makalah kesehatan reproduksi

16
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Di era modern saat ini semakin banyaknya wanita karir mengakibatkan semakan banyaknya ibu yang sibuk dengan pekerjaannya dan meninggalkan tugas rumah tangganya. Bahan sebagian ibu-ibu tersebut memiliki bayi yang seharunya masih harus diberi ASI. Hal ini tentu menyulitkan ibu-ibu saat bekerja di kantor dan terikat waktu. Tidak jarang banyak ibu yang jarang mengeluarkan ASI karena waktu dikantor yang padat. Padahal jika ASI jarang dikeluarkan dapat mengakibatkan air susu mengental dan menyebabkan saluran ASI tersumbat. Hal ini tentu mempengaruhi kesehatan reproduksi pekerja wanita di kantor. Sebagaian wanita yang tetap berusa memenuhi kebutuhan bayi dengan memberi ASI ekslusif dengan memompa ASI di kantor namun banyak dari mereka yang masih kesulitan karena tidak tersedianya ruang laktasi sehingga ada sebagian dari mereka yang memompa ASI di toilet, di gudang kantor, bahkan di bawah kolong meja. Padahal dalam memompa ASI ibu harus berada dalam kondisi yang nyaman. Idealnya setiap kantor baik swasta maupun pemerintah menyediakan ruang laktasi untuk para pekerjanya. Tidak hanya di kantor tapi juga di tempat fasilitas umum seperti stasiun, terminal, bandara, tempat rekreasi dan tempat perbelanjaan. Hal ini sudah diatur dalam U nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 128 ayat 6 yaitu “Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah

Upload: nafijah-muliah

Post on 13-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah ASI

TRANSCRIPT

BAB I LATAR BELAKANG1.1 Latar BelakangDi era modern saat ini semakin banyaknya wanita karir mengakibatkan semakan banyaknya ibu yang sibuk dengan pekerjaannya dan meninggalkan tugas rumah tangganya. Bahan sebagian ibu-ibu tersebut memiliki bayi yang seharunya masih harus diberi ASI. Hal ini tentu menyulitkan ibu-ibu saat bekerja di kantor dan terikat waktu. Tidak jarang banyak ibu yang jarang mengeluarkan ASI karena waktu dikantor yang padat. Padahal jika ASI jarang dikeluarkan dapat mengakibatkan air susu mengental dan menyebabkan saluran ASI tersumbat. Hal ini tentu mempengaruhi kesehatan reproduksi pekerja wanita di kantor.Sebagaian wanita yang tetap berusa memenuhi kebutuhan bayi dengan memberi ASI ekslusif dengan memompa ASI di kantor namun banyak dari mereka yang masih kesulitan karena tidak tersedianya ruang laktasi sehingga ada sebagian dari mereka yang memompa ASI di toilet, di gudang kantor, bahkan di bawah kolong meja. Padahal dalam memompa ASI ibu harus berada dalam kondisi yang nyaman.Idealnya setiap kantor baik swasta maupun pemerintah menyediakan ruang laktasi untuk para pekerjanya. Tidak hanya di kantor tapi juga di tempat fasilitas umum seperti stasiun, terminal, bandara, tempat rekreasi dan tempat perbelanjaan. Hal ini sudah diatur dalam U nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 128 ayat 6 yaitu Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.. tapi pada kenyataannya masih banyak fasilitas umum dan kantor baik swasta maupun pemerintah yang belum memiliki ruang laktasi yang nyaman dan bersih.Keberadaan ruang laktasi secara tidak langsung akan berdampak pada kenyamanan bagi pekerja perempuan. Selain itu penyediaan ruang laktasi akan berpengaruh pada peningkatan kualitas etos kerja sumber daya manusia (SDM) pekerja wanita. Dengan adanya ruang laktasi pekerja wanita akan merasa nyaman sehingga mampu berkonsentrasi untuk bekerja dan menjadi lebih produktif dalam bekerja.1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana gambaran permasalahan 50% Ibu yang memompa ASI di kamar mandi ?1.2.2 Bagaimana Solusi permasalahan tersebut ?1.3 Tujuan Pembahasan 1.3.1 Agar pembaca mengetahui tentang gambaran permasalahan 50% Ibu yang memompa ASI di kamar mandi1.3.2 Untuk mencari solusi permasalahn tersebut.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian ASI EkslusifAir Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (WHO, 2004)ASI tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air, gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan (Sulityawati, 2009). ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, ASI Eksklusif yakni ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai bayi berumur dua tahun ( Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan ). ASI eksklusif adalah pemberian ASI bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat ( Prasetyono, 2009 )ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu ) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur enam bulan ( Hubertin, 2004)Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005). 2.2 Manfaat ASI eksklusif Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui. Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya. Dengan tata laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberikan makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Disamping itu, ASI juga dapat mengembangkan kecerdasan bayi. Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat pertumbuhan spourt sangat penting karena pada inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Kesempatan tersebut hendaknya dimanfaatkan oleh ibu agar pertumbuhan otak bayi sempurna dengan cara memberikan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas optimal karena kesempatan itu bagi seorang anak tidak akan berulang lagi (Danuatmaja, 2003). Air susu ibu selain merupakan nutrient ideal, dengan komposisi tepat, dan sangat sesuai kebutuhan bayi, juga mengandung nutrient-nutrien khusus yang sangat diperlukan pertumbuhan optimal otak bayi. Nutrient-nutrient khusus tersebut adalah taurin, laktosa, asam lemak ikatan panjang (Danuatmaja, 2003). Sedangkan menurut Roesli (2007), ada 4 manfaat pemberian ASI bagi bayi, diantaranya yaitu : 1. Sebagai Nutrisi Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang atau lebih kelenjar air susu yang akan memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya. 2. Meningkatkan daya tahan tubuh bayiZat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, pilek dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Anak yang sehat akan lebih berkembang kepandaiannya daripada anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat.3. Meningkatkan kecerdasan Kecerdasan ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik ini tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa, sedangkan faktor lingkungan ini mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi. Secara garis besarnya adalah melalui pola asuh, asih dan asah. Pola asuh menunjukkan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Pola asih menunjukkan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya, sedangkan pola asah menunjukkan kebutuhan bayi untuk merangsang perkembangan kecerdasan anak secara optimal. 4. Meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa tenteram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik. Sementara itu manfaat ASI ekslusif bagi ibu menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah ibu bisa lebih terlindungi dari ancaman kanker ovarium dan payudara. Hal ini disebabkan karena proses menyusui mempunyai efek pada keseimbangan hormon wanita. Selain itu, pemberian ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan. Ini karena pada ibu yang menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan lebih cepat berhenti. Di samping berdampak positif pada kesehatan, menyusui juga membantu ibu menurunkan berat badan usai melahirkan. Karena ketika menyusui, sekitar 500 kalori terbakar setiap harinya. Hingga, sangat memungkinkan si ibu memulihkan postur tubuhnya seperti sebelum melahirkan.Bagi yang berencana ikut Keluarga Berencana (KB) namun belum menemukan alat kontrasepsi yang pas, aktivitas menyusui secara eksklusif juga dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah. Secara umum, metode ini dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ).2.3 Breast pump Pompa ASIatau breast pumpmerupakan suatu alat yang diciptakan untuk membantu ibu menyusui mengeluarkan air susu ibu dari payudara agar dapat disimpan untuk persediaan konsumsi bayi. Biasanyapompa ASIsangat bermanfaat bagi ibu-ibu pekerja yang tidak mempunyai cukup waktu bersama bayi karena tuntutan dari aktivitas lain. Menyimpan ASI dalam kemasan, memberikan solusi bagi ibu menyusui untuk tetap memenuhi kebutuhan bayi baru lahir akan ASI eksklusif.Terdapat dua jenis breast pump atau pompa air susu ibu yang ada di pasaran yaitu breast pump manual dan breast pump elektrik.a. Breast Pump ManualSebuah pompa ASI yang perlu menggunakan tangan untuk mengepam. Pompa payudara manual adalah pilihan yang biasa digunakan oleh para ibu yang hanya menggunakan sesekali. Pompa ini juga mudah untuk dibawa.b. Breast Pump Elektrik/OtomatisPompa ini biasa dioperasikan dengan listik baik listrik PLN rumah maupun baterei. Pompa ini biasa digunakan oleh ibu yang bekerja. Ada beberapa kelebihan dan kelemahan pada dua alat tersebut diatas yang bisa dijadikan referensi bagi ibu, antara lain : Manual breast pump, ibu berperan aktif untuk mendapatkan air susu lebih banyak dengan menekan bagian yang dirasa paling banyak produksi air susunya. Breast pump jenis ini dapat menjaga bentuk payudara wanita dari menghitamnya area payudara. Pengguanaan manual membuat ibu harus ekstra mengeluarkan tenaga sehingga kurang efisien dari segi waktu dan tenaga Otomatic breast pump, alat ini lebih efektif karena dapat memerah susu secara otomatis sehingga ibu masih bisa beraktivitas.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Gambaran PermasalahanDalam artikel yang dimuat dalam harian online Kompas.com pada 15 Mei 2013 hampir 50 persen pekerja formal di Jakarta memompa ASI diatau kamar mandi.Hal tersebut terungkap dalam penelitian untuk tesisyang dilakukan Dr. Ray Basrowi, peserta Program Studi Magister Kedokteran Kerja Universitas Indonesia. Ray memberikan kuesioner pada 192 subyek, yang terdiri dari 77 pegawai kantor atau PNS dan 115 pekerja pabrik. Hasilnya, sekitar 50 persen ibu menyusui memompa ASI di toilet atau kamar mandi selama berada di tempat kerja. Hanya 19 persen yang memompa di ruang laktasi. Sisanya memompa ASI di gudang, ruang rapat, mobil, dll.

Tidak tersedianya fasilitas memerah ASI diyakini berkorelasi dengan rendahnya pemberian ASI eksklusif. Sebanyak 78 persen pekerja pabrik dan 51,9 persen PNS tidak memberikan ASI ekslusif. Kebanyakan dari mereka memilih menghentikan pemberian ASI setelah kembali bekerja ( Kompas.com )Dukungan dari lingkungan kerja menjadi salah satu faktor keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja. Sayangnya belum banyak kantor-kantor yang menyediakan ruang menyusui yang nyaman untuk karyawatinya.

Meski pemerintah sudah membuat peraturan yang disepakati tiga menteri (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan Nomor 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, dan 1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun 2008 ) yang berisi tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja Di Tempat Kerja. Tujuan Peraturan Bersama ini adalah (Pasal 2) :a. Memberi kesempatan kepada pekerja/buruh perempuan untuk memberikan atau memerah ASI selama waktu kerja dan menyimpan ASI perah untuk diberikan kepada anaknya;b. Memenuhi hak pekerja/buruh perempuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya;c. Memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI guna meningkatkan gizi dan kekebalan anakd. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini.Namun ternyata peraturan ini belum dilaksanakan secara maksimal, banyak ibu utamanya pekerja masih melakukan aktivitas memompa ASI di kamar mandi, bukan di tempat menyusui yang sebagai mana mestinya. Padahal dalam artikel Breastfeeding.about.com, Jumat (4/2/2011) yang disadur oleh health.detik.com menyebutkan bahwa mereka tidak menyarankan ibu duduk di kursi toilet atau berada di kamar mandi untuk memompa ASI-nya karena sangat berisiko.

Meskipun toilet yang digunakan terlihat bersih, tapi tetap saja ASI yang dikeluarkan sangat mudah terkontaminasi bakteri yang ada. Padahal toilet diketahui sebagai salah satu tempat yang mengandung berbagai jenis bakteri. Sedangkan makanan bayi harus benar-benar steril.Dalam artikel Mommiesdaily.com tanggal 11 Juli 2011 menyebutkan bahwa salah satu akibat ASI yang tidak steril yaitu dapat tercemar bakteri E. sakazakii. Berdasarkan catatan, dilaporkan dua kasus kematian bayi akibat meminum ASI yang diduga tercemarE. sakazakii. Satu kasus dilaporkan di Brazil pada tahun 2003 dan satu lagi dilaporkan di Amerika pada tahun 2004. Untuk kasus di Brazil, si bayi mengidap meningitis akibat infeksi bakteriE. sakazakiidari ASI yang diduga tercemar. Sementara kasus di Amerika terjadi kepada seorang bayi yang mengonsumsi campuran susu formula steril dan ASI.

Dalam penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2007 dalam International Journal of Food Microbiology(vol. 122 hal. 171-179), Raquel Lenati dan timnya dari Kanada menemukan bukti bahwa bakteriE. sakazakiimampu bertahan hidup dalam ASI yang diperah dan disimpan dalam botol. Secara alami ASI mengandung zat antibakteri. Tetapi penelitian Raquel Lenati dan rekan-rekan menunjukkan zat antibakteri itu tidak cukup ampuh untuk membunuh bakteriE. sakazakii. Dalam penelitian tersebut bakteriE. sakazakiidapat tumbuh dengan baik dalam susu formula maupun ASI yang disimpan pada suhu kamar (23 dan 37 derajat Celcius), yang sekaligus memperkuat penelitian sebelumnya bahwa susu (formula dan ASI) tidak boleh didiamkan pada suhu kamar lebih dari 4 jam.

Selain masuknya bakteri, kurangnya fasilitas menyusui juga bisa menyebabkan berkurangnya motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayi, hal tersebut dikarenakan ibu merasa susah dan ribet sehingga akhirnya mereka memberi susu formula sebagai ganti. Padahal manfaat ASI sudah diketahui sangat hebat dan tidak tergantikan oleh susu formula.

3.2 Solusi Permasalahan Melihat banyaknya manfaat negatif yang timbul akibat ibu menyusui dikamar mandi, solusi yang harus dilakukana dalah sebagai berikut :1. Menyediakan fasilitas menyusui di lingkungan tempat kerja Sebenarnya peraturan tentang fasilitas menyusui di tempat kerja sudah ada, namun pelaksanaannya belum maksimal. Peraturan-peraturan tersebut diantaranya adalah :a. Pasal 22 Undang-undang No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak: Negara & pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak. Dalam penjelasan pasal disebutkan bahwa sarana dan prasarana itu salah satunya adalah ruang menyusui,b. Pasal 128 UU Kesehatan:(2) selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus(3) penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan di tempat sarana umumc. Pasal 2 Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Kesehatan No. 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008 dan 1177/MENKES/ PB/XII/2008 tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat KerjaPenyediaan fasilitias ini harus dilaksanakan agar para ibu mempunyai tempat yang pas untuk memompa ASI sehingga mereka tidak mencari tempat lain yang tidak sesuai untuk memompa ASI.2. Menjaga kebersihan Para ibu harus menjaga kebersihan alat dan diri mereka saat akan memompa ASI, usahakan tidak memompa di tempat yang tidak bersih misalnya di kamar mandi karena disana terdapat banyak kuman dan bakteri yang tidak baik untuk kesehatan. Selain itu sebelum memompa ASI usahakan mencuci tangan untuk menghindarkan kontaminasi.

DAFTAR PUSTAKA

50 % Persen Ibu Memerah ASI di toilet diakses dari http://health.kompas.com/read/2013/05/15/12192414/50.Persen.Ibu.Memerah.ASI.di.Toilet pada 20 Juni 2014Danuatmaja. B, 2003. 40 Hari Persalinan. Cetakan Pertama. Puspa Swara. Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan. Pentingnya Asi Ekslusif. Diakses dari http://dinkes.pamekasankab.go.id/index.php/berita/174-pentingnya-asi-ekslusif pada tanggal 28 Juni 2014Eksklusif-nya Air Susu Ibu http://www.indonesian-publichealth.com/2012/10/eksklusif-nya-air-susu-ibu.html. Roesli, Utami. 2006. Mengenal Asi Eksklusif. Jakarta : Tubulus AgriwidyaKementrian Kesehatan Republik Indonesia. Asi Ekslusif : Bayi Cerdas Ibu Pun Sehat. Diakses dari http://www.depkes.go.id/downloads/advertorial/adv_pp_asi.pdf pada tanggal 26 Juni 2014Manajemen ASI perah diakses dari http://mommiesdaily.com/2011/07/11/manajemen-asi-perah/ pada tanggal 24 Juni 2014Prasetyono Dwi sunar. 2005. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press Prasetyono, Dwi, Sunar.2009. ASI Ekslusif. Jogjakarta. Diva PressSri purwanti, Hubertin. 2004. Konsep penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : EGC.Sulistyawati, Ari. 2009. Buku ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Penerbit AndiUNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TENTANG MENYUSUI diakses dari http://betterwork.org/indonesia/wp-content/uploads/20130201_Law-and-Regulation-on-Breastfeeding_Bahasa2.pdf pada tanggal 28 Juni 2014Vera Farah Bararah Jangan Memompa ASI di Toilet! Diakses dari http://health.detik.com/read/2011/02/04/094310/1559867/764/1/jangan-memompa-asi-di-toilet Pada tanggal 28 Juni 2014