makalah modul i(grounding)
DESCRIPTION
praktikumTRANSCRIPT
MODUL I
PENGUKURAN TAHANAN TANAH
Nama Anggota: Gregorius Grady K. / 11-2011-014
Dipo Alam PH / 11-2011-022
Muh. Rizky Rahadian / 11-2011-041
Febriany K. Saranga / 11-2011-051
Yana Taryana / 11-2011-059
Muh. Arifin / 11-2011-083
Kelompok : 4 (empat)
Asisten : Ardians A. W./ 11-2009-033
Tgl Praktikum : 15 Desember 2014
Tgl Penyerahan: 18 Desember 2014
LABORATORIUM TEKNIK ENERGI ELEKTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2014
1. Pengertian Pentanahan (grounding)
Pentanahan adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya listrik dihubungkan
langsung dengan tanah (bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa arus listrik terjadi jika
ada perbedaan potensial diantara 2 (dua) buah titik (node). Arus listrik selalu mengalir
dari titik yang mempunyai energi potensial (Ep) yang lebih tinggi ke titik yang
mempunyai energi potensial lebih rendah. Hal ini terjadi sebaliknya dengan arah aliran
elektron yang mengalir dari titik dengan Ep yang lebih rendah ke titik yang mempunyai
Ep yang lebih tinggi,mengapa dapat terjadi demikian? ilmu elektronika yang akan
menjawabnya,yakni suatu cabang ilmu fisika yang secara khusus mempelajari aliran
elektron.
Energi listrik atau biasa disebut dengan daya listrik (P) yang notabeneadalah
merupakan hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I) selalu akan
mengalir ke titik yang mempunyai tantangan atau rintangan atauhambatan (R) yang
paling besar, mengapa bisa begitu? Fenomena ini dapatdijawab dengan percobaan dengan
mempergunakan zat cair (air) dengan bejana berhubungan, misalnya bentuk setiap bejana
yang berhubungan itu mempunyai perbedaan bentuk dan ukurannya, akan terlihat bahwa
jika pada bejana berhubungan tersebut kita alirkan air untuk memenuhi semua bejana
tersebut,maka semua bejana tersebut akan menjadi penuh secara bersamaan dalam
waktuyang sama, hal ini dapat kita analogikan dengan apa yang terjadi pada energy
listrik.
Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika adahambatan
atau rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda, mengapa? jawabannya
adalah dengan adanya rintangan atau hambatan yang ada akanmenyebabkan terjadinya
perbedaan potensi pada masing-masing titik, sehinggamenyebabkan terjadinya arus listrik
(I) diantara kedua titik tersebut.
Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbeda
potensinya agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindari
terjadinya arus listrik diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar mempunyai
tahananmasing-masing atau disebut dengan tahanan jenis,maka untuk membuat tahanan
yang benar-benar bernilai nol diantara kedua titik tersebut, yakni hanya dengan
menghubungkannya ke bumi atau tanah yang akanmenyebabkan tahanan atau hambatan
diantara kedua titik tersebut menjadi nolsehingga tidak ada perpindahan daya listrik yang
terjadi diantara keduanya.
2. Tujuan Pentanahan
Adapun tujuan dari sistem pentanahan tersebut adalah untuk membatasi tegangan
pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus mis: body/casing, hingga
tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun
saat terjadi gangguan,memberikan jaminan keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik
perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap
suhu berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran.
Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-
impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan
transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge
adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem
pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Jika terjadi gangguan/kondisi yang tidak diinginkan, baik langsung atau tidak
langsung (induksi), diupayakan agar gangguan tersebut dialirkan ke tempatyg aman,
misal, ke tanah.
Grounding yang baik tergantung kondisi tanah (komposisi dankelembaban),
semakin basah tanah maka resistansinya semakin kecil sehingga semakin
mudah mengalirkan arus/tegangan buangan. Jadi simpelnya, usahakan
grounding mencapai permukaan air dan menggunakan kabel khusus
grounding (penghantar) yang baik. cukup ideal jika disambungkan dengan pipa
instalasi pompa/mesin air.
Tambahan,berikut dari salah satu sumber tentang jenis-jenis gangguan listrik yang
sering terjadi yaitu : Blackouts, Blackouts, Line Noise, Sags, Surges,Spike/Lightning.
3. Karakteristik Pentanahan yang Efektif
Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah
tertentu.
2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
3. Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap komponen pada
data center
4. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
5. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengantujuan
untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifatkonduktif pada
potensial listrik yang sama.
4. Komponen Utama Sistem Pentanahan
Dalam system pentanahan komponen komponen utama yang diperlukan antara
lain elektroda pentanahan dan hantaran pentanahan berperan sangat besar.
Elektroda Pentanahan adalah penghantar yang ditanam dalam tanah dan sebagai
kontak langsung dengan tanah yang diusahakan sampai mencapai titik air tanah. Bahan
elektroda pentanahan ialah tembaga atau baja profil digalvanisir atau pipa galvanis,
sedangkan ukuran dan jenis elektroda pentanahan bermacam-macam tergantung dari
lokasi dan metode pentanahannya. Jenis elektroda pentanahan antara lain :
1) Elektroda Batang / pasak yaitu elektroda dari batang logam
tembaga Cu (Cupper Rod / Ground Rod ) berdiamater minimum 5/8”, atau
batang logam baja profil / pipa galvanis berdiameter 1,5” yang dipancangkan
tegak dalam tanahsedalam 2,75 meter. (Gambar 2.4)
2) Elektroda pita ( strip plat ) yang dibentuk lingkaran ditanam minimum 0,5
– 1m dari permukaan tanah. ( Gambar 2.5)
3) Elektroda plat ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah. ( Gambar 2.6)
4) Elektroda jembatan ( mesh / grounding bridge ) dibuat dari strip plat yang
dirangkai menyerupai jembatan biasanya dipasang dibawah tower transmisi
(Gambar 2.7)
Hantaran pentanahan yaitu hantaran sebagai penyalur arus, harus
jenis penghantar yang baik, kuat secara mekanis dan dilindungi untuk
menjagakemungkinan gangguan mekanis yang dapat menyebabkan turunnya
daya hantar ataupun terputus.
Satu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasangan
sistem pentanahan adalah cara penyambungan / kontak sambung.
Penyambungan harus baik dan benar sehingga memenuhi persyaratan mekanis
maupun daya hantar listriknya, sambungan harus dapat dibuka dalam rangka
pengujian besarnyatahanan pentanahan dan pemeliharaan.
5. Pengukuran Pentanahan
1) R e s i s t a n s T a n a h
Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang
mutlak diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem
pentanahanyang akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacam-
macam,tergantung pada komposisi tanahnya. Batasan atau pengelompokan tahanan
jenisdari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman tertentu tergantung
pada beberapa hal antara lain pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban,
dan pengaruh kandungan kimia.
a. Nilai resistans jenis tanah
Nilai resistans jenis tanah, rt sangat berbeda tergantung komposisi tanah
seperti dapat dilihat dalam pasal 320-1 dalam PUIL 1987 atau yang
ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Nilai-nilai tersebut pada Tabel 2.1 seluruhnya berlaku untuk tanah lembab
sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah suatu bahan isolasi yang
bagus, sama seperti air destilasi. Maka elektrode bumi selalu harus ditanam
sedalam mungkin dalam tanah, sehingga dalam musim kering selalu
terletak dalam lapisan tanah yang basah.
b. Resistans pembumian
Resistans pembumian elektrode bumi rt tergantung pada jenis dan
keadaan tanah serta pada ukuran dan susunan elektrode.
Contoh: untuk mencapai resistans pembumian suatu elektrode bumi
sebesar 5ohm, maka menurut Tabel 2.1 dan 2.2 untuk tanah liat atau ladang
denganresistans jenis tanah liat atau tanah ladang dengan rt = 100 ohm-m,
diperlukan sesuatu elektrode pita dengan panjang 50 m atau 4-elektrode batang,
masing-masing panjangnya 5m, yang disusun dalam lingkaran dengan diameter
15 m.Untuk pasir basah dengan rt=200 ohm maka terdapat resistans pembumian
sama dengan 6 ohm dan panjang pita pembumian 100m
Untuk mendapatkan reistans pembumian yang hasilnya sama bila
dipakai pelat elektrode, maka memerlukan bahan yang lebih banyak dari pada
elektrode pita atau batang tanah. Contoh untuk menentukan resistans pembumian
suatu elektrode:
a. Suatu elektrode pita dengan ukuran 30mm x 4mm (l x t) dengan panjang L=40
mm.
b. Resistans jenis tanah rt = 180 ohm-m.
c. Resistans pembumian dapat dihitung dengan rumus dalam Tabel 3.
2) Pengukuran resistans jenis tanah rt
Untuk memperoleh nilai tahanan jenis tanah yang akurat
diperlukan pengukuran secara langsung pada lokasi. Jika diperlukan di lapangan
harusdisiapkan hubungan atau koneksi yang mudah dilepas untuk dapat
diadakan pengukuran pada tiap-tiap elektrode.
Dalam tingkat perencanaan suatu sistim pembumian dengan elektrode bumi
adalah sangat bermanfaat bila dihitung dahulu dengan bantuan resistans jenis tanah
supaya mendapat besarnya biaya yang diperlukan.
Untuk hal tersebut dalam Tabel 2.3 dapat dilihat rumus-rumus pendekatan
untuk resistans pembumian R suatu elektrode bumi untuk beberapa susunan elektrode
bumi. Resistans pembumian Rt suatu elektrode adalah resistans dari lapisan tanah
antara elektrode bumi atau sistim pembumian dan bumi acuan/referens.
Di lapangan atau lokasi sering dilaksanakan dua cara pengukuran
untuk menentukan tahanan jenis tanah untuk memperoleh perubahan dalam
lapisan tanah:
1) Pengukuran dengan elektrode ukur yang tetap.
Satu elektrode ukur, panjang 1 m ditanamkan tegak lurus dalam lapisantanah.
Dengan alat ukur jembatan-tahanan, diukur tahanan jenis tanah dalamdaerah
antara permukaan lapisan tanah dan dalamnya pemasukan elektrodetersebut.
Rumus untuk tahanan pentanahan batang adalah :
Rt=(rt /2 pL) x( ln(4 L/d ))
di mana :
Rt = tahanan bentang suatu elektrode dalam ohm,
rt = tahanan jenis tanah dalam ohm-meter
L = panjang elektrode batang dalam m
d = jari-jari batang elektrode dalam m
ln = logarithmus (dasar e=2.7182818)
Tahanan jenis tanah adalah :
rt=(Rt x2 pL)/( ln 4 L/d)
¿(Rt 6,28 m)/( ln157,5)
¿1,24 Rt
Dapat dilihat bahwa nilai ukur elektrode batang (batang pengukur) dikalikan
dengan 1,24 untuk mendapatkan hasil tahanan jenis tanah. Untuk electrode
dengan ukuran yang lain harus ditentukan faktor yang sesuai.
2) Cara mengukur menurut metode von Werner atau cara 4-batang acuan.
Dalam Gambar 2.8dapat dilihat cara mengukur resistans jenis tanah
dengan digunakan 4-batang acuan yang dimasukkan dalam tanah dengan jarak
sepanjang satu garis lurus yang sama dan dihubungkan ke alat ukur
resistans pembumian.
Pada ujung-ujung luar batang elektrode 1 dan 4 dialirkan arus dan
pada bagian dalam dari batang elektrode 2 dan 3 diukur susut tegangan dalam
lapisantanah. Dari hasil pengukuran perbandingan jembatan dapat dibaca nilai
tahanan R,maka resistans jenis tanah dapat dihitung dengan rumus :
Qt=2 p x ax Rt
Bila jarak a dalam m dan R dalam ohm, maka terdapat resistans jenis
tanah dalam ohm-m yang diukur di sini bukan resistans jenis tanah, hanya
resistans jenis tanah semu. Cara atau metode ukur sesuai von Werner ini
hanya dapat mengukur lapisan tanah sampai jarak sedalam a dari elektrode
acuan. Dengan merobah-robah jarak a dapat ditemukan nilai tahanan jenis
tanah dalam beberapa lapisan tanah.
Seperti telah diterangkan sebelumnya lembab tanah sangat mempengaruhi
resistans pembumian. Dalam musim panas dengan terik panas yang panjang,
lapisan tanah sangat kering. Bila diadakan pengukuran dalam periode musim
kering tersebut harus ditanam elektrode acuan yang lebih panjang untuk
menembus dalam lapisan yang basah, atau daerah lapisan tanah
sekitar elektrode acuan harus dibasahinya.
3) Pengukuran resistansi pembumian
Besarnya resistansi pembumian hanya dapat ditentukan dengan pengukuran. Ini
tak mungkin dapat dilakukan dengan alat ukur ohm-meter yang biasa, karena alat
ohm-meter mempunyai tegangan AS yang kecil dan cara pengukuran ini tidak
mungkin, karena logam dalam tanah yang basahmenunjukkan elemen galvanis.
Untuk mengukur resistansi pembumian suatu elektrode bumi dapatdilaksanakan
menurut proses pengukur arus-tegangan atau dengan alat ukur pembumian menurut
pengukuran cara kompensasi:
a. Pengukuran dengan metode ukur arus tegangan dalam jaringan dengan
titik bintang (netral) yang dibumikan sesuai PUIL 1987 Pasal 323.
b. Penghantar bumi dari elektrode bumi RA yang akan diukur dihubung dengan
konduktor fase L melalui resistans yang dapat diatur dari 1000 ohm sampai
2000 ohm di belakang gawai pengaman dalam sirkuit ampere meter, lihat
Gambar 2.9.
Dalam sirkuit tersebut dipasang juga voltmeter dengan tahanan internal R1
dari kira-kira 40 k-ohm, di mana diukur tegangan antara elektrode acuan dan
elektrode bumi bantu dengan jarak 20 ohm. Resistans pembumian dari sistim
pembumian pengamanan didapatkan dari rumus RA = U/1
Keburukan dari metode b) ini adalah:
Tegangan ukur antara elektrode bumi bantu dan RA tak boleh
melebihi tegangan sentuh yang diizinkan, karena dapat terjadi
kecelakaan.
Hanya dapat dilaksanakan dalam jaringan di mana titik netral
langsung dibumikan (lihat a), karena bila terdapat arus bocor kecil
yang mengalir ke bumi, dapat menimbulkan susut tegangan antara
RA dan RS, sehingga terdapat hasil pengukuran yang tak tepat.
c. Pengukuran dengan alat ukur pembumian -metode ukur arus -
tegangan dengansumber tegangan sendiri.
Untuk elektrode tersendiri yang diperlukan untuk pengukuran, jarak antara
elektrode bantu H dan elektrode acuan S dipasang dalam jarak kira-kira20m,
sedangkan untuk elektrode bumi yang disusun dalam bentuk lingkaran,radial
atau kombinasi harus berjarak kira-kira 3 kali diameter sistim pembumian.
Pengukuran dilakukan dengan alat ukur pembumian dengan
sumber tegangan tersendiri. Tahan elektrode RE yang akan diselidiki adalah
tahanan antara koneksi pembumian dan elektrode acuan, dan terdiri dari
tahanan peralihan dari penghantar dalam lapisan tanah dan tahanan lapisan
tanah di sekitar elektrode.
Tahanan peralihan ini adalah relatif kecil, karena bagian
penghantar adalah sangat pendek. Makin jauh dari elektrode, makin menurun
tahanan dari lapisan tanah, karena penampang dari lapisan tanah adalah sangat
besar. Dalam jarak 20m untuk pengukuran dapat ditanam elektrode acuan
dalam tanah.
Bila tahanan diukur antara elektrode acuan RS dan elektrode batang
RE,maka tentu termasuk juga tahanan pembumian dari elektrode acuan.
Kesulitan inidapat disingkirkan dengan susunan sesuai Gambar 2.10.
Dengan perantara suatu elektrode bantu H, suatu generator G menyuplai ABB
dengan umpama 110 Hz dalam lapisan tanah. Susut tegangan (voltage drop) yang terjadi
pada tahanan RE dari elektrode diukur dengan alat ukur tegangan U.Tahanan dari
elektrode bantu RH sama sekali tak mempunyai pengaruh, juga tidak ada dari tahanan
elektrode acuan RS, bila arus ukur IS dari alat ukur tegangan adalah nol; atau sangat
kecil.
Resistans pembumian dapat dihitung dari :
ℜ=U / I
Cara yang lain adalah :
Pengukuran dengan alat ukur pembumian menurut metode kompensasi.
Pengukuran resistans pembumian dengan alat ukur pembumian sering digunakan
dari pada pengukuran menurut cara ukur arus-tegangan, karena pengukurannya sangat
sederhana dan tak tergantung dari tegangan jaringan.
Persyaratan bahwa arus ukur IS adalah nol, dapat dicapai dengan pengukuran
dengan rangkaian jembatan. Pada pengukuran ini dengan perbandingan resistans, maka
tegangan antara elektrode pembumian, elektrodeacuan dan elektrode bumi bantu
dibandingkan, lihat Gambar 2.11.
Suatu generator ABB 1-fase membangkitkan arus pembumian,
teganganAS galvanik dalam lapisan tanah tidak mempengaruhinya.
Alat penunjuk arus A tidak menunjuk adanya arus mengalir, bilategangan
U1 pada resistans pembumian adalah sama dengan U2 atau pada
tahanan perbandingan. Frekuensi generator menyimpang dari 50 Hz atau 60 Hz,
danmengkontrol rectifier dari amperemeter A, maka tegangan asing dari
jaringandisingkirkan. Hasil nilai tahanan dapat langsung dibaca dari alat ukur
pembumian,Gambar 2.11dan 2.12
Gambar 2.11 menunjukkan pengukuran dalam sirkuit 3-
konduktor. Tahanan dari penghantar E1 ke elektrode langsung dapat diukur,
sedangkans i r k u i t 4 - k o n d u k t o r d a l a m g a m b a r 2 . 1 2
m e m b u t u h k a n k o n d u k t o r k e 4 , u n t u k menghubungkan E2 ke
bumi.
Pengukuran seluruh tahanan pembumian dalam jaringan TR dibahas juga
susunan batang-batang elektrode ditanam dalam tanah dalam jumlah yang banyak
(multi-rod).Bila dalam jaringan yang luas sekali terdapat jumlah elektrodeyang
banyak yang ingin diketahui seluruh resistans pembumian, maka harusdiselidiki
menurut cara pengukuran teknis.
Suatu perhitungan tiap-tiap elektrode dalam jaringan hanya akan
menghasilkan resistans pembumian total yang terlalu kecil, karena tiap-tiap
elektrode dalam jaringan akan saling mempengaruhinya.
Pada pengukuran adalah sangat menentukan, titik pengukur yang mana
dipilih, dan untuk mendapatkan sustu hasil yang tepat, hanya bila diukur
dari beberapa titik ukur dari pinggir keliling jaringan.
Jarak antara titik ukur tergantung dari luasnya jaringan dan biasanya
terletak antara 4000m dan 1000m.
Dari tiap-tiap pengukuran tersebut dapat ditentukan jumlah
resistans pembumian dari jaringan dengan menghitung secara aritmetik. Pada
umumnya penyimpangan dari nilai yang dihasilkan adalah + 10% dari nilai yang
sebenarnyadari jumlah resistans pembumian efektif.
Cara mengukur untuk elektrode yang jumlahnya banyak adalah
dengancara atau metode sudut, di mana jarak antara elektrode ukur dan elektrode
bantuyang paling cocok adalah 200m sampai 300m
4) Pengukuran Tahanan Pentanahan
Pengukuran perlu dilakukan sebelum sistem dioperasikan pertama kali,waktu
pemeliharaan atau setelah system ada gangguan. Sewaktu pelaksanaan pengukuran
pentanahan, saluran (kawat) dari electrode ke rangka peralatan harusdilepas.
Pengukuran dilakukan pada electrode dengan alat ukur EARTH TESTER.
Untuk mendapatkan nilai resistansi R dari elektroda pengetanahanharuslah
mempunyai parameter yang meliputi:
1. Resistivitas tanah
2. Resistivitas air tanah
3. Dimensi elektroda pengetanahan
4. Ukuran elektroda pengetanahan
PUIL 2000-3.19.1.4 : Apabila hasil pengukurannya belum mencapai 5Ω, Maka
Ground rood ditambah, dengan jarak 2 x panjangnya.
Hukum OHM (Goerge Simon Ohm-Ahli Fisika Jerman)
Pada percobaan dalam bidang listrik dan menemukan dan menemukan
hubunganantara tegangan dan arus yang dilewatkan pada suatu tahanan : Apabila
dalamsuatu rangkaian tertutup dihubungkan tegangan listrik sebesar 1 Volt, dan
dipasang tahanan listrik 1 , maka akan mengalir arus listrik sebesar 1 Ampere yang
dinyatakan dalam persamaan sbb:
Pelaksanaan pengoperasian Earth Tester sbb: Prop (A) di hubungkan dengan
electrode (di bak kontrol). Prop (B) dan (C) ditancapkan ketanah dengan jarak antara5
sd. 10 m. Maka alat ukur akan menunjukan besar dari R-tanah lihat.
Standar besar R-tanah untuk electrode pentanahan ±5 Ohm. apabila
belummencapai nilai 5 Ohm, maka electrode bisa ditambah dan dipasang diparalel.
Pentanahan paling ideal apabila electrode bias mencapai sumber air atau R-tanah= 0.
Contoh:
Pemasangan electrode pertama (R1), setelah diukur = 12 Ω. Selanjutnya di tanam lagi
electrode ke 2 (R2), diukur tahanan =12Ω, Maka besar tahanan RI diparoleh dengan
R2 = 6 Ω, Karena belum mencapai 5Ω, maka ditanam lagi electrode ke3 (R3).
Maka perhitungan R ekivalennya sbb;
Ada kendala ketika suatu saat kita membangun system Grounding, setelah diukur
dengan Earth Tester Nilai yang muncul 100 ohm (maks), kalau acuannya PUIL mungkin
anda diwajibkan menurunkannya. Ada trik sederhana dengan menambah Rods sesuai
dengan rumus mencari Nilai 2 tahanan yang di- paralelkan. (Rod dianalogikan sebagai
tahanan).
Kalau 100/100 = 50 ohm (2 rod),
50/50 = 25 ohm (menjadi 4 rod)
25/25 = 12,5 ohm (menjadi 6 rod),
12,5/12,5 = 6,25 ohm (menjadi 8 rod)
Terus karena nilainya dianggap bagus kalau nilai tahanannya > 0 dan < 5 > 6,25/6,25=
3,125 ohm. Maka jumlah rods yang dibutuhkan untuk menurunkan dari 100 ohm ke
3,125 adalah 10 buah rods. Setelah Grounding Ring dipastikan terhubung sempurna, cek
kembali dengan Earth Tester nilai tahanan harusnya sudah turun drastis.
Elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mungkin dalam tanah, sehingga
dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah yang basah. Phasa sequence
tester (drivel) : alat ukur untuk mencari urutan fasa (R, Sdan T) pada suatu sumber listrik
6. Kesimpulan
Pentanahan (grounding) adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya listrik
dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Adapun tujuan dari sistem pentanahan
tersebut adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak
seharusnya dialiri arus mis: body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk
semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan, memberikan
jaminan keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung
maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat
mengakibatkan kebakaran.
Untuk memperoleh nilai tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran
secara langsung pada lokasi. Jika diperlukan di lapangan harus disiapkan hubungan atau
koneksi yang mudah dilepas untuk dapat diadakan pengukuran pada tiap-tiap elektrode.
Pada praktikum ini kami memperoleh data sebagai berikut :
No. Lokasi Tahanan Tegangan
1. Gedung Elektro 1,29 0
2. Gedung Lab. Fisika Dasar 0,81 0,9
3. Gedung Informatika 1,40 0
4. Gedung Bahasa 0,78 0