makalah i'jaz al-qur'an

19
DISUSUN OLEH KELOMPOK X Anggota : SANTI HUMAIRA IBNU MUBARAK ZUFRAN ALWI UNIT : IV (EMPAT) DOSEN PEMBIMBING ABDUL KAHAR, M.Pd.I PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH ACEH BARAT DAYA 2015

Upload: replay-afterdeath

Post on 01-Feb-2016

172 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Menjelaskan tentang mukjizat Al-quran dan macam-macam mukjizat

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

DISUSUN

OLEH

KELOMPOK X

Anggota :

SANTI HUMAIRA

IBNU MUBARAK

ZUFRAN ALWI

UNIT : IV (EMPAT)

DOSEN PEMBIMBING ABDUL KAHAR, M.Pd.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH

ACEH BARAT DAYA

2015

Page 2: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi

hidayah dan inayahNya, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan

baik dan lancar, dengan judul “Memahami Tentang I’Jaz Al-Qur’an”.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada

makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran

serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat

kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua

pembaca.

Padang Meurante, 10 November 2015

Kelompok X

Page 3: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................. r i

DAFTAR ISI................................................................................................. r ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... r 1 B. Rumusan Masalah.............................................................................. r 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian I’Jaz .................................................................................. 3 B. Macam-Macam Mukjizat ................................................................... 5 C. Segi-Segi Kemukjizatan ..................................................................... 6

1. Gaya Bahasa ........................................................................... 6 2. Susunan Kalimat .................................................................... 6 3. Hukum Ilahi Sempurna .......................................................... 8 4. Berita Tentang Hal-Hal Gaib ................................................. 8 5. Isyarat-Isyarat Ilmiah ............................................................. 9 6. Ketelitian Redaksinya ............................................................ 11

D. Faedah I’Jaz ....................................................................................... 12

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ r 14 B. Saran ................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16

Page 4: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu objek penting lainnya dalam kajian ulumul Al Qura’an adalah

perbincangan mengenai mukjizat, terutama mukjizat Al Qura’an. Karena dengan

perantara mukjizat Allah mengingatkan manusia, bahwa para rasul itu merupakan

utusan yang mendapat dukungan dan bantuan dari langit. Mukjizat yang telah di

berikan kepada para Nabi mempunyai fungsi sama yaitu untuk memainkan

peranannya dan mengatasi kepandaian kaum disamping membuktikan bahwa

kekuasaan Allah itu berada di atas segala-galanya.

Al-Qur’an adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya diperkuat

oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada

Rasulullah SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju

yang teran, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah SAW

menyampaikan al- Quran itu kepada para sahabatnya dan orang-orang Arab asli

sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka yang kemudian

untuk disampaikan kembali kepada seluruh umat manusia. Apabila mereka

mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakan

kepada Rasulullah SAW terkait dengan mukjizat yang relevansinya menunjukkan

kehebatan mukjizat al-Quran. Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam

berbagai bentuk susunan kalimat di mana salah satu bentuk pun tidak dapat

ditandingi oleh sastrawan Arab. Merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa al-

Quran itu datang dari Allah.

Kesadaran akan historisitas dan kontekstualitas pemahaman manusia pada

gilirannya akan bersinggungan dengan ranah al-Quran dan pemaknaannya.

Sebenarnya secara umum disepakati oleh umat Islam bahwa al-Quran adalah sakral,

karena ia adalah Kalamullah yang diturunkan melalui Rasulullah. Namun ketika

melihat fakta bahwa al-Quran memakai bahasa Arab, berbagai informasi yang

Page 5: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

2

disajikan di dalamnya banyak yang memakai logika budaya Arab, kemudian

berbagai istilah yang dipakai di dalamnya juga menggunakan terminologi yang

akrab di kalangan orang Arab saat itu, maka muncullah berbagai kajian dan

pembahasan tentang status original al-Quran, sejauh manakah al-Quran itu

berdimensi ilahiah dan sejauh mana ia berdimensi manusiawi. Telah banyak kajian

bahkan perdebatan terhadap persoalan ini, bukan hanya para orientalis barat yang

‘berpihak’ yang menyatakan bahwa al-Quran itu tidak memiliki sisi ilahiah sama

sekali karena ia ciptaan Muhammad SAW. Tetapi juga dari kalangan Islamolog

kontemporer yang berasal dari kalangan umat Islam sendiri.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka didapat beberapa hal yang menjadi rumusan

masalah pada makalah ini yaitu:

1. Apakah pengertian dari I’Jaz?

2. Apakah macam-macam mukjizat?

3. Apakah segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an?

4. Apakah faedah kemukjizatan Al-Qur’an?

Page 6: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian I’Jaz

Dari segi bahasa kata I jaz berasal dari kata a’jaz, yujizu I jaz yang berarti

melemahkan atau memperlemah, juga dapat berarti menetapkan kelemahan atau

memperlemah1. Secara normative I’jaz adalah ketidakmampuan seseorang

melakukan sesuatu yang merupakan lawan dari ketidak berdayaan2. Oleh karena itu

apabila kemukjizatan itu telah terbukti, maka nampaklah kemampuan mukjizat.

Sedang yang di maksud dengan Ijaz secara terminology ilmu Al-Qur’an adalah

sebagaimana yang di kemukakan oleh beberpa ahli sebagai berikut,

a. Menurut Manna Khalil Al Qaththan

Ijaz adalah menempakkan kebenaran Nabi saw dalam pengakuaan orang

lain sebagai rosul utusan Allah SWT dang an menampak kelemahan

orang-orang arab untuk menandinginya atau menghadapi makjizat yang

abadi, yaitu Al-Qur’an dan kelemahan-kelemahan generasi sesudah

mereka3.

b. Menutur Ali al shabuniy

I’jaz ialah menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok

maupun bersama-sama untuk menandingi hal yang serupa dengannya,

maka mukjizat merupakan bukti yang datangnya dari Allah SWT yang

diberikan kepada hamba-Nya untuk memperkuat kebenaran misi

kerasullan dan kenabiaanya.

Sedangkan mukjizat adalah perkara yang luar biasa yang disertai dengan

tantangan yang tidak mungkin dapat tandingi oleh siapapun dan

kapanpun.

1 Usman, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal 285 2 Usman, ___________________________________ hal 205 3 Manna Khalil Al Qattan, Study Ilmu-ilmu Al Qur’an (terjemahan dari Mubahits fi Ulumul

Qur’an), (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2004), hal. 371

Page 7: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

4

c. Menurut Muhamad Bakar Ismail

Mukjizat adalah perkara luar biasa yang di sertai dan di ikuti tantangan

yang diberikan oleh Allah swt kepada Nabi-nabinya sebagai hujjah dan

bukti yang kuat atas misi dan kenbenaran terhadap apa yang di

embannya yang bersumber dari Allah SWT.

Dari definisi diatas dapat dipahami antara I’jaz dan mukjizat itu adalah

dapat dikatakan searti yakni melemahkan. Hanya saja pengertian I’jaz di atas

mengesankan batasan yang lebih sepesifik, yang hanya Al-Qur’an. Sedangkan

pengertian mukjizat, menegaskan batasan yang lebih luas, yakni bukan hanya

berupa Al-Qur’an, tetapi juga perkara-perkara lain yang tidak mampu di jangkau

manusia secara keseluruhan. Dengan demikian dalam konteks ini antara pengertian

I’jaz dan mukjizat itu saling melengkapi, sehingga nampak jelas keistimewaan dari

ketetapan-ketetapan Allah yang khusus diberikan kepada Rasul-rasul pilihan-Nya

sebagai salah satu bukti. Kebenaran misi kerasulan yang dibawahnya.4

Kemukjizatan al-Quran antara lain terletak pada segi fashahah dan

balaghahnya, susunan dan gaya bahasanya, serta isinya yang tiada tandingannya.

Al-Quran dibeberapa ayat menentang seluruh manusia dan jin untuk membuat yang

serupa dengan al-Quran, salah satu firman Allah SWT:

نس اجتمعت لئن قل ذا بمثل یأتوا أن على والجن اإل لو و بمثلھ یأتون ال القرآن ھ

ظھیرا لبعض بعضھم كان

Artinya: Katakanlah, "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk

membuat yang serupa al-Qur'ân ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat

yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi

sebagian yang lain. (Al-Isrâ’/17:88)

4 Usman, ___________________________________ hal 287

Page 8: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

5

B. Macam-Macam Mukjizat

Mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu,

1. Mujizat “hissi” (material dan indrawi)

Adalah yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh

hidung, diraba oleh tangan, dirasa oleh lidah, tegasnya dapat dicapai oleh

panca indra. Mukjizat ini sengaja ditunjukan atau diperlihatkan kepada

manusia biasa, yakni mereka yang tidak biasa menggunakan kecerdasan

pikirannya, yang tidak cakap pandangan mata hatinya dan yang rendah budi

dan perasannya. Mukjizat nabi-nabi terdahulu semuanya tergolong dalam

jenis mukjizat yang pertama ini. Mukjizat mereka bersifat material dan

indrawi, dalam artian mukjizat tersebut dapat disaksikan atau dijangkau

langsung oleh indrawi oleh masyarakat ditempat seorang nabi

menyampaikan risalahnya, sebagai contoh perahu nabi Nuh yang dibuat atas

petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi ombak dan

gelombang yang demikian dahsyat; tidak terbakarnya nabi Ibrahim dalam

kobaran api; tongkat nabi Musa yang berubah menjadi ular; penyembuhan

yang dilakukan nabi Isa atas izin Allah dan lain-lain. Semuanya bersifat

material indrawi, terbatas pada lokasi tempat nabi tersebut berada dan

berakhir dengan wafatnya masing-masing nabi.

2. Mukjzat “ma’nawi” (rasional)

Ialah mukjizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca

indra, tetapi harus dicapai dengan kekuatan “aqli” atau dengan kecerdasan

pikiran. Karena orang tidak akan mungkin mengenal mukjizat ini,

melainkan orang yang berpikir sehat, bermata hati, berbudi luhur dan yang

suka mempergunakan kecerdasan pikirannya dengan jernih serta jujur.

Sebagai contoh mukjizat nabi Muhammad SAW, sifatnya bukan material

indrawi, tetapi ‘aqliyah (dapat dipahami oleh akal). Karena sifatnya yang

demikian, maka ia tidak terbatas pada suatu tempat atau masa tertentu.

Page 9: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

6

Mukjizat al-Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan

akalnya, kapan dan dimanapun berada.5

C. Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an

1. Gaya Bahasa

Al-Quran mempunyai gaya bahasa yang khas yang tidak dapat ditiru para

sastrawan Arab sekalipun, karena susunan yang indah yang berlainan dengan setiap

susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat al-Quran memakai bahasa dan lafazh

mereka, tetapi ia bukan puisi, prosa atau syair dan mereka tidak mampu membuat

yang seperti itu (meniru al-Quran). Mereka putus asa lalu merenungkannya,

kemudian merasa kagum dan menerimanya, lalu sebagian masuk Islam.6

Al-Quran mencapai tingkat tertinggi dari segi keindahan bahasanya,

sehingga membuat kagum bukan saja orang-orang mukmin,tetapi juga orang-orang

kafir. Berbagai riwayat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik sering

secara sembunyi-sembunyi berupaya mendengarkan ayat-ayat al-Quran yang

dibaca oleh kaum muslimin. Kaum muslimin disamping mengagumi keindahan

bahasa al-Quran, juga mengagumi kandungannya serta meyakini bahwa ayat-ayat

al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat.7

2. Susunan Kalimat

Keindahan Uslub atau susunan bahasa al-Quran benar-benar membuat

orang-orang Arab dan atau luar Arab kagum dan terpesona. Kehalusan bahasa,

keanehan yang menakjubkan dalam ekspresi, ciri-ciri khas balaghah dan fashahah

baik yang abstrak maupun yang konkrit, dapat mengungkapkan rahasia keindahan

dan kekudusan al-Quran. Barang siapa mampu menggali rahasia balaghah al-Quran

5 M. Quraish Shihab, Mukjizat Al Qur’an, (Bandung: Mizan, 1997), hal. 35 6 Said Agil Husin Al Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,( Jakarta:

Ciputat Press, 2004), h. 33. 7 Rosihan Anwar, Ulum Al-Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010, hal. 193.

Page 10: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

7

itu, dia akan bisa mengeluarkan khazanah kandungannya. Di dalam al-Quran

terkandung nilai-nilai istimewa dimana tidak akan terdapat dalam ucapan manusia

menyamai isi yang terkandung didalamnya.8

Al-Quran al-Karim dalam uslubnya yang menakjubkan mempunyai

beberapa keistimewaan, diantaranya9:

a. Kelembutan al-Quran secara lafzhiah yang terdapat dalam susunan

suara dan keindahan bahasanya.

b. Keserasian al-Quran baik untuk awam maupun kaum cendekiawan

dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan dan

keindahan al-Quran.

c. Sesuai dengan akal dan perasaan, di mana al-Quran memberikan

doktrin pada akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan

sekaligus.

d. Keindahan sajian al-Quran serta susunan bahasanya, seolah-olah

merupakan suatu bingkai yang dapat memukau akal dan memusatkan

tanggapan serta perhatian.

e. Keindahan dalam liku-liku ucapan atau kalimat serta beraneka ragam

dalam bentuknya, dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam

beberapa lafazh dan susunan yang bermacam-macam yang semuanya

indah dan halus.

f. Al-Quran mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global

(ijmal) dan bentuk yang terperinci (tafshil).

g. Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat (yang

dikemukakan).

Kendatipun al-Quran, hadis qudsi, dan hadis nabawi sama-sama keluar dari

mulut nabi, uslub (style) atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Uslub bahasa

al-Quran jauh lebih tinggi kualitasnya bila dibandingkan dengan dua yang lainnya.

8 Said Agil Husin Al Munawar, ____________________hal. 34. 9 Said Agil Husin Al Munawar, ____________________hal. 35.

Page 11: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

8

Al-Quran muncul dengan uslub yang begitu indah. Di dalam uslub tersebut

terkandung nilai-nilai istimewa dan tidak akan pernah ada pada ucapan manusia.10

3. Hukum Ilahi yang Sempurna

Al-Quran menjelaskan pokok-pokok akidah, norma-norma keutamaan,

sopan santun, undang-undang ekonomi politik, sosial dan kemasyarakatan, serta

hukum-hukum ibadah. Kalau pokok-pokok ibadah wajib diperhatikan, akan

diperoleh kenyataan bahwa Islam telah memperluasnya serta meramunya menjadi

ibadah amaliyah, seperti zakat dan sedekah. Ada juga yang berupa ibadah amaliyah

sekaligus ibadah badaniyah seperti berjuang dijalan Allah.11

Al-Quran menggunakan dua cara tatkala menetapkan sebuah ketentuan

hukum, yakni12:

a. Secara global

Persoalan ibadah umumnya diterangkan secara global, sedangkan

perinciannya diserahkan kepada para ulama melalui ijtihad.

b. Secara terperinci

Hukum yang dijelaskan secara terperinci adalah yang berkaitan dengan

utang-piutang, makanan yang halal dan yang haram, memelihara

kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.

4. Berita tentang hal-hal yang gaib

Sebagian ulama mengatakan bahwa mukjizat Al Qur’an itu adalah berita-

berita gaib. Firaun, yang mengejar-ngejar Musa, diceritakan dalam surat Yunus (10)

ayat 92 Allah berfirman:

10 Rosihan Anwar, __________________________, hal. 193-194. 11 Rosihan Anwar, __________________________, hal. 195. 12 Rosihan Anwar, __________________________, hal. 195

Page 12: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

9

یك فالیوم لغافلون آیاتنا عن الناس من كثیرا وإن آیة خلفك لمن لتكون ببدنك ننج

Artinya : “Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat

menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahny dan sesungguhnya

kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.”

Cerita peperangan Romawi dengan Persia yang dijelaskan dalam surat Ar-rum

(30) ayat 1-5 merupakan satu berita gaib lainnya yang disampaikan Al Qur’an,

Allah berfirman:

وم غلبت ) ١( الم في) ٣( سیغلبون غلبھم بعد من وھم األرض أدنى في) ٢( الر

سنین بضع بنصر ) ٤( المؤمنون یفرح ویومئذ بعد ومن قبل من األمر � ینصر هللا

حیم العزیز وھو یشاء من )٥( الر

Artinya : “Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang

terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun

lagi. Bagi Allahlah urusan sebelum dan sesudah mereka menang. Dan dihari

kemenangan bangsa Romawi itu bergembiralah orang-orang yang beriman,

karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan

Dialah yang maha perkasa lagi maha penyayang.

5. Isyarat-Isyarat Ilmiah

Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al Qur’an misalnya:

a. Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan

pantulan sebagaimana yang dujelaskan firman Allah berikut:

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan

ditetapkan-Nya munzilah-munzilah 9tempat-tempat) bagi perjalan bulan

itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).

Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia

Page 13: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

10

menjelaskan tanda-tanda (kebesaran Nya) kepada orang-orang yang

mengetahui.” (Q.S. Yunus (10): 5).

b. Perbedaan sidik jari manusia, sebagaimana diisyaratkan oleh firman

Allah berikut:

“Bukan demikian, sebenarnya kami kuasa menyusun kembali jari-

jemarinya dengan sempurna.”

c. Aroma/bau manusia berbeda-beda, sebagaimana diisyaratkan firman

Allah berikut:

“Tatkala kafiah itu keluar (Dari negeri Mesir), ayah mereka berkata

“Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak

menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku).” (Q.S. Al-

Baqarah (2): 23)

d. Adanya nurai (super ego) dan bawah sadar manusia, sebagaimana

diisyaratkan firman Allah berikut:

“Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun dia

mengemukakan alasan-alasannya. (Q.S. Al-Qiyamah (75): 14)

e. Masa penyusuan yang tepat dan masa kehamilan minimal sebagai wara

diisyaratkan firman Allah berikut:

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun

penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan

kewajiban ayah memberi makanan dan pakaian kepada para ibu dengan

cara yang makruf.” (Q.S. Al-Baqarah (2): 233)

f. Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas, hal ini

diisyaratkan oleh firman Allah berikut:

“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya

petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama

Islam) dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya

Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang

mendekati langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-

orang yang beriman. (Q.S. Al-An’am (6): 25)

Page 14: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

11

6. Ketelitian Redaksinya

a. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya.

Beberapa contoh, di antaranya:

1) “Al-hayah”(hidup) dan “al-maut” (mati), masing-masing sebanyak

145 kali;

2) “An-naf” (manfaat) dan “al-madharah” (mudarat), masing-masing

sebanyak 50 kali;

3) “Al-har” (panas) dan “al-bard” (dingin), masing-masing 4 kali.

b. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang

dikandungnya.

1) “Al-harts” dan “az-zira’ah” (membajak/bertani), masing-masing 14

kali;

2) “Al-‘aql” dan “an-nur” (akal dan cahaya), masing-masing 49 kali;

3) “Al-jahr” dan “al-‘alaniyah” (nyata), masing-masing 16 kali.

c. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang

menunjukkan kepada akibatnya.

1) “Al-infaq” (infaq) dengan “ar-ridha” (kerelaan), masing-masing 73

kali;

2) “Al-bukhl” (kekikiran) dengan “al-hasarah” (penyelesaian),

masing-masing 12 kali;

3) “Al-fahisyah” (kekejian) dengan “al-ghadhb” (murka), masing-

masing 26 kali.

d. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.

1) “Al-israf” (pemborosan) dengan “as-sur’ah” (ketergesaan), masing-

masing 23 kali;

2) “Al-maq’izhah” (nasihat) dengan “al-ihsan” (lidah), masing-masing

25 kali.

3) “Al-asra” (tawanan) dengan “al-harb” (perang), masing-masing 6

kali.

e. Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan juga

keseimbangan khusus.

Page 15: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

12

1) Kata “Yawm” (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali,

sebanyak hari-hari dalam setahun, sedangkan kata hari yang

menunjuk pada bentuk plural (“ayyam”) atau dua (“yawmayni”),

jumlah keseluruhannya hanya 30, sama dengan jumlah hari dalam

sebulan. Disisi lain,kata yag berarti “bulan” (“syahr”) hanya

terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.

2) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada “tujuh”. Penjelasan ini

diulanginya sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam surat Al-Baqarah

[2] ayat 29, surat Al-Isra’ [17] ayat 44, surat Al-Mu’minun [23] ayat

86, surat Fushilat [41] ayat 12, surat Al-Thalaq [65] ayat 12, surat

Al-Mulk [67] ayat 3, dan surat Nuh [71] ayat 15.

3) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan Tuhan, baik rasul atau nabi

atau “basyir” (pembawa berita gembira) atau “nadzir” (pemberi

peringatan), kesemuanya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang

dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul, dan pembawa

berita, yakni 518 kali.

D. Faedah I’Jaz Al-Qur’an

I’jaz al-Quran dapat memberikan manfaat bagi orang yang mempelajari dan

mengkaji. Baik itu orang awam ataupun para ilmuan, cendikiawan, dan semua

kalangan manusia yang senantiasa mempergunakan akal sehatnya. Adapun manfaat

yang dapat dipetik dari I’jaz al-Quran akan disebutkan dibawah ini.

1) Kelembutan, keindahan, keserasian kalimat dan redaksial-Quran dapat

memberikan kesegaran kepada akal dan hati, baik orang awam ataupun

kaum cendikiawan.

2) Gaya bahasa yang indah dapat dijadikan sebagai media dakwah untuk

menarik hati orang.

Page 16: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

13

3) Dengan adanya berita-berita ghaib, itu dapat dijadikan ibrah guna

memperkokoh iman kepada Allah dan membimbing perbuatan ke arah

yang benar.

4) Dapat dijadikan hujjah dalam menyampaikan kebenaran al-Qur’an bagi

orang-orang yang ragu.

5) Dapat mengokohkan keyakinan akan kebenaran Risalah Muhammad

SAW.

6) Dapat mengetahui keagungan Allah dengan mengenal isyarat ilmiah

yang ada di alam dunia.

7) Dapat menjadi motivasi untuk selalu bereksperimen, berinovasi, dan

berkarya dalam ilmu pengetahuan.

8) Mengetahui kelemahan dan kekurangan manusia.

9) Aturan-aturan hukumnya dapat dijadikan sebagai landasan dalam

beribadah, baik ibadah secara vertikal ataupun horizontal.

10) Dapat menjaga kehormatan, harta, jiwa, akal, dan keturunan dengan

menganut dan mengindahkan tasyri-Nya.

Page 17: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

14

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Dari segi bahasa I’jaz berasal dari kata a’jaza, I’jaz yang berarti

melemahkan atau memperlemah, adapun pengertian I’jaz itu sendiri ialah

ketidak mampuan seorang melakukan sesuatu.

2. Macam-macam mukjizat di bagi menjadi dua yaitu :

a. Mukjizat material yang bisa di jangkau lewat masyarakat tempat

mereka menyampaikan risalah.

b. Mukjizat indrawi, mukjizat yang bisa di jangkau oleh akal dan tidak

di batasi waktu atau masa tertentu.

3. Segi-segi kemukjizatan Al Qura’an ada 4 yaitu :

a. Gaya bahasa

b. Susunan kalimat

c. Hukum Ilahi

d. Berita tentang hal gaib

e. Isyarat ilmiah

f. Ketelitian redaksinya

4. Adapun faedah Ijaz Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Kelembutan, keindahan, keserasian kalimat dan redaksial-Quran

dapat memberikan kesegaran kepada akal dan hati, baik orang awam

ataupun kaum cendikiawan.

b. Gaya bahasa yang indah dapat dijadikan sebagai media dakwah untuk

menarik hati orang.

c. Dengan adanya berita-berita ghaib, itu dapat dijadikan ibrah guna

memperkokoh iman kepada Allah dan membimbing perbuatan ke arah

yang benar.

Page 18: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

15

d. Dapat dijadikan hujjah dalam menyampaikan kebenaran al-Qur’an

bagi orang-orang yang ragu.

e. Dapat mengokohkan keyakinan akan kebenaran Risalah Muhammad

SAW.

f. Dapat mengetahui keagungan Allah dengan mengenal isyarat ilmiah

yang ada di alam dunia.

g. Dapat menjadi motivasi untuk selalu bereksperimen, berinovasi, dan

berkarya dalam ilmu pengetahuan.

h. Mengetahui kelemahan dan kekurangan manusia.

i. Aturan-aturan hukumnya dapat dijadikan sebagai landasan dalam

beribadah, baik ibadah secara vertikal ataupun horizontal.

j. Dapat menjaga kehormatan, harta, jiwa, akal, dan keturunan dengan

menganut dan mengindahkan tasyri-Nya.

B. Saran

Diharapkan makalah ini mampu memberikan pencerahan serta wawasan

tentang I’jaz Al-Qur’an sehingga mampu meningkatkan keimanan kepada Allah

SWT.

Page 19: Makalah I'Jaz Al-Qur'an

16

DAFTAR PUSTAKA

Usman. 2009. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Teras

Al Qattan, Manna Khalil. 2004. Study Ilmu-ilmu Al Qur’an (terjemahan dari Mubahits fi Ulumul Qur’an). Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa.

Shihab, M. Quraish. 1997. Mukjizat Al Qur’an. Bandung: Mizan

Al Munawar, Said Agil Husin. 2004. Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. Jakarta: Ciputat Press.

Rosihan Anwar. 2010. Ulum Al-Quran. Bandung: CV Pustaka Setia.