makalah pab

23
PENGELOLAAN AIR BUANGAN DOMESTIK DI INDONESIA DAN SINGAPURA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Rumusan Tujuan 1 1.4 Rumusan Manfaat 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Umum 2 2.2 Pengertian 2 2.3 Sumber Air Limbah 3 2.4 Pengelolaan Air Limbah 4 2.5 Tujuan Pengelolaan Air Limbah 5 2.6 Syarat dan Sistem Pengelolaan Air Limbah 5 i

Upload: agustin-wijayanti

Post on 02-Dec-2015

87 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pab

PENGELOLAAN AIR BUANGAN DOMESTIK

DI INDONESIA DAN SINGAPURA

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Rumusan Tujuan 1

1.4 Rumusan Manfaat 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Umum 2

2.2 Pengertian 2

2.3 Sumber Air Limbah 3

2.4 Pengelolaan Air Limbah 4

2.5 Tujuan Pengelolaan Air Limbah 5

2.6 Syarat dan Sistem Pengelolaan Air Limbah 5

2.7 Metode Pengelolaan Air Limbah 5

BAB III METODELOGI

3.1 Sistematika Penulisan 8

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengelolaan Air Buangan Domestik Indonesia 9

4.2 Pengelolaan Air Buangan Domestik Singapura 10

4.3 Alasan Pengelolaan Air Buangan Domestik di Indonesia tidak sebaik di

Singapura 11

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan 13

DAFTAR PUSTAKA 14

i

Page 2: Makalah Pab

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi

industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu

saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai

ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat

berdampak negative terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga

dilakukan penanganan terhadap limbah. Air buangan domestik merupakan salah satu

permasalahan kota yang kompleks, tetapi nyaris terkesampingkan dan tidak terkelola

apalagi menjadi prioritas oleh publik maupun pemerintah. Bukanlah berarti tidak ada

sama sekali perhatian atau penanganan, namun pengelolaannya masih dapat

teridentifikasi diselenggarakan dalam pencapaian yang tidak memadai. Air buangan

domestik merupakan seluruh buangan cair yang berasal dari proses seluruh kegiatan yang

meliputi limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi,dapur, air bekas pencucian

pakaian, limbah perkantoran, serta limbah industri yang perlu pengelolaan yang

terkendali agar tidak menjadi permasalahan serius suatu negara.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Pengelolaan Air Buangan Domestik di Indonesia saat ini?

1.2.2 Bagaimana Pengelolaan Air Buangan Domestik di Singapura saat ini?

1.2.3 Mengapa Pengolaan Air Buangan Rumah Tangga di Indonesia tidak sebaik

Singapura?

1.3 Rumusan Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengelolaan air buangan domestik di Indonesia

1.3.2 Mengetahui pengelolaan air buangan domestik di Singapura

1.3.3 Mengetahui keungulan pengelolaan ait buangan domestik di Singapura

1.4 Rumusan Manfaat

Kita dapat mengetahui sistem apa yang digunakan untuk pengelolaan air buangan

domestik di Singapura dan Indonesia. Serta dapat membandingkan pengelolaan air

buangan domestik di Indonesia mengapa belum sebaik di Singapura dan apa saja hal-

hal yang dapat di contoh dari pengelolaan air buangan domestik di Singapura

1

Page 3: Makalah Pab

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Umum

Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan air limbah domestic )

terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA News, 2006 ).

Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak kurang dari

400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah, tanpa

melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa.

Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang menggunakan beberapa cara antara

lain dengan menggunakan septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang

ke tanah , dan ada juga yang dibuang ke kolam atau pantai.

Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat yang

berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering

dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak

mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga

maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat

yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi

selain disebabkan karena factor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan

kualitas pendidikan yang relative rendah dari masyarakat pun memang sangat

berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat.

2.2 Pengertian

Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang yang

berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada

umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi

kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup.

Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan

sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan

industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan air hujan yang mungkin

ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).

Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang

tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain

2

Page 4: Makalah Pab

seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun

volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-

kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor

(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan

akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan

atau diolah secara baik.

2.3 Sumber Air Limbah

Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat

dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air

limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.

Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting, yaitu :

a. Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogen

b. Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta

kemungkinan kecil mikro-organisme.

c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar mandi.

Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage.

Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran

excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba

pathogen banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara transport

utama bagi penyakit bawaan.

Ada 5 cara pembuangan air limbah rumah tangga, yaitu:

1. Pembuangan umum, yaitu melalui tempat penampungan air limbah yang

terletak dihalaman.

2. Digunakan untuk menyiram tanaman kebun.

3. Dibuang ke lapangan peresapan.

4. Dialirkan ke saluran terbuka.

5. Dialirkan saluran tertutup atau selokan.

2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis

industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat

bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,

antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna, mineral,

3

Page 5: Makalah Pab

logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan

pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan

menjadi lebih rumit.

3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal

dari daerah; perkantoran,perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum,

tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung

dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah tangga.

Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan-bahan organik sehingga

memudahkan di dalam pengelolaannya. Sebaliknya, limbah industri lebih sulit

pengelolaannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organic

lain yang bersifat toksik.

Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain:

a. Kebiasaan manusia

Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang dihasilkan.

b. Penggunaan system pembuangan kombinasi atau terpisah

Pada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih per

kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume air limbah mencapai rata-rata 25-50

galon per kapita.

c. Waktu

Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi pada waktu dalam

sehri dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air , yang

menyebabkan aliran air limbah lebih banyak dibandingkan pada tengah hari yang

volumenya sedikit, dan pada malam hari agak meningkat lagi.

2.4 Pengelolaan Air Limbah

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan

terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif

diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan

secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara

alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan

4

Page 6: Makalah Pab

air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air

Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP).

2.5 Tujuan Pengelolaan Air Limbah

Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain:

1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.

2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air.

3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.

4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit.

2.6. Syarat Sistem Pengelolaan Air Limbah

Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi

persyaratan berikut:

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.

2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di dalam

penggunaannya sehari-hari.

4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit.

5. Tidak terbuka dan harus tertutup.

6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

2.7 Metode Pengelolaan Air Limbah

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah air limbah,

diantaranya:

a. Pengenceran (disposal by dilution)

Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami pengenceran. Dengan

cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara semacam ini dapat

mencemari air permukaan dengan bakteri pathogen, larva dan telur cacing, serta bibit

penyakit lain yang ada di dalam air limbah itu.

Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut harus

dipenuhi:

5

Page 7: Makalah Pab

1. Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.

2. Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari 30-40 kali

3. Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus mengalir (tidak

boleh stagnan) agar tidak menimmbulkan bau.

b. Cesspool

Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembuangan air

limbah. Dibuat pada tanah yang berpasir agar air buangan mudah meresap kedalam

tanah. Bagian atas ditembok agar tidak tembus air. Apabila ceespool sudah penuh

(±60bulan), lumpur didalamnya dapat dihisap keluar atau dari semula dibuat cesspool

secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan mengalir ke cesspool

berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah 45 meter dan minimal 6

meter dari pondasi rumah.

c. Sumur resapan (seepage pit)

Sumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah

mengalami pengolahan dalam system lain, misalnya dari aqua privy atau septic tank.

Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami peresapan ke dalam tanah. Sumur

resapan ini dibuat pada tanah yang berpasir, dengan diameter 1-2,5 meter dan

kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian dapat mencapai 6-10 tahun.

d. Septic tank

Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolah air limbah

walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki

4 bagian, antara lain:

1. Ruang pembusukan

Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan mengalami penguraian

oleh bakteri pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan, dan lumpur. Gas dan

cairan akan masuk kedalam dosing chamber melalui pipa. Lumpur akan masuk ke

ruang lumpur.

2. Ruang lumpur

Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang sudah

penuh, lumpur dapat dipompa keluar.

3. Dosing chamber

Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfumgsi untuk

mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata.

4. Bidang resapan

6

Page 8: Makalah Pab

Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan menyaring

bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal bidang resapan ini

10meter dan dibuat pada tanah berpasir.

e. System Riool (sewage)

System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun perusahaan, dan

terkadang menampung kotoran dari lingkungan. Apabila dipakai untuk menampung

air hujan, sistem riool ini disebut combined system, sedangkan jika bak penampung air

hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Agar tidak merugikan

kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kota, misalnya ke daerah peternakan,

pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih memerlukan pengolahan.

Proses pengolahan yang dilakukan, antara lain:

1. Penyaringan (screening)

Penyaringan ditujukan untuk menangkap benda-benda yang terapung diatas

permukaan air.

2. Pengendapan (sedimentation)

Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand trap) sehingga

aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir mengendap.

3. Proses biologis

Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat organic di dalam

limbah baik secara aerob maupun anaerob.

4. Disaring dengan saringan pasir (sand filter)

5. Desinfeksi

Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk membunuh mikroba

patogen.

6. Pengenceran

Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga mengalami

pengenceran.

Semua proses pengolahan air limbah ini dilakukan dalan suatu instalasi khusus yang

dibangun diujung kota.

7

Page 9: Makalah Pab

BAB III

METODOLOGI PENYUSUNAN MAKALAH

3.1 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.4 Rumusan Masalah

1.5 Rumusan Tujuan

1.4 Rumusan Manfaat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Umum

2.2 Pengertian

2.3 Sumber Air Limbah

2.4 Pengelolaan Air Limbah

2.5 Tujuan Pengelolaan Air Limbah

2.6 Syarat dan Sistem Pengelolaan Air Limbah

2.7 Metode Pengelolaan Air Limbah

BAB III METODELOGI

3.1 Sistematika Penulisan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengelolaan Air Buangan Domestik Indonesia

4.2 Pengelolaan Air Buangan Domestik Singapura

4.3 Alasan Pengelolaan Air Buangan Domestik di Indonesia tidak sebaik di

Singapura

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

8

Page 10: Makalah Pab

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengelolaan Air Buangan Domestik Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan air limbah

domestic ) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA

News, 2006 ). Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak

kurang dari 400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan

tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut terdapat

di Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang menggunakan

beberapa cara antara lain dengan menggunakan septic tank, dibuang langsung ke

sungai atau danau, dibuang ke tanah , dan ada juga yang dibuang ke kolam atau

pantai.

Air buangan domestik di Indonesia yang bersumber dari rumah tangga berupa

Grey water dan black water. Black water berupa faeces dan urin yang di buang

melalui sumur resapan atau septic tank. Sedangkan grey water merupakan air bekas

cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi yang oleh masyarakat Indonesia seringnya

di buang langsung ke drainase rumah tanpa adanya pengolahan.

Sedangkan untuk air buangan dari industri di Indonesia sudah ada pengelolaan

dan pengolahan limbah sesuai dengan jenis dan klasifikasi limbah namun setelah

pengolahan limbah tersebut limbah hanya dibuang ke lingkungan. Jadi pengolahan

limbah pada industri di Indonesia hanya mengurangi konsentrasi limbah jadi saat di

buang sifat limbah tidak membahayakan. Namun sebenarnya walaupun konsentrasi

kecil tetapi pembuangan ke lingkungan secara terus-menerus tetap saja menimbulkan

dampak bagi lingkungan yang akan mengganggu kestabilan ekosistem di sekitar

buangan limbah.

9

Page 11: Makalah Pab

4.2 Pengelolaan Air Buangan Domestik Singapura

Singapura saat ini mengkonsumsi sekitar 1,36 miliar liter air per hari maka

pembuangan air limbah/air kotor juga dalam jumlah yang banyak .Pengelolaan air

buangan di Singapura menggunaan manajemen pengelolaan yang lebih baik

daripada di Indonesia. Pengelolaan air buangan domestik Singapura menggunakan

teknologi canggih yang memungkinkan untuk menggunakan kembali limbah

limbah untuk air minum, yaitu menerapkan teknologi tersebut pada skala produksi

di produksi dari New Water .  Limbah yang dihasilkan oleh perumahan,

perusahaan kelembagaan, dan komersial dan industri. Ini termasuk limbah rumah

tangga cair dari toilet , mandi , mandi , dapur , bak cuci , dan sebagainya yang

dibuang melalui saluran pembuangan . Di banyak daerah, limbah juga termasuk

limbah cair dari industri dan perdagangan. Pemisahan dan pengeringan limbah

rumah tangga ke greywater dan blackwater menjadi lebih umum di negara maju,

dengan greywater yang diizinkan untuk digunakan untuk menyiram tanaman atau

daur ulang untuk menyiram toilet. Ada juga yang termasuk sewerage system

mampu menangani stormwater ( air hujan ) dikenal sebagai saluran pembuangan

gabungan sistem Selokan sanitasi biasanya jauh lebih kecil dari selokan

gabungan, dan mereka tidak dirancang untuk mengangkut stormwater.

Pengelolaan air buangan di Singapura juga memiliki manajemen sumber

daya manusia dan peraturan undang-undang yang baik yang dikelola swasta.

Secara kelembagaan, Public Utilities Board (PUB) saat ini mengelola siklus air

seluruh Singapura, tanggung jawab untuk pembuangan limbah dan drainase

dipindahkan ke PUB dari Kementerian Lingkungan Hidup. Transfer ini

memungkinkan PUB untuk mengembangkan dan menerapkan holistik kebijakan,

termasuk perlindungan dan perluasan sumber air, stormwater manajemen,

desalinasi, permintaan manajemen, program berbasis masyarakat, manajemen

daerah tangkapan air yang lebih baik ketika sebelumnya di kelola oleh

pemerintah. Pengelolaan air buangan yang di terapkan saat ini di Singapura

mengumpulkan semua air limbah, dan telah membangun drainase terpisah dan

sistem pembuangan limbah untuk memfasilitasi air limbah menggunakan kembali

dalam skala luas.

Selain karena pengelolaan air termasuk air buangan Singapura yang

dikelola oleh pihak swasta yang memiliki desain pengelolaan yang baik serta

10

Page 12: Makalah Pab

aturan yang ketat, kesadaran warga Singapura yang peduli tentag lingkungan dan

mau di ajak bekerja sama menimbulkan pengelolaan dan pengolahan ar buangan

menjadi teroganisir menjadi baik sehingga tidak menimbulkan dampak yang

buruk bagi lingkungan. Selain itu di Singapura tidak di temukan pemukiman liar,

warga lebih banyak tinggal di rumah susun dan aparemen yang limbah

buangannya sudah di kumpulkan kemudian akan dikelola dan selanjutnya diolah.

4.3 Alasan Pengelolaan Air Buangan Domestik di Indonesia tidak sebaik di Singapura

Mengapa pengelolaan air buangan domestik di Singapura lebih baik

daripada Indonesia ? Karena Singapura memiliki kebijakan dan perhatian lebih

bagi masa depan air pengelolaan / manajemen buangan domestik. Air buangan

yang menjadi limbah dikumpulkan, diolah dan dibuang dalam cara dan keadaan

yang ramah lingkungan bahkan menjadi air baru. Adanya pengaturan yang

memadai dapat dibuat untuk air limbah perusahaan sektor publik air semakin lebih

baik dan lebih efisien.

Dilihat dalam konteks ini, analisis pengelolaan air untuk Singapura

menjadi penting, terutama karena itu adalah salah satu contoh terbaik dari negara

maju atau berkembang, terlepas dari apakah lembaga sektor publik atau swasta

yang mengelola pelayanan air.

Alasan utama mengapa Singapura telah sangat berhasil dalam mengelola

air dan air limbah karena penekanan bersamaan pada penawaran dan permintaan

manajemen, air limbah dan manajemen stormwater, efektivitas kelembagaan dan

menciptakan memungkinkan lingkungan, yang mencakup kemauan politik yang

kuat, kerangka hukum dan peraturan yang efektif dan tenaga kerja yang

berpengalaman dan termotivasi. 

Pemerintahan keseluruhan pasokan air dan sistem pengelolaan air limbah

di Singapura teladan dalam hal, transparansi kinerja dan akuntabilitas. Ada banyak

hal yang baik negara maju dan berkembang dapat belajar dari pengalaman PUB.

Indonesia sendiri untuk pengelolaan air buangan domestik sudah ada

pengelolaan dan pengolahan namun belum berjalan berkelanjutan yang artinya

masih banyak kendala yang dihadapi , salah satunya ekonomi. Adanya pihak yang

11

Page 13: Makalah Pab

berwenang menangani masalah air buangan domestik memang sudah seharusnya

berkewajiban menangani masalah ini , namun banyak kecurangan yang dilakukan

oleh orang atau badan usaha yang tidak memperhatikan sama sekali buangan air

dari sumber domestik terutama buangan domestik dari industri yang banyak

melanggar atran hukum, dan banyaknya manipulasi politik untuk menutupi

kecurangan itu. Karena politik dan lingkungan sulit bersatu.

Hal itulah yang menyebabkan pengelolaan air buangan domestik di

Indonesia belum bisa sebaik di Singapura.

12

Page 14: Makalah Pab

BAB V KESIMPULAN

Pengelolaan air buangan domestik di Indonesia yang berupa black water adalah

berupa faeces dan urin yang di buang melalui sumur resapan atau septic tank.

Sedangkan grey water merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar

mandi yang oleh masyarakat Indonesia seringnya di buang langsung ke drainase

rumah tanpa adanya pengolahan

Air buangan dari industri di Indonesia sudah ada pengelolaan dan pengolahan

limbah sesuai dengan jenis dan klasifikasi limbah namun setelah pengolahan

limbah tersebut limbah hanya dibuang ke lingkungan setelah diolah untuk

mengurangi kadar konsentrasi limbah.

Pengelolaan air buangan domestik Singapura menggunakan teknologi canggih

yang memungkinkan untuk menggunakan kembali limbah limbah untuk air

minum, yaitu menerapkan teknologi tersebut pada skala produksi di produksi

dari New Water 

Keunggulan pengelolaan air buangan domestik di Singapura adalah memiliki

kebijakan dan perhatian lebih bagi masa depan air pengelolaan / manajemen

buangan domestik. Air buangan yang menjadi limbah dikumpulkan, diolah dan

dibuang dalam cara dan keadaan yang ramah lingkungan bahkan menjadi air

baru. Adanya pengaturan yang memadai dapat dibuat untuk air limbah

perusahaan sektor publik air semakin lebih baik dan lebih efisien.

Di Indonesia banyak kendala yang dihadapi untuk pengelolaan air buangan

domestik yaitu : ekonomi , sumber daya manusia , kesadaran masyarakat , dan

hukum yang tidak tegas.

13

Page 15: Makalah Pab

DAFTAR PUSTAKA

http://www.eco-business.com/features/global-boom-for-upgrading-

wastewaster-treatment/12 September 2012

http://duniatehnikku.wordpress.com/ Proses dan Cara Pengolahan Limbah Rumah

Tangga (Sanitasi)/12 September 2012

Tortajada , Cecilia. 2006. Third World Centre for Water Management : SINGAPORE AN

EXEMPLARY CASE FOR URBAN WATER MANAGEMENT. Manantial Oriente 27.

Los Clubes

14