makala bu wiwik
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami
sejumlah adaptasi psikologis. Bayi memerlukan pemantauan ketat
untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan diluar
uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga membutuhkan asuhan
yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani masa
transisi dengan baik.
Asuhan ini diberikan dengan tujuan agar bidan dapat
memberikan asuhan komprehensip kepada bayi baru lahir saat
masih berada diruang rawat serta mengajarkan kepada orang tua
dan memberi motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri.
Setelah kelahiran, akan menjadi serangkaian perubahan tanda-
tanda vital dan tampilan klinis jika bayi reaktif terhadap proses
kelahiran.
Asuhan pada bayi sampai usia 6 minggu dikhususkan pada Bounding
Attachment (Ikatan Kasih Sayang Orang Tua dan Bayi). Rutinitas untuk
dilakukan Bounding Attachment harus lebih ditingkatkan. Bounding merupakan
saat dimulainya interaksi emosi, sensori, fisik antara orang tua dan bayi segera
setelah lahir (Nelson, 1986), sedangkan attachment merupakan ikatan efektif
yang terjalin diantara dua individu meliputi pencurahan perhatian, hubungan
emosi dan fisik yang akrab (Nelson, 1986).
Dalam pemantauan tumbuh kembang neonatus bayi dan
balita akan di lakukan pola pertumbuhan dan perkembangan.
Pada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan di dirikan suatu yang akan mencapai tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan. Dari mulai masa prenatal,
masa postnatal, masa neonatus, masa bayi sampai masa remaja.
Dalam indikator pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi dan
1
anak balita dilakukan deteksi tumbuh kembang dengan berbagai
cara pengukuran, salah satunya pengukuran antropometrik.
Pengukuran ini merupakan bagian dari langkah-langkah
manajemen tumbuh kembang anak. Sedangkan dalam indikator
pemantauan perkembangan neonatus, bayi dan anak balita
dilakukan deteksi Denver Development Screening Test (DDST)
dengan pelaksanaan pemeriksaan, penilaian tes prilaku serta
penilaian tiap item.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar bisa mengetahui tentang peran bidan pada bayi sehat
2. Agar mengetahui tentang asuhan yang harus diberikan pada bayi
6 minggu pertama
3. Agar memahami tentang bounding attachment
4. Mengetahui bagaimana pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi dan anak balita
5. Mengetahui indicator pemantauan pertumbuhan neonatus, bayi
dan anak balita
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Bidan pada Bayi Baru Lahir
2.2.1 Prinsip Pendekatan Asuhan Pada Anak
Beberapa prinsip pendekatan asuhan terhadap anak (termasuk
didalamnya bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
1. Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok
individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai
dengan tahapan perkembangan dan pertumbuhannya.
2. Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga permasalahan asuhan terhadap klien sesuai dengan tahap
perkembangan anak. Asuhan kesehatan yang diberikan
menggunakan pendekatan sistem.
3. Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan
keutuhan psikologis dan sosial.
4. Pengawasan yang dilakukan terhadap bayi, antara lain yaitu :
2.2.2 Mengidentifikasi peranan bidan pada bayi sehat
Bidan berperan dalam dalam asuhan terhadap bayi dan balita
terutama dalam hal:
1) Melakukan pengkajian/pemeriksaan pertumbuhan dan
perkembangan anak, meliputi:
- Pemeriksaan fisik
- Pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital)
3
- Penampilan umum
- Perkembangan psikologis
- Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
2) Penyuluhan kesehatan kepada keluarga:
- Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita: pemberian
makanan bayi, cara pemberian ASI pada bayi, pola pemberian
makanan bayi usia 0-2 tahun, cara menyusui bayi yang baik, cara
mengetahui apabila bayi telah kenyang dan cukup mendapat air
susu ibu, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, saat
penggantian ASI dengan susu buatan, perlunya bayi mendapat
makanan tambahan setelah berumur 6 bulan, makanan tambahan
bayi sebagai pendamping ASI, menghentikan pemberian ASI,
mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.
- Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi,
pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan
pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai
sejak balita (sejak anak mengenal identitasnya sebagai laki-laki
atau perempuan)
2.2 Bounding Attachment
Pengertian Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan
perasaan kasih sayang oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.
Sedangkan Attchment adalah Proses agar tetap terjalin keterikatan batin
antara individu, meliputi pencurahan perhatian dan adanya hubungan
emosi dan fisik yang akrab.
Jadi dapat disimpulkan Bounding Attchment adalah kontak dini
secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai
pada kala III sampai dgn post partum.
2.2.1 Tahap- tahap Bounding Attchment
1. Perkenalan (aquaintance) :
4
a. Kontak mata
b. Sentuhan
c. Berbicara.
d. Mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding : keterikatan
3. Attachment : perasaan sayang yg mengikat individu dgn
individu lain.
2.2.2 Elemen-elemen Bounding Attachment :
1. Sentuhan
2. Kontak mata
3. Suara
4. Aroma
5. Entrainment/ bergerak sesuai pembicaraan orang dewasa
6. Bioritme
7. Kontak dini
2.2.3 Keuntungan Fisiologis Kontak Dini :
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Reflek menghisap dilakukan dini
3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua & anak
2.2.4 Prinsip-Prinsip & Upaya Meningkatakan Bonding Attachment
1. Menit pertama jam pertama
2. Sentuhan orang tua pertama kali
3. Adanya ikatan yang baik & sistematis
4. Terlibat proses persalinan
5. Persiapan PNC sebelumnya
6. Adaptasi
7. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam
memberi kehangatan pada bayi menurunkan rasa sakit ibu,serta
memberi rasa nyaman.
8. Fasilitas untuk kontak lebih lama
5
9. Penekanan pada hal-hal positif
10. Perawat maternitas khusus (bidan)
11. Libatkan anggota keluarga lainnya
12. Informasi bertahap mengenai bounding
2.2.5 Hambatan Bonding Attachment
1. Kurangnya support system
2. Ibu dengan resiko
3. Bayi dengan resiko
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan
2.2.6 Keuntungan Bonding Attachment
1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, rasa percaya
2. Bayi merasa aman
3. Menjadikan ikatan batin yang kuat antara bayi dengan ibu
4. Dasar untuk mengadakan sosialisasi
2.2.7 Cara Melakukan Bounding Attachment :
1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif
segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami
kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa
bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua
manusia.
2. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early
infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan
bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh
bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar
terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.
6
Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan
kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan
tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga
memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat
psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui
dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung
akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang
mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua
dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru
lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada
orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan
bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama
bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka
yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut
membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu
orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan
menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar
dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
6. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru
lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat
anak mulai bicara.
7
7. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini
dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang
responsif.
8. Inisiasi menyusui Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas
ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya.
Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling
dengan segera.
9. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam
kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang
berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran
bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu
tercapainya proses bounding attachment ini.
10. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk
merawat anak.
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat
anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama
tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing.
Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan
semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
11. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan.
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan
merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena
dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi
ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada
bayinya.
8
2.3 Mengidentifikasi Rencana Asuhan Bayi Usia 6 Minggu Pertama
S : Subjektif
a. Keseluruhan kesehatan bayi
b. Masalah menyusui
c. Amati posisi menyusui
d. Amati refleks hisap
e. Kebersihan rumah
f. Suasana hati ibu
g. Interaksi ibu vs bayi
h. Pertumbuhan
i. Peningkatan BB
j. Demam
k. Menyusu 2-4 jam sekali
O : Objektif
a. Sistem pernafasan à mudah tersedak
b. Kardiovaskuler à sirkulasi perifer lambat à mudah sianosis
c. Ginjal à intake à air kemih keruh
d. Suhu à rentan hipotermi àhipotalamus belum matang
e. Imunologi
IgG à melalui plc
IgA à ASI à untuk pernafasan GI & mata (2bln )
IgM à kadar dewasa 2 tahun
Reproduksi
o ♀ àpseudo menstruasi
o ♂ àmenghasilkan sperma saat pubertas
Muskuluskeletal
o UUK menutup pada minggu ke 6-8
Neurologi
o Belum matang
o Panca Indera
9
o Penglihatan
o Fokus 15-20 cm
o 2 minggu à kenal muka ibu
Penciuman à suka bau ASI & ibu
Pengecapan à kuat terhadap rasa manis
Pendengaran à tenang dgn suara rendahSentuhan àsenang
dgn kontak kulit
A : Asesmen
Bayi usia 6 minggu dengan kondisi normal atau komlikasi
tertentu atau masalah tertentu.
P : Planning
a. Pemilihan tempat tdr (SIDS)
b. Memandikan bayi
c. Pakaian bayi
d. Perawatan TP à puput 1 mg
e. Perawatan hidung
f. Perawatan telinga
g. Perawatan kuku setip 4 hari potong
h. Membawa bayi keluar
i. imunisasi
2.4 Rencana Asuhan Pada Bayi Usia 6 Minggu
2.4.1 Data Subjektif
1. Tanyakan mengenai keseluruhan kesehatan bayi.
2. Tanyakan ibu masalah-masalah yang dialami terutam dalam
proses menyusui.
3. Jika ibu sedang menyusui bayi amati letak mulut bayi pada
puting, posisis menyusui, hisapan dan reflek menelan bayi.
4. Apakah ada orang lain di dalam rumahnya atau di sekitarnya
yang dapat membantu ibu baru tersebut.
5. Amati keadaan rumah-kebersihan.
10
6. Amati persediaan makan dan air.
7. Amati keadaan suasana hati ibu baru.
8. Amati cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya.
9. Kapan bayi tersebut lahir (jika anda tidak menolong persalinan
bayi).
10. Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan bertambah berat
badannya.
11. Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda bahaya.
12. Apakah bayi menyusu dengan baik.
13. Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam sekali.
14. Apakah bayi berkemih 6 minggu 8 kali sehari.
15. Apakah bayi menderita demam.
16. Apakah bayi tampak waspada saat bangun.
17. Apakah matanya mengikuti gerakan ibu.
2.4.2 Data Objektif
Pemeriksaan fisik
1. Tinjauan ulang sistem-sistem utama tubuh
a. Sistem pernafasan
Alveoli-alveoli baru tumbuh hingga beberapa
tahun, saluran nafas perifer masih membuka dan
masih sempit dan membrane mukosa mudah
rusak dan sensitive terhadap trauma (mudah
tersedak, tidak boleh ada asap dari orang lain).
Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras
dan bernada sedang, jika terjadi kelainan suara bayi
akan terdengar bernada tinggi dan lemah.
b. Sistem kardiovaskuler dan darah
Sirkulasi perifer berjalan lambat, ini akan
mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan kaki
serta perbedaan warna pada kulit.
c. Sistem ginjal
11
Beban kerja ginjal dimulai sejak lahir.
Hingga masukan cairan meningkat, kemungkin
air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna
merah muda, hal ini disebabkan oleh kadar ureum
yang tidak begitu berarti.
d. Sistem gastrointestinal
Kapasitas lambung 15-30 cc dan akan meningkat
dalam minggu-minggu pertama kehidupan.
Sfingter kardiak lambung dalam matang sehingga
gumoh lazim terjadi.
Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun
pada hari ke 10 hampir tidak ada asam lambung
oleh karena itu rentan terhadap terjadinya infeksi.
Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam.
Jumlah enzim amilase dan lipase terdapat dalam
jumlah yang tidak mencukupi sehingga bayi
kesulitan dalam mencerna lemak dan karbohidrat.
Pada saat makanan masuk segera terjadi
peristaltik cepat sehingga masukan makanan
sering disertai pengosongan lambung.
e. Pengaturan suhu
Bayi masih rentan terhadap hipotermia
dikarenakan karena belum matangnya
hipotalamus yang mengakibatkan tidak efisiennya
pengaturan suhu tubuh bayi.
Seorang bayi yang mengalami kedingingan
membutuhkan kalori dan oksigen untuk
meningkatkan suhu tubuhnya.
f. Adaptasi imunologi
12
BBL menunjukkan kerentanan tinggi terhadap
infeksi terutama yang masuk melalui mukosa
sistem pernafasan dan gastro-intestinal.
Kemampuan lokalisasi infeksi masih rendah
sehingga infeksi ringan dapat dengan mudah
berubah menjadi infeksi umum.
Terdapat 3 imunoglobulin utama adalah IgG,
IgA, dan IgM.
o IgG : Melewati barier placenta sehingga
sama kadarnya pada saat lahir.
o IgA : Melindungi terhadap infeksi saluran
pernafasan, gastro-intestinal dan mata.
Kadarnya mencapai dewasa dalam waktu 2
bulan dan ditemukan dalam ASI.
o IgM : Mencapai kadar dewasa pada usia 2
tahun.
ASI terutama kolostrum memberikan kekebalan
pasif.
g. Sistem reproduksi
Anak laki-laki menghasilkan sperma hingga
pubertas.
Anak perempuan sudah mempunyai ovum dalam
sel telur.
Anak perempuan dapat mengalami (pseudo)
menstruasi atau pembesaran payudara terkadang
disertai oleh sekresi cairan dari puting pada hari
ke-4 atau ke-5. hal ini hanya berlangsung
sebentar.
h. Sistem muskuluskeletal
Ubun-ubun posterior akan menutup pada 6-8 minggu.
i. Sistem neurologi
13
Relatif belum matang setelah lahir.
Reflek dapat menunjukkan keadaan normal dari
integritas sistem saraf dan sistem
muskuluskeletal.
2. Panca Indera
a. Penglihatan
Sinsitif terhadap cahaya terang dan dapat
mengenali pola hitam-putih yang tercetak tebal
dalam bentuk muka manusia.
Jarak fokus adalah 15-20 cm yang
memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah
ibunya pada saat menyusui.
Pada usia 2 mg bayi dapat membedakan muka
ibunya dari muka yang tidak dikenal.
Perhatian pada warna, variasi dan kompleksitas
pola berkembang dalam 2 bulan pertama
kehidupan.
b. Penciuman
Dapat membedakan bau menyengat.
Menyukai pada bau susu terutama ASI.
Dalam beberapa hari bayi sudah dapat
membedakan bau susu ibu dengan bau susu orang
lain.
c. Pengecapan
Bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan
memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis.
d. Pendengaran
Tajam dan dapat melokalisasi suara dalam
lingkungan sekitar dan mampu membedakan
berbagai suara.
14
Pada akhir bulan pertama BBL lebih menyukoai
suara dengan pola yang sama.
BBL juga lebih menyukai suara ibunya daripada
orang lain dan merasa tenang dengan suara-suara
bernada rendah.
e. Sentuhan
Mudah terlihat dengan reaksi terhadap berbagai
refleks.
Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan.
Merasa senang dengan kontak kulit ke kulit,
berendam dalam air, gosokan tangan, belaian dan
gerak ayun.
Reaksi terhadap sentuhan dan refleks gengaman
memperkuat hubungan.
2.4.3 Assessment
2.4.4 Planning
Dibutuhkan Penkes kepada keluarga tentang perawatan bayi
yaitu Meliputi :
a. Tempat tidur yang tepat.
Tempat tidur bayi harus hangat.
Tempat tidur bayi diletakkan didekat tempat tidur ibu.
Tempat tidur bayi dan ibu yang bersamaan bisa
menyebahkan kematian yang tidak disengaja.
Ruang bayi di bagian kebidanan bukan tempat yang tepat
bagi bayi sehat.
b. Memandikan bayi
Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang
bertujuan untuk mempertahankan vernixcaseosa dalam
tubuh bayi guna stabilisasi suhu tubuh.
15
Bayi harus tetap di jaga kebersihannya dengan
menyekanya dengan lembut dan memperhatikan lipatan
kulitnya.
Sabun dengan kandungan cholorophene tidak dianjurkan
karena diserap kulit dan menyebabkan racun bagi sistem
saraf bayi.
c. Mengenakan pakaian
Buat bayi tepat hangat.
Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat.
Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh bayi.
Hindari kain yang menyentuh leher karena bisa
mengakibatkan gesakan yang mengganggu.
Selama musim panas bayi membutuhkan pakaian dalam
dan popok.
d. Perawatan tali pusat
Perawatan dengan tidak membubuhkan apapun pada pusar
bayi.
Hindari memasukkan gumpalan kapas kepada hidung
bayi.
e. Perawatan mata dan telinga
Jaga kuku bayi agar tetap pendek.
Kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari sekali.
Kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut
atau lecet pada kulit bayi.
f. Kapan membawa bayi keluar rumah
Bayi harus dibiasakan dibawa keluar selama 1 atau 2 jam
sehari (bila udara baik).
Gunakan pakaian secukupnya tidak perlu tebal atau tipis.
Bayi harus terbiasa dengan sinar matahari namun hindari
pencaran langsung dengan pandangannya.
g. Pemeriksaan
16
Selama 1 tahun bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan
rutin.
h. Perawatan kulit
i. Bermain.
j. Pemantauan BB
Bayi yang sehat akan mengalami penambaha BB setiap
bulannya.
2.5 MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda)
Pelaksanaan Pada Bayi Umur Kurang 2 Bulan
1. KONSEP DASAR MTBM
Dalam perkembangannya mencangkup Manajemen Terpadu Bayi Muda umur
kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 tahun tidak
termasuk kedalam bayi muda tapi kedalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun. Bayi
muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal
terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1
minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan
persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus
dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua
pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada
anak.Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke
fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan
rumah oleh petugas kesehatan.
Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan didekteksi
17
dini. Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu
untuk melakukan asuhan dasar bayi muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera.
Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur
2 bulan sampai 5 tahun.
II. PELAKSANAAN MTBM PADA BAYI UMUR KURANG 2 BULAN
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-
langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanju
Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatan” untuk Bayi Muda dan untuk
kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir pencatatan ini mempunyai
cara pengisian yang sama yaitu :
a. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan
fisik
b. Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah
serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan
bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit
c. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi
pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
18
d. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup bertanya,
mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan
masalah dan mengecek pemahaman
e. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat
anak datang untuk kunjungan ulang.
Menanyakan kepada ibu mengenai masalah bayi muda. Tentukan pemeriksaan ini
merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan bayi muda atau kunjungan ulang
untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan
tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut.
Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut :
a. Periksa bayi muda untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi
bakteri.selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang
ditemukan.
b. Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare periksa tanda dan
gejalanya yang terkait. klasifikasikan bayi muda untuk dehidrasi nya dan
klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri.
c. Periksa semua bayi muda untuk ikterus dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang
ada.
d. Periksa bayi untuk kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian
asi. selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan.
e. Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di imunisasi?. tentukan status
imunisasi bayi muda.
f. Menanyakan status pemberian vit k1.
g. Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir,
perdarahan tali pusat dan sebagainya.
19
h. Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan
bayinya. Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan pemeriksaan
secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan
memperlambat rujukan.
2. Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang 2 Bulan
a. Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Infeksi pada Bayi Muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi sistemik
gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi organ seperti
: gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan napas, bayi malas minum, tidak bisa
minum atau muntah, diare, demam atau hipotermi
Pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah.
Infeksi lokal yang sering terjadi pada Bayi Muda adalah infeksi pada tali pusat, kulit,
mata dan telinga.
Memeriksa gejala kejang dapat dilakukan dengan cara (TANYA, LIHAT, RABA).
1) Kejang
Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat dan merupakan kegawat
daruratan. Kejang pada Bayi Muda umur ≤ 2 hari berhubungan dengan asfiksia,
trauma lahir, dan kelainan bawaan dan jika lebih dari 2 hari dikaitkan dengan tetanus
neonatorium.
a) Tanya : adakah riwayat kejang? Tanyakan ke ibu dan gunakan bahasa atau
istilah lokal yang mudah dimengerti ibu
b) Lihat : apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun? Tremor atau
gemetar adalah gerakan halus yang konstan, tremor disertai kesadran menurun
20
menunjukkan kejang. Kesadaran menurun dapat dinilai dengan melihat respon bayi
pada saat baju bayi dibuka akan terbangun.
c) Lihat : apakah ada gerakan yang tidak terkendali? Dapat berupa gerakan
berulang pada mulut, gerakan bola mata cepat, gerakan tangan dan kaki berulang pada
satu sisi.
d) Lihat : apakah mulut bayi mencucu?
e) Lihat dan raba : apakah bayi kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan.
Mulut mencucu seperti mulut ikan merupakan tanda yang cukup khas pada tetanus
neonatorum
f) Dengar : apakah bayi menangis melengking tiba-tiba?
Biasanya menunjukkan ada proses tekanan intra kranial atau kerusakan susunan saraf
pusat lainnya
2) Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya
Bayi menunjukkan tanda tidak bisa minum atau menyusu jika bayi terlalu lemah untuk
minum atau tidak bisa mengisap dan menelan.
Bayi mempunyai tanda memuntahkan semua jika bayi sama sekali tidak dapat
menelan apapun.
3) Gangguan Napas
Pola napas Bayi Muda tidak teratur (normal 30-59 kali/menit) jika <30 kali/menit atau
≥ 60 kali/menit menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai dengan tanda atau
gejala bayi biru(sianosis), tarikan dinding dada yang sangat kuat (dalam sangat kuat
mudah terlihat dan menetap), pernapasan cuping hidung serta terdengar suara merintih
(napas pendek menandakan kesulitan bernapas)
21
4) Hipotermia
Suhu noramal 36,5 -37,5 C jika suhu < 35,5C disebut hipotermi berat yang
mengidentikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk, suhu 35,5-36,0 C
disebut hipotermi sedang dan suhu ≥ 37,5 disebut demam
Mengukur suhu menggunakan termometer pada aksiler selama 5 menit tidak
dianjurkan secara rektal karena dapat mengakibatkan perlukaan rektal.
5) Infeksi Bakteri Lokal
Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit, mata dan pusar. Pada
kulit apakah ada tanda gejala bercak merah, benjolan berisi nanah dikulit. Pada mata
terlihat bernanah, berat ringannya dilihat dari produksi nanah dan mata bengkak. Pusar
kemerahan atau bernanah (kemerahan meluas ke kulit daerah perut berbau , bernanah)
berarti bayi mengalami infeksi berat.
Cara Mengklasifikasi Kemungkinan Panyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Tanda atau Gejala Klasifikasi
Tidak mau minum atau
memuntahkan semua ATAU
Riwayat kejang ATAU
Bergerak hanya jika distimulasi
ATAUPENYAKIT SANGAT BERAT ATAU
INFEKSI BAKTERI BERAT
22
Napas cepat ATAU
Napas lambat ATAU
Tarikan dinding dada ke dalam yang
kuat ATAU
Merintih ATAU
Demam (≥ 37,5C) ATAU
Hipotermi ( <35,5C) ATAU
Nanah yang banyak di mata ATAU
Pusar kemerahan meluas sampai
dinding perut
Pustul kulit ATAU
Mata bernanah ATAU
Pusat kemerahan atau bernanah
INFEKSI BAKTERI LOKAL
Tidak terdapat salah satu tanda
diatas
MUNGKIN BUKAN INFEKSI
b. Menilai Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya
dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Biasanya bayi dehidrasi
rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi
kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika dicubit kulit akan kembali dengan
lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik),
lambat atau segera.
23
Klasifikasi Diare
Tanda dan Gejala Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
Letargis atau tidak sadar
Mata Cekung
Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat
DIARE DEHIDRASI BERAT
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
Gelisah atau rewel
Mata Cekung
Cubitan kulit perut kembali lambat
DIARE DEHIDRASI RINGAN
/SEDANG
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau
ringan/sedang
DIARE TANPA DEHIDRASI
c. Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan
sebagian besar(80%) akibat penumpukan bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah)
sebagian lagi karena ketidak cocokan gol.darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar
bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada gangguan
pengeluaran.
Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik (hiperbilirubin mengakibatkan gangguan
saraf pusat)
24
Sangat penting mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan bagian tubuh
mana yang kuning. Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak
memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul setelah 14 hari
berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu. Lihat
tinja pucat seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran bilirubin pada sistem
empedu.
Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER
Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki
Klasifikasi Ikterus
Tanda dan Gejala Klasifikasi
1) Timbul kuning pada hari pertama (<
24 jam) ATAU
2) Kuning ditemukan pada umur lebih
dari 14 hari ATAU
3) Kuning sampai telapak tangan
/telapak kaki ATAU
4) Tinja berwarna pucat
IKTERUS BERAT
5) Timbul kuning pada umur ≥ 24 jam
sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak
IKTERUS
25
tangan/kaki
6) Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS
d. Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau masalah Pemberian ASI
Pemberian ASI merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
pada bayi 6 bulan pertama kehidupannya, jika ada masalah pemberian ASI maka bayi
dapat kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit.
Tanyakan : apakah IMD dilakukan, apakah ada kesulitan menyusui, apakah bayi diberi
ASI dan berapa kali dalam 24 jam, apakah bayi diberi selain ASI.
Lihat : apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-langit
Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda
untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki
BB menurut umur < -3 SD (dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada
pita kuning), >-2 SD (tidak ada masalah BB rendah)
Penilaian Cara pemberian ASI (jika ada kesulitan pemberian ASI/ diberi ASI kurang
dari 8 jam dalam 24 jam, diberi selain ASI, BB rendah menurut umur)
1. Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika tidak sarankan ibu untuk
menyusui, jika iya menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian ASI.
2. Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik, mengisap
dengan efektif)
Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan /Masalah Pemberian Asi
Tanda dan Gejala Klasifikasi
26
7) Ada kesulitan pemberian ASI
8) Berat badan menurut umur rendah
9) ASI kurang dari 8 kali perhari
10) Mendapat makanan/minuman lain
selain ASI
11) Posisi bayi salah
12) Tidak melekat dengan baik
13) Tidak mengisap dengan efektif
14) Terdapat luka bercak putih
15) Terdapat celah bibir /langit-langit
BERAT BADAN RENDAH MENURUT
UMUR DAN MASALAH PEMBERIAN
ASI
Tidak terdapat tanda/gejala diatas BERAT BADAN TINDAK RENDAH
MENURUT UMUR DAN TIDAK ADA
MASALAH PEMBERIAN ASI
e. Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna maka semua
bayi yang berisiko untuk mengalami perdarahan (HDN= haemorrhagic Disease of
the Newborn). Perdarahn bisa ringan atau berat berupa perdarahan pada kejadian
ikutan pasca imunisasi ataupun perdarahan intrakranial dan untuk mencegah
27
diatas maka semua bayi diberikan suntikan vit K1 setelah proses IMD dan sebelum
pemberian imunisasi Hb O
f. Memeriksa Status Imunisasi
Penularan Hepatitis pada bayi dapat terjadi secara vertikal (ibu ke bayi pada saat
persalinan) dan horizontal (penularan orang lain). Dan untuk mencegah terjadi infeksi
vertikal bayi harus diimunisasi HB sedini mungkin.
Imunisasi HB 0 diberikan (0-7 hari) di paha kanan selain itu bayi juga harus
mendapatkan imunisasi BCG di lengan kiri dan polio diberikan 2 tetes oral yang
dijadwalnya disesuaikan dengan tempat lahir
g. Memeriksa masalah/keluhan Lain
1) Memeriksa kelainan bawaan/kongenital
Adalah kelainan pada bayi baru lahir bukan akibat trauma lahir dan untuk mengenali
jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik (anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel
dll)
2) Memeriksa kemungkinan Trauma lahir
Merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada proses persalinan (kaput
suksedanium, sefal hematome dll)
3) Memeriksa Perdarahan Tali pusat
Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah beberapa hari dan bila tidak
ditangani dapat syok
h. Memeriksa masalah ibu
28
Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan kesempatan waktu kontak
dengan Bayi Muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu. Masalah yang
mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi
1) Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misalkan : demam, sakit kepala,
pusing, depresi)
2) Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat, kebiasaan BAK
dan BAB)
3) Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum
4) Apakah ASI lancar
5) Apakah ada kesulitan merawat bayi
6) Apakah ibu minum tablet besi, vit A dan menggunakan alat kontrasepsi
3. Tindakan dan Pengobatan
Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke fasilitas
pelayanan yang lebih baik dan sebelum merujuk lakukan pengobatan pra rujukan dan
minta Informed Consent. Klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan.
a. Memerlukan Rujukan.
Klasifikasi berat (warna merah muda) memerlukan rujukan segera, tetap lakukan
pemeriksaan dan lakukan penanganan segera sehingga rujukan tidak terlambat, contoh
:
1) Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
2) Ikterus berat
3) Diare dehidrasi berat
Tindakan/Pengobatan Pra Rujukan
29
1) Kejang
a) Bebaskan jalan nafas dan memberi oksigen
b) Menangani kejang dengan obat anti kejang (pilihan 1 fenobarbital 30 mg = 0,6
ml IM, pilihan 2 diazepam 0.25 ml dengan berat <2500 gr dan 0,5 ml dengan berat ≥
2500 gr per rektal)
c) Jangan memberi minum pada saat kejang akan terjadi aspirasi
d) Menghangatkan tubuh bayi (metode kangguru selama perjalanan ke tempat
rujukan
e) Jika curiga Tetanus Neonatorum beri obat Diazepam bukan Fenobarbital
f) Beri dosis pertama antibiotika PP
2) Gangguan Nafas pada penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
a) Posisikan kepala bayi setengah mengadah jika perlu bahu diganjal dengan
gulungan kain
b) Bersihkan jalan nafas dan beri oksigen 2 l per menit
c) Jika apnoe lakukan resusitasi
3) Hipotermi
a) Menghangatkan tubuh bayi
b) Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi masih bisa menyusu dan
beri ASI perah atau air gula menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu) dapat
menyebabkan kerusakan otak
c) Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan
30
d) Rujuk segerta
4) Ikterus
a) Cegah turunnya gula darah
b) Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat
c) Rujuk segera
5) Gangguan saluran cerna
a) Jangan berikan makanan /minuman apapun peroral
b) Cegah turunnya gula darah dengan infus
c) Jaga kehangatan bayi
d) Rujuk segerta
6) Diare
a) Rehidrasi (RL atau NaCl 100 ml/kg BB
30 ml/kg BB selama 1 jam
70 ml/ kg BB selama 5 jam
Jika memungkinkan beri oralit 5 ml/kg BB/jam
b) Rehidrasi melalui pipa nasogastrik 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (120 ml/kg
BB)
c) Sesudah 6 jam periksa kembali derajat dehidrasi
31
7) Berat tubuh rendah dan atau gangguan pemberian ASI
a) Cegah penurunan gula darah dengan pemberian infus
b) Jaga kehangatan bayi
c) Rujuk segera
b. Tidak Memerlukan Rujukan
Klasifikasi yang berwarna kuning dan hijau, misalnya infeksi bakteri lokal, Mungkin
bukan infeksi, Diare dehidrasi ringan/sedang, diare tanpa dehidrasi, ikterus, berat
badan rendah menurut umur dan atau masalah pemberian ASI, Berat badan tidak
rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI
Dibawah ini beberapa tindakan /pengobatan pada Bayi Muda yang tidak memerlukan
rujukan :
1) Menghangatkan tubuh bayi segera
2) Mencegah gula darah tidak turun
3) Memberi antibiotik per oral yang sesuai
4) Mengobati infeksi bakteri lokal
5) Melakukan rehidrasi oral baik diklinik maupun dirumah
6) Mengobati luka atau bercak putih di mulut
7) Melakukan asuhan dasar Bayi Muda (mencegah infeksi, menjaga bayi tetap
hangat, memberi ASI sesering mungkin, imunisasi
32
4. Konseling Bagi Ibu
Konseling diberikan pada Bayi Muda dengan klasifikasi kuning dan hijau
a. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat, dosis, cara
pemberian )
b. Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata /salep
tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan bahan penyerap, luka dimulut
dengan gentian violet)
c. Mengajari pemberian oralit
d. Menasehati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI eksklusif, cara
meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki, cara menyimpan ASI
e. Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal pemberian
imunisasi
f. Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas kesehatan dan
kapan kunjungan ulang
g. Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya
33
5. Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut
Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah anak membaik setelah diberi obat
atau tindakan lainnya. Apabila anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian awal
lengkap pada kunjungan awal.
Kunjungan ulang :
a. Dua hari
1) Infeksi bakteri lokal
2) Gangguan pemberian ASI
3) Luka atau bercak putih di mulut
4) Hipotermi sedang
5) Diare dengan dehidrasi ringan /sedang
6) Ikterus fisiologik jika tetap kuning
b. 14 hari
Berat Badan Rendah menurut umur
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anak yang merupakan kebanggaan bagi setiap orang sejak ia baru
lahir membutuhkan asuhan dari orang tua maupun orang-orang
disekitarnya.
Memberikan asuhan pada bayi 6 minggu pertama merupakan tugas
dan wewenang seorang bidan.
Tujuan asuhan ini agar tercapainya rasa kasih sayang dan rasa aman
yang diberikan oleh orang tua kepadanya. Sedangkan untuk ibu yaitu
wujud mencurahkan kasih sayang kepada buah hatinya. Sedangkan untuk
ibu yaitu wujud mencurahkan kasih sayang kepada buah hatinya,
mengalilhkan perhatian waktu perineum dijahit pada kala IV,
meningkatkan produksi ASI serta mempercepat pelepasan plasenta.
Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan
penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan
35
harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran bidan pada kehidupan
bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai sejak bayi meninggalkan ruang
bersalin. Dalam praktiknya, asuhan dilakukan secara multidisipliner.
Yakni perawat anak, perawat keluarga dan dokter spesialis anak. Bisan
bertugas melanjutkan perawatan bagi ibu san bayi dalam melewati 6
minggu pertama kelahiran.
3.2 Saran
1. Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca (terutama
mahasiswa kebidanan) mengetahui bagaimana asuhan primer pada
bayi 6 minggu pertama dan indicator pemantauan tumbuh kembang
neonatus, bayi dan balita.
2. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam
pembuatan makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul
makalah ini,
DAFTAR PUSTAKA
36