6 Teknologi Sistem Pernapasan ...................................................................................... 11

BAB III KESIMPULAN .................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 13

3.2 Saran ............................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah sistem pernapasan 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) termasuk flu, renitis akut, sinusitis, tonsillitis akut

dan laryngitis akut. Pilek adalah tipe infeksi saluran nafas atas yang paling sering ditemukan.

Orang dewasa rata-rata akan terserang flu 2-4 kali dalam setahun, dan anak-anak rata-rata 4-12

kali pertahun. Insidennya bervariasi menurut musim, kira-kira 50 % dari penduduk akan

mendapat penyakit ini pada musim dingin dan 25 % pada musim panas. Biasanya, flu tidak

dianggap sebagai penyakit yang berbahaya, tetapi penyakit ini menyebabkan rasa tidak nyaman

baik secara fisik maupun mental dan menyebabkan penderita tidak bekerja atau tidak masuk

sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan bagian-bagian saluran pernapasan pada manusia!

2. Coba jelaskan masalah-masalah yang timbul pada sistem pernapasan!

3. Sebutkan dan jelaskan penyakit-penyakit saluran pernapasan!

4. Sebutkan dan jelaskan obat saluran pernapasan!

5. Sebutkan dan jelaskan penggolongan obat sistem pernapasan!

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagian-bagian saluran pernapasan pada manusia.

2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul pada sistem pernapasan.

3. Untuk mengetahui penyakit-penyakit saluran pernapasan.

4. Untuk mengetahui obat saluran pernapasan.

5. Untuk mengetahui penggolongan obat sistem pernapasan.

Page 5: Makalah sistem pernapasan 11

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Saluran Pernapasan

Pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,

pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas

menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Respirasi

dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.

2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua

cara pernapasan, yaitu :

1. Pernapasan dada

a. Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut.

b. Tulang rusuk terangkat ke atas

c. Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara

masuk ke dalam badan.

2. Pernapasan perut

a. Otot difragma pada perut mengalami kontraksi

b. Diafragma datar

c. Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil

sehingga udara pasuk ke paru-paru.

Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh

bekerja berat maka oksigen atau O¬2 yang diperlukan pun menjadi berlipat- lipat kali dan bisa

sampai 10 hingga 15 kali lipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan

mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.

Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapai 100 mmHg dengan 19 cc

oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan

12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana

setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan

keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.

Saluran pernapasan terdiri dari cabang-cabang saluran dari lingkungan sampai ke paru-paru

(rongga hidung dan nasal, faring, laring, trakea, percabangan bronkus, dan paru-paru). Fungsi

sistem pernapasan adalah mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan

untuk mentranspor karbondioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.

Saluran pernapasan dibagi dalam 2 golongan utama:

1. saluran pernapasan atas, terdiri dari lobang hidung, rongga hidung, faring, laring

2. saluran pernafasan bawah terdiri dari trachea, bronchi, bronchiolus, alveoli dan membran

alveouler – kapiler

Page 6: Makalah sistem pernapasan 11

3

Ventilasi dan respirasi adalah dua istilah yang berbeda dan tidak boleh ditukar

pemakaiannya. Ventilasi adalah pergerakan udara dari atmosfer melalui saluran pernapasan atas

dan bawah menuju alveoli. Respirasi adalah proses dimana terjadi pertukaran gas pada membran

alveolar kapiler.

Infeksi saluran pernafasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun saluran

pernafasan, mulai dari hidung, telinga tengah, faring, laring (bronkus bronkeolus) dan paru-paru.

Adapun faktor-faktor dalam proses respirasi yaitu :

1. Tekanan intrapleura yang menahan paru-paru tetap berkontak dengan dinding toraks.

2. Jaringan elastik dalam paru-paru yang bertanggung jawab terhadap kecenderungannya untuk

menjauh dari dinding toraks dan mengempis.

3. Tekanan intra-alveolar yang merupakan tekanan di dalam paru-paru.

4. Surfaktan adalah sejenis lipoprotein yang disekresi oleh sel-sel epitel dalam alveoli paru.

Dimana surfaktan mengurangi tegangan permukaan cairan yang menurunkan kecenderungan

pengempisan alveoli.

5. Komplians yang merupakan suatu ukuran peningkatan volume paru yang dihasilkan setiap

unit perubahan dalam tekanan intra-alveolar.

6. Pneumotoraks merupakan kondisi dimana udara berada di dalam dada.

7. Atalektasis merupakan proses pengempisan paru-paru.

2.2 Masalah-Masalah Sistem Pernapasan

Beberapa masalah yang sering terjadi dalam sistem pernapasan, antara lain hipoksia,

hiperkapnia, hipokapnia, asfisia, penyakit pulmonar obstruktif menahun, kanker paru,

tuberkolosis, dan pneumonia. Dalam proses bernapas terdapat beberapa masalah, yaitu (Sloane,

E., 2003) :

1. Hipoksia adalah defisiensi oksigen, yaitu kondisi berkurangnya kadar oksigen

dibandingkan kadar normalnya secara fisiologis dalam jaringan dan organ.

2. Hiperkapnia adalah peningkatan kadar CO2 dalam cairan tubuh dan sering disertai

dengan hipoksia. Dimana jika kadar CO2 berlebih dapat meningkatkan respirasi dan

konsentrasi ion hidrogen yang akan menyebabkan asidosis (kadar asam berlebih).

3. Hipokapnia adalah penurunan kadar CO2¬ dalam darah. Dimana jika terjadi penurunan

kadar CO2¬ dapat menyebabkan terjadinya alkalosis (jumlah bikarbonat berlebih) dalam

cairan tubuh.

4. Asfisia (sufokasi) adalah suatu kondisi hipoksia dan hiperkapnia yang diakibatkan

ketidakcukupan ventilasi pulmonar.

5. Penyakit pulmonar obstruktif menahun (PPOM) adalah kelompok penyakit yang

meliputi asma, bronkitis kronik, dan emfisema, juga kelompok penyakit industrial seperti

asbestosis, silikosis, dan black lung.

Page 7: Makalah sistem pernapasan 11

4

6. Kanker paru (karsinoma pulmonar) sering dikaitkan dengan merokok tetapi dapat juga

terjadi pada orang yang tidak merokok.

7. Tuberkolosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri yang dapat mempengaruhi semua

jaringan tubuh, tapi paling umum terlokalisasi di paru-paru.

8. Pneumonia adalah proses inflamasi infeksius akut yang mengakibatkan alveoli penuh

terisi cairan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, protozoa, virus, atau zat

kimia.

2.3 Penyakit Saluran Pernapasan

Selain masalah-masalah diatas, terdapat juga beberapa penyakit pada saluran pernapasan

yang dikenal dengan istilah CARA (Chronic Aspecific Respiratory Affections) yang mencakup

semua penyakit saluran pernapasan yang bercirikan penyumbatan (obstruksi) bronchi disertai

pengembangan mukosa (udema) dan sekresi dahak (sputum) berlebihan. Gejala terpenting dari

penyakit saluran pernapasan antara lain sesak napas (dyspnoe) saat mengeluarkan tenaga atau

selama istirahat dan/atau sebagai serangan akut, juga batuk kronis dengan pengeluaran dahak

yang kental (Tjay, 2002).

Penyumbatan bronchi dengan sesak napas, yang merupakan sebab utama asma dan

COPD, diperkirakan dapat terjadi menurut mekanisme berikut, yaitu berdasarkan

hiperreaksitivitas bronchi (HRB), reaksi alergi atau infeksi saluran pernapasan (Tjay, 2002).

2.3.1 Hiperreaksitivitas bronchi (HRB)

Pada semua penderita asma dan COPD terdapat hiperreakstivitas bronchi. HRB adalah

meningkatnya kepekaan bronchi dibandingkan saluran napas normal, terhadapkan zat-zat

merangsang tak spesifik yang dihirup dari udara. Pada sebagian penderita asma juga terdapat

kepekaan berlebihan bagi stimuli spesifik yang pada orang sehat tidak memberikan reaksi pada

saluran pernapasannya. HRB aspesifik selalu timbul bersamaan reaksi peradangan di saluran

pernapasan.

2.3.2 Alergi

Pada sebagian pasien asma, disamping HRB aspesifik juga terdapat alergi untuk

membentuk antibody terhadap allergen tertentu yang memasuki tubuh (antigen). Antibodies ini

dari tipe IgE (immunoglobulin type E), juga disebut regain, mengikat dari pada mastcells antara

lain disaluran pernapasan, mata dan hidung. Jika jumllah IgE sudah cukup besar maka pada

waktu allergen yang sama masuk lagi ke dalam tubuh terjadilah penggabungan antigen-antibodi.

Mattcells pecah (degranulasi) den segera melepaskan mediatornya. Akibatnya sering kali

bronchokontriksi dengan pengembangan mukosa dan hipersekresi dahak, yang merupakan

gejala khas asma.

a. Alergen inhalasi; yang masuk ke tubuh lewat pernapasan.

b. Alergen oral dan lokali; yang memasuki tubuh melalui mulut atau kulit

Page 8: Makalah sistem pernapasan 11

5

2.3.3 Infeksi saluran pernapasan

Dapat menyebabkan gejala radang dengan perubahan di selaput lender, yang pada pasien

asma dan COPD memperkuat HRB dan bronchokontriksi serta mempermudah penetrasi allergen

sehingga terjadi infeksi yang sering kambuh akibat obtruksi bronchi.

2.3.3.1 ASMA

Asma atau bengek adalah suatu penyakit peradangan steril kronis yang bercirikan

serangan sesak napas akut secara berkala, mudah tersengal-sengal, disertai batuk dan

hipersekresi dahak. Berlainan dengan COPD, obstruksi saluran napas pada asma bersifat

reversible dan serangan biasanya berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam.

Penyebabnya, adanya peradangan steril kronis dari saluran pernapasan dengan mastcells

dan granulosit eosinofil sebagai pemeran penting. Selain itu juga terdapat hiperreaktivitas

bronchi terhadap berbagai stimuli aspesifik yang dapat memicu serangan (Tjay, 2002).

Ada beberapa jenis stimuli (rangsangan) yang dapat menyebabkan masalah pada sistem

pernapasan, yaitu (Tjay,2002):

1. Rangsangan fisis, seperti perubahan suhu, dingin, dan kabut.

2. Rangsangan kimiawi, seperti polusi udara (gas-gas pembuangan, sulfurdioksida, ozon,

asap rokok).

3. Rangsangan fisik, seperti exertion, hiperventilasi.

4. Rangsangan psikis, seperti emosi dan stress.

5. Rangsangan farmakologi, seperti histamin, serotonin, asetilkolin, asetosal, dan lainnya

Peranan lekosit

Di membrane mukosa saluran napas dan alveoli terdapat banyak makrofag dan limfosit.

Makrofag berperan pada pengikatan pertama allergen, dapat melepaskan mediator peradangan

seperti prostaglandin, tromboksan, leukotrien dan PAF (Platelet activating factor). Aktivitas

makrofag dan limfosit dihambat oleh kortikosteroid tetapi tidak oleh β2 adrenergik.

Mastcells

Pada penderita asma, mastcells bertambah banyak di sel-sel epitel serta mukosa dan melepaskan

mediator vasoaktif kuat pula, seperti histamine, serotaonin, dan bradikinin yang mmencetuskan

reaksi asma akut (Tjay, 2002).

2.3.3.2 BRONCHITIS KRONIS

Penyakit ini bercirikan batuk ‘produktif’ menahun dengan pengeluaran banyak dahak, tanpa

sesak napas atau hanya ringan. Dalam kebanyakan kasus (80%) disebabkan infeksi akut saluran

pernapasan oleh virus, yang mudah disuprainfeksikan (Str pneumonia dan branhamella

catarrhalis) dengan suatu bakteri Haemophilus influenza (Tjay, 2002).

Page 9: Makalah sistem pernapasan 11

6

2.3.3.3 EMFISEMA PARU

Emfisema bercirikan dilatasi dan destruksi dari jaringan paru-paru, yang mengakibatkan

sesak napas terus-menerus dan menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga. Gelembung paru

(alveoli) terus mengembang dan rongganya membesar sehingga dinding-dindingnya yang

mengandung pembuluh darah menjadi amat tipis dan sebagian akhirnya rusak sehingga

permukaan paru untuk penyerapan oksigen dapat berkurang di bawah 30% hingga jantung harus

bekerja lebih keras untuk memenuhi akan oksigen. Tonus di cabang-cabang batang nadi (aorta)

bertambah dan tekanan darah di arteri paru-paru meningkat. Sehingga menimbulkan kegagalan

ventrikel jantung dan terjadilah cor pulmonale (jantung membesar) (Tjay, 2002).

Penyebab emfisema adalah :

a. Bronchitis kronis dengan batuk bertahun-tahun lamanya, juga asma.

b. Merokok

c. Asap rokok, mengandung zat-zat yang menstimulasi enzim elastase yang merombak serat-

serat elastin dalam dinding gelembung paru, sehingga kekenyalannya menurun, terjadi kelainan

irreversible dalam bentuk fibrosis dan destruksi dari dinding gelembung bersama pembuluh

darahnya.

2.4 Obat Saluran Pernapasan

2.4.1. Antihistaminika

Semua antihistamin memberikan manfaat potensial pada terapi alergi nasal, rhinitis

alergik. Sifat antikolinergik pada kebanyakan antihistamiin menyebabkan mulut kering dan

pengurangan sekresi, membuat zat ini berguna untuk mengobati rhinitis yang ditimbulkan oleh

flu. Antihistamin juga mengurangi rasa gatal pada hidung yang menyebabkan penderita bersin

banyak obat-obat flu yang dapat dibeli bebas mengandung antihistamin, yang dapat

menimbulkan rasa mengantuk.

Contoh obat antihistamin

Nama Obat Dosis

Anti histamin

Difenhidramin

( Benadryl )

Kloerfenilamen

maleat

D : PO : 25-50 mg, setiap 4-6 jam

D : PO, IM, IV : 5 mg/kg/h dalam 4 dosis terbagi, tidak lebih dari

300 mg/hari

D : IM:IV: 10-50 mg dosis tunggal

D: PO : 2-4 mg, setiap 4-6 jam

A: 6-12 thn: 2 mg, setiap 4-6 jam

Page 10: Makalah sistem pernapasan 11

7

Fenotiasin

(aksi antihistamin)

Prometazine

Timeprazine

Turunan

piperazine

(aksi antihistamin)

hydroxyzine

A: 2-6 thn: PO, 1 mg, setiap 4-6 jam

D: PO: IM: 12,5-25 mg, setiap 4-6 jam

D: PO: 2,5 mg (4 x sehari)

A: 3-12 thn: O: 2,5 (3x sehari)

D: PO: 25-100 mg

A: (<6thn):>

Keterangan:

D: Dewasa, A: anak-anak, PO: per oral, IM: intramuscular, IV: intravena

2.4.2. Mukolitik

Mukolitik bekerja sebagai deterjen dengan mencairkan dan mengencerkan secret

mukosayang kental sehingga dapat dikeluarkan. Efek samping yang paling sering terjadi adalah

mual dan muntah, maka penderita tukak lambung perlu waspada. Wanita hamil dan selama

laktasi boleh menggunakan obat ini.

Contoh obat : ambroxol, bromheksin.

Dosis:

* ambroksol : Dewasa dan anak-anak >12 thn, sehari 3 x 30 mg untuk 2-3 hari pertama.

Kemudian sehari 3 x 15 mg.

Anak-anak 5-12 thn, sehari 2-3 x 15 mg

Anak 2-5 thn, sehari 3 x 7,5 mg (2,5 ml sirop)

Anak <2>

* bromheksin : oral 3-4 dd 8-16 mg (klorida)

anak-anak 3 dd 1,6-8 mg.

2.4.3. Inhalasi

Inhalasi adalah suatu cara penggunaan adrenergika dan kortikosteroida yang memberikan

beberapa keuntungan dibandingkan pengobatan per oral. Efeknya lebih cepat, dosisnya jauh

lebih rendah dan tidak diresorpsi ke dalam darah sehingga resiko efek sampingnya ringan sekali.

Dalam sediaaninhalasi, obat dihisap sebagai aerosol (nebuhaler) atau sebagai serbuk halusv

(turbuhaler).

Page 11: Makalah sistem pernapasan 11

8

Inhalasi dilakukan 3-4 kali sehari 2 semprotan, sebaiknya pada saat-saat tertentu, seperti

sebelum atau sesudah mengelularkan ternaga, setelah bersentuhan dengan zat-zat yang

merangsang (asap rokok, kabut, alergan, dan saat sesak napas).

Contoh obat :

minyak angin (aromatis), Metaproterenol

dosis : isoproterenol atau isuprel: 10-20 mg setiap 6-8 jam (dewasa). 5-10 mg setiap 6-8 jam.

2.4.4. Kromoglikat

Kromoglikat sangat efektif sebagai obat pencegah serangan asma dan bronchitis yang

bersifat alergis, serta konjungtivitis atau rhinitis alergica dan alergi akibat bahan makanan. Efek

samping berupa rangsangan lokal pada selaput lender tenggorok dan trachea, dengan gejala

perasaan kering, batuk-batuk, kadang-kadang kejang bronchi dan serangan asma selewat.

Wanita hamil dapat menggunakan obat ini.

Contoh obat :

Natrium kromoglikat dipakai untuk pengobatan, pencegahan pada asma bronchial dan

tidak dipakai untuk serangan asma akut. Metode pemberiannya adalah secara inhalasi dan obat

ini dapat dipakai bersama dengan adrenergic beta dan derivate santin. Obai ini tidak boleh

dihentikan secara mendadak karena dapat menimbulkan serangan asma.,

2.4.5. Kortikosteroid

Kortikosteroid berkhasiat meniadakan efek mediator, seperti peradangan dan gatal-gatal.

Penggunaannya terutama bermanfaat pada serangan asma akibat infeksi virus, selian itu juga

pada infeksi bakteri untuk melawan reaksi peradangan. Untuk mengurangi hiperreaktivitas

bronchi, zat-zat ini dapat diberikan per inhalasi atau peroral. Penggunaan oral untuk jangka

waktu lama hendaknya dihindari, karena menekan fungsi anak ginjal dan dapat mengakibatkan

osteoporosis.

Contoh obat : hidrokortison, deksamethason, beklometason, budesonid.

2.4.6. Antiasma dan Bronkodilator

Contoh Obat : teofilin

Terdapat bersama kofein pada daun teh dan memiliki sejumlah khasiat antara lain

spamolitis terhadap otot polos khususnya pada bronchi, menstimuli jantung dan mendilatasinya

serta menstimulasi SSP dan pernapasan. Reabsorpsi nya di usus tidak teratur. Efek sampingnya

yang terpenting berupa mual dan muntah baik pada penggunaan oral maupun parienteral. Pada

overdosis terjadi efek sentral (sukar tidur, tremor, dan kompulsi) serta gangguan pernapasan

juga efek kardiovaskuler.

Dosis : 3-4 dd 125-250 mg microfine (retard)

Teofilin dapat diberikan dengan cara injeksi dalam bentuk aminofilin, suatu campuran teofilin

dengan etilendiamin.

Stimulan adrenoseptor, contoh obat salbutamol, terbutalin sulfat, efedrin hidroklorida.

Page 12: Makalah sistem pernapasan 11

9

2.4.7. Obat-obat batuk

Antitussiva (L . tussis = batuk) digunakan untuk pengobatan batuk sebagai gejala dan

dapat di bagi dalam sejumlah kelompok dengan mekanisme kerja yang sangat beraneka ragam,

yaitu :

1. Zat pelunak batuk (emolliensia, L . mollis = lunak ), yang memperlunak rangsangan batuk,

melumas tenggorokan agar tidak kering, dan melunakkan mukosa yang teriritasi. Banyak

digunakan syrup (thyme dan althea), zat-zat lender (infus carrageen)

2. Ekspoktoransia (L . ex = keluar, pectus = dada) : minyak terbang, gualakol, radix ipeca (dalam

tablet / pelvis doveri) dan ammonium klorida (dalam obat batuk hitam) zat-zat ini

memperbanyak produksi dahak ( yang encer). Sehingga mempermudah pengeluarannya dengan

batuk.

3. Mukolotika : asetilsistein, mesna, bromheksin, dan ambroksol, zat-zat ini berdaya merombak

dan melarutkan dahak ( L . mucus = lender, lysis = melarutkan), sehingga viskositasnya

dikunrangi dan pengeluarannya dipermudah.

4. Zat pereda : kodein, naskapin, dekstometorfan, dan pentoksiverin (tucklase), obat-obat dengan

kerja sentral ini ampuh sekali pada batuk kering yang mengelitik.

5. Antihistaminika : prometazin, oksomomazin, difenhidramin, dan alklorfeniaramin. Obat ini

dapat menekan perasaan mengelitik di tenggorokan.

6. Anastetika local : pentoksiverin. Obat ini menghambat penerusan rangsangan batuk ke pusat

batuk.

Penggolongan lain dari antitussiva menurut titik kerjanya, yaitu :

1. Zat-zat sentral SSP

Menekan rangsangan batuk di pusat batuk (modula), dan mungkin juga bekerja terhadap

pusat saraf lebih tinggi (di otak) dengan efek menenangkan.

1. Zat adiktif : doveri , kodein, hidrokodon dan normetadon.

2. Zat nonadiktif : noskopin, dekstrometorfan, pentosiverin.

3. Zat-zat perifer di luar SSP

Emollionsia, ekspektoransia, mukolitika, anestetika local dan zat-zat pereda.

2.5 Penggolongan Obat Sistem Pernafasan

a. Antitusif

Antitusif bekerja menghentikan batuk secara langsung dengan menekan refleks batuk pada

sistem saraf pusat di otak. Dengan demikian tidak sesuai digunakan pada kasus batuk yang

disertai dengan dahak kental, sebab justru akan menyebabkan dahak sulit dikeluarkan.

b. Ekspektoran

Golongan ini tidak menekan refleks batuk, melainkan bekerja dengan mengencerkan dahak

sehingga lebih mudah mudah dikeluarkan. Dengan demikian tidak rasional jika digunakan pada

Page 13: Makalah sistem pernapasan 11

10

kasus batuk kering, sebab hanya akan membebani tubuh dengan efek samping. Obat golongan

ini harus digunakan secara hati-hati pada penderita tukak lambung.

c. Antihistamin

Golongan kedua ini merupakan kelompok CTM (chlor-trimeton) dan kawan-kawan. Di kemasan

obat, ia lebih sering tampil bergaya dengan nama panjangnya, klorfeniramin maleat. Ketiganya

setali tiga uang.

Histamin sendiri merupakan substansi yang diproduksi oleh tubuh sebagai mekanisme alami

untuk mempertahankan diri atas adanya benda asing. Adanya histamin ini menyebabkan hidung

kita berair dan terasa gatal, yang biasanya dikuti oleh bersin-bersin.

Selain berfungsi melawan alergi, antihistamin juga punya aktivitas menekan refleks batuk,

terutama difenhidramin dan doksilamin. Sayangnya, obat golongan ini bisa menyebabkan Anda

mengantuk pada saat rapat.

d. Dekongestan

Di antara beberapa jenis dekongestan, PPA (phenyl propanolamine) merupakan obat yang paling

banyak diributkan setelah Ditjen POM (Sekarang Badan POM) menarik obat-obat flu yang

mengandung PPA lebih dari 15 mg. Di Amerika Serikat, obat ini selain dipakai di dalam obat flu

dan batuk, juga digunakan sebagai obat penekan nafsu makan yang dijual bebas.

Dalam dosis tinggi, PPA bisa meningkatkan tekanan darah. Jika digunakan terus-menerus, dapat

memicu serangan stroke. Untuk mencegah efek buruk inilah, Dirjen POM membuat kebijakan

membatasi PPA di dalam obat flu dan obat batuk, maksimal 15 mg per takaran.

2.6 Teknologi Yang Berkaitan Dengan Sistem Pernapasan

Dengan semakin berkembangnya teknologi internet, situs mengobati.org berusaha untuk

memberikan informasi kesehatan dan artikel biologi sekolah untuk memudahkan anda mencari

masukan yang dapat dijadikan bahan referensi anda.

Pada kesempatan kali ini, mengobati.org akan sedikit membahas artikel dan informasi mengenai

" Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan ".

Pada artikel singkat ini, mengobati.org memberikan beberapa artikel yang dapat anda jadikan

masukan.

Page 14: Makalah sistem pernapasan 11

11

Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan

Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan – Sistem pernapasan atau sistem

respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat,

sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam

paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga

mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk

hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.

Alat bantu atau Teknologi yang digunakan dalam sistem pernapasan manusia sebagai

berikut :

Trakeotomi

Teknologi Trakeotomi Pernapasan

Trakeotomi : Pembuatan lubang pada trakea untuk membantu memberikan pernapasan bantuan.

Trakeotomi biasanya dilakukan pada penderita dipteri akut yang dapat menyebabkan

penyumbatan pada saluran pernapasannya.

Pulmotor

Page 15: Makalah sistem pernapasan 11

12

Pulmotor alat bantu pernapasan

Pulmotor : alat untuk melakukan pernapasan buatan. Pernapasan buatan biasanya dilakukan

pada orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena tenggelam dan shock karena

sengatan listrik.

Spirometer

Spirometer teknologi pernafasan

Spirometer : alat untuk mengukur secara langsung dan cepat kemampuan paru-paru seseorang

serta untuk keperluan diagnosa paru-paru yang abnormal.

Oxygen catheter

Oxygen catheter

Oxygen catheter atau Oxygen cannula : alat yang digunakan untuk mengalirkan oksigen ke

dalam lubang hidung.

Page 16: Makalah sistem pernapasan 11

13

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Obat-obat pernafasan terdiri dari Antihistaminika, Mukolitik, Inhalasi, Kromoglikat,

Kortikosteroid, Antiasma dan Bronkodilator, Obat-obat batuk, Zat-zat sentral SSP, Zat-zat

perifer di luar SSP.

Kami menyimpulkan obat-obat tersebut diatas sangat berperan penting bagi kesehatan

saluran pernapasan kita karena dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang

mengganggu saluran pernapasan kita.

3.2 Saran

Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem pernafasan

lainnya.

Page 17: Makalah sistem pernapasan 11

14

DAFTAR PUSTAKA

http://meikyphantom.blogspot.com/2010/06/makalah-obat-saluran-pernafasan.html

http://iyankchemiztry.blogspot.com/2010/12/obat-pernapasan.html http://berbagikeperawatan.blogspot.com/2012/04/penggolongan-obat-sistem-pernafasan.html