majalah mitra investor edisi minggu iv bulan maret 2015

50
1 Mitra Investor @mitrainvestor [email protected] Edisi 23 - 29 MARET 2015 Rp 30.000,00 BERBISNIS WARALABA TANPA DOSA Prestasi Hendy Setiono Di Kancah Internasional Menilik Prospek Domestik di Tengah Mewabahnya Peran Asing

Upload: mitra-investor

Post on 08-Apr-2016

267 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

BERBISNIS WARALABA TANPA DOSA 1. Menilik prospek domestik di tengah mewabahnya peran asing 2. Prestasi Hendy Setiono di Kancah Internasional

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

1Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Edisi 23 - 29 MARET 2015Rp 30.000,00

BERBISNIS WARALABA TANPA DOSA

Prestasi Hendy Setiono Di Kancah Internasional

Menilik Prospek Domestik di Tengah Mewabahnya Peran Asing

Page 2: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

2 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

Page 3: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

3Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

EDITORIAL

Pemimpin Umum ADI PAMUNGKAS, ST

Pemimpin RedaksiSURIYA EFFENDI, SE

EditorialSURIYA EFFENDI, SEKUNTI FARIKHA, S.PiEDWI RIA AGUSTINA, S. PiBADI UZZAMAN, S. Pi

Reporter / PenulisKUNTI FARIKHA, S.PiEDWI RIA AGUSTINA, S. PiRIDHA RIKI PANCAHWATI, SE

Desainer kreatifHIMAWAN INTRADA, SE

FotograferHIMAWAN INTRADA, SE

DistribusiPURWANTO

Produksi HIMAWAN INTRADA, SEPURWANTO

HumasSURIYA EFFENDI, SERIDHA RIKI PANCHAWATI, SEKARTINI INDAH P

Promosi dan iklanHIMAWAN INTRADA, SEADI PAMUNGKAS, STWIDIATMIKO ARI SAPUTRO, ST

KeuanganDESI MAYASARI, SE

SekretarisAYU LESTARI

Alamat Redaksi / UsahaJL. MT. Haryono No 970 Ruko Metro Plaza 21SEMARANGTELP : 024 – 7069 4444 08112778444Web : www.mitrainvestor.co.idEmail : [email protected] dan saran : [email protected] : [email protected] : @mitrainvestorFacebook : mitrainvestor

Dunia bisnis terus menjamur di tanah air. Mulai dari generasi muda hingga generasi lama saling bersaing un-tuk mendapatkan kesuksesan dalam bisnis dalam waktu cepat. Walaupun tidak ada hal yang instan dalam bisnis, namun itu semua dapat dipercepat dengan ide kreatif dan cara penanganan bisnis yang benar.

Berbisnis juga membutuhkan jam terbang, seperti lay-aknya profesi lain, bisnis perlu insting, pengetahuan dan pengalaman untuk menjalankannya. Namun banyak di-antara para pemodal yang memiliki dana lebih cenderung terjun ke bisnis yang dirasa memberikan hasil lebih cepat dibandingkan berinvestasi di tempat lain. Bisnis saat ini menjadi salah satu lahan investasi menarik bagi investor untuk melipatgandakan kekayaan mereka.

Salah satu yang paling hangat saat ini adalah bisnis waralaba atau franchise. Bisnis ini digandrungi para pen-gusaha kreatif untuk mendapatkan untung besar dalam waktu singkat. Jenis bisnis ini hanya dibutuhkan keahlian dalam membentuk sistem dalam usaha, managemen dan branding. Selanjutnya biarkan sistem itu terserap dalam pasar dan menjadikan bisnis terus berkembang dengan datangnya para investor yang menginvestasikan untuk membuka gerai atau cabang dari anda.

Bagi para investor, bisnis waralaba sangat menjanjik-an. Di satu sisi tidak menyita waktu dalam mengelola. Ser-ta di sisi lain sudah memiliki sistem, branding dan pasar yang jelas. Sehingga tak lagi sulit untuk membuatnya laku di pasaran.

Waralaba semakin merajai pasar. Bahkan saat ini bis-nis waralaba menjadi bisnis yang digandrungi para inves-tor berkantong tebal. Mereka menganggap bahwa bisnis waralaba sangat menguntungkan untuk menambah pun-di-pundi kekayaan mereka.

Namun di sisi lain, bisnis waralaba ini sangat memati-kan pasaran. Mematikan usaha-usaha kecil yang berada di sampingnya. Lihat saja gerai-gerai waralaba minimarket di sepanjang jalan perkotaan, bahkan sudah merambah pedesaan. Mereka membangun sebanyak mungkin gerai yang nyaman, ber-AC, memiliki pilihan produk yang san-gat banyak dan harga relatif lebih murah dibandingkan dengan harga di warung kecil.

Warung-warung pedesaat mulai kehilangan pembeli, mulai kehilangan akal untuk meningkatkan penjualan. Padahal mereka membuka warung kecil untuk memen-uhi kebutuhan pokok sehari-hari. Sementara para pemilik waralaba minimarket mewah itu adalah para orang berduit yang memiliki lebih banyak cadangan uang untuk hidup.

Lantas, bagaimana waralaba menjadi bagian dari masyarakat yang membantu mengurangi kesulitan me-menuhi kebutuhan hidup. Membantu, berbagi dan lebih mengerti kebersamaan dalam bernegara.

BERBISNIS WARALABA TANPA DOSA

Page 4: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

kilasan Profil

HeadlineBisnis waralaba akan berkem-

bang dan menguntungkan bagi pihak franchisee apabila dikelola dengan baik. Meskipun terikat dengan perjanjian yang telah ditetapkan oleh franchisor. Beri-kut paparan mengenai kelebihan dan kekurangan bisnis waralaba.

4 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

Cermat Memilih Bisnis Waralaba Hal..... 6

Berbicara mengenai potensi bisnis waralaba, tentunya menjadi suatu hal yang menarik. Mengapa demikian?, bisnis waralaba memiliki beragam keunikan dan keunggulan. Seba

Menilik Prospek Domestik di Tengah Mewabahnya Peran Asing Hal..... 28

Page 5: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

Technologi

Entrepleneur

Prestasi Hendy Setiono Di Kancah InternasionalHal..... 16

Waralaba merupakan salah satu bisnis yang dikembangkan guna memperluas brand dengan cara mengalihtangankan hak kepemilikan kepada pihak lain. Tentunya dengan segala keten-tuan yang telah disepakati. Bis-nis ini sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak.

5Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Pencetus Situs Waralaba Di Indonesia Hal..... 34

Bangun Apotek K-24 Untuk

Pelayanan 24 Jam Hal..... 42

WaralabaKu.com merupakan portal informasi franchise dan business oppor-tunity yang berada di Indonesia. Tumbuh menjadi website nomor 1 yang memi-liki tujuan sebagai penyedia informasi dan penawaran waralaba dari franchisor kepada calon franchisee, serta mitra potensial (franchise seeker).

Dr. Gideon Hartono merupakan perintis usaha waralaba Apotek K-24.

Pengusaha asal kota Yogyakarta ini memang sudah menekuni dunia bisnis

sejak kecil. Lahir dari keluarga kurang mampu membuatnya terbiasa dengan

kehidupan sederhana dan mandiri. Bahkan ketika masih dibangku SMP, dr.

Gideon menjadi seorang fotografer keliling. Tidak hanya itu, beliau yang di-

anugerahi otak cerdas juga melayani les privat matematika, fisika dan kimia.

Uang yang dihasilkan dari berbisnis digunakannya untuk memulai usaha fo-

tografi. Tahun 1990, studio fotonya menjadi studio foto dengan peralatan

paling modern di Yogyakarta

DAFTARISI

Page 6: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

6 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

KILASAN

CERmAT memilih

Bisnis WaralabaBisnis waralaba akan berkembang dan mengun-

tungkan bagi pihak franchisee apabila dikelola dengan baik. Meskipun terikat dengan perjanjian yang telah ditetapkan oleh franchisor. Berikut paparan mengenai kelebihan dan kekurangan bisnis waralaba.

KeLeBIHAN 1. Manajemen bisnisDilihat dari segi manajemen bisnis, tentu waralaba

telah terbangun dan terstrukstur. Hal ini karena bisnis yang diwaralabakan berada di bawah naungan bisnis lain yang pasti sudah memiliki reputasi yang bagus di-kalangan masyarakat. Gagasan ide, penamaan (brand) dan manajemennya telah diuji coba sebelumnya se-hingga siap untuk diimplementasikan pada lokasi yang baru.

2. Familiar Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mu-

dah karena sudah dikenal masyarakat. Marketing produk memerlukan biaya dan tenaga lebih sedikit jika dibandingkan dengan membangun bisnis baru. Hal ini karena suatu bisnis yang diwaralabakan pasti diminati masyarakat sehingga sangat berpotensi apabila diper-banyak cabangnya.

3. Manajemen finansialManajemen finansial bisnis waralaba lebih mudah.

Investor selaku pemberi modal cenderung lebih me-milih untuk memberikan modal pada bisnis yang telah berdiri kokoh. Perkembangan bisnis yang baik salah satunya bisa dilihat dari segi finansial dan jaringan pemasaran produk. Sistem manajeman finansial bis-nis waralaba telah ditetapkan oleh franchisor (pemilik waralaba), sehingga franchisee (penerima waralaba) tidak perlu melakukan perencanaan manajemen fi-nansial.

4. Kerjasama bisnis telah terbangunFranchisee bisa mendapatkan keuntungan berupa

kerjasama bisnis yang telah terbangun sebelumnya oleh franchisor. Misalnya kerjasama dengan pemasok bahan baku produk dan pihak marketing (promosi dan pemasaran).

5. Keteraturan bisnis Pelatihan berupa manajemen finansial, marketing

dan promosi sudah termasuk dalam paket pembel-ian waralaba. Hal tersebut memudahkan franchisee untuk memulai bisnis dengan keteraturan yang telah ditetapkan oleh franchisor.

KeKUrANGAN 1. Keterbatasan ruang gerakFranchisee tidak bisa mengendalikan bisnis yang

telah menjadi hak miliknya. Semua sistem telah di-tentukan oleh franchisor sehingga membatasi ruang gerak franchisee. Inovasi dan kreatifitas pun tidak bisa diaplikasikan dalam bisnisnya.

2. Terikat dengan supplierSebagaimana prinsip ekonomi yakni mendapatkan

pemasukan sebesar-besarnya dengan pengeluaran yang kecil. Salah satu caranya adalah dengan mencari supplier/pemasok bahan baku yang memiliki harga jual murah. Sistem waralaba telah menentukan pihak pemasok, jadi franchisee tidak bisa memilih supplier lain.

3. Ketergantungan reputasiFaktor terbesar yang terdapat dalam bisnis warala-

ba adalah ketergantungan reputasi waralaba terhadap waralaba yang lainnya. Jika salah satu waralaba mel-akukan kesalahan, maka reputasi waralaba yang lain-nya akan terpengaruhi. Meskipun ini bukanlah kesala-han dari waralaba yang dikelola franchisor.

4. BiayaKeteraturan bisnis waralaba dihargai dengan nomi-

nal yang tidak sedikit. Franchisor mengajukan sejum-lah biaya awal yang digunakan untuk membeli per-janjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan dikenakan untuk pelatihan dan dukungan bagi para franchisee.

5. Pemotongan labaFranchisee harus membayar royalti kepada fran-

chisor dari sejumlah laba yang didapatkan. Besar ke-cilnya laba yang didapat tergantung dari pengelola. Berapapun laba yang didapat, franchisor tetap mem-peroleh bagi hasil.[]

Page 7: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

7Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Maraknya sebuah bisnis yang diwaralabakan mem-buat calon franchisee harus jeli dalam memilihnya. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan agar bisnis tersebut menguntungkan, baik bagi franchisee mau-pun franchisor-nya. Faktor tersebut antara lain pema-haman mengenai waralaba itu sendiri, tata kelola waralaba dan pokok-pokok perjanjiannya. Selain itu pola kontrak kerjasama franchise baik waralaba Indo-nesia maupun internasional juga perlu untuk menjadi bahan pertimbangan. Salah satu tips memilih warala-ba yang baik di Indonesia adalah dengan cara melihat franchisor-nya. Berikut ini ulasan mengenai bagaima-na cara menilai franchisor yang baik.

1. Jam terbangBerapa lama franchisor menekuni bisnisnya se-

hingga layak untuk diwaralabakan. Waktu yang disa-rankan adalah franchisor yang telah menekuni bisnis-nya dan sukses selama 2-3 tahun.

2. Bukti suksesSelain pengalaman dan jam terbang, bukti sukses

dari bisnis yang dijalankan juga perlu diperhatikan. Kesuksesan bisnis bisa dilihat laporan keuangan. Se-lain itu, kondisi cabang waralabanya dan berapa jum-lah merupakan hal terpenting bagi anda yang bermi-nat untuk bisnis waralaba.

3. Kualitas produknya Seiring ketatnya persaingan bisnis, yang harus

dipertahankan ialah kualitas produk yang inovatif dan kreatif. Pilihlah perusahaan waralaba yang menjual produk berkualitas dan diminati banyak orang. Produk tersebut juga dalam kondisi yang mengalami pertum-buhan, bukan produk yang telah jenuh pasar atau in-dustrinya. Meski kejenuhan pasar itu hanya sebatas mitos.

4. Sistem terujiFranchisor yang baik menurut robert T. Kiyosaki

adalah penawarawan sistem bisnis yang telah teruji kesuksesannya. Membeli waralaba berarti membeli sistem bisnis. Merek/brand yang telah populer han-yalah salah satu kunci sukses. Faktor terpenting yaitu sistem bisnis. Sistem bisnis mencakup manajemen produksi, pemasaran, keuangan, alur pasokan dan lo-gistik serta sumber daya manusia.

5. Pengetahuan Franchisor tentunya harus mempunyai pengeta-

huan yang dapat ditularkan kepada calon franchisee. Hal ini merupakan paket pembelian waralaba. Tak hanya menjual produk berupa merek tetapi warala-ba menyediakan paket komplit, yakni pelatihan cara pembuatan produk, marketing (promosi dan pemasa-ran) dan pasokan bahan baku produk.

6. Jiwa dan orientasi kewirausahaanCalon franchisee harus memperhatikan apakah

franchisor memiliki sikap propokatif, mampu berino-vasi dan berani mengambil resiko. Hal ini dilakukan karena keberhasilan mutlak ditentukan oleh pemilik waralaba pusat. Meski pihak pengelola adalah fran-chisee.

7. Sikap terbuka dalam keuanganCalon franchisee harus jeli dalam melihat kinerja

perusahaan waralaba pusat dan kritis terhadap skema keuangan yang ditawarkan oleh franchisor. Terpent-ing adalah memperhatikan return on investment-nya.

8. Payung hukumWaralaba yang calon franchisee pilih memiliki Su-

rat Tanda Pendaftaran Waralaba atau STPW. Tanda bukti ini merupakanbentuk legalitas hukum perusa-haan waralaba. Pastikan bisnis tersebut memiliki ke-absahan di mata hukum berupa kepemilikan STPW sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, franchisee bisa menggunakan hukum tersebut untuk mangadukan kerugiannya.[]

Tips Pilih

Franchisor Tersohor

Page 8: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

8 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

KILASAN

KuNCI mEmBANguN

Merek atau brand difungsikan seba-gai simbol untuk mewakili produk se-cara keseluruhan mulai dari produknya hingga perusahaan yang memproduksi. Brand yang melekat pada produk men-jadi penanda sekaligus pembeda den-gan produk lainnya. Value indacator yang dimiliki brand menggambarkan seberapa kokoh nilai yang ditawarkan produsen kepada konsumennya. Peran brand ternyata menjadi penentu kon-sumen dalam memilih produk. Oleh ka-rena itu, brand menjadi aset berharga bagi suatu perusahaan dan memiliki kontribusi penting dalam perjalanan sebuah industri. Brand yang mudah dikenali konsumen bisa menjadi peng-hambat bagi merek-merek pesaing, tentunya perusahaan akan dengan mudahnya mencapai profit di samping kualitas produk yang ditawarkan.

Jaringan waralaba tidak bisa dipi-sahkan dari keberhasilan membangun brand. Lantas apa saja kunci yang harus dilakukan perusahaan dalam kiatnya membangun brand ternama? Berikut ulasannya.

1. Mempertimbangkan karakter brand sejak awal

Membangun brand dimulai dari penetapan identitas suatu perusahaan. Karakter yang ditunjukkan merupakan cerminan filosofi produk. Sementara nama brand disesuaikan dengan sasa-ran target pasar. Buatlah brand dengan nama yang mudah dikenali dan dihafal, ini akan membantu mempercepat mas-uknya produk ke dalam pasar.

2. Jadilah pendengar Brand yang pertama kali masuk

pasar harus mengetahui celah yang tepat dengan menciptakan keunikan dan tidak hanya mengikuti tren pesaing sebelumnya. Brand ternama akan selalu mendengar karena pasti akan diperbin-cangkan, baik dipuji atau bahkan dihu-jat diberbagai media sosial. Stakeholder harus mampu memantau perbincangan

tersebut untuk mengetahui issu yang berkembang, potensi krisis yang bisa saja terjadi, aktivitas pesaing, peluang brand dan mencerna apa yang disukai dan dibenci konsumen dari sebuah brand.

3. Ciptakan strategi berbeda dari yang lainKeunggulan brand dilihat dari sejauh mana strategi yang digalak-

kan perusahaan. Bukan saja dinilai dari logo maupun iklan. Perusahaan harus memiliki kemampuan menciptakan ide strategi jitu untuk menarik perhatian konsumen. Langkah yang bisa diambil stakeholder dalam menjalankan strategi pembagunan brand antara lain dengan mene-tapkan visi misi, menepati janji, positioning brand untuk menciptakan keunikan, serta memperkenalkan kepribadian yang menjadi pembeda dengan pesaing.

Strategi jelas dan tepat akan sangat membantu perusahaan dalam mengenalkan produk. Keseluruhan elemen dalam pembangunan brand mulai dari logo hingga slogan atau tagline bisa dipadukan secara baik.

4. Mengimplementasi dalam bentuk komunikasi Konsistensi merupakan implementasi yang menjadi tantangan dalam

bisnis waralaba. Aspek human capital development seperti kepribadian staff, tata kelola produksi, kualitas, pendistribusian dan keuangannya harus dijaga konsistensinya. Komunikasi menjadi hal penting dalam ta-hapan ini. Bukan hanya berkomunikasi lewat iklan atau selebaran, tata cara penjual berkomunikasi juga merupakan bagian yang harus diper-hatikan. Staff perusahaan harus dipandu agar memiliki potensi untuk membangun brand perusahaan, bukan malah merusaknya.

5. Melakukan pemantauan Pemantauan merupakan hal yang tidak boleh terlewatkan dalam

membangun brand. Serangkaian tahapan harus selalu dipantau apakah strategi yang dilakukan tepat atau malah sebaliknya. Perusahaan harus memahami apakah komunikasi selama ini sudah membuat calon kon-sumen tertarik pada brand yang ditawarkan. Pemantauan akan mem-bantu menjawab permasalahan. Kita bisa mengetahui apakah kinerja brand yang dimiliki sudah efektif atau belum sehingga mampu mem-prediksikan perubahan pasar agar tidak mudah dilindas oleh pesaing.[]

Page 9: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

9Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

mEWARALABAKAN uSAhA SIAPA TAKuT

Kini, usaha waralaba di Indone-sia semakin diminati. Ini tidak lain karena jenis bisnis waralaba me-miliki potensi untuk meraup keun-tungan besar hanya dalam jangka waktu singkat. Prosedur pendafta-rannya terbilang cukup mudah. PP No. 42 Tahun 2007 Bab V men-jelaskan bahwa sebuah waralaba bisa dimulai dengan melakukan pengajuan prospektus penawaran dari franchisor dan pendaftaran perjanjian oleh franchisee. Fran-chisor juga berkewajiban mem-berikan edukasi dan pelatihan kepada franchisee agar kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar bakunya.

Franchise bukanlah sebuah usaha yang bisa sembarangan diciptakan dan berjalan dengan instan. Franchise merupakan us-aha yang harus dipersiapkan agar dapat diterima masyarakat. Ter-dapat beberapa cara untuk mem-bangun usaha franchise. Tentunya persiapan yang matang sangat diperlukan agar bisnis yang kita franchise-kan memberikan keun-tungan dan juga mampu bertahan dalam kurun waktu lama. Berikut ulasan langkah-langkah memfran-chisekan bisnis.

1. Mengenali diri sendiri dengan mencari tahu tentang

bisnis dan usaha seperti apa yang ingin dijalankan. Pengetahuan se-orang franchisor sangat diperlu-kan agar bisnis bisa berjalan sesuai dengan kemampuan yang dimi-liki. Menentukan konsep bisnis merupakan hal terpenting untuk mengembangkan usaha. Konsep dan model harus distandarkan se-hingga seragam dengan yang di-miliki oleh mitra kita.

Konsep bisnis menjadi alasan utama utama dalam memfran-chisekan usaha karena mencakup sistem yang akan dijalankan seba-gai roda operasional. Konsep bis-nis yang dimiliki haruslah tangguh karena merupakan pilot project yang akan direplikasikan oleh para franchisee selanjutnya. Berbekal konsep inilah standar operasional akan muncul.

2. Melakukan kajian fran-chisability untuk mengetahui apa-kah usaha yang dijalankan sudah layak atau belum. Pengkajian kon-sep franchise penting dilakukan untuk mengetahui berapa lama modal akan kembali dan juga be-sarannya. Dengan demikian, kita juga bisa memproyeksikan keun-tungan dari usaha franchise terse-but.

3. Membuat dokumen fran-chise atau system development

yang dibutuhkan seperti pembua-tan perjanjian franchise, penyu-sanan SOP dan dokumen pent-ing lainnya. Visi dan implementasi konsep bisnis harus tergambar ke dalam dokumen.

4. Melakukan persiapan launching dan pemasaran. Ini bisa dilakukan dengan aktif mengikuti pameran di media massa. Bisa juga dengan membuat brosur un-tuk menarik calon mitra. Usaha franchise hanyalah sebuah produk yang tidak bisa berjalan dengan sendirinya tanpa adanya upaya. Kualitas produk memang merupa-kan hal penting, akan tetapi peran marketing juga sangat dibutuhkan dalam menjualkan produk.

5. Memonitoring dan peny-empurnaan.

Kelima langkah di atas ten-tunya bisa menjadi cara untuk menjadikan usaha dengan kon-sep franchise. Hal penting lainnya yang tidak bisa diabaikan adalah kesiapan seorang calon franchisor mengingat banyaknya hal tak ter-duga yang kapan saja bisa terjadi. Misalnya, keselektifan dalam me-milih mitra, perselisihan dan seba-gainya.[]

Page 10: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

10 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

KILASAN

hITAm DI ATAS PuTIh KONTRAK WARALABA

Kondisi awal yang baik untuk me-mulai kerjasama adalah salah satu kunci sukses berbisnis waralaba. Jangka waktu bisnis waralaba yang panjang (5 tahun) rentan terjadi per-masalahan. Perjanjian tertulis yang mengikat dan kuat antara kedua be-lah pihak sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di masa mendatang.

Pengertian waralaba yaitu hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasar-kan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat diman-faatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan Perjanjian Waralaba (Pasal 1 butir 1 Permend-ag 31/2008).

Setiap bisnis yang diwaralabakan harus memiliki Surat Tanda Pendaf-taran Waralaba (STPW). Tanda legal ini merupakan payung hukum untuk melindungi bisnis yang dimiliki fran-chisor dari “pencurian” oleh Fran-chisee.

Perjanjian franchise merupakan kesepakatan hitam di atas putih yang dibuat antara pihak franchisor dan franchisee. Berfungsi untuk melindungi hak dan kewajiban ked-ua belah pihak.

Selain itu, perjanjian tersebut diperlukan sebagai salah satu syarat administratif bagi franchisee untuk mendapatkan STPW sebagai bukti sah bagi franchisee.

Peraturan Menteri Perdagangan No.53 tahun 2012 mangatur tentang perjanjian franchise. Terdapat beberapa hal penting yang mutlak harus ada dalam perjanjian tersebut.

Pertama, nama dan alamat (franchisor dan franchisee). Kedua, jenis hak kekayaan interlektual, seperti merek dan logo perusahaan, desain outlet/gerai, sistem manajemen/pemasaran atau racikan bumbu masakan yang diwaralabakan. Ketiga, kegiatan usaha, seperti perdagangan eceran/ritel, pendidikan, restoran, apotek atau bengkel. Keempat, hak dan kewajiban (franchisor dan franchisee), seperti ban-tuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan, dan pemasaran, pe-nyediaan serta pemeliharaan komputer dan program IT pengelolaan kegiatan usaha. Kelima, hak penerimaan royalti oleh franchisor dan kewajiban pembinaan secara berkesinambungan kepada franchisee. Keenam, franchisor berhak menggunakan Hak Kekayaan Intelektual dan franchisee wajib menjaga Kode etik/kerahasiaan HKI. Ketujuh, batasan wilayah yang diberikan franchisor kepada franchisee untuk mengembangkan bisnis waralaba. Kedelapan, batasan waktu mulai dan berakhir perjanjian terhitung sejak surat perjanjian ditandatan-gani oleh kedua belah pihak. Kesembilan, ketentuan waktu dan cara perhitungan besarnya imbalan seperti fee atau royalty.

Kesepuluh, penetapan lokasi penyelesaian sengketa, seperti mel-alui Pengadilan Negeri domisili perusahaan atau melalui Pengadilan Arbitrase dengan mengunakan hukum Indonesia. Kesebelas, tata cara perpanjangan, pengakhiran, dan pemutusan perjanjian warala-ba. Perjanjian dapat diperpanjang kembali apabila dikehendaki oleh kedua belah pihak dengan ketentuan yang ditetapkan bersama. Ked-ua belas, jumlah gerai yang akan dikelola oleh franchisee.

Waralaba merupakan awal bisnis yang baik, karena franchisee da-pat berlatih dan mengasah kemampuan bisnisnya dari franchisor.

Pengelolaan yang baik akan membuat bisnis tersebut berkem-bang pesat. Tidak menutup kemungkinan franchisee akan bertindak sebagai franchisor, tentunya dalam bidang bisnis yang lain.[]

Page 11: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

11Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Masyarakat Indonesia terkenal dengan sifat konsumtifnya, untuk itu banyak waralaba asing berbondong-bon-dong menyerbu Tanah Air. Kreasi dan inovasi anak bangsa ternyata juga tak kalah saing dengan waralaba asing tersebut. Buktinya, banyak waralaba lokal yang berhasil go international dengan membuka cabang dibeberapa negara tetangga seperti Singapura, Filipina, Malaysia hingga Australia. Berikut lima waralaba asli Indonesia yang berhasil mencuri perhatian dunia.

KuLINER KARyA ANAK BANgSA yANg mENDuNIA

Bermula dari kemenangan lomba membuat Es Teler di Jakarta pada tahun 1981 oleh seorang Ibu bernama Murniati Widjaja. Dari lomba inilah, timbul sebuah ide untuk mem-buka warung tenda sederhana di pelataran teras sebuah pertokoan (Duta Merlin, seka-rang Carrefour Harmony) di kawasan Jakarta Pusat. Warung sederhana tersebut diberi nama es Teler 77. Usaha keluarga yang ditangani langsung oleh Ibu Murniati bersama Trisno Budijanto (suami), Yenny Setia Widjaja (anak) dan Sukyatno Nugroho (menantu).

Pada tahun 1987, Sukyatno Nugroho mewaralabakan usaha Es Teler 77. Usaha ini merupakan makanan cepat saji asli Indonesia yang pertama menerapkan sistem warala-ba. sebanyak 180 unit gerai yang tersebar diberbagai wilayah Indonesia. Tidak hanya di Inonesia, waralaba pertama asli Indonesia ini juga terdapat di Malaysia, Singapura dan Melbourne (Australia).

Usaha Ayam Bakar Mas Mono didirikan oleh Agus Pramono bersama istrinya pada tahun 2000. Ide untuk mewaralabakan usahanya muncul ketika omsetnya mencapai 8-12 juta rupiah per hari. Sukses membuka 15 cabang dan melebarkan hingga ke luar Indonesia. Saat ini, sebuah outlet di negeri Jiran Malaysia dengan total karyawan mencapai 1.020 orang. Keuletan dan ketekunannya berhasil menobatkan Agus Pra-mono sebagai Peraih Asia Pasifik Entrepreneur Award 2010.

J.CO Donuts berdiri pada tahun 2005 di bawah naungan Johnny Andrean Group. Selain donat, J.CO juga juga menyediakan kopi Arabika asli Indonesia, Kolombia, Bra-zil, Guatemala dan Kosta rika. Saat ini, usaha tersebut berkembang dan beromset hingga milyaran rupiah. Selain tersebar diseluruh wilayah Indonesia, cabangnya mu-lai mendunia. Tersebar diberbagai negara di Asia yaitu China, Malaysia, Filipina dan Singapura.

Restoran ini fokus pada masakan khas Sunda, didirikan pada tahun 2004 oleh Arief Wirawangsadita. Awalnya berbentuk kedai sederhana dengan modal hanya sebesar 8 juta rupiah. Meski hanya menjajakan masakan Sunda, namun inilah yang manjadi ciri khas. Di tahun 2011, omset per bulannya mencapai 50 juta rupiah dan berinisiatif untuk mewaralabakan usahanya itu. Saat ini, Bumbu Desa telah memiliki cabang lebih dari 50 yang tersebar di seluruh kota besar di Indonesia. Seiring dengan kesuksesan di negeri sendiri, cabangnya juga merambah Malaysia dan Singapura.

Tahun 2003, untuk pertama kalinya Hendy Setiono asal Surabaya ini membuka bis-nis kebab di kota asalnya. Modal awal sebesar 4 juta rupiah. Sejak awal, kebab Turki Baba Rafi menggunakan gerobak sebagai tempat pengolahan produknya.

Di tahun pertama, Hendy berhasil membuka usaha kebabnya dengan 6 cabang. Masuk tahun kedua, beliau membuka peluang kerjasama berupa franchise/waralaba. Tahun ketiga, usaha kebabnya sudah diwaralabakan dan mendirikan PT. Baba Rafi In-donesia sebagai pemegang merek dagang Kebab Turki Baba Rafi. Di tahun 2006, se-banyak 100 gerai kebab telah tersebar di 16 kota besar di Indonesia dan 42 gerai di kancah internasional , yakni Malaysia, Filipina, China, Thailand dan Sri Lanka.[]

Page 12: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

12 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

KILASAN

Destinasi Ritel Paling PoPuleR

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang tidak lepas dari tuntutan serba praktis, hemat wak-tu dan nyaman, membuka peluang bisnis waralaba ritel semakin marak di Indonesia. Area belanja seperti pusat perbelanjaan, supermarket, minimarket, hypermarket, bahkan departement store bermunculan di berbagai penju-ru kota besar maupun kota kecil. Puluhan, ratusan bahkan ribuan waralaba ritel membanjiri perkotaan di Indonesia dan persaingan bisnisnya berkembang pesat.

PT. Matahari Departement Strore Tbk (Matahari) merupakan perusahaan ritel terkenal di Indonesia yang menyediakan berbagai kebutuhan fashion seperti paka-ian, aksesoris, dan perlengkapan kecantikan. Didukung oleh jaringan pemasok lokal dan juga internasional, visual gerai yang menarik serta mode berkualitas dan mod-ernmampu menjadikan matahari sebagai salah satu pilihan utama pusat perbelan-jaan bagi masyarakat kalangan menengah.

Carrefour memperkenalkan konsep hypermart dan alternatif berbelanja mode baru kepada konsumennya. Ini merupakan bentuk inovasi untuk mem-berikan standar pelayanan kelas dunia disektor waralaba ritel di Indonesia. Kon-sep ”One-Stop Shopping” yang diusung Carrefour menawarkan sekitar 40.000 produk.

Waralaba Indomaret telah menjadi ritel minimarket terkenal di Indonesia. Bisnis ritel yang didirikan tahun 1988, kini memiliki 10.400 gerai yang tersebar di penjuru Indonesia (Jawa, Bali, Madura, Sumatera), terdiri dari 40% milik mitra atau terwaralaba dan sisanya 60% milik perusahaan. Sebagian besar barang da-gangannya dipasok dari 22 pusat distribusi yang menyediakan lebih dari 4.800 jenis produk dari food, non food, fresh product dan general merchandise.

Alfamart didirikan pada tahun 1989 oleh Djoko Susanto dan keluarga PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Memasuki tahun 1999, melakukan ekspansi dari sektor perdagangan kecil dan distribusi menjadi sebuah minimarket. Tahun 2002 Perseroan melaku-kan akuisisi sejumlah 141 gerai Alfaminimarket dan mengubah namanya menjadi Alfamart.

Super Indo merupakan jaringan ritel bertaraf internasional dibawah naungan DeLHAIZe GrOUP yang berpusat di Belgia. Delhaize Group tercatat dalam bur-sa saham the New York Stock excahnge (DeG) dan euronext Brussels (DeLB). Sebanyak 3.520 gerai telah tersebar di 3 benua dan 7 negara seperti Belgia, Amerika, Yunani, rumania, Luxemburg, Serbia, termasuk juga Indonesia.

Page 13: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

13Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Bisnis Jasa yang Digandrungi Masyarakat Modern

resiko kegagalan waralaba jasa bisa dikatakan lebih sedikit dibandingkan dengan waralaba lainnya, meskipun nilai investasinya cukup besar. Jenis waralaba jasa tidak tergantung musim sehingga pengelolaannya mudah un-tuk dijalankan. Adapun kesalahan juga lebih mudah untuk diperbaiki.

PT. JNe atau PT. Jalur Nugraha ekakurir merupa-kan salah satu perusahaan jasa pengiriman barang terbesar di Indonesia yang juga memiliki jaringan luas. Bagi anda yang yang pernah melakukan belanja baik offline maupun online tentunya sangat akrab dengan jasa yang satu ini. Terlebih dengan semakin maraknya tren jual beli online yang menjadikan jasa pengiriman barang semakin dibutuhkan. Selain lebih efektif, jasa pengiriman juga memberikan keuntungan ketika mel-akukan transaksi barang cukup banyak.

AgenPos merupakan konsep pengembangan jar-ingan dalam bentuk kerjasama kemitraan antara PT. Pos Indonesia dengan badan usaha ataupun peroran-gan untuk mengoptimalkan pelayanan pos kepada masyarakat. Dimaksudkan juga sebagai upaya pem-berdayaan pada sektor ekonomi mikro. Kemitraan AgenPos bukan sebatas program biasa. Masyarakat yang ingin melakukan bisnis ini tidak perlu membayar-kan uang jaminan ataupun royalti kepada PT. Pos.

Aktivitas masyarakat perko-taan yang sarat dengan kes-ibukan menjadikan jasa laundry sebagai kebutuhan utama. Ket-ebatasan waktu menuntut seba-gian masyarakat menggunakan jasa ini. Kebutuhan akan kebersi-han pakaian dengan waktu sing-kat dan hemat menjadi peluang emas bagi Simply Fresh meraup keuntungan. Waralaba laundry kiloan yang berdiri pada tahun 2005 ini memulai bisnisnya den-gan target sasaran mahasiswa rantauan dan anak kos.

Waralaba percetakan Snapy merupakan penyedia jasa ter-lengkap dibidangnya. Outlet pertamanya berdiri pada tahun 1998, mengangkat konsep of-fice business center membuat Snapy sebagai satu-satunya tempat pelayanan document solution yang nyaman, ramah dan bergaransi.

Nuansa baru diberikan I-Care Indonesia di dunia bisnis Daycare. Kebanyakan dari bisnis tersebut hanya memberikan jasa peniti-pan anak saja namun I-Care hadir dengan menawarkan konsep baru yakni edukasi kepada anak se-hingga juga bertanggung jawab atas perkembangan anak. I-Care menerima anak berusia 3 bulan hingga 5 tahun keatas. Study time adalah program edukasi yang di-berikan untuk membantu mer-angsang motorik anak. []

Page 14: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

14 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

KILASAN

Gerai Apotek Terpercaya Pilihan MasyarakatSektor bisnis kesehatan menjadi pilihan investasi menarik, salah satunya adalah apotek. Hal ini karena bisnis

kesehatan terbukti berhasil bertahan ditengah krisis ekonomi sekalipun. Model waralaba bisa menjadi alternatif bagi para investor yang tertarik meraup untung dari bisnis ini, terlebih bagi mereka dengan pengetahuan bisnis apotek yang minim. Sejumlah gerai apotek bisa dengan mudahnya ditemukan di penjuru kota di Indonesia.

Apotek K-24 pertama kali dibangun di Yogyakarta pada 24 Oktober 2002. Layanan komplit 24 jam, pagi siang malam libur harga tetap sama, layanan konsulta-si apoteker, hanya menjual obat asli dan menyediakan layanan antar menjadi konsep 5 jaminan pasti yang diunggulkan apotek K-24. Ditambah lagi dengan me-luncurnya slogan “Sobat Sehat Kita-Kita” di awal ta-hun 2011 yang membuat Apotek K-24 semakin dekat dengan masyarakat dan menjadi apotek pilihan. Kini, dalam kurun waktu 12 tahun, 300 gerai apotek K-24 hadir melayani masyarakat seluruh penjuru Indonesia mulai dari Sumatera hingga Papua.

Apotek Century merupakan apotek modern yang berpengalaman lebih dari 17 tahun dalam memberi-kan pemenuhan kebutuhan obat-obatan dan juga produk kesehatan. Berbeda dengan apotek lainnya, gerai apotek Century terlihat mewah dengan konsep gondola layaknya supermaket. Dukungan tenaga kerja profesional, kualitas pelayanan terbaik, sistem infor-masi canggih dan bisnis yang terintegrasi dengan baik membuat Century sebagai apotek terpercaya, pilihan masyarakat. Lebih dari 280 gerai Century tersebar di sejumlah kota-kota besar Indonesia.

Apotek plat merah Kimia Farma gencar membuka gerai waralaba di kota-kota seluruh In-donesia. Pengalaman lebih dari 70 tahun tidak lantas membuat Kimia Farma bisa dengan mudah menggeser merek lain. Kimia Far-ma terus menjaga kepercayaan masyarakat dengan meningkat-kan kualitas SDM terlatih. Apotek dilengkapi dengan layanan ter-padu berupa konsultasi, pilihan praktik dokter dan diagnosa se-derhana.

Viva Generik memberikan pe-layanan unggul dan obat-obatan berkualitas bagi para konsumen-nya yang mayoritas berasal dari kelas menengah. Misi yang ten-gah dibangun adalah menjadi penyedia obat generik terbesar di Indonesia. Pelayanan dengan mengedepankan profesionali-tas apoteker berlisensi kepada 50 juta konsumen setiap tahun-nya adalah salah satu target Viva Generik.

Apotek Griya Farma berdiri pertama kali di Bandung pada September 2005. Tagline “Rumah Sehat Kita” yang diusung Griya Farma menawarkan dua pilhan paket franchise. Pertama, paket entrepreneur bagi mitra yang in-gin menjadi pengelola apotek langsung. Modal yang dibutuh-kan sebesar rp375 juta. Dibutuh-kan waktu sekitar 2,5 tahun untuk mencapai titik balik modal atau BeP.[]

Bidang Kecantikan Dan Kesehatan

Yang Menjanjikan

Page 15: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

15Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Estetiderma

Bidang Kecantikan Dan Kesehatan

Yang MenjanjikanPenampilan merupakan faktor terpenting bagi

pendukung aktivitas sehari-hari. Bagi anda yang ber-porfesi sebagai pekerja, pasti dituntut untuk selalu tampil prima. Terkadang segudang aktivitas membuat penampilan anda menjadi terabaikan. Perawatan ke-cantikan dan kesehatan adalah solusinya. selain ke-butuhan, bisnis dibidang ini juga menjanjikan. Berikut bisnis kecantikan dan kesehatan yang masih diwarala-bakan.

Bisnis salon di Indo-nesia nampaknya kian menjamur. Hal ini terli-hat dari banyaknya salon skala kecil yang didirikan. Namun, masih sedikit sa-lon yang hanya melayani konsumen dari kalangan muslim, khususnya mus-limah. PT Mutia Berkah Berlimpah didirikan pada tahun 2006, kini dikenal dengan nama D’Mutia Spa & Salon Muslimah. Bisnis tersebut bergerak dibidang kesehatan dan kecantikan. Sesuai den-gan brand logonya, kon-sumen salon ini adalah khusus untuk kaum mus-limah. Telah memiliki 26 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan hingga saat ini pihaknya masih menawarkan ker-jasama berupa waralaba.

royal Garden didiri-kan di Jakarta pada ta-hun 2009 dengan nama perusahaan PT. royal Anugerah Famelindo. Pe-rusahaan ini bergerak di bidang spa dan reflexolo-gy. Keutamaan pelayanan dan kualitas produk mem-buat bisnis ini berkem-bang pesat.

Awalnya, International beauty & Spa memiliki nama First lady beauty college berdiri di Singapore pada ta-hun 1979 oleh Nelly Tan. Diwaralabakan di Indonesia tahun 1986 di Medan, Sumatra Utara. Mengusung konsep usaha kesehatan dan kecantikan, perusahaan ini fokus pada perawatan kulit dan kecantikan. Pada tahun 1994, International beauty and spa bekerja sama dengan PT. Schrammek Indonesia Sujadi. Bentuk kerja samanya berupa distributor dermatologi yang populer dari Jerman.

Usaha Kuku Cantik didirikan pada tahun 2007 dan kini jumlah gerai waralabanya telah mencapai 20 unit. Berdiri dengan nama perusahaan Giant Media Inc. Usaha ini hanya membutuhkan modal untuk pembel-ian hak milik senilai 15 juta rupiah. Biaya royalti, bi-aya franchise dan biaya iklan digratiskan oleh pihak franchisor. Bisnis baru ini ternyata menarik perhatian kaum hawa karena kecantikan kuku dikemas dalam bentuk modern. Desain kuku dibuat di komputer yang terhubung ke mesin khusus. Cara kerjanya yakni, me-masukkan kuku anda ke mesin tersebut dan desain yang anda buat di komputer akan teraplikasi pada kuku anda.

Berdiri pada tahun 1997 di salah satu kota besar di Indone-sia. franchisor tentang dunia kesehatan dan kecantikan dengan branding yang sangat kuat. []

Page 16: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

16 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

PROFIL

hEND

y SE

TION

O

Page 17: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

17Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Waralaba merupakan salah satu bisnis yang dikembangkan guna memperluas brand den-gan cara mengalihtangankan hak kepemilikan kepada pihak lain. Tentunya dengan segala ketentuan yang telah disepakati. Bisnis ini sangat menguntung-kan bagi kedua belah pihak. Franchisor mendapat untung berupa dana pembelian paket produk. Franchisee juga menda-patkan imabalan berupa kepe-milikan hak dagang lengkap dengan pelatihan pengolahan dan manajemennya.

Banyaknya waralaba as-ing yang sukses mencuri hati konsumen di Indonesia. Tak mau kalah, pemuda asal Indo-nesia yang satu ini juga berhasil mengepakan sayapnya dalan jangkauan Internasional. Hendy Setiono, pemilik produk Kebab Turki Baba Rafi kini telah sukses dengan bisnisnya dan telah ban-yak diwaralabakan.

Kebab Turki Baba Rafi meru-pakan salah satu bisnis waralaba asli buatan anak bangsa In-donesia. Pertama kali berdiri pada tahun 2003 oleh seorang pemuda bernama Hendy Se-tiono. Makanan spesial dengan harga terjangkau pasti diminati

oleh semua kalangan. Ide bisnis tersebut berawal dari kunjungan Hendy ke Qatar untuk menemui ayahnya yang sedang bekerja di perusahaan minyak. Saat itulah, beliau tertarik dengan makanan yang berbahan baku daging sapi panggang, sayur, mayones dan terbungkus dalam gulungan tortila. Disajikan ketika masih hangat, makanan ini bernama kebab. Di Indonesia pada saat itu belum banyak orang yang menjual bahkan mengenal kebab. Peluang kemungkinan masyarakat Indonesia untuk menyukainya sangat besar. Akh-irnya, terciptalah nama Kebab Turki Baba Rafi. Turki meru-pakan nama sebuah negara di Timur Tengah yang bisa mem-buat kebab dengan rasa yang enak. Baba Rafi yang berarti ayahnya Rafi, baba adalah pang-gilan ayah di Timur Tengah. Sedangkan Rafi adalah putra sulung dari pencetus ide kebab ini, yaitu Hendy Setiono.

Pertama kali dibuka, Kebab Turki tersebut hanya ber-modalkan satu unit gerobak dan berjualan di Jalan Nginden Semolo, Surabaya pada Sep-tember tahun 2003. Kesuksesan yang kini diraih tak didapatkan-

nya dengan instan. Lika-liku bisnis mulai dari karyawan yang menggelapkan uang dagan-gan, keluar masuknya karyawan hingga kehilangan karyawan sehingga beliau harus turun tan-gan sendiri bersama istri untuk menjaga gerai kebab miliknya. Namun semua itu merupakan sebuah pengalaman pahit yang membuahkan hasil menggem-birakan saat ini. Kantor pusat yang dulu berlokasi di Surabaya sekarang telah dipindahkan ke Ibu Kota Jakarta. Awalnya cuma satu unit gerobak, kini sudah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Tak hanya itu, waralabanya bahkan telah sampai ke luar negeri. Tercatat telah ada 1.000 outlet waralaba milik Hendy Setiono.

Langkahnya untuk memu-tuskan tidak melanjutkan kuliah putus di tengah jalan (DO) demi mengembangkan bisnisnya, ternyata merupakan keputu-san yang tepat. Pesan utama yang disampaikan oleh Hendy Setiono adalah “apabila ingin sukses bukan tergantung gelas akademisi atau indeks prestasi yang tinggi namun kerja keras dan pantang menyerahlah kunci sukses tersebut”. []

Prestasi Hendy SetionoDi Kancah Internasional

Page 18: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

18 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

Page 19: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

19Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 20: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

20 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

HEADLINE

Waralaba merupakan hak penjualan suatu produk berupa barang, jasa maupun layanan yang diciptakan oleh sese-orang. Pemerintah Indonesia mengartikan waralaba seba-gai hak kepemilikan dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain dalam rangka penyediaan/penjualan barang, jasa dan pelayanan. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik/pencipta merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau peru-sahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebe-lumnya dalam jangka waktu tertentu serta dalam jangkauan area tertentu. Franchisor atau pemberi waralaba merupakan badan usaha atau perorangan yang memberikan hak dagang kepada pihak lain untuk me-manfaatkan dan atau meng-gunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.

Franchisee atau penerima waralaba yaitu badan usaha atau perorangan yang diberi-kan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki oleh franchisor.

Waralaba diperkenalkan pertama kali di dunia pada ta-hun 1850-an oleh Isaac Singer asal Amerika Serikat. Beliau menciptakan mesin jahit yang dengan brand Singer. Guna peningkatkan distribusi penjua-lan produk temuannya terse-but, maka ide waralaba pun muncul. Tapi sayangnya, usaha itu gagal. Meski begitu, dialah orang pertama yang memperk-enalkan format bisnis waralaba di dunia. Langkah Isaac diang-gap solusi bisnis yang inovatif dan cemerlang sehingga diikuti oleh pewaralaba lain. Seseorang yang berhasil mengembangkan bisnis waralaba yakni John S. Pemberton selaku pendiri Coca Cola. Selain itu, industri otomo-tif AS General Motors Industry juga melakukan hal yang sama ditahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem tel-egraf, yang telah dioperasikan

oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi dikendalikan oleh Western Union serta per-setujuan eksklusif antar pabri-kan mobil dengan penjual. Di bidang makanan, Mc Donalds adalah pewaralaba rumah ma-kan siap saji terbesar di dunia. Hingga saat ini, waralaba ma-kanan cepat saji tersebut masih menjadi andalan di Indonesia.

Mayoritas bidang waralaba yang perkembangannya pesat adalah waralaba bidang ma-kanan khususnya makanan siap saji. Kecenderungan tersebut dimulai sejak tahun 1919 ketika A&W root Beer membuka restoran cepat sajinya. Tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan reginald Sprague untuk memonopoli usaha restoran modern. Gaga-san mereka ialah memberikan hak dagang mandiri kepada mitra kerjanya. Hak tersebut berupa penggunaan nama dan jenis produk yang sama, per-sediaan bahan baku, logo dan bahkan membangun desain se-bagai pertukaran dengan suatu pembayaran. Dalam perkem-bangannya, sistem bisnis waralaba mengalami berbagai

Page 21: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

21Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

penyempurnaan, terlihat pada tahun 1950-an yang kemudian dikenal dengan waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering disebut sebagai waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem bisnis waralaba demikian pesat terutama di negara asalnya, yakni Amerika Serikat. Hal ini menyebab-kan waralaba digemari sebagai suatu sistem bisnis di berbagai bidang usaha. 35 % dari keseluruhan usaha ritel yang ada di AS merupakan waralaba.

Sedangkan di Inggris, perkembangan bisnis waralaba dirintis oleh J. Lyons melalui usahanya Wimpy and Golden Egg pada tahun 1960-an. Bisnis waralaba tidak mengenal diskriminasi. Franchisor menyeleksi calon franchisee-nya berpedoman pada keuntungan bersama. Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yakni dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sis-tem pembelian lisensi plus berupa franchise tidak berperan hanya sekedar sebagai penyalur tetapi juga memiliki hak untuk memproduksi produk dengan brand yang sama. Untuk menjaga tum-buh kembang bisnis waralaba, maka perlu adanya kepastian hukum yang mengikat baik bagi fran-chisor maupun franchisee. Hal ini dapat dilihat di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, dipastikan bisnis waralabanya berkembang pesat. Negara tersebut misalnya di Amerika dan Jepang. Payung hukum yang jelas akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni1997. Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba dan saat ini diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba. Selanjutnya

ada beberapa ketentuan lain pendukung kepastian hukum dalam format bisnis waralaba. Pertama, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaf-taran Usaha Waralaba. Kedua, Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan rI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba. Ketiga, Undang-undang No. 14 Tahun 2001 ten-tang Paten. Keempat, Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.

uNDANg-uNDANg NO. 30 TAhuN 2000 TENTANg RAhASIA DAgANg.

Sebagian orang mungkin masih skeptis dengan kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum waralaba jauh lebih baik dibandingkan tahun 1997 silam. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pa-yung hukum yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan bisnis waralaba di Indone-sia, khususnya di bidang makanan siap saji sangat-lah pesat. Pengusaha yang berkedudukan fran-chisee diwajibkan untuk mengembangkan bisnis waralabanya melalui master franchise yang diter-imanya dengan cara mencari dan menunjuk pen-erima waralaba lanjutan. Sistem Pemerintah atau sistem sel menjadikan suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi dan berkibar.

Terdapat beberapa asosiasi waralaba di Indo-nesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise Indo-nesia) dan WALI (Waralaba & License Indonesia). Selain itu, ada juga konsultan waralaba, yakni IFBM, Hans Consulting, The Bridge, Ben WarG Consulting, FT Consulting JSI. Secara umum, franchise terbagi atas industrial dan franchise komersial.

A. WARALABA INDuSTRIALWaralaba industrial merupakan suatu bentuk

kerjasama wirausaha antar pengusaha (manufactur-er). Franchisor adalah pemilik sistem manufacture dan/atau brevet eksklusif. Dalam hal ini, franchisor memberikan hak mengeksploitasi sistem manu-facture dan/atau brevet eksklusif kepada pengu-saha (manufacturer) lainnya dan memberi batasan wilayah yang terbatas untuk pengoperasiannya. Semua sarana yang diberikan memungkinkan fran-chisee untuk melakukan bisnis usaha yang sama dengan franchisor. Caranya yakni dengan meng-kopi seluruh formula dan metodologi bisnis yang diwaralabakan.

B. WARALABA KOmERSIALWaralaba distribusi produk merupakan Waralaba

yang bertujuan untuk mengkomersialisasikan satu atau lebih produk yang diproduksi atau didistribusi-kan oleh franchisor secara eksklusif. Berikut adalah beberapa sektor waralaba komersial.

Page 22: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

22 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

HEADLINE

1. SEKTOR mAKANAN

Pada tahun 2009, sek-tor makanan siap saji menjadi penyumbang terbesar dalam perputaran omset bisnis waralaba di Indonesia. Menurut Amir Karamoy selaku Dewan Pengarah WALI (Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia) menyatakan bahwa sektor ini masih akan menjadi primadona di tahun-tahun mendatang. Pasalnya, kebutuhan akan makanan dan minuman menjadi harga mati setiap orang. Beliau menyarankan agar masyarakat yang tertarik terjun ke bisnis makanan dan minuman bisa mencoba peluang di usaha es krim, fast-food, yoghurt atau makanan kecil lainnya seperti donat.

2. SEKTOR RITELPeminat sektor ritel yang

diwaralabakan terbilang paling tinggi di beberapa tahun tera-khir ini. Amir Karamoy masih melihat adanya tawaran waral-aba atau kemitraan minimarket masih prospektif di tahun berik-tunya. Kebutuhan masyarakat akan barang-barang pokok

turut menunjang tumbuh kembang minimarket. Pesatnya perkembangan itu bisa dilihat dengan adanya minimarket di setiap lokasi strategis, seperti perumahan, sekolah dan perko-taan. Tak jarang, letaknya saling berdampingan dengan brand yang berbeda. Persaingan ketat tak menyurutkan franchisor untuk terus menggenjot laju perkembangan ritelnya.

3. SEKTOR JASAWaralaba disektor jasa mulai

manjadi peluang bisnis yang sangat menarik di tahun 2010. Peluang bisnis di sektor ini yang diwaralabakan misalnya bisnis jasa pencucian mobil dan mo-tor, jasa pengiriman barang dan jasa cuci helm. Banyak pihak meyakini, pemulihan ekonomi di Indonesia akan mendongkrak pertumbuhan otomotif pada tahun mendatang. Hal ini men-jadi kabar baik bagi pengusaha yang ingin berbisnis di sektor jasa otomotif.

4. Sektor FarmasiBisnis apotek kini men-

jadi peluang bisnis yang mulai berkembang dan diwaralaba-kan. Apalagi saat ini pemerintah telah menghapus ketentuan mengenai jarak antar apotek, yakni minimal 500 meter antar apotek. Merujuk pengala-man pemilik jaringan waralaba apotek K-24 Gideon Hartono, pertumbuhan omset tiap gerai waralabanya antara 15% hingga 60% dari tahun ke tahun. Kebu-tuhan masyarakat yang begitu tinggi terhadap obat-obatan dan vitamin menjadi penyebab utama pesatnya perkembangan waralaba di sektor farmasi ini.[]

Page 23: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

23Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 24: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

TERhADAP KELImA SEBAB INI yANg mEmBuAT FRANChISEE TERTARIK

24 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

HEADLINE

Pamor usaha waralaba di Indonesia semakin menggeliat dikalangan pebisnis khususnya para wirausahawan. Kesempatan emas ini dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mengekspansi bisnis yang digelutinya. Munculnya minat wirausaha di kalangan generasi muda juga turut meramaikan bisnis waralaba dan menjadikannya sebagai pusat perhatian masyarakat.

Sederet brand milik asing kelas dunia yang mem-banjiri pasar Indonesia menjadi bukti bahwa waralaba berpotensi besar untuk mendatangkan keuntungan. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Suryo Bambang Sulisto menyatakan bahwa terdapat sejumlah faktor utama yang membuat investor asing tertarik berinvestasi di Indonesia, antara lain karena sumber daya alam melimpah, kondisi politik yag relatif stabil dan yang terpenting adalah sifat kon-sumtif yang dimilik mayoritas masyarakatnya. Inilah yang menjadi daya tarik investasi tinggi bagi investor asing, termasuk juga bisnis waralaba. Seolah tidak in-gin tersaingi, investor atau pemain waralaba domestik berbondong-bondong hadir diberbagai jenis usaha

Page 25: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

25Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

mulai dari sektor makanan, ritel, jasa, kesehatan dan lain seba-gainya.

PASAR WARALABA INDONESIA yANg mENJANJIKAN

Membangun usaha mandiri merupakan jalan kebebasan terbaik untuk memiliki finansial yang matang. Akan tetapi, untuk membangun suatu usaha baru bukan hal yang mudah. Ban-yak tantangan dan hambatan yang akan ditemui. Misalnya saja modal kurang, lokasi tidak tepat dan juga jenis bisnis yang kadang kurang cocok untuk dikembangkan. Kegagalan lebih mudah terjadi apabila pebisnis salah memilih konsep dalam usahanya. Dalam upaya untuk meminimalisir kegagalan dalam membangun usaha, ada baiknya calon pebisnis baru melirik bisnis waralaba atau franchise sebagai awal dan pengelaman berbisnis-nya.

Saat ini, franchise di Indo-nesia tumbuh secara menge-sankan. Cukup banyak pilihan investasi yang menawarkan fran-chise dengan harga terjangkau. Pilihan bisnis waralaba dinilai sangat unik dan menarik di mata franchisor. Menjalanan bisnis waralaba memilki tingkat resiko kegagalan yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan membangun bisnis baru dari nol. Mengapa demikian?, ini ka-rena bisnis waralaba tidak perlu banyak percobaan. Keseluruhan konsep dan sistem bisnis telah diuji coba sebelum diwaralaba-kan oleh franchisor.

Pemilik brand waralaba (franchisor) telah menyiapkan segala sesuatu yang sekiranya bisa mendukung kesuksesan investornya, dalam hal ini adalah franchisee. Nama baik menjadi hal terpenting, untuk itu fran-chisor menyiapkan strategi agar usahanya memiliki reputasi ba-gus untuk pembeli waralaba.

Sekelumit informasi di atas, membuktikan bahwa usaha waralaba memiliki potensi yang menjanjikan bagi para inves-

tor baik dilihat dari sisi benefit, sistem dan konsep yang telah teruji, serta dukungan dari fran-chisor berdasarkan track record yang telah dilalui. Hal inilah yang menarik perhatian dan minat investor pemula untuk membeli brand waralaba.

Waralaba seolah menjadi primadona karena konsep bisnis sederhana yang ditawarkannya. Hanya cukup dengan membeli hak waralaba, franchisee bisa dengan mudahnya menda-patkan modal berupa sistem pengelolaan usaha yang efektif dan efisien. Franchisee hanya perlu mengeluarkan biaya untuk membeli hak jual dari franchisor serta membayar royalti kisaran 5% hingga 15%. Franchisee tidak perlu repot lagi memikirkan kon-sep produksi dan pendistribua-siannya. Ditambah lagi dengan kekuatan brand waralaba yang ditawarkan membuat franchisee tidak bingung lagi untuk mem-promosikan produk usahanya. Alokasi dana untuk advertorial pun bisa diminimalisir.

Kesederhaan konsep warala-ba seperti inilah yang membuat pebisnis dari kalangan menen-gah dan generasi muda tergiur untuk berkecimpung di dunia bisnis. Tidak hanya sebagai pon-dasi yang kokoh untuk mengem-bangkan usaha, akan tetapi

franchisee bisa menggali ilmu secara nyata mengenai sistem pengelolaan yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan franchisor. Melihat keuntungan tersebut, tidak mengherankan apabila waralaba dijuluki sebagai jenis usaha yang potensial, esti-masi peningkatan minatnya pun terus bertambah setiap tahun-nya. Peningkatan yang terjadi dibarengi dengan cakupan usaha yang heterogen. Sebut saja waralaba yang bergerak disektor life style seperti salon kecantikan dan spa tumbuh pesat disamp-ing sektor kuliner yang tak kun-jung menunjukkan titik jenuhnya.

Terkait benefit apa saja yang diperoleh dari pembelian waral-aba terus menjadi pertanyaan bagi investor. Berdasarkan hasil dari sebuah riset menyebutkan bahwa alasan utama investor mau membeli usaha waralaba adalah 41% menjawab karena brand yang dibeli telah teruji, 35% karena return investasi lebih tinggi dari deposito dan semacamnya. Sementara 18% pilihan membeli waralaba dikare-nakan keinginan untuk menjadi seorang entrepreneur. Berikut ulasan mengenai alasan utama mengapa orang berbondong-bondong berinvestasi dibidang waralaba tertentu.

Page 26: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

26 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

HEADLINE

1. Tidak hanya sekedar membeli usaha, tetapi sekaligus dapatkan pengalaman

Merintis sebuah usaha dari nol bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi bagi pemula yang notabene belum memiliki cukup pengalaman dalam berbisnis. Kebanyakan pemain bisnis membutuhkan waktu tidak sebentar untuk menjalankan usahanya dan membuat brand yang dimiliki dikenal, diakui bahkan diminati konsumen di pasaran. Berbeda apabila pemula menjalankan bisnis melalui sistem waralaba. Bisnis ini lebih praktis diband-ingkan membangun usaha dari awal karena brand dan produk telah dikenal luas oleh masyarakat. respon positif pasar dan jumlah pelang-gan yang banyak membuat waralaba lebih efektif. Tentu saja ini menghemat tenaga dan waktu franchisee karena den-gan membeli waralaba berarti telah membeli pengalaman dagang franchisor. Hal ini juga secara tidak langsung mem-bantu pelaku usaha. Pembeli waralaba memiliki hak untuk menggunakan brand franchisor yang biasanya sudah dikenal publik. Dengan demikian mun-cul asumsi dengan memiliki jaringan yang telah dikenal luas akan lebih memudahkan jalan franchisee dalam mempromo-sikan produk maupun jasanya. Terdapat kecenderungan untuk memenangkan pasar dalam persaingannya dengan usaha sejenis di sekitar.

2. Tidak memerlukan branding usaha

Salah satu hal yang diang-gap sulit saat membangun bisnis dari awal adalah pem-bangunan brand suatu produk. Diperlukan usaha lebih keras lagi untuk membangun citra positif dimata publik untuk sekedar memiliki banyak pelanggan. Ketika menjalan-

kan bisnis waralaba, tentunya brand usaha sudah dibangun terlebih dahulu oleh franchisor sehingga franchisee tidak kere-potan untuk memperkenalkan produknya. Bisnis waralaba yang telah dikenal banyak kha-layak pastinya menguntungkan bagi franchisee dan ini menjadi alasan mengapa mereka ter-tarik menggeluti bidang usaha waralaba.

3. Franchisor selalu mendukung franchisee

Membeli waralaba sejatinya tidak hanya membeli brand-nya saja, namun keseluruhan sistem bisnisnya turut diwaralabakan. Sistem bisnis yang telah teruji membuat franchisee tidak perlu bersusah payah membangun sistem. “Trial and error” seakan tidak pernah dirasakan fran-chisee. Franchisor akan mem-bantu mitranya dalam bentuk dukungan penuh mulai dari survei lokasi usaha, training karyawan, operasional, keuan-gan, sistem manajemen, alur pasokan, suplai bahan baku, pemasaran hingga bimbin-gan pasca launching produk. Selama menjalankan usaha, franchisor selalu melakukan pendampingan baik dari segi kelola usaha maupun sumber-daya manusianya.

Kepastian suplai yang dijamin franchisor membuat franchisee tidak kesulitan lagi membeli produk. Terle-bih produk-produk tersebut terbukti diterima masyarakat. Selain itu, setiap kendala-kendala yang terjadi selama menjalankan bisnis di lapangan, franchisor memfasilitasinya dengan “sharing experience”. Hal ini merupakan poin penting dalam sebuah usaha.

4. Promosi yang berkesinambungan

Jaringan waralaba yang kuat memungkinkan untuk menekan biaya promosi yang dikeluarkan menjadi lebih murah. Promosi

usaha waralaba dijalankan se-cara bersamaan oleh semua jaringan bisnis yang telah ter-bentuk. Menurut John Naisbit dalam tulisannya berjudul Meg-atrend menyebutkan bahwa konsep pemasaran paling sukses ada pada bisnis waral-aba. Amerika Serikat misalnya, outlet waralaba lahir setiap 8 menitnya. Konsep menjanjikan seperti inilah kemudian meram-bah hingga ke pasar Indonesia.

5. Peluang meraih kesuksesan lebih besar

Bisnis waralaba yang telah memiliki sistem manajemen yang baik besar peluangnya un-tuk cepat meraih kesuksesan. Menurut sebuah penelitian, potensi sukses setelah men-jalankan bisnis waralaba bisa mencapai angka 70%. Semen-tara bisnis yang dibangun secara mandiri mulai dari nol, peluangnya hanya sekitar 60% saja. Peluang ini didapatkan karena usaha yang telah diban-gun franchisor dengan sedere-tan pengalaman dan promosi brand. Dilansir dari berbagai berita, usaha waralaba ternyata memang banyak mendulang keuntungan. Target penjualan produk waralaba sampai pada titik Break event Point (BeP) dan return On Investment (rOI). Artinya, bisnis ini dengan mudah melampaui titik balik modal. Akan tetapi pemaparan tersebut tidak menutup ke-mungkinan bagi usaha mandiri untuk turut meraih kesusuk-sesan. Semuanya tergantung pada usaha pelakunya. Apakah prosedur pelaku bisnis telah sesuai atau belum, apakah per-encanaan yang dibuat sudah tepat, apakah sesuai dengan minta atau tidak. Hal yang terpenting adalah bagaimana kerja keras pelaku bisnis dalam merealisasikan tujuan berbis-nisnya.[]

Page 27: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

27Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 28: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

28 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

HEADLINE

Berbicara mengenai po-tensi bisnis waralaba, tentunya menjadi suatu hal yang menarik. Mengapa demikian?, bisnis waralaba memiliki beragam ke-unikan dan keunggulan. Sebagai bisnis yang sifatnya kemitraan, waralaba telah memiliki lisensi dibidang pengelolaan usaha dengan standart system quality. Dikelola oleh perusahaan dengan sistem usaha yang berkompeten dan terbukti mendatangkan ke-untungan bagi franchisee-nya.

Seperti yang telah kita ke-tahui, saat ini bisnis waralaba marak ditemukan di Tanah Air. Pertumbuhan dan perkemban-gannya cukup pesat di pasaran. Hampir semua sektor industri bisa diwaralabakan. Mulai dari sektor kuliner, jasa, ritel, farmasi,

Menilik Prospek Domestik di Tengah Mewabahnya Peran Asing

kesehatan dan yang tengah booming saat ini sektor kecantikan yang juga turut meramaikan bisnis waralaba. Selalu menjadi pertanyaan, sebenarnya ada apa dibalik sistem bisnis yang dianut waralaba? Fakta membuktikan bahwa sistem bisnis berkualitas yang dimiliki waralaba menjadi sorotan para investor.

Seberapa besarkah pertumbuhannya?Banyak kalangan berpendapat bahwa bisnis waralaba memiliki po-

tensi dan peluang besar untuk meraup rupiah. Dilihat dari segi perolehan pendapatan, perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) menye-butkan bahwa di tahun 2011 pemasukan dari usaha waralaba mencapai triliuanan rupiah yakni sekitar Rp120 triliun dan tahun 2012 mencapai rp144 triliun. Senada dengan pernyataan WALI, Kementerian Perdagan-

Page 29: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

29Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

gan mencatatkan dalam enam tahun terakhir, pertumbuhan bisnis waralaba meningkat sebesar 35%. Diprediksikan pula tahun 2015 bisnis akan men-galami pertambahan tingkat pertumbuhan hingga mencapai 50% hingga 65%. Sementara itu, Fetnayati selaku Direktur Bina Usaha Perdagangan Kemendag kala itu mengatakan berdasarkan data yang dirilis oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) tahun 2014, omset waralaba di Indo-nesia menembus angka rp172 triliun. Nilai yang cukup fantastis. Keunggulan yang ditonjolkan bisnis waralaba terletak pada kemudahan pola kemitraan usaha antara franchisor (penjual waralaba) dengan franchisee (pembeli waralaba). Keduanya saling membutuhkan, menguat-kan dan menguntungkan. SOP yang dimiliki waralaba bertujuan untuk membentuk jaringan den-gan kualitas unggul, sistem mu-dah, serta dibangunnya branding usaha secara bersama-sama.

Tercatat sekitar 2.250 pelaku waralaba pada tahun 2013 terdiri dari 84% pemain lokal dan sisanya berasal dari asing. Indo-nesia sendiri dilirik asing karena memiliki kecendurungan pasar potensial untuk menggalakkan bisnis. Menurut risti Wulansari seorang konsultan di bidang Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) K&K Advocates menyatakan bahwa potensi waralaba di Indonesia ditinjau dari tumbuhnya produk domestik bruto (PDB) berkelan-jutan senilai 5,7% dan juga 53% besaran penawaran pasar lokal.

SEKTOR KuLINER DAN RITEL mASIh mERAJAI BISNIS WARALABA

Fenomena merambahnya perusahaan ke bisnis waralaba beberapa tahun terakhir semakin berkembang. Seiring dengan besarnya peluang dibisnis ini, sektor waralaba kuliner dan ritel masih diprediksikan terus alami peningkatan dan mendominasi pasar di Indonesia. Kenyataan ini diperkuat dengan pernyataan Amir Karamoy, Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali). Amir menyata-kan bahwa beberapa perusahaan baik sebagai franchisor maupun franchisee yang dulunya tidak bergerak disektor kuliner dan ritel, kini mengubah haluan dengan menjajaki kedua sektor tersebut.

“Pangsa pasar di Indonesia untuk bisnis waralaba, khususn-ya ritel dan kuliner ini memiliki prospek bagus, dengan jumlah penduduk yang besar, pereko-nomian yang terus meningkat, dan pengeluaran konsumsi yang terbilang banyak. Jadi saya kira ke depan, akan banyak perusa-haan yang menjajaki bisnis ini,” tutur Amir.

Sektor kuliner dari sudut bisnis mampu meraup omset dan profit yang terbilang be-sar. Dalam sehari saja, sebuah restoran bisa mendapat omset hingga Rp40 juta dengan porsi keuntungan 35%. Sementara di bisnis ritel, perputaran uangnya juga cukup tinggi dengan selalu memprioritaskan kuantitas pen-jualan produk. Tahun 2000 bisnis ritel membuktikan eksistensinya dengan keberadaan 30-an pe-rusahaan waralaba dari dalam negeri dan 200-an dari asing. Pencapaian pertumbuhan sekitar 10% hingga 15% per tahunnya. Ini mengindikasikan munculnya dampak besar terhadap pertum-buhan perekonomian bangsa. Ditambah lagi dengan masuknya pasar ASeAN ke Indonesia, jelas membuka peluang yang lebih besar lagi.

muNCuLNyA WARALABA ASINg mEmPERSEmPIT RuANg gERAK PELAKu DOmESTIK

Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla melakukan pembena-han terkait investasi secara masif dimana kebijakan ini direspon positif oleh pewaralaba asing. Kebijakan dalam memudahkan

Page 30: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

30 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

HEADLINE

proses perizinan investasi dilaku-kan melalui integrasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau PTSP. Terhitung 6 waralaba asing yang bakal membuka ladang bisning di Indonesia. Sasaran masyarakat kelas menengah menjadi bidi-kannya. Berita ini pun dibenar-kan WALI, setidaknya 6 waralaba asing telah terdaftar masuk ke pasar Indonesia.

"Waralaba di bisnis ma-kanan ada 3, dari Korea, Jepang, Tiongkok. Sebanyak 2 waralaba asal Amerika Serikat dan Aus-tralia di bidang pendidikan dan pelatihan keuangan atau mana-jemen. Serta 1 waralaba Jepang yang membuka bisnis kesehatan semacam klinik spesialis," terang Amir selaku ketua Dewan Penga-rah Perhimpunan WALI.

Tidak hanya kawasan ibu kota yang menjadi lahan asing, akan tetapi beberapa daerah di pen-juru Nusantara juga bakal diban-jiri waralaba asing. Kabarnya, 6 waralaba asing akan beroperasi di tahun ini.

Potensi pasar yang sangat menjanjikan di tengah hiruk

pikuk Masyarakat ekonomi ASEAN 2015 atau disingkat MeA merupakan latar bela-kang mengapa waralaba asing berbondong-bondong masuk ke Indonesia. Apalagi dengan jumlah masyarakat kalangan menengah yang mencapai 100 juta jiwa menjadi sasaran empuk bagi investor negara lain. Indo-nesia adalah pasar luar biasa di kawasan Asia.

Waralaba asing di Indone-sia tumbuh dengan kilat. Krisis ekonomi global yang sem-pat melanda bumi eropa dan Amerika memaksa mereka untuk mencari pasar lain. Ini juga meru-pakan pemicu maraknya merek waralaba asing di Indonesia yang notabene memiliki jumlah pen-duduk lebih dari 200 juta orang. Ditambah lagi dengan tingkat komsumtif masyarakat Indonesia yang tinggi terhadap barang-barang baru.

Meskipun waralaba asing akan meningkatkan devisa dan menciptakan lapangan kerja baru sehingga kegiatan ekonomi bangsa meningkat. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa ke-beradaannya berdampak buruk

bagi pelaku usaha waralaba lokal. Belum lagi akan menum-buhkan pola hidup konsumtif dan hedonis.

Belum puas menjadikan negeri Merah Putih ini sebagai obyek pasar waralaba asing di tahun 1970-an, sekarang pemer-intah kembali lagi memberikan kemudahan izin usaha kepada pihak asing. Sementara asing berkembang, lalu bagaimanakah dengan pasar domestik kita?. Pemerintah seolah membiarkan pengusaha lokal tersisih dari negerinya sendiri. Meski pebi-snis asing membawa modal ke Indonesia, namun tidak lama ke-mudian akan membawa hasilnya tersebut ke luar negeri disamp-ing setiap tahunnya mereka juga terus menerima profit dari waral-aba sesuai kesepakatan kontrak dengan mitranya. Kondisi seperti ini mengingatkan VOC yang dulu pernah menghisap kekayaan bangsa selama ratusan tahun.

Waralaba lokal ternyata juga masih kesulitan untuk mem-bangun usaha di mancanegara meskipun ada beberapa pe-rusahaan asal Indonesia yang berhasil di kancah internasional.

Page 31: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

31Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Ketatnya kebijakan negara tuan rumah yang selalu memproteksi usaha lokalnya merupakan ala-san mengapa waralaba Indonesia susah menembus pasar asing. Keadaan berbanding terbalik dengan Indonesia yang begitu leluasanya memberikan kesem-patan berbisnis bagi pewaral-aba asing. Merupakan indikasi lemahnya peran pemerintah dalam mendukung waralaba domestik ke mancanegara.

Pemerintah tampaknya juga belum memiliki konsep yang je-las dan riil untuk mengembang-kan waralaba lokalnya. Indonesia juga tak kunjung menciptakan pusat pengembangan bisnis waralaba layaknya negara lain. Waralaba lokal kerap mengalami kesulitan untuk berkembang ka-rena modal terbatas, kurangnya sistem manajemen, minimnya sosialisasi dari pemerintah se-mentara dari pemerintah sendiri kurang bisa membatasi dominasi asing. Melihat hal tersebut, tak khayal waralaba lokal justru ter-puruk menurun.

Penjajahan asing secara tidak langsung merupakan perump-amaan tepat untuk menggam-barkan situasi Indonesia saat ini. Direktur Pengembangan Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan event Kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif, Ach-yaruddin membenarkan bahwa pertumbuhan waralaba asing membuat pola makan konsumsi masyarakat Indonesia berubah. Banyak masyarakat kita yang memilih makanan asing dari-pada makanan tradisional asli Indonesia. Waralaba kuliner lokal seakan terancam keberadaan-nya. Berdasarkan data Asosiasi Franchise Indonesia mencatat sebanyak 29 waralaba asing di era 1990 meningkat menjadi 350 di tahun 2013. Pertumbuhan waralaba asing mengalami pen-

ingkatan sebesar 6% hingga 7%. Terpaut jauh dengan waralaba lokal yang hanya mampu menca-pai 2%-3% saja.

PERAN PEmERINTAh yANg hARuS LEBIh mEmPRIORITASKAN WARALABA LOKAL

Kebijakan pemerintah tidak sepenuhnya salah. Bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara, namun harusnya berhati-hati dan lebih selektif terhadap sektor mana yang bisa dimasuki asing. Selain itu, pemerintah juga menilik kondisi internal domes-tik sebelum mengizinkan pihak asing menguasainya. Waralaba asing yang menyerbu Indonesia tidak cukup dihadapi dengan upaya menguatkan pondasi waralaba lokal.

Amir Karamoy mengharapkan peran pemerintah bisa men-gatasi permasalahan waralaba. Pembatasan gerai menurutnya perlu dilakukan. Didukung den-gan maraknya waralaba asing yang melakukan ekspansinya ke Indonesia seiring dengan pen-erapan MeA.

Masuknya pasar bebas ke In-donesia tidak lantas pemerintah melupakan peran pelaku usaha lokal. Peraturan tentang pem-batasan kepemilikan waralaba asing harus terus diterapkan. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mencegah adanya monopoli pada sektor usaha tertentu oleh pihak asing. Demi menjaga pasar waralaba lokal pemerintah mau tidak mau harus memperketat izin bagi pewaralaba asing. Pem-berian izin boleh saja asalkan tidak mendominasi pasar dalam negeri, cukup membangun out-let di kota-kota besar saja. Bukan maksud menumbuhkan sikap anti waralaba asing, akan tetapi hal ini dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak selalu bergan-tung pada produk asing.[]

Page 32: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

32 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

Page 33: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

33Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 34: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

34 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

TECNOLOGI

WaralabaKu.com merupa-kan portal informasi franchise dan business opportunity yang berada di Indonesia. Tumbuh menjadi website nomor 1 yang memiliki tujuan sebagai penyedia informasi dan penawaran waral-aba dari franchisor kepada calon franchisee, serta mitra potensial (franchise seeker). Bersifat on-line, sehingga cakupan wilayahn-ya berada di seluruh pelosok tanah air. Sajian berita dijamin up to date serta dapat diakses kapan dan dimana saja.

Sejak didirikan pada Desem-ber 2006, situs WaralabaKu.com ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi para peminat bisnis franchise dan business opportunity dari seluruh pelosok tanah air untuk mendapatkan informasi lengkap dan terperinci. Informasi yang tersedia berupa prospek bisnis bersumber dari para franchisor. Setelah berop-erasi dalam kurun waktu selama 3 tahun, situs ini tumbuh menjadi website portal informasi fran-

PENCETuS SITuS WARALABA DI INDONESIA

chise yang paling ramai pen-gunjung yang berasal dari para pencari informasi franchise di Indonesia. Data statistik menunjukkan adanya pen-ingkatan berkesinambungan seiring tumbuhnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya entrepreneur-ship dan alternatif pendapa-tan (income) yang salah satu sumbernya berasal dari bisnis waralaba.

Bagi para franchisor, situs WaralabaKu.com menyediakan

basic facilities bagi kegiatan pro-mosi dan perluasan jaringan bisnis. Selain itu, situs ini juga menyedia-kan spot-spot iklan khusus bagi anda yang ingin memaksimalkan pengiklanan/advertising di Warala-baKu.com berupa exclusive Mem-bership WaralabaKu.com dan extra Advertising Placements. Dengan jumlah pengunjung rata-rata lebih dari 4000 kunjungan per harinya, sangat membantu untuk menin-gkatkan promosi. Berikut adalah fasilitas yang tersedia di halaman utama WaralabaKu.com.

• Franchise Terbaru Bagi Anda yang baru saja mendaftar sebagai member franchisor

di situs WaralabaKu.com, akan disediakan spot khusus yang hanya menampilkan 12 franchise terbaru. Dengan demikian, profil bisnis yang anda waralabakan akan lebih mudah untuk diakses oleh lebih dari 4.000 pengunjung situs per harinya.

• Random Franchise Logo franchise yang telah bergabung menjadi member di situs

WaralabaKu.com akan ditampilkan secara acak di spot ini. Jadi wa-laupun anda merupakan member yang telah lama bergabung, logo anda akan tetap tampil secara berkala sehingga pengunjung dapat melihat logo bisnis anda.

Page 35: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

35Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

• Berita dan Event Tak hanya logo dan ketentuan untuk bergabung

dalam bisnis yang anda waralabakan. Situs ini juga menyediakan layanan pengiklanan berita dan event terkait dengan bisnis anda. Tentunya secara gratis, sehingga selain mengenal bisnis yang anda warala-bakan, pengunjung bisa mengikuti event yang Anda buat.

Situs WaralabaKu.com meyakini bahwa sistem franchise dapat menjadi salah satu penggerak pere-konomian rakyat Indonesia dengan kontribusi yang cukup signifikan. Hal ini karena banyaknya negara lain yang sukses dan maju perekonomiannya karena unggul dalam bisnis waralaba. Oleh karena itu, situs WaralabaKu.com dedikasikan demi pertumbuhan dan kemajuan dunia franchise di Indonesia.[]

Page 36: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

Aplikasi Point of Sales mudahkan Sistem majemen Cash

36 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

TECNOLOGI

Konsep bisnis kuliner seperti Food Truck semakin marak dite-mukan di Indonesia khususnya di kota-kota besar dengan gaya hidup urbannya. Perkembangan yang begitu pesat inilah men-dorong pelaku usaha kreatif un-tuk terus menginovasi teknologi canggih dalam rangka memu-dahkan proses operasional. Mengharapkan sistem manaje-men cash yang serba mudah, modern dan terjangkau.

Selaku pengembang, Mi-crosoft bersama dengan Phire Studio merilis aplikasi evolve-

POS yakni sebuah sistem mana-jemen cash modern. Aplikasi dioperasikan pada tablet yang berbasis Windows 8.1. evolve-POS memiliki keunggulan pada mesin kasir atau cash register dan sistem POS (Point of Sale). Dukungan layanan business intelligent pada teknologi Mi-crosoft Azure sangat memung-kinkan proses pengolahan data transaksi bisa dilakukan dengan mudah, cepat dan yang ter-penting adalah keakuratannya. Keamanan akibat kesalahan sis-tem dapat diminimalisir karena data transaksi secara otomatis tersimpan di dalam komputasi awan atau cloud. Pelaku usaha juga bisa membaca tren prefer-ensi konsumen terhadap produk secara cepat.

Salah satu pelaku usaha Food Truck, Brian Moniaga dari

Sadewa Steak, mengatakan bahwa kehadiran evolvePOS di tengah perkembangan bisnis Food Truck membuat aplikasi garapan Microsoft ini dinilai signifikan. Di samping canggih dan praktis dibawa kemana saja, aplikasi evolvePOS ternyata juga memiliki harga terjangkau. Mam-pu menjawab permasalahan kebutuhan bisnis kuliner dengan sistem manajemen cash secara efektif dan efisien. Menurut Brian, hadirnya evolvePOS sangat membantu kinerja bisnis. Mesin kasir biasa berikut

Page 37: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

37Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

software-nya pada umumnya memakan biaya hingga Rp20 juta. Akan tetapi hanya dengan rp3 juta saja pelaku usaha sudah bisa membeli aplikasi evolvePOS beserta tablet berbasis Windows 8.1.

Business Group Head, Windows Division, Microsoft Indonesia, Lucky Gani, menjelaskan bahwa peluncuran aplikasi evolvePOS, adopsi teknologi cloud merupakan komitmen Microsoft dalam membantu UKM di Indonesia agar semakin produktif. Penera-pan aplikasi diharapkan bisa membantu pelaku usaha khususnya kuliner untuk mencapai tujuan dalam hal mengurangi belanja modal, efisiensi biaya operasional dan juga memaksimalkan pen-dapatan.

“Aplikasi evolvePOS pada tablet berbasis Windows 8.1 ini juga dilengkapi dengan berbagai macam aplikasi pendukung produk-tivitas seperti Office 365, OneDrive, Outlook, Lync dan sebagain-ya. Semua ini memungkinan para pelaku UKM menjadi semakin produktif di tengah persaingan usaha yang kian menuntut gaya hidup yang semakin digital dan mobile,” lanjut Lucky.

Sementara itu, Business Development Manager, Phire Studio, Henke Yunkins menyatakan bahwa evolvePOS sejak awal didesain secara khusus diperuntukkan untuk para pelaku usaha terutama UKM. evolvePOS juga terintegrasi oleh teknologi cloud Azure dan Office 365 pada tablet yang berbasis Windows 8.1. EvolvePOS praktis digunakan. Selain itu, aplikasi ini bisa didapat dengan biaya terjangkau. Dengan demikian, para pelaku usaha bisa men-galihkan modal demi pengembangan bisnis mereka.[]

Page 38: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

38 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

ENTREPRENEUR

Semua pasti tak asing den-gan tahu, ya makanan olahan kedelai ini memang salah satu produk kuliner khas Indonesia yang lezat, bergizi dengan har-gan terjangkau. Tahu mengand-ung protein nabati yang baik untuk mendukung pembentu-kan sel-sel dalam tubuh. Selain itu, tahu juga mengandung anti oksidan dan anti radikal yang dapat meminimalisir resiko penyakit kanker dan serangan jantung.

Temuan Baru Tahu Yang Pasti YummySalah satu bisnis waralaba

yang bergerak dalam pengo-lahan tahu menjadi produk kuliner bercitarasa modern ada-lah Tahu Tongkat Jan-Oenak. Waralaba kuliner ini memang memiliki nama dan tampilan produk yang unik. Pemilihan nama ini sesuai dengan salah satu produk unggulannya, yaitu berupa tahu berukuran stick panjang. Olahan tahu modern tersebut bisa dibumbui sesuai dengan selera konsumen.

Dari produk tahu stick itu-lah, waralaba ini menamakan gerainya dengan nama Tahu Tongkat Jan-Oenak. Nama produk dan gerai yang unik serta temuan unggulan yang inovatif tentu dapat memikat hati para konsumen pengge-

mar tahu. Kini Tahu Tongkat Jan-Oenak hadir dengan olahan tahu sebagai camilan yang tak kalah lezat dengan french fries atau nachos. Ternyata, tahu juga bisa diolah secara higienis, lezat, modern dan tetap bergizi.

Bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang tak lekang oleh waktu dan selalu diminati oleh seluruh kalangan masyarakat. Keberadaannya tidak pernah dipengaruhi oleh musim dan tren. Apalagi jika bisnis kuliner tersebut me-manfaatkan bahan baku yang sudah sangat familiar dengan selera masyarakat khususnya Indonesia, misalnya tahu. Dengan inovasinya, pasti bisnis kuliner tersebut akan tumbuh dan berkembang pesat. Tahu

Page 39: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

39Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Temuan Baru Tahu Yang Pasti YummyTongkat Jan-Oenak, bukti sukses inovasi makanan dengan bahan baku sederhana yakni.

Waralaba Tahu Tongkat Jan-Oenak mendukung setiap mitranya dengan menyuplai bahan baku berupa tahu yang mrmiliki kualitas unggul dan ready stock. Sistem kemitraan yang ditawarkan pun saling menguntungkan antar kedua belah pihak. Franchisor tidak membebankan royalty fee, franchise fee atau biaya sejenis kepada franchisee. Jaminan waralaba Tahu Tongkat Jan-Oenak ialah jalinan kerjasama seumur hidup dengan seluruh mi-tra bisnisnya. Hal ini tergantung dengan perjanjian awal kedua belah pihak tentunya.

Ada beberapa varian produk Tahu Tongkat Jan-Oenak, di antaranya tahu tongkat original, tahu tongkat cheese, tahu tongkat abon sapi dan tahu dadu. Tak hanya keempat varian itu saja, Tahu Tongkat Jan-Oenak juga menyediakan varian rasa lain yang sama lezatnya, seperti pizza, balado, bar-beque, beef dan rumput laut.

Waralaba Tahu Tongkat Jan-Oenak menyedia-kan beberapa paket kemitraan yang bisa menjadi

pilihan calon franchisee sesuai dengan budget yang dimiliki. Ada 4 pilihan paket dengan kisaran harga Rp3,5 juta hingga Rp10 juta. Paket senilai Rp 3.5 juta, menawarkan paket berupa perlengkapan dan bahan baku tanpa tambahan fasilitas booth. 3 paket lainnya, menawarkan fasilitas berupa per-lengkapan, bahan baku serta booth yang memiliki desain keren dan eye catching.

Fasilitas perlengkapan yang diperoleh antara lain paket starter bahan baku produk (tahu, saus, bumbu bubuk, tepung), peralatan dapur (wajan, gas, kompor, wadah bumbu, parutan keju, box untuk tahu dan perlengkapan pendukung lainnya), seragam operator, video SOP (Standar Operation Procedure) dan perlengkapan promosi (standing banner dan brosur). Calon franchisee cukup meny-iapkan lokasi yang strategis dengan space minimal 1 x 1 meter untuk gerai. Serta tenaga SDM yang handal dan siap mengikuti pelatihan untuk menjadi operator outlet Tahu Tongkat Jan-Oenak.[]

Page 40: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

40 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

ENTREPRENEUR

Kreasi Burger Bergizi Dan Inovatif

Siapa yang tak suka ma-kanan satu ini, ya burger. Isian daging ayam atau sapi dan sayuran itu sudah biasa. Penikmat setia burger pasti menginginkan variasi isi burger yang lezat dan lain daripada yang lain. Seperti pizza yang bisa dikreasikan dengan aneka topping, ternyata burger juga bisa dikreasikan isinya. Brand waralaba burger yang satu ini memiliki inovasi berupa bahan isi yang beragam. Biasanya roti dipanaskan dengan api ke-cil dan mentega di atas peng-gorengan. Lain halnya dengan produk burger yang satu ini, yakni penyajian dengan cara dibakar atau dipanggang. Terciptalah burger bercita rasa unik tetapi tetap menjaga nilai gizinya. Pilihan menu produk burger unik yang beragam tersebut dapat anda temui dg-erai waralaba bernama burger BoernasKophen.

Kuliner burger merupakan salah satu menu makanan ringan yang digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. rasanya yang lezat dan kandungan gizi serta tampilan menarik membuat burger kian digemari. Hal ini kemudian mendorong Boernaskophen untuk berinovasi dalam vari-asi bahan isian burger. Dengan

demikian, para penikmat burger dapat menyantap burger den-gan varian aneka rasa isi dan tak mudah bosan dengan aneka burger yang ditawarkan Boer-nasKophen.

Waralaba burger Boer-nasKophen menawarkan sensasi rasa yang berbeda dalam menyantap menu burger. Beragam menu burger den-gan variasi rasa hadir dengan nama unik, seperti burger beef, burger telur dadar, burger kumis blanda dan burger lautan ikan tersedia digerai burger BoernasKophen. Variasi burger tersebut juga dileng-kapi dengan variasi rasa isi lain, seperti balado, pedas keju dan barbeque. Bila burger hangat bercita rasa gurih sudah biasa, anda dapat mencoba varian baru burger es krim yang unik dan segar. Dengan tagline “101% burger bakar”, Boer-nasKophen menawarkan paket kerjasama waralaba burger yang sarat dengan inovasi dan bukan sekedar bisnis musiman biasa.

Waralaba burger Boer-nasKophen menawarkan dua paket kerjasama yakni paket kemitraan dengan rentang harga rp15 juta hingga rp 16 juta rupiah dan paket master franchise dengan kisaran harga Rp100 juta hingga Rp125

juta. BoernasKophen memiliki strategi untuk menjaga stabili-tas bisnis yang diwaralabakan-nya, yakni berupa radius jarak minimal 2 km antar gerai. Hal ini dilakukan agar meminimal-kan persaingan antar mitra waralaba BoernasKophen itu sendiri. Sehingga berdampak baik pada maksimalnya jum-lah profit yang diperoleh oleh masing-masing gerai yang telah diwaralabakan.

Page 41: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

41Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Fasilitas eksklusif yang ditawarkan dalam waralaba ini berupa hak penggunaan brand BoernasKophen, kontrak kerjasama selama 5 tahun (bisa diperpanjang sesuai prosedur perjanjian awal), booth dengan desain menarik dan eye catch-ing, 1 set perlengkapan dapur serta perlengkapan kebersihan, seragam operator gerai (topi dan kaos), paket starter kit bahan baku untuk operasional

perdana, panduan SOP (SOP penyajian burger, pembuatan ice cream dan video training), support media promosi (fan-page social media dan gratis iklan berbayar selama 1 bulan).

Tim waralaba burger Bo-ernasKophen bertanggung jawab untuk melakukan update menu secara berkala. Harga jual ditentukan di setiap gerai serta event promosi bertaraf nasion-al. Support berupa suplai bahan

baku dari franchisor dilakukan untuk menjaga ketersediaan serta kualitas mutu produk burger yang dihasilkan. Mu-lailah bisnis dengan waralaba, hal ini memudahkan pemula untuk mengawali bisnisnya. Pelatihan cara bisnis adalah pa-ket yang ditawarkan, jadi selain hak kepemilikan brand, anda juga dapat berlatih manajemen bisnis.[]

Page 42: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

42 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

ENTREPRENEUR

BANguN APOTEK K-24 Untuk Pelayanan 24 Jam

Dr. Gideon Hartono meru-pakan perintis usaha waralaba Apotek K-24. Pengusaha asal kota Yogyakarta ini memang sudah menekuni dunia bisnis sejak kecil. Lahir dari keluarga kurang mampu membuatnya terbiasa dengan kehidupan sederhana dan mandiri. Bahkan ketika masih dibangku SMP, dr. Gideon menjadi seorang foto-grafer keliling. Tidak hanya itu, beliau yang dianugerahi otak cerdas juga melayani les privat matematika, fisika dan kimia.

Uang yang dihasilkan dari berbisnis digunakannya untuk memulai usaha fotografi. Tahun 1990, studio fotonya menjadi studio foto dengan peralatan paling modern di Yogyakarta

Beliau yang bercita-cita mengambil program spesialis ketika kuliah hanya mampu menjadi seorang dokter umum akibat diskriminasi etnis kala itu. Hingga akhirnya dr. Gideon memutuskan untuk menginves-tasikan hasil bisnis fotografinya dengan mendirikan usaha

Page 43: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

43Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

dibidang farmasi. Dibukanya, apotek berlabel K-24 yang melayani pelanggan 24 jam non stop.

“Jika gagal menjadi dokter spesialis mata, saya tetap ingin berkarier sesuai dengan misi awal hidup saya, yaitu menye-hatkan masyarakat Indonesia secara luas,” tutur dr. Gideon.

Bisnis apotek dipilih dr. Gideon atas pertimbangan sosial disamping orientasi profit. Apotek merupakan bisnis jangka panjang yang selalu menjadi kebutuhan masyarakat. Ide usaha bermula dari pengalamannya ketika kesulitan mencari apotek yang buka tengah malam. Sekalipun ada apotek yang buka, harga obatnya pun ternyata lebih ma-hal. Latar belakang inilah yang mendorongnya untuk mendiri-kan apotek dengan ragam obat lengkap dan harga yang sama baik pagi hingga malam dan bahkan saat hari libur.

Gideon mengakui ketika membuka usaha apotek, ia tidak melakukan survei pasar. Hanya mengandalkan nalurinya sebagai seorang entrepreneur dan itu mampu dibuktikannya. Sejak dibuka untuk kali perta-ma pada 24 Oktober 2002 di Jl. Magelang, ternyata mendapat respon positif dari masyarakat setempat. Semakin mening-katnya minat pasar memicu semangatnya untuk mengem-bangkan cabang bisnisnya di Jl. Gejayan dan Jl. Kaliurang di tahun 2003. Tahun 2005, gerai apotek K-24 dibangun di Semarang.

Melihat jumlah pelang-gan yang terus bertambah, suami dari drg. Inge Santoso ini pun merasa tertantang untuk melakukan ekspansi bisnis ke tingkat nasional. Beliau memilih konsep bisnis waralaba atau franchise untuk merealisasikan keinginannya tersebut. Kini, Apotek K-24 telah memiliki lebih dari 342 gerai, tersebar di 87 kota ataupun kabupaten

mulai dari ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia. Ino-vasi dalam berbisnis juga selalu dikembangkan demi memban-gun brand menarik ditengah masyarakat. Keberhasilannya dibuktikan dengan menyabet penghargaan untuk Apotek K-24 dari Museum rekor Indo-nesia (MUrI) sebagai apotek asli pertama di Indonesia yang diwaralabakan dan buka hingga 24 jam.

Kesuksesan bisnis Apotek K-24 memberikan tiga pela-jaran. Pertama, dijalan yang berbeda, kegagalan bisa diubah menjadi kesuksesan. Kedua, ide bisnis bisa muncul dimana saja, tidak harus di kota besar. Ketiga, berawal dari ide se-derhana dan niatan mulia bisa melahirkan bisnis yang sukses. Doa, cita-cita, usaha, alat beru-pa modal, reputasi, prestasi dan relasi merupakan empat kunci kesuksesan yang melekat dalam kepribadian dr. Gideon.[]

Page 44: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

SURIYA EFFENDI, SETRAINER MITRA INVESTOR

44 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

ANALISA

STOchASTIcStochastic merupakan salah satu indikator dapat

digunakan untuk membantu kita menentukan kapan tren mungkin berakhir.

Menurut definisi, suatu Stochastic adalah sebuah osilator yang mengukur overbought dan oversold kondisi di pasar. 2 baris serupa dengan garis MACD dalam arti bahwa satu baris lebih cepat dari yang lain.

Seperti yang kami katakan sebelumnya, Stochastic member-itahu kita ketika pasar sedang overbought atau oversold. Sto-chastic ada skala dari 0 hingga 100.

Ketika garis Sto-chastic di atas 80 (garis titik-titik merah pada grafik di atas), maka itu berarti pasar over-bought. Ketika garis Stochastic di bawah 20 (garis titik-titik biru), maka itu berarti bahwa pasar oversold.

Sebagai aturan praktis, kita beli ketika pasar sedang oversold, dan kita menjual ketika pasar sedang over-bought.

Melihat grafik di atas, Anda dapat melihat bahwa Stochastic telah menunjukkan kondisi overbought selama beberapa waktu. Berdasarkan informasi ini, bisa anda tebak kemana harga akan pergi?

Jika Anda mengatakan harga akan turun, maka Anda benar! Karena pair sedang overbought untuk suatu jangka waktu yang panjang, pembalikan pasti terjadi.

Itu adalah dasar-dasar Stochastic. Banyak trader menggunakan Stochastic dengan cara yang berbeda, namun tujuan utama dari indikator ini adalah untuk menunjukkan kepada kita di mana kondisi pasar over-bought atau oversold.

Seiring waktu, Anda akan belajar untuk menggu-nakan Stochastic sesuai dengan gaya trading pribadi Anda sendiri.

Page 45: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

45Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 46: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

46 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

NEWS EVENT

IFBC Expo 2015 Bantu Temukan Referensi Usaha Franchise

Menjalankan suatu usaha seringkali menemui proses jatuh bangun demi mewujudkan bisnis yang berkesinambungan. Proses uji coba kerap menghabiskan bi-aya dan waktu yang tidak sedikit. Bagi mereka yang ingin memiliki bisnis menguntungkan namun mudah, franchise atau waralaba merupakan jawabannya. Melalui waralaba, calon investor atau franchisee membeli template/format usaha yang telah teruji sebelumnya.

Jenis usaha berbasis waralaba ataupun business opportu-nity (peluang usaha) kini hadir sebagai salah satu alternatif pilihan yang menjanjikan dan terus mengalami perkembangan pesat. Kekuatan utama terletak pada sistem usaha yang ter-bukti menguntungkan. Waralaba menawarkan banyak keuntungan dibanding jenis investasi lainnya. Jaminan berupa kualitas bahan baku dan jadi, brand unggul adalah sebagian kelebihan yang bisnis waralaba miliki. Panduan usaha yang terangkum pada sua-tu sistem juga mudah dimengerti dan diterapkan.

referensi waralaba, peluang usaha, partnership dan distribusi tentunya sangat dinanti bagi calon franchisee untuk men-jatuhkan pilihan bisnisnya. Untuk itu, NeO Organizer kembali bers-inergi dengan Asosiasi Franchise Indonesia menggelar kegiatan tahunan INFO FrANCHISe & BUSINeSS CONCePT eXPO 2015. Tema yang diusung adalah "The Spirit of entrepreneurship"

atau “Pemberdayaan Semangat Kewirausahaan”. Kegiatan yang telah memasuki tahun ke-11 ini hadir di 5 kota besar yakni Jakarta, Bandung, Medan, Sura-baya dan Semarang berlangsung

selama tiga hari.Sejumlah peluang usaha bisa

dioperasikan mulai dari nilai investasi terjangkau Rp10 juta hingga ratusan juta. Hadirnya be-ragam franchisor pada pameran,

Page 47: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

47Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

pengunjung bisa melakukan penilaian dan membandingkan bisnis yang sekiranya sesuai. Kementerian Perdagangan republik Indonesia dan Asosiasi Franchise Indonesia turut hadir sebagai layanan informasi bagi pengunjung yang ingin berkon-sultasi seputar usaha franchise. Pengunjung juga disuguhkan dengan sejumlah Business Talks tentang berbagai usaha inspiratif selana pameran berlangsung.

Bagi Anda yang ingin bebi-snis di bidang kuliner, hadir franchisor seperti Kebab Turki Baba Rafi, Es Teler 77, P-Do Donut, Bakmi Naga resto, Air Minum Biru, Cendol De Keraton, Dapur Iga Nusantara, Soto Mat Tjangkir, Share Tea, Ice Manias, Meetea 18, Kebab Kings, Sushi

ramen Street, dan masih banyak lagi lainnya. Sementara bagi Anda yang memiliki tujuan usaha otomotif, IFBC Expo 2015 meng-hadirkan franchisor ternama Astra Internasional Daihatsu, Auto Bridal, Proban Motoparts, dan AB rent Car. Di sektor ritel, Indomaret, Astra Daihatsu, Toserba elektrik, Polytron, Mo-ment Watch, ecoprint Lution, House Of Shasmira, Verona Houseware, Grolier International, dan Khadijah Muslimah Center bisa menjadi pilihan usaha anda.

Anda yang berminat pada usaha pendidikan bisa mengun-jungui Lafazh Center, Lpia, eye Level, dan Action Coach. Pada usaha kesehatan dan kecantikan, dapat anda temui royal Garden Spa, rh & Zac Family Spa, Bub-

ble Nme, House Of ristra, Mom Njo, dan Klinik Kita. bagi anda yang tertarik di bidang usaha jasa pengiraman barang dan per-jalanan wisata bisa menghampiri stand Bonita Tour, Tx Travel, dan Travelku Online System. Terda-pat juga usaha laundry Orchid Laundry Dan Maytag Laundry. Anda yang ingin berinvestasi di bidang usaha properti bisa menggali informasi Kurnia Land dan Ciputra Group. Sejumlah usaha menarik lainnya yang juga ikut meramaikan pameran seperti Indosat, Indosurya Fi-nance, Prudential, Friendstudio, Citibank, Monex Futures, Tar A Porter, Klining Kliling, dan Ven-eta System.[]

Page 48: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

48 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

Page 49: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

49Mitra Investor @mitrainvestor [email protected]

Page 50: Majalah Mitra Investor Edisi Minggu IV Bulan Maret 2015

50 MITRA INVESTOR EDISI 23 - 29 MARET 2015

www.mitrainvestor.co.id