makalah dbd

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968. Sampai saat ini DBD dilaporkan dari 26 propinsi dan telah menyebar dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan selama tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan “Case Fatality Rate” 3.9%. Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty sebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes Albopictus. Wabah penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia di beberapa tahun yang lalu perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor Aedes Aegepty yang terdapat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan memberi resikotimbulnya wabah penyakit di masa akan dating. Untuk mengatasi masalah penyakit demam berdarah di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamk (vector) dan penggalian vector. Untuk pengendalian vector dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Upload: arianti-anti

Post on 17-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

demam berdarah dengue

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Dbd

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis

terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul sebagai wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada

tahun 1968. Sampai saat ini DBD dilaporkan dari 26 propinsi dan telah menyebar dari daerah perkotaan ke

daerah pedesaan dan selama tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan “Case

Fatality Rate” 3.9%. Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

Aegepty sebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes Albopictus.

Wabah penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia di beberapa

tahun yang lalu perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor Aedes Aegepty yang terdapat baik di daerah

pedesaan maupun perkotaan memberi resikotimbulnya wabah penyakit di masa akan dating. Untuk mengatasi

masalah penyakit demam berdarah di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya pemberantasan

vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi secara teoritis ada empat

cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan

nyamk (vector) dan penggalian vector. Untuk pengendalian vector dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Page 2: Makalah Dbd

Kesimpulan

Demam berdarah adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis yang

mirip dengan malaria. Demam berdarah oleh nyamuk Aedes Aegypti yang ditandai dengan

munculnya demam secara tiba-tiba disertai dengan sakit kepala berat, sakit pada sendi dan

otot (myalgia dan atfhralgia) dan ruam. Penyebab demam berdarah menunjukkan demam

yang lebih tinggi, satu perdarahan (trombositopenia) dan nemokonsentrasi sejumlah kasus

bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

Pengobatannya adalah terapi suportif dan alternatif lain seperti meminum jus jambu

biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik. Dengan penderita

yang banyak, dinas kesehatan mengaku telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 3,3 milyar

untuk keluarga miskin.

Page 3: Makalah Dbd

Pengertian

Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti

1. Berwarna hitam dan belang- belang ( loreng) putih pada seluruh tubuh2. Berkembangbiak di tempat penampungan air ( TPA) dan barang-barang yang

memungkinkan air tergenang seperti: bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, ban bekas, dll.

3. Nyamuk aedes Aegypti tidak dapat berkembang biak di selokan /got atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah

4. Biasanya menggigit manusia pada pagi atau sore hari5. Mampu terbang sampai 100 meter

ETIOLOGI

Penyakit ini ditunjukkan dengan adanya demam secara tiba-tiba 2-7 hari, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam merah terang, petechie dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare (Soewandoyo E., 1998). Manifestasi klinik terwujud sebagai akibat adanya kebocoran plasma dari pembuluh darah perifer ke jaringan sekitar. Infeksi virus Dengue dapat bersifat asimtomatik atau simtomatik yang meliputi panas tidak jelas penyebabnya (Dengue Fever, DF), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan demam berdarah dengan renjatan (DSS) dengan manifestasi klinik demam bifasik disertai gejala nyeri kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan timbulnya ruam pada kulit ( Soegijanto S., 2004).

Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Di dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sistem retikuloendotelial, dengan target utama virus Dengue adalah APC (Antigen Presenting Cells ) di mana pada umumnya berupa monosit atau makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar dapat juga terkena (Harikushartono et al., 2002). Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum timbul gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi APC (Antigen Precenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemaglutinasi, antibodi fiksasi komplemen (Gubler DJ., 1998).

Penyakit infeksi virus Dengue merupakan hasil interaksi multifaktorial yang pada saat ini mulai diupayakan memahami keterlibatan faktor genetik pada penyakit infeksi virus, yaitu kerentanan

Page 4: Makalah Dbd

yang dapat diwariskan. Konsep ini merupakan salah satu teori kejadian infeksi berdasarkan adanya perbedaan kerentanan genetik (genetic susceptibility) antar individu terhadap infeksi yang mengakibatkan perbedaan interaksi antara faktor genetik dengan organisme penyebab serta lingkungannya (Darwis D., 1999).

Patofisiologi primer DBD dan Dengue Shock Syndrom (DSS) adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang diikuti kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah (Gambar 2.1). Volume plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, yang didukung penemuan post mortem meliputi efusi serosa, efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi (Soedarmo, 2002). Patogenesis DBD masih kontroversial dan masing-masing hanya dapat menjelaskan satu atau beberapa manifestasi kliniknya dan belum dapat menjelaskan secara utuh keseluruhan fenomena.

Pencegahan dan pemberantasan infeksi Dengue diutamakan pada pemberantasan vektor penyakit karena vaksin yang efektif masih belum tersedia. Pemberantasan vektor ini meliputi pemberantasan sarang nyamuk dan pembasmian jentik. Pemberantasan sarang nyamuk meliputi pembersihan tempat penampungan air bersih yang merupakan sarana utama perkembangbiakan nyamuk, diikuti penimbunan sampah yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Tempat air bersih perlu dilindungi dengan ditutup yang baik. Pembasmian jentik dilakukan melalui kegiatan larvaciding dengan abate dan penebaran ikan pemakan jentik di kolam-kolam

2. Gejala Penyakit

Gejala penyakit DBD adalah:

1. Mendadak panas tinggi selama 2 – 7 hari, tampak lemah lesu suhu badan antara 38�C sampai 40�C atau lebih.

2. Tampak binti-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik merah itu tidak hilang.

3. Kadang-kadang perdarahan di hidung ( mimisan).4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah5. Tes Torniquet positif6. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpura7. Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lumbung8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin Berkeringat Perdarahan

selaput lendir mukosa, alat cerna gastrointestinal, tempat suntikan atau ditempat lainnya9. Hematemesis atau melena10. Trombositopenia ( =100.000 per mm3)11. Pembesaran plasma yang erathubungannya dengan kenaikan permeabilitas dinding

pembuluh darah, yang ditandai dengan munculnya satu atau lebih dari:1. Kenaikan nilai 20% hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin2. Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah pengobatan3. Tanda-tanda pembesaran plasma yaitu efusi pleura, asites, hipo –proteinaemia

Page 5: Makalah Dbd

Gejala Lain :

Hati membesar, nyeri spontan dan pada perabaan Asites Cairan dalam roga pleura (kanan) Ensepalopati: kejang, gelisah, sopor, koma

Prinsip penatalaksanaan :

Memperbaiki keadaan umum Mencegah keadaan yang lebih parah Memperbaiki syok dan perdarahan (pen: rehidrasi sampai hari ke 7, namun hati-hati pada hari

ke 6 dapat terjadi arus balik cairan intersitiel ke pembuluh darah)

Penatalaksanaan :

Penderita Rawat Jalan:

Minum susu / Oralit / LGG sampai air kencing cukup banyak Pesankan pada penderita : bila lemah, gelisah, kaki tangan dingin -> segera ke puskesmas Kontrol tiap hari terutama hari ke 4 atau 5 -> anamnesis, pemeriksaan fisik, Hematokrit

Penderita Rawat Inap:

Tanpa syok:

Minum susu/oralit/LGG sebanyak-banyaknya Bila mutah / sakit perut ( infus RL dengan tetesan pemeliharaan Antipiretik bila perlu (jangan beri aspirin/salisilat) Antibiotika hanya diberikan jika ada infeksi sekunder

Dengan syok:

Infus RL 20 ml kg BB, evaluasi tiap 15 menit pada jam pertama Oksigenasi bila perlu Dexametason 2-5 mg/kg BB tiap 4-6 jam sampai keadaan stabil Bila dalam 30 menit pertama nadi dantensi belum ada perbaikan -> rujuk keRSUD disertai

oksigenasi Antipiretik dan antibiotik sama dengan yang tanpa syok

3. Cara Penularan

PenularanPenularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi

Page 6: Makalah Dbd

dan siang.Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia.

4. Kewaspadaan Masyarakat

Bila masyarakat menjumpai anggota keluarga atau tetangga dilingkungan dengan gejala diatas segera dibawa ke Puskesmas untuk pemeriksaan trombosit.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis DBD adalah pemeriksaan darah tepi atau sering diistilahkan pemeriksaan darah lengkap. Gambaran hasil laboratorium yang khas adalah terjadi peningkatan kadar hemoglobin (hb) dan peningkatan hematokrit (hct) disertai penurunan trombosis kurang dari 150.000. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada hari ke-3 hingga ke-5 panas. Pemeriksaan darah pada panas hari ke 1 - 2 tidak bermanfaat dan malah menyesatkan karena hasilnya masih dalam normal. Hasil normal tetapi bukan berarti bebas DBD atau belum menyingkirkan diagnosis DBD. Dalam perjalanannya trombosit akan terus menurun pada hari ke-3, ke-4, dan hari ke-5. Bila dicurigai DBD, pemeriksaan darah mungkin terus dilakukan pada hari ke 4 dan ke 5,. Pada hari ke-6 dan selanjutnya akan meningkat terus kembali ke nilai normal. Peningkatan jumlah trombosit secara drastis timbul setelah hari ke-6. Fenomena inilah yang mungkin sering dianggap karena pengaruh pemberian jambu biji. Sampai pada saat ini belum ada penelitian secara klinis yang membuktikan bahwa pemberian jambu biji pada penderita DBD dapat meningkatkan jumlah trombosit dalam darah.

Pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan serologi dengue blot (imunoglobulin G  dan imunoglobulin M). Pemeriksaan ini selain tidak spesifik tetapi juga harganya relatif mahal. Pada keadaan diagnosis klinis sudah jelas maka pemeriksaan ini sebenarnya tidak perlu dilakukan. Pada kasus yang tidak jelas mungkin pemeriksaan ini sering membantu menunjang menegakkan  diagnosis DBD. Hasil pemeriksaan dengue blot positif dapat terjadi pada  penyakit DBD dan DD.

Hal lain yang sering dijumpai penderita DBD di diagnosis sebagai sebagai penyakit tifus. Pada penderita DBD sering ditemukan juga peningkatan hasil Widal. Pemeriksaan Widal adalah identifikasi antibodi tubuh terhadap penyakit tifus. Kejadian seperti inilah yang menimbulkan kerancuan diagnosis DBD. Padahal pada penyakit demam tiphoid pada minggu awal panas biasanya malah tidak terdeteksi peningkatan titer Widal tersebut. Bila hasil pemeriksaan widal meningkat tinggi pada awal minggu pertama, tidak harus dicurigai sebagai penyakit tifus. Sebaiknya pemeriksaan Widal dilakukan saat panas pada akhir minggu pertama atau awal minggu ke 2.

Secara medis sebenarnya tidak ada pengobatan secara khusus pada penderita DBD. Penyakit ini adalah self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri. Prinsip pengobatan secara

Page 7: Makalah Dbd

umum adalah pemberian cairan berupa elektrolit (khususnya natrium) dan glukosa. Pemberian minum yang mengandung elektrolit dan glukosa, seperti air buah atau minuman yang manis, dapat membantu mengatasi kekurangan cairan pada penderita DBD. Paling penting adalah bukan mengobati, tetapi pencegahan penyakit. Paling tidak melakukan deteksi dini penyakit berbahaya ini secara cermat dan benar

Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif.

Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian.

Gambaran KlinisDemam yang akut, selama 2 hingga 7 hari, dengan 2 atau lebih gejala ? gejala berikut : nyeri kepala, , nyeri otot, nyeri persendian, bintik-bintik pada kulit sebagai manifestasi perdarahan dan leukopenia.Kriteria Untuk Diagnosa LaboratoriumSatu atau lebih dari hal-hal berikut :Isolasi virus dengue dari serum, plasma, leukosit ataupun otopsi.Ditemukannya anti bodi IgG ataupun AgM yang meningkatkan tinggi titernya mencapai empat kali lipat terhadap satu atau lebih antigen dengue dalam spesimen serta berpadangan.Dibuktikan adanya virus dengue dari jaringan otopsi dengan cara immunokimiawi atau dengan cara immuno-flouresens, ataupun didalam spesimen serum dengan uji ELISADibuktikan dengan keberadaan gambaran genomic sekuen virus dari jaringan otopsi, sediaan serum atau cairan serebro spinal (CSS), dengan uji Polymerase Chain Reaction ( PCR).

Klarifikasi KasusDicurigai sebagai kasus : Yaitu kasus yang jelas dengan melihat gejala klinisnya.Kemungkinan sebagai Kaus : ialah kasus yang menunjukkan gejala klinis dan didukung oleh satu atau lebih dari ;Uji serologi berupa munculnya titer anti bodi dengan hemaglutinasi ? inhibisi 1280 atau lebih yang sebanding dengan titer positif IgG dengan uji ELISA, ataupun titer positif zat anti bodi IgM pada fase akhir yang akut pada fase konvalesens.Munculnya kasus DD lain dilokasi dan waktu yang samaKasus yang Pasti : ialah kasus yang secara klinis benar, serta didukung pula kebenarannya secara laboratoris.Kriteria Untuk Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom Syok Dengue (SSD)Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah kasus tersangka ataupun kasus yang pasti dari dengue dengan kecenderungan perdarahan disertai adanya satu atau lebih dari hal ? hal berikut :

Tes Tourniquet yang positif.Adanya perdarahan dalam bentuk petekiae, ekimosis atau purpura.Perdarahan selaput lendir mukosa, alat cerna gastrrointestinal, tempat suntikan atau ditempat lainnya.Hematemesis atau melena

Page 8: Makalah Dbd

Dan trombositopenia ( < 100.000 per mm3)Dan perembesan plasma yang erat hubungannya dengan kenaikan permiabilitas dinding pembuluh darah, yang ditandai dengan munculya satu atau lebih dari : Kenaikan nilai 20 % (hematokrit atau lebih tergantung umur dan jenis kelamin)Menurunnya nilai hematokrit dari nilai dasar 20 % atau lebih sesudah pengobatan.Tanda ? tanda perembesan plasma ( yaitu, efusi pleura, asites, hipoproteinaemia

2. Sindrom Syok Dengue (SSD) Mencakup semua kriteria DBD diatas ditambah lagi dengan munculnya gangguan sirkulasi darah dengan tanda-tanda denyut nadi menjadi lemah dan cepat, menyempitnya tekanan nadi (20 mmHg atau kurang) atau hipotesi berdasar umur, kedinginan, keringat dingin dan gelisah.

Pencegahan DBD

Umumnya kebanyakan orang terparadigma dengan pemberantasan DBD melalui fogging atau penyemprotan. Padahal untuk melakukan fogging tersebut diperlukan beberapa ketentuan, mulai dari PE dan kemudian pengajuan surat penyemprotan kepada Rumah Sakit terdekat. Hal ini karena fogging tidak baik apabila diterapkan terlalu sering.

Disamping itu, untuk memberantas nyamuk dan juga jentik, terdapat beberapa cara sederhana dan hanya diperlukan kepedulian, ketelitian dan keuletan setiap penghuni rumah akan keadaan lingkungan.

Cara paling efektif untuk mencegah penularan DBD adalah dengan menghindari gigitan nyamuk penular, mengurangi populasi nyamuk penular, dan mengenali cara hidup nyamuknya. Mengapa tindakan menghindari vektor penular itu penting, karena seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa apabila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk, selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya.

Kira-kira satu minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.

Virus ini akan tetap berada di dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah mengisap virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Maka dari itu perlu bagi masyarakat mengetahui lebih dalam sifat, ataupun cara hidup dari nyamuk pembawa virus dengue ini, sehingga dapat menghindari gigitannya.

Pertama-tama kita kenali dulu ‘tamu’ di siang hari ini.

Page 9: Makalah Dbd

1. Nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk domestik, yakni nyamuk yang berada di bangunan-bangunan seperti contohnya rumah dan tersebar luas di daerah tropis

2. Kemampuan terbang + 40 m, maksimal 100 m3. Senang dengan benda yang bergantungan dan di tempat yang lembab/gelap4. Siklus hidup : telur – jentik – kepompong dalam air ( + 7 – 10 hari )5. Sekali bertelur menghasilkan 100-200 telur6. Tempat perkembangbiakan adalah di TPA (Tempat Penampungan Air)

Sehingga dari itu cara yang untuk menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti adalah melalui cara yang telah dikenal oleh masyarakat yakni melalui 3 M, yakni :

1. Menutup TPA2. Menguras TPA seminggu sekali dan terus menerus3. Mengubur barang-barang bekas yang menjadi TPA

Akhir-akhir ini pencegahan dan pemberantasan DBD tidak hanya dapat ditempuh melalui 3M, cara terefektif adalah melalui PSJN (Pemberantasan Sarang Jentik dan Nyamuk). Seperti yang telah diungkapkan oleh dr. Ina di awal artikel bahwa PSJN merupakan cara paling ‘mujarab’ untuk menekan angka kasus DBD. Selain karena tempat jentiknya yang jelas, yakni di Tempat Penampungan Air (TPA), juga karena jentik merupakan awal fase hidup nyamuk. Dan upaya dalam menerapkan PSJN ini ditempuh dengan beberapa cara diantaranya adalah melalui :

1. Pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan ratusan Kader Wamantik (Siswa Pemantau Jentik) dan Bumantik (Ibu Pemantau Jentik), yang bertugas memantau 10 rumah di sekitarnya menyangkut keberadaan jentik di rumah mereka. Tidak lupa juga memberikan penyuluhan

2. Ikanisasi3. Abatesasi (temephos)4. Fogging, dengan syarat dan persetujuan dari Rumah Sakit sekitar

Kesadaran dan kepedulian masyarakat merupakan kunci awal dari menurunnya angka DBD di suatu wilayah. Sehingga DBD dapat terjadi di wilayah mana pun, termasuk di wilayah elit. ”Hindari gigitan nyamuk dengan turunkan populasi,” pesan dr. Ina. Melalui kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan, maka secara otomatis akan menghambat perkembangan jentik, dengan adanya kepedulian maka aplikasi dari upaya-upaya memberantas DBD pun akan terealisasi, dengan begitu tidak akan memberi kesempatan bagi si nyamuk untuk berkembang.

Page 10: Makalah Dbd

Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk mengatasi perdarahan, mencegah/mengatasi keadaan syok / presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum, bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui infus.

Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika Jika anda mengalami panas tinggi yang berkepanjangan (lebih dari 1 hari) dan tidak sembuh dengan meminum obat, cobalah mendatangi rumah sakit terdekat dan cek darah anda. Apabila anda menemukan trombosit anda sudah di batas bawah normal (batas normal: 150.000-500.000), berhati-hatilah.

Ada cara yang bisa ditempuh tanpa harus diopname di rumah sakit, tapi butuh kemauan yang kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah sbb:

1. Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik)

2. Cobalah menurunkan panas dengan minum obat penurun panas3. Beberapa teman dan dokter menyarankan untuk minum minuman ion tambahan (tapi

banyak juga yang tidak menganjurkannya)4. Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada

juga yang menyarankan: daun angkak, daun jambu, dsb)5. Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak

(meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).

Sebenarnya, semua usaha di atas bertujuan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap serangan demam berdarah, karena pada dasarnya demam berdarah tidak perlu obat tertentu (dan memang tidak ada obat untuk itu). Ketahanan tubuh dapat dilihat dari jumlah leukosit dalam darah. Ketika leukosit mulai meningkat (membaik), maka biasanya trombosit yang kemudian akan bertambah.

Bila anda mampu melakukan no.1 dari usaha di atas tanpa kurang sedikit pun, anda tak perlu ke rumah sakit untuk opname (menghemat bukan?)Jika kita dirawat di rumah sakit, perhatikanlah obat yang disuguhkan, karena tidak ada obat yang bisa menyembuhkan demam berdarah itu (kecuali penurun panas). Infus sangat dibutuhkan, tapi jangan pernah mau diberikan antibiotik (kecuali ada penyakit lain). Tablet yang diberikan biasanya adalah vitamin.

Perhatikan juga hasil laboratorium setiap hari. Sebenarnya, jika trombosit sudah meningkat melewati batas bawah normal (grafik trombosit tidak turun lagi), panas tubuh sudah normal kembali (36′C-37′C), tekanan darah (tensi) normal, itu pertanda anda sudah mulai sembuh, dan anda sudah bisa meminta kepada dokter untuk rawat jalan saja. Selama di rumah, usaha untuk minum air putih sebanyak-banyaknya harus tetap dijalankan.

Page 11: Makalah Dbd

VI. PROGNOSIS

Infeksi dengue pada umumnya mempunyai prognosis yang baik, DF dan DHF tidak ada

yang mati. Kematian dijumpai pada waktu ada pendarahan yang berat, shock yang tidak

teratasi, efusi pleura dan asites yang berat dan kejang. Kematian dapat juga disebabkan oleh

sepsis karena tindakan dan lingkungan bangsal rumah sakit yang kurang bersih. Kematian

terjadi pada kasus berat yaitu pada waktu muncul komplikasi pada sistem syaraf,

kardiovaskuler, pernapasan, darah, dan organ lain.

Kematian disebabkan oleh banyak faktor, antara lain :

1. Keterlambatan diagnosis

2. Keterlambatan diagnosis shock

3. Keterlambatan penanganan shock

4. Shock yang tidak teratasi

5. Kelebihan cairan

6. Kebocoran yang hebat

7. Pendarahan masif

8. Kegagalan banyak organ

9. Ensefalopati

10. Sepsis

11. Kegawatan karena tindakan