makalah pbl blok 6 ukrida

Upload: randy-tang

Post on 03-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    1/18

    1

    Makalah PBL Blok 6

    Struktur, Histologi, dan Fisiologi Indera Pendengaran pada Manusia

    Oleh:

    Vincentius Manggala Putra

    10.2011.030

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Kristen Krida Wacana

    Jalan Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat

    e-mail: [email protected]

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    2/18

    2

    DAFTAR ISI

    Daftar Isi 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang 2

    B. Identifikasi Istilah 2

    C. Rumusan Masalah 2

    D. Tujuan Penulisan 3

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Struktur Makroskopik Alat Pendengaran 4

    B. Struktur Mikroskopis Alat Pendengaran 7

    C. Proses Pendengaran 9

    D. Gangguan Umum Alat Pendengaran 13

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan 16

    Daftar Pustaka 17

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    3/18

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penulisan makalah ini dilatarbelakangi skenario B, yaitu mengenai alat pendengaran.

    Jabaran skenario :

    Seorang laki-laki berusia 60 tahun mengeluh kurang lebih sejak 3 minggu yang lalu

    pendengaran telinga kiri terasa kurang jelas dibandingkan dengan telinga kanan. Pasien

    berobat ke Puskesmas dan dilakukan tes ketajaman pendengaran dengan garpu penala dengan

    hasil sebagai berikut :

    Weber : lateralisasi kanan.

    Telinga kanan : rinne (+), schawabch memendek

    B. Identifikasi Istilah

    Weber : tes pendengaran untuk membedakan gangguan konduktif dan

    sensorineural.

    Rinne : tes pendengaran yang dilakukan dengan menyamarkan telinga yang

    berlawanan.

    Schwabch : tes pendengaran yang dilakukan dengan menutup telinga berlawanan.

    C. Perumusan Masalah

    Dari latar belakang skenario diatas, rumusan masalah diatas yang menjadi masalah

    utama dalam skenario adalah pendengaran telinga kiri kurang jelas dibandingkan dengan

    telinga kanan.

    Hipotesa :

    Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh usia yang sudah lanjut.

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    4/18

    4

    D. Tujuan Penulisan

    Dengan adanya suatu perumusan masalah tersebut, mahasiswa diharapkan mampu

    untuk :

    1. Menjelaskan mengenai struktur makroskopik alat pendengaran.

    2. Menjelaskan mengenai struktur mikroskopik alat pendengaran.

    3. Menjelaskan mengenai proses pendengaran.

    4. Menjelaskan mengenai gangguan alat pendengaran secara umum.

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    5/18

    5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Struktur Makroskopik Alat Pendengaran.

    Telinga organ reseptor pendengaran dan keseimbangan.

    N. vestibulocochlearis

    N. vestibulocochlearis/N. VII disebut juga nervus stato-acusticus. Dari namanya

    dapat disimpulkan bahwa saraf ini terdiri dari dua komponen ASK yaitu komponen

    eksterosepsi yang dirangsang oleh getaran udara dan melayani pendengaran dan

    komponen propriosepsi yang dirangsang oleh perubahan posisi kepala dan melayani

    sistem keseimbangan.

    Sistem Pendengaran

    Sistem Pendengaran terdiri dari auris externa (telinga luar), auris media (telinga

    tengah), dan auris interna (telinga dalam).

    Auris Externa

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    6/18

    6

    terdiri dari auriculus (daun telinga) dan canalis acusticus externus (kanal

    pendengaran luar). Auriculus berbentuk corong dan menempel dibagian

    samping kepala. Mempunyai rangka dasar rawan yang dibungkus kulit

    kecuali pada bagian lobulus daun telinga yang tidak mempunyai jaringan

    rawan. Dinding ujung canalis acusticus externus juga diperkuat oleh tulang

    rawan. Di ujung luar canalis acusticus externus ditemukan rambut dan

    kelenjar sebasea sedangkan di kulit bagian dalam terdapat modifikasi

    kelenjar keringat.

    Auris Media

    Berbentuk kotak persegi yang dinamakan cavum tympani. Rongga ini

    mempunyai enam dinding, yaitu paries caroticus di anterior, pars

    mastoideus di posterior, paries tegmentalis di superior memisahkan auris

    interna dari rongga tengkorak, paries jugularis di inferior, dan paries

    labyrinthus di medial membatasi cavum tymphani dengan auris interna, dan

    paries membranaceus yang berupa membran tymphani. Cavum tymphani

    mempunyai dua saluran keluar yaitu tuba auditiva (Eustachius) di anterior

    yang menghubungkannya dengan rongga pharinx dan anthrum tympanicum

    di posterior yang bermuara di sel-sel udara mastoid.

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    7/18

    7

    Berisi tiga ossicula auditiva (tulang pendengaran) yang berantai berturut-turut dari luar ke dalam malleus, incus , stapes. Malleus (gagang martil)

    melekat pada membrana tymphani dan kepalanya bersandar pada incus

    (landasan). Kaki incus bersendi dengan stapes (sanggurdi) yang lempeng

    kakinya menutup fenestra vestibuli, yaitu lubang pada dinding labirin. Pada

    malleus melekat suatu otot polos m.tensor tymphani dan pada stapes

    melekat m.stapedius.

    Auris Interna

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    8/18

    8

    Auris interna ialah labirin yang terbagi dalam labirin pendengaran dan

    labirin keseimbangan. Rongga labirin terdiri dari labirin keseimbangan

    yaitu vestibulum di tengah dan canalis semisircularis di posterior dan

    labirin pendengaran yaitu cochlea di anterior. Labrin pendengaran ialah

    organ yang mirip rumah siput dan karena itu dinamakan cochlea. Cochlea

    memilin membentuk spiral dua setengah putaran sekitar sumbu yang

    dinamakn modiolus. Dasar cochlea menghadap ke medial. Di dalam

    cochlea terdapat saluran berbentuk spiral, disebut canalis cochlearis, yang

    merupakan bagian dari labyrinthus osseus. Canalis cochlearis terbagi

    menjadi tiga saluran oleh ductus cochlearis ( juga disebut scala media) yang

    berisi endolymphe dan merupakan bagian dari labyrinthus osseus. Dinding

    ductus cochlearis melekat pada dinding luar dan dinding tengah (ke arah

    modiolus) canalis cochlearis dan potongan lintangnya berbentuk segitiga.

    Dasar ductus ialah lamina basillaris tempat terletak organ Corti; atap ductus

    ialah membrana vestibular (Reissner); dinding luar ialah stria vascularis

    yang mengandung banyak pembuluh darah dan mengandung endolymphe.

    Saluran diatas ductus cochlearis dinamakan scala vestibuli dan saluran

    dibawahnya ialah scala tymphani. Kedua saluran tersebut berisi

    perilymphe 1,2 .

    B. Struktur Makroskopis Alat Pendengaran.Telinga adalah organ sensoris yang sensitif menerima dan mengubah suara menjadi

    impuls saraf yang diinterpretasi di pusat auditori otak.

    Telinga dibagi menjadi 3 bagian :

    Telinga luar : helix / daun telinga dan Meatus akustikus externus.

    Dibatasi oleh suatu membran yang tipis disebut membrana timpani.

    - Helix / aurikula (daun telinga)

    terdiri dari tulang rawan elastin yang berkelok- kelok dilapisi kulit.

    Disini terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Pada jaringan

    subkutan terdapat otot skelet. Lobulus- tulang rawan tidak ada dan terdapat

    jaringan lemak.

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    9/18

    9

    - Meatus akustikus eksternus ( liang telinga luar )

    Saluran yang terbentang antara aurikula sampai ke membrana

    timpani,panjang kira - kira 2,5 cm.

    MAE terbagi 2 bagian :- 1/3 luar dasarnya tulang rawan elastin.

    - 2/3 dalam dasarnya tulang temporal.

    Pada kulit MAE terdapat : - rambut halus

    - kelenjar sebasea

    -kelenjar seruminosa ( merupakan modifikasi

    kelenjar keringat menjadi kelenjar apokrin ).

    Kelenjar seruminosa bercampur kelenjar sebasea menghasilkan serumen

    yang berguna mencegah serangga masuk,bersifat bakterisid. Serumen

    berwarna kecoklatan. Jadi rambut halus dan serumen sebagai protektif

    Telinga tengah : kavum timpani, tuba eusthachii, dan ruang mastoid.

    a) Kavum timpani : - berisi udara

    - pada tulang yang memisahkan kavum timpani dan

    telinga dalam terdapat 2 celah :

    - fenestra ovalis ( oval window )

    - fenestra rotundum ( round window )

    Terdapat tulang tulang pendengaran ( ossikula auditorius ) yaitu Malleus,

    incus ,stapes ( duduk diatas fenestra ovalis dan fenestra rotundum )

    Otot otot skelet --- m.tensor timpani & m.stapedius serta saraf.

    b) Tuba eustachii : -epitel selapis gepeng berangsur berubah menjadi

    epitel selapis kubis atau epitel selapis silindris + silia dan akan

    terbuka saat menelan,sehingga tekanan udara telinga tengah

    seimbang dengan tekanan udara luar. Fungsi menyamakan tekanan

    telinga tengah dengan tekanan udara luar. Perbedaan tekanan anatar

    telinga tengah dan udara luar, dapat mengurangi daya hantar telinga

    pada getaran bunyi.

    c) Ruang mastoid.

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    10/18

    10

    Telinga dalam : - Alat pendengaran

    - Alat keseimbangan : statis dan dinamis.

    Pendengaran Kokhlea

    Merupakan alat pendengaran di dalam tulang. Melalui suatu bangunan segi tiga ada

    tulang-tulang diantara jaringan ikat dan saraf membentuk N.Kokhlearis. Segitiga ini

    disebut Modiolus akan melingkar kemudian terdapat ruang-ruang :

    -Ruang skala vestibuli

    -Ruang skala timpani

    -Ruang skala media.

    Skala media didalamnya terdapat alat organ corti, membrana tectoria. Organ Corti

    pada skala media terletak diatas membrana basilaris 1.

    C. Proses Pendengaran.

    I. Gelombang Bunyi

    Tipe Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Pada gelombang

    longitudinal, getaran partikel media adalah sama arahnya dengan arah gerak

    gelombang. Gelombang bergerak membentuk serangkaian kompresi dan ekspansi.

    Gelombang bunyi pada gendang akan mengakibatkan peregangan (ekspansi)

    pemampatan (kompresi) udara, yang akan menghasilkan gelombang longitudinal

    yang ke luar dari udara. Gelombang bunyi (compressional waves) yang

    menyebabkan sebuah sumber bervibrasi dan mampu menghasilkan sebuah sensasi

    dalam sistem audio disebut gelombang bunyi .

    Ciri-ciri gel bunyi merupakan gelombang longitudinal, gelombang elastik, dan

    getaran yang dapat didengar.

    Jenis-Jenis Bunyi : - Bunyi infrasonik (sub sonik) < 20 Hz

    - Bunyi sonik 20 Hz 1600 Hz

    - Bunyi ultrasonik 16.000 Hz 20.000 Hz

    Frekuensi getaran bunyi yang dapat merangsang telinga manusia berkisar antara 20

    1600 Hz. Telinga manusia paling peka terhadap bunyi dengan frekuensi sekitar

    1000 Hz. Hal ini sangat menguntungkan, karena frekuensi ucapan-ucapan manusia

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    11/18

    11

    berkisar sekitar frekuensi tersebut, yaitu antara 300 3500 Hz ( daerah frekuensi

    bicara). Umur meningkat maka kepekaan telinga terhadap bunyi menurun dan

    menurunnya daya dengar telinga pada usia lanjut 1.

    Suara adalah sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di

    lingkungan eksternal, yaitu fase pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi

    berselang-seling, mengenai membran timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai

    perubahan tekanan di membran timpani per satuan waktu adalah serangkaian

    gelombang, dan gerakan semacam itu dalam lingkungan secara umum disebut

    gelombang suara. Gelombang berjalan melalui udara dengan kecepatan sekitar 344

    m/det pada 20 0 C setinggi permukaan laut. Kecepatan suara meningkat seiring suhu

    dan ketinggian.

    II. Penyaluran Suara.

    Telinga mengubah gelombang suara di lingkungan eksterna menjadi potensial aksi

    di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang

    pendengaran menjadi gerakan-gerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini

    menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organcorti menimbulkan potensial aksi di serat-serat saraf.

    III. Perjalanan Gelombang.

    Pergerakan lempeng kaki stapes mencetuskan serangkaian gelombang yang

    berjalan dalam perilimfe skala vestibuli. Sewaktu bergerak ke koklea, tinggi

    gelombang meningkat mencspsi maksimum lalu turun dengan cepat. Jarak dari stapes

    ke titik tinggi maksimum ini bervariasi sesuai frekuensi getaran yang mencetuskangelombang. Suara bernada tinggi menimbulkan gelombang yang mencapai maksimum

    di dekat dasar koklea; suara bernada rendah menghasilkan gelombang yang

    puncaknya dekat dengan apeks. Dinding tulang skala vestibuli bersifat kaku, tetapi

    membran Reissner bersifat lentur. Pergeseran cairan dalam skala timpani terhambur

    ke udara di jendela bulat. Dengan demikian, suara menimbulkan distorsi membran

    basillaris, dan tempat distorsi ini mencapai maksimum ditentukan oleh frekuensi

    gelombang suara. Bagian sel-sel rambut dalam organ corti dipegang kaku oleh laminaretikularis, dan rambut-rambut pada sel luar terbenam dalam membran tektorium,

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    12/18

    12

    apabila stapes bergerak, kedua membran bergerak ke arah yang sama, tetapi keduanya

    berengsel pada sumbu yang berbeda, sehingga terjadi gerakan menggunting yang

    menekuk rambut. Rambut sel dalam mungkin tidak melekat ke membran tektorium,

    tetapi rambut-rambut ini tampaknya dibengkokkan oleh gerakan cairan antara

    membran tektorium dan sel-sel rambut dibawahnya.

    Sel rambut dalam adalah sel sensorik utama yang menghasilkan potensial aksi di

    saraf-saraf pendengaran, dan diperkirakan sel-sel ini dirangsang oleh gerakan cairan

    perilimfe. Sel rambut luar dipersarafi oleh serat-serat eferen kolinergik dari kompleks

    olivarius superior. Sel-sel ini bersifat motil, memendek apabila mengalami

    depolarisasi dan memanjang apabila mengalami hiperpolarisasi. Sel-sel ini

    meningkatkan pendengaran dengan mempengaruhi pola getaran membran basilaris.

    Sel-sel tersebut memendek dengan cara yang spesifik nada, dan memperkuat suara

    yang datang dengan mengurangi peredaman membran basilaris.

    Frekuensi potensial aksi di masing-masing serat saraf pendengaran setara dengan

    kekerasan rangsang suara. Pada intensitas suara yang rendah, setiap akson melepaskan

    muatan terhadap suara dar satu frekuensi, dan frekuensi ini bervariasi dari akson ke

    akson bergantung pada bagian koklea tempat asal serat. Pada intensitas suara yang

    lebih kuat, masing-masing akson melepaskan muatan untuk spektrum frekuensi suara

    yang lebih lebar terutama terhadap frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi

    pada ambang rangsangan. Penentu utama nada yang terdengar saat gelombang suara

    mengenai telinga adalah tempat di organ corti yang terangsang paling maksimum.

    Perjalanan gelombang yang ditimbulkan oleh suatu nada menghasilkan depresi

    puncak pada membran basilaris, dan akibatnya perangsangan reseptor maksimum di

    satu titik. Dari berbagai bagian koklea ke otak terdapat jalur-jalur tersendiri. Faktor

    lain yang berperan dalam persepsi nada pada frekuensi suara yang kurang dari 2000

    Hz mungkin adalah potensial aksi. Respons masing-masing neuron ordo, terhadap

    perangsangan suara seperti respons masing-masing serat saraf pendengaran adalah di

    nukleus koklear di batang otak.dan masing-masing jalur tersebut menuju ke korteks

    pendengaran. Dan banyak neuron di korteks pendengaran menerima masukan tersebut

    dan neuron-neuron tesebut berespon maksimum atau minimum terhadap impuls

    tersebut 1,3,4 .

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    13/18

    13

    Jalur Pendengaran Sentral.

    Dari nukleus koklear, impuls pendengaran berjalan melalui berbagai jalur ke

    kolikulus inferior, pusat untuk refleks-refleks pendengaran dan melalui korpus

    genikulatum medial di talamus ke korteks pendengaran. Yang lain masuk ke formatio

    retikularis. Informasi dari kedua telinga bertemu di masing-masing oliva superior, dan

    tingkat yang lebih tinggi sebagian besar neuron berespons terhadap input dari kedua

    telinga. Korteks pendengaran primer, daerah Brodmann 41, terletak di bagian superior

    lobus temporalis.pada manusia, korteks ini terletak di fissura Silvius. Terdapat

    beberapa daerah penerima pendengaran tambahan, seperti beberapa daerah penerima

    untuk sensasi kulit. Daerah asosiasi pendengaran yang terletak dekat dengan daerah

    penerima pendengaran prima tersebar,meluas ke insula. Berkas olivokoklearis adalah

    berkas serat eferen yang mencolok di masing-masing saraf auditorius yang berasal

    dari kompleks olivarius superior ipsilateral dan kontralateral dan berakhir terutama

    disekitar dasar sel rambut luar organ corti.

    Pemeriksaan Pendengaran.

    Pemeriksaan pendengaran dapat dilakukan dengan audiometer dan garpu penala.

    Test Rinne.

    Test pendengaran yang dilakukan dengan menyamarkan telinga yang

    berlawanan. Garpu tala digetarkan pada frekuensi 256,512,1024 Hz,

    kemudian tangkai garpu tala yang bergetar itu ditempatkan secara berganti-

    gantian pada processus mastoideus dan inci dari meatus acusticus

    externus sampai bunyi getarannya tidak terdengar lagi pada salah satu

    posisi tersebut. Bila konduksi udara lebih besar daripada konduksi tulang (

    uji Rinne positif), hal tersebut menunjukkan pendengaran normal atau tuli

    sensorineural. Bila konduksi tulang lebih besar daripada konduksi udara

    (uji Rinne negatif), hal tersebut menunjukkan tuli konduktif.

    Test Schwabach.

    Test pendengaran yang dilakukan dengan menutup telinga yang berlawanan

    dengan garpu tala 256, 512, 1024, dan 2048 Hz. Tangkai garpu tala yang

    bergetar ditempatkan secar bergantian pada processus mastoideus pasien

    dan pemeriksa (yang pendengarannya normal) sampai tidak lagi terdengar

    lebih lama oleh salah seorang darinya. Hasilnya dinyatakan sebagaiSchwabach memanjang, bila terdengar lebih lama oleh pasien

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    14/18

    14

    (menunjukkan gangguan pendengaran konduktif), sebagai schwabach

    memendek atau berkurang , bila terdengar lebih lama oleh pemeriksa

    (menunjukkan gangguan pendengaran sensorineural) dan sebagai

    schwabach normal, bila terdengar untuk waktu yangg sama oleh kedua

    pihak.

    Test Weber.

    Tangkai garpu tala yang bervibrasi ditempatkan pada verteks atau garis

    tengah dahi. Bila suara terdengar paling jelas pada telinga yang ditutup,

    gangguan mungkin bersifat konduktif. Bila terdengar paling jelas pada

    telinga yang tidak ditutup, gangguan mungkin bersifat sensorineural.

    D. Gangguan Umum Alat Pendengaran.

    PRESBIKUSIS

    Presbikusis adalah tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses

    degenerasi (penuaan) organ pendengaran. Proses ini terjadi berangsur angsur, dan

    simetris ( terjadi pada kedua sisi telinga).

    Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis umumnya merupakan kombinasi

    dari beberapa hal sebagai berikut :

    Degenerasi elastisitas gendang telinga

    Degenerasi sel rambut di koklea.

    Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar

    Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran

    Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak

    Degenerasi jangka pendek dan auditory memory

    Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak ( central

    auditory cortex )

    Selain itu pada orang lanjut usia juga terjadi perubahan lain pada organ telinga

    lainnya walaupun tidak berhubungan dengan presbikusis misalnya degenerasi otot-

    otot pada telinga tengah dan arthritis tulang-tulang di telinga tengah.

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    15/18

    15

    Gejala atau perubahan yang dijumpai pada presbikusis secara umum dibedakan

    menjadi :

    Berkurangnya kemampuan mendengar

    Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan

    Fisik dan emosional

    Kemampuan mendengar penderita presbikusis akan berkurang secara berangsur,

    biasanya terjadi bersamaan pada kedua telinga. Telinga menjadi sakit bila lawan

    bicaranya memperkeras suara. Selain itu penderita presbikusis juga mengalami

    kesulitan dalam memahami percakapan terutama di lingkungan bising, hal inidisebabkan oleh berkurangnya kemampuan membedakan (diskriminasi) suku kata

    yang hampir mirip 5.

    Penurunan fungsi dari organ tubuh yang terjadi pada proses menua disebut juga

    sebagai proses degeneratif. Organ pendengaran juga tidak luput dari perubahan yang

    terjadi pada proses degeneratif. Seringkali timbulnya gangguan pendengaran pada

    usia lanjut dianggap sebagai suatu hal yang wajar saja dan membuat penderitanya

    tidak berobat atau mencari tahu penyebab gangguan tersebut. Jenis ketullian yang

    dialami pada kelompok usia lanjut umumnya dikarenakan adanya kerusakan pada

    saraf sehingga disebut juga sebagai tuli saraf, namun juga dapat berupa tuli yang

    terjadi karena adanya gangguan hantaran udara (tuli konduksi) atau campuran dari

    kedua jenis tuli tersebut.

    Selain mengenai saraf, proses degenerasi juga terjadi pada bagian telinga yang lain

    antara lain berupa berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran daun

    telinga, atrofi dan bertambah kakunya liang telinga, penumpukan serumen (kotoran

    tellinga), penebalan dan kekakuan gendang telinga dan kekakuan sendi tulang-tulang

    pendengaran. Selain itu kelenjar pada telinga yang menghasilkan serumen (sejenis

    (cairan minyak) juga mengalami degenerasi sehingga serumen tersebut menjadi

    kering dan menggumpal (serumen prop) yang menyumbat liang telingga yang tampak

    sebagai kotoran telingga yang sulit dihilangkan . Gangguan-gangguan pada telingga

    tersebut akan menyebabkan penderitanya mengalami gangguan pendengaran akibat

    adanya perubahan hantaran udara atau yang disebut sebagai tuli konduktif.

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    16/18

    16

    Tuli saraf pada usia lanjut atau yang dalam dunia medis dikenal sebagai presbikusis

    merupakan gangguan pendengaran yang paling sering dialami pada usia lanjut dan

    biasanya terjadi pada usia lebih dari 60 tahun dan perjalan penyakitnya lebih cepat

    pada laki-laki dibandingkan perempuan. Selain karena prosses degeneratif pada organ

    pendengaran timbulnya gangguan ini didasari oleh berbagai faktor (multifaktor)

    antara lain faktor-faktor herediter (keturunan), kekakuan pembuluh darah,

    metabolisme, infeksi, bising, pola makan, gaya hidup. Proses degeneratif yang terjadi

    pada organ pendengaran mengakibatkan berubahnya struktur dari rumah siput

    (koklea) dan saraf pendengaran (N. Auditorius). Perubahan struktur tersebut antara

    lain berupa mengecilnya (atrofi) dan degenerasi pada sel-sel rambut penunjang pada

    organ corti yang disertai dengan perubahan pendarahan pada struktur tersebut. Selain

    itu juga terjadi pengurangan jumlah dan ukuran dari saraf. Kelainan pada struktur

    tersebut menyebabkan penderitanya berkurang pendengarannya terutama pada nada

    frekuensi tinggi (frekuensi 1000 Hz atau lebih).

    Gangguan pendengaran tersebut terjadi secara perlahan-lahan dan semakin memburuk

    (progresif), dan terjadi pada kedua telinga. Awal terjadinya gangguan pendengaran

    tersebut tidak diketahui secara pasti. Namun jika kita menelusuri lebih lanjut maka

    penderitanya akan mengeluhkan adanya kesulitan dalam memahamii pembicaraan

    walaupun tetap dapat mendengar pembicaraan yang didengarnya terutama bila

    diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang yang yang riuh sehingga

    sering disebut sebagai coctail party deafness . Bila intensitas suara ditinggikan akan

    timbul rasa nyeri di telinga yang disebabkan adanya faktor kelelahan saraf 6.

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    17/18

    17

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Setelah melakukan pembuktian hipotesa, dapat ditunjukkan bahwa hipotesa tersebut

    benar. Hipotesa tersebut adalah gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh usia yang

    sudah lanjut.

    Penurunan fungsi dari organ tubuh yang terjadi pada proses menua disebut juga sebagai

    proses degeneratif. Organ pendengaran juga tidak luput dari perubahan yang terjadi pada

    proses degeneratif. Jenis ketullian yang dialami pada kelompok usia lanjut umumnya

    dikarenakan adanya kerusakan pada saraf sehingga disebut juga sebagai tuli saraf, namun juga dapat berupa tuli yang terjadi karena adanya gangguan hantaran udara (tuli

    konduksif). Proses degeneratif yang terjadi pada organ pendengaran mengakibatkan

    berubahnya struktur dari rumah siput (koklea) dan saraf pendengaran (N. Auditorius).

  • 8/11/2019 Makalah PBL Blok 6 UKRIDA

    18/18

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ganong WF. Alih bahasa; M. Djauhari Widjaya K. [et all]. Buku ajar fisiologi

    kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC: 2001. 376-88.

    2. Robert KM, Daryl K.G & Victor W.R. Biokimia harper. Alih bahasa, Brahm

    U. Pendit ; editor edisi bahasa indonesia, Nanda W...[et all]. Ed 27. Jakarta:

    EGC:2009. 562-82.

    3. Diunduh dari http://www.ketulian.com/v1/web/index.php?to=article&id=16. Prebikusis. Posted at 07 Desember 2007 by Dr. Damayanti Soetjipto, Sp.THT.Diunduh pada 19 april 2014.

    4. Majalah HealthToday . Gangguan Pendengaran Pada Usia Lanjut. Health NewsFri, 26 Apr 2002.

    5. Kamus kedokteran Dorland/W.A. newman Dorland;alih bahasa, Huriawati

    hartanto,dkk. Edisi 29. Jakarta: EGC. 2002.

    http://www.ketulian.com/v1/web/index.php?to=article&id=16http://http/www.healthtoday.nethttp://http/www.healthtoday.nethttp://http/www.healthtoday.nethttp://www.ketulian.com/v1/web/index.php?to=article&id=16