makalah agama revisi.docx

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara terbesar didunia yang paling banyak menganut islam, tetapi banyak masyarakat yang tidak tahu akan karakteristik agama islam. Dengan semakin berkembangnya zaman, semakin banyak masyarakat yang tidak perduli akan pentinganya karakteristik agama islam. Hal ini mengakibatkan kurangnya kesadaran kita bahwa betapa pentingnya mengetahui dan menerapkan karakteristik agama islam. Dari permasalahan ini, kami ingin membahas tentang karakteristik agama islam. 1.2. Identifikasi Masalah Melihat semua hal yang melatarbelakangi karakteristik agama islam. maka, kami menarik beberapa point-point di dalammya yaitu : 1. Karakteristik agama islam 2. Kedudukan agama islam 1.3. Perumusan Masalah Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut: ”Jelaskan karakteristik islam dan bagaimana kedudukan islam?” 1

Upload: muhammadsahid

Post on 17-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah agama revisi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

            Indonesia adalah negara terbesar didunia yang paling banyak menganut islam, tetapi banyak masyarakat yang tidak tahu akan karakteristik agama islam. Dengan semakin berkembangnya zaman, semakin banyak masyarakat yang tidak perduli akan pentinganya karakteristik agama islam. Hal ini mengakibatkan kurangnya kesadaran kita bahwa betapa pentingnya mengetahui dan menerapkan karakteristik agama islam. Dari permasalahan ini, kami ingin membahas tentang karakteristik agama islam.

1.2. Identifikasi Masalah

Melihat semua hal yang melatarbelakangi karakteristik agama islam. maka, kami menarik beberapa point-point di dalammya yaitu :

1. Karakteristik agama islam 2. Kedudukan agama islam

1.3. Perumusan Masalah

Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

”Jelaskan karakteristik islam dan bagaimana kedudukan islam?”

1

Page 2: makalah agama revisi.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Agama Islam

Sebagai muslim, kita tentu ingin menjadi muslim yang sejati. Untuk itu, seorang muslim harus menjalankan ajaran Islam secara kaffah (total, menyeluruh), bukan hanya mementingkan satu aspek dari ajaran Islam lalu mengabaikan aspek yang lainnya. Oleh karena itu, pemahaman kita terhadap ajaran Islam secara syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna) menjadi satu keharusan. Disinilah letak pentingnya kita memahami karakteristik atau ciri-ciri khas ajaran Islam dengan baik.

Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Khasaais Al ‘Ammah Lil Islam menyebutkan bahwa karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam agama lain, dan ini pula yang menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu banyak orang yang tertarik kepada Islam sehingga mereka menyatakan diri masuk ke dalam Islam. Ini pula yang menjadi sebab, mengapa hanya Islam satu-satunya agama yang tidak "takut" dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, ketujuh karakteristik ajaran Islam sangat penting untuk kita pahami. Berikut adalah 7 karakteristik agama islam :

1.    Robbaniyyah (ke-Tuhan-an)

Allah Swt merupakan Robbul ‘alamin (Tuhan semesta alam), disebut juga dengan Rabbun nas (Tuhan manusia) dan banyak lagi sebutan lainnya. Kalau karakteristik Islam itu adalah Robbaniyyah, itu artinya bahwa Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt, bukan dari manusia, sedangkan Nabi Muhammad Saw tidak membuat agama ini, tapi beliau hanya menyampaikannya. Karenanya, dalam kapasitasnya sebagai Nabi, beliau berbicara berdasarkan wahyu yang diturunkan kepadanya, Allah berfirman yang artinya: "Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya, ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)" (QS 53:3-4).

Karena itu, ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah menjamin kemurnian Al-Qur'an, Allah berfirman yang artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya" (QS 15:9).

Disamping itu, seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt sebagai Rabb (Tuhan) dengan segala konsekuensinya, yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi seorang yang rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yang datang dari Allah Swt, Allah berfirman yang artinya: "Tidak wajar bagi manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "hendaklah kamu menjadi

2

Page 3: makalah agama revisi.docx

penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah", tapi dia berkata: "hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan kamu tetap mempelajarinya" (QS 3:79).

2.    Insaniyyah (kemanusian)

Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia, karena itu Islam merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia. Pada dasarnya, tidak ada satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia. Seks misalnya, merupakan satu kecenderungan jiwa manusia untuk dilampiaskan, karenanya Islam tidak melarang manusia untuk melampiaskan keinginan seksualnya selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Prinsipnya, manusia itu kan punya kecenderungan untuk cinta pada harta, tahta, wanita dan segala hal yang bersifat duniawi, semua itu tidak dilarang di dalam Islam, namun harus diantur keseimbangannya dengan kenikmatan ukhrawi, Allah berfirman yang artinya: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baikklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan" (QS 28:77).

3.    Syumuliyah (menyeluruh)

Islam merupakan agama yang lengkap, tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara. Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah diamalkan, tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang islami. Karena itu, di dalam Islam kita dapati konsep tentang da'wah, jihad dan sebagainya. Dengan demikian, segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam, Allah berfirman yang artinya: "Dan Kami turunkan kepadamu al kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri" (QS 16:89).

4.    Al-Waqi'iyyah (real)

Karakteristik lain dari ajaran Islam adalah al waqi'iyyah (realistis), ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang, kaya, miskin, pria, wanita, dewasa, remaja, anak-anak, berpendidikan tinggi, berpendidikan rendah, bangsawan, rakyat biasa, berbeda suku, adat istiadat dan sebagainya.

3

Page 4: makalah agama revisi.docx

Disamping itu, Islam sendiri tidak bertentangan dengan realitas perkembangan zaman bahkan Islam menjadi satu-satunya agama yang mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari kemajuan zaman. Ini berarti, Islam agama yang tidak takut dengan kemajuan zaman.

5.    Al-Wasathiyah (moderat)

Di dunia ini ada agama yang hanya menekankan pada persoalan-persoalan tertentu, ada yang lebih mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya. Ada pula yang lebih menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya. Allah Swt menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan (umat yang pertengahan), umat yang seimbang dalam beramal, baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani.

Manusia memang membutuhkan konsep agama yang seimbang, hal ini karena tawazun (kesimbangan) merupakan sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang dan malam, gelap dan terang, hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya, banyak agama yang menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yang menganggap tuhan sebagai sesuatu yang abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan kihayalan belaka, bahkan cenderung ada yang tidak percaya akan adanya tuhan sebagaimana komunisme. Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakan sesuatu yang ada, namun adanya tidak bisa dilihat dengan mata kepala kita, keberadaannya bisa dibuktikan dengan adanya alam semesta ini yang konkrit, maka ini merupakan konsep ketuhanan yang seimbang. Begitu pula dalam masalah lainnya seperti peribadatan, akhlak, hukum dan sebagainya.

6.    Al-Wudhuh (jelas)

Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah konsepnya yang jelas (Al Wudhuh). Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dengan jelas, apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Isla itu sendiri.

Dalam masalah aqidah, konsep Islam begitu jelas sehingga dengan aqidah yang mantap, seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep syari'ah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan dengan baik dan mampu membedakan antara yang haq dengan yang bathil, begitulah seterusnya dalam ajaran Islam yang serba jelas, apalagi pelaksanaannya dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

7.    Al-Jam'u Baina Ats-Tsabat wa Al-Murunnah (perpaduan antara permanen dan fleksibel)

Di dalam Islam, tergabung juga ajaran yang permanen dengan yang fleksibel (al jam'u baina ats tsabat wa al muruunah). Yang dimaksud dengan yang permanen adalah hal-hal yang tidak bisa diganggu gugat, dia mesti begitu, misalnya shalat lima waktu yang mesti dikerjakan, tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel, misalnya bila seorang muslim sakit dia

4

Page 5: makalah agama revisi.docx

bisa shalat dengan duduk atau berbaring, kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama' dan diqashar dan bila tidak ada air atau dengan sebab-sebab tertentu, berwudhu bisa diganti dengan tayamum.

Ini berarti, secara prinsip Islam tidak akan pernah mengalami perubahan, namun dalam pelaksanaannya bisa saja disesuaikan dengan situasi dan konsidinya, ini bukan berarti kebenaran Islam tidak mutlak, tapi yang fleksibel adalah teknis pelaksanaannya.

Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa, Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna dan kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yang setia.

2.2 Kedudukan Islam

A. Islam Sebagai Rahmatan Lil Alamin

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim, “Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya”. Burung tersebut mempunyai hak untuk disembelih dan dimakan, bukan dibunuh dan dilempar. Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan? Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.

B. Islam sebagai Agama Rasional

Rasional menurut Kamus Bahasa Indonesia artinya “menurut pikiran dan pertimbangan dengan alasan yang logis; menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal; sesuai dengan akal sehat”. Atau sederhananya rasional itu “logis” atau “masuk akal” menurut Tesaurus Bahasa Indonesia.Setidaknya ada dua konsep yang dimaksud dengan Islam sebagai agama yang rasional. Pertama, konsep yang biasa beredar di masyarakat. Menurut pengertian ini, yang dimaksud Islam agama rasional adalah Islam memiliki pembenaran “rasional” atas aturan-aturannya bahkan aqidahnya. Yang kedua, Islam merupakan agama yang rasional karena dasar-dasarnya dibangun atas “hujjah-hujjah” yang dapat dibuktikan secara rasional.

1)Konsep pertama

5

Page 6: makalah agama revisi.docx

Secara sederhana, yang dimaksud pembenaran “rasional” adalah ada manfaatnya. Aturan yang ada dalam Islam pasti mengandung manfaat. Dengan konsep ini, ramailah orang mencari-cari apa manfaat dari suatu perintah atau larangan Allah. Fenomena dari pendapat ini bisa kita lihat dari ramainya buku tentang manfaat shalat, wudhu, shaum ditinjau dari berbagai segi seperti kesehatan atau psikologis. Orang yang memegang konsep pertama ini berpendapat bahwa pada masa lalu ilmu pengetahuan belum berkembang sehingga orang-orang tidak perlu dijelaskan manfaat-manfaatnya. Sedangkan di zaman sekarang orang-orang tidak akan menerima Islam bila tidak dijelaskan manfaat-manfaatnya, khususnya secara ilmiah.

2)Konsep kedua

Islam merupakan agama yang rasional karena dasar-dasarnya dibangun atas “hujjah-hujjah” yang dapat dibuktikan secara rasional.Hujjah yang rasional maksudnya otentisitas dan otoritas sumber agama dapat dibuktikan validitasnya. Sumber agama di sini yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Membuktikan otentisitas maksudnya kita harus membuktikan bahwa Al-Qur’an dan As-Sunnah sekarang masih sama dengan saat masa turun dan keluarnya. Sedangkan membuktikan otoritasnya maksudnya kita harus bisa membuktikan bahwa keduanya adalah wahyu Allah. Sikap membuktikan otentisitas dan otoritas sumber adalah sikap yang rasional.Ketika kedua sumber tersebut sah otentisitas dan otoritasnya, maka sikap menerima apapun isi kedua sumber agama tersebut bisa disebut sikap yang rasional pula. Malah lebih dari itu mempertanyakan manfaat isi dari kedua sumber itu dengan maksud ingin menghapusnya justru merupakan sikap yang tidak rasional. Sebab sikap tersebut artinya menolak wahyu Allah yang juga bisa bermakna menentang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan konsep ini, hal-hal yang kadang dianggap irasional sebenarnya rasional secara logika. Misalnya kisah terbakarnya nabi Ibrahim. Orang-orang yang salah dalam memegang konsep pertama berupa mencari ta’wil apa maksudnya nabi Ibrahim terbakar.

Bagi mereka kepercayaan bahwa nabi Ibrahim dibakar itu irasional karena mustahil manusia yang dibakar masih bisa hidup.Sedangkan bagi yang memegang konsep kedua, yang diperlukan hanyalah mengecek apakah cerita ini berasal dari sumber yang otentik dan punya otoritas. Bila ya, tentu harus dipercaya. Bila ditinjau lebih dalam, sikap kedua ini malah lebih rasional.

C. Islam sebagai Pembebasan dan Persamaan

1)Sebagai Pembebasan

Kemerdekaan atau kebebasan dalam bahasa Arab disebut dengan al hurriyyah. Kata al hurr menurut al Raghib al Ishfahani mengandung dua arti, pertama adalah lawan dari budak dan kedua orang yang tidak dikuasai oleh sifat-sifat yang buruk dalam hal urusan duniawi.(Ashfahani, Mufradat Alfazh al Qur’an). Jadi islam sebagai pembebasan maksudnya ialah agama yang bebas dari perbudakan oleh manusia atas manusia yang lain dan tidak dikuasai oleh sifat-sifat buruk dalam urusan duniawi.Kemerdekaan bisa menunjuk pada sesuatu yang bersifat material dan bisa immaterial.Dilihat dari sudut pandang Islam, kemerdekaan itu memiliki pijakan dasarnya yang amat kuat pada ajaran tauhid.

6

Page 7: makalah agama revisi.docx

Menurut Ustaz Sayyid Quthub, Tauhid merupakan deklarasi umum (i'lan'am) bagi pembebasan manusia dari perbudakan oleh manusia atas manusia yang lain, juga pembebasan dari segala bentuk penindasan dan tirani.Sesuai formula tauhid [la ilaha illa Allah], ajaran tauhid itu mula-mula membawa makna desakralisasi (al-nafyu), yaitu penegasian terhadap segala sesuatu yang disucikan atau dipertuhankan oleh manusia selain Allah. Dengan desakralisasi, seorang Muslim membebaskan diri dari semua belenggu perbudakan, termasuk perbudakan oleh nafsu diri sendiri.Berikutnya, ajaran tauhid bermakna, afirmasi (al-Itsbat), yaitu peneguhan dan pengokohan Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Dengan afirmasi, seorang Muslim tidak bisa dan hanya menyatakan tunduk kepada Allah SWT. Tauhid juga membawa efek pembebasan secara sosial. Orang yang ber tauhid, ia pasti menolak otoritari anisme dan segala bentuk tirani dan kesewenang-wenangan. Hal ini ka rena tirani (thugh yan, pelakunya dinamai thaghut) bukan hanya bermakna pelanggaran moral, melainkan sesuatu yang secara diamiteral bertentangan dengan doktrin tauhid.

2)Sebagai Persamaan

Islam sebagai persamaan maksudnya ialah agama yang berpedoman pada akidah tauhid untuk menjalankan prinsip persamaan akidah dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Dengan demikian Islam memberikan jawaban kepada umatnya ketika dihadapkan pada pertanyaan dalam mempelajari ilmu ajaran agama yang sebenarnya. Menurut Anwar, tujan Islam membawa umatnya pada prinsip persamaan akidah terbukti dari wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk membaca nama Tuhannya. Rasulullah SAW tidak disuruh membaca atas dasar orang Arab, tetapi malaikat menyuruh membaca Qur'an untuk mengetahui dan mengarahkan kepada Allah SWT yang menciptakan segala yang ada dilangit dan bumi.

"Perintah Allah SWT kepada hambanya melalui agama Islam untuk tetap menjalankan hidup mereka yang berpedoman pada akidah tauhid. Hal itu akan membuat mereka selalu meng-esakan Tuhan, dimanapun berada dan apapun yang dilakukannya," jelas Anwar.Aplikasi Islam sebagai persamaan akidah dalam kehidupan sehari-hari yakni Islam memberikan petunjuk kepada umatnya untuk membedakan baik dan buruk. Akidah Islam memberikan petunjuk kepada umat muslim dimana haram baginya melakukan perzinahan, mencuri, khamar dan lainnya. Tetapi adanya pergeseran akidah umat Islam sekarang ini disebabkan karena kesalahan mereka sendiri, disamping kesalahan yang berasal dari luar. Banyak umat yang merasa enggan membeli buku bacaan yang mengandung nuansa religius.

D. Islam sebagai Agama yang Humanis

1)Pengertian

Dalam pandangan Kuntowijoyo (1991), Islam adalah sebuah humanisme, yaitu agama yang sangat mementingkan manusia sebagai tujuan sentral. Humanisme adalah nilai dasar Islam. Ia memberikan istilah dengan ”Humanisme Teosentris”, dengan pengertian ”Islam merupakan

7

Page 8: makalah agama revisi.docx

sebuah agama yang memusatkan dirinya pada keimanan Tuhan, tetapi yang mengarahkan perjuangannya untuk kemuliaan peradaban manusia”.

Islam humanis adalah islam yang memiliki paham pemikiran dan gerakan cultural yang menfokuskan ke jalan keluar dalam masalah atau isu – isu yang berhubungan dengan manusia yang cakupannya diperluas sehingga mencapai seluruh etnisitas manusia dan bertujuan untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia.

2)Humanisme dalam Islam

Salah satu wujud dari humanisme dalam islam adalah adanya bagian dari syari’at islam yang berorientasi sosial. Sebagiannya berupa perintah dan yang lainnya berwujud larangan. Yang berupa perintah ada yang berderajat wajib dan ada yang sunnah. Sedangkan yang berupa larangan semuanya berderajat haram. Syari’at yang berupa perintah diantara adalah zakat dan shadaqoh. Sedangkan yang berupa larangan misalnya saja larangan berjudi, berzina, meminum khamr, ghibah, buruk sangka, marah, mencaci, berbuat dzolim, dengki, mengadu domba, memakan riba. Syari’at-syari’at ini berorientasi sosial karena nilai dan hikmah kemanusiaan yang terkandung di dalamnya. Adanya syari’at berupa zakat dan shadaqoh merupakan bukti bahwa islam adalah agama humanis. Karena dengan adanya syari’at inilah setiap muslim dituntut berjiwa humanis, yang mampu merespon penderitaan yang dirasakan oleh mereka yang kurang beruntung. Untuk kemudian mengulurkan tangannya. Sehingga mengejewantahlah keimanan dalam dirinya dalam amal sosial. Karena kasih sayang islamlah, maka islam menghendaki setiap muslim menyucikan jiwanya. Karena salah satu karakter mendasar manusia adalah ketika ditimpa kesulitan ia berkeluh kesah sedangkan jika ia dilimpahkan berbagai kenikmatan, ia kikir. Kecuali orang-orang yang tersucikan jiwanya. Setelah manusia tersucikan jiwanya, maka akan muncul sifat humanis dalam jiwanya. Karena jika seseorang selalu berkeluh kesah maka ia tidak akan pernah berpikir untuk memberi kebaikan pada orang lain. Begitu pula jika ia kikir. Humanisme islam dalam syari’at zakat dan shadaqoh dapat pula diartikan sebagai ruh agama ini yang selalu menginginkan kebaikan dan kebahagiaan bagi setiap manusia, dengan cara mengurangi beban penderitaan yang dialaminya. Begitu pula dengan syari’at islam yang berupa larangan yang berorientasi sosial. Maka di dalamnya terkandung pula nilai-nilai humanis. Dengan kebaikan dan kebahagiaan manusia sebagai ladang orientasinya. Islam melarang perjudian karena di dalamnya terkandung berbagai keburukan yang mengahancurkan nilai kemanusiaan.Perjudian akan menghilangkan rasa kasih sayang dalam diri manusia karena ia tegak di atas semangat kedzoliman. Setiap orang yang berjudi pasti menghendaki pihak lawan yang mengalami kekalahan. Sedangkan ia sendiri membenci kekalahan itu. Hal ini tentu akan mendatangkan sikap permusuhan, dan dendam untuk membalas kekalahan di lain waktu. Begitu humanismenya ajaran islam, hingga islam selalu menghendaki kebaikan bagi manusia dan ingin menjauhkan manusia dari sikap permusuhan, sejauh-jauhnya, seperti timur dan barat.

8

Page 9: makalah agama revisi.docx

BAB IIIPENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Khasaais Al ‘Ammah Lil Islam menyebutkan bahwa karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam agama lain, Berikut adalah 7 karakteristik agama islam :

1.    Robbaniyyah (ke-Tuhan-an)

2.    Insaniyyah (kemanusian)

3.    Syumuliyah (menyeluruh)

4.    Al-Waqi'iyyah (real)

5.    Al-Wasathiyah (moderat)

6.    Al-Wudhuh (jelas)

7.    Al-Jam'u Baina Ats-Tsabat wa Al-Murunnah (perpaduan antara permanen dan fleksibel)

Dan kedudukan agama islam diantaranya yaitu :

a) Islam sebagai rahmatan lil alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. b) Islam sabagai agama yang rasional, ada dua konsep yang dimaksud dengan Islam sebagai agama yang rasional. Pertama, konsep yang biasa beredar di masyarakat. Menurut pengertian ini, yang dimaksud Islam agama rasional adalah Islam memiliki pembenaran “rasional” atas aturan-aturannya bahkan aqidahnya. Yang kedua, Islam merupakan agama yang rasional karena dasar-dasarnya dibangun atas “hujjah-hujjah” yang dapat dibuktikan secara rasional. c) Islam sebagai pembebasan, maksudnya ialah agama yang bebas dari perbudakan oleh manusia atas manusia yang lain dan tidak dikuasai oleh sifat-sifat buruk dalam urusan duniawi. Dan islam sebagai persamaan maksudnya ialah agama yang berpedoman pada akidah tauhid untuk menjalankan prinsip persamaan akidah dalam kehidupan di dunia dan akhirat. d) Islam humanis adalah islam yang memiliki paham pemikiran dan gerakan cultural yang menfokuskan ke jalan keluar dalam masalah atau isu – isu yang berhubungan dengan manusia yang cakupannya diperluas sehingga mencapai seluruh etnisitas manusia dan bertujuan untuk keselamatan dan kesempurnaan manusia.

9

Page 10: makalah agama revisi.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://inilahrisalahislam.blogspot.com/2013/01/pengertian-islam.html

http://gitabahananada.blogspot.com/2011/05/karakteristik-ajaran-islam.html

http://www.dakwatuna.com/2013/04/02/30342/marifatul-islam-bagian-ke-3-karakteristik-islam/#axzz3FMFCzhyi

http://serpihanpemikiran.blogspot.com/2008/12/tauhid-dan-makna-pembebasan.html

http://hikmah-harian-republika.blogspot.com/2014/08/efek-pembebasan-tauhid.html

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=4297

http://agama.kompasiana.com/2010/05/24/humanisme-dalam-islam/

10