makalah garcinia lateriflora

Upload: triadisti-nita

Post on 06-Jul-2018

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    1/13

    TUGAS UAS BAHAN ALAM

    Isolasi, Kandungan dan Aktivitas Garcinia Lateriflora

    (Daun dan Buah)

    Dosen Pengam pu :

    Prof. Dr. Berna Elya, MS., Apt

    Disusun Oleh:

    Nita Triadisti 1506777165

    PROG RAM MAGISTER ILMU KEFARMASIAN

    FAKULT AS FARMASI

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2015

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    2/13

    Isolasi, Kandungan dan Aktivitas Garcinia Lateriflora

    I. Pendahuluan

    Genus Garcinia merupakan tumbuhan tropis yang termasuk dalam familia

    Guttiferae (Cluceaceae) yang terdiri dari 35 genera dan 400 spesies, tumbuh di Meksiko,

    India, Afrika Filipina, dan Malaysia. Tumbuhan tersebut juga banyak tersebar di

    Indonesia dan umumnya dikenal sebagai tumbuhan manggis manggisan. (3)

    Beberapa dari family ini dikenal sebagai obat tradisional, misalnya akar dari

    G.picorriza Meg. Dan G. atroviridis sebagai obat penurun demam, jus daun nya diberikan

    pada wanita yang habis bersalin. G.mangostana buahnya sebagai obat anti inflamasi dan

    obat diare, G. cowa digunakan sebagai anti piretik, G. dulcis digunakan sebagai obat

    tradisional untuk lymphatitis, struma, parolitis, dll. Ekstrak kulit batang G. cambogia

    digunakan sebagai anti obesitas. (3)

    Secara umum kandungan kimia dari tumbuhan familia Garcinia ini adalah

    senyawa xanthon dengan berbagai turunannya. Beberapa xanthon yang ditemukan,

    diantaranya memiliki sifat aktif biologis, misalnya xantonoida terpoliprenilasi dari G.

    gaudichaudii bersifat sitotoksik terhadap beberapa jaringan sel kanker. Mangostin dari

    G.mangostana dan empat xanthon dari G. subeliptica, mempunyai efek antioksidan.

    Xantonoida lain dari G.mangostana mempunyai efek antibakteri, ³ -mangostin sebagai anti

    HIV-1. Senyawa 1,4,5-trihidroksi-291,1 dimetil alil) xanton ditemukan dalam G. gerrardii,

    sebagai fungisidal terhadap Clasdoforium cucumerium. (3)

    Garcinia lateriflora merupakan tumbuhan tropis, dengan satu senyawa yang telah

    dilaporkan, yaitu lateriflorone. Di Indonesia biasanya dikenal dengan nama Kemenjing

    Kebo. Disamping potensinya dalam Fitokimia, Garcinia lateriflora digunakan juga

    sebagai bahan pangan di Nusakambangan dan Jawa Tengah, nama lokalnya adalah Kindis

    atau kandis. G.lateriflora juga digunakan sebagai obat tradisional dan buah minor oleh

    komunitas Visayan di Filipina. (6)

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    3/13

    Gambar1: Garcinia lateriflora di Bogor BotanicGardens(kanan),buah (kiri atas), dan daun(kiribawah)

    II. Isolasi

    Adapun beberapa penelitian yang didapat mengenai Isolasi senyawa Garcinia

    lateriflora adalah sebagai berikut :

    1. Penelitian " Pr oteasome-inhibit ory and cytotoxic constit uents of Gar cinia

    later iflora: absolu te configur ation of caged xanthones" oleh Yulin Ren et al,

    pad a tahun 2010.

    Pada penelitian ini yang digunakan adalah kulit batang Garcinia lateriflora

    dikarenakan belum ditemukannya cara isolasi daun dan buah Garcinia lateriflora. Di

    harapkan dapat menjadi tambahan referensi untuk isolasi senyawa dari daun dan buah

    Garcinia lateriflora.

    Pada penelitian tersebut, kulit batang G.lateriflora diperoleh dari Gunung Kancana,

    Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Pada agustus 2003 dan diidentifikasi dengan S.R.A

    voucher specimen (A05777) .

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    4/13

    Ekstraksi dan Isolasi

    Kulit batang G.lateriflora (840g) diekstraksi dengan methanol pada temperature ruang

    dan pelarut di evaporasi di vacuo. Ekstrak methanol kering di resuspended dalam 10%

    H20 dalam methanol dan di partisi dengan n-heksan (500ml x 3) untuk menghasilkanresidu hexan-soluble (1.5g, 0.18%). Aqueous layer di partisi dengan CHCl3 (500ml x

    3) menghasilkan ekstrak CHCl3-soluble (0.1g, 0.01%), dilanjutkan pencucian dengan

    1% aqueous solution of NaCl, untuk menghilangkan tannin. Partisi lapisan aqueous

    dengan EtOAc (500ml x 3) menghasilkan ekstrak etil asetat-soluble (61g,7.26%) yang

    di cuci dengan 1% aqueous solution of NaCl. Ekstrak hexan-soluble memperlihatkan

    aktifitas sitotoksik terhadap HT29 cell line (ED50

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    5/13

    dengan kromatografi kolom Sephadex LH-20, di elusi dengan CHCl3-MeOH (1:1)

    menghasilkan isogaudichaudiic acid E (15mg). Fraksi D001F0506 yang di

    kromatografi menggunakan silica gel, di elusi dengan n-hexan-aseton (3:1) kemudian

    di purifikasi dengan TLC Preparatif dalam n-hexan-aseton (3:1) menghasilkan 11,12-dihydro-12-hydroxymorellic acid (2mg,Rf 0.51). Fraksi D001F0507 yang di

    kromatografi menggunakan silica gel, di elusi dengan n-hexan-aseton (3:1) kemudian

    di purifikasi dengan TLC Preparatif dalam n-hexan-aseton (3:1) menghasilkan

    isogaudichaudiic acid B (2mg, Rf 0.49). (5)

    Ekstrak etil asetat-soluble (61g) dimasukkan ke dalam silica gel column

    chromatography ( 4.5 x 40cm) dan di elusi dengan gradient CHCl3-MeOH (100:1,

    80:1, 60:1, 40:1, 30:1, 20:1,10:1, 5:1, 1:1, masing masing 1000ml). Fraksi

    dikumpulkan setelah analisis dengan TLC, yang menghasilkan 9 fraksi kombinasi

    (D003F01-D003F09). Fraksi 6&7 memperlihatkan aktivitas penghambatanproteasome

    (IC50

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    6/13

    MeOH (6:1) kemudian di purifikasi dengan kromatografi kolom Sephadex LH-20, di

    elusi dengan methanol menghasilkan morelloflavone (25mg). (5 )

    2. Penelitian " Isolation and Identification of Bioactive Coumpound of AcetonExtr act Garcin ia lateriflora Blume Leaf " oleh Sr i Harta ti, Dede Rahmawati dan

    Sujaswadi Wiryowidagdo, pada tahun 2011.

    Dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah Simplisia daun Garcinia lateriflora

    BL yang diambil dari kebun raya Bogor, specimen dan determinasi tumbuhan

    dilakukan di Puslit Biologi Bogor. Bahan kimia yang digunakan adalah n -Heksana,

    aceton, etil asetat, methanol, eter. Diklorometan dengan kualitas teknik yang telah

    didestilasi. Asam sulfat 10% dalam methanol, silica gel GF 254 untuk kromatografi

    lapis tipis (KLT), silica gel G60 70-230 mess untuk kromatografi kolom (produk

    E.Merck 1.07734), untuk kromatografi lapis tipis dipergunakan lempeng silica gel GF

    254 siap pakai dari produk E.Merck 05554, larutan FeCl3, Pereaksi Mayer, pereaksi

    Liberman Burchard, pereaksi Dragendorf, pereaksi Stiasny, ammonia 10% NaOH,

    serbuk magnesium, formaldehid, larva udang Artemia salina Leach (untuk uji

    toksisitas BSLT). (3)

    Alat yang digunakan antara lain : Spektrofotometer Ultra Violet Merk Hewllet

    Packard (HP) 8453, Spektrofotometer infra merah (Shimadzu), kromatografi gas-

    spektrometer massa (GC-MS) dan spectrometer resonansi magnetic inti proton (Jeol

    JNM0ECA 500 MHz), spektrofotometer IR Shimadzu IR Prestige 21. (3)

    Sejumlah kurang lebih 3.0 kg residu simplisia kering daun G.lateriflora sisa ekstraksi

    dari n-heksana, diekstraksi kembali dengan cara perkolasi menggunakan aseton

    selama 5 x 48 jam, filtrate disaring. Filtrat dikumpulkan, dipekatkan dengan vaccum

    rotary evaporator pada suhu kurang lebih 50'C, sehingga diperoleh ekstrak kental

    aseton seberat 103,4 g. (3)

    Adapun dalam jurnal penelitian ini tidak didapat langkah langkah pemisahan dan

    pemurnian senyawa yang terkandung dalam ekstrak aseton hasil fraksinasi

    G.lateriflora BL.

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    7/13

    III.Kandungan dan Aktivitas Garcinia lateriflora

    Adapun beberapa penelitian yang didapat mengenai kandungan dan aktivitas Garcinia

    lateriflora, sebagai berikut :

    1. Penelitian " Later iflorone, a cytotoxic sp iroxalact one with a novel skeleton, fr om

    Garcinia lateriflora BL" oleh Soleh Kosela, Shu-Geng Cao, Xiao-Hua Wu ,

    Jagadese. J . Vittal, T ony Sur i, Masdiant o, Swee-H ock Goh , dan Keng-Yeow Sim

    pad a tahun 1998.

    Pada jurnal (penelitian) memperlihatkan bahwa spesies Garcinia lateriflora BL

    (Guttiferae) yang diperoleh dari Indonesia, setelah dilakukan isolasi dan elusidasi

    struktur, di dapat novel bioactive natural product , cytotoxic spiroxalactone , yaitu

    Lateriflorone. (4)

    Gambar 2. Struktur X-Ray dari Lateriflorone

    Jurnal tersebut menginformasikan bahwa Lateriflorone, yang dihasilkan dari ekstrak

    hexane kulit batang Garcinia lateriflora ( dengan kromatografi silica gel) memiliki

    aktivitas terhadap P388 cancer cell line dengan ED50 5.4 µg/ml. (4)

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    8/13

    2. Penelitian "P roteasome-inhibit ory and cytotoxic constit uents of Garcinia

    later iflora: absolute configur ation of caged xanthones" oleh Yulin Ren et al,

    pad a tahun 2010.Pada penelitian tersebut memperlihatkan bahwa dari ekstrak etil asetat dari ekstrak

    methanol kulit batang Garcinia lateriflora yang diperoleh di Indonesia yang

    dipisahkan dengan kromatografi kolom , menghasilkan 9 fraksi. (5)

    Kombinasi fraksi 6 & 7 lebih lanjut di murnikan dengan silica gel column

    chromatography untuk mendapatkan senyawa baru, Lateriflavanone, enantiomer baru,

    laterixanthone, morelloflavone, talbotaflavone, rhusflavanone dan stigma-5,13-diene

    3² O- D- Glucoside. (5)Ekstrak n heksan yang difraksinasi dengan silica gel column chromatography

    menghasilkan 7 fraksi. Pemisahan kromatografi dari kombinasi fraksi 5 & 6

    menghasilkan senyawa baru yaitu : isomoreollic acid, isogaudichaudiic acid,

    isogaudichaudiic acid E, isogaudichaudiic acid B, 11,12-dihydro-12-hydroxymorellic

    acid, 3 ² -acetoxyurs-12-en-28-oic acid. (5)

    Berikut adalah struktur senyawa senyawa yang ditemukan berdasar jurnal di atas.

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    9/13

    Keterangan Gambar :1. Lateriflavanone2. Laterixanthone

    3. Isomoreollic acid4. Isogaudichaudiic acid5. Isogaudichaudiic acid E6. 11,12-dihydro-12-hydroxymorellic acid7. Isogaudichaudiic acid B8. Morelloflavone9. Taboltaflavone10. 3 ² -acetoxyurs-12-en-28-oic acid

    Pada jurnal (penelitian ) ini juga dilaporkan bahwa ekstrak methanol G.laterifloramemperlihatkan baik aktivitas penghambatan proteasome dan memperlihatkan efek

    sitotoksik terhadap HT-29 human colon cancer cells. (5 )

    Berikut adalah prosedur uji, baik untuk uji aktivitas pengambatan proteasome,

    maupun untuk uji sitotoksik.

    Proteasome Inhibition Assay

    Fraksi sampel, control positif dan proteasome di preparasi/ di encerkan dalam bufferuji. Reaksi enzim dimulai dengan menambahkan substrat Suc-LLVY-AMY dengan

    konsentrasi akhir 10µM. Plate diinkubasi dan aktifitas chymotripsin-like proteasome

    di tetapkan dengan mengukur generasi bebas AMC menggunakan fluorescent plate

    reader. (5 )

    Cytot oxicity Assay

    Cytotoxicity sampel di skrining terhadap HT-29 human colon cancer cell dengan

    prosedur yang telah dilaporkan sebelumnya. Sampel dilarutkan dalam DMSO. Sel di

    kultur di bawah kondisi standar akan berada dalam kondisi trypsinized. Sel yang

    dipanen di tambahkan ke 96 well plate. Plate diinkubasi pada 37 ºC dalam 5% CO2

    untuk 3 hari. Sel diinkubasi pada temperature kamar selama 30 menit, kemudian di

    cuci dengan air sekali, dikeringkan pada temperature kamar semalaman, dan di warnai

    dengan sulfo-rhodamine B. Setelah di warnai, sel akan terlisis dalam Tris-base buffer,

    dan plate di baca pada 515 nm dengan ELISA reader. Cytotoxicity di kalkulasi dengan

    membandingkan nilai yang terukur dari sel yang di treatment dengan sample dan

    kontrol negative. (5 )

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    10/13

    3. Penelitian " Antioxidant activities of leaves extracts of three species of Gar cinia "

    oleh Berna Elya, Katrin, Abdul Mun'im, Anju Hasiholan, Iin Marlin dan Mely

    Mailandar i pada tahun 2012.

    Pada jurnal (penelitian) tersebut, diinformasikan bahwa pada Garcinia kebanyakanditemukan Xanton, Benzophenone, dan Triterpene dimana memiliki aktivitas sebagai

    anti bakteri, anti oksidan dan anti kanker. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas

    antioksidan dan skrining fitokimia dari ekstrak daun G. humbroniana Pierre, G.

    lateriflora Blume var Javanica Boerl dan G.kydia Roxb. (1)

    Daun G. humbroniana Pierre, G. lateriflora Blume var Javanica Boerl dan G.kydia

    Roxb diperoleh pada Juli 2011 dari Bogor, Indonesia dan diidentifikasi oleh Center

    for Plant Conservation - Bogor Botanical Garden.

    Ekstraksi.

    Daun kering dari spesies Garcinia di serbukkan dan di ekstrak dengan n - heksan, etil

    asetat dan methanol dengan maserasi dingin kemudian di evaporasi. Selanjutnya pada

    tiap ekstrak dilakukan uji fitokimia dan diukur aktivitas antioksidan dengan metode

    DPPH radical scavengers. (1)

    Skrining Fitokimia

    Skrining Fitokimia yang dilakukan terdiri dari alkaloid test degan reagen Mayer,

    Dragendorf, dan Bouchardat. Flavonoid test dengan reaksi Shinoda dan Wilson

    Toubock. Tanin test dengan gelatin test, gelatin-salt test dan tes dengan ferrous (III)

    chloride. Glycoside test dengan reaksi Molish. Tes saponin dengan honeycomb froth

    test. Anthraquinon tes dengan reagen Liebermann-Burchard. (1)

    Uji Akt ivitas Antioksidan .

    1 ml berbagai konsentrasi ekstrak methanol ditambahkan 1 ml DPPH 0.1Mm

    kemudian campuran diinkubasi pada 37'C selama 30 menit. Absorbansi diukur pada

    517nm. BHT dan Quercetin digunakan sebagai control positif. (1)

    Hasil dari skrining fitokimia ekstrak n-heksan, etil asetat dan methanol dari spesies

    Garcinia dapat dilihat pada tabel berikut. (1)

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    11/13

    Hasil dari uji aktivitas antioksidan pada tiap ekstrak spesies Garcinia dapat dilihat

    pada tabel berikut.

    4. Penelitian " Isolat ion and Identification of Bioactive Coumpound of Aceton

    Extr act Garcinia later iflora Blume Leaf " oleh Sri Har tat i, Dede Rahmawati dan

    Sujaswadi Wiryowidagdo, pada tahun 2011.

    Pada penelitian ini, studi pendahuluan mencakup skrining fitokimia, uji toksisitas

    terhadap larva udang (Artemia salina Leach) dan cell line murine P-388 dilakukan

    terhadap ekstrak aseton daun Garcinia lateriflora Blume. Isolate yang menunjukkan

    efek mortalitas paling tinggi dilakukan fraksinasi, isolasi, dan pemurnian.

    Penentuan struktur kimia senyawa aktif dilakukan dengan menganalisis spectrum IR,

    GC-MS dan spectrometer resonansi magnetic inti proton (1H-RMI) dan inti karbon

    (13C-RMI). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa isolate paling aktif terhadap

    larva udang Artemia salina L dengan nilai LC50 18.03 µg/ml adalah ² -asaron, dan

    IC50 terhadap cell line murine P-388 adalah 47.0 µg/ml. (3)

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    12/13

    5. Penelitian Biological Activity Xanthon Fr om Gar cinia lateriflor a BL" oleh

    Berna Elya, pada tahun 2009.

    Pada penelitian dapat diketahui, kulit buah ( fructus cortex) dari Garcinia lateriflora

    menghasilkan 2.5-dihydroxy xanthon. Struktur dielusidasi menggunakan spektroskopiIR dan spektroskopi NMR. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menunjukkan bahwa

    2.5-dihydroxy xanthon adalah toksik (cukup aktif). Uji aktivitas bakteri dari 2.5-

    dihydroxy xanthon terhadap Staphilococcus aureus menunjukkan bahwa 2.5-

    dihydroxy xanthon menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 100,50 dan 25

    ppm. (2)

    Pada uraian di atas, data kandungan aktif dan aktivitas dari Garcinia lateriflora yang

    didapat, diperoleh dari bagian kulit batang, daun, dan kulit buah. Sedangkan kandungan

    dan aktivitas buah Garcinia lateriflora belum dapat ditemukan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Elya Berna et al. (2012). Antioxidant activities of leaves extracts of three

    species of Garcinia. Int. J. Med. Arom. Plants, ISSN 2249-4340

    2. Elya Berna. (2009). Biological Activity Xanthon From Garcinia lateriflora

    BL. Jurnal Bahan Alam Indonesia, 6(6): 224-226 ISSN 2085-675X

    3. Hartati, S., Rahmawati, D., Wiryowidagdo, S. (2011). Isolation and

    Identification of Bioactive Coumpound of Aceton Extract Garcinia lateriflora

    Blume Leaf. Indonesian Journal of Pharmaceutical Sciences. ISSN 1693-

    1831

    4. Kosela Soleh et al. (1998). Lateriflorone, a cytotoxic spiroxalactone with anovel skeleton, from Garcinia lateriflora BL. Tetrahedron Letters 40 (1999)

    157-160

    5. Ren Yulia et al. (2010). Proteasome-inhibitory and cytotoxic constituents of

    Garcinia lateriflora: absolute configuration of caged xanthones. Tetrahedron

    66 (2010) 5311-5320.

  • 8/17/2019 Makalah Garcinia Lateriflora

    13/13

    6. Satyanti, A., Cahyaningsih, R. (2013). The Clusiaceae of Limestone Forests

    in Bogor, West Java: Plant Profiles and Values. The Second International

    Conference of Indonesia Forestry Researchers.