makalah mycotic

27
MODUL ALERGI – IMUNOLOGI “ Seorang pria dengan keluhan demam, batuk, dan sesak nafas” Kelompok 13 03006082 Ester Boas 03006231 S Rizki Pawestri 03007009 Adnan Rizky M 03007141 Liany Agnes 03008002 Abdullah 03008026 Andreas K S 03008086 Adtiya Ilham N 03008121 Heru Alfares 03008147 M Dinda K A 03008189 Oryza Sativa 03008244 Tri Wahyuningsih

Upload: tri-wahyuningsih

Post on 26-Jul-2015

165 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah mycotic

MODUL ALERGI – IMUNOLOGI

“ Seorang pria dengan keluhan demam, batuk, dan sesak nafas”

Kelompok 13

Jakarta,

8 Februari 2010

03006082 Ester Boas

03006231 S Rizki Pawestri

03007009 Adnan Rizky M

03007141 Liany Agnes

03008002 Abdullah

03008026 Andreas K S

03008062 Boby Abdul R

03008086 Adtiya Ilham N

03008121 Heru Alfares

03008147 M Dinda K A

03008189 Oryza Sativa

03008244 Tri Wahyuningsih

03008284 Muhamad Ikmal

Page 2: makalah mycotic

Pendahuluan

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau

regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda

dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan

reproduksinya. Jamur tidak mengandung klorofil. Ada sekitar 100.000 spesies yang tumbuh

sebagai saprofit (memerlukan bahan organik untuk energi), tetapi dapat berguna dalam

produksi makanan seperti keju, anggur dan bir. Jamur biasa ditemukan dalam alam sebagai

spesies yang hidup bebas dalam bahan organik mati, dalam tanah, vegetasi dan cairan tubuh.

Untuk hidupnya, jamur tidak tergantung interaksi dengan pejamu mamalia.

Bab 1

Page 3: makalah mycotic

Struktur Tubuh Jamur

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya

khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya

mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar

yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun

jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa.

Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung

organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori

besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir

dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.

Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak

diikuti dengan pembelahan sitoplasma.

Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi

haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus

jaringan substrat.

Struktur dan Fungsi ( Metabolisme ) Jamur

Fungi adalah organisme heterotrofik, yang memerlukan senyawa organic untuk

nutrisinya. Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur

atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur

berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan

reproduksinya. Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai

beberapa perbedaan,yakni:

1. Tidak mempunyai klorofil

2. Mempunyai dinding sel dengan komposisis berbeda

Page 4: makalah mycotic

3. Berkembang biak dengan spora, tidak mempunyai batang,cabang ,akar,dan daun

4. Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman

5. Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian seperti

pada tanaman ( Pelczar, 1986 )

Fungi memiliki ciri-ciri yang khas yakni berupa benang-benang tunggal atau

bercabang yang disebut dengan hifa.Kumplan hifa-hifa akan membentuk miselium. Fungi

merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri :

1. Mempunyai spora

2. Memproduksi spora

3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis

4. Dapat berkembangbiak secara seksual dan aseksual

5. Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa ( Pelczar, 1986 )

Fungi ada yang bersifat parasit yaitu : apabila dalam memenuhi kebutuhan makannya

dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya dan ada pula yang bersifat saprofit

yaitu; apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri.

Kapang adalah fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium. Khamir adalah fungi bersel

tunggal dan tak berfilamen ( Pelczar, 1986 ).

Fungi terdiri dari kapang dan khamir. Kapang bersifat filamentus dan khamir bersifat

uniseluler. Pada umumnya sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir

Page 5: makalah mycotic

yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukuranya,

berkisar antara 1-5 dan lebarnya dan panjangnya 5-30 atau lebih. Biasanya berbentuk telur,

tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Khamir tidak dilengkapi flagelum

atau organ-organ penggerak lainnya( Pelczar, 1986 ).

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat

heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya

terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-

cabang yang disebut miselium.

Tubuh atau talus, suatu kapang pada dasarnya terdiri dari dua bagian : miselium dan

spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen

yang disebut hifa. Di sepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. Morfologi hifa :

Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum.

Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi

nukleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori di tengah-tengah yang memungkinkan

perpindahan nukleus dan sitoplasma dari satu ruang ke ruang yang lain. Walaupun setiap

ruang suatu hifa yang bersekat tidak dibatasi oleh suatu membran sebagaimana halnya pada

sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel ( Pelczar, 1986 ).

Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan

lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang ( Pelczar, 1986 ).

Bab 2

Page 6: makalah mycotic

Cara Makan dan Habitat Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya,

jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur

menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian

menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur

bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa

kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof,

jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.

A. Parasit obligat

merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar

inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-

paru penderita AIDS).

B. Parasit fakultatif

adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat

saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

C. Saprofit

merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur

saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan

buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat

makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga

mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik

dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup

bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu

Page 7: makalah mycotic

yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat

pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.

Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak

organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan

berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau

saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

Bab 3

Pertumbuhan dan Reproduksi

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara

aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan

biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur

memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual

dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan

berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi.

Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua

individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan

sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi,

inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion.

Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan

hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera

melakukan pembelahan meiosis.

A. Multiselular fungi berkembang biak dengan cara :

1. Aseksual yaitu pembelahan,penguncupan,atau pembentukan spora

2. Seksual yaitu dengan peleburan nukleus dari kedua induknya

B. Uniselular fungi dapat melakukan reproduksi dengan beberapa cara:

1. Pertunasan

Page 8: makalah mycotic

2. Pembelahan

3. Pemebelahan tunas dengan kombinasi antara pertunasan dan pembelahan

4. Sporulasi atau pembentukan spora (dengan spora asexual dan seksual)

C. Tipe Spora Pada Jamur

Berdasarkan spora aseksual :

1. Konidiospora : dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa

2. Sporangiospora : terbentuk di dalam kantung sporangium di ujung hifa

3. Oidium : terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa

4. Klamidospora : terbentuk dari sel-sel hifa

5. Blastospora : tunas pada sel-sel khamir ( Pelczar, 1986).

Berdasarkan spora seksual :

1. Askospora : terbentuk di dalam pundi atau askus

2. Basidiospora : terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium

3. Zigospora : terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi disebut

gametangia

4. Oospora : terbentuk di dalam struktur betina yang disebut oogonium ( Pelczar, 1986).

Bab 4

Peranan Jamur

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan

maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara

lain sebagai berikut:

a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.

Page 9: makalah mycotic

b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan

tempe dan oncom.

c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.

d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.

e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang

merugikan, antara lain sebagai berikut.

a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah semai.

b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.

c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.

d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.

e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.

f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia

Bab5

Klasifikasi Jamur

Berdasarkan pada cara dan ciri reproduksi

A. Kelas Phycomycetes

Anggota kelas ini sering disebut sebagai jamur tingkat rendah. Ciri yang dipunyai

adalah tidak adanya septum di dalam hifa ; ciri ini membedakannya dari anggota-anggota

ketiga kelas yang lainnya. Phycomycetesmempunyai talus miselium yang yang berkembang

dengan baik. Hifa fertil menghasilkan sporangium pada ujung sporangiospora. Pada talus

Rhizopus, di samping hifa vegetatif dan sporangium terdapat juga hifa seperti akar yang

pendek dan bercabang banyak yang disebut rhizoid.

B. Kelas Ascomycetes

Page 10: makalah mycotic

Anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang merupakan tempat

dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset membentuk tubuh buah atau askokarp yaang

melingkungi askus bersama askosporannya. Contoh : Kelas hemiascomycetes adalah

Saccaromyces cereviae, Saccaromyces tuac, Saccaromyces elipsoideus ; Kelas Plectomicetes

adalah Aspergillus fungigatus, Aspergillus flafus, Aspergillus niger, Aspergillus oryzae,

Aspergillus nudulans, Aspergillus soyae, Penicillin notatum, Penicillin camneberti, Penicillin

reguefort, Penicillin itanicum, Penicilin ekspansum, Penicillin islandicum ; Kelas

Pyrenomycetes adalah neurospora sitophilla.

C. Kelas Basidiomycetes

Basidiomycetes dicirikan oleh adanya basidiospora yang terbentuk di luar pada ujung

atau sisi basidium, tubuh buah seperti payung, pendek dan tidak bertangkai.

D. Kelas Deuteromycetes

Kelas ini meliputi jamur yang tingkat reproduksi perfek atau seksualnya belum

ditemukan, bersifat saprofit, contohnya monilia sitophila ( jamur onco ) ( Pelczar, 1986).

Bab 6

Respon Imun Tubuh Terhadap Jamur

Kebanyakan jamur tidak berbahaya, namun sebagian kecil spesies jamur dapat

menimbulkan penyakit pada manusia yang disebut mikosis. Penyakit jamur bervariasi antara

relative infeksi superficial biasa sampai penyakit sistemik yang membahayakan terutama

pada pejamu imunodefisien. Hal tersebut tergantung dari berbagai hal seperti kapsul yang

sulit dicerna (kriptokok), resistensi terhadap fagositosis (histoplasma) dan destruksi sel

Page 11: makalah mycotic

polimorfnuklear (koksidiosis). Beberapa jamur mengaktifkan komplemen melalui jalur

alternative, tetapi efeknya terhadap kelangsungan hidupnya belum diketahui.

Antibodi juga dapat ditemukan dan diduga mempunyai peran dalam respons imun

terhadap jamur. Spesies jamur terdiri atas molds, yeast dan fungi yang lebih tinggi. Fungi

memiliki struktur dinding sel kompleks yang terutama terdiri atas kitin polisakarida, glukan

dan manan.

Resistensi alamiah terhadap banyak jamur pathogen tergantung pada fagosit.

Meskipun dapat terjadi pembunuhan intraseluler, jamur terbanyak diserang ekstraseluler oleh

karena ukurannya yang besar. Neutrofil merupakan sel terefektif, terutama terhadap kandida

dan aspergilus. Jamur juga merangsang produksi sitokin seperti IL-1 dan TNF-α yang

meningkatkan ekspresi molekul adhesi di endotel setempat yang meningkatkan infiltrasi

neutrofil ke tempat infeksi. Neutrofil membunuh jamur yang oksigen dependen dan oksigen

independen yang toksik.

Makrofag alveolar berperan sebagai sel dalam pertahan pertama terhadap spora jamur

yang terhirup. Aspergilus biasanya mudah dihancurkan oleh makrofag alveolar, tetapi

koksidioides imunitis dan histoplasma kapsulatum dapat ditemukan pada orang normal dan

resisten terhadap makrofag. Dalam hal ini makrofag masih dapat menunjukkan perannya

melalui aktivasi sel Th1 untuk membentuk granuloma. Sel NK juga dapat melawan jamur

melalui penglepasan granul yang mengandung sitolisin. Sel NK juga dapat membunuh secara

langsung bila dirangsang oleh bahan asal jamur yang memacu makrofag memproduksi

sitokin seperti TNF dan INF-γ yang mengaktifkan sel NK.

Imunitas spesifik

Sawar fisik kulit dan membrane mukosa, factor kimiawi dalam serum dan sekresi

kulit berperan dalam imunitas nonspesifik. Efektor utama imunitas non spesifik terhadap

jamur adalah neutrofil dan makrofag. Penderita dengan neutropeni sangat rentan terhadap

jamur oportunistik. Neutrofil diduga melapas bahan fungisidal seperti ROI dan enzim lisosom

serta memakan jamur untuk dibunuh intraseluler. Galur viulen seperti kriptokok neoformans

menghambat produksi sitokin TNF dan IL-12 oleh makrofag dan merangsang produksi IL-10

yang menghambat aktivasi makrofag.

Page 12: makalah mycotic

Imunitas spesifikidak banyak bukti bahwa antibody berperan dalam resolusi dan control

infeksi. CMI merupakan efektor imunitas spesifik utama terhadap infeksi . Histoplasma

kapsulatum, parasit intraseluler fakultatif hidup dalam magrofag dan dieleminasi oleh efektir

selular yang sama yang efektif terhadap bakteri intraseluler. Cd4 dan cd8 bekerja sama untuk

menyingkirkan bentuk C. neoforms yang cenderung mengkolonisasi paru dan otak pada

pejamu imunokompromis.

Infeksi kandida sering berawal pada permukaan mukosa dan CMI diduga dapat

mencegah penyebarannya ke jaringan. Pada semua keadaan tersebut , respon Th1 adalah

protektif sedangkan respon Th2 dapat merusak pejamu. Inflamasi granuloma dapat

menimbulkan kerusakan pejamu seperti pada infeksi histoplasma. Kadang terjadi respon

humoral yang dapat digunakan dalam diagnostic serologic, namun efek proteksinya belum

diketahui.

Bab 7

Respon Jamur Terhadap Sistem Imun TubuhJamur dapat mengatasi sistim pertahanan tubuh dengan bertambahnya kecepatan

bertumbuh dan menajdi relative insentivity terhadap mekanisme sistim kekebalan tubuh

seperti fagositosis. Jamur patogenik meyebabkan histoplasmosis, blastomycosis,

coccidiodomycosis dan paracoccidiodomycosis. Kelompok kedua adalah kelompok jamur

apportunistik. Kelompok ini tidak menginfeksi orang normal. Penyakit yang termasuk disini

adalah aspergilosis, candidiasis, cryptococcosis, mucormycosis (phycomycosis) dan

nocardiosis. Perubahan minor dari sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan manifestasi

klinis jamur ini (misalnya, candida dapat berkembang pada membrane mukosa). Jika terjadi

perubahan yang besar, maka dapat terjadi pada susunan saraf pusat seperti pada pasien yang

menggunakan antimikroba jangka panjang, penggunaan terapi immunosupresif, adanya

penyakit-penyakit sistemik seperti penyakit hodkin, leukemia, diabetes mellitus, AIDS atau

penyakit lainnya yang dapat menggangu sistem kekebalan tubuh manusia. Disamping itu

penggunaan infusan jangka panjang (deep venous line) dapat merupakan faktor tambahan

penyebab infeksi jamur ini.

Jamur menggunakan banyak strategi yang kompleks untuk mengatasi sistem imun

sehingga dapat hidup sebagai komensal di tubuh manusia. Seperti meniru reseptor tubuh

Page 13: makalah mycotic

sampai memanipulasi reseptor PRM sehingga terhindar dari fagosit. Jamur juga dapat

mencerna antibodi.

Virulence faktor Mekanisme faktor

Dimorfis Bersembunyi di dalam sel sebagai yeast atau ragi

Phenotypic switching Manghindari reaksi inflamasi

Cell wall struktur Menyembunyikan antigen dan melindungi dari

enzim litik

Capsule Inhibisi fagosit, reaksi imflamasi, aktivitas

effektor antifungal, T sel dan antibodi reaktivity.

Complement binding Iron uptake (candida albicans), inhibisi CR3

depndent antifungal dan Il-12.

Adhesin Host mimicry, subversi respon fagosit

menggunakan reseptor

Antigens, allergen Diversi dari respon proteksi Th1

Enzim Degradasi reaksi imun humoral

Fungal metabolisme Imunosupresif (NF-kB inhibisi by gliotoksin)

PH dan regulasi besi Kemampuan untuk hidup dan berkembang biak

dalam sel.

Antioksidan Resisen terhadap Oksidasi ( produksi melanin,

manitol, katalase, superokside dismutase)

Intraselular traffikcing Melepaskan diri dari fagosom ke sitosol (candida

albicans)

Page 14: makalah mycotic

Bab 8

Diagnosis laboratorium

A. Mikosis kutan

1) Dermatofitosis

- kerokan pada kulit atau kuku di campur larutan KOH 10% dan dilihat bawah microskop

menunjukkan hifa.

- pada tinea capitis spesis Microsprum, terdapat lesi-lesi floresans apabila dilihat bawah

cahaya ultra violet (dari lampu Woods).

2) Tinea Vesicolor

- diagnosis dilakukan dengan mengobservasi larutan KOH yang dicampur dengan kerokan

kulit.

3) Tinea Nigra

- kerokan kulit dikultur dan dilihat di bawah microskop.

B. Mikosis Subkutan

1) Sporotrichosis

- Dilihat pada tissue, terdapat “budding” berbentuk bulat atau “cigar-shaped”

Page 15: makalah mycotic

- pada kultur, terlihat hifanya berbentuk lonjong dan berkelompok (seperti bunga daisy)

2) Chromomikosis

- dilihat di dalam leukosit, sel- sel fungi yang berbentuk bulat dan berwarna kecoklatan.

3) Mycetoma

- diambil pus dari bahgian tubuh yang terinfeksi dan dilihat dalam pus itu, terdapat granula.

C. Mikosis sistemik

1) Coccidioides

- Pada tisu endospora dalam bungkusan terlihat di bawah mikroskop.

- Pada kultur Sabouraud pada suhu 25 C, akan terlihat hifa dengan arthrospora.

- Pada minggu ke 2 hingga ke 4, bisa dilakukan ujian serologi. Ini menunjukkan

persipitat IgM dan IgG

2) Histoplasma

- Pada biopsy tisu atau sum-sum tulang di bawah mikroskop, terlihat yeast

berbentuk lonjong di dalam sel- sel makrofag.

- Ujian radioimmunoassay dengan prob DNA juga bisa dilakukan.

- Pada pasien-pasien imunitas rendah, antigen di dalam urin bisa ditemukan.

3) Blastomyces

- Pada biopsi tisu, yeast berdinding tebal dengan tunasan lebar dilihat di bawah

mikroskop.

- Pada kultur, hifa berbentuk pear ditemukan

Page 16: makalah mycotic

4) Paracoccidioides

- Dalam tisu atau pus, ditemukan sel-sel yeast dengan tunasan berganda.

D. Mikosis Oportunistik

1) Candida

- Dalam tisu, tunasan yeast terhilat gram- positif dan dilihat dengan pewarnaan

calcofluor-white.

- Pada kultur, koloni koloni terlihat seperti koloni koloni staphylococcal.

- Pada dewasa imunocompetent, ujian antigen candidida adalah positif.

2) Crytococcus

- Cairan LCS dicampur dengan Indian ink. Di bawah mikroskp akan terlihat sel- sel

yeast dikelilingi kapsul. Pewarnaan methenamine-silver digunakan.

3) Aspergillus

- Biopsy tisu menunjukkan cabangan- cabangan hifa meruksak tisu.

- Pada kultur, terlihat koloni bercabangan rantai.

- Kadang kala, terdapat antigen galactomannan kadar tinngi dalam serum.

- Ada juga IgE spesifik bagi pasien Allergic broncopulmonary aspergillosis

(ABPA).

4) Mucor & Rhizopus

Page 17: makalah mycotic

- Pada biopsy, terlihat hifa tanpa septa dengan dinding irregular dan cabangan yang

membentuk “right angles”.

- Pada kultur, koloni koloni dengan spora didalam sporangium terlihat.

5) Penicillium Marneffei

- Kultur bisa dilakukan.Menggunakan “fluorescent-antibodi staining” untuk lihat

tisu yang terinfeksi.

6) Pseudallescheria Boydii

- Di bawah mikroskop, terlihat hifa bersepta yang mirip Aspergillus.Pada kultur

terlihat conidia yang berbentuk pear dan warna mycelium yang coklat keabuan.

7) Fusarium Solani

- Biasanya pada kultur darah positif menunjukkan disseminated disease.

- Pada kultur, conidia bentuk pisang terlihat.

Page 18: makalah mycotic

Daftar Pustaka

1. Lazar T. Immunology of infectious diseases (book review). Emerg Infect Dis [serial

online] 2002 Nov [date cited];8.

2. D Patrick. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. 2005.

3. Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbins Basic Pathology. 8th edition. China:

Saunders Elsevier.2007.

4. Levinson, Wareen. Medical Microbiology & Immunology: Examination & Board

Riview. 8th edition. San Fransisco: McGraw-Hill.2007

5. A. Price Sylvia, M. Wilson Lorraine. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit. Edisi Ke-6. Jilid 2. Jakarta:EGC.2003.