makalah infeksi postpartum mengenai endometritis

32
MAKALAH INFEKSI POSTPARTUM MENGENAI ENDOMETRITIS. BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada saat kehamilan dan persalinan. Dinegara-negara berkembang dengan pelayanan kebidanan yang masih jauh dari keaadaan sempurna kejadian infeksi nifas masih besar.Infeksi nifas umumnya disebabkan oleh bakteri yang dalam keadaan normal berada dalam usus dan jalan lahir. Salah satu contoh infeksi nifas yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu endometritis.Endometritis yaitu peradangan yang terjadi pada endometrium pada lapisan sebelah dalam. Sama-sama kita ketahui bahwa peradangan endometrium pada masa nifas diindonesia masih tinggi karena kurangnya ketelitian dan kecermatan dalam penanganan mengenai hal ini baik dalam masa kehamilan maupun persalinan . Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga personal higiene, kurangnya pengetahuan tentang dampak jangka pendek dan jangka panjang endometritis bagi ibu menjadi salah faktor atau dasar bagi penulis untuk membahas tentang infeksi nifas mengenai endometritis.

Upload: jihan-anandya-alyka-fitri

Post on 02-Oct-2015

192 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

njbvcxsx5yuhi

TRANSCRIPT

MAKALAH INFEKSI POSTPARTUM MENGENAI ENDOMETRITIS.BAB I : PENDAHULUANA. Latar belakangInfeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada saat kehamilan dan persalinan.

Dinegara-negara berkembang dengan pelayanan kebidanan yang masih jauh dari keaadaan sempurna kejadian infeksi nifas masih besar.Infeksi nifas umumnya disebabkan oleh bakteri yang dalam keadaan normal berada dalam usus dan jalan lahir.

Salah satu contoh infeksi nifas yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu endometritis.Endometritis yaitu peradangan yang terjadi pada endometrium pada lapisan sebelah dalam. Sama-sama kita ketahui bahwa peradangan endometrium pada masa nifas diindonesia masih tinggi karena kurangnya ketelitian dan kecermatan dalam penanganan mengenai hal ini baik dalam masa kehamilan maupun persalinan .

Masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga personal higiene, kurangnya pengetahuan tentang dampak jangka pendek dan jangka panjang endometritis bagi ibu menjadi salah faktor atau dasar bagi penulis untuk membahas tentang infeksi nifas mengenai endometritis.

B. TUJUANAdapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut :

Tujuan umum :

Untuk mengetahui infeksi nifas yang terjadi pada ibu khususnya tentang endometritis.

Tujuan khusus :

mengetahui apa yang dimaksud dengan endometritis

mengetahui apa faktor penyebab endometritis

Mengetahui gejala klinis endometritis

Mampu melakukan pengkajiam pada pasien yang mengalami endometrotis

Mampu menentukan masalah pada pasien endometritis

Mampu merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada pasien yang mengalami endometritis

Mampu melaksanakan evaluasi

BAB II : TINJAUAN TEORI infeksi nifas atau dalam istilah medis disebut juga infeksi puerperalis. Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada saluran genital (kemaluan) yang terjadi setelah melahirkan yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh sampai 38C atau lebih selama dua hari, terjadi dalam sepuluh hari setelah melahirkan tapi dengan mengecualikan 24 jam pertama.Tanda-tanda infeksi nifas :

Demam tinggi (38C atau lebih), kadang disertai menggigil.

Rasa panas dan nyeri pada tempat infeksi

Kadang-kadang terasa perih saat buang air kecil.

Ibu terlihat sakit dan sangat lemah

Beberapa faktor risiko yang memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi nifas, antara lain:

Setiap keadaan yang menurunkan daya tahan tubuh ibu, seperti perdarahan, kelelahan, gizi buruk, preeklamsi, eklamsi, infeksi lain yang diderita ibu, penyakit jantung, TBC paru, pneumonia, dan lain-lain.

Ibu dengan proses persalinan lama, persalinan yang tidak terduga (mendadak) sehingga kurang tertangani dengan baik

Kemungkinan infeksi panggul setelah melahirkan yang serius, berhubungan dengan lamanya ketuban pecah sebelum melahirkan.

Luas serta banyaknya luka guntingan atau robekan ketika proses persalinan

Ibu yang menjalani tindakan operasi, baik lewat jalan lahir maupun perut.

Tertinggalnya sisa ari-ari, selaput ketuban, atau bekuan darah dalam rahim.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi nifas, antara lain :

Sebaiknya ibu memperhatikan kondisi kesehatannya selama hamil, segera periksa ke bidan atau dokter jika ada keluhan.

Minum suplemen zat besi secara teratur untuk mencegah terjadinya anemia.

Konsumsi makanan yang bersih, sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur, buah).

Minum air dalam jumlah yang cukup.

Ibu hendaknya memilih tenaga penolong persalinan yang terlatih, supaya proses persalinan terjamin kesterilannya.

Harus menjaga kebersihan dan memberi perawatan khusus jika terjadi perlukaan seperti di tempat jahitan pada jalan lahir maupun perut (operasi cesar)

A. PENGERTIANRadang selaput lendir rahim atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.

Endometritis dibagi menjadi 3 macam:o Endometritis postpartumPeradangan yang terjadi setelah melahirkan.o Endometritis sinsitialPeradangan pada dinding rahim akibati tumor jinak yang disertai sel intisial dan trofoblas yang banyak.o Endometritis tuberkulosaPeradangan pada endometrium dan tuberculosa.B. PENYEBAB / PREDISPOSISI1. Aborsi2. Kelahiran kembar3. Kerusakan jalan lahir4. Kelanjutan retensio plasenta yang mengakibatkan involusi pasca persalinan menjadi menurun5. Adanya korpus luteun persisten.6. Persalinan PervaginamJika dibandingkan dengan persalinan perabdominan/sc, maka timbulnya endometritis pada tersalinan pervaginam relatif jarang.Bila persalinan pervaginam disertai penyulit yaitu pada ketuban pecah prematur yang lama, partus yang lama dan pemeriksaan dalam berulang, maka kejadian endometritis akan meningkat sampai mendekati 6%. Bila terjadi korioamniotis intrapartum, maka kejadian endometritis akan lebih tinggi yaitu mencapai 13%.7. Persalinan SCSC merupakan faktor predisposisi utama timbulnya endometritis dan erat kaitannya dengan status sosial ekonomi penderita. Faktor resiko penting untuk timbulnya infeksi adalah lamanya proses persalinan dan ketuban pecah, pemeriksaan dalam berulang dan pemakaian alat monitoring janin internal. Karena adanya faktor resiko tersebut america college of obsetricians andgynekologists menganjurkan pemberian antibiotika profilaksis pada tindakan secsio caesarea.8. BAKTERIOLOGIMeskiun pada serviks umumnya terdapat bakteri, kavum uteri biasanya steril sebelum selaput ketuban pecah. Sebagai akibat proses persalinan dan manipulasi yang dilakukan selama proses persalinan tersebut, cairan ketuban dam mungkin uterus akan terkontaminasi oleh bakteri aerob dan anaerob.Bakteri anaerob :o peptosreptococcus spo peptococcus spo bakterioides spo klostridium spBakteri aerob gram positif:o enterococcuso grub B streptococcuso Bakteri gran negatif:o Echerichia coli.

C. PATOGENESIS

Rahim merupakan organ yang steril sedangkan di vagina terdapat banyak mikroorganisme oportunistik. Mikroorganisme dari vagina ini dapat secara asenden masuk ke rahim terutama pada saat perkawinan atau melahirkan. Bila jumlah mikroorganisme terlalu banyak dan kondisi rahim mengalami gangguan maka dapat terjadi endometritis [5]. Kejadian endometritis kemungkinan besar terjadi pada saat kawin suntik atau penanganan kelahiran yang kurang higienis, sehingga banyak bakteri yang masuk, seperti bakteri non spesifik (E. coli, Staphilylococcus, Streptococcus dan Salmonella), maupun bakteri spesifik (Brucella sp, Vibrio foetus dan Trichomonas foetus).

Infeksi uterus pada persalinan pervaginam terutama terjadi pada tempat implantasi plesenta, desidua, dan miometrium yang berdekatan.bakteri yang berkoloni diserviks akan dan vagina akan menginvasi tempat implantasi plasenta saat itu biasanya merupakan sebuah luka dengan diameter _kurang lebih 4 cm dengan permukaan luka berbenjol benjol karena banyaknya vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman patogen

Infeksi uterus pasca operasi sesar umumnya akibat infeksi pada luka operasi selain infeksi yang terjadi pada tempat implantasi plasenta.D. Gejala kliniko Suhu tubuh berkisar melebihi 38 -39 0co Menggigilo Demam biasanya timbul pada hari ke-3 disertai nadi yang cepat.o Nadi cepato Nyeri abdomeno Pada pemeriksaan bimanual teraba agak mem besar, nyeri dan lembek.o Lokhea berbau menyengat namun ada juga yang tidak yaitu yang disebabkan olek sreptococcus lokheanya bening dan tidak berbau.o Lendir vagina berwarna keputihan sampai kekuningan yang berlebihano Rahim membesaro Penderita nampak sehat namun dampak yang diberikan dalam jangka pendek yaitu menurunkan kesuburan dan dalam jangka panjang menyebabkan gangguan reproduksi karena perubahan saluran reproduksi.E. Diagnosis.

Endometritis dapat terjadi secara klinis dan subklinis. Diagnosis endometritis dapat didasarkan pada riwayat kesehatan, pemeriksaan rektal, pemeriksaan vaginal dan biopsi. Keluhan kasus endometritis biasanya beberapa kali dikawinkan tetapi tidak bunting, siklus birahi diperpanjang kecuali pada endometritis yang sangat ringan. Pemeriksaan vaginal dapat dilakukan dengan menggunakan vaginoskop dengan melihat adanya lendir, lubang leher rahim (serviks) agak terbuka dan kemerahan di daerah vagina dan leher rahim. Pada palpasi per rektal akan teraba dinding rahim agak kaku dan di dalam rahim ada cairan tetapi tidak dirasakan sebagai fluktuasi (tergantung derajat infeksi).F. TerapiTerapi endometritis, dapat dilakukan melalui pemberian antibiotik sistemik, irigasi rahim, pemberian hormon estrogen untuk menginduksi respon rahim, dan injeksi prostaglandin untuk menginduksi estrus [2]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Endometritis" \l "cite_note-Noakes-2" [3]. Pengobatan yang direkomendasikan untuk endometritis yang agak berat adalah memperbaiki vaskularisasi dengan mengirigasi uterus mempergunakan antiseptik ringan seperti lugol dengan konsentrasi yang rendah. Irigasi diulangi beberapa kali dengan interval 2-3 hari. Antibiotik diberikan secara intra uterin dan intra muskular. Leleran dapat dikeluarkan dengan menyuntikkan preparat estrogen. Untuk endometritis ringan cukup diberikan antibiotika intra uterina[3].G. Penatalaksanaano Pada penderita endometritis ringan pasca persalinan normal pengobatan dengan antibiotika oral biasanya memberikan hasil yang baik.o Pada penderita sedang dan berat , termasuk panderita pasca secsio caesarea, perlu diberikan antibiotik spektrum luas secara intravena, dan biasanya penderita akan membaik dalam waktu 48 72 jam.o Bila setelah 72 jam demam tidak membaik perlu dicari dengan lebih teliti penyebabnya karena demam yang menetap ini jarang yang disebabkan oleh resistensi bakteri terhadap antibiotika atau suatu efek samping obat.o Penyulit endometritis yang sering menimbulkan demam yang menetap ini diantaranya parametrial flegmon, abses pelvis atau tempat insisi, infeksi pada hematom dan pelvik trombo flebitis. Oleh karenanya, pada kasus endometritis yang berat dan disertai penyulit perlu dipertimbangkan intervensi bedah untuk drainase abses atau evakuasi jaringan yang rusak.H. Penyulit

Pada sebagian besar kasus endometritis akan membaik dalam 49 72 jam pasca terapi, tetapi pada sebagian kecil kasus dapat timbul penyulit berat.I. Pengkajian kebidananPengumpulan dataA. Identitas/biodata identitas klien

-identitas penanggung

B. Data subjektif Didata tanggal

Alasan datang berkunjung

Keluhan utama

Riwayat menstruasi

Riwayat persalinan( persalinan ditolong siapa dan plasenta lengkap/ tidak)

Riwayat kesehatan(riwayat pernah dioperasi)

C. Data Objektif 1.pemeriksaan umum(kesadaran,Bbsaat hamil, Bbsekarang,TB,LILA)

2.Tanda vital(TD,N,P,S)

3.Pemeriksaan khusus

a) Inspeksi abdomenb) Palpasi abdomen,Auskultasi abdomenc) Genitalia(Pengeluaran lochea dan perineum)d) Pemeriksaan laboratoriumBAB III. TINJAUAN KASUS

ILUSTRASI KASUS

Seorang ibu datang ketempat bidan yang bernama ani , berusia 28 tahun, ibu ini datang dengan keluhan nyeri pada perut, melahirkan 6 hari yang lalu,ini kelahiran anak keduanya, lokhea berbau menyengat. Ibu ani merasa takut terjadi apa apa pada perutnya karena dia belum pernah merasakan hal seperti ini pada kelahiran anak pertamanya. Setelah dilakukan pemeriksaan, suhu ibu ani 38 0 celcius,nadi cepat,lendir vagina berwarna keputihan/kekuningan.MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NYA POST PARTUM HARI KE ENAM DENGAN ENDOMETRITIS DI BPS HANIFA BONJOL PASAMAN TANGGAL 20 0KTOBER 2011.PENGUMPULAN DATAA. IDENTITAS/ BIODATANama istri

: NyA

Umur

: 28 Tahun

Suku

: Tanjung

Bangsa

: Indonesia

Agama

:IslamPendidikan

: Tamat SMAPekerjaan

: Guru SMAAlamat

: Tanjung Karang Indah no.26 RT3RW5 Bonjol.Nama suami

: TnYUmur

: 29 tahunSuku

: KumbangBangsa

: Indonesia Agama

: IslamPendidikan

: SMAPekerjaan

: WiraswastaAlamat

: Tanjung Karang Indah No 26, RT3RW5 Bonjol.Nama keluarga yang bisa dihubungi: Ny HHubungan

: Saudara kandungAlamat

: Tanjung karang indah, No 28, RT3RW5 BONJOLNo telp

: 081922543254B. DATA SUBJEKTIFPasien masuk keruang nifas pada tgl/jam: 20 Oktober 2011/ 09.00 WIB

Didata tanggal

: 20 Oktober 2001/ 09.10 WIB1. Alasan datang berkunjung

: Perawatan dan pemeriksaan postpartum

2. Keluhan utama

: Ibu datang kebidan mengaku habis melahirkan 6 hari yang lalu secara normal anak ke 2, ibu mengeluh nyeri pada perut,lochea berbau menyengat,suhu badan panas sejak 3 hari yang lalu.

3. Riwayat menstruasi

Haid pertama

: 13 tahunSiklus

: 1x 28 hariBanyaknya

: 2-3 kali ganti dukLamanya

: 7 hariWarnanya

: Merah tuaSifatnya

: EncerTeratur

:TeraturDismenore

: Tidak ada4. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

NoTgl LahirUsia KehamilanJenis PersalinanTempat PersalianakomplikasiBayiIbu

IbuBayiJKBB/PBKULocheaLaktasi

123 tahuniniAtermSpontanBPSTdk ada

Tdk adaLaki-laki3000gram/ 50 cmbaiknormalAsi 2 tahun

5. Riwayat persalinan sekarang

IBUa. Tempat persalinan sekarang

: BPSb. Jenis persalinan sekarang

: Spontanc. Lamanya persalinanKala I

: 2 jam 30 menitKalaII

: 30 menitLamanya dipimpin meneran

: 15 menitKetuban pecah

: Spontan,jernih,tidak berbau,jumlah 500ccd. Persalinan ditolong

: Bidane. Plasenta

:Lengkap,panjang tali pusat 50 cm, berat plasenta 500gramf. Perineum

: Ada,laserasi derajat IIg. Perdarahan

Kala I

: 50 ccKala II

: 25 ccKala III

: 150 ccKala IV

: 100 ccBAYI1. Lahir,tanggal,jam

: 14 oktober 2011/ 13.00 WIB2. Jenis kelamin

: Perempuan3. BB,PB,APGAR

: 3200,50,8/94. Molase

: Tidak ada 5. Kelainan

: Tidak ada6. Masa gestasi

: Aterm6. Pola makan

a. Makan dan minum terakhir

: Ada , tanggal 14 Oktober jam 10.00 wibb. Jenis

: 1 prg nasi, 1 mgkok sayur, 1 ptg lauk, 1 gelas air putihc. Masalah

: Tidak ada masalah7. Pola eliminasi

a. BAB TerakhirFrekwensi

: 1 x sehariWarna

: Kuning kecoklatanKonsistensi

: LunakKeluhan

: Tidak ada keluhanb. BAK terakhirFrekwensi

: 6-7 x sehariWarna

: kuning jernihKeluhan

: Tidak ada8. Pola istirahat

Lama istirahat dan tidur sebelum persalinan: 7-8 jam

Lama istirahat dan tidur setelah persalinan: 13.30 15.00 wib9. Riwayat kesehatan keluarga

a. Jantung

: Tidak adab. Hipertensi

: Tidak adac. Ginjal

: Tidak adad. Diabetes melitus

: Tidak adae. Asma

:Tidak adaf. TBC

: Tidak adag. Epilepsi

:Tidak ada10. Riwayat kesehatan

a. Riwayat penyakit yang pernah diderita1) Jantung

: tidak ada2) Hipertensi

:Tidak ada3) Ginjal

: Tidak ada4) Diabetes melitus

: Tidak ada5) Asma

: Tidak ada6) TBC

: Tidak ada7) Epilepsi

: Tidak adab. Riwayat alergi

: ibu tidak ada alergi obat dan makananc. Riwayat tranfusi darah

: Tidak adad. Riwayat pernah di operasi

: Tidak adae. Riwayat pernah kelainan jiwa

: Tidak ada11. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

:Belum pernah

12. Personal higiene

Mandi

: 1 x sehariGosok gigi

:2 x sehariKeramas

: 1 x sehariGanti pembalut

:2 X sehariGanti pakaian

: 2 x sehariPerawatan payudara

: setiap kali mandi13. Olah Raga

Senam Nifas

: Belum ada dilakukanFrekwensi

: Belum ada dilakukan14. Pola hidup Sehat

Merokok

: Tidak adaAlkohol

: Tidak adaJamu

: Tidak ada15. Keadaan sosial

a. Perkawinan1) Status perkawinan

:Sah2) Perkawinan ke

: Peratama3) Kawin 1 tahun

: 20084) Berapa lama baru hamil setelah kawin:Satu bulanb. Kehamilan

:Direncanakanc. Status emosional

:Stabild. Respon ibu terhadap dirinya

:Baike. Respon ibu terhadap bayinya

:Baikf. Respon keluarga terhadap bayinya

:Baikg. hubungan dengan keluarga

:Ibu ditunggui oleh suaminyah. hubungan dengan tetangga dan masyarakat : Baiki. jumlah anggota keluarga

:3 orang16. Keadaan ekonomi

a. Penghasilan perbulan

:Rp. 900.000b. Penghasilan perkapita

:Rp.300.00017. Kegiatan spiritual

: Ibu ada melaksanakan sholat

C. DATA OBJEKTIVE1) PEMERIKSAAN UMUMKU

:GelisahKesadaran

:CMCBerat badan saat hamil

:69 kgBerat badan sekarang

:56 kgTinggi badan

:157 cmLILA

:28 cm2) Tanda vitalTekanan darah

:130/90Nadi

:92x/ menitPernafasan

: 25x/menitSuhu

:38,50 derjat celcius3) Pemeriksaan khususa. Inspeksi I. kepalaRambut

:Hitam,bersih,tidak rontok,tidak berketombeMata

:Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuningMuka

:Tidak ada oedemaMulut

:Tidak ada stomatitisGigi

:Tidak ada caries II. leher

:Tidak ada pembesaran kalenjer tyroid dan limfe III. DadaMammae

:Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjolAerola

: hiperpigmentasi.Benjolan

:Tidak adaKalenjer montgomery

:AdaPengeluaran asi

:AdaRasa nyeri/masalah

:Tidak ada IV. Punggung dan pinggang

:Lordosis V. AbdomenInspeksi

:Tidak ada bekas luka operasi pada dinding uterus,striae tidak adaPembesaran

: Tidak sesuai involusi/ sub involusi uterusPalpasi

:TFU 2 jari dibawah pusatAuskultasi

:Bising usus(+) VI. Ektremitas atas

:Normal VII. Ektremitas bawah

:Normal VIII. GenitaliaPengeluaran lochea

: SanguilentaPerineum

: Ada luka jahitan epsiotomi, terlihat merah, basah dan nyeri tekanb. PerkusiRefleks patella kanan

: (+)Reflek patella kiri

:(+)c. Pemeriksaan laboratorium

:Tidak ada dilakukanBab IV: PENUTUP KESIMPULANRadang selaput lendir rahim atau endometritis adalah peradangan yang terjadi pada endometrium, yaitu lapisan sebelah dalam pada dinding rahim, yang terjadi akibat infeksi.Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.

Endometritis ini terjadi karena karena kurangnya kesadaran ibu nifas dalam hal perrsonal higiene dan merawat luka perineum. Padahal infeksi ini dalam jangka pendek dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesuburan dan dalam jangka panjang menggannggu sistem reproduksi karena perubahan saluran reproduksi. Pengobatan dan penanganan yang tepat sangat dibutuhkan dalam kasus ini.

SARANDalam penulisan dan penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan demii sempurnanya makalah yang penulis susun.

DAFTAR PUSTAKA Ball PJH, Peters AR. 2004. Reproduction in Cattle 3rd Edition. Oxford: Blackwell Publishing

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115).Saleha, 2009.

Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76).Suherni, 2007

Sulistyawati,ari.2009.buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas.penerbit andi: jogyakarta.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NYA P1A0H1 POSTPARTUM HARI KE ENAM DENGAN ENDOMETRITIS DI BPS. HANIFA ,BONJOL PASAMAN TANGGAL 20 OKTOBER 2011DataInterprestasi dataDiagnosa potensialTindakan segeraIntervensiImplementasiEvaluasi

Tanggal 20 Oktober 2011

Jam: 09.10 wib

DS:

Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya

Ibu mengatakan bahwa ia telah melahirkan anak kedua enam hari yang lalu

Ibu mengatakan nyeri pada abdomen, demam dan panas tinggi

Ibu mengatakan keluar lendir dari kemaluannya yang berbau menyengat.

DO:

Ibu melahirkan tanggal 14 Oktober 2011 jam 13.00 wib kontraksi uterus baik.

TFU 2 jari dibawah pusat kontraksi uterus kurang baik lochea sanguinolenta dan berbau menyengat.

ASI ibu lancar

Tanda vital

TD: 130/90

N:92X/i

P:25x/i

S:38,50 derjat celcius

Diagnosa :

Ibu nifas hari keenam dengan infeksi luka perineum yang menjalar ke abdomen(endometritis)

Dasar :

Ibu melahirkan tanggal 14 Oktober 2011,lochea sanguinolenta, TFU 2 jari dibawah pusat, keluar lendir yang berbau menyengat, pada perineum nampak masih merah ,basah dan nyeri tekan pada abdomen.

Tanda vital:

TD:130/90

N:92X/i

P:25x/i

S:38,50 derjat celcius

Masalah

Pembesaran abdomen tidak sesuai involusi/sub involusi uterus

Nyeri abdomen

Ibu cemas dan takut terjadi apa-apa pada perutnya

Ibu tampak gelisah dan tidak tenang dan nyaman dengan keadaan tersebut

Ibu malas menyusui bayinya karena lebih mengkhawatirkan tentang keadaan dirinya.

Ibu kurang nafsu makan serta kesulitan dalam beraktivitas

Ibu susah istirahat dan tidur.Menurunkan kesuburan dan gangguan sistem reproduksi karena perubahan saluran reproduksi.Tidak ada1.jelaskan pada ibu tentang keadaannya berdasarkan hasil pemeriksaan

2. Jelaskan pada ibu penyebab terjadinya infeksi

3. Jelaskan dampak infeksi nifas(endometritis) pada ibu

4. lakukan pembersihan luka perineum pada ibu

5.Beri informasi tentang personal higiene

6. Ingatkan pada ibu tentang pentingnya asi eklusif

7. anjurkan ibu untuk istirahat dan mengkonsumsi makanan bergizi.

8. berikan antibiotik oral pada ibu seperti ciprofolaxin dan amoxcilin.

9. lakukan rujukan

1. menjelaskan pada ibu bahwa involusinya tidak normal, terdapat tanda-tanda infeksi pada luka perium serta menjalar kerahim

Mengontrol TTV

2. Menjelaskan pada ibu bahwa penyebab terjadinya infeksi adalah karena kurangnya kesadaran ibu dalam hal personal higiene ,merawat luka perineum sehingga menyebabkan infeksi dan bersarangnya kuman pada luka bekas laserasi serta merambat kedalam rahim ibu.

3. menjelaskan dampak jangka pendek dari infeksi adalah terjadinya penurunan kesuburan dan dampak jangka panjang adalan gangguan sistem reproduksi karna perubahan saluran reproduksi

4.Melakukan pembersihan luka perineum ibu dengan prinsip sterilisasi

5. Memberi informasi tentang pentingnya menjaga higiene seperti mandi 2x sehari, menjaga daerah perineum tetap bersih dan kering, mengganti duk 3-4 kali sehari untuk menghindari infeksi

6. Mengingatkan pada ibu tentang manfaat dari asi mesipun ibu dalam keadaan demam, tetap menyusui bayi tidak akan berpengaruh terhadap bayinya

7. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan berzi untuk mempercepat proses penyembuhan dam memperbanyak produksi asi.

8. Memberikan antibiotik ersebut pada ibu dan menjelaskan cara,efek dan kapan ibu memgkonsumsi obat tersebut

9. melakukan rujukan pada tenaga yang lebih ahli untuk mendapatkan pelayanan yang tepat.1. hasil pemeriksaan TFU 2 jari dibawah pusat, lochea sanguinolenta yang mengeluarkan bau menyengat, suhu meningkat, nadi cepat dan keluar lendir kekuningan dari jalan kemaluan yang berbau menyengat serta nyeri tekan pada abdomen.

TD:130/90

N:92X/i

P:25x/i

S:38,50 derjat celcius

2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

3. ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

4. Ibu ibu tampak menhan sakit dan nyeri.

5. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

6. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

7. Ibu aka mencoba untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup.

8. ibu bersedia untuk mengkonsumsinya

9. Ibu bersedia untuk dirujuk pada tenaga yang lebih ahli.