makalah citronella

26
Citronella (diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan) Disusun oleh: Rita Aisyatul Dalfah-NIM. 1005338 Dea Aisyah Rusmawati-NIM. 1005384 Dina Widiawati-NIM. 1006404 Tedy Tarudin-NIM. 1000684 Kukuh Hadiatma-NIM. 1000215

Upload: teta-dear

Post on 14-Aug-2015

263 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

pengetahuan bahan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Citronella

Citronella (diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan)

Disusun oleh:

Rita Aisyatul Dalfah-NIM. 1005338Dea Aisyah Rusmawati-NIM. 1005384

Dina Widiawati-NIM. 1006404Tedy Tarudin-NIM. 1000684

Kukuh Hadiatma-NIM. 1000215

Program Studi Pendidikan Teknologi AgroindustriFakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan IndonesiaBandung

2011

Page 2: Makalah Citronella

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan-

Nya kepada kita semua, terutama kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini.

Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul

“Citronella”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

semua, terutama bagi penulis sendiri.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan

kekeliruan, karena penulis dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kepada pembaca yang

budiman, penulis mohon maaf. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen

mata kuliah Pengetahuan Bahan, Ibu Dewi , S.Tp., M.Si yang telah membimbing dan

membantu dalam menyelesaikan makalah ini, serta kepada semua keluarga, teman-

teman yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

Semoga Allah Swt senantiasa memberkahi dan meridai makalah ini sehingga

bermanfaat bagi seluruh pembaca terutama bagi penulis.

Bandung, Mei 2011

Penulis

i

Page 3: Makalah Citronella

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ii i

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

C. Tujuan.....................................................................................................2

BAB II ISI................................................................................................................3

A. Minyak Atsiri.....................................................................3

B. Serai Wangi.............................................................................................4

C. Citronella................................................................................................6

D. Proses Pembuatan Citronella...................................................................7

E. Aplikasi Citronella Dalam Industri Pangan...............................................10

BAB III PENUTUP...................................................................................................11

A. Kesimpulan..........................................................................................11

B. Saran...................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... v

ii

Page 4: Makalah Citronella

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Sebaran luas areal tanaman dan produksi minyak serai wangi

tahun 2007………………………………………………………. 7

iii

Page 5: Makalah Citronella

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Serai wangi……………………………………………………... 4

2. Diagram proses pembuatan citronella………………………….. 9

iv

Page 6: Makalah Citronella

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak asiri adalah minyak yang dihasilkan dari dedaunan, rimpang dan kayu.

Bahan minyak asiri di Indonesia sangat banyak jumlahnya. Indonesia kaya akan jenis

tumbuhan yang bisa menghasilkan minyak asiri. Karena itulah Indonesia menjadi salah

satu sumber bahan baku minyak asiri di dunia. Industri minyak atsiri ini memiliki

prospek yang sangat bagus.

Sejak zaman dahulu Indonesia terkenal kaya akan rempah-rempah. Rempah-

rempah dengan susunan senyawa kompleks yang memiliki bau sangat kuat dan begitu

khas sehingga banyak orang yang menyukai rempah-rempah. Orang asing datang ke

Indonesiapun karena tergiur akan rempah-rempah yang begitu melimpah di Indonesia.

Salah satu rempah-rempah yang terkenal adalah serai wangi. Selama ini, serai

wangi dipakai untuk bumbu masak dan bahan pencampur jamu. Namun, ternyata serai

wangi terutama batang dan daun bisa pula dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk. Hal

tersebut dikarenakan tanaman serai wangi ini mengandung zat-zat seperti geraniol,

metilheptenon, terpen-terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama adalah

sitronelal. Zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak. Sebagai racun kontak, ia dapat

menyebabkan kematian akibat kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh

nyamuk kekurangan cairan.

Indonesia merupakan salah satu Negara exportir minyak atsiri terbesar di dunia.

Namun sayangnya Indonesia hanya mampu menjual bahan baku saja tanpa diolah lebih

lanjut. Apabila Indonesia mampu mengolahnya mungkin kita bias bayangkan berapa

banyak penghasilan yang akan didaptkan oleh para petani. Kurangnya pengetahuan dan

teknologilah yang menjadi factor sulitnya Indonesia untuk mengolah minyak atsiri

tersebut.

5

Page 7: Makalah Citronella

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas pada makalah ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apa pengertian minyak atsiri?

b. Apa pengertian serai wangi?

c. Apa pengertian citronella?

d. Bagaimana proses pembuatan citronella?

e. Apa aplikasi citronella dalam dunia industri?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a) Mengetahui pengertian dari minyak atsiri.

b) Mengetahui pengertian dari serai wangi.

c) Mengetahui pengertian dari citronella.

d) Mengetahui proses pembuatan citronella.

e) Mengetahui aplikasi citronella dalam dunia industri.

6

Page 8: Makalah Citronella

BAB II

PEMBAHASAN

A. Minyak Atsiri

Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang

merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan

bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah,

biji, bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak atsiri

selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh

enzim atau dibuat secara sintetis.

Minyak atsiri adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental

pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.

Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk

pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit

minyak wangi.

Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder

yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan

(hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati)

dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga

mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau

menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.

Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,

susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung)

sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa

penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang

berbeda. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai

senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma

tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik

terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.

7

Page 9: Makalah Citronella

B. Serai Wangi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledona

Bangsa : Poales

Suku : Graminae

Marga : Andropogon

Jenis : Andropogon nardus L

ama umum : Serai Gambar 1. Serai wangi

(Anonim, 2001)

Nama lain serai di daerah lain yaitu sereue mongthi (Aceh), sere (Gayo), sangge-

sangge (Batak), serai batawi (Minangkabau), sarae (Lampung), sere (Melayu), sereh

(Sunda), sere (Jawa Tengah), sere (Madura), kedong witu (Sumba), naosina (Roti),

humuku (timor) sare (Makassar), sare (Bugis), serai (Ambon), lauwariso (Seram)

(Anonim, 2001).

Serai mempunyai perawakan berupa rumput-rumputan tegak, menahun dan

mempunyai perakaran yang sangat dalam dan kuat. Batangnya dapat tegak ataupun

condong, membentuk rumpun, pendek, masif, bulat dan sering kali di bawah buku-

bukunya berlilin, penampang lintang batang berwarna merah. Daunnya merupakan daun

tunggal, lengkap dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali bagian permukaan

dalam berwarna merah, ujung berlidah (ligula), helaian, lebih dari separuh

menggantung, remasan berbau aromatik. Susunan bunganya malai atau bulir majemuk,

bertangkai atau duduk, berdaun pelindung nyata, biasanya berwarna sama umumnya

putih. Daun pelindung bermetamorfosis menjadi gluma steril dan fertil (pendukung

bunga). Kelopak bunga bermetamorfosis menjadi bagian palea (2 unit) dan lemma atau

sekam (1 unit), mahkota bermetamorfosis menjadi 2 kelenjar lodikula, berfungsi untuk

membuka bunga di pagi hari. Benang sari berjumlah 3-6, membuka secara memanjang,

kepala putik sepasang berbentuk bulu dengan perpanjangan berbentuk jambul. Buahnya

berupa buah padi, memanjang, pipih dorso ventral, embrio separo bagian biji

(Sudarsono, dkk., 2002).

Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponen sitronelal 32-

45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronelil asetat 2-4%,

8

Page 10: Makalah Citronella

sitral, kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin, limonen, kamfen. Minyak

serai mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol dan geraniol

(Sastrohamidjojo, 2004). Hasil penyulingan dari Andropogon nardus L dapat diperoleh

minyak atsiri yang disebut Oleum citronellae, terutama terdiri atas geraniol dan

sitronelal yang dapat digunakan untuk menghalau nyamuk (Tjitrosoepomo, 2005). Abu

dari daun dan tangkai serai mengandung 45 % silika yang merupakan penyebab desikasi

(keluarnya cairan tubuh secara terus menerus) pada kulit serangga sehingga serangga

akan mati kekeringan. Sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai

dan sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan-bahan ini

sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir nyamuk (Yunus, 2008).

Tanaman serai di Indonesia banyak terdapat di Jawa, di tepi jalan atau di

persawahan dan dikenal dengan nama sereh/new citronella grass (Sudarsono, dkk.,

2002). Tanaman serai Jawa tumbuh pada berbagai tanah yang memiliki kesuburan

cukup. Tanah yang memiliki iklim lembab dengan curah hujan teratur menghasilkan

minyak dengan kualitas tinggi. Daerah yang beriklim panas dengan cukup sinar

matahari dan curah hujan tiap tahun merupakan syarat utama untuk menghasilkan daun

dan minyak sereh yang baik. Kekeringan yang berkepanjangan atau curah hujan yang

berlebihan akan merusak tanaman serai. Kenyataan tanaman serai merupakan tanaman

tanah tandus dan tidak membutuhkan pemupukan yang intensif. Panen pertama

dilakukan 6 hingga 8 bulan setelah penanaman. Panen berikutnya dapat dilakukan

dalam jarak 3 hingga 4 bulan. Panen dilakukan pada pagi hari dan tidak pada saat hujan.

Pemotongan terlalu pendek akan menyebabkan minyak yang dihasilkan sedikit yang

berarti juga akan mempengaruhi hasil minyak atsiri secara keseluruhan

(Sastrohamidjojo, 2004).

Tanaman serai juga bermanfaat untuk anti radang, menghilangkan rasa sakit dan

melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain untuk sakit kepala, otot, batuk, nyeri

lambung, haid tidak teratur dan bengkak setelah melahirkan (Hariana, 2006). Akar

tanaman serai digunakan sebagai peluruh air seni, peluruh keringat, peluruh dahak,

bahan untuk kumur dan penghangat badan. Daun serai digunakan sebagai peluruh angin

perut, penambah nafsu makan, pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda

kejang (Sudarsono, dkk., 2002). Minyak serai digunakan terutama sebagai bahan

pewangi sabun, spray, disinfektan, dan bahan pengkilap (Guenther, 1990)

9

Page 11: Makalah Citronella

C. Citronella

Citronella merupakan salah satu minyak atsiri yang diperoleh dari daun dan

batang berbagai jenis Cymbopogon. Citronella digunakan secara luas sebagai sumber

parfum bahan kimia seperti sitronelal, sitronellol dan geraniol. Citronella juga

merupakan tanaman yang terkenal berbasis obat nyamuk , dan telah terdaftar untuk

digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1948.

Dalam perdagangan dikenal ada 2 tipe citronella yaitu tipe Ceylon dan tipe

Jawa. Tipe yang pertama diperoleh dengan cara destilasi dari Chimbopogon nardus

Rendle di Ceylon dan yang kedua diperoleh dari Cymbopogon winterianus Jowitt di

Jawa. Sesuai dengan Indian Standard Institute (I.S. 512-1954), minyak sereh type

Ceylon mengandung 55-65% total alkohol dihitung sebagai sitronelal. Sedangkan

minyak tipe Jawa mengandung 35-97% total alkohol, dihitung sebagai geraniol dan 34-

45% total aldehid dihitung sebagai sitronelal. Minyak atsiri type Ceylon lazim

digunakan sebagai disinfektan, bahan pengikat dan bahan pengusir nyamuk

(Sastrohamidjojo, 2004).

Saat ini, produksi minyak dunia sekitar 4.000 ton. Produsen utama adalah Cina

dan Indonesia memproduksi 40% dari pasokan dunia. Minyak ini juga diproduksi di

Taiwan, Guatemala, Honduras, Brasil, Sri Lanka, India , Argentina, Ekuador, Jamaika ,

Madagaskar, Meksiko, dan Afrika Selatan. Pasar untuk minyak serai wangi alam telah

terkikis oleh bahan kimia yang disintesis dari terpentin berasal dari tumbuhan runjung.

Namun, minyak bumi serai dan turunannya lebih disukai oleh industri parfum.

Daerah penanaman dan produksi minyak sereh wangi di Indonesia dengan luas

areal pada tahun 2007 sebesar 19.592,25 ha (Tabel 3), terbesar di daerah Jawa,

khususnya Jabar dan Jateng dengan pangsa pasar dan produksi mencapai 95% dari total

produksi Indonesia. Area lainya adalah NAD dan Sumatera Barat. Daerah sentra

produksi di Jawa Barat adalah: Purwakarta, Subang, Pandeglang, Bandung, Ciamis,

Kuningan, Garut, dan Tasikmalaya. Sedangkan di Jateng adalah Cilacap, Purbalingga

dan Pemalang (Data Sbdit Tanaman Atsiri, Dittansim, 2008).

Proses pengambilan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan

melalui proses penyulingan selama 3 – 4 jam. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi

sekitar 0,6 – 1,2% tergantng jenis sereh wangi serta penanganan dan efektifitas

penyulingan. Komponen terpenting dalam minyak sereh wangi adalah sitronellal dan

10

Page 12: Makalah Citronella

geraniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga

minyak atsiri, sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat diterima.

Minyak ini digunakan dalam industri, terutama sebagai pewangi sabun, sprays,

desinfektans, pestisida nabati, bahan pengilap, peningkat oktan BBM dan aneka ragam

preparasi teknis.

Perkiraan pemakaian dunia pada tahun 2007 lebih dari 2000 ton / tahun.

Indonesia adalah produsen ketiga dunia setelah Cnia dan Vietnam. Beberapa negara

yang selalu aktif membeli sereh wangi Indonesia antara lain adalah Singapura, Jepang,

AS, Australia, Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, India, dan Taiwan. Dengan

pembeli utama adalah AS, Perancis, Italia, Singapura dan Taiwan. Volume ekspor

minyak sereh wangi relatif kecil, yakni sebesar 115,67 ton dengan nilai US$ 701,0 pada

tahun 2004

Tabe 1. Sebaran luas areal tanaman dan produksi minyak serai wangi tahun

2007

D.Proses Pembuatan Citronella

Produksi minyak atsiri dari tumbuh-tunbuhan dapat dilakukan dengan empat

cara, yaitu: (a) penyulingan (distillation), (b) pressing (expression), (c) ekstraksi

menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (d) adsorbsi oleh lemak padat

(enfleurasi). Di antara keempat cara tersebut yang banyak digunakan oleh industri

minyak atsiri adalah cara pertama dan ketiga.

Penyulingan adalah metoda ekstraksi yang tertua dalam pengolahan minyak

atsiri. Metoda ini cocok untuk serai wangi, karena serai wangi tidak mudah rusak oleh

panas. Penyulingan merupakan suatu proses pemisahan secara fisik suatu campuran dua

atau lebih produk yang mempunyai titik didih yang berbeda dengan cara mendidihkan

terlebih dahulu komponen yang mempunyai titik didih rendah terpisah dari campuran

11

Page 13: Makalah Citronella

(Kister, 1990). Untuk mempermudah proses penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan

perlakuan pendahluan (penanganan bahan baku) dengan beberapa cara seperti

pengeringan, pencucian dan perajangan. Pengeringan dapat mempercepat proses

ekstraksi dan memperbaiki mutu minyak, namun selama pengeringan kemungkingan

sebagian minyak akan hilang karena penguapan dan oksidasi oleh udara (Ketaren,

1985). Beberapa jenis bahan baku tidak perlu dikeringkan, seperti jahe, lajagoan, dan

bahan lain yang disuling dalam keadaan segar untuk mencegah kehilangan aroma yang

diinginkan. Pencucian dilakukan untuk membersihkan bahan dari kotoran yang

menempel, mencegah hasil minyak agar tidak kotor, dan efisiensi pemuatan bahan

dalam ketel suling. Perajangan bertujuan untuk memudahkan penguapan minyak atsiri

dari bahan, memperluas permukaan suling dari bahan dan mengurangi sifat kamba.

Pada umumnya perajangan dilakukan pada ukuran 20 – 30 cm.

Pada pross penyulingan ini, tekanan, suhu, laju alir, dan lama penyulingan diatur

berdasarkan jenis komoditi. Lama penyulingan sangat bervariasi mulai dari 3-5 jam

untuk sereh wangi, 5 – 8 jam untuk minyak nilam dan cengkeh, 10 – 14 jam untuk

minyak pala, dan 10-16 jam untuk minyak akar wangi bergantung kepada jenis bahan

baku (basah / kering), penggunaan tekanan dan suhu penyulingan. Tekanan uap yang

tinggi dapat menyebabkan dekomposisi pada minyak, oleh karena itu penyulingan lebih

baik dimulai dengan tekanan rendah, kemudian meningkat secara bertahap sampai pada

akhir proses. Selama proses penyulingan, uap air yang terkondensasi dan turun ke dasar

ketel harus dibuang secara periodik melalui keran pembuangan air untuk mencegah pipa

uap berpori terendam, karena hal ini dapat menghambat aliran uap dari boiler ke ketel

suling.

Pada proses pendinginan, suhu air pendingin yang masuk ke dalam tabung atau

kolam pendingin yang ideal sekitar 25-30 derajat C, dan suhu air keluar maksimum 40 –

50 derajat C. Suhu air keluar tersebut dapat diatur dengan memperbesar / memperkecil

debit air pendingin yang masuk ke dalam tabung / kolam pendingin. Pemisahan minyak

dari tabung pemisah sebaiknya “tidak diciduk” (diambil dengan gayung), karena hal itu

akan menyebabkan minyak yang telah terpisah dari air akan kembali terdispersi dalam

air dan sulit memisah kembali, sehingga mengakibatkan kehilangan (loses).

Minyak yang dihasilkan masih terlihat keruh karena mngandung sejumlah kecil

air dan kotoran yang terdispersi dalam minyak. Air tersebut dipsahkan dengan

12

Page 14: Makalah Citronella

menyaring minyak menggunakan kain teflon / sablon. Pemisahan air juga dapat

dilakukan dengan menambahkan zat pengikat air berupa Natrium Sulfat anhidrat

(Na2SO4) sebanyak 1% selanjutnya diaduk dan disaring.

Gambar 2. Diagram proses pembuatan citronella13

Page 15: Makalah Citronella

Penyulingan minyak atsiri serai wangi menggunakan sistem penyulingan uap

dan air. Pemilihan sistem penyulingan ini karena bahan yang digunakan berupa daun

dan batang sehingga minyak atsiri yang dihasilkan lebih banyak, penyulingan lebih

singkat dan bahan yang disuling tidak menjadi gosong. Bahan yang akan disuling

sebaiknya dipotong-potong terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah

pelepasan minyak atsiri setelah bahan tersebut ditembus oleh uap. Bahan yang dipotong

harus segera disuling karena bila tidak segera diproses maka minyak atsiri yang

mempunyai sifat mudah menguap, sebagian akan teruapkan sehingga hasil total minyak

atsiri yang diperoleh akan berkurang dan komposisi minyak atsiri akan berubah

sehingga akan mempengaruhi hasilnya. Bahan tanaman yang akan diproses secara

penyulingan uap dan air ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah

berlobang-lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat

penyulingan diisi air sedikit di bawah dimana bahan ditempatkan. Air dipanaskan tetapi

bahan tanaman tidak terkena air yang mendidih (Sastrohamidjojo, 2004).

E. Aplikasi Citronella dalam Dunia Industri

Minyak atsiri digunakan secara luas sebagai sumber bahan kimia parfum seperti

sitronelal , sitronellol dan geraniol . Bahan kimia ini digunakan secara luas dalam sabun,

parfum, kosmetik, dan industri bumbu di seluruh dunia. Citronella juga digunakan

sebagai obat anti nyamuk dan skin lotion.

Tanaman serai bermanfaat untuk anti radang, menghilangkan rasa sakit dan

melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain untuk sakit kepala, otot, batuk, nyeri

lambung, haid tidak teratur dan bengkak setelah melahirkan (Hariana, 2006).

Minyak ini digunakan dalam industri, terutama sebagai pewangi sabun, sprays,

desinfektans, pestisida nabati, bahan pengilap, peningkat oktan BBM dan aneka ragam

preparasi teknis.

14

Page 16: Makalah Citronella

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Minyak atsiri adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental

pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.

Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk

pengobatan) alami.

Serai atau sereh adalah tumbuhan anggota suku rumput-rumputan yang

dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan makanan.

Citronella merupakan salah satu minyak atsiri yang diperoleh dari daun dan

batang berbagai jenis Cymbopogon yang disuling. Citronella digunakan secara luas

sebagai sumber parfum bahan kimia seperti sitronelal, sitronellol dan geraniol.

Citronella juga merupakan tanaman yang terkenal berbasis obat nyamuk , dan telah

terdaftar untuk digunakan di Amerika Serikat sejak tahun 1948.

Proses pembuatan citronella dilakukan dengan cara penyulingan minyak atsiri

serai menggunakan sistem penyulingan uap dan air. Pemilihan sistem penyulingan ini

karena bahan yang digunakan berupa daun dan batang sehingga minyak atsiri yang

dihasilkan lebih banyak, penyulingan lebih singkat dan bahan yang disuling tidak

menjadi gosong.

Dalam industri, minyak atsiri digunakan secara luas sebagai sumber bahan kimia

parfum seperti sitronelal , sitronellol dan geraniol . Bahan kimia ini digunakan secara

luas dalam sabun, parfum, kosmetik, dan industri bumbu di seluruh dunia. Citronella

juga digunakan sebagai obat anti nyamuk dan skin lotion.

15

Page 17: Makalah Citronella

B. Saran

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan rempah-rempah, salah satunya

serai wangi. Serai wangi memiliki banyak manfaat, oleh karena itu kita harus bias

memanfaatkannya misalnya untuk membuat obat anti nyamuk sederhana dari serai

wangi tersebut. Peluang untuk berusaha minyak atsiri memiliki potensi sangat bagus,

sebaiknya pemerintah memberikan pelatihan agar pengetahuan dan kemampuan petani

dapat meningkat sehingga penghasilan mereka akan bertambah dan para petani dapat

hidup sejahtera.

16

Page 18: Makalah Citronella

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Citronella. [Terhubung berkala] http://translate.google.co.id/translate?

hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/

Citronella_oil&ei=4STZTdj0CI3OvQOE6PzBBw&sa=X&oi=translate&

ct=result&resnum=1&ved=0CCsQ7gEwAA&prev=/search%3Fq

%3Dcitronella%26hl%3Did%26biw%3D1280%26bih%3D578%26prmd

%3Divns [22 Mei 2010]

Rizal, molide. Minyak Atsiri Indonesia. [Terhubung berkala]

http://minyakatsiriindonesia.wordpress.com/ [22 Mei 2010]

Wardani, sukma. UJI AKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAUN dan BATANG SERAI

(Andropogon nardus L) SEBAGAI OBAT NYAMUK ELEKTRIK

TERHADAP NYAMUK Aedes aegypti. [Terhubung berkala] webnya [22

Mei 2010]