makalah ornamental plants

13
MAKALAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN ORNAMENTAL PLANTS Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria)Nama : Uswatunnisa NIM : 105040200111114 Kelas : C Dosen : Dr. Ir. Muji Santoso, MS. Universitas Brawijaya Fakultas Pertanian Agroekoteknologi September 2011

Upload: gyshaa-annishaa

Post on 10-Jul-2015

9.020 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah ornamental plants

MAKALAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

ORNAMENTAL PLANTS

“Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria)”

Nama : Uswatunnisa

NIM : 105040200111114

Kelas : C

Dosen : Dr. Ir. Muji Santoso, MS.

Universitas Brawijaya

Fakultas Pertanian

Agroekoteknologi

September 2011

Page 2: Makalah ornamental plants

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan, selain dibudidayakan sebagai tanaman pangan dan kebutuhan industri, juga

di budidayakan sebagai tanaman hias. Hal ini didukung oleh bentuk serta warna, terutama

bunga, yang bervariasi. Hingga kemudian muncullah kelompok tanaman hias atau ornamental

plants. Menanam tanaman sebagai tanaman hias mulai dikembangkan pertama kali di Mesir.

Hal ini tidak lepas dari sejarah pertanian yang mulai berkembang di Mesir saat itu. Terutama di

sepanjang aliran Sungai Nil yang subur. Sepanjang aliran sungai ini di buat kebun-kebun berisi

tanaman hias eksotik serta kolam-kolam berisi ikan dan teratai. Namun, perkembangan kebun

tanaman hias terjadi pesat di Kerajaan Romawi lewat “Specularium”, rumah kaca yang terbuat

dari mika, yang digunakan untuk menanam sayuran pada musim dingin. Dari kerajaan ini

fenomena tanaman hias mulai berkembang ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, negara tropis

yang memilikki banyak tanaman beraneka bentuk dan warna.

Salah satu tanaman hias di Indonesia adalah sansivera atau lebih dikenal dengan

sebutan lidah mertua atau pedang-pedangan. Kurang lebih 100 jenis tanaman ini berasal dari

daerah tropis di Afrika. Namun salah satu jenis keluarga sansivera ada yang berasal dari

Kepulauan Seribu yaitu “Sansevieria javanica”. Tanaman ini mulai merangkak tenar di tahun

2007. Dan mulai bersinar sebagai tanaman hias yang diminati pada dua bulan terakhir tahun

yang sama. Tenarnya sansivera sebagai tanaman ini kemudian didukung dengan tingginya harga

beli anthurium. Selain itu, perawatan sansivera pun tidak sesulit tanaman hias lain karena

sansivera mampu hidup di berbagai situasi cuaca. Ditambah hasil penelitian dari Badan

Antariksa Nasional Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa sansivera mampu menyerap

kurang lebih 107 jenis polutan serta menetralisir radiasi dari barang elektronik seperti

komputer, televisi, telepon dan sebagainya.

1.2 Tujuan

Makalah ini memberitahukan kepada pembaca mengenai:

Taksonomi Lidah Mertua

Morfologi Lidah Mertua

Syarat tumbuh Lidah Mertua

Teknik Budidaya Lidah Mertua

Hama dan Penyakit yang menyerang Lidah Mertua

Keunggulan dan Kelemahan Lidah Mertua

Potensi Lidah Mertua sebagai Tanaman Ekspor

Page 3: Makalah ornamental plants

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Taksonomi Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain)

Sansevieria mempunyai banyak nama. "Lidah mertua (mother-in law tongue)" merupakan

julukan yang kerap diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga yang menamainya

"tanaman pedang-pedangan" karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang.

Beberapa yang lain menyebutnya "tanaman ular" (snake plant) karena pada beberapa jenis

coraknya menyerupai sisik ular.

Para ahli biologi menjuluki tanaman sansevieria sebagai tanaman perintis karena mampu hidup

di tempat yang tidak bisa di tumbuhi tanamn lain. Julukan-julukan lainnya adalah "century

plant", "lucky plant", "the devil luck", "judas sward", dan "african's devil". Nama "sansevieria

merupakan bahasa latin untuk genus yang terdiri dari beragam spesies.

Dalam ilmu taksonomi yang membagi makhluk hidup ke dalam lima kerajaan (Kingdom),

tanaman sansevieria diklasifikasikan ke dalam famili Agavaceae (century plant) yang umumnya

mempunyai daun berdaging tebal dan banyak mengandung air.

(Anonymous ,a 2011)

Nama latin: Sansevieria trifasciata Prain

Nama umum: Lidah Mertua, Sansivera, Pedang-Pedangan

Nama Inggris: Sansevieria, snake plant, mother in law’s tongue

Nama Melayu: Lidah jin.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Class : Liliopsida (Monokotil/ berkeping satu)

Subclass : Liliidae

Ordo : Liliales

Famili : Agavaceae

Genus : Sansevieria

Species : Sansevieria trifasciata Prain.

(Anonymousᵃ , 2011)

Page 4: Makalah ornamental plants

2.2 Morfologi Lidah Mertua

a. Akar

Lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria berbentuk serabut. Akar

berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam

tanah.

b. Rimpang (Rhizoma)

Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai batang, orang menyebut organ ini

sebagai rimpang atau rhizoma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan

hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembang biakan. Rimpang menjalar di

bawah tanah dan kadang-kadang di atas permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan

jaringan meristem yang selalu tumbuh memanjang.

c. Daun

Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air

(fleshy dan succulent) sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat sansevieria tahan

terhadap kekeringan karena proses penguapan air dan laju transpirasi dapat ditekan. Daun

tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan tanah. Bentuk daun panjang dan

meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. Pada beberapa jenis tanaman

terkadang terdapat duri.

d. Bunga

Bunga sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang. Bunga

sansevieria termasuk bunga berumah dua, putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu

kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik disebut bunga betina, sedangkan yang memiliki

serbuk sari disebut bunga jantan. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi, terutama pada

malam hari.

e. Biji

Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji memilki peran penting dalam

perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil

lainnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Di sebelah dalam kulit terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman.

(Anonymous ,a 2011)

Page 5: Makalah ornamental plants

2.3 Syarat tumbuh Lidah Mertua

Sansevieria memerlukan media dan udara yang tidak lembab, suhu optimal siang hari 24-

29˚C dan malam hari 18-21˚C, serta tumbuh ideal dengan pencahayaan penuh meski tetap

tumbuh jika cahaya kurang.

(Anonymousᵃ , 2011)

a. Suhu Lingkungan

Di habitat aslinya, sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang ekstrem. Pada siang

hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 55 Ca. Sebaliknya pada malam hari suhu turun

hingga di bawah 10 Ca. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 24-29 Ca

pada siang hari dan 18-21 Ca pada malam hari.

Suhu udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari jaringan tumbuhan ke udara.

Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Jika suhu berada di

bawah batas toleransi, kegiatan metabolisme tumbuhan akan terganggu atau malah

terhenti.

b. Curah Hujan dan Kelembapan Udara

Daerah gurun yang merupakan asal sansevieria umumnya curah hujan rendah dengan

jumlah bulan hujan sangat singkat. Curah hujan biasanya tidak lebih dari 250mm/tahun.

Ditambah dengan suhu siang hari yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering.

Pasalnya, penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang menyebabkan

tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembapan yang sangat rendah.

c. Cahaya

Semua tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mensintesis makanan.

Sansevieria membutuhkan cahaya matahari yang cukup (1.000-10.000 fc) untuk menjamin

pertumbuhan yang baik. Meskipun di habitat aslinya tumbuhan ini hidup dengan cahaya

matahari yang berlimpah, sansevieria mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan

yang kekurangan cahaya. Tanaman ini akan melambat pertumbuhannya jika diletakkan di

ruangan dengan pencahayaan kurang dari 15fc.

Ada dua jenis sansevieria berdasarkan kebutuhannya terhadap cahaya matahari. Pertama,

jenis sansevieria yang membutuhkan cahaya matahari penuh atau full sun. Misalnya,

Sansevieria cylindrica, Sansevieria liberica, Sansevieria trifaciata. Kedua, jenis sansevieria

yang menghendaki cahaya matahari yang tidak langsung atau tipe shade. Tanaman ini

tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang masuk dalam katagori ini umumnya

berdaun kuning, misalnya Sansevieria hyacinthoides dan jenis 'hahnii'.

Page 6: Makalah ornamental plants

d. Kondisi Tanah

Tanah gurun sangat porus merupakan tanah yang cocok untuk perakaran sansevieria.

Butirannya banyak mengandung pori-pori udara dan mudah sekali meloloskan air.

Umumnya, tanah di lingkungan tersebut didominasi oleh tanah pasir dengan campuran jenis

lain. Oleh karena itu, akar tanaman sansevieria sangat membutuhkan tanah yang tidak

terlalu lembab dan beraerasi baik.

(Anonymous ,a 2011)

2.4 Teknik Budidaya Lidah Mertua

A. Media

Pemilihan media dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu ketinggian

tempat, ketersediaan bahan, dan iklim. Syarat utama media untuk sansevieria adalah

porous. Adapun alternatif pilihan adalah sebagai berikut :

o Pasir Malang : tanah : pupuk organik : bahan organik (arang sekam, kokopit atau

cacahan pakis), perbandingannya 2 : 1 : 1 : 1

o Pasir Malang : sekam bakar, perbandingannya 2 : 1

o Sekam bakar : pasir Malang : pupuk kandang, perbandingannya 1 : 1 : 1 atau 1 : 2 : 1

o Sekam bakar : pasir Malang : pakis, perbandingannya 2 : 1 : 1

B. Pemupukan

Pemupukan yang paling tepat adalah menggunakan pupuk majemuk yang bersifat slow

release. Pupuk ini berbentuk butiran dengan cara pemberian ditebar di permukaan media.

Karena sansevieria merupakan tanamana hias daun maka kandungan N yang tinggi sangat

diperlukan. Pemberian pupuk adalah 2-3 bulan sekali. Dapat ditambahkan pula pupuk daun

atau pupuk cair lengkap yang merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsure makro

dan mikro yang diaplikasikan melalui daun 2-4 minggu sekali.

C. Penyiraman

Frekuensi penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media. Pada musim kemarau cukup

2-3 hari sekali.

(Anonymous ,a 2011)

D. Pemeliharaan

Untuk pemeliharaannya, tanaman sansivera normal membutuhkan cahaya semi langsung

atau teduh. Apabila pemeliharaan menggunakan lampu, lampu yang digunakan sebesar

150-600 fc. Temperatur untuk malam hari sekitar 17,5-20,0 ᵃC, dan siang hari sebesar 22,5-

27,5 ᵃC.

(Wianta, 1985)

Dalam beberapa kasus terdapat pula sasnsivera yang mengalami sedikit kelainan. Sansivera

ini disebut sansivera jenis variegata. Sansevieria variegata lebih lemah dibanding yng

normal karena jumlah kloroplas tanaman variegata lebih sedikit, sehingga penyerapan

Page 7: Makalah ornamental plants

cahaya matahari tidak optimal. Bila persentase variegata cenderung mendominasi maka

kebutuhan cahaya ikut berkurang, bila berlebih maka bagian variegata akan terbakar, maka

mutlak diperlukan jaring peneduh misal shading net 50-60%. Tanaman ini sebaiknya

ditanam pada media 100% pasir dan diberikan pupuk seimbang yang bersifat slow release

yang dicampur ke dalam media.

(Anonymousᵃ , 2011)

E. Pemasungan

Yang dimaksud pemasungan disini adalah pembentukan tanaman. Untuk sansevieria yang

berdaun tebal dan panjang, arah pertumbuhannya sering tidak beraturan, maka diperlukan

modifikasi yaitu pasungan dengan teknik jepit untuk mengarahkan pertumbuhan daun dan

jarak antar daun akan menjadi sama. Teknik jepit ini menggabungkan bambu yang keras

dengan styrofoam yang lembut agar daun sansevieria tidak terluka. Styrofoam berada di

bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan daun sedang bambu di bagian luar

sebagai penyangga.

(Anonymousᵃ , 2011)

F. Perbanyakan

Sansevieria dapat diperbanyak secara generatif dengan perkawinan bunga untuk

mendapatkan hybrid baru tetapi memerlukan waktu yang lama dalam pembungaan dan

pemasakan biji. Selain itu, perbanyakan dapat pula dilakukan secara vegetatif, cara ini yang

sering banyak dilakukan. Diantaranya adalah dengan pisah anakan, stek daun, potong

pucuk, cacah daun, cabut pucuk, stek rimpang, dan kultur jaringan.

1. Pisah anakan

Cara konvensional dengan memisahkan anakan setelah 2-4 bulan. Pada bagian yang

terpotong diolesi fungisida dan zat perangsang akar, setelah ditanam disimpan di

tempat teduh.

2. Stek daun

Stek daun dapat dilakukan pada daun yang tua. Stek daun mampu menghasilkan anakan

yang berbeda dengan induknya. Pada jenis sansevieria yang memiliki kombinasi warna

kuning dan hijau, perbanyakan stek daun umumnya menghasilkan anakan berdaun

hijau. Daun dipotong 5-10 cm yang dicelupkan kedalam zat perangsang akar, ditanam 1-

1,5 cm disiram dan ditempatkan di tempat teduh. Tunas anakan muncul setelah

berumur 3-4 bulan.

3. Potong pucuk

Potong pucuk untuk sansevieria berdaun pendek dengan daun minimal 12 daun,

dengan memotong pucuk minimal 3-4 daun dan dijaga agar daun satu dengan lainnya

Page 8: Makalah ornamental plants

tetap melekat, dioles fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam, disimpan

ditempat yang teduh. Selang 1 bulan akan keluar 2-3 anakan.

4. Cacah daun

Dilakukan dengan cara memotong-motong daun sansevieria dalam ukuran kecil yaitu 5

cm dan jumlah yang banyak. Bagian daun mulai dari ujung sampai ke pangkal digunakan

untuk perbanyakan. Setelah 4-5 bulan atau memiliki 3 daun, maka anakan siap dipisah.

5. Cabut pucuk

Teknik cabut pucuk cocok untuk sansevieria berdaun renggang. Caranya dengan

mencabut daun termuda dengan menggunakan tangan, 1 bulan akan keluar 1-3 anakan.

6. Stek rimpang

Dilakukan dengan memotong-motong rimpang yang tua, setiap potongan harus

memiliki satu mata tunas, diolesi fungisida dan zat perangsang akar kemudian ditanam.

7. Kultur jaringan

Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis sansevieria yang langka dan

memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat. Eksplan yang biasa digunakan adalah tunas

pucuk, tunas lateral pada bonggol atau pucuk rimpang.

H. Pemindahan pot (repotting).

Repotting dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak stress, goncangan dihindari

seminimal mungkin, apabila ada bagian tanaman yang patah diolesi fungisida, akar yang

membusuk dipotong, apabila tanaman yang dipindah telah mempunyai anakan maka anakan

harus telah mempunyai 5-6 helai daun untuk mengurangi resiko kematian kemudian

disiram, penyiraman selanjutnya dilakukan 3 hari kemudian

(Anonymousᵃ , 2011)

2.5 Hama dan Penyakit yang Menyerang Lidah Mertua

Hama yang sering menyerang adalah ulat, siput telanjang, dan trips. Penyakit yang sering

menyerang antara lain jamur Aspergillus niger yang menyebabkan busuk rimpang, bakteri

Erwinia carotovora yang menyebabkan busuk basah, jamur Fusarium moniliforme yang

menyebabkan busuk daun, jamur Sclerotium rolfsii yang menyebabkan bercak kering, dan

nematoda Meloidogyne spp yang menyerang perakaran sansevieria. Pengendalian yang

dilakukan dapat secara preventif, kuratif ataupun kimiawi tergantung seberapa berat serangan

yang terjadi.

(Anonymousᵃ , 2011)

Page 9: Makalah ornamental plants

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Lidah Mertua

Keunggulan Lidah Mertua

Mudah ditanam

Tidak memerlukan perlakuan khusus

Tidak membutuhkan banyak lahan

Dapat berperan sebagai anti polutan dan anti radiasi

Memilikki banyak bentuk, ragam serta warna

Mudah untuk diperbanyak

Memilikki fungsi lain sebagai penghasil serat.

(Anonymousᵃ , 2011)

Getahnya dapat digunakan sebagai anti racun ular dan serangga.

(Anonymous ,a 2011)

Kelemahan Lidah Mertua

Mudah mengalami mutasi, sehingga anakan yang dihasilkan tidak selalu sama

dengan induknya

Pemberian pupuk kimia menyebabkan tanaman mengalami busuk akar dan

daun menjadi mudah rontok

(Anonymous ,a 2011)

Pertumbuhan daun lama, karena dalam satu tahun hanya mengalami

pertambahan panjang daun sebesar satu inci.

(Anonymous ,a 2011)

2.7 Potensi Lidah Mertua sebagai Tanaman Ekspor

1. Sansevieria laurentii bisa mengobati diabetes (daunnya dipotong-potong dan direbus

dengan 3 gelas air. Setelah jadi segelas air lalu diminum). Di Jepang untuk pengobatan

ambein (setelah daunnya dikeringkan, direbus jadi segelas air dan diminum).

2. Di Malaysia digunakan untuk menyembuhkan sakit telinga, mengobati gatal, merangsang

pertumbuhan rambut, atau mengobati sakit gigi.

3. Bunga sansivera tercium wanginya pada malam hari. Walaupun tumbuh tidak lama.

4. Perbanyakan sansivera dengan menggunakan kultur jaringan dapat menyebabkan anakan

yang dihasilkan tidak sama dengan induknya.

5. Serat sansivera dapat digunakan sebagai baju dan di produksi di Yogya. Harganya sekitar

500 ribu per baju.

(Anonymous ,a 2011)

Page 10: Makalah ornamental plants

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sansivera atau lidah mertua merupakan tanaman asli Afrika yang mulai banyak diminati oleh

pengagum tanaman hias di tahun 2007. Tanaman ini memilikki syarat-syarat sebagai tanaman

hias karena di dukung oleh banyaknya bentuk serta warna yang dimilikki. Selain itu harga

sansivera juga cukup terjangkau. Apalagi menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan

Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) yang mengemukakan bahwa sansivera mampu

menyerap sekitar 107 jenis polutan serta efek radiasi dari peralatan elektronik seperti televisi,

radio, komputer, dan sebagainya. Keunggulan sansivera yang lainnya adalah sansivera mudah

tumbuh dan tahan terhadap berbagai kondisi cuaca. Sehingga pemilik tak perlu susah-susah

untuk merawatnya. Hal ini menyebabkan sansivera dapat menjadi pilihan bagi pecinta tanaman

hias yang tidak memilikki banyak waktu untuk merawat tanaman hiasnya.

Page 11: Makalah ornamental plants

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous ,a 2011. Menegnal Sansevieria (online).

http://www.duniaflora.com/Sansevieria_Mengenal.php

Anonymousᵃ , 2011. Klasifikasi Sansevieria (online),

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1411

Anonymousᵃ , 2011. Budidaya Sansevieria (online), http://cerianet-

agricultur.blogspot.com/2009/03/budidaya-sansevieria_24.html

Anonymous ,a 2011. Sansevieria, Tanaman Hias Penyerap Ratusan Jenis Polutan(online).

http://melorot.blogspot.com/2011/01/sansevieria-tanaman-hias-penyerap.html

Anonymous ,a 2011. SI Tajam Anti Polusi (online).

http://tamanrazi.multiply.com/journal/item/6?&item_id=6&view:replies=reverse

Anonymous ,a 2011. Ada Apa Dengan Lidah Mertua (online).

http://tamanbunganet.wordpress.com/2008/05/22/ada-apa-dengan-lidah-mertua/

Wianta, Intan Kirana. 1985. Tanaman Hias Ruangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Page 12: Makalah ornamental plants

LAMPIRAN