makalah qurban

20
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Islam, Qurban bukan sekedar upacara penyembelihan binatang, dan aktivitas membagikan daging hewan pada mereka yang tidak punya uang. Lebih dari itu, Qurban memiliki akar sejarah yang demikian kuat, dan memiliki posisi yang sangat penting ditengah-tengah masyarakat, selain memiliki ukuran religi yang menghubungkan antara makhluq dan kholiq, pencipta alam semesta, Dengan demikia, qurban dapat mempererat tali ikatan, sekaligus qurban menjadi cermin yang memberikan informasi sejauh manaseorang muslim mau berqurban untuk sesama. Tradisi qurban bermula pada masa nabi Ibrahim AS. Pada masa nabi ismail bin ibrahim berusia 7 tahun, tepatnya pada tanggal kedelapan (bulan Dzulhijjah). Nabi ibrahim bermimpi mendapat perintah dari allah untuk menyembelih nabi ismail, lantas nabi ibrahim berfikir, apakah mimpi tersebut dari allah? Atau dari syaithan. Maka dari itulah hari tersebut di kenal dengan hari tarwiyah (hari yang meragukan). Malam berikut, yakni malam kesembilan bulan Dzulhijjah nabi ibrahim bermimpi kembali dan akhirnya nabi ibrahim yaqin bahwa mimpi itu benar-benar dari allah SWT oleh sebab itu, tanggal 9 dzulhijjah dikenal dengan hari arafah. Pada malam berikutnya, yaitu malam kesepuluh bulan dzulhijjah nabi ibrahim bermimpi lagi, akhirnya pada keesokan harinya nabi ibrahim berangkat bersama nabi isma'il untuk melaksanakan perintah Allah, yang bertepatan dengan 10 dzulhijjah, dan hari itu pulalah disebut dengan hari nahr (hari penyembelihan atau qurban) (khair masykur, 2006, 125). Dengan kesabaran, ketabahan dan ketaatan nabi ibrahim AS dan nabi ismail AS,untuk meneruskan prosesi qurban, dan Allah SWt memggantinya dengan seekor sembelihan (kambing) ما ل ف غ ل ب عه م ي سع ل ا ال ف ا ب ي ن ب ي ن ا اري ي ف ام ن م ل ا ي ن ا% حك ب اذ ر+ ظ ن ا ف ا ماذ ري ت ال ف ا ب ت ب ا ل ع ف ا ما ر م9 ؤ ت ي ن د ح> ت سA ان9 اC ش له الA ن مA I ن ير ت صا ل ا ما ل ف ما شل ا له وبA نN ي ن جل لI ه ن ب اذ وبA ان ا ب م هر ت ا د ف ت ق صد رءي ل ا ا اب% الك كدA ن ي ن س ج م ل ا ر ج بA ان ا هد و ه ل لاء ن ل اA نN ي ن م ل ا ه ن ب د وف ح ب د ب م ي+ عظPAI |Siztia Rizki Assifa 1

Upload: siztia-rizki-assifa

Post on 23-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh makalah kurban

TRANSCRIPT

Page 1: makalah qurban

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam Islam, Qurban bukan sekedar upacara penyembelihan binatang, dan aktivitas membagikan daging hewan pada mereka yang tidak punya uang. Lebih dari itu, Qurban memiliki akar sejarah yang demikian kuat, dan memiliki posisi yang sangat penting ditengah-tengah masyarakat, selain memiliki ukuran religi yang menghubungkan antara makhluq dan kholiq, pencipta alam semesta,Dengan demikia, qurban dapat mempererat tali ikatan, sekaligus qurban menjadi cermin yang memberikan informasi sejauh manaseorang muslim mau berqurban untuk sesama.Tradisi qurban bermula pada masa nabi Ibrahim AS. Pada masa nabi ismail bin ibrahim berusia 7 tahun, tepatnya pada tanggal kedelapan (bulan Dzulhijjah). Nabi ibrahim bermimpi mendapat perintah dari allah untuk menyembelih nabi ismail, lantas nabi ibrahim berfikir, apakah mimpi tersebut dari allah? Atau dari syaithan. Maka dari itulah hari tersebut di kenal dengan hari tarwiyah (hari yang meragukan).Malam berikut, yakni malam kesembilan bulan Dzulhijjah nabi ibrahim bermimpi kembali dan akhirnya nabi ibrahim yaqin bahwa mimpi itu benar-benar dari allah SWT oleh sebab itu, tanggal 9 dzulhijjah dikenal dengan hari arafah.Pada malam berikutnya, yaitu malam kesepuluh bulan dzulhijjah nabi ibrahim bermimpi lagi, akhirnya pada keesokan harinya nabi ibrahim berangkat bersama nabi isma'il untuk melaksanakan perintah Allah, yang bertepatan dengan 10 dzulhijjah, dan hari itu pulalah disebut dengan hari nahr (hari penyembelihan atau qurban) (khair masykur, 2006, 125).Dengan kesabaran, ketabahan dan ketaatan nabi ibrahim AS dan nabi ismail AS,untuk meneruskan prosesi qurban, dan Allah SWt memggantinya dengan seekor sembelihan (kambing) السعي معه بلغ فلما

تؤمر ما افعل ابت يا قال   تري ماذا فانظر اذبحك اني المنام في اري اني بني يا قال قد   ابرهم يا ان ونادينه  للجبين وتله اسلما فلما الصابرين من الله شأ ان ستجدني

عظيم بذبح وفدينه     المبين البالء لهو هذا ان      نجزالمحسنين كذالك انا  الرءى صدقتArtinya "maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama ibrahim, ibrahim berkata"hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapat mu" ia menjawab " hai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan padamu, insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang orang yang sabar" tatkala keduanya telah berserah diri dan ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, ((nyatalah kesabaran keduanya) dan kami panggillah di hai ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungghnya demikian lah kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik, sesungguhnya in benar-benar suatu ujian yang nyata, dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (As

|Siztia Rizki Assifa 1

Page 2: makalah qurban

Shaffat : 102-107)Berdasarkan diskripsi latar belakang diatas, maka penulis dalam makalah ini mempunyai inisiatif positif untuk mengangkat judul "LAPORAN PRAKTIK PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN 1435 H TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SMAN 10 BANDUNG"

B. TUJUAN

Dalam setiap tindakan yang dilakukan seseorang, tujuan akhir merupakan lati pokok yang menjadi target tindakan itu sendiri, begitu pula dalam penulisan makalah ini selayaknya mempunyai tujuan yang jelas agar tidak terkesan main-main, maka dalam penulisan makalah ini tujuan-tujuan yang ingin dicapai diantaranya:a)    Agar mengetahui devinisi / pengertian qurban b)    untuk mengetahui hukum qurbane)    Agar mengetahui cara pendistribusian hewan qurbanf)    Untuk mengetahui sejauh mana keutamaan dan hikmah dibalik ritual qurban.

II. ISI

II.I. LAPORAN PENYEMBELIHAN

1. Doa dan tata cara penyembelihan hewan qurban

Allah berfirman, “Telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu bagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah… (QS. Al Haj: 36).

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan ayat di atas, (Untanya) berdiri dengan tiga kaki, sedangkan satu kaki kiri depan diikat. (Tafsir Ibn Katsir untuk ayat ini)Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat menyembelih unta denganposisi kaki kiri depan diikat dan berdiri dengan tiga kaki sisanya. (HR. Abu daud dan disahihkan Al-Albani).Dzabh [arab: ذبح], menyembelih hewan dengan melukai bagian leher paling atas (ujung leher). Ini cara menyembelih umumnya binatang, seperti kambing, ayam, dst.Pada bagian ini kita akan membahas tata cara Dzabh, karena Dzabh inilah menyembelih yang dipraktikkan di tempat kita -bukan nahr-.

|Siztia Rizki Assifa 2

Page 3: makalah qurban

Beberapa adab yang perlu diperhatikan: 1. Hendaknya yang menyembelih adalah shohibul kurban sendiri, jika dia mampu. Jika tidak maka bisa diwakilkan orang lain, dan shohibul kurban disyariatkan untuk ikut menyaksikan.2. Gunakan pisau yang setajam mungkin. Semakin tajam, semakin baik. Ini berdasarkan hadis dari Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim).3. Tidak mengasah pisau dihadapan hewan yang akan disembelih. Karena ini akan menyebabkan dia ketakutan sebelum disembelih. Berdasarkan hadis dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma,“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah ).Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seseorang yang meletakkan kakinya di leher kambing, kemudian dia menajamkan pisaunya, sementar binatang itu melihatnya. Lalu beliau bersabda (artinya): “Mengapa engkau tidak menajamkannya sebelum ini ?! Apakah engkau ingin mematikannya sebanyak dua kali?!.” (HR. Ath-Thabrani dengan sanad sahih).4. Menghadapkan hewan ke arah kiblat.Disebutkan dalam Mausu’ah Fiqhiyah:Hewan yang hendak disembelih dihadapkan ke kiblat pada posisi tempat organ yang akan disembelih (lehernya) bukan wajahnya. Karena itulah arah untuk mendekatkan diri kepada Allah. (Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah, 21:196).Dengan demikian, cara yang tepat untuk menghadapkan hewan ke arah kiblat ketika menyembelih adalah dengan memosisikan kepala di Selatan, kaki di Barat, dan leher menghadap ke Barat.5. Membaringkan hewan di atas lambung sebelah kiri.Imam An-Nawawi mengatakan,Terdapat beberapa hadis tentang membaringkan hewan (tidak disembelih dengan berdiri, pen.) dan kaum muslimin juga sepakat dengan hal ini. Para ulama sepakat, bahwa cara membaringkan hewan yang benar adalah ke arah kiri. Karena ini akan memudahkan penyembelih untuk memotong hewan dengan tangan kanan dan memegangi leher dengan tangan kiri. (Mausu’ah Fiqhiyah Kuwaitiyah, 21:197).Penjelasan yang sama juga disampaikan Syekh Ibnu Utsaimin. Beliau mengatakan, “Hewan yang hendak disembelih dibaringkan ke sebelah kiri, sehingga memudahkan bagi orang yang menyembelih. Karena penyembelih akan memotong hewan dengan tangan kanan, sehingga hewannya dibaringkan di lambung sebelah kiri. (Syarhul Mumthi’, 7:442).6. Menginjakkan kaki di leher hewan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor domba. Aku lihat beliau meletakkan meletakkan kaki beliau di leher hewan tersebut, kemudian membaca basmalah …. (HR. Bukhari dan Muslim).7. Bacaan ketika hendak menyembelih.Beberapa saat sebelum menyembelih, harus membaca basmalah. Ini hukumnya wajib, menurut pendapat yang kuat. Allah berfirman,‘Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-An’am: 121).

|Siztia Rizki Assifa 3

Page 4: makalah qurban

8. Dianjurkan untuk membaca takbir (Allahu akbar) setelah membaca basmalahDari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyembelih dua ekor domba bertanduk,…beliau sembelih dengan tangannya, dan baca basmalah serta bertakbir…. (HR. Al Bukhari dan Muslim).9. Pada saat menyembelih dianjurkan menyebut nama orang yang jadi tujuan dikurbankannya herwan tersebut.Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, bahwa suatu ketika didatangkan seekor domba. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih dengan tangan beliau. Ketika menyembelih beliau mengucapkan, ‘bismillah wallaahu akbar, ini kurban atas namaku dan atas nama orang yang tidak berkurban dari umatku.’” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi dan disahihkan Al-Albani).Setelah membaca bismillah Allahu akbar, dibolehkan juga apabila disertai dengan bacaan berikut:hadza minka wa laka.” (HR. Abu Dawud, no. 2795) Atauhadza minka wa laka ’anni atau ’an fulan (disebutkan nama shohibul kurban). Jika yang menyembelih bukan shohibul kurban atauBerdoa agar Allah menerima kurbannya dengan doa, ”Allahumma taqabbal minni atau min fulan (disebutkan nama shohibul kurban).” [1]Catatan: Bacaan takbir dan menyebut nama sohibul kurban hukumnya sunnah, tidak wajib. Sehingga kurban tetap sah meskipun ketika menyembelih tidak membaca takbir dan menyebut nama sohibul kurban.

10. Disembelih dengan cepat untuk meringankan apa yang dialami hewan kurban.Sebagaimana hadis dari Syaddad bin Aus di atas.11. Pastikan bahwa bagian tenggorokan, kerongkongan, dua urat leher (kanan-kiri) telah pasti terpotong.Syekh Abdul Aziz bin Baz menyebutkan bahwa penyembelihan yang sesuai syariat itu ada tiga keadaan (dinukil dari Salatul Idain karya Syekh Sa’id Al-Qohthoni):1. Terputusnya tenggorokan, kerongkongan, dan dua urat leher. Ini adalah keadaan yang terbaik. Jika

terputus empat hal ini maka sembelihannya halal menurut semua ulama.2. Terputusnya tenggorokan, kerongkongan, dan salah satu urat leher. Sembelihannya benar, halal, dan

boleh dimakan, meskipun keadaan ini derajatnya di bawah kondisi yang pertama.3. Terputusnya tenggorokan dan kerongkongan saja, tanpa dua urat leher. Status sembelihannya sah dan

halal, menurut sebagian ulama, dan merupakan pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 “Selama mengalirkan darah dan telah disebut nama Allah maka makanlah. Asal tidak menggunakan gigi dan kuku.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).12. Sebagian ulama menganjurkan agar membiarkan kaki kanan bergerak, sehingga hewan lebih cepat meregang nyawa.Imam An-Nawawi mengatakan, “Dianjurkan untuk membaringkan sapi dan kambing ke arah kiri. Demikian keterangan dari Al-Baghawi dan ulama Madzhab Syafi’i. Mereka mengatakan, “Kaki kanannya dibiarkan…(Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 8:408)13. Tidak boleh mematahkan leher sebelum hewan benar-benar mati.Para ulama menegaskan, perbuatan semacam ini hukumnya dibenci. Karena akan semakin menambah rasa sakit hewan kurban. Demikian pula menguliti binatang, memasukkannya ke dalam air panas dan semacamnya. Semua ini tidak boleh dilakukan kecuali setelah dipastikan hewan itu benar-benar telah mati.

|Siztia Rizki Assifa 4

Page 5: makalah qurban

Dinyatakan dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, “Para ulama menegaskan makruhnya memutus kepala ketika menyembalih dengan sengaja. Khalil bin Ishaq dalam Mukhtashar-nya untuk Fiqih Maliki, ketika menyebutkan hal-hal yang dimakruhkan pada saat menyembelih, beliau mengatakan,“Diantara yang makruh adalah secara sengaja memutus kepala” (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 93893).Pendapat yang kuat bahwa hewan yang putus kepalanya ketika disembelih hukumnya halal.Imam Al-Mawardi –salah satu ulama Madzhab Syafi’i– mengatakan, “Diriwayatkan dari Imran bin Husain radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau ditanya tentang menyembelih burung sampai putus lehernya? Sahabat Imran menjawab, ‘boleh dimakan.” Imam Syafi’i mengatakan, “Jika ada orang menyembelih, kemudian memutus kepalanya maka statusnya sembelihannya yang sah” (Al-Hawi Al-Kabir, 15:224). Allahu a’lamDOA MENYEMBELIH QURBAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya, serta umatnya yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.Setiap orang yang berkurban tentunya berharap ibadahnya tersebut diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di samping memperhatikan jenis hewan kurban, umur dan kondisi hewan kurban yang selamat dari cacat, kita juga harus memperhatikan tatacara penyembelihannya. Di antaranya, memperhatikan bacaan saat menyembelih. Apa dzikir atau doa yang diajarkan oleh syariat saat menyembelih hewan kurban?Pada ringkasnya, bagi orang yang ingin menyembelih hewan qurban disunnahkan baginya saat akan menyembelih untuk membaca:

م� الل�ه� الل�ه م ع�ن�ي  بس ذ�ا ه� ، ل�ك� و� نك� م ذ�ا ه� م� �لل�ه� ا كب�ر�� أ الل�ه� و�

Artinya: (Dengan Nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah ini dari-Mu dan untuk-Mu, ini kurban dariku).Jika ia menyembelihkan hewan qurban milik orang lain, ia membaca:

م� الل�ه� الل�ه م ن�  بس ال� ف� ع�ن ذ�ا ه� ، ل�ك� و� نك� م ذ�ا ه� م� �لل�ه� ا كب�ر�� أ الل�ه� و�

“Dengan Nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah ini dari-Mu dan untuk-Mu, ini kurban dariku.” Di tambah:

�ن ال� ف� و�آل �ن ال� ف� من ب�ل ت�ق� م� �لل�ه� ا“Ya Allah, terimalah kurban dari fulan dan keluarga fulan,” (dengan menyebut namanya).

Namun yang wajib dari bacaan ini adalah membacaBasmalah (Bismillah). Jika sudah membacanya, maka sah penyembelihan hewan qurban tersebut walau tidak menambah bacaan selainnya. Adapun kalimat-kalimat sesudahnya hanya anjuran, bukan wajib. Hal ini didasarkan kepada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

نين� ؤم م� بآي�اته ك�نت�م إن ع�ل�يه الل-ه م� اس ذ�كر� ا م� م ك�ل�وا ف�“Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’am: 118)

ق3 س ل�ف ن�ه� إ و� ع�ل�يه الل-ه م� اس ي�ذك�ر ل�م ا م� م ك�ل�وات�أ و�ال�

|Siztia Rizki Assifa 5

Page 6: makalah qurban

“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya.  Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.” (QS. Al-An’am: 121)Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Anas bin MalikRadhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:ع� و�و�ض� ك�ب�ر� و� م�ى و�س� بي�ده ا م� ه� ذ�ب�ح� ن�ين ر� ق

أ� ين ل�ح� م� أ ين بك�بش� ل�م� و�س� ع�ل�يه الل�ه� ل�ى ص� Bيالن�ب ح�ى ض�

ا م� ه اح ف� ص ع�ل�ى ل�ه� رجNabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkurban dengan ekor domba jantan yang dominasi warna putih dan bertanduk. Beliau menyembelihnya dengan tangannya sendiri, membaca basmalah dan bertakbir serta meletakkan kakinya di atas samping lehernya.”Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan untuk membawakan satu ekor kibas bertanduk yang hitam kakinya, hitam bagian perutnya, dan hitam di sekitar kedua matanya. Lalu dibawakan kepada beliau untuk beliau sembelih sendiri. Beliau berkata kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah, ambilkan sebilah pisau.” Kemudian beliau bersabda, “Asahlah pisau itu dengan batu.” ‘Aisyah pun mengerjakan. Kemudian beliau mengambil pisau dan mengambil kibas tersebut, lalu beliau membaringkannya dan menyembelihnya. Kemudian beliau berucap:

م�د م�ح� م�ةأ� و�من م�د م�ح� و�آل م�د م�ح� من ب�ل ت�ق� م� الل�ه� الل�ه م بس

“Dengan nama Allah, ya Allah terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad, serta dari umat Muhammad.” Kemudian beliau menyembelihnya.

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan tentang maksudnya, yaitu beliau membaringkannya dan menyembelihnya sambil membaca kalimat di atas. (Lihat Syarah Muslim li al-Nawawi dalam keterangan hadits di atas)Dan diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, dari Jabir bin AbdillahRadhiyallahu ‘Anhu berkata: “Aku menyaksikan Shalat Idul Adha di musholla bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.Ketika beliau selesai khutbah beliau turun dari mimbar dan dibawakan kepada beliau seekor domba jantan lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyembelihnya sambil mengucapkan:

م�تي أ� من ح� ي�ض� ل�م و�ع�م�ن ع�ن�ي ذ�ا ه� كب�ر�

� أ الل�ه� و� الل�ه م بس“Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar, ini dariku dan dari setiap orang yang tidak berkurban dari umatku.” (Dishahihkan oleh-Al-albani rahimahullah dalam Shahih al-Tirmidzi)Terdapat tambahan dalam sebagian riwayat,

ل�ك� و� نك� م ذ�ا ه� إن� م� �لل�ه� ا“Ya Allah, sesungguhnya ini dari-Mu dan untuk-Mu.” (Lihat: Irwa’ al-Ghalil, no. 1138 dan 1152)Maksud, Allahumma Minka (Ya Allah, sesungguhnya ini dari-Mu): hewan kurban ini adalah rizki pemberian-Mu yang sampai kepadaku dari Engkau. Sedangkan Wa Laka (dan untuk-Mu) adalah ikhlas untuk-Mu

2. Perbedaan antara penyembelihan hewan saat Idul Adha dan

penyembelihan hewan untuk aqiqah atau nadzar

|Siztia Rizki Assifa 6

Page 7: makalah qurban

Persamaanya yaitu:

sama sama menyembelih binatang yang diniatkan ibadah karena Allah

hukumnya adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat diutamakan/ditekankan

disunnah kan membagi bagikan daging sembelihan kepada kerabat dan orang dekat.  

Perbedaanya yaitu:

Aqiqah dilaksanakan pada hari ke 7 kelahiran, sedangkan Qurban dilaksanakan pada hari ke 10 bulan dzulhijjah, boleh juga hari yang ke 11, 12, 13. dan tidak dianggap Qurban selain dari hari hari tersebut

 Aqiqah ditunaikan sebagai penebus atas lahirnya seorang bayi manusia, sedangkan berkurban adakah untuk memperingati Nabi Ibrahim As, yang itu ditetapkan Oleh Rosulullah SAW sebagai sunnah yan diteruskan kepada Ummatnya.

pada sembelihan Qurban, diutamakan membagi bagikanya kepada fakir miskin, dan pada sembelihan Aqiqah tidaklah ditetapkan kepada siapa dia diberikan, boleh kepada orang kaya maupun miskin.

dianjurkan untuk membagikan daging dalam keadaan mentah pada sembelihan Qurban dan membagikan daging dalam bentuk matang pada sembelihan Aqiqah

Dilarang mengambil upah penyembelih dari bagian hewan yang dipotong pada Qurban dan dibolehkan memberi upah kepada penyembelih dengan bagian hewan yang dipotong pada Aqiqah

boleh memilih/wajib mukhayyar pada hewan Qurban, yaitu boleh kambing, sapi, atau pun onta, sedangkan pada Aqiqah maka hewan qurban Wajib kambing.

|Siztia Rizki Assifa 7

Page 8: makalah qurban

3. Jenis hewan Qurban

Jenis hewan (Binatang) untuk Kurban (Qurban) sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Hajj

ayat 34 hewan yang dapat disembelih untuk ibadah kurban adalah dari jenisBahiimatul Al An’aam (hewan

ternak). Dalam bahasa arab, yang dimaksud Bahiimatul Al An’aam hanya mencakup tiga binatang yaitu

onta, sapi atau kambing.

Menurut qoul (pendapat) sebagian besar ulama, selain menggunakan onta, sapi, dan kambing,

binatang lainnya yang dapat disembelih adalah domba dan kerbau. Domba (biri-biri) disamakan dengan

kambing sedangkan kerbau disamakan dengan sapi.

Pengertian hewan ternak menurut para ahli fiqih (ulama) berbeda dengan pengertian binatang

ternak pada umumnya. Karena itu hewan-hewan seperti ayam, angsa, kuda, ikan, maupun burung unta

meskipun diternakkan tetapi tidak dapat digunakan sebagai hewan kurban. Apalagi jika menggunakan

binatang liar semisal rusa, kancil, dan kijang.

4. Cara merebahkan hewan Qurban

1. Beri waktu untuk beradaptasi. Sebaiknya sapi diinapkan selama semalam atau 12 jam di lokasi sekitar penyembelihan. Selain memberi kesempatan beristirahat sehingga otot-otonyamengalami relaksasi, juga dimaksudkna agar sapi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

2. Gunakan tali berwarna gelap, untuk menjatuhkannya. Seperti warna hitam atau biru. Jangan sekalipun menggunakan tali berwarna terang seperti merah atau orange, sebab sapi akan semakin beringas melihat warna-warna terang.

3. Teknik Merebahkan Model 1.. Setelah ditambatkan di batang pohon atau patok yang kokoh, tali yang telah disediakan diikatkan pada tali yang melingkar di leher. Kemudian ditarik hingga ke belakang punuk atau bagian belakang kaki depan. Tali dilingkarkan ke tubuh, disimpul di bagian samping kiri punggung. Ditarik ke belakang lagi hingga batas depan kaki bagian belakang, dilingkarkan ke tubuh, kemudian disimpul di bagian samping kiri punggung belakang. Dengan teknik model ini, hanya dibutuhkan satu orang saja untuk merebahkannya, dengan cara menarik tali dari belakang tubuh saja.

4. Teknik Merebahkan Model 2. Model kedua adalah dengan melingkarkan tali di bagian depan punuk, menyilang ke bawah hingga di depan kedua kaki sapi. Tali ditarik ke bagianpunggung secara menyilang lagi, kemudian ditarik ke belakangmelalui selangkangan kaki belakang sapi. Model ini terkadang berisiko membuatkaki sapi menyepak ke belakang ketika ditarik melalui selangkangannya.

|Siztia Rizki Assifa 8

Page 9: makalah qurban

5. Dokumentasi

|Siztia Rizki Assifa 9

Page 10: makalah qurban

II.II. LAPORAN PENGULITAN

1. Tahap Tahap Pengulitan

1. Proses ini dilakukan dengan cara menggantung hewan pada kedua kaki belakangnya dengan posisi terbuka. Petugas menghadap bagian dada-perut hewan (ventral). Sayatan dimulai dari sepanjang garis tengah perut-dada dan garis tengah keempat kaki bagian dalam. Untuk hewan besar (sapi & kerbau) proses pengulitan dapat dilakukan dengan cara ditidurkan diatas alas bersih, apabila tidak memungkinkan menggantungnya. Jika demikian waspada dengan kotoran dari tanah dan alas kaki petugas yang berpotensi mencemari karkas.

2. Sebelumnya potong terlebih dahulu kepala dan keempat kaki sebatas persendian tumit. Ini dilakukan untuk menghindari jatuhnya kotoran yang akan mencemari daging.

3. Setelah proses pengulitan selesai, sayat dinding perut untuk mengeluarkan jerohan. Letakkan ember atau wadah lain dibawahnya untuk menampung jerohan. Potong bagian penggantung jerohan dengan tubuh disekitar tulang belakang, sekat rongga dada (diafragma), sampai penggantung jerohan yang ada di rongga dada. Lakukan dengan hati-hati agar pisau tidak merobek jerohan, terutama lambung dan usus, agar isi lambung tidak mencemari daging. Berikan label penanda identifikasi pada jerohan dan karkas jika perlu.

|Siztia Rizki Assifa 10

Page 11: makalah qurban

2. Cara mengeluarkan bagian perut

Proses eviserasi bertujuan untuk mengeluarkan organ pencernaan (rumen, intestinum, hati, empedu) dan isi rongga dada (jantung, eshophagus, paru, trachea).

Tahap-tahap eviserasi dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut:

1. Rongga dada dibuka dengan gergaji melalui ventral tengah tulang dada.

2. Rongga abdominal dibuka dengan membuat sayatan sepanjang ventral tengah abdominal.

3. Memisahkan penis atau jaringan ambing dan lemak abdominal.

4. Belah bonggol pelvic dan pisahkan kedua tulang pelvic.

5. Buat irisan sekitar anus dan tutup dengan kantung plastik.

6. Pisahkan eshophagus dari trakhea.

7. Keluarkan kandung kencing dan uterus jika ada.

8. Keluarkan organ perut yang terdiri dari intestinum, mesenterium, rumen dan bagian lain dari lambung serta hati dan empedu.

9. Diafragma dibuka dan keluarkan organ dada (pluck) yang terdiri dari jantung, paru-paru dan trakhea. Organ ginjal tetap ditinggal di dalam badan dan menjadi bagian dari karkas. Eviserasi dilanjutkan dengan pemeriksaan organ dada, organ perut dan karkas untuk mengetahui apakah karkas diterima atau ditolak untuk dikonsumsi manusia.

|Siztia Rizki Assifa 11

Page 12: makalah qurban

3. Kulit hewan termasuk yang dibagikan kepada mustahik

alam hadits Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkanku untuk mengurus onta-onta sembelihan ibadah (sebagai hadyu atau qurban) milik beliau, dan agar aku membagi-bagikan dagingnya, kulitnya dan bahkan “baju”-nya kepada orang-orang miskin, serta agar aku tidak memberikan sesuatupun dari bagian hewan qurban itu kepada jagal (sebagai ongkos/upah) (HR. Muttafaq ‘alaih). Dan dalam hadits itu pula, beliau bersabda kepada Ali: “Sedekahkanlah “baju” penutupnya dan tali ikatannya , serta janganlah Engkau berikan upah jagal dari bagian hewan sembelihan tersebut”. Lalu dalam sebuah hadits yang diperselisihkan derajat riwayatnya: “Barangsiapa menjual kulit hewan qurbannya, maka (seolah-olah) tiada qurban baginya” (HR. Al-Hakim, Al-Baihaqi dan lain-lain dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dihasankan oleh Al-Albani). Atas dasar hadits-hadits tersebut dan lainnya, maka untuk haramnya pemakaian bagian hewan qurban sebagai upah jagal dan beaya operasional, serta penjualan dagingnya secara khusus, telah menjadi ijmak dan kesepakatan seluruh ulama. Sedangkan untuk bagian-bagian selain daging, seperti kulitnya, kepalanya dan lain-lain, memang terdapat sedikit perbedaan pendapat terkait hukum penjualannya, namun jumhur madzhab (Maliki, Syafi’i dan Hambali) tetap sepakat bahwa, haram hukumnya bila bagian apapun dari hewan qurban itu dijual atau apalagi dijadikan sebagai upah jagal, beaya operasional dan semacamnya.

4. Dokumentasi

|Siztia Rizki Assifa 12

Page 13: makalah qurban

II.III. LAPORAN PENCACAGAN

1. Apakah Karkas itu?

Karkas adalah bagian tubuh yang telah mengalami proses pemotongan tanpa kepala, keempat kaki bagian bawah mulai dari carpus dan tarsus, kulit, darah dan organ dalam (hati, saluran pencernaan, jantung, saluran reproduksi, paru-paru, limpa kecuali ginjal

2. Cara memotong bagian daging dari tulang

1. Lakukan pemisahan daging dengan tulang dalam keadaan karkas tergantung. Untuk karkas hewan besar (sapi & kerbau) apabila tidak memungkinkan digantung dapat dilakukan dibawah dengan meletakkannya diatas alas yang bersih. Hati-hati jangan sampai ada kotoran dari tanah, kaki atau alat lainnya mencemari karkas.

2. Potongan daging dapat diletakkan dalam wadah yang bersih atau dilantai dengan melapisi alas plastik yang bersih. Selanjutnya daging dipotong kecil-kecil untuk dibagi.

3. Petugas yang terlibat dalam proses pemotongan hewan kurban disarankan untuk tidak makan dan merokok saat bekerja memproses daging. Lebih baik lagi jika petugas mengenakan masker penutup mulut dan hidung serta sarung tangan plastik. Sebelum memulai bertugas hendaknya petugas membersihkan diri (mandi) dan mengenakan pakaian bersih.

Dokumentasi

|Siztia Rizki Assifa 13

Page 14: makalah qurban

II.IV. DISTRIBUSI DAGING

1. boleh di ambil pengurban

Menurut Yusuf Qardhawi pembagian daging kurban yang lebih utama ialah menjadi tiga

bagian, yakni sepertiga untuk dimakan oleh yang berkurban beserta keluarganya, sepertiga untuk

tetangga sekitarnya (lebih jika mereka tergolong ekonomi lemah atau tidak mampu berkurban),

dan sepertiga untuk fakir miskin.

Seandainya yang bersangkutan (pengurban) menyedekahkan seluruh daging kurbannya,

tentu hal itu lebih utama dan lebih baik lagi, dengan syarat ia harus mengambil berkah, seperti

makan hatinya atau lainnya. Hal itu sebagai bukti bahwa ia telah memakan sebagian dari

dagingnya, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi saw, dan para sahabatnya.

Dalam hadis diterangkan bahwa Rasulullah saw, pernah melarang pengurban menyimpan

daging kurban beberapa hari, sebab terbukti bahwa pada waktu itu banyak orang yang patut

ditolong, layak diberi daging kurban, yakni mereka yang termasuk dalam golongan fakir dan

miskin. Pada waktu itu Rasulullah saw, menyuruh mereka agar berkurban untuk mengutamakan

menyedekahkan kurbannya, dan mereka yang berkurban hanya diberi izin mengambil daging

kurbannya kira-kira cukup untuk keperluan tiga hari saja. Seperti diterangkan dalam hadis :

”Dari Salamah Ibn al-Akwa’ berkata : Nabi saw bersabda barang siapa diantara

kamu sekalian berkurban maka janganlah. Menyimpan sesuatu pun (dari daging kurban)

setelah tiga hari. Kemudian pada tahun berikutnya para saha bat bertanya: ya Rasulullah

apakah kami melakukan seperti tahun lalu? Rasulullah bersabda ”makanlah (dari

kurbanmu), dan berilah orang-orang,dan simpanlah, sesungguhnya pada tahun yang lalu itu

orangorang mendapat kesusahan, maka aku ingin kamu menolong mereka”.(Muttafaq ‘Alahi)

|Siztia Rizki Assifa 14

Page 15: makalah qurban

2. cara mendistribusikan daging kurban

dengan cara :

1. membagikan kepada para penduduk warga desa lewat para rukun tetangganya masing

masing

III. PENUTUP IV.

Sekian makalah yang berjudul penyembelihan hewan qurban ini saya buat. Mohon

maaf, apabila ada kekurangan dari materi yang saya sampaikan.

Atas perhatiannya saya ucapkan trimakasih

Wassalamualaikum. Wr. Wb

|Siztia Rizki Assifa 15