makalah herbal 2

30
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan lemak secara berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju, seperti Inggris, Brasil, Singapura dan dengan cepat berkembang di negara berkembang, terutama populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu. Prevalensi obesitas meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama (Lucy A. Bilaver, 2009). WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas. Angka ini akan semakin meningkat dengan cepat. Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional dengan semakin meningginya angka kejadiannya. Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada anak telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi baik 68,48%, gizi kurang 28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data SUSENAS,2005).

Upload: ayu-sii-farmasist

Post on 16-Sep-2015

288 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hhh

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1. Latar BelakangObesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan lemak secara berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju, seperti Inggris, Brasil, Singapura dan dengan cepat berkembang di negara berkembang, terutama populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu.Prevalensi obesitas meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama (Lucy A. Bilaver, 2009).WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas. Angka ini akan semakin meningkat dengan cepat. Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional dengan semakin meningginya angka kejadiannya. Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada anak telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi baik 68,48%, gizi kurang 28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data SUSENAS,2005).Individu yang mengalami obesitas biasanya memiliki kadar kolesterol yang tinggi. Kolesterol adalah komponen lemak yang terdapat pada pembuluh darah semua binatang dan juga manusia. Kolesterol sebenarnya berguna sebagai sumber energi, membentuk dinding sel-sel dalam tubuh, dan sebagai bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kadar kolesterol tubuh harus dijaga, karena jika melebihi batas normal, yakni kurang dari 200 mg/dL, akan menimbulkan penyakit atau factor resiko yang dialami seperti timbulnya penyakit jantungkoroner, stroke dan dyslipidemia (Syamsiah, 2003).Dislipidemia atau hiperlipidemia merupakan keadaan abnormal dari metabolism lemak. Salah satu factor resiko utama terhadap perkembangan CVD (cardiovascular disease). Peningkatan lemak plasma seperti asam lemak, kolesterol, phospolipid dan trigliserida dapat menyebabkan perkembangan aterosklerosis. Resiko CVD dapat menurun 2% hingga 1 % pada serum kolesterol dan bukti menganjurkan bahwa obat dengan kemampuan menurunkan lemak plasma kemungkinan dapat menurunkan kematian akibat kelainan cardiovaskuler (Syamsiah, 2003). Salah satu tanaman di Indonesia yang dapat enurunkan kolesterol adalah bawang putih.Bawang putih telah lama digunakan sebagai obat, terkait sifat-sifat kardiovaskular, antineoplastik, dan antimikrobanya. Bawang putih merupakan suatu obat herbal karena kemampuannya dalam merelaksasikan otot polos pembuluh darah. Beberapa studi eksperimental menunjukkan adanya beberapa efek dari bawang putih, termasuk efek aktivasi sintesis nitric oxide endotel dan hiperpolarisasi membrane sel otot, sehingga dapat menurunkan tonus pembuluh. Senyawa sulfur, termasuk allicin, sebagai zat aktif dalam umbi akar tanaman bawang putih. Studi menunjukkan efek penurunan lipid yang signifikan namun sederhana dan aktivitas antiplatelet. Bawang putih memilik bau khas yang kuat sehingga perlu dilakukan formulasi dalam bentuk kapsul.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. OBESITAS1. Definisi ObesitasObesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007). Menurut WHO Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan. Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007). Dengan demikian tiap orang perlu memperhatikan banyaknya masukan makanan (disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sehari-hari) dan aktivitas fisik yang dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini terutama diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis kelamin wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga, serta emosionalnya labil.Definisi Obesitas Obesitas dan kelebihan berat badan telah di dekade terakhir menjadi masalah global menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali pada tahun 2005 sekitar 1,6 miliar orang dewasa diatas usia 15 + adalah kelebihan berat badan, setidaknya 400 juta orang dewasa yang gemuk dansetidaknya 20 juta anak di bawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badan.Para ahli percaya jika kecenderungan ini terus berlangsung pada tahun 2015 sekitar 2,3 miliar orang dewasa akan kelebihan berat badan dan lebih dari 700 juta akan obesitas. Skala masalahobesitas memiliki sejumlah konsekuensi serius bagi individu dan sistem kesehatan pemerintah2. Gejala Timbulnya ObesitasPenimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.3. Penyebab Timbulnya Obesitas1. Internala. GenetikSeperti kondisi medis lainnya, obesitas adalah perpaduan antara genetik dan lingkungan. Gen yang ditemukan diduga dapat mempengaruhi jumlah dan besar sel lemak, distribusi lemak dan besar penggunaan energi untuk metabolisme saat tubuh istirahat. Polimorfisme dalam variasi gen mengontrol nafsu makan dan metabolisme menjadi predisposisi obesitas ketika adanya kalorui yang cukup. Prader-Willi Syndrome Selain itu, obesitas terjadi pada penderita Sindrom Prader-Willi adalah penyakit genetic yang menimpa kira-kira satu dari 15 ribu kelahiran. Mutasi gen terjadi pada kromosom ke 15 yang mengatur nafsu makan. Sindrom ini dikenali sebagai gen penyebab obesitas pada anak kecil. Symptoms yang timbul akibat sindrom ini disebabkan oleh disfungsi hipotalamus yang salah satu fungsinya adalah mengatur rasa lapar.b. Kelainan endokrin1) Hipotiroidisme Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormone tiroid sesuai kebutuhan tubuh. Oleh karena itu, apabila hormone tiroid yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, pertumbuhan akan terganggu. Hormon tiroid sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh. Terganggunya produksi hormon ini dapat mempengaruhi metabolisme, perkembangan otak, pernafasan, system jantung dan saraf, temperature tubuh, kekuatan otot, kulit, sirkulasi menstruasi pada wanita, berat badan, dan tingkat kolesterol. Produksi hormone tiroid diatur oleh hormone TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior. TSH akan merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresi hormone tiroid, yaitu triidotironin (T3) dan tiroksin (T4). Apabila dalam darah terdapat sedikit hormone tiroid tersebut, maka kadar TSH akan meningkat untuk merangsang kelenjar tiroid mensekresi hormone tiroid. Sebaliknya, apabila dalam darah telah cukup atau bahkan lebih banyak terdapat hormone tiroid, kadar TSH akan menurun. Sekresi TSH diatur oleh hormone hipotalamus, yaitu TRH. Penurunan respons hipofisis terhadap TRH sangat jarang terjadi. Yang terjadi pada hipotiroidisme adalah kadar TSH meningkat akibat dari fungsi kelenjar tiroid yang menurun. Selain itu, hipotiroidisme dapat disebabkan oleh kelenjar hipofisis tidak bekerja dengan normal. Terganggunya kerja hipofisis dapat menyebabkan produksi TSH terganggu dan akibatnya kelenjar tiroid pun akan terganggu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotiroidisme menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Hipotiroidisme menyebabkan kecepatan metabolisme karbohidrat dan lemak menurun. Hal ini akan menyebabkan obesitas. Hipotiroidisme yang berat disebut Miksedema.2) Sindrom Cushing Sindrom Cushing disebabkan karena kadar cortisol berlebih. Hipotalamus mensekresikan CRH (Coticotropin releasing hormone) ke hipofisis. CRH menyebabkan hipofisis mensekresi ACTH (Adrenocorticotropin hormone) yang menstimulus kelenjar adrenal menghasilkan cortisol ke dalam darah. Tanda-tanda dan keluhan yang terjadi antara lain obesitas di bagian atas tubuh, wajah membulat, kulit terluka dengan mudah, lemah tulang, mentruasi tidak teratur pada wanita, dan infertilitas pada pria.3) Kelainan pada Hipotalamus Pusat makan dan kenyang, yang mengatur rasa lapar dan kenyang, terdapat pada hipotalamus. Pusat kenyang berfungsi menghambat pusat makan, begitu pula sebaliknya. Yang mengatur semua hal tersebut adalah polipeptida. Polipeptida tersebut antara lain adalah neuropeptida Y dan Leptin.Neuropeptida Y meningkatkan nafsu makan sedangkan leptin menurunkan nafsu makan dan meningkatkan konsumsi energi. Obesitas terjadi apabila leptin tidak tersedia di otak atau rusak. Yang terjadi adalah gen reseptor leptin mengalami defek. Reseptor leptin terdapat pada jaringan adipose coklat. Kemungkinan lainnya adalah terganggunya transportasi leptin ke dalam otak atau defek dalam mekanisme yang diaktifkan oleh gen manusia. Leptin menyebabkan peningkatan liplisis dan penurunan lipogenesis. Selain itu, leptin merangsang sekresi insulin.2. Eksternala. Gaya hidup atau Tingkah LakuKemajuan teknologi, seperti adanya kendaraan bermotor, lift, dan lain sebagainya dapat memicu terjadinya obesitas karena kurangnya aktifitas fisik yang dilakukan oleh sesorang. Gaya hidup yang seperti ini yang meningkatkan risiko obesitas. Mengonsumsi makanan junk food juga dapat menyebabkan obesitas karena pada umumnya berkalori tingggi.b. Lingkungan dan faktor lainObesitas juga dapat disebabkan oleh emosi. Orang mungkin makan berlebihan ketika depresi, merasa putus asa, marah, bosan, dan berbagai sebab lain yang sebenarnya tidak butuh makan. Ini umum terjadi pada wanita muda. Perasaan mereka berpengaruh terhadap kebiasaan makanya. Selain itu, factor ststus sosial dan ekonomi sangat memengaruhi. Pada masyarakat menengah ke bawah, obesitas sangat identik dengan makmur. Namun, pada masyarakat modern, obesitas adalah hal yang harus dihindari.4. Cara pengukuran ObesitasPada umumnya Obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu Obesitas tipe Android dan Obesitas tipe Gynoid.a. Obesitas tipe AndroidBadan berbentuk gendut seperti gentong atau buah apel, perut membuncit kedepan, banyak didapatkan pada kaum pria, sehingga disebut pula obesitas tipe pria ataumale type obesity. Tipe ini cenderung mengakibatkan penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke. Nama lain obesitas tipe ini adalah obesitas tipe sentral (central obesity), abdominal obesity, atau visceral obesity. Disebut obesitas viseral karena penimbunan lemak terjadi di dalam rongga perut (abdomen), tepatnya di sekitar omentum usus (viseral). Lemak viseral yang berlebihan ini memperoleh suplai darah dari pembuluh darah omentum, dan mengeluarkan banyak bahan kimia dan hormone ke dalam peredaran darah. Banyaknya lemak yang tertimbun dalam rongga perut mencerminkan makin lebarnya lingkaran pinggang (waist circumference) orang itu.b. Obesitas tipe GynoidBanyak dijumpai pada kaum wanita, terutama yang telah masuk masa menopause, panggul dan pantatnya besar, dari jauh tampak seperti buah pir. Tipe ini dinamakan juga obesitas tipe wanita ataufemale-type obesity. Nama lain tipe ini adalah obesitas tipe perifer (peripheral obesity), atau gluteal obesity (dari kata gluteus yang berarti pantat). Adapun cara menentukan derajat obesitas yang paling sering dipakai adalah dengan mengukurBody Mass Indexatau BMI, yaitu dengan mengukur tinggi badan (dalam meter) dan berat badan (dalam kilogram), kemudian membagi berat badan dengan kuadrat dari tinggi badan. Lihat Rumus dibawah ini:BMI= Berat Badan / ((Tinggi Badan (m)) x (Tinggi Badan (m)))Contoh seseorang dengan berat badan 70 kg dan tinggi badan 160 cm, maka didapatkan BMI = 70 / (1.6 x 1.6) = 27.3 (Gemuk)KLASIFIKASI OBESITAS WHOBMI

POPULER / UMUM(kg/m2)

UnderweightKurus< 18,5

Healthy weightNormal18,5 24,9

Obesitas derajat 1Overweight / Gemuk25 29,9

Obesitas derajat 2Obesitas30 39,9

Obesitas derajat 3Obesitas Morbid / Berat> 40

Menurut WHO, BMI orang normal adalah 18,5 24,9. BMI kurang dari 18,5 dikatakan kurus. Sedangkan BMI 25 keatas disebut obesitas, yang dibagi pula dalam obesitas derajat satu (BMI 25 29,9), obesitas derajat dua (BMI 30 39,9), dan obesitas derajat tiga atau morbid / severe obesity (BMI 40 atau lebih). Untuk lebih rincinya,berikut adalah table klasifikasi obesitas menurut WHO dan umum: Berat badan yang sehat, normal, atau ideal (Healthy Weight) adalah berat badan yang bukan Underweight, bukan pula Overweight (Kegemukan) atau obesitas, berarti BMI 20 25, lingkar pinggang dibawah 88 cm untuk wanita dan di bawah 102 cm untuk pria.

5. Mekanisme terjadinya obesitasObesitas terjadi karena energi intake lebih besar dari energi expenditure. Apapun penyebabnya, yang menjadikan seseorang obesitas pada dasarnya adalah energi intake atau masukan yang didapat dari makanan atau lainnya lebih besar dibandingkan energi expenditure atau energi yang dikeluarkan. Mekanisme dasar terjadinya kegemukan adalah masukan kalori & nbsp; yang melebihi pemakaian kalori untuk memelihara dan pemulihan kesehatan yang ,berlangsung lama. Kelebihan kalori tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak, yang lama kelamaan akan mengakibatkan kegemukan. Namun, berapa pun pertambahan berat badan Anda dan menimbulkan obesitas, semua memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Pasalnya, obesitas memicu beragam penyakit di dalam tubuh. Dikutip dariTimes of India, setidaknya ada 10 penyakit yang muncul dari kondisi seseorang yang mengalami kegemukan:1. Diabetes tipe Banyak studi mengungkapkan obesitas berkaitan dengan risikodiabetes. Bahkan, jika sudah kena penyakit ini maka bisa menjalar untuk mengalami komplikasi penyakit yang lebih serius. Misalnya serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal, hingga kerusakan saraf yang berujung amputasi.2. Serangan jantung. Lemak dalam tubuh bisa menutupi pembuluh darah jantung dan menyumbatnya. Ini yang kemudian menyebabkan serangan jantung koroner.3. HipertensiOrang gemuk cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini bisa diatasi dengan mengurangi berat badan dan berolahraga.4. Sleep apneaTandanya adalah sulit tidur nyenyak dan suka mengorok saat tidur. Ini adalah gangguan pernafasan yang membuat jalan udara seakan berhenti beberapa kali kala terlelap. Sleep apne dikaitkan dengan kemunculan hipertensi, gagal jantung, dan penyakit lainnya.5. Asam uratOrang obesitas empat kali lebih berisiko mengalami asam urat atau gout. Penyakit ini menyerang sendi yang diakibatkan tingginya kadar purin di daerah sendi. Sendi bisa bengkak, memerah, dan nyeri. Mengurangi berat badan bisa menjadi salah satu solusi.6. Kolesterol tinggiKegemukan cenderung memicu tingginya kolesterol jahat (LDL) ketimbang kolesterol baik (HDL). Banyaknya kolesterol jahat menjadi penyebab penyakit kardiovaskular dan stoke7. GERD atau refluks asamObesitas meningkatkanreflukskarena lemak perut memberikan tekanan pada cincin otot yang ada di bawah kerongkongan. Ukuran tabung cincin ini sekitar 10 inci yang menghubungkan tenggorokan ke perut. Dalam kondisi tidak obesitas, fungsinya mencegah kembalinya asam lambung ke kerongkongan.8. OsteoarthritisKelebihan berat badan menyebabkan sendi mengalami tekanan berlebih untuk menopang tubuh. Akibatnya, dimungkinkan sendi mengalami osteoarthritis yang justru akan merusaknya dalam jangka panjang.9. KankerObesitas punya peran penting dalam pembentukan sel kanker secara aktif. Dan, risiko kanker yang kerap ditemui pada tubuh gemuk adalah kanker usus, payudara, dan tenggorokan.10. Gagal jantungPeningkatan indeks massa tubuh dikaitkan dengan peningkatan risiko gagal jantung.B. BAWANG PUTIH1. Pengertian tanaman bawang putihBawang putih (Allium sativum L) adalah tanaman terna berbentuk rumput. Daunnya panjang berbentuk pipih (tidak berlubang). Helai daun seperti pita dan melipat ke arah panjang dengan membuat sudut pada permukaan bawahnya, kelopak daun kuat, tipis, dan membungkus kelopak daun yang lebih muda sehingga membentuk batang semu yang tersembul keluar. Bunganya hanya sebagian keluar atau sama sekali tidak keluar karena sudah gagal tumbuh pada waktu berupa tunas bunga ( J.Sugito dan Murhanto 1999).

2. Taksonomi tanaman bawang putihDalam dunia tumbuhan, tanaman bawang putih diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monicotyledonae Ordo : LilialesFamili : Liliaceae Genus : Allium Spesies : Allium sativum L ( Johny R.H, Djumidi,2000 )3. Metabolit sekunder Metabolit sekunder yang terkandung di dalam umbi bawang putih membentuk suatu sistem kimiawi yang kompleks serta merupakan mekanisme pertahanan diri dari kerusakan akibat mikroorganisme dan faktor eksternal lainnya. Sistem tersebut juga ikut berperan dalam proses perkembangbiakan tanaman melalui pembentukan tunas (Amagase et al., 2001). Sebagaimana kebanyakan tumbuhan lain, bawang putih mengandung lebih dari 100 metabolit sekunder yang secara biologi sangat berguna (Challem, 1995). Senyawa ini kebanyakan mengandung belerang yang bertanggungjawab atas rasa, aroma, dan sifat-sifat farmakologi bawang putih (Ellmore dan Fekldberg, 1994). Dua senyawa organosulfur paling penting dalam umbi bawang putih, yaitu asam amino non-volatil -glutamil-Salk(en)il-L-sistein (1) dan minyak atsiri S-alk(en)ilsistein sulfoksida atau alliin (2).Bawang putih dapat menaikkan fungsi kardiovaskuler karena dapat menjaga serangan hiperkolesterolemik, arthero sklerosis, ischemiareperfusi, arrhythmia, dan infarksi. Radikal bebas merupakan penyebab utama penyakit ini dan antioksidan tampaknya dapat mengimbangi hal ini karena dapat memburu radikal bebas ini (Prasad et al., 1996). Suatu keadaan dimana kadar lemak dalam darah mengalami kenaikan melebihi batas normal disebut hiperlipidaemia. Keadaan ini biasa dihadapi oleh seseorang yang mengalami masalah kegemukan. Hiperlipidaemia meliputi dua kondisi yaitu, hiperkolesterolaemia (kolesterol tinggi) dan hipertrigliseridaemia (trigliserida tinggi). Keduanya memicu atherosklerosis dan mempertinggi resiko penyakit kardiovaskuler (Barness, 2002). Penelitian yang menguji khasiat umbi bawang putih untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah telah dilakukan pada hewan percobaan dan manusia. Dari berbagai penelitian tersebut, diketahui pemberian ekstrak umbi bawang putih dengan kandungan 10 mg alliin (2) dan/atau 4000 g allisin (3) dapat menurunkan kadar kolesterol total serum antara 10-12%; kolesterol LDL turun sekitar 15%; kolesterol HDL naik sekitar 10%; dan trigliserida turun 15% (Berthold et al. 1998; Pizorno dan Murray, 2000; Zhang et al., 2001; Yeh dan Liu, 2001).4. Toksisitas dan efek sampingBeberapa literatur menyatakan adanya efek negatif konsumsi bawang putih, namun sebagian besar tidak memiliki bukti yang cukup, hanya berupa studi awal, studi kasus atau studi epidemiologi (Jesse et al., 1997). Dugaan diet bawang putih terkait dengan kangker mulut tidak benar, mengingat bawang putih bersifat anti kanker. Kanker tersebut merupakan akibat cara menyikat gigi untuk menghilangkan bau menyengat yang salah (Kabat et al., 1989). Salah satu kajian ilmiah dengan bukti cukup mengenai efek negatif bawang putih adalah kajian hepatosit pada tikus. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih sangat bernilai untuk detoksifikasi dan antioksidasi pada kadar 1 mM, namun pada kadar 5 mM secara nyata dapat menurunkan viabilitas sel, mengubah morfologi sel, dan menurunkan aktivitasnya (Sheen et al., 1996). Umbi bawang putih aman untuk dikonsumsi manusia pada takaran normal, yakni kurang dari tiga umbi per hari. Pada takaran tersebut, toksisitas dan efek samping konsumsi umbi bawang putih belum ada. Bahkan untuk wanita hamil dan menyusui, umbi bawang putih tidak menunjukkan efek negatif. Pada kasus yang jarang terjadi, bawang putih dapat menyebabkan alergi (Pizorno dan Murray, 2000; Yarnell, 1999; Lemiere et al., 1996; Delaney dan Donnely, 1996; Burden et al., 1994). Bawang putih juga tidak berefek negatif terhadap sekresi enzim pencernaan (Sharatchandra et al., 1995). Efek positif konsumsi bawang putih jauh lebih tinggi dibandingkan efek negatifnya. Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bawang putih merupakan obat mujarab untuk meningkatkan vitalitas tubuh bagaikan ginseng (Jesse et al., 1997).

BAB IIIPEMBAHASAN

Bawang Putih sebagai AntihiperlipidemiaPenelitian yang menguji khasiat umbi bawang putih untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah telah dilakukan pada hewan percobaan dan manusia. Dari berbagai penelitian tersebut, diketahui pemberian ekstrak umbi bawang putih dengan kandungan 10 mg alliin (2) dan/atau 4000 g allicin (3) dapat menurunkan kadar kolesterol total serum antara 10-12%; kolesterol LDL turun sekitar 15%; kolesterol HDL naik sekitar 10%; dan trigliserida turun 15% (Berthold et al., 1998; Pizorno dan Murray, 2000; Zhang et al., 2001; Yeh dan Liu, 2001)..Dalam beberapa studi meta analisis terhadap pasien yang mempunyai kadar kolesterol melebihi 200 mg/dL, dengan mengkonsumsi suplemen bawang putih 900mg/hari (setara dengan 0.5 sampai 1 siung bawang putih perhari) menurunkan kadar total serum kolesterol sebanyak kurang lebih 9% (Warshafsky et al., 2004). Suatu penelitian menjelaskan adanya penurunan rata-rata total kolesterol sebesar -0.77 mmol/l (95% CI: -0.65, -0.89 mmol/l), dan ini menunjukkan 12% penurunan pada subyek yang memakai terapi bawang putih dibandingkan dengan kelompok plasebo, dimana efek tersebut terlihat dalam kurun 1 bulan setelah terapi dan bertahan selama sedikitnya 6 bulan (Silagi & Neil, 1994).Bawang putih diperkirakan memiliki efek untuk menurunkan kolesterol dengan cara menghambat sintesisnya. Kemungkinan mekanisme penghambatannya melalui dua cara, yaitu: (i) penghambatan pada reaksi enzim hydroxymethylglutaryl-CoA reduktase (suatu rate limiting enzym) dan (ii) penghambatan pada reaksi enzim lain, seperti squalene mono-oksigenase dan lanosterol-14-demethylase (Pizorno dan Murray, 2000; Gupta dan Porter, 2001).Penelitian mengenai hasil metabolisme bawang putih setelah dikonsumsi pada manusia masih sangat terbatas. Dalam sebuah penelitian dilaporkan setelah mengkonsumsi parutan bawang putih, terjadi 2 peningkatan, identik dengan allylmercaptan dan DADS dengan menggunakan analisa GC-MS terdeteksi dalam nafas manusia tanpa adanya senyawa organosulfur volatil yang lainnya. Tidak terdeteksi allicin dalam serum and urine dari 1-24 jam, walaupun setelah mengkonsumsi bawang putih mentah sebanyak 25 g yang mengandung allicin dalam jumlah sangat signifikan. Rosen et al. menunjukkan bahwa allicin mengalami dekomposisi dalam lambung, dan dilepaskanlah DAS, DADS, dan volatil lainnya yang dipostulasikan akan mengalami proses menjadi AMS oleh glutathione ataupun S-adenosylmethionine. AMS kemudian dilepaskan dalam nafas. Senyawa lain hasil metabolisme dari bawang putih seperti N-acetyl-S-(2-carboxypropyl)-cysteine dan N-acetyl-S-allylcysteine, tedeteksi dalam urine manusia setelah mengkonsumsi bawang putih. Dari bukti-bukti di atas maka Nacetyl-S-(2-carboxypropyl)-cysteine dan N-acetyl-S-allylcysteine dapat digunakan sebagai marker pada penelitian dengan manusia yang menggunakan bawang putih karena senyawa tersebut bersifat stabil dan mudah untuk dianalisis (Amagase, 2006).

Kombinasi Simvastatin dan Bawang Putih sebagai AntihiperlipidemiaSimvastatin akan menghambat HMG-CoA reduktase mengubah asetil-CoA menjadi asam mevalonat (Witztum, 1996). Simvastatin jelas menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan afinitas tinggi. Efek tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL oleh hati, sehingga mengurangi simpanan LDL plasma (Katzung, 2002). Efek samping dari pemakian Simvastatin adalah miopati. Insiden terjadinya miopati cukup rendah ( Mg stearat > talk murni. Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe. (Lachman Tablets, 116) Mekanisme Kerja: (Lachman Tablets, 116) 1. Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul. 2. Distribusi glidan pada granul.3. Adsorpsi gas pada permukaan atas glidan atau granul. 4. Minimalisasi gaya Van der Walls dengan pemisahan granul. 5. Reduksi friksi antara partikel dengan permukaan yang kasar dengan penempelan glidan pada permukaan granul.PENGERINGAN BEKU (Freez Dryer)Frees Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam Conduction Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut juga Conduction Dryer/ Indirect Dryer (Ansel, 1989).

Gambar.1 Alat freeze dyer skala industri (Brennan, 1969)Menurut Kurniawan 2012, Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas. Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lain adalah :a. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna, dan unsur organoleptik lain).b. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan bentuk setelah pengeringan sangat kecil).c. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga dan lyophilesehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis, organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan).Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan proses pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan yang dikeringkan. Kondisi operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk tidak menjamin akan sesuai dengan produkjenis lain. Alicin pada bawang putih mempunyai sifat bahan kima yang tidak stabil terhadap udara panas. Sehingga digunakan metode freeze drying yang memanfaatkan suhu dibawah titik beku agar bahan kimia pada bawang putih tersebut tetap stabil.Dimasukkan dalam freeze dryerBawang putih sudah terstandarisasi

Di bekukan dengan udara dingin dibawah titik beku yaitu < 20oC

Setelah semua pori-pori dilapisi oleh es, kemudian di berikan tekanan rendah sehingga es tersebut tersublimasi menjadi gas

serbuk bawang putih

Gambar. Mekanisme pembekuan dalam system Freeze drying

DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsiah, T.S., danTajudin, 2003,KhasiatdanManfaatBawangPutih, Agro Media Pustaka, Jakarta.2. Javad.,K.,Amir R.V., 2005,Effects of anethum graveolens and garlic on lipid profile in hyperlipidemic patients, Departement Cardiology, Shiraz University of Medical Science, Iran, hal 1-53. Challem, J. 1995. The Wonders of Garlic. http://www.jrthorns. com/ Challem/garlic.html4. Ellmore, G. and R. Feldberg. 1994. Alliin lyase localization in bundle sheaths of garlic clove (Allium sativum). American Journal of Botany 81: 89-95.5. Berthold, K.H., T. Sudhop, K. von Bergmann. 1998. Effect of a garlic oil preparation on serum lipoproteins and cholesterol metabolism: a randomized controlled trial. JAMA 279 (23): 190019026. Amagase, H., B.L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga, and Y. Itakura. 2001. Intake of garlic and bioactive components. Journal of Nutrition 131 (3): 955S 962S.7. Pizorno, J.E. and M.T. Murray. 2000. A Textbook of Natural Medicine: Allium sativum. Edisi ke-2. Washington: Bastyr University.8. Sheen, L.Y., C.K. Lii, S.F. Sheu, R.H. Meng, and S.J. Tsai. 1996. Effect of the Active Principle of Garlic diallyl sulfide on cell viability, detoxification capability and the antioxidation system of primary rat hepatocytes. Food and Chemical Toxicology 34: 971-978.9. Jesse, J. Mohseni, and N. Shah. 1997. Medical Attributes of Allium sativum Garlic. http://wilkes1.wilkes.edu/ ~kklemow/Allium.html10. Kabat G.C., J.R. Hebert, and E.L. Wynder. 1989. Risk factors for oral cancer in women. Cancer Research 49: 2803-2806.11. Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Edisi keempat, Universitas Indonesia Press, Jakarta.12. Brennan, J. G. dkk, (1969), Food Engineering Operations, Applied Science Publisher Limited, London.13. Kurniawan, Dhadhang W. dkk., 2012, Teknologi Sediaaan Farmasi, Laboratorium Farmasetika UNSOED, Purwokerto