laporan makalah modul 3

Download Laporan Makalah Modul 3

If you can't read please download the document

Upload: rafiniks

Post on 07-Aug-2015

98 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anatomi dan fisiologi pernafasan merupakan ilmu yang harus dipahami oleh mahasiswa keperawatan sebagai dasar untuk mencapai kompetensi keperawatan sebagai dasar untuk mencapai kompetensi keperawatan lain khususnya yang terkait dengan kemampuan mahasiswa melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan. Modul secara umum dilengkapi dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, paduan untuk tutor, beberapa alternatif pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan text book dan e-learning. Skenario berfungsi sebagai pemicu untuk meningkatkan motivasi belajar dalam suatu kelompok diskusi baik dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapakan mampu mengemukakan berbagai pertanyaan-pertanyaan prinsip (kata kunci) sebanyak mungkin dan mencari jawabannya pada referensi yang telah di anjurkan. Sewaktu berdiskusi pada pertemuan tutorial yang pertama.masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan pembelajaran pada saat itu dan di lanjutkan dengan pembelajran secara mandiri yang hasilnya akan di diskusikan kembali pada pertemuan kedua dengan di fasilitasi oleh seorang pakar sesuai dengan waktu yang telah di sepakati. Strategi pembelajaran ini menggunakan metode 7 langkah diharapakan fasilitator dan mahasiswa memahami terlebih dahulu metode tersebut sehingga tujuan pembelajaran efektif dan efisiensi tercapai. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Instruksional Umum Mahasisawa mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem respirasi.12. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu : Mengintregasikan pengetahuan ilmu kedokteran dasar sesuai dengan skenario Mengumpulkan data sesuai dengan skenario Menyusun diagnosa keperawatan berdasarkan skenario Menyusun intervensi keperawatan berdasarkan skenario Menyusun evaluasi keperawatan berdasarkan skenarioC. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini, penulisan menggunakan metode studi kasus dan studi literatur, adapun teknik yang di gunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan makalah ini. Adapun metode yang di gunakan antara lain adalah : Menggunakan sumber dari pustaka yang melengkapi data-data untuk mempermudah dalam penyelesaian makalah ini. Mencari data internet untuk hasil yang lebih akuratD. Sistematika penulisan[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari penilisan makalah ini, maka penulis menguraikan secara ringkas yang terbagi 4 BAB yaitu : 1. BAB I : Pendahuluan, merupakan bab awal yang menjelaskan latar belakang membuat laporan, tujuan dari pembuatan makalah, rumusan masalah yang dibuat untuk mencapai tujuan dan sistematika penulisan mengenai deskripsi susunan makalah. 2. BAB II : Pembahasan materi, merupakan bab yang memaparkan tentang kelainan penyakit asma. 3. BAB III : Hasil diskusi, merupakan pemaparan hasil diskusi dalam memecahkan kasus yang kemudian dipresentasikan melalui panel. 4. BAB IV : Penutup, merupakan bab terakhir yang berisikan mengenai kesimpulan dari isi makalah.3BAB II TINJAUAN PUSTAKAPenyakit paru obstruksi kronik (PPOK) A. Definisi PPOK Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) atau penyakit obstruksi menahun (PPOM)[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 adalah klarifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronchitis, kronis, bronkiektasis, emfisema dan asma. B. Etiologi PPOK disebabkan oleh factor lingkungan, gaya yang sebagian besar bias dicegah. Merokok diperkirakan menjadi penyebab timbulnya 80-90%kasus PPOK. Factor resiko lainnya termasuk keadaan social ekonomidan status pekerjaan yang rendah, kondisi lingkungan yang buruk karena dekat pertambangan, perokok pasif atau terkena polusi udara dan konsumsi alcohol yang berlebihan. Laki-laki dengan usia 3040 paling banyak menderita PPOK. C. Klarifikasi Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai berikut :a) Bronchitis kronis a. Definisi kronik kronis Bronchitis kronis di definisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam satu tahun selama 2 tahun berturutturut. (brunner &suddarth, 2002).5Istilah bronchitis kronis menunjukkan kelainan pada bronchus yang sifatnya menahun (berlangsur lama) dan disebabkan oleh berbagai factor, baik yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu sendiri, merupakan keadaan yang berlebihan sehingga cukup untuk menimbulkan batuk dengan ekspertorasi sedikitnya 3 bulan dalam setahun untuk lebih dari 2 tahun secara berturut-turut. b. Patofisiologi bronchitis kronis Asap mengiritasi jalan nafas mengakibatkan hipersekresi lender dan inflamasi. Karena iritan yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lender dan sel-sel goblet meningkat jumlah nya, fungsi silia menurun dan lebih banyak lender yang dihasilkan. Sebagai akibat bronkiolus dapat menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan bronkiolus menjadi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveora yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi rentan etrhadap infeksi pernafasan. Penyempitan bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan nafas. Pada waktunya mungkin terjadi perubahan paru yang ireversibel, kemungkinan mengakibatkan emfisema dan bronkiektasis. c. Tanda dan gejala bronchitis kronis Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin. d. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan analisa gas darah : hipoksia dengan hiperkapnia 2. Ronthen dada : pembesaran jantung dengan diafragma normal/mendatar[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 3. Pemeriksaan fungsi paru : penurunan klapasitas vital (VC) dan volume ekspirasi kuat (FEV), peningkatan volume resudial (RV), kapasita sparu total (TLC), normal atau sedikit meningkat 4. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit : dapat sedikit meningkat. b) Bronkiektasis 1. Definisi bronkiektasis Bronkiektasis adalah dilatasi dan bnronkiolus kronis yang menungkin disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk infeksi paru dan obstruksi bronkus : aspirasi benda asing, muntahan, atau bendabenda dari saluran nafas atas : dan tekana akibat tumor, pembului darah yang berdilatasi, dan pembesaran nodus limfe.(bruner &suddarth) 2. Patofisologi bronkiektasis Infeksi merusak dinding bronchial, menyebabkan kehilangan struktur pendukungnya dan menghasilkan sputum yang kental yang akhirnya bdapat menyumbat broki. Dinding bronchial menjadi teregang secara permanen akibat batuk hebat. Infeksi meluas kejaringan peribronkial sehingga dalam kasus bronkiektasis sakular, setiap tuba yang berdilatasi sebanarnya adalah abses paru, yang eksudat mengalir babas melalui bronkus. Bronkiektasis biasanya setempat, menyerang lonus atau segmen paru lobus yang paling bawah lebih sering terkena. Retensi sekresi dan obstruksi yang diakibatkan nya pada akhirnya menyebabkan alveoli dosebelah distal obstruksi mengalami mengalami7kolaps (atelektasis). Jaringan parut atau fibrosis akibat reaksi inflamasi menggatika jaringan paru yang berfungsi. Pada waktunya pasien mengalami mengalami insufiensi pernafasan dengan menurunkan kapasitas vital, penurunan ventilasi dan peningkatan rasio volume resudial terhadap kapasitas paru total. Terjadi kerusakan campuran gas yang diinspirasi (ketidak seimbangan ventilasi perfusi) dan hipoksemia. 3. Tanda dan Gejala Bronkiektasis a. Batuk kronik dan pembentukan sputum purulen dalam jumlah yang sanagt banyak. b. 11 jari tabuh, karena insufisiensi pernafasan c. Riwayat batuk berkepanjangan dengan sputum yang secara konsisten negative terhadap tuberkel basil 4. Pemeriksaan penunjang a. Bronkografi b. Bronkoskopi c. CT-Scan : ada/tidaknya dilatasi bronchialc) Asma 1. Definisi asmaasma adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten, reversible dimana terakea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. 2. Patofisiologi asma[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012Individu dengan asma mengalami respon imun yang uruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibody, menyebabkan pelepasan produk sel-sek mast (disebut mediator) seperti histamine, bradikinin dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A) pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mengetahui otot polos dan kelenjar jalan nafas, bronkospasme, pembengkakakn membrane mukosa dan pembentukan mucus yang sangat banyak. System saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot bronchial diatur oleh impuls saraf vagal memalului system parasimpatis. Pada asma idiopatik atau non alergi ketika ujung saraf pada ajalan nafas dirangsang oleh factor seperti infksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan pulotan, jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningj\kat. Pelepasan asetilkolin ini secara langsung menyebabkan bronkokotiksi juga merangsang pembentukan mediator kimiawi yang di bahas di atas. Individu dengan asma dapat mempunyai toleransi terhadap respon parasimpatis. Selain itu, reseptor a- dan b- adrenergic dari sitem saraf parasimpatis terletak dalam bronki. Ketika reseptor a adrenik dirangsang , terjadi bronkokontriksi: Bronkodilatasi terjadi ketika reseptor b- adrenergic yang dirangsang. Keseimbangan antara reseptor a-dan b- adrenergic dikendalikan terutama oleh siklik adenosine monofosfat (cAMP). Stimulasi reseptor alfa mengakibatkan penurunan c-AMP, yang mengarah pada peningkatan tingkat c-AMP, yangt menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi. Teori yang dianjurkan adalah bahwa bahwa penyekatan b-adrenergik terjadi pada individu9dengan asma. Akibatnya, asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan kontriksi otot polos.3. Tanda dan gejala asma a. Batuk b. Dipnea c. Mengi d. Hipoksiac e. Takikardi[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 f. Berkeringat g. Pelebaran tekanan nadi4. Pemeriksaan penunjang a. Rontgen dada : hiperinflasi dan pendataran diafragma b. Pemeriksaan sputum dan darah : eosinofilia (kenaikan kadar eosinofil). Peningkatan kadar serum Ig E pada asma alergik c. AGD : hipoksi selama serangan akut d. Fungsi pumonari : 1) Biasanya normal 2) Serangan akut : peningkatan TLC dan FRV ;FEV dan FVC agak menurun.11BAB III HASIL DISKUSI Skenario 1 Tn M,56 tahun, Pendidikan SMA, di rawat di ruang perawatan penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas kumat-kumatan sejak 5 hari yang lalu. 5 hari ini sesak semakin bertambah berat, rasa dada tertekan, sudah minum obat+aerosol tetapi tetap sesak. Sesak nafas waktu berbaring, duduk, berdiri maupun berjalan. Sebelumnya batuk berdahak, batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut selama 3 bulan terakhir, warna dahak putih ke kuningan. Klien pernah di rawat di rumah sakit dengan riwayat yang sama selama 8 hari, memiliki riwayat asma bronkiale sejak kecil. Klien merokok selama 30 tahun sebanyak 2 pak per hari. Orang tua dan anak dari klien ada juga yang menderita penyakit seperti yang di derita klien saat ini. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan : pernafasan melalu hidung, frekuensi 32x/menit, nafas pendek, sputum putih kekuningan dengan jumlah banyak. Penggunaan otot bantu pernafasaan, bentuk dada barelchest, gerakan diafragma minimal. Bunyi nafas : rhonki, wheezhing, redup. Perkusi hypersonor pada area paru. Sianosis bibir dan dasar kuku jari tabuh. Hasil pemeriksaan penunjang: Hb 10,7 mg/dl, leukosit 18.600 ml3, Ht31,1%.E. Proses pemecahan masalah menggunakan 7 langkah penyesaian masalah yaitu: Langkah 1 : Kata yang sulit dimengerti 1) Obat + aerosol = adalah obat asma, bentuk sediaan yang mengandung satu/ lebih zat aktif dalam wadah kemas tekan, berisi propelan (bahan yang dapat digerakkan, umumnya menyemprot dengan daya yang tinggi) yang dapat digunakan untuk obat dalam/ obat luar dengan menggunakan propelan yang cocok.[laporan modul 3 PPOK] December 12, 20122) Dahak putih ke kuningan = warna sputum memberikan informasi penting gtentang infeksi. Warna kuning, hijau,/cokelat selalu menandakan adanya infeksi bakteri. Warna selalu disebabkan oleh sel darah putih dalam sputum. Namun demikian warna kuning dapat terjadi bila ada banyak eosinofil dalam sputum, yang lebih disebabkan oleh alergi pada infeksi.3) Asma bronchial = Suatu penyakitr dengan cirri meningkatnya respon bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manisfestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya bdapt berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.4) Bentuk dada barelchest = Istilah "barrel dada" menggambarkan dada, bulat menonjol yang menyerupai bentuk tong. Dada tong bukanlah penyakit, tetapi dapat menunjukkan kondisi yang mendasarinya. Misalnya, orang yang memiliki penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) seperti emfisema - sering mengembangkan dada barel sedikit pada tahap akhir dari13penyakit. Ini terjadi karena paru-paru kronis dengan peningkatan berlebih udara, sehingga tulang rusuk tetap sebagian diperluas sepanjang waktu. Hal ini membuat bernapas kurang efisien dan memperburuk setiap sesak napas yang ada. Dada Barrel juga dapat berhubungan dengan osteoarthritis yang mempengaruhi sendi di mana tulang rusuk melekat pada tulang belakang. Sendi ini cenderung kaku dan menjadi tetap dalam posisi mereka yang paling diperluas - menyebabkan munculnya dada barel. Umumnya, dada barel tidak diobati.5) Bunyi nafas Wheezing = Suara yang timbul pada saat seseorang bernafas, yangdisebabkan karena adanya penyempitan pada saluran nafasnya. Wheezing ini dapat menjadi tanda yang dapat berkembang menjadi asma. Sesak napas (dyspnea) merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman. Setiap penyakit yang membatasi pertukaran O dan CO antar jaringan dan lingkungan (udara) akan menyebabkan usaha napas yang lebih banyak dalam upaya mempertahankan keseimbangan (homeostasis).[laporan modul 3 PPOK] December 12, 20126) Perkusi hipersonor = suara yang ditemukan dari pemeriksaan fisik perkusi dada yang disebabkan oleh hiperflasi paru dan biasa terjadi pada emfisema dan pneumothoraks.7) Bronchopulmonary =8) Hiperacrated =9) Tampak perselubungan homogeny pada hemitorak kanan bawah rateral =10) Emphysematous long = suatu bentuk penyakit paru obstruksi kronis PPok, yaitu suatu penyakit degenerative ketika alveoli kehilangan elestisitas dan tidak bias mengerut kembali penyebab paling sering adalah merokok.11) efusi plura = akumulasi cairan di dalam rongga pleura, timbulnya efusi pleura didahului oleh peradangan pleura atau pleuritis. Langkah 2: kata kunci 1. Sesak nafas sering kumat sejak 5 hari yang lalu. 2. 5 hari sesak semakin bertambah berat. 3. Rasa dada tertekan. 4. Sudah minum obat aerosol tapi tetap sesak. 5. Sesak nafas waktu berbaring, duduk, berdiri, maupun berjalan156. Sebelum batuk berdahak, batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut selama 3 bulan terakhir, warna dahak putih kekuningan. 7. Memiliki riwayat asma bronchial sejak kecil. 8. Klien merokok selama 30 tahun sebanyak 2 pak per hari. 9. Pernafasan melalui hidung. 10. Frekuensi 32x/menit. 11. Nafas pendek. 12. Sputum putih kekuningan dengan jumlah banyak. 13. Penggunaan otot bantu pernafasan. 14. Bentuk dada barelchest. 15. Gerakan diafragma minimal. 16. Bunyi nafas : rhonki, wheezing, redup. 17. Perkusi hypersonor pada area paru. 18. Sianosis bibir dan dasar kuku jari tabuh. 19. Hb 10,7 mg/dl, leukosit 18.600 ml3, Ht31,1%. 20. Pulmo tampak Bronchopulmonary pattern sedikit meningkat hiperacted kedua paru. 21. Tampak perselubungan homogeny pada hemitorak kanan bawah lateral.Langkah 3 membuat pertanyaan 1. Mengapa sesak nafas sering kumat dan semakin bertambah berat?[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 2. Apa yang menyebabkan sesak nafas waktu berbaring, duduk, berdiri maupun berjalan? 3. Apa yang menyebabkan dada terasa tertekan? 4. Apa yang menyebabkan batuk berdahak dan mengapa warna dahaknya putih kekuningan dalam jumlah banyak? 5. Apa yang menyebabkan nafas pendek dan RR 32x/menit? 6. Mengapa klien menggunakan otot bantu pernafasan dan gerakan diafragma minimal? 7. Mengapa pada kasus ini terdengar bunyi nafas rhonki, wheezhing, redup? 8. Mengapa pada kasus ini saat dilakukan perkusi terdapat bunyi hypersonary pada area paru? 9. Mengapa klien mengalami sianosis bibir dan dasar kuku jari tabuh? 10. Apakah Hb 10,7mg/dl,leukosit18.600 ml3, Ht31,1% dikatakan normal? Apabila tidak, sebutkan normalnya? 11. Mengapa pada kasus ini pulmo tampak bronhopulmonarypattern sedikit meningkat hiperacrated kedua paru? 12. Mengapa pada kasus ini tampak perselubungan homogeny pada henitorak kanan bawah lateral? 13. Apa saja masalah keperawatan yang muncul pada scenario diatas ? Langkah 4 menganalisa masalah 1. Mengapa sesak nafas sering kumat dan semakin bertambah berat? Jawaban: karena tidak menghindari factor pencetus atau factor allergen dan pengobatan yang tidak adekuat. Sesak semakin bertambah berat karena penimbunan mucus di alveoli sehingga pertukaran gas terganggu sedangkan jantung membutuhkan banyak O2 untuk perfusi jaringan organ organ vital dan perifer lain yang mengakibatkan sesak semakin bertambah kuat namun CO2 bertambah di alveolus karena ketidak adekuatan saat17ekspirasi. 2. Apa yang menyebabkan sesak nafas waktu berbaring duduk, berdiri maupun berjalan? Jawaban: Pada emfisema, gelembung udara (alveolus) menjadi teregang berlebihan. Mereka juga meluruh dan menyatu sehingga luas permukaan penyerap oksigen jadi berkurang. Alveolus tidak hanya kehilangan daerah pertukaran udaranya, tapi udara juga terjebak di dalam akibat penurunan elatisitas dinding alveolus. Akibatnya, paru-paru mengembang berlebihan, volume udara yang masuk dan keluar paru-paru berkurang, dan lebih sedikit oksigen yang dapat diserap ke dalam aliran darah. Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya3. Apa yang menyebabkan dada tersa tertekan? Jawaban : sesak yang sangat berat yang dialami Tn.M membuat dadanya terasa seperti tertekan. Karena Tn.M mempunyai riwayat penyakit asma dan sesak berat yang dialami Tn.M membuat dadanya terasa tertekan akibat dari semakin berusahanya pasien untuk bernafas. 4. Apa yang menyebabkan batuk berdahak dan mengapa warna dahaknya putih kekuningan dalam jumlah banyak? Jawaban: timbulnya dahak yang menyertai batuk disebabkan oleh adanya sel epitel berlapis mukus bersilia yang membantu membersihkan saluran pernafasan, karena silia bergetar kea rah faring dan menggerakkan mukus seperti suatu lembaran yang mengalir terus-menerus. Jadi partikel asing kecil dan mukus digerakkan dengan kecepatan suhu centimeter per menit sepanjang trakea ke faring. Benda asing didalam saluran hidung juga dimobilisasikan ke laring.[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 Orang dewasa normal, menghasilkan mukus sekitar 100 ml dalam saluran nafas setiap hari. Mukus ini diangkat menuju faring dengan gerakan pembersihan normal silia yang melapisi saluran pernafasan. Kalau terbentuk mukus yang berlebihan, proses normal pembersihan mungkin tak efektif lagi, sehingga akhirnya mukus tertimbun. Bila hal ini terjadi, membrane mukosa akan terangsang dan mukus dibatukkan keluar sebagai sputum. Pembentukan mukus yang berlebihan, mungkin disebabkan oleh gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi pada membrane mukosa. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan kemungkinan besar berasal dari sinus atau saluran hidung, dan bukan dari saluran nafas bagian bawah. Sputum yang banyak sekali dan purulent menyatakan adanya proses supuratif seperti abses paru sedangkan pembentukan sputum yang terus meningkat perlahan dalm waktu bertahun-tahun merupakan tanda bronchitis kronis atau bronkiektasis. Warna warna sputum : Kental , translusen, putih keabu-abuan Seperti jelly buah kismis (merah bata) Warna karat Merah muda, berbusa Warna ikan salmon/kuning pucat pneumonia atipikal, asma klebsiella pneumonia pneumonia pneumokokal edema paru pneumonia stafilokokus Sputum mukopurulent : kuning, kehijauan/abu-abu kotor bronchitis akut/kronis Sputum purulent atau berbau busuk paru, bronkiektasis 5. Apa yang menyebabkan nafas pendek dan RR 32x/menit? Jawaban: terjadinya penyempitan saluran nafas, penyempitan ini dapat mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan sesak. Penyempitan ini terjadi karena metaplasia sel goblet. Saluran nafas besar juga menyempit karena hipertrofi dan hiperflasi kelenjar19 anderob oral (aspirasi) : absesmucus. 6. Mengapa klien menggunakan otot bantu pernafasan dan gerkan diafragma minimal? Jawaban: klien mengunakan otot bnatu karena fungsi paru tidak maksimal untuk memenuhi kebutuhan O2 yang paru butuhkan jadi kompensasi tubuh dengan menggunakan otot bantu pernafasan. 7. Mengapa pada kasus ini terdengar bunyi nafas rhonki, wheezing, redup? Jawaban: ronchi terjadi karena produksi mukus yang berlebihan pada emfisema atau bronchitis kronis. Wheezing karena terjadinya osilasi udara dan menyermpitnya jalan nafas. Bronchitis kronis terjadi ketika unsur-unsur iritan seperti asap rokok yang terhirup dalam jangka waktu lama oleh klien karena klien merupakan perokok aktif. Maka dari itu unsure-unsur iritan tersebut dapat menimbulkan inflamasi pada percabangan trakea bronchial yang dapat menyebabkan peningkatan produksi mukus dan penyempitan atau penyumbatan jalan nafas. 8. Mengapa pada kasus ini saat dilakukan perkusi terdapat bunyi hypersonary pada area paru? Jawaban: normalnya dada mempunyai bunyi rensonan/gaung perkusi. Pada penyakit dimana ada peningkatan udara pada dada/paru, seperti pada pneumothoraks dan emfisema dapat terjadi hyperesonan (bahkan lebih seperti bunyi drum ). 9. Mengapa klien mengalami sianosis bibir dan dasar kuku jari tabuh? Jawaban: karena nafasnya tidak normal. Dada barelchest sebagai ukuran paru terperangkap. Dan menyebabkan O2 dalam darah yang menyebabkan sianosis dan jarih tabuh. 10. Apakah Hb 10,7mg/dl,leukosit18.600 ml3, Ht31,1% dikatakan normal? Apabila tidak, sebutkan normalnya?[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 Jawaban: 1. hemotokrit adalah persentase folume seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Nilai hemotokrit yang di sepakati normal pada lakilaki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita sehat ialah 41%. nilai normalnya adalah: pria = 47 +/- 7% wanita = 42 +/- 5% bayi baru lahir = 54 +/- 5 % bayi 3 bulan = 38 +/- 6% bayi 3-6 tahun = 40 +/- 4% 10-12 tahun = 41 +/- 4%2. hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media tranpor oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbon diogsida dari jaringan tubuh ke paru-paru nilai normal hemoglobin tergantung dari umur : bayi baru lahir = 14-22 gram/dl umur 1 minggu = 15-20 gram/dl umur satu bulan = 11-15 gram/dl anak-anak = 11-13 gram/dl laki-laki dewasa = 14-18 gram/dl perempuan dewasa = 12-16 gram/dl21laki-laki tua = 12,4-14,9 gram/dl perempuan tua = 11,4-13,8 gram/dl3. leukosit m,erupakan bagian penting dari system pertahanan tubuh terhadap benda asing, mikrooganisme atau jaringan asing sehingga hitung jumlah leukosit merupakan indicator yang baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi, nilai normalnya 4500-11000/l 11. Mengapa pada kasus ini pulmo tampak bronhopulmonary pattern sedikit meningkat hiperacrated kedua paru? Jawaban: 12. Mengapa pada kasus ini tampak perselubungan homogeny pada henitorak kanan bawah lateral? Jawaban: 13. Apa masalah keperawatan yang timbul dalam kasus ini ? Jawaban: Diagnosa Keperawatan 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus yang berlebihan ditandai dengan, DS : Klien mengatakan batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut dalam 3 bulan bulan terakhir Klien mengatakan warna dahak putih kekuningan Klien mengatakan merokok selama 30 tahun sebanyak 2 pak sehari[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 Klien mengatakan sudah memakai obat aerosol tetapi masih sesak DO : Batuk berdahak Warna sputum putih kekuningan dalam jumlah banyak Terdapat bunyi nafas ronchi Terdapat bunyi wheezing Suara nafas redup Tujuan tindakan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas pasien efektif Kriteria hasil : Batuk hilang Tidak terdapat mucus berlebih Tidak terdapat bunyi nafas wheezhing & ronkhi Suara nafas normalRencana Tindakan: No Tindakan / Intervensi Rasional 1 Kaji warna , jumlah & kekentalan 2 sputum Auskultasi bunyi nafas setiap 2_4 jam sekali atau sesuai indikasi untuk mendengar adanya suara ronkhi & 323wheezhing. Kaji pernafasan,catatkedalamanpenurunan dan frekuensi pernafasan untuk 4 5 menetukan keadekuatan oksigenisasi. Posisikan pasien senyaman mungkin. Berikan pasien fisioterapi dada.Ajarkan pasien batuk efektif. 6. 7 Bantu pemberian tindakan nebulizer atau inhaler. 8 Instruksikan pasien untuk menghindari iritan seperti asap rokok. 9. KOLABORASI Berikan medikasi sesuai indikasi tim ahliDiagnosa keperawatan 2 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveoli ditandai dengan, DS : Klien mengatakan sesak nafas sering kambuh-kambuhan sejak 5 hari yang lalu Klien mengatakan 5 hari ini sesak semakin bertambah berat Klien mengatakan dada seperti tertekan DO : Klien terlihat sesak dengan penggunaan otot bantu pernafasan[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012 Nafas pendek Sianosis bibir Bentuk dada barrel chest Gerakan diafragma minimal kuku jari tabuh RR 32/menit Tujuan tindakan : setelah dilakukan tindakn keperawatan selama 3 24 jam diharapkan pertukaran gas efektif. Kriteria hasil : Sesak pasien berkurang/hilang rasa tertekan di dada pasien berkurang. RR normal (12-20x/menit). Nilai inspirasi & ekspirasi normal 1: 1 Tidak terlihat sianosis. Tidak terdapat jari tabuh. Klien bernafas tidak menggunakan otot bantu pernafasaan. Gerakan diafragma normal.Intervensi : No Tindakan/intervensi 1 Observasi TTV 2 Kaji pernafasan setiap Rasional jam (ototkualitas, frekuensi, &penggunaan otot 3 batu pernafasan.) Auskultasi bunyi nafas setiap 1_2 jam catat daerah suara yang abnormal.254 5 6 7Kaji gerakan dada. Perhatikan bentuk dada. Berikan pasien posisi semi fowler (900) Berikam oksigen nasal kanul dengan 2_6 L permenit sesuai pesanan kecuali tanpa kontra indikasi Ajarkan pasien8pernafasaandiafragmatik & pernafasan mulut.Diagnosa keperawatan 3 : Resiko kekambuhan berhubungan dengan ketidak tahuan pasien Tujuan tindakan : Setelah diberikan pendidikan diharapkan pasien mengubah pola hidupnya menjadi lebih baik. Kriteria hasil : Pasien mengurangi konsumsi rokoknya. Pengetahuan pasien tentang dampak rokok bertambah.Intervensi : No Tindakan/intervensi Rasional 1 Berikan pendidikan kesehatan pada pasien.[laporan modul 3 PPOK] December 12, 2012BAB IV PENUTUP27