makalah kelayakan bisnis
Embed Size (px)
DESCRIPTION
wedwrwrwewTRANSCRIPT

MAKALAH KELAYAKAN BISNIS
AKSESORIS DAN KADO
“MELATI CANTIK”
Disusun oleh :
Giarti
13.151.014
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAGEMEN
UNIVERSITAS BINA DARMA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Buah pisang merupakan salah satu buah tropis, buah pisang membutuhkan
banyak sinar matahari untuk dapat tumbuh subur dan berbuah. Pohon pisang banyak
tumbuh di Indonesia, karena letak geografis Indonesia yang terletak di sepanjang
khatulistiwa, oleh karenanya pohon pisang dapat tumbuh di hampir seluruh tempat di
Indonesia dan dapat berbuah sepanjang tahun Selain dimanfaatkan buahnya pohon
pisang juga dimanfaatkan daunnya, bahkan di beberapa wilayah di Indonesia bonggol
pisang dimanfaatkan untuk diolah menjadi sayuran. Buah pisang biasanya digunakan
sebagai buah pencuci mulut yang dimakan setelah makan besar, selain itu buah
pisang diolah dalam bentuk lain, seperti; keripik pisang, pisang goreng, sale pisang,
kolak pisang, roti pisang dan masih banyak lagi produk-produk olahan dari pisang
yang telah umum kami temui di pasaran. Dari sekian banyak produk-produk olahan
itu. Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu
banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam
bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan
sunripe. Plantain adalah pisang yang di konsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar,
atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli. Kelompok pisang
inilah yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku keripik pisang. Pembuatan
keripik dari buah-buahan merupakan salah satu cara untuk memperpanjang daya
tahan produk buah tersebut. Makanan ringan dari pisang sangat populer bagi
masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Meningkatnya jumlah penduduk dan
tingkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah-buahan diharapkan dapat
meningkatkan konsumsi buah pisang secara nasional. Volume produksi dan luas
panen yang relatif besar di Indonesia dibandingkan dengan komoditas buah lainnya,
menjadikan buah pisang merupakan tanaman unggulan di Indonesia. Namun
demikian pengelolaan pisang masih sebatas tanaman pekarangan atau perkebunan
rakyat yang kurang dikelola secara intensif. Penanaman pisang berskala besar telah
dilakukan di beberapa tempat antara lain di pulau Halmahera (Maluku Utara),
Lampung, Mojokerto (Jawa Timur), dan beberapa tempat lainnya, sehingga
Indonesia pernah pengekspor pisang dengan volume mencapai lebih dari 100.000 ton

pada tahun 1996, tetapi pada tahun-tahun berikutnya volume ekspor tersebut terus
menurun dan mencapai titik terendah pada tahun 2004 yaitu hanya 27 ton
(Departemen Pertanian, 2007) Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai
peluang yang cukup besar untuk meningkatkan ekspor buah pisang. Hal ini ditunjang
dengan ketersediaan lahan yang cukup luas di Kalimantan, Papua, kepulauan
Maluku, Sulawesi dan Sumatera; iklim yang mendukung; keragaman varietas yang
cukup tinggi; sumber daya manusia serta inovasi teknologi untuk pengelolaan
tanaman pisang. Pengembangan pisang di Indonesia membutuhkan adanya investor
baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu juga diperlukan adanya
didukung pemerintah berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan
dengan kemudahan dan jaminan keamanan berinvestasi serta perbaikan sarana
pendukung seperti sistem pengairan, transportasi, komunikasi dan sarana pasar
komoditas agribisnis pisang.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Merumuskan Kelayakan Usaha
Kripik Pisang “IIS” di Kecamatan Mesuji Makmur desa Sumber Mulya dilihat dari
Aspek Teknisnya.

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil
keripik pisang “IIS” yang terletak di desa Sumber Mulya RT 4 RW 3, sedangkan.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan
bahwa usaha kecil keripik pisang “IIS” merupakan salah satu unit usaha yang
menghasilkan makanan ringan berupa keripik pisang di desa Sumber Mulya dan
berencana untuk mengembangkan usahanya. Penelitian dilakukan mulai bulan 26
September 2015.
2.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan
pengamatan langsung di lapangan baik pada proses produksi, pemasaran maupun
kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penelitian, selain itu juga dengan digunakan
proses wawancara. Responden yang dipilih dalam proses wawancara ditentukan
secara sengaja (purposive). Menurut David (2004), dalam analisis untuk menentukan
responden, tidak ada jumlah minimal yang diperlukan sepanjang responden yang
dipilih merupakan ahli (expert) dibidangnya. Pihak yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalah pihak pengelola (Pemilik) usaha kecil keripik pisang ini. Data
sekunder diperoleh melalui studi literatur dan dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan data yang dibutuhkan sesuai dengan fokus penelitian. Data sekunder
dikumpulkan melalui penelusuran berbagai referensi.

BAB III
STUDY PUSTAKA
3.1. Pisang
Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah,
batang, daun, kulit hingga bonggolnya. Tanaman pisang yang merupakan suku
Musaceae termasuk tanaman yang besar memanjang. Tanaman pisang sangat
menyukai sekali pada daerah yang beriklim tropis panas dan lembab terlebih
didataran rendah. Ditemui pula di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia,
Indonesia serta termasuk pulau Papua, Australia Topika, Afrika Tropi. Pisang dapat
berubah sepanjang tahun pada daerah dengan hujan merata sepanjang tahun.
Umumnya, kebanyakan orang memakan buah pisang saja dan kulitnya akan dibuang
begitu saja.
Pisang merupakan jenis buah yang paling paling umum ditemui tak hanya di
perkotaan tetapi sampai ke pelosok desa. Ada berbagai jenis buah pisang salah
satunya adalah pisang kepok. Jenis yang satu ini memiliki ciri-ciri bentuk buah yang
cenderung pipih dan tidak bulat memanjang seperti varian pisang lainnya. Maka dari
itu, disebut juga dengan nama pisang gepeng. Pisang kepok ini termasuk jenis pisang
yang lebih enak dikonsumsi setelah diolah. Pisang kepok ada dua jenis yaitu pisang
kepok kuning dan pisang kepok putih. Pisang dengan daging berwarna kuning
biasanya jauh lebih mahal karena rasanya memang lebih enak jika dibandingkan
dengan pisang kepok daging putih. Pada dasarnya pisang kepok ini bisa tumbuh
dimana saja, namun untuk kualitas buah yang baik, biasanya pada persyaratan lahan
tanam yang harus dipenuhi.
Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu
melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang
mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia.
3.1.1. Jenis pisang
Menurut Suhardiman, 1997, jenis-jenis pisang dapat dibedakan dalam 3
kelompok, yakni jenis pisang umum, pisang kemersial dan jenis lain.

a. Jenis umum
Contoh pisang jenis ini adalah: pisang serat (Noe musa textiles) diambil
seratnya, pisang hias (Helicona indicak lank), pisang buah (Musa paradisiacal lank) ,
yang termasuk pisang buah: golongan langsung dimakan seperti kapok, susu, hijau,
mas, raja dan golongan setetlah dimasak atau diolah, contohnya : pisang tanduk,
pisang raja uli, pisang kapas, pisang bengkulu
b. Jenis pisang komersial
Banyak terdapat dipasaran baik di pasar umum maupun di supermarket.
Contohnya adalah pisang barangan, raja, raja sere, raja uli, raja molo, raja kul, raja
nangka, ambon, pisang kapas dan lain-lain.
c. Jenis lain
Jenis-jenis pisang lain contohnya adalah pisang awak, badak, camar putih,
rayap, kawista dan lain lain.
3.2. Keripik Pisang
Kripik pisang merupakan salah satu diversifikasi hasil olahan pisang. Produk
ini berbentuk irisan tipis dari buah pisang yang digoreng dengan minyak sehingga
menjadi produk dengan kadar air yang rendah. Kripik pisang mempunyai daya
simpan yang lama. Produk ini dapat dibuat dari semua jenis pisang khususnya pisang
yang mempunyai nilai ekonomi yang rendah dan tidak dimanfaatkan sebagai buah
pencuci mulut (deasert) seperti buah pisang raja nangka dan pisang kepok. Oleh
karena kripik ini dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat dan merupakan
produk yang ”luwes” dipasarkan setiap waktu serta dapat diproduksi setiap saat
mengingat produksi dan ketersediaan buah pisang dimasyarakat dan di pasar sangat
banyak. Ada berbagai variasi dalam pembuatan kripik pisang. Cita rasa kripik pisang
ada yang manis ada juga asin,biasanya garam atau gula yang dimaksudkan untuk
memberi rasa ditambahkan pada waktu akhir penggorengan, ada juga yang
ditambahkan setelah diangkat dari wajan (Suyanti Satuhu , 1994)

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. SEJARAH USAHA
Usaha keripik pisang “IIS” yang menjadi fokus penelitian merupakan usaha
kecil. Usaha kecil keripik pisang ini dalam proses produksinya masih menggunakan
mesin peralatan yang relatif sederhana dan dikemas dengan sangat sederhana. Usaha
kripik pisang ini berjalan selama 6 (enam) bulan, dan usaha ini berjalan dengan
lancar dan mendapatkan keuntungan yang lumayan. Dalam pemasarannya, usaha
keripik pisang “IIS” menjangkau beberapa desa yang letaknya berdekatan dengan
desa Sumber Mulya. Produk dijual dalam bungkus kecil dengan harga hanya Rp.
1000/bungkus.
4.2. Gambaran Umum Usaha
a. Profile Usaha
Nama Usaha : Aneka Kripik “IIS”
Alamat : Desa Sumber Mulya RT 4 RW 3
Tgl berdiri : 7 Maret 2015
4.3. Kelayakan Usaha Kripik Pisang “Syukur” Di Kelurahan Tondo Dilihat
Dari Aspek Teknisnya (Produksi Dan Operasional).
Aspek produksi ini akan menjelaskan mengenai lokasi usaha, fasilitas
produksi dan peralatan, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, proses produksi, jenis
dan mutu produksi, produksi optimum, serta kendala produksi.
4.3.1. Lokasi Usaha
Usaha keripik pisang “IIS” terletak di Perumahan desa Sumber Mulya RT 4
RW 3. Lokasi ini juga merupakan tempat tinggal pemilik usaha dan sekaligus
dijadikan sebagai tempat produksi keripik pisang. Usaha keripik pisang “IIS”
memiliki letak yang cukup strategis, karena tempat usaha yang dimiliki dekat dengan
pasar dan sudah banyak pelanggang di warung – warung kecil dibeberapa desa
terdekat sehingga memudahkan dari sisi pemasaran.

4.3.2. Fasilitas Produksi Dan Peralatan
a. Fasilitas Produksi
Proses produksi Keripik Pisang “IIS” mempunyai tempat usaha tersendiri
dibagian samping rumah dan proses produksi keripik pisang “IIS” dilakukan dalam
skala rumah tangga serta memiliki sejumlah peralatan produksi yang diperlukan. Unit
usaha yang dijadikan sampel selama survei lapangan hanya memiliki luas bangunan
seluruhnya 45 m². Bangunan seluas itu, mempunyai fasilitas produksi antara lain
ruang produksi, ruang pencucian, dan peralatan produksi.
b. Peralatan Produksi
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengolahan pisang menjadi kripik pisang
antara lain:
1. Baskom, yaitu untuk menampung buah pisang saat prendaman,
2. Alas perajang (talenan)
3. Pisau, untuk pengupasan atau pemisahan buah pisang dari kulitnya.
4. Ember plastik, untuk menampung sampah kulit dan bagian pisang yang tidak
terpakai.
5. Penggorengan (Wajan)
6. Lilin (untuk kantong plastik)
7. Tungku atau kompor
8. Tampah (nyiru),tempat meletakkan keripik pisang yang sudah matang,
9. Kantong plastik (sebagai pembungkus),
10. Saringan, untuk meniriskan keripik pisang yang sudah matang
4.3.3. Bahan Baku Produksi
Akses bahan baku sangat diperlukan bagi kelangsungan produksi setiap
usaha. Bahan baku utama yang sangat dibutuhkan dalam usaha ini adalah buah
pisang. Jenis pisang yang digunakan usaha ini yaitu jenis pisang Sepatu (pisang
Kepok) yang dihasilkan dari kebun sendiri, terkadang apabila persediaan bahan baku
keripik pisang habis maka bahan baku akan dibeli dari pasar. Pisang Sepatu (pisang
Kepok) memiliki ciri-ciri buahnya berukuran sedang, warnanya hijau kuning, dan
rasanya manis. Pemilihan jenis pisang ini dikarenakan sifat dari pisang tersebut
cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan keripik pisang.

a. Bahan Penolong/Pembantu
Minyak goreng, Gula Pasir, Masako, Kuning Telur, dan Pewarna Makanan
merupakan bahan penolong utama yang diperlukan. Penggunaan pewarna makanan
dan kuning telur memberikan warna kuningan dan rasa yang gurih pada produk
keripik pisang serta gula pasir dan masako merupakan bahan penyedap bagi produk
keripik pisang ini. Terkait dengan bahan-bahan yang dipergunakan dalam proses
pembuatan keripik pisang “IIS”.
b. Bahan Bakar
usaha kecil keripik pisang “IIS” menggunakan bahan bakar berupa kompor
gas elpiji 1 tungku.
4.3.4. Tenaga Kerja
Jenis teknologi yang digunakan dalam Usaha Kecil Keripik Pisang “IIS”
umumnya sederhana dan sangat mudah penguasaannya. Oleh karena itu, industri ini
tidak menuntut prasyarat tenaga kerja berpendidikan formal. Pada skala usaha kecil
keripik pisang “IIS” yang disurvei, tenaga kerja yang direkrut merupakan keempat
anggota itu sendiri yaitu saudari Siti dan tiga orang rekannya sehingga tidak ada
sistem pengupahan hanya ada sistem bagi hasil (laba/keuntungan) yang didapat dari
hasil penjualan usaha keripik pisang ini.
4.3.5 Teknologi
Penentuan pilihan teknologi yang akan diterapkan sangat tergantung kepada
skala unit usaha yang akan didirikan. Beberapa patokan umum yang dapat dipakai
dalam pemilihan teknologi adalah: seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan
dan manfaat ekonomi yang diharapkan, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat
lain, serta kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi. Produsen
Keripik Pisang pada umumnya termasuk kategori usaha berskala mikro – kecil dan
bersifat padat tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja merupakan faktor produksi
utama dalam proses produksi keripik pisang. Ini mengingat beberapa tahap produksi
Keripik Pisang sangat mengandalkan tenaga manusia. Dalam usaha kecil keripik
pisang “IIS” ini teknologi yang digunakan adalah masih sangat sederhana. Dengan
demikian, alternatif jenis teknologi yang disarankan untuk digunakan adalah
teknologi kombinasi antara peralatan tradisional dan semi-mekanik.

4.4. Proses Produksi
Proses produksi Keripik Pisang relatif sederhana dan mudah dilakukan.
Proses produksi keripik pisang pada usaha kecil ini menghabiskan waktu yang cukup
lama dalam satu kali produksinya yaitu sekitar 8-9 jam. Hal ini dikarena dalam
proses pembuatan keripik pisang ini dibutuhkan perendaman buah. Secara umum,
proses produksi Keripik Pisang, mulai dari tahap Pengupasan, Perendaman,
Pengirisan, Penirisan, serta Pengemasan dan penimbangan berat isi adalah sebagai
berikut:
1. Pengupasan
Buah pisang dipilih sesuai kriteria, yaitu (1) Pisang mentah yang sudah tua
Buah pisang yang sudah tua akan memberikan rasa manis dan warna kuning yang
menarik pada produk keripik pisang yang dihasilkan, selain itu buah pisang mentah
yang sudah tua akan memudah memberikan hasil irisan yang lebih banyak sehingga
produk keripik pisang yang dihasilkan lebih banyak. (2) Berukuran cukup besar dan
seragam, hal ini diperlukan agar ukuran dari keripik pisang yang dihasilkan relatif
seragam, sehingga penampilan produk yang dihasilkan menjadi menarik. Selanjutnya
pisang tersebut dikupas kulitnya sebagai tanda tahap awal dari proses produksi
dilakukan.
2. Perendaman
Buah pisang direndam dalam air kurang lebih sekitar 1 jam. Tujuannya untuk
menghilangkan getah pada buah pisang yang baru dipetik. Jika tidak dilakukan
perendaman maka hasil produk keripik pisang yang dihasilkan akan berwarna hitam
sehingga menjadi tidak menarik untuk dijual.
3. Pengirisan
Proses pengirisan dilakukan dengan menggunakan alat iris yang masih cukup
sederhana. Iris pisang tipis-tipis ± 1-2 mm secara memanjang.
4. Penggorengan
Buah pisang yang telah selesai diiris harus segera digoreng, paling lambat 10
menit setelah diiris untuk mencegah pembusukan. Proses penggorengan dilakukan
dalam minyak yang sangat panas, yaitu bersuhu 170˚ C. Minyak harus banyak,
sehingga semua bahan tercelup, dengan komposisi setiap satu kilogram pisang
membutuhkan sedikitnya tiga liter minyak goreng. Selama proses penggorengan,
dilakukan pengadukan secara perlahan. Proses penggorengan dilakukan hingga

keripik cukup kering dan garing. Proses penggorengan tersebut dilakukan sedikit
demi sedikit agar tidak melengket satu dengan yang lainnya. Dalam satu kali proses
penggorengan dilakukan selama ± 3 menit, tergantung pada banyak sedikitnya pisang
yang digoreng.
5. Penirisan
Setelah keripik berubah warna dari kuning menjadi kuning kecoklatan,
keripik diangkat dengan saringan agar minyaknya dapat turun.
6. Pengemasan
Keripik pisang yang telah ditiriskan dan sudah tidak panas dimasukkan ke
dalam kantong plastik. Kemasan produk keripik pisang menggunakan plastik. Plastik
tersebut didapat dari toko langganan dipasar. Usaha kecil keripik pisang “IIS” sangat
mengutamakan kebersihan dalam kegiatan produksi karena hal ini sangat erat
kaitannya dengan kualitas keripik pisang. Kebersihan dalam proses produksi yang
terjaga dengan baik membuat kualitas rasa dan gizi yang terkandung dalam keripik
pisang tetap terjaga. Keripik pisang memiliki daya tahan produk yang lama yaitu satu
bulan. Kualitas produk yang cukup baik, rasa yang enak, kandungan gizi yang tinggi,
tidak menggunakan bahan kimia dan daya tahan produk yang lama merupakan
kekuatan bagi usaha untuk mempertahankan pelanggannya.
7. Pemasaran
Dalam pemasarannya, usaha kecil keripik pisang “IIS” hanya menjangkau
seluruh desa Sumber Mulya dan beberapa desa lainya. Produk dijual dalam bungkus
kecil dengan harga hanya Rp. 1000/bungkus.
4.5. Kendala Usaha
Kendala usaha merupakan Hambatan yang akan mempengaruhi pengembangan
usaha kecil keripik pisang “SYUKUR”. Kendala-kendala yang akan
mempengaruhi usaha ini harus diminimalisasi dalam upaya untuk mencapai
tujuan pengembangan usaha kecil keripik pisang ini, kendala-kendala tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Penggunaan alat produksi yang masih sederhana
Usaha keripik pisang “SYUKUR” merupakan usaha kecil yang berproduksi dengan
menggunakan peralatan yang relatif sederhana. Alat yang digunakan dalam
usaha ini berupa lilin untuk mengepress pembungkus keripik pisang, sedangkan

untuk memotong pisang dilakukan dengan alat tradisional yang biasanya dipakai
oleh rumah tangga, sehingga proses produksi keripik pisang berjalan cukup
lambat.
b) Kemasan produk keripik pisang
Usaha kecil keripik pisang “SYUKUR” memproduksi keripik pisang menggunakan
plastik. Dalam kemasan produk keripik pisang “SYUKUR” bentuk kemasan
masih sederhana bentuknya. Pada kemasan hanya tercantum merek dagang usaha
kecil keripik pisang “SYUKUR”, alamat dan nama PMW UNTAD sebagai
pembina. Penampilan kemasan masih sangat sederhana dan secara keseluruhan
kemasan keripik pisang tersebut tampak kurang menarik bagi konsumen untuk
membelinya.
c) Daerah pemasaran produk keripik pisang
Sebagai binaan dari PMW Universitas Tadulako Provinsi Sulawesi Tengah, usaha
kecil keripik pisang selain mendapat bantuan modal bagi usahanya juga
mendapat bantuan berupa bantuan dalam memasarkan produknya. Daerah yang
menjadi sasaran pemasaran relatif masih kecil yaitu baru mencapai sekitar
Perumahan Dosen dan Lingkungan Kampus Universitas Tadulako.
d) Kegiatan Promosi produk
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa daerah pemasaran usaha kecil keripik
pisang “SYUKUR” ini masih relatif masih kecil yaitu baru mencapai sekitar
Perumahan Dosen dan Lingkungan Kampus Universitas Tadulako maka kegiatan
promosi produk keripik pisang ini belum cukup luas. Dalam rangka
pengembangan usahanya, usaha kecil keripik pisang ini harus mulai memikirkan
strategi promosi terhadap produknya, sehingga dapat lebih dikenal oleh
masyarakat.
e) Kurangnya inovasi produk
Usaha kecil keripik pisang “SYUKUR” memproduksi keripik pisang dengan rasa
yang ditawarkan dengan rasa pisang yang enak, gurih, dan manis. Rasa yang
dihasilkan dari rasa alami keripik pisang dan tambahan garam. Hingga saat ini
belum terdapat inovasi produk baik dai sisi rasa maupun bentuk. Rasa yang
dihasilkan hanya rasa manis. Usaha ini belum mampu menghasilkan keripik
pisang dengan rasa yang beragam seperti rasa pedas, keju atupun rasa lain yang
digemari konsumennya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tujuan studi aspek ini adalah untuk menyakini apakah secara teknis dan
pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak
layak, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin.
Beberapa hal utama dalam analisis teknis:
Lokasi proyek; diteliti lokasi proyek seharusnya, serta di tempat mana dalam
lingkungan lokasi itu seyogyanya pabrik atau unit produksi akan dibangun.
Skala operasi/luas produksi, jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk
mencapai keuntungan optimal; Selama evaluasi teknis ditentukan kapasitas
produksi ekonomis yang paling ideal.
Jenis teknologi yang diusulkan; mengenai jenis teknologi yang tepat.
Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta pembantunya; Berdasarkan
pilihan kapasitas produksi dan jenis teknologi lalu diajukan pilihan mesin dan
peralatan yang diperlukan.
Proses produksi dan tata letak pabrik yang dipilih; ditelaah jenis dan jumlah
bahan baku serta pembantunya pada tiap tingkat kegiatan produksi yang
direncanakan. Serta bagaimana cara mendapatkan dan sumbernya.
Serta beberapa hal pokok lain:
Standar kualitas
Dimensi
Warna
Paten
Trade mark

Lisensi
Syarat penyimpanan
Packing
Syarat pengiriman
Kemungkinan pembuatan komponen diluar
Berdasarkan pembahasan diatas dan penelitian yang kami lakukan maka
kami dapat menarik kesimpulan bahwa usaha tersebut yang berdiri pada Tahun
2010 sangat berpotensi untuk dikembangkan terutama di kota Palu, karena
memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar, terutama di lingkungan Kampus
UNTAD dan Perumahan Dosen, dan Kripik Syukur dapat dengan mudah
diterima dengan harga yang relatif murah, dan proses pembuatan Kripik Pisang
relatif mudah dan peralatan yang dibutuhkan pun relatif sederhana sehingga
untuk memulai usaha ini tidak memerlukan biaya investasi yang besar.
B. SARAN
Pada Aspek Teknik ini mengenai usaha Kripik “SYUKUR” dapat
diberikan beberapa saran, diantaranya:
1. Usaha ini perlu peningkatan kesadaran pengusahan dan tenaga kerja terhadap
aspek sanitasi (kebersihan) proses produksi dan produk kripik pisang yang
dihasilkan.
2. Usaha ini perlu melakukan peningkatan dalam penggunaan alat produksinya
seperti dalam mengepres pembungkus kripik pisang dilakukan dengan alat
pengepres modern dan alat pemotong modern.
3. Usaha ini juga perlu melakukan peningkatan dalam penampilan kemasan agar
tampak menarik agar konsumen tertarik untuk membelinya.
4. Usaha ini juga perlu melakukan pengembangan daerah pemasaran produksinya,
bukan hanya di lingkungan kampus ataupun di lingkungan Perumahan dosen
tetapi di luar dari itu seperti memasarkannya melalui penitipan barang
(komisioner) misalnya di toko-toko kecil, BNS, dan kios-kios yang terdapat di
kota Palu.
5. Usaha ini juga perlu melakukan pengembangan kegiatan promosi produknya,
melalui media internet atau radio.

6. Usaha ini perlu melakukan variasi rasa kripik pisang yang dihasilkan (dari rasa
manis yang selama ini diproduksi), misalnya pengembangan kripik pisang
dengan rasa pedas, keju ataupun rasa lainnya.
7. Usaha ini juga perlu melakukan optimilisasi pemanfaatan produk sampingan dari
proses pengolahan kripik pisang dalam rangka diversifikasi produk olahan kripik
pisang dan lebih meningkatkan keuntungan usaha seperti kulit pisang yang dapat
diolah menjadi kripik kulit pisang.
DAFTAR PUSTAKA
DATA PRIMER:
- Pengamatan langsung di lapangan melalui proses wawancara dengan Pemilik
atau Pengelola usaha tersebut yaitu Saudari Nurmiati.
DATA SEKUNDER:
- Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan data fokus penelitian (Foto Kegiatan
PMW)
- Penelusuran Referensi melalui Media Internet yaitu http://www.google.com//
