makalah sistem pernapasan 3

26
i MAKALAH BIOLOGI SISTEM PERNAPASAN MANUSIA D I S U S U N OLEH: RATIH VALINTENE JALIP Kelas: XI IPA 1 SMA NEGERI REBANG TANGKAS KECAMATAN REBANG TANGKAS KABUPATEN WAY KANAN

Upload: sahrul-aza-hati

Post on 19-Jul-2015

179 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah sistem pernapasan 3

i

MAKALAH BIOLOGI

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

D

I

S

U

S

U

N

OLEH:

RATIH VALINTENE JALIP

Kelas: XI IPA1

SMA NEGERI REBANG TANGKAS

KECAMATAN REBANG TANGKAS

KABUPATEN WAY KANAN

Page 2: Makalah sistem pernapasan 3

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan piji syukur kehadirat Tuhan YME yang senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah – Nya kepada kita sekalian, sehingga dalam kehidupan kita dapat

berkarya serta melaksanakan tugas dan kewajiban di bidang masing – masing. Semoga kita

semua selalu mendapat petunjuk dan perlindungan – Nya sepanjang masa. Dan dalam pada

itu dengan izin – Nya, puji syukur niat dan tekad penyusun untuk menyelesaikan

penyusunan “Makalah Tentang Sistem Pernapasan Manusia” dapat tersusun

dengan baik.

Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai literatur tertentu

dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang di bahas. Kendati

demikian, tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini

terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan senang hati

menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan dan

penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak.

Rebang Tangkas, 26 Januari 2015

Penyusun

Page 3: Makalah sistem pernapasan 3

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

2. Tujuan .......................................................................................................................... 1

3. Manfaat ........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

A. Pengertian Pernapasan ................................................................................................... 2

B. Anatomi Pernapasan ...................................................................................................... 3

C. Mekanisme Pernapasan ................................................................................................. 4

D. Fungsi Sistem Respirasi ................................................................................................ 8

E. Penyakit Pernapasan Beserta Penanggulangannya ........................................................ 8

F. Teknologi yang Berkaitan dengan Pernapasan .............................................................. 19

BAB III KESIMPULAN .................................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 22

3.2 Saran ............................................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah sistem pernapasan 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang

karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran

gas di dalam jaringan atau pernapasan dalam dan yang terjadi didalam paru-paru pernapasan

luar. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan

udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-

sel tubuh.

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organyang digunakan untuk

pertukaran gas. Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk

,otot interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma. Udara disedot ke dalam paru-paru

melalui hidung dan trakea. Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat

dan sentiasa terbuka. Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang

disambungkan keparu-paru. Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan

alveolus pada hujung bronkiol.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Modul.

2. Sebagai media pembelajaran mahasiswa.

3. Manfaat

1. Untuk mengetahui lebih mendalam apa itu Sistem Pernapasan.

2. Bagaimana cara Sistem Pernapasan pada manusia.

3. Untuk memahami struktur organ pernafasan .

4. Untuk memahami fungsi organ pernafasan dan dapat menjelaskan fungsi organ

pernapasan.

Page 5: Makalah sistem pernapasan 3

2

BAB II

PEMBAHASAN

1. SISTEM PERNAPASAN

A. PENGERTIAN

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,

pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas

menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Sistem

pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta

pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat

juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut olehdiafragma.

B. ANATOMI PERNAPASAN

Alat pernapasan adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan

sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob. Alat pernapasan pada manusia terdiri

atas rongga hidung, faring ( tekak), laring (pangkal tenggorokan), bronkus (cabang batang

tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).

1. Rongga hidung ( cavum nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).Rongga hidung berlapis

selaput lendir. Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran

pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel

kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler

darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Jadi, rongga hidung berfungsi untuk:

menyaring udara, melembapkan udara, dan memanaskan udara. diperoleh dari lingkungan

sekitar. Oksigen diperlukan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan, yaitu gula (glukosa).

Proses oksidasi makanan bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan

digunakan untuk aktivitas hidup, misalnya pertumbuhan, mempertahankan suhu

tubuh, pembakaran sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan energi,pernapasan

juga menghasilkan karbon dioksida, dan uap air.

2. Faring ( tekak)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong,

terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi

sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu

saluranpernapasan ( nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring)pada

bagian belakang.

3. Laring (pangkal tenggorokan)

Page 6: Makalah sistem pernapasan 3

3

Laring terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan buah tulang rawan.

Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka glotis. Glotis

adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan faring. Laring memiliki katup

yang disebut epiglotis. Pada saat menelan makanan, epiglotis tertutup sehingga makanan tidak

masuk ke tenggorokan tetapi menuju kerongkongan. Makan sambil berbicara dapat

mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat

tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan,

bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan

kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga ditemukan adanya

pita suara.Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar

sebagai suara.

4. Tenggorokan ( trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan

sebagian di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang

rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia silia ini berfungsi menyaring benda-benda

asing yang masuk ke saluran pernapasan.

5. Bronchus (cabang tenggorokkan)

Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri. Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan

bronkus lobaris kiri (2 bronkus). Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan

brongkial yang selanjutnya: bronki, bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik,

duktus alveolar, dan alveoli. Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai

bronkiolus respiratorik terkecil.

6. Pulmo alveolus

Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut

alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen

yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah.

7. Paru-paru

Paru-paru adalah organ berbentuk pramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam

rongga toraks. Paru Kanan memiliki 3 Lobus; paru kiri memiliki 2 lobus. Setiap paru memiliki

sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah permukaan diafragmatik(bagian

dasar)terletak di atas diafragma, sebuah permukaan mediastinal(medial) yang terpisah dari paru

lain oleh mediastinum, dan permukaan kostal teretak diatas kerangka iga. Permukaan

mediastinal memiliki Hilus(akar), tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah bronki,

pulmonary, dan bronkial dari paru. Setiap paru2 dilindungi oleh selaput membran yang disebut

pleura. Pleura viseral dan parietal. Pleura viseral adalah yang menyelubungi setiap paru-

paru, Pleura parietal adalah yang melapisi rongga toraks(kerangka iga, diafragma,

Page 7: Makalah sistem pernapasan 3

4

mediastinum). Pleura parietal Rongga Pleura(ruang intrapleural) adalah ruang potensial antara

pleura parietal dan visceral yang mengandung lapisan tipuis cairan pelumas. Cairan ini disekresi

oleh sel- sel pleural sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan

cairan(tekanan intrapleural) agak negative dibandingkan tekanan .Atmosfer. Tekanan dalam

rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru.

C. MEKANISME PERNAFASAN (VENTILASI PULMUNAR)

Otot pernapasan utama adalah otot inspirasi, yang terpenting adalah diafragma; kontraksi

diafragma akan mendatarkan kubah, mengurangi tekanan rongga toraks, sehingga menarik

udara masuk ke paru-paru. Otot interkostalis eksterna membantu dengan cara menaikkan iga

dan meningkatkan dimensi rongga toraks. Pernapasan yang tenang normalnya adalah

pernapasan diafragma; otot inspirasi aksesorius (misalnya skalenus, sternomastoideus)

membantu inspirasi jika terdapat tahanan jalan napas atau ventilasi yang tinggi. Ekspirasi

dicapai dengan rekoil pasif paru dan dinding dada, namun, pada laju ventilasi yang tinggi,

ekspirasi dibantu oleh kontraksi otot abdomen yang mempercepat rekoil diafragma dengan

meningkatkan tekanan abdomen (misalnya olahraga). Volume dan tekanan paru. Volume

tidal adalah volume udara yang keluar dan masuk paru saat pernapasan normal; volume tidal

istirahat normal adalah -500 mL, namun, seperti volume paru lainnya, volume ini

bergantung pada usia, jenis kelamin, dan tinggi badan. Kapasitas vital adalah volume tidal

maksimum, yaitu ketika seseorang menarik napas sedalam-dalamnya dan menghembuskan

napas sehabis-habisnya. Perbedaan volume antara ekspirasi istirahat dan ekspirasi

maksimum disebut volume cadangan ekspirasi; hal yang sama pada inspirasi disebut volume

cadangan inspirasi. Volume paru setelah inspirasi maksimum adalah kapasitas paru total,

sedangkan volume paru setelah ekspirasi maksimum adalah volume residu. Kapasitas residu

fungsional (functional residual capacity, FRC) adalah volume paru pada akhir pemapasan

normal, ketika otot-otot respirasi berelaksasi. Besar FRC ditentukan oleh keseimbangan

antara rekoil elastis ke arah luar oleh dinding dada dan rekoil elastis ke arah dalam oleh

paru. Keduanya dikoupling oleh cairan di dalam rongga pleura dada yang kecil, sehingga

terjadi tekanan negatif (tekanan intrapleura: -0,2 sampai -0,5 kPa). Oleh karena itu,-

perforasi dada menyebabkan udara tersedot ke dalam rongga pleura, dan dinding dada akan

mengembang, sementara paru kolaps (pneumotoraks). Penyakit yang mempengaruhi rekoil

elastis paru akan mengubah FRC; fibrosis akan meningkatkan rekoil sehingga mengurangi

FRC, sedangkan emfisema, di mana terjadi kerusakan struktur paru, rekoil berkurang dan

FRC meningkat. Selama inspirasi, perluasan rongga toraks membuat tekanan intrapleura

menjadi lebih negatif, menyebabkan paru dan alveoli mengembang, dan mengurangi

tekanan alveolar. Hal ini memunculkan gradien tekanan antara alveoli dengan mulut, dan

menarik udara ke paru. Selama ekspirasi, tekanan intrapleura dan tekanan alveolar

Page 8: Makalah sistem pernapasan 3

5

meningkat, walaupun, kecuali saat ekspirasi paksa (misalnya batuk), tekanan intrapleura

tetap negatif pada keseluruhan siklus karena ekspirasi normalnya adalah pasif. Ruang rugi

(dead space) adalah volume jalan napas yang tidak berperan dalam pertukaran gas. Ruang

rugi anatomis mencakup saluran napas dan turun hingga ke bronkiolus terminalis;

normalnya -150 mL. Ruang rugi alveolar adalah alveoli yang tidak mampu mengadakan

pertukaran gas; dalam kesehatan, hal ini tidaklah penting. Ruang rugi fisiologis adalah

jumlah ruang rugi anatomis dan alveolar.

Prinsip dasar

1. Toraks adalah rongga tertutup kedap udara disekeliling paru-paru yang terbuka ke

atmosfer hanya melalui jalur sistem pernafasan.

2. Pernafasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara ke dalam paru-paru dan ekspirasi

(ekshalasi) udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh.

3. Sebelum inspirasi dimulai, tekanan udara atmosfer (sekitar 760 mmHg) sama dengan

tekanan udara dalam alveoli yang disebut sebagai tekanan intra-alveolar

(intrapulmonar).

4. Tekanan intrapleura dalam rongga pleura (ruang antar pleura) adalah tekanan sub-

atmosfer, atau kurang dari tekanan intra-alveolar.

5. Peningkatan atau penurunan volume rongga toraks mengubah tekanan intrapleura dan

intra-alveolar yang secara mekanik menyebabkan pengembangan atau pengempisan

paru-paru.

6. Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya. Otot-otot

ekspirasi menurunkan volume rongga toraks.

a. Inspirasi membutuhkan kontraksi otot dan energi

1. Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang relaks akan memipih saat

berkontraksi dan memperbesar rongga toraks ke arah inferior.

2. Otot interkostal eksternal mengangkat iga ke atas dan ke depan saat berkontraksi

sehingga memperbesar rongga toraks ke arah anterior dan superior.

3. Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid, pektoralis

mayor, serratus anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks.

b. Ekspirasi pada pernafasan yang tenang dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses

pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal internal menarik kerangka iga ke bawah dan

otot abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi abdomen menekan diafragma.

1. Transport gas

Page 9: Makalah sistem pernapasan 3

6

a. Transport O2 Sekitar 97% oksigen dalain darah dibawa eritrosit yang telah berikatan

dengan hemoglobin (Hb), 3% oksigen sisanya larut dalam plasma.

1. Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu

molekul oksigen untuk membentuk oksihemoglobin (Hb02) berwarna merah tua. Ikatan

ini tidak kuat dan reversibel. Hemoglobin tereduksi (111Th) berwarna merah kebiruan.

2. Kapasitas oksigen adalah volume maksirnum oksigen yang dapat berikatan dengan

sejumlah hemoglobin dalam darah.

a) Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin. Setiap gram

hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen.

b) 100 ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk maksimum 20 ml O2

per 100 ml darah (15 X 1,34). KonsentraSi hemoglobin ini biasanya dinyatakan

sebagai persentase volume dan merupakan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

tubuh.

3. Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksigen aktual yang terikat pada

hemoglobin dan kapasitas oksigen. Kejenuhan oksigen dibatasi oleh jumlah hemoglobin

atau PO2.

4. Kurva disosiasi oksigen-hemoglobin. Grafik memperlihatkan persentase kejenuhan

hemoglobin pada garis vertikal dan tekanan parsial oksigen pada garis horisontal.

a) Kurva berbentuk S (sigmoid) karena kapasitas pengisian oksigen pada hemoglobin

(afinitas pengikatan oksigen) bertambah jika kejenuhan bertambah. Deinikian pula,

jika pelepasan oksigennya (pelepasan oksigen terikat) meningkat, kejenuhan oksigen

darah pun meningkat. Hemoglobin dlkatakan 97% jenuh pada PO2 100 mmHg,

seperti yang terjadi pada udara alveolar.

b) Lereng kurva disosiasi ini menjadi tajam di antara tekanan 10 sampai 50 mmHg dan

mendatar di antara 70 sampai 100 mmHg. Dengan deinikian, pada tingkat PO2 yang

tinggi, muatan yang besar hanya sedikit memengaruhi kejenuhan hemoglobin.

c) Jika PO2 turun sampai di bawah 50 mmHg, seperti yang terjadi dalam jaringan

tubuh, perubahan PO2 ini walaupun sangat sedikit dapat mengakibatkan perubahan

yang besar pada kejenuhan hemoglobin dan volume oksigen yang dilepas.

d) Darah arteri secara normal membawa 97% oksigen dan kapasitasnya untuk

melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, pernapasan dalam atau menghirup oksigen

murni tidak dapat memberi ‘peningkatan yang berarti pada kejenuhan hemoglobin

dengan oksigen. Menghirup oksigen murni dapat meningkatkan penghantaran

oksigen ke dalam jaringan karena volume oksigen terlarut dalam plasma darah

meningkat.

e) Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmHg dan hemoglobin masih 75% jenuh, ini

menunjukkan bahwa darah hanya melepas sekitar seperempat muatan oksigennya

Page 10: Makalah sistem pernapasan 3

7

saat melewati jaringan. Hal ml memberikan rentang keamanan yang tinggi jika

sewaktu-waktu pernapasan terganggu atau kebutuhan oksigen jaringan meningkat.

b. Transport CO2

Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah dan janingan dibawa ke paru-paru melalui

cara berikut ini:

1. Sejumlah kecil karbon dioksida (7% sampai 8%) tetap terlarut dalam plasma.

2. Karbon dioksida yang tersisa bergerak ke dalam sel darah merah, di mana 25%-nya

bergabung dalam bentuk reversibel yang tidak kuat dengan gugus amino di bagian

globin pada hemoglobin untuk membentuk karbaminohemoglobin.

3. Sebagian besar karbon dioksida dibawa dalam bentuk bikarbonat, terutama dalam

plasma.

a) Karbon dioksida dalam sel darah merah benikatan dengan air untuk membentuk

asam karbonat dalam reaksi bolak-balik yang dikatalis oleh anhidrase karbonik.

b) Reaksi di atas berlaku dua arab, bergantung konsentrasi senyawa. Jika konsentrasi

CO2 tinggi, seperti dalam Jaringan, reaksi beglangsung ke kanan sehingga lebih

banyak terbentuk ion hidrogen dan bikarbonat. Dalam paru yang konsentrasi C02-

nya lebih rendah, reaksi berlangsung ke kiri dan melepaskan karbon dioksida.

2. Proses difusi gas

Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang

konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi

merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Peristiwa difusi yang

terjadi di dalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi

membrana kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus

dinding sel darah merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan

dengan hemoglobin. Membran kapiler alveolus sangat tipis, yaitu 0,1 um atau sepertujuh

puluh dari tebal butir darah merah sehingga molekul oksigen tidak mengalami kesulitan

untuk menembusnya. Peristiwa difusi yang lain di dalam paru adalah perpindahan molekul

karbondioksida dari darah ke udara alveolus. Oksigen dan karbondioksida menembus

dinding alveolus dan kapiler pembuluh darah dengan cara difusi. Berarti molekul kedua gas

tadi bergerak tanpa menggunakan tenaga aktif. Urut-urutan proses difusi terbagi atas:

a) Difusi pada fase gas Udara atmosfer masuk ke dalam paru dengan aliran yang cepat,

ketika dekat alveoli kecepatannya berkurang sampai terhenti. Udara atau gas yang

baru masuk dengan cepat berdifusi atau bercampur dengan gas yang telah ada di

dalam alveoli. Kecepatan gas berdifusi di sini berbanding terbalik dengan berat

Page 11: Makalah sistem pernapasan 3

8

molekulnya. Gas oksigen mempunyai berat molekul 32 sedangkan berat molekul

karbondioksida 44. Gerak molekul gas oksigen lebih cepat dibandingkan dengan

gerak molekul gas karbondioksida sehingga kecepatan difusi oksigen juga lebih

cepat. Percampuran antara gas yang baru saja masuk ke dalam paru dengan gas yang

lebih dahulu masuk akan komplit dalam hitungan perpuluhan detik. Hal semacam ini

terjadi pada alveoli yang normal, sedangkan pada alveoli yang tidak normal, seperti

pada emfisema, percampuran gas yang baru masuk dengan gas yang telah berada di

alveoli lebih lambat.

b) Difusi menembus membran pembatas. Proses difusi yang melewati membrana

pembatas alveoli dengan kapiler pembuluh darah meliputi proses difusi fase gas dan

proses difusi fase cairan. Dalam hal ini, pembatas-pembatasnya adalah dinding

alveoli, dinding kapiler pembuluh darah (endotel), lapisan plasma pada kapiler, dan

dinding butir darah merah (eritrosit). Kecepatan difusi melewati fase cairan

tergantung kepada kelarutan gas ke dalam cairan. Kelarutan karbondioksida lebih

besar dibandingkan dengan kelarutan oksigen sehingga kecepatan difusi

karbondioksida di dalam fase cairan 20 kali lipat kecepatan difusi oksigen. Semakin

tebal membrana pembatas halangan bagi proses difusi semakin besar.

D. FUNGSI SISTEM RESPIRASI

Menurut Ethel Sloane (2004 : 266) Fungsi utama sistem pernafasan adalah untuk

mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor

karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Sedangkan

fungsi tambahan sistem pernafasan adalah sebagai produksi wicara dan berperan dalam

keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal

tekanan darah.

E. PENYAKIT PERNAPASAN BESERTA PENYEBAB, PENGOBATAN DAN

PENCEGAHANNYA

1. Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup

serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.

Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika

terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup

asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Page 12: Makalah sistem pernapasan 3

9

Penyebab,

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam

paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan

mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya

pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri

pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga

pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian

pekerja.

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya:

Plak pleura (klasifikasi), Mesotelioma maligna, Efusi pleura.

Penyembuhan,

Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak

dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat

semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui

sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung.

Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak

banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.

Pencegahan,

Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan

kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini

lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang

pernah terpapar 40 tahun lalu.

Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang

berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna

menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap

pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih

untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan

pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

2. Asma

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena

hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan

ini bersifat sementara.

Page 13: Makalah sistem pernapasan 3

10

Penyebab,

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap

rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan.

Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu

binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki

mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan

karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini

akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan

ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab

terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan

bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos -

peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit

mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai

benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau

bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama

terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan

kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan

bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara.

Pengobatan,

Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera

untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah

serangan.

Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma

yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh

olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-

adrenergik.

Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya

adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit

kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-

adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit

efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan

Page 14: Makalah sistem pernapasan 3

11

lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua

reseptor beta-adrenergik.

Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya

berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih

panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan

untuk mencegah serangan.

Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang

dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung

di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran

udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan

dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya

cenderung lebih lambat.

Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan

per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting

sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara

intravena (melalui pembuluh darah).

Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara

ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah

yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat

pertama kali mengkonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau

gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri

dengan obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang

cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi

(kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang.

Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala

asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan

menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi

kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi

serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler

corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak

dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral (ditelan)

diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan

gejala asma.

Page 15: Makalah sistem pernapasan 3

12

Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast

dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini

digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini

terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman,

tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala.

Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan

menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam

bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran

udara pada penderita yang sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2-

adrenergik.

Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat

terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan

leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala

asma).

Pencegahan,

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan

yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah

raga.

3. Bronkientasis

Bronkientasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran

pernapasan yang besar.

Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan

merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara

langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin

menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.

Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang berukuran

sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering membentuk jaringan

parut dan menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi pada bronkus yang lebih besar,

seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang

disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap jamur Aspergillus).

Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang ketebalan dan

komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan. Lapisan dalam

(mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel-sel yang melindungi

saluran pernapasan dan paru-paru dari zat-zat yang berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari: sel

Page 16: Makalah sistem pernapasan 3

13

penghasil lendir sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu

partikel-partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernapasan

sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh, melawan

organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya.

Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan kartilago (tulang

rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran pernapasan sesuai kebutuhan.

Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem

pertahanan untuk dinding bronkus.

Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis,

dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan dinding bronkus

yang normal juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk

kantung yang menyerupai balon kecil. Penambahan lendir menyebabkan kuman

berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan memicu penumpukan sekresi yang

terinfeksi dan kemudian merusak dinding bronkus.

Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan

bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. Pada kasus yang

berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai jantung.

Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat

menyebabkan batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak dapat

menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.

Penyebab,

Batuk menahun bisa disebabkan oleh:

Infeksi pernapasan, Campak, Pertusis, Infeksi adenovirus, Infeksi bakteri contohnya

Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza, Tuberkulosa, Infeksi jamur,

Infeksi mikoplasma, Penyumbatan bronkus, Benda asing yang terisap, Pembesaran kelenjar

getah bening, Tumor paru, Sumbatan oleh lendir, Cedera penghirupan, Cedera karena asap,

gas atau partikel beracun, Menghirup getah lambung dan partikel makanan, Keadaan

genetik, Fibrosis kistik, Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener, Kekurangan alfa-1-

antitripsin, Kelainan imunologik , Sindroma kekurangan imunoglobulin, Disfungsi sel darah

putih, Kekurangan koplemen, Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid

artritis, kolitis ulserativa

Keadaan lain :

Page 17: Makalah sistem pernapasan 3

14

Penyalahgunaan obat (misalnya heroin), Infeksi HIV, Sindroma Young (azoospermia

obstruktif), Sindroma Marfan.

Pengobatan,

Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan

dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah komplikasi.Drainase

postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk

membuang dahak. Seorang terapis pernapasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase

postural dan batuk yang efektif.Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik,

bronkodilator Dan ekspektoran.

Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak memberikan

respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat.

Pencegahan,

Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan angka

kejadian bronkiektasis.

Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu. Vaksin

pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok.

Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya

penyakit.

Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah

infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.

Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada penderita

bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan bronkus yang akan

menyebabkan terjadinya bronkiektasis.

Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang berbahaya

(seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau mengurangi beratnya

penyakit.

Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan: - memperhatikan

apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya - menghindari kelebihan dosis obat dan

alkohol - mencari pengobatan medis untuk gejala neurologis (seperti penurunan

kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti regurgitasi atau batuk setelah makan).

Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan menjelang

tidur karena dapat masuk ke dalam paru.

Page 18: Makalah sistem pernapasan 3

15

Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan bronkus

sebelum timbulnya kerusakan yang berat.

4. Penyakit Batuk rejan

Penyakit Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa Inggris

Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta

kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO). Penyakit

ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90 persen kasus ini terjadi di negara

berkembang.

Penyebab,

penyakit ini biasanya disebabkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan

oleh B. Parapertussis.

Pengobatan,

Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan di

dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan

batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen

diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Untuk

menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat

makan akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan

sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri,

biasanya diberikan antibiotik eritromycin.

Pencegahan,

Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan kemugkinan terkenanya

pertusis akan makin rendah dengan diberikan nya imunisasi, dan gejala penyakit pun tidak

akan seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.

5. Bronkitis

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).

Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada

penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-

paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Penyebab,

Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang menyerupai bakteri

(Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)

Page 19: Makalah sistem pernapasan 3

16

Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan

saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari: Sinusitis kronis,

Bronkiektasis, Alergi Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.

Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:

Berbagai jenis debu, Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin,

hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin, Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon

dan nitrogen dioksida, Tembakau dan rokok lainnya.

Pengobatan,

Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bisa

diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan

acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.

6. Faringitis

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.

Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang lemah.

Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala

makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa

menolong.

Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek. faringitis

ada yang akut dan kronis,

Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan

kadang disertai demam dan batuk.

Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,

biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di

tenggorok.

7. Infeksi Saluran Napas Atas

Infeksi saluran napas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi

Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut yang

melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.

Penyembuhan,

Page 20: Makalah sistem pernapasan 3

17

Penyembuhannya melalui terapi. Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian

antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan

sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik, pemberian antibiotik dapat mempercepat

penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat obatan symptomatic, selain

itu dengan pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial,

pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak

terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yg sudah

berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik

merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yg

terlibat.

8. Influensa

Influensa, biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit menular

burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus

influensa). Penyakit ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari si penderita.

Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala,

hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak badan. Dalam

kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang

dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut.

Pencegahan,

Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung. Seseorang yang

menutup bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang lain. Virus ini dapat hidup

selama berjam-jam dan oleh karena itu cucilah tangan sesering mungkin dengan sabun

Minumlah yang banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun Hiruplah udara

segar secara teratur terutama ketika dalam cuaca sejuk

Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh karena dengan

bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap virus influensa

Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan diimunisasi.

Namun perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas dalam tubuh sendiri,

melalui makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi yang menyebabkan influensa

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt rendah

lemak per hari mampu mencegah 25% peluang terkena influensa dikarenakan yoghurt

mengandung banyak laktobasilus

Page 21: Makalah sistem pernapasan 3

18

9. Paru-paru hitam

Paru-paru hitam adalah suatu penyakit paru-paru yang disebabkan karena

menghirup debu batubara dalam jangka panjang. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan

pneumokoniosis pekerja batubara, dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu simplek dan

komplikata. Tipe simplek biasanya bersifat ringan, sedangkan tipe komplikata bisa berakibat

fatal.

Penyebab,

Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu

yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam,

tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita

paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu

batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini

ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.

Pengobatan,

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya

(gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka

diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Tetapi adalah penting untuk menghindari

pemaparan lebih lanjut.

Pencegahan,

Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja.

Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga

penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja

tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk

menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.

10. Difteri

Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium

diphtheriae (C. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan

dan kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak dan demam

secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil serta bagian

saluran pernapasan.

Penyebab,

Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-faktor alam

sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan dari kulit,

Page 22: Makalah sistem pernapasan 3

19

saluran pernapasan dan sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri. Tingkat kematian

akibat difteri paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi

dalam masa tiga hingga empat hari.

Pengobatan,

Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan

antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan

pengeluaran toksin.

Pencegahan,

Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang

dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.

F. TEKNOLOGI YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM PERNAPASAN

Dengan semakin berkembangnya teknologi internet, situs mengobati.org berusaha untuk

memberikan informasi kesehatan dan artikel biologi sekolah untuk memudahkan anda

mencari masukan yang dapat dijadikan bahan referensi anda.

Pada kesempatan kali ini, mengobati.org akan sedikit membahas artikel dan informasi

mengenai " Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan ".

Pada artikel singkat ini, mengobati.org memberikan beberapa artikel yang dapat anda

jadikan masukan.

Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan

Teknologi yang berkaitan dengan sistem pernapasan – Sistem pernapasan atau sistem

respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki

empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran yang digunakan untuk membawa

udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk

Page 23: Makalah sistem pernapasan 3

20

dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai

jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki sistem pernapasan.

Alat bantu atau Teknologi yang digunakan dalam sistem pernapasan manusia sebagai

berikut :

Trakeotomi

Teknologi Trakeotomi Pernapasan

Trakeotomi : Pembuatan lubang pada trakea untuk membantu memberikan pernapasan

bantuan. Trakeotomi biasanya dilakukan pada penderita dipteri akut yang dapat

menyebabkan penyumbatan pada saluran pernapasannya.

Pulmotor

Pulmotor alat bantu pernapasan

Pulmotor : alat untuk melakukan pernapasan buatan. Pernapasan buatan biasanya dilakukan

pada orang-orang yang mengalami gangguan pernapasan karena tenggelam dan shock

karena sengatan listrik.

Page 24: Makalah sistem pernapasan 3

21

Spirometer

Spirometer teknologi pernafasan

Spirometer : alat untuk mengukur secara langsung dan cepat kemampuan paru-paru

seseorang serta untuk keperluan diagnosa paru-paru yang abnormal.

Oxygen catheter

Oxygen catheter

Oxygen catheter atau Oxygen cannula : alat yang digunakan untuk mengalirkan oksigen

ke dalam lubang hidung.

Page 25: Makalah sistem pernapasan 3

22

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk

pertukaran gas. Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk ,otot

interkosta bronkus bronkiol,alveolus dan diafragma. Udara disedot ke dalam paru-paru melalui

hidung dan trakea. Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya menjadi kuat dan sentiasa

terbuka. Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri yang disambungkan keparu-

paru. Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol.

B. SARAN DAN KRITIK

Tidak lengkap jika penyusunan makalah ini selesai tanpa adanya kritik dan saran dari

para pembaca sekalian. Kami berharap para pembaca akan terus memberikan kritik dan

saran untuk perbaikan selanjutnya sehingga tidak hanya di pelajari tetapi juga di nikmati

karena adanya interaksi antara penulis/penyusun makalah ini dengan para pembaca sekalian.

Kami penyusun sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca

sekalian.

Page 26: Makalah sistem pernapasan 3

23

DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Rahmat,2010, Hand out keperawatan medical bedah kardiovaskuler untuk

perawat, Jakarta: gramedia.

Astowo. Pudjo, 2005, Terapi oksigen : Ilmu Penyakit Paru. Bagian Pulmonologi dan

Kedokteran Respirasi, Jakarta : FKUI

Hand out Sakiyan,S.Kep,NS., Kebutuhan oksigenasi.

Hand out Titi Alfiani,S.,Kep.,Ns., Konsep dasar oksigenasi.

Hand out Arif Hendra Kususma ,S.,Kep.,Ns., Terapy Oksigen.

http://en.wikipedia.org/wiki/oxygen_toxic ity

http://nursingbegin.com/terapi-oksigen/

http://razimaulana.wordpress.com/2008/11/02/terapi-oksigen/