makalah fisdas-viskositas

20
Tugas Makalah Praktikum Fisika Dasar Dibuat untuk Perbaikan Nilai Praktikum Viskositas Oleh: Nama : Muhammad Abdul Fattah NIM : O3212001040

Upload: muhammad-abdul-fattah

Post on 14-Dec-2014

1.682 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

Makalah Viskositas - Laporan Laboratorium Fisika Dasar

TRANSCRIPT

Tugas

Makalah Praktikum Fisika Dasar

Dibuat untuk Perbaikan Nilai Praktikum Viskositas Oleh:

Nama : Muhammad Abdul Fattah NIM : O3212001040

1

Kata Pengantar

Puji syukur atas izin dari Allah swt. Yang karena waktu dari-Nya-lah makalah dalam

rangka perbaikan nilai praktikum fisika dasar ini dapat terselesaikan. Adapun ucapan terima

kasih dihanturkan kepada pihak Laboratorium Fisika dasar yang telah memberi kesempatan

dan memberikan waktunya dalam membantu makalah ini, dan juga tak lupa kepada saudara-

saudara mahasiswa Unsri yang telah membantu pula dalam terselesaikannya makalah ini.

Makalah ini membahas mengenai praktikum fisika dasar yakni Viskositas, segala

kekurangan yang ada dalam makalah ini baik kata-kata yang, keambiguan maupun kesalahan-

kesalahan lainnya karena kami juga manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Terima

kasih atas perhatiannya dan bila ada kritik atau saran dipersilakan menyampaikannya kepada

pihak kami dalam rangka memperbaiki dan membuat sesuatu menjadi lebih baik.

Indralaya, Desember 2012

2

Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................... 1

Daftar Isi .............................................................................................................................. 2

Bab I Pendahuluan ............................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 3

1.2. Permasalahan ......................................................................................................... 4

1.3. Tujuan .................................................................................................................... 4

1.4. Manfaat .................................................................................................................. 4

1.5. Hipotesa ................................................................................................................. 4

Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 5

Bab III Metodologi Penelitan .............................................................................................. 12

3.1. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 12

3.2. Prosedur Percobaan ............................................................................................... 12

Bab IV Hasil Pengamatan.................................................................................................... 13

Bab V Pembahasan .............................................................................................................. 16

Bab VI Kesimpulan dan Saran ............................................................................................ 17

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 18

Lampiran .............................................................................................................................. 19

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Viskositas merupakan gesekan diadlam zat cair. Viskositas juga da[at diartikan

sebagai kekentalan yang digunakan Sebagai gesekkan antara satu dengan yang lain

diadalam fluida. Oleh karena itulah, harus bekerja suatu bekerja sesuatu gaya agar suatu

zat cairdapat meluncur terhadap permukaan lainnya atau dengan kata lainnya apabila

diantaranya terdapt zat cir. Zat cair dan gas memiliki kekentalan atau viskositas.

Kekentalan zat cair lebih kecil dari gas. Memiliki viskositas karena partikel-partikel

didalamnya bertumbukkan.

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara

molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan

inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas)

dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum

viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang

tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas.

Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan

kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara

permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan

sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan

cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut

pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus

beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang

dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami

percepatan yang dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka

besarnya percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut

kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-hambatan dinamakan

sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan

terjadinya perubahan yang cukup drastic terhadap kecepatan batu.

Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh viskositas pada aliran

adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak

4

kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah aliran

viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan.

Sedangkan untuk benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga

kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh karena itu dalam

penentuan viskositas harus memahami hukum stokes dan dalam percobaan ini untuk

menentukan viskositas dari suatu zat cair. Serta yang lebih penting dalam mengetahui apa

visositas itu dan bagaimana aplikasi yang sesungguhnya.

1.2. Permasalahan

a) Apakah viskositas itu sebenarnya dalam penerapannya?

b) Bagaimana peran Hukum Stokes dalam suatu viskositas?

c) Bagaimana penentuan nilai-nilai koefesien viskositas pada suatu fluida?

1.3. Tujuan

a) Dapat memahami dan menerapkan Hukum Stokes.

b) Dapat menentukan viskositas suatu materi dengan metode benda jatuh.

1.4. Manfaat

a) Mampu mengetahui arti viskositas yang sebenarnya dalam aplikasinya.

b) Mampu menerapkan Hukum Stokes dalam kehidupan.

c) Mengetahui peran viskositas dalam kehidupan.

1.5. Hipotesa

a) Nilai viskositas tiap-tiap fluida berbeda-beda tergantung pada jenis fluida yang

digunakan serta tingkat kekentalan dari fluida tersebut.

b) Ada suatu faktor yang mempengaruhi suatu viskositas fluida meski merupakan materi

yang sama.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks atau ukuran hambatan

aliran cairan (ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida). Viskositas dapat

diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini

merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun

gas.

Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan

mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga

disebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per

satuan waktu.

Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya

mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disperse koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel

dari fase disperse dengan viskositas rendah, sedang system disperse yang mengandung

koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas

merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel.

Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperature, maka viskositas cairan

justru akan menurun jika temperature dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan

kelebihan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperature. Ketika aliran

dari fluida tersebut berlangsung secara kontinyu, viskositas dari fluida tersebut terjadi secara

terus menerus pula. (Philip, 1985)

Penentuan suatu viskositas, ada beberapa viskometer yang sering digunakan. Antara lain:

a. Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah

tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh

berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10

cm3, bergantung pada ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian

dihisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih tinggi

daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati

batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch

dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat

6

ditentukan. Tekanan ρ merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya

disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan.

b. Pada viscometer Hoppler, yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola

logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan

jatuh melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang

semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan

tercapai bila gravitasi sama dengan fictional resistance medium.

c. Pada viskometer cup dan Bob, prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara

dinding luar Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah.

Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang

tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi.

Penurunan konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat.

Hal ini disebut aliran sumbat.

d. Pada viskometer cone dan plate, cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan

di tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut

digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang

sempit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan

yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara

molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu

fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas

disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).

Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bueche:

1980)

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida

yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan

lain-lain. Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai

yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minya goreng

atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat

cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur,

minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan.

Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.

7

Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill =

nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti

air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal

sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan

untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida1. Namun juga bergantung pada

materinya, Materi yang berbeda menyebabkan jumlah yang berbeda. Sirup lebih kental

daripada air, contohnya. Dan gas dalam jumlah yang banyak tidak lebih kental dari cairan.

Karena viskositas, ada suatu perbedaan tekanan diantara kedua akhir dari tabung horizotal jika

cairan mengalir dalam kecepatan konstan. Dengan demikian dibutukhan suatu pompa untuk

memakasa air atau oli melalui level pipa-pipa ketika pipa dalam keadaan menanjak (Douglas:

1974).

Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah Ns/m2

= Pa.S (pascal

sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 =

poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan

poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie

Poiseuille.

Fluida Temperatur (o C) Koofisien Viskositas

Air 0 1,8 x 10-3

20 1,0 x 10-3

60 0,65 x 10-3

100 0,3 x 10-3

Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10-3

Plasma Darah 37 1,5 x 10-3

Ethyl alkohol 20 1,2 x 10-3

Oli mesin (SAE 10) 30 200 x 10-3

Gliserin 0 10.000 x 10-3

20 1500 x 10-3

60 81 x 10-3

Udara 20 0,018 x 10-3

Hidrogen 0 0,009 x 10-3

1 Serway Jewett, Fisika untuk Sains dan Teknik, (Jakarta: Penerbit Salemba Teknika, 2010) hal. 653

8

Uap air 100 0,013 x 10-3

Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair.

Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-

molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama

lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai makna yang

tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus menerus berubah.

Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara

cair dan gas adalah :

a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan seringkali harus

diperlakukan demikian.

b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan

agar dengan massa tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah

tempatnya.

Gambar 2.1

Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau

apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, garis-garis arusnya akan

membentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekelilingnya bola itu.Tekanan terhadap

sembarang titikpermukaaan bola yang menghadap arah aliran datang tepat sama dengan

tekanan terhadap “ titik lawan” titik tersebut pada permukaan bola yang menghadap ke arah

hilir aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu sama dengan nol. Tetapi jika fluida itu

mempunyai kekentalan, akan oleh soretan kekentalan terhadap boal itu. (Seretan karena

kekentalan ini sudah terang akan dialami oleh benda berbentuk bagaimanapun, tetapi hanya

pada satu boal seratan tersebut mudah dihitung lagi). Hukum Stokes dipakai waktu

mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya untuk

mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida tertentu

berbandingan dengan kecepatan relatifnya.

Aliran suatu fluida dalam pipa.

Dimana semakin tinggi kecepatan

maka akan semakin tinggi

tekanannya.

9

Seperti telah kita ketahui, sebuah bola yang jatuh ke dalam fluida kental akan mencapai

kecepatan akhir vr pada saat gaya kekentalan yang menahan plus gaya apung sama dengan

berta bola itu. Umpaman p rapat massa bola itu dan p’ rapt massa fluida. Jadi, berat bola ialah

4/3πr p’g.

Dengan mengukur kecepatan akhir sebuah bola yang radius dan rapat massanya

diketahui, maka viskositas fluida ke dalam mana bola itu dijatuhkan, dapatlah dihitung

berdasrkan persamaan di atas. Persamaan ini juga telah digunakan oleh Milikan untuk

menghitung radius tetes minyak submikroskopik halus elektron. Dalam percobaan ini,

kecepatan akhir tetes minyak itu diukur ketika tetes jatuh dalam udara yang viskositasnya

diketahui.

Apabila kecepatn asuatu fluida yang mengalir dalam sebuah pipa melampaui harga

kritik tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat dan pada radius pipa), maka sifat aliran

menjadi sangat rumit. Di dalam lapisan sangat tipis sekali yang bersebelahan dengan dinding

pipa, disebut lapisan batas, alirannya masi laminer. Kecepatan aliran di dalam lapisan batas

pada dinding pipa adalah nol dan semakin bertambah besar secara uniform di dalam lapisan

itu. Sifat-sifat lapisan batas sanagt penting sekali dalam mennetukan tahanan terhadap aliran,

dan lapisan menentukan perpindahan panas ke atau dari fluida yang sedang bergerak itu.Di

luar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Di dalam fluida timbul arus pusar

setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran, Aliran semacam ini disebut aliran yang

turbulen (bergejolak).

Percobaan menunjukkan bahwa ada kombinasi empat faktor yang menentukan apakah

aliran fluida melalui pipa bersifat laminer atau turbulen. Kombinasi ini dikenal sebagai

bilangan Reynold. Di mana p ialah rapat massa fluida, v kecepatan alir rata-rata,ɳ viskositas,

dan d diameter pipa. (Kecepatan rata-rata ialh kecepatan uniform melalui penampang lintang

yang menimbulkan kecepatan pengosongan yang sama).

Bilangna Reynold, pvD/ɳ, ialah besaran yang tidak berdimensi dan besar angkanya

adalah sama dalam setiap sistem satuan tertentu. Sebagai contoh, untuk air 20°C yang

mengalir dalm pipa berdiameter 1cm dengan kecepatan rata-rata 10 cm sek bilangan

Reynoldnya ialah

Bilangan Reynold suatu sistem telah dijadikan dasar untuk mempelajari sifat sisitem-

sistem nyata dengan cara mempergunakan sebuah model berukuran kecil. Salah satu contoh

yang sudah umum ialah terowongan angin. Dlam terowongan ini, orang mengukur gaya

aerodinamik terhadap model berskala kecil pesawat terbang. Lalu berdasarkan hasil

10

pengukuran tersebut, dikalkulasikan berapa besar gaya itu terhadap sayap berukuran

sesungguhnya.

Dua sistem dikatakan sama-sama secara dinamika bila Bilangan Reynold,pvD/ɳ, sama

untuk kedua sistem itu. Pada umumnya huruf D dapat berarti sembarang dimensi suatu

sistem, misalnya rentangan sayap pesawat terbang. Misalkan sutu fluida, yang kerapatannya p

dan viskositasnya ɳ diketahui, mengalir mengitari sebuah model yang skalanya setengah

ukuran benda yang sebenarnya, Maka secara dinamika, aliran tersebut akan sama dengan

aliran sekitar benda berukuran sebenarnya ini kalau kecepatannya v dua kali lipat.

Aliran air yang ada di alam ini memiliki bentuk yang beragam, karena berbagai sebab

dari keadaan alam baik bentuk permukaan tempat mengalirnya air juga akibat arah arus yang

tidak mudah untuk digambarkan. Misalnya aliran sungai yangs sedang banjir, air terjun dari

suatu ketinggian tertentu, dan sebagainya. Contoh yang disebutkan di bagian depan

memberikan gambaran mengenai bentuk yang sulit dilukiskan secara pasti. mNamun

demikian, bila kita kaji secara mendalam maka dalam setiap gerakan partikel tersebut akan

selalu berlaku hukum ke-2 Newton. Oleh sebab itu, agar kita labih mudah untuk memahami

perilaku air yang mengalir diperlukan pemahaman yang berkaitan dengan kecepatan (laju air)

dan kerapatan air dari setiap ruang dan waktu. Bertolak dari dua besaran ini aliran air akan

mudah untuk dipahami gejala fisisnya, terutama dibedakan macam-macam alirannya.

Bertolak dari kecepatan sebagai fungsi dari tempat dan waktu dapat dibedakan menjadi:

a. Aliran steady (mantap) dan non steady (tidak mantap)

b. Aliran rotational dan aliran irotational

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :

1. Suhu

Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun,

dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan

yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya (Maurice:

1960)

2. Konsentrasi larutan

Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi

tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan

banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang

terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

Seperti pada sirup dan oli yang telah dijelaskan diatas.

11

3. Berat molekul solute

Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute

yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga

manaikkan viskositas.

4. Tekanan

Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

Dalam suatu vektor-vektor kecepatan partikel-partikel fluida yang berada dalam bidang

penampang pipa. Jika zat cair kental maka vektor terletak pada bidang datar dan aliran fluida

dikatakan mempunyai profil kecepatan datar. Namun jika zat cair kental dan alirannya tidak

terlalu cepat maka aliran akan bersifat laminer.

12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

a) Gelas ukur 2500 ml

b) Aerometer

c) Peluru berdiameter

d) Stopwatch

e) Neraca analitis

f) Penggaris

g) Tisu

3.1.2. Bahan

a) Fluida 1 (Minyak Sayur)

b) Fluida 2 (Oli)

3.2. Prosedur Percobaan

a) Siapkan fluida yang akan diuji viskositasnya dalam hal ini minyak sayur dan oli,

masukkan ke dalam gelas ukur 2500 ml.

b) Atur jarak jatuh benda dan beri batas sehingga akan didapat acuan untuk mecari

kecepatan benda jatuh.

c) Ukur massa jenis fluida yang akan diuji dengan menggunakan aerometer.

d) Jatuhkan peluru yang telah diketahui diameter dan massanya.

e) Ukur waktu yang diperlukan peluru untuk menepuh jarak yang telah ditentukan tadi

dengan menggunakan stopwatch.

13

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1. Data Hasil Pengukuran

A. Viskositas Minyak Sayur

Pengukuran peluru:

Massa : m1 = 3,1938 gr jari-jari : r1 = 0,0668 cm

m2 = 1,0831 gr r2 = 0.0519 cm

m3 = 0,6324 gr r3 = 0.04215 cm

Jarak tempuh peluru = 30 gr

Waktu tempuh: Peluru 1 (t1) = 0, 46 detik

Peluru 2 (t2) = 0, 69 detik

Peluru 3 (t3) = 0, 84detik

Massa jenis fluida = 0,9 gr/cc

B. Viskositas Oli

Pengukuran peluru:

Massa : m1 = 3,1938 gr jari-jari : r1 = 0,0668 cm

m2 = 1,0831 gr r2 = 0,0519 cm

m3 = 0,6324gr r3 = 0,04215 cm

Jarak tempuh peluru = 30 gr

Waktu tempuh: Peluru 1 (t1) = 1,03 detik

Peluru 2 (t2) = 1,78 detik

Peluru 3 (t3) = 2,50 detik

Massa jenis fluida = 0,88 gr/cc

4.2. Pengolahan Data

A. Uji Viskositas Minyak Sayur

Volume peluru 1 = 1,2459 . 10-3

cm3

Volume peluru 2 = 5,843 . 10-4

cm3

Volume peluru 3 = 3,130 . 10-4

cm3

Massa Jenis:

ρ1 = 2,56 . 10-3

gr/cm3

ρ2 = 3,13 . 10-5

gr/cm3

ρ3 = 2,02 . 10-5

gr/cm3

Kecepatan peluru:

14

v1 = 65,21 cm/det

v2 = 43,47 cm/det

v3 = 35,71 cm/det

Sehingga koefesien dapat ditentukan sehingga diperoleh:

No. Koefesien Viskositas (η) (poise) |η = ̅|

1. 1623,547 732,186

2. 797,662 93,699

3. 252,847 638,486

Ʃ 2674,0836 1464,371

Koefesien rata-rata ( ̅) = 891,361poise

Sesatan ̅

= 488,1284poise

Kesalahan relatif = √ = 0,548%

Nilai terbaik = ̅ = 891,361 ± 488,124 poise

B. Uji Viskositas Oli

Volume peluru 1 = 1,2459 . 10-3

cm3

Volume peluru 2 = 5,843 . 10-4

cm3

Volume peluru 3 = 3,130 . 10-4

cm3

Massa Jenis:

ρ1 = 2,56 . 10-3

gr/cm3

ρ2 = 3,13 . 10-5

gr/cm3

ρ3 = 2,02 . 10-5

gr/cm3

Kecepatan peluru:

v1 = 29,12 cm/det

v2 = 16,85 cm/det

v3 = 12,00 cm/det

15

Sehingga koefesien dapat ditentukan sehingga diperoleh:

No. Koefesien Viskositas (η) (poise) |η = ̅|

1. 725,0704 348,621

2. 309,204 67,248

3. 95,080 281,373

Ʃ 1129,352637 697,242

Koefesien rata-rata ( ̅) = 376,453 poise

Sesatan ̅

= 232,414 poise

Kesalahan relatif = √ = 0,6173%

Nilai terbaik = ̅ = 376,453 ± 232,414 poise

16

BAB V

PEMBAHASAN

Permukaan zat padat yang bersentuhan menimbulkan gaya gesekan satu sama lain.

Dengan cara yang sama gesekan di dalam fluidainilah yang dinamakan viskositasn fluida.

Viskositas fluida ini adalah tingkat kekentalan suatu fluida dimana semmain tinggi tingkay

viskositas dari suatu fluida maka akan semakin rendah kecepatannya karena banyaknya

gesekan didalam fluida teersebut dan sebaliknya semakin rendah viskositas suatu fluida maka

akan semakin cepat kecepatan dari benda tersebut. Didalam fluida ada 2 jenis aliran yaitu

aliran laminer dan aliran turbulen. Jika zat cair suatu fluida tersebut memiliki tingkat

viskositas yang tinggi sehingga menyebabkan rendahnya kecepaatan yang terjadi maka aliran

tersebut termasuk aliran laminer dan sebaliknya bila zat cair atau fluida memiliki viskositas

yang rendah sehingga mengakibatkan tingginya kecepatan dari fluida tersebut maka aliran

yang terbentuk adalah aliran turbulen. Karena adanya viskositas fluida maka untukm

menggerakkan atau meluncurkan fluida memerluka suatu gaya. Baik zat cair maupun gas

memiliki viskositas harga saja zat cair memiliki tingkat kekentalan lebih tinggi dibandingkan

gas. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida terhadap aliran viskositas

menunjukkan pergerakan suatu zat oadat dimana semkaij besar viskositas maka semakin

susah untuk mengalir dan semakin tinggi suhu maka semakin rendah tingkat viskositas benda

tersebut. Semakin tinggi massa jenis maka semakin rendah vviskositas dari benda tersebut

semakin besar viskositas benda tersebut maka semakin lama waktu tempuhnya dan semakin

besar volume peluru maka semakin lama waktu tempuhnya. Terlihat dalam percobaan bahawa

fluida oli yang memiliki nilai kekentalan yang lebih besar dari minyak sayur membuat

kecepatan peluru menjadi lebih kecil daripada pada minyak sayur.

17

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

a. Semakin besar viskositasnya, semakin rendah kecepatannya dan juga sebaliknya.

b. Viskositas setipa fluida itu berbeda-beda, contohnya air, minyak dan oli yang

viskositasnya bereda-beda.

c. Semakij tinggi suhu dan temperature, semakin rendah viskositasnya.

d. Semakin tinggi tekanan maka semakin tinggi suhu dan maka viskositas semakin

rendah.

e. Semakin tnggi massa jenis suatu zat fluida maka akan semakin rensah viskositasnya.

f. Jika kecepatanya aliran teersebut tinggi maka termasuk aliran turbulen.

g. Jika kecepatannya rendah, maka aliran tersebut digolonngkan aliran laminer.

h. Semakin luas penampang suatu peluru maka waktu tempuh semakin lama.

i. Semakin tinggi viskositas dari fluida maka semakin lama waktu tempuhnya.

6.2. Saran

a. Dalam penentuan koefesien viskositas, sebelumnya harus benar-benar dipastikan

bahwa data-data yang ada adalah tepat agar tidak terjadi kesalahan perhitungan yang

tidak sesuai dengah kebenarannya.

b. Dan dalam praktikum hendaklah tisu digunakan dalam pembersihan fluida yang

terjatuh-terjatuh untuk kenyamanan dalam praktikum itu sendiri.

18

Daftar Pustaka

Alberton, Marurice L. Dkk. Fluid Mechanics for Engineers. 1960. American: Prentice

Hall.

Gerhart Phillip M. Dan Richard C. Gross. Fundamental of Fluid Mechanics. 1985.

Canada: Addidon-Wesley Publishing Company.

Giancoli, Douglas G. The Ideas of Physics. 1974. New York: Harcourt Brace Jovanovich,

Inc.

Jewett, Serway. Fisika untuk Sains dan Teknik. 2010. Jakarta: Penerbit Salemba Teknika.

Bueche, Frederick. Intoduction to Physics for Scientists and Engineers. 1980. America:

McGraw-Hill, Inc.

19

Lampiran Gambar

Tisu Gelas Ukur 2500ml (serta Minyak

Sayur dan Oli)

Gelas Ukur 200ml Mikrometer Sekrup

Aerometer Stopwatch

Jangka Sorong